miniatur sistem irigasi otomatis berbasis plc
TRANSCRIPT
SISTEM IRIGASI OTOMATIS BERBASIS PLC
( Programmable Logic Controllers )
MAKALAH
diajukan untuk melengkapi salah satu tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi Komputasi dan Otomatisasi
Oleh:
Eryalfan Setyo Prakoso NIM 111710201028
Ardika Aris S. NIM 111710201042
Agus Panduwinata NIM 111710201030
Theofilus Tirta A. NIM 111710201038
Septian Gagas P. NIM 111710201032
J U R U S A N T E K N I K P E R T A N I A N
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini telah banyak berbagai peralatan yang mendukung kinerja
manusia, melalui dari alat-alat control sederhana hingga berbasis teknologi yang
rumit. Hal ini tidak lepas dari perkembangan system control dan instrumentasi,
baik pengontrolan yang menggunakan computer maupun mikrokontroler ataupun
mikroprosessor terlebih lagi dengan adanya piranti kendali otomatis seperti
penggunaan Programmable Logic Control ( PLC).
Perkembangan teknologi khususnya di bidang elektronika sangatlah cepat,
terlebih lagi setelah di temukan komponen terintegrasi (IC) yang menjadikan
pembuatan rangkaian yang komplek dapat di buat menjadi sederhana sehingga
bentuk fisiknya pun dapat di buat sekecil mungkin.
Perkembangan teknologi tentu membuat dunia industri maupun dalam
dunia pertanian harus ikut berkembang, agar tidak kalah bersaing dengan para
pengusaha lainya. Untuk tujuan tersebut banyak perusahaan-perusahaan ataupun
dalam industri pertanian yang memfasilitasi perusahanya dengan berbagai
teknologi-teknologi canggih. Salah satu teknologi canggih tersebut adalah
pendeteksi kelembaban tanah dalam suatu areal pertanian.
Alat ini bisa di gunakan pada industri industri pertanian sebagai pendeteksi
lembab atau tidaknya tanah yang ada di suatu lahan, yang berfungsi juga untuk
mencegah terjadinya kekeringan atau kelembabanya suatu areal lahan pertanian.
Dalam suatu dunia industri pertanian perangkat tersebut hanya dibuat
untuk mendeteksi dan memberi peringatan jika suatu lahan memiliki kadar air
yang tinggi pada musum penghujan, begitu pula apabila terjadi kekeringan dalam
musim kemarau lalu para petani lah yang menggerakan pintu aliran air secara
manual. Maka dari itu perlu adanya system yang dapat mendeteksi dan
menggerakan pintu aliran air secara otomatis.
Berdasar pemikiran diatas kami bermaksud merealisasikan hal tersebut
dengan menggunakan system otomatis elektronik yaitu menggunakan PLC
(Programmable Logic Control) robotika.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan:
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk memberikan informasi mengenai precision farming khususnya
di bidang sistem irigasi
2. Untuk mengetahui prinsip kerja sistem irigasi berbasis PLC
Manfaat:
Makalah sistem irigasi otomatis berbasis PLC ini di harapkan dapat
bermanfaat bagi masyarakat/petani, diantaranya adalah :
1. Mendeteksi apakah tanah dalam areal pertanianya sedang mengalami
kekurangan/kelebihan air, sehingga hasil panen dapat dengan maksimal di
tunai.
2. Membuka dan menutup pintu saluran air dengan otomatis tanpa
menggunakan tenaga manusia.
.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian PLC
PLC merupakan sistem kendali berbasis digital yang hanya mengenal dua
kondisi yaitu on atau off (Yulianto, 2006). PLC dapat mengendalikan multi input
dan multi output, yang terdiri dari modul input, modul output, CPU (Central
Processing Unit), dan programming device.
PLC dapat diprogram, dikendalikan dan dioperasikan oleh operator yang
tidak ahli computer sekalipun karena sifatnya yang sederhana, sehingga
memungkinkan untuk diaplikasikan dalam bidang pertanian secara luas
(Suhardiyanto et al., 2006).
