microsoft word - ismail raji. al faruqi mak

25
1 PEMIKIRAN KALAM RAJI’ AL FARUQI Oleh Mohamad Ali Mudini BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia modern saat ini mengukir kisah kejayaan manusia secara materi dan kaya akan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun modernitas ini agaknya tidak didukung dengan keteguhan hati nurani sehingga banyak manusia modern tersesat dalam kemajuan dan kemodernannya. Manusia modern memang mampu membangun impian kehidupan menjadi kenyataan, namun kemudian mereka menghancurkannya dengan tangannya sendiri. Sebagaimana al Qur’an mengibaratkan seorang perempuan yang menenun kain dengan tangannya, lalu kemudian mencabik-cabiknya kembali dengan tangannya 1.Para sosiolog berpendapat telah terjadi kerusakan dalam jalinan struktur perilaku manusia dalam kehidupan masyarakat, Level pertama; terjadi pada level pribadi (individu) yang berkaitan dengan motif, persepsi dan respons (tanggapan), termasuk di dalamnya konflik status dan peran. Level kedua, berkenaan dengan norma, yang berkaitan dengan rusaknya kaidah-kaidah yang menjadi patokan kehidupan berperilaku (normlessnes). Level ketiga, pada level kebudayaan, krisis itu berkenaan dengan pergeseran nilai dan pengetahuan masyarakat. Artinya, nilai-nilai pengetahuan yang bersifat material tumbuh pesat melampaui hal-hal yang bersifat spiritual, sehingga masyarakat kehilangan keseimbangan 2. Modernisme telah mengakibatkan nilai-nilai luhur yang pernah dimiliki dan dipraktekkan oleh manusia kini terendam lumpur nilai-nilai kemodernan yang lebih menonjolkan keserakahan dan nafsu untuk menguasai. Illustrasi krisis kemanusiaan modern ini dapat dicermati dari pelbagai ironi dalam kehidupan sehari-hari. Munculnya pelbagai alienasi (keterasingan) dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh pada sebagian masyarakat yang mulai mengingkari

Upload: brandon-todd

Post on 05-Jul-2015

322 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

1

PEMIKIRAN KALAM RAJI’ AL FARUQI

Oleh Mohamad Ali Mudini

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia modern saat ini mengukir kisah kejayaan manusia secara materi dan

kaya akan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun modernitas ini agaknya tidak

didukung dengan keteguhan hati nurani sehingga banyak manusia modern tersesat

dalam kemajuan dan kemodernannya. Manusia modern memang mampu

membangun impian kehidupan menjadi kenyataan, namun kemudian mereka

menghancurkannya dengan tangannya sendiri. Sebagaimana al Qur’an

mengibaratkan seorang perempuan yang menenun kain dengan tangannya, lalu

kemudian mencabik-cabiknya kembali dengan tangannya

1.Para sosiolog berpendapat telah terjadi kerusakan dalam jalinan struktur

perilaku manusia dalam kehidupan masyarakat,

• Level pertama; terjadi pada level pribadi (individu) yang berkaitan dengan

motif, persepsi dan respons (tanggapan), termasuk di dalamnya konflik

status dan peran.

• Level kedua, berkenaan dengan norma, yang berkaitan dengan rusaknya

kaidah-kaidah yang menjadi patokan kehidupan berperilaku (normlessnes).

• Level ketiga, pada level kebudayaan, krisis itu berkenaan dengan pergeseran

nilai dan pengetahuan masyarakat. Artinya, nilai-nilai pengetahuan yang

bersifat material tumbuh pesat melampaui hal-hal yang bersifat spiritual,

sehingga masyarakat kehilangan keseimbangan

2. Modernisme telah mengakibatkan nilai-nilai luhur yang pernah dimiliki dan

dipraktekkan oleh manusia kini terendam lumpur nilai-nilai kemodernan yang

lebih menonjolkan keserakahan dan nafsu untuk menguasai. Illustrasi krisis

kemanusiaan modern ini dapat dicermati dari pelbagai ironi dalam kehidupan

sehari-hari. Munculnya pelbagai alienasi (keterasingan) dalam kehidupan

manusia. Sebagai contoh pada sebagian masyarakat yang mulai mengingkari

Page 2: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

2

hakikat dirinya hanya karena memperebutkan materi. Ada pula alienasi

masyarakat, yaitu keretakan dan kerusakan dalam hubungan antarmanusia dan

antarkelompok, sehingga mengakibatkan disintergrasi. Ada pula alienasi

kesadaran, yang ditandai

Hilangnya keseimbangan kemanusiaan karena meletakkan rasio atau akal

pikiran sebagai satu-satunya penentu kehidupan, yang menafikan rasa dan akal

budi. Berbagai ironi manusia modern misalnya semua berkeyakinan bahwa hidup

berdampingan dengan rukun lebih baik daripada hidup bermusuhan, namun

kenyataan bahwa banyak manusia memilih dengan hidup bermusuhan. Berbagai

rencana penciptaan perdamaian dunia pun dibuat, yang ironisnya hal ini dilakukan

dengan menciptakan peralatan perang tercanggih dan paling mematikan sepanjang

sejarah kehidupan manusia. Krisis kemanusiaan manusia modern ini berakar pada

dimensi system kemasyarakatan dan ideologi dari kebudayaan modern yang kini

dominan di hamper setiap penjuru dunia.

Suatu sistem kehidupan yang serba saling bertentangan di dalam dirinya

dan mengabaikan jati diri manusia. Pusat petaka itu adalah kebudayaan materi

dalam alam pikiran Humanisme-antroposentris, yang menafikan kehadiran agama,

yang lahir di saat awal kemunduran kebudayaan Islam dan masa Renaissance di

Eropa Barat3. Perkembangan aliran Humanisme-antroposentri ini sangat kuat,

terutama dalam perlawanannya terhadap pikiran teosentris. Sehingga terdapat

kemungkinan adanya suatu pengaruh antitesis secara ekstrim yang mengakibatkan

perkembangan humanismeantroposentris ini sangat menolak paham teosentris.

Nilai-nilai seperti individualisme, kebebasan, persaudaraan, dan kesamaan adalah

mainstream paham ini. Krisis kemanusiaan yang oleh banyak pihak diyakini

sebagai anak kandung dari

Modernisme tidak juga mendapatkan jalan keluarnya dengan munculnya

postmodernisme. Akhirnya, banyak pihak mencoba menoleh kembali kepada

agama. Masalah yang dihadapi umat Islam adalah terjadinya dikotomi pendidikan

Islam dengan pengetahuan modern yang berasal dari Barat. Barat telah mengklaim

bahwa pendidikan Barat adalah pendidikan yang paling maju serta memiliki solusi

terhadap berbagai masalah manusia dan alam. Banyak sarjana-sarjana muslim

Page 3: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

3

yang belajar di Barat tidak memiliki otonomi keilmuan tersendiri karena tidak

diberi oleh Barat dalam konteks mandiri. Sarjana-sarjana itu hanya dapat berbuat

hasil-hasil jiplakan dari para ahli Barat. Hal ini disebabkan kekhawatiran mereka

akan terjadinya transformasi ilmu pengetahuan ke dunia Islam.

