mobile device dalam oseanografi.docx

18
Mobile Device dalam Oseanografi 1. GPS Buoy Sistem Merupakan sistem radio navigasi dan penentuan posisi yang berbasiskan satelit yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca, serta didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti, dan juga informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia. Sistem GPS Buoy dapat digunakan untuk menentukan pola arus laut di suatu kawasan perairan. Caranya yaitu dengan menempatkan Receiver GPS pada suatu buoy (alat pelampung) yang bergerak bebas, bersama dengan perangkat pemancar data (transmiter) yang berfungsi mengirimkan data posisi. Karena adanya arus laut maka pelampung yang membawa receiver GPS, dan transmiter akan bergerak mengikuti arah pergerakan arus yang bersangkutan GPS Buoy, metode penentuan posisinya bisa RTK (Real Time Kinematic), kinematik diferensial post proccesing, dan bisa juga DGPS (Differential Global Positioning System), tergantung kebutuhannya: Sistem RTK (Real Time Kinematic) digunakan untuk Penentuan posisi real time secara diferensial yang menggunakan data fase. Sistem ini umumnya digunakan untuk Penentuan posisi obyek-obyek yang bergerak. Untuk merealisasikan tuntuan real-time nya, maka monitor station harus mengirimkan koreksi diferensial (fase) ke pengguna secara real time dengan menggunakan system komunikasi data tertentu. Pada sistem kinematik diferensial post processing, data dikumpulkan terlebih dahulu untuk kemudian diolah (secara manual) menggunakan software pengolahan data GPS. Sistem DGPS digunakan untuk Penentuan posisi real time secara diferensial yang menggunakan data pseudorange. Sistem ini umumnya juga digunakan untuk penentuan posisi obyek- obyek yang bergerak. Untuk merelisasikan tuntuan real-time

Upload: betty-banjarnahor

Post on 26-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mobile Device dalam Oseanografi.docx

Mobile Device dalam Oseanografi

1. GPS Buoy Sistem

Merupakan sistem radio navigasi dan penentuan posisi yang berbasiskan satelit yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca, serta didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti, dan juga informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia.Sistem GPS Buoy dapat digunakan untuk menentukan pola arus laut di suatu kawasan perairan. Caranya yaitu dengan menempatkan Receiver GPS pada suatu buoy (alat pelampung) yang bergerak bebas, bersama dengan perangkat pemancar data (transmiter) yang berfungsi mengirimkan data posisi. Karena adanya arus laut maka pelampung yang membawa receiver GPS, dan transmiter akan bergerak mengikuti arah pergerakan arus yang bersangkutanGPS Buoy, metode penentuan posisinya bisa RTK (Real Time Kinematic), kinematik diferensial post proccesing, dan bisa juga DGPS (Differential Global Positioning System), tergantung kebutuhannya:

Sistem RTK (Real Time Kinematic) digunakan untuk Penentuan posisi real time secara diferensial yang menggunakan data fase. Sistem ini umumnya digunakan untuk Penentuan posisi obyek-obyek yang bergerak. Untuk merealisasikan tuntuan real-time nya, maka monitor station harus mengirimkan koreksi diferensial (fase) ke pengguna secara real time dengan menggunakan system komunikasi data tertentu. Pada sistem kinematik diferensial post processing, data dikumpulkan terlebih dahulu untuk kemudian diolah (secara manual) menggunakan software pengolahan data GPS.

Sistem DGPS digunakan untuk Penentuan posisi real time secara diferensial yang menggunakan data pseudorange. Sistem ini umumnya juga digunakan untuk penentuan posisi obyek-obyek yang bergerak. Untuk merelisasikan tuntuan real-time nya, maka monitor station harus mengirimkan koreksi diferensial ke pengguna secara real time dengan menggunakan system komunikasi data tertentu. Koreksi diferensial ini dapat berupa koreksi jarak (pseudorange) maupun koreksi koordinat.

Aplikasi dari GPS Buoy System diantaranya untuk pengamatan pasut lepas pantai, pengamatan pasut pantai, GPS Buoy untuk koreksi radar altimetry, penentuan pola arus laut, Tsunami EWS, dan lain-lain.

2. CTDTekanan air laut bertambah terhadap kedalaman. Kedalaman air laut biasanya diukur dengan menggunakan echo sounder atau CTD (Conductivity, Temperature, Depth). Kedalaman yang diukur dengan menggunakan CTD didasarkan pada harga tekanan. Semakin ke dalam, tekanan air laut akan semakin besar.

