metodologi untuk merancang tes details of balances menggunakan model risiko audit

15
METODOLOGI UNTUK MERANCANG TES DETAILS OF BALANCES MENGGUNAKAN MODEL RISIKO AUDIT. Dalam bab ini, akan dipelajari tes fase ketiga dalam proses audit, yaitu mengenai bagaimana substantive analyticval procedures dan test of detailed balance dalam siklus penjualan dan penagihan. Dalam tes fase ketiga ini, terdapat dua akun di balance sheet yang dapat menjadi objek yaitu account receivable (piutang usaha) dan allowance for uncollectible accounts (penyisihan piutang tak tertagih) Dalam merancang tes details of balances piutang usaha, auditor harus memenuhi masing-masing dari delapan tujuan audit, yaitu: 1) Detail tie-in: Account receivable dalam aged trial balance sesuai dengan jumlah yang ada pada master file, dan total jumlahnya benar serta sesuai dengan yang ada pada buku besar. 2) Existence: Pencatatan di Account Receivable ada. 3) Completeness: Semua accounts receivable yang ada telah dimasukkan dalam pencatatan 4) Accuracy: Semua Account receivable yang tercatat akurat 5) Classification: Account Receivable diklasifikasikan dengan benar 6) Cutoff: Cutoff dalam account receivable benar 7) Realizable value: Account receivable diungkapkan dalam nilai realisasi 8) Rights: Klien mempunyai hak atas account receivable

Upload: ahmad-faritz

Post on 29-Dec-2015

447 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metodologi Untuk Merancang Tes Details of Balances Menggunakan Model Risiko Audit

METODOLOGI UNTUK MERANCANG TES DETAILS OF BALANCES

MENGGUNAKAN MODEL RISIKO AUDIT.

Dalam bab ini, akan dipelajari tes fase ketiga dalam proses audit, yaitu mengenai bagaimana

substantive analyticval procedures dan test of detailed balance dalam siklus penjualan dan

penagihan. Dalam tes fase ketiga ini, terdapat dua akun di balance sheet yang dapat menjadi

objek yaitu account receivable (piutang usaha) dan allowance for uncollectible accounts

(penyisihan piutang tak tertagih)

Dalam merancang tes details of balances piutang usaha, auditor harus memenuhi masing-

masing dari delapan tujuan audit, yaitu:

1) Detail tie-in: Account receivable dalam aged trial balance sesuai dengan jumlah yang

ada pada master file, dan total jumlahnya benar serta sesuai dengan yang ada pada

buku besar.

2) Existence: Pencatatan di Account Receivable ada.

3) Completeness: Semua accounts receivable yang ada telah dimasukkan dalam

pencatatan

4) Accuracy: Semua Account receivable yang tercatat akurat

5) Classification: Account Receivable diklasifikasikan dengan benar

6) Cutoff: Cutoff dalam account receivable benar

7) Realizable value: Account receivable diungkapkan dalam nilai realisasi

8) Rights: Klien mempunyai hak atas account receivable

Page 2: Metodologi Untuk Merancang Tes Details of Balances Menggunakan Model Risiko Audit

Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi nilai realisasi (realizable value)

pada account receivable (Fase 1)

Tes terhadap account receivable dilakukan auditor berdasarkan prosedur risk assessment

yang memberikan pemahaman mengenai bisnis dan industri klien. Dalam tahap ini, auditor:

Mempelajari bagaimana lingkungan bisnis dari industri klien

mengevaluasi bagaimana objektif dari manajemen

mengamati bagaimana proses bisnis klien berlangsung untu

Phase I

Set tolerabl

e misstatement

and assess inheren

t risk for

accounts

receivable

Identify client

business risks affectin

g Account

s Receiva

ble

Assess control risk for sales and

collection

cycle

Page 3: Metodologi Untuk Merancang Tes Details of Balances Menggunakan Model Risiko Audit

Hal – hal diatas dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat mempengaruhi

laporan keuangan, termasuk account receivables. Dalam proses ini, auditor juga melakukan

preliminary analytical procedure yang memungkinkan untuk menunjukkan indikasi

peningkatan risiko salah saji dalam account receivable. Risiko bisnis dari klien tersebut

memiliki kaitan dalam penentuan inherent risk dan planned evidence dari account receivable.