Setelah tasawuf dan thariqat memasuki dunia Islam seolah-olah pintu

ijtihad sudah tertutup, pendidikan Islam kurang menerima inovasi, arahan dari

kurikulum pendidikan yang bersifat tradisional mengacu hanya pada hal-hal yang

bersifat syari'ah, seolah-olah pengetahuan eksakta seperti astronomi, fisika, kimia

kedokteran dan lain-lain sebagainya yang telah dipunyai dunia Islam zaman klasik

terabaikan. Hal ini disebabkan tradisi kebudayaan Islam di dalam kurikulum

pendidikan tidak lagi dijadikan mata kuliah wajib di perguruan tinggi di

madrasah-madrasah sedangkan tradisi Barat di ajarkan dengan konsisten dan

penuh keseriusan merupakan bagian dari program inti yang diwajibkan, hal inilah

yang mendorong AI-Faruqi mengetengahkan ide Islamisasi ilmu pengetahuan.

1.2 Topik Bahasan

Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana konsep Pemikiran Pendidikan Dan kalam Ismail Raji Al-

Faruqi dalam mengislamisasi ilmu akan menjadi pembahasan dalam

makalah ini?

2. Bagaimana Sejarah Kehidupan,Riwayat hidup,Karya-Karyanya

Hingga wafatnya Ismail Raji Al-Faruqi

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui Sejarah Kehidupan,Riwayat hidup,Karya-Karyanya

Hingga wafatnya Ismail Raji Al-Faruqi

Page 4: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

4

2. Agar dapat mengetahui Bagaimana konsep Pemikiran Pendidikan Dan

kalam Ismail Raji Al-Faruqi dalam mengislamisasi ilmu

BAB II. RIWAYAT HIDUP DR. AI-FARUQI

Akses untuk mengenal lebih dekat sosok Al-Faruqi dan pemikirannya

tidaklah terlalu sulit, saat ini telah tersedia Ismail Faruqi Online dengan alamat

situs www.ismailfaruqi.com. Berikut ini adalah riwayat beliau yang disadur dari

situs resmi Ismail Faruqi Online. Prof. Ismail Raji al-Faruqi dilahirkan di Jaffa

(Palestina) pada 1 Januari 1921. Ayahnya bernama 'Abd al-Huda al-Faruqi adalah

seorang hakim (Qadli) yang merupakan seorang yang memiliki agama yang

kokoh serta berpendidikan Islam. Al-Faruqi memperoleh pendidikan agama di

rumahnya melalui ayahnya dan melalui mesjid di dekat tempat tinggalnya. Dia

mulai kuliah di Domikia Perancis yaitu kampus Des Freres (St. Joseph) pada

tahun 1936. Tugas pertama yang diemban Al-Faruqi adalah sebagai bagian

Pencatat pada Masyarakat Kerjasama (Registrar of Cooperative Societies) pada

tahun 1942 dibawah penugasan dari pemerintahan Inggris di Jerusalem yang

mengantarkannya sebagai Gubernur Distrik Galilee pada tahun 1948. Ketika

Israel menjadi Negara Yahudi pada 1948, Al-Faruqi untuk pertama kalinya

bermigrasi ke Beirut, Lebanon, dimana dia belajar pada American University of

Beirut, kemudian tahun berikutnya di Pasca Sarjana Indiana University School of

Arts and Sciences, dan menyelesaikan gelar M.A. pada 4 bidang Filsafat pada

tahun 1949.

Selanjutnya Ia diterima masuk di universitas Harvard pada Fakultas

Filsafat dan memperoleh gelas M.A yang kedua pada bidang Filsafat pada tahun

1951, dengan judul thesis Justifying the Good: Metaphysics and Epistemology of

Value. Kemudian ia memutuskan untuk kembali ke Indiana University; Dia

menyelesaikan Thesis pada Fakultas Filsafat dan menerima gelar Doktor pada

bulan September 1952. Bisa dipahami bahwa ia memiliki pemahaman yang

mendalam dengan latar belakang filsafat klasik dan perkembangan pemikiran

tradisional di Barat. Pada awal tahun 1953, Ia dan istrinya berada di Syria.

Kemudian Ia pindah ke Mesir dimana ia belajar di Universitas Al-Azhar (1954-

1958) dan memperoleh gelar doktor yang kedua kalinya. Dia merupakan seorang

Page 5: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

5

filosof yang berdarah campuran Palestina – Amerika yang dikenal sebagai orang

yang piawai dalam Islam dan perbandingan agama. Dia menghabiskan waktunya

beberapa tahun lamanya di Universitas Al-Azhar Kairo, kemudian menjadi

pengajar di Amerika Utara termasuk di Universtitas Mc Gill di Montreal. Dia

menjadi professor di bidang Agama pada Universitas Temple, dimana ia

mendirikan dan menjadi pimpinan pada Program Studi Islam. Ia bersama istrinya

Lois Lamya Al-Faruqi ditikam hingga akhirnya meninggal di rumahnya di Kota

Wyncote, Pennysylvania pada 27 Mei 1986.

2.1. Prestasi Ilmiah

Dr. al-Faruqi merupakan seorang akademisi yang sangat aktif. Selama

masa kerjanya sebagai dosen tamu bidang Studi Islam di Universitas McGill ,

sebagai seorang professor Sudi Islam di Pusat Studi Penelitian Islam di Karachi

dan menjadi dosen tamu pada berbagai Universitas di Amerika Utara. Dia menulis

lebih dari 100 artikel untuk berbagai Jurnal kampus dan majalah, 25 buah buku,

diantaranya yang paling popular adalah tentang Christian Ethics: A Historical and

Systematic Analysis of Its Dominant Ideas. Disampig kesibukannya pada semua

aktivitas akademik ini, ia mendirikan Kelompok Studi Islam pada Akademi

Agama Amerika (American Academy of Religion) dan menjabat sebagai ketua

selama 10 tahun. Dia menjabat pula sebagai wakil Presiden Kolokium Perdamaian

Antar Agama (Inter-Religious Peace Colloqium), Konferensi 5 Islam-Yahudi-

Kristen dan sebagai Presiden Kampus Islam Amerika (American Islamic College)

di Chicago. Dia menekankan pada Arabisme sebagai alat untuk menunjukkan

identitas Islam dan Muslim. Ia mendedikasikan sepanjang hidupnya untuk hal itu

melalui kekuatan intelektual, religius dan estetika. Ia pun menjadi salah seorang

pencetus gagasan Islamisasi Ilmu dan mendirikan Institut Internasional Pemikiran

Islam (International Institute of Islamic Thought - IIIT) bersama dengan Syekh

Taha Jabir al-Alwani, Dr. Abdul Hamid Sulayman mantan Rektor IIUM

(International Islamic University) Malaysia serta Anwar Ibrahim pada tahun 1980.

2.2. Wafatnya Ismail Al-Faruqi

Page 6: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

6

Al-Faruqi meninggal pada tanggal 27 Mei 1986 yang diakibatkan oleh

tikaman pisau dari seorang lelaki yang menyelinap masuk ke dalam rumahnya di

Wyncote – Pennsylvania. Ia bersama istrinya, Louis Lamya, tewas akibat tikaman

pisau lelaki tersebut. Sedangkan putrinya, Anmar al-Zein, berhasil ditolong

namun membutuhkan 200 jahitan untuk menutup lukanya. Para pemuka agama

dan politisi memberikan penghormatan terakhirnya pada pemakaman Al-Faruqi di

Washington pada akhir bulan September. Acara tersebut diselenggarakan oleh

panitia untuk mengenang Al-Faruqi yang dibentuk dari gabungan Dewan

Organisasi Arab-Amerika, Organisasi Masyarakat Islam Amerika Utara, Dewan

Nasional Gereja Kristen Amerika, serta Komite Arab Amerika anti Diskriminasi

(ADC). Pada saat yang sama, ADC mempublikasikan laporan khusus sebanyak 8

halaman tentang peristiwa pembunuhan terhadap Al-faruqi, termasuk detail

kronologi peristiwa pembunuhan tersebut serta hasil terakhir investigasi peristiwa

tersebut. Laporan investigasi mengindikasikan peristiwa tersebut merupakan

peristiwa percobaan perampokan, walaupun tidak ada barang yang hilang di

rumah Al-Faruqi. Di tengah maraknya peningkatan insiden dan kekerasan anti-

arab dan anti-muslim di masa tersebut, laporan tersebut juga menyatakan tidak

menutup kemungkinan ada motif politis pada peristiwa pembunuhan tersebut.

