model kompetensi dan pelatihan berbasis kompetensi di pt ......12. kompetensi kerja sama kelompok...

47
i MODEL KOMPETENSI DAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DI PT PLN (PERSERO) Oleh: TJEN OKTAVIA NIM : 212009075 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Upload: others

Post on 16-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    MODEL KOMPETENSI DAN PELATIHAN BERBASIS

    KOMPETENSI DI PT PLN (PERSERO)

    Oleh:

    TJEN OKTAVIA

    NIM : 212009075

    KERTAS KERJA

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Guna Memenuhi Sebagian dari

    Persyaratan – persyaratan untuk Mencapai

    Gelar Sarjana Ekonomi

    FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

    PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2013

  • ii

  • iii

  • iv

    MOTTO

    “Jangan takut untuk berjalan, takutlah untuk berhenti.”

    “Lari dari masalah membuat masalah semakin besar, tapi menghadapi masalah membuat kita semakin besar”

  • v

    ABSTRACT

    Quality of Human Resources is one factor to improve productivity performance of an

    organization or institution. The quality of human resources can be indicated through

    competence, skills and ability of employees to building a teamwork within organization. To

    produce quality of human resources in order to increase the productivity of a company, there are

    many way such as by training and education. Through competency based on training, employees

    can be helped to do the work, can increase overall employee career and helping to develop its

    responsibilities in the future.

    This research purpose to knowing the type of competency, the determinant’s factor of training

    program, the implementation factor of training that focuses on the competence in PT PLN

    (Persero), Salatiga.

    This research conclude about the training determinant factors based on competency are

    necessary to cope the market competition and economic condition, not only the skill of human

    resources to be increase, but with the competent presence by human resources, so a company

    can be increasing the productivity.

    Keywords : Quality Of Human Resources, Competency, Competency based training

  • vi

    SARIPATI

    Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan produktivitas

    kinerja suatu organisasi atau instansi. Kualitas sumber daya manusia tersebut dapat ditunjukkan

    melalui kompetensi, skills, dan kemampuan karyawan dalam membangun sebuah teamwork

    dalam organisasi. Untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia agar meningkatkan

    produktivitas suatu perusahaan, salah satu caranya adalah dengan pelatihan dan pendidikan.

    Melalui pelatihan berbasis kompetensi, karyawan terbantu mengerjakan pekerjaan yang ada,

    dapat meningkatkan keseluruhan karir karyawan dan membantu mengembangkan tanggung

    jawabnya di masa depan.

    Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Jenis – jenis kompetensi, Faktor – faktor penentu

    program pelatihan, Implementasi faktor – faktor tersebut terhadap pelatihan yang berfokus

    kompetensi di PT PLN (Persero), Salatiga.

    Penulis menyimpulkan faktor – faktor penentu pelatihan berbasis kompetensi sangat diperlukan

    untuk mengatasi ketatnya persaingan pasar dan kondisi perekonomian, bukan hanya skill dari

    sumber daya manusia saja yang meningkat tetapi dengan adanya sumber daya manusia yang

    kompeten maka perusahaan akan mengalami peningkatan produktivitas.

    Kata Kunci : Kualitas Sumber Daya Manusia, Kompetensi, Pelatihan berbasis kompetensi

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Kompetensi sebagai suatu karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkannya

    memberikan kinerja unggul dalam pekerjaan, peran atau situasi tertentu. Untuk menghasilkan

    sumber daya manusia yang berkompeten diperlukan faktor – faktor penentu pelatihan.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Jenis – jenis kompetensi, Faktor – faktor

    penentu program pelatihan, Implementasi faktor – faktor tersebut terhadap pelatihan yang

    berfokus kompetensi di PT PLN (Persero), Unit Layanan Salatiga.

    Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan skripsi ini.

    Akhirnya, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang memerlukan

    dan mohon maaf atas segala kekurangan yang ada.

    Salatiga, 25 July 2013

    Penulis

  • viii

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan kerja sama yang baik dari

    berbagai pihak tidak akan bisa menyelesaikan laporan penelitian ini. Maka pada kesempatan ini

    penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

    Terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai, memberkati,

    menguatkan serta memberikan pencerahan kepada penulis selama laporan penelitian ini.

    Papa ( Tjit Liong), Mama ( Djong Lian Fa) dan Kakak (Filia) yang telah mendorong,

    memberikan semangat dan mendoakan penulis selama proses menyelesaikan laporan

    penelitian ini.

    Bapak Johnson Dongoran SE.,MBA selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan

    memberikan pengarahan bagi penulis selama proses menyelesaikan laporan penelitian ini.

    Bapak Hari Sunarto, SE.,MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

    Kristen Satya Wacana.

    Ibu Linda Ariany Mahastanti selaku dosen wali studi yang telah membimbing penulis

    dalam studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UKSW

    Seluruh dosen pengajar yang telah mendidik dan memberikan ilmu selama penulis

    menjalani studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW

    Keluarga besar yang selama ini telah mendoakan

    Mbak Indri Ayu Dani P yang telah membantu dan membimbing penulis selama penelitian

    berlangsung.

    Pihak PT PLN (Pesero) Salatiga yang telah berkenan membimbing dan mengarahkan

    penulis selama penelitian berlangsung.

  • ix

    Sari S, Lauditta Vidiasari, Dieta Puspitasari, Kartika El Cindy, jessyca yanti dan Dian D

    yang sudah menemani, membantu dan menghibur penulis dalam penulisan laporan

    penelitian ini.

    Liliyani, Kawita, Kiki yang sudah menemani, membantu dan menghibur penulis dalam

    penulisan laporan penelitian ini.

    Seluruh Keluarga besar dan teman – teman Finger Kine Klub

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................................... i

    PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................... iiError! Bookmark not defined.

    HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ Error! Bookmark not defined.

    MOTTO ....................................................................................................................................................... iv

    ABSTRACT .................................................................................................................................................... v

    SARIPATI ................................................................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ vii

    UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. x

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................................... xii

    Pendahuluan .................................................................................................................................................. 1

    Tinjauan Pustaka ........................................................................................................................................... 2

    Jenis – Jenis Kompetensi .......................................................................................................................... 3

    Program Pelatihan berbasis Kompetensi ................................................................................................... 8

    Gambar 1. .................................................................................................................................................... 11

    Diagram Alir Mekanisme Pelaksanaan ....................................................................................................... 11

    Pelatihan Berbasis Kompetensi ................................................................................................................... 11

    Metode Penelitian ....................................................................................................................................... 12

    Hasil Penelitian ........................................................................................................................................... 13

    Gambar 2. .................................................................................................................................................... 14

    Model Kompetensi PT PLN (Persero) ........................................................................................................ 14

    Direktori Kompetensi Edisi Kelima Tahun 2011 PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan ....... 14

    Jenis – Jenis Kompetensi PT PLN (Persero) .......................................................................................... 15

    Program Pelatihan Berbasis Kompetensi di PT PLN (Persero) Unit Layanan, Salatiga ....................... 20

    Kesimpulan ................................................................................................................................................. 24

    Implikasi Teoritis .................................................................................................................................... 25

