metode pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran...

16
1 METODE PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SALATIGA Ika Sri Widyaningrum, Sutriyono, Wahyudi Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52 60 Salatiga, Indonesia e-mail : [email protected] Abstrak Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan guru pada mata pelajaran matematika di lembaga bimbingan belajar Salatiga. Penelitian dilakukan di lembaga bimbingan belajar PRIMAGAMA, IPIEMS dan SSC. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengamatan, wawancara, dan merekam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti proses pembelajaran dikelas. Wawancara dilakukan dengan tentor/guru matematika dan siswa di bimbingan belajar. Merekam data dilakukan dengan mengambil foto dan video selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian yang dilakukan menunujukkan pembelajarn yang dilaksanakan di PRIMAGAMA menggunakan metode driil dan metode pemberian tugas. Bimbingan belajar IPIEMS menggunakan metode tanya jawab, metode kerja kelompok dan metode driil pada proses pembelajaran yang dilaksanakan. Bimbingan belajar SSC menggunakan metode driil dan metode pemberian tugas. Berbeda dengan PRIMAGAMA, partisipasi siswa di bimbingan belajar SSC selama proses pembelajaran lebih aktif . Secara umum metode pembelajaran yang digunakan di bimbingan belajar PRIMAGAMA, IPIEMS dan SSC adalah metode driil. Kata Kunci : Metode pembelajaran A. Pendahuluan Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Komponen tersebut meliputi : tujuan, materi, metode dan evaluasi. Metode pembelajaran adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain (2002), guru harus memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Penyebab guru gagal mencapai tujuan pembelajaran adalah jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan

Upload: lydang

Post on 04-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

1

METODE PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SALATIGA

Ika Sri Widyaningrum, Sutriyono, Wahyudi

Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52 – 60 Salatiga, Indonesia

e-mail : [email protected]

Abstrak

Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dan

metode pembelajaran yang digunakan guru pada mata pelajaran matematika di lembaga bimbingan

belajar Salatiga. Penelitian dilakukan di lembaga bimbingan belajar PRIMAGAMA, IPIEMS dan SSC.

Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengamatan, wawancara, dan merekam kegiatan

pembelajaran yang berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti proses pembelajaran

dikelas. Wawancara dilakukan dengan tentor/guru matematika dan siswa di bimbingan belajar.

Merekam data dilakukan dengan mengambil foto dan video selama proses pembelajaran berlangsung.

Hasil penelitian yang dilakukan menunujukkan pembelajarn yang dilaksanakan di PRIMAGAMA

menggunakan metode driil dan metode pemberian tugas. Bimbingan belajar IPIEMS menggunakan

metode tanya jawab, metode kerja kelompok dan metode driil pada proses pembelajaran yang

dilaksanakan. Bimbingan belajar SSC menggunakan metode driil dan metode pemberian tugas.

Berbeda dengan PRIMAGAMA, partisipasi siswa di bimbingan belajar SSC selama proses pembelajaran

lebih aktif . Secara umum metode pembelajaran yang digunakan di bimbingan belajar PRIMAGAMA,

IPIEMS dan SSC adalah metode driil.

Kata Kunci : Metode pembelajaran

A. Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru

adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang

terdiri atas berbagai komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Komponen

tersebut meliputi : tujuan, materi, metode dan evaluasi.

Metode pembelajaran adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai

suatu tujuan. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode

pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain (2002), guru harus memahami benar kedudukan metode

sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan

dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran

akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Penyebab guru gagal mencapai

tujuan pembelajaran adalah jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan

Page 2: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

2

terhadap karakteristik dari masing-masing metode pembelajaran. Cukup banyak bahan pelajaran yang

terbuang percuma hanya karena penggunaan metode menurut kehendak guru dan mengabaikan

kebutuhan siswa, fasilitas serta situasi kelas. Efektifitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada

kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam

satuan pelajaran.

Menurut Lester D. Crow & Alice Crow dalam Santosa (1988) bimbingan adalah bantuan yang

diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang secara pribadi bermutu tinggi dan terlatih

dengan baik, kepada seseorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan

kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan

sendiri dan memikul bebannya sendiri. Pelaksanaan bimbingan diperlukan adanya personal yang

memiliki keahlian dan pengalaman yang khusus dalam bidang bimbingan.

Aktivitas belajar matematika setiap siswa di sekolah tidak selamanya berlangsung secara wajar.

Faktor cara guru menyajikan pelajaran di kelas, penguasaan bahan dan cara mengajar yang tidak baik

membuat siswa malas memperhatikan pelajaran dan minat untuk belajar rendah. Menurut pendapat

Purwanto (2004), faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor penting. Sikap dan kepribadian

guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan cara guru mengajarkan pengetahuan

kepada siswanya. Dengan situasi dan kondisi pembelajaran yang mereka tempuh di sekolah seperti itu,

siswa tidak hanya cukup mengandalkan bekal pendidikan yang diberikan di sekolah saja untuk

menjaga prestasi bahkan untuk meningkatkan prestasi belajar mereka. Pengamat pendidikan yang

juga seorang pendidikan Santosa (1986) mengungkapkan dengan mengikuti bimbingan belajar berarti

siswa maupun orangtua siswa yang mengirimkan anak mereka untuk mengikuti bimbingan belajar

cenderung tidak percaya bahwa pembelajaran di sekolah mampu membawa anak mereka bisa lebih

berprestasi. Oleh karena itu diperlukan usaha ekstra untuk menutup, melengkapi atau mengganti

ketidakjelasannya akan suatu materi yang diberikan guru di sekolah yaitu dengan mengikuti bimbingan

belajar di lembaga bimbingan belajar.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Sudirman (2011), menyatakan ada

peningkatan prestasi dan ketuntasan belajar dengan menggunakan metode demonstrasi pada

pelaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Laila Mardhiyah (2009), adalah

pembelajaran luas bangun datar menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran matematika. Penelitian lain yang mendukung yaitu

yang dilakukan oleh Silvia Afriani, menyatakan penggunaan metode discovery membuat siswa lebih

memahami materi trigonometri dibandingkan dengan penggunaan metode ekspositori karena

menjadikan siswa lebih mampu mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri dengan bimbingan guru.

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas dan melihat adanya penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pembelajaran yang

digunakan pada mata pelajaran matematika di lembaga bimbingan belajar Salatiga.