Page 2: Mobile Device dalam Oseanografi.docx

3. Kamera PemetaanPengambilan gambar (foto) juga dapat dilakukan pada waktu yang sama untuk menvisualisasikan suatu daerah. Sangat penting pada suatu lokasi adalah hasil pengambilan foto ditandai pada sebuah peta dan diberi petunjuk dari darat kemudian dibuatkan pelampung. Pada tehnik fotografi untuk inderaja yaitu dengan membuka lensa mulai dari 1/2 sampai 1 f/stop sehingga akan didapatkan pencahayaan yang bagus yang akan memberikan penetrasi pada perairan yang difoto. Untuk perairan yang tampak dengan kontras biru dengan air yang jernih dapat dihilangkan atau dikurangi dengan menggunakan sebuah filter kuning.Untuk menghilangkan goyangan kamera dan menghindari hasil yang kurang kontras karena goncangan yang biasanya dapat disebabkan oleh cuaca/atmosfer yang buruk, maka dapat digunakan lensa "wide-angle" (25-mm panjang fokal dengan film 35-mm) terutama pengambilan foto pada ketinggian yang rendah. Untuk menghilangkan pancaran cahaya dan refleksi, maka pengambilan foto dilakukan agak vertikal. Sedangkan untuk pemotretan dengan tujuan navigasi, biasanya pengambilan foto dengan sudut miring. Untuk menghilangkan pancaran cahaya dan refleksi, maka pengambilan foto dilakukan agak vertikal. Sedangkan untuk pemotretan dengan tujuan navigasi, biasanya pengambilan foto dengan sudut miring. Hasil pemotretan yang diambil dari pesawat dapat bagus hasilnya karena pesawat tersebut dilengkapi dengan kamera pemetaan. Keuntungannya dengan foto hitam putih adalah biaya rendah. Hasil fotografi mempunyai keuntung dalam penyediaan data sejarah. Dengan fotografi "multiband” yang merupakan tehnik yang cukup canggih dapat membuat 3 sampai 9 gambar yang dapat diformat secara simultan pada daerah yang sama tetapi dengan filter band yang sempit. Gambar-gambar tersebut dapat dikom-binasikan oleh proyeksi langsung dengan filter warna yang berbeda atau menggunakan peralatan yang spesifik untuk membentuk gambar-gambar dengan warna palsu (false color) yang pada gilirannya dapat disediakan gambar visual dengan warna kontras diantara objek gambar Salah satu keuntungan dengan pergambaran multiwarna yaitu dengan band satuwarna (spektrum) dapat memberikan penetrasi yang baik dan kontras dari gambar.

4. Peta AnalogPeta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki referensispasial seperti koordinat, skala, arah mata angindan sebagainya. Sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversimenjadi peta digital dengan cara format raster diubah menjadi format vektormelalui proses digitasi sehingga dapat menunjukan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.

5. Aplikasi ArcGIS

ArcGIS menyediakan kerangka yang scalable dapat disesuaikan menurut keperluan,yang mampu diimplementasikan untuk single users maupun multiusersdalam aplikasi desktop,server,dan internet (Web). ArcGIS 9.x merupakankumpulan produk produk perangkat lunak yang dapat digunakan untuk

Page 3: Mobile Device dalam Oseanografi.docx

membangun suatu aplikasi SIG yanglengkap.ArcGIS9.x terdiri dari empat kerangkautama:

•ArcGIS Desktop-Merupakan integrasi dari sederetan aplikasi yang terdiri dari tiga produk perangkat lunak utama yang dibedakanmenurut level kemampuannya:ArcView, ArcEditorTM,dan ArcInfo• Server GIS–Merupakan kumpulan aplikasi ArcGIS yang berbasiskan serverYang digunakan untuk membangun suatu sistem lintas departemen yangterintegrasi untuk koleksi, organisasi,visualisasi,pengelolaan, sertapendistribusian informasi geografis.Aplikasi ArcGIS berbasis server terdiri dari tiga produk:ArcIMS, ArcGIS Server, dan ArcGIS Image Server. Mobile GIS – Merupakan aplikasi ArcGIS yang difokuskan untuk keperluanmobiledevice,antaralain:ArcPad,ArcGIS Mobile.