2.3. Karya-karya DR. AI-Faruqi

DR. Al-Faruqi adalah ilmuan yang produktif. Ia berhasil menulis lebih dua

puluh buku dan seratus artikel. Diantara bukunya yang terpenting adalah: Tauhid

:Its Implications for Thought and Life (1982). Buku ini mengupas tentang tauhid

secara lengkap. Tauhid tidak hanya dipandang sebagai ungkapan lisan bahkan

lebih dari itu, tauhid dikaitkan dengan seluruh aspek kehidupan manusia, baik itu

segi politik, sosial, dan budaya. Dari inilah kita dapat melihat titik tolak pemikiran

Al-Faruqi yang berimplikasi pada pemikirannya dalam bidang-bidang lain. Dalam

buku Islamization of Knowledge: General Principle and Workplan (1982), berisi

gagasannya yang cemerlang serta patut dijadikan salah satu rujukan penting dalam

masalah Islamisasi ilmu pengetahuan. Didalamnya terangkum langkah-langkah

apa yang harus ditempuh dalam proses Islamisasi tersebut. Karyanya yang

berhubungan dengan ilmu perbandingan agama cukup banyak, hal ini dapat

Page 7: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

7

dimaklumi karena ia sendiri adalah orang yang ahli dalam perbandingan agama.

Bukunya yang secara khusus membahas perbandingan agama adalah “Christian

Ethics”,“Trilogue of Abraham Faiths” pada buku ini terdapat tiga topik utama:

Tiga agama saling memandang. Konsep tiga agama tentang negara dan bangsa,

konsep tiga agama tentang keadilan dan perdamaian, masing-masing penyumbang

dari Yahudi, Kristen dan Islam menawarkan prespektif yang jelas mengenai

pokok persoalan berdasarkan tiga topic utama tersebut. Serta buku Historical

Atlas of the Region of the World. Dan karyanya yang dianggap monumental

adalah Cultural Atlas Islam, karya ini ditulis bersama istrinya, Louis Lamya AI-

Faruqi, dan diterbitkan tak lama setelah keduanya meninggal. Tulisan-tulisannya

yang lain seperti The Life of Muhammad (Philadelphia: Temple University Press,

1973); Urubah and Relegion (Amsterdam: Djambatan,1961); Particularisme in the

Old Testament nd Contemporary Sect in Judaism (Cairo: League of arabe States,

1963); The Great Asian Religion (New York: Macmillen, 1969) (AI-Faruqi,

1975:XI), serta banyak lagi artikel dan makalah yang sudah diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia.

Page 8: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

8

BAB III. POKOK-POKOK PEMIKIRAN PENDIDIKAN DR. AI-FARUQI

DR. Al-Faruqi banyak mengemukakan gagasan serta pemikiran yang

berhubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh Umat Islam. Dan

semua pemikirannya itu saling terkait satu sama lain, semuanya berporos pada

satu sumbu yaitu Tauhid. Diantaranya pemikiran Al-Faruqi yang terpenting

adalah:

3.1. Tauhid

Masalah yang terpenting dan menjadi tema sentral pemikiran Islam adalah

pemurnian tauhid, karena nilai dari keislaman seseorang itu adalah peng-Esa-an

terhadap Allah SWT yang terangkum dalam syahadat. Upaya pemurnian Tauhid

ini pun telah banyak dilakukan oleh para ulama terdahulu, diantaranya dikenal

adanya gerakan wahabiyah yang dipimpin oleh Muhammad bin abdul Wahab.

Menurutnya kalimat "tauhid" tersebut mengandung dua arti yang pertama "nafi"

(negatif) dan kedua itsbat (positif) laa ilaaha (tiada Tuhan yang berhak diibadahi)

berarti tidak ada apapun; illallahi (melainkan Allah) berarti yang benar dan berhak

diibadahi hanyalah Allah Yang Maha Esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan

secara tegas di dalam bukunya Kitab At-Tauhid beliau menyebutkan setiap tahyul,

setiap bentuk sihir, melibatkan pelaku atau pemanfaatannya dalam syirik adalah

pelanggaran tauhid. Tetapi tauhid bukan sekedar diakui dengan lidah dan ikrar

akan keesaan Allah serta kenabian Muhammad SAW. Walaupun ikrar dan

syahadat oleh seorang muslim mengkonsekuensikan sejumlah aturan hukum di

dunia ini, namun tauhid yang merupakan sumber kebahagiaan abadi manusia dan

kesempurnaanya, tidak berhenti pada kata-kata dan lisan. Lebih dari itu tauhid

juga harus merupakan suatu realitas batin dan keimanan yang berkembang di

dalam hati.

Tauhid juga merupakan prinsip mendasar dari seluruh aspek hidup manusia

sebagaimana yang dikemukakan bahwa pernyataan tentang kebenaran universal

tentang pencipta dan pelindung alam semesta. Tauhid sebagai pelengkap bagi

Page 9: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

9

manusia dengan pandangan baru tentang kosmos, kemanusiaan, pengetahuan dan

moral serta memberikan dimensi dan arti baru dalam kehidupan manusia

tujuannya obyektif dan mengatur manusia sampai kepada hak spesifik untuk

mencapai perdamaian global, keadilan, persamaan dan kebebasan. Bagi AI-Faruqi

sendiri esensi peradaban Islam adalah Islam itu sendiri dan esensi Islam adalah

Tauhid atau pengesaan terhadap Tuhan, tindakan yang menegaskan Allah sebagai

yang Esa, pencipta mutlak dan transenden, penguasa segala yang ada5. Tauhid

adalah memberikan identitas peradaban Islam yang mengikat semua unsur-

unsurnya bersama-bersama dan menjadikan unsur-unsur tesebut suatu kesatuan

yang integral dan organis yang disebut peradaban. Yang dimaksud dengan Tauhid

ini mengandung pengertian dari 4 prinsip dasar, yaitu :

• Prinsip pertama tauhid adalah kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, itu

erarti bahwa realitas bersifat handa yaitu terdiri dari tingkatan alamiah atau

ciptaan dan ingkat trasenden atau pencipta.

• Prinsip kedua, adalah kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, itu berarti

bahwa Allah adalah Tuhan dari segala sesuatu yang bukan Tuhan. Ia adalah

pencipta atau sebab sesuatu yang bukan Tuhan. Ia pencipta atau sebab

terawal dan tujuan terakhir dari segala sesuatu yang bukan Tuhan.

• Prinsip ketiga tauhid adalah, bahwa Allah adalah tujuan terakhir alam

semeta, berarti bahwa manusia mempunyai kesanggupan untuk berbuat,

bahwa alam semesta dapat ditundukkan atau dapat menerima manusia dan

bahwa perbuatan manusia terhadap alam yang dapat ditundukkan perbuatan

yang membungkam alam, yang berbeda adalah tujuan susila dari agama.

