metodologi dan teknik pemeriksaan fisik untuk memperoleh bukti.pptx

20
Mata Diklat Seminar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) Metodologi dan Teknik Pemeriksaan Fisik untuk Memperoleh Bukti Dalam Rangka Pengujian Kebenaran Materiil yang Mengakibatkan Kerugian Negara (sharing pengalaman audit belanja) Akhmad Purwanto

Upload: poenk-ipung

Post on 03-Dec-2015

34 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Mata Diklat Seminar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)

Metodologi dan Teknik Pemeriksaan Fisik untuk Memperoleh Bukti Dalam Rangka Pengujian Kebenaran Materiil yang

Mengakibatkan Kerugian Negara(sharing pengalaman audit belanja)

Akhmad Purwanto

Latar Belakang

Pada PDTT atas Belanja Infrastruktur, melalui pemeriksaan fisik sering ditemukan TP yang mengakibatkankan kerugian negara dengan nilai yang cukup signifikan yang oleh APH dilanjutkan ke tahap penyelidikan dan penyidikan atas TPK untuk selanjutnya dilimpahkan ke Pengadilan TIPIKOR.

Ada pihak ketiga yang menggugat Temuan Pemeriksaan BPK ke Pengadilan karena menganggap Teknik dan Prosedur Pemeriksaan BPK tidak tepat dan bukti yang kuat. Untuk mengantisipasi hal tersebut Temuan PDTT khususnya yang didapatkan dari pemeriksaan fisik harus didukung bukti yang sesuai dengan standar dan diterima secara hukum.

Salah satu kewenangan BPK

PDTTPDTT

Pokok Masalah......?

Bagaimana mengidentifikasikan apakah suatu temuan merupakan kelebihan pembayaran atau kekurangan volume fisik pekerjaan?

Bagaimana bukti pemeriksaan yang merupakan hasil analisis tim bisa menjadi bukti persidangan yang kuat?

Apakah permasalahan terkait kompetensi dalam melaukan pengujian pekerjaan fisik serta apakah ada keterkaitannya dengan sarana atau prasarana perangkat pengujian?

Indentifikasi Temuan Merupakan Kelebihan Pembayaran atau Kekurangan Volume Fisik Pekerjaan

Kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa antara lain disebabkan oleh kemahalan harga, kurang volume pekerjaan, kelebihan perhitungan, pembayaran yang melebihi ketentuan. Dengan demikian kekurangan volume merupakan salah satu penyebab kurang volume

Contoh kasus : biaya dalam kontrak pekerjaan dengan menggunakan metode unit cost diketahui terdapat perhitungan biaya yang tidak seharusnya diperhitungkan sehingga pembayaran yang telah dilakukan melebihi prestasi pekerjaan yang diterima.

Contoh kasus : Pada Temuan 4.3 LHP PDTT atas Belanja Daerah Bidang Infrastruktur Pemkab. LMN TA 2011 dengan judul Temuan Pelaksanaan Dua Pekerjaan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi pada Dinas PU Pengairan serta Dua Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase pada Dinas PU Bina Marga dan Dinas PU Cipta Karya Tidak Sesuai Kontrak Sebesar Rp210 juta, akibatnya dibedakan menjadi dua yaitu:

Kelebihan pembayaran kepada kontraktor sebesar Rp10 juta (karena pembayaran termin terakhir sudah dibayarkan kepada rekanan);

Potensi kelebihan pembayaran kepada kontraktor sebesar Rp200 juta (karena pembayaran termin terakhir belum dibayarkan kepada rekanan).

Tidak semua temuan kekurangan volume mengakibatkan kelebihan pembayaran, yaitu kekurangan volume atas pekerjaan yang termin pembayarannya belum dilakukan.

Bukti Pemeriksaan yang Merupakan Hasil Analisis Tim Bisa Menjadi Bukti Hukum yang Kuat di Persidangan

Bukti pemeriksaan yang didapatkan dari pemeriksaan dan hasil analisis Tim Pemeriksa agar bisa menjadi bukti yang kuat harus mencerminkan kebenaran materiil, cukup, kompeten, dan relevan

Bagaimana suatu bukti pemeriksaan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi bukti hukum dalam rangka mendukung proses penegakan hukum di persidangan, dengan melakukan analisis masing–masing jenis bukti pemeriksaan dikaitkan dengan kemungkinan bukti hukum yang dapat diperoleh dari bukti pemeriksaan yang bersangkutan......?????

