mnrt. friedmen.docx
TRANSCRIPT
MAKALAH
KEPERAWATAN KELUARGA MENURUT FRIEDMENN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Diampu Oleh Budi Widiyanto MN.
Disusun Oleh Kel 2 :
Denny Dwi Pinasti P.17420110005
Dia Ayu Praba Devi P.17420110006
Dian Aji Wibowo P.17420110007
Dinda Bayu Permana P.17420110008
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2012
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah swt. Sehingga dengan rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Dasar Keperawatan
Keluarga Menurut Fiedman” ini tanpa halangan suatu apa pun.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah keperawatan keluarga.
Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai konsep dasar dan asuhan keperawatan keluarga
dalam masyarakat tersebut. Saya menyadari, penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, antara lain:
1. Bapak Purnomo SKM,M. Kes. Selaku Koordinator Mata Kuliah Keperawatan
Keluarga.
2. Para dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Keluarga.
3. Segenap tim penyusun proporsal.
4. Pihak-pihak lain yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan dari pihak-pihak
tersebut. Tiada gading yang tak retak, kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mohon maaf dan besar harapan kami menerima saran
berikut kritik yang membangun mengenai kekurangan tersebut.
Semarang, 04 Desember 2012
Kelompok 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini, penerapan teori keperawatan kedalam praktik keperawatan keluarga belum
lengkap, tapi berkembang secara mengesankan. Teori-teori keperawatan sangat menjanjikan
apabila diterapkan dalam keluarga. Teori-teori tersebut menguraikan dan menjelaskan bukan
hanya keluarga dalam konteks sehat dan sakit, melainkan juga menguraikan peran perawat
dalam pengkajian dan intervensi. Namun sampai saat ini teori-teori keperawatan tersebut
masih dalam tahap awal dari penerapan keperawatan keluarga. Teori-teori keluarga memiliki
gambaran yang jauh lebih lengkap dan memiliki kekuatan lebih dalam menjelaskan tentang
perilaku keluarga (teori ilmu sosial keluarga) dan intervensi keluarga (teori terapi keluarga),
tapi perlu dirumuskan ulang atau diadaptasi ulang sehingga teori-teori tersebut cocok dengan
perspektif keperawatan.
Salah satu teori keperawatan keluarga yang sering digunakan adalah teori Friedman.
Model pengkajian keluarga Friedman merupakan integrasi dari teori sistem, teori
perkembangan keluarga, dan teori struktural fungsional sebagai teori-teori utama yang
merupakan dasar dari model dan alat pengkajian keluarga. Teori-teori lain yang ikut berperan
kedalam dimensi struktural dan fungsional adalah teori komunikasi, peran dan stress
keluarga. Diagnosa keperawatan keluarga dan strategi intervensi didasarkan pada identifikasi
data, sosial kultural, perkembangan, struktural, fungsional, dan pengkajian stress serta
koping.
Dalam teori sistem, keluarga dipandang sebagai suatu sistem terbuka dengan batas-
batasnya. Sebuah sistem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang diarahkan pada
tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi dan bergantungan satu dengan yang
lainnya dan yang dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu
cara untuk menjelaskan sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan
berinteraksi dengan sistem yang lain.
3
Pendekatan perkembangan keluarga didasarkan pada observasi bahwa keluarga adalah
kelompok berusia panjang dengan suatu sejarah alamiah, atau siklus kehidupan, yang perlu
dikaji jika dinamika kelompok diinterpretasikan secara penuh dan akurat (Duvall, dan Miller,
1985). Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari waktu ke
waktu dengan membaginya ke dalam satu seri tahap perkembangan yang diskrit. Konsep
tentang tahap-tahap siklus kehidupan keluarga terdapat saling ketergantungan yang tinggi
antara anggota keluarga ; keluarga dipaksa untuk berubah setiap kali ada penambahan atau
pengurangan anggota keluarga.
Sedangkan dalam teori struktural fungsional keluarga dipandang sebagai sistem
sosial, tapi lebih berorientasi pada hasil daripada proses, yang lebih merupakan karakteristik
teori sistem. Perspektif struktural fungsional yang diterapkan pada keluarga bersifat
komprehensif dan mengakui pentingnya interaksi antara keluarga dan lingkungan eksternal
dan internal.
