metode-simpleks
DESCRIPTION
LPTRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah manajemen sains adalah pemrograman linear. Pemrograman linear merupakan kelompok teknik analisis kuantitatif yang mengandalkan model matematika atau model simbolik sebagai wadahnya. Artinya, setiap masalah yang kita hadapi dalam suatu sistem permasalahan tertentu perlu dirumuskan dulu dalam simbol-simbol matematika tertentu, jika kita inginkan bantuan pemrograman linear sebagai alat analisisnya. Metode grafik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah pemrograman linear yang melibatkan dua peubah keputusan. Membahas mengenai masalah meminimumkan fungsi kendala bertanda , fungsi kendala bertanda = tidak ada penyelesaian layak, tidak ada penyelesaian optimal, beberapa alternatif optimal, dan wilayah kelayakan yang tidak terikat dapat terjadi saat menyelesaikan masalah pemrograman linear dengan menggunakan prosedur penyelesaian grafik. Kasus-kasus ini juga dapat terjadi saat menggunakan metode simpleks. Untuk lebih jelasnya, dalam makalah ini penulis akan membahas bagaimana kasus-kasus dapat dikenali dan ditangani saat menggunakan metode simpleks.
B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana ketidaklayakan dikenali saat menggunakan metode simpleks?
2. Bagaimana cara mencari kesalahan bila muncul ketidakterbatasan?
3. Bagaimana cara mencari penyelesaian optimal alternatif?
4. Kapan pemrograman linear dikatakan mengalami degenerasi?C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memudahkan kita dalam menyelesaiakan sesuatu pemrograman linear dengan menggunakan metode simpleks. Apabila muncul ketidaklayakan dan ketidak terbatasan. Selain itu juga dapat mengenali kapan suatu pemrograman linear itu mengalami degenerasi. BAB IIPEMBAHASAN
A. Ketidaklayakan
Ketidaklayakan terjadi bila tidak ada penyelesiaan pemrograman linear yang memenuhi semua kendala, termasuk kendala tidak negatif. Ketidaklayakan dapat dikenali bila kriteria keoptimalan mengindikasikan bahwa suatu penyelesaian optimal telah diperoleh dan satu atau lebih peubah artificial tetap berada dalam penyelesaian pada nilai positif. Perhatikan modifikasi lain dari masalah PT. Maju Terus, dengan pengandaian manajer telah menetapkan persyaratan minimum gabungan total produksi 50 satuan. Revisi formulasi masalahnya sebagai berikut: Maksimum Z = 50 x1 + 40 x2
Dengan kendala
3x1 + 5 x2 150 waktu perakitan
x2 monitor portable
8x1 + 5 x2 300 kapasitas gudang
x1 + x2 50 produksi minimum
x1, x2 0 tak negatif
Grafik penyelesaian untuk makalah ini diperlihatkan dalam gambar 2.1. kita dapat melihat bahwa tidak ada penyelesaian yang memenuhi kendala awal masalah dan kendala gabungan total produksi minimum (x1 + x2 50). Kita selesaikan modifikasi masalah ini dengan menggunakan metode simpleks.
Gambar 2.1. Grafik daerah penyelesaian untuk modifikasi masalah PT. Maju Terus.Tabel 2.1 Tabel Simpleks AwaldasarCBx1x2S1S2S3S4a4b
50400000-M
S103510000150
S20010100020
S30(8)500100300
a4-M11000-1150
zj-M-M000M-M-50M
cj zj50+M40+M000-M0
Tabel 2.2. Tabel Simpleks Hasil Iterasi PertamaDasarCBx1x2S1S2S3S4a4b
50400000-M
S100(25/8)10-3/80075/2
S20010100020
x15015/8001/80075/2
a4-m13/800-1/8-1125/2
zj50
00
M-M1875-
cj zj0
00
-M0
Dari tabel 2-3, peubah artificial a4 berada dalam penyelesaian dengan nilai positif; jadi fase I belum sesuai. Perhatikan cj zj 0 untuk semua peubah; oleh karena itu, sesuai dengan kriteria keoptimalan, ini seharusnya menjadi penyelesaian optimal. Namun demikian, penyelesaian ini tidak layak karena x1 = 30 dan x2 = 12 menghasilkan gabungan total produksi 42 satuan, bukannya paling sedikit 50 satuan. kenyataan bahwa peubah artificial berada dalam penyelesaian pada nilai a4 = 8 memberitahu kita bahwa penyelesaian akhir itu melanggar kendala keempat (x1 + x2 50) sebanyak delapan satuan.Tabel 2.3. Tabel Simpleks Hasil akhirDasarCBx1x2S1S2S3S4a4b
50400000-M
