migas non-konvensional sebagai solusi energi indonesia
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Migas Non-Konvensional Sebagai Solusi Energi Indonesia
1/4
Migas Non-Konvensional Sebagai Solusi Energi Indonesia
Energi hidrokarbon atau yang sering disebut minyak dan gas bumi (migas) merupakan
energi andalan untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia.
Maka dari itu energi migas menjadi salah satu elemen penting dalam kehidupan,
ketidakadaan atau kekurangan energi dapat membuat suatu kehidupan tidak dapat berjalan
dengan semestinya. Padahal seiring berjalannya waktu, energi hidrokarbon ini semakin
menipis, tetapi menipis disini bukan berarti akan habis dalam waktu dekat. Menipis disini
maksutnya adalah cadangan migas proven menurun dikarenakan kegiatan eksplorasi yang
menurun sehingga penemuan cadangan semakin jarang ditemukan. Di alam sendiri energi
memiliki berbagai bentuk dan jumlah yang sangat besar, tetapi kemampuan manusia dalam
mengolah energi ini masih sangat terbatas. Padahal suplai energi yang berkelanjutan dan
terus-menerus sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup manusia.
Secara klasifikasi umum dalam geologi minyak dan gas bumi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu migas konvensional dan migas non-konvensional. Migas konvensional
adalah minyak dan gas bumi yang telah berpindah atau bermigrasi dari batuan induk ( source
rock ) ke dalam batuan reservoir dengan permeabilitas sedang-tinggi dan terperangkap olehkondisi struktur ataupun stratigrafi. Minyak dan gas bumi yang umumnya kita pakai saat ini
adalah migas konvensional. Sedangkan migas non-konvensional adalah minyak dan gas bumi
yang terbentuk dan terperangkap ( trap ) didalam batuan induk itu sendiri. Jadi batuan induk
itu selain menjadi source rock, batuan tersebut juga menjadi reservoirnya dengan
karakteristik permeabilitas rendah-sangat rendah. Jenis-jenis minyak dan gas non-
konvensional pada prinsipnya meliputi: shale oil, shale gas (minyak serpih dan gas serpih),
tight oil dan Coal Bed Methane (CBM).
Potensi Migas Non-Konvensional di Indonesia
Kondisi Indonesia yang terletak diantara 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-
Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik menjadikan kondisi geologinya menjadi
sangat kompleks. Lempeng-lempeng tektonik ini dapat menjadi sebab terbentuknya
cekungan-cekungan yang nantinya akan menjadi penghasil minyak dan gas bumi
konvensional maupun non-konvensional. Sumber daya migass non-konvensional yang baru
diproduksi di Indonesia saat ini adalah tight gas dan Coal Bed Methane (CBM).
-
8/16/2019 Migas Non-Konvensional Sebagai Solusi Energi Indonesia
2/4
Sedangkan shale gas dan shale oil masih ada di tahap riset dan eksplorasi. Hal ini dilakukan
karena untuk shale gas dan shale oil memerlukan teknologi khusus dalam proses
pengambilannya.
Padahal potensi shale gas di Indonesia memiliki cadangan yang cukup besar, yaitu
sekitar 574 TCF ( Trilion Cubic Feet ) dari total cadangan dunia yaitu sebesar 6622 TCF.
Cadangan shale gas ini lebih besar dibandingkan CBM sekitar 453,3 TCF dan gas bumi
334,5 TCF. Potensi shale gas terbanyak berada di Cekungan Sumatera Tengah, Cekungan
Kutai, Cekungan Barito, Cekungan Sumatera Utara, Cekungan Sumatera Selatan, dan North
East Java . Dan untuk potensi CBM terbanyak terletak di Cekungan Sumatera Selatan,
Cekungan Barito, Cekungan Kutai, dan Cekungan Sumatera Tengah.
Migas Non-Konvensional Sebagai Energi Baru
Migas non-konvensional juga dapat disebut sebagai energi baru dikarenakan dalam
proses untuk mengambilnya yaitu menggunakan proses khusus yaitu rekah hidrolik
(hydraulic fracture atau fracking) atau dengan kata lain kita membutuhkan teknologi terbaru
(recent technology ) untuk dapat memanfaatkannya. Energi baru ini dapat menjadi potensi
yang sangat menjanjikan dan dapat menjadi sumber energi jangka panjang karena selama ini
belum banyak dieksploitasi secara komersial. Sumber-sumber energi yang termasuk dalam jenis ini misalnya CBM ( Coal Bed Methane ), shale oil, dan shale gas . Karena itu dengan
migas non-konvensional sebagai energi baru diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan
energi di Indonesia.
Migas Non-Konvensional Sebagai Energi yang Potensial
Shale oil dan shale gas merupakan migas non-konvensional yang di Indonesia sendiri
cadangannya cukup besar yaitu sekitar 574 TCF ( Trilion Cubic Feet ). Di Amerika Utara
sendiri yang di perkirakan cadangan migas non-konvensionalnya mencapai 1000 triliun kaki
kubik shale gas , dapat memasok kebutuhan gas Amerika selama 50 tahun. Penelitian dan
analisa terakhir juga menunjukkan shale gas dapat menyediakan hingga setengah pasokan
gas di Amerika pada tahun 2020. Ledakan cadangan shale gas ini juga diperkirakan akan
menciptakan jutaan lapangan pekerjaan baru. Tentunya dari sisi ekonomi hal ini akan sangat
menguntungkan apa bila Indonesia juga menerapkan hal yang sama.
-
8/16/2019 Migas Non-Konvensional Sebagai Solusi Energi Indonesia
3/4
-
8/16/2019 Migas Non-Konvensional Sebagai Solusi Energi Indonesia
4/4
Shale oil maupun shale gas dapat memberikan keuntungan bagi Indonesia baik dari sisi
ekonomi maupun dari sisi ketahanan energi sehingga Indonesia dapat terhindar dari berbagai
krisis-krisis energi akibat ketergantungan kita sekarang terhadap bahan bakar impor.
Kita dapat menarik kesimpulan dari indikasi-indikasi diatas serta prospek migas non-
konvensional di Indonesia akan sangat menjanjikan bila mulai dikembangkan mulai saat ini.
Pengembangan ini sangat penting untuk dilakukan demi terjaminnya ketersediaan dan
ketahanan energi di Indonesia, karena kalau kita hanya terus saja bersandar pada migas
konvensional, tentu saja kita akan kerepotan. Dengan demikian, Indonesia harus
mengembangkan ilmu pengetahuan, melakukan riset yang matang karena tentu saja keadaan
geologis, sosial, ekonomi sangat berbeda dengan di Amerika, dan jika perlu Pertamina dapat
mengajukan investasi untuk shale gas di Amerika guna untuk alih teknologi serta pendekatan
konsep baru terhadap peta penyediaan energi di Indonesia, termasuk untuk migas non-
konvensional ini.