miksi

11

Click here to load reader

Upload: agusrick

Post on 28-Sep-2015

30 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

miksi

TRANSCRIPT

2002 digitized by USU digital library 1MANIFESTASI NEUROLOGIS GANGGUAN MIKSIDr ISKANDAR JAPARDIFakultas KedokteranBagian BedahUniversitas Sumatera UtaraI. PENDAHULUANFungsi kandung kencing normal memerlukan aktivitas yangterintegrasi antara sistim saraf otonomi dan somatik. Jaras neural yang terdiridari berbagai refleks fungsi destrusor dan sfingter meluas dari lobus frontalis kemedula spinalis bagian sakral, sehingga penyebab neurogenik dari gangguankandung kencing dapat diakibatkan oleh lesi pada berbagai derajat.II. ANATOMI DAN FISIOLOGIA. Struktur otot detrusor dan sfingterSusunan sebagian besar otot polos kandung kencing sedemikian rupasehingga bila berkontraksi akan menyebabkan pengosongan kandungkencing. Pengaturan serabut detrusor pada daerah leher kandung kencingberbeda pada kedua jenis kelamin, pria mempunyai distribusi yang sirkulerdan serabut-serabut tersebut membentuk suatu sfingter leher kandungkencing yang efektif untuk mencegah terjadinya ejakulasi retrograd sfingterinterna yang ekivalen. Sfingter uretra (rhabdosfingter) terdiri dari serabutotot luruk berbentuk sirkuler. Pada pria, rhabdosfingter terletak tepat di distaldari prostat sementara pada wanita mengelilingi hampir seluruh uretra.Rhabdosfingter secara anatomis berbeda dari otot-otot yang membentukdasar pelvis. Pemeriksaann EMG otot ini menunjukkan suatu discharge tonikkonstan yang akan menurun bila terjadi relaksasi sfingter pada awal prosesmiksiB. Persarafan dari kandung kencing dan sfingter1. Persarafan parasimpatis (N.pelvikus)Pengaturan fungsi motorik dari otot detrusor utama berasal dari neuronpreganglion parasimpatis dengan badan sel terletak pada kolumnaintermediolateral medula spinalis antara S2 dan S4. Neuron preganglionikkeluar dari medula spinalis bersama radiks spinal anterior dan mengirimakson melalui N.pelvikus ke pleksus parasimpatis pelvis. Ini merupakansuatu jaringanhalus yang menutupi kandung kencing dan rektum. Serabutpostganglionik pendek berjalan dari pleksus untuk menginervasi organorganpelvis. Tak terdapat perbedaan khusus postjunctional antaraserabut postganglionik danotot polos dari detrusor. Sebaliknya, serabutpostganglionik mempunyai jaringan difus sepanjang serabutnya yangmengandung vesikel dimana asetilkolin dilepaskan. Meskipun pada2002 digitized by USU digital library 2beberapa spesies transmiter nonkolinergik nonadrenergik juga ditemukan,keberadaannya pada manusia diragukan2. Persarafan simpatis (N.hipogastrik dan rantai simpatis sakral)Kandung kencing menerima inervasi simpatis dari rantai simpatistorakolumbal melalui a hipogastrik. Leher kandung kencing menerimapersarafan yang banyak dari sistem saraf simpatis dan pada kucing dapatdilihat pengaturan parasimpatis oleh simpatis, sedangkan peran sistimsimpatis pada proses miksi manusia tidak jelas. Simpatektomi lumbal sajatidak berpengaruh pada kontinens atau miksi meskipun pada umumnyaakan menimbulkan ejakulasi retrograd. Leher kandung kencing priabanyak mengandung mervasi noradrenergik dan aktivitas simpatis selamaejakulasi menyebabkan penutupan dari leher kandung kencing untukmencegah ejakulasi retrograde3. Persarafan somantik (N.pudendus)Otot lurik dari sfingter uretra merupakan satu-satunya bagian dari traktusurinarius yang mendapat persarafan somatik. Onufrowicz menggambarkansuatu nukleus pada kornu ventralis medula spinalis pada S2, S3, dan S4.Nukleus ini yang umumnya dikenal sebagai nukleus Onuf, mengandungbadan sel dari motor neuron yang menginnervasi baik sfingter anal danuretra. Nukleus ini mempunyai diameter yang lebih kecil daripada selkornu anterior lain, tetapi suatu penelitian mengenai sinaps motor neuronini pada kucing menunjukkan bahwa lebih bersifat skeletomotordibandingkan