4
BAB II
KONSEP DASAR
I. Konsep Keluarga
A. Definisi Keluarga
Friedman (1998), Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga.Sedangkan menurut Duvall dan Logan (1986)
dalam buku Mubarak (2009), keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta serta sosial dari tiap anggota
keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan. Depkes (1998).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama (satu atap) atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
B. Tipe atau bentuk keluarga (Mubarak, 2009).
1. Keluarga Inti (Nuclear Family), terdiri atas ayah, ibu, dan anak (kandung atau angkat)
yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2. Keluarga Besar (Extended Family), terdiri atas keluarga inti ditambah dengan keluarga
yang mempunyai hubungan darah, misalnya: kakek, nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
3. Reconstituted Nuclear, adalah pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami atau istri tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik
itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
5
4. Keluarga “Dyad” (Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri yang sudah berumur dan tidak
mempunyai anak, keduanya atau salah satunya bekerja di luar rumah.
5. Keluarga duda atau janda (Single Family), terdiri atas satu orang tua (ayah atau ibu) akibat
perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar
rumah.
6. Single Adult, yaitu wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
C. Tugas perkembangan keluarga (Friedman, 1998).
a. Pasangan baru menikah (pasangan baru)
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Mengembangkan hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga dengan menanti kelahiran atau bayi baru lahir
1) Mempersiapkan menjadi orang tua
2) Tugas masing- masing dan tanggung jawab
3) Persiapan biaya
4) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga baru, interaksi keluarga, hubungan
seksual dan kegiatan sehari-hari
5) Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, missal kebutuhan tempat tinggal, privacy dan rasa
aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga
harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam atau keluarga (keluarga lain dan
lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (biasanya keluarga mempunyai
tingkat kerepotan yang tinggi)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
6
7) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumnuhan dan perkembangan
anak
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih
luas (yang tidak atau kurang diperoleh dari sekolah atau masyarakat)
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota
keluarga
e. Keluarga dengan anak usia remaja
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah
seorang dewasa muda dan memilki otonomi
2) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindarkan terjadinya
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga
f. Keluarga dengan anak-anak dewasa awal (pelepasan)
1) Memperluas jaringan keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
f. Keluarga dengan usia pertengahan
1) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
2) Mempertahankan suasana rumah yang menyenagkan
3) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan
sebayanya
4) Meningkatkan keakraban pasangan
5) Partisipasi aktivitas sosial
7
g. Keluarga dengan usia lanjut
1) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan
pasangannya
2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan pasangan, kekuatan fisik, dan
penghasilan keuarga
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
4) Mempertahankan kontak dengan anak cucu
5) Mempertahankan kontak dengan masyarakat
6) Melakukan life review masa lalu
D. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan fungsional apabila dilakukan secara terbuka,
jujur, melibatkan emosi, menyelesaikan konflik keluarga, berpikiran positif, dan tidak
mengulang isu atau pendapat sendiri.
b. Struktur peran
Serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi social yang diberikan. Jadi,
pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
c. Struktur kekuatan dan nilai
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi atau merubah perilaku
orang lain ke arah positif. Tipe struktur kekuatan : hak (legitimate power), ditiru (referent
power), keahlian (expert power), hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan afektif
power.
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sika atau keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang baik atau diterima pada
lingkungan sosial atau masyarakat.
E. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan
anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
8
b. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga,
memberikan perhatian di antara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota
keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga.
c. Fungsi sosialisasi, yaitu membina sosialisasi pada anak, membentuk norma norma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing, dan meneruskan nilai-nilai
budaya.
d. Fungsi pendidikan, yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan, membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya,
mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa, serta mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Friedman (1988) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai berikut :
A. Fungsi afektif
Fungsi afektif berkaitan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basic
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari
seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga mengembangkan iklim yang positif. Hal
tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dalam keluarga. Adanya
perceraian, kenakalan anak, atau masalah lain yang sering timbul dalam keluarga dikarenakan
fungsi afektif yang tidak terpenuhi. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga untuk
melaksanakan fungsi afektif :
1. Memelihara saling asuh (mutual nurturance)
Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, dan saling mendukung
antar anggota. Setiap anggota yang mendapat kasih sayang dan dukungan dari anggota yang
lain, maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, sehingga
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim dalam keluarga
merupakan modal dasar dalam membina hubungan dengan orang lain di luar keluarga atau
masyarakat. Prasyarat untuk mencapai saling asuh adalah komitmen dasar dari masing-
masing pasangan dan hubungan perkawinan yang secara emosional memuaskan dan
terpelihara.