x240018/250-3/250012
S2000-8/2513/25008
x15010-5/2505/250030
a4-M00-3/250-2/25-118
zj5040
0
M-M1980-8M
cj zj00
0
-M0
Dalam terminologi metode simpleks, kita mengenali ketidaklayakan sebagai kasus dimana satu atau lebih peubah artificial berada dalam penyelesaian akhir pada nilai positif. Untuk masalah pemrograman linear dengan semua kendala dan sisi sebelah kanan tak negatif, selalu akan ada penyelesaian layak, karena tidak diperlukan peubah artificial untuk membuat tabel simpleks awal pada masalah jenis ini, maka tidak mungkin ada peubah artificial dalam penyelesaian akhir.B. Ketidakterbatasan Untuk masalah memaksimumkan, kita katakana bahwa suatu pemrograman linear tidak terbatas jika nilai penyelesaian itu dapat dibuat besar tidak terhingga tanpa melanggar kendala apapun. Jika muncul ketidakterbatasan biasanya kita mencari kesalahan dalam formulasi masalah itu. Metode simpleks akan mengidentifikasi secara otomatis ketidakterbatasan yang muncul sebelum tabel simpleks akhir tercapai. Untuk mengilustrasikan konsep ini, kita perhatikan contoh masalah tiak terbatas sebagai berikut:
Maksimumkan Z = 20x1 + 10x2
Dengan kendala :x1 + 5x2 2
x2 5
x1, x2 0
Kita menguraikan suatu peubah lebihan S1 dari persamaan kendala pertama dan menambahkan peubah susutan S2 pada kendala kedua untuk mendapatkan penyajian bentuk baku. Kemudian menghapus a1 pada iterasi pertama, tabel simpleksnya terlihat pada tabel 2.4.Tabel 2.4. Hasil iterasi pertamaDasarCBx1x2S1S2b
201000
x1010-102
S1001015
zj200-20040
cj zj010200
Karena S1 memiliki cj zj = 20 positif terbesar, maka nilai fungsi tujuan dapat ditingkatkan dengan memasukkan S1 kedalam dasar. Namun = -1 dan = 0 maka dapat dibentuk rasio bi /ai3 untuk semua >0, tidak ada nilai yang lebih besar dari nol. Ini merupakan indikasi bahwa penyelesaian pemrograman linear itu tidak terbatas. Kasus penyelesaian tidak terbatas tidak pernah terjadi dalam masalah meminimumkan biaya. Bila kita temukan suatu penyelesaian tidak terbatas pada masalah pemrograman linear, kita harus memeriksa kembali formulasi masalah itu untuk menentukan apakah telah terjadi kesalahan formulasi. C. Penyelesaian Optimal AlternatifSuatu pemrograman linear dengan dua atau lebih penyelesaian optimal dikatakan memiliki penyelesaian optimal alternatif. Untuk mengilustrasikan kasus penyelesaian optimal alternatif saat menggunakan metode simpleks, perhatikan untuk mengubah fungsi tujuan masalah PT. Maju Terus dari 50x1 + 40x2 menjadi 30x1 + 50x2 maka diperoleh revisi pemrograman linear yaitu:
Maksimumkan Z = 30x1 + 50x2
Dengan kendala :3x1 + 5x2 150 waktu perakitan
x2 20 monitor portable
8x1 + 5x2 300 kapasitas gedung
x1, x2 0 tak negatif
Tabel 2.5 tabel simpleks akhirDasarCBx1x2S1S2S3
x2500101020
S2000-8/325/31200/3
x120101/3-5/34050/3
zj305010001500
cj zj00-1000
Gambar 2. Penyelesaian grafik untuk masalah PT. Maju Terus dengan penyelesaian optimal alternatif.Semua nilai dalam baris evaluasi bersih kurang dari atau sama dengan nol, menunjukkan bahwa penyelesaian optimal telah ditemukan. Penyelesaian ini ditentukan oleh x1 = 50/3, x2 = 20, S1 = 0, S2 = 0 dan S3 = 200/3 berhubungan dengan titik ekstrim D dalam gambar 2.2. Kita perhatikan entri baris evaluasi bersih untuk S2 adalah nol, maka kita dapat memperkenalkan S2 ke dalam dasar tanpa mengubah nilai penyelesaian itu, dapat dilihat dalam tabel 2.6. berikut: Tabel 2.6. Tabel simpleks akhir baruDasarCBx1x2S1S2S3
3050000
S150018/250-3/2512
S2000-8/2513/258
X13010-5/2505/2530
zj305010001500
cj zj00-1000