B. Kajian Teori

1. Bimbingan Belajar

Pengertian belajar dalam kamus besar bahasa indonesia (2005) adalah suatu upaya

dilakukan manusia dengan jalan berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Pengertian belajar

menurut Edward L Walker dalam Santoso (1988), belajar adalah perubahan perbuatan sebagai

akibat dari pengalaman. Menurut Thursan Hakim (2000), belajar adalah suatu proses perubahan di

dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan

Page 3: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

3

kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, keterampilan, daya pikir dan kemampuan.

Pelaksanaan bimbingan diperlukan adanya personal yang memiliki keahlian dan pengalaman

yang khusus dalam bidang bimbingan (Santosa (1988). Bimbingan diberikan melalui bantuan

pemecahan masalah yang dihadapi, serta dorongan bagi pengembangan potensi-potensi yang

dimiliki siswa menurut Sukmadinata (2005). Pendapat tersebut dipertegas Sukardi (2002),

bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari

pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan

perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan menyesuaikan diri

dengan lingkungannya.Berikut ini dipaparkan fungsi bimbingan menurut Ahmadi dan Supriono

(2004) ada 4 macam, yaitu preservatif, yakni memelihara dan membina suasana dan situasi yang

baik dan tetap diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar; preventif, yakni mencegah

sebelum terjadi masalah; kuratif, yakni mengusahakan pembentukan dalam mengatasi masalah;

rehabilitasi, yakni mengadakan tindak lanjut secara penempatan sesudah diadakan treatment

yang memadai.

Berdasarkan pendapat para ahli yang sudah dikemukakan di atas mengenai pengertian

bimbingan dan belajar dapat disimpulkan pengertian bimbingan belajar adalah bantuan mengatasi

kesulitan belajar yang diberikan pembimbing kepada peserta bimbing agar prestasi belajarnya

meningkat.

2. Model, Pendekatan, Strategi, Teknik dan Taktik Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yaitu guru dan siswa. Perilaku guru

adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Kegiatan pembelajaran, dalam

implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang dilakukan

oleh guru. Istilah model, pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik dan model pembelajaran

sangat familiar dalam dunia pembelajaran dan memiliki kemiripan makna.

Pendekatan pembelajaran menurut Sudrajat (2008) adalah suatu titik tolak atau sudut

pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya

suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,

menguatkan, dan melatar belakangi metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Roy

Killen (1998) ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru

(teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred

approaches).

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan dan untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan, guru perlu memilih satu strategi pembelajaran. Suherman E.

(2003), menurutnya pengertian strategi adalah pendekatan yang digunakan guru dalam

menggunakan informasi, memilih sumber-sumber, dan mendefinisikan peranan peserta didik.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005), strategi adalah rencana yang cermat mengenai

kegiatan untuk mencapai sasaran yang khusus, sedangkan metode adalah cara yang teratur dan

terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. Metode pembelajaran digunakan untuk

mengimplementasikan strategi pembelajaran yang sifatnya konseptual. Artinya bahwa metode

pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah

disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru

dalam pelaksanaan pembelajaran biasanya tidak hanya menggunakan metode secara tunggal atau

hanya satu metode saja.

Page 4: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

4

Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Teknik

pembelajaran menurut Sudrajat (2008) dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang

dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Guru dalam penggunaaan teknik

harus menyesuaikan kondisi siswa yang diajar. Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang

dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.

Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan

sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung

banyak diselingi dengan humor, sementara yang satunya lagi lebih banyak menggunakan alat

bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.

Joy dan Wil dalam Rusman (2011), menjelaskan model pembelajaran adalah suatu rencana

atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka

panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau

yang lain. Trianto (2007) menambahi pengerian model pembelajaran yaitu suatu perencanaan

atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajran dalam tutorial. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran

yang tergambar dari awal sampai akhir yang terstruktur secara sistematis, dan disajikan secara

khas oleh guru. Jadi model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu

pendekatan, strategi, metode, taktik dan teknik pembelajaran.

Berikut dipaparkan contoh penggunaan model, pendekatan, strategi, metode, teknik dan

taktik mengajar agar mudah memahami masing-masing pengertian tersebut. Misalnya model

pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

learning (CTL), yaitu pembelajaran dengan melibatkan siswa secara langsung untuk

mempraktikkan dan mengaitkan antara materi yang diajarakan dengan situasi yang ada di

lingkungan sekitar. Pendekatan yang cocok digunakan guru adalah pendekatan pembelajaran

yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach. Dengan pendekatan

lingkungan yaitu memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran, sumber dan sarana belajar. strategi

yang digunakan adalah strategi belajar exposition-discovery learning yaitu, siswa dituntut dapat

mengolah pikirannya sendiri sehingga dapat menemukan konsep untuk mencapai tujuan

belajarnya. Metode yang digunakan adalah metode inkuiri yaitu menekankan siswa untuk

mencari dan menemukan sendiri suatu konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya

berdasarkan informasi-informasi yang diberikan guru. Teknik yang digunakan guru adalah dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir dalam mencari

informasi (menemukan konsep) yang dibutuhkan. Taktik adalah gaya seseorang dalam

melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu dan sifatnya lebih individual. Taktik yang

digunakan guru pada adalah dengan menggunakan alat bantu elektronik misalnya LCD. Dengan

menggunakan LCD guru dapat menampilkan langkah-langkah pembelajaran yang harus dilakukan

siswa untuk menemukan konsep sendiri.

3. Metode Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran tidak lepas dari penggunaan metode mengajar. Begitu juga

pembelajaran yang berlangsung di bimbingan belajar (bimbel). Para guru di bimbel berusaha

menggunakan metode yang cocok dan dapat menarik perhatian siswa. Menurut Sudjana (2005)

metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan

siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Sedangkan metode pembelajaran menurut Sutikno

(2009) adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi

Page 5: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

5

proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Dilain pihak, Djamarah

dan Zain (2002) juga berpendapat metode adalah cara, yang didalam fungsinya merupakan alat

untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

kehendaknya sendiri dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Banyak bahan pelajaran

yang akan terbuang percuma hanya karena penggunaan metode menurut kehendak guru tanpa

memperhatikan kebutuhan siswa.

Metode mempunyai kedudukan sebagai alat motivasi ekstrinsik yaitu alat perangsang dari

luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Metode sebagai strategi pengajaran yaitu

mengatasi beberapa kondisi yang ada di kelas. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan yaitu

metode dapat menunjang kegiatan belajar mengajar sehingga bisa dijadikan sebagai alat yang

efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode baik akan gagal jika digunakan guru yang

tidak menguasai teknik pelaksanaanya. Sebaliknya metode yang kurang baik tapi digunakan guru

yang menguasai teknik pelaksanaan bisa dikatakan berhasil. Jadi, pembelajaran dikatakan berhasil

tidak tergantung dari metode yang digunakan saja tapi juga kemampuan guru menguasai dan

memodifikasi metode tersebut. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat

tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi

pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode

pembelajaran.

