mikroorganisme penghasil antibiotik
TRANSCRIPT
Nama : Mustaqiem Isda
NIM : 1207101010081
Kelas : C
Mata kuliah : Ilmu Alamiah Dasar
Mikroorganisme Antibiotik
Antibiotik berasal dari dua kata Yunani, yaitu ‘anti’ yang berarti ‘melawan’ dan ‘bios’
yang berarti ‘hidup’. Antibiotik adalah obat yang dipergunakan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Obat ini telah digunakan untuk melawan infeksi
berbagai bakteri pada tumbuhan, hewan, dan manusia sejak tahun 1930-an. Antibiotik hanya
melawan infeksi bakteri dan tidak bekerja melawan infeksi virus, seperti flu, pilek, sakit
tenggorokan, gondok, bronkhitis, dll. Bakteri yang kebal terhadap antibiotik tidak dapat
dibunuh dengan obat tertentu pada dosis yang sama. Inilah sebabnya mengapa setiap orang
harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter sebelum mengambil antibiotik.
Pada zaman dahulu, orang Mesir kuno dan zaman Cina kuno telah menggunakan
suatu ekstrak jamur untuk mengatasi berbagai infeksi. Zat tersebut bekerja dengan cepat
sebab beberapa jamur menghasilkan unsur antibiotik. Antibacterial penicilin pertama kali
ditemukan oleh Alexander Fleming pada 1928. Ia mencatat bahwa suatu koloni fungi telah
tumbuh sebagai zat pencemar pada suatu agar dengan bakteri Staphylococcus aureus dan
koloni bakteri di sekitar cendawan tersebut menjadi transparan hal ini disebabkan sel bakteri
mengalami lysing. Fleming telah mengabdikan dirinya dalam berbagai riset untuk
menemukan metoda dalam menangani infeksi. Saat itu ia mengenali pentingnya suatu fungi
metabolite yang mungkin bisa digunakan untuk mengendalikan bakteri. Unsur ini diberi
nama “penicilin”, sebab berasal dari fungi Penicillium notatum. Fleming menemukan bahwa
penicillin adalah zat yang efektif melawan banyak bakteri Gram positif dalam kondisi-
kondisi laboratorium. Kemudian dua ilmuwan Britania lain, Howard Florey dan Ernst Chain
yang bekerja di Amerika Serikat mengatur untuk menghasilkan antibiotik pada skala industri
untuk penggunaan yang tersebar luas. Pada tahun mendapatkan hadiah Nobel dari bidang
kedokteran “Antibiotik”
Antibiotik dapat digolongkan berdasarkan ketepatan target yang akan dihambat oleh
antibakteri tersebut. ‘narrow-spectrum’ adalah antibiotik untuk target jenis bakteri tertentu,
seperti Gram-Negatif atau Gram-Positif bakteri. ‘wide-spectrum’ merupakan antibiotik yang
mempengaruhi suatu cakupan bakteri luas. ‘plat lapisan’ dimana suatu pusat koloni
terpengaruhi fungi Penicillium notatum. Penicilin tersebut berada pada agar untuk 5-6 hari,
kemudian plat diberikan agar cair yang berisi bakteri yang berwarna kuning, yang disebut
Micrococcus luteus. Produksi penicilin oleh Penicillium notatum telah menciptakan suatu
zone larangan pertumbuhan dari bakteri tersebut. Gambar B menunjukkan struktur sporing
tidak berkelamin yang khas dari suatu jenis Penicillium. Spora diproduksi di didalam rantai
dari sel flask-shaped (phialides) yang ditemukan di ujung suatu struktur antena seperti
menyikat.
Penicilin dapat berasal dari fungi Penicillium notatum atau Penicillin chrysogenum.
Penicillium merupakan suatu anggota deuteromycetes, fungi yang tidak diketahui system
reproduksi seksualnya. Penicilin bekerja melawan bakteri Gram-positif seperti
Staphylococcus sp dan Pneumococcus sp dengan cara menghambat sintesis dinding sel
bakteri, crosslinking dari peptidoglycan polymers dicegah oleh enzim transpeptidase dari
penicillin menyebabkan dinding sel menerima air kelebihan yang menyebabkan dinding-
dinding sel bakteri retak atau lysis.
Dua penicilin alami diperoleh dari air-saringan kultur Penicillium notatum atau jenis
yang berhubungan erat dengan Penicillium chrysogenum adalah penicilin G dan semakin
acid-resistant penicilin V. Penicilin hanya aktif melawan terhadap bakteri Gram-Positif yang
mempunyai suatu lapisan peptidoglycan tebal pada dinding selnya dan tidak aktif melawan
jenis bakteri Gram-Negatif. Banyaknya penyakit yang disebabkan oleh bakteri Gram-Positif
dan bakteri Gram-Negatif maka suatu peran diperluas untuk penicilin dari berbagai
penemuan yang alami, penicilin dapat dimodifikasi secara kimiawi dengan pemindahan acyl
untuk menggantikan cuka 6-aminopenicillanic dan kemudian menambahkan kelompok acyl
yang mengandung unsur-unsur baru. Penicilin semi-synthetic modern ini seperti Ampicillin,
Carbenicillin dan Oxacillin mempunyai berbagai kendungan yang spesifik seperti cakupan
aktivitas yang diperluas melawan beberapa Gram-Negatif bakteri. Walaupun penicilin masih
digunakan secara klinis, nilainya telah disusutkan oleh pengembangan perlawanan yang
tersebar luas antara mikroorganisme target dan juga oleh reaksi sebagian orang yang alergi
terhadap penicilin.
Suksesnya penicilin yang luar biasa sebagai antibiotik mendorong pencarian
antibiotik lain terutama dari lingkungan lahan. Salah satu awal kesuksesan (1943) adalah
penemuan streptomisin dari suatu actinomycete, Streptomyces griseus. Actinomycetes adalah
bakteri yang menghasilkan filamen bercabang yang mirip dengan hyphae fungi yang
memiliki diameter 1 μm dan juga menghasilkan sejumlah besar spora kering, seperti ditutupi
serbuk dari antena mereka hyphae.
Seperti semua actinomycetes, jenis ini tumbuh ketika filamen sempit dengan cabang
antena yang berakhir pada rantai spora. Cara spiral-shaped antena rantai spora yang khas dari
jenis Streptomyces menunjukan perbesaran yang lebih tinggi untuk sebagian dari antena itu
hyphae dan rantai spora. Actinomycetes, terutama jenis Streptomyces sudah menghasilkan
kebanyakan dari antibiotik yang digunakan dalam ilmu pengobatan klinik sampai saat ini.
Dari jenis bakteri lain, mencakup Jenis bassil sudah menghasilkan sedikit antibiotik
yang bermanfaat. Fungi juga sudah menghasilkan sedikit antibiotik bermanfaat, terlepas dari
penicilin, antibiotik yang paling utama dari fungi adalah cephalosporins (beta-lactams yang
cara kerjanya mirip dengan penicillin tetapi dengan sedikit allergenicas) dan griseofulvin
yang berasal dari Penicillium griseofulvum yang digunakan untuk perlakukan infeksi kulit.
Beratus-ratus campuran dengan aktivitas antibiotik telah terisolasi dari mikroorganisme dari
tahun ke tahun, tetapi hanya sedikit yang secara klinis bermanfaat. Alasan untuk ini adalah
bahwa hanya campuran dengan toxicas selektip dapat digunakan secara klinis. Zat-zat
tersebut sangat efektif melawan suatu mikroorganisme tetapi mempunyai toxicas minimal ke
manusia. Dalam praktek, ini dinyatakan dalam kaitan dengan index mengobati. Perbandingan
dari dosis beracun kepada dosis yang mengobati itu maka makin baik nilai mengobatinya.
Kebanyakan dari antibacterial agen mematuhi sintesis protein atau sintesis dinding sel
bakteri. Peptidoglycan adalah satu dari target dinding yang utama, sebab hal ditemukan hanya
pada bakteri. Sebagian dari target campuran lain yaitu sintesis protein bakteri, sebab hasil
bakteri ribosomes (70S yang dimasukkan ribosomes) adalah berbeda dari ribosomes (80S)
pada manusia dan organisme eukaryotic lain. Griseofulvin mengikat secara khas kepada
tubulin protein yang menyusun microtubules sel. Tubulins ini sedikit banyaknya berbeda dari
tubulins manusia.
Mikroorganisme penghasil antibiotik meliputi golongan bakteri, aktinomisetes, fungi, dan
beberapa mikroba lainnya.Kira-kira 70% antibiotik dihasilkan oleh aktinomisetes, 20% fungi
dan 10% oleh bakteri. Streptomyces merupakan penghasil antibiotik yang paling besar
jumlahnya. Bakteri juga banyak yang menghasilkan antibiotik terutama Bacillus. Namun
kebanyakan antibiotik yang dihasilkan bakteri adalah polipeptid yang terbukti kurang stabil,
toksik dan sukar dimurnikan. Antibiotik yang dihasilkan fungi pada umumnya juga toksik,
kecuali grup penisilin
1. Golongan Bakteri
Di lingkungan tanah yang mendapat aerasi cukup, bakteri dan fungi akan dominan.
Sedangkan lingkungan yang mengandung sedikit atau tanpa oksigen, bakteri berperanan
terhadap hampir semua perubahan biologis dan kimia ling-kungan tanah. Bakteri menonjol
karena kemampuannya tumbuh dengan cepat dan mendekomposisi berbagai substrat alam.
Ada berbagai macam pengelompokan bakteri, salah satu penggolongan dilakukan oleh
Winogradsky, membagi bakteri menjadi 2 kelompok :
a. Autochthonous atau indigenous. Populasi bakteri ini tidak berfluktiiasi.
Nutrien didapat dari zat-zat organik tanah dan tidak memerlukan sumber
nutrien eksternal.
b. Zymogenous atau organisme yang melakukan fermentasi populasi golongan
ini paling aktif melakukan transformasi kimia.
Bakteri penghasil antibiotik terutama dari spesies Bacillus (basitrasin, polimiksin, sirkulin),
selain itu juga dari spesies Pseudornonas (Pyocyanine), chromobacterium (Iodinin) dan
sebagainya.
2. Golongan Fungi
Kebanyakan spesies fungi dapat tumbuh dalam rentang pH yang lebih lebar, dari sangat asam
sampai sangat alkali. Populasi fungi biasanya mendominasi daerah asam, karena mikroba lain
seperti bakteri dan aktinomisetes tidak lazim dalam habitat asam. Dalam biakan, bahkan
fungi dapat tumbuh pada pH 2 -- 3 dan beberapa strain masih aktif pada pH 9 atau lebih.
Sebagai salah satu organisme penghasil antibiotik yang terkenal yaitu : Penicilium (penisilin,
griseofulvin), Cephalosporium (sefalosporin) serta beberapa fungi lain seperti Aspergillus
(fumigasin); Chaetomium (chetomin); Fusarium (javanisin), Trichoderma (gliotoxin) dan
lain-lain
3. Golongan Aktinomisetes
Aktinomisetes merupakan mikroorganisme uniseluler,menghasilkan miselium bercabang dan
biasanya mengalami fragmentasi atau pembelahan untuk membentuk spora. Mikroorganisme
ini tersebar luas tidak hanya di tanah tetapi juga di kompos, lumpur, dasar danau dan sungai.
Pada mulanya organisme ini diabaikan karena pertumbuhannya pada plate agar sangat
lambat. Sekarang banyak diteliti dalam hubungannya dengan antibiotik. Jenis organisme ini
merupakan penghasil antibiotik yang paling besar di antara kelompok penghasil antibiotik,
terutama dari jenis streptomyces (Bleomisin, Eritromisin, Josamisin, Kanamisin, Neomisin,
Tetrasiklin dan masih banyak lagi). Di samping itu, anibiotik juga dihasilkan dari
aktinomisetes jenis Mikromonospora (Gentamisin, Fortimisin, Sisomisin); Nocardia
(Rifamisin, Mikomisin) dan lain-lain. Di alam, aktinomisetes dapat ditemui sebagai konidia
atau bentuk vegetatif.
Efektivitas antibiotik bervariasi dengan reaksi dari infeksi, yaitu kemampuan dari
antibiotik untuk menjangkau lokasi infeksi dan kemampuan dari bakteri untuk menentang
atau inactivate terhadap antibiotik. Beberapa antibiotik yang benar-benar dapat membunuh
bakteri bactericidal, sedangkan yang mencegah pertumbuhan bakteri disebut bacteriostatic.
Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya
hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Sampai saat ini telah ditemukan lebih dari
3000 antibiotik, namun hanya sedikit saja yang diproduksi secara komersil. Beberapa
antibiotik telah dapat diproduksi dengan kombinasi sintesis mikroorganisme dan modifikasi
kimia, antara lain: golongan penisilin, sefalosporin, dihidrostreptomisin, klindamisin,
tetrasiklin dan rifampisin.
Berikut beberapa antibiotik dan mikroorganisme penghasilnya ;
Antibiotik Mikroorganisme Penghasil
Aklasinomisin AStreptomyces antibioticus
Aktinomisin D
Basitrasin Bacillus sp
Bleomisin Streptomyces verticillium
Daurubisin Streptomyces peucetius
Fumagilin Aspergillus sp
Grisovulvin Penicillium sp
Kloramfenikol Cephalosporium sp
Mitomisin C Streptomyces lavendulae
Mitramisin Streptomyces argillaceus
Penisilin G Penicillium sp
Rifomisin Nocordia sp
Sepalosporium Acremonium sp
Tetrasiklin Streptomyces sp
DAFTAR PUSTAKA
Bio.(2004). Biotechnology. Tersedia : http // www.bio.org.
Campbell, N., Reece, J., and Mitchell, L. (2002). Biologi. Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Smith, J.E. (2004). Biotechnology : Studies in Biology. 4th-ed. Cambridge University
Press