Page 4: Mobile Device dalam Oseanografi.docx

( Global Positioning System )

Pengertian GPS

Global Positioning System (GPS) adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi dengan

menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Departemen Pertahanan Keamanan

Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi

dan informasi mengenai waktu secara kontinyu. GPS terdiri dari tiga segmen utama, segmen

angkasa (space segmen) yang terdiri dari satelit-satelit GPS, segmen sistem kontrol (control

segment) yang terdiri dari stasion-stasion pemonitor dan pengontrol satelit, dan segmen

pemakai (user segment) yang terdiri dari pemakai GPS termasuk alat-alat penerima dan

pengolah sinyal data GPS.

Cara Kerja GPS

Cara kerja GPS adalah dengan mengaktifkan GPS dengan menekan DIM Power yang ada

pada GPS. GPS mempunyai menu-menu tampilan yang diinginkan seperti tampilan

Headway, tampilan Speedometer, tampilan Navigation Position, tampilan Volt Meter, dan

tampilan Kompas yang semuanya sesuai dengan pilihan user tampilan mana yang ingin

digunakan. Secara umum cara kerja GPS adalah memancarkan sinyal ke satelit dan

memantulkan kembali ke user dan user hanya membaca hasil dari GPS.

Kelebihan dan Kelemahan GPS

2.4.1. Kelebihan GPS

GPS memempunyai kelebihan-kelebihan antara lain :

1. Penggunaan GPS dalam penentuan posisi secara relatif tidak bergantung pada kondisi

topografis daerah survei.

2. Pemakaian sistem GPS tidak dikenakan biaya, setidaknya sampai saat ini.

3. Receiver GPS cenderung lebih kecil ukurannya, lebih murah harganya dan kualitas data

yang diberikan lebih baik.

4. Pengoperasian alat GPS untuk penentuan posisi suatu titik relatif lebih mudah dan tidak

mengeluarkan banyak biaya.

5. Data pengamatan GPS sukar dimanipulasi.

2.4.2. Kelemahan GPS

GPS mempunyai kelemahan-kelemahan antara lain :

1. Pada hutan yang lebat, sinyal GPS berkurang.

2. GPS tidak bisa digunakan ketika menyelam.

3. GPS tidak akan berfungsi secara maksimal jika ada alat-alat elektronik yang mengeluarkan

Page 5: Mobile Device dalam Oseanografi.docx

gelombang-gelombang elektromagnetik.

APLIKASI GPS UNTUK SURVEI PEMETAAN LAUT

Sesuai dengan tujuan pembangunannya, teknologi satelit navigasi GPS telah

menjadi satu teknologi yang relatif mudah dan murah untuk mewujudkan posisi

geografis dan waktu. Walaupun, tentu ada suatu keterbatasan antara biaya yang

diinvestasikan dengan ketelitian (presisi, precision, internal accuracy) dan ketepatan

(akurasi, accuracy, reliability) yang akan diperoleh. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas hasil survai GPS terutama adalah jenis peralatan dan metoda

pengukuran serta metoda pengolahan data yang digunakan.

Peralatan penerima sinyal GPS (receiver) bervariasi dari kelas rakitan sendiri,

kelas navigasi dengan ketelitian 20 meteran, sampai kelas geodetik yang mampu

mengukur sampai ketelitian milimeter. Variasi receiver ini terutama berkaitan dengan

jenis jam atom (clock) yang dipakai dan jenis data (kode dan gelombang pembawa)

yang bisa direkam.

Dari sisi metoda pengukuran dapat dibedakan antara metoda pengukuran statik

dengan pengukuran kinematik. Metoda pengukuran statik mengasumsikan bahwa

antenna receiver tidak bergerak terhadap kerangka referensi, sedangkan metoda

pengukuran kinematik menggunakan asumsi bahwa antena receiver bergerak terhadap

titik referensi. Sedangkan dari sisi metoda pengolahan data, dapat dibedakan antara

pengolahan satu titik (single point positioning – SPS, absolute positioning) dan

pengolahan baseline (differential positioning, relative positioning) tunggal maupun

dalam bentuk jaring.

Berdasarkan variasi-variasi kemungkinan penggunaan teknologi di atas, dapat

diurutkan sejumlah kemungkinan aplikasi GPS mulai dari yang paling teliti (dan

paling mahal) untuk keperluan ilmiah sampai yang paling seadanya (dan paling

murah) untuk keperluan hiburan. Dalam rangka pembangunan informasi spasial, GPS

dapat berperan mulai dari realisasi referensi koordinat dengan survai yang sangat teliti

sampai pada kegiatan pematokan yang merupakan aplikasi hasil analisis informasi

spasial.

Salah satu kegunaan GPS untuk umum adalah Studi oseanografi dengan GPS

buoy system digunakan diantaranya untuk penentuan pasut lepas pantai, pasut pantai,

studi pola arus, tsunami EWS, dan lain-lain. GPS mampu memberikan ketelitian

posisi sampai dengan ketelitian sentimeter bahkan milimeter. Untuk mencapai

Page 6: Mobile Device dalam Oseanografi.docx

ketelitian yang tinggi dengan menggunakan GPS dalam studi GPS Buoy digunakan

metoda kinematik diferensial baik itu secara real time (RTK) maupun cinematic post

processing. Untuk beberapa kasus biasa digunakan Differential GPS (DGPS).

A. STUDI SISTEM GPS BUOY

GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi yang

berbasiskan satelit yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam

segala cuaca, serta didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga

dimensi yang teliti, dan juga informasi mengenai waktu, secara kontinyu di

seluruh dunia (Abidin, 1995). Teknologi GPS mulai dikembangkan sekitar

tahun 70-an oleh pihak militer Amerika Serikat melalui Departemen

pertahanan USA yang digunakan untuk kepentingan militer negaranya. Seiring

dengan perkembangan system ini, GPS telah digunakan secara luas di pelbagai

bidang di luar kepentingan militer, dan dikembangkan tidak hanya di negara

Amerika Serikat saja, melainkan di seluruh dunia.

Pada lingkup penelitian, GPS dapat digunakan untuk studi

Geodinamika, deformasi, studi oseanografi, dan lain-lain. Salah satu hal yang

menarik dari penggunaan GPS ini dalam keperluan oseanografi yaitu GPS

Buoy System. GPS buoy System digunakan diantaranya untuk penentuan

pasut lepas pantai, pasut pantai, studi pola arus, Tsunami EWS, dan lain-lain.

GPS mampu memberikan ketelitian posisi sampai dengan ketelitian sentimeter

bahkan milimeter. Untuk mencapai ketelitian yang tinggi dengan

menggunakan GPS dalam studi GPS Buoy digunakan metoda kinematik

diferensial baik itu secara real time (RTK) maupun kinematic post processing.

Untuk beberapa kasus biasa digunakan Differential GPS (DGPS).

B. KONSEP DARI GPS BUOY

Konsep dari GPS buoy System yaitu menyimpan receiver GPS dan

antenna ketika pada saat pengamatan pada sebuah pelampung. Dengan

menggunakan metoda diferensial, yaitu satu receiver GPS berada pada

pelampung dan satu lagi di titik referensi (di darat) yang letaknya beberapa

kilometer dari buoy, kemudian (untuk kasus real time) titik referensi tersebut

memberikan koreksi ke receiver di Buoy, maka posisi teliti dari Buoy dapat

ditentukan.

Ketelitian dari posisi Buoy sangat bergantung pada system dan desain

pengukuran, selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum buoy

Page 7: Mobile Device dalam Oseanografi.docx

di coba. Kriteria utama untuk pengukuran GPS buoy yaitu menentukan syarat

ketelitian posisi buoy dan peralatan yang menghasilkan data yang bagus untuk

ketelitian yang diinginkan. Dari hal tersebut memunculkan pertanyaan

Receiver GPS jenis apa yang harus digunakan, bagaimana metode

pengambilan datanya, dan bagaimana cara mengolah datanya. Tipe Receiver

GPS sangat penting dalam pengukuran ini karena receiver ini lah yang

menghasilkan data untuk diolah, demikian juga ketelitian pengukuran akan

bergantung pada bagaimana strategi pengambilan dan pengolahan datanya.

Sebagai contoh, jika ketelitian yang diinginkan pada level sentimeter, maka

GPS dual frequency dengan metoda diferensial akan memenuhi sarat ketelitian

yang diinginkan tersebut. Pada sisi lain, jika ketelitian posisi yang diinginkan

pada level 1-2 meter, maka kira-kira Receiver GPS dual frequency dengan

metoda DGPS akan memenuhi ketelitian yang diinginkan.

Secara umum, untuk keperluan sistem GPS buoy, metode penentuan

posisi yang biasa digunakan adalah RTK (yang dapat memberikan ketelitian

dalam level sentimeter secara real time), kinematik diferensial post procesing

apabila kita tidak memerlukan data real time (contoh pemodelan pasut), atau

metode DGPS apabila untuk kasus-kasus tertentu hanya diperlukan ketelitian

dalam level 1-2 meter saja.

C. TEKNIK PENENTUAN POSISI PADA SISTEM GPS BUOY

Seperti yang telah disebutkan si atas untuk GPS Buoy, metode

penentuan posisinya bisa RTK (Real Time Kinematic), kinematik diferensial

post proccesing, dan bisa juga DGPS (Differential Global Positioning

System), tergantung kebutuhannya.

Sistem RTK (Real Time Kinematic) adalah suatu akronim yang sudah

umum digunakan untuk Penentuan posisi real time secara diferensial yang

menggunakan data fase. Sistem ini umumnya digunakan untuk Penentuan

posisi obyek-obyek yang bergerak. Untuk merealisasikan tuntuan real-time

nya, maka monitor station harus mengirimkan koreksi diferensial (fase) ke

pengguna secara real time dengan menggunakan system komunikasi data

tertentu.

Sistem kinematik diferensial post processing prinsipnya sama dengan

RTK, hanya beda dalam hal sisi real time-nya. Pada sistem kinematik

diferensial post processing sesuai dengan namanya (post processing) maka

Page 8: Mobile Device dalam Oseanografi.docx

data dikumpulkan terlebih dahulu untuk kemudian diolah (secara manual)

menggunakan software pengolahan data GPS.

Sistem DGPS adalah suatu akronim yang sudah umum digunakan

untuk Penentuan posisi real time secara diferensial yang menggunakan data

pseudorange. Sistem ini umumnya juga digunakan untuk penentuan posisi

obyek-obyek yang bergerak. Untuk merelisasikan tuntuan real-time nya, maka

monitor station harus mengirimkan koreksi diferensial ke pengguna secara real

time dengan menggunakan system komunikasi data tertentu. Koreksi

diferensial ini dapat berupa koreksi jarak (pseudorange) maupun koreksi

koordinat. Dalam hal ini, yang umum digunakan adalah koreksi pseudorange.

Koreksi koordinat jarang digunakan, karena koreksi ini menuntut bahwa

stasiun referensi pengirim koreksi serta pengamat mengamati satelit-satelit

yang sama, dimana hal ini tidak selalu dapat direalisasikan dalam operasional

lapangannya.

D. FAKTOR PENGARUH KESALAHAN SIGNIFIKAN PADA SISTEM

GPS BUOY

Kesalahan yang cukup signifikan pada GPS Buoy, salah satunya

adalah efek ayunan antena. Efek ayunan antena merupakan kesalahan tinggi

yang diakibatklan perubahan-perubahan posisi antena relatif terhadap

permukaan laut. Untuk memperoleh tinggi muka air laut yang benar atau

diasumsikan benar maka data sudut ayunan antenna harus diperoleh

bersamaan dengan saat-saat pengamatan GPS dilakukan. Untuk menangani

kesalahan ini maka alat GPS dapat ditambahkan dengan komponen lain yaitu

tilt meter, atau GPS Buoy disusun oleh Receiver GPS lebih dari satu.

Dalam perjalanannya dari satelit GPS ke receiver pengamat, sinyal

GPS akan dipengaruhi oleh beberapa kesalahan dan bias. Pada dasarnya

kesalahan dan bias GPS dapat dikelompokan atas kesalahan dan bias yang

terkait dengan satelit (berupa kesalahan jam satelit, ephemeris, dan selective

availability), medium propagasi (berupa bias ionosfer dan bias troposfer ),

Receiver GPS (meliputi kesalahan jam receiver, kesalahan yang terkait dengan

antenna, dan noise), data pengamatan (seperti ambiguitas fase dan cycle slip),

dan lingkungan sekitar receiver gps (multipath dan imaging). Terkait dengan

sistem GPS Buoy, hal yang dapat mencolok dari jenis kesalahan dan bias ini

(termasuk dalam kesalahan signifikan) adalah kesalahan multipath, karena air

Page 9: Mobile Device dalam Oseanografi.docx

(laut) bersifat reflektif. Untuk menangani kesalahan multipath ini maka alat

antena GPS disusun sedemikian rupa sehingga dapat menangkal efek

multipath tersebut.

E. APLIKASI GPS BUOY SYSTEM

Aplikasi dari GPS Buoy System yang sekarang ini banyak kita jumpai,

yaitu diantaranya untuk pengamatan pasut lepas pantai, pengamatan pasut

pantai, GPS Buoy untuk koreksi radar altimetry, penentuan pola arus laut,

Tsunami EWS, dan lain-lain.

Gambar Contoh Aplikasi GPS Buoy

Sumber : www.google.com, diunduh tanggal 24 Desember

2010 Pukul 24.00

Baru baru ini setelah terjadinya tsunami akibat gempa Aceh 2004,

sistem GPS Buoy untuk Tsunami EWS banyak diperbincangkan, kemudian

setelah itu juga bahkan banyak dibangun dibeberapa tempat sebagai bagian

komponen system dari keseluruhan sistem EWS (Early Warning System).

GPS Buoy menurut hasil percobaan, dapat mendeteksi sinyal gelombang

tsunami yang muncul akibat terjadinya suatu gempa bumi di laut.

F. APLIKASI GPS BUOY PADA PENGAMATAN PASUT LEPAS PANTAI

Pengamatan pasang surut (pasut) laut umumnya dilakukan dipinggir

pantai dengan menggunakan palem pasut ataupun peralatan tide gaug lainnya.

Patut diingat disini bahwa karakteristik pasut yang diamati ditepi pantai

umumnya hanya valid untuk kawasan dengan radius tertentu dari titik

pengamatan. Diluar kawasan tersebut, seperti dilepas pantai, karakteristik

pasut biasanya ditentukan secara tidak langsung, yaitu dengan melakukan

prediksi menggunakan cotidal chart.

Dengan menggunakan GPS Buoy, pengamatan pasut dapat dilakukan

secara langsung. Dalam hal ini, satu receiver GPS ditempatkan di pelampung

yang dijangkarkan di dasar laut, dan satu reveiver lainnya ditempatkan di satu

titik (bench mark) dipinggir pantai. Pada metoda ini, GPS digunakan untuk

menentukan beda tinggi antara pelampung dengan benchmark tersebut dari

waktu kewaktu.

G. APLIKASI GPS BUOY PADA PENGAMATAN PASUT PANTAI

Page 10: Mobile Device dalam Oseanografi.docx

Pengamatan pasang surut dengan tide gaug biasanya dilakukan dalam

selang waktu tertentu (menit atau jam). Dalam selang waktu pengamatan

tersebut mungkin saja dapat terjadi kehilangan informasi dari komponen high

frekuensi-nya. GPS mampu mengamati posisi secara high rate (1 Hz), (posisi

ditentukan tiap detik) sehingga dapat mengakomodasi sinyal high frekuensi

yang mungkin ada di dalam komponen pasut yang akan kita amati, kemudian

selanjutnya kita buatkan bentuk model pasutnya.

Dengan menggunakan GPS Buoy dalam pengamatan pasut yang dapat

dilakukan secara high rate, dan bahkan secara real time, mungkin merupakan

keunggulan dari sistem GPS Buoy ini apabila dibandingkan dengan

pengamatan pasut biasa, atau setidaknya menjadi alat pelengkap

(complementary) dari sistem pengamatan pasut yang ada, sehingga pemodelan

pasut nantinya yang akan kita cari, akan lebih baik lagi kita dapatkan model

akhirnya.

H. APLIKASI GPS BUOY UNTUK KOREKSI RADAR ALTIMETER

GPS Buoy dapat diaplikasikan untuk koreksi radar altimeter.

Contohnya dibawah ini adalah koreksi radar altimeter yang dilakukan di

Crosica. Radar yang akan dikoreksi/dikalibrasi yaitu TOPEX/Poseidon

altimeter. Sejak februari 2000, untuk setiap T/P overflight (seharian) sebuah

GPS buoy berada pada track sekitar 10 km di lepas pantai. Perbandingan

tinggi muka laut dengan GPS dan altimetry menghasilkan kesalahan altimetry.

Dengan adanya GPS Buoy ini maka kesalahan nantinya dapat dikoreksi.

Kontrol yang sistematik juga dilakukan dengan pengukuran menggunakan 3

tide guage sebelum dan sesudah overflight.

Contoh kalibrasi absolut yang terdapat di croscia, disitu mereka bisa

melakukan perhitungan dengan GPS buoy dan membandingkannya dengan

suatu pendekatan klasik. Di dalam study tersebut, data GPS telah diperoleh

dengan receiver Sercel dan diolah dengan menggunakan software Geogenius,

GDR dari PODAAC digunakan untuk pengolahan data altimetry.

I. APLIKASI GPS BUOY UNTUK STUDI POLA ARUS LAUT

Sistem GPS Buoy dapat digunakan untuk menentukan pola arus laut di

suatu kawasan perairan. Caranya yaitu dengan menempatkan Receiver GPS

pada suatu buoy (alat pelampung) yang bergerak bebas, bersama dengan

perangkat pemancar data (transmiter) yang berfungsi mengirimkan data posisi.

Page 11: Mobile Device dalam Oseanografi.docx

Karena adanya arus laut maka pelampung yang membawa receiver GPS, dan

transmiter akan bergerak mengikuti arah pergerakan arus yang bersangkutan

( Ilustrasi dapat dilihat pada gambar disamping.

Dengan menentukan posisi pelampung dari waktu ke waktu

menggunakan GPS, maka trajektori pelampung, yang mewakili arah

pergerakan arus laut dalam selang waktu tertentu dapat di ketahui. Untuk

menentukan arah pergerakan arus laut yang relatif teliti dan memadai untuk

keperluan praktis, yaitu dengan orde ketelitian posisi titik-titik sepanjang

trajektori sebesar 1 – 5 meter, maka metoda penentuan posisi secara

diferensial dengan menggunakan data pseudorange dapat digunakan.

Seandainya ketelitian yang lebih tinggi diinginkan maka data fase-lah yang

harus digunakan.

J. GPS UNTUK MENGUKUR MUKA LAUT

Pemanfaatan teknologi Global Positioning System (GPS) untuk

mengukur tinggi muka laut, dinilai memberikan hasil yang lebih baik

dibandingkan teknologi lainnya. Sejumlah cara digunakan untuk mengukur

tinggi muka laut. Di antaranya dengan memanfaatkan satelit altimetri. Namun,

altimetri ternyata memiliki resolusi rendah sebab pengukuran dilakukan secara

global. Apalagi jika telah mendekati pantai maka ketelitiannya semakin

berkurang.

Selain itu, pengukuran melalui stasiun pasang surut yang dilengkapi

sumur atau pipa yang terhubung ke laut. Pasang surut air dapat terukur melalui

sensor yang ada di dalam stasiun tersebut. Teknik ini memiliki keterbatasan

karena hanya mampu melakukan pengukuran di sekitar lokasi pasang surut

saja.

Jika pengukuran tinggi muka laut di lokasi yang agak jauh dari pantai

maka ketelitiannya akan berkurang. Pasalnya kita harus membuat pemodelan

lagi, sedangkan seperti kita ketahui selama ini, pengkuran pasang surut air

sifatnya time dependent dan spatial dependent. Melalui penggunaan teknologi

Global Positioning System (GPS) ini, keterbatasan dari kedua teknik

pengukuran dapat tertutupi. Ini Karena GPS mampu mengukur baik di daerah

pantai maupun di bagian laut yang bergelombang sekalipun.

Meski demikian, isu yang paling penting sekarang adalah

pembangunan infrastruktur database yang lebih baik. Sebab, selama ini di

Page 12: Mobile Device dalam Oseanografi.docx

Indonesia, infrastruktur tak terbangun dengan baik. Pembangunan

infrastruktur yang lebih baik akan memberikan referensi untuk mengetahui

tinggi muka laut lebih baik pula. Selama ini memang ada stasiun pasang surut

yang berada di sejumlah wilayah tetapi setiap tempat itu memiliki karakter

pasang surut yang berbeda.

Di samping itu, teknologi GPS memungkinkan untuk mencegah

kerugian negara dalam menentukan batas wilayah. Perbatasan wilayah laut

suatu negara biasanya ditentukan dengan menghitung garis pantai,

berdasarkan air pasang yang paling tinggi atau keadaan air yang paling surut,

melalui stasiun pasang surut.

Padahal, stasiun tersebut kerap memiliki karakter yang berbeda-beda di

setiap wilayah. Akibatnya hasil pengukuran pun berbeda. Tak heran jika

banyak nelayan dari negara asing yang dengan tenangnya mengeruk kekayaan

laut kita, seakan dianggap wilayah laut negaranya.