9
2. Keseimbangan saling menghargai
Adanya sikap saling menghargai dengan mempertahankan iklim yang positif dimana
tiap anggota diakui serta dihargai keberadaan dan haknya sebagai orang tua maupun sebagai
anak, sehingga fungsi afektif akan tercapai. Keseimbangan saling menghormati dapat dicapai
apabila setiap anggota keluarga menghormati hak, kebutuhan, dan tanggung jawab angggota
keluarga yang lain. Orang tua perlu menyediakan struktur yang memadai dan panduan yang
konsisten sehingga batas-batas bisa dibuat dan dipahami. Namun perlu dibentuk fleksibilitas
dalam sistem keluarga agar memberikan ruang gerak bagi kebebasan untuk berkembang
menjadi individu.
3. Pertalian atau ikatan dan identifikasi
Kekuatan yang besar dibalik persepsi dan kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan
individu dalam keluarga adalah pertalian (bonding) atau kasih sayang (attachment). Ikatan
dimulai sejak pasangan sepakat untuk memulai hidup baru. Ikatan antara anggota keluarga
dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan
anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga
anak-anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang tuanya.
4. Keterpisahan dan Kepaduan
Untuk merasakan dan memenuhi kebutuhan psikologis, anggota keluarga harus
mencapai pola keterpisahan (separatness) dan keterpaduan (connectedness) yang
memuaskan. Anggota keluarga berpadu dan berpisah satu sama lain. Setiap keluarga
menghadapi isu-isu keterpisahan dan kepaduan dengan cara yang unik.
B. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman,
1986). Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-
orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan
antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar didiplin,
belajar norma-norma, budaya, dan prilaku melalui hubungan dan interaksi di dalam keluarga,
sehingga individu mampu berperan di masyarakat.
10
C. Fungsi Reproduksi
Dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis
pada pasangan tujuan membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan, sehingga
menambah sumber daya manusia.
D. Fungsi Ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal
maka keluarga memerlukan sumber keuangan.
E. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,
yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga
yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan
tugas kesehatan berarti sanggup atau mampu menyelesaikan masalah kesehatan. Tugas
kesehatan keluarga menurut Friedman, 1998 adalah sebagai berikut:
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga atau orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan
yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota
keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila
menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang
terjadi, dan seberapa besar perubahannya.
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara anggota keluarga yang
mempunyai kemampuan untuk memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan yang
dilakukan diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang tejadi dapat dikurangi atau teratasi.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga masih
merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesahatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah
apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
11
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi anggota
keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu lebih banyak berhubungan dengan
lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah haruslah dapat menjadikan
lambang ketenangan, keindahan, ketentraman, dan dapat menunjang derajat kesehatan bagi
anggota keluarga.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Apabila mengalami gangguan kesehatan, keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di sekitarnya, sebagai contoh: keluarga dapat berkonsultasi kepada tenaga
keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami anggota keluarganya, sehingga
keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit.
F. Keperawatan kesehatan keluarga
a. Definisi
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipnsatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan mclalui perawatan sebagai saran atau penyalur (Murwani, 2007).
b. Alasan Keluarga sebagai unit pelayanan :
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya.
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga lainnya.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (Pasien), keluarga tetap
berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara para anggotanya.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk bcrbagai upaya kesehatan
masyarakat.