Penggunaan PLC dalam sistem kendali otomatik untuk sistem irigasi
secara hidroponik pernah diujicobakan untuk pengendalian pemberian larutan
nutrisi dalam budidaya tanaman secara hidroponik pada berbagai umur dan jenis
tanaman. Sensor kelembaban dipasang pada media tanam sebagai bagian dari
sistem kendali tersebut (Suhardiyanto et al. 2006). Apabila sensor tersebut aktif
maka PLC akan melakukan perintah sesuai dengan hasil pengukuran oleh sensor
tersebut dan berdasarkan program yang telah dimuat ke dalam PLC.
2.2 Perancangan Alat
1. Bagian Input
a. Detektor Kelembaban Tanah
Terdapat tiga buah ditektor kelembaban tanah pada sistem irigasi otomatis
yaitu digunakan pada input detector kelembaban tanah pertanian 1, pertanian 2,
pertanian 3. Detector ini berfungsi sebagai mendeteksi kelembaban tanah.
Detector ini mengunakan komponen jack audio sebagai sensor kelembaban tanah
yang bekerja mengantarkan arus listrik dari lempeng besi satu kelempeng besi
yang lain.
Pada rangkaian detector arus listrik 5V lempengan besi 1, mengalir
kelempengan besi kedua melalui tanah. Basah atau keringnya pada lempengan
menentukan besar kecilnya arus yang di terima oleh lempengan
Rangakaian detector kelembaban tanah yang menggunakan IC LM 358
sebagai pengolah sinyal masukan dari sensor jack audio. Resistansi pada
lempengan menyebabakan beda tegangan yang berfungsi untuk mengantur besar
kecilnya tegangan yang diumpankan ke IC LM 358. IC ini berfungsi sebagai
pembanding yang membandingkan besarnya tegangan inverting dan non inverting
pada input komparator. Apabila tegangan inverting lebih besar dari non inverting
maka output berlogika 0 (nol). Apabila keadaan tanah kering, maka output
komparator berlogika 1 (satu). Jika keadaan lembab komparator 1 akan
mengeluarkan output dengan logika 1 dan output komparator 2 akan berlogika 0,
bila tanah nya basah maka kedua komparator mengeluarkan output berlogika 0.
logika output dari komparator diumpankan ke kaki basis C828 yang berfungsi
sebagai saklar menggerakan relay.
b. Detektor Ketingian Air
Sinyal dari sensor optocoupler diumpankan ke kaki non inverting IC LM
358 yang berfungsi sebagai komparator kemudian dibandingkan dengan tegangan
inverting pada komponen potensio meter. Jika sensor optocoupler memberikan
sinyal ke komparator, maka tegangna yang ada pada kaki non inverting akan lebih
besar mulai nya dibanding dengan inveerting, sehingga menyebabkan output
komparator berlogika 1 dan sebaliknya. Jika detector kelembaban tanah
mendeteksi adanya kekurangan air maka bagian hulu ssaluran air pertama akan
menuutup untuk menampung air.
c. Relay Input
Blok relay input sebagai memberi logika 0 atau logika 1 bagi modul input
PLC
d. Limit Switch
Blok limit switch berfungsi sebagai pembatas dari gerakan menutup pada
masing-masing pintu air agar motor arus searah tidak rusak
e. Tombol Start / Stop
Tombol start/stop berfungsi untuk memulai atau menghentikan kerja dari
sistem irigasi ini.
f. power supply
Power supply berfungsi untuk memberikan supply tegangan bagi
keseluruhan blok. Besar output power supply 5V, 12V, 24V.
2. Bagian proses
a. Pengalamatan
PLC Omron CMQ1 mendapat logika input dari tiga buah detector tanah,
satu buah detector ketinggian air dan empat buah limit swicht. Logika input ini
diolah oleh PLC sesuai dengan program. Sedangkan pada output PLC
memberikan logika mmelaui relay output ke empat buah motor DC.
