metode eksplisit beda pusat untuk persamaan gelombang satu dimensi

Upload: abu-sufyan

Post on 14-Oct-2015

178 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI (Persamaan Diferensial Numerik)

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    1/17

    0

    METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG

    SATU DIMENSI

    MAKALAH

    UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

    Persamaan Diferensial Numerik II

    yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Agus Suryanto, M.Sc.

    Disusun oleh:

    Lalu Samsul Ahmadi (105090406111001)

    Dian Lestari Wilianingtyas (115090400111008)

    Abu Sufyan (115090413111008)

    JURUSAN MATEMATIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    2014

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    2/17

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah

    dan inayah-Nya sehingga makalah Metode Eksplisit Beda Pusat Untuk Persamaan

    Gelombang Satu Dimensi dapat diseleasikan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk

    memenuhi salah satu tugas mata kuliah Persamaan Diferensial Numerik II Program Studi

    Matematika Universitas Brawijaya tahun 2013/2014 agar mahasiswa dapat menguasai

    pengetahuan, konsep, prinsip serta penerapan tentang PDN II serta mampu mengembangkan

    pengetahuan mengenai ilmu PDN II pada umumnya.

    Penyusunan makalah ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena

    itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

    kepada yang terhormat :

    1. Bapak Prof. Dr. Agus Suryanto, S.Si., M.Sc. selaku dosen mata kuliah PersamaanDiferensial Numerik II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam

    pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan

    makalah ini

    2.

    Teman-teman mahasiswa Matematika FMIPA Universitas Brawijaya Malang.

    Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

    dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

    kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua

    pihak yang berkompeten. Amin.

    Malang, 29 Mei 2014

    Penulis

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    3/17

    ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iDAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

    BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

    1.3 Tujuan ................................................................................................................ 1

    BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

    2.1 Skema Numerik Persamaan Gelombang Satu Dimensi ........................................ 32.1.1 Stensil ....................................................................................................... 4

    2.1.2 Penentuan Syarat Awal Kedua ................................................................... 4

    2.2 Syarat Kestabilan Skema Numerik Persamaan Gelombang Satu Dimensi ............ 5

    2.3 Kesalahan Pemotongan Skema Numerik Persamaan Gelombang Satu Dimensi ... 7

    2.4 Solusi Analitik .................................................................................................... 8

    2.5 Simulasi ............................................................................................................. 10

    BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 14

    3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 14

    3.2 Saran ................................................................................................................. 14

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    4/17

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Gelombang adalah getaran yang merambat. Gerak gelombang dapat dipandang

    sebagai perpindahan momentum dari suatu titik di dalam ruang ke titik lain tanpa diikuti

    perpindahan materi. Dalam kenyataannya pengklasifikasian gelombang sangat beragam,

    diantaranya berdasarkan arah rambat, medium, dimensi penyebaran rambatan, dan lain-

    lain.

    Fenomena gelombang dapat dituliskan secara matematis sebagai suatu persamaan

    differensial, salah satunya gelombang satu dimensi. Persamaan diferensial umumnya

    dapat diselesaikan dengan cara eksak dan pendekatan. Pendekatan tersebut terbagi

    menjadi dua, yaitu pendekatan analitik dan pendekatan numerik. Namun karena tidak

    semua persamaan diferensial dapat diselesaikan secara analitik, sehingga perlu dilakukan

    pendekatan secara numerik. Oleh karena itulah, dalam makalah ini akan dibahas solusi

    dari gelombang satu dimensi secara numerik dan juga analitik.

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana bentuk skema numerik persamaan gelombang satu dimensi?2. Bagaimana syarat kestabilan dari skema numerik persamaan gelombang satu

    dimensi?