persarafan perineal parasimpatis preganglionik.Serabut motorik dari sel-sel ini berjalan dari radiks S2, S3 dan S4 kedalam N.pudendus dimana ketika melewati pelvis memberi percabanganke sfingter anal dan cabang perineal ke otot lurik sfingter uretra. Secaraelektromiografi, motor unit dari otot lurik sfingter sama dengan serabutlurik otot tapi mempunyai amplitudo yang sedikit lebih rendah.4. Persarafan sensorik traktus urinarius bagian bawahSebagian besar saraf aferen adalah tidak bermyelin dan berakhir padapleksus suburotelial dimana tidak terdapat ujung sensorik khusus. Karenabanyak dari serabut ini mengandung substansi P, ATP atau calcitoningene-related peptide dan pelepasannya dapat mengubah eksitabilitas otot,serabut pleksus ini dapat digolongkan sebagai saraf sensorik motorikdaripada sensorik murni.Ketiga pasang saraf perifer (simpatis torakolumbal, parasimpatis sakraldan pudendus) mengandung serabut saraf aferen. Serabut aferen yangberjalan dalam n.pelvikus dan membawa sensasi dari distensi kandungkencing tampaknya merupakan hal yang terpenting pada fungsi kandungkencing yang normal. Akson aferen terdiri dari 2 tipe, serabut C yangtidak bermyelin dan serabut Abermyelin kecil.Peran aferen hipogastrik tidak jelas tetapi serabut ini mungkinmenyampaikan beberapa sensasi dari distensi kandung kencing dan nyeri.Aferen somatik pudendal menyalurkan sensasi dari aliran urine, nyeri dansuhu dari uretra dan memproyeksikan ke daerah yang serupa dalammedula spinalis sakral sebagai aferen kandung kencing. Hal inimenggambarkan kemungkinan dari daerah-daerah penting pada medulaspinalis sakral untuk intergrasi viserosomatik.Nathan dan Smith (1951) pada penelitian pasien yang telah mengalamikordotomi anterolateral, menyimpulkan bahwa jaras asending dari2002 digitized by USU digital library 3kandung kencing dan uretra berjalan di dalam traktus spiotalamikus.Serabut spinobulber pada kolumna dorsalis mungkin juga berperan padatransmisi dari informasi aferen.C. Hubungan dengan susunan saraf pusat1. Pusat Miksi PonsPons merupakan pusat yng mengatur miksi melalui refleks spinal-bulberspinalatau long loop refleks. Demyelinisasi Groat (1990) menyatakanbahwa pusat miksi pons merupakan titik pengaturan (switch point)dimana refleks transpinal-bulber diatur sedemikian rupa baikuntukpengaturan pengisian atau pengosongan kandung kencing. Pusat miksipons berperansebagai pusat pengaturan yang mengatur refleks spinal danmenerima input dari daerah lain di otak2. Daerah kortikal yang mempengaruhi pusat miksi ponsBeberapa penelitian menunjukkan bahwa lesi pada bagian anteromedialdari lobus frontal dapat menimbulkan gangguan miksi berupa urgensi,inkontinens, hilangnya sensibilitas kandung kemih atau retensi urine.Pemeriksaan urodinamis menunjukkan adanya kandung kencing yanghiperrefleksi.D. Fisiologi pengaturan fungsi sfingter kandung kencing1. Pengisian urinePada pengisian kandung kencing, distensi yang timbul ditandai denganadanya aktivitas sensor regang pada dinding kandung kencing. Padakandung kencing normal, tekanan intravesikal tidak meningkat selamapengisian sebab terdapat inhibisi dari aktivitas detrusor dan activecompliance dari kandung kencing. Inhibisi dari aktivitas motorik detrusormemerlukan jaras yang utuh antara pusat miksi pons dengan medulaspinalis bagian sakral. Mekanisme active compliance kandung kencingkurang diketahui namun proses ini juga memerlukan inervasi yang utuhmengingat mekanisme ini hilang pada kerusakan radiks s2-S4.2002 digitized by USU digital library 4Gambar-1: Fase pengisian urine Gambar-2: Fase pengaliran urine(dikutip dari Chancellor, 1995)Selain akomodasi kandung kencing, kontinens selama pengisianmemerlukan fasilitasi aktifitas otot lurik dari sfingter uretra, sehinggatekanan uretra lebih tinggi dibandingkan tekanan intravesikal dan urinetidak mengalir keluar2. Pengaliran