minimisasi limbah -...

6
MINIMISASI LIMBAH PADAPUSATPENGEMBANGAN PENG ELO LAAN LIMBAH RAD IOAKTIF SabatM. Panggabean Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, BAT AN PENDAHULUAN kuasainyapaket teknologi minimisasi limbah radioaktif dan pemanfaatan ulang material berbahaya dalam limbah". PENGELOLAANLIMBAH Pengelolaan limbah pada dasarnya bertujuan untuk mengendalikan pencemaran yang disebabkan oleh kegiatan industri. Secara hirarki, upaya pengelolaan limbah tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Pada gambar tersebut terlihat upaya pengelolaan limbah yang pertama sekali diupayakan adalah meminimisasilimbah dengan cara reduksi pada sumbemya dan diikuti dengan pemanfaatanlimbah baik di dalampabrik (on-site), maupun di 1uar pabrik (off-site) tersebut. Reduksi limbah pada sumbemya adalah upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang akan menyebar di lingkungan, secara preventif langsung pada sumber pencemar. Pemanfaatan limbah adalah upaya mengurangi volume, kon- Banyaknya kasus pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri dewasa ini telah mendorong terjadinya pergeseran paradigma di dalam penanganan limbah industri tersebut. Pergeseran paradigma yang dimaksud adalah perubahan daTiend ofpipe treatment menjadi pollution prevention principle. Hal ini berarti penanganan limbah dilakukan bukan setelah limbah tersebut terbentuk, tetapi pengelolaannya diupayakansedemiki- an rupa mulai daTi bahan baku sampai akhir pemakaian produk agar dihasilkanlimbah seminimal mungkin. Upaya ini lebih bersifat proaktif dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu (Panggabean, [1]). Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR) juga merespons pergeseran paradigma tersebut. Hal ini ter1ihatdari Tolok Ukur Penguasaan dan Pengembangan Teknologi ProsesPengolahan Limbah dengan Sasaran Repe1ita VII tahun 2000/2001 yang berbunyi "Di- [::IJ PvldInL./I1t'AI1 Va' ~ Na /.zaxJ

Upload: dinhhuong

Post on 25-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MINIMISASI LIMBAH - digilib.batan.go.iddigilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Limbah/Vol5No1th-2000/... · yang akan melandasi program produksi bersih. Suatu pendekatan penting

MINIMISASI LIMBAHPADAPUSATPENGEMBANGAN

PEN G ELO LAAN LIMBAH RAD IOAKTIF

Sabat M. PanggabeanPusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, BAT AN

PENDAHULUAN kuasainya paket teknologi minimisasilimbah radioaktif dan pemanfaatanulang material berbahaya dalamlimbah".

PENGELOLAANLIMBAH

Pengelolaan limbah pada dasarnyabertujuan untuk mengendalikanpencemaran yang disebabkan olehkegiatan industri. Secara hirarki, upayapengelolaan limbah tersebut dapatdilihat pada Gambar 1. Pada gambartersebut terlihat upaya pengelolaanlimbah yang pertama sekali diupayakanadalah meminimisasi limbah dengancara reduksi pada sumbemya dandiikuti dengan pemanfaatan limbahbaik di dalam pabrik (on-site), maupundi 1uar pabrik (off-site) tersebut.Reduksi limbah pada sumbemyaadalah upaya untuk mengurangivolume, konsentrasi, toksisitas, dantingkat bahaya limbah yang akanmenyebar di lingkungan, secarapreventif langsung pada sumberpencemar. Pemanfaatan limbah adalahupaya mengurangi volume, kon-

Banyaknya kasus pencemaranlingkungan yang diakibatkan olehlimbah industri dewasa ini telah

mendorong terjadinya pergeseranparadigma di dalam penangananlimbah industri tersebut. Pergeseranparadigma yang dimaksud adalahperubahan daTi end of pipe treatmentmenjadi pollution prevention principle.Hal ini berarti penanganan limbahdilakukan bukan setelah limbahtersebut terbentuk, tetapipengelolaannya diupayakan sedemiki-an rupa mulai daTi bahan baku sampaiakhir pemakaian produk agardihasilkan limbah seminimal mungkin.Upaya ini lebih bersifat proaktifdengan melibatkan berbagai disiplinilmu (Panggabean, [1]).