Setelah memasukkan S2, kita memiliki penyelesaian layak dasar yang berada x1 = 30, x2 = 12, S1 = 0, S2 = 8 dan S3 = 0. Sehingga penyelesaian baru ini juga optimal cj - zj 0 untuk semua j. dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa masalah pemrograman linear memiliki penyelesaian optimal alternatif saat menggunakan pendekatan grafik dengan mengamati bahwa fungsi tujuannya paralel dengan salah satu kendala yang mengikat.D. Degenerasi Suatu pemrograman linear dikatakan mengalami degenerasi jika satu atau lebih peubah dasarnya memiliki nilai nol. Untuk melihat bagaimana terjadinya degenerasi pemrograman linear, perhatikan perubahan nilai sisi sebelah kanan dari kendala waktu perakitan pada masalah PT. Maju Terus. Modifikaisi linearnya diperlihatkan sebagai berikut:
Maksimumkan Z = 50x1 + 40x2
Dengan kendala
3x1 + 5x2 175 waktu perakitan
x2 20 monitor portable
8x1 + 5x2 300 kapasitas gedung
x1, x2 0 tak negatif Tabel 2.7. Tabel simpleks setelah iterasi pertamaDasarCBx1x2S1S2S3b
5040000
S10025/810-3/8125/2
S200101020
x15015/8001/875/2
zj50250/80001875
cj zj070/8000
Entri dalam baris evaluasi bersih menunjukkan bahwa x2 harus memasuki dasar itu. Maka kita hitung rasio yang tepat untuk menentukan baris pivot, diperoleh:
, maka terlihat hubungan antara baris pertama dan kedua. Ini merupakan indikasi bahwa kita akan memiliki suatu degenerasi penyelesaian layak dasar pada iterasi berikutnya. Tabel 2.8. Tabel simpleks setelah iterasi berikutnyaDasarCBx1x2S1S2S3
5040000
x240018/250-3/2520
S2000-8/2513/250
x15010-5/2505/2525
zj504070/250130/252050
cj zj00-70/250-130/25
Bilamana kita memiliki hubungan dalam rasio minimum , akan selalu ada peubah dasar yang sama dengan nol dalam tabel berikutnya. Oleh karena itu, kita tidak merekam endosikan untuk memperkenalkan langkah-langkah khusus ke dalam metode simpleks guna menghapus kemungkinan terjadinya degenerasi. Jika saat melakukan iterasi algoritma simpleks muncul suatu hubungan untuk rasio minimum , maka kita hanya merekomendasikan untuk memilih baris atas sebagai baris pivot. BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut: 1. Ketidaklayakan dapat dikenali bila kriteria keoptimalan mengindikasikan bahwa suatu penyelesaian optimal telah diperoleh dan satu atau lebih peubah artificial tetap berada dalam penyelesaian pada nilai positif.2. Pemrograman linear maksimum tidak terbatas jika dimungkinkan untuk membuat nilai penyelesaian optimal sebesar yang diinginkan tanpa melanggar kendala manapun.
3. Apabila suatu pemrograman linear memiliki dua atau lebih penyelesaian optimal maka dikatakan memiliki penyelesaian optimal alternatif.4. Suatu pemrograman linear dikatakan mengalami degenerasi jika satu atau lebih peubah dasarnya memiliki nilai nol.
B. Saran Adapun saran yang penulis dapat kemukakan adalah apabila materi pada makalah ini dianggap kurang menunjang, maka pembaca dapat menambahkan refrensi dari sumber lain.DAFTAR PUSTAKAAnton, Howard., Rorres, Chirs. 2004. Aljabar Linear Elementer Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.Mairy, Du. 1999. Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.Subagyo, Pangestu., Asri, Marwan. Dan handoko, Hani., 2000, Dasar dasar Operations Research. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.Tiro, Muhammad Arif. Pengenalan Manajemen Sains. Cet 1: Makassar: Andira Publisher. 2004. Taha, H.A. 2010. Riset Operasi Suatu Pengantar. Tangerang: Bina Rupa Aksara.
Widiarsono, Teguh. 2004. Tutorial Praktis Belajar Matlab. Jakarta.
DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL
iKATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II PEMBAHASAN
3
A. Ketidaklayakan
3
B. Ketidakterbatasan
6
C. Penyelesaian Optimal Alternatif
7
D. Degenerasi
9
BAB III PENUTUP
11
A. Kesimpulan
11
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Penyelesaian awal untuk persyaratan produksi total
60
50
X2
30
20
Penyelesaian layak masalah awal
X1
X2
60
50
30
D
E
20
C
B
30x1+50x2=1500
A
X1
37.5
50
PAGE
_1303046943.unknown
_1303047197.unknown
_1303047198.unknown
_1303047195.unknown
_1303047196.unknown
_1303046961.unknown
_1303044710.unknown
_1303046909.unknown
_1303046934.unknown
_1303046043.unknown
_1303046853.unknown
_1303045833.unknown
_1303044660.unknown
_1303044696.unknown
_1303044625.unknown