    Implikasi Terapan ................................................................................................................................... 25

    Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Penelitian Mendatang ......................................................... 25

    Lampiran ..................................................................................................................................................... 29

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Tabel 1. Jenis Kompetensi Menurut Spencer................................................................................. 4

    Gambar 1. Diagram Alir Mekanisme Pelaksanaan Pelatihan Berbasis Kompetensi...................................11

    Gambar 2. Model Kompetensi PT PLN (Persero).......................................................................................14

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Surat Keterangan Penelitian.........................................................................................................................30

    Daftar Pertanyaan.........................................................................................................................................31

    Susunan Organisasi......................................................................................................................................32

    Daftar Riwayat Hidup..................................................................................................................................33

  • 1

    MODEL KOMPETENSI DAN PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

    DI PT PLN (PERSERO)

    Tjen Oktavia

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Pendahuluan

    Keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai visi dan misi sangat tergantung dari

    kualitas sumber daya manusia yang dimiliki (Ambarwati 2002:93). Kualitas sumber daya

    manusia tersebut dapat ditunjukkan melalui kompetensi, skills, dan kemampuan karyawan dalam

    membangun sebuah teamwork dalam organisasi (Arep dan Tanjung, 2003).Dengan Sumber daya

    manusia yang kompeten sebuah organisasi akan tumbuh maju dan sanggup bersaing. Namun,

    untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten, diperlukan usaha selain sistematis,

    dilakukan secara berkala dan dievaluasi pelaksanaanya (Fletcher,2005;1).

    Konsep Competency Based Training (CBT) menawarkan pendekatan baru yang dapat

    menterjemahkan tuntutan kebutuhan kompetensi perusahaan kedalam kebutuhan kompetensi

    jabatan dan kebutuhan kompetensi individu (Siswanto,2001;1). Melalui pelatihan berbasis

    kompetensi, karyawan terbantu mengerjakan pekerjaan yang ada, dapat meningkatkan

    keseluruhan karir karyawan dan membantu mengembangkan tanggung jawabnya di masa

    depan.(Mangkuprawira, 2004)

    PT PLN (PERSERO) merupakan salah satu perusahaan BUMN dibidang jasa pelistrikan

    yang mendukung perlunya pelatihan berbasis kompetensi bagi karyawan dikarenakan pada Unit

    cabang seperti PT PLN (PERSERO) Unit Layanan Salatiga sering terjadinya mutasi antar

    pegawai dan peningkatan kompetensi atau penambahan kompetensi masing – masing individu.

    Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan model kompetensi dan

  • 2

    program Pelatihan Sumber Daya Manusia yang berfokus pada kompetensi di PT PLN (Persero)

    Unit Layanan, Salatiga.

    Masalah dan Persoalan Penelitian

    Dari uraian di atas, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut : “Model Kompetensi dan

    program Pelatihan Sumber Daya Manusia ynga berfokus pada kompetensi di PT PLN (Persero)

    Unit Layanan, Salatiga”. Untuk memperjelas masalah penelitian, dirumuskan persoalan

    penelitian sebagai berikut:

    1. Apa Saja Jenis Kompetensi dan model kompetensi yang terdapat di PT PLN

    (Persero),Unit Layanan Salatiga?

    2. Bagaimana program pelatihan Sumber Daya Manusia yang berfokus pada kompetensi di

    PT PLN (Persero) Unit Layanan, Salatiga?

    Tujuan dan Manfaat penelitian

    Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Model Kompetensi dan Program

    pelatihan yang berfokus kompetensi di PT PLN (Persero),Unit Layanan Salatiga. Adapun

    manfaat penelitian ini adalah akan diperoleh pengetahuan mengenai Model Kompetensi dan

    Program pelatihan yang berfokus kompetensi di PT PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga dapat

    digunakan untuk dasar pemikiran dalam pengembangan melalui pelatihan sumber daya manusia.

    Tinjauan Pustaka

    Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab. I pasal 1 ayat 10

    kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,

    keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Yand dimaksud

  • 3

    Kompetensi (Competency) menurutHaripriowirjanto (2001) adalah suatu kesatuan utuh yang

    tidak dapat dipisahkan satu sama lain antara keterampilan, pengetahuan dan sikap dalam

    melaksanakan pekerjaan. Seseorang yang terampil menjalankan sesuatu bila tidak didukung oleh

    pengetahuan dan sikap yang diperlukan,belum bisa dinyatakan kompeten. Hasil penilaian

    terhadap kompetensi seseorang hanya ada dua kategori yaitu dinyatakan kompeten atau belum

    kompeten. Kompetensi atau kemampuan didefinisikan sebagai “ suatu sifat dasar seseorang yang

    dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan secara efektif atau sangat

    berhasil (an underlying characteristic of an individual which is caually related to effective or

    superior performance in a job) Wiley and Sons (1982;110).

    Boutler ,Dalziel dan Hill (2003;39) mendefinisikan kompetensi sebagai suatu

    karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkannya memberikan kinerja unggul dalam

    pekerjaan, peran atau situasi tertentu. Menurut Kessler (2011;9) kompetensi secara sederhana

    merupakan karakteristik yang dimiliki karyawan terbaik untuk membantu mereka menjadi

    berhasil. Dalam direktori Kompetensi PT PLN (Persero) menjelaskan bahwa kompetensi adalah

    pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang nampak serta nilai-nilai, motivasi, inisiatif dan

    pengendalian diri yang mendasarinya. Menurut Direktori kompetensi PT PLN, Kompetensi di

    butuhkan oleh seseorang agar dapat melaksanakan tugas secara efektif dan sukses. Kompetensi

    diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, penugasan/pengalaman ataupun bakat bawaan (talent).

    Jenis – Jenis Kompetensi

    Ada 20 Jenis – jenis kompetensi menurut spencer & spencer (1993) yang didalamnya

    dibagi menjadi 6 kelompok antara lain:

  • 4

    Tabel 1

    Jenis Kompetensi

    Achievemen

    t & Action

    Helping &

    Human Service

    Memimpin Managerial Cognitive Personal

    Effectiveness

    Kompetensi

    Semangat

    untuk

    berprestasi

    (ACH)

    Kompetensi

    Empati (IU)

    Kompetensi

    Dampak

    dan

    Pengaruh

    (IMP)

    Kompetensi

    Mengembangka

    n Orang Lain

    (DEV)

    Kompeten

    si Berpikir

    Analitis

    (AT)

    Kompetensi

    Pengendalian Diri

    (sct)

    Kompetensi

    perhatian

    terhadap

    kejelasan

    tugas kualitas

    (CO)

    Kompetensi

    Berorientasi

    kepada

    pelanggan

    (CSO)

    Kompetensi

    Kesadaran

    Berorganisa

    si (OA)

    Kompetensi

    Kemampuan

    Mengarahkan /

    Memberikann

    Perintah ( DIR)

    Kompeten

    si Berpikir

    Konseptua

    l (CT)

    Kompetensi

    Percaya Diri (SCF)

    Kompetensi

    Proaktif

    (INT)

    Kompetensi

    Membangu

    n Hubungan

    Kerja ( RB)

    Kompetensi

    Kerja Sama

    Kelompok (TW)

    Kompeten

    si

    Keahlian

    Teknikal/

    Profesiona

    l/

    Manajerial

    (EXP)

    Kompetensi

    Fleksibilitas (FLX)

    Kompetensi

    Mencari

    Informasi

    )INFO)

    Kompetensi

    Memimpin

    Kelompok (TL)

    Kompetensi

    Komitmen

    Terhadap

    Organisasi (OC)

    Berikut Uraian dari tabel jenis kompetensi menurut Spencer& Spencer:

    1. Kompetensi semangat untuk berprestasi atau untuk mencapai target kerja (achievement

    Orientation, ach)

  • 5

    Derajat kepedulian seseorang terhadap pekerjaannya sehingga ia terdorong berusaha

    untuk bekerja lebih baik atau di atas standar.

