mineral dalam batuan
DESCRIPTION
mineral batuanTRANSCRIPT
BAB IVPEMBAHASAN
4.1 Peraga No 09
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada peraga ini, dilihat dari
kenampakan batuan memiliki warna yaitu dominan abu – abu menunjukan
batuan tergolong mafik. Batuan ini memiliki struktur masif yang bersifat pejal
tanpa lubang – lubang maupaun retakan. Tekstur yang terdapat pada batuan
berupa holokristalin yaitu batuan tersebut tersusun atas mineral – mineral.
Berdasarkan tingkat keseragaman butir, batuan ini termasuk inequigranular
yang butir – butir dari unsur penyusunnya memiliki ukuran yang berbeda atau
tidak sama besar. Batuan ini memiliki tekstur berupa faneroporfiritik yang
disebabkan karena terdapatnya mineral yang besar (fenokris) yang tertanam di
dalam masa dasar kristal yang lebih halus dapat diidentifikasi secara mata
telanjang. Batuan ini berdasarkan bentuk kristal berupa euhedral yang
definisinya adalah suatu mineral yang memiliki bentuk sempurna atau lengkap,
dan dibatasi oleh bidang kristal yang jelas dan teratur.
Mineral yang terdapat dalam batuan merupakan salah satu komponen
utama yang menjadi penyusun batuan. Mineral yang terdapat dalam batuan ini
yaitu memiliki ciri – ciri berwarna putih transparan. Bentuk mineral ini berupa
prismatik. Memiliki kekerasan sebesar 7 yang diukur berdasarkan ukuran skala
Mohs. Yang diukur dengan menggunakan paku baja yang digoreskan tetapi
tidak tergores. Kekerasan merupakan ketahanan suatu mineral terhadap
goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat porselin
menghasilkan warna berupa putih. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal
tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan
seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk terpisah dalam arah
yang tidak teratur berupa concoidal. Pengertian dari concoidal adalah pecahan
yang memperlihatkan gelombang yang melengkung dipermukaannya seperti
kenampakan pada botol pecah. Transparansi dari mineral ini termasuk
tranparan. Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen
Reaction Series dan terbentuk paling akhir. Terbentuknya akibat pembekuan
magma atau larutan silika panas yang mulanya mempunyai sifat berupa basa
dikarenakan pembentukannya yang terakhir maka akan semakin mendekati
permukaan bumi sehingga akan mengalami perubahan sifat menjadi asam.
Berdasarkan ciri – ciri diatas maka mineral itu merupakan kuarsa . rumus
kimia dari kuarsa adalah SiO2 yang digolongkan kedalam golongan silika.
Mineral yang lainnya terdapat dalam batuan memiliki ciri – ciri berwarna
putih. Bentuk dari mineral ini berupa tabular. Memiliki kekerasan sebesar 5,5 -
6 yang diukur berdasarkan ukuran skala Mohs. Pengukuran dengan
menggunakan pecahan kaca yang digoreskan pada mineral menghasilkan
goresan. Kekerasan merupakan ketahanan suatu mineral terhadap goresan.
Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat porselin menghasilkan
warna berupa putih. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut dapat
terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan seperti kaca.
Pecahan atau kecenderungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak
teratur berupa uneven. Pengertian dari uneven adalah pecahan yang kasar
memiliki permukaan yang tidak teratur dan dengan ujung ujung yang runcing.
Transparansi dari mineral ini termasuk tidak tranparan (opaq). Berdasarkan ciri
– ciri diatas maka mineral itu merupakan plagioklas yang memiliki rumus
kimia CaNa , tetapi karena sifatnya asam biasanya memiliki unsur Na lebih
banyak dibandingkan dengan Ca . Plagioklas digolongkan kedalam golongan
silika. Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction
Series dan mewakili mineral yang sebelah kanan. Terbentuk akibat pembekuan
magma atau larutan silika panas. Pembentukannya dipengaruhi oleh perubahan
suhu.
Proses pembentukan batuan ini disebabkan oleh pembekuan magma.
