metodologi penelitian pariwisata dan perhotelanrepository.undhirabali.ac.id/18/1/dummy__(edisi 1)...

199
i Metodologi Penelitian Pariwisata & Hospitalitas (Dilengkapi Studi Kasus Penelitian) Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Upload: others

Post on 14-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah

i

Metodologi Penelitian

Pariwisata amp Hospitalitas (Dilengkapi Studi Kasus Penelitian)

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA

ii

PRAKATA

Salam Sejahtera

Di tengah kegalauan dalam proses belajar dan mengajar pada bidang pariwisata akhirnya tercetus keinginan untuk merangkai dan menyusun ulang buku ini yang

dapat membantu para pembaca khususnya mahasiswa pada jurusan pariwisata dan

hospitalitas dan juga untuk para praktisi pariwisata dan perhotelan sebagai sebuah bahan bacaan yang baik untuk memberikan tambahan dalam rangka menciptakan

budaya organisasi untuk melakukan inovasi dan menumbuhkan kreatifitas khususnya

pada penelitian bidang pariwisata dan perhotelan Seiring dengan lahirnya ilmu pariwisata yang telah memberikan manfaat bagi

kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan merupakan salah

satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis

maupun dalam bentuk aktualisasi diri Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini

adalah revisi dari buku sebelumnya yang berjudul Metodologi Penelitian Pariwisata dan

Perhotelan Secara konten buku ini berisi hakekat ilmu dan penelitian hakekat ilmu pariwisata ruang lingkup jasa pariwisata dan perhotelan pendekatan penelitian

pariwisata perumusan permasalahan penelitian skala pengukuran dan instrumen

penelitian teknik sampling pemilihan teknik analisis penelitian analisis swot deskriptif kualitatif untuk pariwisata the service profit chain alat analisis kinerja usaha jasa

perhotelan dan pariwisata analisis faktor untuk penelitian pariwisata multidimensional

scaling analysis Analisis Structural Equation Modelling regresi dan korelasi pada jasa pariwisata dan perhotelan balanced scorecard sebagai penilaian kinerja usaha

pariwisata tata cara penulisan proposal dan laporan dan teknik merujuk dan

mengutip Buku ini baik sebagai referensi untuk memahami penelitian dalam ruang lingkup

pariwisata dan hospitalitas membahas tentang hakekat penelitian berbagai cara dan

metode penelitian membuat usulan penelitian membuat laporan hasil penelitian Terimakasih saya ucapkan kepada banyak pihak yang telah berkontribusi secara

langsung maupun tidak langsung untuk terbit kembalinya buku ini semoga bermanfaat

untuk kemajuan pendidikan pariwisata dan hospitalitas di Indonesia

Denpasar Januari 2016

Penulis

Dr I Gusti Bagus Rai Utama MA

iii

DAFTAR ISI

PRAKATA ii BAB I 1 HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN 1

11 Manusia Mencari Kebenaran 1 12 Matinya Mitologi 1 13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran 2 14 Dasar-Dasar Pengetahuan 3 15 Sumber Pengetahuan 3 16 Kriteria Kebenaran 4 17 Ontologi (apa yang dikaji) 4 18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) 5 19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) 5

BAB II 7 HAKEKAT ILMU PARIWISATA 7

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata 7 22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri 8 23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri 10

BAB III 16 RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN 16

31 Pengertian Jasa Pariwisata 16 32 Dimensi Pariwisata 16 33 Definisi Pariwisata di Indonesia 19 34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan 21

BAB IV 26 PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA 26

41 Pengertian Penelitian 26 42 Macam Tujuan Penelitian 28 43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya 30 44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 34

BAB V 39 PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN 39

51 Penemuan Permasalahan 39 52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan 40 53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan 40

BAB VI 42 SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN 42

61 Skala Nominal 43 62 Skala Ordinal 43 63 Skala Interval 44 64 Skala Rasio 44 65 Validitas 46 66 Reliabilitas 47

BAB VII 48 TEKNIK SAMPLING 48

71 Sampel 48 72 Cara Pengambilan Sampel 49 73 Penentuan Jumlah Sampel 51

BAB VIII 53 PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS PENELITIAN 53

81 Teknik Analisis Data 53

iv

82 Statistik Deskriptif 55 83 Statistik Inferensia 55

BAB IX 57 ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF UNTUK PARIWISATA 57

91 Analisis S-W-O-T 57 92 Analisis Matriks I-F-A-S 58 93 Analisis Matriks EFAS 59 94 Analisis Q-S-P-M 61

BAB X 68 THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN

DAN PARIWISATA 68 101 Logika Kerja SPC 68 102 Kualitas layanan internal (internal service quality) 69 103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) 70 104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) 71 105 Nilai layanan eksternal (external service value) 71 106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) 71 107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) 71 108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 72 109 Profitabilitas (Profitability) 72 1010 Hipotesis SPC 72

BAB XI 76 ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN PARIWISATA 76

111 Filosofis Analisis Faktor 76 112 Tahapan Analisis Faktor 76

BAB XII 84 MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS 84

121 Filososfi MDS 84 122 Konsep Persepsi 84 123 Konsep Positioning 85

BAB XIII 90 ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) 90

131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling 90 132 Tahapan dan Kristeria SEM 90

BAB XIV 104 ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK SEGMENTASI PASAR WISATAWAN 104

141 Filosofi Segmen Pasar 104 142 Alat Analisis Segmentasi Pasar 110 143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 111

BAB XV 124 REGRESI DAN KORELASI PADA JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN 124

151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel 124 152 Cara Penerapan Garis Regresi 124 153 Koefisien Korelasi 125 154 Uji Hipotesi T-test 125

BAB XVI 134 BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA 134

161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 134 162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard 134 163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja 135

BAB XVII 152 TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN 152

171 Tata Cara Penulisan Usulan 152 172 Tata Cara Penulisan Skripsi 155

BAB XVIII 158 TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP 158

181 Kegunaan Merujuk 158

v

182 Tujuan Merujuk 160 183 Sumber-Sumber Rujukan 161 184 Cara Pencarian 162 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka 165 Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal 170 DAFTAR PUSTAKA 183

BIODATA PENULIS 194

1

BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN

11 Manusia Mencari Kebenaran Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat

(common sense) dan dengan ilmu pengetahuan Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat

[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur-stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan

tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian

[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara

empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ―selektif

[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan

secara asal-asalan [4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan

melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis

[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan

pengujian secara ilmiah

12 Matinya Mitologi Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral

sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada

perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum

didefinisikan sebagai kaitan-kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu

diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum

yang harus ditaati Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian

hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di

alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian

empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur-angsur memperoleh sifat abstrak

dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi

manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut

Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar

berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya

dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam

2

13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah

dilakukan dengan berbagai cara misalnya

131 Secara kebetulan Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus

penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang

Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya

diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria yang kemudian berjatuhan di

kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja

132 Trial And Error

Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan

menggunakan metode ―trial and error atau coba-coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ―problem box oleh

Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ―problem box suatu ruangan yang hanya

dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing

tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara

Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar

Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah

133 Melalui Otoritas

Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap

keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam

filsafat Jawa dikenal dengan istilah Sabda pendita ratu yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh

dibantah lagi

134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman

Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari yang umum ke khusus sedangkan induktif

dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama

ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles

135 Melalui Penyelidikan Ilmiah Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan

menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka

melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus

memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan

menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran

3

palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta

secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara

sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum

Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan

pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk

menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo

menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya

oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan

spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang selanjutnya menjadi

ilmu dan teknologi

14 Dasar-Dasar Pengetahuan Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah

dapat dijabarkan sebagai berikut ini

141 Penalaran

Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir

logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran

rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme

142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan) Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ―pengkajian

untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model

berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma

Premis mayor semua manusia akhirnya mati

Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati

15 Sumber Pengetahuan Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia

yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal-hal yang ada termasuk nasib dirinya

sendiri Rene Descarte pernah berkata ―De Omnibus Dubitandum yang

mempunyai arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari

berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran

4

16 Kriteria Kebenaran 161 Teori Koherensi (Konsisten)

Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-

pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren

162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan) Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini

suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan

tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia

mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan

Jakarta

163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)

Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur

dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori

tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan

abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi

17 Ontologi (apa yang dikaji) Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri

Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan

saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna

itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata

Jadi istilah ―manis panas dan dingin itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca

indera Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam

semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu

tidak dapat terlepas dari gejala-gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam

mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari

kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal

bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula

Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk

ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah

homo educandum

5

18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah

[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup manusia tidak dapat

mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)

[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan

cara menggunakan metode ilmiah [3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis

ilmu itu sendiri [4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai

faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya

suatu gejala dan proses terjadinya [5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit

[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang

sama) [7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan

kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal [8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis

a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif

b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif

19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu

tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus

disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat

sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya

menimbulkan bencana Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan pariwisata

telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah

membawa provinsi itu mengalami ―keajaiban ekonomi sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak

perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian

tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu

[1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan

ekonomi [2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi

semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam

[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga

professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat

[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ―petani ke pariwisata

6

dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan

menjadi petani

Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara ekonomis daripada masalah-

masalah keadilan meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi

7

BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan

pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar

200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan

terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat

dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia

hiburan rekreasi dan pariwisata

Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era

pemerintahan Presiden Soekarno (1945-1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut

IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan

bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan

ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan

lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya

konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan

lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi

produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika

sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas

(Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi

Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan

internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata-rata 4

pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan

kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang

kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World

Bank 2013)

Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang

paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia

dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang

telah mengunjungi negaranya

8

Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia

Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)

Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World Tourism Organization

tersebut upaya apa yang semestinya dilakukan oleh pelaku dan stakeholders

pariwisata ditengah keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan

wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting berikut ini (1) telah terjadi pergeseran

pasar pariwisata (2) strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan nilai pada

wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik (5) pemanfaatan teknologi

terutama teknologi informasi secara tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata

Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan yang rasional sehingga peran

lembaga pendidikan di bidang pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata

dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program

studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai

pada jenjang S3

22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri

Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai disiplin ilmu mandiri

sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya

manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana

Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3) Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada

deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak

menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan

atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan

NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606

1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000

2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000

3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000

4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000

5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000

6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000

7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000

8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000

9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000

10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000

38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000

9

seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali

seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13

November 2007) Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka

pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar

diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian

yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan

bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian

dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang

menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)

Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi

pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan

kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata

Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu

menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga

kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri

pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan

kepariwisataan Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta

tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha

meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan

kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten

dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga

Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga

Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan

kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari

seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan

kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan

bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga

kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan

pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri

10

pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya

manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan

Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional

melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan

kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten

dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui

sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan

kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian

pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di

luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan

seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan

meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global

23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri

231 Dasar Keilmuan Pariwisata

Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang

menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah

metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri

2007)

1) Aspek Ontologi Pariwisata Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya

menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata gejala-gejalan pariwisata karakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata

tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan

kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata

dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam

tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau akibat-akibat

pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas

2) Aspek Epistemologi Pariwisata Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara

pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik

11

Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan

yakni

a) Pendekatan sistem

Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas

masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ―linked system

dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti

dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik

Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran

b) Pendekatan Kelembagaan

Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa

transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua

komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen

tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung

c) Pendekatan Produk

Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai

suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek-aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah

produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus

diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni

(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya

tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya

(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam

pencapaian tujuan ke tempat wisata (3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada

sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas

pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi

(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat

berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi

Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan elemen produk

wisata yang sesungguhnya diproduksi dan atau direproduksi sebagai komoditas

yang dikonsumsi oleh wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam mencari

kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research) dan metode membangun teori

(theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5)

12

eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan

tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya

3) Aspek Aksiologi Pariwisata Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat

manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam

baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri

Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut

ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan

komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian

khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan

pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan

profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal

sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi

Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang

dapat dijelaskan sebagai berikut

a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia

melalui kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan banyaknya

warganegara yang melakukan kunjungan wisata di wilayah-wilayah selain

tempat tinggalnya akan menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi sehingga

akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional

b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation) Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia

untuk berusaha dan bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah

diharapkan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah bahwa

pariwisata harusnya mampu memberi andil besar dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang miskin potensi ekonomi lain selain

potensi alam dan budaya bagi kepentingan pariwisata

c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan keindahan alam kekayaan

budaya dan keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya

yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung sangat kecil sehingga jika dilihat

13

dari aspek keberlanjutan pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam

waktu yang relative lama

d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian

budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan

UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan

Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan

pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah

e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia Pariwisata pada

masa kini telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan

wisata bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya melalui

pemberian waktu libur yang lebih panjang dan skema paid holidays

f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi

tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan juga

memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam

penyediaan barang dan jasa

g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan

akan teknologi tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan teknologi terkini mereka

Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi

lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan

manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak

terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat

Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata internasional

pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar

US$ 623 miliar Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun

2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut diperkirakan jumlah perjalanan wisata

dunia di tahun 2020 akan menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)

Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di beberapa negara di dunia namun

pariwisata juga menyembunyikan beberapa hal yang jarang diungkap dan

dihitung sehingga sangat sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri

pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga seringkali destinasi

14

pada negara berkembang hanya menjadi obyek saja hal lainnya pengembangan

pariwisata memang telah dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada sebuah

destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative dari pembangunan pariwisata dapat

diminimalkan dan pengaruh positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan

pembangunan pariwisata di masa mendatang

232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata

Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu

memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian

tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu

dengan ilmu yang lain

1) Objek Material Ilmu Pariwisata

Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek

material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni

a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri yang meliputi jasa

hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan

pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis

b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving

services) termasuk ke dalam industri ini adalah full-restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan

sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk

kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi

mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan

terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service

stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator

and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain

agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis

e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan

museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada

perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah

raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan

15

pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan

pelayanan pameran dan sejenisnya g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk

kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis

2) Objek Formal Ilmu Pariwisata

Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada

ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu

pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan

wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat

secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diiden-

tifikasi sebagai berikut

(1) Pengembangan Jasa Wisata

Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang

strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah

aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa-jasa yang bersifat intangible lainnya

Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini

mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting

(2) Organisasi Perjalanan

Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas

perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan

berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal

ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip

kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO

2005)

(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata

Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi

masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui

suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata

16

BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN

PERHOTELAN

31 Pengertian Jasa Pariwisata Menurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang

perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai bahan pengambilan keputusan

Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul

berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang

mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global(Theobald 2005)

Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan

pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia

Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika

Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data

yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika

mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005) Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam

multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya

Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja

dan yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental

dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan

kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial

budaya

32 Dimensi Pariwisata 321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi spasial merupakan

definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya

(Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau

tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)

ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations outside the places where they normally live and work and their activities during their stay at these destinationsrdquo

Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan wisatawan selama berada di

destinasi pariwisata sebagai bagian dari pariwisata Definisi pariwisata yang

17

dikemukan oleh World Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan

pada sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak lebih dari satu tahun

berturut-turut ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure business and other purposes not related to the exercise of an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-tourismorg)

Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang dilakukan yaitu

untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan

mencari uang di tempat yang dikunjunginya

Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan

perhitungan statistik pariwisata

a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan

waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)

b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973)

menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk

perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan

wisata

e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk

perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)

Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia didefinisikan

sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal 1 yaitu kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari

keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara

322 Dimensi Industri

Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini

merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada

keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata

Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis

bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya

ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services to

facilitate business pleasure and leisure activities away from the home environmentrdquo

18

Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan pariwisata

sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata

ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the travel experiencerdquo

Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang di dalam Undang-

Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah

323 Dimensi Akademis

Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya

sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain

Pariwisata dari dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang

merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap

lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)

ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo

Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial sebagai faktor

pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal

tempat kerja) dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata

324 Dimensi Sosial Budaya

Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada

1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002)

berikut ini

ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside their normal places of work and residence the activities undertaken during their stay in those destinations and the facilities created to cater to their needsrdquo

Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994 sebagai berikut

ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the economy or industry and a broad system of interacting relationship of

people their needs and services that respond to these needsrdquo

19

2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial budaya seperti

yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai

ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo

Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata sebagai berikut

ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo

3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan oleh MacCannell

(Herbert 1995) berikut ini

ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also

an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo

Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas di Indonesia dikenal dengan

istilah kepariwisataan (UU No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesame

wisatawan pemerintah pemerintah daerah dan pengusaha

33 Definisi Pariwisata di Indonesia Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta

yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti

(2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain

di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan

semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di

tempat yang dikunjungi Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain

manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni

unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di

tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal

kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan

Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha

20

pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata

pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan

barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung

jawab Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa

pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai

dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha

pariwisata digolongkan ke dalam

a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan mendorong tumbuhnya berbagai jenis

usaha jasa pariwisata yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan

Usaha jasa pariwisata terdiri dari

[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang Mengatur menyediakan dan menyelenggarakan

pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata

[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak sebagai perantara di dalam menjual dan

atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan [3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha bersifat komersial yang

mengatur mengkoordinir dan menyediakan tenaga pramuwisata untuk

memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang melakukan perjalanan wisata

[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi satu

pertemuan sekelompok orang (misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan

dengan kepentingan bersama [5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan

baik yang mendatangkan mengirimkan maupun mengembalikannya

serta menentukan tempat waktu dan jenis hiburan [6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran dan nasehat

yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun

secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli

profesional

[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan

b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam merupakan usaha

pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran

wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai obyek dan daya tarik

wisata untuk dijadikan sasaran wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik

21

wisata minat khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam

dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus

c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam

[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh

yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat

[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan

penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai

usaha yang berdiri sendiri [3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari

usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan

angkutan wisata

[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata

tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing

[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk

memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)

34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan

Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan

perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen

strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah

peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya

Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism operations

Marketing and consumer behaviour HR management eTourism eTravel Planning and development Performance and financial management Strategic implications Environmental aspects Government policy Forecasting and prediction Revenue management Impact assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure and culture (httpthrsagepubcom)

Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya

namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada

klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian

pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut

22

341 Jasa Akomodasi Accomodation services)

Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian

bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar

jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi

1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali

2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang

3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu

4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel

5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo

6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt Pelayaran Prima Vista di

Cv Niki Tour Surakarta

342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving

services)

Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini biasanya banyak

dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan Makanan dan

Minuman

1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada

restoran yogya chicken Yogyakarta 2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan

di restoran Enak Bali 3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang

343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)

Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-

perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda

melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-

masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi Wisata

1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po sargede tur dan

travel Yogyakarta

23

2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali

3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali

4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) to Provide Good Service for Tourists Visiting Solo City

5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar

6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki

Tour Solo 7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara

Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur

344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services)

Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan dan biro perjalanan

dapat dilakukan yang berkaitan dengan kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang

dikunjungi dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata

1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Candi

Prambanan

345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)

Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan

tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah

botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Bali Barat

2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah

3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata

Bali

24

346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment

services)

Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi pelayanan golf

course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan Hiburan

1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap Pencitraan Pariwisata

Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di Kabupaten Jembrana

Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi Wisata di Jembrana

Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum

Donokerto Turi Sleman Yogyakarta

5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan Jumlah Wisatawan di

Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa

8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang

10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang

11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata Melalui Video Profile

12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua Tembus di Kabupaten Wonogiri

13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang

14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul 15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo

16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur

17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air

Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak 18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta

19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta

20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan

Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten

347 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services)

Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang ini

1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan

pada Hotel Dhyana Pura Bali 2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan Keuangan Hotel

Dhyana Pura Periode 2000-2011

25

3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel

Quality Solo)

26

BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA

41 Pengertian Penelitian Kata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari

untuk melingkup spektrum arti yang luas yang dapat membuat bingung

mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang

satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus

dibuang dan diganti konsep yang benar

Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997

Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara

untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ―bertanya

pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan

Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan

data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset

sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari

Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian

yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data)

27

dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati

atau menjadi perhatian kita Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi

sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia

Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan

konsep yang salah Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy

(Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban

terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual

Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik

(1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan

(3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik

(4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola

(5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau hipotesis penelitian yang spesifik

(6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya

untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian

(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas

Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ―salah tentang

penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian sebagai berikut

a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)

Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian

untuk ―meneliti ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan

untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya

canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan

sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian

Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan

―penelitian di perpustakaan Salah seorang siswa mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada

ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian

Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills

b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke

tempat lain

Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah tugas ―penelitian tentang teknik-teknik pembangunan bangunan tinggi di Denpasar

Ia telah berhasil mengumpulkan banyak artikel dari suatu majalah konstruksi

28

bangunan dan secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan

disertai teknik acuan yang benar Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan menyusun makalah

penelitian Sebenarnya yang ia lakukan hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang

benar Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya kurang satu hal

yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan indikasi bahwa faktor x dan y sangat

mempengaruhi cara pembangunan bangunan tinggi di Denpasar Dengan

demikian ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta sehingga ia

mampu membuat interpretasi terhadap informasidatafakta yang terkumpul tersebut

c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi

Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan empat buah

kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir

bahwa ia harus melakukan ―penelitian Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten-kabupaten yang ada di

wilayah tersebut Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria

yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil

―penelitiannya ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut

hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian

d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian

Kata ―penelitian sering dipakai oleh surat kabar majalah populer dan iklan untuk menarik perhatian ―mendramatisir Misalnya berita di surat kabar

tertulis ―Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam yang ingin

merongronglsquo kekuasaan Presiden Misal yang lain berita ―Semua anggota DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsus Misalnya lain

lagi ―Produk ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun padahal hanya dirubah sedikit formulanya dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan

42 Macam Tujuan Penelitian Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-

pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian

tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula

tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka kita perlu membatasi upaya kita dengan cara

membatasi tujuan penelitian

Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi

(prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)

29

a) Eksplorasi

Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka

kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang

mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ―Apakah X adaterjadi

Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak

Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita

mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti

memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan

dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih

mendalam

Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil

penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu

terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu yang telah terbuka tersebut

b) Deskripsi

Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih

rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya

ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian

yang lebih tegas tentang bagian depan kelas Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata

pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian

pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan

perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan

suatu fenomena dari masa ke masa

c) Prediksi Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang

memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan

mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari-hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal

tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara

skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)

d) Eksplanasi

Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat di antara dua

fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah

suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau

30

menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang

saling bersaing Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan

misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya

dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat

tersebut terjadi

e) Aksi

Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak

sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi

Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan

Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu

mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari

temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas

43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul

penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan

metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak

mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan

yang tak terbatas Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman

yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan

melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci

Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi

bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai

Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk

mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan

Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan

menjadi lima jenis penelitian yaitu

31

1) Biografi

Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip

A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment yaitu

pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup

seseorang Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi

dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti

tahap perjalanan hidup dan pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis

atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan pekerjaan

(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode (3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis

(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari kisah tersebut

(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya ideologi dan konteks

sejarah kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup

individu (6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi

yang berfokus pada proses dalam hidup individu teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut

2) Fenomenologi

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna

konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi

pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang

dikaji

A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell 1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the structures of consciousness in human experiences

Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi menunda semua

penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu

Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche

menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden

Sedangkan teknik analisis data jenis Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran

menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan

32

(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir

mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data

(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan

pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun

pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur

pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami

penyimpangan) (4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu

ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi (5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari

fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang

terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan

bagaimana fenomena itu terjadi) (6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi

dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut

(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis

3) Grounded theory

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu

pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan

dengan situasi tertentu

The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular situation This situation could be one in which individuals interact take actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell 1998)

Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak atau terlibat

dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang

berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik

analisis data jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode

(3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari

(4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa menyelidiki

kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut

(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding

(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan

suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa

33

4) Etnografi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem

kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil

dari sebuah penelitian An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways of life (Harris 1968)

Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat

dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna dari

setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok Sedangkan teknik

analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file

(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti

(4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau uraian

5) Studi kasus

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah

dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi

Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-depth data collection involving multiple sources of information rich in context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995) while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the case being studied ndash a program an event an activity or individuals

Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau individu Sedangkan teknik analisis

data jenis Studi Kasus dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir informasi (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode

(3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa

kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan

generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk

penerapannya pada kasus yang lain (6) Menyajikan secara naratif

34

44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi

Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu

negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh

Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena

delapan alasan utama seperti berikut ini (1)Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu

kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-

nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi

(5)Penghasil devisa (6)Pemicu perdagangan international (7)Pemicu

pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal

dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu

destinasi Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan

manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman

pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang

telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja

penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni souvenir seperti digambarkan pada gambar

di bawah ini

Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha

pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)

Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi industri

terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih konkret bagi kesejahteraan manusia

WISATAWAN

Jasa Transportasi Hotel

Penginapan

Restoran Bar

Cafe

Obyek Atraksi

Wisata

Jasa Hiburan

Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis

Pakai

Asuransi Perumahan

JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung

35

dapat dilihat dari implikasi-implikasi pergerakan wisatawan seperti

meningkatnya kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia

Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan ekonomi yang lebih cocok di

pelajari dan dianalisis dengan pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai sebuah

industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)

442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata

Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis

pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi

identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat

analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen

Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan

menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal

dan simultan dan model-model makro regional yaitu model Input-Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Accounting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagainya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah

Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan kuantatif

Sumber Hara (2008)

36

[1] Input-Output Analysis

Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak

pariwisata Input-output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan

menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh

terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya

[2] Social Accounting Matrix Model

West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan

dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya

mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya

Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O

namun sebenarnya tidak sesederhana itu

Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan

model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas

tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi

[3] Tourism Satellite Account

Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua

variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti

penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya

Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian

Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap

variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata

dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur

peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional

[4] Social cost-benefit analysis

Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel

sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk

mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari

multiplier efeknya saja

37

Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

No Kualitatif Kuantitatif

1 Data kualitatif (non

numeric)

Data Kuantitatif (numeric)

2 Penelusuran Latar

alamiah

Latar artifisial (khususnya

penelitian eksperimentasi)

3 Fokus pada Makna-makna

Fokus pada Perilaku

5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)

Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)

6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik

7 Idealisme Realisme

8 Induksi analitik Induksi enumeratif

9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi

Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua

metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai

berikut

[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda

caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan

proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis

[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan

metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif

[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan

data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data

yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya

maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi

[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah

asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian

443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif

Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi

berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau

informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau

informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif

38

Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori

untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami

fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan

yang diteliti Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua

jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya

Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Kuantitatif Kualitatif

Validitas Kredibelitas

Reliabilitas Dependabilitas

Objektivitas Konformabilitas

Generalabilitas Transferabilitas

Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi syarat validitas reliabilitas objektivitas dan generalabilitas maka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan

transferabilitas Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami

perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil

kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi

atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya

penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan

mengajukan pertanyaan baru

Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam

satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model

analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya

39

BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN

PENELITIAN

Setelah peneliti menentukan bidang penelitian yang diminatinya kegiatan

berikutnya adalah menemukan permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan

lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian tidak perlu

dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan juga dinyatakan oleh ungkapan ―Berhasilnya perumusan permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan

penelitian Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam Buckley et al 1976 14)

dengan pernyataan ―Kriteria terbaik untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu

tersebut masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah mati Permasalahan

yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan ke dalam suatu pernyataan

atau problem statement

51 Penemuan Permasalahan Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh

survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam

bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan

Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang

memakan waktu cukup lama sehingga buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu

Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya

banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-

majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke

perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan

dalam usulan penelitian Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta

dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan

permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan

ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan

dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara

menemukannya Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et

al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang

menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan

40

tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara

informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian

berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan

perumusan permasalahan

52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka

menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini

1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya

menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai

arah untuk menemukan permasalahan

2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang

diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan

dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural

3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang

tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan

ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal

penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam

perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi

yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda

4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang

merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang sudah ada 5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan

membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi 6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan

kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau

kompleks 7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu

pemasalahan ke dalam komponen-komponennya 8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi

peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah

yang lebih rumit dan kompleks

53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan

permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara konjektur atau

naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau

41

latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat

diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al

(197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan

2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan yang dapat diamati Misalnya

fenomena pemakaian komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola dasar

pendayagunaan komputer dalam proses perancangan arsitektural

3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi

Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi

4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman kegagalan akan mendorong dicetuskannya

permasalahan untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut Pengalaman

keberhasilan juga akan mendorong studi perumusan sebab-sebab keberhasilan

42

BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN

PENELITIAN

Skala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan untuk

mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol atau angka dari sebuah variabel yang diukur

Pengukuran hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan seperti

minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional terhadap variabel yang

diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam

dalam model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011 48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat kategori yaitu

skala nominal skala ordinal skala interval dan skala rasio

Gambar 61 Contoh inform concern

Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian yang sedang dilakukan sangat memerluan

bantuan para responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan kinerja sebuah

pelayanan jasa khususnya pariwisata

43

61 Skala Nominal Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang

ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini

hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal

yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal

pada uji statistika bisa untuk mencari modus dan distribusi frekuensi saja

Would you like to help us

you can fill it out online below

Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal

62 Skala Ordinal Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek

sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi)

variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal

Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat

tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah

sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat

mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama

Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan

skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non

parametrik seperti rank order correlation

44

Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal

63 Skala Interval Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan

dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk

mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama

Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada

skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran

Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval

64 Skala Rasio Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat

yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil

pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding skala-skala

dibawahnya)

45

[1] How long have you been on holiday in Bali

[2] How much money have you spent during your vacation in Bali

[3] How much money have you spent on renting a hotel room

Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval

Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian

pariwisata antara lain adalah

[1] Skala likert

Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai

suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain

Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert

[2] Semantic defferensial

Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan

oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya

bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ―sangat positifnyardquo terletak di bagian

kanan garis dan jawaban yang ―sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya

46

How do you think about the guide service today friendly 5 4 3 2 1 unfriendly

patient 5 4 3 2 1 impatient knowledgeable 5 4 3 2 1 less

knowledgeable helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness

competent 5 4 3 2 1 less competent

Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial

Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden

terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi

responden terhadap Tour Guide sangat negatif

65 Validitas Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel

nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu

[1] Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang

mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain

tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan

dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata

[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity) Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan

dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam

validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan

pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik

[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)

Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai

kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan

pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik

untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik

47

Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas

66 Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil

skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan

berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar

pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah

reliabel secara statistik

Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas

48

BAB VII TEKNIK SAMPLING

71 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama

dari obyek yang merupakan sumber data (Sukadarrumidi 200650) Sampel

diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari

populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari

1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan

sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang

memenuhi sasaran

Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan

persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih

baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah

1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel

a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan

oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama

b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian

sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota populasinya c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan

dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh

anggota populasi

2) Tujuan pengambilan sampel

a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak

b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis

c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga

peneliti

3) Tahapan menentukan sampel

Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel

yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah

a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian menentukan sampelnya

b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi teoritis dengan

cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi

49

Keuntungan penggunaan sampling

a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek

c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit

Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi karena

a) adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti

c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit

72 Cara Pengambilan Sampel Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random

sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)

Gambar 71 Teknik Sampling

1) Probability Samples

Probability Samples adalah teknik sampling yang memberikan

kemungkinan yang sama paa setiap individu untuk dipilih sebagai sampel

a) Simple Random

Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa

penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya

b) Systematic Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar

nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan

hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama

50

telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain

yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil

persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan

besarnya sampel yang diambil pada masing-masing kelompok tersebut

c) Stratified

Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi-bagi menjadi sub-sub

populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil

Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif

homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas

hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang

diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)

Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui penghasilannya sebagai berikut

I = 40 berpenghasilan rendah

II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi

Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka pembagiannya untuk strata

I = sebanyak 40 X 100 orang = 40 orang II = sebanyak 50 X 100 orang = 50 orang

III = sebanyak 10 X 100 orang = 10 orang

d) Cluster

Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan

mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan

kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada

Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui

bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian

ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah

300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota

sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu

untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak

diketahui pengambilan sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling

51

2) Non Probability

Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya

individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir

jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak

memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen

a) Judgement Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau

pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-

subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa

melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai

generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya

ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak

dimiliki populasi dalam keseluruhannya

b) Quota

Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang

akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden

terserah kepada team pengumpul data Misalnya

Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai

berikut 10 orang warganegara Inggris

15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang

c) Chunk

Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di

jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili

siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan

73 Penentuan Jumlah Sampel

1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui) Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel

adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi

populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat

mengakibatkan pemborosan biaya penelitian

52

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel

adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut

dimana n jumlah sampel

N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase

Semakin kecil toleransi kesalahan maka semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya penelitian dengan batas kesalahan 5

berarti memiliki tingkat akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10

memiliki tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan

Contoh

Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila

batas toleransi kesalahan 5

Dengan menggunakan rumus Slovin

n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan

2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak diketahui) Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden penelitian dapat

ditentukan dengan merujuk pada persyaratan jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200

sampel Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum likehood) atau

GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya dengan analisis faktor

besarnya jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator

penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)

53

BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS

PENELITIAN

81 Teknik Analisis Data Teknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis

Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data Kuantitatif

1) Teknik analisis data kualitatif

a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola

kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan

pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)

b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan

sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu

(Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori

dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data

d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan

lapangan

e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan

membeku atau malah menjadi kadaluarsa f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian

dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan

guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan

2) Teknik analisis data kuantitatif

a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen

resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan-satuan

dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan

beberapa metode tertentu b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam

beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis

data

(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat

kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang

disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat

dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan

54

editing yang cermat dan hati-hati diharapkn data yang berhasil

dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali

berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkn

dalam penarikan sampel Nama dan kelengkapan identitas pengisi

Kelengkapan isi jawaban Kejelasan makna jawaban dan relevansi jawabannya

Konsistensi jawaban satu sama lainnya

Kekeliruan pekerja lapangan di dalam menjelaskn kuesioner kepada responden

Tingkat kekeliruan di dalam memilih responden dan kepalsuan isi jawaban

Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data Sumber Antara 2010

Teknik Analisis

Data

Teknik Analisis Data KUALITATIF

Teknik Analisis Data KUANTITATIF

Statistik Inferensia

Induktif

Statistik Deskriptif

Rata-rata Hitung

Median dan Modus

Varian dan Standard Deviasi

lainnya

Parametrik

Tabel (Silang Frekuensi) Grafik

Diagram Batang dan Diagram Lingkaran

dan lainnya

Non Parametrik

Analisis SWOT

P H A

Deskriptif Kualitatif (Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan

atau Menafsirkan)

Ekonometrika 1 Model Simultan 2 Model Sederhana

Model Optimasi (Operation Research) 1 Linear Program 2 Non Linear Programming 3 Integer Programming 4 Gooal Programmning 5 Dynamic Programming 6 Network CPM dan PERT 7 Teori Antrean 8 Teori Pengambilan Keputusan 9 Teori Permainan 10 Simulasi

Model Makro Regional 1 Model Input-Output Leontief

Regional dan Interregional 2 Model SAM Regional dan

Interregional CGE 3 Location Quotion (LQ) 4 Teori Basis Export

Policy Analysis Matrix (PAM)

Uji-t Uji Z

Regresi Sederhana dan Ganda

Uji Korelasi

One dan Two Way Anova

Multivariat Cluster DIscriminant dan Factor Analysis

Priciple Component Analysis Path analysis

SEM

Sign Test

Chisquare Wilcoxon Test

Cochran Test

Korelasi Rank

55

(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda

tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka (3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing

kategori (4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel-tabel untuk setiap

variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam

bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross

tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan

(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik

inferensia (parametrik atau non paramterik) (6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti

terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan

mengkaitkannya dengan temuan-temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru

sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)

Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu (1) statistik

deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik

inferensiainduktif Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu

statistik non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema Teknik Analisis Data)

82 Statistik Deskriptif [1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi

[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya

[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia

[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang

berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat

kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia

83 Statistik Inferensia

(Statistik InduktifStatistik Probabilitas)

a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok

digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random

56

b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang

diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahankeberanan dinyatakan dalam

persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf

signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi

Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non Parametrik

Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik

1 Parameter populasi menyebar normal

1 Parameter populasi mengabaikan sebaran

2 Data berasal dari nilai-nilai

pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau

paling tidak dalam skala interval

2 Data berasal dari nilai-nilai yang

tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordinal

(order=tingkatan=skala)

3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat

dijumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi

3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan

cara menskor atau kategori

4 memusatkan perhatian

pada perbedaan nilai tengah (mean)

4 Memusatkan perhatian pada

perbedaan median

5 Sampel atau cuplikan relatif

besar agar cenderung

menyebar normal (gt 30 unit)

5 Dapat digunakan dalam sampel

(cuplikan) kecil (lt 30 unit)

57

BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF

KUALITATIF UNTUK PARIWISATA

91 Analisis S-W-O-T Umumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang

berorientasi pada pemaknaan terhadap suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini

adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk

mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif

sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif

identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan

pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam

yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada

pada masyarakat di tempat penelitian Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan

pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal

untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan

oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif

adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data

dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya

oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan

membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan

pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan

adanya teori baru yang barangkali ditemukan Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan

untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu

objek

Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT

58

mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan

kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga

hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan

Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT

Tahapan yang dimaksud adalah

[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)

[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata) [3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)

[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)

Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan strategi alternatif (Alternative

Strategy) melalui matriks SWOT sebagai berikut

92 Analisis Matriks I-F-A-S Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan

analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan

tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)

[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan

kelemahan (weaknesses) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat

metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot

sama dengan satu [3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing

faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating)

mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk

menentukan nilai skornya [5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang

dinilai Jika nilainya di bawah 15 menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di

atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat [6]

Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy) Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai

(bobot x rating)

Kekuatan

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

59

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)

Kelemahan

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

93 Analisis Matriks EFAS Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan

ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor-faktor strategis eksternal

(External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini

[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan

ancaman (threat) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat

metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu

[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing

faktor peluang dan ancaman yang memiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3 (cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya

[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal

perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di

atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar

Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)

Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai

(bobot x rating)

Peluang

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

Ancaman

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip

4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan sel seperti gambar di

bawah

60

Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X TOTAL NILAI IFAS

T

O

T A

L

N

I

L A

I

E F

A

S

4 3 2 1

3

I

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi vertical)

II

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi horizontal)

III

Pertahankan dan

pelihara

(pertumbuhan berputar)

2

IV

Tumbuh dan bina

V

Pertahankan dan

pelihara (strategi tidak berubah)

VI

Panen atau divestasi

(kawasan terikat atau jual habis

kewaspadaan)

1 VII

Pertahankan dan

pelihara (diversifikasi

konsentrasi)

VIII

Panen atau

divestasi (diversifikasi

kongklomerasi)

IX

Panen atau divestasi

(likuidasi)

Sumber Rangkuti 2001

Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT sebagai berikut

[1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan ancaman di sel

masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan peluang-

peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)

[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO

(Weakneses Opportunities)

[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)

[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelamahan dan

ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi WT

(Weakneses Threaths) [6]

Tabel 94 Matriks SWOT

IFAS

EFAS

Kekuatan (S) Tentukan factor kekuatan

Internal

Kelemahan (W) Tentukan factor

kelemahan Internal

Peluang (O) Tentukan factor

Peluang Eksternal

Strategi SO Ciptakan Strategi yang

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

Strategi OW Ciptakan Strategi yang

meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Ancaman (T) Tentukan factor

ancaman Eksternal

Strategi ST Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi TW Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman

Diadopsi dari Rangkuti 2001

61

Penjelasan

a) Strategi SO (Strengths Opportunities)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya

b) Strategi ST (Strengths Threaths)

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek

untuk mengatasi ancaman

c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

d) Strategi WT (Weaknesses Threaths)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman

94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning Matrix)

Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan

Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa

alternatif strategi yang telah dipilih

QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif

(relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk

diimplementasikan (Umar 1999)

Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut

[1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan di sebelah kiri

QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks [2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama

dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I [3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi

yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE

[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara

meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 =

sangat menarik [5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight

dengan Attractives Score pada masing-maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi

[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing-maisng kolom

QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang

menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir

62

Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)

Faktor Utama Weight Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Faktor Internal

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Total

Sumber Umar 2002

AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score

Penggunaan Analisis SWOT Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu

Mutiara Kabupaten Jembrana Bali

1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan Indikator-

indikator Internal

No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan

1 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 Kekuatan

2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan

3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan

4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan

5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan

6 Harga minuman 500 290 Kekuatan

7 Kemudahan dalam mencapai lokasi 477 235 Kelemahan

8

Kejelasan jalur rute yang

dilalui menuju objek wisata 512 230 Kelemahan

9

Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur

Pamfletdan lainnya) 512 260 Kekuatan

10

Penyampaian informasi melalui

website 555 270 Kekuatan

11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan) 395 250 Kelemahan

12

Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam berbagai bahasa 543 235 Kelemahan

13

Program pendidikan dan

pelatihan bagi petugas 445 175 Kelemahan

14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan

63

No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan

15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan

16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet ) 550 310 Kekuatan

17

Sarana dan prasarana yang

memadai ( tempat parkir ) 560 355 Kekuatan

18 Rute perjalanan pengunjung didalam taman kupu-kupu 463 155 Kelemahan

19

Proses penyambutan

kedatangan wisatawan 495 250 Kelemahan

20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan

TOTAL 100

2 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman Indikator-indikator

Eksternal

No Indikator Eksternal Bobot () Rating Keterangan

1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang

2 Sumber daya manusia yang professional 798 270

Peluang

3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang

4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang

5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang

6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang

7 Kebijakan pemerintah di bidang

pariwisata 618 245 Ancaman

8 Bantuan dan dukungan

pemerintah 607 205 Ancaman

9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman

10 Pengawasan masyarakat

terhadap objek wisata 670 260 Peluang

11 Kondisi ekonomi regional dan nasional 641 265

Peluang

12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman

13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang

14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang

TOTAL 100

3 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS Matrix)

Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor

Kekuatan (strenghts)

1 Sarana dan prasarana yang

memadai ( tempat parkir )

560 355 020

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 022

3 Fasilitas pendukung yang tersedia 550 310 017

64

Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor

( toilet )

4 Kondisi lanskap (landscape) 591 305 018

5 Keunikan penangkaran 661 305 020

6 Pelayanan yang diberikan 520 300 016

7 Harga tiket masuk 596 290 017

8 Harga minuman 500 290 015

9 Penyampaian informasi melalui

website

555 270 015

10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur)

512 260 013

Kelemahan (weakness)

1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)

395 250 010

2 Proses penyambutan kedatangan

wisatawan

495 250 012

3 Harga marchendise 413 240 010

4 Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam berbagai bahasa

543 235 013

5 Kemudahan dalam mencapai lokasi

477 235 011

6 Kejelasan jalur rute yang dilalui

menuju objek wisata

512 230 012

7 Penampilan petugas 244 175 004

8 Program pendidikan dan pelatihan

bagi petugas

445 175 008

9 Keramahtamahan petugas 280 175 005

10 Rute perjalanan pengunjung

didalam taman kupu-kupu

463 155 007

Total 100 265

Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-

rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk

masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari

indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah

265

65

4 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor strategis eksternal Bobot () Rating Skor

Peluang (opportunities)

1 Keanekaragaman pengunjung 785 345 027

2 Lokasi objek wisata 817 335 027

3 Motivasi pengunjung 745 330 025

4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 025

5 Keamanan pengunjung 772 325 025

6 Pemandangan alam sekitar 727 315 023

7 Sumber daya manusia yang

profesional

798 270 022

8 Penerapan teknologi informasi 775 265 021

9 Kondisi ekonomi regional dan

nasional

641 265 017

10 Pengawasan masyarakat terhadap

objek wisata

670 260 017

Ancaman (threats)

1 Kondisi ekonomi global 631 250 016

2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata

618 245 015

3 Peran serta masyarakat 648 205 013

4 Bantuan dan dukungan pemerintah

607 205 012

Total 100 285

Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata

pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil

rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-

indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil

skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285

5 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini

Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X Total nilai ifas

T

O

T A

L

N

I

L A

I

4 3 (285) 2 1

3

I

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi vertical)

II

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi horizontal)

III

Pertahankan dan

pelihara

(pertumbuhan

berputar)

(265)

2

IV

Tumbuh dan bina

V

Pertahankan dan

pelihara (strategi tidak berubah)

VI

Panen atau divestasi

(kawasan terikat atau jual habis

kewaspadaan)

1 VII VIII IX

66

E F

A

S

Pertahankan dan pelihara (diversifikasi

konsentrasi)

Panen atau divestasi (diversifikasi

kongklomerasi)

Panen atau divestasi (likuidasi)

6 Matrik SWOT

Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-

kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan

eksternal dengan menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi pengembangan

Matrik SWOT

IFAS

EFAS

STRENGHTS (S)

1 Sarana dan prasarana yang

memadai (tempat parkir)

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu

3 Fasilitas pendukung yang tersedia (toilet)

4 Kondisi lanskap

(landscape) 5 Keunikan

penangkaran 6 Pelayanan yang

diberikan 7 Harga tiket masuk

8 Harga minuman

9 Penyampaian informasi melalui

website 10 Penyampaian

informasi melalui mass media cetak

(broshur)

WEAKNESESS (W)

1 Penyampaian informasi melalui mass media

audio visual (iklan) 2 Proses penyambutan

kedatangan wisatawan 3 Keterjangkauan harga

merchandise 4 Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam

berbagai bahasa 5 Kemudahan dalam

mencapai lokasi 6 Kejelasan jalurrute

yang dilalui menuju objek wisata

7 Penampilan petugas 8 Program pendidikan

dan pelatihan bagi

petugas 9 Keramahtamahan

petugas 10 Rute perjalanan

pengunjung didalam taman kupu-kupu

OPPORTUNITIES (O)

1 Keanekaragaman pengunjung

2 Lokasi objek wisata

3 Motivasi pengunjung

4 Keamanan lokasi

objek wisata 5 Keamanan

pengunjung 6 Pemandangan

STRATEGI SO

Bekerjasama

dengan masyarakat dalam

mengawasi objek wisata Taman

Kupu-kupu

Meningkatkan

keamanan baik

keamanan

pengunjung maupun

STRATEGI WO

Meningkatkan

kualitas sumber daya manusia

dibidang pariwisata

67

alam sekitar 7 Sumber daya

manusia yang professional

8 Penerapan teknologi

informasi 9 Kondisi ekonomi

regional dan

nasional 10 Pengawasan

masyarakat terhadap objek

wisata

keamanan lokasi objek wisata

Membangun

penangkaran kupu-kupu

dilokasi lain

THREATS (T) 1 Kondisi ekonomi

global

2 Kebijakan pemerntah

dibidang pariwisata

3 Peran serta masyarakat

4 Bantuan dan dukungan

pemerinah

STRATEGI ST

Memberikan

perbedaan harga

tiket masuk

Pemberdayaan

masyarakat

STRATEGI WT

Promosi dan publikasi

secara besar-besaran

dan dilakukan dengan

gencar

Meningkatkan jenis

pelayanan yang

ditawarkan

Meningkatkan peran

serta pemerintah

68

BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT

ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA

101 Logika Kerja SPC Gambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi

operasi dan sistem penyampaian jasa dalam suatu perusahaan dengan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut

Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)

Sumber Hesket (1994)

James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan yang baik pada pelanggan

dalam pendapatnya tentang rantai keuntungan pelayanan Sehubungan dengan

kepuasan pelanggan dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan

karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan

keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang

diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan

Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya

operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik

terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan

Internal

Service

Quality

Fasilitas

Kerja

Motivasi

Material dan

Non Material

Employee

Satisfaction

(Kepuasan

Karyawan

Hotel)

External

Service

Values

(Kualitas

Pelayanan

Karyawan

Hotel)

Customer

Satisfaction

(Kepuasan

Wisatawan)

Customer

Loyalty

(Loyalitas

Wisatawan)

Revenue Growth

(Pendapatan)

Profitability (Keuntungan)

69

kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan

pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada the next process (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian

Anda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baik

Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih lama (employee retention) dan

juga meningkatkan produktivitas kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas

pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan Pelanggan yang

puas akan cenderung bersikap loyal dan pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang diberkan oleh pelanggan

Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan)

dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan

dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan

Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak

karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ―The Service-Profit-Chain

tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara

umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan

Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan

disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka

Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja

Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan

eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan

kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut

102 Kualitas layanan internal (internal service quality) Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu

hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan konsumen (Gronroos 1990)

kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan

konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan

mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya

Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen

industri jasa tersebut

70

Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan

bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi

keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ―A Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for example Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung

dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar

departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam

bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara

empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)

Senada dengan pernyataan di atas OlsquoConnor (2001) dalam artikelnya

Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ―people behave as they are measured and drive action as they are rewarded yang berarti

orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa setiap

individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan

kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan

mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang

berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang

kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)

103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan

kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan

yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu

perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)

Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang

profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi

untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai

Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan

profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan dapat menjadi

kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan

71

104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak

otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas

serta aspek-aspek lainnya Banyak terjadi karyawan ditekan untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan

peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak

kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan

kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya

Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah

pasti berasal dari para karyawan yang betah bekerja di perusahaan tidak

hanya betah tetapi juga bergerak dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak

terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada

perusahaan

105 Nilai layanan eksternal (external service value) Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang

dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama service delivery

Possitive Value inilah yang merupakan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan

(perception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka

yang bermuara kepada puastidaknya mereka

106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis

bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu

usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat

meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)

107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan

dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak

perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang

pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya

Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang

dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari

produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan

menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut

(word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari

72

komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini

bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan

mengatakan hal-hal yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap

perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika

ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai

faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan

faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial

108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi

1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara

signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin

secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada

pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan

Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari

produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi

perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik

109 Profitabilitas (Profitability) Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat

aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan

terhadap total keuntungan perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang

menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan

sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya

mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan

1010 Hipotesis SPC [1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan

[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan

[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal [4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan

[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan [6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan

[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas [8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan

internal

[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal

73

Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan

(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee Satisfaction

(H1)

Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan

Employee Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini

berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada

kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)

Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan

Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti

semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)

Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti

semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

1000 790

790 1000

000

000

81 81

81 81

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

EmployeeSatisfaction

InternalServiceQuality

Corre lations

1000 783

783 1000

000

000

81 81

81 81

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

EmployeeLoyalty

EmployeeSatisfaction

Corre lations

1000 815

815 1000

000

000

59 59

59 59

External Service Value

Employee Loyalty

External Service Value

Employee Loyalty

External Service Value

Employee Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

ExternalService Value

EmployeeLoyalty

74

(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)

Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini

berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada

Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi

ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)

Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan

Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara

Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada

Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth (H6)

Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali

maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability (H7)

Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan

Profitability terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali

maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada

Correlations

1000 760

760 1000

000

000

59 59

59 59

Customer Satisfac tion

External Service Value

Customer Satisfac tion

External Service Value

Customer Satisfac tion

External Service Value

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

CustomerSatisfaction

ExternalService Value

Corre lations

1000 622

622 1000

000

000

59 59

59 59

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

CustomerLoyalty

CustomerSatisfaction

Correlations

1000 935

935 1000

000

000

59 59

59 59

Revenue Growth

Customer Loyalty

Revenue Growth

Customer Loyalty

Revenue Growth

Customer Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

RevenueGrowth

CustomerLoyalty

75

Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini

significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)

Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti

meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)

Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti

meningkatnya Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant

(disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

1000 875

875 1000

000

000

59 59

59 59

Profitability

Customer Loyalty

Profitability

Customer Loyalty

Profitability

Customer Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

ProfitabilityCustomer

Loyalty

Correlations

1000 457

457 1000

000

000

81 81

81 81

Internal Service Quality

Revenue Growth

Internal Service Quality

Revenue Growth

Internal Service Quality

Revenue Growth

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

InternalServiceQuality

RevenueGrowth

Corre lations

1000 634

634 1000

000

000

81 81

81 81

Internal Service Quality

Profitability

Internal Service Quality

Profitability

Internal Service Quality

Profitability

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

InternalServiceQuality Profitability

76

BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN

PARIWISATA

111 Filosofis Analisis Faktor Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) ―Analisis faktor adalah

alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum

dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas

Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami

oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban

responden lain

Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap

skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ―Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan

skor total adalah 03 (r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid

Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas

Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang

Santoso dan Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ―Cara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar

antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebut

Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-

pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala

likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat

Merpati Nusantara Airlines Denpasar Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ―Setelah data valid

dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis

faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor)

112 Tahapan Analisis Faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor

yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut

(1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada

semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity

77

pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan

Anti Image Matrices (2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk

memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain

(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil

(nilai eigen value di atas) (4) Uji keakuratan model

Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya Ekakarya Bedugul

Bali

(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang

ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan

penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas

apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket

tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut

Hasil Pengujian Validitas

Variabel Koefisien

Korelasi

Tingkat

Signifikan

Keterangan

Q1 0403 0000 Valid

Q2 0541 0000 Valid

Q3 0501 0000 Valid

Q4 0441 0000 Valid

Q5 0561 0000 Valid

Q6 0528 0000 Valid

Q7 0622 0000 Valid

Q8 0620 0000 Valid

Q9 0608 0000 Valid

Q10 0529 0000 Valid

Q11 0437 0000 Valid

Q12 0506 0000 Valid

Q13 0618 0000 Valid

Q14 0564 0000 Valid

Q15 0623 0000 Valid

Q16 0579 0000 Valid

Q17 0559 0000 Valid

Q18 0581 0000 Valid

Q19 0655 0000 Valid

Q20 0561 0000 Valid

78

Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa tingkat validitas

untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket

yang dibuat sudah valid

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin

besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang

dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah

060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha

cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable

(2) Analisis Faktor

a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai

variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke

Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang

b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi

dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar

variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan

nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor

Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran

nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah

Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara

membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan

koefisein korelasi parsialnya Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian

analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika

harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti

kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak

dapat diterima

Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706

Bartletts Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548

df 190

Sig 000

79

Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran

nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang

sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang

menengah

Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi

adalah sebagai berikut

Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa

kesalahan oleh variabel yang lainnya

Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut

masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut

Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0)

maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya

Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Variabel Nilai MSA Variabel Nilai MSA

Anti-image Correlation

Q1 069

Anti-image Correlation

Q11 073

Q2 081 Q12 072

Q3 072 Q13 081

Q4 070 Q14 062

Q5 068 Q15 069

Q6 065 Q16 073

Q7 068 Q17 065

Q8 069 Q18 065

Q9 082 Q19 069

Q10 084 Q20 066

Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05)

dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor

tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05

c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor

Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu

melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk

maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan

dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada Tabel 94

Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor

yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari

80

variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk

Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat

hubungannya dengan faktor yang terbentuk Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan

dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi

setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang

bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan

eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam

menghitung jumlah faktor yang terbentuk

Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan

Metode Principal Component Analysis Variabel Kode Initial Extraction

Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996

Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934

Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773

Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972

Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596

Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593

Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841

Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808

Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567

Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232

KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826

Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828

Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259

Harga Cinderamata Q14 1000 0936124

Keindahan Alam Q15 1000 0946298

Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144

Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503

Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213

Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454

Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878

Extraction Method Principal Component Analysis

Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar dari 10 Kelima faktor tersebut

menjelaskan (819442) total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan

untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali

Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu

Component Initial Eigenvalues

Total of Variance Cumulative

1 6218104 3109052 3109052

2 3486107 1743054 4852106

3 3054687 1527343 6379449

4 2081223 1040612 7420061

5 1548718 774359 819442

Extraction Method Principal Component Analysis

81

d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor

Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling

optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam penelitian ini pada lima faktor

yang terbentuk melalui rotasi faktor Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang

lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini

rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang

menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses

penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam

tabelberikut

Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi

Component

1 2 3 4 5

Q1 024 853 165 -081 080

Q2 061 924 124 201 050

Q3 041 952 149 129 -004

Q4 083 915 061 000 074

Q5 891 069 089 -005 035

Q6 806 007 164 -008 037

Q7 934 056 119 077 036

Q8 922 044 141 083 031

Q9 873 052 130 082 075

Q10 147 -049 052 827 178

Q11 -086 033 091 713 219

Q12 -052 171 007 801 250

Q13 213 075 149 862 044

Q14 076 041 088 215 935

Q15 049 055 129 359 892

Q16 074 101 130 162 933

Q17 149 096 892 008 095

Q18 082 089 877 143 111

Q19 173 227 848 111 108

Q20 211 103 793 056 040

Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax

with Kaiser Normalization

a Rotation converged in 5 iterations

Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96

82

terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa

dimasukkan sebagai komponen faktor

e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor

Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk

berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali

Nama Faktor Kode Nama Variabel Factor Loading

Explained Variance

Faktor 1

(Fasilitas)

Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891

31 Q6 Fasilitas Rekreasi 806

Q7 Fasilitas Bermain 934

Q8 Ketersediaan Cinderamata 922

Q9 Ketersediaan Informasi 873

Faktor 2

(Kemudahan menuju Lokasi)

Q1 Jarak Menuju Lokasi 853

17

Q2 Waktu tempuh Menuju

lokasi 924

Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952

Q4 Lingkungan Kebun Raya 915

Faktor 3

(Keunikan dan

Pelayanan)

Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892

15

Q18 Keamanan di areal Kebun 877

Q19 Kecepatan Pelayanan Informasi

848

Q20 Pelayanan Tiket masuk 793

Faktor 4 (Harga)

Q10 Kapasitas Parkir 827

10 Q11 KetersediaanTempat Sampah 713

Q12 Harga Tiket Masuk 801

Q13 Harga Sewa fasilitas 862

Faktor 5 (Keindahan

dan Kelangkaan

Tanaman)

Q14 Harga Cinderamata 935

77 Q15 Keindahan Alam 892

Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933

Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun

Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut

1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap

wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini

terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan

factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan

Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873

2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue

83

3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini

terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan

factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915

3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan

Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan

eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15

Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya

dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793

4) Faktor keempat adalah faktor Harga

Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup

terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10

Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor

loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862

5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan Tanaman

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terkecil terhadap

wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini

terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892

dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933

f) Uji Ketepatan Model

Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi

yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi

berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31

residual dengan signifikansi 005

ldquoResiduals are computed between observed and reproduced correlations There are 31 (160) nonredundant residuals with absolute values greater than 005rdquo

Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005

84

BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS

121 Filososfi MDS Mutidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu

obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara

obyek dalam ruang multidimensi

MDS is not so much an exact procedure as rather a way to rearrange objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing lack of fit) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)

MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang

memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan

(similarity) atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi

122 Konsep Persepsi Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah

bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya

untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001

522) mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan

selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi

Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut

akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis

ecotourism saat ini di Bali

Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan dibawah ini

85

Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi

123 Konsep Positioning

Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang

disukai konsumen berlaku untuk produk perusahaan bahkan destinasi

pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing

Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni

1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan

atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda

2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing

sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung

yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk

3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini

perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang

digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya 4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing

sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat

pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya

5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak

86

tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara

maksimal 6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus

merancang program yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan

kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau

propaganda atau promosi 7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau

setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan

setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri

Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning Obyek Wisata

ldquoEcotourismrdquo Bali

Respondensampel ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku bagi semua wisatawan

mancanegara yang kebetulan sedang berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali

Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas kesalahan yang diinginkan hanya

sebesar 10 Karena rata rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995 maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan

menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)

Atribut-atribut yang di nilai berupa ―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh responden untuk

dibandingkan dengan obyek wisata sejenis Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan adalah sebagai berikut

Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali

Kemiripan KR Bali (KREK)

Bali Marine Park (BMP)

Bali Elephant Safari Park

(BESP)

Bali Barat National Park

(BBNP)

Bali Butterfly

Park (BBP)

Bali Reptile Park (BRP)

Bali Sangeh Monkey

Forest (BSMF)

Botanic

Garden Ubud (BGU)

KREK 0

BMP 12345 0

BESP 12345 12345 0

BBNP 12345 12345 12345 0

BBP 12345 12345 12345 12345 0

BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0

BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0

BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0

Catatan ―0 tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ―12345 pilihan skala kemiripan obyek wisata

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi

dan preferensi para responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro (2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur

perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan

persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi MDS juga disebut

perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah

87

mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi

ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses analisis akan digunakan software SPSS versi 16 Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh responden yang

mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan penilain sekala likert dengan rentang nilai

antara 1 sampai dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut

[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat mirip

[2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan bisa mirip

atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan tidak mirip

[5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat tidak

mirip

Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau

multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari

masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar berikut ini

Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2

Number Name

1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 -3280

3 BESP_3 11067 -2716 4 BBNP_4 -6382 -14174

5 BBP_5 -2081 15152

6 BRP_6 7396 15151 7 BSMP_7 -1144 -9517

8 BGU_8 -12427 3632

Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian ini antara lain

(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut

―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayanan

88

KR Bali

(KREK_1)

Bali

Marine

Park

(BMP_2)

Bali Elephant

Safari

Park

(BESP_3)

Bali Barat

National

Park

(BBNP_4)

Bali

Butterfly

Park

(BBP_5)

Bali

Reptile

Park

(BRP_6)

Bali Sangeh

Monkey

Forest

(BSMF_7)

Botanic

Garden

Ubud

(BGU_8)

Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di Bali

Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian terhadap obyek

wisata yang sejenis menggambarkan bahwa jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap

memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-obyek wisata memiliki perbedaan

ditunjukkan oleh jauhnya jarak diantara obyek pada peta MDS

(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden

Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali (2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan obyek wisata

(BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki

kemiripan dalam satu kelompoknya

(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3) dan koordinatnya berada

cukup jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya (4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali Bali

mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah (BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4) Bali Barat National Park karena dipersepsikan

memiliki kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya berkunjung ke tempat

tersebut yakni wisatawan kelompok atau mass-touristrsquos group seperti

kelompok atau group karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya

Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji apakah para

responden sudah mengisi skala kemiripan antara obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya adalah apakah para responden mempunyai

sikap yang sama (homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam memberikan

penilaian mengenai kemiripan obyek wisata

89

Kesamaan Sikap Responden

Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan menunjukkan garis ke kanan atas

hal ini membuktikan adanya kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian

Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud

walaupun tidak berada dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat dengan

Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok obyek wisata yang dianggap memiliki

kemiripan diantara mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud

Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari Park dan koordinatnya berada cukup

jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya Analisis posisioning dengan mengukur persepsi wisatawan terhadap

obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya dapat menggambarkan

kelompok-kelompok obyek wisata ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa

sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis

untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud

90

BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION

MODELLING (SEM)

131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling

Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang

dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang

tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan

untuk menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis SEM berbasis pada analisis

covarians sehingga memberikan matriks covarians yang lebih akurat dari pada

analisis regresi linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure (AMOS) atau

LISREL SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering muncul dalam

dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena

SEM hanyalah untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model

teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah sebagai berikut

[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan metode jalur analisis pada regresi linear

[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan bertingkat secara serempak atau simultan

[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data

kuesioner yang melibatkan persepsi

[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis

regresi linear secara serempak [5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat

dilakukan dengan analisis regresi linear

[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi

normalitas pada data [7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order

untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik

132 Tahapan dan Kristeria SEM Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus

ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut

adalah sebagai berikut ini [1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis

[2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan Struktural

dan Model Pengukuran

91

[4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan Estimasi Model yang

diusulkan

Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model)

Model Struktur Persamaan (Structure Equation Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah identifikasi

Standard error yang besar untuk satu atau beberapa koefisien

Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang

seharusnya disajikan

Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error

yang negatif

Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi

yang didapat (misal ge 09) [6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit

Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio chi-square

statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA)

Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of

Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)

Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted

Uji Validitas

Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas Outliers

Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian dan modifikasi

model

Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan maka dilakukan

pengujian hipotesis dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur

kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan juga menggunakan SEM sebagai

alat uji model seperti pada penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah variabel

dengan menguji struktur dari hubungan di antara variabel-variabel yang ada

dalam model Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan yakni

Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model

pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural

Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk

menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model

yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square (χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat

probabilitas di atas 005 menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data

observasi dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2 cenderung

meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan dampak dari jumlah sampel

92

dikembangkan kriteria rasio χ2 terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df

untuk model yang baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998) Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah persamaan model

struktural

Tabel 131

Kriteria Kelayakan Model

Goodness of Fit Index Cut off Value

X2-Chi Square Diharapkan Kecil

Significance Probability ge 005

RMSEA le 005

GFI ge 090

AGFI ge 090

CMINDF le 300

TLI ge 095

CFI ge 095

Sumber Hair et al (1998)

Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan sebagai berikut ini

1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi

dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel

lt 200 2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off

value sebesar p ge 005 3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah

ukuran model yang mencoba memperbaiki kecenderungan chisquare yang

cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit

4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi

tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1

(mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit) 5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI adalah analog

dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi degree of freedom model dengan model lain yang

dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le AGFI lt 09 adalah

marginal fit 6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of freedom)

diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi dengan degree of freedom

7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative incremental fit

index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model

8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin

mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi

Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS

93

Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di

Bali

Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian Topik penelitian ditelaah

secara mendalam dan hubungan antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas

wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori atau tidak Langkah ini mutlak harus

dilakukan dan setiap hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut

harus mempunyai dukungan teori yang kuat Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian hasil observasi

lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi

sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model loyalitas wisatawan yakni hubungan

antara variabel laten motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal

(X2) terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan (Y2) dan loyalitas wisatawan (Y3) Konfirmasi selanjutnya adalah menguji hubungan

antara variabel laten citra destinasi (Y1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y2) dan selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten

kepuasan wisatawan (Y2) terhadap variabel laten loyalitas wisatawan (Y3) Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri

dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat

indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel

loyalitas wisatawan

1) Pengujian model teoritis

Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang

kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa

asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti

Gambar berikut ini

Keterangan

Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13= Pengetahuan

dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15= Bertemu orang dan

bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman

Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari

X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu luang X27=

Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29= Makanan dan minuman

X210= Fasilitas dan pelayanan X211= Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213= Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan

X215= Pemandu wisata

94

Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali Y14=

Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas politik dan

ekonomi Y17= Suasana Bali

Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari

Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24= Pelayanan

Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari

Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi

Gambar Uji Konstruk Penelitian

Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan bahwa model belum dapat

dikatakan fit sehingga memerlukan modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis model struktural SEM seperti Tabel berikut ini

Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis

Goodness of Fit Index

Cut off Value Result Keterangan

X2-Chi Square Diharapkan

Kecil

2314884 Kurang baik

RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai

GFI ge 090 0722 Kurang baik

AGFI ge 090 0684 Kurang baik

CMINDF le 300 3957 Kurang baik

TLI ge 095 0708 Kurang baik

CFI ge 095 0729 Kurang baik

Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang

kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling

overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan

memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)

95

Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel

latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di

lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang

menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama

sekalipun Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk (Yoon dan Uysal

(2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan

modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan

meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002) Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap

indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara

teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan

overlapping (Ferdinand 2002)

2) Modifikasi Model

Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang

kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya

Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya

menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini

Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA

Variabel Kode Indikator Estimate SRW

Motivasi

Internal X16

Meningkatkan kesehatan dan

kebugaran 0776

X17 Latihan fisik 0753

X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507

Motivasi

Eksternal

X24 Harga-harga di Bali 0517

X26 Keuntungan liburan di Bali 0505

X27 Transportasi ke Bali 0656

X28 Jarak dari negara asal 0680

X29 Kuliner Bali 0544

X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di

Bali 0666

X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714

X212 Pelayanan imigrasi 0663

X213 Keamanan pulau Bali 0673

96

Variabel Kode Indikator Estimate SRW

X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684

X215 Pelayanan pramuwisata 0711

Citra Destinasi

Y13 Budaya Bali yang unik 0550

Y14 Masyarakat yang ramah 0702

Y15 Infrastruktur pariwisata yang

lengkap 0736

Y17 Suasana yang nyaman 0648

Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780

Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799

Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810

Y24 Pelayanan selama berlibur 0808

Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756

Y32 Kerelaan merekomendasi 0877

Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005

Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa kovariansi terjadi

antara error dari suatu variabel dengan error-error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang diteliti mengalami overlapping atau saling

berkorelasi

Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih

Modifikasi Indices

Saling berkorelasi Estimate P

X2 lt--gt X1 Motivasi

eksternal

lt-

-gt

Motivasi

internal

0070

e23 lt--gt e22 Pelayanan

pramuwisata

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0170

e20 lt--gt e21 Pelayanan

imigrasi

lt-

-gt

Keamanan

pulau Bali

0129

e21 lt--gt e22 Keamanan

pulau Bali

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0096

e20 lt--gt e22 Pelayanan

imigrasi

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0100

e27 lt--gt e37 Masyarakat yang ramah

lt--gt

Loyalitas Wisatawan

0071

e30 lt--gt e37 Suasana yang

nyaman

lt--gt

Loyalitas Wisatawan

0050

e14 lt--gt e12 Keuntungan

liburan di

Bali

lt-

-gt

Harga-harga di

Bali

0068

e14 lt--gt e39 Keuntungan

liburan di Bali

lt-

-gt

Citra Destinasi 0062

e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat dan

lt--gt

Motivasi eksternal

0070

97

Modifikasi

Indices

Saling berkorelasi Estimate P

teman

e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali

lt--gt

Merekomendasi Teman

-0047

e28 lt--gt e31 Infrastruktur

pariwisata yang lengkap

lt-

-gt

Daya tarik dan

obyek wisata

0046

e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan

hotel di Bali

lt--gt

Keamanan pulau Bali

-0073

e19 lt--gt e23 Fasilitas

kesehatan di

Bali

lt-

-gt

Pelayanan

pramuwisata

0054

e15 lt--gt e21 Transportasi

ke Bali

lt-

-gt

Keamanan

pulau Bali

-0065

Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator yang mengalami

overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices

dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti

Gambar berikut ini

Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara

Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria kelayakan model

dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing

hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut

98

Tabel Hasil Modifikasi Model

Goodness of Fit Index

Cut off Value

Uji

Pertama

Uji

Kedua

Hasil Kesimpulan

X2-Chi Square

- 2314884 429050 Baik Baik

RMSEA le 005 0086 0053 Lebih

Baik

Cukup baik

GFI ge 090 0722 0910 Lebih

Baik

Baik

AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik

Cukup baik

CMINDF le 300 3957 2114 Lebih

Baik

Baik

TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik

Cukup baik

CFI ge 095 0729 0943 Lebih

Baik

Cukup baik

Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan

dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF

TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis

Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidimensionalitas melalui uji

Confirmatary Factor Analysis dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua

akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni kriteria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

3) Pengujian Hipotesis

Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya Pengujian

delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural

Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan

Citra

Destinasi (Y1)

Motivasi

Internal (X1)

-0047 -0031 0092 -0509 0611 Tidak

signifikan

Citra

Destinasi (Y1)

Motivasi

Eksternal (X2)

0690 0659 0078 8808 Signifikan

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

Motivasi

Internal (X1)

0060 0041 0077 0780 0435 Tidak

signifikan

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

Motivasi

Eksternal (X2)

-0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak

signifikan

Kepuasan

Wisatawan

(Y2)

Citra

Destinasi

(Y1)

0833 0871 0083 10019 Signifikan

99

Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

0562 0560 0066 8468 Signifikan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Motivasi

Eksternal (X2)

0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Motivasi

Internal (X1)

-0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak

signifikan

Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio

P=Probability

Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut

[1] Pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

ditunjukkan oleh nilai CR (critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar 0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat

untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia

mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut rupanya belum didukung oleh

data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk

(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran

dan (X17) latihan fisik tidaklah cocok dengan data empiris atribut destinasi

pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung dengan citra destinasi

pariwisata Bali

[2] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

menunjukkan nilai CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas

sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil

dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan

terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah

hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26)

keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari

100

negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali

(X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan pulau Bali (X214) pelayanan Biro perjalanan wisata dan (X215) pelayanan

pramuwisata

[3] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata

di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan

probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan

probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia

mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut

belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah

pengaruh yang tidak signifikan

[4] Pengaruh (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y2) kepuasan wisatawan

menunjukkan nilai CR sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai

tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2)

kepuasan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang

signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan

akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali

[5] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal

wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai

tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai CR yang lebih kecil dari

196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal

wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut tidak didukung

oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna

jika semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas wisatawan akan

semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif

meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan

semakin menurun

101

[6] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

menunjukkan CR sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR

tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut

destinasi) wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data

empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi

derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan semakin meningkat Indikator dari

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali

adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26) keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari

negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan

pulau Bali (X214) pelayanan biro perjalanan dan (X215) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi

faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang

kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata

[7] Pengaruh (Y1) citra destinasi Bali terhadap (Y2) kepuasan wisatawan

lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y1) citra destinasi

terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk

penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196 dan

probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y1) citra destinasi berpengaruh signifikan terhadap (Y2)

kepuasan wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah

pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali

maka derajat kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap

destinasi pariwisata Bali akan semakin meningkat

[8] Pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR sebesar

8468 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196

dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa (Y2) kepuasan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel

tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi

102

adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar

8468 bermakna jika semakin meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut

usia mancanegara akan semakin meningkat Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia terhadap pariwisata Bali

meliputi indikator (Y21) daya tarik dan obyek wisata (Y22) perjalanan dari dan ke Bali (Y23) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24)

pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan

wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan

derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali

4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian

Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung

(Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh

gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung

dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut

Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas Wisatawan Lanjut

Usia Pengaruh Variabel X1

M_Internal

X2

M_Eksternal

Y1

(Citra)

Y2

(Kepuasan)

Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000

Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560

Direct Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000

Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560

Indirect Effects

Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000

Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000

Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000

Catatan

a) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression

Weights

Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia

dapat dijelaskan sebagai berikut

[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi

secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan wisatawan dengan bobot

terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar 0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar

0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas

wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya [2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi

secara gabungan oleh (Y1) variabel citra destinasi dengan bobot terbesar

yakni 0871 kemudian oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi

memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya

103

[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel (X2)

motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi

(Y1) [4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung

antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871 jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)

motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar

0659 pengaruh langsung antara (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung

antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193

[5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar adalah pengaruh tidak langsung antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan

wisatawan dengan bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan

pengaruh tidak langsung antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung

antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0255

Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara

ditentukan secara gabungan oleh variabel kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal Variabel kepuasan wisatawan adalah

variabel yang paling menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan

dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003) dan Chi (2005)

Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan motivasi eksternal dan

motivasi internal tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi memiliki peranan yang paling dominan

dalam hubungannnya dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005)

Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)

Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003)

Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013) Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna

bahwa variabel motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap variabel

kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil pengujian pengaruh

tidak langsung antara variabel motivasi eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap

kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)

104

BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK

SEGMENTASI PASAR WISATAWAN

141 Filosofi Segmen Pasar Pasar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa

disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono (2003) segmen pasar

adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama

Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi

yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen

Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan

adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka

dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-

kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen

1411 Segmentasi pasar

Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses

dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka

untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama

Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi pasar sebagai berikut ―market segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mix menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam

kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan

strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu

1) Geographic Segmentation Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar

berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi

berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan

memberikan variasi lokal

Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan segmen

yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar

sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan

105

Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok

perkotaan pinggiran kota dan pedesaan

Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk

diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar

2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan

dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena keinginan preferensi dan tingkat pemakaian

konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah

diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut

variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar

Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan dengan usia

Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar

Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan

suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan

Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk

segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan

beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan

rendah menengah dan tinggi

Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam

segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan

wiraswata

Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan

karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan

haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti

Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu

diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan

Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu

diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan

sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju

Generasi Banyak penelitian yang kini mulai memperhatikan

segmentasi berdasarkan variabel generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran bahwa generasi dipengaruhi oleh

lingkungan dimana konsumen dibesarkan

3) Psychographic Segmentation

Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam

kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok

social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau

berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas

akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk

106

merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas

yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan

kepribadian

Gaya hidup pada segmen ini menunjukan bagaimana cara

konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok

terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti

kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk

jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki

peluang bagi para pemasar

Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa

menunjukkan pada sikap individu kepada perusahaan dalam

penentuan segmen pasar

4) Behavior Segmentation Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan

pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau

respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu

Kejadian

Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau

memakai suatu produk

Manfaat

Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang

dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat

dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan

mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga

Status pemakaian

Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan

pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan

Tahap kesiapan

Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak

menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari

beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli

Sikap

Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh

tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci

Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat dikemukakan

bahwa segmentasi pasar merupakan penggolongan pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih spesifik atau homogen dengan

golongan yang bervariasi

107

1412 Pola Segmentasi Pasar

Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok-kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses

identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan Menurut Kotler (2005) segmen pasar dapat dibentuk dengan banyak

cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain

Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar dimana semua

perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari

manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda

dari jenis produk yang sama

Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh

bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam

Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok

preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami

Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen preferensi

dibagi menjadi tiga pola yaitu

Preferensi yang homogen (homogoneous preferences) menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat

dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga

maupun kualitasnya)

Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa

menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka

inginkan dari produk tersebut

Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-

kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual

1413 Segmentasi yang Efektif

Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran

berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar

haruslah

Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit segmen pasar

dapat diukur

Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dapat dilayani

suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran

yang dirancang khusus untuk mereka

Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif

Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan

dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam

bauran pemasaran yang berbeda

Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk

menarik dan melayani segmen-segmen tersebut

Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah

108

Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup

potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk

sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen

Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen

belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli

juga penting

Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya

Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen itu Segmen

yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka

sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam

seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik

Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki

perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar

1414 Strategi Pemilihan Pasar

Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang

akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar

Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal

yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar 1) Market Targeting

Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar

Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang

akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan

Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen pasar untuk

dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk

tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang

Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan

adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama

Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh

lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen

pasar yang bersangkutan

Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang

dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain

Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknya

segmen pasar tertentu apabila perusahaan menyamping dari

tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik

Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani

segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk

109

2) Market Positioning Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai

berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu

yang diusahakan oleh perusahaan

3) Alternatif Strategi Pemilihan

Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu

Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen pasar terbesar

Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan

untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar

baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan

Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar

yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam

segmen pasar tersebut

Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang

menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau

beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan

Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan-perusahaan

besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi

pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani

1415 Manfaat Segmentasi Pasar

Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam

Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling

menguntungkan

Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar

Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi perusahaan

Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan bagaimana

mengalokasikan dana secara lebih baik ke berbagai media

Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi

Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi pasar bermanfaat untuk

Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik

untuk mendapatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan di dalam marketing

Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap respon

marketing yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai segmen

Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan marketing appealnya

110

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat segmentasi

pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif mengarahkan serta

membandingkan kesempatan-kesempatan di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan lebih tepat terhadap berbagai macam

segmen dan agar dapat mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi

1416 Target Pemasaran Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah

menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah

ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut

Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki

Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ―target marketing is a process of evaluating each segments Jadi menurut Kotler

target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan

tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar

142 Alat Analisis Segmentasi Pasar Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab

dengan teknik analisis sebagai berikut

1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi

Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku

konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat

berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik

analisis tabulasi (cross tabulation) 2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation)

Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap-tiap variabel secara

tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan

secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel

berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya

dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan 3) Teknik analisis Chi-square

Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi

dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh

wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat

kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas (1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

111

Keterangan X2 = Chi-square

Fo = Frekuensi yang diobservasi

Fe = Frekuensi yang diharapkan

143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel

berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel

2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin

jumlah anggota keluarga dan status perkawinan

3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan

hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan pembelian

4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah

hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari

menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan

alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan

Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Indikator Definisi

1 Variabel Demografi

Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan

yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia

wisatawan

Jenis

Kelamin(X2)

Variabel jenis kelamin adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan

Status

Pernikahan(X3)

Variabel status pernikahan

adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang

menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status

pernikahan wisatawan

(Fo-Fe) 2

X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash

Fe

(total baris 1) (total kolom 1)

Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash

Total Jumlah

112

No Variabel Indikator Definisi

Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan

Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan

pendapatan wisatawan

Jumlah Keluarga(X6)

Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan

Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan

2 Variabel

Geografi

Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan

variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort

berkenaan dengan Negara asal

3 Variabel Psikografi

Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan

motivasi

4 Variabel

Perilaku Konsumen

Manfaat(X10)

Variabel manfaat adalah variabel

yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan

lokasi fasilitas harga dan pelayanan yang menjadi alas an

tamu menginap pada sebuah

hotel

Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Demografi

Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang terdiri dari variabel

usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga

dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan

gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut

113

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Demografi

No Usia Jumlah

Orang Prosentase

1

15-20 tahun 2 20

21-30 tahun 11 110

31-40 tahun 58 580

41-50 tahun 24 240

gt50 tahun 5 50

Total 100 1000

2

Jenis Kelamin

Pria 65 650

Wanita 35 350

Total 100 1000

3

Status Perkawinan

Menikah 63 630

Tidak menikah 37 370

Total 100 1000

4

Pekerjaan

Pelajar 3 30

PegawaiKaryawan 63 630

Wiraswata 18 180

Dan lainnya 16 160

Total 100 1000

5

Pendapatan

ltUS$1000 36 360

US$1000-US$2500 53 530

gtUS$2500 11 110

Total 100 1000

6

Jumlah Keluarga

1-2 orang 70 700

3-4 orang 25 250

gt5 orang 5 50

Total 100 1000

7

Pendidikan

SD 1 10

SLTP 2 20

SMA 17 170

Perguruan Tinggi 80 800

Total 100 1000

5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi

Negara Asal Jumlah

Orang Prosentase

a Indonesia 38 380

b Belanda 36 360

c Australia 6 60

d Amerika Serikat 4 40 e China 1 10

f Jerman 8 80

g Perancis 2 20 h Dan lainnya 5 50

Total 100 1000

114

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda

360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50

6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi

Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut

Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi

Motivasi perjalanan Jumlah

Orang Prosentase

a Rapat 5 50

b Bisnis 5 50

c Paket Wisata 28 280

d Liburan 57 570

e Pendidikan 4 40

f Dan lainnya 1 10

Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden

berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan

perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50 untuk

Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku Konsumen

Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel prilaku konsumen

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Prilaku Konsumen

Manfaat yang dicari Jumlah

Orang Prosentase

a Lokasi Strategis 49 490

b Pelayanan Cepat 6 60

c Fasilitas Lengkap 34 340

d Kebersihan Hotel 6 60

e Harga Terjangkau 5 50

Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar

wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya

fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang

terjangkau yaitu sebesar 50

115

5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci

sebagai berikut

Variabel Usia

Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga

berpengaruh pada kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel di Bali

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Usia 15-

20

Count 1 0 1 0 0 2

within Usia 500 0 500 0 0 1000

21-

30

Count 5 2 4 0 0 11

within Usia 455 182 364 0 0 1000

31-

40

Count 29 1 22 4 2 58

within Usia 500 17 379 69 34 1000

41-

50

Count 11 2 7 1 3 24

within Usia 458 83 292 42 125 1000

gt50 Count 3 1 0 1 0 5

within Usia 600 200 0 200 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Usia 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak dicari

berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak 490 yang berikutnya

adalah fasilitas yang lengkap yaitu 340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau

sebanyak 50 Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang

responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan

utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun

cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang

lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364 Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan

tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379

Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis

458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau

125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60

116

Variabel Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap

manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat

pada tabel berikut

Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap Kebersihan

hotel Harga yang terjangkau Total

Jenis

Kelamin

Pria Count 35 2 24 1 3 65

within

JenisKelamin 538 31 369 15 46 1000

Wanit

a

Count 14 4 10 5 2 35

within

JenisKelamin 400 114 286 143 57 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

JenisKelamin 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden manfaat yang

dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa

pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang

dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286

Status Perkawinan

Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang Dicari responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi

yang strategis

Pelayanan

yang cepat

Fasilitas

yang lengkap

Kebersihan

hotel

Harga yang

terjangkau

Total

Status Perkawinan

Menikah Count 30 4 21 4 4 63

within Status Perkawinan

476 63 333 63 63 1000

Tidak Menikah

Count 19 2 13 2 1 37

within Status Perkawinan

514 54 351 54 27 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Status Perkawinan

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel

menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah menikah memiliki distribusi pilihan

117

manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang

lengkap sebesar 333 Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang

dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340

Pekerjaan

Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status

sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk

dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi

yang strategis

Pelayanan

yang cepat

Fasilitas

yang lengkap

Kebersihan

hotel

Harga

yang terjangkau

Total

Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3

within Pekerjaan

333 0 667 0 0 1000

Pegawai Count 31 2 25 3 2 63

within Pekerjaan

492 32 397 48 32 1000

Wiraswata Count 7 3 4 1 3 18

within Pekerjaan

389 167 222 56 167 1000

Dan lainnya

Count 10 1 3 2 0 16

within

Pekerjaan 625 62 188 125 0

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Pekerjaan

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan yang

pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap

manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333

Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan

manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397

Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis

sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222 Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas

memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188

Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat

dan 50 karena harga yang terjangkau

118

Pendapatan

Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan

bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan

responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang

terjangkau

Total

Pendapa

tan

ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36

within

Pendapatan 528 83 361 28 0

1000

US$1000-US$2500

Count 26 3 17 5 2 53

within

Pendapatan 491 57 321 94 38

1000

gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11

within

Pendapatan 364 0 364 0 273

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Pendapatan 490 60 340 60 50

1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat pendapatan responden

terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap

manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361

Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang

strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321

Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan

fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364

Jumlah Keluarga

Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari

responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga

dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Jumlah 1-2 Count 36 6 23 3 2 70

119

Keluarga within Jumlah

Keluarga

514 86 329 43 29 1000

3-4 Count 10 0 10 2 3 25

within

Jumlah Keluarga

400 0 400 80 120 1000

gt5 Count 3 0 1 1 0 5

within

Jumlah

Keluarga

600 0 200 200 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Jumlah

Keluarga

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah

keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang

strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329

Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat

lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400

Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang

strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200

Pendidikan Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah

ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan

pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

ManfaatYangDicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Pendidikan SD Count 1 0 0 0 0 1

within Pendidikan

1000 0 0 0 0 1000

SLTP Count 1 0 1 0 0 2

within

Pendidikan 500 0 500 0 0

1000

SMA Count 6 1 5 3 2 17

within Pendidikan

353 59 294 176 118 1000

120

Perguruan Tinggi

Count 41 5 28 3 3 80

within

Pendidikan 512 62 350 38 38

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Pendidikan 490 60 340 60 50

1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi

hotel yang strategis yaitu sebesar 1000

Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang

dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500

Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari

adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294

Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai

dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350

Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

NegaraAsal

Indonesia Count 21 3 12 2 0 38

within NegaraAsal

553 79 316 53 0 1000

Belanda Count 19 1 13 1 2 36

within

NegaraAsal 528 28 361 28 56 1000

Australia Count 3 1 2 0 0 6

within NegaraAsal

500 167 333 0 0 1000

Amerika Serikat

Count 1 0 2 0 1 4

within NegaraAsal

250 0 500 0 250 1000

China Count 0 0 0 1 0 1

within NegaraAsal

0 0 0 1000 0 1000

Jerman Count 4 0 2 1 1 8

within

NegaraAsal 500 0 250 125 125 1000

Perancis Count 0 0 1 1 0 2

within NegaraAsal

0 0 500 500 0 1000

Dan lainnya Count 1 1 2 0 1 5

121

within NegaraAsal

200 200 400 0 200 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within NegaraAsal

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak

dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis

340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau

Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang

memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan

antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah

hotel bisa dilihat dari tabel berikut

Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Tujuan

Perjalanan

Rapat Count 3 1 1 0 0 5

within

Tujuan Perjalanan

600 200 200 0 0 1000

Bisnis Count 1 1 1 0 2 5

within

Tujuan

Perjalanan

200 200 200 0 400 1000

Paket Wisata

Count 17 0 9 2 0 28

within

Tujuan

Perjalanan

607 0 321 71 0 1000

Liburan Count 25 4 21 4 3 57

within Tujuan

Perjalanan

439 70 368 70 53 1000

Pendidi

kan

Count 2 0 2 0 0 4

within

Tujuan

Perjalanan

500 0 500 0 0 1000

Dan

lainnya

Count 1 0 0 0 0 1

within

Tujuan

Perjalanan

1000 0 0 0 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

122

Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada

sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Tujuan

Perjalanan

Rapat Count 3 1 1 0 0 5

within Tujuan

Perjalanan

600 200 200 0 0 1000

Bisnis Count 1 1 1 0 2 5

within

Tujuan Perjalanan

200 200 200 0 400 1000

Paket

Wisata

Count 17 0 9 2 0 28

within

Tujuan

Perjalanan

607 0 321 71 0 1000

Liburan Count 25 4 21 4 3 57

within

Tujuan

Perjalanan

439 70 368 70 53 1000

Pendidi

kan

Count 2 0 2 0 0 4

within

Tujuan Perjalanan

500 0 500 0 0 1000

Dan

lainnya

Count 1 0 0 0 0 1

within

Tujuan

Perjalanan

1000 0 0 0 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Tujuan

Perjalanan

490 60 340 60 50 1000

Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200

memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang

terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200

memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang

mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321

Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis

yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368

Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan

prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort

sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis

123

Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat yang Dicari

Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi responden terhadap manfaat yang

dicari pada sebuah hotel maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-Square

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diuraikan

seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah hotel

No Variabel Uji X2

Hitung

X2

Tabel df α

Asymp Sig

(2-sided) Hubungan

1 Manfaat yang dicari

dengan usia 15474 2630 16 005 0490 Tidak Signifikan

2 Manfaat yang dicari dengan jenis

kelamin

10218 949 4 005 0037 Signifikan

3 Manfaat yang dicari dengan status

perkawinan

0778 949 4 005 0941 Tidak Signifikan

4 Manfaat yang dicari dengan perkerjaan

16667 2103 12 005 0163 Tidak Signifikan

5 Manfaat yang dicari dengan pendapatan

16781 1551 8 005 0032 Signifikan

6

Manfaat yang dicari

dengan jumlah keluarga

9258 1551 8 005 0321 Tidak Signifikan

7 Manfaat yang dicari

dengan pendidikan 8728 2103 12 005 0726 Tidak Signifikan

8 Manfaat yang dicari

dengan Negara Asal 40903 4134 28 005 0055 Tidak Signifikan

9 Manfaat yang dicari

dengan motivasi 24548 3642 20 005 0219

Tidak

Signifikan

Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan

Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan antara tujuh

variabel demografi satu variabel geografi dan satu variabel psikografi dengan manfaat yang dicari

Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung dengan Chi-Square

tabel serta tingkat signifikan yang dicapai terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu

Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel berpengaruh signifikan dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (10218gt949) dengan tingkat signifikan

0037lt005 yang membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang

untuk menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka

Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551) dengan tingkat signifikan

0032lt005

124

BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA

PARIWISATA DAN PERHOTELAN

151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel

Analisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah

analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh

dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasipengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i =

1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah

hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y

umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan

a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal (memprediksi) rata-

rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung

(dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas

(independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X) b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan

variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan

variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan Y dapat

dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak

berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila

tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut

152 Cara Penerapan Garis Regresi Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam

diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square)

maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut

memiliki persamaan

Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut

dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-

efisien regresi

Yi = a+bX

125

153 Koefisien Korelasi Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil

perkalian XlsquoYlsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya

dengan pembagi n Jika Xlsquo dan Ylsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka

akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut

Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing

disebut Product Moment Co-efficient of Correlation

Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi

r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)

Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga +1 Jika r = 0

atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak

terdapat hubungan sama sekali

154 Uji Hipotesi T-test Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan

membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara

kebetulan Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-

test

Keterangan

T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi

n = jumlah data

Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut

a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)

Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam

penelitian ini adalah sebesar 95 c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan

Atau

126

dimana df = degree of freedom

n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas

d) Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima bila tHitung tTabel

Ho ditolak bila tHitung gt tTabel

Keputusan thitung dibandingkan ttabel apabila thitung lebih besar dengan ttabel

nilai maka keputusan menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife (Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel bebas

dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung lebih kecil dengan nilai ttabel maka keputusan menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis

alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)

Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah Hotel

Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total

Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali

Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)

Janlsquo05 1100000 1555000 529600000

Feblsquo05 1215000 1578000 701455118

Marlsquo05 1280000 1943000 727650753

Aprlsquo05 1700000 3856000 924567966

Meilsquo05 1795000 4157000 942012397

Junlsquo05 1800000 4750000 957789113

Jullsquo05 1960000 5353000 1121749036

Agulsquo05 1967000 5600000 1135892433

Seplsquo05 2050000 5695000 115800000

Oktlsquo05 7950000 9560000 1677234986

Novlsquo05 7564000 9542000 1555169000

Deslsquo05 6785000 9500000 1554169500

Janlsquo06 4650000 8250000 1432555789

Feblsquo06 4710000 8300000 1436199045

Marlsquo06 4777000 8450000 1444768309

Aprlsquo06 3125000 6400000 1251315000

Meilsquo06 3200000 6450000 1256857077

Junlsquo06 3250000 6500000 1263349700

Jullsquo06 1285000 2254000 777987098

Agulsquo06 1300000 2350000 798960396

Seplsquo06 1352000 2400000 798999015

Oktlsquo06 1830000 4845000 983987567

Novlsquo06 1845000 4870000 994500000

Deslsquo06 1850000 4899000 999440000

Janlsquo07 2170000 5700000 1200889765

Feblsquo07 2185000 5750000 1214073785

Marlsquo07 2430000 5770000 1222234777

Aprlsquo07 3550000 6700000 1267435000

Meilsquo07 3570000 7230000 1268689160

Junlsquo07 3665000 7250000 1278266099

127

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)

Jullsquo07 4860000 8465000 1445748500

Agulsquo07 5200000 8560000 1454999810

Seplsquo07 5445000 9100000 1456888071

Oktlsquo07 1370000 2670000 850850000

Novlsquo07 1450000 2700000 862875000

Deslsquo07 1475000 3777000 879555129

Janlsquo08 1860000 4995000 999989543

Feblsquo08 1875000 5005000 1050222897

Marlsquo08 1879000 5110000 1070366595

Aprlsquo08 2500000 5875000 1225120000

Meilsquo08 2580000 5875500 1234432987

Junlsquo08 2595000 5880000 1234897910

Jullsquo08 3694000 7430000 1288328340

Agulsquo08 3800000 7555000 1324378542

Seplsquo08 3815000 8230000 1326970123

Oktlsquo08 1477000 3785000 884899844

Novlsquo08 1500000 3785500 894064287

Deslsquo08 1655000 3800000 916300083

Janlsquo09 1888000 5200000 1083708670

Feblsquo09 1948000 5235000 1100998878

Marlsquo09 1950000 5321000 1103290695

Aprlsquo09 2685000 5900000 1240600075

Meilsquo09 2850000 6010000 1247999550

Junlsquo09 2950000 6155000 1247999660

Jullsquo09 3850000 8240000 1342789985

Agulsquo09 4312000 8245000 1373455512

Seplsquo09 4600000 8246000 1413456987

Oktlsquo09 5980000 9245000 1470799785

Novlsquo09 6000000 9444000 1533688006

Deslsquo09 6530000 9489000 1533688146

1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling

(X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan

pada bab I adalah analisis statistik dengan menggunakan program

komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut

Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig

Pendapatan (Y)

Biaya Advertising (X1)

0066 4748 0032 0498 0620

Biaya Personal Selling

(X2)

0888 106661 0950 14572 0000

R 0980 D 0960

T-Tabel 20025

Konstanta 517468298259

Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X1 + 106661X2

F ndash hitung 691773

F ndash tabel 31588

Hasil Olahan SPSS

128

2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X1) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r)

bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya

berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199

berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel

Mutiara Kuta ndash Bali

3) Uji T (T-test)

Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah

1) Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara

Kuta - Bali

Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -

Bali

2) Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k

DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2

Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai thitung = 0498

Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan

hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat bahwa nilai t hitung

didapat sebesar 0498 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan

demikian t hitung berada didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan

129

Ha ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya personal selling

(X2) konstan secara statistik pada (α) = 5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali

4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel

Mutiara Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0888 Karena koefisien

korelasi r bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r)

menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada

diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan total pendapatan

(Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

5) Uji T (T test)

Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan

antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah

Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara

biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k

DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2

Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai t = 14572

Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 43 daerah

penerimaan dan penolakan Ho

130

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan

demikian T hitung berada didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh secara

parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

6) Analisis Kerelasi Berganda

Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara

biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda

berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh

koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya

advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

7) Analisis Determinasi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya

personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus

D = R2 x 100

Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan

kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain

8) Uji F (F-test)

Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun

langkah-langkahnya adalah

Formulasi Hipotesis

Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan

signifikan antara biaya advertising dan biaya personal

131

selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara

Kuta - Bali Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan

signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel

Mutiara Kuta - Bali

Menentukan tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 =

2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila F hitung le F tabel

Ho ditolak bila F hitung gt F tabel

Menghitung Nilai F

R2 k - 1

Fh = (1 ndash R2) (n ndash k)

Dimana R = Koefisien korelasi berganda

Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data

k = Banyaknya variabel

1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F=

691773 5

Penarikan kesimpulan uji Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan

hipotesis dengan uji F

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F

`

132

Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa nilai F hitung

didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini

berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

9) Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan

analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut

Y = a + b1X1 + b2X2

Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut

Y = 517468298 259 + 4748X1 + 106661X2

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

b1 Koefisien regresi X1 = 4748 hal ini berarti pendapatan akan berubah rata-rata sebesar 4748 bila biaya advertising berubah

sebesar satu satuan dengan asumsi biaya personal selling tidak

berubah b2 Koefisien regresi X2 = 106661 berarti pendapatan akan

berubah rata-rata sebesar 106661 bila biaya personal selling berubah sebesar satu satuan dengan asumsi biaya advertising

tidak berubah

Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1) berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara

biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah signifikan

10) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi

parsial (r) biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan

Y=517468298259+4748X1+4748X1 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan

sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau

sebaliknya b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya

personal selling (X2) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r) biaya personal selling

133

(X2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui persamaan regresi

diperoleh Y=517468298259+106661X2 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan

kenaikan sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya

c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) terhadap total

pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien

korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X1) dan biaya

personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak di teliti Secara simultan biaya advertising (X1) dan biaya personal

selling (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali

134

BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI

PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA

161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard

Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis

melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu membuat eksekutif

perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak

perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu

ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement

system) that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into action It provides feedback around both the internal business processes and external outcomes in order to continuously improve strategic performance and results When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecardorg)

Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal dari strategi perusahaan dan

mendukung strategi perusahaan di seluruh organisasi Balanced Scorecard

menurut Kaplan dan Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat

ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis

162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard

Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang diperlukan

untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi

perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor

pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi

dan strategi perusahaan dapat dilihat pada gambar 161

135

Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard Sumber Kaplan dan Norton (2000)

163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard

memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-

sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses

bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan

visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran

keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai

sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan

sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal

1631 Perspektif Keuangan

Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif

keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang

telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap

ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan

a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi

manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial

Proses Internal

Keuangan

Pelanggan Visi dan Strategi

Pembelajaran dan Pertumbuhan

136

yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi

Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan serta memberikan

gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja

perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar

Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca

rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang

mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas

Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen

untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan

b) Rasio Likuiditas Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas

perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut

(1) Current ratio Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang

lancar Adapun formulasinya sebagai berikut

(2) Quick Ratio

Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan

persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah sebagai berikut

c) Ratio Solvabilitas

Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila

sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka

panjang

Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka

panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka

perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan

137

tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan

tersebut dalam keadaan insolvable

d) Cara Mengukur Solvabilitas

1 Total debt to asset Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan

jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad

Husnan2002563)

2 Total debt to equity Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya

e) Cara meningkatkan solvabilitas Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi

dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini penambahan

aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri (2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan

menambah modal sendiri Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan

mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan

modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang

f) Rasio Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan

laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan

datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu

Kemudian membandingkan dengan tingkat suku bunga pada tahun itu

g) Rasio profitabilitas Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas

Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal

sendiridiukur sebagai berikut

138

1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam mewujudkan

tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan

pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai

kinerja keuangan jangka panjang yang baik Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan

identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar

merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)

a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok

(Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti

Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar

tertentu yang dikuasai oleh perusahaan

Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa

banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru

Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur

seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-

pelanggan lama

Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan

merasa puas terhadap layanan perusahaan

Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur seberapa besar

keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan

2) Kelompok Penunjang

Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu)

Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif

tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh

pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan

kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi

Hubungan dengan pelanggan

Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas

perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan

oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan

Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produknya dimata

para pelanggannya dan masyarakat konsumen

Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan terdiri atas

139

Bukti langsungDirect Evidence

KeandalanCapability

JaminanGuaranty

Daya TanggapAttention

EmpatiTrust b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan

Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya Jadi

tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga

taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan contoh Restoran A

menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di

beli 2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka

akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang

disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-

bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan

bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan 3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh

Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut

berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga

yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani

pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih

1633 Perspektif Proses Bisnis Internal

Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana

perusahaan diharuskan melakukan dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan

pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari

awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan

purna jual

a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses

tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu

Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ―gelombang penciptaan nilai

dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen

yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran

pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa

140

sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki

informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan

Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan

berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan

Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan

menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu

restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas

restoran tersebut bagi pelanggan

1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan

pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan

infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya

Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem

dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan

investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)

1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan

perusahaan perlu melakukan survei secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan

pengakuan akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan Produktivitas kerja

merupakan hasil dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam menilai

produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan pemantauan secara terus

menerus Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga pengukuran sebagai faktor

pendorong pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu

Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan menyatakan bahwa

moral karyawan dan kepuasan kerja berpengaruh bagi peningkatan

produktivitas daya tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh

karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan

pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan

Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin

para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan

yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya

Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak

keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi

141

proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah

membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut

2) Kemampuan Sistem Informasi Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan

mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan

waktu lama untuk mendapat informasi tersebut

1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan

Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu

1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu dengan cara meminta individu untuk menjawab semua pertanyaan kemudian responden

memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak

puas 2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali

semua unsure utama kerja dan menanyakan perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan

untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan menurut Herzberg

(2002) yaitu 1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang terkandung dalam

pekerjaan itu sendiri atau disebut juga aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas B Recognition yaitu penghargaan

C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri

D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk mengembangkan diri

F Advancement yaitu kesempatan untuk maju

2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di sekitar

pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik karyawan Termasuk di dalamnya yaitu a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi

c) Company policy and administration yaitu kebijakan perusahaan dan

pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan

e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja

Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja

1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi

terhadap perbaikan laba atau tidak Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets

142

to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas

modal sendiri

Current Ratio

Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti

kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi

10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan

masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067

dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010

Tahun

Current Ratio

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik

2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik

2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik

2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik

2010 11348 10433 - 11251 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10842

S 4086

X ndash S 10433

X + S 11251

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio

berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan

perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio

historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun

tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya

pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan

2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah

antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas

Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar

yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap

Quick Ratio

Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain

persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek

143

sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100

Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597

10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut

Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik

2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik

2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik

2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik

2010 10977 10101 - 10885 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10493

S 3924

X ndash S 10101

X + S 10885

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan

perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio

historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan

kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir

menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran

Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan

bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010

rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi

dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977

Total Asset to total Debt

Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 051 Di tahun berikutnya

2007 2008 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 5082 4955 4857 dan 5018 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar

Rp 050 Rp 049 Rp 048 dan Rp 050 Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran

Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Total Asset to

Total Debt

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 5153 4899 - 5127 Baik

2007 5082 4899 - 5127 Cukup Baik

2008 4955 4899 - 5127 Cukup Baik

144

2009 4857 4899 - 5127 Kurang Baik

2010 5018 4899 - 5127 Cukup Baik

Rasio rata-rata ( X ) 5013

S 114

X - S 4899

X + S 5127

Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006 ndash 2010

diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 4899 - 5127 Kinerja

perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 5153 Dan

pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5082 dan 4955 Namun pada tahun 2009

kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 4857 ini

disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut Pada tahun

2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt

adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5018

Total Equity to Total Debt

Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 10632 berarti

bahwa modal sebesar Rp 106 menjamin hutang sebesar Rp 1- Di tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 10334 9824 dan

9446 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2007

2008 dan 2009 sebesar Rp 103 Rp 098 dan Rp 094 Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 10075 berarti hutang

sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 100 Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran

Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Total Equity to

Total Debt

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 10632 9605 - 10519 Baik

2007 10334 9605 - 10519 Cukup Baik

2008 9824 9605 - 10519 Cukup Baik

2009 9446 9605 - 10519 Kurang Baik

2010 10075 9605 - 10519 Cukup Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10062

S 457

X ndash S 9605

X + S 10519

Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun 2006 ndash 2010

diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 9605 - 10519 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di

tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 10632 Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara

standar rasio historis yaitu 10334 dan 9824 Namun pada tahun 2009

hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada

145

di bawah standar rasio historis yaitu 9446 hal ini disebabkan karena

perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total

equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10075

Rentabilitas Ekonomi

Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 3487 berarti

dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 034 Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 2957 berarti

dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 029 Dan

kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 2009 dan 2010 menjadi 3750 4137 dan 4327 berarti modal sebesar Rp 1- mampu

menghasilkan laba sebesar Rp 037 Rp 041 dan Rp 043

Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun RE Standar Rasio Historis

Hasil

2006 3487 3189 - 4275 Cukup Baik

2007 2957 3189 - 4275 Kurang Baik

2008 3750 3189 - 4275 Cukup Baik

2009 4137 3189 - 4275 Cukup Baik

2010 4327 3189 - 4275 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 3732

S 543

X ndash S 3189

X + S 4275

Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006 ndash 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 3189 - 4275 Tahun 2006 hasil

penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3487 Di

tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas

ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 2957 hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba

sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut Di tahun 2008

dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu

3750 dan 4137 Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan

ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 4327

Profitabilitas

Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 3124 berarti dengan modal

Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 031 Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 2645 berarti dengan modal Rp 1-

menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 026 Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 2889 dan 3222 berarti dengan modal Rp 1-

146

menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 028 dan Rp 032 Namun

pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 2574 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 025

Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 ndash 2009

Tahun Profitabilitas Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 3124 2606 - 3176 Cukup Baik

2007 2645 2606 - 3176 Cukup Baik

2008 2889 2606 - 3176 Cukup Baik

2009 3222 2606 - 3176 Baik

2010 2574 2606 - 3176 Kurang Baik

Rasio rata-rata ( X ) 2891

S 285

X - S 2606

X + S 3176

Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 2606 - 3176 Pada tahun 2006 2007 dan 2008

hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3124

2645 dan 2889 Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio

historis yaitu 3222 Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif

keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 2574 hal ini disebabkan karena adanya

penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan

2) Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan

menggunakan tolak ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar Dengan memuaskan pelanggan

perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan

meningkatkan jumlah pelanggan Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang ndash orang

disekitar mereka Pada Guest Comment card Restoran Gusti SedapBali rata ndash rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap

kepada kerabat dan keluarga mereka Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga kinerja

keuangan perusahaan akan meningkat

Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu Berdasarkan data maka dapat

dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 06

Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range) Tujuan

dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung Berdasarkan data maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 080

dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai Dari penghitungan yang dilakukan besarnya interval nilai yang diperoleh

adalah sebesar 016 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan

147

besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat

kepuasan pelanggan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Dimensi Indeks Kepuasan

Pelanggan

Hasil kinerja

perspektif Pelanggan

Bukti Langsung Direct Evidence

(0232) Baik

Keandalan Capability (0160) Sangat Baik

Jaminan Guarantee 0205) Baik

Daya Tanggap Attention (0278) Baik

Empati Trust (0170) Baik

Rata - rata (021) Baik

Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung sebesar -0232

berada pada interval -032 le IKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Untnuk

keandalan indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -016 le IKP le 0 hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini Sedangkan untuk dimensi

jaminan daya tanggap dan empati masingndashmasing pada angka -020 -027 dan -017 berada pada interval -032 le iKP lt -016 yang berarti pelanggan puas