12
G. Model pengkajian menurut Friedman
Model Pengkajian Keluarga Menurut Friedman terdiri dari enam kategori yaitu :
1. Mengidentifikasi data
2. Tahap dan riwayat perkembangan
3. Data lingkungan
4. Struktur keluarga
5. Fungsi keluarga
6. Koping keluarga
Setiap kategori terdiri dari banyak sub kategori, perawat yang mengkaji keluarga
harus mampu memutuskan kategori mana yang relevan dengan kasus yang dihadapi sehingga
dapat digali lebih dalam pada saat kunjungan dengan demikian masalah dalam keluarga dapat
mudah diidentifikasi. Tidak semua dari kategori harus di kaji tetapi tergantung pada tujuan,
masalah dan sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga. Berikut adalah uraian dari
pengkajian keluarga model Friedman:
A. Identifikasi Data Keluarga.
Informasi identifikasi tentang anggota keluarga sangat diperlukan untuk mengetahui
hubungan masing-masing anggota keluarga dan sebagi upaya untuk lebih mengenal masing-
masing anggota keluarga. Data yang diperlukan meliputi :
Nama keluarga
Alamat dan Nomor telepon
Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian
dari keluarga mereka. Friedman dalam bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya
terdiri dari penghuni rumah, tetapi juaga keluarga besar lainnya atau keluarga fiktif yang
menjadi bagian dari keluarga tersebut tetapi tidak tinggal dalam rumah tangga yang sama.
Pada komposisi keluarga, pencatatan dimulai dari anggota keluarga yang sudah
dewasa kemudian diikuti anak sesuai dengan urutan usia dari yang tertua, bila terdapat orang
lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut dimasukan dalam bagian akhir dari
komposisi keluarga.
13
Berikut format komposisi keluarga menurut Friedman :
No Nama
Keluarga
Jenis
Kelamin
Hubungan Tempat/Tanggal
Lahir
Pekerjaan Pendidikan
1
2
3
4
Bapak
Ibu
Anak
tertua
………….
.
Strategi lain untuk mengetahui keluarga adalah genogram keluarga atau pohon
keluarga.Genogram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan konstelasi keluarga
atau pohon keluarga dan merupakan pengkajian informatif untuk mengetahui keluarga dan
riwayat serta sumber-sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan vertikal
( lintas generasi ) dan horisontal ( dalam generasi yang sama )dan dapat membantu kita
berfikir secara sistematis tentang suatu peristiwa dalam keluarga dilihat dari hubungan
keluarga dengan pola penyakit, sehingga dapat menciptakan hipotesis tentatif tentang apa
yang sedang terjadi dalam keluarga. Genogram keluarga memuat informasi tentang tiga
generasi ( keluarga inti dan keluarga asal masing-masing / orang tua keluarga inti ).
Genogram juga dapat menentukan tipe dari keluarga.
4. Tipe Bentuk Keluarga
Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam satu rumah. Tipe
keluarga dapat dilihat dari komposisi dan genogram dalam keluarga.
5. Latar Belakang Budaya Keluarga
Latar belakang kultur keluarga merupakan hal yang penting untuk memahami
perilaku sistem nilai dan fungsi keluarga, karena budaya mempengaruhi dan membatasi
tindakan-tindakan individual maupun keluarga. Perbedaan budaya menjadikan akar
miskinnya komunikasi antar individu dalam keluarga. Dalam konseling keluarga kbudayaan
merupakan hal yang sangat penting.
14
Pengkajian terhadap kultur / kebudayaan keluarga meliputi :
a. Identitas suku bangsa
b. Jaringan sosial keluarga ( kelopok etnis yang sama )
c. Tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis bersifat
homogen)
d. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi dan pendidikan
e. Bahasa yang digunakan sehari-hari
f. Kebiasaan diit dan berpakaian
g. Dekorasi rumah tangga ( tanda-tanda pengaruh budaya )
h. Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial keluarga ( Apakah porsi
tersebut semata-mata ada dalam komunitas etnis )
i. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. Bagaimana keluarga
terlibat dalam praktik pelayanan kesehatan tradisional atau memiliki kepercayaan
tradisional yang berhubungan dengan kesehatan.
j. Negara asala dan berapa lama keluarga tinggal di suatu wilayah.
6. Identifikasi Religius
Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga, seberapa aktif keluarga
dalam melakukan ibadah keagamaan, kepercayaan dan nilai-nilai agama yang menjadi fokus
dalam kehidupan keluarga.
7. Status Kelas Sosial ( Berdasarkan Pekerjaan, Pendidikan dan Pendapatan )
Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari gaya hidup keluarga.
