metode pelaksana

6
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JEMBATAN 1. Mobilisasi Untuk pembangunan jembatan diperlukan mobilisasi alat-alat berat dan material sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi jembatan dilakukan. 2. Pembersihan Lokasi pembesihan lokasi pekerjaan dilakukan dengan menggunakan alat berat. 3. Pengalihan Sungai Pengalihan sungai dilakukan agar dalam pekerjaan pondasi berupa pemancangan tiang pancang tidak terganggu oleh air. Tapi dalam pengerjaannya sungai dialihkan ke sebelah kiri, atau dengan kata lain mempersempit sungai, sehingga pemancangan pondasi untuk abutment sebelah kanan dan pier dapat dilakukan. Jadi dalam pengerjaan konstruksi jembatan ini saya membagi jembatan dalam dua bagian yaitu kiri dan kanan, sehingga sungai bisa dialihkan kesalah satu bagian sehingga bagian yang lainnya dapat dikerjakan terlebih dahulu. Dalam metode pengerjaan ini pondasi jembatan sebelah kanan dan pier dikerjakan terlebih dahulu. 4. Galian Pekerjaan galian dilakukan setelah sungai dialihkan, sehingga pondasi dapat dipancang untuk bagian jembatan sebelah kanan dan untuk pondasi pier. Pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan alat berat sehingga dapat mempercepat proses penggalian. 5. Pemancangan Pondasi abutment kanan dan pier Pemancangan pondasi untuk abutment kanan dan pier dilakukan secara bersamaan untuk mempercepat proses pekerjaan konstruksi jembatan. Tiang pancang dapat dipancang dengan setiap jenis palu, asalkan tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada ke dalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan.Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, makagalian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian di luar batas-batas yang ditunjukkan dalam Gambar.Kepala tiang

Upload: hardiyanti-sarika-ballwell

Post on 06-Dec-2015

370 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

metode

TRANSCRIPT

Page 1: METODE PELAKSANA

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JEMBATAN

1. MobilisasiUntuk pembangunan jembatan diperlukan mobilisasi alat-alat berat dan material

sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi jembatan dilakukan.

2. Pembersihan Lokasi pembesihan lokasi pekerjaan dilakukan dengan menggunakan alat berat.

3. Pengalihan Sungai Pengalihan sungai dilakukan agar dalam pekerjaan pondasi berupa pemancangan tiang pancang tidak terganggu oleh air. Tapi dalam pengerjaannya sungai dialihkan ke sebelah kiri, atau dengan kata lain mempersempit sungai, sehingga pemancangan pondasi untuk abutment sebelah kanan dan pier dapat dilakukan.

Jadi dalam pengerjaan konstruksi jembatan ini saya membagi jembatan dalam dua bagian yaitu kiri dan kanan, sehingga sungai bisa dialihkan kesalah satu bagian sehingga bagian yang lainnya dapat dikerjakan terlebih dahulu. Dalam metode pengerjaan ini pondasi jembatan sebelah kanan dan pier dikerjakan terlebih dahulu.

4. Galian Pekerjaan galian dilakukan setelah sungai dialihkan, sehingga pondasi dapat dipancang untuk bagian jembatan sebelah kanan dan untuk pondasi pier. Pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan alat berat sehingga dapat mempercepat proses penggalian.

5. Pemancangan Pondasi abutment kanan dan pier Pemancangan pondasi untuk abutment kanan dan pier dilakukan secara bersamaan untuk mempercepat proses pekerjaan konstruksi jembatan. Tiang pancang dapat dipancang dengan setiap jenis palu, asalkan tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada ke dalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan.Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, makagalian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian di luar batas-batas yang ditunjukkan dalam Gambar.Kepala tiang pancang baja harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel dan kepalatiang kayu harus dilindungi dengan cincin besi tempa atau besi non-magnetik. Palu, topi baja, bantalan topi, katrol dan tiang pancang harus mempunyai sumbu yang sama dan harus terletak dengan tepat satu di atas lainnya. Tiang pancang termasuk tiang pancang miring harus dipancang secara sentris dan diarahkan dan dijaga dalam posisi yang tepat.