Berdasarkan warna yang terbentuk pada batuan , batuan ini berasal dari magma
basa yang naik menuju permukaan, sehingga warna batuan tergolong mafik.
sedangkan dari teksturnya yang berupa holokristalin dan memiliki ukuran butir
fanerik maka batuan ini termasuk jenis batuan beku plutonik yang terbentuk
melalui proses yang panjang. Mineral tersebut terdiri dari plagioklas dan
kuarsa. Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan batuan peraga
dengan nomor 09 memiliki nama yaitu Granit porfir (Klasifikasi batuan beku
menurut Thorpe and Brown).
4.2 Peraga Nomor DU-01
Pada peraga batauan ini kenampakan yang dapat dilihat memiliki massana
yang padat dan terlihat bentuknya yang pejal. Batuan tersebut dapat dimasukan
dalam jenis batuan beku yang terubahkan. Warna batuan yang terlihat yaitu
dominan bening. Hal tersebut terjadi karena pembentukan batuan ini berada
dekat permukaan bumi. Batuan ini memiliki struktur berupa masif. Tekstur
yang terdapat pada batuan berupa holokristalin yaitu batuan tersebut tersusun
atas mineral – mineral. Batuan ini memiliki tekstur berupa fanerik yang
diartikan sebagai berikut, di dalam batuan tersebut dapat terlihat mineral
penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir.
Berdasarkan tingkat keseragaman butir, batuan ini termasuk equigranular yang
butir – butir dari unsur penyusunnya memiliki ukuran yang sejenis atau sama
besar. Batuan ini berdasarkan bentuk kristal berupa euhedral yang definisinya
adalah suatu mineral yang memiliki bentuk sempurna dan dibatasi oleh bidang
kristal yang jelas dan teratur. Proses pembentukan batuan ini disebabkan oleh
pembekuan magma. Larutan silika yang panas atau disebut magma mengalami
perubahan suhu yang membuat magma akan mengalami pembekuan. Batuan
ini terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Hal tersebut dapat terlihat
dari strukturnya yang pejal atau padat
Mineral yang terdapat dalam batuan merupakan salah satu komponen
utama yang menjadi penyusun batuan. Mineral yang terdapat dalam batuan ini
yaitu memiliki ciri – ciri berwarna putih transparan. Bentuk mineral ini berupa
prismatik. Ketahanan suatu mineral terhadap goresan atau tingkat kekerasan
sebesar 7 yang diukur berdasarkan ukuran skala Mohs. Yang pengukurannya
dilakukan dengan menggunakan paku baja yang digoreskan tetapi tidak
tergores. Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat porselin
menghasilkan warna berupa putih. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal
tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan
seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk terpisah dalam arah
yang tidak teratur berupa concoidal. Pengertian dari concoidal adalah pecahan
yang memperlihatkan gelombang yang melengkung dipermukaannya seperti
kenampakan pada botol pecah. Transparansi dari mineral ini termasuk
tranparan. Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen
Reaction Series dan terbentuk paling akhir. Terbentuk akibat pembekuan
magma atau larutan silika panas yang mulanya mempunyai sifat berupa basa
dikarenakan pembentukannya yang terakhir maka akan semakin mendekati
permukaan bumi sehingga sifatnya akan berubah menjadi asam. Berdasarkan
ciri – ciri diatas maka mineral itu merupakan kuarsa . rumus kimia dari kuarsa
adalah SiO2, yang digolongkan kedalam golongan silika.
Mineral yang selanjutnya terdapat dalam batuan memiliki ciri – ciri
berwarna putih bening. Memiliki kekerasan sebesar 2,5 - 3 yang diukur
berdasarkan ukuran skala Mohs. Pengukuran dengan menggunakan kawat
tembaga yang digoreskan pada mineral menghasilkan goresan. Kekerasan
merupakan ketahanan suatu mineral terhadap goresan. Cerat atau warna dari
serbuk yang digosokan pada plat porselin menghasilkan warna berupa putih.
Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral
dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan seperti kaca. Belahan mineral ini
termasuk sempurna yang berarti mineral ini mudah terbelah melalui arah
belahannya yang merupakan sebuah bidang yang rata dan akan sukar pecah
kecuali melalui bidang belah mineral tersebut. Transparansi dari mineral ini
termasuk tranparan. Proses pembentukan mineral ini terjadi pada Tipe
mesotermal terbentuk pada temperatur dan tekanan menengah, dan
bertemperatur > 300oC. Berdasarkan ciri – ciri diatas maka maineral itu
merupakan mineral kalsit yang memiliki rumus kimia CaCO3 , Mineral ini
merupakan mineral yang terbentuk akibat perubahan dari mineral - mineral
sebelumnya yaitu plagioklas. Mineral ini menyumbang kandungan Ca yang
terdapat pada kalsit, sedangkan CO3 didaptkan dari air karbonat. Sehingga
kalsit digolongkan kedalam golongan karbonat, yang dibuktikan dengan
pemberian HCl maka akan bereaksi.
Mineral yang selanjutnya terdapat dalam batuan memiliki ciri – ciri
berwarna emas kehijauan. Memiliki kekerasan sebesar 3,5 - 4 yang diukur
berdasarkan ukuran skala Mohs. Pengukuran dengan menggunakan koin logam
yang digoreskan pada mineral menghasilkan goresan. Kekerasan merupakan
ketahanan suatu mineral terhadap goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang
digosokan pada plat porselin menghasilkan warna berupa hitam. Mineral ini
memiliki kilap berupa logam. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral
dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan seperti logam yang mengkilap.
Pecahan atau kecenderungan mineral untuk terpisah dalam arah yang tidak
teratur berupa concoidal. Pengertian dari concoidal adalah pecahan yang
memperlihatkan gelombang yang melengkung dipermukaannya seperti
kenampakan pada botol pecah. Sebagai mineral bijih primer berkarakteristik
hipothermal dan urat-urat mesothermal bersuhu lebih tinggi. Mineral ini juga
terbentuk di bawah kondisi epithermal dalam urat berbentuk kristal.
Berdasarkan ciri – ciri diatas maka mineral itu merupakan kalkopirit yang
memiliki rumus kimia CuFeS2. Kalkopirit digolongkan kedalam golongan
sulfida.
Berdasarkan data dari ciri – ciri diatas dapat diketahui, mineral yang
menjadi penyusun dalam batuan merupakan mineral yang lebih cenderung
bersifat asam. Mineral tersebut terdiri dari Kuarsa, kalsit dan kalkopirit.
Sehingga berdasarkan Klasifikasi batuan beku menurut Thorpe and Brown
dapat diambil kesimpulan batuan peraga dengan nomor DU-01 memiliki nama
yaitu Granit porfik.
4.3 Peraga Nomor 80
Pada peraga ini dilihat dari kenampakan batuan memiliki bentuk yang
pejal, kompak dan terlihat massanya yang padat. Batuan tersebut dapat
dimasukan dalam jenis batuan beku. Warna batuan yang terlihat yaitu abu -
abu. Batuan ini memiliki struktur berupa masif. Tekstur yang terdapat pada
batuan berupa holokristalin yaitu batuan tersebut tersusun atas mineral –
mineral. Berdasarkan tingkat keseragaman butir, batuan ini termasuk
equigranular yang butir – butir dari unsur penyusunnya memiliki ukuran yang
sejenis atau sama besar. Batuan ini memiliki tekstur berupa faneroporfiritik
yang disebabkan karena tekstur holokristalin porfiritik (yaitu apabila di dalam
batuan beku itu terdapat kristal besar (fenokris) yang tertanam di dalam masa
dasar kristal yang lebih halus) dapat diidentifikasi secara mata telanjang.
