metode interaksional
DESCRIPTION
Metode InteraksionalTRANSCRIPT
![Page 1: Metode Interaksional](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf93d1550346f57b9e7583/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
![Page 2: Metode Interaksional](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf93d1550346f57b9e7583/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Interaksional Pembelajaran Aqidah Akhlak dan
Fiqih
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
menglimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.1
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang
dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah
psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta
mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru
adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah
performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan
kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian
guru harus menerapkan metode pembelajaranyang sesuai dengan karakteristik
peserta didiknya.
Metode interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun
1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para
komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah yaitu dari
pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses
melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung.2
Metode interaksional berlawanan dengan metode stimulus-respon (S-R)
dan beberapa metode linier lainnya. Metode interaksional menganggap
manusia jauh lebih aktif. Kualitas simbolik secara implisit terkandung dalam
istilah “interaksional”, sehingga metode interaksional berbeda dengan
interaksi biasa yang ditandai dengan pertukaran stimulus-respon. Metode ini
merujuk pada metode komunikasi yang dikembangkan oleh para ilmuwan
sosial yang menggunakan perspektif simbolik, tokoh utamanya George
1 Roestiyah NK, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, hal. 22 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007.
![Page 3: Metode Interaksional](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf93d1550346f57b9e7583/html5/thumbnails/3.jpg)
Herbert. Metode interaksional sebenarnya sulit untuk digambarkan dalam
metode diagramatik, karena karakternya yang kualitatif, nonsistemik, dan
nonlinier. Metode yang lebih sesuai untuk melukiskan metode ini adalah
metode verbal. Beberapa konsep penting yang digunakan dalam metode ini
yaitu diri (self), diri yang lain (other), simbol, makna, penafsiran, dan
tindakan.
Blummer mengemukakan tiga premis yang menjadi dasar metode ini
yaitu :
1. Manusia bertindak berdasarkan makna yang diberikan individu terhadap
lingkungan sosialnya (simbol verbal, nonverbal, lingkungan fisik)
2. Makna berhubungan langsung dengan interaksi sosial yang dilakukan
individu dengan lingkungan sosialnya
3. Makna diciptakan, dipertahankan, dan diubah lewat proses penafsiran
yang dilakukan individu dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya
Jadi interaksilah yang dianggap variabel penting yang menentukan
prilaku manusia, bukan struktur masyarakat. Struktur itu sendiri tercipta dan
berubah karena interaksi manusia.
Para peserta komunikasi menurut metode interaksional adalah orang-
orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial,
tepatnya melalui pengambilan peran orang lain (role taking). Diri (self)
berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan lingkungan
terdekatnya seperti keluarga (significant others) dalam suatu tahap yang
disebut tahap permainan (play stage) dan terus berlanjut hingga ke lingkungan
luas (generalized others) dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan
(game stage).
Jadi, metode interaksional memandang hubungan interpersonal
sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif
dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling
tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua
sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan
kesatuan. Bila ekuilibrium dari sistem terganggu, segera akan diambil
![Page 4: Metode Interaksional](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf93d1550346f57b9e7583/html5/thumbnails/4.jpg)
tindakannya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama,
metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.
Contoh dalam metode interaksional ini yaitu ketika dua orang dengan
budaya yang berbeda saling berkenalan. Dalam perkenalan tersebut kedua
komunikator pasti akan berinteraksi dengan menanyakan nama, alamat, nomor
telepon ataupun yang lain. Jika dalam obrolan itu mereka sudah menemui titik
klop, seperti tokoh idola mereka yang sama, pasti mereka berdua lebih
membuka diri dalam membicarakan tentang dirinya dan juga tokoh idolanya
tersebut, sehingga proses interaksi mereka dapat menyatu dan saling
memberikan timbal balik (feedback). Dalam konteks ini komunikasi
berlangsung secara efektif.
B. Macam-macam Metode Interaksional Pembelajaran Aqidah Akhlak dan
Fiqih
1. Metode Ceramah
a. Pengertian Metode Ceramah
Yang dimaksud metode ceramah adalah cara menyampaikan
sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau
khalayak ramai.