1. Pemeriksaan FisikDalam pemeriksaan (pengujian) fisik, pemeriksa

memeriksa fisik atau penghitungan terhadap fisik aset dari instansi yang diperika. Dokumen hasil pemeriksaan fisik adalah Berita Acara Pemeriksaan fisik (BAP) yang ditandatangani oleh pemeriksa maupun pejabat dari instansi yang diperiksa.

Pada pemeriksaan fisik, pemeriksa harus melakukan aktivitas sebagai berikut:Pemeriksa menyaksikan sesuatu (fisik aset atau

keadaan tertentu);Pemeriksa menandatangani dokumen;Pemeriksa melakukan penilaian berdasarkan

keahliannya (pengendalian atas aset yang tidak memadai atas aset yang diperiksa).

Bukti hukum yang dapat dikembangkan daripemeriksaan fisik

Keterangan saksiPemeriksa dapat diminta sebagai saksi sehubungan dengan apa yang ia lihat sendiri, dengar sendiri atau alami sendiri (pasal 1 angka 27 KUHAP). Pemeriksa juga dapat didengar keterangannya sebagai saksi sehubungan dengan pelaksanaan program pemeriksaan yang harus dijalankannya.

SuratBAP fisik yang ditandatangani oleh pemeriksa dan pejabat dari instansi yang diperiksa dapat memenuhi ketentuan hukum sebagai bukti surat sepanjang didukung dengan alat pembuktian yang lain (pasal 187 huruf d KUHAP).Contoh: Dalam BAP fisik disebutkan bahwa traktor yang ada hanya dua unit (sesuai kontrak seharusnya tiga unit). Pemeriksaan menunjukkan bahwa alat tersebut merupakan alat yang harus diimpor. Dari bukti impor barang, ternyata barang yang diimpor hanya dua unit. Berdasarkan ini maka BAP fisik dapat dijadikan alat bukti surat karena diperkuat dengan alat pembuktian lain, yaitu bukti impor barang.

Keterangan ahliPemeriksa dapat diminta pendapatnya sehubungan dengan hal yang berkaitan dengan pemeriksaan fisik tersebut, misalnya bagaimana pengendalian atas suatu pekerjaan pembangunan jalan serta kuantitas dan kualitas jalan tersebut pada saat pemeriksaan.

Perlu diperhatikan bahwa Pemeriksaan fisik harus dilakukan dengan teknik dan metodologi yang tepat dan didokumentasikan dengan baik agar tidak menjadi celah hukum yang dapat dipermasalahkan/dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait.

Contoh kasus:

Hasil audit BPK terhadap proyek pembangunan jalur alternatif Argomulyo-Sidorejo tahun 2005 menyatakan proyek tersebut menyebabkan kerugian negara Rp 267 juta. Dua tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan ini, Nugroho Budi Santoso dan Saryono, akhirnya ditahan Kejaksaan Negeri (Kejari) Salatiga, CV Kencana menggugat perdata BPK Perwakilan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta senilai Rp1,005 triliun dan Dinas Pekerjaan Umum Kota Salatiga Rp5 miliar. Gugatan itu didaftarkan di Pengadilan Negeri Salatiga, Senin (22/2/2010). Auditor BPK Mulyono dilaporkan Direktur CV Kencana ke Polres Salatiga. Auditor ini dinilai telah membuat surat/dokumen palsu terkait pemeriksaan proyek yang telah dilakukan pada 2006.yang tidak melengkapinya dengan berita acara. Lalu saat melakukan core drill, hasilnya dibawa ke Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan beberapa hari kemudian baru diukur dan tidak ada yang menyaksikan, serta tidak dilengkapi berita acara (Majalah Pemeriksa, Edisi 121/2010).