Menurut Surakhmad (1973), metode mengajar banyak sekali jenisnya karena dipengaruhi

oleh faktor-faktor berikut, tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya; anak didik yang

berbagai-bagai tingkat kematangannya; situasi yang berbagai-bagai keadaanya; fasilitas yang

berbagai kualitas dan kuantitasnya; pribadi guru serta kemampuan profesionilnya yang berbeda-

beda. Berikut ini dijelaskan metode-metode yang sering digunakan dalam proses pembelajaran

yaitu, metode ceramah, metode ekspositori, , metode inquiri, metode driil, metode tanya jawab,

metode kerja, kelompok, metode diskusi, metode demonstrasi, metode resitasi, metode inkuiri,

dan metode pemecahan masalah.

a. Metode ceramah

Metode ceramah menurut Yamin (2006) adalah metode penerangan dan penuturan

secara lisan oleh guru kepada siswa. Peranan siswa dalam metode ceramah adalah

mendengarkan dengan teliti serta mencatat pokok penting yang dikemukakan oleh guru.

Pembelajaran berpusat pada guru karena guru lebih aktif daripada siswa. Rumus-rumus

diberikan begitu saja, penurunan rumus atau pembuktian dalil biasanya dilakukan sendiri

oleh guru. Contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan sendiri oleh guru. Siswa mengikuti

langkah-langkah yang dikerjakan guru, meniru cara kerja dancara penyelesaian yang

dilakukan oleh guru. Ini membuat siswa tidak bisa mengembangkan kemampuan berfikirnya

karena terpaku pada apa yang diajarkan guru saja. Langkah-langkah pelaksanaan metode

ceramah meliputi kegiatan persiapan, kegiatan pelaksanaan dan kegiatan mengakhiri

ceramah.

b. Metode Ekspositori

Metode ekspositori adalah metode penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru

kepada siswa, dan siswa diharapkan dapat mengungkapkan kembali materi yang telah

diuraikan. Langkah-langkah pelaksanaan metode ekspositori terdiri dari, membangkitkan

motivasi dan minat siswa untuk belajar. Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.

Mengemukakan tujuan kemudian menyampaian materi pelajaran. Kegiatan akhir

Page 6: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

6

menyimpulkan, untuk memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu

paparan materi. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan mengulang kembali inti materi yang

menjadi pokok persoalan dan memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan

materi yang telah disajikan. Mengaplikasikan, siswa mengerjakan tugas dan memberikan tes

yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.

c. Metode Driil

Lisnawaty (1992) mengemukakan pendapatnya bahwa metode driil adalah

pembelajaran untuk memperoleh suatu ketangkasan dan keterampilan latihan terhadap apa

yang telah dipelajari sehingga pengetahuan itu dapat disempurnakan. dan disiap-siagakan.

Metode driil digunakan untuk memperoleh kecakapan motoris seperti, menulis dan

melafalkan; dan kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan dan mengenal

simbol.

Langkah-langkah pembelajaran dalam metode Driil terdiri dari kegiatan pelakanaan,

Guru juga menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran dan motivasi. Tahap pelaksanaan,

siswa diberi penjelasan mengenai manfaat dan tujuan dari latihan tersebut. Guru

memberikan materi kemudian dilanjutkan latihan soal. Kegitan akhir yaitu siswa harus

mengumpulkan hasil latihan-latihan soal yang telah dikerjakan siswa sehingga guru dapat

mengecek pada bagian mana saja siswa mengalami kesulitan dan guru bisa membahasnya

kembali pada pertemuan selanjutnya.

d. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab menurut Djamarah dan Zain (2002) adalah cara penyampaian

suatu pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru kepada siswa atau dari siswa kepada

guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau siswa.

Metode tanya jawab digunakan untuk menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta

tertentu yang sudah diajarkan dan untuk mengetahui proses pemikiran siswa.

Langkah-langkah pelaksanaan metode tanya jawab pertama kegiatan persiapan,

merumuskan tujuan, menyiapkan materi dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan

pada siswa. Kegiatan pelaksanaan, memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan

pembelajara. Kegiatan inti, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan memberi penguatan

bagi siswa yang dapat menjawab. Jika siswa tidak dapat menjawab alihkan ke siswa lain

sampai diperoleh jawaban yang benar. Jika tidak ada satupun siswa yang menjawab dengan

benar, maka guru harus menjawab dan memberi penjelasan. Kegiatan akhir, meminta siswa

merangkum isi pelajaran dan guru melakukan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.

e. Metode Kerja Kelompok

Moedjiono (1991) mengemukakan bahwa metode kerja kelompok diartikan sebagai

format belajar mengajar yang menitikberatkan pada interaksi anggota yang satu dengan

anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara

bersama. Kata lain, metode kerja kelompok (gotong royong) yaitu metode dimana siswa

dalam satu kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan pelajaran

dengan bekerjasama.

Langkah-langkah pelaksanaan metode kerja kelompok sebagai berikut : Kegiatan

persiapan, guru menyiapkan bahan materi yang akan diberikan pada kelompok dan

membentuk kelompok. Kegiatan pelaksanaan, Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

memberikan motivasi dan apersepsi. Siswa kemudian dibagi ke dalam kelompok, guru

Page 7: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

7

memberikan dan menjelaskan tugas. Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat untuk

melaporkan hasil kerja kelompok. Peran guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator.

Kegiatan akhir yaitu guru membantu menyimpulkan dan menerima hasil dari kerja

kelompok.

f. Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru

untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan permasalahan.

Metode diskusi memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertukar pikiran mengenai

suatu topik tertentu, mempertinggi partisipasi siswa secara individual. Peran guru disini

sebagai pemimpin dan pembimbing diskusi agar diskusi tidak menyimpang dari topik.

Sebagai pemimpin guru berhak melempar pertanyaan kepada anggota kelompok tertentu,

menjaga agar tidak semua anggota berbicara serempak, mencegah diskusi dikuasai oleh

siswa yang pandai berbicara saja, memberikan kesempatan kepada siswa yang pendiam dan

pemalu untuk menyumbangkan ide, dan mengatur agar setiap pembicaraan dalam diskusi

ditangkap jelas oleh siswa.

g. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi menurut Sanjaya (2006) merupakan metode mengajar dimana

guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada siswa

disertai penjelasan secara lisan. Pada metode ini, guru atau siswa mencoba mengerjakan

sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu.

Langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi yaitu, kegiatan persiapan meliputi

merumuskan tujuan, menyusun materi, menyusun langkah-langkah demonstrasi dan

melakukan latihan pendemonstrasian termasuk cara penggunaan peralatan yang diperlukan.

Kegiatan awal, mengatur tempat duduk agar siswa dapat memperhatikan apa yang

didemonstrasikan guru. Mengemukakan tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam demonstrasi. Kegiatan inti, melakukan demonstrasi dan memusatkan perhatian siswa.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kritis mengikuti proses. Kegiatan

akhir pembelajaran, meminta siswa menyimpulkan pokok-pokok kegiatan demonstrasi.

Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami

dan melakukan evaluasi.

h. Metode Resitasi/Pemberian Tugas

Metode resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan cara memberikan

tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, dan kemudian hasil pelaksanaan

tugas itu dilaporkan kepada guru.

Langkah-langkah metode pemberian diawali kegiatan persiapan, merumuskan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. Menyiapkan pokok-pokok materi pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Menyiapkan tugas-tugas kegiatan yang akan diberikan pada

siswa. Kegiatan Pelaksanaan terdiri dari, kegiatan pembukaan meliputi, mengajukan

pertanyaan apersepsi, memotivasi siswa danmengemukakan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai. Kegiatan inti pelajaran, guru menerangkan garis besar materi pelajaran dan

menjelaskan rincian tugas serta cara mengerjakannya. Guru meminta siswa melaporkan

hasil penyelesaian tugasnya kemudian memeriksanya. Kegiatan akhir pembelajaran, guru

menyuruh siswa merangkum materi yang diajarkan kemudian melakukan evaluasi. Guru

memberikan penjelasan tentang materi yang belum dikuasai siswa dan memberi tugas

tambahan untuk memperdalam penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.

Page 8: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

8

i. Metode Eksperimen

Metode eksperimen menurut Lisnawaty (1992) adalah suatu bentuk pembelajaran

yang melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan, dan peralatan

laboratorium, baik secara perorangan maupun kelompok. Eksperimen merupakan situasi

pemecahan masalah yang di dalamnya berlangsung pengujian suatu hipotesis, dan terdapat

variabel-variabel yang dikontrol secara ketat.

Langkah awal memulai eksperimen biasanya guru memberikan penjelasan tentang

tahapan-tahapan yang harus dilakukan siswa. Pembelajaran diawali dengan melakukan

pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan atau saat siswa itu

sendiri melakukan percobaan. Siswa mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. Siswa

kemudian merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. Langkah

selanjutnya verifikasi yaitu membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah

dirumuskan dan dilakukan. Siswa merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan,

kemudian dilaporkan hasilnya. Aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan

konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya.

j. Metode Inkuiri

Metode Inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi

untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi. Langkah-

langkah pelaksanaan metode inkuiri diawali dengan kegiatan persiapan yaitu

mempersiapkan permasalahan yang jelas sehingga dapat dipikirkan, didalami, dan

dipecahkan oleh siswa. Kegiatan Pelaksanaan, guru menentukan permasalahan yang ingin

didalami atau dipecahkan. Identifikasi permasalahan perlu diidentifikasi dengan jelas dari

tujuan sampai seluruh proses pembelajaran atau penyelidikan. Siswa diminta untuk

mengajukan jawaban sementara tentang persoalan itu. Langkah selanjutnya siswa mencari

dan mengumpulkan data untuk membuktikan apakah hipotesis mereka benar atau tidak.

Menganalisis data yang sudah dikumpulkan untuk membuktikan hipotesis. Kegiatan akhir,

pengambilan kesimpulan, kesimpilan tersebut kemudian dicocokkan dengan hipotesis awal,

apakah hipotesa dapat diterima atau tidak. Kegiatan akhir, guru memberikan catatan untuk

menyatukan seluruh penelitian ini.

k. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode pemecahan masalah adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam

usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Kegiatan pembelajaran meliputi,

guru memberikan permasalahan dan mengajukan pertanyaan yang sifatnya mengarahkan

siswa untuk mencari, merumuskan dan memperjelas permasalahan. Siswa mencari data

untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa merumuskan jawaban sementara berdasarkan

data yang diperoleh. Guru mengadakan pengujian, dalam langkah ini siswa harus berusaha

memecahkan masalah sehingga yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok. Kegiatan

akhir, guru bersama siswa menarik kesimpulan dari hasil temuan siswa sebagai rangkuman

bersama yang merupakan penyelesaian dari permasalahan yang dibahas.

Page 9: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

9

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Lokasi

penelitiannya adalah lembaga bimbingan belajar PRIMAGAMA, dan SSC .Subjek penelitian adalah

siswa dan tentor/guru mata pelajaran matematika di lembaga bimbingan belajar PRIMAGAMA, IPIEMS

dan SSC. Untuk mendapatkan hasil yang relevan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Pengamatan dilakukan dengan

mengikuti proses pembelajaran dikelas. Wawancara yang dilakukan dengan guru dan siswa adalah

wawancara tidak terstruktur. Dokumentasi dilakukan dengan mengambil foto serta video selama

proses pembelajaran.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

a. Bimbingan Belajar PRIMAGAMA

Pengamatan dilakukan dua kali masuk kelas yaitu kelas VIII SMP dan kelas XII IPA.

Pengamatan pertama di kelas VIII SMP,pembelajaran dimulai dengan Guru mengabsen

siswa, dilanjutkan mengevaluasi setiap bab pada semester 2 yang sudah selesai dipelajari.

Guru menanyakan kesulitan siswa kemudian siswa menunjukan soal yang menurutnya sulit

untuk diselesaikan. Memasuki kegiatan inti, guru memberikan soal yang menyerupai soal

yang dibahas tadi. Tujuannnya adalah untuk mengecek pemahamann siswa, apakah sudah

mengerti ataukah belum. Pembahasan soal dilakukan sendiri oleh guru. Pemberian dan

pembahasan soal berlangsung 50 menit. Guru lebih aktif daripada siswa dan siswa hanya

menyocokkan jawabannya dengan hasil penyelesaian guru. Guru tidak memberikan

kesempatan pada siswa untuk maju menuliskan jawabannya karena beranggapan akan

menyita banyak waktu menggunakan cara seperti itu. Guru tidak menyediakan alat peraga

maupun media untuk menunjang pembelajaran. Kebetulan pembelajaran disaat itu

membahas bangun ruang berbentuk balok, Guru memperagakan bangun ruang dengan

tempat pensil yang berbentuk balok. Kegiatan akhir pembelajaran tersisa waktu 12 menit,

siswa menggunakan untuk mencatat penyelesaian soal yang dikerjakan guru. Guru tidak

memberikan kesimpulan dan merangkum materi yang sudah dipelajari. Pembelajaran

diakhiri dengan berdoa bersama dan salam.