    3. Bagaimana kesalahan pemotongan dari skema numerik persamaan gelombangsatu dimensi?

    4. Bagaimana solusi analitik dari skema numerik persamaan gelombang satudimensi?

    5. Bagaimana simulasi dari skema numerik persamaan gelombang satu dimensi?1.3 Tujuan

    Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

    1. Mengetahui bentuk skema numerik persamaan gelombang satu dimensi.2.

    Mengetahui syarat kestabilan dari skema numerik persamaan gelombang satudimensi.

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    5/17

    2

    3. Mengetahui kesalahan pemotongan dari skema numerik persamaan gelombangsatu dimensi.

    4. Mengetahui solusi analitik dari skema numerik persamaan gelombang satudimensi.

    5. Mengetahui simulasi dari skema numerik persamaan gelombang satu dimensidengan gesekan.

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    6/17

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Skema Numerik Persamaan Gelombang Satu Dimensi

    Secara matematis, persamaan gelombang satu dimensi dapat ditulis dalam bentuk

    persamaan differensial seperti berikut:22 = 2 2 2 Atau dapat pula dituliskan seperti berikut disertai dengan syarat awal dan syarat

    batasnya:

    = 2

    , 0 , 0 0, = 0 , = 0, 0 = , 0 = ()

    Untuk mendapatkan skema numerik eksplisit beda pusat pada persamaan diatas,

    digunakan pendekatan beda pusat untuk dan yaitu:

    =

    1

    2

    +

    +1

    2

    = 1 2 ++12 Kemudian substitusikan pada persamaan gelombang sehingga diperoleh:1 2 ++12 = 2 1 2 + +12

    1

    2

    +

    +1 =

    2

    1

    2

    +

    +1

    Dimisalkan = 2, maka diperoleh skema eksplisit beda pusat untuk persamaangelombang satu dimensi sebagai berikut:1 2 ++1 = 1 2 ++1

    +1 = 1 + 1 ++1 + 2(1 )

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    7/17

    4

    2.1.1 Stensil

    Bentuk stensil untuk skema numerik eksplisit beda pusat untuk persamaan

    gelombang satu dimensi ditunjukkan pada gambar berikut:

    Gambar 1. Stensil skema eksplisit beda pusat

    Gambar diatas sesuai dengan skema yang diperoleh yaitu bahwa nilai fungsi( , +1) bergantung pada nilai fungsi 1 , , , ,(+1, ), dan( , 1).Dari stensil terlihat bahwa skema numerik untuk persamaan gelombang

    satu dimensi memerlukan dua syarat awal. Syarat awal yang kedua dapat dihitung

    dengan mengasumsikan , 0 = 0.2.1.2 Penentuan Syarat Awal Kedua

    Untuk mencari nilai fungsi ( , 1), diperlukan nilai fungsi ( , 1).Akan tetapi kita tidak mengetahui nilai fungsi ( , 1), maka diperlukan skemalain untuk mendapatkan nilai fungsi ( , 1)yaitu dengan memanfaatkan syaratawal persamaan gelombang satu dimensi sebagai berikut:

    , 0 = ()Pertama, perlu didefinisikan fungsi (). Dimisalkan , 0 = = 0.Berdasarkan pendekatan beda pusat diperoleh fungsi yang diturunkan terhadap

    sebagai berikut: = +1 12

    Dengan substitusi syarat batas yang ditetapkan, maka diperoleh:

    0 = 1 12 = 0

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    8/17

    5

    1 = 1Untuk mencari nilai fungsi 1, berdasarkan skema eksplisit beda pusat

    untuk persamaan gelombang satu dimensi adalah sebagai berikut:

    1 = 1 + 10 ++10 + 2(1 )01 = 1 + 10 + +10 + 2(1 )021 = 10 ++10 + 2(1 )01 = 2 10 + +10 + (1 )0

    Skema diatas digunakan hanya untuk menentukan nilai

    (

    ,

    1).

    Sedangkan untuk nilai ( , ) pada > 1 digunakan skema yang telahdijabarkan pada subbab 2.1 berdasarkan syarat awal dan syarat batas yang

    diketahui.