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan bukti pemeriksaan yang diperoleh dari hasil pengujian yang dilakukan oleh pemeriksa terhadap dokumen dan catatan yang mendukung informasi pemeriksaan. seperti dokumen adalah dokumen pelelangan, kontrak, bukti pembayaran.Dokumen dapat menjadi bukti surat jika sesuai dengan pengertian bukti surat menurut huruf a, b, c atau d dari pasal 187 KUHAP. Dokumen yang diperoleh harus asli, padahal umumnya pemeriksa memperoleh dokumen fotocopy. Dari sisi hukum pidana agar fotocopy tersebut dapat diterima sebagai alat bukti yang mendukung dakwaan, maka harus dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang. Dalam hal syarat-syarat sebagai bukti surat tidak terpenuhi, maka dokumen tersebut dapat dijadikan bukti petunjuk bagi hakim (untuk kasus tindak pidana korupsi atau pencucian uang).Contoh:Dalam pelaksanaan PDTT atas Belanja Infrastruktur, ditemukan bahwa realisasi fisik pekerjaan belum selesai, namun telah dilakukan pembayaran sebesar 100% yang dicairkan ke rekening rekanan. Dalam kasus ini pemeriksa harus mendapatkan bukti utama (asli) berupa : kontrak, laporan konsultan pengawas, berita acara serah terima pekerjaan, SP2D, rekening kas daerah pada tanggal transaksi, nota transfer.

2. KonfirmasiBukti konfirmasi diperoleh dengan mengajukan pertanyaan dalam rangka mendapatkan penegasan dari pihak lain. Bukti konfirmasi tertulis yang diperoleh saat pemeriksaan merupakan bukti surat sepanjang didukung dengan bukti lain yang sah (pasal 187 huruf d KUHAP).Contoh: berdasarkan hasil konfirmasi kepada pihak ketiga diketahui rekanan memberikan potongan harga atas pengadaan traktor oleh Dinas Pekerjaan Umum, potongan harga ini tidak dilaporkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, pemeriksa melakukan wawancara dengan pihak terkait dan diperoleh hubungan saling mendukung antara hasil konfirmasi dengan hasil wawancara tersebut, maka bukti konfirmasi dapat dijadikan bukti surat.

4. ObservasiObservasi adalah jenis bukti pemeriksaan yang digunakan untuk menilai aktivitas tertentu dari instansi yang diperiksa oleh pemeriksa dengan menggunakan indera. Dalam pengungkapan dugaan tindak pidana korupsi atau pencucian uang, hasil observasi yang dituangkan dalam kertas kerja pemeriksaan dapat digunakan oleh hakim sebagai buktipetunjuk. Observasi juga dapat dikembangkan menjadi alat bukti keterangan saksi, yaitupemeriksa diminta untuk menjadi saksi atas apa yang dilihat, didengar, dan dialami sendiri. Saksi disini adalah saksi dalam pengertian saksi berantai (ketting bewijs).

6. Tanya jawab dengan instansi yang diperiksa

Tanya jawab merupakan salah satu cara pemeriksa melakukan pengujian atas apa yang menjadi obyek pemeriksaan. Bukti pemeriksaan yang berasal dari tanya jawab ini mempunyai tingkat keandalan yang lebih rendah dibandingkan bukti pemeriksaan lain yang telah dijelaskan di atas. Tanya jawab dapat menjadi alat bukti keterangan saksi jika tanya jawab dilakukan oleh aparat penyidik yang dituangkan dalam berita acara permintaan keterangan dalam tahap penyidikan. Perlu diingat tanya jawab yang dilakukan oleh pemeriksa terhadap pihak terkait dengan dugaan penyimpangan, apa yang terungkap dapat digunakan oleh penyidik untuk kepentingan penyidikan.

7. Prosedur Analitis

Prosedur analitis merupakan jenis bukti pemeriksaan yang diperoleh melalui pembandingan antara satu data dengan data lainnya. Hasil pembandingan ini dapat digunakan pemeriksa untuk menyimpulkan apakah suatu transaksi mengandung penyimpangan atau tidak. Hasil dari prosedur analitis biasanya menghasilkan suatu indikasi. Pemeriksa perlu membuktikan kebenaran material atas indikasi tersebut. Dalam pengungkapan dugaan tindak pidana korupsi atau pencucian uang, hasil prosedur analitis yang dituangkan dalam kertas kerja pemeriksaan dapat digunakan oleh hakim sebagai bukti petunjuk oleh APH.