Perbedaan kelas sosial dipengaruhi oleh gaya hidup keluarga, karakteristik struktural dan
fungsional, asosiasi dengan lingkungan eksternal rumah. Dengan mengidentifikasi kelas
sosial keluarga, perawat dapat mengantisipasi sumber-sumber dalam keluarga dan sejumlah
stresornya secara baik. Bahkan fungsi dan struktur keluarga dapat lebih dipahami dengan
melihat latar belakang kelas sosial keluarga.
15
Hal-hal yang perlu dikaji dalam status sosial ekonomi dan mobilitas keluarga adalah :
a. Status kelas Sosial
Status kelas sosial keluarga ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan keluarga dan
sumber pendapatan keluarga, pekerjaan dan pendidikan keluarga. Friedman membagi kelas
sosial menjadi enam bagian yaitu kelas atas-atas, kelas atas bawah, kelas menegah atas, kelas
menengah bawah, kelas pekerja dan kelas bawah.
b. Status Ekonomi
Status ekonomi ditentukan oleh jumlah penghasilan yang diperoleh keluarga. Perlu
juga diketahui siapa yang menjadi pencari nafkah dalam keluarga, dana tambahan ataupun
bantuan yang diterima oleh keluarga, bagaimana keluaraga mengaturnya secara finansial.
Selain itu juga perawat perlu mengetahui sejauhmana pendapatan tersebut memadai serta
sumber-sumber apa yang dimiliki oleh keluarga terutama yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan seperti asuransi kesehatan dan lain-lain.
c. Mobilitas Kelas Sosial
Menggambarkan perubahan yang terjadi sehingga mengakibatkan terjadinya
perubahan kelas sosial, serta bagaimana keluarga menyesuaikan diri terhadap perubahan
tersebut.
8. Aktifitas rekreasi keluarga
Kegiatan-kegiatan rekreasi keluarga yang dilakukan pada waktu luang. Menggali
perasaan anggota keluarga tentang aktifitas rekreasi pada waktu luang.Bentuk rekreasi tidak
harus mengunjungi tempat wisata, tetapi bagaimana keluarga memanfaatkan waktu luang
untuk melakukan kegiatan bersama ( nonton TV, mendengarkan radio, berkebun bersama
keluarga , bersepeda bersama keluarga dll ).
H. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan tentang tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
16
c) Riwayat keluarga Inti. Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap pencegahan penyakit ( imunisasi ), sumber pelayanan kesehatan yang
bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau pengalaman
penting yang berhubungan dengan kesehatan ( perceraian, kematian, kehilangan)
d) Riwayat keluarga sebelumnya. Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua
( riwayat kesehatan, seperti apa keluarga asalnya, hubungan masa silam dengan kedua
orang tua )
I. Lingkungan Keluarga
Melliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari pertimbangan bidang-bidang
yang paling kecil seperti aspek dalam rumah sampai komunitas yang lebih luas dimana
keluarga tersebut berada. Pengkajian lingkungan meliputi :
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan :
o Tipe tempat tinggal ( rumah sendiri, apartemen, sewa kamar),
o Gambaran kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah).
Interior rumah meliputi : jumlah ruangan, tipe kamar/pemanfaatan ruangan ( ruang
tamu, kamar tidur, ruang keluarga ), jumlah jendela, keadaan ventilasi dan penerangan ( sinar
matahari ), macam perabot rumah tangga dan penataannya, jenis lantai, kontruksi bangunan,
keamanan lingkungan rumah, kebersihan dan sanitasi rumah, jenis septic tank, jarak sumber
air minum dengan septic tank, sumber air minum yang digunakan, keadaan dapur
( kebersihan, sanitasi, keamanan ). Perlu dikaji pula perasaan subyektif keluarga terhadap
rumah, identifikasi teritorial keluarga, pengaturan privaci dan kepuasan keluarga terhadap
pengaturan rumah. Lingkungan luar rumah meliputi keamanan ( bahaya-bahaya yang
mengancam ) dan pembuangan sampah.
17
2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas.