urinePada orang dewasa yang normal, rangsangan untuk miksi timbul daridistensi kandung kencing yang sinyalnya diperoleh dari aferen yangbersifat sensitif terhadap regangan. Mekanisme normal dari miksi voluntertidak diketahui dengan jelas tetapi diperoleh dari relaksasi oto lurik darisfingter uretra dan lantai pelvis yang diikuti dengan kontraksi kandungkencing. Inhibisi tonus simpatis pada leher kandung kencing jugaditemukan sehingga tekanan intravesikal diatas/melebihi tekanan intrauretral dan urine akan keluar. Pengosongan kandung kemih yang lengkaptergantung adri refleks yang menghambat aktifitas sfingter danmempertahankan kontraksi detrusor selama miksi.III. PATOLOGI GANGGUAN MIKSIGangguan kandung kencing dapat terjadi pada bagian tingkatan lesi.Tergantung jaras yang terkena, secara garis besar terdapat tiga jenis utamagangguan kandung kemih:2002 digitized by USU digital library 51. Lesi supra ponsPusat miksi pons merupakan pusat pengaturan refleks-refleks miksi danseluruh aktivitasnya diatur kebanyakan oleh input inhibisi dari lobus frontalbagian medial, ganglia basalis dan tempat lain. Kerusakan pada umumnyaakan berakibat hilangnya inhibisi dan menimbulkan keadaan hiperrefleksi.Pada kerusakan lobus depan, tumor, demyelinisasi periventrikuler, dilatasikornu anterior ventrikel lateral pada hidrosefalus atau kelainan gangliabasalis, dapat menimbulkan kontraksi kandung kemih yang hiperrefleksi.Retensi urine dapat ditemukan secara jarang yaitu bila terdapat kegagalandalammemulai proses miksi secara volunter2. Lesi antara pusat miksi pons dansakral medula spinalisLesi medula spinalis yang terletak antara pusat miksi pons dan bagian sakralmedula spinalis akan mengganggu jaras yang menginhibisi kontraksi detrusordan pengaturan fungsi sfingter detrusor. Beberapa keadaan yang mungkinterjadi antara lain adalah:a. Kandung kencing yang hiperrefleksiSeperti halnya lesi supra pons, hilangnya mekanisme inhibisi normal akanmenimbulkan suatu keadaan kandung kencing yang hiperrefleksi yangakan menyebabkan kenaikan tekanan pada penambahan yang kecil darivolume kandung kencing.b. Disinergia detrusor-sfingter (DDS)Pada keadaan normal, relaksasi sfingter akan mendahului kontraksidetrusor. Pada keadaan DDS, terdapat kontraksi sfingter dan otot detrusorsecara bersamaan. Kegagalan sfingter untuk berelaksasi akanmenghambat miksi sehingga dapat terjadi tekanan intravesikal yang tinggiyang kadang-kadang menyebabkan dilatasi saluran kencing bagian atas.Urine dapat keluar dri kandung kencing hanya bila kontraksi detrusorberlangsung lebih lama dari kontraksi sfingter sehingga aliran urineterputus-putusc. Kontraksi detrusor yang lemahKontraksi hiperrefleksi yang timbul seringkali lemah sehinggapengosongan kandung kencing yang terjadi tidak sempurna. Keadaan inibila dikombinasikan dengan disinergia akan menimbulkan peningkatanvolume residu paska miksid. Peningkatan volume residu paska miksiVolume residu paska miksi yang banyak pada keadaan kandung kencingyang hiperrefleksi menyebabkan diperlukannya sedikit volume tambahanuntuk terjadinya kontraksi kandung kencing. Penderita mengeluhmengenai seringnya miksi dalam jumlah yang sedikit.3. Lesi Lower Motor Neuron (LMN)Kerusakan pada radiks S2-S4 baik dalam kanalis spinalis maupun ekstraduralakan menimbulkan gangguan LMN dari fungsi kandung kencing dan hilangnyasensibilitas kandung kencing. Proses pendahuluan miksi secara volunterhilang dan karena mekanisme untuk menimbulkan kontraksi detrusor hilang,kandung kencing menjadi atonik atau hipotonik bila kerusakan denervasinyaadalah parsial. Compliance kandung kencing juga hilang karena hal inimerupakan suatu proses aktig yang tergantung pada utuhnya persarafan.Sensibilitas dari peregangan kandung kencing terganggu namun sensasi nyerimasih didapatkan disebabkan informasi aferen yang dibawa oleh sistim sarafsimpatis melalui