Batuan ini memiliki tekstur berupa fanerik yang diartikan sebagai berikut, di
dalam batuan tersebut dapat terlihat mineral penyusunnya, meliputi bentuk
kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir (mineral satu dengan mineral
lainnya atau mineral dengan kaca). Batuan ini berdasarkan bentuk kristal
berupa euhedral yang definisinya adalah suatu mineral yang memiliki bentuk
sempurna atau lengkap, dan dibatasi oleh bidang kristal yang ideal (tegas, jelas
dan teratur). Proses pembentukan batuan ini disebabkan oleh pembekuan
magma. Larutan silika yang panas atau disebut magma memiliki sifat basa
semakin keatas maka akan terjadi perubahan suhu yang membuat magma akan
mengalami pembekuan. Batuan ini terbentuk melalui proses yang sangat
panjang. Hal tersebut dapat terlihat dari strukturnya yang pejal atau padat.
Mineral yang terdapat dalam batuan merupakan salah satu komponen
utama yang menjadi penyusun batuan. Mineral yang terdapat dalam batuan ini
yaitu memiliki ciri – ciri berwarna putih transparan. Bentuk mineral ini berupa
prismatik. Memiliki kekerasan sebesar 7 yang diukur berdasarkan ukuran skala
Mohs. Yang diukur dengan menggunakan paku baja yang digoreskan tetapi
tidak tergores. Kekerasan merupakan ketahanan suatu mineral terhadap
goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat porselin
menghasilkan warna berupa putih. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal
tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan
seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk terpisah dalam arah
yang tidak teratur berupa concoidal. Pengertian dari concoidal adalah pecahan
yang memperlihatkan gelombang yang melengkung dipermukaannya seperti
kenampakan pada botol pecah. Transparansi dari mineral ini termasuk
tranparan. Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen
Reaction Series dan terbentuk paling akhir. Terbentuk akibat pembekuan
magma atau larutan silika panas yang mulai mempunyai sifat berupa asam
dikarenakan pembentukannya yang terakhir maka akan semakin mendekati
permukaan bumi. Berdasarkan ciri – ciri diatas maka maineral itu merupakan
mineral kuarsa . rumus kimia dari kuarsa adalah SiO2 yang digolongkan
kedalam golongan silika (non karbonat).
Mineral yang selanjutnya terdapat dalam batuan memiliki ciri – ciri
berwarna hitam. Bentuk mineral ini berupa prismatik tabular. Memiliki
kekerasan sebesar 2,5 - 3 yang diukur berdasarkan ukuran skala Mohs.
Pengukuran dengan menggunakan kawat tembaga yang digoreskan pada
mineral menghasilkan goresan. Kekerasan merupakan ketahanan suatu mineral
terhadap goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat
porselin menghasilkan warna berupa hitam. Mineral ini memiliki kilap berupa
kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi,
tampak pantulan seperti kaca. Belahan mineral ini termasuk sempurna yang
berarti mineral ini mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan
sebuah bidang yang rata dan akan sukar pecah kecuali melalui bidang belah
mineral tersebut. Transparansi dari mineral ini termasuk tidak tranparan (opaq).
Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series
terbentuk pada suhu yaitu antara 700o – 600o C. Terbentuk akibat pembekuan
magma atau larutan silika panas yang umumnya berwarna gelap, mengandung
Mg dan Fe yang tinggi dan silika yang rendah. Berdasarkan ciri – ciri diatas
maka maineral itu merupakan mineral biotit yang memiliki rumus kimia
(K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)). Biotit digolongkan kedalam golongan silika (non
karbonat).
Mineral yang selanjutnya terdapat dalam batuan memiliki ciri – ciri
berwarna hitam. Bentuk mineral ini berupa prismatik menjarum. Memiliki
kekerasan sebesar 6 yang diukur berdasarkan ukuran skala Mohs. Pengukuran
dengan menggunakan pecahan kaca yang digoreskan pada mineral
menghasilkan goresan. Kekerasan merupakan ketahanan suatu mineral
terhadap goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat
porselin menghasilkan warna berupa abu - abu. Mineral ini memiliki kilap
berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi,
tampak pantulan seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk
terpisah dalam arah yang tidak teratur berupa uneven. Pengertian dari uneven
adalah pecahan yang kasar memiliki permukaan yang tidak teratur dan dengan
ujung ujung yang runcing. Belahan mineral ini termasuk sempurna yang berarti
mineral ini mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan sebuah
bidang yang rata dan akan sukar pecah kecuali melalui bidang belah mineral
tersebut. Transparansi dari mineral ini termasuk tidak tranparan (opaq).
Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series
terbentuk pada suhu yaitu antara (3500-5000) C. Terbentuk akibat pembekuan
magma atau larutan silika panas yang umumnya berwarna gelap, mengandung
Mg dan Fe yang tinggi dan silika yang rendah. Berdasarkan ciri – ciri diatas
maka maineral itu merupakan mineral hornblende yang memiliki rumus kimia
Ca2(Mg,Fe,Al)5 (Al,Si)8O22(OH)2 . Hornblende digolongkan kedalam golongan
silika (non karbonat).
Berdasarkan data dari ciri – ciri diatas dapat diketahui, mineral yang
menjadi penyusun dalam batuan merupakan mineral yang lebih cenderung
bersifat asam. Mineral tersebut terdiri dari kuarsa, biotit dan hornblende.
Sehingga berdasarkan Klasifikasi batuan beku menurut Thorpe and Brown
dapat diambil kesimpulan batuan peraga dengan nomor 80 memiliki nama
yaitu Granit porfir.
4.4 Peraga Nomor 50
Pada peraga ini dilihat dari kenampakan batuan memiliki bentuk yang
pejal dan terlihat massanya yang padat. Batuan tersebut dapat dimasukan
dalam jenis batuan beku. Warna batuan yang terlihat yaitu putih abu – abu.
Batuan ini memiliki struktur berupa masif. Tekstur yang terdapat pada batuan
berupa holokristalin yaitu batuan tersebut tersusun atas mineral – mineral.
Berdasarkan tingkat keseragaman butir, batuan ini termasuk inequigranular
yang butir – butir dari unsur penyusunnya memiliki ukuran yang berbeda atau
tidak sama besar. Batuan ini memiliki tekstur berupa faneroporfirtik yang
disebabkan karena tekstur holokristalin porfiritik (yaitu apabila di dalam
batuan beku itu terdapat kristal besar (fenokris) yang tertanam di dalam masa
dasar kristal yang lebih halus) dapat diidentifikasi secara mata telanjang.
Batuan ini berdasarkan bentuk kristal berupa euhedral yang definisinya adalah
suatu mineral yang memiliki bentuk sempurna atau lengkap, dan dibatasi oleh
bidang kristal yang ideal (tegas, jelas dan teratur). Proses pembentukan batuan
ini disebabkan oleh pembekuan magama. Larutan silika yang panas atau
disebut magma memiliki sifat basa awalnya, tetapi siring naiknya batuan
menuju permukaan maka sifat dari batuan itu juga berubah menjadi asam.
Batuan ini terbentuk melalui proses yang panjang. Hal tersebut dapat terlihat
dari strukturnya yang pejal atau padat.
Mineral yang terdapat dalam batuan merupakan salah satu komponen
utama yang menjadi penyusun batuan. Mineral yang terdapat dalam batuan
memiliki kristal ukuran besar dicirikan mempunyai warna bening kemerahan.
Bentuk mineral ini berupa prismatik tabular. Memiliki kekerasan sebesar 6
yang diukur berdasarkan ukuran skala Mohs. Pengukuran dengan
menggunakan pecahan kaca yang digoreskan pada mineral menghasilkan
goresan. Kekerasan merupakan ketahanan suatu mineral terhadap goresan.
Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat porselin menghasilkan
warna berupa putih. Mineral ini memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut dapat
terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi, tampak pantulan seperti kaca.