Secara keseluruhan indeks kepuasan pelanggan rata ndash rata adalah sebesar -021 yang berada pada interval -032le IKPlt -016 ini berarti bahwa pelanggan

puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti

selama kurun waktu agustus 2010 ndash oktober 2010 adalah baik

Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik Hal ini dipengaruhi oleh cukup

banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang

terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan

keributan tersebut

3) Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal

Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu Restoran Gusti SedapHotel menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya Semua

pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak

lebih dari 5 menit Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan maka memerlukan waktu yang lebih

banyak namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30

menit Waktu pelayanan bersifat fleksibel tergantung dari jenis kebutuhan tamu

Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi

di Restoran Gusti SedapBali seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan

seharusnya maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari

148

standar waktu yang ditentukan maka tamu berhak mendapat kompensasi

tertentu Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran

Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang

di berikan Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu Ini berarti bahwa pelayanan yang

diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran

Gusti SedapBali

4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat

produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010 Sedangkan

untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk menilai kinerja

dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 ndash oktober 2010

Produktivitas Karyawan

Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap

untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan tingkat produktivitas karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 ndash

2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran Sedap

tahun 2006 ndash 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang

tidak terlalu signifikan jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 542 Namun pada tahun

2008 kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 354 Pada tahun 2009-2010

kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan

dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 131 dan 062 ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages

di Restoran Sedap

5) Kepuasan Karyawan Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks

Kepuasan Karyawan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada

Tahun Pendapatan (Rp) Karyawan Produktivitas

(Rp)

Perkembanagan

Rupiah

2006 1957043060 53 36925341 - -

2007 1850928646 53 34923182 (2002159) (542)

2008 2205780223 61 36160332 1237150 354

2009 2418006552 66 36636463 476131 131

2010 2543697588 69 36865182 228716 062

149

karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam

penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan dalam

menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan

lampiran 23 Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai Berdasarkan data pada

lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah

nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 04 dan besarnya interval nilai yang diperoleh

adalah sebesar 004 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat

kepuasan karyawan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh

mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan

Dimensi Indeks Kepuasan

Karyawan

Hasil kinerja perspektif

Karyawan

Pencapaian (0295) Cukup Baik

Penghargaan (0444) Sangat Tidak Baik

Pekerjaan (0307) Cukup Baik

Tanggung Jawab (0272) Cukup Baik

Pengembangan Diri (0316) Cukup Baik

Tempat Kerja (0330) Tidak Baik

Hubungan antar pribadi (0319) Cukup Baik

Kebijakan Perusahaan (0271) Baik

Pengawasan Supervisi (0262) Baik

Keamanan Kerja (0273) Baik

Rata ndash rata (031) Cukup Baik

Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi pencapaian sebesar -

0295 yang berada pada interval -032 le IKK lt -028 yang berarti karyawan

cukup puas terhadap dimensi tersebut Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar

di departemen A namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan Hal ini berlaku

juga pada dimensi pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -032 le

IKK lt -028 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi mereka

Sedangkan untuk dimensi penghargaan IKK ada pada nilai -0444 yaitu

pada interval IKK lt -036 yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan Tingkat

kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab

buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini Hal ini diperkuat oleh

150

banyaknya keluhan ndash keluhan responden mengenai tingkat apresiasi

perusahaan kepada karyawan Untuk dimensi tempat kerja IKK berada pada interval -036 le IKK lt -032

yaitu sebesar -033 Fasilitas dan tempat kerja terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan Selain

itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang ndash barang keperluan office Fasilitas

kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti namun tetap dipaksakan untuk dipakai sehingga pada saat operasional

peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik

Dimensi ndash dimensi berikutnya yaitu dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervisi dan keamanan kerja berada pada nilai -0271 -0262

dan -0273 yaitu pada interval -028 le IKK lt -024 Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan pengawasan supervisi yaitu

adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan dan juga jaminan keselamatan kerja

dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para

karyawan Restoran Sedap Secara menyeluruh Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk

kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -031 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan

kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya

maka dapat disimpulkan bahwa

1 Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio Quick Ratio Total Asset to Total Debt Total Equity to Total Debt Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup

baik Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan

kinerja keuangan penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu Current ratio Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006

Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan

Ratio Profitabilitas pada tahun 2009 2 Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan

pelanggan adalah baik Berdasarkan survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 ndash oktober 2008 menunjukan bahwa

kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung jaminan daya tanggap dan empati adalah baik Sedangkan dari dimensi

keandalan adalah sangat baik

3 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu maka diperoleh hasil

yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu) Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang

disyaratkan terpenuhi yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu

151

4 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

dari tahun 2005 ndash 2009 adalah sebagai berikut

a Dilihat dari produktivitas karyawan Restoran Sedap menetapkan target

produktivitas per karyawan adalah Rp 35000000 per orang Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp

36925341 per orang Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34923182 per orang Sedangkan

pada tahun 2007 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36160332 per orang Rp

36636463 per orang dan Rp 36865182 per orang Dilihat dari jangkka

waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan

b Dilihat dari segi kepuasan karyawan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70

orang karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian pekerjaan tanggung jawab

pengembangan diri dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik

Dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervise dan keamanan kerja adalah baik Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat

tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa

dimensi ini sangat tidak baik Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and

cake shop outlet Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak

5 Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja

Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik Namun pada

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi

untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan

pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan

meningkat dengan sendirinya ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap

152

BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN

LAPORAN

171 Tata Cara Penulisan Usulan Usulan penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian utama dan

bagian akhir

1711 Bagian Awal terdiri dari

1) Halaman Judul

a) Judul penelitian dibuat singkat jelas dan menunjukkan masalah yang diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam

(judul mencerminkan inti dari karya tulis tersebut dan judul yang berbahasa asing ditulis miring)

b) Di bawah judul ditulis maksud penulisan usulan penelitian untuk

menyusun skripsi S1 c) Lambang Universitas

d) Tulisan ―Diajukan oleh di bawah lambang berisi Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan ijazah terakhir dan di bawah nama dicantumkan

nomor induk mahasiswa e) Nama konsentrasi dan lembaga yaitu konsentrasi (Manajemen

Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

f) Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun di bawah Kota

2) Halaman Persetujuan Halaman ini berisi persetujuan dari dosen mata kuliah dosen

pendamping seminar dan diketahui oleh ketua program studi lengkap dengan tanda tangan serta tanggal persetujuan

1712 Bagian Utama

1) Pendahuluan

Pada pendahuluan disajikan Latar Belakang masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

(1) Latar Belakang Masalah

Merupakan landasan pemikiran secara garis besar baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat untuk dilakukan

penelitian Dengan demikian latar belakang berfungsi sebagai informasi yang

relevan untuk membantu pokok permasalahan justifikasi penelitian dan berangkat dari hal yang bersifat umum kepada hal yang lebih khusus sehingga

setelah membaca latar belakang masalah pembaca dapat menduga pokok masalah yang akan diteliti Pada penelitian tertentu Latar belakang juga

mendeskripsikan perbedaan atau kesenjangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan)

153

(2) Rumusan Masalah

Rumusan Masalah adalah pernyataan tentang keadaan fenomena dan konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui

suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat analisis yang tepat dan relevan Rumusan masalah yang

baik mempunyai ciri-ciri

Mempunyai nilai keaslian dan atau kejelasan sumber

Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan penelitian

Merupakan hal penting sehingga patut untuk diteliti

Memberikan implikasi untuk kemungkinan pengkajian secara empiris

Dapat diukur dengan alat penelitian

Layak (feasible) untuk dilaksanakan dalam arti didukung data primer dan atau data sekunder yang memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat

dipertanggungjawabkan

Sesuai dengan program studi dan konsentrasi yang dipilih (Manajemen

Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

Berbentuk kalimat tanya

(3) Tujuan Penelitian Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai

sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan biasanya berbentuk kalimat pernyataan

(4) Manfaat Penelitian

Dalam bagian ini disebutkan manfaat penelitian bagi khasanah ilmu

pengetahuan dan perumusan kebijakan (―untuk apa bukan ―untuk siapa)

2) Kajian Pustaka Pada kajian pustaka disajikan landasan teori penelitian sebelumnya dan

hipotesis (jika ada) Jumlah pustaka yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal 10 pustaka (termasuk minimal 5 jurnal nasional maupun

internasional buku majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya) dengan ketentuan pustaka tersebut merupakan terbitan terbaruedisi terbaru

(minimal sepuluh tahun terakhir) dan jika lebih dari sepuluh tahun harus

memiliki nilai kebaruan (muktahir atau langka)

(1) Landasan Teori Pada bagian ini dijabarkan landasan teori dan argumentasi-

argumentasi (konsep teori) sebagai alternatif jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian serta merumuskan hipotesis (kalau ada) yang

diambil dari jurnal (paling diutamakan) buku teks majalah ilmiah dan

sumber lain yang dapat dipercaya secara ilmiah Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif dan atau model yang langsung berkaitan

dengan penelitian

(2) Penelitian Sebelumnya Pada bagian ini diuraikan secara sistematis tentang hasil-hasil

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan Pada penyajian ini hendaknya

ditunjukkan bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab belum

terpecahkan secara memuaskan dan atau penelitian yang sama diterapkan dalam dimensi waktu serta tempat yang berbeda Fakta-fakta

154

dan data yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya Jumlah

penelitian sebelumnya yang ditampilkan minimal tiga penelitian yang relevan baik relevan tema penelitian dan atau alat analisis yang

digunakan Format penulisannya sama seperti kutipan alenia tanpa nomor

(2) Hipotesis (jika ada)

Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti Hipotesis berbentuk pernyataan singkat yang disimpulkan oleh peneliti

dari tinjauan pustaka dan telaah hasil penelitian sebelumnya oleh

karena itu masih harus dibuktikan kebenarannya Format penulisannya seperti kutipan alenia tanpa nomor

3) Metode Penelitian

Bagian ini memuat

(1) Lokasi dan Objek Penelitian

Menjelaskan lokasi dan objek tempat penelitian dalam pengambilan data (perusahaan hotel dan lainya) untuk proses

penelitian

(2) Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel adalah bentuk

operasional dari variable-variabel yang digunakan biasanya berisi definisi konseptual indikator yang digunakan harus terukur Mengidentifikasi

variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian

(3) Jenis dan Sumber Data

Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam penelitian

(4) Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel adalah teknik penentuan jumlah sampel

dan prosedurnya Metode penentuan sampel dikenal juga dengan istilah

teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling

(5) Metode Pengumpulan Data

Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi penelitian terhadap obyek yang diteliti pada penelitian Pada

umumnya ada beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara

pengamatan langsung penyebaran angket dokumentasi dan sebagainya

(6) Teknik Analisis Menjelaskan teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan

permasalahan dan tujuan penelitian Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan Teknik analisis

yang digunakan bisa berbentuk analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif

155

1713 Bagian Akhir

Pada bagian ini memuat daftar pustaka

172 Tata Cara Penulisan Skripsi 1721 Umum

Definisi Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh

mahasiswa berdasarkan hasil penelitian dari analisis data primer dan atau data

sekunder sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Mahasiswa yang akan menyusun Tugas AkhirSkripsi mengajukan permohonan apabila telah

memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi

Kerangka skripsi meliputi

1) Bagian awal skripsi terdiri dari

Halaman depankulit skripsi

Halaman judul

Halaman pengesahan

Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah

Prakata (ucapan terimakasih)

Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)

Daftar isi

Daftar tabel (jika ada minimal dua)

Daftar gambar (jika ada minimal dua)

Daftar lampiran (jika ada minimal dua)

2) Bagian isi skripsi terdiri dari

Pendahuluan

Latar belakang masalah

Rumusan masalah

Tujuan penelitian

Manfaat penelitian

Tinjauan Pustaka

Landasan teori

Penelitian sebelumnya

Hipotesis (kalau ada)

Metode Penelitian

Lokasi penelitian

Identifikasi variabel

Definisi operasional Variabel

Jenis dan sumber data

Metode penentuan sampel

Metode pengumpulan data

Teknik analisis

Hasil dan Pembahasan

Gambaran umum objek penelitian dan deskripsi hasil penelitian hellip

Pembahasan hasil penelitian

Simpulan dan Saran

Kesimpulan

Saran

Bagian akhir skripsi terdiri dari

156

Daftar pustaka

Lampiran-lampiran

Penjelasan kerangka skripsi

Halaman depan kulit skripsi Halaman ini harus memuat judul skripsi lambang Universitas dengan

ukuran yang telah ditentukan penulis (nama dan nomor induk mahasiswa) fakultas program studi

Halaman judul

Halaman ini memuat hal yang sama dengan halaman depankulit skripsi

dengan tambahan kalimat yang menunjukkan bahwa skripsi tersebut diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana atau diploma

―program studi yang bersangkutan

Halaman pengesahan Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi ini telah disetujui oleh

pembimbing dan Ketua Program Studi yang disahkan dengan membubuhkan

tanda tangan masing-masing

Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah Surat ini merupakan surat pernyataan dari mahasiswa bahwa skripsi ini

disetujui oleh mahasiswa untuk dipublikasikan untuk kepentingan akademis

Prakata (Ucapan Terimakasih) Berisi pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang membantu

kelancaran penulisan skripsi ini sampai mencapai bentuk yang disahkan dan

maksimal hanya 2 halaman

Abstrak Abstrak skripsi (maksimum 200 kata) adalah rangkuman (summary)

ringkas dari semua pokok pikiran yang terdapat dalam skripsi yang meliputi Judul Permasalahan Metode pemecahan masalah Hasil pemecahan masalah

dan Kesimpulan dan saran Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia masing-masing 1 (satu) halaman

Daftar isi skripsi Daftar isi harus disusun sesuai dengan urutan pada skripsi

Daftar Tabel Daftar Gambar dan Daftar Lampiran (kalau ada)

BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah rumusan masalah batasan

permasalahan (jika ada) tujuan penelitian dan manfaat penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat landasan teori (teori-teori yang ada hubungannya dengan judul atau permasalahan yang dibahas) penelitian sebelumnya (minimal

penelitian sepuluh tahun terakhir) dan hipotesis (kalau ada)

157

BABIII METODE PENELITIAN

Metode penelitian memuat cara pemecahan yang dipergunakan dalam penelitian yang tepat untuk memecahkan persoalan yang ingin diteliti Hal-hal

seperti cara pemilihan daerah penelitian (lokasi penelitian) cara pemilihan responden dan sebagainya merupakan cara dalam mencari data dan perlu

dimasukkan dalam bab ini Selanjutnya metode analisis (teknik analisis) perlu dikemukakan rinci dalam bab ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini disampaikan gambaran umum tentang objek penelitian

dan deskripsi hasil penelitian (hasil perhitungan dengan menerapkan metode penelitian yang telah dibicarakan) dan hasil perhitungan yang diperoleh disertai

dengan bahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan

(kesimpulan harus menjawab rumusan permasalahan) sedangkan saran adalah

rekomendasi yang diberikan berdasarkan atas hasil pembahasan

DAFTAR PUSTAKA Daftar pusataka adalah daftar yang memuat semua bacaan yang

dituangkan ke dalam penelitianskripsi Penulisan mengikuti pedoman Harvard Style

LAMPIRAN Lampiran merupakan segala sesuatu yang mendukung penulisan yang

bila dimasukkan ke dalam teks dapat mengganggu konsentrasi pembaca Lampiran dapat berupa tabel perhitungan atau rumus-rumus

158

BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP

181 Kegunaan Merujuk

Menurut Leedy (1997) menerangkan bahwa suatu rujukan pustaka mempunyai kegunaan untuk (1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang

serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam hal ini diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan

merancang metode penelitiannya (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai

permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi (3)

mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya (4) mengenal peneliti-peneliti

yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang

lain yang mungkin terkait) (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu

pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya (7)

membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda

dengan penelitian-penelitian sebelumnya) dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang

sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut

Dalam penjelasan yang hampir serupa Castetter dan Heisler (1984) menerangkan bahwa rujukan pustaka mempunyai enam kegunaan yaitu (1)

mengkaji sejarah permasalahan (2) membantu pemilihan prosedur penelitian

(3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu (5) menghindari duplikasi

penelitian dan (6) menunjang perumusan permasalahan Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas maka pembahasan lebih lanjut tentang

kegunaan rujukan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam

bagian berikut ini

Kegunaan 1 Mengkaji sejarah permasalahan

Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut Pengkajian terhadap

perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang

lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (rujukan dari waktu ke waktu berkurang atau bertambah parah apa penyebabnya) Mungkin saja

rujukan seperti ini mirip dengan bagian ―Latar belakang permasalahan yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian Bedanya dalam

rujukan pustaka kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada Pengkajian

kronologis atas penelitianndashpenelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh

159

peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut Gambaran bermanfaat

terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat

Kegunaan 2 Membantu pemilihan prosedur penelitian Dalam merancang prosedur penelitian (research design) banyak

untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang

hampir serupa Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan Dengan mengetahui

kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut kemudian dapat dipilih

diadakan penyesuaian dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi

Kegunaan 3 Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan

permasalahan Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan

haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada

Pengkajian pustaka dalam hal ini akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan permasalahan Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan

teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan

Kegunaan 4 Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu

Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan rujukan pustaka

yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan sebelumnya Pembuktian keaslian penelitian

ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah

ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau

kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur

dan hasil penelitian yang pernah ada Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan

tersebut Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut

akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi

apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah Evaluasi ini menghasilkan

penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok 1 Kelompok Pustaka Utama

(Significant literature) dan 2 Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature)

Kegunaan 5 Menghindari duplikasi penelitian

Kegunaan yang kelima ini agar tidak terjadi duplikasi penelitian sangat jelas maksudnya Masalahanya tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara

luas Dengan demikian publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting Dalam hal ini peneliti perlu mengetahui

sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan

sumber-sumber tersebut Rujukan pustaka berkaitan dengan hal ini berguna

160

untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan

dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi)

Kegunaan 6 Menunjang perumusan permasalahan

Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam) komprehe nsif dan

bersistem pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa yang memerlukan penelitian yang

membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang

pernah dilakukan sebelumnya

182 Tujuan Merujuk Tujuan utama melakukan studi literature adalah 1) menemukan variable-

variabel yang akan diteliti 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan

menentukan hal-hal yang perlu dilakukan 3) melakukan sintesa dan

memperoleh perspektif baru 4) menentukan makna dan hubungan antar variable

Tujuan pertama melakukan studi literatur adalah menemukan variable-variabel yang akan diteliti Pada praktiknya peneliti sering mengalami kesulitan

untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti Disamping

membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti studi literature juga

dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting adalah membantu dalam

mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti

Tujuan kedua adalah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian

atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak-

tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan

dilakukan saat ini khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini Kita

sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mendalam mengenai topik yang sudah

diteliti Tujuan yang ketiga adalah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif

baru maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu maka ada kemungkinan peneliti

tersebut menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang

dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang

bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum Tujuan keempat adalah menentukan makna dan hubungan antar

variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta Hipotesisnya

Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa

melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh adalah kesalahan dalam pendefenisian variabel Dengan melakukan

studi kepustakaan peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara-cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan-

161

kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh

peneliti sebelumnya Khususnya dalam ilmu-ilmu social dan psikologi pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan

operasional dalam buku-buku teori yang ada

183 Sumber-Sumber Rujukan Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti

diantaranya adalah 1) abstrak hasil penelitian 2) indeks 3) review 4) jurnal 5) buku referensi

1) Abstrak

Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang

meliputi metode yang digunakan perumusan masalah hasil penelitian dan kesimpulan Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan

gambaran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilakukan

Keuntungan utama membaca abstrak adalah kita dapat mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut sehingga memberikan inspirasi kepada

kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda

2) Jurnal Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama

misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam

ilmu komputer Kegunaan utama jurnal adalah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal

merupakan hasil penelitian Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana

buku-buku referensi Saat ini jurnal menjadi acuan pustaka yang lebih disarankan oleh beberapa universitas karena hasil penelitiannya relative baru

dan terkini

3) Buku Referensi

Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat

sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu Buku eferensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan

disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut

4) Indeks

Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan

deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut bagian heading

(kepala berita) Internet proxy server Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet hal utama yang dibahas adalah mengenai proxy server

5) Review Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya-karya atau buku

yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi Dalam review biasanya penulisnya memberikan

162

perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview

oleh yang bersangkutan Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya adalah agar pembaca dapat

memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya

184 Cara Pencarian Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara

online Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan tempat-tempat sumber informasi seperti Biro Pusat Statistik

Jika dilakukan secara online maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet Dikarenakan tidak adanya sensor dalam

Internet maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan yang di jadikan acuan yang ada di Internet Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di

Internet Reliabilitas referensi yang dicari sebaiknya dipertimbangkan

reliabilitasnya khususnya dari sisi pengarangnya Jika pengarangnya memang

ahli di bidangnya maka tulisan tersebut dapat dipercaya kualitasnya Pada bagian kover belakang buku biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya

misalnya pengalaman menulis buku studinya dan jenjang kariernya Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis

saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku

CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist Cars

checklist (Harris 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet

Pertama kredibiltas menyangkut sumber informasinya yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya

kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan alamat pengalaman kedudukan dan penilaian sesama penulis adanya kontrol kualitas

dari sesama penulis refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya

Kedua akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date) bersifat

factual detil pasti komprehensive berorientasi pada pembaca dan tujuan menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa dan

dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh Ketiga dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak

memihak memberikan keseimbangan bersifat obyektif tidak memunculkan konflik kepentingan tidak bersifat menghasut mempunyai tujuan untuk

dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang utuh

Keempat adanya dukungan seperti sumber-sumber acuan informasi

kontak memungkinkan adanya layanan tuntutan tujuannya adalah memberikan bukti yang meyakinkan kepada para pembaca jika pembaca

melakukan tuntutan

Berikut ini beberapa situsweb yang layak sebagai web browser untuk artikel ilmiah

163

httpsscholargooglecoid

httpswwwresearchgatenet

164

httppapersssrncom

httpswwwacademiaedu

httpidportalgarudaorg

165

185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka Penyusunan Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama

belakang penulis pertama Daftar pustaka ditulis dalam spasi tinggal Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi Baris

pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam Nama keluarga untuk penulis barat adalah nama yang ditulis terakhir sedangkan untuk

penulis Cina dan Korea adalah nama pertama Misal untuk barat Dudly G

Luckett nama keluarganya adalah Luckett untuk Cina atau Korea Lee Kwan Yew nama keluarganya adalah Lee Orang Indonesia sebagian memiliki nama

keluarga dan sebagian tidak Dalam hal penulis Bali supaya ditulis nama setelah nama embel-embel seperti I Gusti Nyoman Agung dan sebagainya

Misalnya I Gusti Nyoman Ketut Dharma Laksana supaya ditulis Dharma Laksana IGNK Untuk orang Indonesia yang dalam hal ini tidak diketahui

nama keluarganya maka penulisan dilakukan dengan menyebut namanya secara lengkap (tanpa titel) misalnya Mohamad Nazir PHD ditulis Mohamad

Nazir bukan Nazir Mohamad

Penulisan buku publikasi buku terjemahan artikel dalam buku

buku

Penulis tahun judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit

Contoh

Buku terjemahan

Penulis asli tahun buku terjemahan judul buku terjemahan (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) (diterjemahkan oleh nama

penerjemah) nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan

Contoh

166

Artikel dalam buku

Penulis artikel tahun judul artikel (harus ditulis miring) nama editor judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit

dan kota penerbit

Contoh

Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah Penulis tahun judul artikel nama majalah (harus ditulis miring sebagai

singkatan resminya) nomor volume dan halaman

Contoh

167

Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah

artikel dalam prosiding seminar

Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring) kota seminar

Contoh

Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring)

kota seminar dan tanggal seminar

Contoh

168

Pengarang yang tidak disebutkan namanya

Gunakan istilah ―anonim untuk referensi tanpa nama penulis

Contoh

Pustaka dalam bentuk SkripsiTesisDisertasi

Penulis tahun judul skripsi SkripsiTesisDisertasi (harus ditulis miring) nama fakultasprogram pasca sarjana dan kota

Contoh

Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel yang tidak ada nama penulisnya)

Penulis tahun judul artikel alamat website (harus ditulis miring)

diakses tanggal

169

Contoh

Leung DH and Tang W 2000 Functions of Baire Class One httpwwwarXivmathCA0005013vl 2 May 2000 diakses 12 Nopember

2007

Buku dengan editor dan bab dengan pengarang tersendiri

Contoh Hillman S 1998 Iron Deficiencies and Other Hypoproliferative Anemias In

Fauci AS Braunwald E Isselbacher KJ Wilson JD editors Harrisonlsquos

Principle of Internal Medicine 14th Ed New York McGraw-Hill p 634-647

170

Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal

USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN

JASA TX TRAVEL CILEGON

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyusun

skripsi S1

Diajukan oleh

TAN MAYKE CHRISTINA HIQ

2008220002

FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA

UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG

2012

CONTOH

171

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara

kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13000 pulau Pulau-pulau di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah

keindahan alamnya Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena

sangat beraneka ragam Keindahan alam itu telah membuat banyak turis tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena sangat mempengaruhi pembangunan nasional Hal itu bisa terjadi karena

pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar memperluas lapangan kerja mendorong pembangunan daerah mengenalkan

Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi

masyarakat Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah satunya adalah travel agent

Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara dari Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam Salah satu travel yang ada di

Indonesia adalah TX Travel TX Travel didirikan mulai Maret 2004 sebagai bagian dari divisi retail

Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale

(grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006 TX Travel merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise (waralaba) sejak 2005 dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72

TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX

Travel Cilegon ini Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel penjualantiket-tiket pesawat

dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara

ChinaKarena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru maka untuk dapat bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para

konsumen untuk mau menggunakan jasanya Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan

jasa suatu perusahaan Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon

melalui penelitian yang dilakukan penulis

12 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara

lain

1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa TX Travel cilegon 2) Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

13 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

172

1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon 2) Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

14 Manfaat Penelitian

1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang

berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan

pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan 2 Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah

konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori 211 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan Philip Kotler et al (19997) memberikan definisi

pemasaran adalah ―Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan

orang atau kelompok lain Sedangkan Assaury (20015) mendefinisikan pemasaran ―Suatu kegiatan

aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaran

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market) mengevaluasi

kebutuhan konsumen mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan

memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler et al (199916) adalah

proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga promosi dan distribusi barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan

kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi Dari definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang

mencangkup analisis perencanaan implementasi dan pengendalian juga mencangkup barang jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan

tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat

Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat timing dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya

(Philip Kotleret al (199917)

212 Bauran Pemasaran Sebagaimana yang dikatakan oleh William J Stanton (19937) bahwa

pemasaran adalah Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan menentukan harga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa

baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial Dari definisi

173

tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok

kegiatan pemasaran yakni produk harga promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang

baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen maka keempat unsur tadi perlu dirancang

sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa ―bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran

pemasarannya dalam pasar sasaran― Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang

dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product Price Promotion dan Place)

a Product (Produk)

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan

Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)

yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untukmemenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu

b Price (Harga) Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti

tingkat harga struktur diskon syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan Harga menggambarkan

besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk

memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen

c Promotion (Promosi) Bauran promosi meliputi berbagai metode yaitu iklan promosi

penjualan penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam

rangka menjual produk ke konsumen

d Place (Saluran distribusi) Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses

terhadap jasa bagi para pelanggan Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat

dengan mudah memperoleh suatu produk

213 Konsumendan Perilaku Konsumen

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli

atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadiDi dalam mencapai tujuan perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir

atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi Tanpa konsumen hasil produksi tidak berarti

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan (Levit 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono) Agar

tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen

dengan harga yang pantas Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya

174

Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati 200567) perilaku

konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh

Hurriyati 200567) perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang melibatkan diri dalam poses menyeleksi membeli dan mempergunakan barang

dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya Beberapa aktiitas melibatkan mental dan proses emosional sebagai tambahan dari reaksi fisik

Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari membeli

menggunakan mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk jasa

maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannyaJadi dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam

mencari membeli menggunakan mengevaluasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Philip Kotleret al (1999223) adalah

a Faktor budaya

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen

b Faktor sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

kelompok acuan (kelompok referensi) keluarga serta peran dan status sosial

c Faktor pribadi Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu

usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan kondisi ekonomi gaya

hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli d Faktor psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi persepsi pengetahuan (learning) serta keyakinan dan

sikap

214 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Berdasarkan tujuan pembelian konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional

(konsumen industrial konsumen antara konsumen bisnis) Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk

memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi pemakai industri pedagang dan lembaga

non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari

dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang meliputi

(Kotler et al 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004)) a Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya

keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu

b Pemberi pengaruh (influencer) yaitu orang yang pandangan nasihat atau

pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian c Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan

pembelian

175

d Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian actual

e Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang dan jasa yang dibeli

Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi Hawkins et al (1992) dan Engel et al (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi

proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis yaitu a Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making) Konsumen

mencari informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya

sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya Beberapa misal produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil

komputer sepeda motor rumah mewah dan lainnya b Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) terjadi apabila

konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi beberapa

alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut Ini

biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin Hal ini terjadi karena environmental needs

misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan bosanlsquo dengan merek yang sudah ada

c Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)

merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli

merek favorit (tanpa evaluasi alternative) Produk-produk yang biasa dibeli adalah sabun past gigi mkanan ringan minyak rambut dan lainnya

215 Travel Agent

Travel agent menurut Damardjati (2001132) adalah perusahaan yang harus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-

orang termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain

baik di dalam maupun di luar negeri Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen

merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur menyelenggarakan serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi

seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar

negeri

216 Jasa

Menurut Kotler (199783) ―Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik Sedangkan

menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003243) ― Jasa merupakan sesuatu yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhan

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang

menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak yang mana dapat dinikmati pada saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti

dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan Maka dapat dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka

memperoleh kepuasan

176

Berdasarkan pengertian jasa di atas Tjiptono (2004) mengutarakan

ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya a Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang Bila barang merupakan suatu objek alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan tindakan pengalaman

proses kinerja (performance) atau usaha Oleh sebab itu jasa tidak dapat dilihat dirasa dicium didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi

Bagi para pelanggan ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi

karena terbatasnya search qualities yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan Untuk jasa kualitas apa

dan bagaimana yang akan diteriman konsumen umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi

b Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasa diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi

dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama c Variability Heterogeneity (berubah-ubah)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung kepada siapa

kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi Hal ini dikarenakan jasa

melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal

sikap dan perilakunya d Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan Kursi pesawat yang kosong kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang

tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa

disimpan e Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas

penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya Mereka bisa mengkonsumsi menyimpan atau menjualnya Di lain pihak pada pembelian

jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa

untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel bioskop jasa penerbangan dan pendidikan)

22 Penelitian Sebelumnya

Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT Merpati

Nusantara Airlines Distric Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa penerbangan PT Merpati faktor itu antara lain faktor

pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3486) faktor harga dan promosi (nilai eigen value sebesar 3005) faktor reputasi dalam keamanan

dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2081) faktor perilaku karyawan dan fasilitas (nilai eigen value sebesar 1549) Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa penerbangan PT Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di

antara semua faktor

177

Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul

―Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata pada PT Tour East Indonesia-Denpasar Hasil analisis yang diperoleh adalah

faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil kontribusi variance 29622 sebagai faktor utama yang mempengaruhi

konsumen untuk membeli paket wisata PT Tour East Indonesia-Denpasar Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus)

dengan kontribusi variance 19115 Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap

perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi variance 12908 Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata

yang bersaing) dengan kontribusi variance 10361 Faktor kelima adalah faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel

6682Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai

penulis kepada PT Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor

pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata

Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di

Panorama Tours Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat

di Panorama Tours Denpasar ndash Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai

eigen value sebesar 9657) faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai eigen value sebesar 1510) faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value sebesar 1159) Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours

adalah faktor pelayanan dan promosiAdapun saran-saran yang diberikan Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT Panorama Tour

Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT

Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan penanganan konsumen keramahan pada konsumen penawaran harga khusus

kecepatan mendapat informasi harga tiket desain brosur dan informasi perhatian staf kegiatan periklanan Bila PT Panorama Tours bisa

meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat

Jl Ahmad Yani 136 Cilegon Telp (0254) 3800 67 (0254) 7021 099

Fax (0254) 390 506

Website httpwwwtxcilegoncom

Email cilegontxtravelcoid

32 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal untuk mengidentifikasikan variabel Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon adapun indikator-indikator dari variabel ini yaitu

X1 = Penawaran harga khusus (promosi) X2 = Kecepatan penanganan konsumen

X3 = Keramahan kepada konsumen

178

X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan

X5 = Lokasi perusahaan X6 = Kemudahan mendapat informasi

X7 = Harga yang diberikan X8 = Desain brosur

X9 = Periklanan X10 = Fasilitas yang ditawarkan

X11 = Kepedulian terhadap konsumen X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen

X13 = Keragaman produk yang ditawarkan

X14 = Penampilan karyawan X15 = Webmarketing

X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen

33 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan Adapun definisi operasional dari kegiatan ini adalah

[1] X1 = Penawaran harga khusus (promosi) promo-promo atau pemberian harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang ditawarkan

[2] X2 = Kecepatan penanganan konsumen kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen baik secara langsung (tatap

muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon) [3] X3 = Keramahan kepada konsumen keramahan kepada konsumen

ketika melayani konsumen Hal ini bisa dilakukan dengan cara

memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria [4] X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan konsumen mudah

menghubungi perusahaan baik melalui telepon e-mail fax dsb [5] X5 = Lokasi perusahaan strategis atau tidaknya lokasi perusahaan

berada apakah mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota [6] X6 = Kemudahan mendapat informasi Konsumen mudah untuk

mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket [7] X7 = Harga yang diberikan harga yang ditawarkan perusahaan sama

atau lebih murah dari perusahaan lain sejenis

[8] X8 = Desain brosur penampilan brosur yang menarik meliputi bentuk fisik warna lambang atau tanda yang digunakan sebagai identitas

perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan [9] X9 = Periklanan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam

mempromosikan produknya baik melalui media cetak maupun media elektronik

[10] X10 = Fasilitas yang ditawarkan segala fasilitas baik fasilitas utama

maupun fasilitas pendukung yang menunjang kepuasan dan kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan

[11] X11 = Kepedulian terhadap konsumen bentuk tindakan yang selalu mementingkan konsumen dan memberikan pelayanan terbaik untuk

konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak mengganggu kenyamanan konsumen

[12] X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen pemberian jaminan keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan

179

[13] X13 = Keragaman produk yang ditawarkan banyaknya produk yang

ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu produk yang diinginkan

[14] X14 = Penampilan karyawan penampilan semua karyawan yang mencangkup kerapian kebersihan dan daya tarik seragam

[15] X15 = Webmarketing salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini sedang populer di kalangan bisnis yang menggunakan internet sebagai

media pemasaran [16] X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen salah satu bentuk

pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata yang

sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku konsumen

34 Jenis Dan Sumber Data

341 Jenis data a Data kualitatif

Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan

gambar Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-uraian informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan

satuan hitung tertentu Misalnya Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travelhal-hal yang disukai konsumen TX Travel Cilegon sejarah berdirinya TX Travel Cilegon pendapat

responden dalam kuisioner

b Data kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data

kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring Misal jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel

Cilegon tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka

342 Sumber data

a Data primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara langsung diperoleh di tempat penelitian yang dalam penelitian ini

didapat dari konsumen TX Travel Cilegon b Data sekunder

Adalah data yang sudah tersedia sehingga dapat langsung dapat digunakan dalam penelitian misalnya desain brosur TX Travel jenis

jasa yang ditawarkan TX Travel jumlah konsumen yang datang ke TX

Travel Cilegon

35 Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (200980) sampel dan populasi memiliki arti yang

berbeda Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

180

yang ada pada populasi misalya karena keterbatasan dana tenaga dan waktu

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability sampling

Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari

populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini

karena anggota populasi dianggap homogen Jadi tidak mempedulikan strata sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa

TX Travel Cilegon Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil maka menurut

Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono ditentukan oleh jumlah populasi

dan tingkat kesalahan penelitian Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu biaya dan

dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10 sehingga jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang

merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai pengusaha pelajar ibu rumah tangga dan lainnya

36 Metode Pengumpulan Data 1) Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya yang dalam penelitian ini konsumen TX Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut

2) Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengambil data dari literature buku-buku dan sebagainya yang

menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan

―kepuasan konsumen maupun perilaku konsumen 3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan serta karena penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian

Sambil melaukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data

37 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktordenganbantuan Software SPSS versi 140 for windows SPSS adalah suatu

software yang berfungsi untuk menganalisis data melakukan perhitungan statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali 200114)

Menurut Singgih Santoso (2001) analisis faktor adalah ―alat yang

digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant) menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum dilakukan analisis faktor

akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas

181

Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument

pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur Jika misalkan kita punya alat ukur meteran maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu

mengukur jarak suatu titik Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah

sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

Untukmelakukanujivaliditas metode yang kita lakukan adalah mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara

keseluruhan Sugiyono (2001106) menyatakan―Bahwa syarat minimum untuk

dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor totalnya adalah 03 (r=03) Jadi

Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid Setelah data valid maka selanjutnya

dilakukan uji reliabilitas Reliabilitas menurut Purbayu Budi Santosa (2005) adalah ukuran yang

menunjukan konsistensikestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang

sama dilain kesempatan Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain

Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika

digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada penelitian yang lain

Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara yaitu a Repeated measure atau pengukuran berulang Di sini pengukuran dilakukan

berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan

yang sama Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil pengukuran sebelumnya

b One shot Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau

dengan pengukuran korelasi antar jawaban Pada program SPSS metode ini dilakukan dengan metode Croncbach Alpha di mana suatu kuisioner

dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 06

Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktortahap I (pemilihanvariabel) tahap II (factoring danrotasi)dantahap III (penamaan faktor)

Menurut Santoso danTjiptono(2001250) tahapan proses analisis faktor

yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut

1 Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua

variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak 2 Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis

Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas

apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain

3 Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value diatas 1)

4 Uji keakuratan ketepatan model

182

DAFTAR PUSTAKA

Misal

MLA Style

Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia Springer Singapore 2016 37-49

APA Style Utama I G B R (2016) Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Chicago Style Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia pp 37-49 Springer Singapore

2016

Harvard Style

Utama IGBR 2016 Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Vancouver Style Utama IG Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali

Tourism Destination InDevelopment of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia 2016 (pp 37-49) Springer Singapore

183

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen I Fishbein M 1977 Attitude-Behavior relations A theoretical analysis

and review of empirical research Psychological Bulletin 84 888ndash918 Algifari 2000 Analisis Regresi Penerbit BPFE-UGM Yogyakarta

Alma Bukhari 2004 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan

ke enam Bandung Alfabeta Antara I Made 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata

Universitas Udayana Bali Any Noor 2009 Management Event Bandung Alfabeta

Archer B and Cooper C 1994 ―The Positive and Negative Impacts of Tourism Pp 73-91 in WF Theobald (ed) Global Tourism The Next Decade

Butterworth-Heinemann Oxford

Arief S 1993 Dampak Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Kompas Jumat 22 Januari

Arikunto S 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Cetakan keduabelas Jakarta Penerbit Rineka Cipta hal320-326

Ariyanto 2003 Ekonomi Pariwisata Jakarta Pada httpwwwgeocitiescomariyanto eks79homehtm

Armstrong J Scott Designing and Using Experiential Exercises URL

wwwhssrncom Arsyad L 1999 Ekonomi Pembangunan Edisi keempat Yogyakarta

Aryanto Rudy 2003 Environmental Marketing Pada Ekowisata Pesisir Menggerakan Ekonomi Rakyat Daerah Otonom P062024264 S3 PSL

IPB Assauri S 2009 Manajemen PemasaranDasar konsep dan StrategiJakarta

Rajawali Pers

Assauri 1999 Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada Assauri Sofyan 2002 Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi

Jakarta CV Rajawali Averson Paul Balanced Scorecard Institute 2000 Available from URL

wwwbalancedscorecardorg 20 juni 2010

Azis IJ 1996 Kesenjangan Antara Ekonomi Makro dan Gejala Mikro Keterbatasan

Azwar Saifudin 2001 Metode Penelitian Edisi Ketiga Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 1998 Metode Penelitian Jogjakarta Pencetak Pustaka Pelajar Offset Bagyono 2012 Pariwisata dan Perhotelan Bandung Alfabeta

Barsky Jonathan 1992 Customer Satisfaction in the Hotel Industry Measurement and Meaning Cornell HRA Quaterly 720-41

Basu Swastha dan Irawan 2008 Manajemen Pemasaran Modern Edisi Kedua

Cetakan Ke empat Yogyakarta Liberty Beerli A Martin J D 2004 ―Factors influencing destination image Annals of

Tourism Research 31(3) 657-681 Bendesa I Komang Gde 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3

Pariwisata Universitas Udayana Bali

BeverlandM P Brotherton2001 The Uncertain Search for Opportunities Determinant of Strategies Partnership Qualitatif Market Research An

International Journal 4(2) 88-99 Bitner Mary Jo Zeithaml Valerie A 2000 Services Marketing McGraw-Hill

International Editions

184

BlackRJ amp Grant PL1997 Economic Impact of Convention and Meetings to

Montana Methodological Attempts Journal Institute for Tourism and Recreation Research School of Forestry The Montana University

BleekeJ and D Erns1995 Is Your Strategic Alliance Really a Sale Harvard Business Review ( January ndash February)97103

BoehmeAJ 1999 Planning Successful Meetings and Events A Take-Charge Assistant Book New YorkNY 10019 AMACOM American Management

Association1601 Broadway

Borg I 1986 A Cross Culture Replication on Elizurs Facets of Work Values Multivariate Behavioral Research 21 401-410

Borg I and Lingoes JC 1987 Multidimensional Similarity Structure Analysis New

Brahmantyo 2001 ―Potensi dan Peluang Usaha dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Salak Endah Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal

Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001

Brannen J 1999 Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Samarinda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari

Brown James Dean 1998 Understanding Research in Second Language Learning A Teachers Guide to statistic and research designCambridge

Sindicate University Brunt Paul 1997 Market Research in Travel and Tourism Great Britain

Butterworth Heinemann Buckley J W M H Buckley and H Chiang 1976 Research Methodology amp

Business Decisions National Association of Accountants

Bungin B 2003 Analisis Data Penelitian Kualitatif PT Rajagrafindo Persada Jakarta

Bungin B 2007 Penelitian Kualitatif Prenada Media Group Jakarta Cahyono Bambang Tri 1996 Metodologi Riset Bisnis Jakarta Badan Penerbit

IPWI

Cheng Y H 2000 A Study on the factors of internal service quality--Nurse for example pp 1-2

Chi Gengqing 2005 A Study of Developing Destination Loyalty Model (Dissertation) Submitted to the Faculty of the Graduate College of the

Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for

the Degree of Doctor of Philosophy July 2005 ChipkinH2001Is Independent Day at hand Lodging 26(11) 44-48

Chon K Yoo J J - E 2008 ―Factors Affecting Convention Participation Decision Making Developing a Measurement Journal of Travel Research 47 113-

122 ChristopherMAPayneand D Ballantyne2002Relationship Marketing

Creating Stakeholder value Oxford Butterworth Heinemann Cooper Chris 2003 Aspects of Tourism Classic Reviews in Tourism Sydney

Channel View Publication

Cooper Chris 2005 Tourism Principles and Practice London Pearson Education Limited Third Edition

CooperCetal 1993 Tourism Principles and Practice Edinburgh Gate HarlowEssex CM20 2JE England Addison Wesley Longman Limited

Craig-Smith Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne

Creswell J W 1998 Qualitatif Inquiry and Research Design Sage Publications

Inc California

185

CrottsJand DWilson1995An Integrated Model of Buyer Seller Relationship in

the International Travel Trade Progress in Tourism and Hospitality Reserch 1(2) 125-140

Dajan Anto 1995 Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Edisi Revisi 1986 LP3ES Jakarta

Damardjati RS 2001 Istilah-Istilah Dunia Pariwisata Jakarta Pradnya Paramita

Dane Francis C 1990 Research Methods BrooksCole Publishing Company

Belmont California Chapter 1 Introduction hal 3-19 Daniel M 2002 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Jakarta Bumi Aksara

Dann GMS 1977 Anomie Ego-Enhancement and Tourism Annals of Tourism Research 4(4) 184-194

Dann GMS 1981 Tourist Motivation An Appraisal Annals of Tourism Research 8(2) 187-219

Darsoprajitno H Soewarno2001Ekologi PariwisataTata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik WisataBandungAngkasa

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2005 Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 ndash 2009 Jakarta

Djarwanto 1998 Statistik Non Parametik Edisi III BPFE Yogajakarta

Djunaedi Achmad 2000 ―Pengantar Apakah Penelitian Itu httpmpkdugmacidweblamahomepageadjsupportmaterimetlit-

ia01-metlit-pengantarpdf Ekinci Y amp Chen JS 2002 Segmenting Overseas British Holidaymakers by

Personal Values Journal of Hospitality amp Leisure Marketing 9(34) 5-15

Esichaikul Ranee 2012 Travel motivations behavior and requirements of European senior tourists to ThailandSukhothai Juournal of Thammathirat Open University (Thailand) Vol 10 No 2 Special Issue

Pp 47-58 2012 Fakeye P C dan J L Crompton 1991 Image differences between prospective

first-time and repeat visitors to the lower Rio Grande valley Journal of

Travel Research 30 (2) 10-15 Fandeli Chafid 2001 Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam Liberty

Yogyakarta Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah

Fill Chris 2005 Business amp Economics FT Prentice Hall Font X 2002 Certification Systems and Standards in Tourism Annals of

Tourism Research 29(3) 869ndash870

Font X R C Buckley eds 2001 Tourism Ecolabelling Certification and Promotion of Sustainable Development Wallingford CABI (Visitor

2003) Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature

Purpose and Findings Cornell University School of Hotel Administration The Scholarly Commons

Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Journal of Marketing 60(10) (7-18)

Francken D A Van Raaij W F 1981 Satisfaction with leisure time activities

Journal of Leisure Research 13(4) 337ndash352 French Christine N Craig-Smith Stephen J Collier Alan 1995 Principles of

Tourism Longman Melbourne Gaffar Abdul Ruskhan 2007 Kompas Bahasa Indonesia Jakarta Grasindo

186

Gartner William C (1996) Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Gartner William C 1996 Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Ghozali Imam 2001 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gnoth J 1997 Tourism Motivation and Expectation Formation Annals of Tourism Research 24(2) 283-304

Goncalves Karen P 1998 Service Marketing A Strategy Approach Upper Saddle River New Jersey Prentice Hall 1-80

Gorda I Gusti Ngurah 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Denpasar Widya Kriya Gematama

Government Revenue Attributable to Tourism 2007 Income and Expenditure

Accounts Technical Series Income and Expenditure Accounts Division 21st Floor RH Coats Building Ottawa K1A 0T6

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W 1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global

Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171-181)

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W1997 Service Loyalty Its Nature

Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing

University of Karlstad Sweden (171-181) Gronroos Christian 1990 Services Management and Marketing Managing the

Moments of Truth in Service Competition Massachusetts Lexington Books

Gunn Clare A 2002 Tourism Planning (Basisc Concepts Cases) Routledge

New York Hair Joseph Raolph Anderson Ronald Tatham and William Black 1998

Multivariate Data Analysis Fifth Edition New Jersey Prentice ndash Hall Hakim Abdul 2002 Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi 2

Ekonisia Yogyakarta Hamid B 2003 An analysis of the role of tourism and agro ecotourism

International Research Journal of Applied and Basic Sciences At

httpwwwirjabscomfiles_sitepaperlistr_2213_140706015230pdf Hara Tadayuki2008 Qualitative Tourism Industry Analysis Introduction to

Input-Output Social Matrix Modeling and Tourism Satelite Accounts Amsterdam Working together to grow libraries in developing countries

Harris Percy David Harris 1994 The Structural Dynamics of Aggregate Production A Challenge to Tourism Research Journal of Tourism

Studies 5(1) May 29-38

Helfert ErichA 2001 Teknik Analisis Keuangan ( Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi Delapan Jakarta

Erlangga Hempel Carl Gustav 2004 Pengantar Filsafat Ilmu Alam Penerjemah Cuk

Ananta Wijaya Pustaka Pelajar Yogyakarta

Heng TM and Low L 1990 Economic Impact of Tourism in Singapore Annals of Tourism Research 17 246-269 Management

Herbert D T 1995 Heritage Tourism and Society Mansell London Developing a tourism impact attitude scale Annals of Tourism Research

21 121ndash139

187

Herzberg 2002 The Motivation to Work Available from URL

wwwbusinesballcomherzberghtm 20 juni 2010

Heskett James L Jones Thomas O Loveman Garry W Sasser W Earl and

Schlesinger Leonard A 1994 Putting the Service-Profit Chain to Work Harvard Business Review March-April (164-174)

Husein Umar 2000 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Indriantoro Nur dan Supomo Bambang 1999 Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Yogayakarta BPFEE

Iso-Ahola SE 1991 Towards a Social Psychological Theory of tourism Motivation A Rejoinder Annals of Tourism Research

Iso-Ahola SE 1999 Motivational Foundations of Leisure Leisure Studies Prospects for the Twenty First Century University of Maryland

Jafari J Ritchie J 1981 Towards a framework for tourism education Annals of Tourism Research

Jujun S Suriasumantri 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Juliandi Azuar 2002 Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 02 No 02 Oktober

Kandampully amp Suhartanto Dwi (2000) Customer loyalty in the hotel industry the role of image and customer satisfaction International Journal of

Contemporary Hospitality Management Vol 12 6 2000

Kaplan RobertS dan David PNorton (Peter RYosi Pasla Penerjemah) 2000

Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Jakarta

Erlangga

Kartajaya Hermawan 2002 Hermawan Kartajaya on Marketing Jakarta

MarkPlus and Co Gramedia Pustaka Utama Kasali Rhenald 2005 Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting

Positioning Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Kerlinger Fred N 2000 AsasAsas Penelitian Behavioural Yogyakarta Gadjah

Mada University Press

Kesrul M 2004 Meeting Incentive Trip Conference Exhibition Yogyakarta Graha Ilmu

Kleinsteuber F 2002 Stategi Pemasaran Jakarta PT Damar Mulia Pustaka Cetakan Pertama (diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo)

Kotler P Keller K 2006 Marketing Management 12th Edition Pearson Education Inc New Jersey

Kotler Philip dan G Amstrong 2001 Prinsip ndash Prinsip Pemasaran Jakarta

Erlangga Kotler Philip dan John Bowen 2003 Marketing for Hospitality and Tourism third

edition New Jersey Prentice Hall Kotler Philip Gary Armstrong 1999 Principle of Marketing 8th Edition New

Jersey Prentice Hall

Kotler Philip 2000 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip 2003 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip2003 Manajemen Pemasaran Jakarta Prehallindo

Kountur Ronny 2003 Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Jakarta Seri Umum No 5 Penerbit PPM

188

Kozak M Rimmington M 2000 Tourist satisfaction with Mallorca Spain as an off-season holiday destination Journal ofTravel Research 38(3) 260ndash269

Kuncoro Mudrajad 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana peneliti dan menulis tesis Jakarta Erlangga

Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000 Metodologi Penelitian Dalam Bidang

Kepariwisataan Jakarta PTGramedia Pustaka Utama Lawrence A Cunningham 2000 How to Think like Benjamin Graham and

Invest like Warren Buffet McGraw-hill USA Leedy Paul D 1997 Practical Research Planning and Design Sixth Edition

Prectice Hall Upper Saddle River New Jersey Chapter 1 ―What Is Research hal 3-15

Liljander 1994 Service Quality and Management Springer Science amp Business

Media Jun 29 2013 - Business amp Economics Lumanauw farly 2000 Bar dan Minuman Jakarta PT Gramedia Pustaka

Utama Marpaung H dan BaharH 2002 Pengantar Pariwisata Bandung Alfabeta

Mathis RobertL dan Jackson John H 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba Empat

McCabe Scott 2009 Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier Linacre

House Jordan Hill Oxford OX2 8DP UK The Boulevard Langford Lane Kidlington Oxford OX5 1GB UK First edition 2009

McIntosh Goeldner 1990 Tourism Principles Practices and Philosophies (sixth ed) Grid Publishing Columbus

Meis S and Lapierre J 1994 Measuring tourisms economic importance - a Canadian

Middleton 1994 Tourism Destination Marketing links between demand and supply and the influence of marketing

Millburn Robert 2007 Hospitality Direction Europe Edition Price Waterhouse

Coopers Available from URL wwwpwccomhospitalitydirections 22 juni 2010

Mitchell Jonathan Caroline Ashley Earthscan 2010 Business amp Economics In Tourism and Poverty Reduction Pathways to Prosperity

Mittal B and Baker J (2002) Advertising strategies for hospitality services

Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly Moleong Lexy J 2007 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Penerbit PT

Remaja Rosdakarya Offset Muhaimin Kepuasan Kerja Karyawan 2004 Available from URL

httppsikologibinadarmaacidjurnaljurnalmuhaiminpdf 23 juni 2010

Mulyadi dan Johny Setiawan 1999 Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan Edisi 1 Aditya Media Yogyakarta

Mulyadi 1997 Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa Edisi Kedua Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Yogyakarta Mulyadi 2001 Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat

Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan Jakarta Salemba Empat

Nasution 2004 Manajemen Transportasi Edisi Kedua Cetakan Pertama Jakarta Ghalia Indonesia Anggota IKAPI

Nazir Mohammad 1999 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia OlsquoConnor T J 2001 Performance management - Electrical wholesaling

189

Oliver R L 1980 A cognitive model of the antecedents and consequences of satisfaction decisions Journal of Marketing Research 17(4) pp 46-49

Oliver R L 1997 Satisfaction A Behavioral Perspective on the Consumer New

York IrwinMcGraw-Hill Oliver R L Swan J E 1989 Consumer perceptions of interpersonal equity

and satisfaction in transactions A field survey approach Journal of

Marketing 53 21ndash35 Oliver RL 1993 Cognitive affective and attribute bases of the satisfaction

response Journal of Consumer Research 20 (December) pp 418-30 Oliver Richard L 1999 When Customer Loyalty Journal of Marketing Vol 63

pp 33-34 (Special Issues)

Pakpahan 2011 Sarana Berpikir Ilmiah Comprehensive Education Center Original from httpwwwombarnet200910sarana-berfikir-

ilmiahhtml

Pendit I Nyoman S 1999 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta

PT Pradnya Paramita cetakan ke-enam (edisi revisi) Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor

Pm106Pw006Mpek20112011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel

Peter Paul J 1999 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid I Jakarta Erlangga

Pitana I G Gayatri PG 2005 Sosiologi Pariwisata Kajian sosiologis terhadap struktur sistem dan dampak-dampak pariwisata Yogyakarta Andi Offset

Pitana I Gde 2002 ―Pengembangan Ekowisata di Bali Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada

tanggal 29 Juni 2002 Pitana I Gde Dan Diarta Surya I Ketut 2009Pengantar Ilmu

PariwisataJogyakartaPenerbit Andi

Prabawati Made Alit Novia 2009 Penilaian Kinerja Hotel The Oberoi Bali Melalui Metode Balanced Scorecard

Rangkuti F 2002 Riset Pemasaran Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Rangkuti F 2008 Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis Jakarta

Gramedia Pustaka Utama

Reynolds P 1999 Design of the Process and Product Interface In A Leask amp I Yeoman (eds) Heritage Visitor Attractions (pp 110ndash126) Cassell New

York Reynolds 1985 Consumer demand for agricultural and on-farm nature

tourism Davis CA University of California Riduwan 2005 Skala Penelitian Variabel Peneltian Bandung Alfabeta

Rismiati CE dan IB Suratno 2001 Pemasaran Barang dan Jasa Yogyakarta

Kanisius Anggota IKAPI

Riyanto Bambang 2001 Dasar ndash dasar Pembelanjaan PerusahaanYogyakarta

BPFE

Roger J 1994 Development of a Framework for the Determination of Attributes

Used for Hotel Selection-Indication from Focus Group and in - Depth Review Hospitality Research Journal 18 (53-74)

Rucci A J Kirn S P dan Quinn R T 1998 The employee-customer-profit

chain at sears Harvard Business Review January-February

190

Rucci Anthony J Steven P Kirn Richard T Quinn 1998 ―The Employee-

customer-profit Chain at Searslsquo Harvard Business Review January-February pp 83-97 Siehoyono 2004

Ruky Achmad S 2002 Sistem Manajemen Kinerja Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Rumekso 2001 Housekeeping Hotel Floor Section Yogyakarta Andi Publisher Saifuddin Azwar 1997 Sikap Manusia ndash Teori dan Pengukurannya Edisi ke-2

Yogayakarta Pustaka Pelajar hlm 3-22

Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy 2002 Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta PT Alex Media Komputindo

Sarwono J 2003 Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif httpwwww3orgTRREChtml40 Dikunjungi 13 Juli

2003

Schelsinger amp Zornitsky 1991 Internal Service Quality Customer and Job Satisfaction Human Resources Planning 19 2 ABI INFORM Global

p20 Seaton AV and MM Bennet 1996 The Marketing of Tourism Product

Concepts Issues and Cases London International Thomson Business Press

Siehoyono L 2004 Am I satisfied Analysing the influence of employee backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in

economics faculty of Petra Christian university Surabaya Proposal

penelitian internal Surabaya Program Management Perhotelan Sihite Richard 2000 Hotel management Surabaya SIC

Simamora Hendry 2000 Manajemen Pemasaran International Jakarta Salemba Empat cetakan pertama

Sinclair M T M J Stabler 1997 The Economics of Tourism London Routledge

Sinclair M T C M S Sutcliffe 1988 The estimation of Keynesian in come

multipliers at the subnational level Applied Economics 20(11) 1435-1444

Sinclair MT 1991 ―The Economics of Tourism Pp1-27 in CP Cooper and A Lockwood (Eds) Progress in Tourism Recreation and Hospitality Management 3 John Wiley Chichester UK

Singgih Santoso 2005 Pengolahan Statistik dengan SPSS Andi Jogjakarta

SlatteryPARoper and A Boer 1985 Hotel Consorsia Their Activities

Structure and GrowthService Industrie Journal 5(2)192-199 Smith Craig Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with

TourismLongman Melbourne Soekadijo RG 1997 Anatomi PariwisataMemahami pariwisata sebagai system

lingkage Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soekresno Pendit Nyoman S 1998 Petunjuk Praktek Pramusaji Food and Beverage Service Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soetjipto Budi W 2002 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25

Soetjipto Budi W 2006 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard

Usahawan 2006(6) 21-25 Solomon Michael1996 Consumer Behavior 3th edition McGrawHill

Som AP Badarneh MB 2011 Tourist Satisfaction and Repeat Visitation Toward a New Comprehensive Model International Journal of Human

and Social Sciences 61 2011

Spiilane J 1994 Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa

191

Kebudayaan Kanisius Yogyakarta

Spillane James1993 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spillane James1994 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spinelli and Canavos 2000 Investigating the relationship between employee satisfaction and guest satisfaction Cornell Hotel and Restauran

Administrastion Quarterly Dec 2000 41 6 ABIINFORM Global p29

Srimindarti Ceacilia Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja 2006 Available from URL wwwstie-stikubankacidwebjurnal 14 juni 2010

Suardika I Wayan Gede 2008 ―Analisis Positioning Sepeda Motor Shogun 125

Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Denpasar (Tesis)

DenpasarUniversitas Udayana Subiyanto Ibnu 2000 Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi

Yogyakarta UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Sudibya Bagus 2002 ―Pengembangan Ecotourism di Bali Kasus Bagus

Discovery Group Makalah disampaikan pada Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura Dalung Kuta pada tanggal 14

Agustus 2002 Sugiyono 2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Penerbit CV

Alfa Beta Bandung

Sugiyono 2000 Statistik untuk Penelitian Alfabeta Bandung Sugiyono 2001 Penelitian Bisnis Bandung CV ALFABETA

Sulastiyono agus 2001 Management Penyelengaraan Hotel Bandung Alfabeta

Supranto J 1997 Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Jakarta Rineka

Cipta Supranto J 2001 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan

Pangsa Pasar Cetakan Kedua Jakarta PT Rineka Cipta Anggota IKAPI

Suradnya I Made 2005 Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali Denpasar Jurnal SOCA Universitas Udayana

Suriasumantri Jujun S 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Sutjipta I Nyoman 2001 AgrowisataMagister Manajemen AgribisnisUniversitas Udayana

Sutrisno Hadi 1986 Metodologi Research 1 Yogyakarta Andi Offset

Suwantoro Gamal 1997 Dasar-dasar Pariwisata YogyakartaANDI Swastha Basu dan Irawan 2002 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta

Liberty Swastha Basu 1999 Asas ndash Asas Marketing Yogyakarta Liberty

Swastha Basu Irawan 2006 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta

Liberty Syamsu 2001 ―Penerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata studi

kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5

No 3 Maret 2001 Tan Satria Mataram I Kadek 2000 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Prilaku

Konsumen Terhadap Pembelian di Bali Aroma Bar dan Restaurant (Skripsi)

192

Tanaya Heni 2003 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli di Plaza Bali Restaurant Tuban ndash Bali (Skripsi)

TelferDJ2000Tastes of Niagara Building Strategic Alliances Betttwen Tourism

and Agriculture In Global Alliances in Tourism and Hospitality Management Eds JCCrotts D Buhalis and March New York The

Haworth Hospitality Press TerpestraVand BSimonin1993Strategi Alliances in the Triad An Exploratory

Study Journal of International Marketing 1(1) 4-25

Terry George R 2000 Dasar ndash Dasar Manajemen Jakarta Bumi Aksara Theobald William F (2010) Global Tourism Third edition Amsterdam Boston

Heidelberg London New York Oxford Paris San Diego San Francisco Singapore Sydney ButterworthndashHeinemann is an imprint of

Elsevier Tjiptono Fandy 1997 Strategi Pemasaran Edisi II Yogyakarta ANDI

Tjiptono Fandy 2004 Manajemen Jasa Edisi Ketiga Yogyakarta Andi

Toth R 2002 Exploring the Concepts Underlying Certification Ecotourism amp CertificationSetting Standards in Practice ed M Honey Washington

Island Press Toth R 2000 Implementing a Worldwide Sustainable Tourism Certification

SystemAlexandria Va RB Toth Associates Tourism Economic Impact Tourism Satellite Accounts (TSAs) as ratified by the

UN as the global standard for measuring the economic value of tourism

retriave on 3rd April 2011 from httpwwwtourismeconomicscomservices-economic-impactphp

Tourism Economics Inc 2011 The Travel amp Tourism Competitiveness Index 2011 3 LSE Enterprise Ltd London School of Economics and Political From httpwww3weforumorgdocsWEF_TravelTourismCompetitiveness_Report_2011pdf

Tribe J X Font N Griffiths 2002 Environmental Management and Rural

Tourism and Recreation London Cassell Azzohlini Tse D K Wilton P C 1988 Models of consumer satisfaction An extension

Journal of Marketing Research 25 204ndash212 Tunggal Amin Wijaya 2000 Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard

Jakarta Harvindo Turker Dewi Sundari 2006 Analisis Penilaian Kinerja Dengan Metode Balanced

Scorecard pada Villa Puri Taman Merak Badung Skripsi Sarjana Jurusan

Manajemen Perhotelan pada STIM Dhyana Pura Badung Ujiani Dwi Pangastuti 2006 Pada Analisis Peranan Jasa Pariwisata dan Sektor

Pendukungnya Dalam Perekonomian Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaAnalisis Input-Output Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Umar Husein 1999 Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta PTGramedia Pustaka Utama

Umar Husein 2000 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI

Umar Husein 2001 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama

UNESCO World Heritages List 2014 httpwhcunescoorgenlist

Wacik J 2010 Kata Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Program Tahun Kunjung Museum 2010 Dalam Google Museum dan

Kebudayaan Wahab S 1992 Manajemen Kepariwisataan Frans

193

Gromang [Penerjemah] Pradnya Paramita Jakarta

WahabS C Cooper 2001 Tourism in the Age of Globalizatio London Routledge

Wall G and MathiesonA 1982 Tourism Economic Physical and Social Impact Longmann LtD

Weston JFred dan Copeland Thomas E 2001 Manajemen Keuangan edisi Revisi Jakarta Binarupa Aksara

Wibisono Darmawan 2003 Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Widjojo Atmodjo Masrun 2002 Bar Minuman Dan Pelayanannya Yogyakarta

ANDI Wilkie L1994 Consumer Behavior 4th New York John Wiley and Sons

World Bank 2013 International tourism number of arrivals At

httpdataworldbankorgindicatorSTINTARVL World Tourism Organization 2000Tourism Trends Madrid

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

WTO WTTC 2006 The Travel Tourism Industry towards Environmentally Sustainable Development Agenda 21

WTO 2003 World Tourism Organization (2000)Tourism Trends Madrid

WTTC Travel amp Tourism Economic Impact 2015 Foreword The World Travel amp Tourism at httpswwwwttcorg-

mediafilesreportseconomic20impact20researchregional202015world2015pdf

Yoeti Oka 1985 Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1993 Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1996 Pemasaran Pariwisata Bandung Angkasa Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta

Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta Yoeti OkaA 1996 Pengantar Pariwisata Bandung Penerbit Angkasa

Yoon Yooshik Uysal Muzaffer 2003 An examination of the effects of

motivation and satisfaction on destination loyalty A structural model Tourism Management (in press) Department of Tourism Management

Pai Chi University 439-6 Doma-2 Dong Seo-Gu Daejeon 302-735 South Korea Department of Hospitality amp Tourism Management Virginia

Polytechnic Institute and State University 362 Wallace Hall Blacksburg VA 24061-0429 USA

Zeithaml Valerie Berry Leonard L and Parasuraman A 1996 The

Behavioural Consequences of Service Quality Journal of Marketing 60

194

BIODATA PENULIS

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MA Negara 10 Oktober 1970

Pada tahun 2006 mendapat kesempatan melanjutkan

studi ke negeri Belanda untuk mempelajari bidang pariwisata (MA) dan tamat pada tahun 2007

Menamatkan Program doktor bidang pariwisata di Universitas Udayana Bali pada tahun 2014 Saat ini

bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Dhyana Pura Bali Adapun matakuliah yang diampu adalah

Metodologi Penelitian Manajemen Strategik Statistik

Bisnis Pengantar Bisnis Sistem Informasi Manajemen Aplikasi Komputer dan Pengantar Industri Pariwisata

amp perhotelan

Judul Buku yang pernah di tulis [1] Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia (2015) Penerbit

Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA ISBN 978-602-280-886-2 (Buku

Referensi)

[2] Agrotourism as an Alternative form of tourism in Bali Indonesia (2014) ISBN-13 978-3-639-66712-7 ISBN-103639667123 EAN9783639667127

(Scholar Press)

[3] Pengantar Industri Pariwisata (2014) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA 978-602-280-328-7 (Buku Referensi)

[4] Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan (2012) Penerbit Andi

Jogyakarta ISBN 978-979-29-3463-2 (Buku Referensi)

[5] Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism

Destination in Book Development of Tourism and the Hospitality Industry

in Southeast Asia (2016) Publisher Springer Singapore DOI 101007978-981-287-606-5_3 Print ISBN 978-981-287-605-8 Online ISBN 978-981-

287-606-5 (Book Chapter 3)

Page 2: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah

ii

PRAKATA

Salam Sejahtera

Di tengah kegalauan dalam proses belajar dan mengajar pada bidang pariwisata akhirnya tercetus keinginan untuk merangkai dan menyusun ulang buku ini yang

dapat membantu para pembaca khususnya mahasiswa pada jurusan pariwisata dan

hospitalitas dan juga untuk para praktisi pariwisata dan perhotelan sebagai sebuah bahan bacaan yang baik untuk memberikan tambahan dalam rangka menciptakan

budaya organisasi untuk melakukan inovasi dan menumbuhkan kreatifitas khususnya

pada penelitian bidang pariwisata dan perhotelan Seiring dengan lahirnya ilmu pariwisata yang telah memberikan manfaat bagi

kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan merupakan salah

satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis

maupun dalam bentuk aktualisasi diri Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini

adalah revisi dari buku sebelumnya yang berjudul Metodologi Penelitian Pariwisata dan

Perhotelan Secara konten buku ini berisi hakekat ilmu dan penelitian hakekat ilmu pariwisata ruang lingkup jasa pariwisata dan perhotelan pendekatan penelitian

pariwisata perumusan permasalahan penelitian skala pengukuran dan instrumen

penelitian teknik sampling pemilihan teknik analisis penelitian analisis swot deskriptif kualitatif untuk pariwisata the service profit chain alat analisis kinerja usaha jasa

perhotelan dan pariwisata analisis faktor untuk penelitian pariwisata multidimensional

scaling analysis Analisis Structural Equation Modelling regresi dan korelasi pada jasa pariwisata dan perhotelan balanced scorecard sebagai penilaian kinerja usaha

pariwisata tata cara penulisan proposal dan laporan dan teknik merujuk dan

mengutip Buku ini baik sebagai referensi untuk memahami penelitian dalam ruang lingkup

pariwisata dan hospitalitas membahas tentang hakekat penelitian berbagai cara dan

metode penelitian membuat usulan penelitian membuat laporan hasil penelitian Terimakasih saya ucapkan kepada banyak pihak yang telah berkontribusi secara

langsung maupun tidak langsung untuk terbit kembalinya buku ini semoga bermanfaat

untuk kemajuan pendidikan pariwisata dan hospitalitas di Indonesia

Denpasar Januari 2016

Penulis

Dr I Gusti Bagus Rai Utama MA

iii

DAFTAR ISI

PRAKATA ii BAB I 1 HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN 1

11 Manusia Mencari Kebenaran 1 12 Matinya Mitologi 1 13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran 2 14 Dasar-Dasar Pengetahuan 3 15 Sumber Pengetahuan 3 16 Kriteria Kebenaran 4 17 Ontologi (apa yang dikaji) 4 18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) 5 19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) 5

BAB II 7 HAKEKAT ILMU PARIWISATA 7

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata 7 22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri 8 23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri 10

BAB III 16 RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN 16

31 Pengertian Jasa Pariwisata 16 32 Dimensi Pariwisata 16 33 Definisi Pariwisata di Indonesia 19 34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan 21

BAB IV 26 PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA 26

41 Pengertian Penelitian 26 42 Macam Tujuan Penelitian 28 43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya 30 44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 34

BAB V 39 PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN 39

51 Penemuan Permasalahan 39 52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan 40 53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan 40

BAB VI 42 SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN 42

61 Skala Nominal 43 62 Skala Ordinal 43 63 Skala Interval 44 64 Skala Rasio 44 65 Validitas 46 66 Reliabilitas 47

BAB VII 48 TEKNIK SAMPLING 48

71 Sampel 48 72 Cara Pengambilan Sampel 49 73 Penentuan Jumlah Sampel 51

BAB VIII 53 PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS PENELITIAN 53

81 Teknik Analisis Data 53

iv

82 Statistik Deskriptif 55 83 Statistik Inferensia 55

BAB IX 57 ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF UNTUK PARIWISATA 57

91 Analisis S-W-O-T 57 92 Analisis Matriks I-F-A-S 58 93 Analisis Matriks EFAS 59 94 Analisis Q-S-P-M 61

BAB X 68 THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN

DAN PARIWISATA 68 101 Logika Kerja SPC 68 102 Kualitas layanan internal (internal service quality) 69 103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) 70 104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) 71 105 Nilai layanan eksternal (external service value) 71 106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) 71 107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) 71 108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 72 109 Profitabilitas (Profitability) 72 1010 Hipotesis SPC 72

BAB XI 76 ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN PARIWISATA 76

111 Filosofis Analisis Faktor 76 112 Tahapan Analisis Faktor 76

BAB XII 84 MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS 84

121 Filososfi MDS 84 122 Konsep Persepsi 84 123 Konsep Positioning 85

BAB XIII 90 ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) 90

131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling 90 132 Tahapan dan Kristeria SEM 90

BAB XIV 104 ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK SEGMENTASI PASAR WISATAWAN 104

141 Filosofi Segmen Pasar 104 142 Alat Analisis Segmentasi Pasar 110 143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 111

BAB XV 124 REGRESI DAN KORELASI PADA JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN 124

151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel 124 152 Cara Penerapan Garis Regresi 124 153 Koefisien Korelasi 125 154 Uji Hipotesi T-test 125

BAB XVI 134 BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA 134

161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 134 162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard 134 163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja 135

BAB XVII 152 TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN 152

171 Tata Cara Penulisan Usulan 152 172 Tata Cara Penulisan Skripsi 155

BAB XVIII 158 TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP 158

181 Kegunaan Merujuk 158

v

182 Tujuan Merujuk 160 183 Sumber-Sumber Rujukan 161 184 Cara Pencarian 162 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka 165 Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal 170 DAFTAR PUSTAKA 183

BIODATA PENULIS 194

1

BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN

11 Manusia Mencari Kebenaran Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat

(common sense) dan dengan ilmu pengetahuan Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat

[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur-stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan

tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian

[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara

empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ―selektif

[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan

secara asal-asalan [4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan

melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis

[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan

pengujian secara ilmiah

12 Matinya Mitologi Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral

sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada

perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum

didefinisikan sebagai kaitan-kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu

diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum

yang harus ditaati Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian

hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di

alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian

empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur-angsur memperoleh sifat abstrak

dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi

manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut

Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar

berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya

dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam

2

13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah

dilakukan dengan berbagai cara misalnya

131 Secara kebetulan Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus

penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang

Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya

diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria yang kemudian berjatuhan di

kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja

132 Trial And Error

Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan

menggunakan metode ―trial and error atau coba-coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ―problem box oleh

Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ―problem box suatu ruangan yang hanya

dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing

tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara

Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar

Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah

133 Melalui Otoritas

Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap

keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam

filsafat Jawa dikenal dengan istilah Sabda pendita ratu yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh

dibantah lagi

134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman

Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari yang umum ke khusus sedangkan induktif

dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama

ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles

135 Melalui Penyelidikan Ilmiah Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan

menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka

melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus

memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan

menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran

3

palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta

secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara

sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum

Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan

pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk

menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo

menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya

oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan

spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang selanjutnya menjadi

ilmu dan teknologi

14 Dasar-Dasar Pengetahuan Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah

dapat dijabarkan sebagai berikut ini

141 Penalaran

Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir

logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran

rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme

142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan) Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ―pengkajian

untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model

berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma

Premis mayor semua manusia akhirnya mati

Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati

15 Sumber Pengetahuan Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia

yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal-hal yang ada termasuk nasib dirinya

sendiri Rene Descarte pernah berkata ―De Omnibus Dubitandum yang

mempunyai arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari

berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran

4

16 Kriteria Kebenaran 161 Teori Koherensi (Konsisten)

Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-

pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren

162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan) Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini

suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan

tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia

mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan

Jakarta

163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)

Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur

dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori

tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan

abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi

17 Ontologi (apa yang dikaji) Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri

Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan

saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna

itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata

Jadi istilah ―manis panas dan dingin itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca

indera Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam

semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu

tidak dapat terlepas dari gejala-gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam

mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari

kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal

bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula

Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk

ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah

homo educandum

5

18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah

[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup manusia tidak dapat

mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)

[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan

cara menggunakan metode ilmiah [3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis

ilmu itu sendiri [4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai

faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya

suatu gejala dan proses terjadinya [5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit

[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang

sama) [7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan

kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal [8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis

a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif

b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif

19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu

tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus

disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat

sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya

menimbulkan bencana Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan pariwisata

telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah

membawa provinsi itu mengalami ―keajaiban ekonomi sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak

perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian

tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu

[1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan

ekonomi [2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi

semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam

[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga

professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat

[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ―petani ke pariwisata

6

dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan

menjadi petani

Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara ekonomis daripada masalah-

masalah keadilan meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi

7

BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan

pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar

200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan

terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat

dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia

hiburan rekreasi dan pariwisata

Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era

pemerintahan Presiden Soekarno (1945-1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut

IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan

bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan

ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan

lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya

konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan

lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi

produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika

sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas

(Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi

Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan

internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata-rata 4

pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan

kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang

kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World

Bank 2013)

Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang

paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia

dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang

telah mengunjungi negaranya

8

Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia

Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)

Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World Tourism Organization

tersebut upaya apa yang semestinya dilakukan oleh pelaku dan stakeholders

pariwisata ditengah keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan

wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting berikut ini (1) telah terjadi pergeseran

pasar pariwisata (2) strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan nilai pada

wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik (5) pemanfaatan teknologi

terutama teknologi informasi secara tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata

Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan yang rasional sehingga peran

lembaga pendidikan di bidang pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata

dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program

studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai

pada jenjang S3

22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri

Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai disiplin ilmu mandiri

sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya

manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana

Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3) Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada

deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak

menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan

atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan

NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606

1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000

2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000

3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000

4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000

5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000

6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000

7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000

8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000

9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000

10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000

38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000

9

seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali

seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13

November 2007) Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka

pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar

diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian

yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan

bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian

dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang

menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)

Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi

pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan

kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata

Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu

menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga

kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri

pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan

kepariwisataan Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta

tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha

meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan

kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten

dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga

Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga

Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan

kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari

seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan

kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan

bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga

kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan

pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri

10

pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya

manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan

Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional

melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan

kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten

dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui

sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan

kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian

pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di

luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan

seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan

meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global

23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri

231 Dasar Keilmuan Pariwisata

Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang

menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah

metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri

2007)

1) Aspek Ontologi Pariwisata Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya

menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata gejala-gejalan pariwisata karakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata

tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan

kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata

dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam

tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau akibat-akibat

pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas

2) Aspek Epistemologi Pariwisata Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara

pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik

11

Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan

yakni

a) Pendekatan sistem

Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas

masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ―linked system

dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti

dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik

Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran

b) Pendekatan Kelembagaan

Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa

transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua

komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen

tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung

c) Pendekatan Produk

Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai

suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek-aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah

produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus

diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni

(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya

tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya

(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam

pencapaian tujuan ke tempat wisata (3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada

sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas

pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi

(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat

berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi

Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan elemen produk

wisata yang sesungguhnya diproduksi dan atau direproduksi sebagai komoditas

yang dikonsumsi oleh wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam mencari

kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research) dan metode membangun teori

(theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5)

12

eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan

tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya

3) Aspek Aksiologi Pariwisata Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat

manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam

baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri

Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut

ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan

komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian

khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan

pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan

profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal

sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi

Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang

dapat dijelaskan sebagai berikut

a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia

melalui kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan banyaknya

warganegara yang melakukan kunjungan wisata di wilayah-wilayah selain

tempat tinggalnya akan menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi sehingga

akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional

b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation) Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia

untuk berusaha dan bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah

diharapkan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah bahwa

pariwisata harusnya mampu memberi andil besar dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang miskin potensi ekonomi lain selain

potensi alam dan budaya bagi kepentingan pariwisata

c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan keindahan alam kekayaan

budaya dan keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya

yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung sangat kecil sehingga jika dilihat

13

dari aspek keberlanjutan pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam

waktu yang relative lama

d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian

budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan

UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan

Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan

pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah

e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia Pariwisata pada

masa kini telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan

wisata bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya melalui

pemberian waktu libur yang lebih panjang dan skema paid holidays

f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi

tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan juga

memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam

penyediaan barang dan jasa

g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan

akan teknologi tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan teknologi terkini mereka

Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi

lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan

manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak

terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat

Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata internasional

pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar

US$ 623 miliar Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun

2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut diperkirakan jumlah perjalanan wisata

dunia di tahun 2020 akan menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)

Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di beberapa negara di dunia namun

pariwisata juga menyembunyikan beberapa hal yang jarang diungkap dan

dihitung sehingga sangat sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri

pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga seringkali destinasi

14

pada negara berkembang hanya menjadi obyek saja hal lainnya pengembangan

pariwisata memang telah dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada sebuah

destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative dari pembangunan pariwisata dapat

diminimalkan dan pengaruh positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan

pembangunan pariwisata di masa mendatang

232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata

Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu

memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian

tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu

dengan ilmu yang lain

1) Objek Material Ilmu Pariwisata

Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek

material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni

a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri yang meliputi jasa

hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan

pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis

b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving

services) termasuk ke dalam industri ini adalah full-restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan

sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk

kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi

mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan

terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service

stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator

and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain

agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis

e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan

museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada

perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah

raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan

15

pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan

pelayanan pameran dan sejenisnya g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk

kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis

2) Objek Formal Ilmu Pariwisata

Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada

ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu

pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan

wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat

secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diiden-

tifikasi sebagai berikut

(1) Pengembangan Jasa Wisata

Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang

strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah

aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa-jasa yang bersifat intangible lainnya

Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini

mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting

(2) Organisasi Perjalanan

Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas

perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan

berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal

ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip

kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO

2005)

(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata

Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi

masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui

suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata

16

BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN

PERHOTELAN

31 Pengertian Jasa Pariwisata Menurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang

perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai bahan pengambilan keputusan

Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul

berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang

mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global(Theobald 2005)

Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan

pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia

Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika

Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data

yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika

mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005) Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam

multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya

Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja

dan yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental

dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan

kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial

budaya

32 Dimensi Pariwisata 321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi spasial merupakan

definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya

(Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau

tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)

ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations outside the places where they normally live and work and their activities during their stay at these destinationsrdquo

Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan wisatawan selama berada di

destinasi pariwisata sebagai bagian dari pariwisata Definisi pariwisata yang

17

dikemukan oleh World Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan

pada sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak lebih dari satu tahun

berturut-turut ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure business and other purposes not related to the exercise of an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-tourismorg)

Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang dilakukan yaitu

untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan

mencari uang di tempat yang dikunjunginya

Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan

perhitungan statistik pariwisata

a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan

waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)

b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973)

menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk

perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan

wisata

e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk

perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)

Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia didefinisikan

sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal 1 yaitu kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari

keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara

322 Dimensi Industri

Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini

merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada

keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata

Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis

bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya

ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services to

facilitate business pleasure and leisure activities away from the home environmentrdquo

18

Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan pariwisata

sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata

ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the travel experiencerdquo

Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang di dalam Undang-

Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah

323 Dimensi Akademis

Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya

sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain

Pariwisata dari dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang

merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap

lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)

ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo

Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial sebagai faktor

pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal

tempat kerja) dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata

324 Dimensi Sosial Budaya

Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada

1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002)

berikut ini

ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside their normal places of work and residence the activities undertaken during their stay in those destinations and the facilities created to cater to their needsrdquo

Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994 sebagai berikut

ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the economy or industry and a broad system of interacting relationship of

people their needs and services that respond to these needsrdquo

19

2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial budaya seperti

yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai

ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo

Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata sebagai berikut

ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo

3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan oleh MacCannell

(Herbert 1995) berikut ini

ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also

an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo

Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas di Indonesia dikenal dengan

istilah kepariwisataan (UU No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesame

wisatawan pemerintah pemerintah daerah dan pengusaha

33 Definisi Pariwisata di Indonesia Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta

yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti

(2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain

di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan

semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di

tempat yang dikunjungi Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain

manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni

unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di

tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal

kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan

Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha

20

pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata

pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan

barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung

jawab Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa

pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai

dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha

pariwisata digolongkan ke dalam

a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan mendorong tumbuhnya berbagai jenis

usaha jasa pariwisata yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan

Usaha jasa pariwisata terdiri dari

[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang Mengatur menyediakan dan menyelenggarakan

pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata

[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak sebagai perantara di dalam menjual dan

atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan [3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha bersifat komersial yang

mengatur mengkoordinir dan menyediakan tenaga pramuwisata untuk

memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang melakukan perjalanan wisata

[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi satu

pertemuan sekelompok orang (misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan

dengan kepentingan bersama [5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan

baik yang mendatangkan mengirimkan maupun mengembalikannya

serta menentukan tempat waktu dan jenis hiburan [6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran dan nasehat

yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun

secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli

profesional

[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan

b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam merupakan usaha

pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran

wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai obyek dan daya tarik

wisata untuk dijadikan sasaran wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik

21

wisata minat khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam

dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus

c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam

[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh

yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat

[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan

penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai

usaha yang berdiri sendiri [3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari

usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan

angkutan wisata

[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata

tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing

[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk

memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)

34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan

Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan

perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen

strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah

peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya

Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism operations

Marketing and consumer behaviour HR management eTourism eTravel Planning and development Performance and financial management Strategic implications Environmental aspects Government policy Forecasting and prediction Revenue management Impact assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure and culture (httpthrsagepubcom)

Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya

namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada

klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian

pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut

22

341 Jasa Akomodasi Accomodation services)

Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian

bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar

jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi

1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali

2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang

3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu

4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel

5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo

6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt Pelayaran Prima Vista di

Cv Niki Tour Surakarta

342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving

services)

Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini biasanya banyak

dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan Makanan dan

Minuman

1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada

restoran yogya chicken Yogyakarta 2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan

di restoran Enak Bali 3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang

343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)

Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-

perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda

melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-

masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi Wisata

1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po sargede tur dan

travel Yogyakarta

23

2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali

3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali

4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) to Provide Good Service for Tourists Visiting Solo City

5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar

6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki

Tour Solo 7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara

Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur

344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services)

Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan dan biro perjalanan

dapat dilakukan yang berkaitan dengan kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang

dikunjungi dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata

1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Candi

Prambanan

345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)

Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan

tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah

botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Bali Barat

2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah

3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata

Bali

24

346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment

services)

Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi pelayanan golf

course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan Hiburan

1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap Pencitraan Pariwisata

Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di Kabupaten Jembrana

Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi Wisata di Jembrana

Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum

Donokerto Turi Sleman Yogyakarta

5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan Jumlah Wisatawan di

Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa

8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang

10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang

11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata Melalui Video Profile

12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua Tembus di Kabupaten Wonogiri

13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang

14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul 15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo

16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur

17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air

Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak 18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta

19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta

20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan

Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten

347 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services)

Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang ini

1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan

pada Hotel Dhyana Pura Bali 2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan Keuangan Hotel

Dhyana Pura Periode 2000-2011

25

3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel

Quality Solo)

26

BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA

41 Pengertian Penelitian Kata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari

untuk melingkup spektrum arti yang luas yang dapat membuat bingung

mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang

satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus

dibuang dan diganti konsep yang benar

Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997

Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara

untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ―bertanya

pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan

Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan

data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset

sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari

Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian

yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data)

27

dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati

atau menjadi perhatian kita Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi

sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia

Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan

konsep yang salah Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy

(Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban

terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual

Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik

(1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan

(3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik

(4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola

(5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau hipotesis penelitian yang spesifik

(6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya

untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian

(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas

Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ―salah tentang

penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian sebagai berikut

a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)

Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian

untuk ―meneliti ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan

untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya

canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan

sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian

Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan

―penelitian di perpustakaan Salah seorang siswa mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada

ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian

Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills

b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke

tempat lain

Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah tugas ―penelitian tentang teknik-teknik pembangunan bangunan tinggi di Denpasar

Ia telah berhasil mengumpulkan banyak artikel dari suatu majalah konstruksi

28

bangunan dan secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan

disertai teknik acuan yang benar Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan menyusun makalah

penelitian Sebenarnya yang ia lakukan hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang

benar Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya kurang satu hal

yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan indikasi bahwa faktor x dan y sangat

mempengaruhi cara pembangunan bangunan tinggi di Denpasar Dengan

demikian ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta sehingga ia

mampu membuat interpretasi terhadap informasidatafakta yang terkumpul tersebut

c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi

Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan empat buah

kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir

bahwa ia harus melakukan ―penelitian Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten-kabupaten yang ada di

wilayah tersebut Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria

yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil

―penelitiannya ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut

hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian

d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian

Kata ―penelitian sering dipakai oleh surat kabar majalah populer dan iklan untuk menarik perhatian ―mendramatisir Misalnya berita di surat kabar

tertulis ―Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam yang ingin

merongronglsquo kekuasaan Presiden Misal yang lain berita ―Semua anggota DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsus Misalnya lain

lagi ―Produk ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun padahal hanya dirubah sedikit formulanya dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan

42 Macam Tujuan Penelitian Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-

pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian

tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula

tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka kita perlu membatasi upaya kita dengan cara

membatasi tujuan penelitian

Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi

(prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)

29

a) Eksplorasi

Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka

kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang

mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ―Apakah X adaterjadi

Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak

Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita

mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti

memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan

dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih

mendalam

Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil

penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu

terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu yang telah terbuka tersebut

b) Deskripsi

Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih

rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya

ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian

yang lebih tegas tentang bagian depan kelas Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata

pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian

pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan

perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan

suatu fenomena dari masa ke masa

c) Prediksi Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang

memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan

mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari-hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal

tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara

skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)

d) Eksplanasi

Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat di antara dua

fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah

suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau

30

menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang

saling bersaing Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan

misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya

dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat

tersebut terjadi

e) Aksi

Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak

sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi

Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan

Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu

mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari

temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas

43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul

penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan

metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak

mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan

yang tak terbatas Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman

yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan

melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci

Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi

bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai

Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk

mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan

Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan

menjadi lima jenis penelitian yaitu

31

1) Biografi

Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip

A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment yaitu

pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup

seseorang Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi

dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti

tahap perjalanan hidup dan pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis

atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan pekerjaan

(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode (3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis

(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari kisah tersebut

(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya ideologi dan konteks

sejarah kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup

individu (6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi

yang berfokus pada proses dalam hidup individu teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut

2) Fenomenologi

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna

konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi

pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang

dikaji

A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell 1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the structures of consciousness in human experiences

Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi menunda semua

penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu

Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche

menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden

Sedangkan teknik analisis data jenis Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran

menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan

32

(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir

mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data

(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan

pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun

pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur

pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami

penyimpangan) (4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu

ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi (5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari

fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang

terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan

bagaimana fenomena itu terjadi) (6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi

dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut

(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis

3) Grounded theory

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu

pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan

dengan situasi tertentu

The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular situation This situation could be one in which individuals interact take actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell 1998)

Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak atau terlibat

dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang

berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik

analisis data jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode

(3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari

(4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa menyelidiki

kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut

(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding

(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan

suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa

33

4) Etnografi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem

kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil

dari sebuah penelitian An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways of life (Harris 1968)

Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat

dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna dari

setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok Sedangkan teknik

analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file

(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti

(4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau uraian

5) Studi kasus

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah

dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi

Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-depth data collection involving multiple sources of information rich in context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995) while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the case being studied ndash a program an event an activity or individuals

Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau individu Sedangkan teknik analisis

data jenis Studi Kasus dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir informasi (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode

(3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa

kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan

generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk

penerapannya pada kasus yang lain (6) Menyajikan secara naratif

34

44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi

Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu

negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh

Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena

delapan alasan utama seperti berikut ini (1)Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu

kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-

nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi

(5)Penghasil devisa (6)Pemicu perdagangan international (7)Pemicu

pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal

dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu

destinasi Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan

manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman

pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang

telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja

penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni souvenir seperti digambarkan pada gambar

di bawah ini

Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha

pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)

Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi industri

terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih konkret bagi kesejahteraan manusia

WISATAWAN

Jasa Transportasi Hotel

Penginapan

Restoran Bar

Cafe

Obyek Atraksi

Wisata

Jasa Hiburan

Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis

Pakai

Asuransi Perumahan

JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung

35

dapat dilihat dari implikasi-implikasi pergerakan wisatawan seperti

meningkatnya kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia

Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan ekonomi yang lebih cocok di

pelajari dan dianalisis dengan pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai sebuah

industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)

442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata

Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis

pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi

identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat

analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen

Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan

menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal

dan simultan dan model-model makro regional yaitu model Input-Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Accounting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagainya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah

Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan kuantatif

Sumber Hara (2008)

36

[1] Input-Output Analysis

Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak

pariwisata Input-output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan

menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh

terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya

[2] Social Accounting Matrix Model

West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan

dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya

mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya

Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O

namun sebenarnya tidak sesederhana itu

Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan

model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas

tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi

[3] Tourism Satellite Account

Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua

variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti

penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya

Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian

Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap

variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata

dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur

peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional

[4] Social cost-benefit analysis

Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel

sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk

mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari

multiplier efeknya saja

37

Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

No Kualitatif Kuantitatif

1 Data kualitatif (non

numeric)

Data Kuantitatif (numeric)

2 Penelusuran Latar

alamiah

Latar artifisial (khususnya

penelitian eksperimentasi)

3 Fokus pada Makna-makna

Fokus pada Perilaku

5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)

Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)

6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik

7 Idealisme Realisme

8 Induksi analitik Induksi enumeratif

9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi

Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua

metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai

berikut

[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda

caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan

proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis

[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan

metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif

[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan

data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data

yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya

maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi

[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah

asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian

443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif

Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi

berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau

informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau

informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif

38

Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori

untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami

fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan

yang diteliti Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua

jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya

Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Kuantitatif Kualitatif

Validitas Kredibelitas

Reliabilitas Dependabilitas

Objektivitas Konformabilitas

Generalabilitas Transferabilitas

Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi syarat validitas reliabilitas objektivitas dan generalabilitas maka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan

transferabilitas Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami

perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil

kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi

atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya

penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan

mengajukan pertanyaan baru

Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam

satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model

analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya

39

BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN

PENELITIAN

Setelah peneliti menentukan bidang penelitian yang diminatinya kegiatan

berikutnya adalah menemukan permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan

lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian tidak perlu

dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan juga dinyatakan oleh ungkapan ―Berhasilnya perumusan permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan

penelitian Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam Buckley et al 1976 14)

dengan pernyataan ―Kriteria terbaik untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu

tersebut masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah mati Permasalahan

yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan ke dalam suatu pernyataan

atau problem statement

51 Penemuan Permasalahan Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh

survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam

bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan

Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang

memakan waktu cukup lama sehingga buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu

Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya

banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-

majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke

perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan

dalam usulan penelitian Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta

dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan

permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan

ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan

dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara

menemukannya Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et

al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang

menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan

40

tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara

informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian

berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan

perumusan permasalahan

52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka

menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini

1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya

menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai

arah untuk menemukan permasalahan

2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang

diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan

dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural

3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang

tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan

ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal

penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam

perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi

yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda

4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang

merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang sudah ada 5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan

membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi 6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan

kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau

kompleks 7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu

pemasalahan ke dalam komponen-komponennya 8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi

peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah

yang lebih rumit dan kompleks

53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan

permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara konjektur atau

naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau

41

latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat

diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al

(197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan

2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan yang dapat diamati Misalnya

fenomena pemakaian komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola dasar

pendayagunaan komputer dalam proses perancangan arsitektural

3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi

Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi

4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman kegagalan akan mendorong dicetuskannya

permasalahan untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut Pengalaman

keberhasilan juga akan mendorong studi perumusan sebab-sebab keberhasilan

42

BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN

PENELITIAN

Skala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan untuk

mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol atau angka dari sebuah variabel yang diukur

Pengukuran hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan seperti

minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional terhadap variabel yang

diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam

dalam model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011 48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat kategori yaitu

skala nominal skala ordinal skala interval dan skala rasio

Gambar 61 Contoh inform concern

Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian yang sedang dilakukan sangat memerluan

bantuan para responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan kinerja sebuah

pelayanan jasa khususnya pariwisata

43

61 Skala Nominal Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang

ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini

hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal

yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal

pada uji statistika bisa untuk mencari modus dan distribusi frekuensi saja

Would you like to help us

you can fill it out online below

Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal

62 Skala Ordinal Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek

sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi)

variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal

Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat

tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah

sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat

mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama

Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan

skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non

parametrik seperti rank order correlation

44

Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal

63 Skala Interval Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan

dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk

mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama

Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada

skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran

Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval

64 Skala Rasio Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat

yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil

pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding skala-skala

dibawahnya)

45

[1] How long have you been on holiday in Bali

[2] How much money have you spent during your vacation in Bali

[3] How much money have you spent on renting a hotel room

Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval

Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian

pariwisata antara lain adalah

[1] Skala likert

Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai

suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain

Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert

[2] Semantic defferensial

Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan

oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya

bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ―sangat positifnyardquo terletak di bagian

kanan garis dan jawaban yang ―sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya

46

How do you think about the guide service today friendly 5 4 3 2 1 unfriendly

patient 5 4 3 2 1 impatient knowledgeable 5 4 3 2 1 less

knowledgeable helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness

competent 5 4 3 2 1 less competent

Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial

Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden

terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi

responden terhadap Tour Guide sangat negatif

65 Validitas Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel

nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu

[1] Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang

mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain

tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan

dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata

[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity) Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan

dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam

validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan

pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik

[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)

Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai

kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan

pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik

untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik

47

Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas

66 Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil

skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan

berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar

pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah

reliabel secara statistik

Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas

48

BAB VII TEKNIK SAMPLING

71 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama

dari obyek yang merupakan sumber data (Sukadarrumidi 200650) Sampel

diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari

populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari

1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan

sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang

memenuhi sasaran

Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan

persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih

baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah

1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel

a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan

oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama

b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian

sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota populasinya c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan

dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh

anggota populasi

2) Tujuan pengambilan sampel

a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak

b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis

c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga

peneliti

3) Tahapan menentukan sampel

Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel

yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah

a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian menentukan sampelnya

b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi teoritis dengan

cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi

49

Keuntungan penggunaan sampling

a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek

c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit

Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi karena

a) adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti

c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit

72 Cara Pengambilan Sampel Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random

sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)

Gambar 71 Teknik Sampling

1) Probability Samples

Probability Samples adalah teknik sampling yang memberikan

kemungkinan yang sama paa setiap individu untuk dipilih sebagai sampel

a) Simple Random

Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa

penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya

b) Systematic Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar

nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan

hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama

50

telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain

yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil

persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan

besarnya sampel yang diambil pada masing-masing kelompok tersebut

c) Stratified

Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi-bagi menjadi sub-sub

populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil

Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif

homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas

hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang

diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)

Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui penghasilannya sebagai berikut

I = 40 berpenghasilan rendah

II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi

Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka pembagiannya untuk strata

I = sebanyak 40 X 100 orang = 40 orang II = sebanyak 50 X 100 orang = 50 orang

III = sebanyak 10 X 100 orang = 10 orang

d) Cluster

Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan

mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan

kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada

Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui

bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian

ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah

300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota

sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu

untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak

diketahui pengambilan sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling

51

2) Non Probability

Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya

individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir

jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak

memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen

a) Judgement Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau

pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-

subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa

melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai

generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya

ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak

dimiliki populasi dalam keseluruhannya

b) Quota

Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang

akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden

terserah kepada team pengumpul data Misalnya

Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai

berikut 10 orang warganegara Inggris

15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang

c) Chunk

Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di

jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili

siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan

73 Penentuan Jumlah Sampel

1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui) Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel

adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi

populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat

mengakibatkan pemborosan biaya penelitian

52

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel

adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut

dimana n jumlah sampel

N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase

Semakin kecil toleransi kesalahan maka semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya penelitian dengan batas kesalahan 5

berarti memiliki tingkat akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10

memiliki tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan

Contoh

Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila

batas toleransi kesalahan 5

Dengan menggunakan rumus Slovin

n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan

2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak diketahui) Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden penelitian dapat

ditentukan dengan merujuk pada persyaratan jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200

sampel Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum likehood) atau

GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya dengan analisis faktor

besarnya jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator

penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)

53

BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS

PENELITIAN

81 Teknik Analisis Data Teknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis

Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data Kuantitatif

1) Teknik analisis data kualitatif

a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola

kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan

pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)

b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan

sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu

(Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori

dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data

d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan

lapangan

e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan

membeku atau malah menjadi kadaluarsa f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian

dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan

guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan

2) Teknik analisis data kuantitatif

a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen

resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan-satuan

dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan

beberapa metode tertentu b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam

beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis

data

(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat

kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang

disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat

dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan

54

editing yang cermat dan hati-hati diharapkn data yang berhasil

dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali

berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkn

dalam penarikan sampel Nama dan kelengkapan identitas pengisi

Kelengkapan isi jawaban Kejelasan makna jawaban dan relevansi jawabannya

Konsistensi jawaban satu sama lainnya

Kekeliruan pekerja lapangan di dalam menjelaskn kuesioner kepada responden

Tingkat kekeliruan di dalam memilih responden dan kepalsuan isi jawaban

Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data Sumber Antara 2010

Teknik Analisis

Data

Teknik Analisis Data KUALITATIF

Teknik Analisis Data KUANTITATIF

Statistik Inferensia

Induktif

Statistik Deskriptif

Rata-rata Hitung

Median dan Modus

Varian dan Standard Deviasi

lainnya

Parametrik

Tabel (Silang Frekuensi) Grafik

Diagram Batang dan Diagram Lingkaran

dan lainnya

Non Parametrik

Analisis SWOT

P H A

Deskriptif Kualitatif (Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan

atau Menafsirkan)

Ekonometrika 1 Model Simultan 2 Model Sederhana

Model Optimasi (Operation Research) 1 Linear Program 2 Non Linear Programming 3 Integer Programming 4 Gooal Programmning 5 Dynamic Programming 6 Network CPM dan PERT 7 Teori Antrean 8 Teori Pengambilan Keputusan 9 Teori Permainan 10 Simulasi

Model Makro Regional 1 Model Input-Output Leontief

Regional dan Interregional 2 Model SAM Regional dan

Interregional CGE 3 Location Quotion (LQ) 4 Teori Basis Export

Policy Analysis Matrix (PAM)

Uji-t Uji Z

Regresi Sederhana dan Ganda

Uji Korelasi

One dan Two Way Anova

Multivariat Cluster DIscriminant dan Factor Analysis

Priciple Component Analysis Path analysis

SEM

Sign Test

Chisquare Wilcoxon Test

Cochran Test

Korelasi Rank

55

(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda

tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka (3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing

kategori (4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel-tabel untuk setiap

variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam

bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross

tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan

(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik

inferensia (parametrik atau non paramterik) (6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti

terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan

mengkaitkannya dengan temuan-temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru

sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)

Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu (1) statistik

deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik

inferensiainduktif Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu

statistik non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema Teknik Analisis Data)

82 Statistik Deskriptif [1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi

[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya

[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia

[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang

berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat

kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia

83 Statistik Inferensia

(Statistik InduktifStatistik Probabilitas)

a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok

digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random

56

b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang

diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahankeberanan dinyatakan dalam

persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf

signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi

Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non Parametrik

Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik

1 Parameter populasi menyebar normal

1 Parameter populasi mengabaikan sebaran

2 Data berasal dari nilai-nilai

pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau

paling tidak dalam skala interval

2 Data berasal dari nilai-nilai yang

tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordinal

(order=tingkatan=skala)

3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat

dijumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi

3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan

cara menskor atau kategori

4 memusatkan perhatian

pada perbedaan nilai tengah (mean)

4 Memusatkan perhatian pada

perbedaan median

5 Sampel atau cuplikan relatif

besar agar cenderung

menyebar normal (gt 30 unit)

5 Dapat digunakan dalam sampel

(cuplikan) kecil (lt 30 unit)

57

BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF

KUALITATIF UNTUK PARIWISATA

91 Analisis S-W-O-T Umumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang

berorientasi pada pemaknaan terhadap suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini

adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk

mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif

sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif

identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan

pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam

yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada

pada masyarakat di tempat penelitian Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan

pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal

untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan

oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif

adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data

dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya

oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan

membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan

pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan

adanya teori baru yang barangkali ditemukan Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan

untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu

objek

Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT

58

mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan

kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga

hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan

Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT

Tahapan yang dimaksud adalah

[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)

[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata) [3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)

[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)

Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan strategi alternatif (Alternative

Strategy) melalui matriks SWOT sebagai berikut

92 Analisis Matriks I-F-A-S Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan

analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan

tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)

[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan

kelemahan (weaknesses) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat

metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot

sama dengan satu [3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing

faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating)

mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk

menentukan nilai skornya [5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang

dinilai Jika nilainya di bawah 15 menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di

atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat [6]

Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy) Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai

(bobot x rating)

Kekuatan

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

59

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)

Kelemahan

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

93 Analisis Matriks EFAS Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan

ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor-faktor strategis eksternal

(External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini

[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan

ancaman (threat) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat

metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu

[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing

faktor peluang dan ancaman yang memiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3 (cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya

[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal

perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di

atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar

Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)

Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai

(bobot x rating)

Peluang

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

Ancaman

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip

4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan sel seperti gambar di

bawah

60

Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X TOTAL NILAI IFAS

T

O

T A

L

N

I

L A

I

E F

A

S

4 3 2 1

3

I

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi vertical)

II

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi horizontal)

III

Pertahankan dan

pelihara

(pertumbuhan berputar)

2

IV

Tumbuh dan bina

V

Pertahankan dan

pelihara (strategi tidak berubah)

VI

Panen atau divestasi

(kawasan terikat atau jual habis

kewaspadaan)

1 VII

Pertahankan dan

pelihara (diversifikasi

konsentrasi)

VIII

Panen atau

divestasi (diversifikasi

kongklomerasi)

IX

Panen atau divestasi

(likuidasi)

Sumber Rangkuti 2001

Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT sebagai berikut

[1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan ancaman di sel

masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan peluang-

peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)

[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO

(Weakneses Opportunities)

[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)

[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelamahan dan

ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi WT

(Weakneses Threaths) [6]

Tabel 94 Matriks SWOT

IFAS

EFAS

Kekuatan (S) Tentukan factor kekuatan

Internal

Kelemahan (W) Tentukan factor

kelemahan Internal

Peluang (O) Tentukan factor

Peluang Eksternal

Strategi SO Ciptakan Strategi yang

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

Strategi OW Ciptakan Strategi yang

meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Ancaman (T) Tentukan factor

ancaman Eksternal

Strategi ST Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi TW Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman

Diadopsi dari Rangkuti 2001

61

Penjelasan

a) Strategi SO (Strengths Opportunities)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya

b) Strategi ST (Strengths Threaths)

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek

untuk mengatasi ancaman

c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

d) Strategi WT (Weaknesses Threaths)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman

94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning Matrix)

Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan

Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa

alternatif strategi yang telah dipilih

QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif

(relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk

diimplementasikan (Umar 1999)

Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut

[1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan di sebelah kiri

QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks [2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama

dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I [3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi

yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE

[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara

meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 =

sangat menarik [5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight

dengan Attractives Score pada masing-maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi

[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing-maisng kolom

QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang

menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir

62

Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)

Faktor Utama Weight Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Faktor Internal

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Total

Sumber Umar 2002

AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score

Penggunaan Analisis SWOT Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu

Mutiara Kabupaten Jembrana Bali

1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan Indikator-

indikator Internal

No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan

1 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 Kekuatan

2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan

3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan

4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan

5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan

6 Harga minuman 500 290 Kekuatan

7 Kemudahan dalam mencapai lokasi 477 235 Kelemahan

8

Kejelasan jalur rute yang

dilalui menuju objek wisata 512 230 Kelemahan

9

Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur

Pamfletdan lainnya) 512 260 Kekuatan

10

Penyampaian informasi melalui

website 555 270 Kekuatan

11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan) 395 250 Kelemahan

12

Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam berbagai bahasa 543 235 Kelemahan

13

Program pendidikan dan

pelatihan bagi petugas 445 175 Kelemahan

14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan

63

No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan

15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan

16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet ) 550 310 Kekuatan

17

Sarana dan prasarana yang

memadai ( tempat parkir ) 560 355 Kekuatan

18 Rute perjalanan pengunjung didalam taman kupu-kupu 463 155 Kelemahan

19

Proses penyambutan

kedatangan wisatawan 495 250 Kelemahan

20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan

TOTAL 100

2 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman Indikator-indikator

Eksternal

No Indikator Eksternal Bobot () Rating Keterangan

1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang

2 Sumber daya manusia yang professional 798 270

Peluang

3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang

4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang

5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang

6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang

7 Kebijakan pemerintah di bidang

pariwisata 618 245 Ancaman

8 Bantuan dan dukungan

pemerintah 607 205 Ancaman

9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman

10 Pengawasan masyarakat

terhadap objek wisata 670 260 Peluang

11 Kondisi ekonomi regional dan nasional 641 265

Peluang

12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman

13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang

14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang

TOTAL 100

3 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS Matrix)

Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor

Kekuatan (strenghts)