Pengamatan kedua di kelas XII IPA, kelas ini dipersiapkan untuk mengikuti tes masuk

perguruan tinggi jadi pembelajaran lebih banyak ke latihan soal. Pembelajaran dimulai

dengan Guru menanyakan problem yang mereka temui dari soal-soal yang diberikan

pertemuan sebelumnya. Siswa menunjukkan jari dan menanyakan soal yang tidak dapat dia

selesaikan. Soal tersebut diselesaikan guru di whiteboard kemudian siswa menyalinnya.

Kegiatan inti, guru memberikan latihan soal kemudian siswa mengerjakan soal tersebut. Soal

yang dianggapnya sulit, ditanyakan pada teman sebelahnya terlebih dulu sebelum bertanya

pada guru. Guru menanyakan apakah soal sudah selesai dikerjakan atau belum. Ternyata,

siswa tidak dapat menyelesaikan, akhirnya guru menyelesaikan sendiri dengan menuliskan

langkah-langkah penyelesaian di whiteboard. Diakhir pembahasan setiap soal, guru

menekankan rumus apa yang digunakan dalam penyelesaian soal tadi. Pembelajaran berisi

pembahasan soal seperti itu sampai diakhir pertemuan, kegiatan ini berlangsung 20 menit.

Kegiatan akhir digunakan untuk memberikan pekerjaan rumah dan memberikan motivasi,

Page 10: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

10

agar siswa tidak patah semangat dan terus belajar supaya diterima di perguruan tinggi yang

mereka inginkan. Pembelajaran ditutup dengan doa yang dipimpin oleh guru

b. Bimbingan Belajar IPIEMS

Pengamatan pertama dilakukan dikelas III SD. Kegiatan Awal digunakan untuk berdoa,

menyapa siswa, memberikan motivasi dan bertanya pada siswa sampai sejauh mana materi

yang dipelajari disekolah. Siswa berasal dari sekolah yang berbeda-beda, materi yang

mereka dapat juga berbeda-beda. Guru menuliskan di whiteboard materi apa saja yang

sedang dipelajari siswa disekolah. Kegiatan inti, Guru menggabungkan materi-materi yang

diterima siswa disekolah kemudian dibahas bersama di kelas. Guru menyampaian materi

dengan ceramah dan tanya jawab. Guru memancing pemikiran siswa dengan pertanyaan-

pertanyan. Siswa aktif dikelas mereka berebut menjawab dengan mengacungkan telunjuk

tangannya. Guru memberikan soal dan siswa diberikan waktu 15 menit untuk mengerjakan

romawi I karena guru memperkirakan waktu tidak cukup. Pembahasan soal berlangsung 20

menit, dilakukan dengan guru mempersilahkan siswa membaca soal dan menjawab. Guru

menanyakan alasan dari jawaban yang diberikan siswa dan bagaimana cara

memperolehnya. Jika siswa menjawab salah, guru melempar jawabann ke siswa lain,

kemudian guru menjelaskan mengapa jawaban siswa tersebut bisa salah dan memberikan

cara pengerjaaan yang benar. Kegiatan akhir, waktu untuk mengerjakan soal romawi II tidak

cukup, Guru meminta siswa mengumpulkan lembar soal. Guru memberikan motivasi lagi

agar siswa belajar dirumah. Pembelajaran kemudian ditutup dengan doa.

Pengamatan kedua dilakukan di kelas VIII, Pembelajaran dimulai dengan salam,

mengabsen siswa kemudian guru menanyakan kesulitan dari materi yang sudah dipelajari

sebelumnya. Kegiatan inti, guru menjelaskan materi limas dan prisma dengan menggambar

diwhiteboard dan memancing pemikiran siswa dengan pertanyaan-pertanyaan.

Pembelajaran dilanjutkan ke latihan soal karena siswa sudah mengerti. Soal diberikan satu

persatu, satu soal diberikan dan dibahas kemudian dilanjutkan pemberian soal yang kedua

dan seterusnya. Siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya dalam menyelesaikan, jika

masih mengalami kesulitan mereka tanyakan kepada guru. Guru memberikan kesempatan

pada siswa untuk menuliskan hasil penyelesaian soal di whiteboard. Guru memberikan

reward berupa bolpoin bagi siswa yang benar dalam memberikan jawaban. Terdapat siswa

yang membawa soal ulangan dari sekolahnya, karena dia tidak bisa maka bertanya kepada

guru. Soal kemudian dibahas bersama. Guru lalu memberikan soal yang menyerupai soal

tersebut dan menyuruh siswa mengerjakan. Guru kemudian mengecek jawaban siswa dan

melakuakan pembahasan. Jawaban salah yang dikerjakan siswa diberikan pembetulan.

Kegiatan akhir, guru memberikan soal kepada siswa untuk dibawa pulang dan dipelajari di

rumah. Guru tidak mewajibakan siswa mengerjakan karena menyadari kesibukan siswa

dengan tugas disekolah dan tidak ingin membebani mereka. Guru mengulang kembali dan

memberikan penekanan materi. Guru juga memberitahukan apa yang akan dipelajari

pertemuan selanjutnya dan pembelajaran diakhiri dengan doa.

Pengamatan ketiga, dilakukakan di kelas XI IPA, Pembelajaran dimulai dengan

mengucap salam dan mengabsen siswa. Materi yang diberikan adalah materi yang sudah

diberikan 2 minggu yang lalu. Guru hanya mengulang untuk memperkuat pemahaman siswa.

Materi tersebut yaitu menentukan nilai maksimum dan minimum pada suatu interval.

Kegiatan inti, guru memberikan soal setelah siswa paham dengan materi. Soal diberikan satu

persatu, satu soal diberikan dan dibahas kemudian dilanjutkan pemberian soal yang kedua

Page 11: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

11

dan seterusnya. Guru berkeliling menghampiri bangku siswa untuk mengecek pekerjaan

mereka. Siswa menanyakan kesulitan mereka, guru menghampiri dan menjelaskan dibangku

mereka. Soal selesai dikerjakan, kemudian siswa ditunjuk maju untuk menuliskan

jawabannya. Jawaban siswa yang ditulis di whiteboard dicek oleh guru dan dilakukan

pembahasan. Soal yang tidak dapat dikerjakan siswa, diselesaikan oleh guru. Guru kemudian

membagi siswa kedalam dua kelompok, dengan setiap kelompok beranggotakan 3 siswa.

Siswa duduk berkelompok dan guru membagikan satu soal di setiap kelompok. Siswa

mengerjakan soal tersebut dengan kelompoknya dan guru berkeliling melihat pekerjaan

siswa dalam kelompok. Guru sebagai fasilitator memberikan bantuan kepada kelompok yang

mengalami kesulitan. Cara melaporkan hasil kerja kelompok yang sudah selesai dengan

menuliskan jawaban di whiteboard. Guru mengecek jawaban mereka kemudian melakukan

pembahasan. Kegiatan akhir digunakan siswa untuk mencatat hasil pekerjaan kelompok lain

yang ditulis di depan. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pertemuan

selanjutnya. Doa bersama dan salam tidak dilakukan untuk mengakhiri kegiatan.

c. Bimbingan Belajar SSC

Pengamatan pertama di lakukan di kelas VII SMP, pembelajaran dimulai dengan

mengabsen siswa, lalu membagikan lembar soal. Siswa kemudian mengerjakan soal yang

diberikan guru, dalam waktu 50 menit sebelum dilakukan pembahasan. Suasana kelas

menyenangkan ketika pembahasan soal berlangsung. Siswa saling berinteraksi, mereka aktif

bersaut-sautan menjawab pertanyaan guru meskipun pembahasan soal hanya dilakukan

oleh guru dengan menuliskan di whiteboard. Siswa yang tidak mengerti langkah

penyelesaian soal langsung bertanya dan guru menjelaskan. Dalam menjelaskan kembalipun

guru memikirkan waktu dan kondisi siswa dikelas. Bisa saja siswa yang sudah mengerti jelas

langkah penyelesaian akan merasa bosan dan jenuh jika harus diulang kembali. Kegiatan

akhir, guru memberikan motivasi untuk membangkitkan semangat belajar siswa dan

evaluasi dari apa yang dipelajari hari ini. Pembelajarn ditutup dengan doa bersama.

Pengamatan kedua, dilakukan di kelas VIII SMP, pembelajaran diawali dengan salam

kemudian guru menanyakan soal yang sudah dibahas pertemuan sebelumnya. Kegiatan Inti,

guru menambahkan 4 soal untuk dikerjakan. Semua materi sudah habis diberikan, jadi

pertemuan diisi dengan latihan soal. Guru menanyakan kesulitan siswa mengerjakan soal

kemudian menuntun dengan memberikan kisi-kisi langkah penyelesainnya. Guru berkeliling

ke bangku siswa untuk meneliti pekerjaan mereka. Siswa diberi kesempatan untuk maju

menuliskan jawabanya di whiteboard jika sudah selesai. Guru memberikan penekanan

rumus setelah melakukan pembahasan soal. Kegiatan akhir, guru memberikan 2 soal untuk

dikerjakan dirumah dan menunjuk 2 siswa untuk mengerjakan ke depan pada pertemuan

berikutnya. Guru tidak memberikan evaluasi diakhir pelajaran, tapi dari penjelasan setiap

soal guru sudah memberikan penguatan.

Pengamatan ketiga, dilakukan di kelas IV, pembelajaran diawali doa kemudian guru

membagikan lembar soal berisi 30 nomer untuk dikerjakan siswa. Materi sudah selesai

dibahas semua, jadi pertemuan diisi latihan soal. Kegiatan inti, Siswa mengerjakan latihan

soal yang diberikan guru. Guru menanyakan kesulitan yang dialami siswa dengan

menghampiri siswa. Ada siswa lain yang menunjukkan jari, bertanya mengenai soal yang

dianggap sulit. Siswa kemudian disuruh maju membawa kertas soal kemeja guru, untuk

dijelaskan. Penjelasan soal dari pertanyaan siswa tidak dilakukan secara terbuka, jadi siswa

lain tidak tahu apa yang ditanyakan siswa tersebut. Setelah soal selesai dikerjakan guru

Page 12: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

12

menyuruh siswa menukarkan lembar jawaban dengan teman sebelahnya untuk dikoreksi.

Guru membagi 30 soal dengan jumlah siswa, jadi setiap siswa mendapat 5 soal untuk

dipertanggungjawabkannya. Caranya dengan siswa membaca soal dan menjelaskan langkah

penyelesaian secara singkat. Siswa menghitung jumlah kesalahan lembar jawaban siswa

lainnya yang diteliti. Lembar jawaban lalu diserahkan kepada guru untuk dinilai. Lembar

jawaban kembali diberikan siswa, untuh dipelajari dirumah. Kegiatan akhir, guru

memberikan hukuman bagi siswa yang nilainya terendah yaitu menghapus whiteboard. Guru

memberitahukan bahan latihan soal pada pertemuan selanjutnya yaitu materi bilangan

romawi. Pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.

2. Hasil wawancara

a. Guru dan siswa di PRIMAGAMA

Guru dalam pelaksanaan pembelajaran hanya menjelaskan pokok-pokok penting

materi secara singkat. Pembelajaran berpusat pada guru, karena waktu pembelajaran

terbatas. Guru tidak menyediakan alat peraga dan menggunakan media pembelajaran

elektonik. Whiteboard yang sering digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar.

Diskusi, kerja kelompok, praktik membuat dan menghasilkan sesuatu tidak pernah

dilakukan. Tanya jawab pun jarang dilakukan. Demonstrasi dilakukan jika kebetulan ada

benda yang bentuknya menyerupai materi yang sedang diajarakan. Soal diberikan setelah

materi selesai diberikan. Pertemuan lebih sering dilakukan dengan mengerjakan latihan-

latihan soal. Jawaban soal dicocokkan bersama dengan lisan. Soal yang sulit dan tidak dapat

diselesaikan oleh siswa, dibahas oleh guru. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk maju

menuliskan jawabannya. Kesimpulan dari materi yang dipelajari terkadang diberikan jika

ingat. Terdapat perbedaan mengajar ketika siswa akan menghadapi ujian/tes. Pertemuan

lebih banyak diisi dengan latihan soal jika siswa akan menghadapi ujian/tes. Kegiatan akhir

jarang memberikan kesimpulan dan ringkasan dari garis besar materi yang sudah dipelajari.