Menjelaskan tentang :
Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi : tipe lingkungan/komunitas ( desa,
sub kota, kota ), tipe tempat tinggal ( hunian, industri, hunian dan industri, agraris ),
kebiasaan , aturan / kesepakatan, budaya yang mempengaruhi kesehatan, lingkungan
umum ( fisik, sosial, ekonomi ),
Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas, meliputi kelas sosial rata-
rata komunitas, perubahan demografis yang sedang berlangsung.
Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan serta fasilitas-fasilitas umum
lainnya seperti pasar, apotik dan lain-lain
Bagimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau oleh keluarga
Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan oleh keluarga dalam
mengakses fasilitas yang ada.
Insiden kejahatan disekitar lingkungan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas keluarga ditentukan oleh : kebiasaan keluarga berpindah tempat, berapa
lama keluarga tinggal di daerah tersebut, riwayat mobilitas geografis keluarga tersebut
( transportasi yang digunakan keluarga, kebiasaan anggota keluarga pergi dari rumah :
bekerja, sekolah ).
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga melakukan interak dengan
masyarakat. Perlu juga dikaji bagaimana keluarga memandang kelompok masyarakatnya.
18
5. Sistem pendukung keluarga
Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan, dukungan
konseling aktifitas-aktifitas keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah
Informal ( jumlah anggota keluarga yang sehat, hubungan keluarga dan komunitas,
bagaimana keluarga memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan ) dan formal yaitu hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang berasal
dari lembaga perawatan kesehatan atau lembaga lain yang terkait ( ada tidaknya fasilitas
pendukung pada masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan )
J. Struktur Keluarga
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
Pola dan komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, sistem komunikasi yang
digunakan, efektif tidaknya ( keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga.
Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi orang lain/anggota
keluarga untuk merubah perilaku. Sistem kekuatan yang digunakan dalam mengambil
keputusan, yang berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya keluarga terhadap
putusan tersebut.
Struktur Peran
Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :
a) Struktur peran formal
1) Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran keluarga dalam
melaksanakan peran tersebut.
2) Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten dengan harapan keluarga,
apakah terjadi konflik peran dalam keluarga.
3) Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara kompeten
4) Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan
19
b) Struktur peran informal
Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas yang ada dalam keluarga, serta
siapa yang memainkan peran tersebut dan berapa kali peran tersebut sering dilakukan
secara konsisten
Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada tidaknya peran disfungsional
serta bagaimana dampaknya terhap anggota keluarga
c) Analisa Model Peran
o Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi anggota keluarga dalam kehidupan
awalnya, memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang perkembangan, peran-peran dan
teknik komunikasi.
o Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi pasangan dan sebagai
orang tua
d) Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran
o Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar belakang kelas sosial mempengaruhi
struktur peran formal dan informal dalam keluarga.
o Pengaruh budaya terhadap struktur peran
o Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap struktur peran.
o Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur peran.
1. Nilai-Nilai Keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut Friedman adalah :
a. Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga
b. Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya
c. Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem keluarga
d. Identifikasi sejauhman keluarga menganggap penting nilai-nilai keluarga serta kesadaran
dalam menganut sistem nilai.
e. Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam keluarga
f. Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap perkembangan keluarga terhadap
nilai keluarga
g. Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga.
20
K. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi :
Fungsi Afektif
Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi :
1) Pola kebutuhan keluarga
a. Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota keluarganya, serta bagaimana
orang tua mampu menggambarkan kebutuhan dari anggota keluarganya.
b. Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau keinginan masing-masing anggota
keluarga
2) Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga
a. Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota keluarga satu sama lain serta
bagaimana mereka saling mendukung
b. Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan intim satu sama lain, serta
bentuk kasih sayang yang ditunjukkan keluarga.
3) Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga
Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang perpisahan dan keterikatakan serta
sejauhmana keluarga memelihara keutuhan rumah tangga sehingga terbina keterikatan dalam
keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :
a. Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol perilaku sesuai dengan usia, memberi
dan menerima cinta serta otonomi dan ketergantungan dalam keluarga
b. Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak
c. Bagaimana anak dihargai dalam keluarga
d. Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan anak
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
f. Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat masalah dalam membesarkan anak
g. Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan perkembangan anak.
21
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengkajian fungsi perawatan kesehatan meliputi :
a. Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada keluarganya.
1. Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan kesehatan
2. Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit.
3. Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau perubahan penting yang berhubungan
ddengan masalah kesehatan yang dihadapi.
4. Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat :
a. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
b. Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
c. Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara lingkungan
d. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
L. Koping Keluarga
Pengkajian koping keluarga meliputi :
1. Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang dialami oleh keluarga, serta
lamanya dan kekuatan strssor yang dialami oleh keluarga.
2. Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang dihadapi.
3. Sejauhmana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi koping apa yang digunakan
untuk menghadapi tipe-tipe masalah, serta strategi koping internal dan eksternal yang
digunakan oleh keluarga.
4. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga. Identifikasi bentuk yang
digunakan secara ekstensif : kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak,
mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos keluarga yang merusak,
pseudomutualitas, triangling dan otoritarisme.
22
APLIKASI PENGKAJIAN FRIEDMAN DALAM KASUS DIABETES MILITUS
Format pengkajian keluarga model Friedman yang diaplikasikan ke kasus dengan
masalah uatama Diabetes Militus meliputi :
1. Data Umum
Yang perlu dikaji adalah jenis kelamin, umur, pendidikan. Pada pengkajian
pendidikan diketahui bahwa pendidikan berpengaruh pada kemampuan dalam pengelolaan
diabetes dan pandangan pasien mengenai perawatan sendiri diabetes (Long, 1996). Pada
pengkajian umur diketahui bahwa faktor usia berpengaruh pada diabetes melitus dan usia
dewasa tua (> 40 tahun) adalah resiko tinggi untuk DM (Syaifoellah N, 1996).
2. Genogram
Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau faktor bawaan yang
sudah ada pada diri manusia untuk timbulnya diabetes melitus. Dan diketahui bahwa diabetes
melitus adalah penyakit autoimun yang ditentukan secara genetik. (Price, 1995)
3. Status Sosial
Status sosial ekonomi keluarga dapat dilihat dari pendapatan kepala keluarga maupun
dari anggota keluarga lainnya dan juga kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga
(Rekawati, 2000). Pada pengkajian status sosial ekonomi diketahui bahwa tingkat status
sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang. Dampak dari
ketidakmampuan keluarga membuat seseorang enggan memeriksakan diri ke dokter dan
fasilitas kesehatan lainnya.
4. Riwayat Keluarga Inti
Yang perlu dikaji mengenai riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga dan
apakah dari anggota keluarga tersebut ada yang mempunyai penyakit keturunan. Karena
sebagaimana telah diketahui bahwa diabetes melitus juga merupakan salah satu dari penyakit
keturunan, disamping itu juga perlu dikaji tentang perhatian keluarga terhadap pencegahan
penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-
pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
23
5. Karakteristik Lingkungan
Yang pelu dikaji dari karakteristik lingkungan adalah karakteristik rumah, tetangga
dan komunitas, geografis keluarga, sistem pendukung keluarga dimana karakteristik rumah
dan penataan lingkungan yang kurang pas dapat menimbulkan suatu cidera, karena pada
penderita diabetes melitus bila mengalami suatu cidera atau luka biasanya sulit sembuh.
6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. Semakin tinggi dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit, semakin mempercepat kesembuhan dari penyakitnya.
Merupakan basis sentral bagi pembentukan dan kelangsungan unit keluarga. Fungsi ini
berkaitan dengan persepsi keluarga terhadap kebutuhan emosional para anggota keluarga.
Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan mengakibatkan ketidakseimbangan keluarga
dalam mengenal tanda-tanda gangguankesehatan selanjutnya.
b. Fungsi Keperawatan
1) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan sejauh mana
keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, faktor
penyebab, tanda dan ejala serta yang mempengaruhi keluarga terhadap masalah,
kemampuan keluarga dapat mengenal masalah, tindakan yang dilakukan oleh keluarga
akan sesuai dengan tindakan keperawatan, karena diabetes melitus memerlukan
perawatan yang khusus yaitu mengenai pengaturan makannya. Jadi disini keluarga perlu
tahu bagaimana cara pengaturan makan yang benar pada diabetes melitus.
2) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat. Yang perlu dikaji adalah bagaimana keluarga mengambil keputusan
apabila anggota keluarga terserang diabetes melitus. Kemampuan keluarga mengambil
keputusan yang tepat akan mendukung kesembuhan.