Tabel Alamat Input
No Nama Alamat1 Tombol Start 000002 Tombol Stop 000013 Detector Ketinggian Air 00002
4Detector Kelembebn Tanah Lahan 1 ( Lembab )
00003
5 Detector Kelembebn Tanah Lahan 1 (Kering )
00004
6Detector Kelembebn Tanah Lahan 2 ( Lembab )
00005
7 Detector Kelembebn Tanah Lahan 2 ( Kering )
00006
8 Detector Kelembebn Tanah Lahan 3 ( Lembab )
00007
9Detector Kelembebn Tanah Lahan 3 ( Kering )
00008
10 Limit Switch 1 0000911 Limit Switch 2 0001012 Limit Switch 3 0001113 Limit Switch 4 00012
Tabel Alamat Output
No Nama Alamat
1 Motor Pintu 1 ( Buka )
10000
2Motor Pintu 1 ( Tutup )
10001
3Motor Pintu 2 ( Buka )
10002
4Motor Pintu 2 ( Tutup )
10003
5 Motor Pintu 3 ( Buka )
10004
6 Motor Pintu 3 ( Tutup )
10005
7 Motor Pompa Air 100068 Buzer 10007
3. Bagian Output
a. Bagian Relay
Blok relay berfungsi untuk mengaktifkan/nonaktifkan miniatur pintu air,
pompa air, dan buzer. Blok relay output mandapatkan logika dari modul output
PLC OMRON. Coil pada masing-masing relay dihubungkan pada modul output
PLC dan VCC 24V, kontak NC dihubungkan dengan ground 1 daya,
kontak NO dihubungkan ke 5V dan common pada masing-masing relay
dihubungkan ke beban. Jadi ketika output logika 0 relay akan bekerja dan
common akan terhubung oleh NO untuk mengaktifkan beban dan begitu pula
sebaliknya bila output logika1.
b. Motor Pintu Air Lahan 1, Lahan 2, Lahan 3
Miniatur pintu air menggunakan motor arus searah dengan supply
tegangan maksimal 15V DC. Motor dapat bergerak dua arah putaran untuk
membuka dan menutup.
c. Motor Pompa Air
Motor pompa air berfungsi untuk memberikan supply air pada saluran
utama. Menggunakan motor AC dengan tegangan 220V AC dan diaktifkan oleh
satu buah relay.
d. Buzer
Blok buzer berfungsi untuk mennandakan bahwa sistem telah selesai
bekerja. Ketika tanah pada semua miniatur areal pertanian telah mendapatkan
supply air yang cukup, maka buzer akan berbunyi dan air akan mengalir ke bagian
muara saluran air.
2.3 Prinsip Kerja Rangkaian
1. Rangkaian Input Output PLC
Pada input PLC terdapat dua buah push dan button, detektor kelembaban
tanah , detector ketinggian air, dan empat buah limit switch yang telah terpasang
pada masing-masing miniatur pintu air. Pada output PLC terdapat sepuluh relai
penggerak motor arus searah dengan indikator LED ( Light Emitting Diode ) serta
sebuah buzzer untuk menandakan kadar air pada tanah diareal yang tercukupi.
Dua buah push on/off button berfungsi mengaktifkan dan menonaktifkan kerja
sistem.
Detector kelembaban tanah berfungsi untuk mendeteksi kadar air yang
terdapat pada suatu tanah dengan menancapkan sebuah jack audio sebagai
sensornya, dan memberikan sinyal kuat kepada input PLC untuk menggerakan
pintu air sesuai dengan kondisi tanah pada saat itu.
Detector ketinggian air berfungsi untuk mendeteksi ketinggian air yang
ada di aliran air utama dan memberikan sinyal kepada input PLC.
Limit Switch berfungsi untuk membatasi gerakan menutup saluran air
yang dilakukan oleh miniatur pintu air.
Sedangkan pada output PLC terdapat rangkaian relay yang berfungsi
untuk menggerakan motor arus searah pada lima buah miniatur pintu air dengan
arah putaran yaitu untuk membuka total, menutup total, membuka setengah total
dan menutup setengah saluran air.
2. Rangkaian Detector Kelembaban Tanah
Rangkaian detector kelembaban tanah pada sutu lahan dibangun dari
sebuah komponen jack audio yang dihubungkan dengan dua buah rangkain
komparator LM 358 dan masing-masing output dari kedua buah rangkaian
komparator ini diumpankan ke sebuah relay 12V untuk memeberikan input
kepada PLC. Satu kontak dari jack audio dihubungkan dengan +12V dan satu
kontak lainnya dihubungkan untuk menjadi masukan bagi kedua buah
komparator.