Sebagai penutup kegiatan pembelajaran dilakukan doa bersama.

b. Guru dan siswa di IPIEMS

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, pembelajaran diawali bertanya pada

siswa sejauh mana materi yang diajarkan di sekolah. Materi yang berbeda-beda tersebut

digabungkan dengan materi yang diajarkan di bimbel. Apersepsi diberikan diawal pelajaran,

dan menyakakan kesulitan materi sebelumnya. Guru memberikan game-game untuk

membangkitkan semangat belajar siswa. Game diberikan secara kelompok dan individu.

Guru juga menanyakan pekerjaan rumah, jika ada dibahas bersama-sama. Kegiatan inti,

materi diberikan dengan ceramah dan tanya jawab dengan siswa, Guru tidak memberikan

kesempatan siswa berdiskusi dengan temannya karena waktu habis, diskusi dilakukan secara

personal antara siswa dan guru. Dalam mengerjakan soal, guru berkeliling menghampiri

siswa satu persatu mengecek dan menanyakan kesulitan mereka. Jika ada siswa yang belum

mengerti mereka bertanya. Jika waktu tidak memungkinkan dijelaskan diakhir pertemuan

karena dapat mengganggu siswa lain. Pada materi tertentu guru mengelompokan siswa

untuk membuat sesuatu. Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya. Cara melaporakan

hasil pekerjannya dengan menjawab pertanyaan yang dilempar oleh guru dan dilakukan

pembahasan bersama yang kemudian diambil kesimpulan. Pembahasan soal dilakukan

dengan menyuruh siswa maju kedepan kelas menulisakan jawabannya dan menjelasakan

bagaimana cara memperolehnya. Terdapat perbedaan mengajar ketika siswa akan

Page 13: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

13

menghadapi ujian/tes. Pertemuan lebih banyak diisi dengan latihan soal jika siswa akan

menghadapi ujian/tes. Evaluasi diberikan diakhir pertemuan untuk mengetahui kemampuan

siswa sejauh mana.

c. Guru dan siswa di SSC

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, awal pembelajaran dimulai pemberian salam

terlebih dahulu. Motivasi dan apersepsi jarang diberikan kepada siswa. Materi yang

diberikan dengan cara lisan dan mencatatkan di whiteboard hal-hal yang pokok. Siswa

kemudian menyalin catatan tersebut. Lamanya pemberian materi tergantung dari kesulitan

materi dan daya tangkap siswa. Diskusi dilakukan guru jika materi yang diberikan mudah.

alat peraga maupun media pembelajaran tidak digunakan. Guru biasanya mencontohkan

benda konkret yang ada disekitar siswa dan menggambarkan di whiteboard, agar

pemahaman siswa tidak abstrak. Guru mengalokasikan waktu dengan baik antara

pemberian materi dan latihan soal. Pekerjaan rumah diberikan jika ada soal yang belum

selesai dikerjakan dan jika ingin. Terdapat perbedaan mengajar ketika siswa akan

menghadapi ujian/tes. Pertemuan lebih banyak diisi dengan latihan soal jika siswa akan

menghadapi ujian/tes. Evaluasi dilakukan dengan menarik kesimpulan dari materi yang

sudah dipelajari.

3. Pembahasan

Hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1

Kegiatan Pembelajaran di Bimbel

Tempat

Bimbel

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir

PRIMAGAM

A

Guru memberikan salam dan berdoa bersama. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran. Motivasi diberikan berupa pengalaman guru. Apersepsi jarang diberikan. Guru menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Guru memberikan soal. Pembahasan soal dilakukan oleh guru. Siswa hanya duduk memperhatikan dan mencatat. Peran siswa tidak aktif. Alat peraga tidak digunakan. Media pembelajaran hanya menggunakan whiteboard. Pertemuan diisi dengan memperbanyak latihan soal jika siswa akan menghadapi ujian/tes.

Guru memberikan pekerjaan rumah. Rangkuman dan kesimpulan diberikan guru jika ingat.

IPIEMS Guru memberikan salam dan berdoa bersama. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran. Guru memberikan apersepsi. Motivasi diberikan berupa permainan dan cerita.

Guru memberikan materi. Tanya jawab dilakukan guru dengan siswa untuk mengasah kemampuan. Siswa dikelompokkan untuk kegiatan.. Pembahasan soal dilakukan oleh siswa dengan maju menuliskan jawabannya di whiteboard jika waktu mencukupi. Jiak waktu terbatas, guru yang melakukan pembahasan soal. Pada materi tertentu, alat peraga digunakan. Media pembelajaran

Guru memberikan reward bagi siswa yang aktif dan yang menjawab pertanyaan dengan benar. Guru memberikan rangkuman dan kesimpulan.

Page 14: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

14

menggunakan whiteboarddan LCD. Pertemuan diisi dengan memperbanyak latihan soal jika siswa akan menghadapi ujian/tes.

SSC Guru memberi salam dan berdoa bersama. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran. Guru memberikan motivasi dan apersepsi jarang diberikan.

Guru memberikan materi, dilanjutkan pemberian contoh soal kemudian latihan soal. Pembahasan soal dilakukan oleh siswa dengan maju menuliskan jawabannya di whiteboard jika waktu mencukupi. Jika waktu terbatas, guru yang melakukan pembahasan soal.. Pembelajaran tidak menggunakan alat peraga. Media pembelajarn menggunakan whiteboard. Pertemuan diisi dengan memperbanyak latihn soal jika siswa akan menghadapi ujian/tes.

Guru memberikan pekerjaan rumah. Rangkuman dan kesimpulan kadang diberikan guru jika ingat.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan, peneliti dapat

menentukan metode yang digunakan pada bimbel tersebut dalam pelaksanaan proses

pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung di bimbel menyesuaikan kondisi di sekolah.

Setiap bimbel mempunyai kalender akademik sendiri dimana kalender tersebut mengatur

jadwal pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran ketika siswa masuk ajaran baru berbeda

dengan ketika siswa akan menghadapi ujian/tes.

Bimbingan belajar PRIMAGAMA menggunakan metode driil dan metode pemberian

tugas. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan Guru menyakan tugas pada

pertemuan sebelumnya. Tugas tersebut dibahas dikelas oleh guru dan siswa memperhatikan

kemudian mencatat. Guru lalu memberikan soal-soal latihan untuk di kerjakan siswa. Selama

latihan berlangsung, guru memantau secara langsung hasil pekerjaan siswa. Guru mengecek

hasil pekerjaan tiap siswa, sehingga guru bisa mengetahui di bagian-bagian mana saja siswa

mengalami kesulitan. Setelah guru mengetahui di mana letak kesulitan siswa, guru

memberikan penjelasan kembali dan menambah kuantitas latihan soal-soal. Diakhir

pembelajaran guru memberikan pekerjaan rumahuntuk memperdalam penguasaan

terhadap materi.