6. Pembuatan abutment kanan dan pierProses pengerjaan abutment dan pier langkah-langkahnya yaitu :a. Pembesian Beton.

Pada saat besi diambil dari pabrik maka akan disertai sertifikat tes pabrik sehingga dapat diketahui kekuatan tarik besi.Apabila tidak ada tes dari pabrik,maka tes dilakukan di laboratorium .Penempatan besi di lapangan ditata sedemikian rupa sesuai dengan diameter dan potongan,sehingga memudahkan pengecekan dan pengambilan pada saat akan dipasang.Pemotongan besi digunakan bar-cutter dan pembengkokan dilaksanakan dengan bar- bender.

b. Pembesian Pile Cap.

Page 2: METODE PELAKSANA

Urutan pelaksanaan pembesian Pile Cap adalah sebagai berikut : Kebutuhan panjang dan diameter besi rencana diukur. Semua besi yang telah diukur diberi tanda Besi dipotong sesuai dengan kebutuhan. Masing-masing jenis pemotongan dikelompokkan, diikat dan diberi tanda. Dibuat denah pembantu dengan kayu hingga diperoleh jarak antara besi pada lokasi

pekerjaan. Penulangan dimulai dari arah tepi pada jarak yang telah ditentukan. Tulangan pokok diikat dan dibagi dengan kawat pengikat. Beton decking dipasang dengan ketebalan sesuai rencana.

c. Pekerjaan Bekisting.Untuk cetakan beton pada abutmen digunakan multipleks diperkuat kayu kayu stut,agar memudahkan pembongkaran bekisting dan juga untuk menjaga permukaan beton maka permukaan bekisting dilapisi dengan minyak bekisting.

d. Pekerjaan Cor betonUrutan pelaksanaan cor beton antara lain :

Pengukuran / check posisi dan marking / tanda As kolom serta dimensinya. Membuat sepatu kolom. Memasang besi struktur kolom. Chek-list pembesian kolom,bersama direksi / pengawas. Memasang panel bekisting dan perkuatan yang diperlukan. Chek list bersama dengan pihak terkait terhadap posisi,dimensi serta kekokohan

bekisting. Memasang perancah untuk alat bantu kerja. Menyiapkan beton Ready Mix. Pelaksanaan cor beton.

7. Plat injak kananPembuatan plat injak dilakukan setelah pembesian badan abutment yang kemudian

dilakukan pembesian plat injak lalu kemudian dilakukan pekerjaan cor beton.

8. Pengalihan sungai ke 2Pengalihan sungai ini dilakukan kesebelah kanan untuk pengerjaan pondasi dan abutment

sebelah kiri

9. Pemancangan pondasi abutment kiriPemancangan pondasi kiri sama dengan yang pada pondasi pier dan pondasi abutment

kanan.

10. Pembuatan Abutment kiriPengerjaan abutment kiri sama dengan yang dilakukan pada pengerjaan abutment kanan dan

pier.

11. Plat injak kiriPekerjaan plat injak untuk jembatan bagian kiri sama dengan pembuatan plat injak jembatan

sebelah kanan.

12. ElastomerPekerjaan elastomer dilakukan setelah pekerjaan abutment dan pier selesai.

13. Tembok sayap, Timbunan oprit, Pasangan batu, LPB & LPA

Page 3: METODE PELAKSANA

Pekerjaan tembok sayap, timbunan oprit, LPB & LPA dilakukan secara bertahap. Dimana pekerjaan timbunan terlebih dahulu dikerjakan, setelah itu kemudian dilakukan penimbunan dibelakang tembok sayap. Selanjutnya dilakukan perletakan pasangan batu, kemudiian menyusul pekerjaan LPB dan terakhir pekerjaan LPA. 5 pekerjaan tersebut dilakukan secara bersamaan pada jembatan kanan dan jembatan kiri. Pekerjaan ini dilakukan dengan alat berat yaitu untuk timbunan digunakan excavator , dan untup perataan LPB & LPA menggunakan bulldozer kemudian diikuti dengan pemadatan dengan menggunakan tandem roller.