Pusat Pengembangan PengelolaanLimbah Radioaktif (P2PLR) jugamerespons pergeseran paradigmatersebut. Hal ini ter1ihat dari TolokUkur Penguasaan dan PengembanganTeknologi Proses Pengolahan Limbahdengan Sasaran Repe1ita VII tahun2000/2001 yang berbunyi "Di-

[::IJ

PvldInL./I1t'AI1 Va' ~ Na /.zaxJ

Page 2: MINIMISASI LIMBAH - digilib.batan.go.iddigilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Limbah/Vol5No1th-2000/... · yang akan melandasi program produksi bersih. Suatu pendekatan penting

ARTIKEL

sentrasi, toksisitas, clan tingkat bahayayang menyebar di lingkungan, dengancara memanfaatkannya melalui carapenggunaan kembali (reuse), daurulang (recycle), perolehan kembali(recovery). Setelah upaya minimisasilimbah dilakukan dengan maksimal,kemudian limbah yang terbentukselanjutnya diolah dengan mem-perhatikan baku mutu limbah yangberlaku. Setiap upaya pengolahanlimbah umumnya akan menghasilkansisa akhir, misalnya lumpur (sludge).Sisa akhir proses pengolahan limbahtersebut sebelum dibuang ke ling-kungan, harus diolah terlebih dahulu,misalnya menggunakan matriks semen.

teknologi bersih (clean technologyatau low and no waste technology)yang akan melandasi program produksibersih. Suatu pendekatan penting padaproses produksi bersih dalam suatuproses adalah menggunakan upayaminimisasi limbah (Bapedal [4]).Minimisasi limbah adalah upaya untukmengurangi volume, konsentrasi,toksisitas, clan tingkat bahaya limbahyang berasal daTi proses produksi,dengan jalan reduksi pada sumbemyadan/atau pemanfaatan limbah, Sepertiyang terlihat pada Gambar 2.

UP A Y A MINIMISASI LIMBAHDI P2PLR

MINIMISASI LIMBAH Berdasarkan sumbemya, limbahyang terdapat di P2PLR dapat dibagidua yaitu limbah yang berasal darikegiatan P2PLR dan limbah yangberasal dari luar kegiatan P2PLR.

Idealnya, suatu kegiatan industriberusaha untuk mencegah pencemaransebelum pencemaran itu terjadi.Konsep pencegahan tersebut dapatdilakukan dengan memanfaatkan

Gambar 1. Hirarki Pengelolaan Limbah di Indonesia (Soemantojo, [2])

[::LJ t'lIid/nL./ttt'/1/1 va: ~ No. / 2(XX)

Page 3: MINIMISASI LIMBAH - digilib.batan.go.iddigilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Limbah/Vol5No1th-2000/... · yang akan melandasi program produksi bersih. Suatu pendekatan penting

ARTIKEL

Gambar 2. Teknik Minimisasi Limbah (Bapedal, [3])

yang dilakukan untuk menjagakebersihan lingkungan instalasi denganmencegah terjadinya ceceran,tumpahan, atau bocoran bahan, sertamenangani limbah yang terjadi dengansebaik mungkin. Upaya lainnya dapatdilakukan dengan pengaturan kondisioperasi clan proses, misalnya ketikapengoperasian evaporator untukmengolah limbah cair dan diikutidengan pengoperasian unit foundry.Meskipun upaya tersebut telahdilaksanakan, temyata masih terdapatsisa steam yang dibuang percumaketika pengoperasian selesai

Limbah dari P2PLRUpaya minimisasi limbah yang

berasal dari kegiatan P2PLR dapatdilakukan baik dengan cara reduksipada sumbemya maupun denganpemanfaatan limbah. Upaya reduksilimbah pada sumbemya dapatdilakukan dengan berbagai cara sepertiyang terlihat pada Gambar 2 di atas.Pada dasamya upaya reduksi limbah diP2PLR telah dilaksanakan, namunmasih terlihat beberapa upaya yangmasih bisa ditingkatkan ataudisempurnakan, misalnya pada housekeeping. House keeping adalah usaha

t'1./1d/IJLlI1t'/1/1 Va' ~ Na / 2000 QJ

Page 4: MINIMISASI LIMBAH - digilib.batan.go.iddigilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Limbah/Vol5No1th-2000/... · yang akan melandasi program produksi bersih. Suatu pendekatan penting

ARTIKEL

atau untuk keperluan lain di luar unittersebut. Upaya tersebut dimungkinkankarena berdasarkan hasil analisisterhadap kualitas distilat selama ininilai konduktivitasnya selalu di bawahIOJ.l.Sm/cm.

dilaksanakan. Untuk itu perlu dikajilebih lanjut agar steam tersebut tidakdibuang begitu saja.

Di dalarn proses pengolahan limbah,upaya minimisasi limbah dapat jugaditerapkan dengan cara memodifikasiproses pengolahan, misalnya mengkajikembali konsep imobilisasi denganmenggunakan matriks semen. Konsepimobilisasi tersebut pada dasarnyamenyebabkan volume limbah menjadisemakin besar, umumnya dalarn bentukshell 950L. Misalnya limbah resinbekas tidak perlu diimobilisasi, tetapicukup disimpan dalarn wadah yangsesuai, asal terlebih dahulu dikering-kan. Dengan demikian diharapkankondisi resin bekas tersebut harnpirsarna dengan kondisi resin sebelumdigunakan. Untuk mengeringkannyamungkin bisa menggunakan sisa steamdari proses pengoperasian evaporatordi atas. Upaya minimisasi lainnyaadalah dengan memanfaatkan resinbekas tersebut sebagai bahan pengisidalarn proses imobilisasi limbah padattak terkompaksi. Sedangkan upayaterakhir adalah mengolah limbah resinbekas menggunakan inseneratorsehingga diperoleh volume limbahyang sangat sedikit. Upaya minimisasilimbah lainnya adalah denganmemanfaatkan distilat yang dihasilkanoleh unit evaporator untuk digunakankembali. Hal ini dapat dilakukandengan syarat distilat tersebut tidakterkontaminasi atau terjadi carry overketika proses berlangsung. Untukmeyakinkan kualitas distilat tersebut,sebelum digunakan kembali dapatdilewatkan kolom resin terlebih dahulu.Penggunaan kembali (reuse) tersebutantara lain dengan cara menggem-balikannya ke unit evaporator tersebut,

Limbah yang Berasal Dari LuarP2PLR

Upaya minimisasi limbah yangberasal dari luar P2PLR omumnyadapat dilakukan dengan cara pe-manfaatannya. Pemanfaatan tersebutbisa dengan cara penggunaan kembali(reuse off-site) khususnya untuklimbah radioaktif padat, denganmenggunakan konsep pertukaranlimbah (waste exchange) clan P2PLRbertindak sebagai waste exchanger.Pertukaran limbah adalah suatuorganisasi formal yang memberikaninformasi, publikasi, atau layanankepada industri pembuang limbah atauyang membutuhkan limbah sebagaibahan baku. Upaya pertukaran limbahtersebut akan mendorong pemanfaatanlimbah dengan jalan tukar menukaratau jual-beli limbah serta mem-berikan layanan informasi yangdibutuhkan dan juga bantuan teknis(Bapedal, [3]). Misalnya ada "limbah"radioaktif daTi pemsahaan A."Limbah" tersebut jangan langsungdilimbahkan (diolah sebagai limbah),tetapi disimpan dahulu untukselanjutnya ditawarkan ke pemsahaanlain yang mungkin membutuhkannya.Jika temyata tidak ada pemsahaanyang ingin menggunakan kembali,langkah terakhir adalah me-recoveryradionuklida tersebut untuk dijadikansomber radiasi yang pemanfaatannyasangat banyak akhir-akhir ini. Untukitu P2PLR dituntut proaktif di dalam

[::

iJ ~vId/nti/1~/1I1 Vd:J Na 2a:xJ

Page 5: MINIMISASI LIMBAH - digilib.batan.go.iddigilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Limbah/Vol5No1th-2000/... · yang akan melandasi program produksi bersih. Suatu pendekatan penting

ARTIKEL

menjadi bahan baku pada perusahanlain. Untuk itu, tabel berikut inimenyajikan beberapa kegunaanradionuklida.

menginventarisasi perusahaan yangmenggunakan bahan radioaktif se-kaligus menawarkan sumber radiasiyang bisa dihasilkan. Dengan demikianlimbah dari suatu perusahaan bisa

Tabell. Jenis Radionuklida daft Kegunaannya

Menurut Kantor Menteri NegaraLingkungan Hidup [6], pendekatankonsep minimisasi limbah tersebutmempunyai keunggulan jika di-bandingkan dengan pendekatanpengendalian pencemaran mengguna-kan konsep end-of-pipe. Hal inidisebabkan konsep end-of-pipe mem-punyai masalah sebagai berikut:I. Pengolahan limbah cair, padat,

atau gas memiliki fisiko pindalmyapolutan daTi satu media ke medialingkungan lainnya, dimana dapatmenimbulkan masalah lingkunganyang sarna gawatnya, atau berakhirsebagai sumber pencemar secaratak langsung pada media yangsarna.

2. Walaupun tidak setinggi biayapemulihan kerusakan lingkungan,pengolahan limbah memerlukanbiaya tambahan pada prosesproduksi, sehingga biaya persatuan produk naik.

3. Pendekatan pengendalian pen-cemaran memerlukan berbagaiperangkat peraturan, selain

menuntut tersedianya biaya clansumberdaya manusia yang handaldalam jumlah yang memadai untukmelaksanakan pemantauan,pengawasan, clan penegakanhukum. Lemahnya kontrol sosial,terbatasnya sarana dan prasarana,serta kurangnya jumlah kemam-puan tenaga pengawas menyebab-kan hukum tidak bisa ditegakkan.

4. Pengembangan teknologi pengo-lahan limbah tidak mendorongupaya ke arab pengurangan limbahpada sumbernya serta kurangmenjanjikan pemanfaatan limbahlebihjauh.

5. Teknologi pengolahan limbah yangada saat ini dapat gagal berfungsiatau sangat bertluktuasi dalamefisiensinya.

Sedangkan keuntungan yangdiperoleh dengan menerapkan upayaminimisasi limbah adalah sebagaiberikut:1. Penggunaan sumberdaya alam

lebih efektif dan efisien.2. Efisiensi produksi meningkat.

t'u/d//JUt1t'/1/1 Vd ~ Na / ~[[]

Page 6: MINIMISASI LIMBAH - digilib.batan.go.iddigilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Limbah/Vol5No1th-2000/... · yang akan melandasi program produksi bersih. Suatu pendekatan penting

ARTIKEL

3. Mencegah atau mengurangi ter-bentuknya limbah dan bahanpencemar pada umumnya.

4. Mencegah atau mengurangi ber-pindahnya pencemar antar media.

s. Mengurangi terjadinya fisiko ke-sehatan manusia dan lingkungan.

6. Mendorong dikembangkan dandilaksanakannya teknologi bersihdan produk akrab lingkungan.

7. Mengurangi biaya pentaatanhukum.

8. Mengurangi atau terhindar daTibiaya pembersihan lingkungan.

9. Meningkatkan daya saing di pasarintemasional.

10. Pendekatan pengaturan bersifatfleksibel dan sukarela.

Konsep minimisasi limbah se-pintas terlihat sangat mudah di-laksanakan, tetapi di dalam pe-nerapannya relatif sukar karena adanyafaktor tak langsung yang terkait sepertiPeraturan Pemerintah, SDM yang

berkualitas dan dari berbagai disiplinilmu, dan yang utama adalah komitrnenyang kuat dari pimpinan untuk

melaksanakannya.

PENUTUP

Upaya minimisasi limbah di P2PLRpada dasamya telah dilaksanakan,namum akhir-akhir ini dirasakan upayatersebut masih dapat dimaksimalkanmengingat P2PLR mempunyai SDMyang berkualitas dan terdiri dariberbagai disiplin ilmu. Mengingatposisi P2PLR yang sangat strategis didalam pengelolaan limbah radioaktif diIndonesia, besar kemungkinan peluangupaya minimisasi limbah dengan caramemanfaatkan limbah dapat diterapkandengan tidak tertutup kemungkinanmengarah atau bersifat komersil.

DAFTARPUSTAKA

[1] Panggabean, S.M., Minimisasi Limbah Pada Industri PelapisanLogam, Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta, (1999).Soemantojo, R. W., Minimisasi Limbah dan Produksi Bersih, PPSML-ill, Jakarta, (1996).Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL), Pen-jajagan Kemungkinan Pengembangan Pertukaran Limbah (WasteExchange) Di Indonesia, Jakarta, (1992).Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL), ProduksiBersih Di Indonesia, Jakarta, (1997).International Atomic Energy Agency (IAEA), Practical RadiationSafety Manual; Manual on Nuclear Gauges, Vienna, (1992).Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Agenda 21 Indonesia:Strategi Nasional Untuk Pembangunan Berkelanjutan, Jakarta, (1997).

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

---0000000.

[::EJ PvId/n f./11t'/1/1 Va( ~ Na / 2OCXJ