• Prinsip keempat tauhid adalah, bahwa manusia mempunyai kesanggupan

untuk berbuat dan mempunyai kemerdekaan untuk tidak berbuat.

Kemerdekaan ini memberi manusia sebuah tanggungjawab terhadap segala

tindakannya.

Keempat prinsip tersebut di atas di rangkum oleh al-Faruqi dalam beberapa

istilah yaitu :

a. Dualitas, yaitu realitas terdiri dari dua jenis: Tuhan dan bukan Tuhan; Khalik

dan makhluk. Jenis yang pertama hanya mempunyai satu anggota yakni Allah

Page 10: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

10

SWT. Hanya Dialah Tuhan yang kekal, maha pencipta yang transenden. Tidak

ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. Jenis kedua adalah tatanan ruang waktu,

pengalaman, dan penciptaan. Di sini tercakup semua makhluk, dunia benda-

benda, tanaman dan hewan, manusia, jin, dan malaikat dan sebagainya. Kedua

jenis realitas tersebut yaitu khaliq dan makhluk sama sekali dan mutlak berbeda

sepanjang dalam wujud dan ontologinya, maupun dalam eksistensi dan karir

mereka.

b. ldeasionalitas, merupakan hubungan antara kedua tatanan realita ini. Titik

acuannya dalam diri manusia adalah pada pemahaman. Pemahaman digunakan

untuk memahami kehendak Tuhan melalui pengamatan dan atas dasar penciptaan

Kehendak sang penguasa yang harus diaktualisasikan dalam ruang dan waktu,

berpartisipasi daam aktivitas dunia serta menciptakan perubahan yang

dikehendaki. Sebagai prinsip pengetahuan, tauhid adalah pengakuan bahwa Allah

itu ada dan Esa. Pengakuan bahwa kebenaran itu bisa diketahui bahwa manusia

mampu mencapainya. Skeptesisme menyangkal kebenaran ini adalah kebalikan

dari tauhid.

Sedangkan sebagai prinsip metodologi, tauhid terdiri dari tiga prinsip:

pertama, penolakan terhadap segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan realitas;

kedua, penolakan kontradiksi-kontradiksi hakiki; ketiga, keterbukaan bagi bukti

yang baru dan atau bertentangan. Implikasi Tauhid bagi teori sosial, dalam

efeknya, melahirkan konsep ummah, yaitu suatu kumpulan warga yang organis

dan padu yang tidak dibatasi oleh tanah kelahiran, kebangsaan, ras, kebudayaan

yang bersifat universal, totalitas dan bertanggung-jawab dalam kehidupan

bersama-sama dan juga dalam kehidupan pribadi masing-masing anggotanya yang

mutlak perlu bagi setiap orang untuk mengaktualisasikan setiap kehendak Ilahi

dalam ruang dan waktu. Dengan demikian pentingnya tauhid bagi Al-Faruqi sama

dengan pentingnya Islam itu sendiri. Tanpa Tauhid bukan hanya Sunnah

Nabi/Rasul patut diragukan dan perintah-perintahNya bergoncang kedudukannya,

pranata-pranata kenabian itu sendiri akan hancur. Keraguan yang sama juga akan

muncul pada pesan-pesan mereka, karena berpegang teguh kepada prinsip Tauhid

merupakan pedoman dari keseluruhan kesalehan, religiusitas, dan seluruh

Page 11: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

11

kebaikan. Wajarlah jika Allah SWT dan Rasulnya menempatkan Tauhid pada

status tertinggi dan menjadikannya penyebab kebaikan dan pahala yang terbesar.

Oleh karena begitu pentingnya Tauhid bagi Islam, maka ajaran Tauhid

harus dimanifestasikan dalam seluruh aspek kehidupan dan dijadikan dasar

kebenaran Islam. Pandangan dunia tauhid Al-Faruqi sebenarnya berdasarkan pada

keinginan untuk memperbaharui dan menyegarkan kembali wawasan Ideasional

awal dari pembaharu gerakan Salafiyah, seperti: Muhammad ibnu Abdul Wahab,

Muhammad Idris As-Sanusi, Hasan Albanna dan dan sebagainya. Landasan dasar

yang digunakan olehnya ada tiga yaitu:

• Pertama, ummat Islam di dunia keadaannya tidak menggembirakan,

• kedua, dictum yang mengatakan bahwa "Alah tidak akan mengubah

kondisi suatu kaum kecuali mereka mengubah diri mereka sendiri (QS. 13-

12) adalah juga sebuah ketentuan sejarah,

• ketiga, Ummat Islam di dunia tak akan bisa bangkit kembali menjadi

ummatan wasathan jika ia kembali berpijak pada Islam yang telah

memberikan kepadanya rasio d’etre empat belas bad yang lalu, dan watak

serta kejayaannya selama berabad-abad.

Demikianlah pemikiran Tauhid Al-Faruqi yang menjadi dasar dalam ontologi

dan epistemologi pemikiran pendidikan islamnya. Untuk selanjutnya, dengan

berlandaskan pada pemikiran Tauhid ini, akan dibahas pemikiran pendidikan

Islam tentang gagasan DR. Al-Faruqi yang terkait dengan Islamisasi Ilmu

Pengetahuan yang merujuk kepada karyanya Islamization of Knowledge: the

general principles and the Workplan (1986). 3.2. Islamisasi llmu Pengetahuan

Pada hakekatnya ide Islamization of knowledge ini tidak bisa dipisahkan dari

pemikiran Islam di zaman moderen ini. Ide tersebut telah diproklamirkan sejak

tahun 1981, yang sebelumnya sempat digulirkan di Mekkah sekitar tahun 1970-

an. Ungkapan Islamisasi ilmu pengetahuan pada awalnya dicetuskan oleh Syed

Muhammad Naquib Al- Atas pada tahun 1397 H/1977 M yang menurutnya

diistilahkan dengan "desekularisasi ilmu". Sebelumnya Al-Faruqi meperkenalkan

suatu tulisan mengenai Islamisasi ilmuilmu sosial. Menurut Al-Atas islamisasi

Page 12: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

12

ilmu merujuk kepada upaya mengeliminasi unsurunsur, konsep-konsep pokok

yang membentuk kebudayaan dan peradaban Barat khususnya dalam ilmu-ilmu

kemanusiaan. Dengan kata lain Islamisasi ideologi, makna serta Islamisasi

ungkapan sekuler. Ide tentang islamisasi ilmu pengetahuan Al-Faruqi berkaitan

erat dengan idenya tentang tauhid, hal ini terangkum dalam prinsip tauhid dan

teologi.

Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa tauhid mencakup seluruh

fungsi-fungsi ingatan, khayalan, penalaran, pengamatan, intiusi, kesabaran dan

sebagainya. Manakala kehendak-kehendak tersebut diungkap dengan kata-kata

secara langsung oleh Tuhan kepada manusia dan sebagai pola dari Tuhan dalam

penciptaannya atau juga "hukum alam". Dan bila kita kaitkan dengan prinsip

teologi, artinya dunia memang benar-benar sebuah kosmos suatu ciptaan yang

teratur, bukan chaos. Di dalam penciptaanya kehendak sang Maha Pencipta selalu

terwujud. Pemenuhan karena kepastian hanya berlaku pada nilai Elemental atau

utiliter, pemenuhan kemerdekaan berlaku pada nilai-nilai normal dan bila kita

kaitkan dengan Barat maka nilai-nilai ini banyak diabaikan oleh Barat. Untuk

menghindari kerancuan Barat Al-Faruqi mengemukakan prinsip metodologi

tauhid sebagai satu kesatuan kebenaran, maka dalam hal ini tauhid terdiri dari tiga

prinsip:

• pertama, penolakan terhadap segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan

realitas, dengan maksud meniadakan dusta dan penipuan dalam Islam

karena prinsip ini menjadikan segala sesuatu dalam agama terbuka untuk

diselidiki dan dikritik. Penyimpangan dari realitas atau kegagalan untuk

mengkaitkan diri dengannya, sudah cukup untuk membatalkan sesuatu

bagian dalam Islam, apakah itu hukum, prinsip etika pribadi atau sosial,

atau pernyataan tentang duniai ini dapat melindungi kaum muslimin dari

opini yaitu tindakan membuat pernyataan yang tak teruji dan tidak

dikonfirmasikan mengenai pengetahuan.

• Prinsip kedua, yaitu tidak ada kontraksi yang hakiki yang melindunginya

dari kontradiksi di satu pihak, dan paradoks di lain pihak. Prinsip ini

merupakan esensi dari rasionalisme. Tanpa ini ia tidak ada jalan untuk

Page 13: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

13

lepas dari skeptisme; sebab suatu kontradiksi yang hakiki mengandung arti

bahwa kebenaran dari masing-masing unsur kontradiksi tidak akan pernah

dapat diketahui.

• Prinsip ketiga tauhid dalam metodologi adalah tauhid sebagai kesatuan

kebenaran yaitu keterbukaan terhadap bukti baru dan/atau yang

bertentangan, melindungi kaum muslimim dari literalisme, fanatisme, dan

konservatisme yang mengakibatkan kemandegan.

Prinsip ini mendorong kaum muslimin kepada sikap rendah hati intelektual. Ia

memaksa untuk mencantumkan dalam penegasan atau penyangkalannya dengan

ungkapan wallahu' alam karena ia yakin bahwa kebenaran lebih besar dari yang

dapat dikuasainya sepenuhnya di saat manapun. Sebagai penegasan dari

keterpaduan sumber-sumber kebenaran. Tuhan pencipta alam sebagai sumber dari

pengetahuan manusia. Objek pengetahuan adalah pola-pola alam yang merupakan

hasil karya Tuhan. Hal inilah yang banyak dilupakan Barat sehingga timbul

gagasan untuk mengislamisasikan ilmu pengetahuan. Dan juga melihat kondisi

umat Islam yang mengadopsi semua ide Barat bahkan kadang-kadang tanpa filter

yang akhirnya menempatkan ilmu pengetahuan yang dibangun oleh kesadaran

ilahiyah yang kental mengalami proses sekulerisasi yang hendak memisahkan

kegiatan kehidupan dengan agama yang pada akhirnya mengantarkan ilmuwan

pada terlepasnya semangat dari nilai-nilai keagamaan.

Semangat ilmuwan moderen (Barat) dibangun dengan fakta-fakta yang tidak

ada hubungannya dengan sang pencipta. Kalaupun ilmuwan itu kaum beragama,

maka kegiatan ilmiah yang mereka lakukan terlepas dari sentuhan semangat

beragama. Akhirnya ilmu yang lahir adalah ilmu yang terlepas dari nilai-nilai

keTuhanan. Dampak yang kemudian muncul adalah ilmu dianggap netral dan

penggunaan ilmu tadi tak ada hubungannya dengan etika. Menurut Al-Faruqi

pengetahuan moderen menyebabkan adanya pertentangan wahyu dan akal dalam

diri umat Islam, memisahkan pemikiran dari aksi serta adanya dualisme antara

kultural dan religius. Karenanya diperlukan upaya islamisasi ilmu pengetahuan

dan upaya itu harus beranjak dari prinsip Tauhid yang telah dijelaskan

sebelumnya. Islamisasi pengetahuan itu sendiri berarti melakukan aktivitas

Page 14: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

14

keilmuan seperti mengungkap, menghubungkan, dan menyebarluaskannya

menurut sudut pandang ilmu terhadap kehidupan manusia.

Menurut AI-Faruqi sendiri Islamisasi ilmu pengetahuan berarti

mengislamkan ilmu pengetahuan moderen dengan cara menyusun dan

membangun ulang sains sosial, dan sains-sains ilmu alam dengan memberikan

dasar dan tujuan-tujuan yang konsisten dengan Islam. Setiap disiplin harus

dituangkan kembali sehingga mewujudkan prinsipprinsip Islam dalam

metodologinya, dalam strateginya, dalam apa yang dikatakan sebagai data-

datanya, dan problem-problemnya. Seluruh disiplin harus dituangkan kembali

sehingga mengungkapkan relevensi Islam sepanjang ketiga sumbu Tauhid yaitu,

kesatuan pengetahuan, hidup dan kesatuan sejarah. Hingga sejauh ini kategori-

kategori metodologi Islam yaitu ketunggalan umat manusia, keterkaitan umat

manusia dan penciptaan alam semesta dan ketundukan manusia kepada Tuhan,

harus mengganti kategori-kategori Barat dengan menentukan persepsi dan

susunan realita.

Dalam rangka membentangkan gagasannya tentang bagaimana Islamisasi

itu dilakukan, Al-Faruqi menetapkan lima sasaran dari rencana kerja Islamisasi,

yaitu:

1. Menguasai disiplin-disiplin moderen

2. Menguasai khazanah Islam

3. Menentukan relevensi Islam yang spesifik pada setiap bidang ilmu pengetahuan

moderen

4. Mencari cara-cara untuk melakukan sentesa kreatip antara khazanah Islam

dengan

khazanah Ilmu pengetahuan moderen.

5. Mengarahkan pemikiran Islam kelintasan-lintasan yang mengarah pada

pemenuhan

pola rancangan Tuhan.

Page 15: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

15

Untuk merealisasikan ide-idenya tersebut Al-Faruqi mengemukakan

beberapa tugas dan langkah-langkah yang perlu dilakukan, yaitu memadukan

sistem pendidikan Islam dengan sistem sekuler. Pemaduan ini harus sedemikian

rupa sehingga sistim baru yang terpadu itu dapat memperoleh kedua macam

keuntungan dari sistim-sistim terdahulu. Perpaduan kedua sistim ini haruslah

merupakan kesempatan yang tepat untuk menghilangkan keburukan masing-

masing sistim, seperti tidak memadainya buku-buku dan guru-guru yang

berpengalaman dalam sistim tradisional dan peniruan metode-metode dari ideal-

ideal barat sekuler dalam sistim yang sekuler.

Dengan perpaduan kedua sistim pendidikan diatas, diharapkan akan lebih

banyak yang bisa dilakukan dari pada sekuler memakai cara-cara sistim Islam

menjadi pengetahuan yang sesuatu yang langsung berhubungan dengan kehidupan

kita seharihari, sementara pengetahuan moderen akan bisa dibawa dan

dimasukkan ke dalam kerangkan sistim Islam.