Menentukan salah saji yang ditoleransi dan Asses menilai Risiko Inheren (Fase 1)

Auditor harus melakukan preliminary judgement tentang materialitas untuk

keseluruhan laporan keuangan termasuk account receivable, karena Pada dasarnya

account receivable adalah salah satu akun yang material pada laporan keuangan.

Auditor menilai risiko yang melekat pada setiap sasaran akun, seperti account

receivables, mengingat risiko bisnis klien dan sifat industri klien. PSA 70 (SA 316)

menunjukkan bahwa auditor harus mengidentifikasi risiko inheren khusus untuk

pengakuan pendapatan yang mempengaruhi penilaian risiko auditor yang melekat

untuk tujuan: eksistensi, cutoff penjualan, dan retur penjualan dan cutoff allowance.

Menilai Risiko pengendalian untuk Siklus Penjualan dan Penagihan (Fase 1)

Cara yang efektif bagi manajemen untuk menjaga hubungan dengan customer salah satunya

adalah dengan melakukan kontrol internal atas penjualan dan penerimaan kas dan terkait

account receivable. Auditor selalu memperhatikan tiga aspek kontrol internal yaitu:

1. Kontrol untuk mencegah dan mendeteksi adanya penggelapan

2. Kontrol tehadap cutoff

3. Kontrol terkait AFDA

Selanjutnya, auditor harus menghubungkan risiko pengendalian dari transaksi yang

berhubungan dengan tujuan audit (transaction-related audit objectives

dan balance-related audit objectives) untuk menentukan planned detection risk dan planned

evidence dalam test of detailed balance.

Gambar berikut ini menunjukkan hubungan antara dua kelas transaksi utama dalam siklus

penjualan dan penagihan.

Page 4: Metodologi Untuk Merancang Tes Details of Balances Menggunakan Model Risiko Audit

Dua aspek khusus dalam hubungan di atas adalah

1. Terkait penjualan, occurrence transaction-related audit objective memengaruhi

existence balance related audit objective. Terkait penerimaan cash, occurrence

transaction-related audit objective memengaruhi completeness balance-related audit

objective;

2. Realizable value dan rights account receivable balance-related audit objective tidak

terpengaruhi oleh risiko pengendalian.

Page 5: Metodologi Untuk Merancang Tes Details of Balances Menggunakan Model Risiko Audit

Desain dan Lakukan test of controls Subtantive test of Transaction (Fase II)

Chapter-chapter sebelumnya kita mempelajari prosedur audit test of control, substantive test,

menentukan ukuran sampel, dan evaluasi. Hasil dari test of control digunakan untuk

menentukan apakah prosedur assessment terhadap sales and cash receipt perlu direvisi.

Sedangkan, hasil substantive test digunakan untuk menentukan sejauh mana planned

detection risk menggambarkan account receivable balance-related audit objectives.

Design and Perform Analytycal Procedures (Fase III)

Analytical Procedures digunakan pada fase 3 tahap dalam audit, yaitu:

Phase II

Design and perform tests of controls andsubstantive tests of transactionsfor the sales and collection cycle

Phase III

Sample

size

Design and

perform analytical procedure

s for accounts

receivable

Design tests of details of

accounts receivable balance to

satisfy balance-related

objectives

Audit proced

ures

Items to

select

Timing

Page 6: Metodologi Untuk Merancang Tes Details of Balances Menggunakan Model Risiko Audit