Contoh:Dalam pelaksanaan PDTT atas Belanja Daerah diketahui satu pemda membeli 20 unit traktor seharga masing-masing 200 juta, pada periode yang sama pemda lain mengadakan traktor dengan harga setiap unitnya 150 juta. Dalam kasus ini Pemeriksa harus melakukan konfirmasi ke penyedia jasa harga pembelian riil traktor, dan melakukan konfirmasi ke penyedia jasa lain harga pembelian traktor dengan spesifikasi yang sama pada periode tersebut.

Kompetensi dalam melakukan pengujian pekerjaan fisik serta keterkaitannya dengan sarana atau prasarana perangkat pengujian

ar bukti pemeriksaan khususnya pemeriksaan fisik mencerminkan kebenaran materiil sehingga mempunyai kekuatan untuk menjadi bukti hukum persidangan, hal yang harus diperhatikan:

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode yang diatur dalam peraturan teknis

Misalnya : Pemilihan sampel pada pemeriksaan fisik jalan disesuaikan

dengan metode pengukuran untuk pembayaran yang dilakukan Kementrian/Dinas PU, sesuai dengan Spesifikasi Umum yang diperkuat SNI yang mengatur antara lain bahwa:

“Jumlah Titik Uji, n = (L)1/3; Bila Panjang (L) = 1000 m, maka n = (1000)1/3 = 10 Titik”, atau metode lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pengujian kualitas dilakukan dengan sarana dan prasarana dan metode pengujian yang mempunyai tingkat validitas tinggi oleh pihak yang kompeten

Misalnya :Pengujian Aspal di lab. terkait kepadatan, kadar aspal (ekstraksi), dan gradasi agregat;Uji di kubus/silinder di lab atas kuat tekan beton;Uji tarik besi beton di lab.

Jika dalam pemeriksaan fisik menggunakan alat pengujian yang tidak memiliki validitas tinggi, misalnya hammer test untuk menguji kualitas beton, maka jika menemukan indikasi ketidaksesuaian kualitas yang signifikan lanjutkan dengan pengujian yang memiliki validitas tinggi, misalnya ambil sampel dengan core beton untuk selanjutnya dilakukan dilakukan pengujian kuat tekan beton di lab.

Contoh kasus:Pada pelaksanaan PDTT atas Belanja Daerah Kabupaten BCD TA 2010, Pada tanggal 27 November

2010, Tim Pemeriksa BPK RI melakukan pemeriksaan fisik atas kualita beton pada Pekerjaan Pembangunan Gedung Serbaguna menggunakan hammer test dan ditemukan bahwa kualitas beton pada beberapa titik yang disampel di bawah kualitas yang dipersyaratkan di kontrak (250 kg/cm2), karena ada indikasi kualitas pekerjaan beton pada beberapa titik pengecoran kualitasnya di bawah spesifikasi kontrak namun tingkat validitasnya rendah, maka pada tanggal 1 Desember 2010 dilakukan pengambilan sampel beton untuk dikirim ke Lab Teknik Sipil ITN Malang dan hasil uji kuat tekan beton di lab menunjukkan kualitas beton yang disampel kuat tekannya adalah 198,18kg/cm². Selanjutnya dibuat Temuan Pemeriksaan dengan mendasarkan hasil uji lab.

hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemeriksaan adalah jangan mendasarkan hasil pemeriksaan hanya pada dokumen formal terutama untuk transaksi yang nilainya material dan memiliki risiko tinggi karena seringkali dokumen hanya mencerminkan kebenaran formal bukan materiil.

Contoh:Pada PDTT atas Belanja Infrastruktur, jika hanya mendasarkan pada dokumen fisik seperti berita acara serah terima pekerjaan dan realisasi SP2D seringkali realisasi kuantitas dan kualitas fisik pekerjaan telah dilaporkan sesuai kontrak dan telah selesai 100% pada tanggal 31 Desember, namun kenyataannya banyak pekerjaan yang realisasi kuantitas dan kualitas fisiknya tidak sesuai kontrak dan belum selesai. Dengan demikian dokumen tidak mencerminkan kebenaran materiil dan harus diuji secara fisik.