    2. Kompetensi perhatian terhadap kejelasan tugas kualitas dan ketelitian kerja ( oncern For

    Order, CO)

    Dorongan dalam diri seseorang untuk memastikan / mengurangi ketidakpastian

    khususnya berkaitan dengan penugasan, kualitas dan ketepatan / ketelitian data dan

    informasi di tempat kerja.

    3. Kompetensi Proaktif (Initiative, INT)

    Dorongan bertindak untuk melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut oleh pekerjaan /

    lingkungan melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu, tindakan ini

    dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan atau menghindari

    timbulnya masalah atau menciptkan peluang baru.

    4. Kompetensi mencari informasi ( Information Seeking, INFO)

    Besarnya usaha tambahan yang dikeluarkan untuk mengumpulkan informasi lebih

    banyak sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dan pengmabilan keputusan.

    5. Kompetensi Empati (Interpersonal Understanding, IU)

    Kemampuan untuk memahami hal –hal yang tidak diungkapkan dengan perkataan yang

    bisa berupa atau pemahaman perasaan, keinginan atau pemikiran dari orang lain.

    6. Kompetensi berorientasi kepada pelanggan (Customer Service Orientation, CSO)

    Keinginan untuk membantu atau melayani pelanggan / orang lain.

    7. Kompetensi dampak dan pengaruh (Impact and Influence, IMP)

    Tindakan membujuk meyakinkan mempengaruhi orang lain sehingga mau mendukung

    rencana kita

  • 6

    8. Kompetensi kesadaran berorganisasi (Organitational Awareness, OA)

    Kemampuan untuk memaami dan mempelajari kekuasaan dalam organisasi sendiri

    maupun organisasi lain.

    9. Kompetensi membangun hubungan kerja |(relationship building, RB)

    Besarnya usaha untuk menjalin dan membina hubungan sosial atau jaringan hubungan

    sosial agar tetap hangat dan akrab

    10. Kompetensi mengembangkan orang lain |(Developing others, DEV)

    Keinginan untuk mengajarkan atau mendorong pengembangan atau proses belajar orang

    lain.

    11. Kompetensi kemampuan engarahkan / memberikan perintah ( Directiviness, dir)

    Kemampuan memerintah dan mengarahkan orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai

    posisi dan kewenangannya.

    12. Kompetensi kerja sama kelompok (team work)

    Dorongan atau kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain

    13. Kompetensi memimpin kelompok ( Team Leadership)

    Dorongan dan kemauan untuk berperan sebagai pemimpin kelompok biasanya ditunjukan

    dalam posisi ortoritas formal.

    14. Kompetensi berpikir analitis (analitical thinking)

    Kemampuan untuk memahami situasi dengan cara memecahkannya menjadi bagian –

    bagian yang lebih rinci

    15. Kompetensi berpikir konseptual ( Conceptual Thinking, CT)

    Kemampuan memahami situasi atau masalah dengan cara memandangnya sebagai satu

    kesatuan yang intrigitas mencakup kemampuan mengidentifikasi pola keterkaitan antara

  • 7

    masalah yang tidak tampak jelas atau kemampuan mengidentifikasi permasalahan yang

    utama yang mendasar dalam situasi yang komplek.

    16. Kompetensi keahlian teknikal / profesional/ manajerial

    Penguasaan bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan (dapat teknik, manajerial

    maupun profesional),dan motivasi untuk menggunakan , mengembangkan dan

    membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.

    17. Kompetensi pengendalian diri (self control)

    Kemampuan untuk mengendalikan diri sehingga mencegah untuk melakukan tindakan-

    tindakan yang negatif pada saat ada cobaan, khususnya menghadapi tantangan atau

    penolakan dari orang lain atau pada saat bekerja dibawahtekanan.

    18. Kompetensi Percaya diri ( Self confidence)

    Keyakinan orang pada kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan suatu tugas/

    pekerjaan

    19. Kompetensi Fleksibilitas (Flexibility, FLX)

    Kemampuan menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif pada berbagai rekan atau

    kelompok yang berbeda, kemampuan untuk memahami dan menghargai perbedaan,

    padangan dan pertentangan atas suatu isu.

    20. Kompetensi komitmen terhadap organisasi (organitational commitment)

    Dorongan dan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan

    kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi, untuk bertindak dengan cara yang menunjang

    tujuan organisasi atau memenuhi kebutuhan organisasi

  • 8

    Program Pelatihan berbasis Kompetensi

    Competency Based Training ( CBT) merupakan salah satu pendekatan terstruktur kepada

    pelatihan dan assessment yang diarahkan pada hasil khusus. Pendekatan ini membantu individu

    untuk memperoleh keterampilan, pengetahuan dan sikap sehingga mereka bisa menjalankan

    tugas dengan standar khusus pada kondisi tertentu (Gripac, 2003). Menurut State Training Board

    Victoria ( dalam Brown,1994;4) PBK sebagai suatu sistem terdiri atas: Outcomes yakni standar

    kemampuan spesifik.; Curriculum yang memberikan secara jelas tentang indikasi dari

    kemampuan yang diharapakan dapat diperoleh dari pelatihan.; Delivery, yakni metode pelatihan

    yang antara lain memungkinkan kita melihat kemampuan yang telah dimiliki peserta sehingga

    kita tidak perlu melatihnya kembali kepada peserta ; Assessment yang dilakukan untuk

    mengetahui apa kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta sebagai hasil dari pelatihan.; Record

    atau catatan tentang kompetensi yang telah diperoleh dari pelatihan.

    Menurut Confederation of australian Industry ( CAI) (Brown,1994;4) PBK adalah

    pendekatan pelatihan yang menberikan penekanan utama pada apa yang secara nyata dapat

    dilakukan di tempat kerjanya sebagai hasil dari pelatihan, dengan demikian tidak terlalu peduli

    pada bagaimana pealatihan dilakukan.

    Unsur – unsur Pelatihan yang menunjang ke arah keberhasilan pelatihan menurut

    Veithzal Rivai (2004;240) antara lain: materi yang dibutuhkan; metode yang digunakan;

    kemampuan instruktur pelatihan; sarana atau prinsip – prinsip pembelajaran;peserta pelatihan;

    evaluasi pelatihan. Menurut Hasibuan (2003) Faktor – faktor yang mempengaruhi pelatihan

    karyawan yaitu peserta; pelatih / instruktur; fasilitas; kurikulum; dana pelatihan. Menurut

    Mangkuprawira (2004) faktor – faktor yang mempengaruhi pelatihan yaitu: peserta pelatihan;

  • 9

    bentuk dan materi pelatihan; pelatih/instruktur; tim pengelola; waktu dan

    tempat;anggaran;fasilitas lain.