Belahan mineral ini termasuk sempurna yang berarti mineral ini mudah
terbelah melalui arah belahannya yang merupakan sebuah bidang yang rata dan
akan sukar pecah kecuali melalui bidang belah mineral tersebut. Transparansi
dari mineral ini termasuk transparan (opaq). Pembentukan mineral ini terjadi
akibat pembekuan magma yang terjadi di dalam permukaan bumi. Magma
dalam mineral ini memiliki sifat intermediet. Berdasarkan ciri – ciri diatas
maka maineral itu merupakan mineral ortoklas yang memiliki rumus kimia
KAlSi3O8. Ortoklas digolongkan kedalam golongan silika (non karbonat).
Mineral penyusun batuan selanjutnya, mineral yang terdapat dalam batuan
memiliki ciri – ciri berwarna hitam. Bentuk mineral ini berupa prismatik
tabular. Memiliki kekerasan sebesar 2,5 - 3 yang diukur berdasarkan ukuran
skala Mohs. Pengukuran dengan menggunakan kawat tembaga yang
digoreskan pada mineral menghasilkan goresan. Kekerasan merupakan
ketahanan suatu mineral terhadap goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang
digosokan pada plat porselin menghasilkan warna berupa hitam. Mineral ini
memiliki kilap berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan
cahaya refleksi, tampak pantulan seperti kaca. Belahan mineral ini termasuk
sempurna yang berarti mineral ini mudah terbelah melalui arah belahannya
yang merupakan sebuah bidang yang rata dan akan sukar pecah kecuali melalui
bidang belah mineral tersebut. Transparansi dari mineral ini termasuk tidak
tranparan (opaq). Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen
Reaction Series terbentuk pada suhu yaitu antara 700o – 600o C. Terbentuk
akibat pembekuan magma atau larutan silika panas yang umumnya berwarna
gelap memiliki sifat basa, mengandung Mg dan Fe yang tinggi dan silika yang
rendah. Berdasarkan ciri – ciri diatas maka maineral itu merupakan mineral
biotit yang memiliki rumus kimia (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)). Biotit
digolongkan kedalam golongan silika (non karbonat).
Mineral yang selanjutnya terdapat dalam batuan memiliki ciri – ciri
berwarna hitam. Bentuk mineral ini berupa prismatik menjarum. Memiliki
kekerasan sebesar 6 yang diukur berdasarkan ukuran skala Mohs. Pengukuran
dengan menggunakan pecahan kaca yang digoreskan pada mineral
menghasilkan goresan. Kekerasan merupakan ketahanan suatu mineral
terhadap goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat
porselin menghasilkan warna berupa abu - abu. Mineral ini memiliki kilap
berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi,
tampak pantulan seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk
terpisah dalam arah yang tidak teratur berupa uneven. Pengertian dari uneven
adalah pecahan yang kasar memiliki permukaan yang tidak teratur dan dengan
ujung ujung yang runcing. Belahan mineral ini termasuk sempurna yang berarti
mineral ini mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan sebuah
bidang yang rata dan akan sukar pecah kecuali melalui bidang belah mineral
tersebut. Transparansi dari mineral ini termasuk tidak tranparan (opaq).
Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series
terbentuk pada suhu yaitu antara (3500-5000) C. Terbentuk akibat pembekuan
magma atau larutan silika panas yang umumnya berwarna gelap, mengandung
Mg dan Fe yang tinggi dan silika yang rendah sehingga memiliki sifat basa.
Berdasarkan ciri – ciri diatas maka maineral itu merupakan mineral hornblende
yang memiliki rumus kimia Ca2(Mg,Fe,Al)5 (Al,Si)8O22(OH)2 . Hornblende
digolongkan kedalam golongan silika (non karbonat).
Berdasarkan data dari ciri – ciri diatas dapat diketahui, mineral yang
menjadi penyusun dalam batuan merupakan mineral yang lebih cenderung
bersifat asam. Mineral tersebut terdiri dari ortoklas, biotit dan hornblende.
Sehingga berdasarkan Klasifikasi batuan beku menurut Thorpe and Brown
dapat diambil kesimpulan batuan peraga dengan nomor 50 memiliki nama
yaitu Granit porfir.
4.5 Peraga Nomor 76
Pada peraga ini dilihat dari kenampakan batuan memiliki bentuk yang
pejal dan terlihat massanya yang padat. Batuan tersebut dapat dimasukan
dalam jenis batuan beku. Warna batuan yang terlihat yaitu dominan hitam.
Batuan ini memiliki struktur berupa masif. Tekstur yang terdapat pada batuan
berupa holokristalin yaitu batuan tersebut tersusun atas mineral – mineral.
Berdasarkan tingkat keseragaman butir, batuan ini termasuk equigranular yang
butir – butir dari unsur penyusunnya memiliki ukuran yang sejenis atau sama
besar. Batuan ini memiliki tekstur berupa fanerik yang diartikan sebagai
berikut, di dalam batuan tersebut dapat terlihat mineral penyusunnya, meliputi
bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir (mineral satu dengan
mineral lainnya atau mineral dengan kaca). Batuan ini berdasarkan bentuk
kristal berupa euhedral yang definisinya adalah suatu mineral yang memiliki
bentuk sempurna atau lengkap, dan dibatasi oleh bidang kristal yang ideal
(tegas, jelas dan teratur). Proses pembentukan batuan ini disebabkan oleh
pembekuan magma. Larutan silika yang panas atau disebut magma memiliki
sifat basa semakin keatas maka akan terjadi perubahan suhu yang membuat
magma akan mengalami pembekuan. Batuan ini terbentuk melalui proses yang
sangat panjang. Hal tersebut dapat terlihat dari strukturnya yang pejal atau
padat.
Mineral yang terdapat dalam batuan merupakan salah satu komponen
utama yang menjadi penyusun batuan. Bentuk mineral ini berupa prismatik.
Mineral yang terdapat dalam batuan ini yaitu memiliki ciri – ciri berwarna
putih transparan. Memiliki kekerasan sebesar 7 yang diukur berdasarkan
ukuran skala Mohs. Yang diukur dengan menggunakan paku baja yang
digoreskan tetapi tidak tergores. Kekerasan merupakan ketahanan suatu
mineral terhadap goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada
plat porselin menghasilkan warna berupa putih. Mineral ini memiliki kilap
berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi,
tampak pantulan seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk
terpisah dalam arah yang tidak teratur berupa concoidal. Pengertian dari
concoidal adalah pecahan yang memperlihatkan gelombang yang melengkung
dipermukaannya seperti kenampakan pada botol pecah. Transparansi dari
mineral ini termasuk tranparan. Mineral ini merupakan mineral yang termasuk
dalam Bowen Reaction Series dan terbentuk paling akhir. Terbentuk akibat
pembekuan magma atau larutan silika panas yang mulai mempunyai sifat
berupa asam dikarenakan pembentukannya yang terakhir maka akan semakin
mendekati permukaan bumi. Berdasarkan ciri – ciri diatas maka maineral itu
merupakan mineral kuarsa . rumus kimia dari kuarsa adalah SiO2 yang
digolongkan kedalam golongan silika (non karbonat).
Mineral yang selanjutnya terdapat dalam batuan memiliki ciri – ciri
berwarna hitam. Bentuk mineral ini berupa prismatik tabular. Memiliki
kekerasan sebesar 2,5 - 3 yang diukur berdasarkan ukuran skala Mohs.
Pengukuran dengan menggunakan kawat tembaga yang digoreskan pada
mineral menghasilkan goresan. Kekerasan merupakan ketahanan suatu mineral
terhadap goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat
porselin menghasilkan warna berupa hitam. Mineral ini memiliki kilap berupa
kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi,
tampak pantulan seperti kaca. Belahan mineral ini termasuk sempurna yang
berarti mineral ini mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan
sebuah bidang yang rata dan akan sukar pecah kecuali melalui bidang belah
mineral tersebut. Transparansi dari mineral ini termasuk tidak tranparan (opaq).
Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series
terbentuk pada suhu yaitu antara 700o – 600o C. Terbentuk akibat pembekuan
magma atau larutan silika panas yang umumnya berwarna gelap, mengandung
Mg dan Fe yang tinggi dan silika yang rendah. Berdasarkan ciri – ciri diatas
maka maineral itu merupakan mineral biotit yang memiliki rumus kimia
(K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)). Biotit digolongkan kedalam golongan silika (non
karbonat).