1. tahap perencanaan (planning),

2. Pada saat melaksanakan detailed test

3. Pada tahap akhir audit (completing phase).

Sebagian besar prosedur analitik pada tahap detailed test dilaksanakan setelah tanggal neraca

namun sebelum dilaksanakannya test of detailed balance. Auditor akan melaksanakan

prosedur analitik untuk semua siklus penjualan dan penerimaan, bukan hanya pada akun

piutang. Hal ini dikarenakan adanya hubungan yang erat antara laporan laba rugi dan akun-

akun neraca. Tabel di bawah ini merupakan contoh dari rasio dan perbandingan untuk siklus

penjualan dan penerimaan serta salah saji potensial yang dapat ditemukan melalui prosedur

analitik. Yang perlu diperhatikan adalah, walaupun tabel berikut fokus pada perbandingan

antara tahun berjalan dan tahun sebelumnya, auditor juga harus tetap mempertimbangkan

hasil tahun berjalan dengan target yang telah ditetapkan dan tren pada industri terkait.

Prosedur Analitik Kemungkinan salah saji

Membandingkan persentase gross margin

dengan tahun sebelumnya.

Overstatement dan understatement pada akun

penjualan dan akun piutang.

Membandingkan penjualan per bulan dengan

tahun-tahun sebelumnya

Overstatement dan understatement pada akun

penjualan dan akun piutang

Membandingkan retur penjualan sebagai

persentase terhadap penjualan dengan tahun

sebelumnya

Overstatement dan understatement pada akun

retur penjualan dan akun piutang

Membandingkan saldo konsumen dengan

saldo tahun Sebelumnya

Salah saji pada akun piutang

Membandingkan BDE sebagai persentase

terhadap penjualan dengan tahun sebelumnya

Overstatement dan understatement pada akun

BDE dan AFDA

Membandingkan aging categories sebagai

persentase terhadap akun piutang dengan

tahun sebelumnya

Overstatement dan understatement pada akun

BDE dan AFDA

Membandingkan AFDA sebagai persentase

terhadap akun piutang dengan tahun

sebelumnya

Overstatement dan understatement pada akun

BDE dan AFDA

Page 7: Metodologi Untuk Merancang Tes Details of Balances Menggunakan Model Risiko Audit

Sebagai tambahan, auditor juga harus mengkaji ulang akun piutang yang memiliki jumlah

yang terlalu besar dan yang tidak biasa, seperti piutang yang sudah terlalu lama, piutang yang

berasal dari pihak-pihak terkait, serta credit balances.

Karena prosedur analitik merupakan uji subtantive, hasil yang sesuai harapan pada pengujian

ini akan mengurangi jumlah yang harus diuji pada test of detailed balance.

Sebaliknya, jika hasil prosedur analitik tidak sesuai harapan, maka auditor harus melakukan

wawancara tambahan dengan pihak manajemen.

Merancang dan melakukan Test of Detailed of Account Receivables Balance

Hasil dari test of detailed balance akan bergantung pada faktor-faktor yang ada pada evidence

planning worksheet. Kesulitan dalam melaksanakan pengujian ini adalah penilaian untuk

setiap faktor tersebut sangat subjektif.

DESAIN TESTS OF DETAILES OF BALANCES

Dalam melakukan test of detailed balances untuk Account Receivables, auditor tetap akan

melakukan pemeriksaan terhadap income statement account, dalam hal ini Sales Account. Hal

yang penting dalam test of detailed balances adalah melakukan konfirmasi pada tiap akun-

akun yang bersangkutan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan test of detailed balances pada akun

Account Receivables adalah:

Account Receivables telah sesuai dengan Master File dan General Ledger (aged trial

balances)

master file sesuai tanggal balance sheet termasuk saldo AR tiap konsumen dan

menyajikan secara rinci tiap saldo berdasarkan waktu tertentu antara tanggal

penjualan dan tanggal balance sheet.

Accounts Receivable yang telah tercatat benar-benar ada (exist)

Konfirmasi saldo AR konsumen merupakan langkah yang penting dalam melakukan

test of detailed balances untuk menentukan bahwa AR yang tercatat benarbenar ada.