1 Sarana dan prasarana yang

memadai ( tempat parkir )

560 355 020

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 022

3 Fasilitas pendukung yang tersedia 550 310 017

64

Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor

( toilet )

4 Kondisi lanskap (landscape) 591 305 018

5 Keunikan penangkaran 661 305 020

6 Pelayanan yang diberikan 520 300 016

7 Harga tiket masuk 596 290 017

8 Harga minuman 500 290 015

9 Penyampaian informasi melalui

website

555 270 015

10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur)

512 260 013

Kelemahan (weakness)

1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)

395 250 010

2 Proses penyambutan kedatangan

wisatawan

495 250 012

3 Harga marchendise 413 240 010

4 Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam berbagai bahasa

543 235 013

5 Kemudahan dalam mencapai lokasi

477 235 011

6 Kejelasan jalur rute yang dilalui

menuju objek wisata

512 230 012

7 Penampilan petugas 244 175 004

8 Program pendidikan dan pelatihan

bagi petugas

445 175 008

9 Keramahtamahan petugas 280 175 005

10 Rute perjalanan pengunjung

didalam taman kupu-kupu

463 155 007

Total 100 265

Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-

rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk

masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari

indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah

265

65

4 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor strategis eksternal Bobot () Rating Skor

Peluang (opportunities)

1 Keanekaragaman pengunjung 785 345 027

2 Lokasi objek wisata 817 335 027

3 Motivasi pengunjung 745 330 025

4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 025

5 Keamanan pengunjung 772 325 025

6 Pemandangan alam sekitar 727 315 023

7 Sumber daya manusia yang

profesional

798 270 022

8 Penerapan teknologi informasi 775 265 021

9 Kondisi ekonomi regional dan

nasional

641 265 017

10 Pengawasan masyarakat terhadap

objek wisata

670 260 017

Ancaman (threats)

1 Kondisi ekonomi global 631 250 016

2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata

618 245 015

3 Peran serta masyarakat 648 205 013

4 Bantuan dan dukungan pemerintah

607 205 012

Total 100 285

Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata

pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil

rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-

indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil

skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285

5 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini

Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X Total nilai ifas

T

O

T A

L

N

I

L A

I

4 3 (285) 2 1

3

I

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi vertical)

II

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi horizontal)

III

Pertahankan dan

pelihara

(pertumbuhan

berputar)

(265)

2

IV

Tumbuh dan bina

V

Pertahankan dan

pelihara (strategi tidak berubah)

VI

Panen atau divestasi

(kawasan terikat atau jual habis

kewaspadaan)

1 VII VIII IX

66

E F

A

S

Pertahankan dan pelihara (diversifikasi

konsentrasi)

Panen atau divestasi (diversifikasi

kongklomerasi)

Panen atau divestasi (likuidasi)

6 Matrik SWOT

Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-

kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan

eksternal dengan menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi pengembangan

Matrik SWOT

IFAS

EFAS

STRENGHTS (S)

1 Sarana dan prasarana yang

memadai (tempat parkir)

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu

3 Fasilitas pendukung yang tersedia (toilet)

4 Kondisi lanskap

(landscape) 5 Keunikan

penangkaran 6 Pelayanan yang

diberikan 7 Harga tiket masuk

8 Harga minuman

9 Penyampaian informasi melalui

website 10 Penyampaian

informasi melalui mass media cetak

(broshur)

WEAKNESESS (W)

1 Penyampaian informasi melalui mass media

audio visual (iklan) 2 Proses penyambutan

kedatangan wisatawan 3 Keterjangkauan harga

merchandise 4 Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam

berbagai bahasa 5 Kemudahan dalam

mencapai lokasi 6 Kejelasan jalurrute

yang dilalui menuju objek wisata

7 Penampilan petugas 8 Program pendidikan

dan pelatihan bagi

petugas 9 Keramahtamahan

petugas 10 Rute perjalanan

pengunjung didalam taman kupu-kupu

OPPORTUNITIES (O)

1 Keanekaragaman pengunjung

2 Lokasi objek wisata

3 Motivasi pengunjung

4 Keamanan lokasi

objek wisata 5 Keamanan

pengunjung 6 Pemandangan

STRATEGI SO

Bekerjasama

dengan masyarakat dalam

mengawasi objek wisata Taman

Kupu-kupu

Meningkatkan

keamanan baik

keamanan

pengunjung maupun

STRATEGI WO

Meningkatkan

kualitas sumber daya manusia

dibidang pariwisata

67

alam sekitar 7 Sumber daya

manusia yang professional

8 Penerapan teknologi

informasi 9 Kondisi ekonomi

regional dan

nasional 10 Pengawasan

masyarakat terhadap objek

wisata

keamanan lokasi objek wisata

Membangun

penangkaran kupu-kupu

dilokasi lain

THREATS (T) 1 Kondisi ekonomi

global

2 Kebijakan pemerntah

dibidang pariwisata

3 Peran serta masyarakat

4 Bantuan dan dukungan

pemerinah

STRATEGI ST

Memberikan

perbedaan harga

tiket masuk

Pemberdayaan

masyarakat

STRATEGI WT

Promosi dan publikasi

secara besar-besaran

dan dilakukan dengan

gencar

Meningkatkan jenis

pelayanan yang

ditawarkan

Meningkatkan peran

serta pemerintah

68

BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT

ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA

101 Logika Kerja SPC Gambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi

operasi dan sistem penyampaian jasa dalam suatu perusahaan dengan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut

Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)

Sumber Hesket (1994)

James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan yang baik pada pelanggan

dalam pendapatnya tentang rantai keuntungan pelayanan Sehubungan dengan

kepuasan pelanggan dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan

karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan

keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang

diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan

Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya

operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik

terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan

Internal

Service

Quality

Fasilitas

Kerja

Motivasi

Material dan

Non Material

Employee

Satisfaction

(Kepuasan

Karyawan

Hotel)

External

Service

Values

(Kualitas

Pelayanan

Karyawan

Hotel)

Customer

Satisfaction

(Kepuasan

Wisatawan)

Customer

Loyalty

(Loyalitas

Wisatawan)

Revenue Growth

(Pendapatan)

Profitability (Keuntungan)

69

kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan

pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada the next process (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian

Anda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baik

Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih lama (employee retention) dan

juga meningkatkan produktivitas kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas

pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan Pelanggan yang

puas akan cenderung bersikap loyal dan pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang diberkan oleh pelanggan

Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan)

dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan

dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan

Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak

karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ―The Service-Profit-Chain

tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara

umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan

Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan

disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka

Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja

Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan

eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan

kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut

102 Kualitas layanan internal (internal service quality) Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu

hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan konsumen (Gronroos 1990)

kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan

konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan

mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya

Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen

industri jasa tersebut

70

Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan

bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi

keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ―A Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for example Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung

dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar

departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam

bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara

empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)

Senada dengan pernyataan di atas OlsquoConnor (2001) dalam artikelnya

Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ―people behave as they are measured and drive action as they are rewarded yang berarti

orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa setiap

individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan

kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan

mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang

berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang

kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)

103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan

kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan

yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu

perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)

Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang

profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi

untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai

Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan

profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan dapat menjadi

kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan

71

104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak

otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas

serta aspek-aspek lainnya Banyak terjadi karyawan ditekan untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan

peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak

kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan

kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya

Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah

pasti berasal dari para karyawan yang betah bekerja di perusahaan tidak

hanya betah tetapi juga bergerak dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak

terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada

perusahaan

105 Nilai layanan eksternal (external service value) Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang

dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama service delivery

Possitive Value inilah yang merupakan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan

(perception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka

yang bermuara kepada puastidaknya mereka

106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis

bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu

usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat

meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)

107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan

dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak

perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang

pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya

Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang

dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari

produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan

menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut

(word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari

72

komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini

bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan

mengatakan hal-hal yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap

perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika

ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai

faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan

faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial

108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi

1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara

signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin

secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada

pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan

Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari

produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi

perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik

109 Profitabilitas (Profitability) Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat

aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan

terhadap total keuntungan perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang

menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan

sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya

mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan

1010 Hipotesis SPC [1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan

[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan

[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal [4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan

[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan [6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan

[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas [8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan

internal

[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal

73

Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan

(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee Satisfaction

(H1)

Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan

Employee Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini

berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada

kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)

Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan

Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti

semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)

Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti

semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

1000 790

790 1000

000

000

81 81

81 81

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

EmployeeSatisfaction

InternalServiceQuality

Corre lations

1000 783

783 1000

000

000

81 81

81 81

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

EmployeeLoyalty

EmployeeSatisfaction

Corre lations

1000 815

815 1000

000

000

59 59

59 59

External Service Value

Employee Loyalty

External Service Value

Employee Loyalty

External Service Value

Employee Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

ExternalService Value

EmployeeLoyalty

74

(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)

Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini

berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada

Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi

ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)

Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan

Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara

Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada

Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth (H6)

Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali

maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability (H7)

Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan

Profitability terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali

maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada

Correlations

1000 760

760 1000

000

000

59 59

59 59

Customer Satisfac tion

External Service Value

Customer Satisfac tion

External Service Value

Customer Satisfac tion

External Service Value

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

CustomerSatisfaction

ExternalService Value

Corre lations

1000 622

622 1000

000

000

59 59

59 59

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

CustomerLoyalty

CustomerSatisfaction

Correlations

1000 935

935 1000

000

000

59 59

59 59

Revenue Growth

Customer Loyalty

Revenue Growth

Customer Loyalty

Revenue Growth

Customer Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

RevenueGrowth

CustomerLoyalty

75

Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini

significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)

Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti

meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)

Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti

meningkatnya Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant

(disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

1000 875

875 1000

000

000

59 59

59 59

Profitability

Customer Loyalty

Profitability

Customer Loyalty

Profitability

Customer Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

ProfitabilityCustomer

Loyalty

Correlations

1000 457

457 1000

000

000

81 81

81 81

Internal Service Quality

Revenue Growth

Internal Service Quality

Revenue Growth

Internal Service Quality

Revenue Growth

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

InternalServiceQuality

RevenueGrowth

Corre lations

1000 634

634 1000

000

000

81 81

81 81

Internal Service Quality

Profitability

Internal Service Quality

Profitability

Internal Service Quality

Profitability

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

InternalServiceQuality Profitability

76

BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN

PARIWISATA

111 Filosofis Analisis Faktor Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) ―Analisis faktor adalah

alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum

dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas

Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami

oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban

responden lain

Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap

skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ―Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan

skor total adalah 03 (r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid

Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas

Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang

Santoso dan Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ―Cara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar

antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebut

Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-

pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala

likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat

Merpati Nusantara Airlines Denpasar Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ―Setelah data valid

dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis

faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor)

112 Tahapan Analisis Faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor

yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut

(1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada

semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity

77

pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan

Anti Image Matrices (2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk

memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain

(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil

(nilai eigen value di atas) (4) Uji keakuratan model

Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya Ekakarya Bedugul

Bali

(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang

ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan

penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas

apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket

tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut

Hasil Pengujian Validitas

Variabel Koefisien

Korelasi

Tingkat

Signifikan

Keterangan

Q1 0403 0000 Valid

Q2 0541 0000 Valid

Q3 0501 0000 Valid

Q4 0441 0000 Valid

Q5 0561 0000 Valid

Q6 0528 0000 Valid

Q7 0622 0000 Valid

Q8 0620 0000 Valid

Q9 0608 0000 Valid

Q10 0529 0000 Valid

Q11 0437 0000 Valid

Q12 0506 0000 Valid

Q13 0618 0000 Valid

Q14 0564 0000 Valid

Q15 0623 0000 Valid

Q16 0579 0000 Valid

Q17 0559 0000 Valid

Q18 0581 0000 Valid

Q19 0655 0000 Valid

Q20 0561 0000 Valid

78

Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa tingkat validitas

untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket

yang dibuat sudah valid

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin

besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang

dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah

060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha

cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable

(2) Analisis Faktor

a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai

variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke

Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang

b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi

dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar

variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan

nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor

Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran

nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah

Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara

membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan

koefisein korelasi parsialnya Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian

analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika

harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti

kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak

dapat diterima

Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706

Bartletts Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548

df 190

Sig 000

79

Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran

nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang

sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang

menengah

Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi

adalah sebagai berikut

Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa

kesalahan oleh variabel yang lainnya

Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut

masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut

Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0)

maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya

Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Variabel Nilai MSA Variabel Nilai MSA

Anti-image Correlation

Q1 069

Anti-image Correlation

Q11 073

Q2 081 Q12 072

Q3 072 Q13 081

Q4 070 Q14 062

Q5 068 Q15 069

Q6 065 Q16 073

Q7 068 Q17 065

Q8 069 Q18 065

Q9 082 Q19 069

Q10 084 Q20 066

Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05)

dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor

tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05

c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor

Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu

melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk

maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan

dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada Tabel 94

Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor

yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari

80

variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk

Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat

hubungannya dengan faktor yang terbentuk Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan

dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi

setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang

bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan

eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam

menghitung jumlah faktor yang terbentuk

Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan

Metode Principal Component Analysis Variabel Kode Initial Extraction

Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996

Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934

Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773

Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972

Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596

Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593

Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841

Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808

Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567

Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232

KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826

Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828

Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259

Harga Cinderamata Q14 1000 0936124

Keindahan Alam Q15 1000 0946298

Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144

Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503

Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213

Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454

Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878

Extraction Method Principal Component Analysis

Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar dari 10 Kelima faktor tersebut

menjelaskan (819442) total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan

untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali

Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu

Component Initial Eigenvalues

Total of Variance Cumulative

1 6218104 3109052 3109052

2 3486107 1743054 4852106

3 3054687 1527343 6379449

4 2081223 1040612 7420061

5 1548718 774359 819442

Extraction Method Principal Component Analysis

81

d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor

Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling

optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam penelitian ini pada lima faktor

yang terbentuk melalui rotasi faktor Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang

lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini

rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang

menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses

penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam

tabelberikut

Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi

Component

1 2 3 4 5

Q1 024 853 165 -081 080

Q2 061 924 124 201 050

Q3 041 952 149 129 -004

Q4 083 915 061 000 074

Q5 891 069 089 -005 035

Q6 806 007 164 -008 037

Q7 934 056 119 077 036

Q8 922 044 141 083 031

Q9 873 052 130 082 075

Q10 147 -049 052 827 178

Q11 -086 033 091 713 219

Q12 -052 171 007 801 250

Q13 213 075 149 862 044

Q14 076 041 088 215 935

Q15 049 055 129 359 892

Q16 074 101 130 162 933

Q17 149 096 892 008 095

Q18 082 089 877 143 111

Q19 173 227 848 111 108

Q20 211 103 793 056 040

Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax

with Kaiser Normalization

a Rotation converged in 5 iterations

Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96

82

terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa

dimasukkan sebagai komponen faktor

e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor

Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk

berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali

Nama Faktor Kode Nama Variabel Factor Loading

Explained Variance

Faktor 1

(Fasilitas)

Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891

31 Q6 Fasilitas Rekreasi 806

Q7 Fasilitas Bermain 934

Q8 Ketersediaan Cinderamata 922

Q9 Ketersediaan Informasi 873

Faktor 2

(Kemudahan menuju Lokasi)

Q1 Jarak Menuju Lokasi 853

17

Q2 Waktu tempuh Menuju

lokasi 924

Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952

Q4 Lingkungan Kebun Raya 915

Faktor 3

(Keunikan dan

Pelayanan)

Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892

15

Q18 Keamanan di areal Kebun 877

Q19 Kecepatan Pelayanan Informasi

848

Q20 Pelayanan Tiket masuk 793

Faktor 4 (Harga)

Q10 Kapasitas Parkir 827

10 Q11 KetersediaanTempat Sampah 713

Q12 Harga Tiket Masuk 801

Q13 Harga Sewa fasilitas 862

Faktor 5 (Keindahan

dan Kelangkaan

Tanaman)

Q14 Harga Cinderamata 935

77 Q15 Keindahan Alam 892

Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933

Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun

Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut

1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap

wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini

terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan

factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan

Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873

2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue

83

3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini

terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan

factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915

3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan

Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan

eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15

Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya

dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793

4) Faktor keempat adalah faktor Harga

Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup

terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10

Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor

loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862

5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan Tanaman

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terkecil terhadap

wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini

terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892

dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933

f) Uji Ketepatan Model

Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi

yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi

berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31

residual dengan signifikansi 005

ldquoResiduals are computed between observed and reproduced correlations There are 31 (160) nonredundant residuals with absolute values greater than 005rdquo

Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005

84

BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS

121 Filososfi MDS Mutidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu

obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara

obyek dalam ruang multidimensi

MDS is not so much an exact procedure as rather a way to rearrange objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing lack of fit) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)

MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang

memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan

(similarity) atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi

122 Konsep Persepsi Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah

bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya

untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001

522) mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan

selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi

Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut

akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis

ecotourism saat ini di Bali

Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan dibawah ini

85

Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi

123 Konsep Positioning

Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang

disukai konsumen berlaku untuk produk perusahaan bahkan destinasi

pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing

Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni

1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan

atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda

2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing

sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung

yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk

3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini

perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang

digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya 4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing

sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat

pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya

5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak

86

tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara

maksimal 6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus

merancang program yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan

kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau

propaganda atau promosi 7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau

setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan

setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri

Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning Obyek Wisata

ldquoEcotourismrdquo Bali

Respondensampel ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku bagi semua wisatawan

mancanegara yang kebetulan sedang berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali

Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas kesalahan yang diinginkan hanya

sebesar 10 Karena rata rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995 maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan

menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)

Atribut-atribut yang di nilai berupa ―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh responden untuk

dibandingkan dengan obyek wisata sejenis Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan adalah sebagai berikut

Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali

Kemiripan KR Bali (KREK)

Bali Marine Park (BMP)

Bali Elephant Safari Park

(BESP)

Bali Barat National Park

(BBNP)

Bali Butterfly

Park (BBP)

Bali Reptile Park (BRP)

Bali Sangeh Monkey

Forest (BSMF)

Botanic

Garden Ubud (BGU)

KREK 0

BMP 12345 0

BESP 12345 12345 0

BBNP 12345 12345 12345 0

BBP 12345 12345 12345 12345 0

BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0

BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0

BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0

Catatan ―0 tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ―12345 pilihan skala kemiripan obyek wisata

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi

dan preferensi para responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro (2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur

perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan

persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi MDS juga disebut

perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah

87

mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi

ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses analisis akan digunakan software SPSS versi 16 Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh responden yang

mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan penilain sekala likert dengan rentang nilai

antara 1 sampai dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut

[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat mirip

[2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan bisa mirip

atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan tidak mirip

[5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat tidak

mirip

Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau

multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari

masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar berikut ini

Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2

Number Name

1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 -3280

3 BESP_3 11067 -2716 4 BBNP_4 -6382 -14174

5 BBP_5 -2081 15152

6 BRP_6 7396 15151 7 BSMP_7 -1144 -9517

8 BGU_8 -12427 3632

Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian ini antara lain

(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut

―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayanan

88

KR Bali

(KREK_1)

Bali

Marine

Park

(BMP_2)

Bali Elephant

Safari

Park

(BESP_3)

Bali Barat

National

Park

(BBNP_4)

Bali

Butterfly

Park

(BBP_5)

Bali

Reptile

Park

(BRP_6)

Bali Sangeh

Monkey

Forest

(BSMF_7)

Botanic

Garden

Ubud

(BGU_8)

Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di Bali

Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian terhadap obyek

wisata yang sejenis menggambarkan bahwa jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap

memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-obyek wisata memiliki perbedaan

ditunjukkan oleh jauhnya jarak diantara obyek pada peta MDS

(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden

Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali (2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan obyek wisata

(BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki

kemiripan dalam satu kelompoknya

(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3) dan koordinatnya berada

cukup jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya (4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali Bali

mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah (BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4) Bali Barat National Park karena dipersepsikan

memiliki kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya berkunjung ke tempat

tersebut yakni wisatawan kelompok atau mass-touristrsquos group seperti

kelompok atau group karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya

Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji apakah para

responden sudah mengisi skala kemiripan antara obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya adalah apakah para responden mempunyai

sikap yang sama (homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam memberikan

penilaian mengenai kemiripan obyek wisata

89

Kesamaan Sikap Responden

Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan menunjukkan garis ke kanan atas

hal ini membuktikan adanya kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian

Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud

walaupun tidak berada dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat dengan

Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok obyek wisata yang dianggap memiliki

kemiripan diantara mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud

Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari Park dan koordinatnya berada cukup

jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya Analisis posisioning dengan mengukur persepsi wisatawan terhadap

obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya dapat menggambarkan

kelompok-kelompok obyek wisata ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa

sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis

untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud

90

BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION

MODELLING (SEM)

131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling

Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang

dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang

tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan

untuk menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis SEM berbasis pada analisis

covarians sehingga memberikan matriks covarians yang lebih akurat dari pada

analisis regresi linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure (AMOS) atau

LISREL SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering muncul dalam

dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena

SEM hanyalah untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model

teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah sebagai berikut

[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan metode jalur analisis pada regresi linear

[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan bertingkat secara serempak atau simultan

[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data

kuesioner yang melibatkan persepsi

[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis

regresi linear secara serempak [5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat

dilakukan dengan analisis regresi linear

[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi

normalitas pada data [7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order

untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik

132 Tahapan dan Kristeria SEM Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus

ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut

adalah sebagai berikut ini [1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis

[2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan Struktural

dan Model Pengukuran

91

[4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan Estimasi Model yang

diusulkan

Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model)

Model Struktur Persamaan (Structure Equation Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah identifikasi

Standard error yang besar untuk satu atau beberapa koefisien

Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang

seharusnya disajikan

Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error

yang negatif

Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi

yang didapat (misal ge 09) [6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit

Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio chi-square

statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA)

Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of

Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)

Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted

Uji Validitas

Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas Outliers

Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian dan modifikasi

model

Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan maka dilakukan

pengujian hipotesis dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur

kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan juga menggunakan SEM sebagai

alat uji model seperti pada penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah variabel

dengan menguji struktur dari hubungan di antara variabel-variabel yang ada

dalam model Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan yakni

Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model

pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural

Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk

menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model

yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square (χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat

probabilitas di atas 005 menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data

observasi dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2 cenderung

meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan dampak dari jumlah sampel

92

dikembangkan kriteria rasio χ2 terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df

untuk model yang baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998) Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah persamaan model

struktural

Tabel 131

Kriteria Kelayakan Model

Goodness of Fit Index Cut off Value

X2-Chi Square Diharapkan Kecil

Significance Probability ge 005

RMSEA le 005

GFI ge 090

AGFI ge 090

CMINDF le 300

TLI ge 095

CFI ge 095

Sumber Hair et al (1998)

Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan sebagai berikut ini

1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi

dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel

lt 200 2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off

value sebesar p ge 005 3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah

ukuran model yang mencoba memperbaiki kecenderungan chisquare yang

cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit

4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi

tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1

(mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit) 5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI adalah analog

dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi degree of freedom model dengan model lain yang

dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le AGFI lt 09 adalah

marginal fit 6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of freedom)

diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi dengan degree of freedom

7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative incremental fit

index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model

8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin

mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi

Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS

93

Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di

Bali

Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian Topik penelitian ditelaah

secara mendalam dan hubungan antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas

wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori atau tidak Langkah ini mutlak harus

dilakukan dan setiap hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut

harus mempunyai dukungan teori yang kuat Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian hasil observasi

lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi

sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model loyalitas wisatawan yakni hubungan

antara variabel laten motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal

(X2) terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan (Y2) dan loyalitas wisatawan (Y3) Konfirmasi selanjutnya adalah menguji hubungan

antara variabel laten citra destinasi (Y1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y2) dan selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten

kepuasan wisatawan (Y2) terhadap variabel laten loyalitas wisatawan (Y3) Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri

dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat

indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel

loyalitas wisatawan

1) Pengujian model teoritis

Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang

kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa

asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti

Gambar berikut ini

Keterangan

Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13= Pengetahuan

dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15= Bertemu orang dan

bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman

Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari

X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu luang X27=

Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29= Makanan dan minuman

X210= Fasilitas dan pelayanan X211= Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213= Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan

X215= Pemandu wisata

94

Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali Y14=

Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas politik dan

ekonomi Y17= Suasana Bali

Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari

Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24= Pelayanan

Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari

Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi

Gambar Uji Konstruk Penelitian

Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan bahwa model belum dapat

dikatakan fit sehingga memerlukan modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis model struktural SEM seperti Tabel berikut ini

Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis

Goodness of Fit Index

Cut off Value Result Keterangan

X2-Chi Square Diharapkan

Kecil

2314884 Kurang baik

RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai

GFI ge 090 0722 Kurang baik

AGFI ge 090 0684 Kurang baik

CMINDF le 300 3957 Kurang baik

TLI ge 095 0708 Kurang baik

CFI ge 095 0729 Kurang baik

Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang

kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling

overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan

memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)

95

Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel

latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di

lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang

menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama

sekalipun Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk (Yoon dan Uysal

(2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan

modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan

meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002) Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap

indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara

teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan

overlapping (Ferdinand 2002)

2) Modifikasi Model

Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang

kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya

Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya

menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini

Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA

Variabel Kode Indikator Estimate SRW

Motivasi

Internal X16

Meningkatkan kesehatan dan

kebugaran 0776

X17 Latihan fisik 0753

X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507

Motivasi

Eksternal

X24 Harga-harga di Bali 0517

X26 Keuntungan liburan di Bali 0505

X27 Transportasi ke Bali 0656

X28 Jarak dari negara asal 0680

X29 Kuliner Bali 0544

X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di

Bali 0666

X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714

X212 Pelayanan imigrasi 0663

X213 Keamanan pulau Bali 0673

96

Variabel Kode Indikator Estimate SRW

X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684

X215 Pelayanan pramuwisata 0711

Citra Destinasi

Y13 Budaya Bali yang unik 0550

Y14 Masyarakat yang ramah 0702

Y15 Infrastruktur pariwisata yang

lengkap 0736

Y17 Suasana yang nyaman 0648

Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780

Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799

Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810

Y24 Pelayanan selama berlibur 0808

Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756

Y32 Kerelaan merekomendasi 0877

Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005

Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa kovariansi terjadi

antara error dari suatu variabel dengan error-error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang diteliti mengalami overlapping atau saling

berkorelasi

Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih

Modifikasi Indices

Saling berkorelasi Estimate P

X2 lt--gt X1 Motivasi

eksternal

lt-

-gt

Motivasi

internal

0070

e23 lt--gt e22 Pelayanan

pramuwisata

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0170

e20 lt--gt e21 Pelayanan

imigrasi

lt-

-gt

Keamanan

pulau Bali

0129

e21 lt--gt e22 Keamanan

pulau Bali

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0096

e20 lt--gt e22 Pelayanan

imigrasi

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0100

e27 lt--gt e37 Masyarakat yang ramah

lt--gt

Loyalitas Wisatawan

0071

e30 lt--gt e37 Suasana yang

nyaman

lt--gt

Loyalitas Wisatawan

0050

e14 lt--gt e12 Keuntungan

liburan di

Bali

lt-

-gt

Harga-harga di

Bali

0068

e14 lt--gt e39 Keuntungan

liburan di Bali

lt-

-gt

Citra Destinasi 0062

e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat dan

lt--gt

Motivasi eksternal

0070

97

Modifikasi

Indices

Saling berkorelasi Estimate P

teman

e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali

lt--gt

Merekomendasi Teman

-0047

e28 lt--gt e31 Infrastruktur

pariwisata yang lengkap

lt-

-gt

Daya tarik dan

obyek wisata

0046

e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan

hotel di Bali

lt--gt

Keamanan pulau Bali

-0073

e19 lt--gt e23 Fasilitas

kesehatan di

Bali

lt-

-gt

Pelayanan

pramuwisata

0054

e15 lt--gt e21 Transportasi

ke Bali

lt-

-gt

Keamanan

pulau Bali

-0065

Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator yang mengalami

overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices

dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti

Gambar berikut ini

Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara

Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria kelayakan model

dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing

hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut

98

Tabel Hasil Modifikasi Model

Goodness of Fit Index

Cut off Value

Uji

Pertama

Uji

Kedua

Hasil Kesimpulan

X2-Chi Square

- 2314884 429050 Baik Baik

RMSEA le 005 0086 0053 Lebih

Baik

Cukup baik

GFI ge 090 0722 0910 Lebih

Baik

Baik

AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik

Cukup baik

CMINDF le 300 3957 2114 Lebih

Baik

Baik

TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik

Cukup baik

CFI ge 095 0729 0943 Lebih

Baik

Cukup baik

Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan

dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF

TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis

Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidimensionalitas melalui uji

Confirmatary Factor Analysis dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua

akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni kriteria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

3) Pengujian Hipotesis

Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya Pengujian

delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural

Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan

Citra

Destinasi (Y1)

Motivasi

Internal (X1)

-0047 -0031 0092 -0509 0611 Tidak

signifikan

Citra

Destinasi (Y1)

Motivasi

Eksternal (X2)

0690 0659 0078 8808 Signifikan

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

Motivasi

Internal (X1)

0060 0041 0077 0780 0435 Tidak

signifikan

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

Motivasi

Eksternal (X2)

-0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak

signifikan

Kepuasan

Wisatawan

(Y2)

Citra

Destinasi

(Y1)

0833 0871 0083 10019 Signifikan

99

Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

0562 0560 0066 8468 Signifikan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Motivasi

Eksternal (X2)

0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Motivasi

Internal (X1)

-0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak

signifikan

Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio

P=Probability

Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut

[1] Pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

ditunjukkan oleh nilai CR (critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar 0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat

untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia

mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut rupanya belum didukung oleh

data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk

(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran

dan (X17) latihan fisik tidaklah cocok dengan data empiris atribut destinasi

pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung dengan citra destinasi

pariwisata Bali

[2] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

menunjukkan nilai CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas

sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil

dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan

terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah

hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26)

keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari

100

negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali

(X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan pulau Bali (X214) pelayanan Biro perjalanan wisata dan (X215) pelayanan

pramuwisata

[3] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata

di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan

probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan

probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia

mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut

belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah

pengaruh yang tidak signifikan

[4] Pengaruh (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y2) kepuasan wisatawan

menunjukkan nilai CR sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai

tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2)

kepuasan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang

signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan

akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali

[5] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal

wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai

tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai CR yang lebih kecil dari

196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal

wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut tidak didukung

oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna

jika semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas wisatawan akan

semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif

meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan

semakin menurun

101

[6] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

menunjukkan CR sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR

tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut

destinasi) wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data

empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi

derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan semakin meningkat Indikator dari

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali

adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26) keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari

negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan

pulau Bali (X214) pelayanan biro perjalanan dan (X215) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi

faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang

kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata

[7] Pengaruh (Y1) citra destinasi Bali terhadap (Y2) kepuasan wisatawan

lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y1) citra destinasi

terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk

penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196 dan

probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y1) citra destinasi berpengaruh signifikan terhadap (Y2)

kepuasan wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah

pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali

maka derajat kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap

destinasi pariwisata Bali akan semakin meningkat

[8] Pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR sebesar

8468 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196

dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa (Y2) kepuasan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel

tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi

102

adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar

8468 bermakna jika semakin meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut

usia mancanegara akan semakin meningkat Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia terhadap pariwisata Bali

meliputi indikator (Y21) daya tarik dan obyek wisata (Y22) perjalanan dari dan ke Bali (Y23) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24)

pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan

wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan

derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali

4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian

Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung

(Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh

gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung

dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut

Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas Wisatawan Lanjut

Usia Pengaruh Variabel X1

M_Internal

X2

M_Eksternal

Y1

(Citra)

Y2

(Kepuasan)

Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000

Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560

Direct Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000

Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560

Indirect Effects

Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000

Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000

Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000

Catatan

a) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression

Weights

Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia

dapat dijelaskan sebagai berikut

[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi

secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan wisatawan dengan bobot

terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar 0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar

0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas

wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya [2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi

secara gabungan oleh (Y1) variabel citra destinasi dengan bobot terbesar

yakni 0871 kemudian oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi

memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya

103

[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel (X2)

motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi

(Y1) [4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung

antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871 jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)

motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar

0659 pengaruh langsung antara (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung

antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193

[5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar adalah pengaruh tidak langsung antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan

wisatawan dengan bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan

pengaruh tidak langsung antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung

antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0255

Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara

ditentukan secara gabungan oleh variabel kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal Variabel kepuasan wisatawan adalah

variabel yang paling menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan

dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003) dan Chi (2005)

Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan motivasi eksternal dan

motivasi internal tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi memiliki peranan yang paling dominan

dalam hubungannnya dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005)

Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)

Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003)

Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013) Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna

bahwa variabel motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap variabel

kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil pengujian pengaruh

tidak langsung antara variabel motivasi eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap

kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)

104

BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK

SEGMENTASI PASAR WISATAWAN

141 Filosofi Segmen Pasar Pasar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa

disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono (2003) segmen pasar

adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama

Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi

yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen

Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan

adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka

dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-

kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen

1411 Segmentasi pasar

Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses

dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka

untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama

Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi pasar sebagai berikut ―market segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mix menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam

kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan

strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu

1) Geographic Segmentation Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar

berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi

berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan

memberikan variasi lokal

Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan segmen

yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar

sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan

105

Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok

perkotaan pinggiran kota dan pedesaan

Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk

diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar

2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan

dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena keinginan preferensi dan tingkat pemakaian

konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah

diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut

variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar

Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan dengan usia

Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar

Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan

suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan

Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk

segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan

beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan

rendah menengah dan tinggi

Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam

segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan

wiraswata

Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan

karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan

haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti

Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu

diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan

Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu

diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan

sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju

Generasi Banyak penelitian yang kini mulai memperhatikan

segmentasi berdasarkan variabel generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran bahwa generasi dipengaruhi oleh

lingkungan dimana konsumen dibesarkan

3) Psychographic Segmentation

Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam

kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok

social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau

berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas

akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk

106

merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas

yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan

kepribadian

Gaya hidup pada segmen ini menunjukan bagaimana cara

konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok

terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti

kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk

jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki

peluang bagi para pemasar

Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa

menunjukkan pada sikap individu kepada perusahaan dalam

penentuan segmen pasar

4) Behavior Segmentation Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan

pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau

respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu

Kejadian

Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau

memakai suatu produk

Manfaat

Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang

dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat

dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan

mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga

Status pemakaian

Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan

pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan

Tahap kesiapan

Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak

menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari

beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli

Sikap

Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh

tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci

Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat dikemukakan

bahwa segmentasi pasar merupakan penggolongan pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih spesifik atau homogen dengan

golongan yang bervariasi

107

1412 Pola Segmentasi Pasar

Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok-kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses

identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan Menurut Kotler (2005) segmen pasar dapat dibentuk dengan banyak

cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain

Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar dimana semua

perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari

manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda

dari jenis produk yang sama

Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh

bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam

Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok

preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami

Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen preferensi

dibagi menjadi tiga pola yaitu

Preferensi yang homogen (homogoneous preferences) menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat

dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga

maupun kualitasnya)

Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa

menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka

inginkan dari produk tersebut

Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-

kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual

1413 Segmentasi yang Efektif

Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran

berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar

haruslah

Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit segmen pasar

dapat diukur

Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dapat dilayani

suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran

yang dirancang khusus untuk mereka

Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif

Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan

dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam

bauran pemasaran yang berbeda

Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk

menarik dan melayani segmen-segmen tersebut

Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah

108

Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup

potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk

sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen

Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen

belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli

juga penting

Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya

Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen itu Segmen

yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka

sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam

seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik

Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki

perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar

1414 Strategi Pemilihan Pasar

Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang

akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar

Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal

yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar 1) Market Targeting

Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar

Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang

akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan

Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen pasar untuk

dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk

tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang

Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan

adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama

Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh

lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen

pasar yang bersangkutan

Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang

dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain

Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknya

segmen pasar tertentu apabila perusahaan menyamping dari

tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik

Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani

segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk

109

2) Market Positioning Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai

berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu

yang diusahakan oleh perusahaan

3) Alternatif Strategi Pemilihan

Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu

Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen pasar terbesar

Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan

untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar

baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan

Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar

yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam

segmen pasar tersebut

Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang

menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau

beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan

Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan-perusahaan

besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi

pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani

1415 Manfaat Segmentasi Pasar

Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam

Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling

menguntungkan

Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar

Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi perusahaan

Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan bagaimana

mengalokasikan dana secara lebih baik ke berbagai media

Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi

Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi pasar bermanfaat untuk

Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik

untuk mendapatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan di dalam marketing

Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap respon

marketing yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai segmen

Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan marketing appealnya

110

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat segmentasi

pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif mengarahkan serta

membandingkan kesempatan-kesempatan di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan lebih tepat terhadap berbagai macam

segmen dan agar dapat mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi

1416 Target Pemasaran Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah

menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah

ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut

Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki

Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ―target marketing is a process of evaluating each segments Jadi menurut Kotler

target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan

tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar

142 Alat Analisis Segmentasi Pasar Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab

dengan teknik analisis sebagai berikut

1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi

Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku

konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat

berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik

analisis tabulasi (cross tabulation) 2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation)

Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap-tiap variabel secara

tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan

secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel

berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya

dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan 3) Teknik analisis Chi-square

Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi

dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh

wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat

kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas (1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

111

Keterangan X2 = Chi-square

Fo = Frekuensi yang diobservasi

Fe = Frekuensi yang diharapkan

143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel

berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel

2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin

jumlah anggota keluarga dan status perkawinan

3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan

hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan pembelian

4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah

hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari

menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan

alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan

Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Indikator Definisi

1 Variabel Demografi

Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan

yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia

wisatawan

Jenis

Kelamin(X2)

Variabel jenis kelamin adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan

Status

Pernikahan(X3)

Variabel status pernikahan

adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang

menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status

pernikahan wisatawan

(Fo-Fe) 2

X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash

Fe

(total baris 1) (total kolom 1)

Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash

Total Jumlah

112

No Variabel Indikator Definisi

Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan

Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan

pendapatan wisatawan

Jumlah Keluarga(X6)

Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan

Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan

2 Variabel

Geografi

Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan

variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort

berkenaan dengan Negara asal

3 Variabel Psikografi

Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan

motivasi

4 Variabel

Perilaku Konsumen

Manfaat(X10)

Variabel manfaat adalah variabel

yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan

lokasi fasilitas harga dan pelayanan yang menjadi alas an

tamu menginap pada sebuah

hotel

Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Demografi

Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang terdiri dari variabel

usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga

dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan

gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut

113

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Demografi

No Usia Jumlah

Orang Prosentase

1

15-20 tahun 2 20

21-30 tahun 11 110

31-40 tahun 58 580

41-50 tahun 24 240

gt50 tahun 5 50

Total 100 1000

2

Jenis Kelamin

Pria 65 650

Wanita 35 350

Total 100 1000

3

Status Perkawinan

Menikah 63 630

Tidak menikah 37 370

Total 100 1000

4

Pekerjaan

Pelajar 3 30

PegawaiKaryawan 63 630

Wiraswata 18 180

Dan lainnya 16 160

Total 100 1000

5

Pendapatan

ltUS$1000 36 360

US$1000-US$2500 53 530

gtUS$2500 11 110

Total 100 1000

6

Jumlah Keluarga

1-2 orang 70 700

3-4 orang 25 250

gt5 orang 5 50

Total 100 1000

7

Pendidikan

SD 1 10

SLTP 2 20

SMA 17 170

Perguruan Tinggi 80 800

Total 100 1000

5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi

Negara Asal Jumlah

Orang Prosentase

a Indonesia 38 380

b Belanda 36 360

c Australia 6 60

d Amerika Serikat 4 40 e China 1 10

f Jerman 8 80

g Perancis 2 20 h Dan lainnya 5 50

Total 100 1000

114

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda

360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50

6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi

Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut

Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi

Motivasi perjalanan Jumlah

Orang Prosentase

a Rapat 5 50

b Bisnis 5 50

c Paket Wisata 28 280

d Liburan 57 570

e Pendidikan 4 40

f Dan lainnya 1 10

Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden

berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan

perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50 untuk

Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku Konsumen

Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel prilaku konsumen

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Prilaku Konsumen

Manfaat yang dicari Jumlah

Orang Prosentase

a Lokasi Strategis 49 490

b Pelayanan Cepat 6 60

c Fasilitas Lengkap 34 340

d Kebersihan Hotel 6 60

e Harga Terjangkau 5 50

Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar

wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya

fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang

terjangkau yaitu sebesar 50

115

5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci

sebagai berikut

Variabel Usia

Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga

berpengaruh pada kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel di Bali

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Usia 15-

20

Count 1 0 1 0 0 2

within Usia 500 0 500 0 0 1000

21-

30

Count 5 2 4 0 0 11

within Usia 455 182 364 0 0 1000

31-

40

Count 29 1 22 4 2 58

within Usia 500 17 379 69 34 1000

41-

50

Count 11 2 7 1 3 24

within Usia 458 83 292 42 125 1000

gt50 Count 3 1 0 1 0 5

within Usia 600 200 0 200 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Usia 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak dicari

berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak 490 yang berikutnya

adalah fasilitas yang lengkap yaitu 340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau

sebanyak 50 Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang

responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan

utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun

cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang

lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364 Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan

tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379

Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis

458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau

125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60

116

Variabel Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap

manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat

pada tabel berikut

Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap Kebersihan

hotel Harga yang terjangkau Total

Jenis

Kelamin

Pria Count 35 2 24 1 3 65

within

JenisKelamin 538 31 369 15 46 1000

Wanit

a

Count 14 4 10 5 2 35

within

JenisKelamin 400 114 286 143 57 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

JenisKelamin 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden manfaat yang

dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa

pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang

dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286

Status Perkawinan

Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang Dicari responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi

yang strategis

Pelayanan

yang cepat

Fasilitas

yang lengkap

Kebersihan

hotel

Harga yang

terjangkau

Total

Status Perkawinan

Menikah Count 30 4 21 4 4 63

within Status Perkawinan

476 63 333 63 63 1000

Tidak Menikah

Count 19 2 13 2 1 37

within Status Perkawinan

514 54 351 54 27 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Status Perkawinan

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel

menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah menikah memiliki distribusi pilihan

117

manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang

lengkap sebesar 333 Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang

dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340

Pekerjaan

Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status

sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk

dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi

yang strategis

Pelayanan

yang cepat

Fasilitas

yang lengkap

Kebersihan

hotel

Harga

yang terjangkau

Total

Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3

within Pekerjaan

333 0 667 0 0 1000

Pegawai Count 31 2 25 3 2 63

within Pekerjaan

492 32 397 48 32 1000

Wiraswata Count 7 3 4 1 3 18

within Pekerjaan

389 167 222 56 167 1000

Dan lainnya

Count 10 1 3 2 0 16

within

Pekerjaan 625 62 188 125 0

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Pekerjaan

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan yang

pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap

manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333

Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan

manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397

Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis

sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222 Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas

memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188

Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat

dan 50 karena harga yang terjangkau

118

Pendapatan

Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan

bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan

responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang

terjangkau

Total

Pendapa

tan

ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36

within

Pendapatan 528 83 361 28 0

1000

US$1000-US$2500

Count 26 3 17 5 2 53

within

Pendapatan 491 57 321 94 38

1000

gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11

within

Pendapatan 364 0 364 0 273

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Pendapatan 490 60 340 60 50

1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat pendapatan responden

terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap

manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361

Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang

strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321

Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan

fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364

Jumlah Keluarga

Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari

responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga

dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Jumlah 1-2 Count 36 6 23 3 2 70

119

Keluarga within Jumlah

Keluarga

514 86 329 43 29 1000

3-4 Count 10 0 10 2 3 25

within

Jumlah Keluarga

400 0 400 80 120 1000

gt5 Count 3 0 1 1 0 5

within

Jumlah

Keluarga

600 0 200 200 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Jumlah

Keluarga

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah

keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang

strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329

Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat

lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400

Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang

strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200

Pendidikan Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah

ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan

pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

ManfaatYangDicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Pendidikan SD Count 1 0 0 0 0 1

within Pendidikan

1000 0 0 0 0 1000

SLTP Count 1 0 1 0 0 2

within

Pendidikan 500 0 500 0 0

1000

SMA Count 6 1 5 3 2 17

within Pendidikan

353 59 294 176 118 1000

120

Perguruan Tinggi

Count 41 5 28 3 3 80

within

Pendidikan 512 62 350 38 38

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Pendidikan 490 60 340 60 50

1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi

hotel yang strategis yaitu sebesar 1000

Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang

dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500

Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari

adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294

Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai

dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350

Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

NegaraAsal

Indonesia Count 21 3 12 2 0 38

within NegaraAsal

553 79 316 53 0 1000

Belanda Count 19 1 13 1 2 36

within

NegaraAsal 528 28 361 28 56 1000

Australia Count 3 1 2 0 0 6

within NegaraAsal

500 167 333 0 0 1000

Amerika Serikat

Count 1 0 2 0 1 4

within NegaraAsal

250 0 500 0 250 1000

China Count 0 0 0 1 0 1

within NegaraAsal

0 0 0 1000 0 1000

Jerman Count 4 0 2 1 1 8

within

NegaraAsal 500 0 250 125 125 1000

Perancis Count 0 0 1 1 0 2

within NegaraAsal

0 0 500 500 0 1000

Dan lainnya Count 1 1 2 0 1 5

121

within NegaraAsal

200 200 400 0 200 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within NegaraAsal

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak

dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis

340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau

Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang

memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan

antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah

hotel bisa dilihat dari tabel berikut

Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Tujuan

Perjalanan

Rapat Count 3 1 1 0 0 5

within

Tujuan Perjalanan

600 200 200 0 0 1000

Bisnis Count 1 1 1 0 2 5

within

Tujuan

Perjalanan

200 200 200 0 400 1000

Paket Wisata

Count 17 0 9 2 0 28

within

Tujuan

Perjalanan

607 0 321 71 0 1000

Liburan Count 25 4 21 4 3 57

within Tujuan

Perjalanan

439 70 368 70 53 1000

Pendidi

kan

Count 2 0 2 0 0 4

within

Tujuan

Perjalanan

500 0 500 0 0 1000

Dan

lainnya

Count 1 0 0 0 0 1

within

Tujuan

Perjalanan

1000 0 0 0 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

122

Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada

sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Tujuan

Perjalanan

Rapat Count 3 1 1 0 0 5

within Tujuan

Perjalanan

600 200 200 0 0 1000

Bisnis Count 1 1 1 0 2 5

within

Tujuan Perjalanan

200 200 200 0 400 1000

Paket

Wisata

Count 17 0 9 2 0 28

within

Tujuan

Perjalanan

607 0 321 71 0 1000

Liburan Count 25 4 21 4 3 57

within

Tujuan

Perjalanan

439 70 368 70 53 1000

Pendidi

kan

Count 2 0 2 0 0 4

within

Tujuan Perjalanan

500 0 500 0 0 1000

Dan

lainnya

Count 1 0 0 0 0 1

within

Tujuan

Perjalanan

1000 0 0 0 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Tujuan

Perjalanan

490 60 340 60 50 1000

Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200

memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang

terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200

memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang

mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321

Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis

yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368

Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan

prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort

sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis

123

Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat yang Dicari

Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi responden terhadap manfaat yang

dicari pada sebuah hotel maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-Square

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diuraikan

seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah hotel

No Variabel Uji X2

Hitung

X2

Tabel df α

Asymp Sig

(2-sided) Hubungan

1 Manfaat yang dicari

dengan usia 15474 2630 16 005 0490 Tidak Signifikan

2 Manfaat yang dicari dengan jenis

kelamin

10218 949 4 005 0037 Signifikan

3 Manfaat yang dicari dengan status

perkawinan

0778 949 4 005 0941 Tidak Signifikan

4 Manfaat yang dicari dengan perkerjaan

16667 2103 12 005 0163 Tidak Signifikan

5 Manfaat yang dicari dengan pendapatan

16781 1551 8 005 0032 Signifikan

6

Manfaat yang dicari

dengan jumlah keluarga

9258 1551 8 005 0321 Tidak Signifikan

7 Manfaat yang dicari

dengan pendidikan 8728 2103 12 005 0726 Tidak Signifikan

8 Manfaat yang dicari

dengan Negara Asal 40903 4134 28 005 0055 Tidak Signifikan

9 Manfaat yang dicari

dengan motivasi 24548 3642 20 005 0219

Tidak

Signifikan

Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan

Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan antara tujuh

variabel demografi satu variabel geografi dan satu variabel psikografi dengan manfaat yang dicari

Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung dengan Chi-Square

tabel serta tingkat signifikan yang dicapai terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu

Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel berpengaruh signifikan dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (10218gt949) dengan tingkat signifikan

0037lt005 yang membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang

untuk menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka

Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551) dengan tingkat signifikan

0032lt005

124

BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA

PARIWISATA DAN PERHOTELAN

151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel

Analisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah

analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh

dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasipengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i =

1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah

hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y

umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan

a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal (memprediksi) rata-

rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung

(dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas

(independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X) b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan

variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan

variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan Y dapat

dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak

berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila

tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut

152 Cara Penerapan Garis Regresi Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam

diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square)

maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut

memiliki persamaan

Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut

dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-

efisien regresi

Yi = a+bX

125

153 Koefisien Korelasi Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil

perkalian XlsquoYlsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya

dengan pembagi n Jika Xlsquo dan Ylsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka

akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut

Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing

disebut Product Moment Co-efficient of Correlation

Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi

r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)

Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga +1 Jika r = 0

atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak

terdapat hubungan sama sekali

154 Uji Hipotesi T-test Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan

membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara

kebetulan Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-

test

Keterangan

T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi

n = jumlah data

Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut

a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)

Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam

penelitian ini adalah sebesar 95 c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan

Atau

126

dimana df = degree of freedom

n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas

d) Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima bila tHitung tTabel

Ho ditolak bila tHitung gt tTabel

Keputusan thitung dibandingkan ttabel apabila thitung lebih besar dengan ttabel

nilai maka keputusan menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife (Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel bebas

dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung lebih kecil dengan nilai ttabel maka keputusan menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis

alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)

Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah Hotel

Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total

Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali

Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)

Janlsquo05 1100000 1555000 529600000

Feblsquo05 1215000 1578000 701455118

Marlsquo05 1280000 1943000 727650753

Aprlsquo05 1700000 3856000 924567966

Meilsquo05 1795000 4157000 942012397

Junlsquo05 1800000 4750000 957789113

Jullsquo05 1960000 5353000 1121749036

Agulsquo05 1967000 5600000 1135892433

Seplsquo05 2050000 5695000 115800000

Oktlsquo05 7950000 9560000 1677234986

Novlsquo05 7564000 9542000 1555169000

Deslsquo05 6785000 9500000 1554169500

Janlsquo06 4650000 8250000 1432555789

Feblsquo06 4710000 8300000 1436199045

Marlsquo06 4777000 8450000 1444768309

Aprlsquo06 3125000 6400000 1251315000

Meilsquo06 3200000 6450000 1256857077

Junlsquo06 3250000 6500000 1263349700

Jullsquo06 1285000 2254000 777987098

Agulsquo06 1300000 2350000 798960396

Seplsquo06 1352000 2400000 798999015

Oktlsquo06 1830000 4845000 983987567

Novlsquo06 1845000 4870000 994500000

Deslsquo06 1850000 4899000 999440000

Janlsquo07 2170000 5700000 1200889765

Feblsquo07 2185000 5750000 1214073785

Marlsquo07 2430000 5770000 1222234777

Aprlsquo07 3550000 6700000 1267435000

Meilsquo07 3570000 7230000 1268689160

Junlsquo07 3665000 7250000 1278266099

127

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)

Jullsquo07 4860000 8465000 1445748500

Agulsquo07 5200000 8560000 1454999810

Seplsquo07 5445000 9100000 1456888071

Oktlsquo07 1370000 2670000 850850000

Novlsquo07 1450000 2700000 862875000

Deslsquo07 1475000 3777000 879555129

Janlsquo08 1860000 4995000 999989543

Feblsquo08 1875000 5005000 1050222897

Marlsquo08 1879000 5110000 1070366595

Aprlsquo08 2500000 5875000 1225120000

Meilsquo08 2580000 5875500 1234432987

Junlsquo08 2595000 5880000 1234897910

Jullsquo08 3694000 7430000 1288328340

Agulsquo08 3800000 7555000 1324378542

Seplsquo08 3815000 8230000 1326970123

Oktlsquo08 1477000 3785000 884899844

Novlsquo08 1500000 3785500 894064287

Deslsquo08 1655000 3800000 916300083

Janlsquo09 1888000 5200000 1083708670

Feblsquo09 1948000 5235000 1100998878

Marlsquo09 1950000 5321000 1103290695

Aprlsquo09 2685000 5900000 1240600075

Meilsquo09 2850000 6010000 1247999550

Junlsquo09 2950000 6155000 1247999660

Jullsquo09 3850000 8240000 1342789985

Agulsquo09 4312000 8245000 1373455512

Seplsquo09 4600000 8246000 1413456987

Oktlsquo09 5980000 9245000 1470799785

Novlsquo09 6000000 9444000 1533688006

Deslsquo09 6530000 9489000 1533688146

1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling

(X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan

pada bab I adalah analisis statistik dengan menggunakan program

komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut

Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig

Pendapatan (Y)

Biaya Advertising (X1)

0066 4748 0032 0498 0620

Biaya Personal Selling

(X2)

0888 106661 0950 14572 0000

R 0980 D 0960

T-Tabel 20025

Konstanta 517468298259

Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X1 + 106661X2

F ndash hitung 691773

F ndash tabel 31588

Hasil Olahan SPSS

128

2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X1) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r)

bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya

berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199

berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel

Mutiara Kuta ndash Bali

3) Uji T (T-test)

Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah

1) Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara

Kuta - Bali

Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -

Bali

2) Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k

DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2

Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai thitung = 0498

Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan

hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat bahwa nilai t hitung

didapat sebesar 0498 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan

demikian t hitung berada didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan

129

Ha ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya personal selling

(X2) konstan secara statistik pada (α) = 5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali

4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel

Mutiara Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0888 Karena koefisien

korelasi r bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r)

menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada

diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan total pendapatan

(Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

5) Uji T (T test)

Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan

antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah

Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara

biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k

DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2

Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai t = 14572

Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 43 daerah

penerimaan dan penolakan Ho

130

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan

demikian T hitung berada didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh secara

parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

6) Analisis Kerelasi Berganda

Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara

biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda

berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh

koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya

advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

7) Analisis Determinasi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya

personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus

D = R2 x 100

Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan

kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain

8) Uji F (F-test)

Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun

langkah-langkahnya adalah

Formulasi Hipotesis

Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan

signifikan antara biaya advertising dan biaya personal

131

selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara

Kuta - Bali Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan

signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel

Mutiara Kuta - Bali

Menentukan tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 =

2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila F hitung le F tabel

Ho ditolak bila F hitung gt F tabel

Menghitung Nilai F

R2 k - 1

Fh = (1 ndash R2) (n ndash k)

Dimana R = Koefisien korelasi berganda

Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data

k = Banyaknya variabel

1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F=

691773 5

Penarikan kesimpulan uji Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan

hipotesis dengan uji F

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F

`

132

Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa nilai F hitung

didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini

berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

9) Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan

analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut

Y = a + b1X1 + b2X2

Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut

Y = 517468298 259 + 4748X1 + 106661X2

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

b1 Koefisien regresi X1 = 4748 hal ini berarti pendapatan akan berubah rata-rata sebesar 4748 bila biaya advertising berubah

sebesar satu satuan dengan asumsi biaya personal selling tidak

berubah b2 Koefisien regresi X2 = 106661 berarti pendapatan akan

berubah rata-rata sebesar 106661 bila biaya personal selling berubah sebesar satu satuan dengan asumsi biaya advertising

tidak berubah

Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1) berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara

biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah signifikan

10) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi

parsial (r) biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan

Y=517468298259+4748X1+4748X1 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan

sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau

sebaliknya b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya

personal selling (X2) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r) biaya personal selling

133

(X2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui persamaan regresi

diperoleh Y=517468298259+106661X2 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan

kenaikan sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya

c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) terhadap total

pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien

korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X1) dan biaya

personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak di teliti Secara simultan biaya advertising (X1) dan biaya personal

selling (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali

134

BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI

PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA

161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard

Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis

melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu membuat eksekutif

perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak

perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu

ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement

system) that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into action It provides feedback around both the internal business processes and external outcomes in order to continuously improve strategic performance and results When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecardorg)

Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal dari strategi perusahaan dan

mendukung strategi perusahaan di seluruh organisasi Balanced Scorecard

menurut Kaplan dan Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat

ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis

162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard

Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang diperlukan

untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi

perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor

pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi

dan strategi perusahaan dapat dilihat pada gambar 161

135

Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard Sumber Kaplan dan Norton (2000)

163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard

memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-

sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses

bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan

visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran

keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai

sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan

sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal

1631 Perspektif Keuangan

Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif

keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang

telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap

ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan

a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi

manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial

Proses Internal

Keuangan

Pelanggan Visi dan Strategi

Pembelajaran dan Pertumbuhan

136

yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi

Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan serta memberikan

gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja

perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar

Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca

rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang

mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas

Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen

untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan

b) Rasio Likuiditas Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas

perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut

(1) Current ratio Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang

lancar Adapun formulasinya sebagai berikut

(2) Quick Ratio

Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan

persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah sebagai berikut

c) Ratio Solvabilitas

Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila

sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka

panjang

Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka

panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka

perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan

137

tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan

tersebut dalam keadaan insolvable

d) Cara Mengukur Solvabilitas

1 Total debt to asset Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan

jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad

Husnan2002563)

2 Total debt to equity Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya

e) Cara meningkatkan solvabilitas Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi

dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini penambahan

aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri (2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan

menambah modal sendiri Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan

mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan

modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang

f) Rasio Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan

laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan

datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu

Kemudian membandingkan dengan tingkat suku bunga pada tahun itu

g) Rasio profitabilitas Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas

Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal

sendiridiukur sebagai berikut

138

1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam mewujudkan

tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan

pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai

kinerja keuangan jangka panjang yang baik Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan

identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar

merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)

a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok

(Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti

Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar

tertentu yang dikuasai oleh perusahaan

Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa

banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru

Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur

seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-

pelanggan lama

Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan

merasa puas terhadap layanan perusahaan

Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur seberapa besar

keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan

2) Kelompok Penunjang

Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu)

Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif

tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh

pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan

kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi

Hubungan dengan pelanggan

Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas

perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan

oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan

Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produknya dimata

para pelanggannya dan masyarakat konsumen

Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan terdiri atas

139

Bukti langsungDirect Evidence

KeandalanCapability

JaminanGuaranty

Daya TanggapAttention

EmpatiTrust b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan

Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya Jadi

tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga

taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan contoh Restoran A

menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di

beli 2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka

akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang

disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-

bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan

bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan 3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh

Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut

berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga

yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani

pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih

1633 Perspektif Proses Bisnis Internal

Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana

perusahaan diharuskan melakukan dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan

pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari

awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan

purna jual

a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses

tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu

Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ―gelombang penciptaan nilai

dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen

yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran

pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa

140

sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki

informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan

Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan

berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan

Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan

menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu

restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas

restoran tersebut bagi pelanggan

1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan

pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan

infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya

Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem

dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan

investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)

1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan

perusahaan perlu melakukan survei secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan

pengakuan akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan Produktivitas kerja

merupakan hasil dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam menilai

produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan pemantauan secara terus

menerus Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga pengukuran sebagai faktor

pendorong pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu

Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan menyatakan bahwa

moral karyawan dan kepuasan kerja berpengaruh bagi peningkatan

produktivitas daya tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh

karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan

pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan

Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin

para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan

yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya

Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak

keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi

141

proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah

membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut

2) Kemampuan Sistem Informasi Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan

mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan

waktu lama untuk mendapat informasi tersebut

1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan

Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu

1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu dengan cara meminta individu untuk menjawab semua pertanyaan kemudian responden

memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak

puas 2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali

semua unsure utama kerja dan menanyakan perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan

untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan menurut Herzberg

(2002) yaitu 1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang terkandung dalam

pekerjaan itu sendiri atau disebut juga aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas B Recognition yaitu penghargaan

C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri

D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk mengembangkan diri

F Advancement yaitu kesempatan untuk maju

2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di sekitar

pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik karyawan Termasuk di dalamnya yaitu a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi

c) Company policy and administration yaitu kebijakan perusahaan dan

pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan

e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja

Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja

1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi

terhadap perbaikan laba atau tidak Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets

142

to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas

modal sendiri

Current Ratio

Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti

kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi

10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan

masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067

dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010

Tahun

Current Ratio

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik

2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik

2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik

2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik

2010 11348 10433 - 11251 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10842

S 4086

X ndash S 10433

X + S 11251

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio

berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan

perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio

historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun

tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya

pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan

2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah

antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas

Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar

yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap

Quick Ratio

Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain

persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek

143

sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100

Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597

10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut

Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik

2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik

2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik

2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik

2010 10977 10101 - 10885 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10493

S 3924

X ndash S 10101

X + S 10885

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan

perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio

historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan

kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir

menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran

Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan

bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010

rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi

dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977

Total Asset to total Debt

Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 051 Di tahun berikutnya

2007 2008 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 5082 4955 4857 dan 5018 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar

Rp 050 Rp 049 Rp 048 dan Rp 050 Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran

Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Total Asset to

Total Debt

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 5153 4899 - 5127 Baik

2007 5082 4899 - 5127 Cukup Baik

2008 4955 4899 - 5127 Cukup Baik

144

2009 4857 4899 - 5127 Kurang Baik

2010 5018 4899 - 5127 Cukup Baik

Rasio rata-rata ( X ) 5013

S 114

X - S 4899

X + S 5127

Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006 ndash 2010

diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 4899 - 5127 Kinerja

perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 5153 Dan

pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5082 dan 4955 Namun pada tahun 2009

kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 4857 ini

disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut Pada tahun

2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt

adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5018

Total Equity to Total Debt

Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 10632 berarti

bahwa modal sebesar Rp 106 menjamin hutang sebesar Rp 1- Di tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 10334 9824 dan

9446 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2007

2008 dan 2009 sebesar Rp 103 Rp 098 dan Rp 094 Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 10075 berarti hutang

sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 100 Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran

Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Total Equity to

Total Debt

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 10632 9605 - 10519 Baik

2007 10334 9605 - 10519 Cukup Baik

2008 9824 9605 - 10519 Cukup Baik

2009 9446 9605 - 10519 Kurang Baik

2010 10075 9605 - 10519 Cukup Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10062

S 457

X ndash S 9605

X + S 10519

Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun 2006 ndash 2010

diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 9605 - 10519 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di

tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 10632 Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara

standar rasio historis yaitu 10334 dan 9824 Namun pada tahun 2009

hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada

145

di bawah standar rasio historis yaitu 9446 hal ini disebabkan karena

perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total

equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10075

Rentabilitas Ekonomi

Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 3487 berarti

dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 034 Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 2957 berarti

dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 029 Dan

kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 2009 dan 2010 menjadi 3750 4137 dan 4327 berarti modal sebesar Rp 1- mampu

menghasilkan laba sebesar Rp 037 Rp 041 dan Rp 043

Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun RE Standar Rasio Historis

Hasil

2006 3487 3189 - 4275 Cukup Baik

2007 2957 3189 - 4275 Kurang Baik

2008 3750 3189 - 4275 Cukup Baik

2009 4137 3189 - 4275 Cukup Baik

2010 4327 3189 - 4275 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 3732

S 543

X ndash S 3189

X + S 4275

Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006 ndash 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 3189 - 4275 Tahun 2006 hasil

penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3487 Di

tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas

ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 2957 hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba

sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut Di tahun 2008

dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu

3750 dan 4137 Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan

ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 4327

Profitabilitas

Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 3124 berarti dengan modal

Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 031 Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 2645 berarti dengan modal Rp 1-

menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 026 Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 2889 dan 3222 berarti dengan modal Rp 1-

146

menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 028 dan Rp 032 Namun

pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 2574 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 025

Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 ndash 2009

Tahun Profitabilitas Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 3124 2606 - 3176 Cukup Baik

2007 2645 2606 - 3176 Cukup Baik

2008 2889 2606 - 3176 Cukup Baik

2009 3222 2606 - 3176 Baik

2010 2574 2606 - 3176 Kurang Baik

Rasio rata-rata ( X ) 2891

S 285

X - S 2606

X + S 3176

Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 2606 - 3176 Pada tahun 2006 2007 dan 2008

hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3124

2645 dan 2889 Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio

historis yaitu 3222 Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif

keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 2574 hal ini disebabkan karena adanya

penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan

2) Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan

menggunakan tolak ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar Dengan memuaskan pelanggan

perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan

meningkatkan jumlah pelanggan Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang ndash orang

disekitar mereka Pada Guest Comment card Restoran Gusti SedapBali rata ndash rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap

kepada kerabat dan keluarga mereka Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga kinerja

keuangan perusahaan akan meningkat

Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu Berdasarkan data maka dapat

dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 06

Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range) Tujuan

dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung Berdasarkan data maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 080

dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai Dari penghitungan yang dilakukan besarnya interval nilai yang diperoleh

adalah sebesar 016 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan

147

besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat

kepuasan pelanggan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Dimensi Indeks Kepuasan

Pelanggan

Hasil kinerja

perspektif Pelanggan

Bukti Langsung Direct Evidence

(0232) Baik

Keandalan Capability (0160) Sangat Baik

Jaminan Guarantee 0205) Baik

Daya Tanggap Attention (0278) Baik

Empati Trust (0170) Baik

Rata - rata (021) Baik

Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung sebesar -0232

berada pada interval -032 le IKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Untnuk

keandalan indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -016 le IKP le 0 hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini Sedangkan untuk dimensi

jaminan daya tanggap dan empati masingndashmasing pada angka -020 -027 dan -017 berada pada interval -032 le iKP lt -016 yang berarti pelanggan puas

Secara keseluruhan indeks kepuasan pelanggan rata ndash rata adalah sebesar -021 yang berada pada interval -032le IKPlt -016 ini berarti bahwa pelanggan

puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti

selama kurun waktu agustus 2010 ndash oktober 2010 adalah baik

Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik Hal ini dipengaruhi oleh cukup

banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang

terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan

keributan tersebut

3) Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal

Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu Restoran Gusti SedapHotel menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya Semua

pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak

lebih dari 5 menit Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan maka memerlukan waktu yang lebih

banyak namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30

menit Waktu pelayanan bersifat fleksibel tergantung dari jenis kebutuhan tamu

Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi

di Restoran Gusti SedapBali seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan

seharusnya maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari

148

standar waktu yang ditentukan maka tamu berhak mendapat kompensasi

tertentu Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran

Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang

di berikan Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu Ini berarti bahwa pelayanan yang

diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran

Gusti SedapBali

4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat

produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010 Sedangkan

untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk menilai kinerja

dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 ndash oktober 2010

Produktivitas Karyawan

Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap

untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan tingkat produktivitas karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 ndash

2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran Sedap

tahun 2006 ndash 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang

tidak terlalu signifikan jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 542 Namun pada tahun

2008 kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 354 Pada tahun 2009-2010

kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan

dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 131 dan 062 ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages

di Restoran Sedap

5) Kepuasan Karyawan Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks

Kepuasan Karyawan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada

Tahun Pendapatan (Rp) Karyawan Produktivitas

(Rp)

Perkembanagan

Rupiah

2006 1957043060 53 36925341 - -

2007 1850928646 53 34923182 (2002159) (542)

2008 2205780223 61 36160332 1237150 354

2009 2418006552 66 36636463 476131 131

2010 2543697588 69 36865182 228716 062

149

karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam

penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan dalam

menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan

lampiran 23 Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai Berdasarkan data pada

lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah

nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 04 dan besarnya interval nilai yang diperoleh

adalah sebesar 004 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat

kepuasan karyawan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh

mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan

Dimensi Indeks Kepuasan

Karyawan

Hasil kinerja perspektif

Karyawan

Pencapaian (0295) Cukup Baik

Penghargaan (0444) Sangat Tidak Baik

Pekerjaan (0307) Cukup Baik

Tanggung Jawab (0272) Cukup Baik

Pengembangan Diri (0316) Cukup Baik

Tempat Kerja (0330) Tidak Baik

Hubungan antar pribadi (0319) Cukup Baik

Kebijakan Perusahaan (0271) Baik

Pengawasan Supervisi (0262) Baik

Keamanan Kerja (0273) Baik

Rata ndash rata (031) Cukup Baik

Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi pencapaian sebesar -

0295 yang berada pada interval -032 le IKK lt -028 yang berarti karyawan

cukup puas terhadap dimensi tersebut Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar

di departemen A namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan Hal ini berlaku

juga pada dimensi pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -032 le

IKK lt -028 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi mereka

Sedangkan untuk dimensi penghargaan IKK ada pada nilai -0444 yaitu

pada interval IKK lt -036 yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan Tingkat

kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab

buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini Hal ini diperkuat oleh

150

banyaknya keluhan ndash keluhan responden mengenai tingkat apresiasi

perusahaan kepada karyawan Untuk dimensi tempat kerja IKK berada pada interval -036 le IKK lt -032

yaitu sebesar -033 Fasilitas dan tempat kerja terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan Selain

itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang ndash barang keperluan office Fasilitas

kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti namun tetap dipaksakan untuk dipakai sehingga pada saat operasional

peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik

Dimensi ndash dimensi berikutnya yaitu dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervisi dan keamanan kerja berada pada nilai -0271 -0262

dan -0273 yaitu pada interval -028 le IKK lt -024 Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan pengawasan supervisi yaitu

adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan dan juga jaminan keselamatan kerja

dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para

karyawan Restoran Sedap Secara menyeluruh Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk

kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -031 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan

kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya

maka dapat disimpulkan bahwa

1 Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio Quick Ratio Total Asset to Total Debt Total Equity to Total Debt Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup

baik Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan

kinerja keuangan penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu Current ratio Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006

Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan

Ratio Profitabilitas pada tahun 2009 2 Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan

pelanggan adalah baik Berdasarkan survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 ndash oktober 2008 menunjukan bahwa

kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung jaminan daya tanggap dan empati adalah baik Sedangkan dari dimensi

keandalan adalah sangat baik

3 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu maka diperoleh hasil

yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu) Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang

disyaratkan terpenuhi yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu

151

4 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

dari tahun 2005 ndash 2009 adalah sebagai berikut

a Dilihat dari produktivitas karyawan Restoran Sedap menetapkan target

produktivitas per karyawan adalah Rp 35000000 per orang Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp

36925341 per orang Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34923182 per orang Sedangkan

pada tahun 2007 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36160332 per orang Rp

36636463 per orang dan Rp 36865182 per orang Dilihat dari jangkka

waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan

b Dilihat dari segi kepuasan karyawan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70

orang karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian pekerjaan tanggung jawab

pengembangan diri dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik

Dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervise dan keamanan kerja adalah baik Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat

tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa

dimensi ini sangat tidak baik Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and

cake shop outlet Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak

5 Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja

Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik Namun pada

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi

untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan

pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan

meningkat dengan sendirinya ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap

152

BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN

LAPORAN

171 Tata Cara Penulisan Usulan Usulan penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian utama dan

bagian akhir

1711 Bagian Awal terdiri dari

1) Halaman Judul

a) Judul penelitian dibuat singkat jelas dan menunjukkan masalah yang diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam

(judul mencerminkan inti dari karya tulis tersebut dan judul yang berbahasa asing ditulis miring)

b) Di bawah judul ditulis maksud penulisan usulan penelitian untuk

menyusun skripsi S1 c) Lambang Universitas

d) Tulisan ―Diajukan oleh di bawah lambang berisi Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan ijazah terakhir dan di bawah nama dicantumkan

nomor induk mahasiswa e) Nama konsentrasi dan lembaga yaitu konsentrasi (Manajemen

Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

f) Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun di bawah Kota

2) Halaman Persetujuan Halaman ini berisi persetujuan dari dosen mata kuliah dosen

pendamping seminar dan diketahui oleh ketua program studi lengkap dengan tanda tangan serta tanggal persetujuan

1712 Bagian Utama

1) Pendahuluan

Pada pendahuluan disajikan Latar Belakang masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

(1) Latar Belakang Masalah

Merupakan landasan pemikiran secara garis besar baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat untuk dilakukan

penelitian Dengan demikian latar belakang berfungsi sebagai informasi yang

relevan untuk membantu pokok permasalahan justifikasi penelitian dan berangkat dari hal yang bersifat umum kepada hal yang lebih khusus sehingga

setelah membaca latar belakang masalah pembaca dapat menduga pokok masalah yang akan diteliti Pada penelitian tertentu Latar belakang juga

mendeskripsikan perbedaan atau kesenjangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan)

153

(2) Rumusan Masalah

Rumusan Masalah adalah pernyataan tentang keadaan fenomena dan konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui

suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat analisis yang tepat dan relevan Rumusan masalah yang

baik mempunyai ciri-ciri

Mempunyai nilai keaslian dan atau kejelasan sumber

Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan penelitian

Merupakan hal penting sehingga patut untuk diteliti

Memberikan implikasi untuk kemungkinan pengkajian secara empiris

Dapat diukur dengan alat penelitian

Layak (feasible) untuk dilaksanakan dalam arti didukung data primer dan atau data sekunder yang memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat

dipertanggungjawabkan

Sesuai dengan program studi dan konsentrasi yang dipilih (Manajemen

Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

Berbentuk kalimat tanya

(3) Tujuan Penelitian Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai

sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan biasanya berbentuk kalimat pernyataan

(4) Manfaat Penelitian

Dalam bagian ini disebutkan manfaat penelitian bagi khasanah ilmu

pengetahuan dan perumusan kebijakan (―untuk apa bukan ―untuk siapa)

2) Kajian Pustaka Pada kajian pustaka disajikan landasan teori penelitian sebelumnya dan

hipotesis (jika ada) Jumlah pustaka yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal 10 pustaka (termasuk minimal 5 jurnal nasional maupun

internasional buku majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya) dengan ketentuan pustaka tersebut merupakan terbitan terbaruedisi terbaru

(minimal sepuluh tahun terakhir) dan jika lebih dari sepuluh tahun harus

memiliki nilai kebaruan (muktahir atau langka)

(1) Landasan Teori Pada bagian ini dijabarkan landasan teori dan argumentasi-

argumentasi (konsep teori) sebagai alternatif jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian serta merumuskan hipotesis (kalau ada) yang

diambil dari jurnal (paling diutamakan) buku teks majalah ilmiah dan

sumber lain yang dapat dipercaya secara ilmiah Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif dan atau model yang langsung berkaitan

dengan penelitian

(2) Penelitian Sebelumnya Pada bagian ini diuraikan secara sistematis tentang hasil-hasil

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan Pada penyajian ini hendaknya

ditunjukkan bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab belum

terpecahkan secara memuaskan dan atau penelitian yang sama diterapkan dalam dimensi waktu serta tempat yang berbeda Fakta-fakta

154

dan data yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya Jumlah

penelitian sebelumnya yang ditampilkan minimal tiga penelitian yang relevan baik relevan tema penelitian dan atau alat analisis yang

digunakan Format penulisannya sama seperti kutipan alenia tanpa nomor

(2) Hipotesis (jika ada)

Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti Hipotesis berbentuk pernyataan singkat yang disimpulkan oleh peneliti

dari tinjauan pustaka dan telaah hasil penelitian sebelumnya oleh

karena itu masih harus dibuktikan kebenarannya Format penulisannya seperti kutipan alenia tanpa nomor

3) Metode Penelitian

Bagian ini memuat

(1) Lokasi dan Objek Penelitian

Menjelaskan lokasi dan objek tempat penelitian dalam pengambilan data (perusahaan hotel dan lainya) untuk proses

penelitian

(2) Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel adalah bentuk

operasional dari variable-variabel yang digunakan biasanya berisi definisi konseptual indikator yang digunakan harus terukur Mengidentifikasi

variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian

(3) Jenis dan Sumber Data

Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam penelitian

(4) Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel adalah teknik penentuan jumlah sampel

dan prosedurnya Metode penentuan sampel dikenal juga dengan istilah

teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling

(5) Metode Pengumpulan Data

Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi penelitian terhadap obyek yang diteliti pada penelitian Pada

umumnya ada beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara

pengamatan langsung penyebaran angket dokumentasi dan sebagainya

(6) Teknik Analisis Menjelaskan teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan

permasalahan dan tujuan penelitian Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan Teknik analisis

yang digunakan bisa berbentuk analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif

155

1713 Bagian Akhir

Pada bagian ini memuat daftar pustaka

172 Tata Cara Penulisan Skripsi 1721 Umum

Definisi Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh

mahasiswa berdasarkan hasil penelitian dari analisis data primer dan atau data

sekunder sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Mahasiswa yang akan menyusun Tugas AkhirSkripsi mengajukan permohonan apabila telah

memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi

Kerangka skripsi meliputi

1) Bagian awal skripsi terdiri dari

Halaman depankulit skripsi

Halaman judul

Halaman pengesahan

Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah

Prakata (ucapan terimakasih)

Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)

Daftar isi

Daftar tabel (jika ada minimal dua)

Daftar gambar (jika ada minimal dua)

Daftar lampiran (jika ada minimal dua)

2) Bagian isi skripsi terdiri dari

Pendahuluan

Latar belakang masalah

Rumusan masalah

Tujuan penelitian

Manfaat penelitian

Tinjauan Pustaka

Landasan teori

Penelitian sebelumnya

Hipotesis (kalau ada)

Metode Penelitian

Lokasi penelitian

Identifikasi variabel

Definisi operasional Variabel

Jenis dan sumber data

Metode penentuan sampel

Metode pengumpulan data

Teknik analisis

Hasil dan Pembahasan

Gambaran umum objek penelitian dan deskripsi hasil penelitian hellip

Pembahasan hasil penelitian

Simpulan dan Saran

Kesimpulan

Saran

Bagian akhir skripsi terdiri dari

156

Daftar pustaka

Lampiran-lampiran

Penjelasan kerangka skripsi

Halaman depan kulit skripsi Halaman ini harus memuat judul skripsi lambang Universitas dengan

ukuran yang telah ditentukan penulis (nama dan nomor induk mahasiswa) fakultas program studi

Halaman judul

Halaman ini memuat hal yang sama dengan halaman depankulit skripsi

dengan tambahan kalimat yang menunjukkan bahwa skripsi tersebut diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana atau diploma

―program studi yang bersangkutan

Halaman pengesahan Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi ini telah disetujui oleh

pembimbing dan Ketua Program Studi yang disahkan dengan membubuhkan

tanda tangan masing-masing

Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah Surat ini merupakan surat pernyataan dari mahasiswa bahwa skripsi ini

disetujui oleh mahasiswa untuk dipublikasikan untuk kepentingan akademis

Prakata (Ucapan Terimakasih) Berisi pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang membantu

kelancaran penulisan skripsi ini sampai mencapai bentuk yang disahkan dan

maksimal hanya 2 halaman

Abstrak Abstrak skripsi (maksimum 200 kata) adalah rangkuman (summary)

ringkas dari semua pokok pikiran yang terdapat dalam skripsi yang meliputi Judul Permasalahan Metode pemecahan masalah Hasil pemecahan masalah

dan Kesimpulan dan saran Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia masing-masing 1 (satu) halaman

Daftar isi skripsi Daftar isi harus disusun sesuai dengan urutan pada skripsi

Daftar Tabel Daftar Gambar dan Daftar Lampiran (kalau ada)

BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah rumusan masalah batasan

permasalahan (jika ada) tujuan penelitian dan manfaat penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat landasan teori (teori-teori yang ada hubungannya dengan judul atau permasalahan yang dibahas) penelitian sebelumnya (minimal

penelitian sepuluh tahun terakhir) dan hipotesis (kalau ada)

157

BABIII METODE PENELITIAN

Metode penelitian memuat cara pemecahan yang dipergunakan dalam penelitian yang tepat untuk memecahkan persoalan yang ingin diteliti Hal-hal

seperti cara pemilihan daerah penelitian (lokasi penelitian) cara pemilihan responden dan sebagainya merupakan cara dalam mencari data dan perlu

dimasukkan dalam bab ini Selanjutnya metode analisis (teknik analisis) perlu dikemukakan rinci dalam bab ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini disampaikan gambaran umum tentang objek penelitian

dan deskripsi hasil penelitian (hasil perhitungan dengan menerapkan metode penelitian yang telah dibicarakan) dan hasil perhitungan yang diperoleh disertai

dengan bahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan

(kesimpulan harus menjawab rumusan permasalahan) sedangkan saran adalah

rekomendasi yang diberikan berdasarkan atas hasil pembahasan

DAFTAR PUSTAKA Daftar pusataka adalah daftar yang memuat semua bacaan yang

dituangkan ke dalam penelitianskripsi Penulisan mengikuti pedoman Harvard Style

LAMPIRAN Lampiran merupakan segala sesuatu yang mendukung penulisan yang

bila dimasukkan ke dalam teks dapat mengganggu konsentrasi pembaca Lampiran dapat berupa tabel perhitungan atau rumus-rumus

158

BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP

181 Kegunaan Merujuk

Menurut Leedy (1997) menerangkan bahwa suatu rujukan pustaka mempunyai kegunaan untuk (1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang

serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam hal ini diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan

merancang metode penelitiannya (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai

permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi (3)

mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya (4) mengenal peneliti-peneliti

yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang

lain yang mungkin terkait) (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu

pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya (7)

membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda

dengan penelitian-penelitian sebelumnya) dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang

sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut

Dalam penjelasan yang hampir serupa Castetter dan Heisler (1984) menerangkan bahwa rujukan pustaka mempunyai enam kegunaan yaitu (1)

mengkaji sejarah permasalahan (2) membantu pemilihan prosedur penelitian

(3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu (5) menghindari duplikasi

penelitian dan (6) menunjang perumusan permasalahan Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas maka pembahasan lebih lanjut tentang

kegunaan rujukan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam

bagian berikut ini

Kegunaan 1 Mengkaji sejarah permasalahan

Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut Pengkajian terhadap

perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang

lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (rujukan dari waktu ke waktu berkurang atau bertambah parah apa penyebabnya) Mungkin saja

rujukan seperti ini mirip dengan bagian ―Latar belakang permasalahan yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian Bedanya dalam

rujukan pustaka kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada Pengkajian

kronologis atas penelitianndashpenelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh

159

peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut Gambaran bermanfaat

terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat

Kegunaan 2 Membantu pemilihan prosedur penelitian Dalam merancang prosedur penelitian (research design) banyak

untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang

hampir serupa Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan Dengan mengetahui

kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut kemudian dapat dipilih

diadakan penyesuaian dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi

Kegunaan 3 Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan

permasalahan Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan

haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada

Pengkajian pustaka dalam hal ini akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan permasalahan Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan

teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan

Kegunaan 4 Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu

Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan rujukan pustaka

yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan sebelumnya Pembuktian keaslian penelitian

ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah

ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau

kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur

dan hasil penelitian yang pernah ada Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan

tersebut Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut

akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi

apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah Evaluasi ini menghasilkan

penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok 1 Kelompok Pustaka Utama

(Significant literature) dan 2 Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature)

Kegunaan 5 Menghindari duplikasi penelitian

Kegunaan yang kelima ini agar tidak terjadi duplikasi penelitian sangat jelas maksudnya Masalahanya tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara

luas Dengan demikian publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting Dalam hal ini peneliti perlu mengetahui

sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan

sumber-sumber tersebut Rujukan pustaka berkaitan dengan hal ini berguna

160

untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan

dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi)

Kegunaan 6 Menunjang perumusan permasalahan

Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam) komprehe nsif dan

bersistem pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa yang memerlukan penelitian yang

membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang

pernah dilakukan sebelumnya

182 Tujuan Merujuk Tujuan utama melakukan studi literature adalah 1) menemukan variable-

variabel yang akan diteliti 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan

menentukan hal-hal yang perlu dilakukan 3) melakukan sintesa dan

memperoleh perspektif baru 4) menentukan makna dan hubungan antar variable

Tujuan pertama melakukan studi literatur adalah menemukan variable-variabel yang akan diteliti Pada praktiknya peneliti sering mengalami kesulitan

untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti Disamping

membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti studi literature juga

dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting adalah membantu dalam

mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti

Tujuan kedua adalah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian

atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak-

tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan

dilakukan saat ini khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini Kita

sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mendalam mengenai topik yang sudah

diteliti Tujuan yang ketiga adalah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif

baru maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu maka ada kemungkinan peneliti

tersebut menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang

dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang

bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum Tujuan keempat adalah menentukan makna dan hubungan antar

variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta Hipotesisnya

Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa

melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh adalah kesalahan dalam pendefenisian variabel Dengan melakukan

studi kepustakaan peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara-cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan-

161

kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh

peneliti sebelumnya Khususnya dalam ilmu-ilmu social dan psikologi pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan

operasional dalam buku-buku teori yang ada

183 Sumber-Sumber Rujukan Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti

diantaranya adalah 1) abstrak hasil penelitian 2) indeks 3) review 4) jurnal 5) buku referensi

1) Abstrak

Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang

meliputi metode yang digunakan perumusan masalah hasil penelitian dan kesimpulan Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan

gambaran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilakukan

Keuntungan utama membaca abstrak adalah kita dapat mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut sehingga memberikan inspirasi kepada

kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda

2) Jurnal Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama

misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam

ilmu komputer Kegunaan utama jurnal adalah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal

merupakan hasil penelitian Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana

buku-buku referensi Saat ini jurnal menjadi acuan pustaka yang lebih disarankan oleh beberapa universitas karena hasil penelitiannya relative baru

dan terkini

3) Buku Referensi

Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat

sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu Buku eferensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan

disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut

4) Indeks

Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan

deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut bagian heading

(kepala berita) Internet proxy server Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet hal utama yang dibahas adalah mengenai proxy server

5) Review Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya-karya atau buku

yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi Dalam review biasanya penulisnya memberikan

162

perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview

oleh yang bersangkutan Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya adalah agar pembaca dapat

memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya

184 Cara Pencarian Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara

online Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan tempat-tempat sumber informasi seperti Biro Pusat Statistik

Jika dilakukan secara online maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet Dikarenakan tidak adanya sensor dalam

Internet maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan yang di jadikan acuan yang ada di Internet Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di

Internet Reliabilitas referensi yang dicari sebaiknya dipertimbangkan

reliabilitasnya khususnya dari sisi pengarangnya Jika pengarangnya memang

ahli di bidangnya maka tulisan tersebut dapat dipercaya kualitasnya Pada bagian kover belakang buku biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya

misalnya pengalaman menulis buku studinya dan jenjang kariernya Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis

saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku

CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist Cars

checklist (Harris 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet

Pertama kredibiltas menyangkut sumber informasinya yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya

kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan alamat pengalaman kedudukan dan penilaian sesama penulis adanya kontrol kualitas

dari sesama penulis refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya

Kedua akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date) bersifat

factual detil pasti komprehensive berorientasi pada pembaca dan tujuan menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa dan

dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh Ketiga dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak

memihak memberikan keseimbangan bersifat obyektif tidak memunculkan konflik kepentingan tidak bersifat menghasut mempunyai tujuan untuk

dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang utuh

Keempat adanya dukungan seperti sumber-sumber acuan informasi

kontak memungkinkan adanya layanan tuntutan tujuannya adalah memberikan bukti yang meyakinkan kepada para pembaca jika pembaca

melakukan tuntutan

Berikut ini beberapa situsweb yang layak sebagai web browser untuk artikel ilmiah

163

httpsscholargooglecoid

httpswwwresearchgatenet

164

httppapersssrncom

httpswwwacademiaedu

httpidportalgarudaorg

165

185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka Penyusunan Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama

belakang penulis pertama Daftar pustaka ditulis dalam spasi tinggal Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi Baris

pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam Nama keluarga untuk penulis barat adalah nama yang ditulis terakhir sedangkan untuk

penulis Cina dan Korea adalah nama pertama Misal untuk barat Dudly G

Luckett nama keluarganya adalah Luckett untuk Cina atau Korea Lee Kwan Yew nama keluarganya adalah Lee Orang Indonesia sebagian memiliki nama

keluarga dan sebagian tidak Dalam hal penulis Bali supaya ditulis nama setelah nama embel-embel seperti I Gusti Nyoman Agung dan sebagainya

Misalnya I Gusti Nyoman Ketut Dharma Laksana supaya ditulis Dharma Laksana IGNK Untuk orang Indonesia yang dalam hal ini tidak diketahui

nama keluarganya maka penulisan dilakukan dengan menyebut namanya secara lengkap (tanpa titel) misalnya Mohamad Nazir PHD ditulis Mohamad

Nazir bukan Nazir Mohamad

Penulisan buku publikasi buku terjemahan artikel dalam buku

buku

Penulis tahun judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit

Contoh

Buku terjemahan

Penulis asli tahun buku terjemahan judul buku terjemahan (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) (diterjemahkan oleh nama

penerjemah) nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan

Contoh

166

Artikel dalam buku

Penulis artikel tahun judul artikel (harus ditulis miring) nama editor judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit

dan kota penerbit

Contoh

Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah Penulis tahun judul artikel nama majalah (harus ditulis miring sebagai

singkatan resminya) nomor volume dan halaman

Contoh

167

Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah

artikel dalam prosiding seminar

Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring) kota seminar

Contoh

Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring)

kota seminar dan tanggal seminar

Contoh

168

Pengarang yang tidak disebutkan namanya

Gunakan istilah ―anonim untuk referensi tanpa nama penulis

Contoh

Pustaka dalam bentuk SkripsiTesisDisertasi

Penulis tahun judul skripsi SkripsiTesisDisertasi (harus ditulis miring) nama fakultasprogram pasca sarjana dan kota

Contoh

Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel yang tidak ada nama penulisnya)

Penulis tahun judul artikel alamat website (harus ditulis miring)

diakses tanggal

169

Contoh

Leung DH and Tang W 2000 Functions of Baire Class One httpwwwarXivmathCA0005013vl 2 May 2000 diakses 12 Nopember

2007

Buku dengan editor dan bab dengan pengarang tersendiri

Contoh Hillman S 1998 Iron Deficiencies and Other Hypoproliferative Anemias In

Fauci AS Braunwald E Isselbacher KJ Wilson JD editors Harrisonlsquos

Principle of Internal Medicine 14th Ed New York McGraw-Hill p 634-647

170

Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal

USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN

JASA TX TRAVEL CILEGON

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyusun

skripsi S1

Diajukan oleh

TAN MAYKE CHRISTINA HIQ

2008220002

FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA

UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG

2012

CONTOH

171

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara

kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13000 pulau Pulau-pulau di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah

keindahan alamnya Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena

sangat beraneka ragam Keindahan alam itu telah membuat banyak turis tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena sangat mempengaruhi pembangunan nasional Hal itu bisa terjadi karena

pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar memperluas lapangan kerja mendorong pembangunan daerah mengenalkan

Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi

masyarakat Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah satunya adalah travel agent

Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara dari Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam Salah satu travel yang ada di

Indonesia adalah TX Travel TX Travel didirikan mulai Maret 2004 sebagai bagian dari divisi retail

Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale

(grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006 TX Travel merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise (waralaba) sejak 2005 dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72

TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX

Travel Cilegon ini Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel penjualantiket-tiket pesawat

dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara

ChinaKarena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru maka untuk dapat bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para

konsumen untuk mau menggunakan jasanya Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan

jasa suatu perusahaan Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon

melalui penelitian yang dilakukan penulis

12 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara

lain

1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa TX Travel cilegon 2) Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

13 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

172

1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon 2) Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

14 Manfaat Penelitian

1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang

berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan

pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan 2 Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah

konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori 211 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan Philip Kotler et al (19997) memberikan definisi

pemasaran adalah ―Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan

orang atau kelompok lain Sedangkan Assaury (20015) mendefinisikan pemasaran ―Suatu kegiatan

aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaran

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market) mengevaluasi

kebutuhan konsumen mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan

memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler et al (199916) adalah

proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga promosi dan distribusi barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan

kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi Dari definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang

mencangkup analisis perencanaan implementasi dan pengendalian juga mencangkup barang jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan

tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat

Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat timing dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya

(Philip Kotleret al (199917)

212 Bauran Pemasaran Sebagaimana yang dikatakan oleh William J Stanton (19937) bahwa

pemasaran adalah Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan menentukan harga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa

baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial Dari definisi

173

tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok

kegiatan pemasaran yakni produk harga promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang

baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen maka keempat unsur tadi perlu dirancang

sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa ―bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran

pemasarannya dalam pasar sasaran― Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang

dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product Price Promotion dan Place)

a Product (Produk)

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan

Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)

yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untukmemenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu

b Price (Harga) Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti

tingkat harga struktur diskon syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan Harga menggambarkan

besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk

memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen

c Promotion (Promosi) Bauran promosi meliputi berbagai metode yaitu iklan promosi

penjualan penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam

rangka menjual produk ke konsumen

d Place (Saluran distribusi) Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses

terhadap jasa bagi para pelanggan Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat

dengan mudah memperoleh suatu produk

213 Konsumendan Perilaku Konsumen

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli

atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadiDi dalam mencapai tujuan perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir

atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi Tanpa konsumen hasil produksi tidak berarti

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan (Levit 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono) Agar

tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen

dengan harga yang pantas Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya

174

Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati 200567) perilaku

konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh

Hurriyati 200567) perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang melibatkan diri dalam poses menyeleksi membeli dan mempergunakan barang

dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya Beberapa aktiitas melibatkan mental dan proses emosional sebagai tambahan dari reaksi fisik

Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari membeli

menggunakan mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk jasa

maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannyaJadi dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam

mencari membeli menggunakan mengevaluasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Philip Kotleret al (1999223) adalah

a Faktor budaya

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen

b Faktor sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

kelompok acuan (kelompok referensi) keluarga serta peran dan status sosial

c Faktor pribadi Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu

usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan kondisi ekonomi gaya

hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli d Faktor psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi persepsi pengetahuan (learning) serta keyakinan dan

sikap

214 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Berdasarkan tujuan pembelian konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional

(konsumen industrial konsumen antara konsumen bisnis) Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk

memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi pemakai industri pedagang dan lembaga

non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari

dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang meliputi

(Kotler et al 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004)) a Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya

keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu

b Pemberi pengaruh (influencer) yaitu orang yang pandangan nasihat atau

pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian c Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan

pembelian

175

d Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian actual

e Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang dan jasa yang dibeli

Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi Hawkins et al (1992) dan Engel et al (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi

proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis yaitu a Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making) Konsumen

mencari informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya

sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya Beberapa misal produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil

komputer sepeda motor rumah mewah dan lainnya b Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) terjadi apabila

konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi beberapa

alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut Ini

biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin Hal ini terjadi karena environmental needs

misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan bosanlsquo dengan merek yang sudah ada

c Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)

merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli

merek favorit (tanpa evaluasi alternative) Produk-produk yang biasa dibeli adalah sabun past gigi mkanan ringan minyak rambut dan lainnya

215 Travel Agent

Travel agent menurut Damardjati (2001132) adalah perusahaan yang harus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-

orang termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain

baik di dalam maupun di luar negeri Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen

merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur menyelenggarakan serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi

seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar

negeri

216 Jasa

Menurut Kotler (199783) ―Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik Sedangkan

menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003243) ― Jasa merupakan sesuatu yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhan

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang

menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak yang mana dapat dinikmati pada saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti

dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan Maka dapat dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka

memperoleh kepuasan

176

Berdasarkan pengertian jasa di atas Tjiptono (2004) mengutarakan

ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya a Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang Bila barang merupakan suatu objek alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan tindakan pengalaman

proses kinerja (performance) atau usaha Oleh sebab itu jasa tidak dapat dilihat dirasa dicium didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi

Bagi para pelanggan ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi

karena terbatasnya search qualities yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan Untuk jasa kualitas apa

dan bagaimana yang akan diteriman konsumen umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi

b Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasa diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi

dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama c Variability Heterogeneity (berubah-ubah)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung kepada siapa

kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi Hal ini dikarenakan jasa

melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal

sikap dan perilakunya d Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan Kursi pesawat yang kosong kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang

tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa

disimpan e Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas

penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya Mereka bisa mengkonsumsi menyimpan atau menjualnya Di lain pihak pada pembelian

jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa

untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel bioskop jasa penerbangan dan pendidikan)

22 Penelitian Sebelumnya

Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT Merpati

Nusantara Airlines Distric Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa penerbangan PT Merpati faktor itu antara lain faktor

pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3486) faktor harga dan promosi (nilai eigen value sebesar 3005) faktor reputasi dalam keamanan

dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2081) faktor perilaku karyawan dan fasilitas (nilai eigen value sebesar 1549) Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa penerbangan PT Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di

antara semua faktor

177

Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul

―Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata pada PT Tour East Indonesia-Denpasar Hasil analisis yang diperoleh adalah

faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil kontribusi variance 29622 sebagai faktor utama yang mempengaruhi

konsumen untuk membeli paket wisata PT Tour East Indonesia-Denpasar Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus)

dengan kontribusi variance 19115 Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap

perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi variance 12908 Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata

yang bersaing) dengan kontribusi variance 10361 Faktor kelima adalah faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel

6682Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai

penulis kepada PT Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor

pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata

Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di

Panorama Tours Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat

di Panorama Tours Denpasar ndash Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai

eigen value sebesar 9657) faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai eigen value sebesar 1510) faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value sebesar 1159) Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours

adalah faktor pelayanan dan promosiAdapun saran-saran yang diberikan Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT Panorama Tour

Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT

Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan penanganan konsumen keramahan pada konsumen penawaran harga khusus

kecepatan mendapat informasi harga tiket desain brosur dan informasi perhatian staf kegiatan periklanan Bila PT Panorama Tours bisa

meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat

Jl Ahmad Yani 136 Cilegon Telp (0254) 3800 67 (0254) 7021 099

Fax (0254) 390 506

Website httpwwwtxcilegoncom

Email cilegontxtravelcoid

32 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal untuk mengidentifikasikan variabel Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon adapun indikator-indikator dari variabel ini yaitu

X1 = Penawaran harga khusus (promosi) X2 = Kecepatan penanganan konsumen

X3 = Keramahan kepada konsumen

178

X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan

X5 = Lokasi perusahaan X6 = Kemudahan mendapat informasi

X7 = Harga yang diberikan X8 = Desain brosur

X9 = Periklanan X10 = Fasilitas yang ditawarkan

X11 = Kepedulian terhadap konsumen X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen

X13 = Keragaman produk yang ditawarkan

X14 = Penampilan karyawan X15 = Webmarketing

X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen

33 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan Adapun definisi operasional dari kegiatan ini adalah

[1] X1 = Penawaran harga khusus (promosi) promo-promo atau pemberian harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang ditawarkan

[2] X2 = Kecepatan penanganan konsumen kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen baik secara langsung (tatap

muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon) [3] X3 = Keramahan kepada konsumen keramahan kepada konsumen

ketika melayani konsumen Hal ini bisa dilakukan dengan cara

memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria [4] X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan konsumen mudah

menghubungi perusahaan baik melalui telepon e-mail fax dsb [5] X5 = Lokasi perusahaan strategis atau tidaknya lokasi perusahaan

berada apakah mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota [6] X6 = Kemudahan mendapat informasi Konsumen mudah untuk

mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket [7] X7 = Harga yang diberikan harga yang ditawarkan perusahaan sama

atau lebih murah dari perusahaan lain sejenis

[8] X8 = Desain brosur penampilan brosur yang menarik meliputi bentuk fisik warna lambang atau tanda yang digunakan sebagai identitas

perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan [9] X9 = Periklanan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam

mempromosikan produknya baik melalui media cetak maupun media elektronik

[10] X10 = Fasilitas yang ditawarkan segala fasilitas baik fasilitas utama

maupun fasilitas pendukung yang menunjang kepuasan dan kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan

[11] X11 = Kepedulian terhadap konsumen bentuk tindakan yang selalu mementingkan konsumen dan memberikan pelayanan terbaik untuk

konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak mengganggu kenyamanan konsumen

[12] X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen pemberian jaminan keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan

179

[13] X13 = Keragaman produk yang ditawarkan banyaknya produk yang

ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu produk yang diinginkan

[14] X14 = Penampilan karyawan penampilan semua karyawan yang mencangkup kerapian kebersihan dan daya tarik seragam

[15] X15 = Webmarketing salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini sedang populer di kalangan bisnis yang menggunakan internet sebagai

media pemasaran [16] X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen salah satu bentuk

pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata yang

sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku konsumen

34 Jenis Dan Sumber Data

341 Jenis data a Data kualitatif

Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan

gambar Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-uraian informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan

satuan hitung tertentu Misalnya Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travelhal-hal yang disukai konsumen TX Travel Cilegon sejarah berdirinya TX Travel Cilegon pendapat

responden dalam kuisioner

b Data kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data

kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring Misal jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel

Cilegon tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka

342 Sumber data

a Data primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara langsung diperoleh di tempat penelitian yang dalam penelitian ini

didapat dari konsumen TX Travel Cilegon b Data sekunder

Adalah data yang sudah tersedia sehingga dapat langsung dapat digunakan dalam penelitian misalnya desain brosur TX Travel jenis

jasa yang ditawarkan TX Travel jumlah konsumen yang datang ke TX

Travel Cilegon

35 Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (200980) sampel dan populasi memiliki arti yang

berbeda Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

180

yang ada pada populasi misalya karena keterbatasan dana tenaga dan waktu

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability sampling

Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari

populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini

karena anggota populasi dianggap homogen Jadi tidak mempedulikan strata sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa

TX Travel Cilegon Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil maka menurut

Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono ditentukan oleh jumlah populasi

dan tingkat kesalahan penelitian Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu biaya dan

dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10 sehingga jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang

merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai pengusaha pelajar ibu rumah tangga dan lainnya

36 Metode Pengumpulan Data 1) Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya yang dalam penelitian ini konsumen TX Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut

2) Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengambil data dari literature buku-buku dan sebagainya yang

menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan

―kepuasan konsumen maupun perilaku konsumen 3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan serta karena penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian

Sambil melaukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data

37 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktordenganbantuan Software SPSS versi 140 for windows SPSS adalah suatu

software yang berfungsi untuk menganalisis data melakukan perhitungan statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali 200114)

Menurut Singgih Santoso (2001) analisis faktor adalah ―alat yang

digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant) menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum dilakukan analisis faktor

akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas

181

Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument

pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur Jika misalkan kita punya alat ukur meteran maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu

mengukur jarak suatu titik Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah

sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

Untukmelakukanujivaliditas metode yang kita lakukan adalah mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara

keseluruhan Sugiyono (2001106) menyatakan―Bahwa syarat minimum untuk

dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor totalnya adalah 03 (r=03) Jadi

Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid Setelah data valid maka selanjutnya

dilakukan uji reliabilitas Reliabilitas menurut Purbayu Budi Santosa (2005) adalah ukuran yang

menunjukan konsistensikestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang

sama dilain kesempatan Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain

Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika

digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada penelitian yang lain

Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara yaitu a Repeated measure atau pengukuran berulang Di sini pengukuran dilakukan

berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan

yang sama Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil pengukuran sebelumnya

b One shot Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau

dengan pengukuran korelasi antar jawaban Pada program SPSS metode ini dilakukan dengan metode Croncbach Alpha di mana suatu kuisioner

dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 06

Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktortahap I (pemilihanvariabel) tahap II (factoring danrotasi)dantahap III (penamaan faktor)

Menurut Santoso danTjiptono(2001250) tahapan proses analisis faktor

yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut

1 Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua

variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak 2 Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis

Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas

apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain

3 Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value diatas 1)

4 Uji keakuratan ketepatan model

182

DAFTAR PUSTAKA

Misal

MLA Style

Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia Springer Singapore 2016 37-49

APA Style Utama I G B R (2016) Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Chicago Style Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia pp 37-49 Springer Singapore

2016

Harvard Style

Utama IGBR 2016 Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Vancouver Style Utama IG Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali

Tourism Destination InDevelopment of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia 2016 (pp 37-49) Springer Singapore

183

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen I Fishbein M 1977 Attitude-Behavior relations A theoretical analysis

and review of empirical research Psychological Bulletin 84 888ndash918 Algifari 2000 Analisis Regresi Penerbit BPFE-UGM Yogyakarta

Alma Bukhari 2004 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan

ke enam Bandung Alfabeta Antara I Made 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata

Universitas Udayana Bali Any Noor 2009 Management Event Bandung Alfabeta

Archer B and Cooper C 1994 ―The Positive and Negative Impacts of Tourism Pp 73-91 in WF Theobald (ed) Global Tourism The Next Decade

Butterworth-Heinemann Oxford

Arief S 1993 Dampak Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Kompas Jumat 22 Januari

Arikunto S 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Cetakan keduabelas Jakarta Penerbit Rineka Cipta hal320-326

Ariyanto 2003 Ekonomi Pariwisata Jakarta Pada httpwwwgeocitiescomariyanto eks79homehtm

Armstrong J Scott Designing and Using Experiential Exercises URL

wwwhssrncom Arsyad L 1999 Ekonomi Pembangunan Edisi keempat Yogyakarta

Aryanto Rudy 2003 Environmental Marketing Pada Ekowisata Pesisir Menggerakan Ekonomi Rakyat Daerah Otonom P062024264 S3 PSL

IPB Assauri S 2009 Manajemen PemasaranDasar konsep dan StrategiJakarta

Rajawali Pers

Assauri 1999 Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada Assauri Sofyan 2002 Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi

Jakarta CV Rajawali Averson Paul Balanced Scorecard Institute 2000 Available from URL

wwwbalancedscorecardorg 20 juni 2010

Azis IJ 1996 Kesenjangan Antara Ekonomi Makro dan Gejala Mikro Keterbatasan

Azwar Saifudin 2001 Metode Penelitian Edisi Ketiga Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 1998 Metode Penelitian Jogjakarta Pencetak Pustaka Pelajar Offset Bagyono 2012 Pariwisata dan Perhotelan Bandung Alfabeta

Barsky Jonathan 1992 Customer Satisfaction in the Hotel Industry Measurement and Meaning Cornell HRA Quaterly 720-41

Basu Swastha dan Irawan 2008 Manajemen Pemasaran Modern Edisi Kedua

Cetakan Ke empat Yogyakarta Liberty Beerli A Martin J D 2004 ―Factors influencing destination image Annals of

Tourism Research 31(3) 657-681 Bendesa I Komang Gde 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3

Pariwisata Universitas Udayana Bali

BeverlandM P Brotherton2001 The Uncertain Search for Opportunities Determinant of Strategies Partnership Qualitatif Market Research An

International Journal 4(2) 88-99 Bitner Mary Jo Zeithaml Valerie A 2000 Services Marketing McGraw-Hill

International Editions

184

BlackRJ amp Grant PL1997 Economic Impact of Convention and Meetings to

Montana Methodological Attempts Journal Institute for Tourism and Recreation Research School of Forestry The Montana University

BleekeJ and D Erns1995 Is Your Strategic Alliance Really a Sale Harvard Business Review ( January ndash February)97103

BoehmeAJ 1999 Planning Successful Meetings and Events A Take-Charge Assistant Book New YorkNY 10019 AMACOM American Management

Association1601 Broadway

Borg I 1986 A Cross Culture Replication on Elizurs Facets of Work Values Multivariate Behavioral Research 21 401-410

Borg I and Lingoes JC 1987 Multidimensional Similarity Structure Analysis New

Brahmantyo 2001 ―Potensi dan Peluang Usaha dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Salak Endah Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal

Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001

Brannen J 1999 Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Samarinda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari

Brown James Dean 1998 Understanding Research in Second Language Learning A Teachers Guide to statistic and research designCambridge

Sindicate University Brunt Paul 1997 Market Research in Travel and Tourism Great Britain

Butterworth Heinemann Buckley J W M H Buckley and H Chiang 1976 Research Methodology amp

Business Decisions National Association of Accountants

Bungin B 2003 Analisis Data Penelitian Kualitatif PT Rajagrafindo Persada Jakarta