Mineral yang selanjutnya terdapat dalam batuan memiliki ciri – ciri
berwarna putih. Bentuk mineral ini berupa prismatik tabular. Memiliki
kekerasan sebesar 5 - 6 yang diukur berdasarkan ukuran skala Mohs.
Pengukuran dengan menggunakan pecahan kaca yang digoreskan pada mineral
menghasilkan goresan. Kekerasan merupakan ketahanan suatu mineral
terhadap goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat
porselin menghasilkan warna berupa putih. Mineral ini memiliki kilap berupa
kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi,
tampak pantulan seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk
terpisah dalam arah yang tidak teratur berupa uneven. Pengertian dari uneven
adalah pecahan yang kasar memiliki permukaan yang tidak teratur dan dengan
ujung ujung yang runcing. Transparansi dari mineral ini termasuk tidak
tranparan (opaq). Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen
Reaction Series dan mewakili mineral yang sebelah kanan. Terbentuk akibat
pembekuan magma atau larutan silika panas yang mulai mempunyai sifat
berupa asam dikarenakan pembentukannya yang terakhir maka akan semakin
mendekati permukaan bumi. Berdasarkan ciri – ciri diatas maka maineral itu
merupakan mineral plagioklas yang memiliki rumus kimia CaNa , tetapi karena
sifatnya asam biasanya memiliki unsur Na lebih banyak dibandingkan dengan
Ca . Plagioklas digolongkan kedalam golongan silika (non karbonat).
Mineral yang selanjutnya terdapat dalam batuan memiliki ciri – ciri
berwarna hitam. Bentuk mineral ini berupa prismatik menjarum. Memiliki
kekerasan sebesar 6 yang diukur berdasarkan ukuran skala Mohs. Pengukuran
dengan menggunakan pecahan kaca yang digoreskan pada mineral
menghasilkan goresan. Kekerasan merupakan ketahanan suatu mineral
terhadap goresan. Cerat atau warna dari serbuk yang digosokan pada plat
porselin menghasilkan warna berupa abu - abu. Mineral ini memiliki kilap
berupa kaca. Hal tersebut dapat terlihat saat mineral dijatuhkan cahaya refleksi,
tampak pantulan seperti kaca. Pecahan atau kecenderungan mineral untuk
terpisah dalam arah yang tidak teratur berupa uneven. Pengertian dari uneven
adalah pecahan yang kasar memiliki permukaan yang tidak teratur dan dengan
ujung ujung yang runcing. Belahan mineral ini termasuk sempurna yang berarti
mineral ini mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan sebuah
bidang yang rata dan akan sukar pecah kecuali melalui bidang belah mineral
tersebut. Transparansi dari mineral ini termasuk tidak tranparan (opaq).
Mineral ini merupakan mineral yang termasuk dalam Bowen Reaction Series
terbentuk pada suhu yaitu antara (3500-5000) C. Terbentuk akibat pembekuan
magma atau larutan silika panas yang umumnya berwarna gelap, mengandung
Mg dan Fe yang tinggi dan silika yang rendah sehingga memiliki sifat basa.
Berdasarkan ciri – ciri diatas maka maineral itu merupakan mineral hornblende
yang memiliki rumus kimia Ca2(Mg,Fe,Al)5 (Al,Si)8O22(OH)2 . Hornblende
digolongkan kedalam golongan silika (non karbonat).
Berdasarkan data dari ciri – ciri diatas dapat diketahui, mineral yang
menjadi penyusun dalam batuan merupakan mineral yang lebih cenderung
bersifat asam. Mineral tersebut terdiri dari kuarsa, plagioklas, biotit dan
hornblende. Sehingga berdasarkan Klasifikasi batuan beku menurut Thorpe
and Brown dapat diambil kesimpulan batuan peraga dengan nomor 76
memiliki nama yaitu riolit porfir.