Adapun menurut M. Basyiruddin Usman yang dimaksud dengan
metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah
lazim disampaikan oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai
suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru bilamana
diperlukan.3 Pengertian senada juga diungkapkan oleh Mahfuz
Sholahuddin bahwa metode ceramah adalah suatucara penyampaian bahan
pelajaran secara lisan oleh guru di depan kelas atau kelompok.4 Sedangkan
dalamKamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan yang dimaksud dengan
metode ceramah adalah cara belajar mengajar yangmenekankan pada
3 M. Basyarudin Usman, Metodologi Pembelajaran PAI, Pustaka Setia, Bandung, 2010, hal. 112
4 Mahfuz Sholahuddin, dkk. 1986. Metodologi Pendidikan Islam. Surabaya: PT. Bina Ilmu, hal. 76
![Page 5: Metode Interaksional](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf93d1550346f57b9e7583/html5/thumbnails/5.jpg)
pemberitahuan satu arah dari pengajar kepada pelajar (pengajaraktif,
pelajar pasif).
Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa
yang dimaksud dengan metode ceramah adalah cara penyampaian bahan
pelajaran kepadasiswa secara lisan. Adapun gambaran penggunaan metode
ini dikemukakan Zakiyah Daradjat dalam bukunya Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam bahwa dalam metode ceramah ini murid duduk,
melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan
guru itu adalah benar, murid mengutip iktisar ceramah semampu murid itu
sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru
yang bersangkutan.5
Sejak zaman Rasulullah metode ceramah merupakan cara yang
paling awal yang dilakukan Rasulullah saw dalam penyampaian wahyu
kepada umat. Karakteristik yang menonjol dari metode ceramah adalah
peranan guru tampak lebihdominan. Sementara siswa lebih banyak pasif
dan menerima apa yang disampaikan oleh guru. Dalam sebuah hadits,
Nabi Muhammad saw bersabda: Yang Artinya: .Sampaikanlah dariku
walaupun satu ayat..
Menurut M. Basyiruddin Usman, metode ceramah layak digunakan
guru dimuka kelas apabila:
a) Pesan yang akan disampaikan berupa fakta atau informasi;
b) Jumlah siswanya terlalu banyak;
c) Guru adalah seorang pembicara yang baik, berwibawa dan dapat
merangsang siswa.
b. Kelebihan Metode Ceramah
1) Suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan
aktivitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus
secara komfrehensif.
5 Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hal. 125
![Page 6: Metode Interaksional](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf93d1550346f57b9e7583/html5/thumbnails/6.jpg)
2) Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama,
dengan waktu yang singkat murid dapat menerima pelajaran sekaligus
secara bersamaan.
3) Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang
sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.
4) Melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik
sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah
dengan cepat dan tepat.
5) Dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam belajar.
6) Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak
sedangkan waktu terbatas maka dapat dibicarakan pokok-pokok
permasalahannya saja, sedangkan bila waktu masih panjang, dapat
dijelaskan lebih mendetail.6
c. Kelemahan Metode Ceramah
1) Interaksi cenderung bersifat centered (berpusat pada guru).
2) Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah
menguasai bahan ceramah.
3) Mungkin saja siswa memperoleh konsep-konsep lain yang berbeda
dengan apa yang dimaksudkan guru.
4) Siswa kurang menangkap apa yang dimaksudkan oleh guru, jika
ceramah berisi istilah-istilah yang kurang/tidak dimengerti oleh siswa
dan akhirnya mengarah kepada verbalisme.
5) Tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan
masalah. Karena siswa hanya diarahkan untuk mengikuti fikiran guru.
6) Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
kecakapan dan kesempatan mengeluarkan pendapat.
7) Guru lebih aktif sedangkan murid bersikap pasif.
6 Mahfuz, Op. Cit., hal. 77
![Page 7: Metode Interaksional](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf93d1550346f57b9e7583/html5/thumbnails/7.jpg)
8) Bila guru menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam waktu
yang terbatas, menimbulkan kesan pemompaan atau pemaksaan
terhadap kempuan penerimaan siswa.
9) Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, kerena guru
kurang memperhatikan faktor-faktor psikologis siswa, sehingga bahan
yang dijelaskan menjadi kabur.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut seorang guru
harus mengusahakan hal-hal sebagai berikut:
a) Untuk menghilangkan kesalahpahaman siswa terhadap materi yang
diberikan, hendaknya diberi penjelasan beserta keterangan-keterangan,
gerak-gerik, dan contoh yang memadai dan bila perlu hendaknya
menggunakan media yang refresentatif.
b) Selingilah metode ceramah dengan metode lainnya untuk
menghilangkan kebosanan peserta didik.
c) Susunlah ceramah secara sistematis.
d) Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan secara jelas, dapat
membantu siswa yang kurang atau lambat kemampuan dan daya
tangkapnya.
e) Carilah umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung.