14. Pemasangan Balok induk , balok Diafragma & Gelagar memanjangPemasangan balok induk , balok diafragma & gelagar memanjang jembatan dilakukan dengan

system perancah (Falsework) Pada metode ini, balok jembatan di cor (cast in situ) atau di pasang (precast) diatas landasan yang didukung sepenuhnya oleh sistem perancah kemudian setelah selesai perancah dibongkar. Urutan Metode Perancah pada Jembatan (Bridge) antara lain:

Melakukan pekerjaan persiapan.

Tanah disekitar perancah diratakan dan dipadatkan.

Membuat bantalan beton untuk tempat berdirinya perancah sekaligus untuk penyesuaian tinggi perancah.

Mendirikan Steel Scaffolding sesuai dengan gambar rencana, dengan memperhatikan:

Penggunaan adjustable elevasi pada jack base dan U-head jack secukupnya.

Jarak tiap scaffolding.

Joint pin antar frame scaffolding harus bertumpu merata.

Bracing pipa dipasang pada dua arah.

Membuat flat deck yang cukup kuat untuk meletakkan form-work.

15. Plat lantaiPekerjaan plat lantai jembatan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: tahap

persiapan, pembesian lantai, dan pengecoran plat lantai. Pekerjaan persipan dimulai dari penyiapan material besi di stockyard untuk selanjutnya potongan besi dibawa ke lokasi pembesian dengan menggunakan truk. Besi yang sudah difabrikasi di gudang diletakkan atau ditata berdasarkan tipe yang ada pada . Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses pemasangan tulangan. Untuk menghindari adanya karat akibat angin dan air laut, besi ditutup dengan menggunakan terpal. Selain itu disiapkan scupper juga dan pipa PVC. Untuk mengetahui posisi dan elevasi pembesian, dilakukan pengukuran, dengan menggunakan teodolit dan waterpass. Yang pertama dipasang adalah tulangan dalam arah lebar jembatan kemudian dalam arah memanjang. Selanjutnya adalah pembesian pembatas jembatan pada bagian tepi. Sebagai proses terakhir pembesian dilakukan pemasangan dudukan untuk kanal dan baja WF yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan pengecoran dan menghindarkan terinjaknya tulangan pada saat pengecoran. Persiapan terakhir sebelum dilakukan pengecoran adalah pembersihan lokasi pembesian dari

Page 4: METODE PELAKSANA

kotoran berupa sisa-sisa kawat bendrat maupun kotoran lain yang dapat mengganggu pada saat pengecoran.

16. Pekerjaan pengaspalan (HRS – WC)Setelah selesai penghamparan material untuk lapisan pondasi bawah baru dilakukan

proses selanjutnya adalah penghamparan asphalt  yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu hingga mencair. Untuk menghamparkan asphalt digunakan alat asphalt finisher. Setelah asphalt berhasil dilemparkan dengan elevasi jalan raya yang telah diukur mengunakan theodolit sesuai pekerjaan perencanaan selanjutnya adalah pemadatan dengan buldozer hingga memenuhi kepadatan dan elevasi yang direncanakan. Pekerjaan selanjutnya adalah finishing pemadatan  dan perataan jalan raya dengan alat peneumatic roller.Keterangan: Perkerasan jalan raya dibuat berlapis-lapis seperti kue lapis, dengan tujuan untuk dapat menerima beban dan menyebarkan beban serta meneruskan beban kebawahnya. Biasanya material yang dipakai untuk perkerasan lapisan jalan raya adalah semakin kebawah semakin berkurang kwalitasnya. Karena lapisan yang ada dibawahnya semakin sedikit menerima beban. Lapisan tersebut dapat dilihat seperti yang ada dibawah ini.

17. DemobilisasiDemobilisasi yaitu proses pengeluaran seluruh peralatan milik kontraktor dikeluarkan dari dalam lokasi pekerjaan. Demobilisasi akan dianggap selesai jika seluruh peralatan, bahan, personil, atau lainnya milik kontraktor telah dikeluarkan dari lokasi pekerjan, dan persyaratan – persyaratan penyelesaian pekerjaan sebagaimana diatur dalam kontrak telah terpenuhi.Demobilisasi mencakup penyiapan pengajuan yang diperlukan sebelum pengakhiran pekerjaan.