Apabila konsumen tidak memberikan respon mengenai konfirmasi yang telah

dilakukan oleh auditor, auditor melakukan pemeriksaan terhadap dokumen

pengiriman untuk memastikan pengiriman barang dan mencari bukti mengenai

penerimaan kas untuk menentukan bahwa AR telah benar-benar diterima (collect).

Semua Account Receivable yang ada sudah dimasukkan

Apabila terdapat kejadian dimana AR tidak tercatat dalam aged trial balance

Page 8: Metodologi Untuk Merancang Tes Details of Balances Menggunakan Model Risiko Audit

sehingga menyulitkan auditor dalam melakuakan test of detailed balances, maka hal

terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan substantive test of transaction

terhadap pengiriman barang yang tidak tercatat (completeness objective for tests of

sales transaction) dan analytical procedures.

Account Receivables sudah akurat

Konfirmasi terhadap akun-akun tertentu yang berhubungan pada trial balances adalah

hal yang dilakukan untuk melakukan test of detailed balances dalam mengukur

akurasi saldo Accounts Receivable.

Account Receivables telah diklasifikasikan secara tepat

Audit dapat mengevaluasi pengklasifikasian Accounts Receivable dengan relative

lebih mudah dengan melakukan proses review terhadap aged trial balance untuk nilai

Accounts Receivable pihak afiliasi atau pihak lain yang material.

Cutoff untuk Account receivables telah benar

Tujuan dari adanya cutoff adalah untuk melakukan verifikasi apakah transaksi yang

terjadi disekitar akhir periode akuntansi telah dicatat dalam periode yang tepat. Cutoff

misstatement terjadi ketika transaksi yang seharusnya dicatat diperiode sekarang

dicatat diperiode berikutnya atau sebaliknya. Cutoff misstatement dapat terjadi pada

akun sales, sales returns and allowances, dan cash receipts. Untuk setiap cutoff dalam

akun diatas, auditor memerkulan 3 pendekatan untuk menentukan reasonableness of

cutoff:

1. Menentukan criteria yang tepat mengenai cutoff;

2. Melakukan evaluasi apakah klien telah melakukan prosedur yang tepat

mengenai cutoff;

3. Melakukan tes apakah cutoff sudah benar.

Account receivables dinyatakan dalam Realizable value

Untuk menentukan AFDA, klien melakukan perhitungan mengenai jumlah AR yang

tidak dapat tertagih. Namun, klien tidak dapat memperhitungkan jumlah tersebut

secara tepat. Oleh karena itu auditor akan melakukan perhitungan tersendiri dengan

membuat audit schedule untuk menganalisa AFDA dan kemudian dibandingkan

dengan hasil perhitungan klien.

1. The client has right to Account Receivables

Realizable value dari nilai AR = Gross Account Receivable – Allowance for Uncollectible Account (AFDA)

Page 9: Metodologi Untuk Merancang Tes Details of Balances Menggunakan Model Risiko Audit

Dalam kasus tertentu porsi dari AR yang dimiliki klien menjadi kolateral atau dijual

kepada pihak lain sehingga auditor perlu untuk melakukan pengecekan.

2. Account Receivables Presentation and Disclosure

Untuk melakukan evaluasi ketepatan dalam penyajian dan pengungkapan, auditor

harus memiliki pemahaman terhadap standard akuntansi mengenai syarat penyajian

dan pengungkapan.

KONFIRMASI DARI ACCOUNTS RECEIVABLE

Standar auditing mensyaratkan konfirmasi putang dagang dalam kondisi normal. PSA 07

menyebutkan tiga pengecualian terhadap persyaratan konfirmasi tersebut, yaitu:

1. Piutang dagang jumlahnya tidak material.

2. Tingkat respons yang rendah.

3. Kombinasi tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian rendah.

Konfirmasi piutang dagang dibagi menjadi dua:

1. Konfirmasi positif.

Konfirmasi positif adalah komunikasi yang ditujukan kepada debitor untuk meminta

konfirmasi secara langsung apakah saldo yang disebutkan dalam konfirmasi benar

atau salah.

Konfirmasi positif diantaranya adalah:

Formulir konfirmasi kosong.

Konfirmasi tagihan.

Page 10: Metodologi Untuk Merancang Tes Details of Balances Menggunakan Model Risiko Audit

2. Konfirmasi negatif.

1. Konfirmasi negatif adalah komunikasi yang juga ditujukan kepada debitor, tetapi

2. hanya meminta respons jika debitor tidak menyetujui jumlah yang dinyatakan

dalam

3. konfirmasi.

Konfirmasi negatif hanya dapat dilakukan apabila tiga kondisi berikut dipenuhi:

1. Piutang dagang terdiri dari sejumlah besar akun bersaldo kecil.

2. Kombinasi antara risiko pengendalian dan risiko bawaan rendah.

3. Jika diyakini bahwa penerima konfirmasi tidak mengabaikan konfirmasi

yang diminta.

Penetapan Waktu (Timing)

Bukti yang paling dapat diandalkan dari konfirmasi diperoleh saat konfirmasi tersebut

dikirimkan sesegara mungkin setelah penutupan tanggal neraca.

Keputusan pengambilan jumlah sampel ditentukan oleh beberapa faktor:

1. Salah saji yang dapat diterima.

2. Risiko yang tak terhindarkan (ukuran relatif dari total piutang dagang, jumlah

akun, hasil pengujian tahun sebelumnya, dan ekspektasi salah saji).

3. Risiko pengendalian

4. Risiko deteksi yang diperoleh dari pengujian substantif lainnya.

5. Tipe konfirmasi

Page 11: Metodologi Untuk Merancang Tes Details of Balances Menggunakan Model Risiko Audit

Surat konfirmasi yang tidak dikembalikan oleh pelanggan tidak dapat dianggap sebagai

bukti audit. Tindak lanjut bila tidak ada tanggapan:

1. Memeriksa penerimaan kas pada masa tenggat

2. Memeriksa duplikat faktur penjualan

3. Memeriksa dokumen pengiriman

Ketika permintaan konfirmasi dikembalikan oleh pelanggan, auditor harus menentukan

alasan jika ditembukan perbedaan. Jenis perbedaan yang biasa terjadi pada hasil konfirmasi

meliputi:

1. Pembayaran sudah dilakukan

Misalnya pelanggan sudah melakukan pembayaran sebelum tanggal konfirmasi, akan

tetapi klien belum menerima pembayaran saat pencatatan sebelum tanggal konfirmasi.

2. Barang belum diterima.

Perbedaan ini biasanya timbul karena klien mencatat penjualan pada tanggal

pengiriman dan pelanggan mencatat pembelian pada saat penerimaan barang.

3. Pengembalian barang

Kesalahan klien dalam mencatat memo kredit dapat terjadi karena beda waktu atau

kesalahan pencatatan retur dan cadangan penjualan.

4. Kesalahan klerikal dan jumlah yang dipertentangkan

Perbedaan terjadi biasanya karena adanya kesalahan atas harga barang, kerusakan

barang,dan lain-lain.

Setelah melewati semua tahap tersebut, auditor haurs melakukan pengambilan kesimpulan.

Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal berikut:

1. Evaluasi ulang pengendalian internal

2. Evaluasi kondisi kualitatif dari salah saji

3. Tentukan apakah bukti memadai telah diperoleh

Developing Test of Detailed Audit Program

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses ini, adalah:

1. Tolerable Mistatement

2. Acceptable audit risk

3. Inherent risk

4. Control risk

Page 12: Metodologi Untuk Merancang Tes Details of Balances Menggunakan Model Risiko Audit

5. Subtantive test of transactions result

6. Analytical procedures

7. Planned detection risks