DR. Al-Faruqi dalam mengemukakan ide Islamisasi ilmu pengetahuan

menganjurkan untuk mengadakan pelajaran-pelajaran wajib mengenai

kebudayaan Islam sebagai bagian dari program pembelajaran pada siswa. Hal ini

akan membuat para siswa merasa yakin kepada agama dan warisan mereka, dan

membuat mereka menaruh kepercayaan kepada diri sendiri sehingga dapat

menghadapi dan mengatasi kesulitankesulitan mereka di masa kini atau melaju ke

tujuan yang telah ditetapkan Allah. Bagi AI-Faruqi Islamisasi ilmu pengetahuan

merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh para

ilmuwan muslim. Karena menurutnya apa yang telah berkembang di dunia Barat

dan merasuki dunia Islam saat ini sangatlah tidak cocok untuk umat Islam. Ia

melihat bahwa ilmu sosial Barat tidak sempurna dan jelas bercorak Barat dan

karena itu tidak berguna sebagai model untuk pengkaji dari kalangan muslim,

yang ketiga menunjukan ilmu sosial Barat melanggar salah satu syarat krusial dari

metodologi Islam yaitu kesatuan kebenaran. Prinsip metodologi Islam itu tidak

identik dengan prinsip relevansi dengan spritual. Ia menambahkan adanya sesuatu

yang khas Islam yaitu prinsip umatiyah atau kesatuan ummat. Untuk

Page 16: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

16

mempermudah proses Islamisasi Al-Faruqi mengemukakan langkahlangkah yang

harus dilakukan diantaranya adalah:

a. Penguasaan disiplin ilmu moderen: penguraian kategoris. Disiplin ilmu

dalam tingkat kemajuannya sekarang di Barat harus dipecah-pecah

menjadi kategori-kategori, prinsip-prinsip, metodologi-metodologi,

problema-problema dan tema-tema. Penguraian tersebut harus

mencerminkan daftar isi sebuah pelajaran. Hasil uraian harus berbentuk

kalimat-kalimat yang memperjelas istilah-istilah teknis, menerangkan 12

Ibid., hlm. 27 15 kategori-kategori, prinsip, problema dan tema pokok

disiplin ilmu-ilmu Barat dalam puncaknya.

b. Survei disiplin ilmu. Semua disiplin ilmu harus disurvei dan di esei-esei

harus ditulis dalam bentuk bagan mengenai asal-usul dan

perkembangannya beserta pertumbuhan metodologisnya, perluasan

cakrawala wawasannya dan tak lupa membangun pemikiran yang

diberikan oleh para tokoh utamanya. Langkah ini bertujuan menetapkan

pemahaman muslim akan disiplin ilmu yang dikembangkan di dunia Barat.

c. Penguasaan terhadap khazanah Islam. Khazanah Islam harns dikuasai

dengan cara yang sama. Tetapi disini, apa yang diperlukan adalah ontologi

warisan pemikir muslim yang berkaitan dengan disiplin ilmu.

d. Penguasaan terhadap khazanah Islam untuk tahap analisa. Jika ontologi-

ontologi telah disiapkan, khazanah pemikir Islam harus dianalisa dari

perspektif masalah-masalah masa kini.

e. Penentuan relevensi spesifik untuk setiap disiplin ilmu. Relevensi dapat

ditetapkan dengan mengajukan tiga persoalan. Pertama, apa yang telah

disumbangkan oleh Islam, mulai dari Al-Qur'an hingga pemikir-pemikir

kaum modernis, dalam keseluruhan masalah yang telah dicakup dalam

disiplin-disiplin moderen. Kedua, seberapa besar sumbangan itu jika

dibandingkan dengan hasil-hasil yang telah diperoleh oleh disiplin

moderen tersebut. Ketiga, apabila ada bidang-bidang masalah yang sedikit

diperhatikan atau sama sekali tidak diperhatikan oleh khazanah Islam,

Page 17: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

17

kearah mana kaum muslim harus mengusahakan untuk mengisi

kekurangan itu, juga memformulasikan masalah-masalah, dan memperluas

visi disiplin tersebut.

f. Penilaian kritis terhadap disiplin moderen. Jika relevensi Islam telah

disusun, maka ia harus dinilai dan dianalisa dari titik pijak Islam.

g. Penilaian krisis terhadap khazanah Islam. Sumbangan khazanah Islam

untuk setiap bidang kegiatan manusia harus dianalisa dan relevansi

kontemporernya harus dirumuskan.

h. Survei mengenai problem-problem terbesar umat Islam. Suatu studi

sistematis harus dibuat tentang masalah-masalah politik, sosial ekonomi,

inteltektual, kultural, moral dan spritual dari kaum muslim.

i. Survei mengenai problem-problem umat manusia. Suatu studi yang

sama, kali ini difokuskan pada seluruh umat manusia, harus dilaksanakan.

j. Analisa kreatif dan sintesa. Pada tahap ini sarjana muslim harus sudah

siap melakukan sintesa antara khazanah-khazanah Islam dan disiplin

moderen, serta untuk menjembatani jurang kemandegan berabad-abad.

Dari sini khazanah pemikir Islam harus disambungkan dengan prestasi-

prestasi moderen, dan harus menggerakkan tapal batas ilmu pengetahuan

ke horison yang lebih luas daripada yang sudah dicapai disiplin-disiplin

moderen.

k. Merumuskan kembali disiplin-disiplin ilmu dalam kerangka kerja

(framework) Islam. Sekali keseimbangan antara khazanah Islam dengan

disiplin moderen telah dicapai buku-buku teks universitas harus ditulis

untuk menuangkan kembali disiplin-disiplin moderen dalam terbitan

Islam.

l. Penyebarluasan ilmu pengetahuan yang sudah diislamkan. Selain

langkah tersebut diatas, alat-alat bantu lain untuk mempercepat islamisasi

pengetahuan adalah dengan mengadakan konferensi-konferensi dan

seminar untuk melibatkan berbagai ahli di bidang-bidang illmu yang

Page 18: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

18

sesuai dalam merancang pemecahan masalah-masalah yang menguasai

pengkotakan antar disiplin.

Para ahli yang membuat harus diberi kesempatan bertemu dengan para staf

pengajar. Selanjutnya pertemuan pertemuan tersebut harus menjajaki persoalan

metoda yang diperlukan13. Dari langkah-langkah dan rencana sistematis seperti

yang terlihat di atas, nampaknya bahwa langkah Islamisasi ilmu pada akhirnya

merupakan usaha menuang kembali seluruh khazanah pengetahuan barat ke dalam

kerangka Islam. Maka rencana kerja islamisasi ilmu pengetahuan Al-Faruqi ini

mendapat tantangan dari berbagai pihak, walaupun dilain pihak banyak juga yang

mendukungnya. Ada yang menanggapinya secara positif bahkan menjadikannya

sebuah lembaga, seperti IIIT. Dan tidak sedikit pula meresponinya dengan pesimis

sebagaimana yang ditunjukkan oleh cendikiawan lainnya seperti Fazlur Rahman,

yang melihat merupakan proyek yang sia-sia sama sekali tidak kreatif.

Untuk itu konsep islamisasi ilmu pengetahuan perlu dilihat dalam

kerangka pemikiran secara keseluruhan agar tidak menimbulkan kerancuan.

Sebagian fakta berpendapat bahwa pemikir liberalisme Islam sebagaimana yang

dikemukakan oleh Hasan Hanafi atau Arkoun dapat dianggap sebagai bentuk

pemikiran Islamisasi ilmu pengetahuan. Sementara kelompok lain menolaknya

seperti, IIIT bahkan mereka mengkritik pemikiran yang dikemukakan oleh orang

tesebut. Salah seorang yang memberikan tanggapan atas gagasan DR. Al-Faruqi

adalah Fazlur Rahman, ia tidak sependapat dengan gagasan Islamisasi ilmu

pengetahuan, menurutnya yang perlu dilakukan adalah menciptakan atau

menghasilkan para pemikir yang memiliki kapasitas berpikir konstruktif dan

positif. Adapun menurut Djamaluddin Ancok dan Fuad Nashiru sependapat

dengan Al-Faruqi, karena menurutnya seorang pemikir akan sangat dipengaruhi

oleh ilmu yang dipelajarinya (atau ilmuan yang mendidiknya). Kalau seorang

mempelajari ilmu yang berbasis sekularisme, maka sangat mungkin pendangan-

pandangan juga sekuler

Adapun penanggap lain adalah Ziauddin Sardar. Ia menyepakati gagasan

yang dikemukakan AI-Faruqi. Namun, menurutnya gagasan Al-Faruqi

mengandung cacat fundamental. Sardar mengisyaratkan bahwa langkah Islamisasi

Page 19: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

19

yang khas terhadap disiplin-disiplin ilmu pengetahuan moderen bisa membuat kita

terjebak ke dalam westernisasi Islam. Sebabnya menurut Sardar adalah AI-Faruqi

terlalu terobsesi untuk merelevankan Islam dengan ilmu pengetahuan moderen.

Upaya ini dapat mengantarkan pada pengakuan ilmu Barat sebagai standar, dan

dengan begitu upaya islamisasi masih mengikuti kerangka berfikir (made of

thought) atau pandangan dunia (world view) Barat. Karena itu, menurut Sardar,

percuma saja kita melakukan islamisasi ilmu kalau semuanya akhirnya

dikembalikan standanya pada ilmu pengetahuan Barat.

Terlepas dari semua polemik yang terjadi diseputar islamisasi ilmu pengetahuan,

sebetulnya islamisasi ilmu pengetahuan yang dimunculkan Al-Furuqi, sebenarnya

sederhana saja. Para pendukung ide ini ingin menekankan muatan dimensi moral

dan etika dalam batang tubuh ilmu pengetahuan seperti yang dipesankan Al-

Qur'an16. DR. AI-Faruqi memandang bahwa untuk membangun umat tidak dapat

dimulai dari titik nol dengan menolak segala bentuk hasil peradaban yang sudah

ada.

Pembentukan umat malahan harus dilakukan sebagai langkah lanjutan dari

hasil peradaban yang sudah ada dan sedang berjalan. Namun, segala bentuk nilai

yang mendasari peradaban itu harus ditambah dengan tata nilai baru yang serasi

dengan hidup ummat Islam sendiri yaitu pandangan hidup yang bersumber dari

Al-Qur'an dan Sunnah. AI-Faruqi melihat hanya dengan cara seperti ini visi tauhid

yang telah hilang akan dapat kembali ke dalam misi pembentukan ummat. lnilah

barangkali yang merupakan pokok pemikiran Al-Faruqi dalam bidang pendidikan

sebagaimana yang di kemukakannya dalam konsep Islamisasi ilmu pengetahuan.

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa gagasan islamisasi ilmu

pengetahuan ini lahir karena AI-Faruqi sendiri konsisten dengan konsep tauhidnya

dan karena ingin memurnikan ajaran tauhid Al-Faruqi menginginkan apa yang

dibawa barat tidak harus diterima secara mentah oleh umat Islam. Di samping itu

konsep ini muncul karena melihat kondisi obyektif umat Islam yang mengalami

kemandegan dalam pemikiran yang disebabkan oleh kolonialisme Barat.

Page 20: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

20

BAB IV. PEMIKIRAN KALAM RAJI’ AL-FARUQI

Pemikiran kalam Al – Faruqi tentang kalam dalam ditelusuri melalui

karyanya yang berjudul, Tahwid: Its Implication for Thought and Life (Edisi

indonesianya berjudul Tauhid). Sesuai dengan judulnya.buku ini mengupas

hakikat tauhid secara mendalam. Al – Faruqi menjelaskan hakikat tauhid sebagai

berikut :

a.Tauhid sebagai inti pengalaman agama

Inti pengalaman agama, kata Al – Faruqi adalah tuhan. Kalimat shahadat

menempati posisi sentral dalam setiap kedudukan, tindakan dan pemikiran setia

muslim. Kehadiran tuhan mengisi kesadaran muslim dalam setiap waktu. Bagi

kaum muslimin, Tuhan banar – banar merupakan obsesi yang agung.1 Esesnsi

pengalaman agama islam tiada lain adalah realisasi prinsip bahwa hidup dan

kehidupan ini tidaklah sia – sia.

b.Tauhid sebagai pandangan dunia

Tauhid merupakan pandangan umum tentang realitas, kebenaran, dunia,

ruang, dan waktu, sejarah manusia dan takdir.

c.Tauhid sebagai intisari islam

Dapat dipastikan bahwa esensi peradapan adalah islam sendiri, dan esensi

islam adalah tauhid atau pengesaan tuhan. Tidak ada satu perintahpun dalam islam

yang dapat dilepaskan dari tauhid. Tanpa tauhid islam tidak akan ada. Tanpa

tauhid bukan hanya sunnah nabi yang patut diragukan, bahkan pranata

kenabianpun menjadi sirna.

d.Tauhid sebagai prinsip sejarah

Tauhid menempatkan manusia pada suatu etika berbuat atau bertindak,

yaitu etika ketika keberhargaan manusia sebagai pelaku moral yang di ukur dari

tingkat keberhasilan yang dicapainya dalam mengisi aliran ruang dan waktu,

Eskatologi islam tidak mempunyai sejarah formatif. Ia terlahir lengkap dalam Al –

Qur’an dan tidak mempunyai kaitan dengan situasi para pengikutnya pada masa

Page 21: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

21

kelahirannya seperti halnya dalam agama Yahudi dan Kristen. Ia dipandang

sebagai suatu klimaks moral bagi kehidupan diatas bumi.

e.Tauhid sebagai prinsip pengetahuan

Berbeda dengan “iman” Kristen, iman islam adalah kebenaran yang

diberikan kepada pikiran, bukan kepada perasaan manusia yang mudah

mempercayai apa saja, kebenaran, atau proposisi iman bukanlah misteri, hal yang

sulit dipahami dan tidak dapat diketahui dan tidak masuk akal, melainkan bersifat

kritis dan rasional. Kebenaran – kebenarannya telah dihadapkan pada ujian

keraguan dan lulus dalam keadaan utuh dan ditetapkan sebagai kebenaran.

f.Tauhid sebagai prinsip metafisika

Dalam islam, alam adalah ciptaan dan anugrah. Sebagai ciptaan, ia bersifat

teleologis, sempurna , dan teratur, sebagai anugrah, ia merupakan kebaikan yang

tak mengandung dosa yang disediakan untuk manusia. Tujuannya adalah

memungkinkan manusia melakukan kebaikan dan mencapai kebahagiaan. Tiga

penilaian ini, keteraturan, kebertujuan, dan kebaikan, menjadi cirri dan meringkas

pandangan umat islam tentang alam.

g.Tauhid sebagai prinsip etika

Tauhid menegaskan bahwa Tuhan telah memberi amanahnya kapada

manusia, suatu amanah yang tidak bias dipikul oleh langit dan bumi, amanah yang

mereka hingdari dengan penuh ketakutan. Amanah atau kepercayaan Ilahi tersebut

berupa pemenuhan unsure etika dari kehendak Ilahi, yang sifatnya mensyaratkan

bahwa ia harus direalisasikan dengan kemerdekaan, dan manusia adalah satu –

satunya mahluk yang mampu melaksanakannya. Dalam islam, etika tidak dapat

dipisahkan dari agama dan bahkan dibangun diatasnya.

h.Tauhid sebagai prinsip tata social

Dalam islam, tidak ada perbedaan antara manusia satu dan lainnya,

masyarakat islam adalah masyarakat terbuka dan setiap manusia boleh bergabung

Page 22: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

22

dengannya, baik sebagai anggota tetap ataupun sebagai yang dilindungi

(dzimmah). Masyarakat islam harus mengembangkan dirinya untuk mencakup

seluruh umat manusia. Jika tidak, ia akan kehilangan klaim keislamannya.

Selanjutnya, ia mungkin akan hidup sebagai komonitas islam yang lain, atau oleh

komonitas non-Islam.

i.Tauhid sebagai prinsip ummah

Al – Faruqi menjelaskan prinsip ummah tauhidi dengan tidak identitas:

pertama menentang etnosentrisme. Maksudnya, tata social islam universal,

mencakup seluruh umat tanpa kecuali, tidak hanya untuk segelintir etnis. Kedua,

universalisme. Maksudnya, islam bersifat universal dalam arti meliputi seluruh

manusia. Cita – cita komonitas universal adalah cita – cita islam yang di

ungkapkan dalam ummah dunia. Ketiga,Totalisme. Maksudnya islam relevan

dengan setiap bidang kehidupan manusia. Totalisme tata social islam tidak hanya

menyangkut aktivitas manusia dan tujuannya dimasa mereka saja, tetapi juga

mencakup seluruh aktivitas disetiap masa dan tempat. Keempat,Kemerdekaan.

Maksudnya, tata social islami adalah kemerdekaan. Jika dibangun dengan

kekerasan atau dengan memaksa rakyat, islam akan kehilangan sifatnya yang

khas.

j.Tauhid sebagai prinsip keluarga

Al – Faruqi memandang bahwa selama tetap melestarikan identitas mereka

dari gerogotan komonisme dan idiologi – idiologi barat, umat islam akan menjadi

masyarakat yang selamat dan tetap menempati kedudukannya yang terhormat.

Keluarga islam memiliki peluang lebih besar untuk tetap lestari sebab di topang

oleh hokum islam dan diterminisi oleh hubungan erat dengan tauhid.

k.Tauhid sebagai prinsip tata politik

Al – Faruqi mengaitkan tata politik tauhidi dengan kekhalifaan

didefinisikan sebagai kesepakatan tiga deminsi, yakni kesepakatan wawasan

(ijma’ al-ruya’). Wawasan yang dimaksud Al – Faruqi adalah pengetahuan akan

Page 23: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

23

nilai – nilai yang membentuk kehendak Ilahi. Kehendak yang dimaksud Al –

Faruqi juga apa yang disebut ashabiyah ,yakni kepedulian kaum muslimin

menanggapi peristiwa – peristiwa dan situasi dengan satu cara yang sama, dalam

kepatuhan yang padu terhadap seruan Tuhan. Adapun yang dimaksud dengan

tindakan adalah pelaksanaan kewajiban yang timbul dari kesepakatan.

l.Tauhid sebagai prinsip tata ekonomi

Al – Faruqi melihat bahwa premis mayor implikasi islam untuk tata

ekonomi melahirkan dua prinsip utama: Pertama, bahwa tak ada seorang atau

kelompokpun boleh memeras yang lain. Kedua, tak satu kelompokpun boleh

mengasingkan atau memisahkan diri dari umat manusia lainnya dengan tujuan

untuk membatasi kondisi ekonomi mereka pada diri mereka sendiri.

m.Tauhid sebagai prinsip estetika

Tauhid tidak menentang kreatifitas seni, juga tidak menentang kenikmatan

dan keindahan. Sebaliknya, islam memberkati keindahan. Islam menganggap

bahwa keindahan mutlak hanya ada dalam diri Tuhan dan dalam kehendaknya

yang diwahyukan dalam firmannya.

Page 24: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

24

V. PENUTUP

DR. Al-Faruqi adalah salah seorang tokoh yang bersahaja dalam

pengembangan pemikiran Islam komtemporer. Gagasan-gagasannya perihal

islamisasi sains sangat bermanfaat untuk menjadi solusi dalam rangka

memecahkan persoalan yang dihadapi umat Islam. Pengalaman hidupnya yang

langsung berhadapan dengan Barat membuat DR. Al-Faruqi mengamati sendiri

tekanan-tekanan barat terhadap dunia Islam dan hal ini memunculkan ide-ide

untuk menghadapi serangan-serangan tersebut. Idenya tidak terlepas dari konsep

tauhid, karena tauhid adalah esensi Islam yang mencakup seluruh aktifitas

manusia.

Dalam konteks pendidikan, DR. Al-Faruqi mengusulkan ide islamisasi

ilmu dan menelaah kembali paradigma pendidikan Islam selama ini yang

mengadobsi system filsafat Barat, terutama tentang konsep dikotomi pendidikan.

Menurutnya, dikotomi pendidikan mutlak harus dihilangkan diganti dengan

paradigma pendidikan yang utuh. Konsep pendidikan Islam yang selama ini ada

tidak megacu pada konsep awal tauhid. Jika Islam memandang tujuan

pengembangan obyek didik untuk mencapai penyadaran

atas eksistensi tuhan (tauhid), maka segala proses yang dilakukan untuk itu

idealnya berakar pada konsep tauhid.

Berbagai langkah-langkah strategis kemudian ia susun dengan konsep dan

metodologi Islamisasi pengetahuan. DR. Al-Faruqi memberikan sumbangan

berupa gagasan-gagasannya untuk keluar dari krisis kemanusiaan yang terjadi

pada manusia modern saat ini. Hingga kini gagasannya tetap menjadi bahan kajian

dan perjuangan umat Islam pada abad ini.

Page 25: Microsoft Word - Ismail Raji. Al Faruqi Mak

25

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin.1995. Filsafat Kalam di Era Post Modernisasi .Yogyakarta:

Pustaka

Pelajar.

Al Faruqi online pada http://www.ismailfaruqi.com

Al-Faruqi, Ismail Raji. 1986. Islamization of Knowledge: the general principles

and the

Workplan dalam Knowledge for what? National Hijra Council.

__________1982, Tauhid. Its Implications for Thought and Life. Wynccote USA:

The

lntenationallnstitute of Islamic Thought.

Ancok, Djamaluddin dan Suroso, Nashori, Fuad. 1994. Psikologi Islami, Solusi

Islam

atas Problem-Problem Psikologi. Yogyakarta Pustaka Pelajar.

Anis, Ahmad, 1988. Reorientation of Islamic History: Some Methodlogical

essues. In

Islam.. Source and Purpose of Knowledge IIIT. Herndon: The International

Institute of Islamic Thought.

Azis, Amin. 1992. Islamisasi Ilmu sebagai Issu dalam Ulumul Qur'an Volume III,

no.4

tahun 1992.

Daud, Wan Mohd Nor. 2003. Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M.

Naquib Al-

Attas. Bandung : Penerbit Mizan.

Giibb, H.A.R. 1978. Aliran-aliran Moderen dalam Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Imanuddin, Khalil. 1994. Pengantar Islamisasi Ilmu Pengetahuan dan Sejarah.

Jakarta

Media Dakwah.