    Dari empat pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat Sembilan unsur – unsur

    pelatihan untuk menunjang keberhasilan pelatihan, yaitu

    1. Materi yang dibutuhkan

    Materi disusun dan diestimasi kebutuhan tujuan latihan, kebutuhan dalam bentuk

    pengajaran keahlian khusus, menyajian pengetahuan yang dibutuhkan.

    2. Metode yang digunakan.

    Metode yang dipilih hendak disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan

    dilaksanakan.

    3. Kemampuan instruktur pelatihan

    Mencari sumber – sumber informasi yang lain yang akan mungkin berguna dalam

    mengidentifikasi kebutuhan pelatihan.

    4. Sarana atau prinsip – prinsip pembelajaran.

    Pedoman dimana proses belajar akan berjalan lebih efektif

    5. Peserta pelatihan

    Sangat penting untuk memperhitungkan tipe pekerja dan jenis pekerja yang akan

    dilatih.

    6. Kurikulum

    Kurikulum yang ditetapkan harus sistematis untuk mendukung sasaran yang

    diinginkan oleh pekerjaan atau jabatan peserta bersangkutan.

    7. Dana pelatihan

  • 10

    Dana yang tersedia tidak seharusnya terbatas, sehingga pelatih maupun sarana dapat

    memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.

    8. Fasilitas Pelatihan

    Fasilitas sarana dan prasarana dibutuhkan untuk pelatihan misalnya, buku – buku, alat

    – alat, mesin – mesin yang akan dipergunakan.

    9. Evaluasi pelatihan

    Setelah mengadakan pelatihan hendaknya di evaluasi hasil yang didapat dalam

    pelatihan dengan memperhitungkan tingkat reaksi, tingkat belajar, tingkat tingkah

    laku kerja, tingkat organisasi dan nilai akhir.

    Implementasi pelatihan berbasis kompetensi yang mengacu pada Standar Kompetensi

    Kerja yang ditetapkan oleh Keputusan Menakertrans Nomor: Kep.69/MEN/2004 dengan pola

    standar pelatihan berbasis kompetensi meliputi rekrutmen (pendaftaran calon peserta, seleksi

    calon peserta pelatihan, pengumuman hasil seleksi calon peserta pelatihan); verifikasi

    kompetensi peserta (pengumpulan dokumen – dokumen penting, pelaksanaan verifikasi

    dokumen – dokumen pendukung terhadap unit kompetensi yang akan dilatih) ; keputusan

    verifikasi (peserta pelatihan yang harus mengikuti PBK seluruh unit kompetensi, peserta

    pelatihan yang telah menguasai sebagian unit kompetensi masuk proses RPL); Proses pengakuan

    hasil belajat / recognition of prior learning ( wawancara/ interview peserta pelatihan tentang

    kompetensi yang telah dikuasai sesuai dokumen pendukung yang ada, untuk memastikan

    kompetensi yang dikuasai peserta pelatihan, bila perlu dibuktikan melalui metode yang sesuai

    antara lain tes tertulis, demostrasi); keputusan RPL (dari hasil RPL, unit kompetensi yang

    dinyatakan belum memenuhi persyaratab, harus mengikuti proses PBK, dari hasil RPL, unit

    kompetensu yang dinyatakan memenuhi persyaratan langsung mengikuti asesmen); pelaksanaan

  • 11

    pelatihan (menyiapkan program pelatihan sesuai dengan unit kompetensi yang ditetapkan,

    menetapkan instruktur dan mentor, menyediakan sarana dan fasilitas off the job dan on the job,

    menetapkan metode pelatihan yang dianggap paling tepat untuk bidang kompetensi tertentu,

    memonitor pelaksanaan kegiatan pelatihan off dan on the job yang sedang dilaksanakan);

    keputusan penilaian (peserta pelatihan yang dinyatakan memenuhi seluruh untuk kerja yang

    dipersyaratkan , dinyatakan lulus, peserta pelatihan yang dinyatakan tidak memenuhi seluruh /

    sebagian unjuk erja yang dipersyaratkan diharuskan mengikuti proses peatihan terhadap unjuk

    kerja yang dinyatakan belum lulus); sertifikat pelatihan (peserta pelatihan yang dinyatakan lulus

    akan diberikan sertifikat pelatihan); dokumen (dokumen pserta pelatihan diarsipkan, sertifikat

    peserta pelatihan teregistrasi di lembaga penyelenggara pelatihan); uji kompetensi ( peserta

    pelatihan yang dinyatakan lulus, dikrekomendasikan untuk mengikuti uji kompetensi)

    Berikut diagram alir mekanisme pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi (Keputusan

    Menakertrans Nomor: Kep.69/MEN/2004)

    Gambar 1.

    Diagram Alir Mekanisme Pelaksanaan

    Pelatihan Berbasis Kompetensi

  • 12

    Keterangan:

    X :Peserta pelatihan yang mengikuti PBK untuk seluruh unit kompetensi.

    Y : Peserta pelatihan yang mengikuti PBK untuk unit-unit kompetensi tertentu.

    Z : Peserta dapat langsung mengikuti Asesmen, tidak perlu mengikuti PBK

    Metode Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di PT PLN (Persero) yang berada di Jln. Diponegoro no . 19,

    Salatiga. Penelitian ini dilaksanakan di PT PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga dikarenakan

    Model Kompetensi dan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi mengikuti di PT PLN (Persero)

    pusat sehingga PT PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga sudah mewakili penelitian ini. Jenis

    penelitian ini adalah deksriptif kualitatif. Menurut Winartha (2006:155), penelitian deskriptif

    kualitatif yaitu menganalisis, menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari

    berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara atau pengamatan mengenai masalah

    yang diteliti yang terjadi di lapangan. Jenis dan sumber data yang dipakai dalam penelitian ini

    alah data primer dan data sekunder. Menurut Sekaran (2006:61), data primer adalah informasi –

    informasi yang didapatkan peneliti dari tangan pertama yakni objek penelitian. Data primer

    dalam penelitian ini berupa faktor – faktor penentu pelatihan berbasis kompetensi, implementasi,

    hambatan dan upaya untuk mengatasinya yang merupakan hasil wawancara dengan Manajer

    Sumber Daya manusia PT PLN (Persero) Salatiga dan pihak – pihak yang terkait. Sedangkan

    Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari Peraturan Direktur Jendral pembinaan

    pelatihan dan produktivitas, 2004. Pedoman pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi. Diakses

    tanggal 4 November 2011, Direktori Diklat Edisi IV, Januari 2011 PT PLN (PERSERO) Pusat

    Pendidikan dan Pelatihan, Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi, September 2011

  • 13

    PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Standar Uraian Jabatan PT PLN(Persero)

    Distribusi Jawa – Bali, Edisi I Tahun 2012 PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan,

    Kebutuhan Kompetensi Jabatan, Edisi II november 2006 2012 PT PLN (Persero) Pusat

    Pendidikan dan Pelatihan, Direktori Kompetensi Edisi Kelima Tahun 2011 PT PLN (Persero)

    Pusat Pendidikan dan Pelatihan

    Adapun metode pengumpulan data dan keterangan yang berkaitan dengan topik

    penelitian melalui metode wawancara yakni penulis melakukan serangkaian tanya jawab secara

    langsung dengan pihak manajemen PT PLN (Persero) dalam hal ini adalah Manajer Sumber

    Daya Manusia, serta pihak – pihak terkait.

    Hasil Penelitian

    PT PLN (Persero) memiliki visi untuk menjadi perusahaan yang diakui sebagai

    perusahaan kelas dunia yang bertumbuh-kembang, unggul dan terpecaya dengan bertumpu pada

    potensi insani. Visi ini mesyaratkan bahwa para pegawai sebagai sumber daya perusahaan, yang

    memiliki potensi insani, harus dikelola secara optimal dan profesional. Manajemen sumber daya

    manusia berbasis kompetensi (MSDM-BK) adalah model pengelolaan pegawai yang prosesnya

    didasarkan pada informasi tentang kebutuhan kompetensi jabatan (KKJ) dalam organisasi dan

    informasi tentang kompetensi masing – masing individu. Impelementasi MSDM-BK di

    lingkungan PT PLN (Persero) merupakan salah satu inisiatif strategis yang disiapkan untuk

    mentransformasikan secara optimal sumber daya manusia menjadi sumber daya perusahaan

    dalam mewujudukan visinya.

    Dalam proses mewujudkan visi perusahaan, PT PLN (Persero) melihat tantangan di masa

    depan semakin berat, seperti persaingan ketat penguasaan sumber daya, peningkatan tuntutan

  • 14

    pasar, kondisi ekonomi atau perubahan lingkungan usaha di luar model bisnis saat ini. Untuk

    mengantisipasi itu diperlukan pemimpin dan pegawai perusahaan yang sangat berkompeten,

    terutama dalam penguasaan soft competency. Soft competency terbagi atas kompetensi utama

    (core competency) dan kompetensi peran (role competency). Kompetensi dapat diperoleh

    melalui pendidikan, pelatihan, pengalaman atau bakat bawaan.Istilah kompetensi ini bisa

    diterapkan untuk merujuk padakemampuan atau kewenangan seorang individu maupun sebuah

    organisasi untukmenentukan sesuatu. Kompetensi dianggap melekat pada sebuah organisasi

    apabilaorganisasi tersebut memiliki sebuah sistem untuk mengelola kompetensi paraindividu di

    dalamnya sehingga organisasi tersebut dapat melaksanakan tugasnyadengan efektif dan sukses.

    Direktori Kompetensi PT PLN (Persero) dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu kompetensi

    utama dan kompetensi peran yang digolongkan ke dalam jenis soft competency serta kompetensi

    bidang yang digolongkan ke dalam jenis hard competency.

    Gambar 2.

    Model Kompetensi PT PLN (Persero)

    Direktori Kompetensi Edisi Kelima Tahun 2011 PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan

    Pelatihan

  • 15

    Jenis – Jenis Kompetensi PT PLN (Persero)

    Kompetensi Utama dan kompetensi peran yang tercantum dalam direktori kompetensi

    edisi kelima tahun 2011 merupakan suatu kompetensi dalam diri pegawai (soft competency)

    yang harus digali dan dikembangkan agar dapat menjadi suatu kekuatan. Direktori kompetensi

    PLN adalah sebuah dokumen yang tumbuh dan berkembang. Direktori Kompetensi pada PT

    PLN (Persero) dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu kompetensi utama dan kompetensi

    peran yang digolongkan ke dalam jenis Soft Competency serta kompetensi bidang yang

    digolongkan ke dalam jenis Hard Competency.

    1. Kompetensi Utama

    Kompetensi Utama (Core competency) adalah jenis kompetensi yang harus dimiliki oleh

    setiap individu pegawai, yang terdiri atas:

    a. Orientasi melayani pelanggan (Customer Service Orientation) (CSO)

    Kemampuan melayani, membangun dan menjaga loyalitas pelanggan (internal dan

    eksternal) melalui pemahaman dan pengenalan kebutuhan pelanggan dalam rangka

    mencapai kepuasan pelanggan. Menekankan keramahan dan kepedulian terhadap

    pelanggan serta mengembangkan secara berkesinambungan langkah – langkah perbaikan

    untuk memberikan keunggulan daya saing perusahaan.

    b. Orientasi pada pencapaian (Achievement Orientation) (ACH)

    Kemampuan untuk bekerja melampaui suatu target yang telah ditetapkan. Sasaran

    yang melampaui target tersebut disusun berdasarkan suatu rencana yang menunjukan

    langkah – langkah yang akan dilakukan. Ukuran target menantang dapat berupa

    penggunaan waktu yang lebih efektif dan hasil (output) dalam bentuk kuantitatif maupun

  • 16

    kualitatif serta menuntut kemampuan kreativitas untuk perbaikan (improvement) maupun

    perubahan (inovasi)

    c. Pembelajaran Berkesinambungan (Continuous Learning) (CLE)

    Kemampuan melakukan pengembangan diri melalui proses pembelajaran yang teru

    menerus dengan cara mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan memanfaatkan

    proses serta hasilnya agar pengetahuan terus berkembang untuk tujuan peningkatan

    kinerja perusahaan.

    2. Kompetensi Peran

    Kompetensi Peran (Role competency) adalah jenis kompetensi yang diperlukan pada

    jabatan tertentu di perusahaan, baik jabatan struktural maupun fungional, yang terdiri

    atas:

    a. Berpikir analitis (analytical Thinking) (ANT)

    Kemampuan memahami / mengenal situasi atau masalah yang ditunjukan dengan

    mengidentifikasi informasi, melihat keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya

    sebagai dasar dalam menetapkan masalah yang ada dan mengembangkan solusi alternatif.

    Analisis dapat dilakukan dengan cara menguraikan satu situasi menjadi bagian – bagian

    kecil secara logis atau melacak implikasi dari masalah atau situasi tersebut secara

    bertahap

    b. Pengambilan keputusan (Decision Making) (DCM)

    Kemampuan memilih solusi alternatif, menetapkan prioritas berdasarkan telaah

    masalah sebagai landasan dalam pengambilan keputusan secara akurat dan mengambil

  • 17

    keputusan pada situasi tertentu dengan cepat walaupun tidak tersedia informasi yang

    cukup untuk melakukan analisis sebagai dasar keputusan. Dalam beberapa situasi,

    keputusan lebih dititikberatkan pada kualitas keputusan yang dihasilkan proses analisis

    (judgement). Dalam kondisi lain yang menuntut harus mengambil keputusan, tetapi tidak

    tersedia informasi yang cukup, keputusan lebih dititikberatkan pada kecepatan

    pengambilan keputusan

    c. Spirit bisnis (Business Spirit) (BSS)

    Kemauan mengenal sistem operasional perusahaan, menjalankan prinsip-prinsi bisnis,

    memahami dinamika industri yang digunakan untuk mendukung kelancaran pekerjaannya

    secara efisien, serta kemampuan melihat, memanfaatkan dan menciptkan peluang bisnis

    dengan resiko yang diperhitungkan. Kemampuan ini mencaup kesediaan untuk

    mengambil resiko, melakukan sesuatu secara berbeda untuk meningkatkan performa

    organisasi serta keterlibatan dalam penciptaan iklim organisasi yang mendukung dan

    mendorong tumbuhnya perilaku berwawasan usaha

    d. Mengembangkan orang lain (Developing Others) (DEV)

    Kemampuan mengembangkan orang lain dan mendorong terjadinya proses belajar

    secara langsung ataupun tidak langsung, pengembangan dilakukan dalam jangka pendek

    dan jangka panjang sesuai dengan kebutuhan individu maupun organisasi. Kemampuan

    mengembangkan orang lain yang dimaksud bukan pengembangan yang seharusnya

    dilakukan dalam posisi formal, tetapi pengembangangan yang dilandaskan pada suatu

    tujuan untuk kepentingan peningkatan efektifitas organisasi

    e. Membangun hubungan (relationship Building) (RSB)

  • 18

    Kemampuan membina hubungan serta jejaring kerja (lembaga / individu) dengan cara

    membangun, mengembangkan dan memperluas hubungan tersebut, baik melalui kegiatan

    formal maupub informal atau lingkup internal maupun eksternal organisasi agar terjalin

    relasi yang luas untuk mendapatkan manfaat bagi kepentingan organisasi.

    f. Kerjasama kelompok (team work) (TWK)

    Kemampuan berkolaborasi dan menjadi bagian dari tim untuk membangun sinergi

    dengan cara bersikap akomodatif terhadap orang lain dan terlibat aktif dalam

    menyelesaikan suatu tugas atau proses secara bersama-sama untuk mencapai tujuan

    perusahaan

    g. Kepemimpinan (Leadership) (LDS)

    Kemampuan untuk mengambil peran sebagai pemimpin dalam suatu gugus atau unit

    bisnis dengan cara mengarahkan, memotivasi serta menginspirasi anggota untuk

    meningkatkan produktivitas, mengembangkan inovasi dan berperan sebagai pemimpin

    yang visioner

    h. Peduli kualitas (concern for order) (CFO)

    Kemampuan memelihara standar kualitas dengan cara aktif memantau, memeriksa

    pekerjaan dan mengevaluasi kinerja serta prosedur secara terus menerus, termasuk

    kejelasan fungsi dan peran tugas, serta kemampuan menerapkan secara konsisten, disiplin

    dan ketelitian dalam kegiatan kerja untuk mencapai hasil kerja yang optimal.

    i. Perencanaan dan pengorganisasian (planning and organizing) (PNO)

  • 19

    Kemampuan menetapkan sasaran dan prioritas, alokasi sumber daya dan waktu serta

    menentukan sistem pemantauan dalam melaksanakan program. Kemampuan ini

    mencakup aktivitas perencanaan untuk diri sendiri dan unit kerja, baik yang bersifat

    operasional, strategis jangka menengah maupun jangka panjang sesuai dengan tingkat

    tanggung jawab dalam perusahaan.

    j. Pemahaman peta peran organisasi (organizational awareness) (OAW)

    Kemampuan untuk memahami dan mempelajari peta - peta organisasi sendiri maupun

    organisasi lain (pelanggan, pemasok). Termasuk didalamnya kemampuan untuk

    mengidentifikasi siapa pengambil keputusan yang sebenarnya dan individu yang

    memiliki pengaruh yang kuat terhadap orang lain. Pemahaman peta peran organisasi

    merupakan kemampuan untuk membangun strategi organisasi mencapai hasil yang

    efektif

    3. Kompetensi Bidang

    Kompetensi Bidang (Technical competency) adalah jenis kompetensi yang diperlukan

    sesuai dengan jenis profesi masing – masing individu pegawai untuk menyelesaikan

    pekerjaan – pekerjaan secara teknis baik jabatan bersifat struktural maupun fungsional.

    Uraian setiap butir kompetensi utama dan komptensi peran terdiri atas nama dalam

    bahasa Inggris dan diberi kode tiga huruf, nama dalam bahasa Indonesia, definisi serta uraian

    deskripsi perilaku dalam lima level. Makna umum setiap level adalah:

    Level 0 : Belum mampu membina diri sendiri untuk melaksanakan tugas-tugasnya

  • 20

    Level 1 : Mampu membina diri sendiri untuk melaksanakan tugas – tugasnya, memiliki

    kemampuan untuk merespon, menindaklanjuti dan mengaplikasikan kemampuannya.

    Level 2 : Mampu membina gugus / unit kerja, menganalisis permasalahan, menuyusun

    rencana kegiatan, melakukan eksekusi dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan untuk

    meningkatkan kinerja gugus kerja.

    Level 3 : Mampu membina unit bisnis, menyusun rencana dan melaksanakan tindakan

    strategis, mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil kegiatan untuk mengembangkannya.

    Level 4 : Mampu membina organisasi, mendorong perubahan dalam organisasi, serta

    mampu merumuskan rencana dan sasaran strategis jangka panjang terkait visi dan misi

    perusahaaan

    Penentuan level kompetensi di PT PLN (Persero) dilakukan dengan cara survey atau

    memberikan pertanyaan tergantung grade. Grade basic 18 pertanyaan, Spesific 20 pertanyaan

    dan Struktural 24 pertanyaan. Survey dilakukan satu kali dalam satu semester bertujuan untuk

    melakukan penilaian kinerja terhadap karyawan dan penilaian tersebut dilakukan oleh atasan

    langsung karyawan tersebut.

    Program Pelatihan Berbasis Kompetensi di PT PLN (Persero) Unit Layanan, Salatiga

    Sumber daya manusia adalah aset atau unsur yang paling penting diantara unsur – unsur

    organisasi lainnya. Peran sumber daya manusia yang sangat penting terhadap eksistensi dan

    kemajuan suatu organisasi telah menjadi dasar bagi organisasi untuk melakukan pemeliharaan

    sumber daya manusia itu. Pemeliharaan terhadap sumber daya manusia dilakukan melalui

    serangkaian program atau kegiatan yang bersifat meningkatkan pengetahuan dan

    keterampilannya. Upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia

  • 21

    adalah untuk mengembangkan kecakapan dan kinerja pegawai. Untuk mewujudkan peningkatan

    kinerja pegawai dan kompetensi maka upaya yang dilakukan PT PLN(Persero) adalah dengan

    cara mengadakan pelatihan

    Pada dasarnya pembinaan kompetensi pegawai di PT PLN (persero) Salatiga mengacu

    pada SK Direksi No. 387.K/DIR/2008 tentang sistem pembinaan kompetensi dan karir pegawai

    yang dijelaskan bahwa syarat untuk kenaikan level kompetensi pegawai salah satunya adalah

    dinyatakan lulus diklat profesi dibidangnya yang berpedoman pada keputusan direksi mengenai

    Sistem Pendidikan dan Pelatihan pegawai sesuai dengan SK Direksi No.412.K.DIR/2008.

    Terdapat lima jenis diklat di PT PLN yaitu Diklat seleksi pegawai baru, Diklat Profesi, Diklat

    penjenjangan, Diklat Penunjang, Diklat Pembekalan Masa Purna Bakti.

    Diklat Seleksi Pegawai Baru diberikan kepada seseorang sebagai proses rekrutmen

    pegawai untuk dapat diangkat menjadi pegawai baru. Diklat ini terdiri dari Diklat Prajabatan,

    program Co-operative education, Program Kerjasama dengan Lembaga Perguruan tinggi. Untuk

    Diklat profesi dapat diikuti oleh setiap pegawai sesuai bidang kompetensi yang dimiliki. Pegawai

    PLN wajib mengikuti diklat ini satu kali setiap satu semester, jika pegawai yang dinyatakan tidak

    lulus dalam mengikuti diklat profesi pada setiap level kompetensi, diberikan kesempatan

    mengulang diklat profesi paling banyak satu kali dalam satu tahun. Seorang pegawai yang

    dinyatakan lulus diklat profesi akan diberikan sertifikat dan akan mengalami kenaikan grade.

    Diklat penjenjangan diberikan kepada pegawai sesuai dengan kebutuhan kompetensi

    jabaran baik jabatan struktural maupun jabatan fungsional. Diklat penjenjangan untuk jabatan

    struktural dinamakan Executive Education sedangkan diklat penjenjangan untuk jabatan

    fungsional dinamakana strategic spesialist education. Pegawai yang dinyatakan tidak lulus dalam

  • 22

    mengikuti diklat penjenjangan diberikan kesempatan mengulang diklat penjenjangan paling

    cepat dua tahu sejak mengikuti penjenjangan sebelumnya. Sedangkan diklat pembekalan masa

    purna bakti diberikan kepada pegawai yang akan memasuki masa pensiun dan dapat diikuti oleh

    suami / istri pegawai.

    Salah Satu contoh Pelaksanaan pelatihan Keuangan mengenai perpajakan tingkat dasar

    yaitu

    1. Deskripsi Pelatihan:

    Pelatihan ini membahas tentang hak dan kewajiban perusahaan, khususnya dalam

    memenuhi kewajiban di bidang perpajakan dengan mempelajari tatacara pelunasan pajak

    dalam tahun berjalan yang dilakukan melalui pemotongan dan atau pemungutan pajak

    oleh perusahaan maupun oleh pihak lain serta pembayaran pajak oleh Wajib Pajak sendiri

    yang diatur dengan peraturan dan ketentuan perpajakan serta mengenalkan pengisian SPT

    Masa dan Tahunan secara umum.

    2. Tujuan Pelatihan:

    - Peserta diklat profesi dapat mengetahui UU KUP dan UU PPh serta mampu

    melaksanakan hak dan kewajiban Wajib Pajak serta memahami wewenang dan kewajiban

    fiskus dengan baik dan benar.

    - Peserta Diklat Profesi dapat menjelaskan dasar hukum dan pengertian Pajak Penghasilan,

    Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Orang Pribadi serta mengerti mekanisme

    penmungutan / pemotongan serta penyetoran dan pelaporannya.

    - Peserta Diklat profesi dapat mengetahui dan menjelaskan transaksi penerimaan dan

    pengeluaran atas pajak yang berlaku diperusahaan sebagai pertanggung jaqaban transaksi

  • 23

    keuangan perusahaan serta mengacu pada standar kompetensi perusahaan dan ketentuan

    perusahaan.

    3. Materi Pelatihan

    - Pengertian Pajak dan dasar – dasar pengenaan pajak

    - Kewajiban dan hak wajib pajak dalam perpajakan

    - Asas dan kewajiban pemungutan pajak

    - Kewajiban yang dilaksanakan oleh perusahaan

    - Tatacara pemotongan / pemungutan

    - Tatacara pembayaran

    - Tatacara pelaporan

    - Pengenalan surat pemberitahuan masa dan tahunan.

    4. Metode Pelatihan

    Metode Diklat yang diterapkan sesuai dengan tujuan dan materi yang diberikat dalam

    program diklat antara lain seminar, workshop, diskusi, tanya jawab, studi kasus, e –

    learning, dan praktek.

    5. Instruktur Pelatihan

    Di PT PLN (persero) terdapat dua jenis instuktur yaitu instruktur tetap dan instruktur

    tidak tetap. Instruktur tetap adalah instruktur yang memilih profesi dan dilatih untuk jalur

    instruktur dan instruktur tidak tetap biasanya datang dari pegawai yang berkompeten

    dibidang nya untuk memberikan pelatihan

    6. Sarana atau prinsip pembelajaran

    Sarana yang digunakan oleh PT PLN (Pesero) adalah mengunakan LCD, pelatihan juga

    dilaksanakan secara online yaitu dengan E-learning dan SI-UJO (Sistem Ujian Online).

  • 24

    7. Peserta pelatihan

    - Pelaksana atau calon pelaksana bidang keuangan atau bidang SDM atau bidang lainnya

    yang terkait dengan perpajakan, dimana akan melaksanakan transaksi bisnis yang terkait

    dengan penerimaan dan pengeluaran atas pajak yang berlaku diperusahaan atau pelaksana

    yang akan melaksanakan perhitungan, pemungutan, penyetoran dan pelaopran pajak.

    - Mampu Mengoperasikan komputer

    8. Kurikulum pelatihan

    Pelatihan ini disusun berdasarkan kebutuhan pengetahuan dan keterampilan sesuai

    standar Kompetensi PT PLN (Persero)

    9. Dana pelatihan

    Dana pelatihan di PT PLN (Persero) Salatiga sudah ditetapkan dari PLN pusat

    Pendidikan dan Pelatihan yang berada di Jakarta

    10. Fasilitas Pelatihan

    Fasilitas yang diberikan oleh PT PLN (Persero) adalah tempat menginap bagi peserta

    pelatihan yang berasal dari luar kota, Buku – buku yang menunjang pelatihan.

    11. Evaluasi Pelatihan

    Pada saat pelatihan peserta dievaluasi dan dinilai oleh atasan langsung untuk diuji

    kompetensinya. Bagi yang lulus uji kompetensi akan diberikan sertifikat kompetensi.

    Kesimpulan

    Hasil Penelitian ini menunjukan PT PLN (Persero) mempunyai model kompetensi yang

    dibagi menjadi Soft Competency dan Hard Competency, di dalam Hard Competency dibagi

    menjadi tiga yaitu Kompetensi Utama, Kompetensi Peran dan Kompetensi Bidang. Penentuan

    kompetensi karyawan PT PLN (Persero) dilakukan dengan Survey atau memberikan pertanyaan

  • 25

    yang dilaksanakan oleh atasan terhadap karyawan terkait. Untuk menciptakan pegawai PLN

    yang berkompeten sesuai dengan bidangnya, PT PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga

    mengadakan pelatihan dengan didukung dengan materi – materi pelatihan metode, instruktur dan

    sarana pembelajaran. Selain itu, kurikulum, dana dan fasilitas yang diberikan oleh PT PLN

    (Persero) pusat sangat berperan untuk menciptakan karyawan yang kompeten.

    Implikasi Teoritis

    Bagian ini merupakan sumbangan bagi perkembangan jenis kompetensi dan faktor –

    faktor penentu pelatihan. Penulis menemukan hasil penelitian mengenai jenis kompetensi di PT

    PLN (PERSERO) Unit Layanan Salatiga tidak ada yang berbeda dengan teori yang ada

    dikarenakan PT PLN (PERSERO) Unit Layanan Salatiga mengadaptasi dari teori Spencer &

    Spencer karena teori Spencer & Spencer lebih unggul dibandingkan dengan teori yang lain.

    Implikasi Terapan

    Bagian ini diharapkan dapat menjadi saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak-

    pihak yang berkepentingan, khususnya pada PT PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga. Penulis

    menyarankan agar PT PLN (Persero) menerapkan salah satu kompetensi yang terdapat di dalam

    teori yaitu untuk menerapkan kompetensi selain dari teori Spencer, serta lebih meningkatkan

    program pelatihan agar Sumber Daya Manusia di PT PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga

    menjadi lebih berkembang sesuai dengan visi dan misi PT PLN.

    Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Penelitian Mendatang

    Keterbatasan penelitian ini adalah kurang jelasnya narasumber memberikan penjelasan.

    Dikarenakan kesibukan narasumber sehingga tidak fokus terhadap pertanyaan yang diberikan

    penulis. Penelitian ini membuka peluang bagi peneliti selanjutnya dengan mengkaji lebih dalam

  • 26

    mengenai pemetaan level kompetensi di perusahaan dan meneliti tentang kompetensi di

    perusahaan jasa lainnya.

  • 27

    DAFTAR PUSTAKA

    Ambarwati, Sri Dwi Ari, 2002. “Managing Productive Perfomance Appraisal; Sebuah Upaya

    Menjawab Kebutuhan Penilaian Kinerja Karyawan Bebas KKN”, Jurnal Siasat Bisnis Vol. 7

    No. 1 : 93-111. Yogyakarta.

    Arep,I dan Tanjung. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Trisakti,Jakarta

    Boulter, Dalziel and Hill. 2003. People and competencies : The Route to Competitive Advantage.

    Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta

    Boyatzis, RE. TheCompetent Manager, John Wiley and Sons. (1982;110)

    Brown,Mike.Et.al.(1994). A Collection of Readings related to Competency-based Training.

    Geelong Victoria:Deakin University

    Dessler. Gary.2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Indeks,Jakarta.

    Fletcher,S.2005. Competence – Based Assessment Techniques : Teknik Penilaian Berbasis

    Kompetensi, Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

    Gripac.2003.AIC Learning Community : Materi Pelatihan Manajemen Sumber Daya Manusia

    Berbasis Kompetensi

    Hariprowirjanto,Gatot. 2001. “Kompetensi sebagai landasan pengembangan Profesionalisme

    SDM”. Salemba. Jakarta

    Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta

    Kessler Robin, 2011. Competency Based Performance Review, Penerbit PPM,Jakarta Pusat.

  • 28

    Kusumastuti,Dyah. 2010. REFORMASI Birokrasi dengan implementasi manajemen sumber daya

    manusia berbasis kompetensi, Jurnal.

    Mangkuprawira, Sjafri. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Ghalia Indonesia,

    Jakarta.

    Palan.R, 2007. Competency Management, Teknik mengimplementasikan Manajemen SDM

    berbasis kompetensi untuk meningkatkan daya saing organisasi.PPM,Jakarta Pusat.

    Rasyid, R, 2004. Diklat Berbasis Kompetensi. Universitas Mercu Buana; Jakarta.

    Rivai, R.2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Raja Grafindo

    Persada:Jakarta.

    Siswanto.2001. Implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi : Materi

    Lokakarya. Departemen Teknik Industri ITB.

    Sekaran, Uma, 2006. Metodelogi Penelitian Untuk Bisnis Edisi 4/ Buku 2, Penerbit SALEMBA

    Empat, Jakarta

    Suwanto dan Pransa, 2011. ManajemenSDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis, penerbit

    Alfabeta, Bandung.

    Spencer,M.Lyle and Spencer,M.Signe, “Competence at Work:Models For Superrior

    Performance”, John Willy & Son, Inc,New York,USA,1993

  • 29

    Lampiran

  • 30

  • 31

    DAFTAR PERTANYAAN

    1. ` Apa Visi dan Misi dari PT PLN (Persero). Salatiga?

    2. Apakah ada visi dan misi khusus dari bagian SDM?

    3. Apakah pengembangan SDM di PT PLN dapat mendukung tercapainya visi dan misi?

    4. Apa sajakah kompetensi yang diterapkan di PT PLN (Persero)?

    5. Apa yang menjadi dasar dari penyusunan kompetensi di PT PLN (persero)?

    6. Bagaimana sistem pelatihan di PT PLN (Persero) , Salatiga ?

    7. Dari 9 faktor dibawah ini mana saja kah Faktor – faktor yang mempengaruhi

    pelatihan berbasis kompetensi PT PLN (Persero), Salatiga?

    a. Materi Pelatihan

    b. Metode Pelatihan

    c. Kemampuan Instruktur pelatihan

    d. Sarana atau prinsip – prinsip pembelajaran

    e. Peserta pelatihan

    f. Kurikulum

    g. Dana pelatihan

    h. Fasilitas pelatihan

    i. Evaluasi pelatihan

  • 32

    j. ....

  • 33

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Tjen Oktavia

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Status Perkawinan : Belum Menikah

    Agama : Kristen

    Tempat / Tanggal Lahir : Semarang, 20 Oktober 1991

    Tinggi , Berat : 168 cm, 70 kg

    Alamat : Komplek Villa Intan 2 blok G 2 no 12. Cirebon

    Telp : 081 947 05 6767

    Email : [email protected]

    Riwayat Pendidikan : TK Sariputra

    SD Santa Maria

    SMP Santa Maria

    SMA Santa Maria 2

    Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW

    Riwayat Organisasi :

    1. Sekretaris OSIS SMA Santa Maria 2 periode 2007/ 2008

    2. Satgas Kegiatan Pelestarian Budaya Melalui Noancep 2010

    3. Sekretaris Salatiga Film Festival 2011

    4. Anggota Divisi Litbang Finger Kine Klub Periode 2010 /2011

    5. Koordinator Divisi Litbang Finger Kine Periode 2011/2012

    6. Sie Acara & LO Salatiga Film Festival 2012

    Riwayat Seminar :

    1. Seminar Nasional Kewirausahaan “Inspire, Instruct,Improve:Other Side Of Business”

    2. Bedah Film Nasional “Screening Indie Movie With The Expert”

    Riwayat Pelatihan :

    1. Latihan Kepemimpinan Pra Dasar Mahasiswa UKSW

    2. Leadership Outbound Training “World In Our Hands”

    mailto:[email protected]

  • 34

    3. Peserta Hidden Secret Of Management

    4. Kegiatan Pelatihan Sinematografi anggota baru Finger Kine Klub