2. Metode Diskusi
a. Pengertian Metode Diskusi
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan metode diskusi adalah .Cara belajar atau mengajar yang
melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid
sebagai peserta diskusi. Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran
dapat dikatakan berdiskusi. Menurut Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S.
diskusi pada dasarnyaadalah.Suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan
terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk
mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama
mengenai suatu masalah. Sedangkan menurut Zuhairini yang diaksud
![Page 8: Metode Interaksional](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf93d1550346f57b9e7583/html5/thumbnails/8.jpg)
metode diskusi ialah suatu metode didalam mempelajaribahan atau
menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehinggaberakibat
menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.
Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa
yang dimaksud dengan metode diskusi ialah suatu cara penyampaian
materi pelajaran dengan jalan bertukarpikiran atau mendiskusikannya, baik
antara guru dengan siswa ataupun sesama siswa.
Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk merangsang
murid berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai
persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh
suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu
pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik (alternatif terbaik).
Dari beberapa jawaban atau jalan keluar yang ada bagaimana
mendapatkan jawaban yang paling tepat untuk mendekati kebenaran sesuai
dengan ilmu yang ada pada kita. Jadi, metode diskusi tidak hanya
percakapan atau debat, melainkan carauntuk mendapatkan jawaban dari
permasalahan yang dihadapi.
b. Kelebihan Metode Diskusi
Menurut Armai Arief, di dalam bukunya Pengatar Ilmu dan
Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), disebutkan
bahwa diantara keunggulan metode diskusi adalah antara lain:
1) Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatian atau
pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
2) Dapat menaikan prestasi kepribadian individu, seperti: sikap toleransi,
demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya.
3) Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, karena mereka
mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan.
4) Siswa dilatih belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata
tertib layaknya dalam suatu musyawarah.
5) Membantu murid untuk mengambil keputusan yang lebih baik.
![Page 9: Metode Interaksional](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf93d1550346f57b9e7583/html5/thumbnails/9.jpg)
6) Tidak terjebak kedalam pikiran individu yang kadang-kadang salah,
penuh prasangka dan sempit. Dengan diskusi seseorang dapat
mempertimbangkan alasan-alasan/pikiran-pikiran orang lain.7
c. Kelemahan Metode Diskusi
Menurut Roetiyah N.K., di dalam bukunya Strategi Belajar
Mengajardisebutkan bahwa kekuarangan penggunaan metode diskusi
antara lain:
a) Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi
masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi
menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
b) Dalam diskusi menghendaki pembuktian logis, yang tidak terlepas dari
faktafakta; dan tidak merupakan jawaban yang hanya dugaan atau
coba-coba saja.
c) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
d) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.8
3. Metode Pemberian Tugas
a. Pengertian Metode Pemberian Tugas
Metode Pemberian Tugas merupakan suatu cara interaksi belajar
mengajar dengan cara memberikan tugas-tugas kepada peserta didik untuk
dikerjakan secara berkelompok atau secara perorangan.Dengan pemberian
tugas ini diharapkan anak dapat mengetahui secara lebih pasti mengenai
masalah atau soal yang akan dijawabnya. Metode ini dapat digunakan
dalam pembelajaran Akidah Akhlak seperti mengenai kisah-kisah para
Nabi.
b. Kelebihan Metode Pemberian Tugas :7 Arma’i Arief, Pengatar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta,
2002, hal. 828 Roestiyah N.K., Op. Cit., hal. 36
![Page 10: Metode Interaksional](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf93d1550346f57b9e7583/html5/thumbnails/10.jpg)
1) Melatih perserta didik aktif dalam kegiatan belajar. Diharapakan bukan
hanya guru saja yang aktif siswa juga dapat mencari tahu tentang
bahan pelajaran.
2) Meningkatkan kegiatan belajar peserta didik.
3) Mengembangkan kemandirian peserta didik.
4) Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri
informasi dan komunikasi.
5) Membina rasa tanggung jawab dan disiplin peserta didik.
6) Mengembangkan kreatifitas peserta didik.9
c. Kekurangan Metode Pemberian Tugas:
1) Sulit mengontrol apakah peserta didik belajar sendiri atau dikerjakan
orang lain.
2) Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta
didik.
3) Tugas yang diberikan bersifat monoton sehingga bisa membosankan
peserta didik.
4) Tugas yang diberikan sering dalam jumlah yang banyak sehingga
membuat peserta didik merasa terbebani dan cenderung mengeluh.
5) Tugas-tugas kelompok hanya dikerjakan oleh murid yang pintar.
4. Metode Tanya Jawab
a. Pengertian Metode Tanya Jawab
Metode Tanya Jawab adalah metode penyajian pelajaran melalui
interaksi dua arah yaitu dari guru ke pesrta didik atau sebaliknya dari
peserta didik ke guru. Metode Tanya jawab ini bertujuan memperoleh
kepastian jawaban materi pelajaran melalui jawaban lisan. Siswa dan guru
sama-sama belajar terlebih dahulu untuk menerima jawaban dan
pertanyaan. Siswa diharapkan belajar terlebih dahulu sehingga diharapkan
dapat menjawab soal yang diberikan. Di dalam pembelajaran akidah
akhlak metode ini termasuk efektif, agar siswa aktif dan berperan serta di
9 Syaiful Bahri, dkk. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. 2010. Hal. 82
![Page 11: Metode Interaksional](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf93d1550346f57b9e7583/html5/thumbnails/11.jpg)
dalam proses belajar mengajar. Misalnya dalam pelajaran mengenai
Kalimat Tauhid, Bagaiman menerapakan kalimat tauhid itu dalam
kehidupan sehari-hari?. dsb.
b. Kelebihan Metode Tanya Jawab :
1) Menarik dan dapat memusatkan perhatian peserta didik terhadap
materi pelajaran.
2) Mengetahui aktivitas peserta didik dari Tanya jawab maupun jawaban
serta tanggapan yang dilontarkannya.
3) Lebih merangsang pendayagunaan daya fikir dan daya nalar peserta
didik.
4) Menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan pendapat.
5) Pembuka jalan bagi proses belajar lainnya.
c. Kekurangan Metode Tanya Jawab :
1) Pada kelas besar, pertanyaan yang diajukan tidak dapat disebarkan
kepada seluruh siswa, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan yang
sama untuk menjawab maupun bertanya.
2) Siswa yang tidak aktif kurang memperhatikan bahkan tidak terlibat
secara mental.
3) Menimbulkan rasa gugup pada siswa yang tidak memiliki keberanian
menjawab dan bertanya (kemampuan lisan).
4) Dapat membuang waktu bila siswa tidak responsive terhadap
pertanyaan.
![Page 12: Metode Interaksional](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf93d1550346f57b9e7583/html5/thumbnails/12.jpg)
BAB III
PENUTUP
Dari hasil beberapa refresi dan penelitian yang dilakukan, mengenai
perbandingan metodologi ceramah dan diskusi dalam memahami pelajaran aqidah
akhlak dan fiqih maka dapat disimpulkan sebagi berikut:
1. Metode yang sering digunakan dalam pengajaran aqidah akhlak dan fiqih
umumnya adalah metode ceramah dan metode diskusi. Meskipun penggunaan
metode ceramah dan metode diskusi tidak secara tuntas dapat mencapai tujuan
yang diharapkan, namun kedua metode tersebut cukup efektif untuk
meningkatkan prestasi siswa, khususnya dalam pengajaran aqidah akhlak dan
fiqih.
2. Metode Pemberian Tugas memang tidak terlalu sering digunakan, adapun
pengembangan metode ini dapat digunakan dalam pembelajaran Akidah
Akhlak seperti mengenai kisah-kisah para Nabi.
3. Metode Tanya Jawab adalah metode penyajian pelajaran melalui interaksi dua
arah. Di dalam pembelajaran akidah akhlak dan fiqih metode ini termasuk
efektif walaupun tidak sering digunakan, dikatakan efektif agar siswa aktif dan
berperan serta di dalam proses belajar mengajar. Misalnya dalam pelajaran
mengenai Kalimat Tauhid, Bagaiman menerapakan kalimat tauhid itu dalam
kehidupan sehari-hari.
![Page 13: Metode Interaksional](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082517/55cf93d1550346f57b9e7583/html5/thumbnails/13.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syaiful, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiyah. 1995. Metodi Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Sholahuddin, Mahfuz, dkk. 1986. Metodologi Pendidikan Islam. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Zuhairini. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya