mikroorganisme pada air bersih.docx
DESCRIPTION
airTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan makhluk hidup tak bisa lepas dari air. Air merupakan sumber kehidupan bagi
setiap makhluk yang bernyawa. Namun tidak semua jenis air yang dapat digunakan untuk
kehidupan dari makhluk yang berada di alam ini. Air di alam ini terutama untuk kehidupan
manusia merupakan hal yang sangat penting sekali baik untuk minum, mandi, dan lain-lain.
Namun, untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup yang lain memerlukan
air yang bersih dan terbebas dari bakteri-bakteri yang merugikan bila kita mengkonsumsinya
(Campbell dkk, 2002).
Menurut Dwidjoseputro (1989), air tanah yang merupakan salah satu sumber air bersih
mangandung zat-zat anorganik maupun zat-zat organik yang merupakan tempat yang baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme (kehidupan mikroorganisme). Mikroorganisme
yang autotrof merupakan penghuni pertama dalam air yang mangandung zat-zat anorganik
Kualitas air bersih ditentukan oleh faktor-faktor kimia, fisika, maupun bakteriologis.
Faktor-faktor tersebut secara alami maupun karena campur tangan manusia, misalnya karena
pencemaran karena kegiatan pada lingkungan, akan menentukan kualitas air bersih. Sebagaimana
kenyataan bahwa air jernih belum tentu bersih. Secara alami air bersih yang dihasilkan mata air
atau sumur, ternyata sudah mengandung mikroba, khususnya bakteri atau mikroalgae.
Kandungan mikroorganisme dalam air alami sangat berbeda tergantung pada lokasi dan
waktu. Apabila air merembes dan meresap mealalui tanah akan membawa sebagaian
mikroorganisme bagian tanah yang lebih dalam. Air tanah pada umumnya paling sedikit
mengandung mikroorganisme dan air tanah yang terdapat pada bagian yang dalam sekali hampir
tidak mengandung mikroorganisme. Sebaliknya air permukaan sering banyak mengandung
mikroorganisme yang berasal dari tanah dan dari organisme yang terdapat di danau-danau dan
sungai-sungai. Kehadiran mikroba di dalam air akan mendatangkan keuntungan dan kerugian
(Dwijoseputro, 1989).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan air bersih?
2. Apakah yang dimaksud dengan mikroorganisme?
3. Apasajakah jenis-jenis mikroorganisme yang terdapat dalam air bersih?
4. Apakah sumber-sumber pencemaran mikroorganime yang terdapat dalam air bersih?
5. Bagaimanakah persyaratan bakteriologis pada air bersih?
6. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan mikroorganisme pada air bersih terhadap
kesehatan?
1.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan air bersih?
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan mikroorganisme
3. Untuk mengetahui jenis-jenis mikroorganisme yang terdapat dalam air bersih?
4. Untuk mengetahui sumber-sumber pencemaran mikroorganime yang terdapat dalam air
bersih?
5. Untuk mengetahui persyaratan bakteriologis pada air bersih?
6. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan mikroorganisme pada air bersih terhadap
kesehatan?
1.4. Metode
Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AIR BERSIH
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga
merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa
mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Tarigan, 1988).
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang : Syarat-syarat Dan
Pengawasan Kualitas Air , pasal 1 menyebutkan : Air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak.
Menurut Suripin (2002) yang dimaksud air bersih yaitu air yang aman (sehat) dan baik
untuk diminum, tidak berwarna, tidak berbau, dengan rasa yang segar. Sedangkan berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405/Menkes/Sk/XI/2002, bahwa air bersih adalah air
yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan
air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila
dimasak. Dan menurut Kondoatie (2003), mengatakan bawah air bersih adalah air yang kita
pakai sehari-hari untuk keperluan mencuci, mandi, memasak dan dapat diminum setelah
dimasak. Dimana air yang dihasilkan PDAM pun bukan merupakan air minum yang langsung
dapat diminum seperti air minum dari kemasan melainkan masih pada tingkat air bersih, karena
air dari PDAM dapat kita minum setelah dimasak terlebih dahulu.
2.2 PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH
Air bersih dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan paling esensial,
sehingga kita perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Salain untuk
dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan
kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan derajat kesehatan (Sutrisno, 1991:1). Mengingat
betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus
memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Syarat fisik: air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa,
suhu antara 10o – 25o C (sejuk).
2. Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun, tidak
mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium, pH air antara 6,5 – 9,2.
3. Syarat bakteriologi: tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, kolera dan
bakteri patogen penyebab penyakit (Mulia, 2005).
Dari uraian diatas menurut Suriawiria (2005), bahwa memenuhi syarat tidaknya kualitas air
untuk keperluan kehidupan, ditentukan oleh ketentuan dan persyaratan secara fisik, kimia dan
bakteriologi.
Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu kepada Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor: 416 tahun 1990 tanggal 3 September 1990 tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air.
Faktor-faktor biotis (dalam hal ini mikroba) yang terdapat di dalam air, menurut Suriawiria
(1985) terdiri dari:
1. Bakteri
2. Fungi(jamur)
3. Mikroalga
4. Protozoa
5. Virus
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga harus memenuhi persyaratan yang
sudah ditentukan sesuai peraturan Internasional (WHO dan APHA). Kualitas air bersih di
Indonesia sendiri harus memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 173/Men. Kes/Per/VIII/77. Menurut Suriawiria (1985), kualitas tesebut
menyangkut:
1. Kualitas Fisik, meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa.
2. Kualitas Kimia, yaitu yang berhubungan dengan adanya ion-ion senyawa ataupun logam
yang membahayakan dan pestisida.
3. Kualitas Biologi yaitu berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen (penyebab
penyakit), pencemar, dan penghasil toksin.
Kandungan bakteri E. Coli dalam air berdasarkan ketentuan WHO (1968) dalam
Dwijoseputro (1989), dalam hal jumlah maksimum yang diperkenankan per 100 ml adalah 1000,
air untuk kolam renang 200, dan air minum 1. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas air secara
biologis ditentukan oleh kehadiran bakteri E. Coli di dalamnya. Sumur merupakan salah satu
penampungan air yang utama bagi penduduk perkampungan. Dengan demikian air dalam sumur
tersebut harus memnuhi syarat air yang baik untuk dikonsumsi. Agar air dalam sumur tersebut
berkualitas baik maka sebaiknya jarak sumur dan septitank kurang lebih 10 meter. Menurut
Setyawati (2007) dalam penelitianya menjelaskan bahwa kandungan bakteri yang terdapat dalam
air sumur dipengaruhi oleh konstruksi sumur, aktivitas domestik sekitar sumur, cara penggunaan
sumur, dan pemeliharan sumur. Berdasarkan hasil penelitian tersebut konstruksi sumur paling
berpengaruh terhadap kandungan bakteri di dalam air sumur.
2.3. SUMBER PENCEMAR
Pencemaran air di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh aktifitas manusia yang
meninggalkan limbah pemukiman, limbah pertanian, dan limbah industri termasuk
pertambangan. Limbah pemukiman mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang
dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah tangga. Limbah pemukiman ini bisa berupa
sampah organik (kayu, daun dll), dan sampah nonorganik (plastik, logam, dan deterjen).
Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke
dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air menjadi turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (PP No. 20/1990 pasal
1, angka 2 dalam Warlina 2004). Dari definisi dapat diartikan bahwa sumber atau penyebab dari
pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi dan atau komposisi lain ke dalam
air sehingga menyebabkan air itu tercemar. Dalam istilah sehari-hari benda-benda tersebut dapat
dikatakan sebagai unsur polutan. Pada prakteknya unsur-unsur ini dapat berupa pembuangan
limbah rumah tangga, limbah industri dan limbah cair ke dalam badan air (Warlina 2004).
Menurut Azwir (2006) polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air yang normal akibat
terkontaminasi oleh material atau pertikel, dan bukan dari proses pemurnian.
Menurut Warlina (2004) beberapa sumber pencemaran air dikategorikan menjadi 2 (dua)
macam, yaitu :
1. Sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung yaitu meliputi
efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya.
2. Sumber kontaminan tidak langsung Sumber tak langsung adalah kontaminan yang
memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan (Pencemaran
Ling. Online 2003 dalam Warlina 2004).
Semua pencemaran ini pada dasarnya berasal dari industri, rumah tangga dan pertanian.
Tanah dan air tanah dapat berasal dari aktivitas manusia yang mengendap dan meresap ke
dalam tanah. Sementara di atmosfer kontaminan berasal dari manusia juga yaitu pencemaran
udara yang menghasilkan hujan asam (Warlina 2004). Untuk mengetahui kontaminan yang ada
di dalam badan air dapat dilakukan pengujian air berdasarkan standar yang telah ditentukan oleh
standar internasional, standar Nasional, maupun standar dari suatu perusahaan industri (Azwir
2006).
Menurut wardhana (1995), beberapa komponen pencemar air yang berasal dari industri,
rumah tangga dan pertanian dapat dikelompokkan sebagai : bahan buangan yaitu bahan buangan
padat, bahan buangan organik dan olahan bahan makanan, bahan buangan anorganik, bahan
buangan cairan berminyak, bahan buangan berupa gas, dan bahan buangan zat kimia.
Kandungan nutrien dalam air yang meningkat terus-menerus dapat menyebabakan
adanya eutrofikasi. Eutrofikasi adalah masalah lingkungan hidup dimana pertumbuhan tanaman
air sangat cepat melebihi batas normal yangdiakibatkan oleh limbah fosfat (PO3-) pada ekosistem
air tawar. Secara normal konsentrasi total phosphorus (TP) dalam air berada dalam rentang 35-
100 µg/l dan jika melebihi akan menyebabakan ketimpangan ekosistem. Pada keadaan eutrofik
tumbuhan air seperti alga,dan tumbuhan mikro yang berkembang biak dengan pesat dan
menyebabkan oksigen zat terlarut menurun. Kurangnya oksigen terlarut pada ekosistem air
berdampak pada kematian hewan air dan menyebabkan putusnya rantai makanan.
Sampah organic rumah tangga seperti air comberan, sampah basah menyebabkan
tercemarnya air dan tingkat kebutuhan oksigen meningkat karena kadar oksigen menurun.
Di dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang
kualitas dan pengendalian pencemaran air, mutu air diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu :
1. kelas yang peruntukanya dapat digunakan untuk air baku air minum
2. kelas peruntukannya sebagai sarana dan prasarana rekreasi
3. kelas yang peruntukannya budidaya ikan, peternakan, irigasi dan lain-lain yang
mutunya sama
4. kelas air yang diperuntukan untuk hal-hal lain (Azwir 2006).
Komponen pencemar ini dapat dilihat atau diamati berdasarkan pengamatan fisis, secara
kimiawi, dan secara biologis. Indikator yang digunakan dalam pengamatan ini yaitu pH,
konsentrasi ion hidrogen, oksigen terlarut, kebutuhan oksigen biokimia, dan kebutuhan oksigen
kimia (Warlina 2004).
2.4 DAMPAK PENCEMAR
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum,
meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau,
pengerusakan hutan akibat hujan asam dsb.
Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah
menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali yang disebut eutrofikasi
(eutrofication). Ledakan pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya
digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air
tersebut mati, dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan
aktivitas bakteri akan menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH, 2004)
Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian
dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman
dan tumbuhan air.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang
seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit terurai.
Panas dari industri juaga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air
limbah tidak didinginkan dahulu.
Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta.
Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
- air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
- air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
- jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri
- air sebagai media untuk hidup vector penyakit
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau
penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah.
Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam
sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan
jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.
Tabel : Beberapa Penyakit Bawaan Air dan Agennya
Agen Penyakit
Virus
Rotavirus Diare pada anak
Virus Hepatitis A Hepatitis A
Virus Poliomyelitis Polio (myelitis anterior acuta)
Bakteri
Vibrio cholera Cholera
Escherichia Coli Diare/Dysenterie
Enteropatogenik
Salmonella typhi Typhus abdominalis
Salmonella paratyphi Paratyphus
Shigella dysenteriae Dysenterie
Protozoa
Entamuba histolytica Dysentrie amoeba
Balantidia coli Balantidiasis
Giarda lamblia Giardiasis
Metazoa
Ascaris lumbricoides Ascariasis
Clonorchis sinensis Clonorchiasis
Diphyllobothrium latum Diphylobothriasis
Taenia saginata/solium Taeniasis
Schistosoma Schistosomiasis
Sumber : KLH, 2004
Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak
atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan
tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan
penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.
2.5 MIKROORGANISME DALAM AIR BERSIH
Pada lingkungan perairan terdapat mikroorganisme sama seperti lingkungan yang
lainnya. Kelompok mikroorganisme yang hidup di dalam air terdiri dari :
1. Bakteri
2. Alga biru-hijau
3. Fungi
4. Microalgae
5. Virus
6. Protozoa
Dalam air baik yang kita anggap jernih, sampai terhadap air yang keadaannya sudah
kotor atau tercemar, di dalamnya akan terkandung sejumlah kehidupan, yaitu misalnya yang
berasal dari sumur biasa, sumur pompa, sumber mata air dan sebagainya, di dalamnya terdiri
dari:
Bakteri, yaitu :
1. Kelompok bakteri besi (misalnya Crenothrix dan Sphaerotilus) yang mampu mengoksidasi
senyawa ferro menjadi ferri. Akibat kehadirannya, air sering berubah warna kalau
disimpan lama yaitu warna kehitam-hitaman, kecoklat-coklatan, dan sebagainya.
2. Kelompok bakteri belerang (antara lain Chromatium dan Thiobacillus) yang mampu
mereduksi senyawa sulfat menjadi H2S. Akibatnya kalau air disimpan lama akan tercium
bau busuk seperti bau telur busuk.
3. Kelompok mikroalge (misalnya yang termasuk mikroalga hijau, biru dan kersik), sehingga
kalau air disimpan lama di dalamnya akan nampak jasad-jasad yang berwarna hijau, biru
atau pun kekuning-kuningan, tergantung kepada dominasi jasad-jasad tersebut serta
lingkungan yang mempengaruhinya.
Bakteri yang hidup di perairan umumnya uniseluler, tidak memiliki klorofil, berkembang
biak dengan pembelahan sel secara transversal atau biner, sebagian besar (± 80%) berbentuk
batang, gram negatif, bergerak secara aktif. Secara umum hidupnya saprofitik pada sisa buangan
hewan atau tanaman yang sudah mati, ada juga yang bersifat parasitik pada hewan, manusia dan
tanaman yang dapat menyebabkan penyakit.
Mikroorganisme di perairan berdasarkan sifat tropiknya meliputi :
1. Mikroba autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan
sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti
matahari dan kimia. Contohnya : Thiobacillus, Nitrosomonas, Nitrobacter.
2. Mikroba heterotrof adalah organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai
makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Contohnya antara lain :
Saprolegnia sp., Candida albicans, Trichopnyton rubrum.
Alga Biru Hijau
Alga tidak memiliki akar, batang dan daun yang mempunyai fungsi seperti tumbuhan
darat, wujud alga terdiri dari batang yang disebut thallus. Umumnya alga hidup secara bebas
di air atau bersimbiosis dengan jasad lain. Mempunyai bentuk uniseluler, filamen yang
mengelilingi tubuhnya banyak diselimuti dengan lendir. Merupakan divisi Cyanophyta
dengan beberapa kelas yaitu : Nostocales, Chroococcales, dan Stigonematales, Hydrodictyon.
1. Hydrodictyon
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Hydrodictyaceae
Genus : Hydrodictyon
• Spesies Hydrodictyon africanum
• Hydrodictyon indicum
• Hydrodictyon patenaeforme
• Hydrodictyon reticulatum
2. Chlorella
Chlorella adalah genus ganggang hijau bersel tunggal yang hidup di air tawar, laut,
dan tempat basah.
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : chlorococcales
Famili : Oocystaceae
Genus : Chlorella
Spesies
• Chlorella vulgaris pyrenoidosa
• Chlorella pyrenoidosa
Fungi
Hidup tersebar luas, berbentuk uniseluler, umumnya berbentuk filamen atau serat yang
disebut miselia atau hifa. Contoh : Saprolegnia sp., Branchiomyces sanguinis,
Icthyophonus hoferi.
1. Saprolegnia
Saprolegnia adalah genus dari Oomycota. Saprolegnia hidup menempel pada tubuh
ikan atau hewan air lainnya. Saprolegnia berbentuk seperti lapisan selaput.
Saprolegnia bersifat saprotrof dan nekrotrof.
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Protocista
Filum : Heterkonta
Kelas : Oomycotea
Ordo : Saprolegniales
Famili : Saprolegniaceae
Genus : Saprolegnia
Spesies
S. australis, S. ferax, S. declina, S. longicaulis, S. mixta, S. parasitica, S. sporangium,
S. variabilis.
2. Branchiomycosis
Branchiomyces demigrans atau "Gill Rot (busuk insang)" disebabkan oleh jamur
Branchiomyces sanguinis dan Branchiomyces demigrans . Spesies jamur ini biasanya
dijumpai pada ikan yang mengalami stres lingkungan, seperti pH rendah (5.8 -6.5),
kandungan oksigen rendah atau pertumbuhan algae yang berlebih dalam akuarium,
Branchiomyces sp.tumbuh pada temperatur 14 - 35°C , pertumbuhan optimal biasanya
terjadi pada selang suhu 25 - 31°C. Penyebab utama infeksi biasanya adalah spora jamur
yang terbawa air dan kotoran pada dasar akuarium. Tanda-tanda Penyakit Branchiomyces
sanguinis dan B. demigrans pada umumnya menyerang insang ikan.
3. Icthyophonus
Icthyophonus disebabkan oleh jamur Icthyophonus hoferi . Jamur ini tumbuh baik
pada air tawar maupun air asin (laut). Meskipun demikian, biasanya serangan jamur
ini hanya akan terjadi pada air dingin 2 - 20° C. Penyebaran Icthyophonus
berlangsung melalu kista yang terbawa kotoran ikan atau akibat kanibalisme terhadap
ikan yang terjangkit.
Mikroalgae
Contoh : Chlorella sp., Pyrodinium bahamense, Trichadesmium erythraeum, salah satu
spesies dari Cyanobacterium, Noctiluca scintillans (satu spesies dari Dinoflagellata).
1. Chlorella sp.
Menurut Vashista (1979) dalam Rostini (2007) Chlorella termasuk dalam:
Filum : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chloroccocales
Famili : Chlorelllaceae
Genus : Chlorella
Spesies : Chlorella sp.
Virus
Bentuk virus bermacam-macam antara lain : bentuk batang pendek, batang panjang,
bulat, bentuk polihedral. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri. Hanya memiliki satu
jenis asam nukleat. Contoh virus Coli-fag
Protozoa
Protozoa merupakan protista unisel, mikroskopis, berukuran yang bervariasi antara 10 –
500 mikron, hidup sebagai satu individu ada pula yang berkoloni. Protozoa terbagi
menjadi 3 yaitu amoeba/pseudoodia, siliata dan flagelata. Contoh : Cryptocaryon irritans,
Stylonycia sp., Entamoeba histolitika.
1. Trichodiniasis
Agen kausatif : Trichodina, Trichodinella, Tripartiella. Parasit ini menyerang kulit
dan insang ikan budidaya seperti bandeng, kakap, kerapu.
Trichodina pada insang ikan kerapu (koleksi Laboratorium BBAP Ujung Batee)
ciri-ciri:
parasit ini mudah berkembang pada kondisi air pemeliharaan yang kurang bersih
berbentuk seperti cawan dengan bulu getar disekililing tepi tubuhnya
diameter berkisar 100 nm
2. Jenis Metazoa
Cacing Kulit
kausatif agen : Benedenia sp, Neobenedenia sp, termasuk cacing trematoda dan
tergolong monogenia. Cacing ini menyerang kulit dan mata ikan budidaya seperti
kerapu, kakap.
ciri-ciri parasit :
• berbentuk pipih agak oval
• panjang 1-5 mm
• bagian anterior terdapat sepasang alat penempel, sedangkan bagian posterior
terdapat achor yang dilengkapi alat pengait
3. Caligus
agen kausatif : caligus epidemicus, caligus patulus. biasanya menyerang kulit, sirip
dan insang pada ikan kerapu, kakap,
ciri-ciri parasit :