n.hipogastrikus ke daerah torakolumbal. Denervasi ototsfingter mengganggu mekanisme penutupan namunjaringan elastik dari leher2002 digitized by USU digital library 6kandung kencing memungkinkan terjadinya kontinens. Mekanisme untukmempertahankan kontinens selama kenaikan tekanan intra abdominal yangmendadak hilang, sehingga stress inkontinens sering timbul pada batuk ataubersin.IV. GEJALA GANGGUAN DISFUNGSI MIKSIGejala-gejala disfungsi kandung kencing neurogenik terdiri dari urgensi,frekuensi, retensi dan inkontinens. Hiperrefleksi detrusor merupakan keadaanyang mendasari timbulnya frekuensi, urgensi dan inkontinens sehingga kurangdapat menilai lokasi kerusakan (localising value) karena hiperrefleksia detrusordapat timbul baik akibat kerusakan jaras dari suprapons maupun suprasakral.Retensi urine dapat timbul sebagai akibat berbagai keadaan patologis.Pada pria adalah penting untuk menyingkirkan kemungkinan kelainan urologisseperti hipertrofi prostat atau striktur. Pada penderita dengan lesi neurologisantara pons dan med spinalis bagiansakral, DDS dapat menimbulkan berbagaiderajat retensi meskipun pada umumnya hiperrefleksia detrusor yang lebihsering timbul. Retensi dapat juga timbul akibat gangguan kontraksi detrusorseperti pada lesi LMN. Retensi juga dapat timbul akibat kegagalan untuk memulairefleks niksi seperti pada lesi susunan saraf pusat.Meskipun hanya sedikit kasusdari lesi frontal dapat menimbulkan retensi, lesi pada pons juga dapatmenimbulkan gejala serupa.Inkontenensia urine dapat timbul akibat hiperrefleksia detrusor pada lesisuprapons dan suprasakral. Ini sering dihubungkan dengan frekuensi dan bilajaras sensorik masih utuh, akan timbul sensasi urgensi. Lesi LMN dihubungkandengan kelemahan sfingter yang dapat bermanifestasi sebagai stress inkontinensdanketidakmampuan dari kontraksi detrusor yang mengakibatkan retensi kronikdengan overflowV. EVALUASI DAN PENATALAKSANAAN1. EvaluasiPendekatan sistematis untuk mengetahui maslah gangguan miksi selamarehabilitasi pasien dengan cedera medula spinalis merupakan hal yangpenting karena penatalaksanaan yang baik sejak awal akan mencegahkomplikasi urologis dan kerusakan ginjal permanen.Pemeriksaan meliputi penilaian saluran kencing bagian atas, penilaianpengosongan kandung kencing dan deteksi hiperrefleksia detrusora. Penilaian saluran kencing bagian atasMeskipun jarang didapatkan masalah pada saluran kencing bagian atas,gangguan ginjal merupakan hal yang potensial mengancam penderita.Penilaian ditujukan untuk menilai fungsi ginjal dandeteksi hidronefrosis.Pemeriksaan radiologis harus meliputi urografi intravena dan voidingcystourethrogram untuk menilai saluran bagian atas dan menyingkirkankemungkinan adanya refluks vesikoureteral.b. Penilaian pengosongan kandung kencingPenilaian sisa urine dapat dilakukan dengan katerisasi pada saat pertamapemeriksaan meupun dengan menggunakan USG. Residu urine lebih dari100 ml dikatakanbermaknac. Deteksi hiperrefleksia detrusorPemeriksaan CMG dan EMG dari sfingter uretral eksterna akan membantumenentukan disfungsi neurogenik dan adanya suatu DDS yang signifikan.Kontraksi abnormal dari otot detrusor dapat dideteksi dengan baik dengan2002 digitized by USU digital library 7menggunakan filling cystometrogram (CMV). Pada orang normal, kandungkencing dapat mengakomodasi pengisian kandung kencing bahkan padakecepatan pengisian yang tinggi sedangkan pada penderita denganhiperrefleksia kandung kencing, terjadi peningkatan tekanan yang spontanpada pengisiand. Pemeriksaan neurologisPemeriksaan neurologis harus meliputi pemeriksaan sensibilitas perianaluntuk mengetahui ada tidaknya sacral sparing. Adanya tonus anal, refleksanal dan refleks bulbokavernosus hanya menandakan utuhnya konusdanlengkung refleks lokal. Didapatkannya kontraksi volunter sfingter analmenunjukkan uthunya kontrol volunter dan pada kasus