3) Untuk mengetahui sejauh mana keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Yang
perlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya dan cara merawat
anggota keluarga yang sakit diabetes melitus.
24
4) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
sehat. Yang perlu dikaji bagaimana keluarga mengetahui keuntungan atau manfaat
pemeliharaan lingkungan kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan akan
dapat mencegah kekambuhan dari pasien diabetes mellitus.
5) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
yang mana akan mendukung terhadap kesehatan seseorang.
c. Fungsi Sosialisasi
Pada kasus penderita DM yang sudah mengalami komplikasi seperti ganggren, dapat
mengalami gangguan fungsi sosial baik di dalam keluarga maupun didalam komunitas sekitas
keluarga.
d. Fungsi Reproduksi
Pada penderita diabetes militus perlu dikaji riwayat kehamilannya untuk mengetahui
adanya tanda-tanda diabetes melitus gestasional, karena diabetes gestasional terjadi pada saat
kehamilan. Pada pria juga perlu dikaji kemungkinan terjadi gangguan reproduksi seperti
disfungsional ereksi, kecenderungan yang terjadi pada penderita DM dengan jenis kelamin
laki-laki mengalami gangguan fungsi ereksi.
e. Fungsi Ekonomi
Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan penyakit. Biasanya
karena faktor ekonomi orang segan untuk mencari pertolongan dokter ataupun petugas
kesehatan lainnya. (Friedman, 1998 ).
25
BAB III
PENUTUP
Salah satu tujuan penting dari keperawatan keluarga adalah membantu keluarga dan
anggotanya bergerak ke arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.
Untuk mencapai tujuan ini, perawat keluarga harus mampu membantu keluarga untuk
mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan pribadi dari anggota
keluarga secara individual dan fungsi keluarga yang optimum. Friedman mencoba membuat
suatu format pengkajian keluarga yang mampu menggali aspek-aspek yang penting dalam
membantu keluarga dengan didasari oleh tiga teori utama yaitu teori perkembangan keluarga,
teori sistem dan teori struktural fungsional.
Bila bekerja dengan keluarga atau individu yang bermasalah, teori perkembangan
keluarga membantu para profesional kesehatan keluarga berpikir tentang siklus kehidupan
keluarga yang telah membentuk konteks dimana masalah-masalah keluarga dan individu
terjadi. Sedangkan teori sistem lebih memandang keluarga sebagai suatu sistem sosial yang
hidup. Keluarga merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu-individu yang
mempunyai hubungan erat satu sama lain dan saling tergantung, yang diorganisir dalam satu
unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu yakni fungsi-fungsi keluarga.
Perspektif struktural fungsional yang diterapkan pada keluarga bersifat komprehensif dan
mengakui pentingnya interaksi antara keluarga dengan lingkungan eksternal dan internal.
Pendekatan perkembangan dibutuhkan untuk memberikan informasi tentang
perkembangan keluarga dan tugas-tugas siklus kehidupan, menguji perubahan-perubahan
dalam kehidupan keluarga dari waktu ke waktu dan mengkaji bagaimana sebuah keluarga
menangani tugas-tugas perkembangan. Pendekatan sistem umum yang diterapkan pada
keluarga juga diperlukan untuk memandang proses adaptasi dan komunikasi dalam keluarga.
Analisa struktural fungsional cenderung mengemukakan suatu pandangan terhadap keluarga
yang bersifat statis, sementara itu teori perkembangan dan teori sistem menangani
peruabahan dari waktu ke waktu dengan baik. Ketiga teori ini saling melengkapi dalam
format pengkajian keluarga Friedman untuk membantu perawat keluarga memberikan asuhan
keperawatan yang optimal.
26
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Marilyn M., (1998), Family Nursing : Research,Theory and Practice. 4th edition,
Norwalk CT, Appleton & Lange
Friedman, Marilyn M., (1998), Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik, edisi 3, EGC,
Jakarta.
Wright, Lorraine M., (1994), Nurses and Families : A Guide toFamily Asseement and
Intervention, second edition, DNLM
http://nsharmoko.blogspot.com
DaCunha, J. P. 2010. Family Health Care Nursing (4 ed.). United States of America: F. A.
Davis Company.
27