Bungin B 2007 Penelitian Kualitatif Prenada Media Group Jakarta Cahyono Bambang Tri 1996 Metodologi Riset Bisnis Jakarta Badan Penerbit

IPWI

Cheng Y H 2000 A Study on the factors of internal service quality--Nurse for example pp 1-2

Chi Gengqing 2005 A Study of Developing Destination Loyalty Model (Dissertation) Submitted to the Faculty of the Graduate College of the

Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for

the Degree of Doctor of Philosophy July 2005 ChipkinH2001Is Independent Day at hand Lodging 26(11) 44-48

Chon K Yoo J J - E 2008 ―Factors Affecting Convention Participation Decision Making Developing a Measurement Journal of Travel Research 47 113-

122 ChristopherMAPayneand D Ballantyne2002Relationship Marketing

Creating Stakeholder value Oxford Butterworth Heinemann Cooper Chris 2003 Aspects of Tourism Classic Reviews in Tourism Sydney

Channel View Publication

Cooper Chris 2005 Tourism Principles and Practice London Pearson Education Limited Third Edition

CooperCetal 1993 Tourism Principles and Practice Edinburgh Gate HarlowEssex CM20 2JE England Addison Wesley Longman Limited

Craig-Smith Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne

Creswell J W 1998 Qualitatif Inquiry and Research Design Sage Publications

Inc California

185

CrottsJand DWilson1995An Integrated Model of Buyer Seller Relationship in

the International Travel Trade Progress in Tourism and Hospitality Reserch 1(2) 125-140

Dajan Anto 1995 Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Edisi Revisi 1986 LP3ES Jakarta

Damardjati RS 2001 Istilah-Istilah Dunia Pariwisata Jakarta Pradnya Paramita

Dane Francis C 1990 Research Methods BrooksCole Publishing Company

Belmont California Chapter 1 Introduction hal 3-19 Daniel M 2002 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Jakarta Bumi Aksara

Dann GMS 1977 Anomie Ego-Enhancement and Tourism Annals of Tourism Research 4(4) 184-194

Dann GMS 1981 Tourist Motivation An Appraisal Annals of Tourism Research 8(2) 187-219

Darsoprajitno H Soewarno2001Ekologi PariwisataTata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik WisataBandungAngkasa

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2005 Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 ndash 2009 Jakarta

Djarwanto 1998 Statistik Non Parametik Edisi III BPFE Yogajakarta

Djunaedi Achmad 2000 ―Pengantar Apakah Penelitian Itu httpmpkdugmacidweblamahomepageadjsupportmaterimetlit-

ia01-metlit-pengantarpdf Ekinci Y amp Chen JS 2002 Segmenting Overseas British Holidaymakers by

Personal Values Journal of Hospitality amp Leisure Marketing 9(34) 5-15

Esichaikul Ranee 2012 Travel motivations behavior and requirements of European senior tourists to ThailandSukhothai Juournal of Thammathirat Open University (Thailand) Vol 10 No 2 Special Issue

Pp 47-58 2012 Fakeye P C dan J L Crompton 1991 Image differences between prospective

first-time and repeat visitors to the lower Rio Grande valley Journal of

Travel Research 30 (2) 10-15 Fandeli Chafid 2001 Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam Liberty

Yogyakarta Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah

Fill Chris 2005 Business amp Economics FT Prentice Hall Font X 2002 Certification Systems and Standards in Tourism Annals of

Tourism Research 29(3) 869ndash870

Font X R C Buckley eds 2001 Tourism Ecolabelling Certification and Promotion of Sustainable Development Wallingford CABI (Visitor

2003) Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature

Purpose and Findings Cornell University School of Hotel Administration The Scholarly Commons

Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Journal of Marketing 60(10) (7-18)

Francken D A Van Raaij W F 1981 Satisfaction with leisure time activities

Journal of Leisure Research 13(4) 337ndash352 French Christine N Craig-Smith Stephen J Collier Alan 1995 Principles of

Tourism Longman Melbourne Gaffar Abdul Ruskhan 2007 Kompas Bahasa Indonesia Jakarta Grasindo

186

Gartner William C (1996) Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Gartner William C 1996 Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Ghozali Imam 2001 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gnoth J 1997 Tourism Motivation and Expectation Formation Annals of Tourism Research 24(2) 283-304

Goncalves Karen P 1998 Service Marketing A Strategy Approach Upper Saddle River New Jersey Prentice Hall 1-80

Gorda I Gusti Ngurah 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Denpasar Widya Kriya Gematama

Government Revenue Attributable to Tourism 2007 Income and Expenditure

Accounts Technical Series Income and Expenditure Accounts Division 21st Floor RH Coats Building Ottawa K1A 0T6

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W 1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global

Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171-181)

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W1997 Service Loyalty Its Nature

Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing

University of Karlstad Sweden (171-181) Gronroos Christian 1990 Services Management and Marketing Managing the

Moments of Truth in Service Competition Massachusetts Lexington Books

Gunn Clare A 2002 Tourism Planning (Basisc Concepts Cases) Routledge

New York Hair Joseph Raolph Anderson Ronald Tatham and William Black 1998

Multivariate Data Analysis Fifth Edition New Jersey Prentice ndash Hall Hakim Abdul 2002 Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi 2

Ekonisia Yogyakarta Hamid B 2003 An analysis of the role of tourism and agro ecotourism

International Research Journal of Applied and Basic Sciences At

httpwwwirjabscomfiles_sitepaperlistr_2213_140706015230pdf Hara Tadayuki2008 Qualitative Tourism Industry Analysis Introduction to

Input-Output Social Matrix Modeling and Tourism Satelite Accounts Amsterdam Working together to grow libraries in developing countries

Harris Percy David Harris 1994 The Structural Dynamics of Aggregate Production A Challenge to Tourism Research Journal of Tourism

Studies 5(1) May 29-38

Helfert ErichA 2001 Teknik Analisis Keuangan ( Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi Delapan Jakarta

Erlangga Hempel Carl Gustav 2004 Pengantar Filsafat Ilmu Alam Penerjemah Cuk

Ananta Wijaya Pustaka Pelajar Yogyakarta

Heng TM and Low L 1990 Economic Impact of Tourism in Singapore Annals of Tourism Research 17 246-269 Management

Herbert D T 1995 Heritage Tourism and Society Mansell London Developing a tourism impact attitude scale Annals of Tourism Research

21 121ndash139

187

Herzberg 2002 The Motivation to Work Available from URL

wwwbusinesballcomherzberghtm 20 juni 2010

Heskett James L Jones Thomas O Loveman Garry W Sasser W Earl and

Schlesinger Leonard A 1994 Putting the Service-Profit Chain to Work Harvard Business Review March-April (164-174)

Husein Umar 2000 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Indriantoro Nur dan Supomo Bambang 1999 Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Yogayakarta BPFEE

Iso-Ahola SE 1991 Towards a Social Psychological Theory of tourism Motivation A Rejoinder Annals of Tourism Research

Iso-Ahola SE 1999 Motivational Foundations of Leisure Leisure Studies Prospects for the Twenty First Century University of Maryland

Jafari J Ritchie J 1981 Towards a framework for tourism education Annals of Tourism Research

Jujun S Suriasumantri 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Juliandi Azuar 2002 Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 02 No 02 Oktober

Kandampully amp Suhartanto Dwi (2000) Customer loyalty in the hotel industry the role of image and customer satisfaction International Journal of

Contemporary Hospitality Management Vol 12 6 2000

Kaplan RobertS dan David PNorton (Peter RYosi Pasla Penerjemah) 2000

Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Jakarta

Erlangga

Kartajaya Hermawan 2002 Hermawan Kartajaya on Marketing Jakarta

MarkPlus and Co Gramedia Pustaka Utama Kasali Rhenald 2005 Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting

Positioning Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Kerlinger Fred N 2000 AsasAsas Penelitian Behavioural Yogyakarta Gadjah

Mada University Press

Kesrul M 2004 Meeting Incentive Trip Conference Exhibition Yogyakarta Graha Ilmu

Kleinsteuber F 2002 Stategi Pemasaran Jakarta PT Damar Mulia Pustaka Cetakan Pertama (diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo)

Kotler P Keller K 2006 Marketing Management 12th Edition Pearson Education Inc New Jersey

Kotler Philip dan G Amstrong 2001 Prinsip ndash Prinsip Pemasaran Jakarta

Erlangga Kotler Philip dan John Bowen 2003 Marketing for Hospitality and Tourism third

edition New Jersey Prentice Hall Kotler Philip Gary Armstrong 1999 Principle of Marketing 8th Edition New

Jersey Prentice Hall

Kotler Philip 2000 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip 2003 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip2003 Manajemen Pemasaran Jakarta Prehallindo

Kountur Ronny 2003 Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Jakarta Seri Umum No 5 Penerbit PPM

188

Kozak M Rimmington M 2000 Tourist satisfaction with Mallorca Spain as an off-season holiday destination Journal ofTravel Research 38(3) 260ndash269

Kuncoro Mudrajad 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana peneliti dan menulis tesis Jakarta Erlangga

Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000 Metodologi Penelitian Dalam Bidang

Kepariwisataan Jakarta PTGramedia Pustaka Utama Lawrence A Cunningham 2000 How to Think like Benjamin Graham and

Invest like Warren Buffet McGraw-hill USA Leedy Paul D 1997 Practical Research Planning and Design Sixth Edition

Prectice Hall Upper Saddle River New Jersey Chapter 1 ―What Is Research hal 3-15

Liljander 1994 Service Quality and Management Springer Science amp Business

Media Jun 29 2013 - Business amp Economics Lumanauw farly 2000 Bar dan Minuman Jakarta PT Gramedia Pustaka

Utama Marpaung H dan BaharH 2002 Pengantar Pariwisata Bandung Alfabeta

Mathis RobertL dan Jackson John H 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba Empat

McCabe Scott 2009 Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier Linacre

House Jordan Hill Oxford OX2 8DP UK The Boulevard Langford Lane Kidlington Oxford OX5 1GB UK First edition 2009

McIntosh Goeldner 1990 Tourism Principles Practices and Philosophies (sixth ed) Grid Publishing Columbus

Meis S and Lapierre J 1994 Measuring tourisms economic importance - a Canadian

Middleton 1994 Tourism Destination Marketing links between demand and supply and the influence of marketing

Millburn Robert 2007 Hospitality Direction Europe Edition Price Waterhouse

Coopers Available from URL wwwpwccomhospitalitydirections 22 juni 2010

Mitchell Jonathan Caroline Ashley Earthscan 2010 Business amp Economics In Tourism and Poverty Reduction Pathways to Prosperity

Mittal B and Baker J (2002) Advertising strategies for hospitality services

Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly Moleong Lexy J 2007 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Penerbit PT

Remaja Rosdakarya Offset Muhaimin Kepuasan Kerja Karyawan 2004 Available from URL

httppsikologibinadarmaacidjurnaljurnalmuhaiminpdf 23 juni 2010

Mulyadi dan Johny Setiawan 1999 Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan Edisi 1 Aditya Media Yogyakarta

Mulyadi 1997 Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa Edisi Kedua Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Yogyakarta Mulyadi 2001 Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat

Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan Jakarta Salemba Empat

Nasution 2004 Manajemen Transportasi Edisi Kedua Cetakan Pertama Jakarta Ghalia Indonesia Anggota IKAPI

Nazir Mohammad 1999 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia OlsquoConnor T J 2001 Performance management - Electrical wholesaling

189

Oliver R L 1980 A cognitive model of the antecedents and consequences of satisfaction decisions Journal of Marketing Research 17(4) pp 46-49

Oliver R L 1997 Satisfaction A Behavioral Perspective on the Consumer New

York IrwinMcGraw-Hill Oliver R L Swan J E 1989 Consumer perceptions of interpersonal equity

and satisfaction in transactions A field survey approach Journal of

Marketing 53 21ndash35 Oliver RL 1993 Cognitive affective and attribute bases of the satisfaction

response Journal of Consumer Research 20 (December) pp 418-30 Oliver Richard L 1999 When Customer Loyalty Journal of Marketing Vol 63

pp 33-34 (Special Issues)

Pakpahan 2011 Sarana Berpikir Ilmiah Comprehensive Education Center Original from httpwwwombarnet200910sarana-berfikir-

ilmiahhtml

Pendit I Nyoman S 1999 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta

PT Pradnya Paramita cetakan ke-enam (edisi revisi) Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor

Pm106Pw006Mpek20112011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel

Peter Paul J 1999 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid I Jakarta Erlangga

Pitana I G Gayatri PG 2005 Sosiologi Pariwisata Kajian sosiologis terhadap struktur sistem dan dampak-dampak pariwisata Yogyakarta Andi Offset

Pitana I Gde 2002 ―Pengembangan Ekowisata di Bali Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada

tanggal 29 Juni 2002 Pitana I Gde Dan Diarta Surya I Ketut 2009Pengantar Ilmu

PariwisataJogyakartaPenerbit Andi

Prabawati Made Alit Novia 2009 Penilaian Kinerja Hotel The Oberoi Bali Melalui Metode Balanced Scorecard

Rangkuti F 2002 Riset Pemasaran Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Rangkuti F 2008 Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis Jakarta

Gramedia Pustaka Utama

Reynolds P 1999 Design of the Process and Product Interface In A Leask amp I Yeoman (eds) Heritage Visitor Attractions (pp 110ndash126) Cassell New

York Reynolds 1985 Consumer demand for agricultural and on-farm nature

tourism Davis CA University of California Riduwan 2005 Skala Penelitian Variabel Peneltian Bandung Alfabeta

Rismiati CE dan IB Suratno 2001 Pemasaran Barang dan Jasa Yogyakarta

Kanisius Anggota IKAPI

Riyanto Bambang 2001 Dasar ndash dasar Pembelanjaan PerusahaanYogyakarta

BPFE

Roger J 1994 Development of a Framework for the Determination of Attributes

Used for Hotel Selection-Indication from Focus Group and in - Depth Review Hospitality Research Journal 18 (53-74)

Rucci A J Kirn S P dan Quinn R T 1998 The employee-customer-profit

chain at sears Harvard Business Review January-February

190

Rucci Anthony J Steven P Kirn Richard T Quinn 1998 ―The Employee-

customer-profit Chain at Searslsquo Harvard Business Review January-February pp 83-97 Siehoyono 2004

Ruky Achmad S 2002 Sistem Manajemen Kinerja Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Rumekso 2001 Housekeeping Hotel Floor Section Yogyakarta Andi Publisher Saifuddin Azwar 1997 Sikap Manusia ndash Teori dan Pengukurannya Edisi ke-2

Yogayakarta Pustaka Pelajar hlm 3-22

Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy 2002 Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta PT Alex Media Komputindo

Sarwono J 2003 Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif httpwwww3orgTRREChtml40 Dikunjungi 13 Juli

2003

Schelsinger amp Zornitsky 1991 Internal Service Quality Customer and Job Satisfaction Human Resources Planning 19 2 ABI INFORM Global

p20 Seaton AV and MM Bennet 1996 The Marketing of Tourism Product

Concepts Issues and Cases London International Thomson Business Press

Siehoyono L 2004 Am I satisfied Analysing the influence of employee backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in

economics faculty of Petra Christian university Surabaya Proposal

penelitian internal Surabaya Program Management Perhotelan Sihite Richard 2000 Hotel management Surabaya SIC

Simamora Hendry 2000 Manajemen Pemasaran International Jakarta Salemba Empat cetakan pertama

Sinclair M T M J Stabler 1997 The Economics of Tourism London Routledge

Sinclair M T C M S Sutcliffe 1988 The estimation of Keynesian in come

multipliers at the subnational level Applied Economics 20(11) 1435-1444

Sinclair MT 1991 ―The Economics of Tourism Pp1-27 in CP Cooper and A Lockwood (Eds) Progress in Tourism Recreation and Hospitality Management 3 John Wiley Chichester UK

Singgih Santoso 2005 Pengolahan Statistik dengan SPSS Andi Jogjakarta

SlatteryPARoper and A Boer 1985 Hotel Consorsia Their Activities

Structure and GrowthService Industrie Journal 5(2)192-199 Smith Craig Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with

TourismLongman Melbourne Soekadijo RG 1997 Anatomi PariwisataMemahami pariwisata sebagai system

lingkage Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soekresno Pendit Nyoman S 1998 Petunjuk Praktek Pramusaji Food and Beverage Service Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soetjipto Budi W 2002 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25

Soetjipto Budi W 2006 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard

Usahawan 2006(6) 21-25 Solomon Michael1996 Consumer Behavior 3th edition McGrawHill

Som AP Badarneh MB 2011 Tourist Satisfaction and Repeat Visitation Toward a New Comprehensive Model International Journal of Human

and Social Sciences 61 2011

Spiilane J 1994 Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa

191

Kebudayaan Kanisius Yogyakarta

Spillane James1993 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spillane James1994 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spinelli and Canavos 2000 Investigating the relationship between employee satisfaction and guest satisfaction Cornell Hotel and Restauran

Administrastion Quarterly Dec 2000 41 6 ABIINFORM Global p29

Srimindarti Ceacilia Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja 2006 Available from URL wwwstie-stikubankacidwebjurnal 14 juni 2010

Suardika I Wayan Gede 2008 ―Analisis Positioning Sepeda Motor Shogun 125

Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Denpasar (Tesis)

DenpasarUniversitas Udayana Subiyanto Ibnu 2000 Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi

Yogyakarta UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Sudibya Bagus 2002 ―Pengembangan Ecotourism di Bali Kasus Bagus

Discovery Group Makalah disampaikan pada Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura Dalung Kuta pada tanggal 14

Agustus 2002 Sugiyono 2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Penerbit CV

Alfa Beta Bandung

Sugiyono 2000 Statistik untuk Penelitian Alfabeta Bandung Sugiyono 2001 Penelitian Bisnis Bandung CV ALFABETA

Sulastiyono agus 2001 Management Penyelengaraan Hotel Bandung Alfabeta

Supranto J 1997 Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Jakarta Rineka

Cipta Supranto J 2001 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan

Pangsa Pasar Cetakan Kedua Jakarta PT Rineka Cipta Anggota IKAPI

Suradnya I Made 2005 Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali Denpasar Jurnal SOCA Universitas Udayana

Suriasumantri Jujun S 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Sutjipta I Nyoman 2001 AgrowisataMagister Manajemen AgribisnisUniversitas Udayana

Sutrisno Hadi 1986 Metodologi Research 1 Yogyakarta Andi Offset

Suwantoro Gamal 1997 Dasar-dasar Pariwisata YogyakartaANDI Swastha Basu dan Irawan 2002 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta

Liberty Swastha Basu 1999 Asas ndash Asas Marketing Yogyakarta Liberty

Swastha Basu Irawan 2006 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta

Liberty Syamsu 2001 ―Penerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata studi

kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5

No 3 Maret 2001 Tan Satria Mataram I Kadek 2000 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Prilaku

Konsumen Terhadap Pembelian di Bali Aroma Bar dan Restaurant (Skripsi)

192

Tanaya Heni 2003 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli di Plaza Bali Restaurant Tuban ndash Bali (Skripsi)

TelferDJ2000Tastes of Niagara Building Strategic Alliances Betttwen Tourism

and Agriculture In Global Alliances in Tourism and Hospitality Management Eds JCCrotts D Buhalis and March New York The

Haworth Hospitality Press TerpestraVand BSimonin1993Strategi Alliances in the Triad An Exploratory

Study Journal of International Marketing 1(1) 4-25

Terry George R 2000 Dasar ndash Dasar Manajemen Jakarta Bumi Aksara Theobald William F (2010) Global Tourism Third edition Amsterdam Boston

Heidelberg London New York Oxford Paris San Diego San Francisco Singapore Sydney ButterworthndashHeinemann is an imprint of

Elsevier Tjiptono Fandy 1997 Strategi Pemasaran Edisi II Yogyakarta ANDI

Tjiptono Fandy 2004 Manajemen Jasa Edisi Ketiga Yogyakarta Andi

Toth R 2002 Exploring the Concepts Underlying Certification Ecotourism amp CertificationSetting Standards in Practice ed M Honey Washington

Island Press Toth R 2000 Implementing a Worldwide Sustainable Tourism Certification

SystemAlexandria Va RB Toth Associates Tourism Economic Impact Tourism Satellite Accounts (TSAs) as ratified by the

UN as the global standard for measuring the economic value of tourism

retriave on 3rd April 2011 from httpwwwtourismeconomicscomservices-economic-impactphp

Tourism Economics Inc 2011 The Travel amp Tourism Competitiveness Index 2011 3 LSE Enterprise Ltd London School of Economics and Political From httpwww3weforumorgdocsWEF_TravelTourismCompetitiveness_Report_2011pdf

Tribe J X Font N Griffiths 2002 Environmental Management and Rural

Tourism and Recreation London Cassell Azzohlini Tse D K Wilton P C 1988 Models of consumer satisfaction An extension

Journal of Marketing Research 25 204ndash212 Tunggal Amin Wijaya 2000 Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard

Jakarta Harvindo Turker Dewi Sundari 2006 Analisis Penilaian Kinerja Dengan Metode Balanced

Scorecard pada Villa Puri Taman Merak Badung Skripsi Sarjana Jurusan

Manajemen Perhotelan pada STIM Dhyana Pura Badung Ujiani Dwi Pangastuti 2006 Pada Analisis Peranan Jasa Pariwisata dan Sektor

Pendukungnya Dalam Perekonomian Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaAnalisis Input-Output Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Umar Husein 1999 Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta PTGramedia Pustaka Utama

Umar Husein 2000 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI

Umar Husein 2001 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama

UNESCO World Heritages List 2014 httpwhcunescoorgenlist

Wacik J 2010 Kata Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Program Tahun Kunjung Museum 2010 Dalam Google Museum dan

Kebudayaan Wahab S 1992 Manajemen Kepariwisataan Frans

193

Gromang [Penerjemah] Pradnya Paramita Jakarta

WahabS C Cooper 2001 Tourism in the Age of Globalizatio London Routledge

Wall G and MathiesonA 1982 Tourism Economic Physical and Social Impact Longmann LtD

Weston JFred dan Copeland Thomas E 2001 Manajemen Keuangan edisi Revisi Jakarta Binarupa Aksara

Wibisono Darmawan 2003 Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Widjojo Atmodjo Masrun 2002 Bar Minuman Dan Pelayanannya Yogyakarta

ANDI Wilkie L1994 Consumer Behavior 4th New York John Wiley and Sons

World Bank 2013 International tourism number of arrivals At

httpdataworldbankorgindicatorSTINTARVL World Tourism Organization 2000Tourism Trends Madrid

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

WTO WTTC 2006 The Travel Tourism Industry towards Environmentally Sustainable Development Agenda 21

WTO 2003 World Tourism Organization (2000)Tourism Trends Madrid

WTTC Travel amp Tourism Economic Impact 2015 Foreword The World Travel amp Tourism at httpswwwwttcorg-

mediafilesreportseconomic20impact20researchregional202015world2015pdf

Yoeti Oka 1985 Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1993 Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1996 Pemasaran Pariwisata Bandung Angkasa Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta

Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta Yoeti OkaA 1996 Pengantar Pariwisata Bandung Penerbit Angkasa

Yoon Yooshik Uysal Muzaffer 2003 An examination of the effects of

motivation and satisfaction on destination loyalty A structural model Tourism Management (in press) Department of Tourism Management

Pai Chi University 439-6 Doma-2 Dong Seo-Gu Daejeon 302-735 South Korea Department of Hospitality amp Tourism Management Virginia

Polytechnic Institute and State University 362 Wallace Hall Blacksburg VA 24061-0429 USA

Zeithaml Valerie Berry Leonard L and Parasuraman A 1996 The

Behavioural Consequences of Service Quality Journal of Marketing 60

194

BIODATA PENULIS

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MA Negara 10 Oktober 1970

Pada tahun 2006 mendapat kesempatan melanjutkan

studi ke negeri Belanda untuk mempelajari bidang pariwisata (MA) dan tamat pada tahun 2007

Menamatkan Program doktor bidang pariwisata di Universitas Udayana Bali pada tahun 2014 Saat ini

bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Dhyana Pura Bali Adapun matakuliah yang diampu adalah

Metodologi Penelitian Manajemen Strategik Statistik

Bisnis Pengantar Bisnis Sistem Informasi Manajemen Aplikasi Komputer dan Pengantar Industri Pariwisata

amp perhotelan

Judul Buku yang pernah di tulis [1] Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia (2015) Penerbit

Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA ISBN 978-602-280-886-2 (Buku

Referensi)

[2] Agrotourism as an Alternative form of tourism in Bali Indonesia (2014) ISBN-13 978-3-639-66712-7 ISBN-103639667123 EAN9783639667127

(Scholar Press)

[3] Pengantar Industri Pariwisata (2014) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA 978-602-280-328-7 (Buku Referensi)

[4] Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan (2012) Penerbit Andi

Jogyakarta ISBN 978-979-29-3463-2 (Buku Referensi)

[5] Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism

Destination in Book Development of Tourism and the Hospitality Industry

in Southeast Asia (2016) Publisher Springer Singapore DOI 101007978-981-287-606-5_3 Print ISBN 978-981-287-605-8 Online ISBN 978-981-

287-606-5 (Book Chapter 3)

Page 3: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah

iii

DAFTAR ISI

PRAKATA ii BAB I 1 HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN 1

11 Manusia Mencari Kebenaran 1 12 Matinya Mitologi 1 13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran 2 14 Dasar-Dasar Pengetahuan 3 15 Sumber Pengetahuan 3 16 Kriteria Kebenaran 4 17 Ontologi (apa yang dikaji) 4 18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) 5 19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) 5

BAB II 7 HAKEKAT ILMU PARIWISATA 7

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata 7 22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri 8 23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri 10

BAB III 16 RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN 16

31 Pengertian Jasa Pariwisata 16 32 Dimensi Pariwisata 16 33 Definisi Pariwisata di Indonesia 19 34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan 21

BAB IV 26 PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA 26

41 Pengertian Penelitian 26 42 Macam Tujuan Penelitian 28 43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya 30 44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 34

BAB V 39 PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN 39

51 Penemuan Permasalahan 39 52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan 40 53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan 40

BAB VI 42 SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN 42

61 Skala Nominal 43 62 Skala Ordinal 43 63 Skala Interval 44 64 Skala Rasio 44 65 Validitas 46 66 Reliabilitas 47

BAB VII 48 TEKNIK SAMPLING 48

71 Sampel 48 72 Cara Pengambilan Sampel 49 73 Penentuan Jumlah Sampel 51

BAB VIII 53 PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS PENELITIAN 53

81 Teknik Analisis Data 53

iv

82 Statistik Deskriptif 55 83 Statistik Inferensia 55

BAB IX 57 ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF UNTUK PARIWISATA 57

91 Analisis S-W-O-T 57 92 Analisis Matriks I-F-A-S 58 93 Analisis Matriks EFAS 59 94 Analisis Q-S-P-M 61

BAB X 68 THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN

DAN PARIWISATA 68 101 Logika Kerja SPC 68 102 Kualitas layanan internal (internal service quality) 69 103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) 70 104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) 71 105 Nilai layanan eksternal (external service value) 71 106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) 71 107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) 71 108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 72 109 Profitabilitas (Profitability) 72 1010 Hipotesis SPC 72

BAB XI 76 ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN PARIWISATA 76

111 Filosofis Analisis Faktor 76 112 Tahapan Analisis Faktor 76

BAB XII 84 MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS 84

121 Filososfi MDS 84 122 Konsep Persepsi 84 123 Konsep Positioning 85

BAB XIII 90 ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) 90

131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling 90 132 Tahapan dan Kristeria SEM 90

BAB XIV 104 ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK SEGMENTASI PASAR WISATAWAN 104

141 Filosofi Segmen Pasar 104 142 Alat Analisis Segmentasi Pasar 110 143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 111

BAB XV 124 REGRESI DAN KORELASI PADA JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN 124

151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel 124 152 Cara Penerapan Garis Regresi 124 153 Koefisien Korelasi 125 154 Uji Hipotesi T-test 125

BAB XVI 134 BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA 134

161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 134 162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard 134 163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja 135

BAB XVII 152 TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN 152

171 Tata Cara Penulisan Usulan 152 172 Tata Cara Penulisan Skripsi 155

BAB XVIII 158 TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP 158

181 Kegunaan Merujuk 158

v

182 Tujuan Merujuk 160 183 Sumber-Sumber Rujukan 161 184 Cara Pencarian 162 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka 165 Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal 170 DAFTAR PUSTAKA 183

BIODATA PENULIS 194

1

BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN

11 Manusia Mencari Kebenaran Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat

(common sense) dan dengan ilmu pengetahuan Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat

[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur-stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan

tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian

[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara

empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ―selektif

[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan

secara asal-asalan [4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan

melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis

[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan

pengujian secara ilmiah

12 Matinya Mitologi Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral

sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada

perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum

didefinisikan sebagai kaitan-kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu

diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum

yang harus ditaati Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian

hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di

alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian

empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur-angsur memperoleh sifat abstrak

dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi

manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut

Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar

berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya

dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam

2

13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah

dilakukan dengan berbagai cara misalnya

131 Secara kebetulan Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus

penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang

Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya

diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria yang kemudian berjatuhan di

kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja

132 Trial And Error

Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan

menggunakan metode ―trial and error atau coba-coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ―problem box oleh

Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ―problem box suatu ruangan yang hanya

dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing

tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara

Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar

Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah

133 Melalui Otoritas

Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap

keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam

filsafat Jawa dikenal dengan istilah Sabda pendita ratu yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh

dibantah lagi

134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman

Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari yang umum ke khusus sedangkan induktif

dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama

ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles

135 Melalui Penyelidikan Ilmiah Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan

menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka

melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus

memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan

menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran

3

palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta

secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara

sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum

Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan

pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk

menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo

menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya

oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan

spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang selanjutnya menjadi

ilmu dan teknologi

14 Dasar-Dasar Pengetahuan Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah

dapat dijabarkan sebagai berikut ini

141 Penalaran

Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir

logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran

rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme

142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan) Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ―pengkajian

untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model

berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma

Premis mayor semua manusia akhirnya mati

Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati

15 Sumber Pengetahuan Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia

yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal-hal yang ada termasuk nasib dirinya

sendiri Rene Descarte pernah berkata ―De Omnibus Dubitandum yang

mempunyai arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari

berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran

4

16 Kriteria Kebenaran 161 Teori Koherensi (Konsisten)

Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-

pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren

162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan) Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini

suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan

tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia

mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan

Jakarta

163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)

Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur

dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori

tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan

abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi

17 Ontologi (apa yang dikaji) Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri

Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan

saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna

itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata

Jadi istilah ―manis panas dan dingin itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca

indera Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam

semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu

tidak dapat terlepas dari gejala-gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam

mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari

kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal

bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula

Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk

ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah

homo educandum

5

18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah

[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup manusia tidak dapat

mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)

[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan

cara menggunakan metode ilmiah [3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis

ilmu itu sendiri [4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai

faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya

suatu gejala dan proses terjadinya [5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit

[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang

sama) [7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan

kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal [8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis

a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif

b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif

19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu

tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus

disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat

sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya

menimbulkan bencana Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan pariwisata

telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah

membawa provinsi itu mengalami ―keajaiban ekonomi sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak

perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian

tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu

[1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan

ekonomi [2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi

semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam

[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga

professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat

[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ―petani ke pariwisata

6

dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan

menjadi petani

Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara ekonomis daripada masalah-

masalah keadilan meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi

7

BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan

pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar

200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan

terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat

dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia

hiburan rekreasi dan pariwisata

Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era

pemerintahan Presiden Soekarno (1945-1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut

IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan

bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan

ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan

lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya

konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan

lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi

produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika

sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas

(Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi

Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan

internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata-rata 4

pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan

kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang

kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World

Bank 2013)

Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang

paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia

dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang

telah mengunjungi negaranya

8

Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia

Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)

Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World Tourism Organization

tersebut upaya apa yang semestinya dilakukan oleh pelaku dan stakeholders

pariwisata ditengah keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan

wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting berikut ini (1) telah terjadi pergeseran

pasar pariwisata (2) strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan nilai pada

wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik (5) pemanfaatan teknologi

terutama teknologi informasi secara tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata

Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan yang rasional sehingga peran

lembaga pendidikan di bidang pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata

dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program

studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai

pada jenjang S3

22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri

Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai disiplin ilmu mandiri

sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya

manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana

Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3) Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada

deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak

menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan

atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan

NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606

1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000

2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000

3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000

4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000

5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000

6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000

7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000

8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000

9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000

10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000

38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000

9

seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali

seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13

November 2007) Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka

pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar

diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian

yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan

bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian

dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang

menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)

Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi

pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan

kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata

Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu

menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga

kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri

pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan

kepariwisataan Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta

tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha

meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan

kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten

dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga

Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga

Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan

kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari

seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan

kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan

bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga

kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan

pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri

10

pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya

manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan

Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional

melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan

kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten

dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui

sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan

kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian

pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di

luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan

seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan

meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global

23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri

231 Dasar Keilmuan Pariwisata

Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang

menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah

metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri

2007)

1) Aspek Ontologi Pariwisata Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya

menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata gejala-gejalan pariwisata karakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata

tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan

kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata

dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam

tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau akibat-akibat

pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas

2) Aspek Epistemologi Pariwisata Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara

pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik

11

Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan

yakni

a) Pendekatan sistem

Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas

masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ―linked system

dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti

dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik

Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran

b) Pendekatan Kelembagaan

Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa

transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua

komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen

tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung

c) Pendekatan Produk

Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai

suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek-aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah

produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus

diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni

(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya

tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya

(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam

pencapaian tujuan ke tempat wisata (3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada

sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas

pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi

(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat

berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi

Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan elemen produk

wisata yang sesungguhnya diproduksi dan atau direproduksi sebagai komoditas

yang dikonsumsi oleh wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam mencari

kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research) dan metode membangun teori

(theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5)

12

eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan

tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya

3) Aspek Aksiologi Pariwisata Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat

manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam

baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri

Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut

ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan

komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian

khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan

pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan

profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal

sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi

Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang

dapat dijelaskan sebagai berikut

a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia

melalui kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan banyaknya

warganegara yang melakukan kunjungan wisata di wilayah-wilayah selain

tempat tinggalnya akan menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi sehingga

akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional

b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation) Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia

untuk berusaha dan bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah

diharapkan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah bahwa

pariwisata harusnya mampu memberi andil besar dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang miskin potensi ekonomi lain selain

potensi alam dan budaya bagi kepentingan pariwisata

c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan keindahan alam kekayaan

budaya dan keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya

yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung sangat kecil sehingga jika dilihat

13

dari aspek keberlanjutan pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam

waktu yang relative lama

d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian

budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan

UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan

Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan

pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah

e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia Pariwisata pada

masa kini telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan

wisata bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya melalui

pemberian waktu libur yang lebih panjang dan skema paid holidays

f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi

tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan juga

memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam

penyediaan barang dan jasa

g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan

akan teknologi tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan teknologi terkini mereka

Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi

lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan

manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak

terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat

Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata internasional

pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar

US$ 623 miliar Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun

2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut diperkirakan jumlah perjalanan wisata

dunia di tahun 2020 akan menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)

Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di beberapa negara di dunia namun

pariwisata juga menyembunyikan beberapa hal yang jarang diungkap dan

dihitung sehingga sangat sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri

pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga seringkali destinasi

14

pada negara berkembang hanya menjadi obyek saja hal lainnya pengembangan

pariwisata memang telah dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada sebuah

destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative dari pembangunan pariwisata dapat

diminimalkan dan pengaruh positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan

pembangunan pariwisata di masa mendatang

232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata

Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu

memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian

tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu

dengan ilmu yang lain

1) Objek Material Ilmu Pariwisata

Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek

material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni

a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri yang meliputi jasa

hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan

pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis

b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving

services) termasuk ke dalam industri ini adalah full-restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan

sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk

kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi

mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan

terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service

stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator

and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain

agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis

e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan

museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada

perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah

raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan

15

pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan

pelayanan pameran dan sejenisnya g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk

kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis

2) Objek Formal Ilmu Pariwisata

Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada

ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu

pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan

wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat

secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diiden-

tifikasi sebagai berikut

(1) Pengembangan Jasa Wisata

Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang

strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah

aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa-jasa yang bersifat intangible lainnya

Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini

mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting

(2) Organisasi Perjalanan

Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas

perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan

berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal

ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip

kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO

2005)

(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata

Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi

masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui

suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata

16

BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN

PERHOTELAN

31 Pengertian Jasa Pariwisata Menurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang

perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai bahan pengambilan keputusan

Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul

berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang

mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global(Theobald 2005)

Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan

pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia

Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika

Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data

yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika

mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005) Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam

multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya

Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja

dan yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental

dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan

kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial

budaya

32 Dimensi Pariwisata 321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi spasial merupakan

definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya

(Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau

tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)

ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations outside the places where they normally live and work and their activities during their stay at these destinationsrdquo

Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan wisatawan selama berada di

destinasi pariwisata sebagai bagian dari pariwisata Definisi pariwisata yang

17

dikemukan oleh World Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan

pada sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak lebih dari satu tahun

berturut-turut ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure business and other purposes not related to the exercise of an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-tourismorg)

Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang dilakukan yaitu

untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan

mencari uang di tempat yang dikunjunginya

Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan

perhitungan statistik pariwisata

a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan

waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)

b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973)

menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk

perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan

wisata

e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk

perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)

Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia didefinisikan

sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal 1 yaitu kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari

keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara

322 Dimensi Industri

Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini

merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada

keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata

Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis

bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya

ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services to

facilitate business pleasure and leisure activities away from the home environmentrdquo

18

Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan pariwisata

sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata

ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the travel experiencerdquo

Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang di dalam Undang-

Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah

323 Dimensi Akademis

Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya

sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain

Pariwisata dari dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang

merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap

lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)

ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo

Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial sebagai faktor

pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal

tempat kerja) dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata

324 Dimensi Sosial Budaya

Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada

1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002)

berikut ini

ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside their normal places of work and residence the activities undertaken during their stay in those destinations and the facilities created to cater to their needsrdquo

Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994 sebagai berikut

ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the economy or industry and a broad system of interacting relationship of

people their needs and services that respond to these needsrdquo

19

2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial budaya seperti

yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai

ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo

Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata sebagai berikut

ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo

3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan oleh MacCannell

(Herbert 1995) berikut ini

ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also

an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo

Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas di Indonesia dikenal dengan

istilah kepariwisataan (UU No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesame

wisatawan pemerintah pemerintah daerah dan pengusaha

33 Definisi Pariwisata di Indonesia Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta

yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti

(2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain

di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan

semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di

tempat yang dikunjungi Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain

manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni

unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di

tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal

kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan

Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha

20

pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata

pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan

barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung

jawab Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa

pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai

dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha

pariwisata digolongkan ke dalam

a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan mendorong tumbuhnya berbagai jenis

usaha jasa pariwisata yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan

Usaha jasa pariwisata terdiri dari

[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang Mengatur menyediakan dan menyelenggarakan

pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata

[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak sebagai perantara di dalam menjual dan

atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan [3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha bersifat komersial yang

mengatur mengkoordinir dan menyediakan tenaga pramuwisata untuk

memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang melakukan perjalanan wisata

[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi satu

pertemuan sekelompok orang (misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan

dengan kepentingan bersama [5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan

baik yang mendatangkan mengirimkan maupun mengembalikannya

serta menentukan tempat waktu dan jenis hiburan [6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran dan nasehat

yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun

secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli

profesional

[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan

b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam merupakan usaha

pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran

wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai obyek dan daya tarik

wisata untuk dijadikan sasaran wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik

21

wisata minat khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam

dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus

c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam

[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh

yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat

[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan

penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai

usaha yang berdiri sendiri [3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari

usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan

angkutan wisata

[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata

tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing

[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk

memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)

34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan

Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan

perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen

strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah

peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya

Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism operations

Marketing and consumer behaviour HR management eTourism eTravel Planning and development Performance and financial management Strategic implications Environmental aspects Government policy Forecasting and prediction Revenue management Impact assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure and culture (httpthrsagepubcom)

Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya

namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada

klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian

pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut

22

341 Jasa Akomodasi Accomodation services)

Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian

bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar

jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi

1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali

2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang

3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu

4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel

5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo

6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt Pelayaran Prima Vista di

Cv Niki Tour Surakarta

342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving

services)

Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini biasanya banyak

dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan Makanan dan

Minuman

1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada

restoran yogya chicken Yogyakarta 2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan

di restoran Enak Bali 3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang

343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)

Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-

perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda

melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-

masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi Wisata

1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po sargede tur dan

travel Yogyakarta

23

2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali

3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali

4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) to Provide Good Service for Tourists Visiting Solo City

5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar

6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki

Tour Solo 7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara

Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur

344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services)

Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan dan biro perjalanan

dapat dilakukan yang berkaitan dengan kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang

dikunjungi dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata

1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Candi

Prambanan

345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)

Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan

tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah

botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Bali Barat

2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah

3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata

Bali

24

346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment

services)

Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi pelayanan golf

course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan Hiburan

1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap Pencitraan Pariwisata

Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di Kabupaten Jembrana

Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi Wisata di Jembrana

Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum

Donokerto Turi Sleman Yogyakarta

5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan Jumlah Wisatawan di

Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa

8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang

10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang

11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata Melalui Video Profile

12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua Tembus di Kabupaten Wonogiri

13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang

14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul 15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo

16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur

17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air

Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak 18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta

19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta

20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan

Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten

347 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services)

Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang ini

1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan

pada Hotel Dhyana Pura Bali 2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan Keuangan Hotel

Dhyana Pura Periode 2000-2011

25

3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel

Quality Solo)

26

BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA

41 Pengertian Penelitian Kata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari

untuk melingkup spektrum arti yang luas yang dapat membuat bingung

mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang

satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus

dibuang dan diganti konsep yang benar

Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997

Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara

untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ―bertanya

pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan

Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan

data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset

sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari

Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian

yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data)

27

dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati

atau menjadi perhatian kita Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi

sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia

Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan

konsep yang salah Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy

(Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban

terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual

Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik

(1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan

(3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik

(4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola

(5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau hipotesis penelitian yang spesifik

(6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya

untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian

(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas

Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ―salah tentang

penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian sebagai berikut

a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)

Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian

untuk ―meneliti ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan

untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya

canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan

sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian

Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan

―penelitian di perpustakaan Salah seorang siswa mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada

ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian

Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills

b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke

tempat lain

Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah tugas ―penelitian tentang teknik-teknik pembangunan bangunan tinggi di Denpasar

Ia telah berhasil mengumpulkan banyak artikel dari suatu majalah konstruksi

28

bangunan dan secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan

disertai teknik acuan yang benar Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan menyusun makalah

penelitian Sebenarnya yang ia lakukan hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang

benar Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya kurang satu hal

yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan indikasi bahwa faktor x dan y sangat

mempengaruhi cara pembangunan bangunan tinggi di Denpasar Dengan

demikian ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta sehingga ia

mampu membuat interpretasi terhadap informasidatafakta yang terkumpul tersebut

c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi

Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan empat buah

kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir

bahwa ia harus melakukan ―penelitian Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten-kabupaten yang ada di

wilayah tersebut Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria

yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil

―penelitiannya ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut

hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian

d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian

Kata ―penelitian sering dipakai oleh surat kabar majalah populer dan iklan untuk menarik perhatian ―mendramatisir Misalnya berita di surat kabar

tertulis ―Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam yang ingin

merongronglsquo kekuasaan Presiden Misal yang lain berita ―Semua anggota DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsus Misalnya lain

lagi ―Produk ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun padahal hanya dirubah sedikit formulanya dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan

42 Macam Tujuan Penelitian Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-

pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian

tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula

tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka kita perlu membatasi upaya kita dengan cara

membatasi tujuan penelitian

Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi

(prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)

29

a) Eksplorasi

Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka

kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang

mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ―Apakah X adaterjadi

Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak

Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita

mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti

memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan

dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih

mendalam

Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil

penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu

terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu yang telah terbuka tersebut

b) Deskripsi

Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih

rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya

ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian

yang lebih tegas tentang bagian depan kelas Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata

pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian

pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan

perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan

suatu fenomena dari masa ke masa

c) Prediksi Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang

memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan

mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari-hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal

tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara

skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)

d) Eksplanasi

Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat di antara dua

fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah

suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau

30

menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang

saling bersaing Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan

misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya

dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat

tersebut terjadi

e) Aksi

Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak

sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi

Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan

Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu

mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari

temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas

43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul

penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan

metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak

mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan

yang tak terbatas Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman

yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan

melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci

Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi

bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai

Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk

mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan

Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan

menjadi lima jenis penelitian yaitu

31

1) Biografi

Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip

A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment yaitu

pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup

seseorang Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi

dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti

tahap perjalanan hidup dan pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis

atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan pekerjaan

(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode (3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis

(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari kisah tersebut

(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya ideologi dan konteks

sejarah kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup

individu (6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi

yang berfokus pada proses dalam hidup individu teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut

2) Fenomenologi

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna

konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi

pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang

dikaji

A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell 1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the structures of consciousness in human experiences

Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi menunda semua

penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu

Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche

menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden

Sedangkan teknik analisis data jenis Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran

menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan

32

(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir

mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data

(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan

pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun

pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur

pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami

penyimpangan) (4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu

ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi (5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari

fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang

terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan

bagaimana fenomena itu terjadi) (6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi

dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut

(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis

3) Grounded theory

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu

pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan

dengan situasi tertentu

The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular situation This situation could be one in which individuals interact take actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell 1998)

Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak atau terlibat

dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang

berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik

analisis data jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode

(3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari

(4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa menyelidiki

kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut

(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding

(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan

suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa

33

4) Etnografi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem

kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil

dari sebuah penelitian An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways of life (Harris 1968)

Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat

dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna dari

setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok Sedangkan teknik

analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file

(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti

(4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau uraian

5) Studi kasus

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah

dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi

Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-depth data collection involving multiple sources of information rich in context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995) while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the case being studied ndash a program an event an activity or individuals

Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau individu Sedangkan teknik analisis

data jenis Studi Kasus dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir informasi (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode

(3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa

kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan

generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk

penerapannya pada kasus yang lain (6) Menyajikan secara naratif

34

44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi

Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu

negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh

Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena

delapan alasan utama seperti berikut ini (1)Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu

kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-

nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi

(5)Penghasil devisa (6)Pemicu perdagangan international (7)Pemicu

pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal

dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu

destinasi Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan

manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman

pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang

telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja

penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni souvenir seperti digambarkan pada gambar

di bawah ini

Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha

pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)

Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi industri

terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih konkret bagi kesejahteraan manusia

WISATAWAN

Jasa Transportasi Hotel

Penginapan

Restoran Bar

Cafe

Obyek Atraksi

Wisata

Jasa Hiburan

Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis

Pakai

Asuransi Perumahan

JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung

35

dapat dilihat dari implikasi-implikasi pergerakan wisatawan seperti

meningkatnya kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia

Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan ekonomi yang lebih cocok di

pelajari dan dianalisis dengan pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai sebuah

industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)

442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata

Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis

pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi

identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat

analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen

Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan

menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal

dan simultan dan model-model makro regional yaitu model Input-Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Accounting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagainya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah

Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan kuantatif

Sumber Hara (2008)

36

[1] Input-Output Analysis

Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak

pariwisata Input-output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan

menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh

terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya

[2] Social Accounting Matrix Model

West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan

dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya

mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya

Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O

namun sebenarnya tidak sesederhana itu

Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan

model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas

tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi

[3] Tourism Satellite Account

Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua

variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti

penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya

Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian

Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap

variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata

dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur

peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional

[4] Social cost-benefit analysis

Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel

sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk

mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari

multiplier efeknya saja

37

Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

No Kualitatif Kuantitatif

1 Data kualitatif (non

numeric)

Data Kuantitatif (numeric)

2 Penelusuran Latar

alamiah

Latar artifisial (khususnya

penelitian eksperimentasi)

3 Fokus pada Makna-makna

Fokus pada Perilaku

5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)

Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)

6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik

7 Idealisme Realisme

8 Induksi analitik Induksi enumeratif

9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi

Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua

metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai

berikut

[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda

caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan

proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis

[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan

metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif

[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan

data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data

yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya

maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi

[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah

asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian

443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif

Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi

berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau

informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau

informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif

38

Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori

untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami

fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan

yang diteliti Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua

jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya

Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Kuantitatif Kualitatif

Validitas Kredibelitas

Reliabilitas Dependabilitas

Objektivitas Konformabilitas

Generalabilitas Transferabilitas

Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi syarat validitas reliabilitas objektivitas dan generalabilitas maka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan

transferabilitas Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami

perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil

kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi

atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya

penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan

mengajukan pertanyaan baru

Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam

satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model

analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya

39

BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN

PENELITIAN

Setelah peneliti menentukan bidang penelitian yang diminatinya kegiatan

berikutnya adalah menemukan permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan

lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian tidak perlu

dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan juga dinyatakan oleh ungkapan ―Berhasilnya perumusan permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan

penelitian Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam Buckley et al 1976 14)

dengan pernyataan ―Kriteria terbaik untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu

tersebut masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah mati Permasalahan

yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan ke dalam suatu pernyataan

atau problem statement

51 Penemuan Permasalahan Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh

survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam

bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan

Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang

memakan waktu cukup lama sehingga buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu

Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya

banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-

majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke

perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan

dalam usulan penelitian Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta

dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan

permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan

ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan

dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara

menemukannya Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et

al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang

menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan

40

tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara

informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian

berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan

perumusan permasalahan

52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka

menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini

1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya

menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai

arah untuk menemukan permasalahan

2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang

diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan

dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural

3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang

tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan

ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal

penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam

perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi

yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda

4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang

merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang sudah ada 5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan

membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi 6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan

kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau

kompleks 7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu

pemasalahan ke dalam komponen-komponennya 8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi

peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah

yang lebih rumit dan kompleks

53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan

permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara konjektur atau

naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau

41

latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat

diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al

(197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan

2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan yang dapat diamati Misalnya

fenomena pemakaian komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola dasar

pendayagunaan komputer dalam proses perancangan arsitektural

3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi

Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi

4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman kegagalan akan mendorong dicetuskannya

permasalahan untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut Pengalaman

keberhasilan juga akan mendorong studi perumusan sebab-sebab keberhasilan

42

BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN

PENELITIAN

Skala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan untuk

mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol atau angka dari sebuah variabel yang diukur

Pengukuran hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan seperti

minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional terhadap variabel yang

diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam

dalam model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011 48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat kategori yaitu

skala nominal skala ordinal skala interval dan skala rasio

Gambar 61 Contoh inform concern

Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian yang sedang dilakukan sangat memerluan

bantuan para responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan kinerja sebuah

pelayanan jasa khususnya pariwisata

43

61 Skala Nominal Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang

ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini

hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal

yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal

pada uji statistika bisa untuk mencari modus dan distribusi frekuensi saja

Would you like to help us

you can fill it out online below

Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal

62 Skala Ordinal Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek

sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi)

variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal

Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat

tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah

sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat

mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama

Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan

skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non

parametrik seperti rank order correlation

44

Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal

63 Skala Interval Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan

dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk

mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama

Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada

skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran

Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval

64 Skala Rasio Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat

yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil

pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding skala-skala

dibawahnya)

45

[1] How long have you been on holiday in Bali

[2] How much money have you spent during your vacation in Bali

[3] How much money have you spent on renting a hotel room

Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval

Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian

pariwisata antara lain adalah

[1] Skala likert

Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai

suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain

Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert

[2] Semantic defferensial

Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan

oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya

bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ―sangat positifnyardquo terletak di bagian

kanan garis dan jawaban yang ―sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya

46

How do you think about the guide service today friendly 5 4 3 2 1 unfriendly

patient 5 4 3 2 1 impatient knowledgeable 5 4 3 2 1 less

knowledgeable helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness

competent 5 4 3 2 1 less competent

Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial

Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden

terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi

responden terhadap Tour Guide sangat negatif

65 Validitas Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel

nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu

[1] Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang

mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain

tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan

dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata

[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity) Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan

dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam

validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan

pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik

[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)

Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai

kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan

pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik

untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik

47

Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas

66 Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil

skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan

berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar

pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah

reliabel secara statistik

Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas

48

BAB VII TEKNIK SAMPLING

71 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama

dari obyek yang merupakan sumber data (Sukadarrumidi 200650) Sampel

diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari

populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari

1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan

sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang

memenuhi sasaran

Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan

persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih

baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah

1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel

a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan

oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama

b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian

sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota populasinya c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan

dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh

anggota populasi

2) Tujuan pengambilan sampel

a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak

b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis

c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga

peneliti

3) Tahapan menentukan sampel

Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel

yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah

a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian menentukan sampelnya

b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi teoritis dengan

cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi

49

Keuntungan penggunaan sampling

a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek

c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit

Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi karena

a) adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti

c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit

72 Cara Pengambilan Sampel Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random

sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)

Gambar 71 Teknik Sampling

1) Probability Samples

Probability Samples adalah teknik sampling yang memberikan

kemungkinan yang sama paa setiap individu untuk dipilih sebagai sampel

a) Simple Random

Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa

penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya

b) Systematic Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar

nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan

hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama

50

telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain

yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil

persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan

besarnya sampel yang diambil pada masing-masing kelompok tersebut

c) Stratified

Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi-bagi menjadi sub-sub

populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil

Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif

homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas

hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang

diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)

Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui penghasilannya sebagai berikut

I = 40 berpenghasilan rendah

II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi

Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka pembagiannya untuk strata

I = sebanyak 40 X 100 orang = 40 orang II = sebanyak 50 X 100 orang = 50 orang

III = sebanyak 10 X 100 orang = 10 orang

d) Cluster

Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan

mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan

kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada

Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui

bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian

ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah

300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota

sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu

untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak

diketahui pengambilan sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling

51

2) Non Probability

Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya

individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir

jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak

memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen

a) Judgement Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau

pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-

subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa

melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai

generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya

ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak

dimiliki populasi dalam keseluruhannya

b) Quota

Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang

akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden

terserah kepada team pengumpul data Misalnya

Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai

berikut 10 orang warganegara Inggris

15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang

c) Chunk

Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di

jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili

siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan

73 Penentuan Jumlah Sampel

1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui) Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel

adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi

populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat

mengakibatkan pemborosan biaya penelitian

52

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel

adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut

dimana n jumlah sampel

N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase

Semakin kecil toleransi kesalahan maka semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya penelitian dengan batas kesalahan 5

berarti memiliki tingkat akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10

memiliki tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan

Contoh

Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila

batas toleransi kesalahan 5

Dengan menggunakan rumus Slovin

n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan

2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak diketahui) Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden penelitian dapat

ditentukan dengan merujuk pada persyaratan jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200

sampel Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum likehood) atau

GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya dengan analisis faktor

besarnya jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator

penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)

53

BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS

PENELITIAN

81 Teknik Analisis Data Teknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis

Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data Kuantitatif

1) Teknik analisis data kualitatif

a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola

kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan

pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)

b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan

sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu

(Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori

dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data

d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan

lapangan

e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan

membeku atau malah menjadi kadaluarsa f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian

dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan

guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan

2) Teknik analisis data kuantitatif

a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen

resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan-satuan

dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan

beberapa metode tertentu b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam

beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis

data

(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat

kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang

disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat

dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan

54

editing yang cermat dan hati-hati diharapkn data yang berhasil

dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali

berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkn

dalam penarikan sampel Nama dan kelengkapan identitas pengisi

Kelengkapan isi jawaban Kejelasan makna jawaban dan relevansi jawabannya

Konsistensi jawaban satu sama lainnya

Kekeliruan pekerja lapangan di dalam menjelaskn kuesioner kepada responden

Tingkat kekeliruan di dalam memilih responden dan kepalsuan isi jawaban

Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data Sumber Antara 2010

Teknik Analisis

Data

Teknik Analisis Data KUALITATIF

Teknik Analisis Data KUANTITATIF

Statistik Inferensia

Induktif

Statistik Deskriptif

Rata-rata Hitung

Median dan Modus

Varian dan Standard Deviasi

lainnya

Parametrik

Tabel (Silang Frekuensi) Grafik

Diagram Batang dan Diagram Lingkaran

dan lainnya

Non Parametrik

Analisis SWOT

P H A

Deskriptif Kualitatif (Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan

atau Menafsirkan)

Ekonometrika 1 Model Simultan 2 Model Sederhana

Model Optimasi (Operation Research) 1 Linear Program 2 Non Linear Programming 3 Integer Programming 4 Gooal Programmning 5 Dynamic Programming 6 Network CPM dan PERT 7 Teori Antrean 8 Teori Pengambilan Keputusan 9 Teori Permainan 10 Simulasi

Model Makro Regional 1 Model Input-Output Leontief

Regional dan Interregional 2 Model SAM Regional dan

Interregional CGE 3 Location Quotion (LQ) 4 Teori Basis Export

Policy Analysis Matrix (PAM)

Uji-t Uji Z

Regresi Sederhana dan Ganda

Uji Korelasi

One dan Two Way Anova

Multivariat Cluster DIscriminant dan Factor Analysis

Priciple Component Analysis Path analysis

SEM

Sign Test

Chisquare Wilcoxon Test

Cochran Test

Korelasi Rank

55

(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda

tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka (3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing

kategori (4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel-tabel untuk setiap

variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam

bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross

tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan

(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik

inferensia (parametrik atau non paramterik) (6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti

terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan

mengkaitkannya dengan temuan-temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru

sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)

Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu (1) statistik

deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik

inferensiainduktif Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu

statistik non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema Teknik Analisis Data)

82 Statistik Deskriptif [1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi

[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya

[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia

[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang

berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat

kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia

83 Statistik Inferensia

(Statistik InduktifStatistik Probabilitas)

a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok

digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random

56

b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang

diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahankeberanan dinyatakan dalam

persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf

signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi

Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non Parametrik

Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik

1 Parameter populasi menyebar normal

1 Parameter populasi mengabaikan sebaran

2 Data berasal dari nilai-nilai

pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau

paling tidak dalam skala interval

2 Data berasal dari nilai-nilai yang

tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordinal

(order=tingkatan=skala)

3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat

dijumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi

3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan

cara menskor atau kategori

4 memusatkan perhatian

pada perbedaan nilai tengah (mean)

4 Memusatkan perhatian pada

perbedaan median

5 Sampel atau cuplikan relatif

besar agar cenderung

menyebar normal (gt 30 unit)

5 Dapat digunakan dalam sampel

(cuplikan) kecil (lt 30 unit)

57

BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF

KUALITATIF UNTUK PARIWISATA

91 Analisis S-W-O-T Umumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang

berorientasi pada pemaknaan terhadap suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini

adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk

mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif

sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif

identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan

pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam

yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada

pada masyarakat di tempat penelitian Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan

pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal

untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan

oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif

adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data

dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya

oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan

membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan

pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan

adanya teori baru yang barangkali ditemukan Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan

untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu

objek

Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT

58

mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan

kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga

hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan

Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT

Tahapan yang dimaksud adalah

[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)

[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata) [3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)

[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)

Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan strategi alternatif (Alternative

Strategy) melalui matriks SWOT sebagai berikut

92 Analisis Matriks I-F-A-S Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan

analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan

tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)

[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan

kelemahan (weaknesses) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat

metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot

sama dengan satu [3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing

faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating)

mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk

menentukan nilai skornya [5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang

dinilai Jika nilainya di bawah 15 menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di

atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat [6]

Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy) Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai

(bobot x rating)

Kekuatan

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

59

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)

Kelemahan

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

93 Analisis Matriks EFAS Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan

ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor-faktor strategis eksternal

(External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini

[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan

ancaman (threat) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat

metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu

[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing

faktor peluang dan ancaman yang memiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3 (cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya

[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal

perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di

atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar

Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)

Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai

(bobot x rating)

Peluang

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

Ancaman

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip

4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan sel seperti gambar di

bawah

60

Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X TOTAL NILAI IFAS

T

O

T A

L

N

I

L A

I

E F

A

S

4 3 2 1

3

I

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi vertical)

II

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi horizontal)

III

Pertahankan dan

pelihara

(pertumbuhan berputar)

2

IV

Tumbuh dan bina

V

Pertahankan dan

pelihara (strategi tidak berubah)

VI

Panen atau divestasi

(kawasan terikat atau jual habis

kewaspadaan)

1 VII

Pertahankan dan

pelihara (diversifikasi

konsentrasi)

VIII

Panen atau

divestasi (diversifikasi

kongklomerasi)

IX

Panen atau divestasi

(likuidasi)

Sumber Rangkuti 2001

Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT sebagai berikut

[1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan ancaman di sel

masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan peluang-

peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)

[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO

(Weakneses Opportunities)

[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)

[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelamahan dan

ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi WT

(Weakneses Threaths) [6]

Tabel 94 Matriks SWOT

IFAS

EFAS

Kekuatan (S) Tentukan factor kekuatan

Internal

Kelemahan (W) Tentukan factor

kelemahan Internal

Peluang (O) Tentukan factor

Peluang Eksternal

Strategi SO Ciptakan Strategi yang

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

Strategi OW Ciptakan Strategi yang

meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Ancaman (T) Tentukan factor

ancaman Eksternal

Strategi ST Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi TW Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman

Diadopsi dari Rangkuti 2001

61

Penjelasan

a) Strategi SO (Strengths Opportunities)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya

b) Strategi ST (Strengths Threaths)

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek

untuk mengatasi ancaman

c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

d) Strategi WT (Weaknesses Threaths)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman

94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning Matrix)

Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan

Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa

alternatif strategi yang telah dipilih

QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif

(relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk

diimplementasikan (Umar 1999)

Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut

[1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan di sebelah kiri

QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks [2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama

dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I [3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi

yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE

[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara

meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 =

sangat menarik [5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight

dengan Attractives Score pada masing-maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi

[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing-maisng kolom

QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang

menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir

62

Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)

Faktor Utama Weight Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Faktor Internal

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Total

Sumber Umar 2002

AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score

Penggunaan Analisis SWOT Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu

Mutiara Kabupaten Jembrana Bali

1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan Indikator-

indikator Internal

No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan

1 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 Kekuatan

2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan

3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan

4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan

5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan

6 Harga minuman 500 290 Kekuatan

7 Kemudahan dalam mencapai lokasi 477 235 Kelemahan

8

Kejelasan jalur rute yang

dilalui menuju objek wisata 512 230 Kelemahan

9

Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur

Pamfletdan lainnya) 512 260 Kekuatan

10

Penyampaian informasi melalui

website 555 270 Kekuatan

11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan) 395 250 Kelemahan

12

Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam berbagai bahasa 543 235 Kelemahan

13

Program pendidikan dan

pelatihan bagi petugas 445 175 Kelemahan

14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan

63

No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan

15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan

16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet ) 550 310 Kekuatan

17

Sarana dan prasarana yang

memadai ( tempat parkir ) 560 355 Kekuatan

18 Rute perjalanan pengunjung didalam taman kupu-kupu 463 155 Kelemahan

19

Proses penyambutan

kedatangan wisatawan 495 250 Kelemahan

20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan

TOTAL 100

2 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman Indikator-indikator

Eksternal

No Indikator Eksternal Bobot () Rating Keterangan

1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang

2 Sumber daya manusia yang professional 798 270

Peluang

3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang

4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang

5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang

6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang

7 Kebijakan pemerintah di bidang

pariwisata 618 245 Ancaman

8 Bantuan dan dukungan

pemerintah 607 205 Ancaman

9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman

10 Pengawasan masyarakat

terhadap objek wisata 670 260 Peluang

11 Kondisi ekonomi regional dan nasional 641 265

Peluang

12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman

13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang

14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang

TOTAL 100

3 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS Matrix)

Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor

Kekuatan (strenghts)

1 Sarana dan prasarana yang

memadai ( tempat parkir )

560 355 020

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 022

3 Fasilitas pendukung yang tersedia 550 310 017

64

Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor

( toilet )

4 Kondisi lanskap (landscape) 591 305 018

5 Keunikan penangkaran 661 305 020

6 Pelayanan yang diberikan 520 300 016

7 Harga tiket masuk 596 290 017

8 Harga minuman 500 290 015

9 Penyampaian informasi melalui

website

555 270 015

10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur)

512 260 013

Kelemahan (weakness)

1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)

395 250 010

2 Proses penyambutan kedatangan

wisatawan

495 250 012

3 Harga marchendise 413 240 010

4 Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam berbagai bahasa

543 235 013

5 Kemudahan dalam mencapai lokasi

477 235 011

6 Kejelasan jalur rute yang dilalui

menuju objek wisata

512 230 012

7 Penampilan petugas 244 175 004

8 Program pendidikan dan pelatihan

bagi petugas

445 175 008

9 Keramahtamahan petugas 280 175 005

10 Rute perjalanan pengunjung

didalam taman kupu-kupu

463 155 007

Total 100 265

Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-

rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk

masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari

indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah

265

65

4 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor strategis eksternal Bobot () Rating Skor

Peluang (opportunities)

1 Keanekaragaman pengunjung 785 345 027

2 Lokasi objek wisata 817 335 027

3 Motivasi pengunjung 745 330 025

4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 025

5 Keamanan pengunjung 772 325 025

6 Pemandangan alam sekitar 727 315 023

7 Sumber daya manusia yang

profesional

798 270 022

8 Penerapan teknologi informasi 775 265 021

9 Kondisi ekonomi regional dan

nasional

641 265 017

10 Pengawasan masyarakat terhadap

objek wisata

670 260 017

Ancaman (threats)

1 Kondisi ekonomi global 631 250 016

2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata

618 245 015

3 Peran serta masyarakat 648 205 013

4 Bantuan dan dukungan pemerintah

607 205 012

Total 100 285

Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata

pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil

rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-

indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil

skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285

5 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini

Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X Total nilai ifas

T

O

T A

L

N

I

L A

I

4 3 (285) 2 1

3

I

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi vertical)

II

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi horizontal)

III

Pertahankan dan

pelihara

(pertumbuhan

berputar)

(265)

2

IV

Tumbuh dan bina

V

Pertahankan dan

pelihara (strategi tidak berubah)

VI

Panen atau divestasi

(kawasan terikat atau jual habis

kewaspadaan)

1 VII VIII IX

66

E F

A

S

Pertahankan dan pelihara (diversifikasi

konsentrasi)

Panen atau divestasi (diversifikasi

kongklomerasi)

Panen atau divestasi (likuidasi)

6 Matrik SWOT

Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-

kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan

eksternal dengan menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi pengembangan

Matrik SWOT

IFAS

EFAS

STRENGHTS (S)

1 Sarana dan prasarana yang

memadai (tempat parkir)

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu

3 Fasilitas pendukung yang tersedia (toilet)

4 Kondisi lanskap

(landscape) 5 Keunikan

penangkaran 6 Pelayanan yang

diberikan 7 Harga tiket masuk

8 Harga minuman

9 Penyampaian informasi melalui

website 10 Penyampaian

informasi melalui mass media cetak

(broshur)

WEAKNESESS (W)

1 Penyampaian informasi melalui mass media

audio visual (iklan) 2 Proses penyambutan

kedatangan wisatawan 3 Keterjangkauan harga

merchandise 4 Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam

berbagai bahasa 5 Kemudahan dalam

mencapai lokasi 6 Kejelasan jalurrute

yang dilalui menuju objek wisata

7 Penampilan petugas 8 Program pendidikan

dan pelatihan bagi

petugas 9 Keramahtamahan

petugas 10 Rute perjalanan

pengunjung didalam taman kupu-kupu

OPPORTUNITIES (O)

1 Keanekaragaman pengunjung

2 Lokasi objek wisata

3 Motivasi pengunjung

4 Keamanan lokasi

objek wisata 5 Keamanan

pengunjung 6 Pemandangan

STRATEGI SO

Bekerjasama

dengan masyarakat dalam

mengawasi objek wisata Taman

Kupu-kupu

Meningkatkan

keamanan baik

keamanan

pengunjung maupun

STRATEGI WO

Meningkatkan

kualitas sumber daya manusia

dibidang pariwisata

67

alam sekitar 7 Sumber daya

manusia yang professional

8 Penerapan teknologi

informasi 9 Kondisi ekonomi

regional dan

nasional 10 Pengawasan

masyarakat terhadap objek

wisata

keamanan lokasi objek wisata

Membangun

penangkaran kupu-kupu

dilokasi lain

THREATS (T) 1 Kondisi ekonomi

global

2 Kebijakan pemerntah

dibidang pariwisata

3 Peran serta masyarakat

4 Bantuan dan dukungan

pemerinah

STRATEGI ST

Memberikan

perbedaan harga

tiket masuk

Pemberdayaan

masyarakat

STRATEGI WT

Promosi dan publikasi

secara besar-besaran

dan dilakukan dengan

gencar

Meningkatkan jenis

pelayanan yang

ditawarkan

Meningkatkan peran

serta pemerintah

68

BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT

ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA

101 Logika Kerja SPC Gambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi

operasi dan sistem penyampaian jasa dalam suatu perusahaan dengan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut

Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)

Sumber Hesket (1994)

James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan yang baik pada pelanggan

dalam pendapatnya tentang rantai keuntungan pelayanan Sehubungan dengan

kepuasan pelanggan dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan

karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan

keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang

diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan

Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya

operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik

terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan

Internal

Service

Quality

Fasilitas

Kerja

Motivasi

Material dan

Non Material

Employee

Satisfaction

(Kepuasan

Karyawan

Hotel)

External

Service

Values

(Kualitas

Pelayanan

Karyawan

Hotel)

Customer

Satisfaction

(Kepuasan

Wisatawan)

Customer

Loyalty

(Loyalitas

Wisatawan)

Revenue Growth

(Pendapatan)

Profitability (Keuntungan)

69

kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan

pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada the next process (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian

Anda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baik

Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih lama (employee retention) dan

juga meningkatkan produktivitas kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas

pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan Pelanggan yang

puas akan cenderung bersikap loyal dan pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang diberkan oleh pelanggan

Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan)

dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan

dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan

Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak

karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ―The Service-Profit-Chain

tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara

umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan

Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan

disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka

Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja

Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan

eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan

kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut

102 Kualitas layanan internal (internal service quality) Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu

hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan konsumen (Gronroos 1990)

kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan

konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan

mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya

Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen

industri jasa tersebut

70

Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan

bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi

keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ―A Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for example Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung

dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar

departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam

bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara

empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)

Senada dengan pernyataan di atas OlsquoConnor (2001) dalam artikelnya

Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ―people behave as they are measured and drive action as they are rewarded yang berarti

orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa setiap

individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan

kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan

mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang

berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang

kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)

103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan

kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan

yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu

perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)

Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang

profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi

untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai

Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan

profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan dapat menjadi

kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan

71

104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak

otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas

serta aspek-aspek lainnya Banyak terjadi karyawan ditekan untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan

peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak

kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan

kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya

Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah

pasti berasal dari para karyawan yang betah bekerja di perusahaan tidak

hanya betah tetapi juga bergerak dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak

terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada

perusahaan

105 Nilai layanan eksternal (external service value) Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang

dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama service delivery

Possitive Value inilah yang merupakan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan

(perception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka

yang bermuara kepada puastidaknya mereka

106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis

bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu

usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat

meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)

107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan

dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak

perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang

pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya

Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang

dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari

produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan

menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut

(word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari

72

komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini

bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan

mengatakan hal-hal yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap

perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika

ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai

faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan

faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial

108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi

1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara

signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin

secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada

pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan

Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari

produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi

perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik

109 Profitabilitas (Profitability) Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat

aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan

terhadap total keuntungan perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang

menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan

sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya

mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan

1010 Hipotesis SPC [1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan

[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan

[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal [4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan

[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan [6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan

[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas [8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan

internal

[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal

73

Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan

(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee Satisfaction

(H1)

Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan

Employee Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini

berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada

kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)

Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan

Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti

semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)

Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti

semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

1000 790

790 1000

000

000

81 81

81 81

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

EmployeeSatisfaction

InternalServiceQuality

Corre lations

1000 783

783 1000

000

000

81 81

81 81

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

EmployeeLoyalty

EmployeeSatisfaction

Corre lations

1000 815

815 1000

000

000

59 59

59 59

External Service Value

Employee Loyalty

External Service Value

Employee Loyalty

External Service Value

Employee Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

ExternalService Value

EmployeeLoyalty

74

(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)

Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini

berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada

Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi

ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)

Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan

Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara

Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada

Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth (H6)

Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali

maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability (H7)

Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan

Profitability terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali

maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada

Correlations

1000 760

760 1000

000

000

59 59

59 59

Customer Satisfac tion

External Service Value

Customer Satisfac tion

External Service Value

Customer Satisfac tion

External Service Value

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

CustomerSatisfaction

ExternalService Value

Corre lations

1000 622

622 1000

000

000

59 59

59 59

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

CustomerLoyalty

CustomerSatisfaction

Correlations

1000 935

935 1000

000

000

59 59

59 59

Revenue Growth

Customer Loyalty

Revenue Growth

Customer Loyalty

Revenue Growth

Customer Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

RevenueGrowth

CustomerLoyalty

75

Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini

significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)

Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti

meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)

Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti

meningkatnya Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant

(disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

1000 875

875 1000

000

000

59 59

59 59

Profitability

Customer Loyalty

Profitability

Customer Loyalty

Profitability

Customer Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

ProfitabilityCustomer

Loyalty

Correlations

1000 457

457 1000

000

000

81 81

81 81

Internal Service Quality

Revenue Growth

Internal Service Quality

Revenue Growth

Internal Service Quality

Revenue Growth

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

InternalServiceQuality

RevenueGrowth

Corre lations

1000 634

634 1000

000

000

81 81

81 81

Internal Service Quality

Profitability

Internal Service Quality

Profitability

Internal Service Quality

Profitability

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

InternalServiceQuality Profitability

76

BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN

PARIWISATA

111 Filosofis Analisis Faktor Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) ―Analisis faktor adalah

alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum

dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas

Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami

oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban

responden lain

Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap

skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ―Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan

skor total adalah 03 (r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid

Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas

Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang

Santoso dan Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ―Cara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar

antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebut

Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-

pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala

likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat

Merpati Nusantara Airlines Denpasar Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ―Setelah data valid

dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis

faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor)

112 Tahapan Analisis Faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor

yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut

(1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada

semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity

77

pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan

Anti Image Matrices (2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk

memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain

(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil

(nilai eigen value di atas) (4) Uji keakuratan model

Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya Ekakarya Bedugul

Bali

(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang

ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan

penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas

apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket

tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut

Hasil Pengujian Validitas

Variabel Koefisien

Korelasi

Tingkat

Signifikan

Keterangan

Q1 0403 0000 Valid

Q2 0541 0000 Valid

Q3 0501 0000 Valid

Q4 0441 0000 Valid

Q5 0561 0000 Valid

Q6 0528 0000 Valid

Q7 0622 0000 Valid

Q8 0620 0000 Valid

Q9 0608 0000 Valid

Q10 0529 0000 Valid

Q11 0437 0000 Valid

Q12 0506 0000 Valid

Q13 0618 0000 Valid

Q14 0564 0000 Valid

Q15 0623 0000 Valid

Q16 0579 0000 Valid

Q17 0559 0000 Valid

Q18 0581 0000 Valid

Q19 0655 0000 Valid

Q20 0561 0000 Valid

78

Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa tingkat validitas

untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket

yang dibuat sudah valid

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin

besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang

dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah

060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha

cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable

(2) Analisis Faktor

a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai

variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke

Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang

b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi

dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar

variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan

nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor

Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran

nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah

Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara

membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan

koefisein korelasi parsialnya Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian

analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika

harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti

kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak

dapat diterima

Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706

Bartletts Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548

df 190

Sig 000

79

Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran

nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang

sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang

menengah

Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi

adalah sebagai berikut

Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa

kesalahan oleh variabel yang lainnya

Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut

masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut

Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0)

maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya

Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Variabel Nilai MSA Variabel Nilai MSA

Anti-image Correlation

Q1 069

Anti-image Correlation

Q11 073

Q2 081 Q12 072

Q3 072 Q13 081

Q4 070 Q14 062

Q5 068 Q15 069

Q6 065 Q16 073

Q7 068 Q17 065

Q8 069 Q18 065

Q9 082 Q19 069

Q10 084 Q20 066

Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05)

dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor

tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05

c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor

Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu

melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk

maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan

dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada Tabel 94

Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor

yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari

80

variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk

Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat

hubungannya dengan faktor yang terbentuk Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan

dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi

setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang

bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan

eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam

menghitung jumlah faktor yang terbentuk

Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan

Metode Principal Component Analysis Variabel Kode Initial Extraction

Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996

Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934

Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773

Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972

Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596

Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593

Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841

Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808

Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567

Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232

KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826

Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828

Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259

Harga Cinderamata Q14 1000 0936124

Keindahan Alam Q15 1000 0946298

Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144

Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503

Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213

Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454

Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878

Extraction Method Principal Component Analysis

Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar dari 10 Kelima faktor tersebut

menjelaskan (819442) total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan

untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali

Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu

Component Initial Eigenvalues

Total of Variance Cumulative

1 6218104 3109052 3109052

2 3486107 1743054 4852106

3 3054687 1527343 6379449

4 2081223 1040612 7420061

5 1548718 774359 819442

Extraction Method Principal Component Analysis

81

d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor

Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling

optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam penelitian ini pada lima faktor

yang terbentuk melalui rotasi faktor Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang

lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini

rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang

menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses

penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam

tabelberikut

Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi

Component

1 2 3 4 5

Q1 024 853 165 -081 080

Q2 061 924 124 201 050

Q3 041 952 149 129 -004

Q4 083 915 061 000 074

Q5 891 069 089 -005 035

Q6 806 007 164 -008 037

Q7 934 056 119 077 036

Q8 922 044 141 083 031

Q9 873 052 130 082 075

Q10 147 -049 052 827 178

Q11 -086 033 091 713 219

Q12 -052 171 007 801 250

Q13 213 075 149 862 044

Q14 076 041 088 215 935

Q15 049 055 129 359 892

Q16 074 101 130 162 933

Q17 149 096 892 008 095

Q18 082 089 877 143 111

Q19 173 227 848 111 108

Q20 211 103 793 056 040

Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax

with Kaiser Normalization

a Rotation converged in 5 iterations

Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96

82

terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa

dimasukkan sebagai komponen faktor

e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor

Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk

berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali

Nama Faktor Kode Nama Variabel Factor Loading

Explained Variance

Faktor 1

(Fasilitas)

Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891

31 Q6 Fasilitas Rekreasi 806

Q7 Fasilitas Bermain 934

Q8 Ketersediaan Cinderamata 922

Q9 Ketersediaan Informasi 873

Faktor 2

(Kemudahan menuju Lokasi)

Q1 Jarak Menuju Lokasi 853

17

Q2 Waktu tempuh Menuju

lokasi 924

Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952

Q4 Lingkungan Kebun Raya 915

Faktor 3

(Keunikan dan

Pelayanan)

Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892

15

Q18 Keamanan di areal Kebun 877

Q19 Kecepatan Pelayanan Informasi

848

Q20 Pelayanan Tiket masuk 793

Faktor 4 (Harga)

Q10 Kapasitas Parkir 827

10 Q11 KetersediaanTempat Sampah 713

Q12 Harga Tiket Masuk 801

Q13 Harga Sewa fasilitas 862

Faktor 5 (Keindahan

dan Kelangkaan

Tanaman)

Q14 Harga Cinderamata 935

77 Q15 Keindahan Alam 892

Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933

Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun

Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut

1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap

wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini

terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan

factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan

Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873

2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue

83

3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini

terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan

factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915

3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan

Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan

eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15

Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya

dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793

4) Faktor keempat adalah faktor Harga

Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup

terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10

Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor

loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862

5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan Tanaman

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terkecil terhadap

wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini

terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892

dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933

f) Uji Ketepatan Model

Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi

yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi

berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31

residual dengan signifikansi 005

ldquoResiduals are computed between observed and reproduced correlations There are 31 (160) nonredundant residuals with absolute values greater than 005rdquo

Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005

84

BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS

121 Filososfi MDS Mutidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu

obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara

obyek dalam ruang multidimensi

MDS is not so much an exact procedure as rather a way to rearrange objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing lack of fit) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)

MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang

memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan

(similarity) atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi

122 Konsep Persepsi Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah

bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya

untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001

522) mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan

selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi

Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut

akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis

ecotourism saat ini di Bali

Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan dibawah ini

85

Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi

123 Konsep Positioning

Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang

disukai konsumen berlaku untuk produk perusahaan bahkan destinasi

pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing

Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni

1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan

atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda

2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing

sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung

yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk

3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini

perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang

digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya 4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing

sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat

pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya

5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak

86

tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara

maksimal 6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus

merancang program yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan

kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau

propaganda atau promosi 7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau

setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan

setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri

Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning Obyek Wisata

ldquoEcotourismrdquo Bali

Respondensampel ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku bagi semua wisatawan

mancanegara yang kebetulan sedang berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali

Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas kesalahan yang diinginkan hanya

sebesar 10 Karena rata rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995 maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan

menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)

Atribut-atribut yang di nilai berupa ―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh responden untuk

dibandingkan dengan obyek wisata sejenis Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan adalah sebagai berikut

Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali

Kemiripan KR Bali (KREK)

Bali Marine Park (BMP)

Bali Elephant Safari Park

(BESP)

Bali Barat National Park

(BBNP)

Bali Butterfly

Park (BBP)

Bali Reptile Park (BRP)

Bali Sangeh Monkey

Forest (BSMF)

Botanic

Garden Ubud (BGU)

KREK 0

BMP 12345 0

BESP 12345 12345 0

BBNP 12345 12345 12345 0

BBP 12345 12345 12345 12345 0

BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0

BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0

BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0

Catatan ―0 tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ―12345 pilihan skala kemiripan obyek wisata

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi

dan preferensi para responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro (2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur

perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan

persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi MDS juga disebut

perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah

87

mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi

ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses analisis akan digunakan software SPSS versi 16 Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh responden yang

mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan penilain sekala likert dengan rentang nilai

antara 1 sampai dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut

[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat mirip

[2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan bisa mirip

atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan tidak mirip

[5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat tidak

mirip

Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau

multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari

masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar berikut ini

Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2

Number Name

1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 -3280

3 BESP_3 11067 -2716 4 BBNP_4 -6382 -14174

5 BBP_5 -2081 15152

6 BRP_6 7396 15151 7 BSMP_7 -1144 -9517

8 BGU_8 -12427 3632

Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian ini antara lain

(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut

―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayanan

88

KR Bali

(KREK_1)

Bali

Marine

Park

(BMP_2)

Bali Elephant

Safari

Park

(BESP_3)

Bali Barat

National

Park

(BBNP_4)

Bali

Butterfly

Park

(BBP_5)

Bali

Reptile

Park

(BRP_6)

Bali Sangeh

Monkey

Forest

(BSMF_7)

Botanic

Garden

Ubud

(BGU_8)

Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di Bali

Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian terhadap obyek

wisata yang sejenis menggambarkan bahwa jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap

memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-obyek wisata memiliki perbedaan

ditunjukkan oleh jauhnya jarak diantara obyek pada peta MDS

(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden

Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali (2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan obyek wisata

(BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki

kemiripan dalam satu kelompoknya

(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3) dan koordinatnya berada

cukup jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya (4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali Bali

mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah (BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4) Bali Barat National Park karena dipersepsikan

memiliki kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya berkunjung ke tempat

tersebut yakni wisatawan kelompok atau mass-touristrsquos group seperti

kelompok atau group karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya

Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji apakah para

responden sudah mengisi skala kemiripan antara obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya adalah apakah para responden mempunyai

sikap yang sama (homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam memberikan

penilaian mengenai kemiripan obyek wisata

89

Kesamaan Sikap Responden

Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan menunjukkan garis ke kanan atas

hal ini membuktikan adanya kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian

Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud

walaupun tidak berada dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat dengan

Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok obyek wisata yang dianggap memiliki

kemiripan diantara mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud

Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari Park dan koordinatnya berada cukup

jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya Analisis posisioning dengan mengukur persepsi wisatawan terhadap

obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya dapat menggambarkan

kelompok-kelompok obyek wisata ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa

sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis

untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud

90

BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION

MODELLING (SEM)

131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling

Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang

dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang

tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan

untuk menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis SEM berbasis pada analisis

covarians sehingga memberikan matriks covarians yang lebih akurat dari pada

analisis regresi linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure (AMOS) atau

LISREL SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering muncul dalam

dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena

SEM hanyalah untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model

teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah sebagai berikut

[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan metode jalur analisis pada regresi linear

[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan bertingkat secara serempak atau simultan

[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data

kuesioner yang melibatkan persepsi

[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis

regresi linear secara serempak [5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat

dilakukan dengan analisis regresi linear

[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi

normalitas pada data [7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order

untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik

132 Tahapan dan Kristeria SEM Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus

ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut

adalah sebagai berikut ini [1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis

[2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan Struktural

dan Model Pengukuran

91

[4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan Estimasi Model yang

diusulkan

Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model)

Model Struktur Persamaan (Structure Equation Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah identifikasi

Standard error yang besar untuk satu atau beberapa koefisien

Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang

seharusnya disajikan

Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error

yang negatif

Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi

yang didapat (misal ge 09) [6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit

Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio chi-square

statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA)

Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of

Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)

Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted

Uji Validitas

Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas Outliers

Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian dan modifikasi

model

Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan maka dilakukan

pengujian hipotesis dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur

kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan juga menggunakan SEM sebagai

alat uji model seperti pada penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah variabel

dengan menguji struktur dari hubungan di antara variabel-variabel yang ada

dalam model Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan yakni

Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model

pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural

Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk

menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model

yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square (χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat

probabilitas di atas 005 menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data

observasi dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2 cenderung

meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan dampak dari jumlah sampel

92

dikembangkan kriteria rasio χ2 terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df

untuk model yang baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998) Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah persamaan model

struktural

Tabel 131

Kriteria Kelayakan Model

Goodness of Fit Index Cut off Value

X2-Chi Square Diharapkan Kecil

Significance Probability ge 005

RMSEA le 005

GFI ge 090

AGFI ge 090

CMINDF le 300

TLI ge 095

CFI ge 095

Sumber Hair et al (1998)

Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan sebagai berikut ini

1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi

dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel

lt 200 2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off

value sebesar p ge 005 3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah

ukuran model yang mencoba memperbaiki kecenderungan chisquare yang

cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit

4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi

tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1

(mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit) 5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI adalah analog

dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi degree of freedom model dengan model lain yang

dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le AGFI lt 09 adalah

marginal fit 6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of freedom)

diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi dengan degree of freedom

7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative incremental fit

index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model

8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin

mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi

Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS

93

Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di

Bali

Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian Topik penelitian ditelaah

secara mendalam dan hubungan antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas

wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori atau tidak Langkah ini mutlak harus

dilakukan dan setiap hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut

harus mempunyai dukungan teori yang kuat Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian hasil observasi

lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi

sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model loyalitas wisatawan yakni hubungan

antara variabel laten motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal

(X2) terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan (Y2) dan loyalitas wisatawan (Y3) Konfirmasi selanjutnya adalah menguji hubungan

antara variabel laten citra destinasi (Y1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y2) dan selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten

kepuasan wisatawan (Y2) terhadap variabel laten loyalitas wisatawan (Y3) Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri

dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat

indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel

loyalitas wisatawan

1) Pengujian model teoritis

Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang

kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa

asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti

Gambar berikut ini

Keterangan

Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13= Pengetahuan

dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15= Bertemu orang dan

bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman

Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari

X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu luang X27=

Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29= Makanan dan minuman

X210= Fasilitas dan pelayanan X211= Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213= Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan

X215= Pemandu wisata

94

Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali Y14=

Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas politik dan

ekonomi Y17= Suasana Bali

Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari

Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24= Pelayanan

Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari

Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi

Gambar Uji Konstruk Penelitian

Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan bahwa model belum dapat

dikatakan fit sehingga memerlukan modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis model struktural SEM seperti Tabel berikut ini

Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis

Goodness of Fit Index

Cut off Value Result Keterangan

X2-Chi Square Diharapkan

Kecil

2314884 Kurang baik

RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai

GFI ge 090 0722 Kurang baik

AGFI ge 090 0684 Kurang baik

CMINDF le 300 3957 Kurang baik

TLI ge 095 0708 Kurang baik

CFI ge 095 0729 Kurang baik

Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang

kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling

overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan

memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)

95

Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel

latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di

lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang

menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama

sekalipun Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk (Yoon dan Uysal

(2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan

modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan

meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002) Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap

indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara

teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan

overlapping (Ferdinand 2002)

2) Modifikasi Model

Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang

kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya

Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya

menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini

Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA

Variabel Kode Indikator Estimate SRW

Motivasi

Internal X16

Meningkatkan kesehatan dan

kebugaran 0776

X17 Latihan fisik 0753

X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507

Motivasi

Eksternal

X24 Harga-harga di Bali 0517

X26 Keuntungan liburan di Bali 0505

X27 Transportasi ke Bali 0656

X28 Jarak dari negara asal 0680

X29 Kuliner Bali 0544

X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di

Bali 0666

X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714

X212 Pelayanan imigrasi 0663

X213 Keamanan pulau Bali 0673

96

Variabel Kode Indikator Estimate SRW

X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684

X215 Pelayanan pramuwisata 0711

Citra Destinasi

Y13 Budaya Bali yang unik 0550

Y14 Masyarakat yang ramah 0702

Y15 Infrastruktur pariwisata yang

lengkap 0736

Y17 Suasana yang nyaman 0648

Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780

Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799

Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810

Y24 Pelayanan selama berlibur 0808

Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756

Y32 Kerelaan merekomendasi 0877

Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005

Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa kovariansi terjadi

antara error dari suatu variabel dengan error-error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang diteliti mengalami overlapping atau saling

berkorelasi

Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih

Modifikasi Indices

Saling berkorelasi Estimate P

X2 lt--gt X1 Motivasi

eksternal

lt-

-gt

Motivasi

internal

0070

e23 lt--gt e22 Pelayanan

pramuwisata

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0170

e20 lt--gt e21 Pelayanan

imigrasi

lt-

-gt

Keamanan

pulau Bali

0129

e21 lt--gt e22 Keamanan

pulau Bali

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0096

e20 lt--gt e22 Pelayanan

imigrasi

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0100

e27 lt--gt e37 Masyarakat yang ramah

lt--gt

Loyalitas Wisatawan

0071

e30 lt--gt e37 Suasana yang

nyaman

lt--gt

Loyalitas Wisatawan

0050

e14 lt--gt e12 Keuntungan

liburan di

Bali

lt-

-gt

Harga-harga di

Bali

0068

e14 lt--gt e39 Keuntungan

liburan di Bali

lt-

-gt

Citra Destinasi 0062

e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat dan

lt--gt

Motivasi eksternal

0070

97

Modifikasi

Indices

Saling berkorelasi Estimate P

teman

e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali

lt--gt

Merekomendasi Teman

-0047

e28 lt--gt e31 Infrastruktur

pariwisata yang lengkap

lt-

-gt

Daya tarik dan

obyek wisata

0046

e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan

hotel di Bali

lt--gt

Keamanan pulau Bali

-0073

e19 lt--gt e23 Fasilitas

kesehatan di

Bali

lt-

-gt

Pelayanan

pramuwisata

0054

e15 lt--gt e21 Transportasi

ke Bali

lt-

-gt

Keamanan

pulau Bali

-0065

Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator yang mengalami

overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices

dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti

Gambar berikut ini

Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara

Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria kelayakan model

dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing

hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut

98

Tabel Hasil Modifikasi Model

Goodness of Fit Index

Cut off Value

Uji

Pertama

Uji

Kedua

Hasil Kesimpulan

X2-Chi Square

- 2314884 429050 Baik Baik

RMSEA le 005 0086 0053 Lebih

Baik

Cukup baik

GFI ge 090 0722 0910 Lebih

Baik

Baik

AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik

Cukup baik

CMINDF le 300 3957 2114 Lebih

Baik

Baik

TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik

Cukup baik

CFI ge 095 0729 0943 Lebih

Baik

Cukup baik

Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan

dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF

TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis

Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidimensionalitas melalui uji

Confirmatary Factor Analysis dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua

akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni kriteria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

3) Pengujian Hipotesis

Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya Pengujian

delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural

Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan

Citra

Destinasi (Y1)

Motivasi

Internal (X1)

-0047 -0031 0092 -0509 0611 Tidak

signifikan

Citra

Destinasi (Y1)

Motivasi

Eksternal (X2)

0690 0659 0078 8808 Signifikan

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

Motivasi

Internal (X1)

0060 0041 0077 0780 0435 Tidak

signifikan

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

Motivasi

Eksternal (X2)

-0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak

signifikan

Kepuasan

Wisatawan

(Y2)

Citra

Destinasi

(Y1)

0833 0871 0083 10019 Signifikan

99

Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

0562 0560 0066 8468 Signifikan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Motivasi

Eksternal (X2)

0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Motivasi

Internal (X1)

-0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak

signifikan

Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio

P=Probability

Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut

[1] Pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

ditunjukkan oleh nilai CR (critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar 0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat

untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia

mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut rupanya belum didukung oleh

data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk

(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran

dan (X17) latihan fisik tidaklah cocok dengan data empiris atribut destinasi

pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung dengan citra destinasi

pariwisata Bali

[2] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

menunjukkan nilai CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas

sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil

dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan

terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah

hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26)

keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari

100

negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali

(X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan pulau Bali (X214) pelayanan Biro perjalanan wisata dan (X215) pelayanan

pramuwisata

[3] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata

di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan

probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan

probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia

mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut

belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah

pengaruh yang tidak signifikan

[4] Pengaruh (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y2) kepuasan wisatawan

menunjukkan nilai CR sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai

tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2)

kepuasan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang

signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan

akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali

[5] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal

wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai

tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai CR yang lebih kecil dari

196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal

wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut tidak didukung

oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna

jika semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas wisatawan akan

semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif

meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan

semakin menurun

101

[6] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

menunjukkan CR sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR

tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut

destinasi) wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data

empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi

derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan semakin meningkat Indikator dari

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali

adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26) keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari

negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan

pulau Bali (X214) pelayanan biro perjalanan dan (X215) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi

faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang

kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata

[7] Pengaruh (Y1) citra destinasi Bali terhadap (Y2) kepuasan wisatawan

lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y1) citra destinasi

terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk

penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196 dan

probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y1) citra destinasi berpengaruh signifikan terhadap (Y2)

kepuasan wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah

pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali

maka derajat kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap

destinasi pariwisata Bali akan semakin meningkat

[8] Pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR sebesar

8468 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196

dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa (Y2) kepuasan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel

tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi

102

adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar

8468 bermakna jika semakin meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut

usia mancanegara akan semakin meningkat Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia terhadap pariwisata Bali

meliputi indikator (Y21) daya tarik dan obyek wisata (Y22) perjalanan dari dan ke Bali (Y23) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24)

pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan

wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan

derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali

4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian

Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung

(Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh

gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung

dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut

Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas Wisatawan Lanjut

Usia Pengaruh Variabel X1

M_Internal

X2

M_Eksternal

Y1

(Citra)

Y2

(Kepuasan)

Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000

Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560

Direct Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000

Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560

Indirect Effects

Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000

Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000

Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000

Catatan

a) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression

Weights

Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia

dapat dijelaskan sebagai berikut

[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi

secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan wisatawan dengan bobot

terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar 0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar

0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas

wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya [2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi

secara gabungan oleh (Y1) variabel citra destinasi dengan bobot terbesar

yakni 0871 kemudian oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi

memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya

103

[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel (X2)

motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi

(Y1) [4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung

antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871 jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)

motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar

0659 pengaruh langsung antara (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung

antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193

[5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar adalah pengaruh tidak langsung antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan

wisatawan dengan bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan

pengaruh tidak langsung antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung

antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0255

Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara

ditentukan secara gabungan oleh variabel kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal Variabel kepuasan wisatawan adalah

variabel yang paling menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan

dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003) dan Chi (2005)

Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan motivasi eksternal dan

motivasi internal tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi memiliki peranan yang paling dominan

dalam hubungannnya dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005)

Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)

Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003)

Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013) Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna

bahwa variabel motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap variabel

kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil pengujian pengaruh

tidak langsung antara variabel motivasi eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap

kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)

104

BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK

SEGMENTASI PASAR WISATAWAN

141 Filosofi Segmen Pasar Pasar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa

disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono (2003) segmen pasar

adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama

Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi

yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen

Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan

adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka

dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-

kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen

1411 Segmentasi pasar

Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses

dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka

untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama

Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi pasar sebagai berikut ―market segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mix menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam

kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan

strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu

1) Geographic Segmentation Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar

berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi

berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan

memberikan variasi lokal

Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan segmen

yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar

sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan

105

Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok

perkotaan pinggiran kota dan pedesaan

Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk

diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar

2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan

dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena keinginan preferensi dan tingkat pemakaian

konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah

diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut

variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar

Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan dengan usia

Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar

Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan

suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan

Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk

segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan

beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan

rendah menengah dan tinggi

Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam

segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan

wiraswata

Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan

karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan

haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti

Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu

diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan

Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu

diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan

sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju

Generasi Banyak penelitian yang kini mulai memperhatikan

segmentasi berdasarkan variabel generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran bahwa generasi dipengaruhi oleh

lingkungan dimana konsumen dibesarkan

3) Psychographic Segmentation

Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam

kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok

social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau

berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas

akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk

106

merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas

yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan

kepribadian

Gaya hidup pada segmen ini menunjukan bagaimana cara

konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok

terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti

kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk

jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki

peluang bagi para pemasar

Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa

menunjukkan pada sikap individu kepada perusahaan dalam

penentuan segmen pasar

4) Behavior Segmentation Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan

pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau

respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu

Kejadian

Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau

memakai suatu produk

Manfaat

Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang

dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat

dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan

mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga

Status pemakaian

Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan

pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan

Tahap kesiapan

Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak

menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari

beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli

Sikap

Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh

tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci

Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat dikemukakan

bahwa segmentasi pasar merupakan penggolongan pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih spesifik atau homogen dengan

golongan yang bervariasi

107

1412 Pola Segmentasi Pasar

Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok-kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses

identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan Menurut Kotler (2005) segmen pasar dapat dibentuk dengan banyak

cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain

Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar dimana semua

perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari

manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda

dari jenis produk yang sama

Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh

bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam

Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok

preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami

Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen preferensi

dibagi menjadi tiga pola yaitu

Preferensi yang homogen (homogoneous preferences) menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat

dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga

maupun kualitasnya)

Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa

menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka

inginkan dari produk tersebut

Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-

kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual

1413 Segmentasi yang Efektif

Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran

berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar

haruslah

Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit segmen pasar

dapat diukur

Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dapat dilayani

suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran

yang dirancang khusus untuk mereka

Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif

Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan

dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam

bauran pemasaran yang berbeda

Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk

menarik dan melayani segmen-segmen tersebut

Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah

108

Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup

potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk

sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen

Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen

belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli

juga penting

Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya

Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen itu Segmen

yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka

sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam

seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik

Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki

perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar

1414 Strategi Pemilihan Pasar

Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang

akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar

Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal

yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar 1) Market Targeting

Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar

Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang

akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan

Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen pasar untuk

dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk

tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang

Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan

adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama

Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh

lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen

pasar yang bersangkutan

Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang

dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain

Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknya

segmen pasar tertentu apabila perusahaan menyamping dari

tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik

Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani

segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk

109

2) Market Positioning Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai

berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu

yang diusahakan oleh perusahaan

3) Alternatif Strategi Pemilihan

Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu

Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen pasar terbesar

Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan

untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar

baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan

Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar

yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam

segmen pasar tersebut

Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang

menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau

beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan

Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan-perusahaan

besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi

pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani

1415 Manfaat Segmentasi Pasar

Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam

Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling

menguntungkan

Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar

Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi perusahaan

Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan bagaimana

mengalokasikan dana secara lebih baik ke berbagai media

Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi

Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi pasar bermanfaat untuk

Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik

untuk mendapatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan di dalam marketing

Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap respon

marketing yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai segmen

Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan marketing appealnya

110

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat segmentasi

pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif mengarahkan serta

membandingkan kesempatan-kesempatan di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan lebih tepat terhadap berbagai macam

segmen dan agar dapat mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi

1416 Target Pemasaran Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah

menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah

ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut

Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki

Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ―target marketing is a process of evaluating each segments Jadi menurut Kotler

target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan

tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar

142 Alat Analisis Segmentasi Pasar Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab

dengan teknik analisis sebagai berikut

1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi

Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku

konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat

berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik

analisis tabulasi (cross tabulation) 2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation)

Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap-tiap variabel secara

tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan

secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel

berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya

dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan 3) Teknik analisis Chi-square

Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi

dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh

wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat

kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas (1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

111

Keterangan X2 = Chi-square

Fo = Frekuensi yang diobservasi

Fe = Frekuensi yang diharapkan

143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel

berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel

2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin

jumlah anggota keluarga dan status perkawinan

3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan

hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan pembelian

4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah

hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari

menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan

alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan

Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Indikator Definisi

1 Variabel Demografi

Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan

yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia

wisatawan

Jenis

Kelamin(X2)

Variabel jenis kelamin adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan

Status

Pernikahan(X3)

Variabel status pernikahan

adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang

menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status

pernikahan wisatawan

(Fo-Fe) 2

X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash

Fe

(total baris 1) (total kolom 1)

Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash

Total Jumlah

112

No Variabel Indikator Definisi

Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan

Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan

pendapatan wisatawan

Jumlah Keluarga(X6)

Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan

Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan

2 Variabel

Geografi

Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan

variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort

berkenaan dengan Negara asal

3 Variabel Psikografi

Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan

motivasi

4 Variabel

Perilaku Konsumen

Manfaat(X10)

Variabel manfaat adalah variabel

yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan

lokasi fasilitas harga dan pelayanan yang menjadi alas an

tamu menginap pada sebuah

hotel

Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Demografi

Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang terdiri dari variabel

usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga

dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan

gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut

113

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Demografi

No Usia Jumlah

Orang Prosentase

1

15-20 tahun 2 20

21-30 tahun 11 110

31-40 tahun 58 580

41-50 tahun 24 240

gt50 tahun 5 50

Total 100 1000

2

Jenis Kelamin

Pria 65 650

Wanita 35 350

Total 100 1000

3

Status Perkawinan

Menikah 63 630

Tidak menikah 37 370

Total 100 1000

4

Pekerjaan

Pelajar 3 30

PegawaiKaryawan 63 630

Wiraswata 18 180

Dan lainnya 16 160

Total 100 1000

5

Pendapatan

ltUS$1000 36 360

US$1000-US$2500 53 530

gtUS$2500 11 110

Total 100 1000

6

Jumlah Keluarga

1-2 orang 70 700

3-4 orang 25 250

gt5 orang 5 50

Total 100 1000

7

Pendidikan

SD 1 10

SLTP 2 20

SMA 17 170

Perguruan Tinggi 80 800

Total 100 1000

5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi

Negara Asal Jumlah

Orang Prosentase

a Indonesia 38 380

b Belanda 36 360

c Australia 6 60

d Amerika Serikat 4 40 e China 1 10

f Jerman 8 80

g Perancis 2 20 h Dan lainnya 5 50

Total 100 1000

114

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda

360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50

6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi

Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut

Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi

Motivasi perjalanan Jumlah

Orang Prosentase

a Rapat 5 50

b Bisnis 5 50

c Paket Wisata 28 280

d Liburan 57 570

e Pendidikan 4 40

f Dan lainnya 1 10

Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden

berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan

perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50 untuk

Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku Konsumen

Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel prilaku konsumen

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Prilaku Konsumen

Manfaat yang dicari Jumlah

Orang Prosentase

a Lokasi Strategis 49 490

b Pelayanan Cepat 6 60

c Fasilitas Lengkap 34 340

d Kebersihan Hotel 6 60

e Harga Terjangkau 5 50

Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar

wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya

fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang

terjangkau yaitu sebesar 50

115

5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci

sebagai berikut

Variabel Usia

Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga

berpengaruh pada kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel di Bali

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Usia 15-

20

Count 1 0 1 0 0 2

within Usia 500 0 500 0 0 1000

21-

30

Count 5 2 4 0 0 11

within Usia 455 182 364 0 0 1000

31-

40

Count 29 1 22 4 2 58

within Usia 500 17 379 69 34 1000

41-

50

Count 11 2 7 1 3 24

within Usia 458 83 292 42 125 1000

gt50 Count 3 1 0 1 0 5

within Usia 600 200 0 200 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Usia 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak dicari

berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak 490 yang berikutnya

adalah fasilitas yang lengkap yaitu 340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau

sebanyak 50 Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang

responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan

utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun

cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang

lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364 Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan

tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379

Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis

458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau

125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60

116

Variabel Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap

manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat

pada tabel berikut

Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap Kebersihan

hotel Harga yang terjangkau Total

Jenis

Kelamin

Pria Count 35 2 24 1 3 65

within

JenisKelamin 538 31 369 15 46 1000

Wanit

a

Count 14 4 10 5 2 35

within

JenisKelamin 400 114 286 143 57 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

JenisKelamin 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden manfaat yang

dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa

pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang

dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286

Status Perkawinan

Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang Dicari responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi

yang strategis

Pelayanan

yang cepat

Fasilitas

yang lengkap

Kebersihan

hotel

Harga yang

terjangkau

Total

Status Perkawinan

Menikah Count 30 4 21 4 4 63

within Status Perkawinan

476 63 333 63 63 1000

Tidak Menikah

Count 19 2 13 2 1 37

within Status Perkawinan

514 54 351 54 27 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Status Perkawinan

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel

menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah menikah memiliki distribusi pilihan

117

manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang

lengkap sebesar 333 Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang

dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340

Pekerjaan

Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status

sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk

dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi

yang strategis

Pelayanan

yang cepat

Fasilitas

yang lengkap

Kebersihan

hotel

Harga

yang terjangkau

Total

Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3

within Pekerjaan

333 0 667 0 0 1000

Pegawai Count 31 2 25 3 2 63

within Pekerjaan

492 32 397 48 32 1000

Wiraswata Count 7 3 4 1 3 18

within Pekerjaan

389 167 222 56 167 1000

Dan lainnya

Count 10 1 3 2 0 16

within

Pekerjaan 625 62 188 125 0

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Pekerjaan

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan yang

pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap

manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333

Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan

manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397

Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis

sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222 Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas

memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188

Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat

dan 50 karena harga yang terjangkau

118

Pendapatan

Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan

bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan

responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang

terjangkau

Total

Pendapa

tan

ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36

within

Pendapatan 528 83 361 28 0

1000

US$1000-US$2500

Count 26 3 17 5 2 53

within

Pendapatan 491 57 321 94 38

1000

gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11

within

Pendapatan 364 0 364 0 273

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Pendapatan 490 60 340 60 50

1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat pendapatan responden

terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap

manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361

Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang

strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321

Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan

fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364

Jumlah Keluarga

Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari

responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga

dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Jumlah 1-2 Count 36 6 23 3 2 70