kuadriplegia, inimenandakan lesi medula spinalis yang inkomplit. Pada lesi medulaspinalis, dalam hari pertama sampai 3 atau 4 minggu berikutnya seluruhrefleks dalam pada tingkat di bawah lesi akan hilang. Hal ini biasanyadihubungkan dengan fase syok spinal. Dalam periode ini, kandung kencingbersifat arefleksi danmemerlukan drainase periodik atau kontinu yangcermat dan tes provokatif dengan menggunakan 4 oz air dingin steril suhu4oC tidak akan menimbulkan aktifitas refleks kandung kencing. Tes air esdikatakan positif bila pengisian dengan air dingin segera diikuti denganpengeluaran air kateter dari kandung kencing. Drainase kandung kencingyang adekuat selama fase syok spinal akan dapat mencegah timbulnyadistensi yang berlebih dan atoni dari kandung kencing yang arefleksi.2. PenatalaksanaanDasar dari penatalaksanaan dari disfungsi kandung kemih adalahuntuk mempertahankan fungsi gunjal dan mengurangi gejala.a. Penatalaksanaan gangguan pengosongan kandung kemih dapatdilakukan dengan carao Stimulasi kontraksi detrusor, suprapubic tapping atau stimulasi perianalo Kompresi eksternal dan penekanan abdomen, credes manoeuvreo Clean intermittent self-catheterisationo Indwelling urethral catheterb. Penatalaksanaan hiperrefleksia detrusoro Bladder retraining (bladder drill)o Pengobatan oral, Propantheline, imipramine, oxybutininc. Penatalaksanaa operatifTindakan operatif berguna pada penderita usia muda dengan kelainanneurologis kongenital atau cedera medula spinalis.Bladder trainingAdalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kencing yangmengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik(UMN atau LMN), dapat dilakukan dengan pemeriksaan refleks-refleks:1. Refleks otomatikRefleks melalui saraf parasimpatis S2-3 dansimpatis T12-L1,2, yangbergabung menjadi n.pelvikus. Tes untuk mengetahui refleks ini adalah tesair es (ice water test). Test positif menunjukkan tipe UMN sedangkan bilanegatif (arefleksia) berarti tipe LMN.2. Refleks somatis2002 digitized by USU digital library 8Refleks melalui n.pudendalis S2-4. Tesnya berupa tes sfingter ani eksternusdan tes refleks bulbokarvernosus. Jika tes-tes tersebut positif berarti tipeUMN, sedangkan bila negatif berarti LMN atau tipe UMN fase syok spinalLangkah-langkah Bladder Training:1. Tentukan dahulu tipe kandung kencing neurogeniknya apakah UMN atau LMN2. Rangsangan setiap waktu miksi3. Kateterisasi:a. Pemasangan indwelling cathether (IDC)=dauer cathetherIDC dapat dipasang dengan sistem kontinu ataupun penutupan berkala(clamping). Dengan pemakaian kateter menetap ini, banyak terjadiinfeksi atau sepsis. Karena itu kateterisasi untuk bladder trainingadalah kateterisasi berkala. Bila dipilh IDC, maka yang dipilih adalahpenutupan berkala oleh karena IDC yang kontinu tidal fisiologisdimana kandung kencing yang selalu kosong akan mengakibatkankehilangan potensi sensasi miksi serta terjadinya atrofi sertapenurunan tonus otot kkb. Kateterisasi berkalaKeuntungan kateterisasi berkala antara lain:o Mencegah terjadinya tekanan intravesikal yang tinggi/overdistensiyang mengakibatkan aliran darah ke mukosa kandung kencingdipertahankan seoptimal mungkino Kandung kencing dapat terisi dan dikosongkan secara berkalaseakan-akan berfungsi normalo Bila dilakukan secara dini pada penderita cedera medula spinalis,maka penderita dapat melewati masa syok spinal secara fisiologissehingga fedback ke medula spinalis tetap terpeliharao Teknik yang mudah dan penderita tidak terganggu kegiatan sehariharinya4. Penatalaksanaan gangguan fungsi miksi pada lesi medulaa. Lesi kauda EkuinaPenatalaksanaan pada pasien dengan lesi kauda ekuina memerlukanperhatian khusus. Pada umumnya ditemukan kandung kencing yangarefleksi (nonkontraktil) dan miksi dilakukan dengan bantuanmanipulasi Crede atau Valsava. Lesi umumnya inkomplit atau tipecampuran dan berpotensi untuk mengalami penyembuhan.Pemeriksaan