mikroorganisme yang menyebabkan infeksi pada organ reproduksi wanita
DESCRIPTION
belong to someone ^^TRANSCRIPT
Perbedaan leukorrhoea yang fisiologis dengan leukorrhoea yang patologis
Fluor albus fisiologik pada perempuan normalnya hanya ditemukan pada daerah porsio vagina.
Sekret patologik biasanya terdapat pada dinding lateral dan anterior vagina.
Fluor albus fisiologik ditemukan pada :
1. Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini sebabnya ialah pengaruh estrogen
dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
2. Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen. Leukore disini
hilang sendiri akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya.
3. Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh
pengeluaran transudasi dari dinding vagina.
4. Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih
encer.
5. Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita
dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita dengan ektropion porsionis
uteri.
Sedang fluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh
1. Infeksi :
Bakteri : Gardanerrella vaginalis, Chlamidia trachomatis, Neisseria gonorhoae, dan
Gonococcus
Jamur : Candida albicans
Protozoa : Trichomonas vaginalis
Virus : Virus Herpes dan human papilloma virus
2. Iritasi :
Sperma, pelicin, kondom
Deodorant dan sabun
Cairan antiseptic untuk mandi.
Pembersih vagina.
Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat
Kertas tisu toilet yang berwarna.
3. Tumor atau jaringan abnormal lain
4. Fistula
5. Benda asing
6. Radiasi
7. Penyebab lain :
Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik
Tidak dikatehui : “ Desquamative inflammatory vaginitis
Mikroorganisme yang menyebabkan infeksi pada organ reproduksi wanita
1. Gardnerella vaginalis
Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai bahan dari
mikroorganisme normal dalam vagina karena seringnya ditemukan. Bakteri batang gram positif
ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan disebut
sebagai clue cell. Gardnerella vaginalis menghasilkan asam amino yang diubah menjadi
senyawa amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak berwarna keabu-
abuan pH.sekret vagina > 4,5 ( pH normal adalah < 4,5 ).
2. Klamidia trakomatis
Infeksi klamidia sering ditemukan pada wanita dewasa yang seksual aktif. Infeksi klamidia ini
juga didapatkan pada bayi dan anak-anak. Infeksi pada bayi didapatkan pada masa perinatal.
Resiko penularan dari ibu dengan infeksi klamidia pada bayinya saat kelahiran diperkirakan
50%. Infeksi pada bayi yang paling sering didapatkan adalah konjungtivitis neonatal, terjadi pada
20 – 50% bayi yang dilahirkan dengan infeksi klamidia trakomatis. Klamidia ini mempunyai
dinding sel kuman gram negatif, berukuran 0,2-1,5 mikron, berbentuk sferis, tidak bergerak.
3. Gonokokus
Gonokokus adalah bakteri yang umumnya menginfeksi karena kontak seksual. Biasanya pada
wanita mengenai membrane mukosa uretra dan endoserviks, selanjutnya infeksi akan menyebar
ke jaringan yang lainnya.
4. Treponema pallidum
Bakteri ini merupakan penyebab penyakit sifilis. Sifilis termasuk penyakit akibat hubungan
seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum dan mempunyai beberapa sifat, yaitu :
perjalanan penyakitnya sangat kronis, dalam perjalannya dapat menyerang semua organ tubuh,
mempunyai masa laten, dapat kembali kambuh ( rekuren ), dan dapat ditularkan dari ibu ke
janinnya .
5. Candida albicans.
Candida adalah mikroorganisme opurtunis, dapat dijumpai diseluruh badan, terutama di mulut,
kolon, kuku, vagina dan saluran anorektal. Candida sp yang paling sering menyebabkan infeksi
kandidiasi vulvavaginalis adalah candida albikan dan patogen yang paling sering diremukan.
Selain itu ada spesies candida non albikan yang bisa menginfeksi adalah candida galbrata.
Pada umumnya infeksi disebabkan adanya kolonisasi yang berebihan dari spesies kandida yang
sebelumnya bersifat komensal pada vulva dan vagina. Spesies kandida menghasilkan koloni
berwarna putih kecoklatan sampai kekuningan dengan bau seperti ragi, bulat dan besar
( berukuran 3 – 6 μm ), pertumbuhannya cepat dan menjadi dewasa dalam waktu 3 hari.
Permukaan koloni licin, halus, mengkilat dan kering, mempunyai budding, hifa dan pseudohifa.
6. Trikomonas vaginalis.
Trikomonas vaginalis merupakan satu-satunya spesies Trichomonas yang bersifat patogen pada
manusia dan dapat dijumpai di traktus urogenital. Biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
Parasit ini berbentuk lonjong dan mempunyai bulu getar dan pada sediaan basah mudah terlihat
karena gerakannya yang menghentak-hentak. Cairan yang keluar dari vagina biasanya banyak,
berbuih menyerupai air sabun dan berbau. Leukorea oleh parasit ini tidak selalu gatal, tetapi
vagina tampak kemerahan dan timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih bila berkemih.
Trikomonas vaginalis ini berbentuk buah pir dengan satu membran bergelombang pendek yang
dilapisi flagelum dan empat flagela anterior. Parasit ini paling baik tumbuh pada 35-37ᵒ C dalam
keadaan anerobik, kurang dapat tumbuh pada keadan aerobik, organisme ini tidak dapat hidup
pada keasaman vagina normal
7. Virus Herpes Simpleks Genitalis.
Herpes simpleks disebabkan oleh Herpes Virus Hominis atau Herpes Simpleks virus merupakan
salah satu infeksi yang tersering pada manusia .Struktur virus terdiri atas genom DNA untai
ganda linier berbentuk toroid, kapsid, lapisan tegumen dan selubung. Infeksi dapat berupa
kelainan pada daerah orolabial serta daerah genital, dengan gejala khas adanya vesikel
berkelompok di atas dasar yang eritema .Ada 2 tipe mayor antigenik dimana Herpes Simpleks
virus tipe I berhubungan dengan infeksi pada wajah dan Herpes Simpleks virus tipe II
berhubungan dengan infeksi genital. Pada awal infeksi yang disebabkan Herpes simpleks tampak
kelainan kulit seperti melepuh terkena air panas yang kemudian pecah dan menimbulkan luka
seperti borok dan pasien merasa sakit.
Amiruddin, D. Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual. 2003.LKiS : Jogjakarta
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri, R, Wardhani,W.I, Setiowulan, W. Keputihan In. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi ke-3. 2001. Media Aesculapius : Jakarta