Bimbingan belajar IPIEMS menggunakan metode tanya jawab, kerja kelompok dan

driil. Metode kerja kelompok digunakan pada materi tertentu yang membutuhkan

partisipasi siswa untuk mengerjakan soal atau praktik membuat sesuatu. Langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan

motivasi, dan memberikan apersepsi. Jika waktu mencukupi dan materi sesuai, terkadang

siswa dibagi ke dalam kelompok untuk bekerjasama dengan temannya. Peran guru

berkeliling dan menjadi fasilitator. Kegiatan akhir yaitu siswa melaporkan hasil kerja

kelompok dan guru membantu memberikan kesimpulan. Pembelajaran IPIEMS juga sesuai

dengan metode tanya jawab. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi

pelajaran. Memberi penguatan pada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru.

Siswa yang tidak dapat menjawab, pertanyaan dialihkan ke siswa lain. Jika tidak ada siswa

yang menjawab, guru yang menjawab dan memberikan penjelasan. Setiap pokok bahasan

yang selesai dipertanyakan, guru meminta siswa untuk membuat kesimpulannya. Kegiatan

Page 15: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

15

akhir, meminta siswa merangkum isi pelajaran yang dilaksanakan melalui tanya jawab.

Metode driil digunakan jika materi sudah selesai dipelajari dan ketika siswa akan

menghadapi ujian/tes. Pertemuan diperbanyak dengan mengerjakan latihan soal. Kegitan

akhir yaitu siswa harus mengumpulkan hasil latihan-latihan soal yang telah dikerjakan,

sehingga guru dapat mengecek pada bagian mana saja siswa mengalami kesulitan dan guru

bisa membahasnya kembali pada pertemuan selanjutnya.

Bimbingan belajar SSC menggunakan metode driil dan pemberian tugas. Langkah-

langkah pembelajaran yang dilakukan guru menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya.

Tugas tersebut dibahas bersama dan siswa memperhatikan kemudian mencatat. Guru lalu

memberikan soal-soal latihan untuk di kerjakan siswa. Latihan diberikan langsung, dimulai

dari yang sederhana kemudian ke taraf yang lebih kompleks. Selama latihan berlangsung,

guru memantau secara langsung hasil pekerjaan siswa. Guru mengecek hasil pekerjaan tiap

siswa, sehingga guru bisa mengetahui di bagian-bagian mana saja siswa mengalami

kesulitan. Setelah guru mengetahui di mana letak kesulitan siswa, guru memberikan

penjelasan kembali tentang materi yang dianggap sulit oleh siswa serta menambah

kuantitas latihan soal-soal. Diakhir pembelajaran guru memberikan pekerjaan rumahuntuk

memperdalam atau menambah penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat diambil kesimpulan. Setiap bimbel mempunyai

kalender akademik dimana pembelajaran yang berlangsung disesuaikan dengan kondisi, situasi dan

waktu di sekolah. Ini sangat mempengaruhi dimana guru akan menggunakan metode. Metode yang

digunakan ketika siswa baru memasuki ajaran baru berbeda dengan pembelajaran ketika menghadapi

ujian. Pembelajaran yang dilaksanakan di PRIMAGAMA menggunakan metode driil dan pemberian

tugas, partisipasi guru lebih dominan karena mempertimbangkan waktu akan terbuang sia-sia.

Pekerjaan rumah diberikan sebagai pelengkap untuk memperdalam penguasaan materi yang telah

dimiliki siswa. Bimbingan belajar IPIEMS menerapkan metode tanya jawab, metode kerja kelompok

dan metode driil, peran siswa sangat aktif karena guru mengembangkan ide dan memacu pemikiran

kritis siswa. Bimbingan belajar SSC menggunakan metode driil dan pemberian tugas dalam

pelaksanaan pembelajaran. Berbeda dengan PRIMAGAMA, di SSC siswa lebih aktif karena tidak hanya

duduk memperhatikan dan mencatat saja. Bimbingan belajar PRIMAGAMA, IPIEMS dan SSC

mempunyai kesamaan yaitu sama-sama menggunakan metode driil dalam pelaksanaan pembelajaran.

Daftar Pustaka

Afriani, Silvia. 2011. Perbedaan Prestasi Belajar Matematika yang Diajardengan Metode Ekspositori dan Discovery (Penemuan Terbimbing) pada Materi Trigonometri Kelas X di SMA Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga. Tesis. Salatiga : Universitas Kristen satya Wacana.

Djamarah, Syaiful Bahri & Zai, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Indonesia. 2005. UUD 45 Setelah Perubahan dan UU RI tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Dilengkapi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Semarang : Duta Nusindo.

Mardhiyah, Laila. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar siswa kelas V pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di SDN Purworejo Kec. Suruh Kab.

Page 16: Metode Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1864/2/T1_202008021_Full... · Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan

16

Semarang Semester I Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana.

Purwanto, Ngalim. 1995. Ilmu Pendidikan : teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Pusat Bahasa (Indonesia). 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Roijakkers, Ad. 1991. Mengajar dengan Sukses:Petunjuk Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran. Jakarta : Grasindo.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Santosa, Totok. 1986. Bimbingan Belajar di Sekolah Menengah. Salatiga : PPB-FKIP Satya Wacana.

Sudirman. 2011. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Tentang Operasi Penguranagn Bilangan Bulat Menggunakan Metode Demonstrasi Tutor Sebaya (Siswa Kelas IV SDN 2 Cikawung, Pekuncen Banyumas Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Mata Padi Presindo.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah : konsep,prinsip dan instrumen. 2006. Bandung : Refika Aditama.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Yamin, Martinis. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Gaung Persada Pers.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=strategi+pembelajaran&source=web&cd=2&ved=0CCUQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.teknologipendidikan.net%2Fwp-content%2Fuploads%2F2009%2F10%2F14-KODE-03-B5-Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya.pdf&ei=6fWET4XhG6fImQXJk6TkBw&usg=AFQjCNGqMOzwoKSXX0GntGFCDDlT__gN6g&cad=rja. 2 Mei 2012

http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran. Diunduh 2 Mei 2012