urodinamik mungkin menunjukkan sfingter uretraleksternal yang utuh danps demikian dengan lesi suprakonus mungkinmengalami kesulitan dalam miksi kecuali bila terdapat tekananintravesikal yang penuh yang dapat mengakibatkan refluksivesikoureteral. Pada pasien ini didapatkan kerusakan pada persarafanparasimpatis dengan persarafan simpatis yang utuh atau mengalamireinervasi dimana leher kandung kencing mungkin tidak dapatmembuka dengan baik pada waktu miksi.b. Sindroma Medula Spinalis SentralNeurogenic bladder akibat lesi inkomplit seperti lesi medula spinalissentral dapat diperbaiki pada lebih dari 50% pasien. Disampingdisfungsi neurologis yang berat dalam minggu-minggu pertama,pemulihan fungsi kandung kencing dapat terjadi terutama karenaserabut kandung kencing terletak perifer pada medula spinalis.2002 digitized by USU digital library 9Penatalaksanaan biasanya dgnkateterisasi intermiten danobat-obatan.Keadaan inkontinens dapat ditimbulkan dengan reseksi sfingtertransuretral dini. DDS yang menetap, spastisitas yang berat danhidronefrosis merupakan indikasi untuk tindakan sfingtertomitransuretral setalh mencoba penggunaan penghambat alfa,antikolinergik dan pelemas otot skelet seperti baclofen.Penatalaksanaan neurogenic bladder pada pasien wanita dengan lesimedula spinalis (UMN) adalah sulit, namun penatalaksanaan lesi konusdankauda (LMN) adalah mudah dengan menggunakan manuverCrede/Valsava. Kateterisasi intermiten dimulai setiap 4 sampai 6 jamdan dengan restriksi cairan sampai 1,5 liter perhari pada umunyamemerlukan kateterisasi 3 kali perhari .Pada lesi suprakonus dengan kandung kencing hiperrefleks, untukmengurangi inkontinens antara kateterisasi, dapat diberikanantikolinergik seperti oxybutinin 1-2 kali 5 mg perhari. Iritabilitaskandung kencing meningkat dengan adanya infeksi sehinggapengobatan infeksi adalah penting. Profilaksis jangka panjang untukinfeksi saluran kencing sangat direkomendasikan. Pasien dilatih untukmengosongkan kandung kencing dengan menggunakan suprapubictapping dan manuver Valsava secara periodik. Kegagalan dalamkateterisasi berkala biasanya memerlukan tindakan indwellingcathether jangka panjang. Tindakan bedah saraf seperti blok radissakral dapat diindikasikan untuk mengubah keadaan reflex(contractile) bladder menjadi keadaan areflexic bladder yangpenatalaksanaannya lebih mudah dengan tindakan Crede/Valsava.Implant radix sakral untuk merangsang miksi baru dicoba pada pasienparaplegi dengan contactile bladder.2002 digitized by USU digital library 10DAFTAR PUSTAKAChancellor MB. Practical neuro-urology, genitourinary complications inneurologic disease. Boston: Butterworth, 1995: 9-21, 99-190,239-306Duus P. Topical diagnosis in neurology.3rd ed. New York: George Thieme,1983:293-305Fowler CJ. Bladder dysfunction inneurologic disease, In Asbury. Disease ofthe nervous system, clinical neurobiology. 2nd ed, vol.1,Philadelphia: WB Sounders, 1992:512-526Fowler CJ. Neurogenic bladder dysfunction and its management, InGreenwood R et al. Neurological rehabilitation. New Tork :Churchil Livingstone, 1993:269-276Lindsay KW. Neurology and neurosurgery illustrated. 3rd ed. New York:Churcill Livingstone, 1997: 445-446Marotta JT. Spinal injury, In Rowland LP. Merritts texybook of neurology. 9thed. Philadelphia : Williams & Wilkins, 1995:440-446Perkash I. Management of neurogenic bladder dysfunction of the bladderand bowel, In Kottke FJ, Krusens handbook of physicalmedicine and rehabilitaion. 4th ed. Philadelphia: WB Sounders,1990:810-831Snell RS. Neuroanatomi klinik, Jakarta : EGC, 1996:504-506Swash M. The conus medullaris and sphincter control, in Critchley E. A Spinalcord disease, basic science, diagnosis and management.London : springer-Verlag, 1997: 403-412AnuriaDari Wikipedia, ensiklopedia bebasLangsung ke: navigasi, cariAnuria ICD-10 R33.ICD-9 788,5DiseasesDB 23641MESH D001002