Kontak common dari relay 12V dihubungkan dengan modul input PLC
pada alamat 00000, dst, kontak NO (Normally Open) dari masing-masing relay
tersebut dihubungkan pada 12V, dan kontak NC (Normally Close) dari masing-
masing relay dihubungkan dengan ground PLC. Jadi ketika relay tersebut bekerja
maka input PLC pada alamat tersebut mendapat logika 1.
Apabila keadaan tanah saat itu sedang kering, maka kedua komparator ini
( U1 dan U2 ) akan mengeluarkan output dengan logika, jika keadaan tanah saat
itu lembab, maka hanya komparator 1 ( U1 ) yang akan mengeluarkan output
dengan logika 1 dan output komparator 2 ( U2 ) akan berlogika 0, sedangkan bila
keadaan tanah dalam keadaan basah, maka kedua komparator ( U1 dan U2 ) akan
mengeluarkan oputput dengan logika 0. Demikian pula halnya pada detector
kelembaban untuk lahan 2 dan lahan 3.
Jika sebuah jack audio tadi ditancapkan pada suatu tanah dengan kadar iar
sangat banyak, maka arus listrik dari lempengan jack udio pertama yang
dihubungkan pada +12VCC dapat dengan mudah menghantar melalui tanah yang
berkadar air banyak kepada jack audio kedua yang dihubungkan ke tiga buah
komparator. Semakin basah suatu keadaan tanah yang ditancapkan jack audio,
maka arus listrik dapat dengan mudah menghantar dari satu lempengan jack audio
ke lempengan lainnya. Hal ini disebabkan nilai resistansi tanah yang berkadar air
banyak/basah akan lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai resistansi tanah
yang berkadar air sedikit/kering. Dengan kata lain, semakin basah suatu tanah,
maka nilai resistansi tanah tersebut akan semakin mengecil. Demikian sebaliknya,
apabila keadaan suatu tanah semakin kering, maka nilai resistansi tanah tersebut
akan semakin membesar.
Besar nilai arus/tegangan yang diumpankan oleh jack audio ini kemudian
diterima oleh tiga buah input inverting komparator dengan menggunakan IC
LM358. nilai tegangan non inverting pada tiga buah komparator ini telah dibuat
sedemikian rupa dengan menggunakan potensiometer sebagai pengatur besarnya
tegangan. Apabila nilai tegangan yang terdapat pada inverting komparator lebih
besar bila dibandingkan dengan nilai tegangan pada non inverting, maka nilai
output dari suatu komparator dengan IC LM358 akan belogika 0, demikian pula
sebaliknya. Oleh karena itu, pengaturan nilai tegangan pada inverting komparator
sangantlah penting untuk menentukan output dengan logika apa suatu komparator
tersebut.
Besar nilai tegangan inverting komparator pertama di buat berbeda dengan
besarnya nilai tegangan inverting pada komparator kedua dan ketiga, demikian
pula halnya pada komparator kedua dan ketiga, mengalirkan arus dari satu daya
kepada coil relay sehingga kontak common akan terhubung dengan kontak NC
pada relay lalu pada modul input PLC akan menerima sinyal.
3. Rangkaian Detector Ketinggian Air.
Rangakain detector ketinggian air digunakan saat pengisian air yang
dialirkan melalui pompa pada hulu miniatur saluran air. Apabila pada suatu tanah
disalah satu areal terdeteksi sedang mengalami kekurangan air, maka pintu air
pada bagian hulu saluran langsung menutup untuk menampung air sampai sensor
optocoupler menyentuh air. Ketika sensor ini tersentuh air, maka pintu air bagian
hulu akan membuka kembali untuk memberikan air yang cukup banyak ke areal
tanah yang mengalami kekurangan air.
Sensor optocoupler memberikan tegangan yang berbeda kepada rangkaian
komparator pada saat terkena ataupun tidak terkena air. Perbedaan tegangan dari
sensor ini diumpankan pada pin inverting IC LM358 dan kemudian dibandingkan
dengan tegangan pin noninverting yang telah disetting sedemikian rupa. Sinyal
yang biberikan oleh rangkaian komparator ini berlogika 0 apabila sensor
optocoupler tidak terkena air dan berlogika 1 apabila sensor optocoupler terkena
air ketika air sedang ditampung pada bagian hulu. Sinyal ini kemudian
diumpankan pada modul input PLC dari alamat 00003 sampai 00008.
4. Rangkaian Relay Penggerak Motor Arus Searah.
Hubungkan denagan modul output PLC dan RL1 – RL7 dihubungkan
dengan modul input PLC. RL8 – RL16 digunakan untuk menggerakan lima buah
motor arus searah dengan dua arah putaran. Satu buah miniatur pintu air
digerakan oleh rangkaian relay penggerak motor arus searah yang dibangun
dengan dua buah relay 24V. RL17 digunakan untuk menyalakan atau mematikan
pompa air. Sedangkan RL1 – RL7 digunakan untuk memberika logika input bagi
PLC.
Coil RL8 sampai dengan RL17 dihubungkan langsung dengan modul
output PLC alamat 10000dan 10005. kontak common dari RL8 dihubungkan
dengan motor pada suatu miniatur pintuair, kontak NC dihubungkan dengan
ground satu daya sedangkan kontak NO dihubungkan dengan +5V satu daya. Jadi
jika alamat 10000 diberikan logika 1 maka coil RL8 akan teraliri arus dan
membuat kontak common terhubung dengan kontak NO pada RL1 sehingga M1
akan berputar. Jika pada alamat tersebut diberikan logika 0 maka coil RL8 tidak
teraliri arus dan membuat kontak common terputus dengan kontak NO dan
terhubung dengan NC sehingga common RL8 kembali terhubung pada ground
satu daya sehingga M1 tidak berputar. RL9 yang terhubung dengan alamat 10002
juga berkerja seperti halnya diatas tetapi motor M1 akan berubah arah putarannya.
Begitu pula hal ini akan terjadi pada hubungan antara Rl10 dengan M2 pada
alamat 10004. Jadi dibutuhkan dua buah relay untuk menggerakan motor arus
searah dengan dua arah putaran.
2.4 Manfaat Rangkaian Sistem Irigasi Berbasis PLC
Manfaat :
1. Mempermudah proses irigasi karena irigasi dilakukan secara otomatis.
2. Irigasi lebih akurat karena dilengkapi dengan sensor. Hal ini dapat terlihat
dari jalannya proses sistem yang terdapat dalam rangkaiannya, mulai dari
sistem sensor kelembapan tanah, dan sensor ketinggian air.
KESIMPULAN
Dengan selesainya pembuatan alat dan hasil pengamatan pada laporan ini
dapat di simpulkan bahwa alat ini dapat bekerja dengan baik sesuai program
ladder yang di buat yaitu melakukan pendeteksian kadar air dalam suatu tanah dan
dan miniatur sistem irigasi yang berfungsi untuk memberikan suplay air secara
otomatis. Dan dapat di simpulkan bahwa :
1. PLC OMRON CQM1 dapat di manfaatkan untuk miniatur sistem otomatis,
yang terdiri dari detektor kelembaban tanah, detektor ketinggian air dan limit
switch sebagai input serta buzzer, motor arusbolak nalik dan motor arus searah
sebagai output untuk menggerakan miniatur pintu air.
2. Detektor kelembaban tanah dengan jack audio dapat mendeteksi kadar air/
kelembaban tanah pada sustu miniatur saluran air dengan sensor optocoupler
dapat mendeteksi ketinggian air pada suatu miniatur saluran air sungai dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bahari, C. 2011. Miniatur Sistem Irigasi Otomatis Berbasis Plc. http://mp093i.blogspot.com/2011/01/miniatur-sistem-irigasi-otomatis.html (15 Oktober 2012)
Frank, P. 1996. Elektronika Industri. Yogyakarta: Andi
Melano, Mustofa, W. 2003. Perangkat Pengisisan Botol Otomatis Menggunakan PLC. Jakarta: Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta,
Paul, M. 1996. Prinsip-prinsip Elektronika, Edisi Ke-2. Cet-10. Jakarta: Erlangga.
Suhardiyanto, H., A. Sapei, C. Arief, A. Mardjani, B.D. Astuti. 2006. Sistem Kendali Berbasis PLC untuk Pengaturan Pemberian Larutan Nutrisi pada Jaringan Irigasi Tetes, Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer
Yeadon, William,H.P.E. 2001.Handbook Of Small Elektric Motors.
Yulianto, Anang. 2006. Panduan Praktis Belajar PLC (Programmable Logic Controller). PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.