119

Keluarga within Jumlah

Keluarga

514 86 329 43 29 1000

3-4 Count 10 0 10 2 3 25

within

Jumlah Keluarga

400 0 400 80 120 1000

gt5 Count 3 0 1 1 0 5

within

Jumlah

Keluarga

600 0 200 200 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Jumlah

Keluarga

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah

keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang

strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329

Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat

lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400

Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang

strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200

Pendidikan Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah

ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan

pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

ManfaatYangDicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Pendidikan SD Count 1 0 0 0 0 1

within Pendidikan

1000 0 0 0 0 1000

SLTP Count 1 0 1 0 0 2

within

Pendidikan 500 0 500 0 0

1000

SMA Count 6 1 5 3 2 17

within Pendidikan

353 59 294 176 118 1000

120

Perguruan Tinggi

Count 41 5 28 3 3 80

within

Pendidikan 512 62 350 38 38

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Pendidikan 490 60 340 60 50

1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi

hotel yang strategis yaitu sebesar 1000

Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang

dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500

Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari

adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294

Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai

dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350

Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

NegaraAsal

Indonesia Count 21 3 12 2 0 38

within NegaraAsal

553 79 316 53 0 1000

Belanda Count 19 1 13 1 2 36

within

NegaraAsal 528 28 361 28 56 1000

Australia Count 3 1 2 0 0 6

within NegaraAsal

500 167 333 0 0 1000

Amerika Serikat

Count 1 0 2 0 1 4

within NegaraAsal

250 0 500 0 250 1000

China Count 0 0 0 1 0 1

within NegaraAsal

0 0 0 1000 0 1000

Jerman Count 4 0 2 1 1 8

within

NegaraAsal 500 0 250 125 125 1000

Perancis Count 0 0 1 1 0 2

within NegaraAsal

0 0 500 500 0 1000

Dan lainnya Count 1 1 2 0 1 5

121

within NegaraAsal

200 200 400 0 200 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within NegaraAsal

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak

dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis

340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau

Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang

memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan

antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah

hotel bisa dilihat dari tabel berikut

Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Tujuan

Perjalanan

Rapat Count 3 1 1 0 0 5

within

Tujuan Perjalanan

600 200 200 0 0 1000

Bisnis Count 1 1 1 0 2 5

within

Tujuan

Perjalanan

200 200 200 0 400 1000

Paket Wisata

Count 17 0 9 2 0 28

within

Tujuan

Perjalanan

607 0 321 71 0 1000

Liburan Count 25 4 21 4 3 57

within Tujuan

Perjalanan

439 70 368 70 53 1000

Pendidi

kan

Count 2 0 2 0 0 4

within

Tujuan

Perjalanan

500 0 500 0 0 1000

Dan

lainnya

Count 1 0 0 0 0 1

within

Tujuan

Perjalanan

1000 0 0 0 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

122

Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada

sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Tujuan

Perjalanan

Rapat Count 3 1 1 0 0 5

within Tujuan

Perjalanan

600 200 200 0 0 1000

Bisnis Count 1 1 1 0 2 5

within

Tujuan Perjalanan

200 200 200 0 400 1000

Paket

Wisata

Count 17 0 9 2 0 28

within

Tujuan

Perjalanan

607 0 321 71 0 1000

Liburan Count 25 4 21 4 3 57

within

Tujuan

Perjalanan

439 70 368 70 53 1000

Pendidi

kan

Count 2 0 2 0 0 4

within

Tujuan Perjalanan

500 0 500 0 0 1000

Dan

lainnya

Count 1 0 0 0 0 1

within

Tujuan

Perjalanan

1000 0 0 0 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Tujuan

Perjalanan

490 60 340 60 50 1000

Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200

memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang

terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200

memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang

mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321

Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis

yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368

Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan

prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort

sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis

123

Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat yang Dicari

Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi responden terhadap manfaat yang

dicari pada sebuah hotel maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-Square

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diuraikan

seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah hotel

No Variabel Uji X2

Hitung

X2

Tabel df α

Asymp Sig

(2-sided) Hubungan

1 Manfaat yang dicari

dengan usia 15474 2630 16 005 0490 Tidak Signifikan

2 Manfaat yang dicari dengan jenis

kelamin

10218 949 4 005 0037 Signifikan

3 Manfaat yang dicari dengan status

perkawinan

0778 949 4 005 0941 Tidak Signifikan

4 Manfaat yang dicari dengan perkerjaan

16667 2103 12 005 0163 Tidak Signifikan

5 Manfaat yang dicari dengan pendapatan

16781 1551 8 005 0032 Signifikan

6

Manfaat yang dicari

dengan jumlah keluarga

9258 1551 8 005 0321 Tidak Signifikan

7 Manfaat yang dicari

dengan pendidikan 8728 2103 12 005 0726 Tidak Signifikan

8 Manfaat yang dicari

dengan Negara Asal 40903 4134 28 005 0055 Tidak Signifikan

9 Manfaat yang dicari

dengan motivasi 24548 3642 20 005 0219

Tidak

Signifikan

Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan

Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan antara tujuh

variabel demografi satu variabel geografi dan satu variabel psikografi dengan manfaat yang dicari

Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung dengan Chi-Square

tabel serta tingkat signifikan yang dicapai terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu

Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel berpengaruh signifikan dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (10218gt949) dengan tingkat signifikan

0037lt005 yang membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang

untuk menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka

Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551) dengan tingkat signifikan

0032lt005

124

BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA

PARIWISATA DAN PERHOTELAN

151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel

Analisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah

analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh

dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasipengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i =

1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah

hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y

umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan

a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal (memprediksi) rata-

rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung

(dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas

(independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X) b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan

variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan

variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan Y dapat

dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak

berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila

tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut

152 Cara Penerapan Garis Regresi Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam

diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square)

maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut

memiliki persamaan

Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut

dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-

efisien regresi

Yi = a+bX

125

153 Koefisien Korelasi Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil

perkalian XlsquoYlsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya

dengan pembagi n Jika Xlsquo dan Ylsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka

akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut

Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing

disebut Product Moment Co-efficient of Correlation

Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi

r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)

Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga +1 Jika r = 0

atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak

terdapat hubungan sama sekali

154 Uji Hipotesi T-test Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan

membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara

kebetulan Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-

test

Keterangan

T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi

n = jumlah data

Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut

a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)

Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam

penelitian ini adalah sebesar 95 c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan

Atau

126

dimana df = degree of freedom

n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas

d) Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima bila tHitung tTabel

Ho ditolak bila tHitung gt tTabel

Keputusan thitung dibandingkan ttabel apabila thitung lebih besar dengan ttabel

nilai maka keputusan menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife (Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel bebas

dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung lebih kecil dengan nilai ttabel maka keputusan menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis

alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)

Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah Hotel

Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total

Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali

Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)

Janlsquo05 1100000 1555000 529600000

Feblsquo05 1215000 1578000 701455118

Marlsquo05 1280000 1943000 727650753

Aprlsquo05 1700000 3856000 924567966

Meilsquo05 1795000 4157000 942012397

Junlsquo05 1800000 4750000 957789113

Jullsquo05 1960000 5353000 1121749036

Agulsquo05 1967000 5600000 1135892433

Seplsquo05 2050000 5695000 115800000

Oktlsquo05 7950000 9560000 1677234986

Novlsquo05 7564000 9542000 1555169000

Deslsquo05 6785000 9500000 1554169500

Janlsquo06 4650000 8250000 1432555789

Feblsquo06 4710000 8300000 1436199045

Marlsquo06 4777000 8450000 1444768309

Aprlsquo06 3125000 6400000 1251315000

Meilsquo06 3200000 6450000 1256857077

Junlsquo06 3250000 6500000 1263349700

Jullsquo06 1285000 2254000 777987098

Agulsquo06 1300000 2350000 798960396

Seplsquo06 1352000 2400000 798999015

Oktlsquo06 1830000 4845000 983987567

Novlsquo06 1845000 4870000 994500000

Deslsquo06 1850000 4899000 999440000

Janlsquo07 2170000 5700000 1200889765

Feblsquo07 2185000 5750000 1214073785

Marlsquo07 2430000 5770000 1222234777

Aprlsquo07 3550000 6700000 1267435000

Meilsquo07 3570000 7230000 1268689160

Junlsquo07 3665000 7250000 1278266099

127

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)

Jullsquo07 4860000 8465000 1445748500

Agulsquo07 5200000 8560000 1454999810

Seplsquo07 5445000 9100000 1456888071

Oktlsquo07 1370000 2670000 850850000

Novlsquo07 1450000 2700000 862875000

Deslsquo07 1475000 3777000 879555129

Janlsquo08 1860000 4995000 999989543

Feblsquo08 1875000 5005000 1050222897

Marlsquo08 1879000 5110000 1070366595

Aprlsquo08 2500000 5875000 1225120000

Meilsquo08 2580000 5875500 1234432987

Junlsquo08 2595000 5880000 1234897910

Jullsquo08 3694000 7430000 1288328340

Agulsquo08 3800000 7555000 1324378542

Seplsquo08 3815000 8230000 1326970123

Oktlsquo08 1477000 3785000 884899844

Novlsquo08 1500000 3785500 894064287

Deslsquo08 1655000 3800000 916300083

Janlsquo09 1888000 5200000 1083708670

Feblsquo09 1948000 5235000 1100998878

Marlsquo09 1950000 5321000 1103290695

Aprlsquo09 2685000 5900000 1240600075

Meilsquo09 2850000 6010000 1247999550

Junlsquo09 2950000 6155000 1247999660

Jullsquo09 3850000 8240000 1342789985

Agulsquo09 4312000 8245000 1373455512

Seplsquo09 4600000 8246000 1413456987

Oktlsquo09 5980000 9245000 1470799785

Novlsquo09 6000000 9444000 1533688006

Deslsquo09 6530000 9489000 1533688146

1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling

(X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan

pada bab I adalah analisis statistik dengan menggunakan program

komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut

Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig

Pendapatan (Y)

Biaya Advertising (X1)

0066 4748 0032 0498 0620

Biaya Personal Selling

(X2)

0888 106661 0950 14572 0000

R 0980 D 0960

T-Tabel 20025

Konstanta 517468298259

Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X1 + 106661X2

F ndash hitung 691773

F ndash tabel 31588

Hasil Olahan SPSS

128

2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X1) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r)

bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya

berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199

berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel

Mutiara Kuta ndash Bali

3) Uji T (T-test)

Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah

1) Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara

Kuta - Bali

Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -

Bali

2) Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k

DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2

Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai thitung = 0498

Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan

hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat bahwa nilai t hitung

didapat sebesar 0498 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan

demikian t hitung berada didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan

129

Ha ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya personal selling

(X2) konstan secara statistik pada (α) = 5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali

4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel

Mutiara Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0888 Karena koefisien

korelasi r bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r)

menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada

diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan total pendapatan

(Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

5) Uji T (T test)

Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan

antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah

Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara

biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k

DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2

Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai t = 14572

Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 43 daerah

penerimaan dan penolakan Ho

130

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan

demikian T hitung berada didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh secara

parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

6) Analisis Kerelasi Berganda

Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara

biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda

berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh

koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya

advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

7) Analisis Determinasi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya

personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus

D = R2 x 100

Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan

kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain

8) Uji F (F-test)

Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun

langkah-langkahnya adalah

Formulasi Hipotesis

Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan

signifikan antara biaya advertising dan biaya personal

131

selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara

Kuta - Bali Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan

signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel

Mutiara Kuta - Bali

Menentukan tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 =

2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila F hitung le F tabel

Ho ditolak bila F hitung gt F tabel

Menghitung Nilai F

R2 k - 1

Fh = (1 ndash R2) (n ndash k)

Dimana R = Koefisien korelasi berganda

Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data

k = Banyaknya variabel

1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F=

691773 5

Penarikan kesimpulan uji Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan

hipotesis dengan uji F

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F

`

132

Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa nilai F hitung

didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini

berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

9) Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan

analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut

Y = a + b1X1 + b2X2

Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut

Y = 517468298 259 + 4748X1 + 106661X2

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

b1 Koefisien regresi X1 = 4748 hal ini berarti pendapatan akan berubah rata-rata sebesar 4748 bila biaya advertising berubah

sebesar satu satuan dengan asumsi biaya personal selling tidak

berubah b2 Koefisien regresi X2 = 106661 berarti pendapatan akan

berubah rata-rata sebesar 106661 bila biaya personal selling berubah sebesar satu satuan dengan asumsi biaya advertising

tidak berubah

Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1) berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara

biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah signifikan

10) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi

parsial (r) biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan

Y=517468298259+4748X1+4748X1 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan

sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau

sebaliknya b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya

personal selling (X2) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r) biaya personal selling

133

(X2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui persamaan regresi

diperoleh Y=517468298259+106661X2 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan

kenaikan sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya

c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) terhadap total

pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien

korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X1) dan biaya

personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak di teliti Secara simultan biaya advertising (X1) dan biaya personal

selling (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali

134

BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI

PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA

161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard

Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis

melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu membuat eksekutif

perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak

perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu

ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement

system) that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into action It provides feedback around both the internal business processes and external outcomes in order to continuously improve strategic performance and results When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecardorg)

Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal dari strategi perusahaan dan

mendukung strategi perusahaan di seluruh organisasi Balanced Scorecard

menurut Kaplan dan Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat

ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis

162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard

Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang diperlukan

untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi

perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor

pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi

dan strategi perusahaan dapat dilihat pada gambar 161

135

Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard Sumber Kaplan dan Norton (2000)

163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard

memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-

sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses

bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan

visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran

keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai

sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan

sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal

1631 Perspektif Keuangan

Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif

keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang

telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap

ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan

a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi

manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial

Proses Internal

Keuangan

Pelanggan Visi dan Strategi

Pembelajaran dan Pertumbuhan

136

yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi

Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan serta memberikan

gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja

perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar

Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca

rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang

mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas

Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen

untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan

b) Rasio Likuiditas Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas

perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut

(1) Current ratio Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang

lancar Adapun formulasinya sebagai berikut

(2) Quick Ratio

Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan

persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah sebagai berikut

c) Ratio Solvabilitas

Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila

sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka

panjang

Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka

panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka

perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan

137

tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan

tersebut dalam keadaan insolvable

d) Cara Mengukur Solvabilitas

1 Total debt to asset Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan

jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad

Husnan2002563)

2 Total debt to equity Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya

e) Cara meningkatkan solvabilitas Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi

dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini penambahan

aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri (2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan

menambah modal sendiri Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan

mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan

modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang

f) Rasio Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan

laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan

datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu

Kemudian membandingkan dengan tingkat suku bunga pada tahun itu

g) Rasio profitabilitas Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas

Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal

sendiridiukur sebagai berikut

138

1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam mewujudkan

tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan

pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai

kinerja keuangan jangka panjang yang baik Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan

identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar

merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)

a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok

(Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti

Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar

tertentu yang dikuasai oleh perusahaan

Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa

banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru

Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur

seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-

pelanggan lama

Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan

merasa puas terhadap layanan perusahaan

Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur seberapa besar

keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan

2) Kelompok Penunjang

Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu)

Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif

tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh

pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan

kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi

Hubungan dengan pelanggan

Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas

perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan

oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan

Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produknya dimata

para pelanggannya dan masyarakat konsumen

Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan terdiri atas

139

Bukti langsungDirect Evidence

KeandalanCapability

JaminanGuaranty

Daya TanggapAttention

EmpatiTrust b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan

Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya Jadi

tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga

taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan contoh Restoran A

menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di

beli 2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka

akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang

disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-

bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan

bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan 3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh

Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut

berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga

yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani

pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih

1633 Perspektif Proses Bisnis Internal

Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana

perusahaan diharuskan melakukan dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan

pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari

awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan

purna jual

a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses

tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu

Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ―gelombang penciptaan nilai

dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen

yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran

pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa

140

sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki

informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan

Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan

berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan

Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan

menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu

restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas

restoran tersebut bagi pelanggan

1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan

pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan

infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya

Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem

dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan

investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)

1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan

perusahaan perlu melakukan survei secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan

pengakuan akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan Produktivitas kerja

merupakan hasil dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam menilai

produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan pemantauan secara terus

menerus Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga pengukuran sebagai faktor

pendorong pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu

Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan menyatakan bahwa

moral karyawan dan kepuasan kerja berpengaruh bagi peningkatan

produktivitas daya tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh

karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan

pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan

Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin

para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan

yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya

Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak

keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi

141

proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah

membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut

2) Kemampuan Sistem Informasi Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan

mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan

waktu lama untuk mendapat informasi tersebut

1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan

Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu

1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu dengan cara meminta individu untuk menjawab semua pertanyaan kemudian responden

memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak

puas 2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali

semua unsure utama kerja dan menanyakan perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan

untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan menurut Herzberg

(2002) yaitu 1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang terkandung dalam

pekerjaan itu sendiri atau disebut juga aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas B Recognition yaitu penghargaan

C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri

D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk mengembangkan diri

F Advancement yaitu kesempatan untuk maju

2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di sekitar

pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik karyawan Termasuk di dalamnya yaitu a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi

c) Company policy and administration yaitu kebijakan perusahaan dan

pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan

e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja

Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja

1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi

terhadap perbaikan laba atau tidak Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets

142

to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas

modal sendiri

Current Ratio

Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti

kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi

10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan

masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067

dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010

Tahun

Current Ratio

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik

2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik

2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik

2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik

2010 11348 10433 - 11251 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10842

S 4086

X ndash S 10433

X + S 11251

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio

berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan

perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio

historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun

tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya

pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan

2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah

antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas

Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar

yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap

Quick Ratio

Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain

persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek

143

sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100

Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597

10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut

Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik

2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik

2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik

2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik

2010 10977 10101 - 10885 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10493

S 3924

X ndash S 10101

X + S 10885

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan

perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio

historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan

kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir

menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran

Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan

bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010

rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi

dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977

Total Asset to total Debt

Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 051 Di tahun berikutnya

2007 2008 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 5082 4955 4857 dan 5018 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar

Rp 050 Rp 049 Rp 048 dan Rp 050 Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran

Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Total Asset to

Total Debt

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 5153 4899 - 5127 Baik

2007 5082 4899 - 5127 Cukup Baik

2008 4955 4899 - 5127 Cukup Baik

144

2009 4857 4899 - 5127 Kurang Baik

2010 5018 4899 - 5127 Cukup Baik

Rasio rata-rata ( X ) 5013

S 114

X - S 4899

X + S 5127

Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006 ndash 2010

diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 4899 - 5127 Kinerja

perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 5153 Dan

pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5082 dan 4955 Namun pada tahun 2009

kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 4857 ini

disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut Pada tahun

2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt

adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5018

Total Equity to Total Debt

Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 10632 berarti

bahwa modal sebesar Rp 106 menjamin hutang sebesar Rp 1- Di tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 10334 9824 dan

9446 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2007

2008 dan 2009 sebesar Rp 103 Rp 098 dan Rp 094 Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 10075 berarti hutang

sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 100 Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran

Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Total Equity to

Total Debt

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 10632 9605 - 10519 Baik

2007 10334 9605 - 10519 Cukup Baik

2008 9824 9605 - 10519 Cukup Baik

2009 9446 9605 - 10519 Kurang Baik

2010 10075 9605 - 10519 Cukup Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10062

S 457

X ndash S 9605

X + S 10519

Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun 2006 ndash 2010

diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 9605 - 10519 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di

tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 10632 Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara

standar rasio historis yaitu 10334 dan 9824 Namun pada tahun 2009

hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada

145

di bawah standar rasio historis yaitu 9446 hal ini disebabkan karena

perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total

equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10075

Rentabilitas Ekonomi

Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 3487 berarti

dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 034 Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 2957 berarti

dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 029 Dan

kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 2009 dan 2010 menjadi 3750 4137 dan 4327 berarti modal sebesar Rp 1- mampu

menghasilkan laba sebesar Rp 037 Rp 041 dan Rp 043

Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun RE Standar Rasio Historis

Hasil

2006 3487 3189 - 4275 Cukup Baik

2007 2957 3189 - 4275 Kurang Baik

2008 3750 3189 - 4275 Cukup Baik

2009 4137 3189 - 4275 Cukup Baik

2010 4327 3189 - 4275 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 3732

S 543

X ndash S 3189

X + S 4275

Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006 ndash 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 3189 - 4275 Tahun 2006 hasil

penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3487 Di

tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas

ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 2957 hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba

sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut Di tahun 2008

dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu

3750 dan 4137 Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan

ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 4327

Profitabilitas

Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 3124 berarti dengan modal

Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 031 Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 2645 berarti dengan modal Rp 1-

menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 026 Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 2889 dan 3222 berarti dengan modal Rp 1-

146

menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 028 dan Rp 032 Namun

pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 2574 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 025

Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 ndash 2009

Tahun Profitabilitas Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 3124 2606 - 3176 Cukup Baik

2007 2645 2606 - 3176 Cukup Baik

2008 2889 2606 - 3176 Cukup Baik

2009 3222 2606 - 3176 Baik

2010 2574 2606 - 3176 Kurang Baik

Rasio rata-rata ( X ) 2891

S 285

X - S 2606

X + S 3176

Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 2606 - 3176 Pada tahun 2006 2007 dan 2008

hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3124

2645 dan 2889 Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio

historis yaitu 3222 Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif

keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 2574 hal ini disebabkan karena adanya

penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan

2) Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan

menggunakan tolak ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar Dengan memuaskan pelanggan

perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan

meningkatkan jumlah pelanggan Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang ndash orang

disekitar mereka Pada Guest Comment card Restoran Gusti SedapBali rata ndash rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap

kepada kerabat dan keluarga mereka Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga kinerja

keuangan perusahaan akan meningkat

Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu Berdasarkan data maka dapat

dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 06

Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range) Tujuan

dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung Berdasarkan data maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 080

dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai Dari penghitungan yang dilakukan besarnya interval nilai yang diperoleh

adalah sebesar 016 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan

147

besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat

kepuasan pelanggan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Dimensi Indeks Kepuasan

Pelanggan

Hasil kinerja

perspektif Pelanggan

Bukti Langsung Direct Evidence

(0232) Baik

Keandalan Capability (0160) Sangat Baik

Jaminan Guarantee 0205) Baik

Daya Tanggap Attention (0278) Baik

Empati Trust (0170) Baik

Rata - rata (021) Baik

Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung sebesar -0232

berada pada interval -032 le IKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Untnuk

keandalan indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -016 le IKP le 0 hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini Sedangkan untuk dimensi

jaminan daya tanggap dan empati masingndashmasing pada angka -020 -027 dan -017 berada pada interval -032 le iKP lt -016 yang berarti pelanggan puas

Secara keseluruhan indeks kepuasan pelanggan rata ndash rata adalah sebesar -021 yang berada pada interval -032le IKPlt -016 ini berarti bahwa pelanggan

puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti

selama kurun waktu agustus 2010 ndash oktober 2010 adalah baik

Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik Hal ini dipengaruhi oleh cukup

banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang

terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan

keributan tersebut

3) Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal

Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu Restoran Gusti SedapHotel menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya Semua

pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak

lebih dari 5 menit Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan maka memerlukan waktu yang lebih

banyak namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30

menit Waktu pelayanan bersifat fleksibel tergantung dari jenis kebutuhan tamu

Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi

di Restoran Gusti SedapBali seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan

seharusnya maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari

148

standar waktu yang ditentukan maka tamu berhak mendapat kompensasi

tertentu Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran

Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang

di berikan Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu Ini berarti bahwa pelayanan yang

diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran

Gusti SedapBali

4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat

produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010 Sedangkan

untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk menilai kinerja

dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 ndash oktober 2010

Produktivitas Karyawan

Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap

untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan tingkat produktivitas karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 ndash

2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran Sedap

tahun 2006 ndash 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang

tidak terlalu signifikan jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 542 Namun pada tahun

2008 kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 354 Pada tahun 2009-2010

kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan

dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 131 dan 062 ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages

di Restoran Sedap

5) Kepuasan Karyawan Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks

Kepuasan Karyawan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada

Tahun Pendapatan (Rp) Karyawan Produktivitas

(Rp)

Perkembanagan

Rupiah

2006 1957043060 53 36925341 - -

2007 1850928646 53 34923182 (2002159) (542)

2008 2205780223 61 36160332 1237150 354

2009 2418006552 66 36636463 476131 131

2010 2543697588 69 36865182 228716 062

149

karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam

penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan dalam

menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan

lampiran 23 Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai Berdasarkan data pada

lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah

nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 04 dan besarnya interval nilai yang diperoleh

adalah sebesar 004 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat

kepuasan karyawan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh

mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan

Dimensi Indeks Kepuasan

Karyawan

Hasil kinerja perspektif

Karyawan

Pencapaian (0295) Cukup Baik

Penghargaan (0444) Sangat Tidak Baik

Pekerjaan (0307) Cukup Baik

Tanggung Jawab (0272) Cukup Baik

Pengembangan Diri (0316) Cukup Baik

Tempat Kerja (0330) Tidak Baik

Hubungan antar pribadi (0319) Cukup Baik

Kebijakan Perusahaan (0271) Baik

Pengawasan Supervisi (0262) Baik

Keamanan Kerja (0273) Baik

Rata ndash rata (031) Cukup Baik

Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi pencapaian sebesar -

0295 yang berada pada interval -032 le IKK lt -028 yang berarti karyawan

cukup puas terhadap dimensi tersebut Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar

di departemen A namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan Hal ini berlaku

juga pada dimensi pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -032 le

IKK lt -028 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi mereka

Sedangkan untuk dimensi penghargaan IKK ada pada nilai -0444 yaitu

pada interval IKK lt -036 yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan Tingkat

kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab

buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini Hal ini diperkuat oleh

150

banyaknya keluhan ndash keluhan responden mengenai tingkat apresiasi

perusahaan kepada karyawan Untuk dimensi tempat kerja IKK berada pada interval -036 le IKK lt -032

yaitu sebesar -033 Fasilitas dan tempat kerja terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan Selain

itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang ndash barang keperluan office Fasilitas

kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti namun tetap dipaksakan untuk dipakai sehingga pada saat operasional

peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik

Dimensi ndash dimensi berikutnya yaitu dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervisi dan keamanan kerja berada pada nilai -0271 -0262

dan -0273 yaitu pada interval -028 le IKK lt -024 Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan pengawasan supervisi yaitu

adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan dan juga jaminan keselamatan kerja

dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para

karyawan Restoran Sedap Secara menyeluruh Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk

kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -031 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan

kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya

maka dapat disimpulkan bahwa

1 Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio Quick Ratio Total Asset to Total Debt Total Equity to Total Debt Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup

baik Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan

kinerja keuangan penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu Current ratio Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006

Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan

Ratio Profitabilitas pada tahun 2009 2 Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan

pelanggan adalah baik Berdasarkan survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 ndash oktober 2008 menunjukan bahwa

kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung jaminan daya tanggap dan empati adalah baik Sedangkan dari dimensi

keandalan adalah sangat baik

3 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu maka diperoleh hasil

yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu) Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang

disyaratkan terpenuhi yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu

151

4 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

dari tahun 2005 ndash 2009 adalah sebagai berikut

a Dilihat dari produktivitas karyawan Restoran Sedap menetapkan target

produktivitas per karyawan adalah Rp 35000000 per orang Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp

36925341 per orang Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34923182 per orang Sedangkan

pada tahun 2007 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36160332 per orang Rp

36636463 per orang dan Rp 36865182 per orang Dilihat dari jangkka

waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan

b Dilihat dari segi kepuasan karyawan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70

orang karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian pekerjaan tanggung jawab

pengembangan diri dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik

Dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervise dan keamanan kerja adalah baik Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat

tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa

dimensi ini sangat tidak baik Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and

cake shop outlet Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak

5 Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja

Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik Namun pada

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi

untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan

pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan

meningkat dengan sendirinya ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap

152

BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN

LAPORAN

171 Tata Cara Penulisan Usulan Usulan penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian utama dan

bagian akhir

1711 Bagian Awal terdiri dari

1) Halaman Judul

a) Judul penelitian dibuat singkat jelas dan menunjukkan masalah yang diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam

(judul mencerminkan inti dari karya tulis tersebut dan judul yang berbahasa asing ditulis miring)

b) Di bawah judul ditulis maksud penulisan usulan penelitian untuk

menyusun skripsi S1 c) Lambang Universitas

d) Tulisan ―Diajukan oleh di bawah lambang berisi Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan ijazah terakhir dan di bawah nama dicantumkan

nomor induk mahasiswa e) Nama konsentrasi dan lembaga yaitu konsentrasi (Manajemen

Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

f) Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun di bawah Kota

2) Halaman Persetujuan Halaman ini berisi persetujuan dari dosen mata kuliah dosen

pendamping seminar dan diketahui oleh ketua program studi lengkap dengan tanda tangan serta tanggal persetujuan

1712 Bagian Utama

1) Pendahuluan

Pada pendahuluan disajikan Latar Belakang masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

(1) Latar Belakang Masalah

Merupakan landasan pemikiran secara garis besar baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat untuk dilakukan

penelitian Dengan demikian latar belakang berfungsi sebagai informasi yang

relevan untuk membantu pokok permasalahan justifikasi penelitian dan berangkat dari hal yang bersifat umum kepada hal yang lebih khusus sehingga

setelah membaca latar belakang masalah pembaca dapat menduga pokok masalah yang akan diteliti Pada penelitian tertentu Latar belakang juga

mendeskripsikan perbedaan atau kesenjangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan)

153

(2) Rumusan Masalah

Rumusan Masalah adalah pernyataan tentang keadaan fenomena dan konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui

suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat analisis yang tepat dan relevan Rumusan masalah yang

baik mempunyai ciri-ciri

Mempunyai nilai keaslian dan atau kejelasan sumber

Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan penelitian

Merupakan hal penting sehingga patut untuk diteliti

Memberikan implikasi untuk kemungkinan pengkajian secara empiris

Dapat diukur dengan alat penelitian

Layak (feasible) untuk dilaksanakan dalam arti didukung data primer dan atau data sekunder yang memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat

dipertanggungjawabkan

Sesuai dengan program studi dan konsentrasi yang dipilih (Manajemen

Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

Berbentuk kalimat tanya

(3) Tujuan Penelitian Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai

sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan biasanya berbentuk kalimat pernyataan

(4) Manfaat Penelitian

Dalam bagian ini disebutkan manfaat penelitian bagi khasanah ilmu

pengetahuan dan perumusan kebijakan (―untuk apa bukan ―untuk siapa)

2) Kajian Pustaka Pada kajian pustaka disajikan landasan teori penelitian sebelumnya dan

hipotesis (jika ada) Jumlah pustaka yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal 10 pustaka (termasuk minimal 5 jurnal nasional maupun

internasional buku majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya) dengan ketentuan pustaka tersebut merupakan terbitan terbaruedisi terbaru

(minimal sepuluh tahun terakhir) dan jika lebih dari sepuluh tahun harus

memiliki nilai kebaruan (muktahir atau langka)

(1) Landasan Teori Pada bagian ini dijabarkan landasan teori dan argumentasi-

argumentasi (konsep teori) sebagai alternatif jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian serta merumuskan hipotesis (kalau ada) yang

diambil dari jurnal (paling diutamakan) buku teks majalah ilmiah dan

sumber lain yang dapat dipercaya secara ilmiah Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif dan atau model yang langsung berkaitan

dengan penelitian

(2) Penelitian Sebelumnya Pada bagian ini diuraikan secara sistematis tentang hasil-hasil

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan Pada penyajian ini hendaknya

ditunjukkan bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab belum

terpecahkan secara memuaskan dan atau penelitian yang sama diterapkan dalam dimensi waktu serta tempat yang berbeda Fakta-fakta

154

dan data yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya Jumlah

penelitian sebelumnya yang ditampilkan minimal tiga penelitian yang relevan baik relevan tema penelitian dan atau alat analisis yang

digunakan Format penulisannya sama seperti kutipan alenia tanpa nomor

(2) Hipotesis (jika ada)

Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti Hipotesis berbentuk pernyataan singkat yang disimpulkan oleh peneliti

dari tinjauan pustaka dan telaah hasil penelitian sebelumnya oleh

karena itu masih harus dibuktikan kebenarannya Format penulisannya seperti kutipan alenia tanpa nomor

3) Metode Penelitian

Bagian ini memuat

(1) Lokasi dan Objek Penelitian

Menjelaskan lokasi dan objek tempat penelitian dalam pengambilan data (perusahaan hotel dan lainya) untuk proses

penelitian

(2) Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel adalah bentuk

operasional dari variable-variabel yang digunakan biasanya berisi definisi konseptual indikator yang digunakan harus terukur Mengidentifikasi

variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian

(3) Jenis dan Sumber Data

Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam penelitian

(4) Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel adalah teknik penentuan jumlah sampel

dan prosedurnya Metode penentuan sampel dikenal juga dengan istilah

teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling

(5) Metode Pengumpulan Data

Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi penelitian terhadap obyek yang diteliti pada penelitian Pada

umumnya ada beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara

pengamatan langsung penyebaran angket dokumentasi dan sebagainya

(6) Teknik Analisis Menjelaskan teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan

permasalahan dan tujuan penelitian Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan Teknik analisis

yang digunakan bisa berbentuk analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif

155

1713 Bagian Akhir

Pada bagian ini memuat daftar pustaka

172 Tata Cara Penulisan Skripsi 1721 Umum

Definisi Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh

mahasiswa berdasarkan hasil penelitian dari analisis data primer dan atau data

sekunder sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Mahasiswa yang akan menyusun Tugas AkhirSkripsi mengajukan permohonan apabila telah

memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi

Kerangka skripsi meliputi

1) Bagian awal skripsi terdiri dari

Halaman depankulit skripsi

Halaman judul

Halaman pengesahan

Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah

Prakata (ucapan terimakasih)

Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)

Daftar isi

Daftar tabel (jika ada minimal dua)

Daftar gambar (jika ada minimal dua)

Daftar lampiran (jika ada minimal dua)

2) Bagian isi skripsi terdiri dari

Pendahuluan

Latar belakang masalah

Rumusan masalah

Tujuan penelitian

Manfaat penelitian

Tinjauan Pustaka

Landasan teori

Penelitian sebelumnya

Hipotesis (kalau ada)

Metode Penelitian

Lokasi penelitian

Identifikasi variabel

Definisi operasional Variabel

Jenis dan sumber data

Metode penentuan sampel

Metode pengumpulan data

Teknik analisis

Hasil dan Pembahasan

Gambaran umum objek penelitian dan deskripsi hasil penelitian hellip

Pembahasan hasil penelitian

Simpulan dan Saran

Kesimpulan

Saran

Bagian akhir skripsi terdiri dari

156

Daftar pustaka

Lampiran-lampiran

Penjelasan kerangka skripsi

Halaman depan kulit skripsi Halaman ini harus memuat judul skripsi lambang Universitas dengan

ukuran yang telah ditentukan penulis (nama dan nomor induk mahasiswa) fakultas program studi

Halaman judul

Halaman ini memuat hal yang sama dengan halaman depankulit skripsi

dengan tambahan kalimat yang menunjukkan bahwa skripsi tersebut diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana atau diploma

―program studi yang bersangkutan

Halaman pengesahan Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi ini telah disetujui oleh

pembimbing dan Ketua Program Studi yang disahkan dengan membubuhkan

tanda tangan masing-masing

Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah Surat ini merupakan surat pernyataan dari mahasiswa bahwa skripsi ini

disetujui oleh mahasiswa untuk dipublikasikan untuk kepentingan akademis

Prakata (Ucapan Terimakasih) Berisi pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang membantu

kelancaran penulisan skripsi ini sampai mencapai bentuk yang disahkan dan

maksimal hanya 2 halaman

Abstrak Abstrak skripsi (maksimum 200 kata) adalah rangkuman (summary)

ringkas dari semua pokok pikiran yang terdapat dalam skripsi yang meliputi Judul Permasalahan Metode pemecahan masalah Hasil pemecahan masalah

dan Kesimpulan dan saran Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia masing-masing 1 (satu) halaman

Daftar isi skripsi Daftar isi harus disusun sesuai dengan urutan pada skripsi

Daftar Tabel Daftar Gambar dan Daftar Lampiran (kalau ada)

BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah rumusan masalah batasan

permasalahan (jika ada) tujuan penelitian dan manfaat penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat landasan teori (teori-teori yang ada hubungannya dengan judul atau permasalahan yang dibahas) penelitian sebelumnya (minimal

penelitian sepuluh tahun terakhir) dan hipotesis (kalau ada)

157

BABIII METODE PENELITIAN

Metode penelitian memuat cara pemecahan yang dipergunakan dalam penelitian yang tepat untuk memecahkan persoalan yang ingin diteliti Hal-hal

seperti cara pemilihan daerah penelitian (lokasi penelitian) cara pemilihan responden dan sebagainya merupakan cara dalam mencari data dan perlu

dimasukkan dalam bab ini Selanjutnya metode analisis (teknik analisis) perlu dikemukakan rinci dalam bab ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini disampaikan gambaran umum tentang objek penelitian

dan deskripsi hasil penelitian (hasil perhitungan dengan menerapkan metode penelitian yang telah dibicarakan) dan hasil perhitungan yang diperoleh disertai

dengan bahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan

(kesimpulan harus menjawab rumusan permasalahan) sedangkan saran adalah

rekomendasi yang diberikan berdasarkan atas hasil pembahasan

DAFTAR PUSTAKA Daftar pusataka adalah daftar yang memuat semua bacaan yang

dituangkan ke dalam penelitianskripsi Penulisan mengikuti pedoman Harvard Style

LAMPIRAN Lampiran merupakan segala sesuatu yang mendukung penulisan yang

bila dimasukkan ke dalam teks dapat mengganggu konsentrasi pembaca Lampiran dapat berupa tabel perhitungan atau rumus-rumus

158

BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP

181 Kegunaan Merujuk

Menurut Leedy (1997) menerangkan bahwa suatu rujukan pustaka mempunyai kegunaan untuk (1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang

serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam hal ini diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan

merancang metode penelitiannya (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai

permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi (3)

mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya (4) mengenal peneliti-peneliti

yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang

lain yang mungkin terkait) (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu

pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya (7)

membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda

dengan penelitian-penelitian sebelumnya) dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang

sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut

Dalam penjelasan yang hampir serupa Castetter dan Heisler (1984) menerangkan bahwa rujukan pustaka mempunyai enam kegunaan yaitu (1)

mengkaji sejarah permasalahan (2) membantu pemilihan prosedur penelitian

(3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu (5) menghindari duplikasi

penelitian dan (6) menunjang perumusan permasalahan Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas maka pembahasan lebih lanjut tentang

kegunaan rujukan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam

bagian berikut ini

Kegunaan 1 Mengkaji sejarah permasalahan

Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut Pengkajian terhadap

perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang

lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (rujukan dari waktu ke waktu berkurang atau bertambah parah apa penyebabnya) Mungkin saja

rujukan seperti ini mirip dengan bagian ―Latar belakang permasalahan yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian Bedanya dalam

rujukan pustaka kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada Pengkajian

kronologis atas penelitianndashpenelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh

159

peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut Gambaran bermanfaat

terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat

Kegunaan 2 Membantu pemilihan prosedur penelitian Dalam merancang prosedur penelitian (research design) banyak

untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang

hampir serupa Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan Dengan mengetahui

kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut kemudian dapat dipilih

diadakan penyesuaian dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi

Kegunaan 3 Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan

permasalahan Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan

haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada

Pengkajian pustaka dalam hal ini akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan permasalahan Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan

teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan

Kegunaan 4 Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu

Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan rujukan pustaka

yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan sebelumnya Pembuktian keaslian penelitian

ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah

ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau

kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur

dan hasil penelitian yang pernah ada Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan

tersebut Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut

akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi

apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah Evaluasi ini menghasilkan

penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok 1 Kelompok Pustaka Utama

(Significant literature) dan 2 Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature)

Kegunaan 5 Menghindari duplikasi penelitian

Kegunaan yang kelima ini agar tidak terjadi duplikasi penelitian sangat jelas maksudnya Masalahanya tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara

luas Dengan demikian publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting Dalam hal ini peneliti perlu mengetahui

sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan

sumber-sumber tersebut Rujukan pustaka berkaitan dengan hal ini berguna

160

untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan

dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi)

Kegunaan 6 Menunjang perumusan permasalahan

Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam) komprehe nsif dan

bersistem pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa yang memerlukan penelitian yang

membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang

pernah dilakukan sebelumnya

182 Tujuan Merujuk Tujuan utama melakukan studi literature adalah 1) menemukan variable-

variabel yang akan diteliti 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan

menentukan hal-hal yang perlu dilakukan 3) melakukan sintesa dan

memperoleh perspektif baru 4) menentukan makna dan hubungan antar variable

Tujuan pertama melakukan studi literatur adalah menemukan variable-variabel yang akan diteliti Pada praktiknya peneliti sering mengalami kesulitan

untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti Disamping

membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti studi literature juga

dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting adalah membantu dalam

mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti

Tujuan kedua adalah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian

atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak-

tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan

dilakukan saat ini khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini Kita

sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mendalam mengenai topik yang sudah

diteliti Tujuan yang ketiga adalah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif

baru maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu maka ada kemungkinan peneliti

tersebut menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang

dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang

bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum Tujuan keempat adalah menentukan makna dan hubungan antar

variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta Hipotesisnya

Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa

melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh adalah kesalahan dalam pendefenisian variabel Dengan melakukan

studi kepustakaan peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara-cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan-

161

kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh

peneliti sebelumnya Khususnya dalam ilmu-ilmu social dan psikologi pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan

operasional dalam buku-buku teori yang ada

183 Sumber-Sumber Rujukan Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti

diantaranya adalah 1) abstrak hasil penelitian 2) indeks 3) review 4) jurnal 5) buku referensi

1) Abstrak

Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang

meliputi metode yang digunakan perumusan masalah hasil penelitian dan kesimpulan Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan

gambaran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilakukan

Keuntungan utama membaca abstrak adalah kita dapat mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut sehingga memberikan inspirasi kepada

kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda

2) Jurnal Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama

misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam

ilmu komputer Kegunaan utama jurnal adalah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal

merupakan hasil penelitian Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana

buku-buku referensi Saat ini jurnal menjadi acuan pustaka yang lebih disarankan oleh beberapa universitas karena hasil penelitiannya relative baru

dan terkini

3) Buku Referensi

Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat

sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu Buku eferensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan

disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut

4) Indeks

Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan

deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut bagian heading

(kepala berita) Internet proxy server Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet hal utama yang dibahas adalah mengenai proxy server

5) Review Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya-karya atau buku

yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi Dalam review biasanya penulisnya memberikan

162

perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview

oleh yang bersangkutan Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya adalah agar pembaca dapat

memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya

184 Cara Pencarian Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara

online Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan tempat-tempat sumber informasi seperti Biro Pusat Statistik

Jika dilakukan secara online maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet Dikarenakan tidak adanya sensor dalam

Internet maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan yang di jadikan acuan yang ada di Internet Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di

Internet Reliabilitas referensi yang dicari sebaiknya dipertimbangkan

reliabilitasnya khususnya dari sisi pengarangnya Jika pengarangnya memang

ahli di bidangnya maka tulisan tersebut dapat dipercaya kualitasnya Pada bagian kover belakang buku biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya

misalnya pengalaman menulis buku studinya dan jenjang kariernya Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis

saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku

CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist Cars

checklist (Harris 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet

Pertama kredibiltas menyangkut sumber informasinya yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya

kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan alamat pengalaman kedudukan dan penilaian sesama penulis adanya kontrol kualitas

dari sesama penulis refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya

Kedua akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date) bersifat

factual detil pasti komprehensive berorientasi pada pembaca dan tujuan menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa dan

dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh Ketiga dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak

memihak memberikan keseimbangan bersifat obyektif tidak memunculkan konflik kepentingan tidak bersifat menghasut mempunyai tujuan untuk

dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang utuh

Keempat adanya dukungan seperti sumber-sumber acuan informasi

kontak memungkinkan adanya layanan tuntutan tujuannya adalah memberikan bukti yang meyakinkan kepada para pembaca jika pembaca

melakukan tuntutan

Berikut ini beberapa situsweb yang layak sebagai web browser untuk artikel ilmiah

163

httpsscholargooglecoid

httpswwwresearchgatenet

164

httppapersssrncom

httpswwwacademiaedu

httpidportalgarudaorg

165

185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka Penyusunan Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama

belakang penulis pertama Daftar pustaka ditulis dalam spasi tinggal Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi Baris

pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam Nama keluarga untuk penulis barat adalah nama yang ditulis terakhir sedangkan untuk

penulis Cina dan Korea adalah nama pertama Misal untuk barat Dudly G

Luckett nama keluarganya adalah Luckett untuk Cina atau Korea Lee Kwan Yew nama keluarganya adalah Lee Orang Indonesia sebagian memiliki nama

keluarga dan sebagian tidak Dalam hal penulis Bali supaya ditulis nama setelah nama embel-embel seperti I Gusti Nyoman Agung dan sebagainya

Misalnya I Gusti Nyoman Ketut Dharma Laksana supaya ditulis Dharma Laksana IGNK Untuk orang Indonesia yang dalam hal ini tidak diketahui

nama keluarganya maka penulisan dilakukan dengan menyebut namanya secara lengkap (tanpa titel) misalnya Mohamad Nazir PHD ditulis Mohamad

Nazir bukan Nazir Mohamad

Penulisan buku publikasi buku terjemahan artikel dalam buku

buku

Penulis tahun judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit

Contoh

Buku terjemahan

Penulis asli tahun buku terjemahan judul buku terjemahan (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) (diterjemahkan oleh nama

penerjemah) nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan

Contoh

166

Artikel dalam buku

Penulis artikel tahun judul artikel (harus ditulis miring) nama editor judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit

dan kota penerbit

Contoh

Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah Penulis tahun judul artikel nama majalah (harus ditulis miring sebagai

singkatan resminya) nomor volume dan halaman

Contoh

167

Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah

artikel dalam prosiding seminar

Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring) kota seminar

Contoh

Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring)

kota seminar dan tanggal seminar

Contoh

168

Pengarang yang tidak disebutkan namanya

Gunakan istilah ―anonim untuk referensi tanpa nama penulis

Contoh

Pustaka dalam bentuk SkripsiTesisDisertasi

Penulis tahun judul skripsi SkripsiTesisDisertasi (harus ditulis miring) nama fakultasprogram pasca sarjana dan kota

Contoh

Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel yang tidak ada nama penulisnya)

Penulis tahun judul artikel alamat website (harus ditulis miring)

diakses tanggal

169

Contoh

Leung DH and Tang W 2000 Functions of Baire Class One httpwwwarXivmathCA0005013vl 2 May 2000 diakses 12 Nopember

2007

Buku dengan editor dan bab dengan pengarang tersendiri

Contoh Hillman S 1998 Iron Deficiencies and Other Hypoproliferative Anemias In

Fauci AS Braunwald E Isselbacher KJ Wilson JD editors Harrisonlsquos

Principle of Internal Medicine 14th Ed New York McGraw-Hill p 634-647

170

Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal

USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN

JASA TX TRAVEL CILEGON

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyusun

skripsi S1

Diajukan oleh

TAN MAYKE CHRISTINA HIQ

2008220002

FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA

UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG

2012

CONTOH

171

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara

kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13000 pulau Pulau-pulau di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah

keindahan alamnya Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena

sangat beraneka ragam Keindahan alam itu telah membuat banyak turis tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena sangat mempengaruhi pembangunan nasional Hal itu bisa terjadi karena

pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar memperluas lapangan kerja mendorong pembangunan daerah mengenalkan

Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi

masyarakat Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah satunya adalah travel agent

Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara dari Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam Salah satu travel yang ada di

Indonesia adalah TX Travel TX Travel didirikan mulai Maret 2004 sebagai bagian dari divisi retail

Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale

(grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006 TX Travel merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise (waralaba) sejak 2005 dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72

TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX

Travel Cilegon ini Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel penjualantiket-tiket pesawat

dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara

ChinaKarena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru maka untuk dapat bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para

konsumen untuk mau menggunakan jasanya Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan

jasa suatu perusahaan Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon

melalui penelitian yang dilakukan penulis

12 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara

lain

1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa TX Travel cilegon 2) Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

13 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

172

1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon 2) Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

14 Manfaat Penelitian

1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang

berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan

pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan 2 Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah

konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori 211 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan Philip Kotler et al (19997) memberikan definisi

pemasaran adalah ―Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan

orang atau kelompok lain Sedangkan Assaury (20015) mendefinisikan pemasaran ―Suatu kegiatan

aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaran

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market) mengevaluasi

kebutuhan konsumen mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan

memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler et al (199916) adalah

proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga promosi dan distribusi barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan

kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi Dari definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang

mencangkup analisis perencanaan implementasi dan pengendalian juga mencangkup barang jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan

tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat

Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat timing dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya

(Philip Kotleret al (199917)

212 Bauran Pemasaran Sebagaimana yang dikatakan oleh William J Stanton (19937) bahwa

pemasaran adalah Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan menentukan harga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa

baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial Dari definisi

173

tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok

kegiatan pemasaran yakni produk harga promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang

baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen maka keempat unsur tadi perlu dirancang

sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa ―bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran

pemasarannya dalam pasar sasaran― Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang

dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product Price Promotion dan Place)

a Product (Produk)

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan

Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)

yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untukmemenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu

b Price (Harga) Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti

tingkat harga struktur diskon syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan Harga menggambarkan

besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk

memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen

c Promotion (Promosi) Bauran promosi meliputi berbagai metode yaitu iklan promosi

penjualan penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam

rangka menjual produk ke konsumen

d Place (Saluran distribusi) Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses

terhadap jasa bagi para pelanggan Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat

dengan mudah memperoleh suatu produk

213 Konsumendan Perilaku Konsumen

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli

atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadiDi dalam mencapai tujuan perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir

atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi Tanpa konsumen hasil produksi tidak berarti

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan (Levit 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono) Agar

tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen

dengan harga yang pantas Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya

174

Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati 200567) perilaku

konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh

Hurriyati 200567) perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang melibatkan diri dalam poses menyeleksi membeli dan mempergunakan barang

dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya Beberapa aktiitas melibatkan mental dan proses emosional sebagai tambahan dari reaksi fisik

Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari membeli

menggunakan mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk jasa

maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannyaJadi dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam

mencari membeli menggunakan mengevaluasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Philip Kotleret al (1999223) adalah

a Faktor budaya

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen

b Faktor sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

kelompok acuan (kelompok referensi) keluarga serta peran dan status sosial

c Faktor pribadi Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu

usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan kondisi ekonomi gaya

hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli d Faktor psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi persepsi pengetahuan (learning) serta keyakinan dan

sikap

214 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Berdasarkan tujuan pembelian konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional

(konsumen industrial konsumen antara konsumen bisnis) Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk

memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi pemakai industri pedagang dan lembaga

non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari

dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang meliputi

(Kotler et al 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004)) a Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya

keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu

b Pemberi pengaruh (influencer) yaitu orang yang pandangan nasihat atau

pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian c Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan

pembelian

175

d Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian actual

e Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang dan jasa yang dibeli

Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi Hawkins et al (1992) dan Engel et al (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi

proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis yaitu a Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making) Konsumen

mencari informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya

sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya Beberapa misal produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil

komputer sepeda motor rumah mewah dan lainnya b Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) terjadi apabila

konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi beberapa

alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut Ini

biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin Hal ini terjadi karena environmental needs

misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan bosanlsquo dengan merek yang sudah ada

c Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)

merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli

merek favorit (tanpa evaluasi alternative) Produk-produk yang biasa dibeli adalah sabun past gigi mkanan ringan minyak rambut dan lainnya

215 Travel Agent

Travel agent menurut Damardjati (2001132) adalah perusahaan yang harus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-

orang termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain

baik di dalam maupun di luar negeri Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen

merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur menyelenggarakan serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi

seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar

negeri

216 Jasa

Menurut Kotler (199783) ―Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik Sedangkan

menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003243) ― Jasa merupakan sesuatu yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhan

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang

menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak yang mana dapat dinikmati pada saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti

dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan Maka dapat dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka

memperoleh kepuasan

176

Berdasarkan pengertian jasa di atas Tjiptono (2004) mengutarakan

ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya a Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang Bila barang merupakan suatu objek alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan tindakan pengalaman

proses kinerja (performance) atau usaha Oleh sebab itu jasa tidak dapat dilihat dirasa dicium didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi

Bagi para pelanggan ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi

karena terbatasnya search qualities yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan Untuk jasa kualitas apa

dan bagaimana yang akan diteriman konsumen umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi

b Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasa diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi

dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama c Variability Heterogeneity (berubah-ubah)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung kepada siapa

kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi Hal ini dikarenakan jasa

melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal

sikap dan perilakunya d Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan Kursi pesawat yang kosong kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang

tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa

disimpan e Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas

penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya Mereka bisa mengkonsumsi menyimpan atau menjualnya Di lain pihak pada pembelian

jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa

untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel bioskop jasa penerbangan dan pendidikan)

22 Penelitian Sebelumnya

Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT Merpati

Nusantara Airlines Distric Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa penerbangan PT Merpati faktor itu antara lain faktor

pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3486) faktor harga dan promosi (nilai eigen value sebesar 3005) faktor reputasi dalam keamanan

dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2081) faktor perilaku karyawan dan fasilitas (nilai eigen value sebesar 1549) Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa penerbangan PT Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di

antara semua faktor

177

Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul

―Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata pada PT Tour East Indonesia-Denpasar Hasil analisis yang diperoleh adalah

faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil kontribusi variance 29622 sebagai faktor utama yang mempengaruhi

konsumen untuk membeli paket wisata PT Tour East Indonesia-Denpasar Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus)

dengan kontribusi variance 19115 Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap

perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi variance 12908 Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata

yang bersaing) dengan kontribusi variance 10361 Faktor kelima adalah faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel

6682Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai

penulis kepada PT Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor

pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata

Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di

Panorama Tours Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat

di Panorama Tours Denpasar ndash Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai

eigen value sebesar 9657) faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai eigen value sebesar 1510) faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value sebesar 1159) Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours

adalah faktor pelayanan dan promosiAdapun saran-saran yang diberikan Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT Panorama Tour

Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT

Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan penanganan konsumen keramahan pada konsumen penawaran harga khusus

kecepatan mendapat informasi harga tiket desain brosur dan informasi perhatian staf kegiatan periklanan Bila PT Panorama Tours bisa

meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat

Jl Ahmad Yani 136 Cilegon Telp (0254) 3800 67 (0254) 7021 099

Fax (0254) 390 506

Website httpwwwtxcilegoncom

Email cilegontxtravelcoid

32 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal untuk mengidentifikasikan variabel Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon adapun indikator-indikator dari variabel ini yaitu

X1 = Penawaran harga khusus (promosi) X2 = Kecepatan penanganan konsumen

X3 = Keramahan kepada konsumen

178

X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan

X5 = Lokasi perusahaan X6 = Kemudahan mendapat informasi

X7 = Harga yang diberikan X8 = Desain brosur

X9 = Periklanan X10 = Fasilitas yang ditawarkan

X11 = Kepedulian terhadap konsumen X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen

X13 = Keragaman produk yang ditawarkan

X14 = Penampilan karyawan X15 = Webmarketing

X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen

33 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan Adapun definisi operasional dari kegiatan ini adalah

[1] X1 = Penawaran harga khusus (promosi) promo-promo atau pemberian harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang ditawarkan

[2] X2 = Kecepatan penanganan konsumen kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen baik secara langsung (tatap

muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon) [3] X3 = Keramahan kepada konsumen keramahan kepada konsumen

ketika melayani konsumen Hal ini bisa dilakukan dengan cara

memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria [4] X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan konsumen mudah

menghubungi perusahaan baik melalui telepon e-mail fax dsb [5] X5 = Lokasi perusahaan strategis atau tidaknya lokasi perusahaan

berada apakah mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota [6] X6 = Kemudahan mendapat informasi Konsumen mudah untuk

mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket [7] X7 = Harga yang diberikan harga yang ditawarkan perusahaan sama

atau lebih murah dari perusahaan lain sejenis

[8] X8 = Desain brosur penampilan brosur yang menarik meliputi bentuk fisik warna lambang atau tanda yang digunakan sebagai identitas

perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan [9] X9 = Periklanan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam

mempromosikan produknya baik melalui media cetak maupun media elektronik

[10] X10 = Fasilitas yang ditawarkan segala fasilitas baik fasilitas utama

maupun fasilitas pendukung yang menunjang kepuasan dan kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan

[11] X11 = Kepedulian terhadap konsumen bentuk tindakan yang selalu mementingkan konsumen dan memberikan pelayanan terbaik untuk

konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak mengganggu kenyamanan konsumen

[12] X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen pemberian jaminan keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan

179

[13] X13 = Keragaman produk yang ditawarkan banyaknya produk yang

ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu produk yang diinginkan

[14] X14 = Penampilan karyawan penampilan semua karyawan yang mencangkup kerapian kebersihan dan daya tarik seragam

[15] X15 = Webmarketing salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini sedang populer di kalangan bisnis yang menggunakan internet sebagai

media pemasaran [16] X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen salah satu bentuk

pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata yang

sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku konsumen

34 Jenis Dan Sumber Data

341 Jenis data a Data kualitatif

Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan

gambar Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-uraian informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan

satuan hitung tertentu Misalnya Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travelhal-hal yang disukai konsumen TX Travel Cilegon sejarah berdirinya TX Travel Cilegon pendapat

responden dalam kuisioner

b Data kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data

kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring Misal jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel

Cilegon tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka

342 Sumber data

a Data primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara langsung diperoleh di tempat penelitian yang dalam penelitian ini

didapat dari konsumen TX Travel Cilegon b Data sekunder

Adalah data yang sudah tersedia sehingga dapat langsung dapat digunakan dalam penelitian misalnya desain brosur TX Travel jenis

jasa yang ditawarkan TX Travel jumlah konsumen yang datang ke TX

Travel Cilegon

35 Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (200980) sampel dan populasi memiliki arti yang

berbeda Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

180

yang ada pada populasi misalya karena keterbatasan dana tenaga dan waktu

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability sampling

Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari

populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini

karena anggota populasi dianggap homogen Jadi tidak mempedulikan strata sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa

TX Travel Cilegon Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil maka menurut

Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono ditentukan oleh jumlah populasi

dan tingkat kesalahan penelitian Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu biaya dan

dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10 sehingga jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang

merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai pengusaha pelajar ibu rumah tangga dan lainnya

36 Metode Pengumpulan Data 1) Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya yang dalam penelitian ini konsumen TX Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut

2) Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengambil data dari literature buku-buku dan sebagainya yang

menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan

―kepuasan konsumen maupun perilaku konsumen 3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan serta karena penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian

Sambil melaukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data

37 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktordenganbantuan Software SPSS versi 140 for windows SPSS adalah suatu

software yang berfungsi untuk menganalisis data melakukan perhitungan statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali 200114)

Menurut Singgih Santoso (2001) analisis faktor adalah ―alat yang

digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant) menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum dilakukan analisis faktor

akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas

181

Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument

pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur Jika misalkan kita punya alat ukur meteran maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu

mengukur jarak suatu titik Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah

sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

Untukmelakukanujivaliditas metode yang kita lakukan adalah mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara

keseluruhan Sugiyono (2001106) menyatakan―Bahwa syarat minimum untuk

dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor totalnya adalah 03 (r=03) Jadi

Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid Setelah data valid maka selanjutnya

dilakukan uji reliabilitas Reliabilitas menurut Purbayu Budi Santosa (2005) adalah ukuran yang

menunjukan konsistensikestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang

sama dilain kesempatan Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain

Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika

digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada penelitian yang lain

Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara yaitu a Repeated measure atau pengukuran berulang Di sini pengukuran dilakukan

berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan

yang sama Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil pengukuran sebelumnya

b One shot Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau

dengan pengukuran korelasi antar jawaban Pada program SPSS metode ini dilakukan dengan metode Croncbach Alpha di mana suatu kuisioner

dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 06

Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktortahap I (pemilihanvariabel) tahap II (factoring danrotasi)dantahap III (penamaan faktor)

Menurut Santoso danTjiptono(2001250) tahapan proses analisis faktor

yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut

1 Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua

variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak 2 Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis

Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas

apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain

3 Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value diatas 1)

4 Uji keakuratan ketepatan model

182

DAFTAR PUSTAKA

Misal

MLA Style

Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia Springer Singapore 2016 37-49

APA Style Utama I G B R (2016) Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Chicago Style Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia pp 37-49 Springer Singapore

2016

Harvard Style

Utama IGBR 2016 Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Vancouver Style Utama IG Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali

Tourism Destination InDevelopment of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia 2016 (pp 37-49) Springer Singapore

183

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen I Fishbein M 1977 Attitude-Behavior relations A theoretical analysis

and review of empirical research Psychological Bulletin 84 888ndash918 Algifari 2000 Analisis Regresi Penerbit BPFE-UGM Yogyakarta

Alma Bukhari 2004 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan

ke enam Bandung Alfabeta Antara I Made 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata

Universitas Udayana Bali Any Noor 2009 Management Event Bandung Alfabeta

Archer B and Cooper C 1994 ―The Positive and Negative Impacts of Tourism Pp 73-91 in WF Theobald (ed) Global Tourism The Next Decade

Butterworth-Heinemann Oxford

Arief S 1993 Dampak Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Kompas Jumat 22 Januari

Arikunto S 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Cetakan keduabelas Jakarta Penerbit Rineka Cipta hal320-326

Ariyanto 2003 Ekonomi Pariwisata Jakarta Pada httpwwwgeocitiescomariyanto eks79homehtm

Armstrong J Scott Designing and Using Experiential Exercises URL

wwwhssrncom Arsyad L 1999 Ekonomi Pembangunan Edisi keempat Yogyakarta

Aryanto Rudy 2003 Environmental Marketing Pada Ekowisata Pesisir Menggerakan Ekonomi Rakyat Daerah Otonom P062024264 S3 PSL

IPB Assauri S 2009 Manajemen PemasaranDasar konsep dan StrategiJakarta

Rajawali Pers

Assauri 1999 Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada Assauri Sofyan 2002 Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi

Jakarta CV Rajawali Averson Paul Balanced Scorecard Institute 2000 Available from URL

wwwbalancedscorecardorg 20 juni 2010

Azis IJ 1996 Kesenjangan Antara Ekonomi Makro dan Gejala Mikro Keterbatasan

Azwar Saifudin 2001 Metode Penelitian Edisi Ketiga Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 1998 Metode Penelitian Jogjakarta Pencetak Pustaka Pelajar Offset Bagyono 2012 Pariwisata dan Perhotelan Bandung Alfabeta

Barsky Jonathan 1992 Customer Satisfaction in the Hotel Industry Measurement and Meaning Cornell HRA Quaterly 720-41

Basu Swastha dan Irawan 2008 Manajemen Pemasaran Modern Edisi Kedua

Cetakan Ke empat Yogyakarta Liberty Beerli A Martin J D 2004 ―Factors influencing destination image Annals of

Tourism Research 31(3) 657-681 Bendesa I Komang Gde 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3

Pariwisata Universitas Udayana Bali

BeverlandM P Brotherton2001 The Uncertain Search for Opportunities Determinant of Strategies Partnership Qualitatif Market Research An

International Journal 4(2) 88-99 Bitner Mary Jo Zeithaml Valerie A 2000 Services Marketing McGraw-Hill

International Editions

184

BlackRJ amp Grant PL1997 Economic Impact of Convention and Meetings to

Montana Methodological Attempts Journal Institute for Tourism and Recreation Research School of Forestry The Montana University

BleekeJ and D Erns1995 Is Your Strategic Alliance Really a Sale Harvard Business Review ( January ndash February)97103

BoehmeAJ 1999 Planning Successful Meetings and Events A Take-Charge Assistant Book New YorkNY 10019 AMACOM American Management

Association1601 Broadway

Borg I 1986 A Cross Culture Replication on Elizurs Facets of Work Values Multivariate Behavioral Research 21 401-410

Borg I and Lingoes JC 1987 Multidimensional Similarity Structure Analysis New

Brahmantyo 2001 ―Potensi dan Peluang Usaha dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Salak Endah Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal

Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001

Brannen J 1999 Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Samarinda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari

Brown James Dean 1998 Understanding Research in Second Language Learning A Teachers Guide to statistic and research designCambridge

Sindicate University Brunt Paul 1997 Market Research in Travel and Tourism Great Britain

Butterworth Heinemann Buckley J W M H Buckley and H Chiang 1976 Research Methodology amp

Business Decisions National Association of Accountants

Bungin B 2003 Analisis Data Penelitian Kualitatif PT Rajagrafindo Persada Jakarta

Bungin B 2007 Penelitian Kualitatif Prenada Media Group Jakarta Cahyono Bambang Tri 1996 Metodologi Riset Bisnis Jakarta Badan Penerbit

IPWI

Cheng Y H 2000 A Study on the factors of internal service quality--Nurse for example pp 1-2

Chi Gengqing 2005 A Study of Developing Destination Loyalty Model (Dissertation) Submitted to the Faculty of the Graduate College of the

Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for

the Degree of Doctor of Philosophy July 2005 ChipkinH2001Is Independent Day at hand Lodging 26(11) 44-48

Chon K Yoo J J - E 2008 ―Factors Affecting Convention Participation Decision Making Developing a Measurement Journal of Travel Research 47 113-

122 ChristopherMAPayneand D Ballantyne2002Relationship Marketing

Creating Stakeholder value Oxford Butterworth Heinemann Cooper Chris 2003 Aspects of Tourism Classic Reviews in Tourism Sydney

Channel View Publication

Cooper Chris 2005 Tourism Principles and Practice London Pearson Education Limited Third Edition

CooperCetal 1993 Tourism Principles and Practice Edinburgh Gate HarlowEssex CM20 2JE England Addison Wesley Longman Limited

Craig-Smith Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne

Creswell J W 1998 Qualitatif Inquiry and Research Design Sage Publications

Inc California

185

CrottsJand DWilson1995An Integrated Model of Buyer Seller Relationship in

the International Travel Trade Progress in Tourism and Hospitality Reserch 1(2) 125-140

Dajan Anto 1995 Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Edisi Revisi 1986 LP3ES Jakarta

Damardjati RS 2001 Istilah-Istilah Dunia Pariwisata Jakarta Pradnya Paramita

Dane Francis C 1990 Research Methods BrooksCole Publishing Company

Belmont California Chapter 1 Introduction hal 3-19 Daniel M 2002 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Jakarta Bumi Aksara

Dann GMS 1977 Anomie Ego-Enhancement and Tourism Annals of Tourism Research 4(4) 184-194

Dann GMS 1981 Tourist Motivation An Appraisal Annals of Tourism Research 8(2) 187-219

Darsoprajitno H Soewarno2001Ekologi PariwisataTata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik WisataBandungAngkasa

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2005 Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 ndash 2009 Jakarta

Djarwanto 1998 Statistik Non Parametik Edisi III BPFE Yogajakarta

Djunaedi Achmad 2000 ―Pengantar Apakah Penelitian Itu httpmpkdugmacidweblamahomepageadjsupportmaterimetlit-

ia01-metlit-pengantarpdf Ekinci Y amp Chen JS 2002 Segmenting Overseas British Holidaymakers by

Personal Values Journal of Hospitality amp Leisure Marketing 9(34) 5-15

Esichaikul Ranee 2012 Travel motivations behavior and requirements of European senior tourists to ThailandSukhothai Juournal of Thammathirat Open University (Thailand) Vol 10 No 2 Special Issue

Pp 47-58 2012 Fakeye P C dan J L Crompton 1991 Image differences between prospective

first-time and repeat visitors to the lower Rio Grande valley Journal of

Travel Research 30 (2) 10-15 Fandeli Chafid 2001 Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam Liberty

Yogyakarta Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah

Fill Chris 2005 Business amp Economics FT Prentice Hall Font X 2002 Certification Systems and Standards in Tourism Annals of

Tourism Research 29(3) 869ndash870

Font X R C Buckley eds 2001 Tourism Ecolabelling Certification and Promotion of Sustainable Development Wallingford CABI (Visitor

2003) Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature

Purpose and Findings Cornell University School of Hotel Administration The Scholarly Commons

Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Journal of Marketing 60(10) (7-18)

Francken D A Van Raaij W F 1981 Satisfaction with leisure time activities

Journal of Leisure Research 13(4) 337ndash352 French Christine N Craig-Smith Stephen J Collier Alan 1995 Principles of

Tourism Longman Melbourne Gaffar Abdul Ruskhan 2007 Kompas Bahasa Indonesia Jakarta Grasindo

186

Gartner William C (1996) Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Gartner William C 1996 Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Ghozali Imam 2001 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gnoth J 1997 Tourism Motivation and Expectation Formation Annals of Tourism Research 24(2) 283-304

Goncalves Karen P 1998 Service Marketing A Strategy Approach Upper Saddle River New Jersey Prentice Hall 1-80

Gorda I Gusti Ngurah 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Denpasar Widya Kriya Gematama

Government Revenue Attributable to Tourism 2007 Income and Expenditure

Accounts Technical Series Income and Expenditure Accounts Division 21st Floor RH Coats Building Ottawa K1A 0T6

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W 1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global

Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171-181)

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W1997 Service Loyalty Its Nature

Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing

University of Karlstad Sweden (171-181) Gronroos Christian 1990 Services Management and Marketing Managing the

Moments of Truth in Service Competition Massachusetts Lexington Books

Gunn Clare A 2002 Tourism Planning (Basisc Concepts Cases) Routledge

New York Hair Joseph Raolph Anderson Ronald Tatham and William Black 1998

Multivariate Data Analysis Fifth Edition New Jersey Prentice ndash Hall Hakim Abdul 2002 Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi 2

Ekonisia Yogyakarta Hamid B 2003 An analysis of the role of tourism and agro ecotourism

International Research Journal of Applied and Basic Sciences At

httpwwwirjabscomfiles_sitepaperlistr_2213_140706015230pdf Hara Tadayuki2008 Qualitative Tourism Industry Analysis Introduction to

Input-Output Social Matrix Modeling and Tourism Satelite Accounts Amsterdam Working together to grow libraries in developing countries

Harris Percy David Harris 1994 The Structural Dynamics of Aggregate Production A Challenge to Tourism Research Journal of Tourism

Studies 5(1) May 29-38

Helfert ErichA 2001 Teknik Analisis Keuangan ( Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi Delapan Jakarta

Erlangga Hempel Carl Gustav 2004 Pengantar Filsafat Ilmu Alam Penerjemah Cuk

Ananta Wijaya Pustaka Pelajar Yogyakarta

Heng TM and Low L 1990 Economic Impact of Tourism in Singapore Annals of Tourism Research 17 246-269 Management

Herbert D T 1995 Heritage Tourism and Society Mansell London Developing a tourism impact attitude scale Annals of Tourism Research

21 121ndash139

187

Herzberg 2002 The Motivation to Work Available from URL

wwwbusinesballcomherzberghtm 20 juni 2010

Heskett James L Jones Thomas O Loveman Garry W Sasser W Earl and

Schlesinger Leonard A 1994 Putting the Service-Profit Chain to Work Harvard Business Review March-April (164-174)

Husein Umar 2000 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Indriantoro Nur dan Supomo Bambang 1999 Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Yogayakarta BPFEE

Iso-Ahola SE 1991 Towards a Social Psychological Theory of tourism Motivation A Rejoinder Annals of Tourism Research

Iso-Ahola SE 1999 Motivational Foundations of Leisure Leisure Studies Prospects for the Twenty First Century University of Maryland

Jafari J Ritchie J 1981 Towards a framework for tourism education Annals of Tourism Research

Jujun S Suriasumantri 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Juliandi Azuar 2002 Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 02 No 02 Oktober

Kandampully amp Suhartanto Dwi (2000) Customer loyalty in the hotel industry the role of image and customer satisfaction International Journal of

Contemporary Hospitality Management Vol 12 6 2000

Kaplan RobertS dan David PNorton (Peter RYosi Pasla Penerjemah) 2000

Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Jakarta

Erlangga

Kartajaya Hermawan 2002 Hermawan Kartajaya on Marketing Jakarta

MarkPlus and Co Gramedia Pustaka Utama Kasali Rhenald 2005 Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting

Positioning Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Kerlinger Fred N 2000 AsasAsas Penelitian Behavioural Yogyakarta Gadjah

Mada University Press

Kesrul M 2004 Meeting Incentive Trip Conference Exhibition Yogyakarta Graha Ilmu

Kleinsteuber F 2002 Stategi Pemasaran Jakarta PT Damar Mulia Pustaka Cetakan Pertama (diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo)

Kotler P Keller K 2006 Marketing Management 12th Edition Pearson Education Inc New Jersey

Kotler Philip dan G Amstrong 2001 Prinsip ndash Prinsip Pemasaran Jakarta

Erlangga Kotler Philip dan John Bowen 2003 Marketing for Hospitality and Tourism third

edition New Jersey Prentice Hall Kotler Philip Gary Armstrong 1999 Principle of Marketing 8th Edition New

Jersey Prentice Hall

Kotler Philip 2000 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip 2003 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip2003 Manajemen Pemasaran Jakarta Prehallindo

Kountur Ronny 2003 Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Jakarta Seri Umum No 5 Penerbit PPM

188

Kozak M Rimmington M 2000 Tourist satisfaction with Mallorca Spain as an off-season holiday destination Journal ofTravel Research 38(3) 260ndash269

Kuncoro Mudrajad 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana peneliti dan menulis tesis Jakarta Erlangga

Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000 Metodologi Penelitian Dalam Bidang

Kepariwisataan Jakarta PTGramedia Pustaka Utama Lawrence A Cunningham 2000 How to Think like Benjamin Graham and

Invest like Warren Buffet McGraw-hill USA Leedy Paul D 1997 Practical Research Planning and Design Sixth Edition

Prectice Hall Upper Saddle River New Jersey Chapter 1 ―What Is Research hal 3-15

Liljander 1994 Service Quality and Management Springer Science amp Business

Media Jun 29 2013 - Business amp Economics Lumanauw farly 2000 Bar dan Minuman Jakarta PT Gramedia Pustaka

Utama Marpaung H dan BaharH 2002 Pengantar Pariwisata Bandung Alfabeta

Mathis RobertL dan Jackson John H 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba Empat

McCabe Scott 2009 Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier Linacre

House Jordan Hill Oxford OX2 8DP UK The Boulevard Langford Lane Kidlington Oxford OX5 1GB UK First edition 2009

McIntosh Goeldner 1990 Tourism Principles Practices and Philosophies (sixth ed) Grid Publishing Columbus

Meis S and Lapierre J 1994 Measuring tourisms economic importance - a Canadian

Middleton 1994 Tourism Destination Marketing links between demand and supply and the influence of marketing

Millburn Robert 2007 Hospitality Direction Europe Edition Price Waterhouse

Coopers Available from URL wwwpwccomhospitalitydirections 22 juni 2010

Mitchell Jonathan Caroline Ashley Earthscan 2010 Business amp Economics In Tourism and Poverty Reduction Pathways to Prosperity

Mittal B and Baker J (2002) Advertising strategies for hospitality services

Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly Moleong Lexy J 2007 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Penerbit PT

Remaja Rosdakarya Offset Muhaimin Kepuasan Kerja Karyawan 2004 Available from URL

httppsikologibinadarmaacidjurnaljurnalmuhaiminpdf 23 juni 2010

Mulyadi dan Johny Setiawan 1999 Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan Edisi 1 Aditya Media Yogyakarta

Mulyadi 1997 Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa Edisi Kedua Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Yogyakarta Mulyadi 2001 Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat

Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan Jakarta Salemba Empat

Nasution 2004 Manajemen Transportasi Edisi Kedua Cetakan Pertama Jakarta Ghalia Indonesia Anggota IKAPI

Nazir Mohammad 1999 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia OlsquoConnor T J 2001 Performance management - Electrical wholesaling

189

Oliver R L 1980 A cognitive model of the antecedents and consequences of satisfaction decisions Journal of Marketing Research 17(4) pp 46-49

Oliver R L 1997 Satisfaction A Behavioral Perspective on the Consumer New

York IrwinMcGraw-Hill Oliver R L Swan J E 1989 Consumer perceptions of interpersonal equity

and satisfaction in transactions A field survey approach Journal of

Marketing 53 21ndash35 Oliver RL 1993 Cognitive affective and attribute bases of the satisfaction

response Journal of Consumer Research 20 (December) pp 418-30 Oliver Richard L 1999 When Customer Loyalty Journal of Marketing Vol 63

pp 33-34 (Special Issues)

Pakpahan 2011 Sarana Berpikir Ilmiah Comprehensive Education Center Original from httpwwwombarnet200910sarana-berfikir-

ilmiahhtml

Pendit I Nyoman S 1999 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta

PT Pradnya Paramita cetakan ke-enam (edisi revisi) Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor

Pm106Pw006Mpek20112011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel

Peter Paul J 1999 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid I Jakarta Erlangga

Pitana I G Gayatri PG 2005 Sosiologi Pariwisata Kajian sosiologis terhadap struktur sistem dan dampak-dampak pariwisata Yogyakarta Andi Offset

Pitana I Gde 2002 ―Pengembangan Ekowisata di Bali Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada

tanggal 29 Juni 2002 Pitana I Gde Dan Diarta Surya I Ketut 2009Pengantar Ilmu

PariwisataJogyakartaPenerbit Andi

Prabawati Made Alit Novia 2009 Penilaian Kinerja Hotel The Oberoi Bali Melalui Metode Balanced Scorecard

Rangkuti F 2002 Riset Pemasaran Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Rangkuti F 2008 Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis Jakarta

Gramedia Pustaka Utama

Reynolds P 1999 Design of the Process and Product Interface In A Leask amp I Yeoman (eds) Heritage Visitor Attractions (pp 110ndash126) Cassell New

York Reynolds 1985 Consumer demand for agricultural and on-farm nature

tourism Davis CA University of California Riduwan 2005 Skala Penelitian Variabel Peneltian Bandung Alfabeta

Rismiati CE dan IB Suratno 2001 Pemasaran Barang dan Jasa Yogyakarta

Kanisius Anggota IKAPI

Riyanto Bambang 2001 Dasar ndash dasar Pembelanjaan PerusahaanYogyakarta

BPFE

Roger J 1994 Development of a Framework for the Determination of Attributes

Used for Hotel Selection-Indication from Focus Group and in - Depth Review Hospitality Research Journal 18 (53-74)

Rucci A J Kirn S P dan Quinn R T 1998 The employee-customer-profit

chain at sears Harvard Business Review January-February

190

Rucci Anthony J Steven P Kirn Richard T Quinn 1998 ―The Employee-

customer-profit Chain at Searslsquo Harvard Business Review January-February pp 83-97 Siehoyono 2004

Ruky Achmad S 2002 Sistem Manajemen Kinerja Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Rumekso 2001 Housekeeping Hotel Floor Section Yogyakarta Andi Publisher Saifuddin Azwar 1997 Sikap Manusia ndash Teori dan Pengukurannya Edisi ke-2

Yogayakarta Pustaka Pelajar hlm 3-22

Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy 2002 Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta PT Alex Media Komputindo

Sarwono J 2003 Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif httpwwww3orgTRREChtml40 Dikunjungi 13 Juli

2003

Schelsinger amp Zornitsky 1991 Internal Service Quality Customer and Job Satisfaction Human Resources Planning 19 2 ABI INFORM Global

p20 Seaton AV and MM Bennet 1996 The Marketing of Tourism Product

Concepts Issues and Cases London International Thomson Business Press

Siehoyono L 2004 Am I satisfied Analysing the influence of employee backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in

economics faculty of Petra Christian university Surabaya Proposal

penelitian internal Surabaya Program Management Perhotelan Sihite Richard 2000 Hotel management Surabaya SIC

Simamora Hendry 2000 Manajemen Pemasaran International Jakarta Salemba Empat cetakan pertama

Sinclair M T M J Stabler 1997 The Economics of Tourism London Routledge

Sinclair M T C M S Sutcliffe 1988 The estimation of Keynesian in come

multipliers at the subnational level Applied Economics 20(11) 1435-1444

Sinclair MT 1991 ―The Economics of Tourism Pp1-27 in CP Cooper and A Lockwood (Eds) Progress in Tourism Recreation and Hospitality Management 3 John Wiley Chichester UK

Singgih Santoso 2005 Pengolahan Statistik dengan SPSS Andi Jogjakarta

SlatteryPARoper and A Boer 1985 Hotel Consorsia Their Activities

Structure and GrowthService Industrie Journal 5(2)192-199 Smith Craig Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with

TourismLongman Melbourne Soekadijo RG 1997 Anatomi PariwisataMemahami pariwisata sebagai system

lingkage Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soekresno Pendit Nyoman S 1998 Petunjuk Praktek Pramusaji Food and Beverage Service Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soetjipto Budi W 2002 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25

Soetjipto Budi W 2006 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard

Usahawan 2006(6) 21-25 Solomon Michael1996 Consumer Behavior 3th edition McGrawHill

Som AP Badarneh MB 2011 Tourist Satisfaction and Repeat Visitation Toward a New Comprehensive Model International Journal of Human

and Social Sciences 61 2011

Spiilane J 1994 Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa

191

Kebudayaan Kanisius Yogyakarta

Spillane James1993 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spillane James1994 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spinelli and Canavos 2000 Investigating the relationship between employee satisfaction and guest satisfaction Cornell Hotel and Restauran

Administrastion Quarterly Dec 2000 41 6 ABIINFORM Global p29

Srimindarti Ceacilia Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja 2006 Available from URL wwwstie-stikubankacidwebjurnal 14 juni 2010

Suardika I Wayan Gede 2008 ―Analisis Positioning Sepeda Motor Shogun 125

Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Denpasar (Tesis)

DenpasarUniversitas Udayana Subiyanto Ibnu 2000 Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi

Yogyakarta UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Sudibya Bagus 2002 ―Pengembangan Ecotourism di Bali Kasus Bagus

Discovery Group Makalah disampaikan pada Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura Dalung Kuta pada tanggal 14

Agustus 2002 Sugiyono 2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Penerbit CV

Alfa Beta Bandung

Sugiyono 2000 Statistik untuk Penelitian Alfabeta Bandung Sugiyono 2001 Penelitian Bisnis Bandung CV ALFABETA

Sulastiyono agus 2001 Management Penyelengaraan Hotel Bandung Alfabeta

Supranto J 1997 Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Jakarta Rineka

Cipta Supranto J 2001 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan

Pangsa Pasar Cetakan Kedua Jakarta PT Rineka Cipta Anggota IKAPI

Suradnya I Made 2005 Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali Denpasar Jurnal SOCA Universitas Udayana

Suriasumantri Jujun S 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Sutjipta I Nyoman 2001 AgrowisataMagister Manajemen AgribisnisUniversitas Udayana

Sutrisno Hadi 1986 Metodologi Research 1 Yogyakarta Andi Offset

Suwantoro Gamal 1997 Dasar-dasar Pariwisata YogyakartaANDI Swastha Basu dan Irawan 2002 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta

Liberty Swastha Basu 1999 Asas ndash Asas Marketing Yogyakarta Liberty

Swastha Basu Irawan 2006 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta

Liberty Syamsu 2001 ―Penerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata studi

kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5

No 3 Maret 2001 Tan Satria Mataram I Kadek 2000 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Prilaku

Konsumen Terhadap Pembelian di Bali Aroma Bar dan Restaurant (Skripsi)

192

Tanaya Heni 2003 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli di Plaza Bali Restaurant Tuban ndash Bali (Skripsi)

TelferDJ2000Tastes of Niagara Building Strategic Alliances Betttwen Tourism

and Agriculture In Global Alliances in Tourism and Hospitality Management Eds JCCrotts D Buhalis and March New York The

Haworth Hospitality Press TerpestraVand BSimonin1993Strategi Alliances in the Triad An Exploratory

Study Journal of International Marketing 1(1) 4-25

Terry George R 2000 Dasar ndash Dasar Manajemen Jakarta Bumi Aksara Theobald William F (2010) Global Tourism Third edition Amsterdam Boston

Heidelberg London New York Oxford Paris San Diego San Francisco Singapore Sydney ButterworthndashHeinemann is an imprint of

Elsevier Tjiptono Fandy 1997 Strategi Pemasaran Edisi II Yogyakarta ANDI

Tjiptono Fandy 2004 Manajemen Jasa Edisi Ketiga Yogyakarta Andi

Toth R 2002 Exploring the Concepts Underlying Certification Ecotourism amp CertificationSetting Standards in Practice ed M Honey Washington

Island Press Toth R 2000 Implementing a Worldwide Sustainable Tourism Certification

SystemAlexandria Va RB Toth Associates Tourism Economic Impact Tourism Satellite Accounts (TSAs) as ratified by the

UN as the global standard for measuring the economic value of tourism

retriave on 3rd April 2011 from httpwwwtourismeconomicscomservices-economic-impactphp

Tourism Economics Inc 2011 The Travel amp Tourism Competitiveness Index 2011 3 LSE Enterprise Ltd London School of Economics and Political From httpwww3weforumorgdocsWEF_TravelTourismCompetitiveness_Report_2011pdf

Tribe J X Font N Griffiths 2002 Environmental Management and Rural

Tourism and Recreation London Cassell Azzohlini Tse D K Wilton P C 1988 Models of consumer satisfaction An extension

Journal of Marketing Research 25 204ndash212 Tunggal Amin Wijaya 2000 Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard

Jakarta Harvindo Turker Dewi Sundari 2006 Analisis Penilaian Kinerja Dengan Metode Balanced

Scorecard pada Villa Puri Taman Merak Badung Skripsi Sarjana Jurusan

Manajemen Perhotelan pada STIM Dhyana Pura Badung Ujiani Dwi Pangastuti 2006 Pada Analisis Peranan Jasa Pariwisata dan Sektor

Pendukungnya Dalam Perekonomian Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaAnalisis Input-Output Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Umar Husein 1999 Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta PTGramedia Pustaka Utama

Umar Husein 2000 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI

Umar Husein 2001 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama

UNESCO World Heritages List 2014 httpwhcunescoorgenlist

Wacik J 2010 Kata Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Program Tahun Kunjung Museum 2010 Dalam Google Museum dan

Kebudayaan Wahab S 1992 Manajemen Kepariwisataan Frans

193

Gromang [Penerjemah] Pradnya Paramita Jakarta

WahabS C Cooper 2001 Tourism in the Age of Globalizatio London Routledge

Wall G and MathiesonA 1982 Tourism Economic Physical and Social Impact Longmann LtD

Weston JFred dan Copeland Thomas E 2001 Manajemen Keuangan edisi Revisi Jakarta Binarupa Aksara

Wibisono Darmawan 2003 Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Widjojo Atmodjo Masrun 2002 Bar Minuman Dan Pelayanannya Yogyakarta

ANDI Wilkie L1994 Consumer Behavior 4th New York John Wiley and Sons

World Bank 2013 International tourism number of arrivals At

httpdataworldbankorgindicatorSTINTARVL World Tourism Organization 2000Tourism Trends Madrid

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

WTO WTTC 2006 The Travel Tourism Industry towards Environmentally Sustainable Development Agenda 21

WTO 2003 World Tourism Organization (2000)Tourism Trends Madrid

WTTC Travel amp Tourism Economic Impact 2015 Foreword The World Travel amp Tourism at httpswwwwttcorg-

mediafilesreportseconomic20impact20researchregional202015world2015pdf

Yoeti Oka 1985 Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1993 Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1996 Pemasaran Pariwisata Bandung Angkasa Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta

Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta Yoeti OkaA 1996 Pengantar Pariwisata Bandung Penerbit Angkasa

Yoon Yooshik Uysal Muzaffer 2003 An examination of the effects of

motivation and satisfaction on destination loyalty A structural model Tourism Management (in press) Department of Tourism Management

Pai Chi University 439-6 Doma-2 Dong Seo-Gu Daejeon 302-735 South Korea Department of Hospitality amp Tourism Management Virginia

Polytechnic Institute and State University 362 Wallace Hall Blacksburg VA 24061-0429 USA

Zeithaml Valerie Berry Leonard L and Parasuraman A 1996 The

Behavioural Consequences of Service Quality Journal of Marketing 60

194

BIODATA PENULIS

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MA Negara 10 Oktober 1970

Pada tahun 2006 mendapat kesempatan melanjutkan

studi ke negeri Belanda untuk mempelajari bidang pariwisata (MA) dan tamat pada tahun 2007

Menamatkan Program doktor bidang pariwisata di Universitas Udayana Bali pada tahun 2014 Saat ini

bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Dhyana Pura Bali Adapun matakuliah yang diampu adalah

Metodologi Penelitian Manajemen Strategik Statistik

Bisnis Pengantar Bisnis Sistem Informasi Manajemen Aplikasi Komputer dan Pengantar Industri Pariwisata

amp perhotelan

Judul Buku yang pernah di tulis [1] Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia (2015) Penerbit

Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA ISBN 978-602-280-886-2 (Buku

Referensi)

[2] Agrotourism as an Alternative form of tourism in Bali Indonesia (2014) ISBN-13 978-3-639-66712-7 ISBN-103639667123 EAN9783639667127

(Scholar Press)

[3] Pengantar Industri Pariwisata (2014) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA 978-602-280-328-7 (Buku Referensi)

[4] Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan (2012) Penerbit Andi

Jogyakarta ISBN 978-979-29-3463-2 (Buku Referensi)

[5] Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism

Destination in Book Development of Tourism and the Hospitality Industry

in Southeast Asia (2016) Publisher Springer Singapore DOI 101007978-981-287-606-5_3 Print ISBN 978-981-287-605-8 Online ISBN 978-981-

287-606-5 (Book Chapter 3)

Page 4: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah

iv

82 Statistik Deskriptif 55 83 Statistik Inferensia 55

BAB IX 57 ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF UNTUK PARIWISATA 57

91 Analisis S-W-O-T 57 92 Analisis Matriks I-F-A-S 58 93 Analisis Matriks EFAS 59 94 Analisis Q-S-P-M 61

BAB X 68 THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN

DAN PARIWISATA 68 101 Logika Kerja SPC 68 102 Kualitas layanan internal (internal service quality) 69 103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) 70 104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) 71 105 Nilai layanan eksternal (external service value) 71 106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) 71 107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) 71 108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 72 109 Profitabilitas (Profitability) 72 1010 Hipotesis SPC 72

BAB XI 76 ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN PARIWISATA 76

111 Filosofis Analisis Faktor 76 112 Tahapan Analisis Faktor 76

BAB XII 84 MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS 84

121 Filososfi MDS 84 122 Konsep Persepsi 84 123 Konsep Positioning 85

BAB XIII 90 ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) 90

131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling 90 132 Tahapan dan Kristeria SEM 90

BAB XIV 104 ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK SEGMENTASI PASAR WISATAWAN 104

141 Filosofi Segmen Pasar 104 142 Alat Analisis Segmentasi Pasar 110 143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 111

BAB XV 124 REGRESI DAN KORELASI PADA JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN 124

151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel 124 152 Cara Penerapan Garis Regresi 124 153 Koefisien Korelasi 125 154 Uji Hipotesi T-test 125

BAB XVI 134 BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA 134

161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 134 162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard 134 163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja 135

BAB XVII 152 TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN 152

171 Tata Cara Penulisan Usulan 152 172 Tata Cara Penulisan Skripsi 155

BAB XVIII 158 TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP 158

181 Kegunaan Merujuk 158

v

182 Tujuan Merujuk 160 183 Sumber-Sumber Rujukan 161 184 Cara Pencarian 162 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka 165 Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal 170 DAFTAR PUSTAKA 183

BIODATA PENULIS 194

1

BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN

11 Manusia Mencari Kebenaran Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat

(common sense) dan dengan ilmu pengetahuan Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat

[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur-stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan

tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian

[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara

empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ―selektif

[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan

secara asal-asalan [4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan

melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis

[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan

pengujian secara ilmiah

12 Matinya Mitologi Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral

sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada

perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum

didefinisikan sebagai kaitan-kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu

diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum

yang harus ditaati Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian

hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di

alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian

empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur-angsur memperoleh sifat abstrak

dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi

manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut

Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar

berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya

dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam

2

13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah

dilakukan dengan berbagai cara misalnya

131 Secara kebetulan Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus

penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang

Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya

diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria yang kemudian berjatuhan di

kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja

132 Trial And Error

Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan

menggunakan metode ―trial and error atau coba-coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ―problem box oleh

Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ―problem box suatu ruangan yang hanya

dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing

tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara

Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar

Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah

133 Melalui Otoritas

Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap

keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam

filsafat Jawa dikenal dengan istilah Sabda pendita ratu yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh

dibantah lagi

134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman

Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari yang umum ke khusus sedangkan induktif

dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama

ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles

135 Melalui Penyelidikan Ilmiah Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan

menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka

melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus

memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan

menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran

3

palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta

secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara

sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum

Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan

pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk

menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo

menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya

oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan

spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang selanjutnya menjadi

ilmu dan teknologi

14 Dasar-Dasar Pengetahuan Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah

dapat dijabarkan sebagai berikut ini

141 Penalaran

Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir

logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran

rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme

142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan) Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ―pengkajian

untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model

berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma

Premis mayor semua manusia akhirnya mati

Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati

15 Sumber Pengetahuan Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia

yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal-hal yang ada termasuk nasib dirinya

sendiri Rene Descarte pernah berkata ―De Omnibus Dubitandum yang

mempunyai arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari

berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran

4

16 Kriteria Kebenaran 161 Teori Koherensi (Konsisten)

Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-

pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren

162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan) Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini

suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan

tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia

mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan

Jakarta

163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)

Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur

dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori

tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan

abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi

17 Ontologi (apa yang dikaji) Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri

Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan

saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna

itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata

Jadi istilah ―manis panas dan dingin itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca

indera Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam

semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu

tidak dapat terlepas dari gejala-gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam

mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari

kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal

bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula

Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk

ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah

homo educandum

5

18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah

[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup manusia tidak dapat

mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)

[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan

cara menggunakan metode ilmiah [3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis

ilmu itu sendiri [4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai

faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya

suatu gejala dan proses terjadinya [5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit

[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang

sama) [7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan

kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal [8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis

a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif

b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif

19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu

tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus

disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat

sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya

menimbulkan bencana Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan pariwisata

telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah

membawa provinsi itu mengalami ―keajaiban ekonomi sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak

perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian

tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu

[1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan

ekonomi [2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi

semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam

[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga

professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat

[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ―petani ke pariwisata

6

dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan

menjadi petani

Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara ekonomis daripada masalah-

masalah keadilan meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi

7

BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan

pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar

200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan

terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat

dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia

hiburan rekreasi dan pariwisata

Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era

pemerintahan Presiden Soekarno (1945-1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut

IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan

bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan

ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan

lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya

konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan

lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi

produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika

sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas

(Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi

Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan

internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata-rata 4

pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan

kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang

kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World

Bank 2013)

Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang

paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia

dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang

telah mengunjungi negaranya

8

Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia

Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)

Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World Tourism Organization

tersebut upaya apa yang semestinya dilakukan oleh pelaku dan stakeholders

pariwisata ditengah keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan

wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting berikut ini (1) telah terjadi pergeseran

pasar pariwisata (2) strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan nilai pada

wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik (5) pemanfaatan teknologi

terutama teknologi informasi secara tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata

Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan yang rasional sehingga peran

lembaga pendidikan di bidang pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata

dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program

studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai

pada jenjang S3

22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri

Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai disiplin ilmu mandiri

sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya

manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana

Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3) Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada

deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak

menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan

atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan

NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606

1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000

2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000

3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000

4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000

5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000

6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000

7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000

8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000

9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000

10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000

38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000

9

seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali

seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13

November 2007) Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka

pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar

diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian

yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan

bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian

dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang

menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)

Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi

pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan

kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata

Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu

menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga

kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri

pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan

kepariwisataan Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta

tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha

meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan

kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten

dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga

Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga

Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan

kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari

seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan

kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan

bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga

kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan

pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri

10

pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya

manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan

Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional

melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan

kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten

dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui

sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan

kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian

pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di

luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan

seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan

meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global

23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri

231 Dasar Keilmuan Pariwisata

Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang

menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah

metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri

2007)

1) Aspek Ontologi Pariwisata Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya

menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata gejala-gejalan pariwisata karakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata

tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan

kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata

dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam

tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau akibat-akibat

pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas

2) Aspek Epistemologi Pariwisata Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara

pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik

11

Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan

yakni

a) Pendekatan sistem

Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas

masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ―linked system

dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti

dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik

Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran

b) Pendekatan Kelembagaan

Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa

transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua

komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen

tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung

c) Pendekatan Produk

Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai

suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek-aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah

produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus

diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni

(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya

tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya

(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam

pencapaian tujuan ke tempat wisata (3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada

sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas

pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi

(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat

berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi

Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan elemen produk

wisata yang sesungguhnya diproduksi dan atau direproduksi sebagai komoditas

yang dikonsumsi oleh wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam mencari

kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research) dan metode membangun teori

(theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5)

12

eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan

tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya

3) Aspek Aksiologi Pariwisata Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat

manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam

baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri

Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut

ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan

komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian

khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan

pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan

profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal

sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi

Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang

dapat dijelaskan sebagai berikut

a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia

melalui kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan banyaknya

warganegara yang melakukan kunjungan wisata di wilayah-wilayah selain

tempat tinggalnya akan menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi sehingga

akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional

b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation) Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia

untuk berusaha dan bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah

diharapkan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah bahwa

pariwisata harusnya mampu memberi andil besar dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang miskin potensi ekonomi lain selain

potensi alam dan budaya bagi kepentingan pariwisata

c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan keindahan alam kekayaan

budaya dan keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya

yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung sangat kecil sehingga jika dilihat

13

dari aspek keberlanjutan pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam

waktu yang relative lama

d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian

budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan

UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan

Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan

pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah

e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia Pariwisata pada

masa kini telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan

wisata bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya melalui

pemberian waktu libur yang lebih panjang dan skema paid holidays

f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi

tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan juga

memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam

penyediaan barang dan jasa

g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan

akan teknologi tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan teknologi terkini mereka

Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi

lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan

manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak

terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat

Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata internasional

pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar

US$ 623 miliar Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun

2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut diperkirakan jumlah perjalanan wisata

dunia di tahun 2020 akan menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)

Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di beberapa negara di dunia namun

pariwisata juga menyembunyikan beberapa hal yang jarang diungkap dan

dihitung sehingga sangat sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri

pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga seringkali destinasi

14

pada negara berkembang hanya menjadi obyek saja hal lainnya pengembangan

pariwisata memang telah dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada sebuah

destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative dari pembangunan pariwisata dapat

diminimalkan dan pengaruh positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan

pembangunan pariwisata di masa mendatang

232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata

Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu

memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian

tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu

dengan ilmu yang lain

1) Objek Material Ilmu Pariwisata

Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek

material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni

a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri yang meliputi jasa

hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan

pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis

b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving

services) termasuk ke dalam industri ini adalah full-restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan

sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk

kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi

mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan

terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service

stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator

and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain

agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis

e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan

museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada

perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah

raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan

15

pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan

pelayanan pameran dan sejenisnya g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk

kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis

2) Objek Formal Ilmu Pariwisata

Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada

ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu

pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan

wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat

secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diiden-

tifikasi sebagai berikut

(1) Pengembangan Jasa Wisata

Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang

strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah

aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa-jasa yang bersifat intangible lainnya

Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini

mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting

(2) Organisasi Perjalanan

Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas

perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan

berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal

ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip

kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO

2005)

(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata

Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi

masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui

suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata

16

BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN

PERHOTELAN

31 Pengertian Jasa Pariwisata Menurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang

perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai bahan pengambilan keputusan

Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul

berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang

mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global(Theobald 2005)

Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan

pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia

Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika

Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data

yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika

mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005) Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam

multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya

Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja

dan yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental

dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan

kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial

budaya

32 Dimensi Pariwisata 321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi spasial merupakan

definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya

(Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau

tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)

ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations outside the places where they normally live and work and their activities during their stay at these destinationsrdquo

Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan wisatawan selama berada di

destinasi pariwisata sebagai bagian dari pariwisata Definisi pariwisata yang

17

dikemukan oleh World Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan

pada sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak lebih dari satu tahun

berturut-turut ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure business and other purposes not related to the exercise of an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-tourismorg)

Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang dilakukan yaitu

untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan

mencari uang di tempat yang dikunjunginya

Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan

perhitungan statistik pariwisata

a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan

waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)

b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973)

menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk

perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan

wisata

e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk

perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)

Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia didefinisikan

sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal 1 yaitu kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari

keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara

322 Dimensi Industri

Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini

merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada

keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata

Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis

bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya

ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services to

facilitate business pleasure and leisure activities away from the home environmentrdquo

18

Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan pariwisata

sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata

ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the travel experiencerdquo

Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang di dalam Undang-

Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah

323 Dimensi Akademis

Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya

sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain

Pariwisata dari dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang

merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap

lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)

ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo

Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial sebagai faktor

pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal

tempat kerja) dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata

324 Dimensi Sosial Budaya

Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada

1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002)

berikut ini

ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside their normal places of work and residence the activities undertaken during their stay in those destinations and the facilities created to cater to their needsrdquo

Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994 sebagai berikut

ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the economy or industry and a broad system of interacting relationship of

people their needs and services that respond to these needsrdquo

19

2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial budaya seperti

yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai

ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo

Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata sebagai berikut

ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo

3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan oleh MacCannell

(Herbert 1995) berikut ini

ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also

an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo

Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas di Indonesia dikenal dengan

istilah kepariwisataan (UU No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesame

wisatawan pemerintah pemerintah daerah dan pengusaha

33 Definisi Pariwisata di Indonesia Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta

yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti

(2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain

di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan

semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di

tempat yang dikunjungi Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain

manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni

unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di

tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal

kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan

Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha

20

pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata

pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan

barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung

jawab Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa

pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai

dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha

pariwisata digolongkan ke dalam

a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan mendorong tumbuhnya berbagai jenis

usaha jasa pariwisata yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan

Usaha jasa pariwisata terdiri dari

[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang Mengatur menyediakan dan menyelenggarakan

pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata

[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak sebagai perantara di dalam menjual dan

atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan [3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha bersifat komersial yang

mengatur mengkoordinir dan menyediakan tenaga pramuwisata untuk

memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang melakukan perjalanan wisata

[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi satu

pertemuan sekelompok orang (misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan

dengan kepentingan bersama [5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan

baik yang mendatangkan mengirimkan maupun mengembalikannya

serta menentukan tempat waktu dan jenis hiburan [6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran dan nasehat

yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun

secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli

profesional

[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan

b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam merupakan usaha

pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran

wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai obyek dan daya tarik

wisata untuk dijadikan sasaran wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik

21

wisata minat khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam

dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus

c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam

[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh

yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat

[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan

penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai

usaha yang berdiri sendiri [3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari

usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan

angkutan wisata

[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata

tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing

[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk

memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)

34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan

Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan

perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen

strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah

peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya

Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism operations

Marketing and consumer behaviour HR management eTourism eTravel Planning and development Performance and financial management Strategic implications Environmental aspects Government policy Forecasting and prediction Revenue management Impact assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure and culture (httpthrsagepubcom)

Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya

namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada

klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian

pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut

22

341 Jasa Akomodasi Accomodation services)

Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian

bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar

jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi

1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali

2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang

3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu

4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel

5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo

6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt Pelayaran Prima Vista di

Cv Niki Tour Surakarta

342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving

services)

Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini biasanya banyak

dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan Makanan dan

Minuman

1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada

restoran yogya chicken Yogyakarta 2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan

di restoran Enak Bali 3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang

343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)

Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-

perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda

melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-

masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi Wisata

1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po sargede tur dan

travel Yogyakarta

23

2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali

3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali

4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) to Provide Good Service for Tourists Visiting Solo City

5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar

6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki

Tour Solo 7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara

Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur

344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services)

Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan dan biro perjalanan

dapat dilakukan yang berkaitan dengan kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang

dikunjungi dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata

1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Candi

Prambanan

345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)

Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan

tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah

botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Bali Barat

2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah

3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata

Bali

24

346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment

services)

Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi pelayanan golf

course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan Hiburan

1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap Pencitraan Pariwisata

Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di Kabupaten Jembrana

Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi Wisata di Jembrana

Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum

Donokerto Turi Sleman Yogyakarta

5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan Jumlah Wisatawan di

Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa

8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang

10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang

11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata Melalui Video Profile

12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua Tembus di Kabupaten Wonogiri

13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang

14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul 15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo

16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur

17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air

Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak 18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta

19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta

20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan

Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten

347 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services)

Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang ini

1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan

pada Hotel Dhyana Pura Bali 2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan Keuangan Hotel

Dhyana Pura Periode 2000-2011

25

3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel

Quality Solo)

26

BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA

41 Pengertian Penelitian Kata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari

untuk melingkup spektrum arti yang luas yang dapat membuat bingung

mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang

satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus

dibuang dan diganti konsep yang benar

Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997

Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara

untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ―bertanya

pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan

Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan

data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset

sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari

Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian

yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data)

27

dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati

atau menjadi perhatian kita Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi

sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia

Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan

konsep yang salah Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy

(Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban

terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual

Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik

(1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan

(3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik

(4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola

(5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau hipotesis penelitian yang spesifik

(6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya

untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian

(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas

Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ―salah tentang

penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian sebagai berikut

a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)

Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian

untuk ―meneliti ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan

untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya

canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan

sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian

Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan

―penelitian di perpustakaan Salah seorang siswa mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada

ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian

Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills

b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke

tempat lain

Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah tugas ―penelitian tentang teknik-teknik pembangunan bangunan tinggi di Denpasar

Ia telah berhasil mengumpulkan banyak artikel dari suatu majalah konstruksi

28

bangunan dan secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan

disertai teknik acuan yang benar Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan menyusun makalah

penelitian Sebenarnya yang ia lakukan hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang

benar Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya kurang satu hal

yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan indikasi bahwa faktor x dan y sangat

mempengaruhi cara pembangunan bangunan tinggi di Denpasar Dengan

demikian ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta sehingga ia

mampu membuat interpretasi terhadap informasidatafakta yang terkumpul tersebut

c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi

Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan empat buah

kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir

bahwa ia harus melakukan ―penelitian Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten-kabupaten yang ada di

wilayah tersebut Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria

yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil

―penelitiannya ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut

hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian

d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian

Kata ―penelitian sering dipakai oleh surat kabar majalah populer dan iklan untuk menarik perhatian ―mendramatisir Misalnya berita di surat kabar

tertulis ―Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam yang ingin

merongronglsquo kekuasaan Presiden Misal yang lain berita ―Semua anggota DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsus Misalnya lain

lagi ―Produk ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun padahal hanya dirubah sedikit formulanya dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan

42 Macam Tujuan Penelitian Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-

pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian

tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula

tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka kita perlu membatasi upaya kita dengan cara

membatasi tujuan penelitian

Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi

(prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)

29

a) Eksplorasi

Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka

kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang

mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ―Apakah X adaterjadi

Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak

Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita

mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti

memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan

dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih

mendalam

Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil

penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu

terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu yang telah terbuka tersebut

b) Deskripsi

Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih

rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya

ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian

yang lebih tegas tentang bagian depan kelas Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata

pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian

pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan

perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan

suatu fenomena dari masa ke masa

c) Prediksi Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang

memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan

mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari-hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal

tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara

skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)

d) Eksplanasi

Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat di antara dua

fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah

suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau

30

menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang

saling bersaing Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan

misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya

dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat

tersebut terjadi

e) Aksi

Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak

sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi

Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan

Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu

mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari

temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas

43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul

penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan

metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak

mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan

yang tak terbatas Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman

yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan

melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci

Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi

bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai

Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk

mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan

Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan

menjadi lima jenis penelitian yaitu

31

1) Biografi

Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip

A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment yaitu

pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup

seseorang Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi

dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti

tahap perjalanan hidup dan pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis

atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan pekerjaan

(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode (3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis

(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari kisah tersebut

(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya ideologi dan konteks

sejarah kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup

individu (6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi

yang berfokus pada proses dalam hidup individu teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut

2) Fenomenologi

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna

konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi

pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang

dikaji

A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell 1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the structures of consciousness in human experiences

Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi menunda semua

penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu

Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche

menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden

Sedangkan teknik analisis data jenis Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran

menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan

32

(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir

mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data

(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan

pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun

pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur

pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami

penyimpangan) (4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu

ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi (5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari

fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang

terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan

bagaimana fenomena itu terjadi) (6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi

dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut

(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis

3) Grounded theory

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu

pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan

dengan situasi tertentu

The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular situation This situation could be one in which individuals interact take actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell 1998)

Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak atau terlibat

dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang

berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik

analisis data jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode

(3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari

(4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa menyelidiki

kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut

(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding

(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan

suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa

33

4) Etnografi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem

kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil

dari sebuah penelitian An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways of life (Harris 1968)

Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat

dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna dari

setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok Sedangkan teknik

analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file

(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti

(4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau uraian

5) Studi kasus

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah

dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi

Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-depth data collection involving multiple sources of information rich in context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995) while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the case being studied ndash a program an event an activity or individuals

Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau individu Sedangkan teknik analisis

data jenis Studi Kasus dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir informasi (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode

(3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa

kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan

generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk

penerapannya pada kasus yang lain (6) Menyajikan secara naratif

34

44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi

Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu

negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh

Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena

delapan alasan utama seperti berikut ini (1)Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu

kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-

nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi

(5)Penghasil devisa (6)Pemicu perdagangan international (7)Pemicu

pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal

dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu

destinasi Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan

manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman

pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang

telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja

penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni souvenir seperti digambarkan pada gambar

di bawah ini

Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha

pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)

Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi industri

terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih konkret bagi kesejahteraan manusia

WISATAWAN

Jasa Transportasi Hotel

Penginapan

Restoran Bar

Cafe

Obyek Atraksi

Wisata

Jasa Hiburan

Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis

Pakai

Asuransi Perumahan

JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung

35

dapat dilihat dari implikasi-implikasi pergerakan wisatawan seperti

meningkatnya kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia

Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan ekonomi yang lebih cocok di

pelajari dan dianalisis dengan pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai sebuah

industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)

442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata

Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis

pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi

identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat

analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen

Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan

menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal

dan simultan dan model-model makro regional yaitu model Input-Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Accounting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagainya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah

Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan kuantatif

Sumber Hara (2008)

36

[1] Input-Output Analysis

Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak

pariwisata Input-output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan

menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh

terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya

[2] Social Accounting Matrix Model

West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan

dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya

mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya

Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O

namun sebenarnya tidak sesederhana itu

Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan

model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas

tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi

[3] Tourism Satellite Account

Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua

variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti

penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya

Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian

Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap

variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata

dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur

peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional

[4] Social cost-benefit analysis

Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel

sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk

mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari

multiplier efeknya saja

37

Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

No Kualitatif Kuantitatif

1 Data kualitatif (non

numeric)

Data Kuantitatif (numeric)

2 Penelusuran Latar

alamiah

Latar artifisial (khususnya

penelitian eksperimentasi)

3 Fokus pada Makna-makna

Fokus pada Perilaku

5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)

Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)

6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik

7 Idealisme Realisme

8 Induksi analitik Induksi enumeratif

9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi

Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua

metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai

berikut

[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda

caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan

proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis

[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan

metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif

[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan

data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data

yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya

maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi

[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah

asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian

443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif

Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi

berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau

informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau

informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif

38

Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori

untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami

fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan

yang diteliti Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua

jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya

Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Kuantitatif Kualitatif

Validitas Kredibelitas

Reliabilitas Dependabilitas

Objektivitas Konformabilitas

Generalabilitas Transferabilitas

Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi syarat validitas reliabilitas objektivitas dan generalabilitas maka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan

transferabilitas Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami

perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil

kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi

atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya

penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan

mengajukan pertanyaan baru

Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam

satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model

analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya

39

BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN

PENELITIAN

Setelah peneliti menentukan bidang penelitian yang diminatinya kegiatan

berikutnya adalah menemukan permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan

lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian tidak perlu

dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan juga dinyatakan oleh ungkapan ―Berhasilnya perumusan permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan

penelitian Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam Buckley et al 1976 14)

dengan pernyataan ―Kriteria terbaik untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu

tersebut masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah mati Permasalahan

yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan ke dalam suatu pernyataan

atau problem statement

51 Penemuan Permasalahan Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh

survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam

bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan

Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang

memakan waktu cukup lama sehingga buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu

Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya

banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-

majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke

perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan

dalam usulan penelitian Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta

dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan

permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan

ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan

dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara

menemukannya Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et

al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang

menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan

40

tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara

informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian

berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan

perumusan permasalahan

52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka

menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini

1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya

menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai

arah untuk menemukan permasalahan

2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang

diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan

dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural

3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang

tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan

ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal

penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam

perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi

yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda

4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang

merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang sudah ada 5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan

membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi 6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan

kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau

kompleks 7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu

pemasalahan ke dalam komponen-komponennya 8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi

peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah

yang lebih rumit dan kompleks

53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan

permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara konjektur atau

naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau

41

latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat

diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al

(197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan

2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan yang dapat diamati Misalnya

fenomena pemakaian komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola dasar

pendayagunaan komputer dalam proses perancangan arsitektural

3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi

Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi

4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman kegagalan akan mendorong dicetuskannya

permasalahan untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut Pengalaman

keberhasilan juga akan mendorong studi perumusan sebab-sebab keberhasilan

42

BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN

PENELITIAN

Skala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan untuk

mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol atau angka dari sebuah variabel yang diukur

Pengukuran hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan seperti

minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional terhadap variabel yang

diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam

dalam model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011 48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat kategori yaitu

skala nominal skala ordinal skala interval dan skala rasio

Gambar 61 Contoh inform concern

Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian yang sedang dilakukan sangat memerluan

bantuan para responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan kinerja sebuah

pelayanan jasa khususnya pariwisata

43

61 Skala Nominal Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang

ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini

hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal

yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal

pada uji statistika bisa untuk mencari modus dan distribusi frekuensi saja

Would you like to help us

you can fill it out online below

Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal

62 Skala Ordinal Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek

sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi)

variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal

Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat

tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah

sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat

mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama

Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan

skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non

parametrik seperti rank order correlation

44

Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal

63 Skala Interval Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan

dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk

mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama

Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada

skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran

Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval

64 Skala Rasio Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat

yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil

pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding skala-skala

dibawahnya)

45

[1] How long have you been on holiday in Bali

[2] How much money have you spent during your vacation in Bali

[3] How much money have you spent on renting a hotel room

Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval

Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian

pariwisata antara lain adalah

[1] Skala likert

Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai

suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain

Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert

[2] Semantic defferensial

Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan

oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya

bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ―sangat positifnyardquo terletak di bagian

kanan garis dan jawaban yang ―sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya

46

How do you think about the guide service today friendly 5 4 3 2 1 unfriendly

patient 5 4 3 2 1 impatient knowledgeable 5 4 3 2 1 less

knowledgeable helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness

competent 5 4 3 2 1 less competent

Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial

Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden

terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi

responden terhadap Tour Guide sangat negatif

65 Validitas Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel

nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu

[1] Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang

mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain

tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan

dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata

[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity) Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan

dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam

validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan

pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik

[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)

Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai

kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan

pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik

untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik

47

Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas

66 Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil

skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan

berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar

pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah

reliabel secara statistik

Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas

48

BAB VII TEKNIK SAMPLING

71 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama

dari obyek yang merupakan sumber data (Sukadarrumidi 200650) Sampel

diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari

populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari

1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan

sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang

memenuhi sasaran

Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan

persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih

baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah

1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel

a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan

oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama

b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian

sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota populasinya c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan

dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh

anggota populasi

2) Tujuan pengambilan sampel

a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak

b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis

c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga

peneliti

3) Tahapan menentukan sampel

Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel

yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah

a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian menentukan sampelnya

b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi teoritis dengan

cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi

49

Keuntungan penggunaan sampling

a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek

c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit

Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi karena

a) adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti

c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit

72 Cara Pengambilan Sampel Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random

sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)

Gambar 71 Teknik Sampling

1) Probability Samples

Probability Samples adalah teknik sampling yang memberikan

kemungkinan yang sama paa setiap individu untuk dipilih sebagai sampel

a) Simple Random

Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa

penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya

b) Systematic Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar

nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan

hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama

50

telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain

yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil

persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan

besarnya sampel yang diambil pada masing-masing kelompok tersebut

c) Stratified

Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi-bagi menjadi sub-sub

populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil

Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif

homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas

hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang

diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)

Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui penghasilannya sebagai berikut

I = 40 berpenghasilan rendah

II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi

Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka pembagiannya untuk strata

I = sebanyak 40 X 100 orang = 40 orang II = sebanyak 50 X 100 orang = 50 orang

III = sebanyak 10 X 100 orang = 10 orang

d) Cluster

Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan

mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan

kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada

Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui

bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian

ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah

300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota

sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu

untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak

diketahui pengambilan sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling

51

2) Non Probability

Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya

individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir

jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak

memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen

a) Judgement Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau

pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-

subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa

melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai

generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya

ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak

dimiliki populasi dalam keseluruhannya

b) Quota

Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang

akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden

terserah kepada team pengumpul data Misalnya

Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai

berikut 10 orang warganegara Inggris

15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang

c) Chunk

Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di

jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili

siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan

73 Penentuan Jumlah Sampel

1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui) Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel

adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi

populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat

mengakibatkan pemborosan biaya penelitian

52

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel

adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut

dimana n jumlah sampel

N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase

Semakin kecil toleransi kesalahan maka semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya penelitian dengan batas kesalahan 5

berarti memiliki tingkat akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10

memiliki tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan

Contoh

Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila

batas toleransi kesalahan 5

Dengan menggunakan rumus Slovin

n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan

2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak diketahui) Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden penelitian dapat

ditentukan dengan merujuk pada persyaratan jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200

sampel Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum likehood) atau

GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya dengan analisis faktor

besarnya jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator

penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)

53

BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS

PENELITIAN

81 Teknik Analisis Data Teknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis

Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data Kuantitatif

1) Teknik analisis data kualitatif

a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola

kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan

pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)

b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan

sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu

(Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori

dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data

d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan

lapangan

e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan

membeku atau malah menjadi kadaluarsa f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian

dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan

guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan

2) Teknik analisis data kuantitatif

a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen

resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan-satuan

dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan

beberapa metode tertentu b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam

beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis

data

(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat

kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang

disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat

dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan

54

editing yang cermat dan hati-hati diharapkn data yang berhasil

dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali

berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkn

dalam penarikan sampel Nama dan kelengkapan identitas pengisi

Kelengkapan isi jawaban Kejelasan makna jawaban dan relevansi jawabannya

Konsistensi jawaban satu sama lainnya

Kekeliruan pekerja lapangan di dalam menjelaskn kuesioner kepada responden

Tingkat kekeliruan di dalam memilih responden dan kepalsuan isi jawaban

Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data Sumber Antara 2010

Teknik Analisis

Data

Teknik Analisis Data KUALITATIF

Teknik Analisis Data KUANTITATIF

Statistik Inferensia

Induktif

Statistik Deskriptif

Rata-rata Hitung

Median dan Modus

Varian dan Standard Deviasi

lainnya

Parametrik

Tabel (Silang Frekuensi) Grafik

Diagram Batang dan Diagram Lingkaran

dan lainnya

Non Parametrik

Analisis SWOT

P H A

Deskriptif Kualitatif (Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan

atau Menafsirkan)

Ekonometrika 1 Model Simultan 2 Model Sederhana

Model Optimasi (Operation Research) 1 Linear Program 2 Non Linear Programming 3 Integer Programming 4 Gooal Programmning 5 Dynamic Programming 6 Network CPM dan PERT 7 Teori Antrean 8 Teori Pengambilan Keputusan 9 Teori Permainan 10 Simulasi

Model Makro Regional 1 Model Input-Output Leontief

Regional dan Interregional 2 Model SAM Regional dan

Interregional CGE 3 Location Quotion (LQ) 4 Teori Basis Export

Policy Analysis Matrix (PAM)

Uji-t Uji Z

Regresi Sederhana dan Ganda

Uji Korelasi

One dan Two Way Anova

Multivariat Cluster DIscriminant dan Factor Analysis

Priciple Component Analysis Path analysis

SEM

Sign Test

Chisquare Wilcoxon Test

Cochran Test

Korelasi Rank

55

(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda

tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka (3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing

kategori (4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel-tabel untuk setiap

variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam

bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross

tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan

(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik

inferensia (parametrik atau non paramterik) (6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti

terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan

mengkaitkannya dengan temuan-temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru

sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)

Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu (1) statistik

deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik

inferensiainduktif Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu

statistik non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema Teknik Analisis Data)

82 Statistik Deskriptif [1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi

[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya

[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia

[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang

berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat

kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia

83 Statistik Inferensia

(Statistik InduktifStatistik Probabilitas)

a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok

digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random

56

b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang

diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahankeberanan dinyatakan dalam

persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf

signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi

Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non Parametrik

Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik

1 Parameter populasi menyebar normal

1 Parameter populasi mengabaikan sebaran

2 Data berasal dari nilai-nilai

pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau

paling tidak dalam skala interval

2 Data berasal dari nilai-nilai yang

tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordinal

(order=tingkatan=skala)

3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat

dijumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi

3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan

cara menskor atau kategori

4 memusatkan perhatian

pada perbedaan nilai tengah (mean)

4 Memusatkan perhatian pada

perbedaan median

5 Sampel atau cuplikan relatif

besar agar cenderung

menyebar normal (gt 30 unit)

5 Dapat digunakan dalam sampel

(cuplikan) kecil (lt 30 unit)

57

BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF

KUALITATIF UNTUK PARIWISATA

91 Analisis S-W-O-T Umumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang

berorientasi pada pemaknaan terhadap suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini

adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk

mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif

sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif

identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan

pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam

yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada

pada masyarakat di tempat penelitian Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan

pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal

untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan

oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif

adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data

dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya

oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan

membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan

pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan

adanya teori baru yang barangkali ditemukan Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan

untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu

objek

Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT

58

mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan

kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga

hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan

Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT

Tahapan yang dimaksud adalah

[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)

[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata) [3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)

[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)

Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan strategi alternatif (Alternative

Strategy) melalui matriks SWOT sebagai berikut

92 Analisis Matriks I-F-A-S Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan

analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan

tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)

[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan

kelemahan (weaknesses) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat

metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot

sama dengan satu [3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing

faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating)

mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk

menentukan nilai skornya [5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang

dinilai Jika nilainya di bawah 15 menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di

atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat [6]

Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy) Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai

(bobot x rating)

Kekuatan

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

59

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)

Kelemahan

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

93 Analisis Matriks EFAS Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan

ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor-faktor strategis eksternal

(External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini

[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan

ancaman (threat) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat

metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu

[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing

faktor peluang dan ancaman yang memiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3 (cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya

[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal

perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di

atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar

Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)

Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai

(bobot x rating)

Peluang

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

Ancaman

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip

4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan sel seperti gambar di

bawah

60

Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X TOTAL NILAI IFAS

T

O

T A

L

N

I

L A

I

E F

A

S

4 3 2 1

3

I

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi vertical)

II

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi horizontal)

III

Pertahankan dan

pelihara

(pertumbuhan berputar)

2

IV

Tumbuh dan bina

V

Pertahankan dan

pelihara (strategi tidak berubah)

VI

Panen atau divestasi

(kawasan terikat atau jual habis

kewaspadaan)

1 VII

Pertahankan dan

pelihara (diversifikasi

konsentrasi)

VIII

Panen atau

divestasi (diversifikasi

kongklomerasi)

IX

Panen atau divestasi

(likuidasi)

Sumber Rangkuti 2001

Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT sebagai berikut

[1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan ancaman di sel

masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan peluang-

peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)

[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO

(Weakneses Opportunities)

[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)

[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelamahan dan

ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi WT

(Weakneses Threaths) [6]

Tabel 94 Matriks SWOT

IFAS

EFAS

Kekuatan (S) Tentukan factor kekuatan

Internal

Kelemahan (W) Tentukan factor

kelemahan Internal

Peluang (O) Tentukan factor

Peluang Eksternal

Strategi SO Ciptakan Strategi yang

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

Strategi OW Ciptakan Strategi yang

meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Ancaman (T) Tentukan factor

ancaman Eksternal

Strategi ST Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi TW Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman

Diadopsi dari Rangkuti 2001

61

Penjelasan

a) Strategi SO (Strengths Opportunities)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya

b) Strategi ST (Strengths Threaths)

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek

untuk mengatasi ancaman

c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

d) Strategi WT (Weaknesses Threaths)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman

94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning Matrix)

Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan

Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa

alternatif strategi yang telah dipilih

QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif

(relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk

diimplementasikan (Umar 1999)

Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut

[1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan di sebelah kiri

QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks [2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama

dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I [3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi

yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE

[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara

meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 =

sangat menarik [5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight

dengan Attractives Score pada masing-maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi

[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing-maisng kolom

QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang

menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir

62

Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)

Faktor Utama Weight Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Faktor Internal

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Total

Sumber Umar 2002

AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score

Penggunaan Analisis SWOT Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu

Mutiara Kabupaten Jembrana Bali

1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan Indikator-

indikator Internal

No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan

1 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 Kekuatan

2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan

3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan

4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan

5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan

6 Harga minuman 500 290 Kekuatan

7 Kemudahan dalam mencapai lokasi 477 235 Kelemahan

8

Kejelasan jalur rute yang

dilalui menuju objek wisata 512 230 Kelemahan

9

Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur

Pamfletdan lainnya) 512 260 Kekuatan

10

Penyampaian informasi melalui

website 555 270 Kekuatan

11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan) 395 250 Kelemahan

12

Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam berbagai bahasa 543 235 Kelemahan

13

Program pendidikan dan

pelatihan bagi petugas 445 175 Kelemahan

14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan

63

No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan

15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan

16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet ) 550 310 Kekuatan

17

Sarana dan prasarana yang

memadai ( tempat parkir ) 560 355 Kekuatan

18 Rute perjalanan pengunjung didalam taman kupu-kupu 463 155 Kelemahan

19

Proses penyambutan

kedatangan wisatawan 495 250 Kelemahan

20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan

TOTAL 100

2 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman Indikator-indikator

Eksternal

No Indikator Eksternal Bobot () Rating Keterangan

1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang

2 Sumber daya manusia yang professional 798 270

Peluang

3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang

4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang

5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang

6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang

7 Kebijakan pemerintah di bidang

pariwisata 618 245 Ancaman

8 Bantuan dan dukungan

pemerintah 607 205 Ancaman

9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman

10 Pengawasan masyarakat

terhadap objek wisata 670 260 Peluang

11 Kondisi ekonomi regional dan nasional 641 265

Peluang

12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman

13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang

14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang

TOTAL 100

3 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS Matrix)

Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor

Kekuatan (strenghts)

1 Sarana dan prasarana yang

memadai ( tempat parkir )

560 355 020

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 022

3 Fasilitas pendukung yang tersedia 550 310 017

64

Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor

( toilet )

4 Kondisi lanskap (landscape) 591 305 018

5 Keunikan penangkaran 661 305 020

6 Pelayanan yang diberikan 520 300 016

7 Harga tiket masuk 596 290 017

8 Harga minuman 500 290 015

9 Penyampaian informasi melalui

website

555 270 015

10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur)

512 260 013

Kelemahan (weakness)

1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)

395 250 010

2 Proses penyambutan kedatangan

wisatawan

495 250 012

3 Harga marchendise 413 240 010

4 Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam berbagai bahasa

543 235 013

5 Kemudahan dalam mencapai lokasi

477 235 011

6 Kejelasan jalur rute yang dilalui

menuju objek wisata

512 230 012

7 Penampilan petugas 244 175 004

8 Program pendidikan dan pelatihan

bagi petugas

445 175 008

9 Keramahtamahan petugas 280 175 005

10 Rute perjalanan pengunjung

didalam taman kupu-kupu

463 155 007

Total 100 265

Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-

rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk

masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari

indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah

265

65

4 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor strategis eksternal Bobot () Rating Skor

Peluang (opportunities)

1 Keanekaragaman pengunjung 785 345 027

2 Lokasi objek wisata 817 335 027

3 Motivasi pengunjung 745 330 025

4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 025

5 Keamanan pengunjung 772 325 025

6 Pemandangan alam sekitar 727 315 023

7 Sumber daya manusia yang

profesional

798 270 022

8 Penerapan teknologi informasi 775 265 021

9 Kondisi ekonomi regional dan

nasional

641 265 017

10 Pengawasan masyarakat terhadap

objek wisata

670 260 017

Ancaman (threats)

1 Kondisi ekonomi global 631 250 016

2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata

618 245 015

3 Peran serta masyarakat 648 205 013

4 Bantuan dan dukungan pemerintah

607 205 012

Total 100 285

Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata

pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil

rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-

indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil

skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285

5 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini

Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X Total nilai ifas

T

O

T A

L

N

I

L A

I

4 3 (285) 2 1

3

I

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi vertical)

II

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi horizontal)

III

Pertahankan dan

pelihara

(pertumbuhan

berputar)

(265)

2

IV

Tumbuh dan bina

V

Pertahankan dan

pelihara (strategi tidak berubah)

VI

Panen atau divestasi

(kawasan terikat atau jual habis

kewaspadaan)

1 VII VIII IX

66

E F

A

S

Pertahankan dan pelihara (diversifikasi

konsentrasi)

Panen atau divestasi (diversifikasi

kongklomerasi)

Panen atau divestasi (likuidasi)

6 Matrik SWOT

Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-

kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan

eksternal dengan menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi pengembangan

Matrik SWOT

IFAS

EFAS

STRENGHTS (S)

1 Sarana dan prasarana yang

memadai (tempat parkir)

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu

3 Fasilitas pendukung yang tersedia (toilet)

4 Kondisi lanskap

(landscape) 5 Keunikan

penangkaran 6 Pelayanan yang

diberikan 7 Harga tiket masuk

8 Harga minuman

9 Penyampaian informasi melalui

website 10 Penyampaian

informasi melalui mass media cetak

(broshur)

WEAKNESESS (W)

1 Penyampaian informasi melalui mass media

audio visual (iklan) 2 Proses penyambutan

kedatangan wisatawan 3 Keterjangkauan harga

merchandise 4 Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam

berbagai bahasa 5 Kemudahan dalam

mencapai lokasi 6 Kejelasan jalurrute

yang dilalui menuju objek wisata

7 Penampilan petugas 8 Program pendidikan

dan pelatihan bagi

petugas 9 Keramahtamahan

petugas 10 Rute perjalanan

pengunjung didalam taman kupu-kupu

OPPORTUNITIES (O)

1 Keanekaragaman pengunjung

2 Lokasi objek wisata

3 Motivasi pengunjung

4 Keamanan lokasi

objek wisata 5 Keamanan

pengunjung 6 Pemandangan

STRATEGI SO

Bekerjasama

dengan masyarakat dalam

mengawasi objek wisata Taman

Kupu-kupu

Meningkatkan

keamanan baik

keamanan

pengunjung maupun

STRATEGI WO

Meningkatkan

kualitas sumber daya manusia

dibidang pariwisata

67

alam sekitar 7 Sumber daya

manusia yang professional

8 Penerapan teknologi

informasi 9 Kondisi ekonomi

regional dan

nasional 10 Pengawasan

masyarakat terhadap objek

wisata

keamanan lokasi objek wisata

Membangun

penangkaran kupu-kupu

dilokasi lain

THREATS (T) 1 Kondisi ekonomi

global

2 Kebijakan pemerntah

dibidang pariwisata

3 Peran serta masyarakat

4 Bantuan dan dukungan

pemerinah

STRATEGI ST

Memberikan

perbedaan harga

tiket masuk

Pemberdayaan

masyarakat

STRATEGI WT

Promosi dan publikasi

secara besar-besaran

dan dilakukan dengan

gencar

Meningkatkan jenis

pelayanan yang

ditawarkan

Meningkatkan peran

serta pemerintah

68

BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT

ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA

101 Logika Kerja SPC Gambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi

operasi dan sistem penyampaian jasa dalam suatu perusahaan dengan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut

Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)

Sumber Hesket (1994)

James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan yang baik pada pelanggan

dalam pendapatnya tentang rantai keuntungan pelayanan Sehubungan dengan

kepuasan pelanggan dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan

karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan

keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang

diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan

Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya

operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik

terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan

Internal

Service

Quality

Fasilitas

Kerja

Motivasi

Material dan

Non Material

Employee

Satisfaction

(Kepuasan

Karyawan

Hotel)

External

Service

Values

(Kualitas

Pelayanan

Karyawan

Hotel)

Customer

Satisfaction

(Kepuasan

Wisatawan)

Customer

Loyalty

(Loyalitas

Wisatawan)

Revenue Growth

(Pendapatan)

Profitability (Keuntungan)

69

kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan

pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada the next process (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian

Anda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baik

Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih lama (employee retention) dan

juga meningkatkan produktivitas kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas

pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan Pelanggan yang

puas akan cenderung bersikap loyal dan pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang diberkan oleh pelanggan

Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan)

dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan

dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan

Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak

karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ―The Service-Profit-Chain

tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara

umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan

Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan

disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka

Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja

Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan

eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan

kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut

102 Kualitas layanan internal (internal service quality) Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu

hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan konsumen (Gronroos 1990)

kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan

konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan

mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya

Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen

industri jasa tersebut

70

Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan

bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi

keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ―A Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for example Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung

dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar

departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam

bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara

empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)

Senada dengan pernyataan di atas OlsquoConnor (2001) dalam artikelnya

Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ―people behave as they are measured and drive action as they are rewarded yang berarti

orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa setiap

individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan

kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan

mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang

berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang

kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)

103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan

kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan

yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu

perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)

Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang

profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi

untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai

Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan

profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan dapat menjadi

kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan

71

104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak

otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas

serta aspek-aspek lainnya Banyak terjadi karyawan ditekan untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan

peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak

kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan

kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya

Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah

pasti berasal dari para karyawan yang betah bekerja di perusahaan tidak

hanya betah tetapi juga bergerak dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak

terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada

perusahaan

105 Nilai layanan eksternal (external service value) Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang

dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama service delivery

Possitive Value inilah yang merupakan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan

(perception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka

yang bermuara kepada puastidaknya mereka

106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis

bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu

usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat

meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)

107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan

dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak

perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang

pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya

Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang

dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari

produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan

menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut

(word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari

72

komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini

bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan

mengatakan hal-hal yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap

perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika

ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai

faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan

faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial

108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi

1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara

signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin

secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada

pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan

Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari

produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi

perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik

109 Profitabilitas (Profitability) Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat

aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan

terhadap total keuntungan perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang

menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan

sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya

mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan

1010 Hipotesis SPC [1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan

[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan

[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal [4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan

[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan [6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan

[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas [8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan

internal

[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal

73

Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan

(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee Satisfaction

(H1)

Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan

Employee Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini

berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada

kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)

Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan

Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti

semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)

Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti

semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

1000 790

790 1000

000

000

81 81

81 81

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

EmployeeSatisfaction

InternalServiceQuality

Corre lations

1000 783

783 1000

000

000

81 81

81 81

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

EmployeeLoyalty

EmployeeSatisfaction

Corre lations

1000 815

815 1000

000

000

59 59

59 59

External Service Value

Employee Loyalty

External Service Value

Employee Loyalty

External Service Value

Employee Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

ExternalService Value

EmployeeLoyalty

74

(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)

Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini

berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada

Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi

ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)

Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan

Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara

Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada

Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth (H6)

Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali

maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability (H7)

Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan

Profitability terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali

maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada

Correlations

1000 760

760 1000

000

000

59 59

59 59

Customer Satisfac tion

External Service Value

Customer Satisfac tion

External Service Value

Customer Satisfac tion

External Service Value

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

CustomerSatisfaction

ExternalService Value

Corre lations

1000 622

622 1000

000

000

59 59

59 59

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

CustomerLoyalty

CustomerSatisfaction

Correlations

1000 935

935 1000

000

000

59 59

59 59

Revenue Growth

Customer Loyalty

Revenue Growth

Customer Loyalty

Revenue Growth

Customer Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

RevenueGrowth

CustomerLoyalty

75

Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini

significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)

Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti

meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)

Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti

meningkatnya Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant

(disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

1000 875

875 1000

000

000

59 59

59 59

Profitability

Customer Loyalty

Profitability

Customer Loyalty

Profitability

Customer Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

ProfitabilityCustomer

Loyalty

Correlations

1000 457

457 1000

000

000

81 81

81 81

Internal Service Quality

Revenue Growth

Internal Service Quality

Revenue Growth

Internal Service Quality

Revenue Growth

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

InternalServiceQuality

RevenueGrowth

Corre lations

1000 634

634 1000

000

000

81 81

81 81

Internal Service Quality

Profitability

Internal Service Quality

Profitability

Internal Service Quality

Profitability

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

InternalServiceQuality Profitability

76

BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN

PARIWISATA

111 Filosofis Analisis Faktor Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) ―Analisis faktor adalah

alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum

dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas

Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami

oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban

responden lain

Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap

skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ―Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan

skor total adalah 03 (r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid

Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas

Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang

Santoso dan Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ―Cara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar

antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebut

Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-

pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala

likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat

Merpati Nusantara Airlines Denpasar Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ―Setelah data valid

dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis

faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor)

112 Tahapan Analisis Faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor

yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut

(1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada

semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity

77

pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan

Anti Image Matrices (2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk

memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain

(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil

(nilai eigen value di atas) (4) Uji keakuratan model

Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya Ekakarya Bedugul

Bali

(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang

ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan

penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas

apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket

tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut

Hasil Pengujian Validitas

Variabel Koefisien

Korelasi

Tingkat

Signifikan

Keterangan

Q1 0403 0000 Valid

Q2 0541 0000 Valid

Q3 0501 0000 Valid

Q4 0441 0000 Valid

Q5 0561 0000 Valid

Q6 0528 0000 Valid

Q7 0622 0000 Valid

Q8 0620 0000 Valid

Q9 0608 0000 Valid

Q10 0529 0000 Valid

Q11 0437 0000 Valid

Q12 0506 0000 Valid

Q13 0618 0000 Valid

Q14 0564 0000 Valid

Q15 0623 0000 Valid

Q16 0579 0000 Valid

Q17 0559 0000 Valid

Q18 0581 0000 Valid

Q19 0655 0000 Valid

Q20 0561 0000 Valid

78

Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa tingkat validitas

untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket

yang dibuat sudah valid

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin

besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang

dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah

060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha

cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable

(2) Analisis Faktor

a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai

variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke

Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang

b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi

dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar

variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan

nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor

Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran

nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah

Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara

membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan

koefisein korelasi parsialnya Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian

analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika

harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti

kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak

dapat diterima

Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706

Bartletts Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548

df 190

Sig 000

79

Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran

nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang

sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang

menengah

Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi

adalah sebagai berikut

Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa

kesalahan oleh variabel yang lainnya

Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut

masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut

Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0)

maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya

Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Variabel Nilai MSA Variabel Nilai MSA

Anti-image Correlation

Q1 069

Anti-image Correlation

Q11 073

Q2 081 Q12 072

Q3 072 Q13 081

Q4 070 Q14 062

Q5 068 Q15 069

Q6 065 Q16 073

Q7 068 Q17 065

Q8 069 Q18 065

Q9 082 Q19 069

Q10 084 Q20 066

Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05)

dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor

tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05

c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor

Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu

melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk

maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan

dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada Tabel 94

Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor

yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari

80

variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk

Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat

hubungannya dengan faktor yang terbentuk Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan

dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi

setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang

bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan

eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam

menghitung jumlah faktor yang terbentuk

Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan

Metode Principal Component Analysis Variabel Kode Initial Extraction

Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996

Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934

Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773

Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972

Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596

Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593

Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841

Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808

Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567

Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232

KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826

Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828

Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259

Harga Cinderamata Q14 1000 0936124

Keindahan Alam Q15 1000 0946298

Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144

Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503

Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213

Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454

Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878

Extraction Method Principal Component Analysis

Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar dari 10 Kelima faktor tersebut

menjelaskan (819442) total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan

untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali

Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu

Component Initial Eigenvalues

Total of Variance Cumulative

1 6218104 3109052 3109052

2 3486107 1743054 4852106

3 3054687 1527343 6379449

4 2081223 1040612 7420061

5 1548718 774359 819442

Extraction Method Principal Component Analysis

81

d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor

Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling

optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam penelitian ini pada lima faktor

yang terbentuk melalui rotasi faktor Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang

lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini

rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang

menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses

penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam

tabelberikut

Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi

Component

1 2 3 4 5

Q1 024 853 165 -081 080

Q2 061 924 124 201 050

Q3 041 952 149 129 -004

Q4 083 915 061 000 074

Q5 891 069 089 -005 035

Q6 806 007 164 -008 037

Q7 934 056 119 077 036

Q8 922 044 141 083 031

Q9 873 052 130 082 075

Q10 147 -049 052 827 178

Q11 -086 033 091 713 219

Q12 -052 171 007 801 250

Q13 213 075 149 862 044

Q14 076 041 088 215 935

Q15 049 055 129 359 892

Q16 074 101 130 162 933

Q17 149 096 892 008 095

Q18 082 089 877 143 111

Q19 173 227 848 111 108

Q20 211 103 793 056 040

Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax

with Kaiser Normalization

a Rotation converged in 5 iterations

Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96

82

terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa

dimasukkan sebagai komponen faktor

e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor

Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk

berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali

Nama Faktor Kode Nama Variabel Factor Loading

Explained Variance

Faktor 1

(Fasilitas)

Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891

31 Q6 Fasilitas Rekreasi 806

Q7 Fasilitas Bermain 934

Q8 Ketersediaan Cinderamata 922

Q9 Ketersediaan Informasi 873

Faktor 2

(Kemudahan menuju Lokasi)

Q1 Jarak Menuju Lokasi 853

17

Q2 Waktu tempuh Menuju

lokasi 924

Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952

Q4 Lingkungan Kebun Raya 915

Faktor 3

(Keunikan dan

Pelayanan)

Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892

15

Q18 Keamanan di areal Kebun 877

Q19 Kecepatan Pelayanan Informasi

848

Q20 Pelayanan Tiket masuk 793

Faktor 4 (Harga)

Q10 Kapasitas Parkir 827

10 Q11 KetersediaanTempat Sampah 713

Q12 Harga Tiket Masuk 801

Q13 Harga Sewa fasilitas 862

Faktor 5 (Keindahan

dan Kelangkaan

Tanaman)

Q14 Harga Cinderamata 935

77 Q15 Keindahan Alam 892

Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933

Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun

Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut

1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap

wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini

terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan

factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan

Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873

2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue

83

3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini

terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan

factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915

3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan

Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan

eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15

Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya

dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793

4) Faktor keempat adalah faktor Harga

Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup

terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10

Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor

loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862

5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan Tanaman

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terkecil terhadap

wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini

terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892

dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933

f) Uji Ketepatan Model

Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi

yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi

berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31

residual dengan signifikansi 005

ldquoResiduals are computed between observed and reproduced correlations There are 31 (160) nonredundant residuals with absolute values greater than 005rdquo

Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005

84

BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS

121 Filososfi MDS Mutidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu

obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara

obyek dalam ruang multidimensi

MDS is not so much an exact procedure as rather a way to rearrange objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing lack of fit) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)

MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang

memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan

(similarity) atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi

122 Konsep Persepsi Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah

bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya

untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001

522) mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan

selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi

Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut

akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis

ecotourism saat ini di Bali

Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan dibawah ini

85

Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi

123 Konsep Positioning

Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang

disukai konsumen berlaku untuk produk perusahaan bahkan destinasi

pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing

Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni

1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan

atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda

2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing

sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung

yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk

3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini

perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang

digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya 4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing

sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat

pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya

5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak

86

tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara

maksimal 6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus

merancang program yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan

kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau

propaganda atau promosi 7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau

setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan

setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri

Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning Obyek Wisata

ldquoEcotourismrdquo Bali

Respondensampel ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku bagi semua wisatawan

mancanegara yang kebetulan sedang berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali

Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas kesalahan yang diinginkan hanya

sebesar 10 Karena rata rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995 maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan

menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)

Atribut-atribut yang di nilai berupa ―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh responden untuk

dibandingkan dengan obyek wisata sejenis Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan adalah sebagai berikut

Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali

Kemiripan KR Bali (KREK)

Bali Marine Park (BMP)

Bali Elephant Safari Park

(BESP)

Bali Barat National Park

(BBNP)

Bali Butterfly

Park (BBP)

Bali Reptile Park (BRP)

Bali Sangeh Monkey

Forest (BSMF)

Botanic

Garden Ubud (BGU)

KREK 0

BMP 12345 0

BESP 12345 12345 0

BBNP 12345 12345 12345 0

BBP 12345 12345 12345 12345 0

BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0

BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0

BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0

Catatan ―0 tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ―12345 pilihan skala kemiripan obyek wisata

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi

dan preferensi para responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro (2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur

perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan

persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi MDS juga disebut

perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah

87

mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi

ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses analisis akan digunakan software SPSS versi 16 Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh responden yang

mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan penilain sekala likert dengan rentang nilai

antara 1 sampai dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut

[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat mirip

[2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan bisa mirip

atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan tidak mirip

[5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat tidak

mirip

Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau

multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari

masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar berikut ini

Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2

Number Name

1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 -3280

3 BESP_3 11067 -2716 4 BBNP_4 -6382 -14174

5 BBP_5 -2081 15152

6 BRP_6 7396 15151 7 BSMP_7 -1144 -9517

8 BGU_8 -12427 3632

Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian ini antara lain

(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut

―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayanan

88

KR Bali

(KREK_1)

Bali

Marine

Park

(BMP_2)

Bali Elephant

Safari

Park

(BESP_3)

Bali Barat

National

Park

(BBNP_4)

Bali

Butterfly

Park

(BBP_5)

Bali

Reptile

Park

(BRP_6)

Bali Sangeh

Monkey

Forest

(BSMF_7)

Botanic

Garden

Ubud

(BGU_8)

Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di Bali

Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian terhadap obyek

wisata yang sejenis menggambarkan bahwa jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap

memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-obyek wisata memiliki perbedaan

ditunjukkan oleh jauhnya jarak diantara obyek pada peta MDS

(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden

Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali (2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan obyek wisata

(BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki

kemiripan dalam satu kelompoknya

(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3) dan koordinatnya berada

cukup jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya (4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali Bali

mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah (BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4) Bali Barat National Park karena dipersepsikan

memiliki kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya berkunjung ke tempat

tersebut yakni wisatawan kelompok atau mass-touristrsquos group seperti

kelompok atau group karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya

Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji apakah para

responden sudah mengisi skala kemiripan antara obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya adalah apakah para responden mempunyai

sikap yang sama (homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam memberikan

penilaian mengenai kemiripan obyek wisata

89

Kesamaan Sikap Responden

Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan menunjukkan garis ke kanan atas

hal ini membuktikan adanya kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian

Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud

walaupun tidak berada dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat dengan

Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok obyek wisata yang dianggap memiliki

kemiripan diantara mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud

Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari Park dan koordinatnya berada cukup

jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya Analisis posisioning dengan mengukur persepsi wisatawan terhadap

obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya dapat menggambarkan

kelompok-kelompok obyek wisata ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa

sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis

untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud

90

BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION

MODELLING (SEM)

131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling

Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang

dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang

tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan

untuk menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis SEM berbasis pada analisis

covarians sehingga memberikan matriks covarians yang lebih akurat dari pada

analisis regresi linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure (AMOS) atau

LISREL SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering muncul dalam

dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena

SEM hanyalah untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model

teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah sebagai berikut

[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan metode jalur analisis pada regresi linear

[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan bertingkat secara serempak atau simultan

[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data

kuesioner yang melibatkan persepsi

[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis

regresi linear secara serempak [5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat

dilakukan dengan analisis regresi linear

[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi

normalitas pada data [7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order

untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik

132 Tahapan dan Kristeria SEM Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus

ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut

adalah sebagai berikut ini [1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis

[2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan Struktural

dan Model Pengukuran

91

[4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan Estimasi Model yang

diusulkan

Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model)

Model Struktur Persamaan (Structure Equation Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah identifikasi

Standard error yang besar untuk satu atau beberapa koefisien

Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang

seharusnya disajikan

Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error

yang negatif

Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi

yang didapat (misal ge 09) [6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit

Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio chi-square

statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA)

Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of

Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)

Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted

Uji Validitas

Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas Outliers

Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian dan modifikasi

model

Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan maka dilakukan

pengujian hipotesis dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur

kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan juga menggunakan SEM sebagai

alat uji model seperti pada penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah variabel

dengan menguji struktur dari hubungan di antara variabel-variabel yang ada

dalam model Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan yakni

Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model

pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural

Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk

menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model

yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square (χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat

probabilitas di atas 005 menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data

observasi dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2 cenderung

meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan dampak dari jumlah sampel

92

dikembangkan kriteria rasio χ2 terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df

untuk model yang baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998) Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah persamaan model

struktural

Tabel 131

Kriteria Kelayakan Model

Goodness of Fit Index Cut off Value

X2-Chi Square Diharapkan Kecil

Significance Probability ge 005

RMSEA le 005

GFI ge 090

AGFI ge 090

CMINDF le 300

TLI ge 095

CFI ge 095

Sumber Hair et al (1998)

Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan sebagai berikut ini

1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi

dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel

lt 200 2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off

value sebesar p ge 005 3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah

ukuran model yang mencoba memperbaiki kecenderungan chisquare yang

cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit

4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi

tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1

(mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit) 5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI adalah analog

dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi degree of freedom model dengan model lain yang

dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le AGFI lt 09 adalah

marginal fit 6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of freedom)

diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi dengan degree of freedom

7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative incremental fit

index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model

8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin

mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi

Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS

93

Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di

Bali

Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian Topik penelitian ditelaah

secara mendalam dan hubungan antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas

wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori atau tidak Langkah ini mutlak harus

dilakukan dan setiap hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut

harus mempunyai dukungan teori yang kuat Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian hasil observasi

lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi

sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model loyalitas wisatawan yakni hubungan

antara variabel laten motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal

(X2) terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan (Y2) dan loyalitas wisatawan (Y3) Konfirmasi selanjutnya adalah menguji hubungan

antara variabel laten citra destinasi (Y1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y2) dan selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten

kepuasan wisatawan (Y2) terhadap variabel laten loyalitas wisatawan (Y3) Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri

dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat

indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel

loyalitas wisatawan

1) Pengujian model teoritis

Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang

kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa

asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti

Gambar berikut ini

Keterangan

Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13= Pengetahuan

dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15= Bertemu orang dan

bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman

Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari

X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu luang X27=

Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29= Makanan dan minuman

X210= Fasilitas dan pelayanan X211= Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213= Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan

X215= Pemandu wisata

94

Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali Y14=

Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas politik dan

ekonomi Y17= Suasana Bali

Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari

Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24= Pelayanan

Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari

Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi

Gambar Uji Konstruk Penelitian

Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan bahwa model belum dapat

dikatakan fit sehingga memerlukan modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis model struktural SEM seperti Tabel berikut ini

Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis

Goodness of Fit Index

Cut off Value Result Keterangan

X2-Chi Square Diharapkan

Kecil

2314884 Kurang baik

RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai

GFI ge 090 0722 Kurang baik

AGFI ge 090 0684 Kurang baik

CMINDF le 300 3957 Kurang baik

TLI ge 095 0708 Kurang baik

CFI ge 095 0729 Kurang baik

Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang

kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling

overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan

memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)

95

Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel

latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di

lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang

menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama

sekalipun Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk (Yoon dan Uysal

(2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan

modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan

meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002) Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap

indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara

teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan

overlapping (Ferdinand 2002)

2) Modifikasi Model

Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang

kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya

Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya

menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini

Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA

Variabel Kode Indikator Estimate SRW

Motivasi

Internal X16

Meningkatkan kesehatan dan

kebugaran 0776

X17 Latihan fisik 0753

X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507

Motivasi

Eksternal

X24 Harga-harga di Bali 0517

X26 Keuntungan liburan di Bali 0505

X27 Transportasi ke Bali 0656

X28 Jarak dari negara asal 0680

X29 Kuliner Bali 0544

X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di

Bali 0666

X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714

X212 Pelayanan imigrasi 0663

X213 Keamanan pulau Bali 0673

96

Variabel Kode Indikator Estimate SRW

X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684

X215 Pelayanan pramuwisata 0711

Citra Destinasi

Y13 Budaya Bali yang unik 0550

Y14 Masyarakat yang ramah 0702

Y15 Infrastruktur pariwisata yang

lengkap 0736

Y17 Suasana yang nyaman 0648

Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780

Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799

Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810

Y24 Pelayanan selama berlibur 0808

Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756

Y32 Kerelaan merekomendasi 0877

Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005

Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa kovariansi terjadi

antara error dari suatu variabel dengan error-error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang diteliti mengalami overlapping atau saling

berkorelasi

Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih

Modifikasi Indices

Saling berkorelasi Estimate P

X2 lt--gt X1 Motivasi

eksternal

lt-

-gt

Motivasi

internal

0070

e23 lt--gt e22 Pelayanan

pramuwisata

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0170

e20 lt--gt e21 Pelayanan

imigrasi

lt-

-gt

Keamanan

pulau Bali

0129

e21 lt--gt e22 Keamanan

pulau Bali

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0096

e20 lt--gt e22 Pelayanan

imigrasi

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0100

e27 lt--gt e37 Masyarakat yang ramah

lt--gt

Loyalitas Wisatawan

0071

e30 lt--gt e37 Suasana yang

nyaman

lt--gt

Loyalitas Wisatawan

0050

e14 lt--gt e12 Keuntungan

liburan di

Bali

lt-

-gt

Harga-harga di

Bali

0068

e14 lt--gt e39 Keuntungan

liburan di Bali

lt-

-gt

Citra Destinasi 0062

e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat dan

lt--gt

Motivasi eksternal

0070

97

Modifikasi

Indices

Saling berkorelasi Estimate P

teman

e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali

lt--gt

Merekomendasi Teman

-0047

e28 lt--gt e31 Infrastruktur

pariwisata yang lengkap

lt-

-gt

Daya tarik dan

obyek wisata

0046

e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan

hotel di Bali

lt--gt

Keamanan pulau Bali

-0073

e19 lt--gt e23 Fasilitas

kesehatan di

Bali

lt-

-gt

Pelayanan

pramuwisata

0054

e15 lt--gt e21 Transportasi

ke Bali

lt-

-gt

Keamanan

pulau Bali

-0065

Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator yang mengalami

overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices

dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti

Gambar berikut ini

Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara

Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria kelayakan model

dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing

hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut

98

Tabel Hasil Modifikasi Model

Goodness of Fit Index

Cut off Value

Uji

Pertama

Uji

Kedua

Hasil Kesimpulan

X2-Chi Square

- 2314884 429050 Baik Baik

RMSEA le 005 0086 0053 Lebih

Baik

Cukup baik

GFI ge 090 0722 0910 Lebih

Baik

Baik

AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik

Cukup baik

CMINDF le 300 3957 2114 Lebih

Baik

Baik

TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik

Cukup baik

CFI ge 095 0729 0943 Lebih

Baik

Cukup baik

Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan

dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF

TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis

Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidimensionalitas melalui uji

Confirmatary Factor Analysis dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua

akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni kriteria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

3) Pengujian Hipotesis

Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya Pengujian

delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural

Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan

Citra

Destinasi (Y1)

Motivasi

Internal (X1)

-0047 -0031 0092 -0509 0611 Tidak

signifikan

Citra

Destinasi (Y1)

Motivasi

Eksternal (X2)

0690 0659 0078 8808 Signifikan

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

Motivasi

Internal (X1)

0060 0041 0077 0780 0435 Tidak

signifikan

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

Motivasi

Eksternal (X2)

-0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak

signifikan

Kepuasan

Wisatawan

(Y2)

Citra

Destinasi

(Y1)

0833 0871 0083 10019 Signifikan

99

Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

0562 0560 0066 8468 Signifikan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Motivasi

Eksternal (X2)

0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Motivasi

Internal (X1)

-0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak

signifikan

Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio

P=Probability

Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut

[1] Pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

ditunjukkan oleh nilai CR (critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar 0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat

untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia

mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut rupanya belum didukung oleh

data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk

(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran

dan (X17) latihan fisik tidaklah cocok dengan data empiris atribut destinasi

pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung dengan citra destinasi

pariwisata Bali

[2] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

menunjukkan nilai CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas

sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil

dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan

terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah

hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26)

keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari

100

negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali

(X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan pulau Bali (X214) pelayanan Biro perjalanan wisata dan (X215) pelayanan

pramuwisata

[3] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata

di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan

probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan

probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia

mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut

belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah

pengaruh yang tidak signifikan

[4] Pengaruh (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y2) kepuasan wisatawan

menunjukkan nilai CR sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai

tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2)

kepuasan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang

signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan

akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali

[5] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal

wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai

tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai CR yang lebih kecil dari

196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal

wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut tidak didukung

oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna

jika semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas wisatawan akan

semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif

meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan

semakin menurun

101

[6] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

menunjukkan CR sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR

tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut

destinasi) wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data

empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi

derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan semakin meningkat Indikator dari

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali

adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26) keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari

negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan

pulau Bali (X214) pelayanan biro perjalanan dan (X215) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi

faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang

kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata

[7] Pengaruh (Y1) citra destinasi Bali terhadap (Y2) kepuasan wisatawan

lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y1) citra destinasi

terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk

penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196 dan

probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y1) citra destinasi berpengaruh signifikan terhadap (Y2)

kepuasan wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah

pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali

maka derajat kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap

destinasi pariwisata Bali akan semakin meningkat

[8] Pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR sebesar

8468 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196

dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa (Y2) kepuasan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel

tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi

102

adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar

8468 bermakna jika semakin meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut

usia mancanegara akan semakin meningkat Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia terhadap pariwisata Bali

meliputi indikator (Y21) daya tarik dan obyek wisata (Y22) perjalanan dari dan ke Bali (Y23) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24)

pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan

wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan

derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali

4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian

Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung

(Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh

gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung

dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut

Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas Wisatawan Lanjut

Usia Pengaruh Variabel X1

M_Internal

X2

M_Eksternal

Y1

(Citra)

Y2

(Kepuasan)

Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000

Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560

Direct Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000

Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560

Indirect Effects

Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000

Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000

Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000

Catatan

a) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression

Weights

Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia

dapat dijelaskan sebagai berikut

[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi

secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan wisatawan dengan bobot

terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar 0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar

0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas

wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya [2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi

secara gabungan oleh (Y1) variabel citra destinasi dengan bobot terbesar

yakni 0871 kemudian oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi

memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya

103

[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel (X2)

motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi

(Y1) [4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung

antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871 jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)

motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar

0659 pengaruh langsung antara (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung

antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193

[5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar adalah pengaruh tidak langsung antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan

wisatawan dengan bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan

pengaruh tidak langsung antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung

antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0255

Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara

ditentukan secara gabungan oleh variabel kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal Variabel kepuasan wisatawan adalah

variabel yang paling menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan

dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003) dan Chi (2005)

Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan motivasi eksternal dan

motivasi internal tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi memiliki peranan yang paling dominan

dalam hubungannnya dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005)

Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)

Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003)

Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013) Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna

bahwa variabel motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap variabel

kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil pengujian pengaruh

tidak langsung antara variabel motivasi eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap

kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)

104

BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK

SEGMENTASI PASAR WISATAWAN

141 Filosofi Segmen Pasar Pasar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa

disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono (2003) segmen pasar

adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama

Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi

yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen

Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan

adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka

dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-

kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen

1411 Segmentasi pasar

Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses

dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka

untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama

Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi pasar sebagai berikut ―market segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mix menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam

kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan

strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu

1) Geographic Segmentation Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar

berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi

berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan

memberikan variasi lokal

Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan segmen

yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar

sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan

105

Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok

perkotaan pinggiran kota dan pedesaan

Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk

diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar

2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan

dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena keinginan preferensi dan tingkat pemakaian

konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah

diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut

variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar

Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan dengan usia

Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar

Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan

suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan

Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk

segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan

beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan

rendah menengah dan tinggi

Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam

segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan

wiraswata

Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan

karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan

haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti

Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu

diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan

Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu

diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan

sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju

Generasi Banyak penelitian yang kini mulai memperhatikan

segmentasi berdasarkan variabel generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran bahwa generasi dipengaruhi oleh

lingkungan dimana konsumen dibesarkan

3) Psychographic Segmentation

Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam

kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok

social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau

berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas

akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk

106

merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas

yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan

kepribadian

Gaya hidup pada segmen ini menunjukan bagaimana cara

konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok

terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti

kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk

jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki

peluang bagi para pemasar

Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa

menunjukkan pada sikap individu kepada perusahaan dalam

penentuan segmen pasar

4) Behavior Segmentation Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan

pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau

respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu

Kejadian

Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau

memakai suatu produk

Manfaat

Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang

dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat

dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan

mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga

Status pemakaian

Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan

pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan

Tahap kesiapan

Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak

menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari

beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli

Sikap

Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh

tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci

Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat dikemukakan

bahwa segmentasi pasar merupakan penggolongan pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih spesifik atau homogen dengan

golongan yang bervariasi

107

1412 Pola Segmentasi Pasar

Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok-kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses

identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan Menurut Kotler (2005) segmen pasar dapat dibentuk dengan banyak

cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain

Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar dimana semua

perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari

manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda

dari jenis produk yang sama

Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh

bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam

Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok

preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami

Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen preferensi

dibagi menjadi tiga pola yaitu

Preferensi yang homogen (homogoneous preferences) menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat

dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga

maupun kualitasnya)

Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa

menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka

inginkan dari produk tersebut

Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-

kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual

1413 Segmentasi yang Efektif

Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran

berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar

haruslah

Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit segmen pasar

dapat diukur

Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dapat dilayani

suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran

yang dirancang khusus untuk mereka

Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif

Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan

dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam

bauran pemasaran yang berbeda

Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk

menarik dan melayani segmen-segmen tersebut

Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah

108

Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup

potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk

sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen

Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen

belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli

juga penting

Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya

Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen itu Segmen

yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka

sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam

seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik

Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki

perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar

1414 Strategi Pemilihan Pasar

Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang

akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar

Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal

yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar 1) Market Targeting

Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar

Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang

akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan

Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen pasar untuk

dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk

tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang

Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan

adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama

Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh

lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen

pasar yang bersangkutan

Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang

dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain

Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknya

segmen pasar tertentu apabila perusahaan menyamping dari

tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik

Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani

segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk

109

2) Market Positioning Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai

berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu

yang diusahakan oleh perusahaan

3) Alternatif Strategi Pemilihan

Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu

Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen pasar terbesar

Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan

untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar

baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan

Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar

yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam

segmen pasar tersebut

Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang

menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau

beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan

Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan-perusahaan

besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi

pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani

1415 Manfaat Segmentasi Pasar

Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam

Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling

menguntungkan

Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar

Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi perusahaan

Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan bagaimana

mengalokasikan dana secara lebih baik ke berbagai media

Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi

Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi pasar bermanfaat untuk

Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik

untuk mendapatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan di dalam marketing

Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap respon

marketing yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai segmen

Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan marketing appealnya

110

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat segmentasi

pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif mengarahkan serta

membandingkan kesempatan-kesempatan di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan lebih tepat terhadap berbagai macam

segmen dan agar dapat mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi

1416 Target Pemasaran Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah

menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah

ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut

Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki

Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ―target marketing is a process of evaluating each segments Jadi menurut Kotler

target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan

tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar

142 Alat Analisis Segmentasi Pasar Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab

dengan teknik analisis sebagai berikut

1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi

Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku

konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat

berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik

analisis tabulasi (cross tabulation) 2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation)

Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap-tiap variabel secara

tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan

secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel

berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya

dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan 3) Teknik analisis Chi-square

Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi

dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh

wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat

kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas (1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

111

Keterangan X2 = Chi-square

Fo = Frekuensi yang diobservasi

Fe = Frekuensi yang diharapkan

143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel

berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel

2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin

jumlah anggota keluarga dan status perkawinan

3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan

hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan pembelian

4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah

hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari

menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan

alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan

Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Indikator Definisi

1 Variabel Demografi

Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan

yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia

wisatawan

Jenis

Kelamin(X2)

Variabel jenis kelamin adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan

Status

Pernikahan(X3)

Variabel status pernikahan

adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang

menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status

pernikahan wisatawan

(Fo-Fe) 2

X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash

Fe

(total baris 1) (total kolom 1)

Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash

Total Jumlah

112

No Variabel Indikator Definisi

Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan

Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan

pendapatan wisatawan

Jumlah Keluarga(X6)

Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan

Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan

2 Variabel

Geografi

Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan

variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort

berkenaan dengan Negara asal

3 Variabel Psikografi

Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan

motivasi

4 Variabel

Perilaku Konsumen

Manfaat(X10)

Variabel manfaat adalah variabel

yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan

lokasi fasilitas harga dan pelayanan yang menjadi alas an

tamu menginap pada sebuah

hotel

Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Demografi

Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang terdiri dari variabel

usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga

dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan

gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut

113

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Demografi

No Usia Jumlah

Orang Prosentase

1

15-20 tahun 2 20

21-30 tahun 11 110

31-40 tahun 58 580

41-50 tahun 24 240

gt50 tahun 5 50

Total 100 1000

2

Jenis Kelamin

Pria 65 650

Wanita 35 350

Total 100 1000

3

Status Perkawinan

Menikah 63 630

Tidak menikah 37 370

Total 100 1000

4

Pekerjaan

Pelajar 3 30

PegawaiKaryawan 63 630

Wiraswata 18 180

Dan lainnya 16 160

Total 100 1000

5

Pendapatan

ltUS$1000 36 360

US$1000-US$2500 53 530

gtUS$2500 11 110

Total 100 1000

6

Jumlah Keluarga

1-2 orang 70 700

3-4 orang 25 250

gt5 orang 5 50

Total 100 1000

7

Pendidikan

SD 1 10

SLTP 2 20

SMA 17 170

Perguruan Tinggi 80 800

Total 100 1000

5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi

Negara Asal Jumlah

Orang Prosentase

a Indonesia 38 380

b Belanda 36 360

c Australia 6 60

d Amerika Serikat 4 40 e China 1 10

f Jerman 8 80

g Perancis 2 20 h Dan lainnya 5 50

Total 100 1000

114

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda

360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50

6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi

Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut

Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi

Motivasi perjalanan Jumlah

Orang Prosentase

a Rapat 5 50

b Bisnis 5 50

c Paket Wisata 28 280

d Liburan 57 570

e Pendidikan 4 40

f Dan lainnya 1 10

Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden

berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan

perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50 untuk

Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku Konsumen

Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel prilaku konsumen

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Prilaku Konsumen

Manfaat yang dicari Jumlah

Orang Prosentase

a Lokasi Strategis 49 490

b Pelayanan Cepat 6 60

c Fasilitas Lengkap 34 340

d Kebersihan Hotel 6 60

e Harga Terjangkau 5 50

Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar

wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya

fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang

terjangkau yaitu sebesar 50

115

5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci

sebagai berikut

Variabel Usia

Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga

berpengaruh pada kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel di Bali

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Usia 15-

20

Count 1 0 1 0 0 2

within Usia 500 0 500 0 0 1000

21-

30

Count 5 2 4 0 0 11

within Usia 455 182 364 0 0 1000

31-

40

Count 29 1 22 4 2 58

within Usia 500 17 379 69 34 1000

41-

50

Count 11 2 7 1 3 24

within Usia 458 83 292 42 125 1000

gt50 Count 3 1 0 1 0 5

within Usia 600 200 0 200 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Usia 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak dicari

berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak 490 yang berikutnya

adalah fasilitas yang lengkap yaitu 340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau

sebanyak 50 Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang

responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan

utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun

cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang

lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364 Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan

tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379

Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis

458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau

125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60

116

Variabel Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap

manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat

pada tabel berikut

Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap Kebersihan

hotel Harga yang terjangkau Total

Jenis

Kelamin

Pria Count 35 2 24 1 3 65

within

JenisKelamin 538 31 369 15 46 1000

Wanit

a

Count 14 4 10 5 2 35

within

JenisKelamin 400 114 286 143 57 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

JenisKelamin 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden manfaat yang

dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa

pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang

dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286

Status Perkawinan

Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang Dicari responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi

yang strategis

Pelayanan

yang cepat

Fasilitas

yang lengkap

Kebersihan

hotel

Harga yang

terjangkau

Total

Status Perkawinan

Menikah Count 30 4 21 4 4 63

within Status Perkawinan

476 63 333 63 63 1000

Tidak Menikah

Count 19 2 13 2 1 37

within Status Perkawinan

514 54 351 54 27 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Status Perkawinan

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel

menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah menikah memiliki distribusi pilihan

117

manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang

lengkap sebesar 333 Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang

dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340

Pekerjaan

Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status

sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk

dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi

yang strategis

Pelayanan

yang cepat

Fasilitas

yang lengkap

Kebersihan

hotel

Harga

yang terjangkau

Total

Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3

within Pekerjaan

333 0 667 0 0 1000

Pegawai Count 31 2 25 3 2 63

within Pekerjaan

492 32 397 48 32 1000

Wiraswata Count 7 3 4 1 3 18

within Pekerjaan

389 167 222 56 167 1000

Dan lainnya

Count 10 1 3 2 0 16

within

Pekerjaan 625 62 188 125 0

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Pekerjaan

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan yang

pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap

manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333

Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan

manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397

Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis

sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222 Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas

memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188

Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat

dan 50 karena harga yang terjangkau

118

Pendapatan

Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan

bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan

responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang

terjangkau

Total

Pendapa

tan

ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36

within

Pendapatan 528 83 361 28 0

1000

US$1000-US$2500

Count 26 3 17 5 2 53

within

Pendapatan 491 57 321 94 38

1000

gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11

within

Pendapatan 364 0 364 0 273

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Pendapatan 490 60 340 60 50

1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat pendapatan responden

terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap

manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361

Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang

strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321

Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan

fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364

Jumlah Keluarga

Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari

responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga

dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Jumlah 1-2 Count 36 6 23 3 2 70

119

Keluarga within Jumlah

Keluarga

514 86 329 43 29 1000

3-4 Count 10 0 10 2 3 25

within

Jumlah Keluarga

400 0 400 80 120 1000

gt5 Count 3 0 1 1 0 5

within

Jumlah

Keluarga

600 0 200 200 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Jumlah

Keluarga

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah

keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang

strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329

Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat

lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400

Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang

strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200

Pendidikan Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah

ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan

pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

ManfaatYangDicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Pendidikan SD Count 1 0 0 0 0 1

within Pendidikan

1000 0 0 0 0 1000

SLTP Count 1 0 1 0 0 2

within

Pendidikan 500 0 500 0 0

1000

SMA Count 6 1 5 3 2 17

within Pendidikan

353 59 294 176 118 1000

120

Perguruan Tinggi

Count 41 5 28 3 3 80

within

Pendidikan 512 62 350 38 38

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Pendidikan 490 60 340 60 50

1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi

hotel yang strategis yaitu sebesar 1000

Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang

dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500

Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari

adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294

Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai

dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350

Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

NegaraAsal

Indonesia Count 21 3 12 2 0 38

within NegaraAsal

553 79 316 53 0 1000

Belanda Count 19 1 13 1 2 36

within

NegaraAsal 528 28 361 28 56 1000

Australia Count 3 1 2 0 0 6

within NegaraAsal

500 167 333 0 0 1000

Amerika Serikat

Count 1 0 2 0 1 4

within NegaraAsal

250 0 500 0 250 1000

China Count 0 0 0 1 0 1

within NegaraAsal

0 0 0 1000 0 1000

Jerman Count 4 0 2 1 1 8

within

NegaraAsal 500 0 250 125 125 1000

Perancis Count 0 0 1 1 0 2

within NegaraAsal

0 0 500 500 0 1000

Dan lainnya Count 1 1 2 0 1 5

121

within NegaraAsal

200 200 400 0 200 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within NegaraAsal

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak

dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis

340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau

Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang

memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan

antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah

hotel bisa dilihat dari tabel berikut

Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Tujuan

Perjalanan

Rapat Count 3 1 1 0 0 5

within

Tujuan Perjalanan

600 200 200 0 0 1000

Bisnis Count 1 1 1 0 2 5

within

Tujuan

Perjalanan

200 200 200 0 400 1000

Paket Wisata

Count 17 0 9 2 0 28

within

Tujuan

Perjalanan

607 0 321 71 0 1000

Liburan Count 25 4 21 4 3 57

within Tujuan

Perjalanan

439 70 368 70 53 1000

Pendidi

kan

Count 2 0 2 0 0 4

within

Tujuan

Perjalanan

500 0 500 0 0 1000

Dan

lainnya

Count 1 0 0 0 0 1

within

Tujuan

Perjalanan

1000 0 0 0 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

122

Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada

sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Tujuan

Perjalanan

Rapat Count 3 1 1 0 0 5

within Tujuan

Perjalanan

600 200 200 0 0 1000

Bisnis Count 1 1 1 0 2 5

within

Tujuan Perjalanan

200 200 200 0 400 1000

Paket

Wisata

Count 17 0 9 2 0 28

within

Tujuan

Perjalanan

607 0 321 71 0 1000

Liburan Count 25 4 21 4 3 57

within

Tujuan

Perjalanan

439 70 368 70 53 1000

Pendidi

kan

Count 2 0 2 0 0 4

within

Tujuan Perjalanan

500 0 500 0 0 1000

Dan

lainnya

Count 1 0 0 0 0 1

within

Tujuan

Perjalanan

1000 0 0 0 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Tujuan

Perjalanan

490 60 340 60 50 1000

Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200

memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang

terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200

memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang

mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321

Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis

yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368

Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan

prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort

sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis

123

Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat yang Dicari

Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi responden terhadap manfaat yang

dicari pada sebuah hotel maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-Square

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diuraikan

seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah hotel

No Variabel Uji X2

Hitung

X2

Tabel df α

Asymp Sig

(2-sided) Hubungan

1 Manfaat yang dicari

dengan usia 15474 2630 16 005 0490 Tidak Signifikan

2 Manfaat yang dicari dengan jenis

kelamin

10218 949 4 005 0037 Signifikan

3 Manfaat yang dicari dengan status

perkawinan

0778 949 4 005 0941 Tidak Signifikan

4 Manfaat yang dicari dengan perkerjaan

16667 2103 12 005 0163 Tidak Signifikan

5 Manfaat yang dicari dengan pendapatan

16781 1551 8 005 0032 Signifikan

6

Manfaat yang dicari

dengan jumlah keluarga

9258 1551 8 005 0321 Tidak Signifikan

7 Manfaat yang dicari

dengan pendidikan 8728 2103 12 005 0726 Tidak Signifikan

8 Manfaat yang dicari

dengan Negara Asal 40903 4134 28 005 0055 Tidak Signifikan

9 Manfaat yang dicari

dengan motivasi 24548 3642 20 005 0219

Tidak

Signifikan

Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan

Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan antara tujuh

variabel demografi satu variabel geografi dan satu variabel psikografi dengan manfaat yang dicari

Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung dengan Chi-Square

tabel serta tingkat signifikan yang dicapai terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu

Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel berpengaruh signifikan dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (10218gt949) dengan tingkat signifikan

0037lt005 yang membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang

untuk menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka

Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551) dengan tingkat signifikan

0032lt005

124

BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA

PARIWISATA DAN PERHOTELAN

151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel

Analisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah

analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh

dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasipengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i =

1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah

hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y

umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan

a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal (memprediksi) rata-

rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung

(dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas

(independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X) b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan

variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan

variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan Y dapat

dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak

berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila

tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut

152 Cara Penerapan Garis Regresi Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam

diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square)

maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut

memiliki persamaan

Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut

dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-

efisien regresi

Yi = a+bX

125

153 Koefisien Korelasi Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil

perkalian XlsquoYlsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya

dengan pembagi n Jika Xlsquo dan Ylsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka

akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut

Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing

disebut Product Moment Co-efficient of Correlation

Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi

r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)

Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga +1 Jika r = 0

atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak

terdapat hubungan sama sekali

154 Uji Hipotesi T-test Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan

membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara

kebetulan Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-

test

Keterangan

T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi

n = jumlah data

Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut

a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)

Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam

penelitian ini adalah sebesar 95 c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan

Atau

126

dimana df = degree of freedom

n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas

d) Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima bila tHitung tTabel

Ho ditolak bila tHitung gt tTabel

Keputusan thitung dibandingkan ttabel apabila thitung lebih besar dengan ttabel

nilai maka keputusan menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife (Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel bebas

dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung lebih kecil dengan nilai ttabel maka keputusan menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis

alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)

Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah Hotel

Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total

Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali

Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)

Janlsquo05 1100000 1555000 529600000

Feblsquo05 1215000 1578000 701455118

Marlsquo05 1280000 1943000 727650753

Aprlsquo05 1700000 3856000 924567966

Meilsquo05 1795000 4157000 942012397

Junlsquo05 1800000 4750000 957789113

Jullsquo05 1960000 5353000 1121749036

Agulsquo05 1967000 5600000 1135892433

Seplsquo05 2050000 5695000 115800000

Oktlsquo05 7950000 9560000 1677234986

Novlsquo05 7564000 9542000 1555169000

Deslsquo05 6785000 9500000 1554169500

Janlsquo06 4650000 8250000 1432555789

Feblsquo06 4710000 8300000 1436199045

Marlsquo06 4777000 8450000 1444768309

Aprlsquo06 3125000 6400000 1251315000

Meilsquo06 3200000 6450000 1256857077

Junlsquo06 3250000 6500000 1263349700

Jullsquo06 1285000 2254000 777987098

Agulsquo06 1300000 2350000 798960396

Seplsquo06 1352000 2400000 798999015

Oktlsquo06 1830000 4845000 983987567

Novlsquo06 1845000 4870000 994500000

Deslsquo06 1850000 4899000 999440000

Janlsquo07 2170000 5700000 1200889765

Feblsquo07 2185000 5750000 1214073785

Marlsquo07 2430000 5770000 1222234777

Aprlsquo07 3550000 6700000 1267435000

Meilsquo07 3570000 7230000 1268689160

Junlsquo07 3665000 7250000 1278266099

127

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)

Jullsquo07 4860000 8465000 1445748500

Agulsquo07 5200000 8560000 1454999810

Seplsquo07 5445000 9100000 1456888071

Oktlsquo07 1370000 2670000 850850000

Novlsquo07 1450000 2700000 862875000

Deslsquo07 1475000 3777000 879555129

Janlsquo08 1860000 4995000 999989543

Feblsquo08 1875000 5005000 1050222897

Marlsquo08 1879000 5110000 1070366595

Aprlsquo08 2500000 5875000 1225120000

Meilsquo08 2580000 5875500 1234432987

Junlsquo08 2595000 5880000 1234897910

Jullsquo08 3694000 7430000 1288328340

Agulsquo08 3800000 7555000 1324378542

Seplsquo08 3815000 8230000 1326970123

Oktlsquo08 1477000 3785000 884899844

Novlsquo08 1500000 3785500 894064287

Deslsquo08 1655000 3800000 916300083

Janlsquo09 1888000 5200000 1083708670

Feblsquo09 1948000 5235000 1100998878

Marlsquo09 1950000 5321000 1103290695

Aprlsquo09 2685000 5900000 1240600075

Meilsquo09 2850000 6010000 1247999550

Junlsquo09 2950000 6155000 1247999660

Jullsquo09 3850000 8240000 1342789985

Agulsquo09 4312000 8245000 1373455512

Seplsquo09 4600000 8246000 1413456987

Oktlsquo09 5980000 9245000 1470799785

Novlsquo09 6000000 9444000 1533688006

Deslsquo09 6530000 9489000 1533688146

1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling

(X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan

pada bab I adalah analisis statistik dengan menggunakan program

komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut

Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig

Pendapatan (Y)

Biaya Advertising (X1)

0066 4748 0032 0498 0620

Biaya Personal Selling

(X2)

0888 106661 0950 14572 0000

R 0980 D 0960

T-Tabel 20025

Konstanta 517468298259

Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X1 + 106661X2

F ndash hitung 691773

F ndash tabel 31588

Hasil Olahan SPSS

128

2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X1) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r)

bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya

berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199

berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel

Mutiara Kuta ndash Bali

3) Uji T (T-test)

Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah

1) Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara

Kuta - Bali

Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -

Bali

2) Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k

DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2

Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai thitung = 0498

Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan

hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat bahwa nilai t hitung

didapat sebesar 0498 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan

demikian t hitung berada didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan

129

Ha ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya personal selling

(X2) konstan secara statistik pada (α) = 5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali

4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel

Mutiara Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0888 Karena koefisien

korelasi r bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r)

menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada

diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan total pendapatan

(Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

5) Uji T (T test)

Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan

antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah

Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara

biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k

DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2

Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai t = 14572

Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 43 daerah

penerimaan dan penolakan Ho

130

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan

demikian T hitung berada didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh secara

parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

6) Analisis Kerelasi Berganda

Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara

biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda

berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh

koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya

advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

7) Analisis Determinasi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya

personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus

D = R2 x 100

Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan

kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain

8) Uji F (F-test)

Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun

langkah-langkahnya adalah

Formulasi Hipotesis

Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan

signifikan antara biaya advertising dan biaya personal

131

selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara

Kuta - Bali Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan

signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel

Mutiara Kuta - Bali

Menentukan tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 =

2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila F hitung le F tabel

Ho ditolak bila F hitung gt F tabel

Menghitung Nilai F

R2 k - 1

Fh = (1 ndash R2) (n ndash k)

Dimana R = Koefisien korelasi berganda

Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data

k = Banyaknya variabel

1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F=

691773 5

Penarikan kesimpulan uji Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan

hipotesis dengan uji F

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F

`

132

Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa nilai F hitung

didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini

berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

9) Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan

analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut

Y = a + b1X1 + b2X2

Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut

Y = 517468298 259 + 4748X1 + 106661X2

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

b1 Koefisien regresi X1 = 4748 hal ini berarti pendapatan akan berubah rata-rata sebesar 4748 bila biaya advertising berubah

sebesar satu satuan dengan asumsi biaya personal selling tidak

berubah b2 Koefisien regresi X2 = 106661 berarti pendapatan akan

berubah rata-rata sebesar 106661 bila biaya personal selling berubah sebesar satu satuan dengan asumsi biaya advertising

tidak berubah

Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1) berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara

biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah signifikan

10) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi

parsial (r) biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan

Y=517468298259+4748X1+4748X1 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan

sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau

sebaliknya b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya

personal selling (X2) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r) biaya personal selling

133

(X2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui persamaan regresi

diperoleh Y=517468298259+106661X2 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan

kenaikan sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya

c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) terhadap total

pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien

korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X1) dan biaya

personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak di teliti Secara simultan biaya advertising (X1) dan biaya personal

selling (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali

134

BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI

PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA

161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard

Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis

melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu membuat eksekutif

perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak

perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu

ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement

system) that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into action It provides feedback around both the internal business processes and external outcomes in order to continuously improve strategic performance and results When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecardorg)

Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal dari strategi perusahaan dan

mendukung strategi perusahaan di seluruh organisasi Balanced Scorecard

menurut Kaplan dan Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat

ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis

162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard

Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang diperlukan

untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi

perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor

pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi

dan strategi perusahaan dapat dilihat pada gambar 161

135

Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard Sumber Kaplan dan Norton (2000)

163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard

memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-

sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses

bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan

visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran

keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai

sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan

sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal

1631 Perspektif Keuangan

Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif

keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang

telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap

ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan

a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi

manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial

Proses Internal

Keuangan

Pelanggan Visi dan Strategi

Pembelajaran dan Pertumbuhan

136

yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi

Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan serta memberikan

gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja

perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar

Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca

rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang

mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas

Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen

untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan

b) Rasio Likuiditas Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas

perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut

(1) Current ratio Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang

lancar Adapun formulasinya sebagai berikut

(2) Quick Ratio

Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan

persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah sebagai berikut

c) Ratio Solvabilitas

Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila

sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka

panjang

Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka

panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka

perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan

137

tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan

tersebut dalam keadaan insolvable

d) Cara Mengukur Solvabilitas

1 Total debt to asset Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan

jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad

Husnan2002563)

2 Total debt to equity Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya

e) Cara meningkatkan solvabilitas Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi

dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini penambahan

aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri (2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan

menambah modal sendiri Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan

mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan

modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang

f) Rasio Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan

laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan

datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu

Kemudian membandingkan dengan tingkat suku bunga pada tahun itu

g) Rasio profitabilitas Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas

Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal

sendiridiukur sebagai berikut

138

1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam mewujudkan

tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan

pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai

kinerja keuangan jangka panjang yang baik Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan

identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar

merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)

a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok

(Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti

Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar

tertentu yang dikuasai oleh perusahaan

Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa

banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru

Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur

seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-

pelanggan lama

Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan

merasa puas terhadap layanan perusahaan

Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur seberapa besar

keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan

2) Kelompok Penunjang

Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu)

Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif

tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh

pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan

kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi

Hubungan dengan pelanggan

Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas

perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan

oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan

Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produknya dimata

para pelanggannya dan masyarakat konsumen

Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan terdiri atas

139

Bukti langsungDirect Evidence

KeandalanCapability

JaminanGuaranty

Daya TanggapAttention

EmpatiTrust b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan

Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya Jadi

tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga

taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan contoh Restoran A

menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di

beli 2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka

akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang

disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-

bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan

bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan 3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh

Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut

berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga

yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani

pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih

1633 Perspektif Proses Bisnis Internal

Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana

perusahaan diharuskan melakukan dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan

pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari

awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan

purna jual

a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses

tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu

Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ―gelombang penciptaan nilai

dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen

yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran

pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa

140

sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki

informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan

Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan

berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan

Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan

menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu

restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas

restoran tersebut bagi pelanggan

1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan

pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan

infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya

Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem

dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan

investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)

1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan

perusahaan perlu melakukan survei secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan

pengakuan akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan Produktivitas kerja

merupakan hasil dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam menilai

produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan pemantauan secara terus

menerus Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga pengukuran sebagai faktor

pendorong pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu

Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan menyatakan bahwa

moral karyawan dan kepuasan kerja berpengaruh bagi peningkatan

produktivitas daya tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh

karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan

pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan

Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin

para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan

yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya

Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak

keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi

141

proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah

membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut

2) Kemampuan Sistem Informasi Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan

mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan

waktu lama untuk mendapat informasi tersebut

1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan

Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu

1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu dengan cara meminta individu untuk menjawab semua pertanyaan kemudian responden

memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak

puas 2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali

semua unsure utama kerja dan menanyakan perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan

untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan menurut Herzberg

(2002) yaitu 1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang terkandung dalam

pekerjaan itu sendiri atau disebut juga aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas B Recognition yaitu penghargaan

C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri

D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk mengembangkan diri

F Advancement yaitu kesempatan untuk maju

2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di sekitar

pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik karyawan Termasuk di dalamnya yaitu a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi

c) Company policy and administration yaitu kebijakan perusahaan dan

pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan

e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja

Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja

1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi

terhadap perbaikan laba atau tidak Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets

142

to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas

modal sendiri

Current Ratio

Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti

kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi

10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan

masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067

dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010

Tahun

Current Ratio

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik

2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik

2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik

2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik

2010 11348 10433 - 11251 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10842

S 4086

X ndash S 10433

X + S 11251

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio

berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan

perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio

historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun

tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya

pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan

2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah

antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas

Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar

yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap

Quick Ratio

Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain

persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek

143

sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100

Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597

10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut

Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik

2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik

2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik

2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik

2010 10977 10101 - 10885 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10493

S 3924

X ndash S 10101

X + S 10885

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan

perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio

historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan

kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir

menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran

Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan

bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010

rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi

dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977

Total Asset to total Debt

Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 051 Di tahun berikutnya

2007 2008 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 5082 4955 4857 dan 5018 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar

Rp 050 Rp 049 Rp 048 dan Rp 050 Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran

Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Total Asset to

Total Debt

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 5153 4899 - 5127 Baik

2007 5082 4899 - 5127 Cukup Baik

2008 4955 4899 - 5127 Cukup Baik

144

2009 4857 4899 - 5127 Kurang Baik

2010 5018 4899 - 5127 Cukup Baik

Rasio rata-rata ( X ) 5013

S 114

X - S 4899

X + S 5127

Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006 ndash 2010

diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 4899 - 5127 Kinerja

perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 5153 Dan

pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5082 dan 4955 Namun pada tahun 2009

kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 4857 ini

disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut Pada tahun

2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt

adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5018

Total Equity to Total Debt

Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 10632 berarti

bahwa modal sebesar Rp 106 menjamin hutang sebesar Rp 1- Di tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 10334 9824 dan

9446 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2007

2008 dan 2009 sebesar Rp 103 Rp 098 dan Rp 094 Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 10075 berarti hutang

sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 100 Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran

Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Total Equity to

Total Debt

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 10632 9605 - 10519 Baik

2007 10334 9605 - 10519 Cukup Baik

2008 9824 9605 - 10519 Cukup Baik

2009 9446 9605 - 10519 Kurang Baik

2010 10075 9605 - 10519 Cukup Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10062

S 457

X ndash S 9605

X + S 10519

Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun 2006 ndash 2010

diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 9605 - 10519 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di

tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 10632 Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara

standar rasio historis yaitu 10334 dan 9824 Namun pada tahun 2009

hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada

145

di bawah standar rasio historis yaitu 9446 hal ini disebabkan karena

perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total

equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10075

Rentabilitas Ekonomi

Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 3487 berarti

dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 034 Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 2957 berarti

dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 029 Dan

kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 2009 dan 2010 menjadi 3750 4137 dan 4327 berarti modal sebesar Rp 1- mampu

menghasilkan laba sebesar Rp 037 Rp 041 dan Rp 043

Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun RE Standar Rasio Historis

Hasil

2006 3487 3189 - 4275 Cukup Baik

2007 2957 3189 - 4275 Kurang Baik

2008 3750 3189 - 4275 Cukup Baik

2009 4137 3189 - 4275 Cukup Baik

2010 4327 3189 - 4275 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 3732

S 543

X ndash S 3189

X + S 4275

Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006 ndash 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 3189 - 4275 Tahun 2006 hasil

penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3487 Di

tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas

ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 2957 hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba

sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut Di tahun 2008

dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu

3750 dan 4137 Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan

ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 4327

Profitabilitas

Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 3124 berarti dengan modal

Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 031 Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 2645 berarti dengan modal Rp 1-

menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 026 Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 2889 dan 3222 berarti dengan modal Rp 1-

146

menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 028 dan Rp 032 Namun

pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 2574 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 025

Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 ndash 2009

Tahun Profitabilitas Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 3124 2606 - 3176 Cukup Baik

2007 2645 2606 - 3176 Cukup Baik

2008 2889 2606 - 3176 Cukup Baik

2009 3222 2606 - 3176 Baik

2010 2574 2606 - 3176 Kurang Baik

Rasio rata-rata ( X ) 2891

S 285

X - S 2606

X + S 3176

Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 2606 - 3176 Pada tahun 2006 2007 dan 2008

hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3124

2645 dan 2889 Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio

historis yaitu 3222 Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif

keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 2574 hal ini disebabkan karena adanya

penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan

2) Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan

menggunakan tolak ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar Dengan memuaskan pelanggan

perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan

meningkatkan jumlah pelanggan Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang ndash orang

disekitar mereka Pada Guest Comment card Restoran Gusti SedapBali rata ndash rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap

kepada kerabat dan keluarga mereka Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga kinerja

keuangan perusahaan akan meningkat

Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu Berdasarkan data maka dapat

dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 06

Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range) Tujuan

dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung Berdasarkan data maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 080

dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai Dari penghitungan yang dilakukan besarnya interval nilai yang diperoleh

adalah sebesar 016 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan

147

besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat

kepuasan pelanggan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Dimensi Indeks Kepuasan

Pelanggan

Hasil kinerja

perspektif Pelanggan

Bukti Langsung Direct Evidence

(0232) Baik

Keandalan Capability (0160) Sangat Baik

Jaminan Guarantee 0205) Baik

Daya Tanggap Attention (0278) Baik

Empati Trust (0170) Baik

Rata - rata (021) Baik

Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung sebesar -0232

berada pada interval -032 le IKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Untnuk

keandalan indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -016 le IKP le 0 hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini Sedangkan untuk dimensi

jaminan daya tanggap dan empati masingndashmasing pada angka -020 -027 dan -017 berada pada interval -032 le iKP lt -016 yang berarti pelanggan puas

Secara keseluruhan indeks kepuasan pelanggan rata ndash rata adalah sebesar -021 yang berada pada interval -032le IKPlt -016 ini berarti bahwa pelanggan

puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti

selama kurun waktu agustus 2010 ndash oktober 2010 adalah baik

Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik Hal ini dipengaruhi oleh cukup

banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang

terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan

keributan tersebut

3) Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal

Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu Restoran Gusti SedapHotel menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya Semua

pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak

lebih dari 5 menit Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan maka memerlukan waktu yang lebih

banyak namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30

menit Waktu pelayanan bersifat fleksibel tergantung dari jenis kebutuhan tamu

Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi

di Restoran Gusti SedapBali seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan

seharusnya maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari

148

standar waktu yang ditentukan maka tamu berhak mendapat kompensasi

tertentu Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran

Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang

di berikan Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu Ini berarti bahwa pelayanan yang

diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran

Gusti SedapBali

4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat

produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010 Sedangkan

untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk menilai kinerja

dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 ndash oktober 2010

Produktivitas Karyawan

Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap

untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan tingkat produktivitas karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 ndash

2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran Sedap

tahun 2006 ndash 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang

tidak terlalu signifikan jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 542 Namun pada tahun

2008 kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 354 Pada tahun 2009-2010

kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan

dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 131 dan 062 ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages

di Restoran Sedap

5) Kepuasan Karyawan Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks

Kepuasan Karyawan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada

Tahun Pendapatan (Rp) Karyawan Produktivitas

(Rp)

Perkembanagan

Rupiah

2006 1957043060 53 36925341 - -

2007 1850928646 53 34923182 (2002159) (542)

2008 2205780223 61 36160332 1237150 354

2009 2418006552 66 36636463 476131 131

2010 2543697588 69 36865182 228716 062

149

karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam

penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan dalam

menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan

lampiran 23 Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai Berdasarkan data pada

lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah

nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 04 dan besarnya interval nilai yang diperoleh

adalah sebesar 004 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat

kepuasan karyawan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh

mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan

Dimensi Indeks Kepuasan

Karyawan

Hasil kinerja perspektif

Karyawan

Pencapaian (0295) Cukup Baik

Penghargaan (0444) Sangat Tidak Baik

Pekerjaan (0307) Cukup Baik

Tanggung Jawab (0272) Cukup Baik

Pengembangan Diri (0316) Cukup Baik

Tempat Kerja (0330) Tidak Baik

Hubungan antar pribadi (0319) Cukup Baik

Kebijakan Perusahaan (0271) Baik

Pengawasan Supervisi (0262) Baik

Keamanan Kerja (0273) Baik

Rata ndash rata (031) Cukup Baik

Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi pencapaian sebesar -

0295 yang berada pada interval -032 le IKK lt -028 yang berarti karyawan

cukup puas terhadap dimensi tersebut Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar

di departemen A namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan Hal ini berlaku

juga pada dimensi pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -032 le

IKK lt -028 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi mereka

Sedangkan untuk dimensi penghargaan IKK ada pada nilai -0444 yaitu

pada interval IKK lt -036 yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan Tingkat

kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab

buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini Hal ini diperkuat oleh

150

banyaknya keluhan ndash keluhan responden mengenai tingkat apresiasi

perusahaan kepada karyawan Untuk dimensi tempat kerja IKK berada pada interval -036 le IKK lt -032

yaitu sebesar -033 Fasilitas dan tempat kerja terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan Selain

itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang ndash barang keperluan office Fasilitas

kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti namun tetap dipaksakan untuk dipakai sehingga pada saat operasional

peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik

Dimensi ndash dimensi berikutnya yaitu dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervisi dan keamanan kerja berada pada nilai -0271 -0262

dan -0273 yaitu pada interval -028 le IKK lt -024 Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan pengawasan supervisi yaitu

adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan dan juga jaminan keselamatan kerja

dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para

karyawan Restoran Sedap Secara menyeluruh Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk

kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -031 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan

kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya

maka dapat disimpulkan bahwa

1 Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio Quick Ratio Total Asset to Total Debt Total Equity to Total Debt Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup

baik Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan

kinerja keuangan penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu Current ratio Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006

Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan

Ratio Profitabilitas pada tahun 2009 2 Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan

pelanggan adalah baik Berdasarkan survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 ndash oktober 2008 menunjukan bahwa

kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung jaminan daya tanggap dan empati adalah baik Sedangkan dari dimensi

keandalan adalah sangat baik

3 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu maka diperoleh hasil

yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu) Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang

disyaratkan terpenuhi yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu

151

4 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

dari tahun 2005 ndash 2009 adalah sebagai berikut

a Dilihat dari produktivitas karyawan Restoran Sedap menetapkan target

produktivitas per karyawan adalah Rp 35000000 per orang Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp

36925341 per orang Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34923182 per orang Sedangkan

pada tahun 2007 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36160332 per orang Rp

36636463 per orang dan Rp 36865182 per orang Dilihat dari jangkka

waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan

b Dilihat dari segi kepuasan karyawan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70

orang karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian pekerjaan tanggung jawab

pengembangan diri dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik

Dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervise dan keamanan kerja adalah baik Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat

tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa

dimensi ini sangat tidak baik Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and

cake shop outlet Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak

5 Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja

Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik Namun pada

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi

untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan

pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan

meningkat dengan sendirinya ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap

152

BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN

LAPORAN

171 Tata Cara Penulisan Usulan Usulan penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian utama dan

bagian akhir

1711 Bagian Awal terdiri dari

1) Halaman Judul

a) Judul penelitian dibuat singkat jelas dan menunjukkan masalah yang diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam

(judul mencerminkan inti dari karya tulis tersebut dan judul yang berbahasa asing ditulis miring)

b) Di bawah judul ditulis maksud penulisan usulan penelitian untuk

menyusun skripsi S1 c) Lambang Universitas

d) Tulisan ―Diajukan oleh di bawah lambang berisi Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan ijazah terakhir dan di bawah nama dicantumkan

nomor induk mahasiswa e) Nama konsentrasi dan lembaga yaitu konsentrasi (Manajemen

Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

f) Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun di bawah Kota

2) Halaman Persetujuan Halaman ini berisi persetujuan dari dosen mata kuliah dosen

pendamping seminar dan diketahui oleh ketua program studi lengkap dengan tanda tangan serta tanggal persetujuan

1712 Bagian Utama

1) Pendahuluan

Pada pendahuluan disajikan Latar Belakang masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

(1) Latar Belakang Masalah

Merupakan landasan pemikiran secara garis besar baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat untuk dilakukan

penelitian Dengan demikian latar belakang berfungsi sebagai informasi yang

relevan untuk membantu pokok permasalahan justifikasi penelitian dan berangkat dari hal yang bersifat umum kepada hal yang lebih khusus sehingga

setelah membaca latar belakang masalah pembaca dapat menduga pokok masalah yang akan diteliti Pada penelitian tertentu Latar belakang juga

mendeskripsikan perbedaan atau kesenjangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan)

153

(2) Rumusan Masalah

Rumusan Masalah adalah pernyataan tentang keadaan fenomena dan konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui

suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat analisis yang tepat dan relevan Rumusan masalah yang

baik mempunyai ciri-ciri

Mempunyai nilai keaslian dan atau kejelasan sumber

Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan penelitian

Merupakan hal penting sehingga patut untuk diteliti

Memberikan implikasi untuk kemungkinan pengkajian secara empiris

Dapat diukur dengan alat penelitian

Layak (feasible) untuk dilaksanakan dalam arti didukung data primer dan atau data sekunder yang memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat

dipertanggungjawabkan

Sesuai dengan program studi dan konsentrasi yang dipilih (Manajemen

Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

Berbentuk kalimat tanya

(3) Tujuan Penelitian Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai

sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan biasanya berbentuk kalimat pernyataan

(4) Manfaat Penelitian

Dalam bagian ini disebutkan manfaat penelitian bagi khasanah ilmu

pengetahuan dan perumusan kebijakan (―untuk apa bukan ―untuk siapa)

2) Kajian Pustaka Pada kajian pustaka disajikan landasan teori penelitian sebelumnya dan

hipotesis (jika ada) Jumlah pustaka yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal 10 pustaka (termasuk minimal 5 jurnal nasional maupun

internasional buku majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya) dengan ketentuan pustaka tersebut merupakan terbitan terbaruedisi terbaru

(minimal sepuluh tahun terakhir) dan jika lebih dari sepuluh tahun harus

memiliki nilai kebaruan (muktahir atau langka)

(1) Landasan Teori Pada bagian ini dijabarkan landasan teori dan argumentasi-

argumentasi (konsep teori) sebagai alternatif jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian serta merumuskan hipotesis (kalau ada) yang

diambil dari jurnal (paling diutamakan) buku teks majalah ilmiah dan

sumber lain yang dapat dipercaya secara ilmiah Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif dan atau model yang langsung berkaitan

dengan penelitian

(2) Penelitian Sebelumnya Pada bagian ini diuraikan secara sistematis tentang hasil-hasil

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan Pada penyajian ini hendaknya

ditunjukkan bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab belum

terpecahkan secara memuaskan dan atau penelitian yang sama diterapkan dalam dimensi waktu serta tempat yang berbeda Fakta-fakta

154

dan data yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya Jumlah

penelitian sebelumnya yang ditampilkan minimal tiga penelitian yang relevan baik relevan tema penelitian dan atau alat analisis yang

digunakan Format penulisannya sama seperti kutipan alenia tanpa nomor

(2) Hipotesis (jika ada)

Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti Hipotesis berbentuk pernyataan singkat yang disimpulkan oleh peneliti

dari tinjauan pustaka dan telaah hasil penelitian sebelumnya oleh

karena itu masih harus dibuktikan kebenarannya Format penulisannya seperti kutipan alenia tanpa nomor

3) Metode Penelitian

Bagian ini memuat

(1) Lokasi dan Objek Penelitian

Menjelaskan lokasi dan objek tempat penelitian dalam pengambilan data (perusahaan hotel dan lainya) untuk proses

penelitian

(2) Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel adalah bentuk

operasional dari variable-variabel yang digunakan biasanya berisi definisi konseptual indikator yang digunakan harus terukur Mengidentifikasi

variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian

(3) Jenis dan Sumber Data

Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam penelitian

(4) Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel adalah teknik penentuan jumlah sampel

dan prosedurnya Metode penentuan sampel dikenal juga dengan istilah

teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling

(5) Metode Pengumpulan Data

Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi penelitian terhadap obyek yang diteliti pada penelitian Pada

umumnya ada beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara

pengamatan langsung penyebaran angket dokumentasi dan sebagainya

(6) Teknik Analisis Menjelaskan teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan

permasalahan dan tujuan penelitian Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan Teknik analisis

yang digunakan bisa berbentuk analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif

155

1713 Bagian Akhir

Pada bagian ini memuat daftar pustaka

172 Tata Cara Penulisan Skripsi 1721 Umum

Definisi Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh

mahasiswa berdasarkan hasil penelitian dari analisis data primer dan atau data

sekunder sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Mahasiswa yang akan menyusun Tugas AkhirSkripsi mengajukan permohonan apabila telah

memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi

Kerangka skripsi meliputi

1) Bagian awal skripsi terdiri dari

Halaman depankulit skripsi

Halaman judul

Halaman pengesahan

Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah

Prakata (ucapan terimakasih)

Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)

Daftar isi

Daftar tabel (jika ada minimal dua)

Daftar gambar (jika ada minimal dua)

Daftar lampiran (jika ada minimal dua)

2) Bagian isi skripsi terdiri dari

Pendahuluan

Latar belakang masalah

Rumusan masalah

Tujuan penelitian

Manfaat penelitian

Tinjauan Pustaka

Landasan teori

Penelitian sebelumnya

Hipotesis (kalau ada)

Metode Penelitian

Lokasi penelitian

Identifikasi variabel

Definisi operasional Variabel

Jenis dan sumber data

Metode penentuan sampel

Metode pengumpulan data

Teknik analisis

Hasil dan Pembahasan

Gambaran umum objek penelitian dan deskripsi hasil penelitian hellip

Pembahasan hasil penelitian

Simpulan dan Saran

Kesimpulan

Saran

Bagian akhir skripsi terdiri dari

156

Daftar pustaka

Lampiran-lampiran

Penjelasan kerangka skripsi

Halaman depan kulit skripsi Halaman ini harus memuat judul skripsi lambang Universitas dengan

ukuran yang telah ditentukan penulis (nama dan nomor induk mahasiswa) fakultas program studi

Halaman judul

Halaman ini memuat hal yang sama dengan halaman depankulit skripsi

dengan tambahan kalimat yang menunjukkan bahwa skripsi tersebut diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana atau diploma

―program studi yang bersangkutan

Halaman pengesahan Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi ini telah disetujui oleh

pembimbing dan Ketua Program Studi yang disahkan dengan membubuhkan

tanda tangan masing-masing

Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah Surat ini merupakan surat pernyataan dari mahasiswa bahwa skripsi ini

disetujui oleh mahasiswa untuk dipublikasikan untuk kepentingan akademis

Prakata (Ucapan Terimakasih) Berisi pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang membantu

kelancaran penulisan skripsi ini sampai mencapai bentuk yang disahkan dan

maksimal hanya 2 halaman

Abstrak Abstrak skripsi (maksimum 200 kata) adalah rangkuman (summary)

ringkas dari semua pokok pikiran yang terdapat dalam skripsi yang meliputi Judul Permasalahan Metode pemecahan masalah Hasil pemecahan masalah

dan Kesimpulan dan saran Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia masing-masing 1 (satu) halaman

Daftar isi skripsi Daftar isi harus disusun sesuai dengan urutan pada skripsi

Daftar Tabel Daftar Gambar dan Daftar Lampiran (kalau ada)

BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah rumusan masalah batasan

permasalahan (jika ada) tujuan penelitian dan manfaat penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat landasan teori (teori-teori yang ada hubungannya dengan judul atau permasalahan yang dibahas) penelitian sebelumnya (minimal

penelitian sepuluh tahun terakhir) dan hipotesis (kalau ada)

157

BABIII METODE PENELITIAN

Metode penelitian memuat cara pemecahan yang dipergunakan dalam penelitian yang tepat untuk memecahkan persoalan yang ingin diteliti Hal-hal

seperti cara pemilihan daerah penelitian (lokasi penelitian) cara pemilihan responden dan sebagainya merupakan cara dalam mencari data dan perlu

dimasukkan dalam bab ini Selanjutnya metode analisis (teknik analisis) perlu dikemukakan rinci dalam bab ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini disampaikan gambaran umum tentang objek penelitian

dan deskripsi hasil penelitian (hasil perhitungan dengan menerapkan metode penelitian yang telah dibicarakan) dan hasil perhitungan yang diperoleh disertai

dengan bahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan

(kesimpulan harus menjawab rumusan permasalahan) sedangkan saran adalah

rekomendasi yang diberikan berdasarkan atas hasil pembahasan

DAFTAR PUSTAKA Daftar pusataka adalah daftar yang memuat semua bacaan yang

dituangkan ke dalam penelitianskripsi Penulisan mengikuti pedoman Harvard Style

LAMPIRAN Lampiran merupakan segala sesuatu yang mendukung penulisan yang

bila dimasukkan ke dalam teks dapat mengganggu konsentrasi pembaca Lampiran dapat berupa tabel perhitungan atau rumus-rumus

158

BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP

181 Kegunaan Merujuk

Menurut Leedy (1997) menerangkan bahwa suatu rujukan pustaka mempunyai kegunaan untuk (1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang

serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam hal ini diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan

merancang metode penelitiannya (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai

permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi (3)

mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya (4) mengenal peneliti-peneliti

yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang

lain yang mungkin terkait) (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu

pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya (7)

membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda

dengan penelitian-penelitian sebelumnya) dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang

sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut

Dalam penjelasan yang hampir serupa Castetter dan Heisler (1984) menerangkan bahwa rujukan pustaka mempunyai enam kegunaan yaitu (1)

mengkaji sejarah permasalahan (2) membantu pemilihan prosedur penelitian

(3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu (5) menghindari duplikasi

penelitian dan (6) menunjang perumusan permasalahan Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas maka pembahasan lebih lanjut tentang

kegunaan rujukan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam

bagian berikut ini

Kegunaan 1 Mengkaji sejarah permasalahan

Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut Pengkajian terhadap

perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang

lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (rujukan dari waktu ke waktu berkurang atau bertambah parah apa penyebabnya) Mungkin saja

rujukan seperti ini mirip dengan bagian ―Latar belakang permasalahan yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian Bedanya dalam

rujukan pustaka kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada Pengkajian

kronologis atas penelitianndashpenelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh

159

peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut Gambaran bermanfaat

terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat

Kegunaan 2 Membantu pemilihan prosedur penelitian Dalam merancang prosedur penelitian (research design) banyak

untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang

hampir serupa Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan Dengan mengetahui

kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut kemudian dapat dipilih

diadakan penyesuaian dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi

Kegunaan 3 Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan

permasalahan Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan

haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada

Pengkajian pustaka dalam hal ini akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan permasalahan Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan

teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan

Kegunaan 4 Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu

Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan rujukan pustaka

yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan sebelumnya Pembuktian keaslian penelitian

ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah

ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau

kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur

dan hasil penelitian yang pernah ada Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan

tersebut Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut

akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi

apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah Evaluasi ini menghasilkan

penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok 1 Kelompok Pustaka Utama

(Significant literature) dan 2 Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature)

Kegunaan 5 Menghindari duplikasi penelitian

Kegunaan yang kelima ini agar tidak terjadi duplikasi penelitian sangat jelas maksudnya Masalahanya tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara

luas Dengan demikian publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting Dalam hal ini peneliti perlu mengetahui

sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan

sumber-sumber tersebut Rujukan pustaka berkaitan dengan hal ini berguna

160

untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan

dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi)

Kegunaan 6 Menunjang perumusan permasalahan

Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam) komprehe nsif dan

bersistem pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa yang memerlukan penelitian yang

membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang

pernah dilakukan sebelumnya

182 Tujuan Merujuk Tujuan utama melakukan studi literature adalah 1) menemukan variable-

variabel yang akan diteliti 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan

menentukan hal-hal yang perlu dilakukan 3) melakukan sintesa dan

memperoleh perspektif baru 4) menentukan makna dan hubungan antar variable

Tujuan pertama melakukan studi literatur adalah menemukan variable-variabel yang akan diteliti Pada praktiknya peneliti sering mengalami kesulitan

untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti Disamping

membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti studi literature juga

dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting adalah membantu dalam

mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti

Tujuan kedua adalah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian

atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak-

tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan

dilakukan saat ini khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini Kita

sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mendalam mengenai topik yang sudah

diteliti Tujuan yang ketiga adalah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif

baru maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu maka ada kemungkinan peneliti

tersebut menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang

dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang

bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum Tujuan keempat adalah menentukan makna dan hubungan antar

variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta Hipotesisnya

Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa

melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh adalah kesalahan dalam pendefenisian variabel Dengan melakukan

studi kepustakaan peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara-cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan-

161

kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh

peneliti sebelumnya Khususnya dalam ilmu-ilmu social dan psikologi pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan

operasional dalam buku-buku teori yang ada

183 Sumber-Sumber Rujukan Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti

diantaranya adalah 1) abstrak hasil penelitian 2) indeks 3) review 4) jurnal 5) buku referensi

1) Abstrak

Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang

meliputi metode yang digunakan perumusan masalah hasil penelitian dan kesimpulan Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan

gambaran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilakukan

Keuntungan utama membaca abstrak adalah kita dapat mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut sehingga memberikan inspirasi kepada

kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda

2) Jurnal Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama

misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam

ilmu komputer Kegunaan utama jurnal adalah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal

merupakan hasil penelitian Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana

buku-buku referensi Saat ini jurnal menjadi acuan pustaka yang lebih disarankan oleh beberapa universitas karena hasil penelitiannya relative baru

dan terkini

3) Buku Referensi

Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat

sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu Buku eferensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan

disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut

4) Indeks

Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan

deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut bagian heading

(kepala berita) Internet proxy server Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet hal utama yang dibahas adalah mengenai proxy server

5) Review Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya-karya atau buku

yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi Dalam review biasanya penulisnya memberikan

162

perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview

oleh yang bersangkutan Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya adalah agar pembaca dapat

memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya

184 Cara Pencarian Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara

online Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan tempat-tempat sumber informasi seperti Biro Pusat Statistik

Jika dilakukan secara online maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet Dikarenakan tidak adanya sensor dalam

Internet maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan yang di jadikan acuan yang ada di Internet Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di

Internet Reliabilitas referensi yang dicari sebaiknya dipertimbangkan

reliabilitasnya khususnya dari sisi pengarangnya Jika pengarangnya memang

ahli di bidangnya maka tulisan tersebut dapat dipercaya kualitasnya Pada bagian kover belakang buku biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya

misalnya pengalaman menulis buku studinya dan jenjang kariernya Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis

saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku

CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist Cars

checklist (Harris 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet

Pertama kredibiltas menyangkut sumber informasinya yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya

kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan alamat pengalaman kedudukan dan penilaian sesama penulis adanya kontrol kualitas

dari sesama penulis refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya

Kedua akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date) bersifat

factual detil pasti komprehensive berorientasi pada pembaca dan tujuan menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa dan

dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh Ketiga dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak

memihak memberikan keseimbangan bersifat obyektif tidak memunculkan konflik kepentingan tidak bersifat menghasut mempunyai tujuan untuk

dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang utuh

Keempat adanya dukungan seperti sumber-sumber acuan informasi

kontak memungkinkan adanya layanan tuntutan tujuannya adalah memberikan bukti yang meyakinkan kepada para pembaca jika pembaca

melakukan tuntutan

Berikut ini beberapa situsweb yang layak sebagai web browser untuk artikel ilmiah

163

httpsscholargooglecoid

httpswwwresearchgatenet

164

httppapersssrncom

httpswwwacademiaedu

httpidportalgarudaorg

165

185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka Penyusunan Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama

belakang penulis pertama Daftar pustaka ditulis dalam spasi tinggal Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi Baris

pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam Nama keluarga untuk penulis barat adalah nama yang ditulis terakhir sedangkan untuk

penulis Cina dan Korea adalah nama pertama Misal untuk barat Dudly G

Luckett nama keluarganya adalah Luckett untuk Cina atau Korea Lee Kwan Yew nama keluarganya adalah Lee Orang Indonesia sebagian memiliki nama

keluarga dan sebagian tidak Dalam hal penulis Bali supaya ditulis nama setelah nama embel-embel seperti I Gusti Nyoman Agung dan sebagainya

Misalnya I Gusti Nyoman Ketut Dharma Laksana supaya ditulis Dharma Laksana IGNK Untuk orang Indonesia yang dalam hal ini tidak diketahui

nama keluarganya maka penulisan dilakukan dengan menyebut namanya secara lengkap (tanpa titel) misalnya Mohamad Nazir PHD ditulis Mohamad

Nazir bukan Nazir Mohamad

Penulisan buku publikasi buku terjemahan artikel dalam buku

buku

Penulis tahun judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit

Contoh

Buku terjemahan

Penulis asli tahun buku terjemahan judul buku terjemahan (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) (diterjemahkan oleh nama

penerjemah) nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan

Contoh

166

Artikel dalam buku

Penulis artikel tahun judul artikel (harus ditulis miring) nama editor judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit

dan kota penerbit

Contoh

Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah Penulis tahun judul artikel nama majalah (harus ditulis miring sebagai

singkatan resminya) nomor volume dan halaman

Contoh

167

Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah

artikel dalam prosiding seminar

Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring) kota seminar

Contoh

Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring)

kota seminar dan tanggal seminar

Contoh

168

Pengarang yang tidak disebutkan namanya

Gunakan istilah ―anonim untuk referensi tanpa nama penulis

Contoh

Pustaka dalam bentuk SkripsiTesisDisertasi

Penulis tahun judul skripsi SkripsiTesisDisertasi (harus ditulis miring) nama fakultasprogram pasca sarjana dan kota

Contoh

Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel yang tidak ada nama penulisnya)

Penulis tahun judul artikel alamat website (harus ditulis miring)

diakses tanggal

169

Contoh

Leung DH and Tang W 2000 Functions of Baire Class One httpwwwarXivmathCA0005013vl 2 May 2000 diakses 12 Nopember

2007

Buku dengan editor dan bab dengan pengarang tersendiri

Contoh Hillman S 1998 Iron Deficiencies and Other Hypoproliferative Anemias In

Fauci AS Braunwald E Isselbacher KJ Wilson JD editors Harrisonlsquos

Principle of Internal Medicine 14th Ed New York McGraw-Hill p 634-647

170

Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal

USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN

JASA TX TRAVEL CILEGON

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyusun

skripsi S1

Diajukan oleh

TAN MAYKE CHRISTINA HIQ

2008220002

FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA

UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG

2012

CONTOH

171

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara

kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13000 pulau Pulau-pulau di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah

keindahan alamnya Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena

sangat beraneka ragam Keindahan alam itu telah membuat banyak turis tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena sangat mempengaruhi pembangunan nasional Hal itu bisa terjadi karena

pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar memperluas lapangan kerja mendorong pembangunan daerah mengenalkan

Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi

masyarakat Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah satunya adalah travel agent

Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara dari Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam Salah satu travel yang ada di

Indonesia adalah TX Travel TX Travel didirikan mulai Maret 2004 sebagai bagian dari divisi retail

Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale

(grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006 TX Travel merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise (waralaba) sejak 2005 dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72

TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX

Travel Cilegon ini Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel penjualantiket-tiket pesawat

dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara

ChinaKarena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru maka untuk dapat bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para

konsumen untuk mau menggunakan jasanya Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan

jasa suatu perusahaan Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon

melalui penelitian yang dilakukan penulis

12 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara

lain

1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa TX Travel cilegon 2) Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

13 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

172

1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon 2) Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

14 Manfaat Penelitian

1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang

berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan

pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan 2 Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah

konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori 211 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan Philip Kotler et al (19997) memberikan definisi

pemasaran adalah ―Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan

orang atau kelompok lain Sedangkan Assaury (20015) mendefinisikan pemasaran ―Suatu kegiatan

aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaran

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market) mengevaluasi

kebutuhan konsumen mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan

memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler et al (199916) adalah

proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga promosi dan distribusi barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan

kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi Dari definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang

mencangkup analisis perencanaan implementasi dan pengendalian juga mencangkup barang jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan

tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat

Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat timing dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya

(Philip Kotleret al (199917)

212 Bauran Pemasaran Sebagaimana yang dikatakan oleh William J Stanton (19937) bahwa

pemasaran adalah Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan menentukan harga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa

baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial Dari definisi

173

tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok

kegiatan pemasaran yakni produk harga promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang

baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen maka keempat unsur tadi perlu dirancang

sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa ―bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran

pemasarannya dalam pasar sasaran― Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang

dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product Price Promotion dan Place)

a Product (Produk)

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan

Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)

yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untukmemenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu

b Price (Harga) Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti

tingkat harga struktur diskon syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan Harga menggambarkan

besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk

memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen

c Promotion (Promosi) Bauran promosi meliputi berbagai metode yaitu iklan promosi

penjualan penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam

rangka menjual produk ke konsumen

d Place (Saluran distribusi) Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses

terhadap jasa bagi para pelanggan Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat

dengan mudah memperoleh suatu produk

213 Konsumendan Perilaku Konsumen

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli

atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadiDi dalam mencapai tujuan perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir

atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi Tanpa konsumen hasil produksi tidak berarti

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan (Levit 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono) Agar

tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen

dengan harga yang pantas Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya

174

Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati 200567) perilaku

konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh

Hurriyati 200567) perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang melibatkan diri dalam poses menyeleksi membeli dan mempergunakan barang

dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya Beberapa aktiitas melibatkan mental dan proses emosional sebagai tambahan dari reaksi fisik

Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari membeli

menggunakan mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk jasa

maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannyaJadi dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam

mencari membeli menggunakan mengevaluasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Philip Kotleret al (1999223) adalah

a Faktor budaya

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen

b Faktor sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

kelompok acuan (kelompok referensi) keluarga serta peran dan status sosial

c Faktor pribadi Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu

usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan kondisi ekonomi gaya

hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli d Faktor psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi persepsi pengetahuan (learning) serta keyakinan dan

sikap

214 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Berdasarkan tujuan pembelian konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional

(konsumen industrial konsumen antara konsumen bisnis) Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk

memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi pemakai industri pedagang dan lembaga

non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari

dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang meliputi

(Kotler et al 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004)) a Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya

keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu

b Pemberi pengaruh (influencer) yaitu orang yang pandangan nasihat atau

pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian c Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan

pembelian

175

d Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian actual

e Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang dan jasa yang dibeli

Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi Hawkins et al (1992) dan Engel et al (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi

proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis yaitu a Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making) Konsumen

mencari informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya

sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya Beberapa misal produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil

komputer sepeda motor rumah mewah dan lainnya b Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) terjadi apabila

konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi beberapa

alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut Ini

biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin Hal ini terjadi karena environmental needs

misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan bosanlsquo dengan merek yang sudah ada

c Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)

merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli

merek favorit (tanpa evaluasi alternative) Produk-produk yang biasa dibeli adalah sabun past gigi mkanan ringan minyak rambut dan lainnya

215 Travel Agent

Travel agent menurut Damardjati (2001132) adalah perusahaan yang harus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-

orang termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain

baik di dalam maupun di luar negeri Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen

merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur menyelenggarakan serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi

seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar

negeri

216 Jasa

Menurut Kotler (199783) ―Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik Sedangkan

menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003243) ― Jasa merupakan sesuatu yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhan

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang

menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak yang mana dapat dinikmati pada saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti

dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan Maka dapat dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka

memperoleh kepuasan

176

Berdasarkan pengertian jasa di atas Tjiptono (2004) mengutarakan

ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya a Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang Bila barang merupakan suatu objek alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan tindakan pengalaman

proses kinerja (performance) atau usaha Oleh sebab itu jasa tidak dapat dilihat dirasa dicium didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi

Bagi para pelanggan ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi

karena terbatasnya search qualities yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan Untuk jasa kualitas apa

dan bagaimana yang akan diteriman konsumen umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi

b Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasa diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi

dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama c Variability Heterogeneity (berubah-ubah)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung kepada siapa

kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi Hal ini dikarenakan jasa

melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal

sikap dan perilakunya d Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan Kursi pesawat yang kosong kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang

tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa

disimpan e Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas

penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya Mereka bisa mengkonsumsi menyimpan atau menjualnya Di lain pihak pada pembelian

jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa

untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel bioskop jasa penerbangan dan pendidikan)

22 Penelitian Sebelumnya

Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT Merpati

Nusantara Airlines Distric Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa penerbangan PT Merpati faktor itu antara lain faktor

pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3486) faktor harga dan promosi (nilai eigen value sebesar 3005) faktor reputasi dalam keamanan

dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2081) faktor perilaku karyawan dan fasilitas (nilai eigen value sebesar 1549) Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa penerbangan PT Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di

antara semua faktor

177

Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul

―Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata pada PT Tour East Indonesia-Denpasar Hasil analisis yang diperoleh adalah

faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil kontribusi variance 29622 sebagai faktor utama yang mempengaruhi

konsumen untuk membeli paket wisata PT Tour East Indonesia-Denpasar Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus)

dengan kontribusi variance 19115 Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap

perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi variance 12908 Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata

yang bersaing) dengan kontribusi variance 10361 Faktor kelima adalah faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel

6682Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai

penulis kepada PT Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor

pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata

Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di

Panorama Tours Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat

di Panorama Tours Denpasar ndash Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai

eigen value sebesar 9657) faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai eigen value sebesar 1510) faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value sebesar 1159) Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours

adalah faktor pelayanan dan promosiAdapun saran-saran yang diberikan Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT Panorama Tour

Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT

Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan penanganan konsumen keramahan pada konsumen penawaran harga khusus

kecepatan mendapat informasi harga tiket desain brosur dan informasi perhatian staf kegiatan periklanan Bila PT Panorama Tours bisa

meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat

Jl Ahmad Yani 136 Cilegon Telp (0254) 3800 67 (0254) 7021 099

Fax (0254) 390 506

Website httpwwwtxcilegoncom

Email cilegontxtravelcoid

32 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal untuk mengidentifikasikan variabel Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon adapun indikator-indikator dari variabel ini yaitu

X1 = Penawaran harga khusus (promosi) X2 = Kecepatan penanganan konsumen

X3 = Keramahan kepada konsumen

178

X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan

X5 = Lokasi perusahaan X6 = Kemudahan mendapat informasi

X7 = Harga yang diberikan X8 = Desain brosur

X9 = Periklanan X10 = Fasilitas yang ditawarkan

X11 = Kepedulian terhadap konsumen X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen

X13 = Keragaman produk yang ditawarkan

X14 = Penampilan karyawan X15 = Webmarketing

X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen

33 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan Adapun definisi operasional dari kegiatan ini adalah

[1] X1 = Penawaran harga khusus (promosi) promo-promo atau pemberian harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang ditawarkan

[2] X2 = Kecepatan penanganan konsumen kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen baik secara langsung (tatap

muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon) [3] X3 = Keramahan kepada konsumen keramahan kepada konsumen

ketika melayani konsumen Hal ini bisa dilakukan dengan cara

memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria [4] X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan konsumen mudah

menghubungi perusahaan baik melalui telepon e-mail fax dsb [5] X5 = Lokasi perusahaan strategis atau tidaknya lokasi perusahaan

berada apakah mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota [6] X6 = Kemudahan mendapat informasi Konsumen mudah untuk

mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket [7] X7 = Harga yang diberikan harga yang ditawarkan perusahaan sama

atau lebih murah dari perusahaan lain sejenis

[8] X8 = Desain brosur penampilan brosur yang menarik meliputi bentuk fisik warna lambang atau tanda yang digunakan sebagai identitas

perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan [9] X9 = Periklanan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam

mempromosikan produknya baik melalui media cetak maupun media elektronik

[10] X10 = Fasilitas yang ditawarkan segala fasilitas baik fasilitas utama

maupun fasilitas pendukung yang menunjang kepuasan dan kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan

[11] X11 = Kepedulian terhadap konsumen bentuk tindakan yang selalu mementingkan konsumen dan memberikan pelayanan terbaik untuk

konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak mengganggu kenyamanan konsumen

[12] X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen pemberian jaminan keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan

179

[13] X13 = Keragaman produk yang ditawarkan banyaknya produk yang

ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu produk yang diinginkan

[14] X14 = Penampilan karyawan penampilan semua karyawan yang mencangkup kerapian kebersihan dan daya tarik seragam

[15] X15 = Webmarketing salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini sedang populer di kalangan bisnis yang menggunakan internet sebagai

media pemasaran [16] X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen salah satu bentuk

pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata yang

sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku konsumen

34 Jenis Dan Sumber Data

341 Jenis data a Data kualitatif

Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan

gambar Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-uraian informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan

satuan hitung tertentu Misalnya Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travelhal-hal yang disukai konsumen TX Travel Cilegon sejarah berdirinya TX Travel Cilegon pendapat

responden dalam kuisioner

b Data kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data

kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring Misal jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel

Cilegon tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka

342 Sumber data

a Data primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara langsung diperoleh di tempat penelitian yang dalam penelitian ini

didapat dari konsumen TX Travel Cilegon b Data sekunder

Adalah data yang sudah tersedia sehingga dapat langsung dapat digunakan dalam penelitian misalnya desain brosur TX Travel jenis

jasa yang ditawarkan TX Travel jumlah konsumen yang datang ke TX

Travel Cilegon

35 Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (200980) sampel dan populasi memiliki arti yang

berbeda Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

180

yang ada pada populasi misalya karena keterbatasan dana tenaga dan waktu

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability sampling

Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari

populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini

karena anggota populasi dianggap homogen Jadi tidak mempedulikan strata sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa

TX Travel Cilegon Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil maka menurut

Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono ditentukan oleh jumlah populasi

dan tingkat kesalahan penelitian Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu biaya dan

dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10 sehingga jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang

merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai pengusaha pelajar ibu rumah tangga dan lainnya

36 Metode Pengumpulan Data 1) Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya yang dalam penelitian ini konsumen TX Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut

2) Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengambil data dari literature buku-buku dan sebagainya yang

menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan

―kepuasan konsumen maupun perilaku konsumen 3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan serta karena penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian

Sambil melaukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data

37 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktordenganbantuan Software SPSS versi 140 for windows SPSS adalah suatu

software yang berfungsi untuk menganalisis data melakukan perhitungan statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali 200114)

Menurut Singgih Santoso (2001) analisis faktor adalah ―alat yang

digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant) menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum dilakukan analisis faktor

akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas

181

Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument

pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur Jika misalkan kita punya alat ukur meteran maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu

mengukur jarak suatu titik Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah

sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

Untukmelakukanujivaliditas metode yang kita lakukan adalah mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara

keseluruhan Sugiyono (2001106) menyatakan―Bahwa syarat minimum untuk

dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor totalnya adalah 03 (r=03) Jadi

Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid Setelah data valid maka selanjutnya

dilakukan uji reliabilitas Reliabilitas menurut Purbayu Budi Santosa (2005) adalah ukuran yang

menunjukan konsistensikestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang

sama dilain kesempatan Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain

Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika

digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada penelitian yang lain

Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara yaitu a Repeated measure atau pengukuran berulang Di sini pengukuran dilakukan

berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan

yang sama Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil pengukuran sebelumnya

b One shot Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau

dengan pengukuran korelasi antar jawaban Pada program SPSS metode ini dilakukan dengan metode Croncbach Alpha di mana suatu kuisioner

dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 06

Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktortahap I (pemilihanvariabel) tahap II (factoring danrotasi)dantahap III (penamaan faktor)

Menurut Santoso danTjiptono(2001250) tahapan proses analisis faktor

yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut

1 Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua

variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak 2 Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis

Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas

apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain

3 Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value diatas 1)

4 Uji keakuratan ketepatan model

182

DAFTAR PUSTAKA

Misal

MLA Style

Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia Springer Singapore 2016 37-49

APA Style Utama I G B R (2016) Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Chicago Style Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia pp 37-49 Springer Singapore

2016

Harvard Style

Utama IGBR 2016 Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Vancouver Style Utama IG Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali

Tourism Destination InDevelopment of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia 2016 (pp 37-49) Springer Singapore

183

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen I Fishbein M 1977 Attitude-Behavior relations A theoretical analysis

and review of empirical research Psychological Bulletin 84 888ndash918 Algifari 2000 Analisis Regresi Penerbit BPFE-UGM Yogyakarta

Alma Bukhari 2004 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan

ke enam Bandung Alfabeta Antara I Made 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata

Universitas Udayana Bali Any Noor 2009 Management Event Bandung Alfabeta

Archer B and Cooper C 1994 ―The Positive and Negative Impacts of Tourism Pp 73-91 in WF Theobald (ed) Global Tourism The Next Decade

Butterworth-Heinemann Oxford

Arief S 1993 Dampak Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Kompas Jumat 22 Januari

Arikunto S 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Cetakan keduabelas Jakarta Penerbit Rineka Cipta hal320-326

Ariyanto 2003 Ekonomi Pariwisata Jakarta Pada httpwwwgeocitiescomariyanto eks79homehtm

Armstrong J Scott Designing and Using Experiential Exercises URL

wwwhssrncom Arsyad L 1999 Ekonomi Pembangunan Edisi keempat Yogyakarta

Aryanto Rudy 2003 Environmental Marketing Pada Ekowisata Pesisir Menggerakan Ekonomi Rakyat Daerah Otonom P062024264 S3 PSL

IPB Assauri S 2009 Manajemen PemasaranDasar konsep dan StrategiJakarta

Rajawali Pers

Assauri 1999 Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada Assauri Sofyan 2002 Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi

Jakarta CV Rajawali Averson Paul Balanced Scorecard Institute 2000 Available from URL

wwwbalancedscorecardorg 20 juni 2010

Azis IJ 1996 Kesenjangan Antara Ekonomi Makro dan Gejala Mikro Keterbatasan

Azwar Saifudin 2001 Metode Penelitian Edisi Ketiga Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 1998 Metode Penelitian Jogjakarta Pencetak Pustaka Pelajar Offset Bagyono 2012 Pariwisata dan Perhotelan Bandung Alfabeta

Barsky Jonathan 1992 Customer Satisfaction in the Hotel Industry Measurement and Meaning Cornell HRA Quaterly 720-41

Basu Swastha dan Irawan 2008 Manajemen Pemasaran Modern Edisi Kedua

Cetakan Ke empat Yogyakarta Liberty Beerli A Martin J D 2004 ―Factors influencing destination image Annals of

Tourism Research 31(3) 657-681 Bendesa I Komang Gde 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3

Pariwisata Universitas Udayana Bali

BeverlandM P Brotherton2001 The Uncertain Search for Opportunities Determinant of Strategies Partnership Qualitatif Market Research An

International Journal 4(2) 88-99 Bitner Mary Jo Zeithaml Valerie A 2000 Services Marketing McGraw-Hill

International Editions

184

BlackRJ amp Grant PL1997 Economic Impact of Convention and Meetings to

Montana Methodological Attempts Journal Institute for Tourism and Recreation Research School of Forestry The Montana University

BleekeJ and D Erns1995 Is Your Strategic Alliance Really a Sale Harvard Business Review ( January ndash February)97103

BoehmeAJ 1999 Planning Successful Meetings and Events A Take-Charge Assistant Book New YorkNY 10019 AMACOM American Management

Association1601 Broadway

Borg I 1986 A Cross Culture Replication on Elizurs Facets of Work Values Multivariate Behavioral Research 21 401-410

Borg I and Lingoes JC 1987 Multidimensional Similarity Structure Analysis New

Brahmantyo 2001 ―Potensi dan Peluang Usaha dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Salak Endah Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal

Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001

Brannen J 1999 Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Samarinda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari

Brown James Dean 1998 Understanding Research in Second Language Learning A Teachers Guide to statistic and research designCambridge

Sindicate University Brunt Paul 1997 Market Research in Travel and Tourism Great Britain

Butterworth Heinemann Buckley J W M H Buckley and H Chiang 1976 Research Methodology amp

Business Decisions National Association of Accountants

Bungin B 2003 Analisis Data Penelitian Kualitatif PT Rajagrafindo Persada Jakarta

Bungin B 2007 Penelitian Kualitatif Prenada Media Group Jakarta Cahyono Bambang Tri 1996 Metodologi Riset Bisnis Jakarta Badan Penerbit

IPWI

Cheng Y H 2000 A Study on the factors of internal service quality--Nurse for example pp 1-2

Chi Gengqing 2005 A Study of Developing Destination Loyalty Model (Dissertation) Submitted to the Faculty of the Graduate College of the

Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for

the Degree of Doctor of Philosophy July 2005 ChipkinH2001Is Independent Day at hand Lodging 26(11) 44-48

Chon K Yoo J J - E 2008 ―Factors Affecting Convention Participation Decision Making Developing a Measurement Journal of Travel Research 47 113-

122 ChristopherMAPayneand D Ballantyne2002Relationship Marketing

Creating Stakeholder value Oxford Butterworth Heinemann Cooper Chris 2003 Aspects of Tourism Classic Reviews in Tourism Sydney

Channel View Publication

Cooper Chris 2005 Tourism Principles and Practice London Pearson Education Limited Third Edition

CooperCetal 1993 Tourism Principles and Practice Edinburgh Gate HarlowEssex CM20 2JE England Addison Wesley Longman Limited

Craig-Smith Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne

Creswell J W 1998 Qualitatif Inquiry and Research Design Sage Publications

Inc California

185

CrottsJand DWilson1995An Integrated Model of Buyer Seller Relationship in

the International Travel Trade Progress in Tourism and Hospitality Reserch 1(2) 125-140

Dajan Anto 1995 Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Edisi Revisi 1986 LP3ES Jakarta

Damardjati RS 2001 Istilah-Istilah Dunia Pariwisata Jakarta Pradnya Paramita

Dane Francis C 1990 Research Methods BrooksCole Publishing Company

Belmont California Chapter 1 Introduction hal 3-19 Daniel M 2002 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Jakarta Bumi Aksara

Dann GMS 1977 Anomie Ego-Enhancement and Tourism Annals of Tourism Research 4(4) 184-194

Dann GMS 1981 Tourist Motivation An Appraisal Annals of Tourism Research 8(2) 187-219

Darsoprajitno H Soewarno2001Ekologi PariwisataTata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik WisataBandungAngkasa

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2005 Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 ndash 2009 Jakarta

Djarwanto 1998 Statistik Non Parametik Edisi III BPFE Yogajakarta

Djunaedi Achmad 2000 ―Pengantar Apakah Penelitian Itu httpmpkdugmacidweblamahomepageadjsupportmaterimetlit-

ia01-metlit-pengantarpdf Ekinci Y amp Chen JS 2002 Segmenting Overseas British Holidaymakers by

Personal Values Journal of Hospitality amp Leisure Marketing 9(34) 5-15

Esichaikul Ranee 2012 Travel motivations behavior and requirements of European senior tourists to ThailandSukhothai Juournal of Thammathirat Open University (Thailand) Vol 10 No 2 Special Issue

Pp 47-58 2012 Fakeye P C dan J L Crompton 1991 Image differences between prospective

first-time and repeat visitors to the lower Rio Grande valley Journal of

Travel Research 30 (2) 10-15 Fandeli Chafid 2001 Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam Liberty

Yogyakarta Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah

Fill Chris 2005 Business amp Economics FT Prentice Hall Font X 2002 Certification Systems and Standards in Tourism Annals of

Tourism Research 29(3) 869ndash870

Font X R C Buckley eds 2001 Tourism Ecolabelling Certification and Promotion of Sustainable Development Wallingford CABI (Visitor

2003) Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature

Purpose and Findings Cornell University School of Hotel Administration The Scholarly Commons

Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Journal of Marketing 60(10) (7-18)

Francken D A Van Raaij W F 1981 Satisfaction with leisure time activities

Journal of Leisure Research 13(4) 337ndash352 French Christine N Craig-Smith Stephen J Collier Alan 1995 Principles of

Tourism Longman Melbourne Gaffar Abdul Ruskhan 2007 Kompas Bahasa Indonesia Jakarta Grasindo

186

Gartner William C (1996) Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Gartner William C 1996 Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Ghozali Imam 2001 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gnoth J 1997 Tourism Motivation and Expectation Formation Annals of Tourism Research 24(2) 283-304

Goncalves Karen P 1998 Service Marketing A Strategy Approach Upper Saddle River New Jersey Prentice Hall 1-80

Gorda I Gusti Ngurah 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Denpasar Widya Kriya Gematama

Government Revenue Attributable to Tourism 2007 Income and Expenditure

Accounts Technical Series Income and Expenditure Accounts Division 21st Floor RH Coats Building Ottawa K1A 0T6

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W 1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global

Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171-181)

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W1997 Service Loyalty Its Nature

Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing

University of Karlstad Sweden (171-181) Gronroos Christian 1990 Services Management and Marketing Managing the

Moments of Truth in Service Competition Massachusetts Lexington Books

Gunn Clare A 2002 Tourism Planning (Basisc Concepts Cases) Routledge

New York Hair Joseph Raolph Anderson Ronald Tatham and William Black 1998

Multivariate Data Analysis Fifth Edition New Jersey Prentice ndash Hall Hakim Abdul 2002 Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi 2

Ekonisia Yogyakarta Hamid B 2003 An analysis of the role of tourism and agro ecotourism

International Research Journal of Applied and Basic Sciences At

httpwwwirjabscomfiles_sitepaperlistr_2213_140706015230pdf Hara Tadayuki2008 Qualitative Tourism Industry Analysis Introduction to

Input-Output Social Matrix Modeling and Tourism Satelite Accounts Amsterdam Working together to grow libraries in developing countries

Harris Percy David Harris 1994 The Structural Dynamics of Aggregate Production A Challenge to Tourism Research Journal of Tourism

Studies 5(1) May 29-38

Helfert ErichA 2001 Teknik Analisis Keuangan ( Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi Delapan Jakarta

Erlangga Hempel Carl Gustav 2004 Pengantar Filsafat Ilmu Alam Penerjemah Cuk

Ananta Wijaya Pustaka Pelajar Yogyakarta

Heng TM and Low L 1990 Economic Impact of Tourism in Singapore Annals of Tourism Research 17 246-269 Management

Herbert D T 1995 Heritage Tourism and Society Mansell London Developing a tourism impact attitude scale Annals of Tourism Research

21 121ndash139

187

Herzberg 2002 The Motivation to Work Available from URL

wwwbusinesballcomherzberghtm 20 juni 2010

Heskett James L Jones Thomas O Loveman Garry W Sasser W Earl and

Schlesinger Leonard A 1994 Putting the Service-Profit Chain to Work Harvard Business Review March-April (164-174)

Husein Umar 2000 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Indriantoro Nur dan Supomo Bambang 1999 Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Yogayakarta BPFEE

Iso-Ahola SE 1991 Towards a Social Psychological Theory of tourism Motivation A Rejoinder Annals of Tourism Research

Iso-Ahola SE 1999 Motivational Foundations of Leisure Leisure Studies Prospects for the Twenty First Century University of Maryland

Jafari J Ritchie J 1981 Towards a framework for tourism education Annals of Tourism Research

Jujun S Suriasumantri 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Juliandi Azuar 2002 Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 02 No 02 Oktober

Kandampully amp Suhartanto Dwi (2000) Customer loyalty in the hotel industry the role of image and customer satisfaction International Journal of

Contemporary Hospitality Management Vol 12 6 2000

Kaplan RobertS dan David PNorton (Peter RYosi Pasla Penerjemah) 2000

Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Jakarta

Erlangga

Kartajaya Hermawan 2002 Hermawan Kartajaya on Marketing Jakarta

MarkPlus and Co Gramedia Pustaka Utama Kasali Rhenald 2005 Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting

Positioning Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Kerlinger Fred N 2000 AsasAsas Penelitian Behavioural Yogyakarta Gadjah

Mada University Press

Kesrul M 2004 Meeting Incentive Trip Conference Exhibition Yogyakarta Graha Ilmu

Kleinsteuber F 2002 Stategi Pemasaran Jakarta PT Damar Mulia Pustaka Cetakan Pertama (diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo)

Kotler P Keller K 2006 Marketing Management 12th Edition Pearson Education Inc New Jersey

Kotler Philip dan G Amstrong 2001 Prinsip ndash Prinsip Pemasaran Jakarta

Erlangga Kotler Philip dan John Bowen 2003 Marketing for Hospitality and Tourism third

edition New Jersey Prentice Hall Kotler Philip Gary Armstrong 1999 Principle of Marketing 8th Edition New

Jersey Prentice Hall

Kotler Philip 2000 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip 2003 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip2003 Manajemen Pemasaran Jakarta Prehallindo

Kountur Ronny 2003 Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Jakarta Seri Umum No 5 Penerbit PPM

188

Kozak M Rimmington M 2000 Tourist satisfaction with Mallorca Spain as an off-season holiday destination Journal ofTravel Research 38(3) 260ndash269

Kuncoro Mudrajad 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana peneliti dan menulis tesis Jakarta Erlangga

Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000 Metodologi Penelitian Dalam Bidang

Kepariwisataan Jakarta PTGramedia Pustaka Utama Lawrence A Cunningham 2000 How to Think like Benjamin Graham and

Invest like Warren Buffet McGraw-hill USA Leedy Paul D 1997 Practical Research Planning and Design Sixth Edition

Prectice Hall Upper Saddle River New Jersey Chapter 1 ―What Is Research hal 3-15

Liljander 1994 Service Quality and Management Springer Science amp Business

Media Jun 29 2013 - Business amp Economics Lumanauw farly 2000 Bar dan Minuman Jakarta PT Gramedia Pustaka

Utama Marpaung H dan BaharH 2002 Pengantar Pariwisata Bandung Alfabeta

Mathis RobertL dan Jackson John H 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba Empat

McCabe Scott 2009 Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier Linacre

House Jordan Hill Oxford OX2 8DP UK The Boulevard Langford Lane Kidlington Oxford OX5 1GB UK First edition 2009

McIntosh Goeldner 1990 Tourism Principles Practices and Philosophies (sixth ed) Grid Publishing Columbus

Meis S and Lapierre J 1994 Measuring tourisms economic importance - a Canadian

Middleton 1994 Tourism Destination Marketing links between demand and supply and the influence of marketing

Millburn Robert 2007 Hospitality Direction Europe Edition Price Waterhouse

Coopers Available from URL wwwpwccomhospitalitydirections 22 juni 2010

Mitchell Jonathan Caroline Ashley Earthscan 2010 Business amp Economics In Tourism and Poverty Reduction Pathways to Prosperity

Mittal B and Baker J (2002) Advertising strategies for hospitality services

Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly Moleong Lexy J 2007 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Penerbit PT

Remaja Rosdakarya Offset Muhaimin Kepuasan Kerja Karyawan 2004 Available from URL

httppsikologibinadarmaacidjurnaljurnalmuhaiminpdf 23 juni 2010

Mulyadi dan Johny Setiawan 1999 Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan Edisi 1 Aditya Media Yogyakarta

Mulyadi 1997 Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa Edisi Kedua Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Yogyakarta Mulyadi 2001 Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat

Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan Jakarta Salemba Empat

Nasution 2004 Manajemen Transportasi Edisi Kedua Cetakan Pertama Jakarta Ghalia Indonesia Anggota IKAPI

Nazir Mohammad 1999 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia OlsquoConnor T J 2001 Performance management - Electrical wholesaling

189

Oliver R L 1980 A cognitive model of the antecedents and consequences of satisfaction decisions Journal of Marketing Research 17(4) pp 46-49

Oliver R L 1997 Satisfaction A Behavioral Perspective on the Consumer New

York IrwinMcGraw-Hill Oliver R L Swan J E 1989 Consumer perceptions of interpersonal equity

and satisfaction in transactions A field survey approach Journal of

Marketing 53 21ndash35 Oliver RL 1993 Cognitive affective and attribute bases of the satisfaction

response Journal of Consumer Research 20 (December) pp 418-30 Oliver Richard L 1999 When Customer Loyalty Journal of Marketing Vol 63

pp 33-34 (Special Issues)

Pakpahan 2011 Sarana Berpikir Ilmiah Comprehensive Education Center Original from httpwwwombarnet200910sarana-berfikir-

ilmiahhtml

Pendit I Nyoman S 1999 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta

PT Pradnya Paramita cetakan ke-enam (edisi revisi) Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor

Pm106Pw006Mpek20112011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel

Peter Paul J 1999 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid I Jakarta Erlangga

Pitana I G Gayatri PG 2005 Sosiologi Pariwisata Kajian sosiologis terhadap struktur sistem dan dampak-dampak pariwisata Yogyakarta Andi Offset

Pitana I Gde 2002 ―Pengembangan Ekowisata di Bali Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada

tanggal 29 Juni 2002 Pitana I Gde Dan Diarta Surya I Ketut 2009Pengantar Ilmu

PariwisataJogyakartaPenerbit Andi

Prabawati Made Alit Novia 2009 Penilaian Kinerja Hotel The Oberoi Bali Melalui Metode Balanced Scorecard

Rangkuti F 2002 Riset Pemasaran Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Rangkuti F 2008 Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis Jakarta

Gramedia Pustaka Utama

Reynolds P 1999 Design of the Process and Product Interface In A Leask amp I Yeoman (eds) Heritage Visitor Attractions (pp 110ndash126) Cassell New

York Reynolds 1985 Consumer demand for agricultural and on-farm nature

tourism Davis CA University of California Riduwan 2005 Skala Penelitian Variabel Peneltian Bandung Alfabeta

Rismiati CE dan IB Suratno 2001 Pemasaran Barang dan Jasa Yogyakarta

Kanisius Anggota IKAPI

Riyanto Bambang 2001 Dasar ndash dasar Pembelanjaan PerusahaanYogyakarta

BPFE

Roger J 1994 Development of a Framework for the Determination of Attributes

Used for Hotel Selection-Indication from Focus Group and in - Depth Review Hospitality Research Journal 18 (53-74)

Rucci A J Kirn S P dan Quinn R T 1998 The employee-customer-profit

chain at sears Harvard Business Review January-February

190

Rucci Anthony J Steven P Kirn Richard T Quinn 1998 ―The Employee-

customer-profit Chain at Searslsquo Harvard Business Review January-February pp 83-97 Siehoyono 2004

Ruky Achmad S 2002 Sistem Manajemen Kinerja Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Rumekso 2001 Housekeeping Hotel Floor Section Yogyakarta Andi Publisher Saifuddin Azwar 1997 Sikap Manusia ndash Teori dan Pengukurannya Edisi ke-2

Yogayakarta Pustaka Pelajar hlm 3-22

Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy 2002 Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta PT Alex Media Komputindo

Sarwono J 2003 Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif httpwwww3orgTRREChtml40 Dikunjungi 13 Juli

2003

Schelsinger amp Zornitsky 1991 Internal Service Quality Customer and Job Satisfaction Human Resources Planning 19 2 ABI INFORM Global

p20 Seaton AV and MM Bennet 1996 The Marketing of Tourism Product

Concepts Issues and Cases London International Thomson Business Press

Siehoyono L 2004 Am I satisfied Analysing the influence of employee backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in

economics faculty of Petra Christian university Surabaya Proposal

penelitian internal Surabaya Program Management Perhotelan Sihite Richard 2000 Hotel management Surabaya SIC

Simamora Hendry 2000 Manajemen Pemasaran International Jakarta Salemba Empat cetakan pertama

Sinclair M T M J Stabler 1997 The Economics of Tourism London Routledge

Sinclair M T C M S Sutcliffe 1988 The estimation of Keynesian in come

multipliers at the subnational level Applied Economics 20(11) 1435-1444

Sinclair MT 1991 ―The Economics of Tourism Pp1-27 in CP Cooper and A Lockwood (Eds) Progress in Tourism Recreation and Hospitality Management 3 John Wiley Chichester UK

Singgih Santoso 2005 Pengolahan Statistik dengan SPSS Andi Jogjakarta

SlatteryPARoper and A Boer 1985 Hotel Consorsia Their Activities

Structure and GrowthService Industrie Journal 5(2)192-199 Smith Craig Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with

TourismLongman Melbourne Soekadijo RG 1997 Anatomi PariwisataMemahami pariwisata sebagai system

lingkage Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soekresno Pendit Nyoman S 1998 Petunjuk Praktek Pramusaji Food and Beverage Service Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soetjipto Budi W 2002 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25

Soetjipto Budi W 2006 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard

Usahawan 2006(6) 21-25 Solomon Michael1996 Consumer Behavior 3th edition McGrawHill

Som AP Badarneh MB 2011 Tourist Satisfaction and Repeat Visitation Toward a New Comprehensive Model International Journal of Human

and Social Sciences 61 2011

Spiilane J 1994 Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa

191

Kebudayaan Kanisius Yogyakarta

Spillane James1993 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spillane James1994 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spinelli and Canavos 2000 Investigating the relationship between employee satisfaction and guest satisfaction Cornell Hotel and Restauran

Administrastion Quarterly Dec 2000 41 6 ABIINFORM Global p29

Srimindarti Ceacilia Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja 2006 Available from URL wwwstie-stikubankacidwebjurnal 14 juni 2010

Suardika I Wayan Gede 2008 ―Analisis Positioning Sepeda Motor Shogun 125

Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Denpasar (Tesis)

DenpasarUniversitas Udayana Subiyanto Ibnu 2000 Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi

Yogyakarta UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Sudibya Bagus 2002 ―Pengembangan Ecotourism di Bali Kasus Bagus

Discovery Group Makalah disampaikan pada Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura Dalung Kuta pada tanggal 14

Agustus 2002 Sugiyono 2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Penerbit CV

Alfa Beta Bandung

Sugiyono 2000 Statistik untuk Penelitian Alfabeta Bandung Sugiyono 2001 Penelitian Bisnis Bandung CV ALFABETA

Sulastiyono agus 2001 Management Penyelengaraan Hotel Bandung Alfabeta

Supranto J 1997 Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Jakarta Rineka

Cipta Supranto J 2001 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan

Pangsa Pasar Cetakan Kedua Jakarta PT Rineka Cipta Anggota IKAPI

Suradnya I Made 2005 Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali Denpasar Jurnal SOCA Universitas Udayana

Suriasumantri Jujun S 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Sutjipta I Nyoman 2001 AgrowisataMagister Manajemen AgribisnisUniversitas Udayana

Sutrisno Hadi 1986 Metodologi Research 1 Yogyakarta Andi Offset

Suwantoro Gamal 1997 Dasar-dasar Pariwisata YogyakartaANDI Swastha Basu dan Irawan 2002 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta

Liberty Swastha Basu 1999 Asas ndash Asas Marketing Yogyakarta Liberty

Swastha Basu Irawan 2006 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta

Liberty Syamsu 2001 ―Penerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata studi

kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5

No 3 Maret 2001 Tan Satria Mataram I Kadek 2000 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Prilaku

Konsumen Terhadap Pembelian di Bali Aroma Bar dan Restaurant (Skripsi)

192

Tanaya Heni 2003 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli di Plaza Bali Restaurant Tuban ndash Bali (Skripsi)

TelferDJ2000Tastes of Niagara Building Strategic Alliances Betttwen Tourism

and Agriculture In Global Alliances in Tourism and Hospitality Management Eds JCCrotts D Buhalis and March New York The

Haworth Hospitality Press TerpestraVand BSimonin1993Strategi Alliances in the Triad An Exploratory

Study Journal of International Marketing 1(1) 4-25

Terry George R 2000 Dasar ndash Dasar Manajemen Jakarta Bumi Aksara Theobald William F (2010) Global Tourism Third edition Amsterdam Boston

Heidelberg London New York Oxford Paris San Diego San Francisco Singapore Sydney ButterworthndashHeinemann is an imprint of

Elsevier Tjiptono Fandy 1997 Strategi Pemasaran Edisi II Yogyakarta ANDI

Tjiptono Fandy 2004 Manajemen Jasa Edisi Ketiga Yogyakarta Andi

Toth R 2002 Exploring the Concepts Underlying Certification Ecotourism amp CertificationSetting Standards in Practice ed M Honey Washington

Island Press Toth R 2000 Implementing a Worldwide Sustainable Tourism Certification

SystemAlexandria Va RB Toth Associates Tourism Economic Impact Tourism Satellite Accounts (TSAs) as ratified by the

UN as the global standard for measuring the economic value of tourism

retriave on 3rd April 2011 from httpwwwtourismeconomicscomservices-economic-impactphp

Tourism Economics Inc 2011 The Travel amp Tourism Competitiveness Index 2011 3 LSE Enterprise Ltd London School of Economics and Political From httpwww3weforumorgdocsWEF_TravelTourismCompetitiveness_Report_2011pdf

Tribe J X Font N Griffiths 2002 Environmental Management and Rural

Tourism and Recreation London Cassell Azzohlini Tse D K Wilton P C 1988 Models of consumer satisfaction An extension

Journal of Marketing Research 25 204ndash212 Tunggal Amin Wijaya 2000 Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard

Jakarta Harvindo Turker Dewi Sundari 2006 Analisis Penilaian Kinerja Dengan Metode Balanced

Scorecard pada Villa Puri Taman Merak Badung Skripsi Sarjana Jurusan

Manajemen Perhotelan pada STIM Dhyana Pura Badung Ujiani Dwi Pangastuti 2006 Pada Analisis Peranan Jasa Pariwisata dan Sektor

Pendukungnya Dalam Perekonomian Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaAnalisis Input-Output Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Umar Husein 1999 Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta PTGramedia Pustaka Utama

Umar Husein 2000 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI

Umar Husein 2001 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama

UNESCO World Heritages List 2014 httpwhcunescoorgenlist

Wacik J 2010 Kata Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Program Tahun Kunjung Museum 2010 Dalam Google Museum dan

Kebudayaan Wahab S 1992 Manajemen Kepariwisataan Frans

193

Gromang [Penerjemah] Pradnya Paramita Jakarta

WahabS C Cooper 2001 Tourism in the Age of Globalizatio London Routledge

Wall G and MathiesonA 1982 Tourism Economic Physical and Social Impact Longmann LtD

Weston JFred dan Copeland Thomas E 2001 Manajemen Keuangan edisi Revisi Jakarta Binarupa Aksara

Wibisono Darmawan 2003 Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Widjojo Atmodjo Masrun 2002 Bar Minuman Dan Pelayanannya Yogyakarta

ANDI Wilkie L1994 Consumer Behavior 4th New York John Wiley and Sons

World Bank 2013 International tourism number of arrivals At

httpdataworldbankorgindicatorSTINTARVL World Tourism Organization 2000Tourism Trends Madrid

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

WTO WTTC 2006 The Travel Tourism Industry towards Environmentally Sustainable Development Agenda 21

WTO 2003 World Tourism Organization (2000)Tourism Trends Madrid

WTTC Travel amp Tourism Economic Impact 2015 Foreword The World Travel amp Tourism at httpswwwwttcorg-

mediafilesreportseconomic20impact20researchregional202015world2015pdf

Yoeti Oka 1985 Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1993 Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1996 Pemasaran Pariwisata Bandung Angkasa Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta

Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta Yoeti OkaA 1996 Pengantar Pariwisata Bandung Penerbit Angkasa

Yoon Yooshik Uysal Muzaffer 2003 An examination of the effects of

motivation and satisfaction on destination loyalty A structural model Tourism Management (in press) Department of Tourism Management

Pai Chi University 439-6 Doma-2 Dong Seo-Gu Daejeon 302-735 South Korea Department of Hospitality amp Tourism Management Virginia

Polytechnic Institute and State University 362 Wallace Hall Blacksburg VA 24061-0429 USA

Zeithaml Valerie Berry Leonard L and Parasuraman A 1996 The

Behavioural Consequences of Service Quality Journal of Marketing 60

194

BIODATA PENULIS

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MA Negara 10 Oktober 1970

Pada tahun 2006 mendapat kesempatan melanjutkan

studi ke negeri Belanda untuk mempelajari bidang pariwisata (MA) dan tamat pada tahun 2007

Menamatkan Program doktor bidang pariwisata di Universitas Udayana Bali pada tahun 2014 Saat ini

bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Dhyana Pura Bali Adapun matakuliah yang diampu adalah

Metodologi Penelitian Manajemen Strategik Statistik

Bisnis Pengantar Bisnis Sistem Informasi Manajemen Aplikasi Komputer dan Pengantar Industri Pariwisata

amp perhotelan

Judul Buku yang pernah di tulis [1] Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia (2015) Penerbit

Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA ISBN 978-602-280-886-2 (Buku

Referensi)

[2] Agrotourism as an Alternative form of tourism in Bali Indonesia (2014) ISBN-13 978-3-639-66712-7 ISBN-103639667123 EAN9783639667127

(Scholar Press)

[3] Pengantar Industri Pariwisata (2014) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA 978-602-280-328-7 (Buku Referensi)

[4] Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan (2012) Penerbit Andi

Jogyakarta ISBN 978-979-29-3463-2 (Buku Referensi)

[5] Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism

Destination in Book Development of Tourism and the Hospitality Industry

in Southeast Asia (2016) Publisher Springer Singapore DOI 101007978-981-287-606-5_3 Print ISBN 978-981-287-605-8 Online ISBN 978-981-

287-606-5 (Book Chapter 3)

Page 5: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah

v

182 Tujuan Merujuk 160 183 Sumber-Sumber Rujukan 161 184 Cara Pencarian 162 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka 165 Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal 170 DAFTAR PUSTAKA 183

BIODATA PENULIS 194

1

BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN

11 Manusia Mencari Kebenaran Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat

(common sense) dan dengan ilmu pengetahuan Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat

[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur-stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan

tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian

[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara

empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ―selektif

[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan

secara asal-asalan [4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan

melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis

[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan

pengujian secara ilmiah

12 Matinya Mitologi Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral

sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada

perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum

didefinisikan sebagai kaitan-kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu

diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum

yang harus ditaati Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian

hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di

alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian

empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur-angsur memperoleh sifat abstrak

dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi

manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut

Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar

berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya

dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam

2

13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah

dilakukan dengan berbagai cara misalnya

131 Secara kebetulan Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus

penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang

Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya

diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria yang kemudian berjatuhan di

kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja

132 Trial And Error

Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan

menggunakan metode ―trial and error atau coba-coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ―problem box oleh

Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ―problem box suatu ruangan yang hanya

dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing

tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara

Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar

Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah

133 Melalui Otoritas

Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap

keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam

filsafat Jawa dikenal dengan istilah Sabda pendita ratu yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh

dibantah lagi

134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman

Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari yang umum ke khusus sedangkan induktif

dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama

ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles

135 Melalui Penyelidikan Ilmiah Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan

menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka

melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus

memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan

menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran

3

palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta

secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara

sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum

Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan

pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk

menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo

menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya

oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan

spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang selanjutnya menjadi

ilmu dan teknologi

14 Dasar-Dasar Pengetahuan Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah

dapat dijabarkan sebagai berikut ini

141 Penalaran

Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir

logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran

rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme

142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan) Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ―pengkajian

untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model

berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma

Premis mayor semua manusia akhirnya mati

Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati

15 Sumber Pengetahuan Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia

yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal-hal yang ada termasuk nasib dirinya

sendiri Rene Descarte pernah berkata ―De Omnibus Dubitandum yang

mempunyai arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari

berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran

4

16 Kriteria Kebenaran 161 Teori Koherensi (Konsisten)

Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-

pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren

162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan) Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini

suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan

tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia

mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan

Jakarta

163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)

Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur

dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori

tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan

abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi

17 Ontologi (apa yang dikaji) Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri

Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan

saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna

itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata

Jadi istilah ―manis panas dan dingin itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca

indera Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam

semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu

tidak dapat terlepas dari gejala-gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam

mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari

kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal

bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula

Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk

ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah

homo educandum

5

18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah

[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup manusia tidak dapat

mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)

[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan

cara menggunakan metode ilmiah [3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis

ilmu itu sendiri [4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai

faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya

suatu gejala dan proses terjadinya [5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit

[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang

sama) [7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan

kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal [8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis

a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif

b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif

19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu

tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus

disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat

sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya

menimbulkan bencana Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan pariwisata

telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah

membawa provinsi itu mengalami ―keajaiban ekonomi sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak

perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian

tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu

[1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan

ekonomi [2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi

semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam

[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga

professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat

[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ―petani ke pariwisata

6

dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan

menjadi petani

Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara ekonomis daripada masalah-

masalah keadilan meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi

7

BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA

21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan

pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar

200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan

terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat

dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia

hiburan rekreasi dan pariwisata

Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era

pemerintahan Presiden Soekarno (1945-1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut

IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan

bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan

ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan

lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya

konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan

lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi

produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika

sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas

(Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi

Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan

internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke

tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata-rata 4

pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan

kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang

kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World

Bank 2013)

Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang

paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia

dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang

telah mengunjungi negaranya

8

Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia

Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)

Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World Tourism Organization

tersebut upaya apa yang semestinya dilakukan oleh pelaku dan stakeholders

pariwisata ditengah keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan

wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting berikut ini (1) telah terjadi pergeseran

pasar pariwisata (2) strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan nilai pada

wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik (5) pemanfaatan teknologi

terutama teknologi informasi secara tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata

Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan yang rasional sehingga peran

lembaga pendidikan di bidang pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata

dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program

studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai

pada jenjang S3

22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri

Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai disiplin ilmu mandiri

sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya

manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana

Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3) Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada

deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak

menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan

atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan

NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606

1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000

2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000

3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000

4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000

5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000

6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000

7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000

8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000

9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000

10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000

38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000

9

seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali

seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13

November 2007) Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka

pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar

diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian

yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan

bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian

dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang

menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)

Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi

pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan

kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional

Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata

Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu

menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga

kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri

pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan

kepariwisataan Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta

tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha

meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan

kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten

dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga

Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga

Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan

kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari

seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan

kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan

bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga

kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan

pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri

10

pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya

manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan

Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional

melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan

kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten

dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui

sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan

kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian

pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di

luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan

seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan

meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global

23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri

231 Dasar Keilmuan Pariwisata

Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang

menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah

metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri

2007)

1) Aspek Ontologi Pariwisata Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya

menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata gejala-gejalan pariwisata karakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata

tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan

kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata

dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam

tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau akibat-akibat

pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas

2) Aspek Epistemologi Pariwisata Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara

pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik

11

Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan

yakni

a) Pendekatan sistem

Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas

masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ―linked system

dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti

dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik

Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran

b) Pendekatan Kelembagaan

Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa

transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua

komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen

tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung

c) Pendekatan Produk

Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai

suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek-aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah

produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus

diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni

(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya

tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya

(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam

pencapaian tujuan ke tempat wisata (3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada

sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas

pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi

(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat

berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi

Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan elemen produk

wisata yang sesungguhnya diproduksi dan atau direproduksi sebagai komoditas

yang dikonsumsi oleh wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam mencari

kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research) dan metode membangun teori

(theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5)

12

eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan

tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya

3) Aspek Aksiologi Pariwisata Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat

manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam

baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri

Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut

ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan

komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian

khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan

pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan

profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal

sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi

Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang

dapat dijelaskan sebagai berikut

a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia

melalui kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan banyaknya

warganegara yang melakukan kunjungan wisata di wilayah-wilayah selain

tempat tinggalnya akan menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi sehingga

akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional

b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation) Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia

untuk berusaha dan bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah

diharapkan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah bahwa

pariwisata harusnya mampu memberi andil besar dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang miskin potensi ekonomi lain selain

potensi alam dan budaya bagi kepentingan pariwisata

c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan keindahan alam kekayaan

budaya dan keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya

yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung sangat kecil sehingga jika dilihat

13

dari aspek keberlanjutan pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam

waktu yang relative lama

d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian

budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan

UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan

Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan

pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah

e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia Pariwisata pada

masa kini telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan

wisata bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya melalui

pemberian waktu libur yang lebih panjang dan skema paid holidays

f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi

tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan juga

memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam

penyediaan barang dan jasa

g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan

akan teknologi tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan teknologi terkini mereka

Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi

lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan

manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak

terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat

Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata internasional

pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar

US$ 623 miliar Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun

2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut diperkirakan jumlah perjalanan wisata

dunia di tahun 2020 akan menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)

Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di beberapa negara di dunia namun

pariwisata juga menyembunyikan beberapa hal yang jarang diungkap dan

dihitung sehingga sangat sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri

pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga seringkali destinasi

14

pada negara berkembang hanya menjadi obyek saja hal lainnya pengembangan

pariwisata memang telah dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada sebuah

destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative dari pembangunan pariwisata dapat

diminimalkan dan pengaruh positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan

pembangunan pariwisata di masa mendatang

232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata

Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu

memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian

tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu

dengan ilmu yang lain

1) Objek Material Ilmu Pariwisata

Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek

material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni

a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri yang meliputi jasa

hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan

pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis

b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving

services) termasuk ke dalam industri ini adalah full-restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan

sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk

kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi

mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan

terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service

stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator

and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain

agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis

e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan

museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada

perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah

raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan

15

pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan

pelayanan pameran dan sejenisnya g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk

kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis

2) Objek Formal Ilmu Pariwisata

Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada

ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu

pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan

wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat

secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diiden-

tifikasi sebagai berikut

(1) Pengembangan Jasa Wisata

Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang

strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah

aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa-jasa yang bersifat intangible lainnya

Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini

mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting

(2) Organisasi Perjalanan

Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas

perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan

berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal

ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip

kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO

2005)

(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata

Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi

masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui

suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata

16

BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN

PERHOTELAN

31 Pengertian Jasa Pariwisata Menurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang

perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai bahan pengambilan keputusan

Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul

berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang

mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global(Theobald 2005)

Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan

pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia

Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika

Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data

yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika

mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005) Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam

multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya

Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja

dan yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental

dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan

kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial

budaya

32 Dimensi Pariwisata 321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi spasial merupakan

definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya

(Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau

tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)

ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations outside the places where they normally live and work and their activities during their stay at these destinationsrdquo

Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan wisatawan selama berada di

destinasi pariwisata sebagai bagian dari pariwisata Definisi pariwisata yang

17

dikemukan oleh World Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan

pada sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak lebih dari satu tahun

berturut-turut ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure business and other purposes not related to the exercise of an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-tourismorg)

Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang dilakukan yaitu

untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan

mencari uang di tempat yang dikunjunginya

Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan

perhitungan statistik pariwisata

a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan

waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)

b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973)

menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk

perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan

wisata

e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk

perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)

Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia didefinisikan

sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal 1 yaitu kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari

keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara

322 Dimensi Industri

Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini

merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada

keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata

Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis

bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya

ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services to

facilitate business pleasure and leisure activities away from the home environmentrdquo

18

Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan pariwisata

sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata

ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the travel experiencerdquo

Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang di dalam Undang-

Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah

323 Dimensi Akademis

Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya

sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain

Pariwisata dari dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang

merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap

lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)

ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo

Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial sebagai faktor

pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal

tempat kerja) dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata

324 Dimensi Sosial Budaya

Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada

1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002)

berikut ini

ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside their normal places of work and residence the activities undertaken during their stay in those destinations and the facilities created to cater to their needsrdquo

Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994 sebagai berikut

ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the economy or industry and a broad system of interacting relationship of

people their needs and services that respond to these needsrdquo

19

2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial budaya seperti

yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai

ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo

Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata sebagai berikut

ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo

3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan oleh MacCannell

(Herbert 1995) berikut ini

ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also

an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo

Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas di Indonesia dikenal dengan

istilah kepariwisataan (UU No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesame

wisatawan pemerintah pemerintah daerah dan pengusaha

33 Definisi Pariwisata di Indonesia Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta

yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti

(2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain

di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan

semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di

tempat yang dikunjungi Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain

manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni

unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di

tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal

kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan

Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha

20

pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata

pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan

barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung

jawab Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa

pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai

dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha

pariwisata digolongkan ke dalam

a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan mendorong tumbuhnya berbagai jenis

usaha jasa pariwisata yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan

Usaha jasa pariwisata terdiri dari

[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang Mengatur menyediakan dan menyelenggarakan

pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata

[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak sebagai perantara di dalam menjual dan

atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan [3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha bersifat komersial yang

mengatur mengkoordinir dan menyediakan tenaga pramuwisata untuk

memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang melakukan perjalanan wisata

[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi satu

pertemuan sekelompok orang (misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan

dengan kepentingan bersama [5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan

baik yang mendatangkan mengirimkan maupun mengembalikannya

serta menentukan tempat waktu dan jenis hiburan [6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran dan nasehat

yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun

secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli

profesional

[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan

b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam merupakan usaha

pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran

wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai obyek dan daya tarik

wisata untuk dijadikan sasaran wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik

21

wisata minat khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam

dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus

c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam

[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh

yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat

[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan

penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai

usaha yang berdiri sendiri [3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari

usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan

angkutan wisata

[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata

tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing

[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk

memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)

34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan

Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan

perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen

strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah

peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya

Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism operations

Marketing and consumer behaviour HR management eTourism eTravel Planning and development Performance and financial management Strategic implications Environmental aspects Government policy Forecasting and prediction Revenue management Impact assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure and culture (httpthrsagepubcom)

Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya

namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada

klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian

pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut

22

341 Jasa Akomodasi Accomodation services)

Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian

bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar

jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi

1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali

2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang

3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu

4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel

5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo

6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt Pelayaran Prima Vista di

Cv Niki Tour Surakarta

342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving

services)

Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini biasanya banyak

dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan Makanan dan

Minuman

1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada

restoran yogya chicken Yogyakarta 2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan

di restoran Enak Bali 3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang

343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)

Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-

perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda

melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-

masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi Wisata

1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po sargede tur dan

travel Yogyakarta

23

2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali

3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali

4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) to Provide Good Service for Tourists Visiting Solo City

5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar

6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki

Tour Solo 7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara

Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur

344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services)

Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan dan biro perjalanan

dapat dilakukan yang berkaitan dengan kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang

dikunjungi dan sebagainya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata

1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Candi

Prambanan

345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)

Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan

tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah

botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Bali Barat

2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah

3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata

Bali

24

346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment

services)

Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi pelayanan golf

course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya

Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan Hiburan

1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap Pencitraan Pariwisata

Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di Kabupaten Jembrana

Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi Wisata di Jembrana

Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum

Donokerto Turi Sleman Yogyakarta

5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan Jumlah Wisatawan di

Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa

8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang

10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang

11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata Melalui Video Profile

12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua Tembus di Kabupaten Wonogiri

13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang

14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul 15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo

16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur

17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air

Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak 18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta

19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta

20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan

Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten

347 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services)

Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang terkait erat dengan pariwisata

Misal judul penelitian terkait bidang ini

1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan

pada Hotel Dhyana Pura Bali 2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan Keuangan Hotel

Dhyana Pura Periode 2000-2011

25

3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel

Quality Solo)

26

BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA

41 Pengertian Penelitian Kata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari

untuk melingkup spektrum arti yang luas yang dapat membuat bingung

mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang

satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus

dibuang dan diganti konsep yang benar

Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997

Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara

untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ―bertanya

pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan

Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan

data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset

sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari

Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian

yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data)

27

dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati

atau menjadi perhatian kita Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi

sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia

Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan

konsep yang salah Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy

(Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban

terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual

Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik

(1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan

(3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik

(4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola

(5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau hipotesis penelitian yang spesifik

(6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya

untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian

(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas

Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ―salah tentang

penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian sebagai berikut

a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)

Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian

untuk ―meneliti ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan

untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya

canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan

sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian

Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan

―penelitian di perpustakaan Salah seorang siswa mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada

ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian

Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills

b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke

tempat lain

Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah tugas ―penelitian tentang teknik-teknik pembangunan bangunan tinggi di Denpasar

Ia telah berhasil mengumpulkan banyak artikel dari suatu majalah konstruksi

28

bangunan dan secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan

disertai teknik acuan yang benar Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan menyusun makalah

penelitian Sebenarnya yang ia lakukan hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang

benar Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya kurang satu hal

yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan indikasi bahwa faktor x dan y sangat

mempengaruhi cara pembangunan bangunan tinggi di Denpasar Dengan

demikian ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta sehingga ia

mampu membuat interpretasi terhadap informasidatafakta yang terkumpul tersebut

c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi

Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan empat buah

kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir

bahwa ia harus melakukan ―penelitian Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten-kabupaten yang ada di

wilayah tersebut Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria

yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil

―penelitiannya ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut

hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian

d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian

Kata ―penelitian sering dipakai oleh surat kabar majalah populer dan iklan untuk menarik perhatian ―mendramatisir Misalnya berita di surat kabar

tertulis ―Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam yang ingin

merongronglsquo kekuasaan Presiden Misal yang lain berita ―Semua anggota DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsus Misalnya lain

lagi ―Produk ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun padahal hanya dirubah sedikit formulanya dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan

42 Macam Tujuan Penelitian Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-

pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian

tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula

tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka kita perlu membatasi upaya kita dengan cara

membatasi tujuan penelitian

Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi

(prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)

29

a) Eksplorasi

Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka

kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang

mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ―Apakah X adaterjadi

Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak

Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita

mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti

memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan

dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih

mendalam

Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil

penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu

terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu yang telah terbuka tersebut

b) Deskripsi

Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih

rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya

ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian

yang lebih tegas tentang bagian depan kelas Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata

pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian

pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan

perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan

suatu fenomena dari masa ke masa

c) Prediksi Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang

memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan

mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari-hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal

tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara

skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)

d) Eksplanasi

Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat di antara dua

fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah

suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau

30

menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang

saling bersaing Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan

misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya

dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat

tersebut terjadi

e) Aksi

Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak

sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi

Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan

Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu

mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari

temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas

43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul

penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan

metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak

mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan

yang tak terbatas Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman

yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan

melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci

Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi

bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai

Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk

mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan

Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan

menjadi lima jenis penelitian yaitu

31

1) Biografi

Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip

A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment yaitu

pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup

seseorang Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi

dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti

tahap perjalanan hidup dan pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis

atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan pekerjaan

(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode (3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis

(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari kisah tersebut

(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya ideologi dan konteks

sejarah kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup

individu (6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi

yang berfokus pada proses dalam hidup individu teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut

2) Fenomenologi

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna

konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi

pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang

dikaji

A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell 1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the structures of consciousness in human experiences

Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi menunda semua

penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu

Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche

menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden

Sedangkan teknik analisis data jenis Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran

menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan

32

(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir

mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data

(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan

pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun

pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur

pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami

penyimpangan) (4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu

ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi (5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari

fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang

terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan

bagaimana fenomena itu terjadi) (6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi

dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut

(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis

3) Grounded theory

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu

pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan

dengan situasi tertentu

The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular situation This situation could be one in which individuals interact take actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell 1998)

Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak atau terlibat

dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang

berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik

analisis data jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode

(3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari

(4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa menyelidiki

kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut

(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding

(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan

suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa

33

4) Etnografi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem

kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil

dari sebuah penelitian An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways of life (Harris 1968)

Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat

dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna dari

setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok Sedangkan teknik

analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file

(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti

(4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau uraian

5) Studi kasus

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah

dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi

Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-depth data collection involving multiple sources of information rich in context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995) while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the case being studied ndash a program an event an activity or individuals

Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau individu Sedangkan teknik analisis

data jenis Studi Kasus dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini

(1) Mengorganisir informasi (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode

(3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa

kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan

generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk

penerapannya pada kasus yang lain (6) Menyajikan secara naratif

34

44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi

Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu

negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh

Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena

delapan alasan utama seperti berikut ini (1)Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu

kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-

nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi

(5)Penghasil devisa (6)Pemicu perdagangan international (7)Pemicu

pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal

dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu

destinasi Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan

manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman

pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang

telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja

penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni souvenir seperti digambarkan pada gambar

di bawah ini

Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha

pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)

Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi industri

terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih konkret bagi kesejahteraan manusia

WISATAWAN

Jasa Transportasi Hotel

Penginapan

Restoran Bar

Cafe

Obyek Atraksi

Wisata

Jasa Hiburan

Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis

Pakai

Asuransi Perumahan

JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung

35

dapat dilihat dari implikasi-implikasi pergerakan wisatawan seperti

meningkatnya kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia

Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan ekonomi yang lebih cocok di

pelajari dan dianalisis dengan pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai sebuah

industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)

442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata

Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis

pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi

identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat

analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen

Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan

menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal

dan simultan dan model-model makro regional yaitu model Input-Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Accounting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagainya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah

Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan kuantatif

Sumber Hara (2008)

36

[1] Input-Output Analysis

Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak

pariwisata Input-output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan

menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh

terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya

[2] Social Accounting Matrix Model

West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan

dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya

mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya

Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O

namun sebenarnya tidak sesederhana itu

Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan

model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas

tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi

[3] Tourism Satellite Account

Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua

variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti

penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya

Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian

Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap

variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata

dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur

peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional

[4] Social cost-benefit analysis

Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel

sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk

mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari

multiplier efeknya saja

37

Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

No Kualitatif Kuantitatif

1 Data kualitatif (non

numeric)

Data Kuantitatif (numeric)

2 Penelusuran Latar

alamiah

Latar artifisial (khususnya

penelitian eksperimentasi)

3 Fokus pada Makna-makna

Fokus pada Perilaku

5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)

Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)

6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik

7 Idealisme Realisme

8 Induksi analitik Induksi enumeratif

9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi

Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua

metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai

berikut

[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda

caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan

proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis

[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan

metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif

[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan

data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data

yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya

maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi

[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah

asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian

443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif

Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi

berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau

informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau

informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif

38

Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori

untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami

fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan

yang diteliti Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua

jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya

Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Kuantitatif Kualitatif

Validitas Kredibelitas

Reliabilitas Dependabilitas

Objektivitas Konformabilitas

Generalabilitas Transferabilitas

Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi syarat validitas reliabilitas objektivitas dan generalabilitas maka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan

transferabilitas Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami

perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil

kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi

atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya

penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan

mengajukan pertanyaan baru

Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam

satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model

analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya

39

BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN

PENELITIAN

Setelah peneliti menentukan bidang penelitian yang diminatinya kegiatan

berikutnya adalah menemukan permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan

lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian tidak perlu

dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan juga dinyatakan oleh ungkapan ―Berhasilnya perumusan permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan

penelitian Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam Buckley et al 1976 14)

dengan pernyataan ―Kriteria terbaik untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu

tersebut masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah mati Permasalahan

yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan ke dalam suatu pernyataan

atau problem statement

51 Penemuan Permasalahan Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh

survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam

bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan

Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang

memakan waktu cukup lama sehingga buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu

Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya

banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-

majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke

perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan

dalam usulan penelitian Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta

dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan

permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan

ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan

dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara

menemukannya Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et

al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang

menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan

40

tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara

informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian

berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan

perumusan permasalahan

52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka

menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini

1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya

menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai

arah untuk menemukan permasalahan

2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang

diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan

dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural

3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang

tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan

ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal

penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam

perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi

yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda

4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang

merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang sudah ada 5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan

membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi 6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan

kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau

kompleks 7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu

pemasalahan ke dalam komponen-komponennya 8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi

peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah

yang lebih rumit dan kompleks

53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan

permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara konjektur atau

naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau

41

latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat

diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al

(197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan

2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan yang dapat diamati Misalnya

fenomena pemakaian komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola dasar

pendayagunaan komputer dalam proses perancangan arsitektural

3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi

Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi

4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman kegagalan akan mendorong dicetuskannya

permasalahan untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut Pengalaman

keberhasilan juga akan mendorong studi perumusan sebab-sebab keberhasilan

42

BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN

PENELITIAN

Skala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan untuk

mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol atau angka dari sebuah variabel yang diukur

Pengukuran hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan seperti

minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional terhadap variabel yang

diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam

dalam model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011 48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat kategori yaitu

skala nominal skala ordinal skala interval dan skala rasio

Gambar 61 Contoh inform concern

Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian yang sedang dilakukan sangat memerluan

bantuan para responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan kinerja sebuah

pelayanan jasa khususnya pariwisata

43

61 Skala Nominal Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang

ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini

hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal

yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal

pada uji statistika bisa untuk mencari modus dan distribusi frekuensi saja

Would you like to help us

you can fill it out online below

Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal

62 Skala Ordinal Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek

sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi)

variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal

Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat

tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah

sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat

mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama

Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan

skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non

parametrik seperti rank order correlation

44

Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal

63 Skala Interval Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan

dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk

mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama

Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada

skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran

Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval

64 Skala Rasio Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat

yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil

pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding skala-skala

dibawahnya)

45

[1] How long have you been on holiday in Bali

[2] How much money have you spent during your vacation in Bali

[3] How much money have you spent on renting a hotel room

Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval

Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian

pariwisata antara lain adalah

[1] Skala likert

Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai

suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain

Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert

[2] Semantic defferensial

Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan

oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya

bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ―sangat positifnyardquo terletak di bagian

kanan garis dan jawaban yang ―sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya

46

How do you think about the guide service today friendly 5 4 3 2 1 unfriendly

patient 5 4 3 2 1 impatient knowledgeable 5 4 3 2 1 less

knowledgeable helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness

competent 5 4 3 2 1 less competent

Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial

Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden

terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi

responden terhadap Tour Guide sangat negatif

65 Validitas Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel

nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu

[1] Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang

mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain

tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan

dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata

[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity) Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan

dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam

validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan

pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik

[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)

Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai

kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan

pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik

untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik

47

Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas

66 Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil

skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan

berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar

pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah

reliabel secara statistik

Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas

48

BAB VII TEKNIK SAMPLING

71 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama

dari obyek yang merupakan sumber data (Sukadarrumidi 200650) Sampel

diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari

populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari

1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan

sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang

memenuhi sasaran

Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan

persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih

baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah

1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel

a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan

oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama

b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian

sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota populasinya c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan

dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh

anggota populasi

2) Tujuan pengambilan sampel

a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak

b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis

c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga

peneliti

3) Tahapan menentukan sampel

Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel

yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah

a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian menentukan sampelnya

b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi teoritis dengan

cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi

49

Keuntungan penggunaan sampling

a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek

c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit

Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi karena

a) adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti

c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit

72 Cara Pengambilan Sampel Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random

sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)

Gambar 71 Teknik Sampling

1) Probability Samples

Probability Samples adalah teknik sampling yang memberikan

kemungkinan yang sama paa setiap individu untuk dipilih sebagai sampel

a) Simple Random

Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa

penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya

b) Systematic Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar

nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan

hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama

50

telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain

yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil

persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan

besarnya sampel yang diambil pada masing-masing kelompok tersebut

c) Stratified

Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi-bagi menjadi sub-sub

populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil

Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif

homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas

hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang

diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)

Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui penghasilannya sebagai berikut

I = 40 berpenghasilan rendah

II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi

Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka pembagiannya untuk strata

I = sebanyak 40 X 100 orang = 40 orang II = sebanyak 50 X 100 orang = 50 orang

III = sebanyak 10 X 100 orang = 10 orang

d) Cluster

Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan

mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan

kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada

Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui

bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian

ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah

300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota

sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu

untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak

diketahui pengambilan sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling

51

2) Non Probability

Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya

individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir

jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak

memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen

a) Judgement Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau

pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-

subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa

melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai

generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya

ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak

dimiliki populasi dalam keseluruhannya

b) Quota

Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang

akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden

terserah kepada team pengumpul data Misalnya

Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai

berikut 10 orang warganegara Inggris

15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang

c) Chunk

Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di

jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili

siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan

73 Penentuan Jumlah Sampel

1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui) Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel

adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi

populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat

mengakibatkan pemborosan biaya penelitian

52

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel

adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut

dimana n jumlah sampel

N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase

Semakin kecil toleransi kesalahan maka semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya penelitian dengan batas kesalahan 5

berarti memiliki tingkat akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10

memiliki tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan

Contoh

Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila

batas toleransi kesalahan 5

Dengan menggunakan rumus Slovin

n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan

2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak diketahui) Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden penelitian dapat

ditentukan dengan merujuk pada persyaratan jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200

sampel Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum likehood) atau

GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya dengan analisis faktor

besarnya jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator

penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)

53

BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS

PENELITIAN

81 Teknik Analisis Data Teknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis

Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data Kuantitatif

1) Teknik analisis data kualitatif

a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola

kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan

pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)

b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan

sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu

(Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori

dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data

d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan

lapangan

e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan

membeku atau malah menjadi kadaluarsa f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian

dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan

guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan

2) Teknik analisis data kuantitatif

a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen

resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan-satuan

dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan

beberapa metode tertentu b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam

beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis

data

(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat

kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang

disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat

dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan

54

editing yang cermat dan hati-hati diharapkn data yang berhasil

dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali

berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkn

dalam penarikan sampel Nama dan kelengkapan identitas pengisi

Kelengkapan isi jawaban Kejelasan makna jawaban dan relevansi jawabannya

Konsistensi jawaban satu sama lainnya

Kekeliruan pekerja lapangan di dalam menjelaskn kuesioner kepada responden

Tingkat kekeliruan di dalam memilih responden dan kepalsuan isi jawaban

Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data Sumber Antara 2010

Teknik Analisis

Data

Teknik Analisis Data KUALITATIF

Teknik Analisis Data KUANTITATIF

Statistik Inferensia

Induktif

Statistik Deskriptif

Rata-rata Hitung

Median dan Modus

Varian dan Standard Deviasi

lainnya

Parametrik

Tabel (Silang Frekuensi) Grafik

Diagram Batang dan Diagram Lingkaran

dan lainnya

Non Parametrik

Analisis SWOT

P H A

Deskriptif Kualitatif (Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan

atau Menafsirkan)

Ekonometrika 1 Model Simultan 2 Model Sederhana

Model Optimasi (Operation Research) 1 Linear Program 2 Non Linear Programming 3 Integer Programming 4 Gooal Programmning 5 Dynamic Programming 6 Network CPM dan PERT 7 Teori Antrean 8 Teori Pengambilan Keputusan 9 Teori Permainan 10 Simulasi

Model Makro Regional 1 Model Input-Output Leontief

Regional dan Interregional 2 Model SAM Regional dan

Interregional CGE 3 Location Quotion (LQ) 4 Teori Basis Export

Policy Analysis Matrix (PAM)

Uji-t Uji Z

Regresi Sederhana dan Ganda

Uji Korelasi

One dan Two Way Anova

Multivariat Cluster DIscriminant dan Factor Analysis

Priciple Component Analysis Path analysis

SEM

Sign Test

Chisquare Wilcoxon Test

Cochran Test

Korelasi Rank

55

(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda

tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka (3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing

kategori (4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel-tabel untuk setiap

variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam

bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross

tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan

(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik

inferensia (parametrik atau non paramterik) (6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti

terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan

mengkaitkannya dengan temuan-temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru

sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)

Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu (1) statistik

deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik

inferensiainduktif Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu

statistik non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema Teknik Analisis Data)

82 Statistik Deskriptif [1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi

[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya

[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia

[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang

berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat

kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia

83 Statistik Inferensia

(Statistik InduktifStatistik Probabilitas)

a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok

digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random

56

b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang

diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahankeberanan dinyatakan dalam

persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf

signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi

Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non Parametrik

Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik

1 Parameter populasi menyebar normal

1 Parameter populasi mengabaikan sebaran

2 Data berasal dari nilai-nilai

pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau

paling tidak dalam skala interval

2 Data berasal dari nilai-nilai yang

tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordinal

(order=tingkatan=skala)

3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat

dijumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi

3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan

cara menskor atau kategori

4 memusatkan perhatian

pada perbedaan nilai tengah (mean)

4 Memusatkan perhatian pada

perbedaan median

5 Sampel atau cuplikan relatif

besar agar cenderung

menyebar normal (gt 30 unit)

5 Dapat digunakan dalam sampel

(cuplikan) kecil (lt 30 unit)

57

BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF

KUALITATIF UNTUK PARIWISATA

91 Analisis S-W-O-T Umumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang

berorientasi pada pemaknaan terhadap suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini

adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk

mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif

sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif

identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan

pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam

yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada

pada masyarakat di tempat penelitian Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan

pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal

untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan

oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif

adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data

dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya

oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan

membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan

pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan

adanya teori baru yang barangkali ditemukan Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan

untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu

objek

Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT

58

mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan

kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga

hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan

Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT

Tahapan yang dimaksud adalah

[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)

[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata) [3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)

[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)

Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan strategi alternatif (Alternative

Strategy) melalui matriks SWOT sebagai berikut

92 Analisis Matriks I-F-A-S Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan

analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan

tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)

[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan

kelemahan (weaknesses) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat

metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot

sama dengan satu [3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing

faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating)

mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk

menentukan nilai skornya [5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang

dinilai Jika nilainya di bawah 15 menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di

atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat [6]

Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy) Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai

(bobot x rating)

Kekuatan

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

59

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)

Kelemahan

1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

93 Analisis Matriks EFAS Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan

ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor-faktor strategis eksternal

(External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini

[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan

ancaman (threat) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat

metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu

[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing

faktor peluang dan ancaman yang memiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3 (cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)

[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya

[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal

perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di

atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar

Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)

Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai

(bobot x rating)

Peluang

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip helliphellip

helliphellip

Ancaman

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip

3) helliphelliphellip

4) helliphelliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

helliphellip

Total 100

Sumber Umar (2002)

Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan sel seperti gambar di

bawah

60

Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X TOTAL NILAI IFAS

T

O

T A

L

N

I

L A

I

E F

A

S

4 3 2 1

3

I

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi vertical)

II

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi horizontal)

III

Pertahankan dan

pelihara

(pertumbuhan berputar)

2

IV

Tumbuh dan bina

V

Pertahankan dan

pelihara (strategi tidak berubah)

VI

Panen atau divestasi

(kawasan terikat atau jual habis

kewaspadaan)

1 VII

Pertahankan dan

pelihara (diversifikasi

konsentrasi)

VIII

Panen atau

divestasi (diversifikasi

kongklomerasi)

IX

Panen atau divestasi

(likuidasi)

Sumber Rangkuti 2001

Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT sebagai berikut

[1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan ancaman di sel

masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan peluang-

peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)

[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO

(Weakneses Opportunities)

[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)

[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelamahan dan

ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi WT

(Weakneses Threaths) [6]

Tabel 94 Matriks SWOT

IFAS

EFAS

Kekuatan (S) Tentukan factor kekuatan

Internal

Kelemahan (W) Tentukan factor

kelemahan Internal

Peluang (O) Tentukan factor

Peluang Eksternal

Strategi SO Ciptakan Strategi yang

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

Strategi OW Ciptakan Strategi yang

meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Ancaman (T) Tentukan factor

ancaman Eksternal

Strategi ST Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi TW Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman

Diadopsi dari Rangkuti 2001

61

Penjelasan

a) Strategi SO (Strengths Opportunities)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya

b) Strategi ST (Strengths Threaths)

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek

untuk mengatasi ancaman

c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

d) Strategi WT (Weaknesses Threaths)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman

94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning Matrix)

Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan

Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa

alternatif strategi yang telah dipilih

QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif

(relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk

diimplementasikan (Umar 1999)

Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut

[1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan di sebelah kiri

QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks [2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama

dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I [3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi

yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE

[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara

meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 =

sangat menarik [5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight

dengan Attractives Score pada masing-maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi

[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing-maisng kolom

QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang

menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir

62

Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)

Faktor Utama Weight Alternatif Strategi

Strategi I Strategi II Strategi III

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Faktor Internal

1) helliphelliphellip

2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip

Total

Sumber Umar 2002

AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score

Penggunaan Analisis SWOT Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu

Mutiara Kabupaten Jembrana Bali

1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan Indikator-

indikator Internal

No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan

1 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 Kekuatan

2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan

3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan

4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan

5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan

6 Harga minuman 500 290 Kekuatan

7 Kemudahan dalam mencapai lokasi 477 235 Kelemahan

8

Kejelasan jalur rute yang

dilalui menuju objek wisata 512 230 Kelemahan

9

Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur

Pamfletdan lainnya) 512 260 Kekuatan

10

Penyampaian informasi melalui

website 555 270 Kekuatan

11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan) 395 250 Kelemahan

12

Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam berbagai bahasa 543 235 Kelemahan

13

Program pendidikan dan

pelatihan bagi petugas 445 175 Kelemahan

14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan

63

No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan

15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan

16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet ) 550 310 Kekuatan

17

Sarana dan prasarana yang

memadai ( tempat parkir ) 560 355 Kekuatan

18 Rute perjalanan pengunjung didalam taman kupu-kupu 463 155 Kelemahan

19

Proses penyambutan

kedatangan wisatawan 495 250 Kelemahan

20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan

TOTAL 100

2 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman Indikator-indikator

Eksternal

No Indikator Eksternal Bobot () Rating Keterangan

1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang

2 Sumber daya manusia yang professional 798 270

Peluang

3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang

4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang

5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang

6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang

7 Kebijakan pemerintah di bidang

pariwisata 618 245 Ancaman

8 Bantuan dan dukungan

pemerintah 607 205 Ancaman

9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman

10 Pengawasan masyarakat

terhadap objek wisata 670 260 Peluang

11 Kondisi ekonomi regional dan nasional 641 265

Peluang

12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman

13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang

14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang

TOTAL 100

3 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS Matrix)

Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor

Kekuatan (strenghts)

1 Sarana dan prasarana yang

memadai ( tempat parkir )

560 355 020

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 022

3 Fasilitas pendukung yang tersedia 550 310 017

64

Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor

( toilet )

4 Kondisi lanskap (landscape) 591 305 018

5 Keunikan penangkaran 661 305 020

6 Pelayanan yang diberikan 520 300 016

7 Harga tiket masuk 596 290 017

8 Harga minuman 500 290 015

9 Penyampaian informasi melalui

website

555 270 015

10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur)

512 260 013

Kelemahan (weakness)

1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)

395 250 010

2 Proses penyambutan kedatangan

wisatawan

495 250 012

3 Harga marchendise 413 240 010

4 Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam berbagai bahasa

543 235 013

5 Kemudahan dalam mencapai lokasi

477 235 011

6 Kejelasan jalur rute yang dilalui

menuju objek wisata

512 230 012

7 Penampilan petugas 244 175 004

8 Program pendidikan dan pelatihan

bagi petugas

445 175 008

9 Keramahtamahan petugas 280 175 005

10 Rute perjalanan pengunjung

didalam taman kupu-kupu

463 155 007

Total 100 265

Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-

rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk

masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari

indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah

265

65

4 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor strategis eksternal Bobot () Rating Skor

Peluang (opportunities)

1 Keanekaragaman pengunjung 785 345 027

2 Lokasi objek wisata 817 335 027

3 Motivasi pengunjung 745 330 025

4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 025

5 Keamanan pengunjung 772 325 025

6 Pemandangan alam sekitar 727 315 023

7 Sumber daya manusia yang

profesional

798 270 022

8 Penerapan teknologi informasi 775 265 021

9 Kondisi ekonomi regional dan

nasional

641 265 017

10 Pengawasan masyarakat terhadap

objek wisata

670 260 017

Ancaman (threats)

1 Kondisi ekonomi global 631 250 016

2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata

618 245 015

3 Peran serta masyarakat 648 205 013

4 Bantuan dan dukungan pemerintah

607 205 012

Total 100 285

Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata

pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil

rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-

indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil

skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285

5 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini

Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X Total nilai ifas

T

O

T A

L

N

I

L A

I

4 3 (285) 2 1

3

I

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi vertical)

II

Tumbuh dan bina

(konsentrasi via

integrasi horizontal)

III

Pertahankan dan

pelihara

(pertumbuhan

berputar)

(265)

2

IV

Tumbuh dan bina

V

Pertahankan dan

pelihara (strategi tidak berubah)

VI

Panen atau divestasi

(kawasan terikat atau jual habis

kewaspadaan)

1 VII VIII IX

66

E F

A

S

Pertahankan dan pelihara (diversifikasi

konsentrasi)

Panen atau divestasi (diversifikasi

kongklomerasi)

Panen atau divestasi (likuidasi)

6 Matrik SWOT

Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-

kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan

eksternal dengan menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi pengembangan

Matrik SWOT

IFAS

EFAS

STRENGHTS (S)

1 Sarana dan prasarana yang

memadai (tempat parkir)

2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu

3 Fasilitas pendukung yang tersedia (toilet)

4 Kondisi lanskap

(landscape) 5 Keunikan

penangkaran 6 Pelayanan yang

diberikan 7 Harga tiket masuk

8 Harga minuman

9 Penyampaian informasi melalui

website 10 Penyampaian

informasi melalui mass media cetak

(broshur)

WEAKNESESS (W)

1 Penyampaian informasi melalui mass media

audio visual (iklan) 2 Proses penyambutan

kedatangan wisatawan 3 Keterjangkauan harga

merchandise 4 Kemampuan petugas

berkomunikasi dalam

berbagai bahasa 5 Kemudahan dalam

mencapai lokasi 6 Kejelasan jalurrute

yang dilalui menuju objek wisata

7 Penampilan petugas 8 Program pendidikan

dan pelatihan bagi

petugas 9 Keramahtamahan

petugas 10 Rute perjalanan

pengunjung didalam taman kupu-kupu

OPPORTUNITIES (O)

1 Keanekaragaman pengunjung

2 Lokasi objek wisata

3 Motivasi pengunjung

4 Keamanan lokasi

objek wisata 5 Keamanan

pengunjung 6 Pemandangan

STRATEGI SO

Bekerjasama

dengan masyarakat dalam

mengawasi objek wisata Taman

Kupu-kupu

Meningkatkan

keamanan baik

keamanan

pengunjung maupun

STRATEGI WO

Meningkatkan

kualitas sumber daya manusia

dibidang pariwisata

67

alam sekitar 7 Sumber daya

manusia yang professional

8 Penerapan teknologi

informasi 9 Kondisi ekonomi

regional dan

nasional 10 Pengawasan

masyarakat terhadap objek

wisata

keamanan lokasi objek wisata

Membangun

penangkaran kupu-kupu

dilokasi lain

THREATS (T) 1 Kondisi ekonomi

global

2 Kebijakan pemerntah

dibidang pariwisata

3 Peran serta masyarakat

4 Bantuan dan dukungan

pemerinah

STRATEGI ST

Memberikan

perbedaan harga

tiket masuk

Pemberdayaan

masyarakat

STRATEGI WT

Promosi dan publikasi

secara besar-besaran

dan dilakukan dengan

gencar

Meningkatkan jenis

pelayanan yang

ditawarkan

Meningkatkan peran

serta pemerintah

68

BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT

ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA

101 Logika Kerja SPC Gambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi

operasi dan sistem penyampaian jasa dalam suatu perusahaan dengan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut

Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)

Sumber Hesket (1994)

James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan yang baik pada pelanggan

dalam pendapatnya tentang rantai keuntungan pelayanan Sehubungan dengan

kepuasan pelanggan dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan

karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan

keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang

diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan

Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya

operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik

terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan

Internal

Service

Quality

Fasilitas

Kerja

Motivasi

Material dan

Non Material

Employee

Satisfaction

(Kepuasan

Karyawan

Hotel)

External

Service

Values

(Kualitas

Pelayanan

Karyawan

Hotel)

Customer

Satisfaction

(Kepuasan

Wisatawan)

Customer

Loyalty

(Loyalitas

Wisatawan)

Revenue Growth

(Pendapatan)

Profitability (Keuntungan)

69

kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan

pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada the next process (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian

Anda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baik

Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih lama (employee retention) dan

juga meningkatkan produktivitas kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas

pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan Pelanggan yang

puas akan cenderung bersikap loyal dan pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang diberkan oleh pelanggan

Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan)

dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan

dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan

Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak

karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ―The Service-Profit-Chain

tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara

umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan

Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan

disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka

Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja

Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan

eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan

kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut

102 Kualitas layanan internal (internal service quality) Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu

hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan konsumen (Gronroos 1990)

kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan

konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan

mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya

Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen

industri jasa tersebut

70

Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan

bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi

keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ―A Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for example Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung

dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar

departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam

bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara

empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)

Senada dengan pernyataan di atas OlsquoConnor (2001) dalam artikelnya

Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ―people behave as they are measured and drive action as they are rewarded yang berarti

orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa setiap

individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan

kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan

mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang

berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang

kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)

103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan

kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan

yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu

perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)

Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang

profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi

untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai

Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan

profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan dapat menjadi

kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan

71

104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak

otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas

serta aspek-aspek lainnya Banyak terjadi karyawan ditekan untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan

peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak

kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan

kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya

Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah

pasti berasal dari para karyawan yang betah bekerja di perusahaan tidak

hanya betah tetapi juga bergerak dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak

terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada

perusahaan

105 Nilai layanan eksternal (external service value) Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang

dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama service delivery

Possitive Value inilah yang merupakan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan

(perception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka

yang bermuara kepada puastidaknya mereka

106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis

bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu

usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat

meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)

107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan

dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak

perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang

pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya

Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang

dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari

produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan

menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut

(word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari

72

komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini

bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan

mengatakan hal-hal yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap

perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika

ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai

faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan

faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial

108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi

1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara

signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin

secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada

pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan

Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari

produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi

perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik

109 Profitabilitas (Profitability) Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat

aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan

terhadap total keuntungan perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang

menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan

sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya

mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan

1010 Hipotesis SPC [1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan

[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan

[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal [4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan

[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan [6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan

[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas [8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan

internal

[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal

73

Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan

(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee Satisfaction

(H1)

Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan

Employee Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini

berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada

kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)

Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan

Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti

semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)

Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti

semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

1000 790

790 1000

000

000

81 81

81 81

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Employee Satisfaction

Internal Service Quality

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

EmployeeSatisfaction

InternalServiceQuality

Corre lations

1000 783

783 1000

000

000

81 81

81 81

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Employee Loyalty

Employee Satisfac tion

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

EmployeeLoyalty

EmployeeSatisfaction

Corre lations

1000 815

815 1000

000

000

59 59

59 59

External Service Value

Employee Loyalty

External Service Value

Employee Loyalty

External Service Value

Employee Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

ExternalService Value

EmployeeLoyalty

74

(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)

Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini

berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada

Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi

ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)

Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan

Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara

Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada

Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth (H6)

Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali

maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability (H7)

Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan

Profitability terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali

maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada

Correlations

1000 760

760 1000

000

000

59 59

59 59

Customer Satisfac tion

External Service Value

Customer Satisfac tion

External Service Value

Customer Satisfac tion

External Service Value

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

CustomerSatisfaction

ExternalService Value

Corre lations

1000 622

622 1000

000

000

59 59

59 59

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Customer Loyalty

Customer Satisfaction

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

CustomerLoyalty

CustomerSatisfaction

Correlations

1000 935

935 1000

000

000

59 59

59 59

Revenue Growth

Customer Loyalty

Revenue Growth

Customer Loyalty

Revenue Growth

Customer Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

RevenueGrowth

CustomerLoyalty

75

Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini

significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)

Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti

meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)

Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti

meningkatnya Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant

(disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)

Correlations

1000 875

875 1000

000

000

59 59

59 59

Profitability

Customer Loyalty

Profitability

Customer Loyalty

Profitability

Customer Loyalty

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

ProfitabilityCustomer

Loyalty

Correlations

1000 457

457 1000

000

000

81 81

81 81

Internal Service Quality

Revenue Growth

Internal Service Quality

Revenue Growth

Internal Service Quality

Revenue Growth

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

InternalServiceQuality

RevenueGrowth

Corre lations

1000 634

634 1000

000

000

81 81

81 81

Internal Service Quality

Profitability

Internal Service Quality

Profitability

Internal Service Quality

Profitability

Pearson Correlation

Sig (1-tailed)

N

InternalServiceQuality Profitability

76

BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN

PARIWISATA

111 Filosofis Analisis Faktor Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) ―Analisis faktor adalah

alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum

dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas

Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami

oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban

responden lain

Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap

skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ―Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan

skor total adalah 03 (r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid

Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas

Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang

Santoso dan Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ―Cara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar

antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebut

Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-

pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala

likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat

Merpati Nusantara Airlines Denpasar Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ―Setelah data valid

dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis

faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor)

112 Tahapan Analisis Faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor

yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut

(1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada

semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity

77

pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan

Anti Image Matrices (2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk

memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain

(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil

(nilai eigen value di atas) (4) Uji keakuratan model

Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya Ekakarya Bedugul

Bali

(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang

ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan

penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas

apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket

tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut

Hasil Pengujian Validitas

Variabel Koefisien

Korelasi

Tingkat

Signifikan

Keterangan

Q1 0403 0000 Valid

Q2 0541 0000 Valid

Q3 0501 0000 Valid

Q4 0441 0000 Valid

Q5 0561 0000 Valid

Q6 0528 0000 Valid

Q7 0622 0000 Valid

Q8 0620 0000 Valid

Q9 0608 0000 Valid

Q10 0529 0000 Valid

Q11 0437 0000 Valid

Q12 0506 0000 Valid

Q13 0618 0000 Valid

Q14 0564 0000 Valid

Q15 0623 0000 Valid

Q16 0579 0000 Valid

Q17 0559 0000 Valid

Q18 0581 0000 Valid

Q19 0655 0000 Valid

Q20 0561 0000 Valid

78

Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa tingkat validitas

untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket

yang dibuat sudah valid

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin

besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang

dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah

060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha

cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable

(2) Analisis Faktor

a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai

variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke

Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang

b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi

dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar

variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan

nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor

Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran

nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah

Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara

membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan

koefisein korelasi parsialnya Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian

analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika

harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti

kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak

dapat diterima

Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706

Bartletts Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548

df 190

Sig 000

79

Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran

nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang

sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang

menengah

Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi

adalah sebagai berikut

Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa

kesalahan oleh variabel yang lainnya

Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut

masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut

Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0)

maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya

Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Variabel Nilai MSA Variabel Nilai MSA

Anti-image Correlation

Q1 069

Anti-image Correlation

Q11 073

Q2 081 Q12 072

Q3 072 Q13 081

Q4 070 Q14 062

Q5 068 Q15 069

Q6 065 Q16 073

Q7 068 Q17 065

Q8 069 Q18 065

Q9 082 Q19 069

Q10 084 Q20 066

Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05)

dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor

tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05

c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor

Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu

melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk

maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan

dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada Tabel 94

Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor

yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari

80

variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk

Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat

hubungannya dengan faktor yang terbentuk Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan

dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi

setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang

bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan

eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam

menghitung jumlah faktor yang terbentuk

Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan

Metode Principal Component Analysis Variabel Kode Initial Extraction

Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996

Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934

Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773

Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972

Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596

Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593

Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841

Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808

Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567

Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232

KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826

Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828

Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259

Harga Cinderamata Q14 1000 0936124

Keindahan Alam Q15 1000 0946298

Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144

Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503

Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213

Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454

Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878

Extraction Method Principal Component Analysis

Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar dari 10 Kelima faktor tersebut

menjelaskan (819442) total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan

untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali

Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu

Component Initial Eigenvalues

Total of Variance Cumulative

1 6218104 3109052 3109052

2 3486107 1743054 4852106

3 3054687 1527343 6379449

4 2081223 1040612 7420061

5 1548718 774359 819442

Extraction Method Principal Component Analysis

81

d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor

Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling

optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam penelitian ini pada lima faktor

yang terbentuk melalui rotasi faktor Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang

lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini

rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang

menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses

penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam

tabelberikut

Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi

Component

1 2 3 4 5

Q1 024 853 165 -081 080

Q2 061 924 124 201 050

Q3 041 952 149 129 -004

Q4 083 915 061 000 074

Q5 891 069 089 -005 035

Q6 806 007 164 -008 037

Q7 934 056 119 077 036

Q8 922 044 141 083 031

Q9 873 052 130 082 075

Q10 147 -049 052 827 178

Q11 -086 033 091 713 219

Q12 -052 171 007 801 250

Q13 213 075 149 862 044

Q14 076 041 088 215 935

Q15 049 055 129 359 892

Q16 074 101 130 162 933

Q17 149 096 892 008 095

Q18 082 089 877 143 111

Q19 173 227 848 111 108

Q20 211 103 793 056 040

Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax

with Kaiser Normalization

a Rotation converged in 5 iterations

Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96

82

terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa

dimasukkan sebagai komponen faktor

e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor

Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk

berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali

Nama Faktor Kode Nama Variabel Factor Loading

Explained Variance

Faktor 1

(Fasilitas)

Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891

31 Q6 Fasilitas Rekreasi 806

Q7 Fasilitas Bermain 934

Q8 Ketersediaan Cinderamata 922

Q9 Ketersediaan Informasi 873

Faktor 2

(Kemudahan menuju Lokasi)

Q1 Jarak Menuju Lokasi 853

17

Q2 Waktu tempuh Menuju

lokasi 924

Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952

Q4 Lingkungan Kebun Raya 915

Faktor 3

(Keunikan dan

Pelayanan)

Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892

15

Q18 Keamanan di areal Kebun 877

Q19 Kecepatan Pelayanan Informasi

848

Q20 Pelayanan Tiket masuk 793

Faktor 4 (Harga)

Q10 Kapasitas Parkir 827

10 Q11 KetersediaanTempat Sampah 713

Q12 Harga Tiket Masuk 801

Q13 Harga Sewa fasilitas 862

Faktor 5 (Keindahan

dan Kelangkaan

Tanaman)

Q14 Harga Cinderamata 935

77 Q15 Keindahan Alam 892

Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933

Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun

Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut

1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap

wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini

terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan

factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan

Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873

2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue

83

3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini

terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan

factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915

3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan

Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan

eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15

Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya

dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793

4) Faktor keempat adalah faktor Harga

Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup

terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10

Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor

loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862

5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan Tanaman

Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terkecil terhadap

wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini

terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892

dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933

f) Uji Ketepatan Model

Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi

yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi

berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31

residual dengan signifikansi 005

ldquoResiduals are computed between observed and reproduced correlations There are 31 (160) nonredundant residuals with absolute values greater than 005rdquo

Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005

84

BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS

121 Filososfi MDS Mutidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu

obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara

obyek dalam ruang multidimensi

MDS is not so much an exact procedure as rather a way to rearrange objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing lack of fit) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)

MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang

memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan

(similarity) atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi

122 Konsep Persepsi Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah

bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya

untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001

522) mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan

selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi

Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut

akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis

ecotourism saat ini di Bali

Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan dibawah ini

85

Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi

123 Konsep Positioning

Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang

disukai konsumen berlaku untuk produk perusahaan bahkan destinasi

pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing

Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni

1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan

atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda

2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing

sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung

yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk

3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini

perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang

digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya 4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing

sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat

pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya

5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak

86

tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara

maksimal 6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus

merancang program yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan

kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau

propaganda atau promosi 7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau

setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan

setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri

Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning Obyek Wisata

ldquoEcotourismrdquo Bali

Respondensampel ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku bagi semua wisatawan

mancanegara yang kebetulan sedang berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali

Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas kesalahan yang diinginkan hanya

sebesar 10 Karena rata rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995 maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan

menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)

Atribut-atribut yang di nilai berupa ―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh responden untuk

dibandingkan dengan obyek wisata sejenis Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan adalah sebagai berikut

Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali

Kemiripan KR Bali (KREK)

Bali Marine Park (BMP)

Bali Elephant Safari Park

(BESP)

Bali Barat National Park

(BBNP)

Bali Butterfly

Park (BBP)

Bali Reptile Park (BRP)

Bali Sangeh Monkey

Forest (BSMF)

Botanic

Garden Ubud (BGU)

KREK 0

BMP 12345 0

BESP 12345 12345 0

BBNP 12345 12345 12345 0

BBP 12345 12345 12345 12345 0

BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0

BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0

BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0

Catatan ―0 tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ―12345 pilihan skala kemiripan obyek wisata

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi

dan preferensi para responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro (2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur

perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan

persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi MDS juga disebut

perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah

87

mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi

ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses analisis akan digunakan software SPSS versi 16 Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh responden yang

mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan penilain sekala likert dengan rentang nilai

antara 1 sampai dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut

[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat mirip

[2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan bisa mirip

atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan tidak mirip

[5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat tidak

mirip

Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau

multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari

masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar berikut ini

Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2

Number Name

1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 -3280

3 BESP_3 11067 -2716 4 BBNP_4 -6382 -14174

5 BBP_5 -2081 15152

6 BRP_6 7396 15151 7 BSMP_7 -1144 -9517

8 BGU_8 -12427 3632

Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian ini antara lain

(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut

―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayanan

88

KR Bali

(KREK_1)

Bali

Marine

Park

(BMP_2)

Bali Elephant

Safari

Park

(BESP_3)

Bali Barat

National

Park

(BBNP_4)

Bali

Butterfly

Park

(BBP_5)

Bali

Reptile

Park

(BRP_6)

Bali Sangeh

Monkey

Forest

(BSMF_7)

Botanic

Garden

Ubud

(BGU_8)

Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di Bali

Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian terhadap obyek

wisata yang sejenis menggambarkan bahwa jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap

memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-obyek wisata memiliki perbedaan

ditunjukkan oleh jauhnya jarak diantara obyek pada peta MDS

(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden

Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali (2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan obyek wisata

(BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki

kemiripan dalam satu kelompoknya

(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3) dan koordinatnya berada

cukup jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya (4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali Bali

mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah (BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4) Bali Barat National Park karena dipersepsikan

memiliki kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya berkunjung ke tempat

tersebut yakni wisatawan kelompok atau mass-touristrsquos group seperti

kelompok atau group karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya

Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji apakah para

responden sudah mengisi skala kemiripan antara obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya adalah apakah para responden mempunyai

sikap yang sama (homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam memberikan

penilaian mengenai kemiripan obyek wisata

89

Kesamaan Sikap Responden

Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan menunjukkan garis ke kanan atas

hal ini membuktikan adanya kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian

Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud

walaupun tidak berada dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat dengan

Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok obyek wisata yang dianggap memiliki

kemiripan diantara mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud

Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari Park dan koordinatnya berada cukup

jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya Analisis posisioning dengan mengukur persepsi wisatawan terhadap

obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya dapat menggambarkan

kelompok-kelompok obyek wisata ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa

sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis

untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud

90

BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION

MODELLING (SEM)

131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling

Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang

dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang

tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan

untuk menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis SEM berbasis pada analisis

covarians sehingga memberikan matriks covarians yang lebih akurat dari pada

analisis regresi linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure (AMOS) atau

LISREL SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering muncul dalam

dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena

SEM hanyalah untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model

teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah sebagai berikut

[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan metode jalur analisis pada regresi linear

[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan bertingkat secara serempak atau simultan

[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data

kuesioner yang melibatkan persepsi

[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis

regresi linear secara serempak [5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat

dilakukan dengan analisis regresi linear

[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi

normalitas pada data [7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order

untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik

132 Tahapan dan Kristeria SEM Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus

ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut

adalah sebagai berikut ini [1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis

[2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan Struktural

dan Model Pengukuran

91

[4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan Estimasi Model yang

diusulkan

Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model)

Model Struktur Persamaan (Structure Equation Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah identifikasi

Standard error yang besar untuk satu atau beberapa koefisien

Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang

seharusnya disajikan

Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error

yang negatif

Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi

yang didapat (misal ge 09) [6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit

Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio chi-square

statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA)

Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of

Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)

Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted

Uji Validitas

Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas Outliers

Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian dan modifikasi

model

Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan maka dilakukan

pengujian hipotesis dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur

kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan juga menggunakan SEM sebagai

alat uji model seperti pada penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah variabel

dengan menguji struktur dari hubungan di antara variabel-variabel yang ada

dalam model Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan yakni

Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model

pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural

Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk

menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model

yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square (χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat

probabilitas di atas 005 menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data

observasi dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2 cenderung

meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan dampak dari jumlah sampel

92

dikembangkan kriteria rasio χ2 terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df

untuk model yang baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998) Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah persamaan model

struktural

Tabel 131

Kriteria Kelayakan Model

Goodness of Fit Index Cut off Value

X2-Chi Square Diharapkan Kecil

Significance Probability ge 005

RMSEA le 005

GFI ge 090

AGFI ge 090

CMINDF le 300

TLI ge 095

CFI ge 095

Sumber Hair et al (1998)

Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan sebagai berikut ini

1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi

dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel

lt 200 2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off

value sebesar p ge 005 3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah

ukuran model yang mencoba memperbaiki kecenderungan chisquare yang

cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit

4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi

tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1

(mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit) 5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI adalah analog

dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi degree of freedom model dengan model lain yang

dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le AGFI lt 09 adalah

marginal fit 6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of freedom)

diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi dengan degree of freedom

7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative incremental fit

index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model

8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin

mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi

Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS

93

Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di

Bali

Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian Topik penelitian ditelaah

secara mendalam dan hubungan antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas

wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori atau tidak Langkah ini mutlak harus

dilakukan dan setiap hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut

harus mempunyai dukungan teori yang kuat Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian hasil observasi

lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi

sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model loyalitas wisatawan yakni hubungan

antara variabel laten motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal

(X2) terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan (Y2) dan loyalitas wisatawan (Y3) Konfirmasi selanjutnya adalah menguji hubungan

antara variabel laten citra destinasi (Y1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y2) dan selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten

kepuasan wisatawan (Y2) terhadap variabel laten loyalitas wisatawan (Y3) Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri

dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat

indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel

loyalitas wisatawan

1) Pengujian model teoritis

Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang

kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa

asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti

Gambar berikut ini

Keterangan

Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13= Pengetahuan

dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15= Bertemu orang dan

bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman

Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari

X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu luang X27=

Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29= Makanan dan minuman

X210= Fasilitas dan pelayanan X211= Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213= Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan

X215= Pemandu wisata

94

Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali Y14=

Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas politik dan

ekonomi Y17= Suasana Bali

Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari

Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24= Pelayanan

Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari

Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi

Gambar Uji Konstruk Penelitian

Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan bahwa model belum dapat

dikatakan fit sehingga memerlukan modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis model struktural SEM seperti Tabel berikut ini

Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis

Goodness of Fit Index

Cut off Value Result Keterangan

X2-Chi Square Diharapkan

Kecil

2314884 Kurang baik

RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai

GFI ge 090 0722 Kurang baik

AGFI ge 090 0684 Kurang baik

CMINDF le 300 3957 Kurang baik

TLI ge 095 0708 Kurang baik

CFI ge 095 0729 Kurang baik

Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang

kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling

overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan

memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)

95

Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel

latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di

lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang

menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama

sekalipun Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk (Yoon dan Uysal

(2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan

modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan

meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002) Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap

indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara

teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan

overlapping (Ferdinand 2002)

2) Modifikasi Model

Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang

kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya

Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya

menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini

Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA

Variabel Kode Indikator Estimate SRW

Motivasi

Internal X16

Meningkatkan kesehatan dan

kebugaran 0776

X17 Latihan fisik 0753

X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507

Motivasi

Eksternal

X24 Harga-harga di Bali 0517

X26 Keuntungan liburan di Bali 0505

X27 Transportasi ke Bali 0656

X28 Jarak dari negara asal 0680

X29 Kuliner Bali 0544

X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di

Bali 0666

X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714

X212 Pelayanan imigrasi 0663

X213 Keamanan pulau Bali 0673

96

Variabel Kode Indikator Estimate SRW

X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684

X215 Pelayanan pramuwisata 0711

Citra Destinasi

Y13 Budaya Bali yang unik 0550

Y14 Masyarakat yang ramah 0702

Y15 Infrastruktur pariwisata yang

lengkap 0736

Y17 Suasana yang nyaman 0648

Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780

Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799

Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810

Y24 Pelayanan selama berlibur 0808

Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756

Y32 Kerelaan merekomendasi 0877

Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005

Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa kovariansi terjadi

antara error dari suatu variabel dengan error-error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang diteliti mengalami overlapping atau saling

berkorelasi

Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih

Modifikasi Indices

Saling berkorelasi Estimate P

X2 lt--gt X1 Motivasi

eksternal

lt-

-gt

Motivasi

internal

0070

e23 lt--gt e22 Pelayanan

pramuwisata

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0170

e20 lt--gt e21 Pelayanan

imigrasi

lt-

-gt

Keamanan

pulau Bali

0129

e21 lt--gt e22 Keamanan

pulau Bali

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0096

e20 lt--gt e22 Pelayanan

imigrasi

lt-

-gt

Pelayanan Biro

perjalanan

0100

e27 lt--gt e37 Masyarakat yang ramah

lt--gt

Loyalitas Wisatawan

0071

e30 lt--gt e37 Suasana yang

nyaman

lt--gt

Loyalitas Wisatawan

0050

e14 lt--gt e12 Keuntungan

liburan di

Bali

lt-

-gt

Harga-harga di

Bali

0068

e14 lt--gt e39 Keuntungan

liburan di Bali

lt-

-gt

Citra Destinasi 0062

e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat dan

lt--gt

Motivasi eksternal

0070

97

Modifikasi

Indices

Saling berkorelasi Estimate P

teman

e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali

lt--gt

Merekomendasi Teman

-0047

e28 lt--gt e31 Infrastruktur

pariwisata yang lengkap

lt-

-gt

Daya tarik dan

obyek wisata

0046

e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan

hotel di Bali

lt--gt

Keamanan pulau Bali

-0073

e19 lt--gt e23 Fasilitas

kesehatan di

Bali

lt-

-gt

Pelayanan

pramuwisata

0054

e15 lt--gt e21 Transportasi

ke Bali

lt-

-gt

Keamanan

pulau Bali

-0065

Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator yang mengalami

overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices

dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti

Gambar berikut ini

Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara

Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria kelayakan model

dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing

hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut

98

Tabel Hasil Modifikasi Model

Goodness of Fit Index

Cut off Value

Uji

Pertama

Uji

Kedua

Hasil Kesimpulan

X2-Chi Square

- 2314884 429050 Baik Baik

RMSEA le 005 0086 0053 Lebih

Baik

Cukup baik

GFI ge 090 0722 0910 Lebih

Baik

Baik

AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik

Cukup baik

CMINDF le 300 3957 2114 Lebih

Baik

Baik

TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik

Cukup baik

CFI ge 095 0729 0943 Lebih

Baik

Cukup baik

Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan

dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF

TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis

Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidimensionalitas melalui uji

Confirmatary Factor Analysis dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua

akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni kriteria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

3) Pengujian Hipotesis

Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya Pengujian

delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural

Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan

Citra

Destinasi (Y1)

Motivasi

Internal (X1)

-0047 -0031 0092 -0509 0611 Tidak

signifikan

Citra

Destinasi (Y1)

Motivasi

Eksternal (X2)

0690 0659 0078 8808 Signifikan

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

Motivasi

Internal (X1)

0060 0041 0077 0780 0435 Tidak

signifikan

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

Motivasi

Eksternal (X2)

-0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak

signifikan

Kepuasan

Wisatawan

(Y2)

Citra

Destinasi

(Y1)

0833 0871 0083 10019 Signifikan

99

Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Kepuasan

Wisatawan (Y2)

0562 0560 0066 8468 Signifikan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Motivasi

Eksternal (X2)

0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan

Loyalitas

Wisatawan (Y3)

Motivasi

Internal (X1)

-0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak

signifikan

Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio

P=Probability

Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut

[1] Pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara

terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

ditunjukkan oleh nilai CR (critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar 0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat

untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia

mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut rupanya belum didukung oleh

data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk

(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran

dan (X17) latihan fisik tidaklah cocok dengan data empiris atribut destinasi

pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung dengan citra destinasi

pariwisata Bali

[2] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali

menunjukkan nilai CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas

sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil

dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan

terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah

hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X2)

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26)

keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari

100

negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali

(X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan pulau Bali (X214) pelayanan Biro perjalanan wisata dan (X215) pelayanan

pramuwisata

[3] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata

di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan

probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan

probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia

mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut

belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah

pengaruh yang tidak signifikan

[4] Pengaruh (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y2) kepuasan wisatawan

menunjukkan nilai CR sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai

tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2)

kepuasan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang

signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan

akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali

[5] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal

wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai

tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai CR yang lebih kecil dari

196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal

wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut tidak didukung

oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna

jika semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas wisatawan akan

semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif

meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan

semakin menurun

101

[6] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan

menunjukkan CR sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR

tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut

destinasi) wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan

terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data

empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi

derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan semakin meningkat Indikator dari

motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali

adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26) keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari

negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan

pulau Bali (X214) pelayanan biro perjalanan dan (X215) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi

faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang

kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata

[7] Pengaruh (Y1) citra destinasi Bali terhadap (Y2) kepuasan wisatawan

lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y1) citra destinasi

terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk

penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196 dan

probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y1) citra destinasi berpengaruh signifikan terhadap (Y2)

kepuasan wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah

pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali

maka derajat kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap

destinasi pariwisata Bali akan semakin meningkat

[8] Pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR sebesar

8468 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196

dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa (Y2) kepuasan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel

tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi

102

adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar

8468 bermakna jika semakin meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut

usia mancanegara akan semakin meningkat Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia terhadap pariwisata Bali

meliputi indikator (Y21) daya tarik dan obyek wisata (Y22) perjalanan dari dan ke Bali (Y23) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24)

pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan

wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan

derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali

4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian

Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung

(Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh

gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung

dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut

Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas Wisatawan Lanjut

Usia Pengaruh Variabel X1

M_Internal

X2

M_Eksternal

Y1

(Citra)

Y2

(Kepuasan)

Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000

Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560

Direct Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000

Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000

Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560

Indirect Effects

Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000

Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000

Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000

Catatan

a) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression

Weights

Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia

dapat dijelaskan sebagai berikut

[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi

secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan wisatawan dengan bobot

terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar 0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar

0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas

wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya [2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi

secara gabungan oleh (Y1) variabel citra destinasi dengan bobot terbesar

yakni 0871 kemudian oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi

memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya

103

[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel (X2)

motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi

(Y1) [4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung

antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871 jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)

motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar

0659 pengaruh langsung antara (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung

antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193

[5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar adalah pengaruh tidak langsung antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan

wisatawan dengan bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan

pengaruh tidak langsung antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung

antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0255

Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara

ditentukan secara gabungan oleh variabel kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal Variabel kepuasan wisatawan adalah

variabel yang paling menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan

dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003) dan Chi (2005)

Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan motivasi eksternal dan

motivasi internal tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi memiliki peranan yang paling dominan

dalam hubungannnya dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005)

Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)

Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003)

Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013) Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna

bahwa variabel motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap variabel

kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil pengujian pengaruh

tidak langsung antara variabel motivasi eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap

kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)

104

BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK

SEGMENTASI PASAR WISATAWAN

141 Filosofi Segmen Pasar Pasar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa

disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono (2003) segmen pasar

adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama

Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi

yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen

Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan

adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka

dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-

kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen

1411 Segmentasi pasar

Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses

dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka

untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama

Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi pasar sebagai berikut ―market segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mix menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam

kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan

strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu

1) Geographic Segmentation Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar

berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi

berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan

memberikan variasi lokal

Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan segmen

yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar

sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan

105

Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok

perkotaan pinggiran kota dan pedesaan

Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk

diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar

2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan

dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena keinginan preferensi dan tingkat pemakaian

konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah

diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut

variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar

Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan dengan usia

Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar

Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan

suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan

Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk

segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan

beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan

rendah menengah dan tinggi

Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam

segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan

wiraswata

Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan

karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan

haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti

Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu

diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan

Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu

diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan

sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju

Generasi Banyak penelitian yang kini mulai memperhatikan

segmentasi berdasarkan variabel generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran bahwa generasi dipengaruhi oleh

lingkungan dimana konsumen dibesarkan

3) Psychographic Segmentation

Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam

kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok

social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau

berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas

akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk

106

merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas

yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan

kepribadian

Gaya hidup pada segmen ini menunjukan bagaimana cara

konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok

terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti

kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk

jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki

peluang bagi para pemasar

Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa

menunjukkan pada sikap individu kepada perusahaan dalam

penentuan segmen pasar

4) Behavior Segmentation Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan

pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau

respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu

Kejadian

Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau

memakai suatu produk

Manfaat

Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang

dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat

dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan

mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga

Status pemakaian

Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan

pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan

Tahap kesiapan

Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak

menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari

beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli

Sikap

Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh

tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci

Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat dikemukakan

bahwa segmentasi pasar merupakan penggolongan pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih spesifik atau homogen dengan

golongan yang bervariasi

107

1412 Pola Segmentasi Pasar

Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok-kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses

identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan Menurut Kotler (2005) segmen pasar dapat dibentuk dengan banyak

cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain

Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar dimana semua

perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari

manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda

dari jenis produk yang sama

Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh

bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam

Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok

preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami

Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen preferensi

dibagi menjadi tiga pola yaitu

Preferensi yang homogen (homogoneous preferences) menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat

dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga

maupun kualitasnya)

Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa

menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka

inginkan dari produk tersebut

Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-

kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual

1413 Segmentasi yang Efektif

Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran

berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar

haruslah

Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit segmen pasar

dapat diukur

Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dapat dilayani

suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran

yang dirancang khusus untuk mereka

Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif

Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan

dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam

bauran pemasaran yang berbeda

Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk

menarik dan melayani segmen-segmen tersebut

Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah

108

Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup

potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk

sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen

Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen

belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli

juga penting

Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya

Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen itu Segmen

yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka

sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam

seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik

Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki

perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar

1414 Strategi Pemilihan Pasar

Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang

akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar

Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal

yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar 1) Market Targeting

Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar

Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang

akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan

Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen pasar untuk

dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk

tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang

Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan

adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama

Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh

lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen

pasar yang bersangkutan

Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang

dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain

Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknya

segmen pasar tertentu apabila perusahaan menyamping dari

tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik

Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani

segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk

109

2) Market Positioning Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai

berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu

yang diusahakan oleh perusahaan

3) Alternatif Strategi Pemilihan

Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu

Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen pasar terbesar

Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan

untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar

baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan

Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar

yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam

segmen pasar tersebut

Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang

menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau

beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan

Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan-perusahaan

besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi

pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani

1415 Manfaat Segmentasi Pasar

Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam

Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling

menguntungkan

Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar

Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi perusahaan

Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan bagaimana

mengalokasikan dana secara lebih baik ke berbagai media

Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi

Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi pasar bermanfaat untuk

Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik

untuk mendapatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan di dalam marketing

Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap respon

marketing yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai segmen

Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan marketing appealnya

110

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat segmentasi

pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif mengarahkan serta

membandingkan kesempatan-kesempatan di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan lebih tepat terhadap berbagai macam

segmen dan agar dapat mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi

1416 Target Pemasaran Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah

menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah

ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut

Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki

Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ―target marketing is a process of evaluating each segments Jadi menurut Kotler

target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan

tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar

142 Alat Analisis Segmentasi Pasar Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab

dengan teknik analisis sebagai berikut

1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi

Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku

konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat

berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik

analisis tabulasi (cross tabulation) 2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation)

Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap-tiap variabel secara

tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan

secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel

berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya

dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan 3) Teknik analisis Chi-square

Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi

dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh

wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat

kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas (1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

111

Keterangan X2 = Chi-square

Fo = Frekuensi yang diobservasi

Fe = Frekuensi yang diharapkan

143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel

berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel

2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin

jumlah anggota keluarga dan status perkawinan

3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan

hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan pembelian

4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah

hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari

menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan

alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan

Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Indikator Definisi

1 Variabel Demografi

Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan

yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia

wisatawan

Jenis

Kelamin(X2)

Variabel jenis kelamin adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan

Status

Pernikahan(X3)

Variabel status pernikahan

adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang

menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status

pernikahan wisatawan

(Fo-Fe) 2

X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash

Fe

(total baris 1) (total kolom 1)

Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash

Total Jumlah

112

No Variabel Indikator Definisi

Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan

Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan

pendapatan wisatawan

Jumlah Keluarga(X6)

Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan

Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah

variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan

2 Variabel

Geografi

Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan

variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort

berkenaan dengan Negara asal

3 Variabel Psikografi

Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data

wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan

motivasi

4 Variabel

Perilaku Konsumen

Manfaat(X10)

Variabel manfaat adalah variabel

yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan

lokasi fasilitas harga dan pelayanan yang menjadi alas an

tamu menginap pada sebuah

hotel

Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Demografi

Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang terdiri dari variabel

usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga

dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan

gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut

113

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Demografi

No Usia Jumlah

Orang Prosentase

1

15-20 tahun 2 20

21-30 tahun 11 110

31-40 tahun 58 580

41-50 tahun 24 240

gt50 tahun 5 50

Total 100 1000

2

Jenis Kelamin

Pria 65 650

Wanita 35 350

Total 100 1000

3

Status Perkawinan

Menikah 63 630

Tidak menikah 37 370

Total 100 1000

4

Pekerjaan

Pelajar 3 30

PegawaiKaryawan 63 630

Wiraswata 18 180

Dan lainnya 16 160

Total 100 1000

5

Pendapatan

ltUS$1000 36 360

US$1000-US$2500 53 530

gtUS$2500 11 110

Total 100 1000

6

Jumlah Keluarga

1-2 orang 70 700

3-4 orang 25 250

gt5 orang 5 50

Total 100 1000

7

Pendidikan

SD 1 10

SLTP 2 20

SMA 17 170

Perguruan Tinggi 80 800

Total 100 1000

5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi

Negara Asal Jumlah

Orang Prosentase

a Indonesia 38 380

b Belanda 36 360

c Australia 6 60

d Amerika Serikat 4 40 e China 1 10

f Jerman 8 80

g Perancis 2 20 h Dan lainnya 5 50

Total 100 1000

114

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda

360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50

6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi

Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut

Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi

Motivasi perjalanan Jumlah

Orang Prosentase

a Rapat 5 50

b Bisnis 5 50

c Paket Wisata 28 280

d Liburan 57 570

e Pendidikan 4 40

f Dan lainnya 1 10

Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden

berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan

perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50 untuk

Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku Konsumen

Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel prilaku konsumen

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Prilaku Konsumen

Manfaat yang dicari Jumlah

Orang Prosentase

a Lokasi Strategis 49 490

b Pelayanan Cepat 6 60

c Fasilitas Lengkap 34 340

d Kebersihan Hotel 6 60

e Harga Terjangkau 5 50

Total 100 1000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar

wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya

fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang

terjangkau yaitu sebesar 50

115

5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci

sebagai berikut

Variabel Usia

Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga

berpengaruh pada kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel di Bali

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Usia 15-

20

Count 1 0 1 0 0 2

within Usia 500 0 500 0 0 1000

21-

30

Count 5 2 4 0 0 11

within Usia 455 182 364 0 0 1000

31-

40

Count 29 1 22 4 2 58

within Usia 500 17 379 69 34 1000

41-

50

Count 11 2 7 1 3 24

within Usia 458 83 292 42 125 1000

gt50 Count 3 1 0 1 0 5

within Usia 600 200 0 200 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Usia 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak dicari

berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak 490 yang berikutnya

adalah fasilitas yang lengkap yaitu 340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau

sebanyak 50 Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang

responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan

utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun

cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang

lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364 Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan

tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379

Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis

458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau

125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60

116

Variabel Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap

manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat

pada tabel berikut

Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap Kebersihan

hotel Harga yang terjangkau Total

Jenis

Kelamin

Pria Count 35 2 24 1 3 65

within

JenisKelamin 538 31 369 15 46 1000

Wanit

a

Count 14 4 10 5 2 35

within

JenisKelamin 400 114 286 143 57 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

JenisKelamin 490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden manfaat yang

dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa

pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang

dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286

Status Perkawinan

Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang Dicari responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi

yang strategis

Pelayanan

yang cepat

Fasilitas

yang lengkap

Kebersihan

hotel

Harga yang

terjangkau

Total

Status Perkawinan

Menikah Count 30 4 21 4 4 63

within Status Perkawinan

476 63 333 63 63 1000

Tidak Menikah

Count 19 2 13 2 1 37

within Status Perkawinan

514 54 351 54 27 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Status Perkawinan

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel

menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah menikah memiliki distribusi pilihan

117

manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang

lengkap sebesar 333 Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang

dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340

Pekerjaan

Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status

sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk

dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi

yang strategis

Pelayanan

yang cepat

Fasilitas

yang lengkap

Kebersihan

hotel

Harga

yang terjangkau

Total

Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3

within Pekerjaan

333 0 667 0 0 1000

Pegawai Count 31 2 25 3 2 63

within Pekerjaan

492 32 397 48 32 1000

Wiraswata Count 7 3 4 1 3 18

within Pekerjaan

389 167 222 56 167 1000

Dan lainnya

Count 10 1 3 2 0 16

within

Pekerjaan 625 62 188 125 0

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within Pekerjaan

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan yang

pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap

manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333

Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan

manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397

Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis

sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222 Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas

memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188

Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada

sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat

dan 50 karena harga yang terjangkau

118

Pendapatan

Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan

bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan

responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang

terjangkau

Total

Pendapa

tan

ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36

within

Pendapatan 528 83 361 28 0

1000

US$1000-US$2500

Count 26 3 17 5 2 53

within

Pendapatan 491 57 321 94 38

1000

gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11

within

Pendapatan 364 0 364 0 273

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Pendapatan 490 60 340 60 50

1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat pendapatan responden

terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap

manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361

Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang

strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321

Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan

fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364

Jumlah Keluarga

Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari

responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga

dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari

dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari

Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Jumlah 1-2 Count 36 6 23 3 2 70

119

Keluarga within Jumlah

Keluarga

514 86 329 43 29 1000

3-4 Count 10 0 10 2 3 25

within

Jumlah Keluarga

400 0 400 80 120 1000

gt5 Count 3 0 1 1 0 5

within

Jumlah

Keluarga

600 0 200 200 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Jumlah

Keluarga

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah

keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang

strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329

Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat

lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400

Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang

strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200

Pendidikan Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah

ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan

pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

ManfaatYangDicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Pendidikan SD Count 1 0 0 0 0 1

within Pendidikan

1000 0 0 0 0 1000

SLTP Count 1 0 1 0 0 2

within

Pendidikan 500 0 500 0 0

1000

SMA Count 6 1 5 3 2 17

within Pendidikan

353 59 294 176 118 1000

120

Perguruan Tinggi

Count 41 5 28 3 3 80

within

Pendidikan 512 62 350 38 38

1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Pendidikan 490 60 340 60 50

1000

Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi

hotel yang strategis yaitu sebesar 1000

Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang

dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500

Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari

adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294

Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai

dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350

Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

NegaraAsal

Indonesia Count 21 3 12 2 0 38

within NegaraAsal

553 79 316 53 0 1000

Belanda Count 19 1 13 1 2 36

within

NegaraAsal 528 28 361 28 56 1000

Australia Count 3 1 2 0 0 6

within NegaraAsal

500 167 333 0 0 1000

Amerika Serikat

Count 1 0 2 0 1 4

within NegaraAsal

250 0 500 0 250 1000

China Count 0 0 0 1 0 1

within NegaraAsal

0 0 0 1000 0 1000

Jerman Count 4 0 2 1 1 8

within

NegaraAsal 500 0 250 125 125 1000

Perancis Count 0 0 1 1 0 2

within NegaraAsal

0 0 500 500 0 1000

Dan lainnya Count 1 1 2 0 1 5

121

within NegaraAsal

200 200 400 0 200 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within NegaraAsal

490 60 340 60 50 1000

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak

dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis

340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau

Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen

Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang

memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan

antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah

hotel bisa dilihat dari tabel berikut

Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Tujuan

Perjalanan

Rapat Count 3 1 1 0 0 5

within

Tujuan Perjalanan

600 200 200 0 0 1000

Bisnis Count 1 1 1 0 2 5

within

Tujuan

Perjalanan

200 200 200 0 400 1000

Paket Wisata

Count 17 0 9 2 0 28

within

Tujuan

Perjalanan

607 0 321 71 0 1000

Liburan Count 25 4 21 4 3 57

within Tujuan

Perjalanan

439 70 368 70 53 1000

Pendidi

kan

Count 2 0 2 0 0 4

within

Tujuan

Perjalanan

500 0 500 0 0 1000

Dan

lainnya

Count 1 0 0 0 0 1

within

Tujuan

Perjalanan

1000 0 0 0 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

122

Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada

sebuah hotel

Manfaat Yang Dicari

Lokasi yang

strategis

Pelayanan yang cepat

Fasilitas yang

lengkap

Kebersihan hotel

Harga yang terjangkau

Total

Tujuan

Perjalanan

Rapat Count 3 1 1 0 0 5

within Tujuan

Perjalanan

600 200 200 0 0 1000

Bisnis Count 1 1 1 0 2 5

within

Tujuan Perjalanan

200 200 200 0 400 1000

Paket

Wisata

Count 17 0 9 2 0 28

within

Tujuan

Perjalanan

607 0 321 71 0 1000

Liburan Count 25 4 21 4 3 57

within

Tujuan

Perjalanan

439 70 368 70 53 1000

Pendidi

kan

Count 2 0 2 0 0 4

within

Tujuan Perjalanan

500 0 500 0 0 1000

Dan

lainnya

Count 1 0 0 0 0 1

within

Tujuan

Perjalanan

1000 0 0 0 0 1000

Total Count 49 6 34 6 5 100

within

Tujuan

Perjalanan

490 60 340 60 50 1000

Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200

memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang

terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200

memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang

mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321

Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis

yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368

Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan

prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort

sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis

123

Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat yang Dicari

Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi responden terhadap manfaat yang

dicari pada sebuah hotel maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-Square

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diuraikan

seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah hotel

No Variabel Uji X2

Hitung

X2

Tabel df α

Asymp Sig

(2-sided) Hubungan

1 Manfaat yang dicari

dengan usia 15474 2630 16 005 0490 Tidak Signifikan

2 Manfaat yang dicari dengan jenis

kelamin

10218 949 4 005 0037 Signifikan

3 Manfaat yang dicari dengan status

perkawinan

0778 949 4 005 0941 Tidak Signifikan

4 Manfaat yang dicari dengan perkerjaan

16667 2103 12 005 0163 Tidak Signifikan

5 Manfaat yang dicari dengan pendapatan

16781 1551 8 005 0032 Signifikan

6

Manfaat yang dicari

dengan jumlah keluarga

9258 1551 8 005 0321 Tidak Signifikan

7 Manfaat yang dicari

dengan pendidikan 8728 2103 12 005 0726 Tidak Signifikan

8 Manfaat yang dicari

dengan Negara Asal 40903 4134 28 005 0055 Tidak Signifikan

9 Manfaat yang dicari

dengan motivasi 24548 3642 20 005 0219

Tidak

Signifikan

Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan

Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan antara tujuh

variabel demografi satu variabel geografi dan satu variabel psikografi dengan manfaat yang dicari

Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung dengan Chi-Square

tabel serta tingkat signifikan yang dicapai terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu

Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel berpengaruh signifikan dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (10218gt949) dengan tingkat signifikan

0037lt005 yang membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang

untuk menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka

Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari pada

sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551) dengan tingkat signifikan

0032lt005

124

BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA

PARIWISATA DAN PERHOTELAN

151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel

Analisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah

analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh

dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasipengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i =

1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah

hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y

umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan

a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal (memprediksi) rata-

rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung

(dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas

(independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X) b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan

variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan

variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan Y dapat

dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak

berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila

tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut

152 Cara Penerapan Garis Regresi Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam

diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square)

maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut

memiliki persamaan

Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut

dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-

efisien regresi

Yi = a+bX

125

153 Koefisien Korelasi Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil

perkalian XlsquoYlsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya

dengan pembagi n Jika Xlsquo dan Ylsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka

akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut

Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing

disebut Product Moment Co-efficient of Correlation

Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi

r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)

Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga +1 Jika r = 0

atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak

terdapat hubungan sama sekali

154 Uji Hipotesi T-test Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan

membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara

kebetulan Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-

test

Keterangan

T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi

n = jumlah data

Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut

a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)

Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya

b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam

penelitian ini adalah sebesar 95 c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan

Atau

126

dimana df = degree of freedom

n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas

d) Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima bila tHitung tTabel

Ho ditolak bila tHitung gt tTabel

Keputusan thitung dibandingkan ttabel apabila thitung lebih besar dengan ttabel

nilai maka keputusan menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife (Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel bebas

dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung lebih kecil dengan nilai ttabel maka keputusan menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis

alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)

Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah Hotel

Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total

Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali

Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)

Janlsquo05 1100000 1555000 529600000

Feblsquo05 1215000 1578000 701455118

Marlsquo05 1280000 1943000 727650753

Aprlsquo05 1700000 3856000 924567966

Meilsquo05 1795000 4157000 942012397

Junlsquo05 1800000 4750000 957789113

Jullsquo05 1960000 5353000 1121749036

Agulsquo05 1967000 5600000 1135892433

Seplsquo05 2050000 5695000 115800000

Oktlsquo05 7950000 9560000 1677234986

Novlsquo05 7564000 9542000 1555169000

Deslsquo05 6785000 9500000 1554169500

Janlsquo06 4650000 8250000 1432555789

Feblsquo06 4710000 8300000 1436199045

Marlsquo06 4777000 8450000 1444768309

Aprlsquo06 3125000 6400000 1251315000

Meilsquo06 3200000 6450000 1256857077

Junlsquo06 3250000 6500000 1263349700

Jullsquo06 1285000 2254000 777987098

Agulsquo06 1300000 2350000 798960396

Seplsquo06 1352000 2400000 798999015

Oktlsquo06 1830000 4845000 983987567

Novlsquo06 1845000 4870000 994500000

Deslsquo06 1850000 4899000 999440000

Janlsquo07 2170000 5700000 1200889765

Feblsquo07 2185000 5750000 1214073785

Marlsquo07 2430000 5770000 1222234777

Aprlsquo07 3550000 6700000 1267435000

Meilsquo07 3570000 7230000 1268689160

Junlsquo07 3665000 7250000 1278266099

127

Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)

Jullsquo07 4860000 8465000 1445748500

Agulsquo07 5200000 8560000 1454999810

Seplsquo07 5445000 9100000 1456888071

Oktlsquo07 1370000 2670000 850850000

Novlsquo07 1450000 2700000 862875000

Deslsquo07 1475000 3777000 879555129

Janlsquo08 1860000 4995000 999989543

Feblsquo08 1875000 5005000 1050222897

Marlsquo08 1879000 5110000 1070366595

Aprlsquo08 2500000 5875000 1225120000

Meilsquo08 2580000 5875500 1234432987

Junlsquo08 2595000 5880000 1234897910

Jullsquo08 3694000 7430000 1288328340

Agulsquo08 3800000 7555000 1324378542

Seplsquo08 3815000 8230000 1326970123

Oktlsquo08 1477000 3785000 884899844

Novlsquo08 1500000 3785500 894064287

Deslsquo08 1655000 3800000 916300083

Janlsquo09 1888000 5200000 1083708670

Feblsquo09 1948000 5235000 1100998878

Marlsquo09 1950000 5321000 1103290695

Aprlsquo09 2685000 5900000 1240600075

Meilsquo09 2850000 6010000 1247999550

Junlsquo09 2950000 6155000 1247999660

Jullsquo09 3850000 8240000 1342789985

Agulsquo09 4312000 8245000 1373455512

Seplsquo09 4600000 8246000 1413456987

Oktlsquo09 5980000 9245000 1470799785

Novlsquo09 6000000 9444000 1533688006

Deslsquo09 6530000 9489000 1533688146

1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling

(X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan

pada bab I adalah analisis statistik dengan menggunakan program

komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut

Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig

Pendapatan (Y)

Biaya Advertising (X1)

0066 4748 0032 0498 0620

Biaya Personal Selling

(X2)

0888 106661 0950 14572 0000

R 0980 D 0960

T-Tabel 20025

Konstanta 517468298259

Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X1 + 106661X2

F ndash hitung 691773

F ndash tabel 31588

Hasil Olahan SPSS

128

2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X1) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r)

bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya

berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199

berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel

Mutiara Kuta ndash Bali

3) Uji T (T-test)

Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah

1) Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara

Kuta - Bali

Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -

Bali

2) Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k

DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2

Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai thitung = 0498

Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan

hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat bahwa nilai t hitung

didapat sebesar 0498 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan

demikian t hitung berada didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan

129

Ha ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya personal selling

(X2) konstan secara statistik pada (α) = 5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali

4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta Bali

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel

Mutiara Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0888 Karena koefisien

korelasi r bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r)

menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada

diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan total pendapatan

(Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali

5) Uji T (T test)

Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan

antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah

Formulasi Hipotesis

Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara

biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k

DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila -2 t 2

Ho ditolak bila -2 gt t gt 2

Nilai t = 14572

Kesimpulan

Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 43 daerah

penerimaan dan penolakan Ho

130

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho

Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan

demikian T hitung berada didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh secara

parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

6) Analisis Kerelasi Berganda

Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara

biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda

berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh

koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya

advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

7) Analisis Determinasi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya

personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus

D = R2 x 100

Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan

kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel

Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain

8) Uji F (F-test)

Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun

langkah-langkahnya adalah

Formulasi Hipotesis

Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan

signifikan antara biaya advertising dan biaya personal

131

selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara

Kuta - Bali Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan

signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel

Mutiara Kuta - Bali

Menentukan tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 =

2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588

Kriteria Pengujian

Ho diterima bila F hitung le F tabel

Ho ditolak bila F hitung gt F tabel

Menghitung Nilai F

R2 k - 1

Fh = (1 ndash R2) (n ndash k)

Dimana R = Koefisien korelasi berganda

Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data

k = Banyaknya variabel

1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F=

691773 5

Penarikan kesimpulan uji Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan

hipotesis dengan uji F

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F

`

132

Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa nilai F hitung

didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini

berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total

pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

9) Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan

analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut

Y = a + b1X1 + b2X2

Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut

Y = 517468298 259 + 4748X1 + 106661X2

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

b1 Koefisien regresi X1 = 4748 hal ini berarti pendapatan akan berubah rata-rata sebesar 4748 bila biaya advertising berubah

sebesar satu satuan dengan asumsi biaya personal selling tidak

berubah b2 Koefisien regresi X2 = 106661 berarti pendapatan akan

berubah rata-rata sebesar 106661 bila biaya personal selling berubah sebesar satu satuan dengan asumsi biaya advertising

tidak berubah

Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1) berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara

biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali

adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah signifikan

10) Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara

Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi

parsial (r) biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan

Y=517468298259+4748X1+4748X1 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan

sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau

sebaliknya b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya

personal selling (X2) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r) biaya personal selling

133

(X2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui persamaan regresi

diperoleh Y=517468298259+106661X2 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan

kenaikan sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya

c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) terhadap total

pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien

korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X1) dan biaya

personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak di teliti Secara simultan biaya advertising (X1) dan biaya personal

selling (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali

134

BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI

PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA

161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard

Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis

melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu membuat eksekutif

perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak

perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu

ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement

system) that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into action It provides feedback around both the internal business processes and external outcomes in order to continuously improve strategic performance and results When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecardorg)

Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal dari strategi perusahaan dan

mendukung strategi perusahaan di seluruh organisasi Balanced Scorecard

menurut Kaplan dan Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat

ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis

162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard

Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang diperlukan

untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi

perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor

pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi

dan strategi perusahaan dapat dilihat pada gambar 161

135

Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard Sumber Kaplan dan Norton (2000)

163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard

memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-

sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses

bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan

visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran

keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai

sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan

sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal

1631 Perspektif Keuangan

Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif

keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang

telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap

ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan

a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi

manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial

Proses Internal

Keuangan

Pelanggan Visi dan Strategi

Pembelajaran dan Pertumbuhan

136

yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi

Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan serta memberikan

gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja

perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar

Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca

rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang

mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas

Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen

untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan

b) Rasio Likuiditas Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas

perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut

(1) Current ratio Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang

lancar Adapun formulasinya sebagai berikut

(2) Quick Ratio

Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan

persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah sebagai berikut

c) Ratio Solvabilitas

Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila

sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka

panjang

Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka

panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka

perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan

137

tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan

tersebut dalam keadaan insolvable

d) Cara Mengukur Solvabilitas

1 Total debt to asset Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan

jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad

Husnan2002563)

2 Total debt to equity Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya

e) Cara meningkatkan solvabilitas Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi

dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini penambahan

aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri (2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan

menambah modal sendiri Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan

mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan

modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang

f) Rasio Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan

laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan

datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu

Kemudian membandingkan dengan tingkat suku bunga pada tahun itu

g) Rasio profitabilitas Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas

Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal

sendiridiukur sebagai berikut

138

1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam mewujudkan

tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan

pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai

kinerja keuangan jangka panjang yang baik Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan

identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar

merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)

a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok

(Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti

Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar

tertentu yang dikuasai oleh perusahaan

Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa

banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru

Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur

seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-

pelanggan lama

Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan

merasa puas terhadap layanan perusahaan

Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur seberapa besar

keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan

2) Kelompok Penunjang

Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu)

Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif

tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh

pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan

kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi

Hubungan dengan pelanggan

Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas

perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan

oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan

Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produknya dimata

para pelanggannya dan masyarakat konsumen

Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan terdiri atas

139

Bukti langsungDirect Evidence

KeandalanCapability

JaminanGuaranty

Daya TanggapAttention

EmpatiTrust b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan

Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya Jadi

tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga

taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan contoh Restoran A

menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di

beli 2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka

akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang

disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-

bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan

bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan 3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh

Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut

berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga

yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani

pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih

1633 Perspektif Proses Bisnis Internal

Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana

perusahaan diharuskan melakukan dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan

pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari

awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan

purna jual

a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses

tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu

Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ―gelombang penciptaan nilai

dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen

yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran

pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa

140

sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki

informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan

Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan

berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan

Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan

menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu

restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas

restoran tersebut bagi pelanggan

1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan

pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan

infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya

Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem

dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan

investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)

1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan

perusahaan perlu melakukan survei secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan

pengakuan akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan Produktivitas kerja

merupakan hasil dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam menilai

produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan pemantauan secara terus

menerus Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga pengukuran sebagai faktor

pendorong pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu

Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan menyatakan bahwa

moral karyawan dan kepuasan kerja berpengaruh bagi peningkatan

produktivitas daya tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh

karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan

pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan

Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin

para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan

yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya

Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak

keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi

141

proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah

membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut

2) Kemampuan Sistem Informasi Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan

mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan

waktu lama untuk mendapat informasi tersebut

1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan

Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu

1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu dengan cara meminta individu untuk menjawab semua pertanyaan kemudian responden

memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak

puas 2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali

semua unsure utama kerja dan menanyakan perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan

untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan

Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan menurut Herzberg

(2002) yaitu 1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang terkandung dalam

pekerjaan itu sendiri atau disebut juga aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas B Recognition yaitu penghargaan

C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri

D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk mengembangkan diri

F Advancement yaitu kesempatan untuk maju

2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di sekitar

pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik karyawan Termasuk di dalamnya yaitu a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi

c) Company policy and administration yaitu kebijakan perusahaan dan

pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan

e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja

Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja

1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi

terhadap perbaikan laba atau tidak Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets

142

to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas

modal sendiri

Current Ratio

Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti

kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi

10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan

masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067

dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut

Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010

Tahun

Current Ratio

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik

2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik

2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik

2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik

2010 11348 10433 - 11251 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10842

S 4086

X ndash S 10433

X + S 11251

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio

berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan

perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio

historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun

tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya

pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan

2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah

antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas

Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar

yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap

Quick Ratio

Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain

persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek

143

sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100

Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597

10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109

Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut

Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis

Hasil

2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik

2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik

2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik

2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik

2010 10977 10101 - 10885 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10493

S 3924

X ndash S 10101

X + S 10885

Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan

perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio

historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan

kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir

menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran

Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan

bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010

rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi

dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977

Total Asset to total Debt

Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 051 Di tahun berikutnya

2007 2008 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 5082 4955 4857 dan 5018 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar

Rp 050 Rp 049 Rp 048 dan Rp 050 Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran

Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Total Asset to

Total Debt

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 5153 4899 - 5127 Baik

2007 5082 4899 - 5127 Cukup Baik

2008 4955 4899 - 5127 Cukup Baik

144

2009 4857 4899 - 5127 Kurang Baik

2010 5018 4899 - 5127 Cukup Baik

Rasio rata-rata ( X ) 5013

S 114

X - S 4899

X + S 5127

Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006 ndash 2010

diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 4899 - 5127 Kinerja

perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 5153 Dan

pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5082 dan 4955 Namun pada tahun 2009

kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 4857 ini

disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut Pada tahun

2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt

adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5018

Total Equity to Total Debt

Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 10632 berarti

bahwa modal sebesar Rp 106 menjamin hutang sebesar Rp 1- Di tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 10334 9824 dan

9446 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2007

2008 dan 2009 sebesar Rp 103 Rp 098 dan Rp 094 Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 10075 berarti hutang

sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 100 Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran

Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun Total Equity to

Total Debt

Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 10632 9605 - 10519 Baik

2007 10334 9605 - 10519 Cukup Baik

2008 9824 9605 - 10519 Cukup Baik

2009 9446 9605 - 10519 Kurang Baik

2010 10075 9605 - 10519 Cukup Baik

Rasio rata-rata ( X ) 10062

S 457

X ndash S 9605

X + S 10519

Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun 2006 ndash 2010

diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 9605 - 10519 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di

tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 10632 Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara

standar rasio historis yaitu 10334 dan 9824 Namun pada tahun 2009

hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada

145

di bawah standar rasio historis yaitu 9446 hal ini disebabkan karena

perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total

equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10075

Rentabilitas Ekonomi

Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 3487 berarti

dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 034 Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 2957 berarti

dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 029 Dan

kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 2009 dan 2010 menjadi 3750 4137 dan 4327 berarti modal sebesar Rp 1- mampu

menghasilkan laba sebesar Rp 037 Rp 041 dan Rp 043

Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010

Tahun RE Standar Rasio Historis

Hasil

2006 3487 3189 - 4275 Cukup Baik

2007 2957 3189 - 4275 Kurang Baik

2008 3750 3189 - 4275 Cukup Baik

2009 4137 3189 - 4275 Cukup Baik

2010 4327 3189 - 4275 Baik

Rasio rata-rata ( X ) 3732

S 543

X ndash S 3189

X + S 4275

Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006 ndash 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 3189 - 4275 Tahun 2006 hasil

penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3487 Di

tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas

ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 2957 hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba

sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut Di tahun 2008

dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu

3750 dan 4137 Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan

ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 4327

Profitabilitas

Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 3124 berarti dengan modal

Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 031 Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 2645 berarti dengan modal Rp 1-

menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 026 Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 2889 dan 3222 berarti dengan modal Rp 1-

146

menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 028 dan Rp 032 Namun

pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 2574 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 025

Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini

Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 ndash 2009

Tahun Profitabilitas Standar Rasio

Historis

Hasil

2006 3124 2606 - 3176 Cukup Baik

2007 2645 2606 - 3176 Cukup Baik

2008 2889 2606 - 3176 Cukup Baik

2009 3222 2606 - 3176 Baik

2010 2574 2606 - 3176 Kurang Baik

Rasio rata-rata ( X ) 2891

S 285

X - S 2606

X + S 3176

Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 2606 - 3176 Pada tahun 2006 2007 dan 2008

hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3124

2645 dan 2889 Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio

historis yaitu 3222 Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif

keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 2574 hal ini disebabkan karena adanya

penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan

2) Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan

menggunakan tolak ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar Dengan memuaskan pelanggan

perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan

meningkatkan jumlah pelanggan Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang ndash orang

disekitar mereka Pada Guest Comment card Restoran Gusti SedapBali rata ndash rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap

kepada kerabat dan keluarga mereka Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga kinerja

keuangan perusahaan akan meningkat

Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu Berdasarkan data maka dapat

dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 06

Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range) Tujuan

dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung Berdasarkan data maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 080

dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai Dari penghitungan yang dilakukan besarnya interval nilai yang diperoleh

adalah sebesar 016 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan

147

besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat

kepuasan pelanggan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Dimensi Indeks Kepuasan

Pelanggan

Hasil kinerja

perspektif Pelanggan

Bukti Langsung Direct Evidence

(0232) Baik

Keandalan Capability (0160) Sangat Baik

Jaminan Guarantee 0205) Baik

Daya Tanggap Attention (0278) Baik

Empati Trust (0170) Baik

Rata - rata (021) Baik

Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung sebesar -0232

berada pada interval -032 le IKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Untnuk

keandalan indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -016 le IKP le 0 hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini Sedangkan untuk dimensi

jaminan daya tanggap dan empati masingndashmasing pada angka -020 -027 dan -017 berada pada interval -032 le iKP lt -016 yang berarti pelanggan puas

Secara keseluruhan indeks kepuasan pelanggan rata ndash rata adalah sebesar -021 yang berada pada interval -032le IKPlt -016 ini berarti bahwa pelanggan

puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti

selama kurun waktu agustus 2010 ndash oktober 2010 adalah baik

Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik Hal ini dipengaruhi oleh cukup

banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang

terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan

keributan tersebut

3) Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal

Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu Restoran Gusti SedapHotel menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya Semua

pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak

lebih dari 5 menit Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan maka memerlukan waktu yang lebih

banyak namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30

menit Waktu pelayanan bersifat fleksibel tergantung dari jenis kebutuhan tamu

Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi

di Restoran Gusti SedapBali seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan

seharusnya maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari

148

standar waktu yang ditentukan maka tamu berhak mendapat kompensasi

tertentu Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran

Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang

di berikan Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu Ini berarti bahwa pelayanan yang

diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran

Gusti SedapBali

4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat

produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010 Sedangkan

untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk menilai kinerja

dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 ndash oktober 2010

Produktivitas Karyawan

Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap

untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan tingkat produktivitas karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 ndash

2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini

Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran Sedap

tahun 2006 ndash 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang

tidak terlalu signifikan jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 542 Namun pada tahun

2008 kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 354 Pada tahun 2009-2010

kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan

dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 131 dan 062 ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages

di Restoran Sedap

5) Kepuasan Karyawan Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks

Kepuasan Karyawan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada

Tahun Pendapatan (Rp) Karyawan Produktivitas

(Rp)

Perkembanagan

Rupiah

2006 1957043060 53 36925341 - -

2007 1850928646 53 34923182 (2002159) (542)

2008 2205780223 61 36160332 1237150 354

2009 2418006552 66 36636463 476131 131

2010 2543697588 69 36865182 228716 062

149

karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam

penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan dalam

menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan

lampiran 23 Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai Berdasarkan data pada

lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah

nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 04 dan besarnya interval nilai yang diperoleh

adalah sebesar 004 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat

kepuasan karyawan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh

mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan

Dimensi Indeks Kepuasan

Karyawan

Hasil kinerja perspektif

Karyawan

Pencapaian (0295) Cukup Baik

Penghargaan (0444) Sangat Tidak Baik

Pekerjaan (0307) Cukup Baik

Tanggung Jawab (0272) Cukup Baik

Pengembangan Diri (0316) Cukup Baik

Tempat Kerja (0330) Tidak Baik

Hubungan antar pribadi (0319) Cukup Baik

Kebijakan Perusahaan (0271) Baik

Pengawasan Supervisi (0262) Baik

Keamanan Kerja (0273) Baik

Rata ndash rata (031) Cukup Baik

Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi pencapaian sebesar -

0295 yang berada pada interval -032 le IKK lt -028 yang berarti karyawan

cukup puas terhadap dimensi tersebut Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar

di departemen A namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan Hal ini berlaku

juga pada dimensi pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -032 le

IKK lt -028 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi mereka

Sedangkan untuk dimensi penghargaan IKK ada pada nilai -0444 yaitu

pada interval IKK lt -036 yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan Tingkat

kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab

buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini Hal ini diperkuat oleh

150

banyaknya keluhan ndash keluhan responden mengenai tingkat apresiasi

perusahaan kepada karyawan Untuk dimensi tempat kerja IKK berada pada interval -036 le IKK lt -032

yaitu sebesar -033 Fasilitas dan tempat kerja terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan Selain

itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang ndash barang keperluan office Fasilitas

kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti namun tetap dipaksakan untuk dipakai sehingga pada saat operasional

peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik

Dimensi ndash dimensi berikutnya yaitu dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervisi dan keamanan kerja berada pada nilai -0271 -0262

dan -0273 yaitu pada interval -028 le IKK lt -024 Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan pengawasan supervisi yaitu

adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan dan juga jaminan keselamatan kerja

dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para

karyawan Restoran Sedap Secara menyeluruh Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk

kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -031 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan

kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya

maka dapat disimpulkan bahwa

1 Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio Quick Ratio Total Asset to Total Debt Total Equity to Total Debt Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup

baik Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan

kinerja keuangan penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu Current ratio Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006

Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan

Ratio Profitabilitas pada tahun 2009 2 Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan

pelanggan adalah baik Berdasarkan survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 ndash oktober 2008 menunjukan bahwa

kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung jaminan daya tanggap dan empati adalah baik Sedangkan dari dimensi

keandalan adalah sangat baik

3 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu maka diperoleh hasil

yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu) Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang

disyaratkan terpenuhi yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu

151

4 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

dari tahun 2005 ndash 2009 adalah sebagai berikut

a Dilihat dari produktivitas karyawan Restoran Sedap menetapkan target

produktivitas per karyawan adalah Rp 35000000 per orang Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp

36925341 per orang Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34923182 per orang Sedangkan

pada tahun 2007 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36160332 per orang Rp

36636463 per orang dan Rp 36865182 per orang Dilihat dari jangkka

waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan

b Dilihat dari segi kepuasan karyawan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70

orang karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian pekerjaan tanggung jawab

pengembangan diri dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik

Dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervise dan keamanan kerja adalah baik Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat

tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa

dimensi ini sangat tidak baik Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and

cake shop outlet Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak

5 Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja

Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik Namun pada

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi

untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan

pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan

meningkat dengan sendirinya ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap

152

BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN

LAPORAN

171 Tata Cara Penulisan Usulan Usulan penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian utama dan

bagian akhir

1711 Bagian Awal terdiri dari

1) Halaman Judul

a) Judul penelitian dibuat singkat jelas dan menunjukkan masalah yang diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam

(judul mencerminkan inti dari karya tulis tersebut dan judul yang berbahasa asing ditulis miring)

b) Di bawah judul ditulis maksud penulisan usulan penelitian untuk

menyusun skripsi S1 c) Lambang Universitas

d) Tulisan ―Diajukan oleh di bawah lambang berisi Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan ijazah terakhir dan di bawah nama dicantumkan

nomor induk mahasiswa e) Nama konsentrasi dan lembaga yaitu konsentrasi (Manajemen

Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

f) Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun di bawah Kota

2) Halaman Persetujuan Halaman ini berisi persetujuan dari dosen mata kuliah dosen

pendamping seminar dan diketahui oleh ketua program studi lengkap dengan tanda tangan serta tanggal persetujuan

1712 Bagian Utama

1) Pendahuluan

Pada pendahuluan disajikan Latar Belakang masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

(1) Latar Belakang Masalah

Merupakan landasan pemikiran secara garis besar baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat untuk dilakukan

penelitian Dengan demikian latar belakang berfungsi sebagai informasi yang

relevan untuk membantu pokok permasalahan justifikasi penelitian dan berangkat dari hal yang bersifat umum kepada hal yang lebih khusus sehingga

setelah membaca latar belakang masalah pembaca dapat menduga pokok masalah yang akan diteliti Pada penelitian tertentu Latar belakang juga

mendeskripsikan perbedaan atau kesenjangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan)

153

(2) Rumusan Masalah

Rumusan Masalah adalah pernyataan tentang keadaan fenomena dan konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui

suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat analisis yang tepat dan relevan Rumusan masalah yang

baik mempunyai ciri-ciri

Mempunyai nilai keaslian dan atau kejelasan sumber

Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan penelitian

Merupakan hal penting sehingga patut untuk diteliti

Memberikan implikasi untuk kemungkinan pengkajian secara empiris

Dapat diukur dengan alat penelitian

Layak (feasible) untuk dilaksanakan dalam arti didukung data primer dan atau data sekunder yang memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat

dipertanggungjawabkan

Sesuai dengan program studi dan konsentrasi yang dipilih (Manajemen

Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)

Berbentuk kalimat tanya

(3) Tujuan Penelitian Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai

sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan biasanya berbentuk kalimat pernyataan

(4) Manfaat Penelitian

Dalam bagian ini disebutkan manfaat penelitian bagi khasanah ilmu

pengetahuan dan perumusan kebijakan (―untuk apa bukan ―untuk siapa)

2) Kajian Pustaka Pada kajian pustaka disajikan landasan teori penelitian sebelumnya dan

hipotesis (jika ada) Jumlah pustaka yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal 10 pustaka (termasuk minimal 5 jurnal nasional maupun

internasional buku majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya) dengan ketentuan pustaka tersebut merupakan terbitan terbaruedisi terbaru

(minimal sepuluh tahun terakhir) dan jika lebih dari sepuluh tahun harus

memiliki nilai kebaruan (muktahir atau langka)

(1) Landasan Teori Pada bagian ini dijabarkan landasan teori dan argumentasi-

argumentasi (konsep teori) sebagai alternatif jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian serta merumuskan hipotesis (kalau ada) yang

diambil dari jurnal (paling diutamakan) buku teks majalah ilmiah dan

sumber lain yang dapat dipercaya secara ilmiah Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif dan atau model yang langsung berkaitan

dengan penelitian

(2) Penelitian Sebelumnya Pada bagian ini diuraikan secara sistematis tentang hasil-hasil

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan Pada penyajian ini hendaknya

ditunjukkan bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab belum

terpecahkan secara memuaskan dan atau penelitian yang sama diterapkan dalam dimensi waktu serta tempat yang berbeda Fakta-fakta

154

dan data yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya Jumlah

penelitian sebelumnya yang ditampilkan minimal tiga penelitian yang relevan baik relevan tema penelitian dan atau alat analisis yang

digunakan Format penulisannya sama seperti kutipan alenia tanpa nomor

(2) Hipotesis (jika ada)

Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti Hipotesis berbentuk pernyataan singkat yang disimpulkan oleh peneliti

dari tinjauan pustaka dan telaah hasil penelitian sebelumnya oleh

karena itu masih harus dibuktikan kebenarannya Format penulisannya seperti kutipan alenia tanpa nomor

3) Metode Penelitian

Bagian ini memuat

(1) Lokasi dan Objek Penelitian

Menjelaskan lokasi dan objek tempat penelitian dalam pengambilan data (perusahaan hotel dan lainya) untuk proses

penelitian

(2) Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel adalah bentuk

operasional dari variable-variabel yang digunakan biasanya berisi definisi konseptual indikator yang digunakan harus terukur Mengidentifikasi

variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian

(3) Jenis dan Sumber Data

Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam penelitian

(4) Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel adalah teknik penentuan jumlah sampel

dan prosedurnya Metode penentuan sampel dikenal juga dengan istilah

teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling

(5) Metode Pengumpulan Data

Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi penelitian terhadap obyek yang diteliti pada penelitian Pada

umumnya ada beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara

pengamatan langsung penyebaran angket dokumentasi dan sebagainya

(6) Teknik Analisis Menjelaskan teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan

permasalahan dan tujuan penelitian Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan Teknik analisis

yang digunakan bisa berbentuk analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif

155

1713 Bagian Akhir

Pada bagian ini memuat daftar pustaka

172 Tata Cara Penulisan Skripsi 1721 Umum

Definisi Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh

mahasiswa berdasarkan hasil penelitian dari analisis data primer dan atau data

sekunder sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Mahasiswa yang akan menyusun Tugas AkhirSkripsi mengajukan permohonan apabila telah

memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi

Kerangka skripsi meliputi

1) Bagian awal skripsi terdiri dari

Halaman depankulit skripsi

Halaman judul

Halaman pengesahan

Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah

Prakata (ucapan terimakasih)

Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)

Daftar isi

Daftar tabel (jika ada minimal dua)

Daftar gambar (jika ada minimal dua)

Daftar lampiran (jika ada minimal dua)

2) Bagian isi skripsi terdiri dari

Pendahuluan

Latar belakang masalah

Rumusan masalah

Tujuan penelitian

Manfaat penelitian

Tinjauan Pustaka

Landasan teori

Penelitian sebelumnya

Hipotesis (kalau ada)

Metode Penelitian

Lokasi penelitian

Identifikasi variabel

Definisi operasional Variabel

Jenis dan sumber data

Metode penentuan sampel

Metode pengumpulan data

Teknik analisis

Hasil dan Pembahasan

Gambaran umum objek penelitian dan deskripsi hasil penelitian hellip

Pembahasan hasil penelitian

Simpulan dan Saran

Kesimpulan

Saran

Bagian akhir skripsi terdiri dari

156

Daftar pustaka

Lampiran-lampiran

Penjelasan kerangka skripsi

Halaman depan kulit skripsi Halaman ini harus memuat judul skripsi lambang Universitas dengan

ukuran yang telah ditentukan penulis (nama dan nomor induk mahasiswa) fakultas program studi

Halaman judul

Halaman ini memuat hal yang sama dengan halaman depankulit skripsi

dengan tambahan kalimat yang menunjukkan bahwa skripsi tersebut diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana atau diploma

―program studi yang bersangkutan

Halaman pengesahan Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi ini telah disetujui oleh

pembimbing dan Ketua Program Studi yang disahkan dengan membubuhkan

tanda tangan masing-masing

Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah Surat ini merupakan surat pernyataan dari mahasiswa bahwa skripsi ini

disetujui oleh mahasiswa untuk dipublikasikan untuk kepentingan akademis

Prakata (Ucapan Terimakasih) Berisi pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang membantu

kelancaran penulisan skripsi ini sampai mencapai bentuk yang disahkan dan

maksimal hanya 2 halaman

Abstrak Abstrak skripsi (maksimum 200 kata) adalah rangkuman (summary)

ringkas dari semua pokok pikiran yang terdapat dalam skripsi yang meliputi Judul Permasalahan Metode pemecahan masalah Hasil pemecahan masalah

dan Kesimpulan dan saran Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia masing-masing 1 (satu) halaman

Daftar isi skripsi Daftar isi harus disusun sesuai dengan urutan pada skripsi

Daftar Tabel Daftar Gambar dan Daftar Lampiran (kalau ada)

BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah rumusan masalah batasan

permasalahan (jika ada) tujuan penelitian dan manfaat penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat landasan teori (teori-teori yang ada hubungannya dengan judul atau permasalahan yang dibahas) penelitian sebelumnya (minimal

penelitian sepuluh tahun terakhir) dan hipotesis (kalau ada)

157

BABIII METODE PENELITIAN

Metode penelitian memuat cara pemecahan yang dipergunakan dalam penelitian yang tepat untuk memecahkan persoalan yang ingin diteliti Hal-hal

seperti cara pemilihan daerah penelitian (lokasi penelitian) cara pemilihan responden dan sebagainya merupakan cara dalam mencari data dan perlu

dimasukkan dalam bab ini Selanjutnya metode analisis (teknik analisis) perlu dikemukakan rinci dalam bab ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini disampaikan gambaran umum tentang objek penelitian

dan deskripsi hasil penelitian (hasil perhitungan dengan menerapkan metode penelitian yang telah dibicarakan) dan hasil perhitungan yang diperoleh disertai

dengan bahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan

(kesimpulan harus menjawab rumusan permasalahan) sedangkan saran adalah

rekomendasi yang diberikan berdasarkan atas hasil pembahasan

DAFTAR PUSTAKA Daftar pusataka adalah daftar yang memuat semua bacaan yang

dituangkan ke dalam penelitianskripsi Penulisan mengikuti pedoman Harvard Style

LAMPIRAN Lampiran merupakan segala sesuatu yang mendukung penulisan yang

bila dimasukkan ke dalam teks dapat mengganggu konsentrasi pembaca Lampiran dapat berupa tabel perhitungan atau rumus-rumus

158

BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP

181 Kegunaan Merujuk

Menurut Leedy (1997) menerangkan bahwa suatu rujukan pustaka mempunyai kegunaan untuk (1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang

serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam hal ini diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan

merancang metode penelitiannya (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai

permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi (3)

mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya (4) mengenal peneliti-peneliti

yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang

lain yang mungkin terkait) (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu

pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya (7)

membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda

dengan penelitian-penelitian sebelumnya) dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang

sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut

Dalam penjelasan yang hampir serupa Castetter dan Heisler (1984) menerangkan bahwa rujukan pustaka mempunyai enam kegunaan yaitu (1)

mengkaji sejarah permasalahan (2) membantu pemilihan prosedur penelitian

(3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu (5) menghindari duplikasi

penelitian dan (6) menunjang perumusan permasalahan Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas maka pembahasan lebih lanjut tentang

kegunaan rujukan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam

bagian berikut ini

Kegunaan 1 Mengkaji sejarah permasalahan

Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut Pengkajian terhadap

perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang

lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (rujukan dari waktu ke waktu berkurang atau bertambah parah apa penyebabnya) Mungkin saja

rujukan seperti ini mirip dengan bagian ―Latar belakang permasalahan yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian Bedanya dalam

rujukan pustaka kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada Pengkajian

kronologis atas penelitianndashpenelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh

159

peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut Gambaran bermanfaat

terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat

Kegunaan 2 Membantu pemilihan prosedur penelitian Dalam merancang prosedur penelitian (research design) banyak

untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang

hampir serupa Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan Dengan mengetahui

kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut kemudian dapat dipilih

diadakan penyesuaian dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi

Kegunaan 3 Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan

permasalahan Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan

haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada

Pengkajian pustaka dalam hal ini akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan permasalahan Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan

teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan

Kegunaan 4 Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu

Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan rujukan pustaka

yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan sebelumnya Pembuktian keaslian penelitian

ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah

ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau

kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur

dan hasil penelitian yang pernah ada Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan

tersebut Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut

akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi

apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah Evaluasi ini menghasilkan

penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok 1 Kelompok Pustaka Utama

(Significant literature) dan 2 Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature)

Kegunaan 5 Menghindari duplikasi penelitian

Kegunaan yang kelima ini agar tidak terjadi duplikasi penelitian sangat jelas maksudnya Masalahanya tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara

luas Dengan demikian publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting Dalam hal ini peneliti perlu mengetahui

sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan

sumber-sumber tersebut Rujukan pustaka berkaitan dengan hal ini berguna

160

untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan

dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi)

Kegunaan 6 Menunjang perumusan permasalahan

Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam) komprehe nsif dan

bersistem pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa yang memerlukan penelitian yang

membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang

pernah dilakukan sebelumnya

182 Tujuan Merujuk Tujuan utama melakukan studi literature adalah 1) menemukan variable-

variabel yang akan diteliti 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan

menentukan hal-hal yang perlu dilakukan 3) melakukan sintesa dan

memperoleh perspektif baru 4) menentukan makna dan hubungan antar variable

Tujuan pertama melakukan studi literatur adalah menemukan variable-variabel yang akan diteliti Pada praktiknya peneliti sering mengalami kesulitan

untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti Disamping

membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti studi literature juga

dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting adalah membantu dalam

mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti

Tujuan kedua adalah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian

atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak-

tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan

dilakukan saat ini khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini Kita

sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mendalam mengenai topik yang sudah

diteliti Tujuan yang ketiga adalah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif

baru maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu maka ada kemungkinan peneliti

tersebut menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang

dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang

bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum Tujuan keempat adalah menentukan makna dan hubungan antar

variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta Hipotesisnya

Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa

melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh adalah kesalahan dalam pendefenisian variabel Dengan melakukan

studi kepustakaan peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara-cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan-

161

kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh

peneliti sebelumnya Khususnya dalam ilmu-ilmu social dan psikologi pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan

operasional dalam buku-buku teori yang ada

183 Sumber-Sumber Rujukan Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti

diantaranya adalah 1) abstrak hasil penelitian 2) indeks 3) review 4) jurnal 5) buku referensi

1) Abstrak

Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang

meliputi metode yang digunakan perumusan masalah hasil penelitian dan kesimpulan Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan

gambaran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilakukan

Keuntungan utama membaca abstrak adalah kita dapat mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut sehingga memberikan inspirasi kepada

kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda

2) Jurnal Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama

misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam

ilmu komputer Kegunaan utama jurnal adalah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal

merupakan hasil penelitian Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana

buku-buku referensi Saat ini jurnal menjadi acuan pustaka yang lebih disarankan oleh beberapa universitas karena hasil penelitiannya relative baru

dan terkini

3) Buku Referensi

Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat

sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu Buku eferensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan

disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut

4) Indeks

Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan

deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut bagian heading

(kepala berita) Internet proxy server Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet hal utama yang dibahas adalah mengenai proxy server

5) Review Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya-karya atau buku

yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi Dalam review biasanya penulisnya memberikan

162

perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview

oleh yang bersangkutan Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya adalah agar pembaca dapat

memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya

184 Cara Pencarian Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara

online Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan tempat-tempat sumber informasi seperti Biro Pusat Statistik

Jika dilakukan secara online maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet Dikarenakan tidak adanya sensor dalam

Internet maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan yang di jadikan acuan yang ada di Internet Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di

Internet Reliabilitas referensi yang dicari sebaiknya dipertimbangkan

reliabilitasnya khususnya dari sisi pengarangnya Jika pengarangnya memang

ahli di bidangnya maka tulisan tersebut dapat dipercaya kualitasnya Pada bagian kover belakang buku biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya

misalnya pengalaman menulis buku studinya dan jenjang kariernya Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis

saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku

CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist Cars

checklist (Harris 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet

Pertama kredibiltas menyangkut sumber informasinya yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya

kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan alamat pengalaman kedudukan dan penilaian sesama penulis adanya kontrol kualitas

dari sesama penulis refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya

Kedua akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date) bersifat

factual detil pasti komprehensive berorientasi pada pembaca dan tujuan menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa dan

dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh Ketiga dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak

memihak memberikan keseimbangan bersifat obyektif tidak memunculkan konflik kepentingan tidak bersifat menghasut mempunyai tujuan untuk

dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang utuh

Keempat adanya dukungan seperti sumber-sumber acuan informasi

kontak memungkinkan adanya layanan tuntutan tujuannya adalah memberikan bukti yang meyakinkan kepada para pembaca jika pembaca

melakukan tuntutan

Berikut ini beberapa situsweb yang layak sebagai web browser untuk artikel ilmiah

163

httpsscholargooglecoid

httpswwwresearchgatenet

164

httppapersssrncom

httpswwwacademiaedu

httpidportalgarudaorg

165

185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka Penyusunan Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama

belakang penulis pertama Daftar pustaka ditulis dalam spasi tinggal Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi Baris

pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam Nama keluarga untuk penulis barat adalah nama yang ditulis terakhir sedangkan untuk

penulis Cina dan Korea adalah nama pertama Misal untuk barat Dudly G

Luckett nama keluarganya adalah Luckett untuk Cina atau Korea Lee Kwan Yew nama keluarganya adalah Lee Orang Indonesia sebagian memiliki nama

keluarga dan sebagian tidak Dalam hal penulis Bali supaya ditulis nama setelah nama embel-embel seperti I Gusti Nyoman Agung dan sebagainya

Misalnya I Gusti Nyoman Ketut Dharma Laksana supaya ditulis Dharma Laksana IGNK Untuk orang Indonesia yang dalam hal ini tidak diketahui

nama keluarganya maka penulisan dilakukan dengan menyebut namanya secara lengkap (tanpa titel) misalnya Mohamad Nazir PHD ditulis Mohamad

Nazir bukan Nazir Mohamad

Penulisan buku publikasi buku terjemahan artikel dalam buku

buku

Penulis tahun judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit

Contoh

Buku terjemahan

Penulis asli tahun buku terjemahan judul buku terjemahan (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) (diterjemahkan oleh nama

penerjemah) nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan

Contoh

166

Artikel dalam buku

Penulis artikel tahun judul artikel (harus ditulis miring) nama editor judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit

dan kota penerbit

Contoh

Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah Penulis tahun judul artikel nama majalah (harus ditulis miring sebagai

singkatan resminya) nomor volume dan halaman

Contoh

167

Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah

artikel dalam prosiding seminar

Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring) kota seminar

Contoh

Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring)

kota seminar dan tanggal seminar

Contoh

168

Pengarang yang tidak disebutkan namanya

Gunakan istilah ―anonim untuk referensi tanpa nama penulis

Contoh

Pustaka dalam bentuk SkripsiTesisDisertasi

Penulis tahun judul skripsi SkripsiTesisDisertasi (harus ditulis miring) nama fakultasprogram pasca sarjana dan kota

Contoh

Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel yang tidak ada nama penulisnya)

Penulis tahun judul artikel alamat website (harus ditulis miring)

diakses tanggal

169

Contoh

Leung DH and Tang W 2000 Functions of Baire Class One httpwwwarXivmathCA0005013vl 2 May 2000 diakses 12 Nopember

2007

Buku dengan editor dan bab dengan pengarang tersendiri

Contoh Hillman S 1998 Iron Deficiencies and Other Hypoproliferative Anemias In

Fauci AS Braunwald E Isselbacher KJ Wilson JD editors Harrisonlsquos

Principle of Internal Medicine 14th Ed New York McGraw-Hill p 634-647

170

Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal

USULAN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN

JASA TX TRAVEL CILEGON

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyusun

skripsi S1

Diajukan oleh

TAN MAYKE CHRISTINA HIQ

2008220002

FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA

UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG

2012

CONTOH

171

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara

kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13000 pulau Pulau-pulau di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah

keindahan alamnya Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena

sangat beraneka ragam Keindahan alam itu telah membuat banyak turis tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena sangat mempengaruhi pembangunan nasional Hal itu bisa terjadi karena

pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar memperluas lapangan kerja mendorong pembangunan daerah mengenalkan

Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi

masyarakat Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah satunya adalah travel agent

Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara dari Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam Salah satu travel yang ada di

Indonesia adalah TX Travel TX Travel didirikan mulai Maret 2004 sebagai bagian dari divisi retail

Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale

(grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006 TX Travel merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise (waralaba) sejak 2005 dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72

TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX

Travel Cilegon ini Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel penjualantiket-tiket pesawat

dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara

ChinaKarena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru maka untuk dapat bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para

konsumen untuk mau menggunakan jasanya Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan

jasa suatu perusahaan Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon

melalui penelitian yang dilakukan penulis

12 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara

lain

1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa TX Travel cilegon 2) Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

13 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

172

1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon 2) Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travel cilegon

14 Manfaat Penelitian

1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang

berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan

pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan 2 Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah

konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori 211 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan Philip Kotler et al (19997) memberikan definisi

pemasaran adalah ―Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan

orang atau kelompok lain Sedangkan Assaury (20015) mendefinisikan pemasaran ―Suatu kegiatan

aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaran

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market) mengevaluasi

kebutuhan konsumen mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan

memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler et al (199916) adalah

proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga promosi dan distribusi barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan

kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi Dari definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang

mencangkup analisis perencanaan implementasi dan pengendalian juga mencangkup barang jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan

tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat

Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat timing dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya

(Philip Kotleret al (199917)

212 Bauran Pemasaran Sebagaimana yang dikatakan oleh William J Stanton (19937) bahwa

pemasaran adalah Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan menentukan harga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa

baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial Dari definisi

173

tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok

kegiatan pemasaran yakni produk harga promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang

baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen maka keempat unsur tadi perlu dirancang

sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa ―bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran

pemasarannya dalam pasar sasaran― Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang

dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product Price Promotion dan Place)

a Product (Produk)

Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan

Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)

yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untukmemenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu

b Price (Harga) Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti

tingkat harga struktur diskon syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan Harga menggambarkan

besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk

memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen

c Promotion (Promosi) Bauran promosi meliputi berbagai metode yaitu iklan promosi

penjualan penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam

rangka menjual produk ke konsumen

d Place (Saluran distribusi) Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses

terhadap jasa bagi para pelanggan Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat

dengan mudah memperoleh suatu produk

213 Konsumendan Perilaku Konsumen

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli

atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadiDi dalam mencapai tujuan perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir

atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi Tanpa konsumen hasil produksi tidak berarti

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan (Levit 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono) Agar

tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen

dengan harga yang pantas Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya

174

Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati 200567) perilaku

konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh

Hurriyati 200567) perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang melibatkan diri dalam poses menyeleksi membeli dan mempergunakan barang

dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya Beberapa aktiitas melibatkan mental dan proses emosional sebagai tambahan dari reaksi fisik

Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari membeli

menggunakan mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk jasa

maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannyaJadi dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam

mencari membeli menggunakan mengevaluasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Philip Kotleret al (1999223) adalah

a Faktor budaya

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen

b Faktor sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

kelompok acuan (kelompok referensi) keluarga serta peran dan status sosial

c Faktor pribadi Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu

usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan kondisi ekonomi gaya

hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli d Faktor psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi persepsi pengetahuan (learning) serta keyakinan dan

sikap

214 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Berdasarkan tujuan pembelian konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional

(konsumen industrial konsumen antara konsumen bisnis) Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk

memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi pemakai industri pedagang dan lembaga

non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari

dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang meliputi

(Kotler et al 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004)) a Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya

keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu

b Pemberi pengaruh (influencer) yaitu orang yang pandangan nasihat atau

pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian c Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan

pembelian

175

d Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian actual

e Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang dan jasa yang dibeli

Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi Hawkins et al (1992) dan Engel et al (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi

proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis yaitu a Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making) Konsumen

mencari informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya

sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya Beberapa misal produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil

komputer sepeda motor rumah mewah dan lainnya b Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) terjadi apabila

konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi beberapa

alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut Ini

biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin Hal ini terjadi karena environmental needs

misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan bosanlsquo dengan merek yang sudah ada

c Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)

merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli

merek favorit (tanpa evaluasi alternative) Produk-produk yang biasa dibeli adalah sabun past gigi mkanan ringan minyak rambut dan lainnya

215 Travel Agent

Travel agent menurut Damardjati (2001132) adalah perusahaan yang harus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-

orang termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain

baik di dalam maupun di luar negeri Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen

merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur menyelenggarakan serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi

seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar

negeri

216 Jasa

Menurut Kotler (199783) ―Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik Sedangkan

menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003243) ― Jasa merupakan sesuatu yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk

memenuhi kebutuhan

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang

menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak yang mana dapat dinikmati pada saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti

dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan Maka dapat dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka

memperoleh kepuasan

176

Berdasarkan pengertian jasa di atas Tjiptono (2004) mengutarakan

ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya a Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang Bila barang merupakan suatu objek alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan tindakan pengalaman

proses kinerja (performance) atau usaha Oleh sebab itu jasa tidak dapat dilihat dirasa dicium didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi

Bagi para pelanggan ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi

karena terbatasnya search qualities yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan Untuk jasa kualitas apa

dan bagaimana yang akan diteriman konsumen umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi

b Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasa diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi

dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama c Variability Heterogeneity (berubah-ubah)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung kepada siapa

kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi Hal ini dikarenakan jasa

melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal

sikap dan perilakunya d Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan Kursi pesawat yang kosong kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang

tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa

disimpan e Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas

penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya Mereka bisa mengkonsumsi menyimpan atau menjualnya Di lain pihak pada pembelian

jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa

untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel bioskop jasa penerbangan dan pendidikan)

22 Penelitian Sebelumnya

Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT Merpati

Nusantara Airlines Distric Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk

menggunakan jasa penerbangan PT Merpati faktor itu antara lain faktor

pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3486) faktor harga dan promosi (nilai eigen value sebesar 3005) faktor reputasi dalam keamanan

dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2081) faktor perilaku karyawan dan fasilitas (nilai eigen value sebesar 1549) Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan

jasa penerbangan PT Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di

antara semua faktor

177

Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul

―Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata pada PT Tour East Indonesia-Denpasar Hasil analisis yang diperoleh adalah

faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil kontribusi variance 29622 sebagai faktor utama yang mempengaruhi

konsumen untuk membeli paket wisata PT Tour East Indonesia-Denpasar Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus)

dengan kontribusi variance 19115 Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap

perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi variance 12908 Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata

yang bersaing) dengan kontribusi variance 10361 Faktor kelima adalah faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel

6682Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai

penulis kepada PT Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor

pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata

Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di

Panorama Tours Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat

di Panorama Tours Denpasar ndash Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai

eigen value sebesar 9657) faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai eigen value sebesar 1510) faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value sebesar 1159) Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours

adalah faktor pelayanan dan promosiAdapun saran-saran yang diberikan Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT Panorama Tour

Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT

Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan penanganan konsumen keramahan pada konsumen penawaran harga khusus

kecepatan mendapat informasi harga tiket desain brosur dan informasi perhatian staf kegiatan periklanan Bila PT Panorama Tours bisa

meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan

BAB III METODE PENELITIAN

31 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat

Jl Ahmad Yani 136 Cilegon Telp (0254) 3800 67 (0254) 7021 099

Fax (0254) 390 506

Website httpwwwtxcilegoncom

Email cilegontxtravelcoid

32 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal untuk mengidentifikasikan variabel Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon adapun indikator-indikator dari variabel ini yaitu

X1 = Penawaran harga khusus (promosi) X2 = Kecepatan penanganan konsumen

X3 = Keramahan kepada konsumen

178

X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan

X5 = Lokasi perusahaan X6 = Kemudahan mendapat informasi

X7 = Harga yang diberikan X8 = Desain brosur

X9 = Periklanan X10 = Fasilitas yang ditawarkan

X11 = Kepedulian terhadap konsumen X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen

X13 = Keragaman produk yang ditawarkan

X14 = Penampilan karyawan X15 = Webmarketing

X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen

33 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan Adapun definisi operasional dari kegiatan ini adalah

[1] X1 = Penawaran harga khusus (promosi) promo-promo atau pemberian harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang ditawarkan

[2] X2 = Kecepatan penanganan konsumen kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen baik secara langsung (tatap

muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon) [3] X3 = Keramahan kepada konsumen keramahan kepada konsumen

ketika melayani konsumen Hal ini bisa dilakukan dengan cara

memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria [4] X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan konsumen mudah

menghubungi perusahaan baik melalui telepon e-mail fax dsb [5] X5 = Lokasi perusahaan strategis atau tidaknya lokasi perusahaan

berada apakah mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota [6] X6 = Kemudahan mendapat informasi Konsumen mudah untuk

mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket [7] X7 = Harga yang diberikan harga yang ditawarkan perusahaan sama

atau lebih murah dari perusahaan lain sejenis

[8] X8 = Desain brosur penampilan brosur yang menarik meliputi bentuk fisik warna lambang atau tanda yang digunakan sebagai identitas

perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan [9] X9 = Periklanan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam

mempromosikan produknya baik melalui media cetak maupun media elektronik

[10] X10 = Fasilitas yang ditawarkan segala fasilitas baik fasilitas utama

maupun fasilitas pendukung yang menunjang kepuasan dan kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan

[11] X11 = Kepedulian terhadap konsumen bentuk tindakan yang selalu mementingkan konsumen dan memberikan pelayanan terbaik untuk

konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak mengganggu kenyamanan konsumen

[12] X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen pemberian jaminan keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan

179

[13] X13 = Keragaman produk yang ditawarkan banyaknya produk yang

ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu produk yang diinginkan

[14] X14 = Penampilan karyawan penampilan semua karyawan yang mencangkup kerapian kebersihan dan daya tarik seragam

[15] X15 = Webmarketing salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini sedang populer di kalangan bisnis yang menggunakan internet sebagai

media pemasaran [16] X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen salah satu bentuk

pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata yang

sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku konsumen

34 Jenis Dan Sumber Data

341 Jenis data a Data kualitatif

Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan

gambar Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-uraian informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan

satuan hitung tertentu Misalnya Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk

menggunakan jasa TX Travelhal-hal yang disukai konsumen TX Travel Cilegon sejarah berdirinya TX Travel Cilegon pendapat

responden dalam kuisioner

b Data kuantitatif

Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data

kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring Misal jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel

Cilegon tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka

342 Sumber data

a Data primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara langsung diperoleh di tempat penelitian yang dalam penelitian ini

didapat dari konsumen TX Travel Cilegon b Data sekunder

Adalah data yang sudah tersedia sehingga dapat langsung dapat digunakan dalam penelitian misalnya desain brosur TX Travel jenis

jasa yang ditawarkan TX Travel jumlah konsumen yang datang ke TX

Travel Cilegon

35 Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (200980) sampel dan populasi memiliki arti yang

berbeda Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

180

yang ada pada populasi misalya karena keterbatasan dana tenaga dan waktu

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability sampling

Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari

populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini

karena anggota populasi dianggap homogen Jadi tidak mempedulikan strata sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa

TX Travel Cilegon Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil maka menurut

Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono ditentukan oleh jumlah populasi

dan tingkat kesalahan penelitian Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu biaya dan

dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10 sehingga jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang

merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai pengusaha pelajar ibu rumah tangga dan lainnya

36 Metode Pengumpulan Data 1) Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya yang dalam penelitian ini konsumen TX Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut

2) Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengambil data dari literature buku-buku dan sebagainya yang

menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan

―kepuasan konsumen maupun perilaku konsumen 3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan serta karena penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian

Sambil melaukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data

37 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktordenganbantuan Software SPSS versi 140 for windows SPSS adalah suatu

software yang berfungsi untuk menganalisis data melakukan perhitungan statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali 200114)

Menurut Singgih Santoso (2001) analisis faktor adalah ―alat yang

digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant) menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum dilakukan analisis faktor

akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas

181

Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument

pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur Jika misalkan kita punya alat ukur meteran maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu

mengukur jarak suatu titik Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah

sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

Untukmelakukanujivaliditas metode yang kita lakukan adalah mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara

keseluruhan Sugiyono (2001106) menyatakan―Bahwa syarat minimum untuk

dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor totalnya adalah 03 (r=03) Jadi

Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid Setelah data valid maka selanjutnya

dilakukan uji reliabilitas Reliabilitas menurut Purbayu Budi Santosa (2005) adalah ukuran yang

menunjukan konsistensikestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang

sama dilain kesempatan Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain

Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika

digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada penelitian yang lain

Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara yaitu a Repeated measure atau pengukuran berulang Di sini pengukuran dilakukan

berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan

yang sama Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil pengukuran sebelumnya

b One shot Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau

dengan pengukuran korelasi antar jawaban Pada program SPSS metode ini dilakukan dengan metode Croncbach Alpha di mana suatu kuisioner

dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 06

Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktortahap I (pemilihanvariabel) tahap II (factoring danrotasi)dantahap III (penamaan faktor)

Menurut Santoso danTjiptono(2001250) tahapan proses analisis faktor

yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut

1 Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua

variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak 2 Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis

Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas

apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain

3 Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value diatas 1)

4 Uji keakuratan ketepatan model

182

DAFTAR PUSTAKA

Misal

MLA Style

Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia Springer Singapore 2016 37-49

APA Style Utama I G B R (2016) Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Chicago Style Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists

Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia pp 37-49 Springer Singapore

2016

Harvard Style

Utama IGBR 2016 Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the

Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore

Vancouver Style Utama IG Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali

Tourism Destination InDevelopment of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia 2016 (pp 37-49) Springer Singapore

183

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen I Fishbein M 1977 Attitude-Behavior relations A theoretical analysis

and review of empirical research Psychological Bulletin 84 888ndash918 Algifari 2000 Analisis Regresi Penerbit BPFE-UGM Yogyakarta

Alma Bukhari 2004 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan

ke enam Bandung Alfabeta Antara I Made 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata

Universitas Udayana Bali Any Noor 2009 Management Event Bandung Alfabeta

Archer B and Cooper C 1994 ―The Positive and Negative Impacts of Tourism Pp 73-91 in WF Theobald (ed) Global Tourism The Next Decade

Butterworth-Heinemann Oxford

Arief S 1993 Dampak Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Kompas Jumat 22 Januari

Arikunto S 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Cetakan keduabelas Jakarta Penerbit Rineka Cipta hal320-326

Ariyanto 2003 Ekonomi Pariwisata Jakarta Pada httpwwwgeocitiescomariyanto eks79homehtm

Armstrong J Scott Designing and Using Experiential Exercises URL

wwwhssrncom Arsyad L 1999 Ekonomi Pembangunan Edisi keempat Yogyakarta

Aryanto Rudy 2003 Environmental Marketing Pada Ekowisata Pesisir Menggerakan Ekonomi Rakyat Daerah Otonom P062024264 S3 PSL

IPB Assauri S 2009 Manajemen PemasaranDasar konsep dan StrategiJakarta

Rajawali Pers

Assauri 1999 Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada Assauri Sofyan 2002 Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi

Jakarta CV Rajawali Averson Paul Balanced Scorecard Institute 2000 Available from URL

wwwbalancedscorecardorg 20 juni 2010

Azis IJ 1996 Kesenjangan Antara Ekonomi Makro dan Gejala Mikro Keterbatasan

Azwar Saifudin 2001 Metode Penelitian Edisi Ketiga Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 1998 Metode Penelitian Jogjakarta Pencetak Pustaka Pelajar Offset Bagyono 2012 Pariwisata dan Perhotelan Bandung Alfabeta

Barsky Jonathan 1992 Customer Satisfaction in the Hotel Industry Measurement and Meaning Cornell HRA Quaterly 720-41

Basu Swastha dan Irawan 2008 Manajemen Pemasaran Modern Edisi Kedua

Cetakan Ke empat Yogyakarta Liberty Beerli A Martin J D 2004 ―Factors influencing destination image Annals of

Tourism Research 31(3) 657-681 Bendesa I Komang Gde 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3

Pariwisata Universitas Udayana Bali

BeverlandM P Brotherton2001 The Uncertain Search for Opportunities Determinant of Strategies Partnership Qualitatif Market Research An

International Journal 4(2) 88-99 Bitner Mary Jo Zeithaml Valerie A 2000 Services Marketing McGraw-Hill

International Editions

184

BlackRJ amp Grant PL1997 Economic Impact of Convention and Meetings to

Montana Methodological Attempts Journal Institute for Tourism and Recreation Research School of Forestry The Montana University

BleekeJ and D Erns1995 Is Your Strategic Alliance Really a Sale Harvard Business Review ( January ndash February)97103

BoehmeAJ 1999 Planning Successful Meetings and Events A Take-Charge Assistant Book New YorkNY 10019 AMACOM American Management

Association1601 Broadway

Borg I 1986 A Cross Culture Replication on Elizurs Facets of Work Values Multivariate Behavioral Research 21 401-410

Borg I and Lingoes JC 1987 Multidimensional Similarity Structure Analysis New

Brahmantyo 2001 ―Potensi dan Peluang Usaha dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Salak Endah Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal

Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001

Brannen J 1999 Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Samarinda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari

Brown James Dean 1998 Understanding Research in Second Language Learning A Teachers Guide to statistic and research designCambridge

Sindicate University Brunt Paul 1997 Market Research in Travel and Tourism Great Britain

Butterworth Heinemann Buckley J W M H Buckley and H Chiang 1976 Research Methodology amp

Business Decisions National Association of Accountants

Bungin B 2003 Analisis Data Penelitian Kualitatif PT Rajagrafindo Persada Jakarta

Bungin B 2007 Penelitian Kualitatif Prenada Media Group Jakarta Cahyono Bambang Tri 1996 Metodologi Riset Bisnis Jakarta Badan Penerbit

IPWI

Cheng Y H 2000 A Study on the factors of internal service quality--Nurse for example pp 1-2

Chi Gengqing 2005 A Study of Developing Destination Loyalty Model (Dissertation) Submitted to the Faculty of the Graduate College of the

Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for

the Degree of Doctor of Philosophy July 2005 ChipkinH2001Is Independent Day at hand Lodging 26(11) 44-48

Chon K Yoo J J - E 2008 ―Factors Affecting Convention Participation Decision Making Developing a Measurement Journal of Travel Research 47 113-

122 ChristopherMAPayneand D Ballantyne2002Relationship Marketing

Creating Stakeholder value Oxford Butterworth Heinemann Cooper Chris 2003 Aspects of Tourism Classic Reviews in Tourism Sydney

Channel View Publication

Cooper Chris 2005 Tourism Principles and Practice London Pearson Education Limited Third Edition

CooperCetal 1993 Tourism Principles and Practice Edinburgh Gate HarlowEssex CM20 2JE England Addison Wesley Longman Limited

Craig-Smith Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne

Creswell J W 1998 Qualitatif Inquiry and Research Design Sage Publications

Inc California

185

CrottsJand DWilson1995An Integrated Model of Buyer Seller Relationship in

the International Travel Trade Progress in Tourism and Hospitality Reserch 1(2) 125-140

Dajan Anto 1995 Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Edisi Revisi 1986 LP3ES Jakarta

Damardjati RS 2001 Istilah-Istilah Dunia Pariwisata Jakarta Pradnya Paramita

Dane Francis C 1990 Research Methods BrooksCole Publishing Company

Belmont California Chapter 1 Introduction hal 3-19 Daniel M 2002 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Jakarta Bumi Aksara

Dann GMS 1977 Anomie Ego-Enhancement and Tourism Annals of Tourism Research 4(4) 184-194

Dann GMS 1981 Tourist Motivation An Appraisal Annals of Tourism Research 8(2) 187-219

Darsoprajitno H Soewarno2001Ekologi PariwisataTata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik WisataBandungAngkasa

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2005 Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 ndash 2009 Jakarta

Djarwanto 1998 Statistik Non Parametik Edisi III BPFE Yogajakarta

Djunaedi Achmad 2000 ―Pengantar Apakah Penelitian Itu httpmpkdugmacidweblamahomepageadjsupportmaterimetlit-

ia01-metlit-pengantarpdf Ekinci Y amp Chen JS 2002 Segmenting Overseas British Holidaymakers by

Personal Values Journal of Hospitality amp Leisure Marketing 9(34) 5-15

Esichaikul Ranee 2012 Travel motivations behavior and requirements of European senior tourists to ThailandSukhothai Juournal of Thammathirat Open University (Thailand) Vol 10 No 2 Special Issue

Pp 47-58 2012 Fakeye P C dan J L Crompton 1991 Image differences between prospective

first-time and repeat visitors to the lower Rio Grande valley Journal of

Travel Research 30 (2) 10-15 Fandeli Chafid 2001 Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam Liberty

Yogyakarta Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah

Fill Chris 2005 Business amp Economics FT Prentice Hall Font X 2002 Certification Systems and Standards in Tourism Annals of

Tourism Research 29(3) 869ndash870

Font X R C Buckley eds 2001 Tourism Ecolabelling Certification and Promotion of Sustainable Development Wallingford CABI (Visitor

2003) Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature

Purpose and Findings Cornell University School of Hotel Administration The Scholarly Commons

Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Journal of Marketing 60(10) (7-18)

Francken D A Van Raaij W F 1981 Satisfaction with leisure time activities

Journal of Leisure Research 13(4) 337ndash352 French Christine N Craig-Smith Stephen J Collier Alan 1995 Principles of

Tourism Longman Melbourne Gaffar Abdul Ruskhan 2007 Kompas Bahasa Indonesia Jakarta Grasindo

186

Gartner William C (1996) Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Gartner William C 1996 Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York

Ghozali Imam 2001 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gnoth J 1997 Tourism Motivation and Expectation Formation Annals of Tourism Research 24(2) 283-304

Goncalves Karen P 1998 Service Marketing A Strategy Approach Upper Saddle River New Jersey Prentice Hall 1-80

Gorda I Gusti Ngurah 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Denpasar Widya Kriya Gematama

Government Revenue Attributable to Tourism 2007 Income and Expenditure

Accounts Technical Series Income and Expenditure Accounts Division 21st Floor RH Coats Building Ottawa K1A 0T6

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W 1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global

Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171-181)

Gremler Dwayne D and Brown Stephen W1997 Service Loyalty Its Nature

Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing

University of Karlstad Sweden (171-181) Gronroos Christian 1990 Services Management and Marketing Managing the

Moments of Truth in Service Competition Massachusetts Lexington Books

Gunn Clare A 2002 Tourism Planning (Basisc Concepts Cases) Routledge

New York Hair Joseph Raolph Anderson Ronald Tatham and William Black 1998

Multivariate Data Analysis Fifth Edition New Jersey Prentice ndash Hall Hakim Abdul 2002 Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi 2

Ekonisia Yogyakarta Hamid B 2003 An analysis of the role of tourism and agro ecotourism

International Research Journal of Applied and Basic Sciences At

httpwwwirjabscomfiles_sitepaperlistr_2213_140706015230pdf Hara Tadayuki2008 Qualitative Tourism Industry Analysis Introduction to

Input-Output Social Matrix Modeling and Tourism Satelite Accounts Amsterdam Working together to grow libraries in developing countries

Harris Percy David Harris 1994 The Structural Dynamics of Aggregate Production A Challenge to Tourism Research Journal of Tourism

Studies 5(1) May 29-38

Helfert ErichA 2001 Teknik Analisis Keuangan ( Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi Delapan Jakarta

Erlangga Hempel Carl Gustav 2004 Pengantar Filsafat Ilmu Alam Penerjemah Cuk

Ananta Wijaya Pustaka Pelajar Yogyakarta

Heng TM and Low L 1990 Economic Impact of Tourism in Singapore Annals of Tourism Research 17 246-269 Management

Herbert D T 1995 Heritage Tourism and Society Mansell London Developing a tourism impact attitude scale Annals of Tourism Research

21 121ndash139

187

Herzberg 2002 The Motivation to Work Available from URL

wwwbusinesballcomherzberghtm 20 juni 2010

Heskett James L Jones Thomas O Loveman Garry W Sasser W Earl and

Schlesinger Leonard A 1994 Putting the Service-Profit Chain to Work Harvard Business Review March-April (164-174)

Husein Umar 2000 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Indriantoro Nur dan Supomo Bambang 1999 Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Yogayakarta BPFEE

Iso-Ahola SE 1991 Towards a Social Psychological Theory of tourism Motivation A Rejoinder Annals of Tourism Research

Iso-Ahola SE 1999 Motivational Foundations of Leisure Leisure Studies Prospects for the Twenty First Century University of Maryland

Jafari J Ritchie J 1981 Towards a framework for tourism education Annals of Tourism Research

Jujun S Suriasumantri 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Juliandi Azuar 2002 Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 02 No 02 Oktober

Kandampully amp Suhartanto Dwi (2000) Customer loyalty in the hotel industry the role of image and customer satisfaction International Journal of

Contemporary Hospitality Management Vol 12 6 2000

Kaplan RobertS dan David PNorton (Peter RYosi Pasla Penerjemah) 2000

Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Jakarta

Erlangga

Kartajaya Hermawan 2002 Hermawan Kartajaya on Marketing Jakarta

MarkPlus and Co Gramedia Pustaka Utama Kasali Rhenald 2005 Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting

Positioning Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Kerlinger Fred N 2000 AsasAsas Penelitian Behavioural Yogyakarta Gadjah

Mada University Press

Kesrul M 2004 Meeting Incentive Trip Conference Exhibition Yogyakarta Graha Ilmu

Kleinsteuber F 2002 Stategi Pemasaran Jakarta PT Damar Mulia Pustaka Cetakan Pertama (diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo)

Kotler P Keller K 2006 Marketing Management 12th Edition Pearson Education Inc New Jersey

Kotler Philip dan G Amstrong 2001 Prinsip ndash Prinsip Pemasaran Jakarta

Erlangga Kotler Philip dan John Bowen 2003 Marketing for Hospitality and Tourism third

edition New Jersey Prentice Hall Kotler Philip Gary Armstrong 1999 Principle of Marketing 8th Edition New

Jersey Prentice Hall

Kotler Philip 2000 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip 2003 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo

Kotler Philip2003 Manajemen Pemasaran Jakarta Prehallindo

Kountur Ronny 2003 Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Jakarta Seri Umum No 5 Penerbit PPM

188

Kozak M Rimmington M 2000 Tourist satisfaction with Mallorca Spain as an off-season holiday destination Journal ofTravel Research 38(3) 260ndash269

Kuncoro Mudrajad 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana peneliti dan menulis tesis Jakarta Erlangga

Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000 Metodologi Penelitian Dalam Bidang

Kepariwisataan Jakarta PTGramedia Pustaka Utama Lawrence A Cunningham 2000 How to Think like Benjamin Graham and

Invest like Warren Buffet McGraw-hill USA Leedy Paul D 1997 Practical Research Planning and Design Sixth Edition

Prectice Hall Upper Saddle River New Jersey Chapter 1 ―What Is Research hal 3-15

Liljander 1994 Service Quality and Management Springer Science amp Business

Media Jun 29 2013 - Business amp Economics Lumanauw farly 2000 Bar dan Minuman Jakarta PT Gramedia Pustaka

Utama Marpaung H dan BaharH 2002 Pengantar Pariwisata Bandung Alfabeta

Mathis RobertL dan Jackson John H 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba Empat

McCabe Scott 2009 Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier Linacre

House Jordan Hill Oxford OX2 8DP UK The Boulevard Langford Lane Kidlington Oxford OX5 1GB UK First edition 2009

McIntosh Goeldner 1990 Tourism Principles Practices and Philosophies (sixth ed) Grid Publishing Columbus

Meis S and Lapierre J 1994 Measuring tourisms economic importance - a Canadian

Middleton 1994 Tourism Destination Marketing links between demand and supply and the influence of marketing

Millburn Robert 2007 Hospitality Direction Europe Edition Price Waterhouse

Coopers Available from URL wwwpwccomhospitalitydirections 22 juni 2010

Mitchell Jonathan Caroline Ashley Earthscan 2010 Business amp Economics In Tourism and Poverty Reduction Pathways to Prosperity

Mittal B and Baker J (2002) Advertising strategies for hospitality services

Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly Moleong Lexy J 2007 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Penerbit PT

Remaja Rosdakarya Offset Muhaimin Kepuasan Kerja Karyawan 2004 Available from URL

httppsikologibinadarmaacidjurnaljurnalmuhaiminpdf 23 juni 2010

Mulyadi dan Johny Setiawan 1999 Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan Edisi 1 Aditya Media Yogyakarta

Mulyadi 1997 Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa Edisi Kedua Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Yogyakarta Mulyadi 2001 Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat

Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan Jakarta Salemba Empat

Nasution 2004 Manajemen Transportasi Edisi Kedua Cetakan Pertama Jakarta Ghalia Indonesia Anggota IKAPI

Nazir Mohammad 1999 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia OlsquoConnor T J 2001 Performance management - Electrical wholesaling

189

Oliver R L 1980 A cognitive model of the antecedents and consequences of satisfaction decisions Journal of Marketing Research 17(4) pp 46-49

Oliver R L 1997 Satisfaction A Behavioral Perspective on the Consumer New

York IrwinMcGraw-Hill Oliver R L Swan J E 1989 Consumer perceptions of interpersonal equity

and satisfaction in transactions A field survey approach Journal of

Marketing 53 21ndash35 Oliver RL 1993 Cognitive affective and attribute bases of the satisfaction

response Journal of Consumer Research 20 (December) pp 418-30 Oliver Richard L 1999 When Customer Loyalty Journal of Marketing Vol 63

pp 33-34 (Special Issues)

Pakpahan 2011 Sarana Berpikir Ilmiah Comprehensive Education Center Original from httpwwwombarnet200910sarana-berfikir-

ilmiahhtml

Pendit I Nyoman S 1999 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta

PT Pradnya Paramita cetakan ke-enam (edisi revisi) Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor

Pm106Pw006Mpek20112011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel

Peter Paul J 1999 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid I Jakarta Erlangga

Pitana I G Gayatri PG 2005 Sosiologi Pariwisata Kajian sosiologis terhadap struktur sistem dan dampak-dampak pariwisata Yogyakarta Andi Offset

Pitana I Gde 2002 ―Pengembangan Ekowisata di Bali Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada

tanggal 29 Juni 2002 Pitana I Gde Dan Diarta Surya I Ketut 2009Pengantar Ilmu

PariwisataJogyakartaPenerbit Andi

Prabawati Made Alit Novia 2009 Penilaian Kinerja Hotel The Oberoi Bali Melalui Metode Balanced Scorecard

Rangkuti F 2002 Riset Pemasaran Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Rangkuti F 2008 Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis Jakarta

Gramedia Pustaka Utama

Reynolds P 1999 Design of the Process and Product Interface In A Leask amp I Yeoman (eds) Heritage Visitor Attractions (pp 110ndash126) Cassell New

York Reynolds 1985 Consumer demand for agricultural and on-farm nature

tourism Davis CA University of California Riduwan 2005 Skala Penelitian Variabel Peneltian Bandung Alfabeta

Rismiati CE dan IB Suratno 2001 Pemasaran Barang dan Jasa Yogyakarta

Kanisius Anggota IKAPI

Riyanto Bambang 2001 Dasar ndash dasar Pembelanjaan PerusahaanYogyakarta

BPFE

Roger J 1994 Development of a Framework for the Determination of Attributes

Used for Hotel Selection-Indication from Focus Group and in - Depth Review Hospitality Research Journal 18 (53-74)

Rucci A J Kirn S P dan Quinn R T 1998 The employee-customer-profit

chain at sears Harvard Business Review January-February

190

Rucci Anthony J Steven P Kirn Richard T Quinn 1998 ―The Employee-

customer-profit Chain at Searslsquo Harvard Business Review January-February pp 83-97 Siehoyono 2004

Ruky Achmad S 2002 Sistem Manajemen Kinerja Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Rumekso 2001 Housekeeping Hotel Floor Section Yogyakarta Andi Publisher Saifuddin Azwar 1997 Sikap Manusia ndash Teori dan Pengukurannya Edisi ke-2

Yogayakarta Pustaka Pelajar hlm 3-22

Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy 2002 Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta PT Alex Media Komputindo

Sarwono J 2003 Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif httpwwww3orgTRREChtml40 Dikunjungi 13 Juli

2003

Schelsinger amp Zornitsky 1991 Internal Service Quality Customer and Job Satisfaction Human Resources Planning 19 2 ABI INFORM Global

p20 Seaton AV and MM Bennet 1996 The Marketing of Tourism Product

Concepts Issues and Cases London International Thomson Business Press

Siehoyono L 2004 Am I satisfied Analysing the influence of employee backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in

economics faculty of Petra Christian university Surabaya Proposal

penelitian internal Surabaya Program Management Perhotelan Sihite Richard 2000 Hotel management Surabaya SIC

Simamora Hendry 2000 Manajemen Pemasaran International Jakarta Salemba Empat cetakan pertama

Sinclair M T M J Stabler 1997 The Economics of Tourism London Routledge

Sinclair M T C M S Sutcliffe 1988 The estimation of Keynesian in come

multipliers at the subnational level Applied Economics 20(11) 1435-1444

Sinclair MT 1991 ―The Economics of Tourism Pp1-27 in CP Cooper and A Lockwood (Eds) Progress in Tourism Recreation and Hospitality Management 3 John Wiley Chichester UK

Singgih Santoso 2005 Pengolahan Statistik dengan SPSS Andi Jogjakarta

SlatteryPARoper and A Boer 1985 Hotel Consorsia Their Activities

Structure and GrowthService Industrie Journal 5(2)192-199 Smith Craig Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with

TourismLongman Melbourne Soekadijo RG 1997 Anatomi PariwisataMemahami pariwisata sebagai system

lingkage Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soekresno Pendit Nyoman S 1998 Petunjuk Praktek Pramusaji Food and Beverage Service Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Soetjipto Budi W 2002 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25

Soetjipto Budi W 2006 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard

Usahawan 2006(6) 21-25 Solomon Michael1996 Consumer Behavior 3th edition McGrawHill

Som AP Badarneh MB 2011 Tourist Satisfaction and Repeat Visitation Toward a New Comprehensive Model International Journal of Human

and Social Sciences 61 2011

Spiilane J 1994 Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa

191

Kebudayaan Kanisius Yogyakarta

Spillane James1993 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spillane James1994 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius

Spinelli and Canavos 2000 Investigating the relationship between employee satisfaction and guest satisfaction Cornell Hotel and Restauran

Administrastion Quarterly Dec 2000 41 6 ABIINFORM Global p29

Srimindarti Ceacilia Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja 2006 Available from URL wwwstie-stikubankacidwebjurnal 14 juni 2010

Suardika I Wayan Gede 2008 ―Analisis Positioning Sepeda Motor Shogun 125

Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Denpasar (Tesis)

DenpasarUniversitas Udayana Subiyanto Ibnu 2000 Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi

Yogyakarta UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Sudibya Bagus 2002 ―Pengembangan Ecotourism di Bali Kasus Bagus

Discovery Group Makalah disampaikan pada Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura Dalung Kuta pada tanggal 14

Agustus 2002 Sugiyono 2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Penerbit CV

Alfa Beta Bandung

Sugiyono 2000 Statistik untuk Penelitian Alfabeta Bandung Sugiyono 2001 Penelitian Bisnis Bandung CV ALFABETA

Sulastiyono agus 2001 Management Penyelengaraan Hotel Bandung Alfabeta

Supranto J 1997 Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Jakarta Rineka

Cipta Supranto J 2001 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan

Pangsa Pasar Cetakan Kedua Jakarta PT Rineka Cipta Anggota IKAPI

Suradnya I Made 2005 Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali Denpasar Jurnal SOCA Universitas Udayana

Suriasumantri Jujun S 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan

Sutjipta I Nyoman 2001 AgrowisataMagister Manajemen AgribisnisUniversitas Udayana

Sutrisno Hadi 1986 Metodologi Research 1 Yogyakarta Andi Offset

Suwantoro Gamal 1997 Dasar-dasar Pariwisata YogyakartaANDI Swastha Basu dan Irawan 2002 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta

Liberty Swastha Basu 1999 Asas ndash Asas Marketing Yogyakarta Liberty

Swastha Basu Irawan 2006 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta

Liberty Syamsu 2001 ―Penerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata studi

kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5

No 3 Maret 2001 Tan Satria Mataram I Kadek 2000 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Prilaku

Konsumen Terhadap Pembelian di Bali Aroma Bar dan Restaurant (Skripsi)

192

Tanaya Heni 2003 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli di Plaza Bali Restaurant Tuban ndash Bali (Skripsi)

TelferDJ2000Tastes of Niagara Building Strategic Alliances Betttwen Tourism

and Agriculture In Global Alliances in Tourism and Hospitality Management Eds JCCrotts D Buhalis and March New York The

Haworth Hospitality Press TerpestraVand BSimonin1993Strategi Alliances in the Triad An Exploratory

Study Journal of International Marketing 1(1) 4-25

Terry George R 2000 Dasar ndash Dasar Manajemen Jakarta Bumi Aksara Theobald William F (2010) Global Tourism Third edition Amsterdam Boston

Heidelberg London New York Oxford Paris San Diego San Francisco Singapore Sydney ButterworthndashHeinemann is an imprint of

Elsevier Tjiptono Fandy 1997 Strategi Pemasaran Edisi II Yogyakarta ANDI

Tjiptono Fandy 2004 Manajemen Jasa Edisi Ketiga Yogyakarta Andi

Toth R 2002 Exploring the Concepts Underlying Certification Ecotourism amp CertificationSetting Standards in Practice ed M Honey Washington

Island Press Toth R 2000 Implementing a Worldwide Sustainable Tourism Certification

SystemAlexandria Va RB Toth Associates Tourism Economic Impact Tourism Satellite Accounts (TSAs) as ratified by the

UN as the global standard for measuring the economic value of tourism

retriave on 3rd April 2011 from httpwwwtourismeconomicscomservices-economic-impactphp

Tourism Economics Inc 2011 The Travel amp Tourism Competitiveness Index 2011 3 LSE Enterprise Ltd London School of Economics and Political From httpwww3weforumorgdocsWEF_TravelTourismCompetitiveness_Report_2011pdf

Tribe J X Font N Griffiths 2002 Environmental Management and Rural

Tourism and Recreation London Cassell Azzohlini Tse D K Wilton P C 1988 Models of consumer satisfaction An extension

Journal of Marketing Research 25 204ndash212 Tunggal Amin Wijaya 2000 Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard

Jakarta Harvindo Turker Dewi Sundari 2006 Analisis Penilaian Kinerja Dengan Metode Balanced

Scorecard pada Villa Puri Taman Merak Badung Skripsi Sarjana Jurusan

Manajemen Perhotelan pada STIM Dhyana Pura Badung Ujiani Dwi Pangastuti 2006 Pada Analisis Peranan Jasa Pariwisata dan Sektor

Pendukungnya Dalam Perekonomian Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaAnalisis Input-Output Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Umar Husein 1999 Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta PTGramedia Pustaka Utama

Umar Husein 2000 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI

Umar Husein 2001 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama

UNESCO World Heritages List 2014 httpwhcunescoorgenlist

Wacik J 2010 Kata Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Program Tahun Kunjung Museum 2010 Dalam Google Museum dan

Kebudayaan Wahab S 1992 Manajemen Kepariwisataan Frans

193

Gromang [Penerjemah] Pradnya Paramita Jakarta

WahabS C Cooper 2001 Tourism in the Age of Globalizatio London Routledge

Wall G and MathiesonA 1982 Tourism Economic Physical and Social Impact Longmann LtD

Weston JFred dan Copeland Thomas E 2001 Manajemen Keuangan edisi Revisi Jakarta Binarupa Aksara

Wibisono Darmawan 2003 Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Widjojo Atmodjo Masrun 2002 Bar Minuman Dan Pelayanannya Yogyakarta

ANDI Wilkie L1994 Consumer Behavior 4th New York John Wiley and Sons

World Bank 2013 International tourism number of arrivals At

httpdataworldbankorgindicatorSTINTARVL World Tourism Organization 2000Tourism Trends Madrid

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization

WTO WTTC 2006 The Travel Tourism Industry towards Environmentally Sustainable Development Agenda 21

WTO 2003 World Tourism Organization (2000)Tourism Trends Madrid

WTTC Travel amp Tourism Economic Impact 2015 Foreword The World Travel amp Tourism at httpswwwwttcorg-

mediafilesreportseconomic20impact20researchregional202015world2015pdf

Yoeti Oka 1985 Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1993 Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa

Yoeti Oka 1996 Pemasaran Pariwisata Bandung Angkasa Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta

Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta Yoeti OkaA 1996 Pengantar Pariwisata Bandung Penerbit Angkasa

Yoon Yooshik Uysal Muzaffer 2003 An examination of the effects of

motivation and satisfaction on destination loyalty A structural model Tourism Management (in press) Department of Tourism Management

Pai Chi University 439-6 Doma-2 Dong Seo-Gu Daejeon 302-735 South Korea Department of Hospitality amp Tourism Management Virginia

Polytechnic Institute and State University 362 Wallace Hall Blacksburg VA 24061-0429 USA

Zeithaml Valerie Berry Leonard L and Parasuraman A 1996 The

Behavioural Consequences of Service Quality Journal of Marketing 60

194

BIODATA PENULIS

Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MA Negara 10 Oktober 1970

Pada tahun 2006 mendapat kesempatan melanjutkan

studi ke negeri Belanda untuk mempelajari bidang pariwisata (MA) dan tamat pada tahun 2007

Menamatkan Program doktor bidang pariwisata di Universitas Udayana Bali pada tahun 2014 Saat ini

bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Dhyana Pura Bali Adapun matakuliah yang diampu adalah

Metodologi Penelitian Manajemen Strategik Statistik

Bisnis Pengantar Bisnis Sistem Informasi Manajemen Aplikasi Komputer dan Pengantar Industri Pariwisata

amp perhotelan

Judul Buku yang pernah di tulis [1] Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia (2015) Penerbit

Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA ISBN 978-602-280-886-2 (Buku

Referensi)

[2] Agrotourism as an Alternative form of tourism in Bali Indonesia (2014) ISBN-13 978-3-639-66712-7 ISBN-103639667123 EAN9783639667127

(Scholar Press)

[3] Pengantar Industri Pariwisata (2014) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA 978-602-280-328-7 (Buku Referensi)

[4] Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan (2012) Penerbit Andi

Jogyakarta ISBN 978-979-29-3463-2 (Buku Referensi)

[5] Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism

Destination in Book Development of Tourism and the Hospitality Industry

in Southeast Asia (2016) Publisher Springer Singapore DOI 101007978-981-287-606-5_3 Print ISBN 978-981-287-605-8 Online ISBN 978-981-

287-606-5 (Book Chapter 3)

Page 6: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 7: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 8: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 9: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 10: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 11: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 12: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 13: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 14: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 15: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 16: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 17: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 18: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 19: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 20: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 21: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 22: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 23: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 24: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 25: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 26: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 27: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 28: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 29: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 30: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 31: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 32: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 33: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 34: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 35: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 36: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 37: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 38: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 39: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 40: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 41: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 42: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 43: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 44: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 45: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 46: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 47: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 48: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 49: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 50: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 51: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 52: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 53: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 54: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 55: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 56: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 57: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 58: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 59: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 60: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 61: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 62: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 63: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 64: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 65: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 66: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 67: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 68: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 69: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 70: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 71: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 72: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 73: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 74: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 75: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 76: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 77: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 78: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 79: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 80: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 81: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 82: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 83: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 84: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 85: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 86: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 87: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 88: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 89: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 90: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 91: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 92: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 93: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 94: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 95: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 96: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 97: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 98: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 99: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 100: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 101: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 102: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 103: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 104: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 105: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 106: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 107: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 108: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 109: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 110: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 111: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 112: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 113: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 114: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 115: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 116: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 117: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 118: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 119: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 120: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 121: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 122: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 123: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 124: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 125: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 126: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 127: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 128: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 129: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 130: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 131: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 132: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 133: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 134: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 135: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 136: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 137: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 138: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 139: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 140: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 141: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 142: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 143: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 144: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 145: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 146: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 147: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 148: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 149: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 150: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 151: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 152: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 153: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 154: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 155: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 156: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 157: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 158: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 159: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 160: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 161: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 162: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 163: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 164: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 165: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 166: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 167: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 168: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 169: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 170: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 171: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 172: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 173: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 174: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 175: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 176: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 177: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 178: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 179: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 180: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 181: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 182: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 183: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 184: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 185: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 186: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 187: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 188: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 189: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 190: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 191: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 192: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 193: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 194: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 195: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 196: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 197: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 198: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah
Page 199: METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1) Buku... · 2020. 2. 28. · Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini adalah