Anuria berarti nonpassage urin, [1] dalam prakteknya didefinisikan sebagai bagian kurang dari 50 mililiter urin dalam sehari [2] anuria ini. Seringkali disebabkan oleh kegagalan fungsi ginjal. Hal ini juga dapat terjadi karena beberapa obstruksi parah seperti batu ginjal atau tumor. Hal itu dapat terjadi dengan stadium akhir penyakit ginjal. Ini adalah pengurangan lebih ekstrim dari oliguria, kadang-kadang disebut anuresis.Isi[Hide]

* 1 Penyebab* 2 Gejala* 3 Pengobatan* 4 Referensi

[Sunting] Penyebab

Kegagalan fungsi ginjal, yang dapat memiliki beberapa penyebab termasuk obat-obatan atau racun (misalnya, antibeku), diabetes, tekanan darah tinggi. Batu atau tumor dalam saluran kemih juga bisa menyebabkan dengan membuat halangan untuk aliran kemih. darah tinggi kalsium, oksalat, atau asam urat, dapat memberikan kontribusi terhadap risiko pembentukan batu. Pada laki-laki, kelenjar prostat membesar adalah penyebab umum dari anuria obstruktif.

anuria akut, di mana penurunan produksi urine terjadi dengan cepat, biasanya tanda obstruksi atau gagal ginjal akut. Gagal ginjal akut dapat disebabkan oleh faktor tidak berhubungan dengan ginjal, seperti gagal jantung, infeksi, dan kondisi lain yang menyebabkan ginjal akan kekurangan aliran darah.[Sunting] Gejala

Anuria sendiri merupakan gejala, bukan penyakit. Hal ini sering dikaitkan dengan gejala lain dari gagal ginjal, seperti kurangnya nafsu makan, mual kelemahan, dan muntah. Ini adalah sebagian besar hasil dari penumpukan racun dalam darah yang biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal sehat.[Sunting] Pengobatan

Pengobatan tergantung pada penyebab gejala ini. Penyebab paling mudah diobati adalah obstruksi aliran urin, yang sering diselesaikan dengan memasukkan kateter urin ke kandung kemih.

Manitol merupakan obat yang digunakan untuk meningkatkan jumlah air yang dikeluarkan dari darah dan dengan demikian meningkatkan aliran darah ke ginjal. Namun, manitol merupakan kontraindikasi pada anuria sekunder untuk penyakit ginjal, dehidrasi berat, perdarahan intrakranial (kecuali selama kraniotomi), kemacetan paru parah, atau edema paru.

Dekstrosa dan Dobutamine yang keduanya digunakan untuk meningkatkan aliran darah ke ginjal dan bertindak dalam waktu 30 sampai 60 menit.[Sunting] Referensi

1. ^ Anuria di Dorland's Medical Dictionary2. ^ "SUNY Stony Brook Departemen Patologi HBP310 Peradangan". http://www.path.sunysb.edu/coursemat/hbp310urinarymg.htm. Diperoleh 2009/06/15.

[Hide]v d eGejala dan tanda-tanda: sistem saluran kencing (r30-R39, 788)SakitRenal kolik Disuria vesikalis tenesmusKontrolKemih inkontinensia / enuresis (Diurnal enuresis, Nocturnal enuresis, Post-void dribbling, Stress, Mendesak, Overflow) retensi urinVolumeOliguria / anuria PoliuriaLain gangguan buang air kecil

Nokturia urgensi kencing frekuensi urinEkstravasasi urin uremia ExtrarenalListenRead phoneticallyDictionary - View detailed dictionary