    2.2 Syarat Kestabilan Skema Numerik Persamaan Gelombang Satu Dimensi

    Metode Von-Neumann dapat digunakan untuk menganalisis kestabilan suatu

    persamaan beda hingga. Untuk menghitung syarat kestabilan, kita gunakan pendekatan

    = +1 = 1 + 1 + +1 + 2 2

    +1 = 1 + 1 + +1 + 2(1 ) : = 1 + + + 2(1 )

    = 1 + + + 2(1 ) = 1 + 2cos () + 2 2

    =

    1 + 2

    (cos

    1)+2

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    9/17

    6

    = 1 4 sin2 2

    + 2

    2 =

    1

    4

    sin2

    2

    + 2

    2 2 4 sin2 2

    + 1 = 0

    = 2 4 sin2 2

    2 + 4 sin2 2

    2 42

    = 1 2 sin2 2 1 2 sin2 2 2

    1Misal = 1 2 sin2

    2

    = 2 1 Untuk |

    | > 1

    > 1Skema tidak pernah stabil. Untuk Untuk || 1

    || 11 1 2 sin2

    2 1

    2

    2

    sin2

    2

    0

    0 sin2 2 1Ambil nilai sin2

    2terbesar, yakni 1, maka didapat

    0 1Karena = 2, 0selalu terpenuhi, sehingga skema eksplisit beda pusatuntuk persamaan gelombang satu dimensi akan stabil jika 1.

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    10/17

    7

    2.3 Kesalahan Pemotongan Skema Numerik Persamaan Gelombang Satu Dimensi

    Untuk mendapatkan kesalahan pemotongan dari skema numerik persamaan

    gelombang satu dimensi, digunakan ekspansi deret Taylor:

    +1 = 1 + 1 ++1 + 2(1 )+1 = 1 + 1 + +1 + 2 2

    + + 22 22 + 36 33 +=

    +

    2

    2 2

    2 3

    6 3

    3 ++ + 22 22 36 33 ++ + + 22 22 + 36 33 ++2

    2

    + + 22 22 + 36 33 += + 22 22 + 36 33 +

    +

    + 2

    2

    2

    2

    36

    3

    3+

    + + + 22 22 + 36 33 ++2 2

    + + 22 22 + 36 33 +=

    +

    22

    2

    2+

    36

    3

    3+

    22

    2+

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    11/17

    8

    2 22 2 22 = 0Sehingga diperoleh kesalahan pemotongan untuk skema numerik persamaan

    gelombang satu dimensi, yaitu 2

    ,2

    .2.4 Solusi Analitik

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk mengetahui solusi dari persamaan

    gelombang satu dimensi, dapat dilakukan pula melalui solusi analitik. Solusi analitik dari

    persamaan gelombang satu dimensi diperoleh sebagai berikut:

    2

    2 = 2 2

    2 22 2 2 2 = 0 + = 0

    Dimisalkan

    =

    +

    dan

    =

    . Dari

    =

    +

    , dapat diperoleh

    =

    dan = . Sehingga diperoleh: = + = + 1 Maka:

    +

    =

    (1)

    Dari = , dapat diperoleh = + dan = . Sehingga diperoleh: = + = 1

    Maka:

    = (2)

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    12/17

    9

    Bentuk persamaan (1) dan (2) dapat dikembalikan ke persamaan awal gelombang

    satu dimensi. Sehingga diperoleh:

    2

    2

    = 0

    2 = 0Maka, dari persamaan di atas, diperoleh solusi:

    , = + ()

    ,

    =

    +

    +

    (

    +

    )

    Selanjutnya, persamaan diatas diterapkan terhadap syarat awal persamaan

    gelombang satu dimensi sebagai berikut:

    , 0 = + = (), 0 = = =

    0

    Dari kedua persamaan diatas, dapat dilakukan substitusi eliminasi sehingga diperoleh

    persamaan sebagai berikut:

    = 12 +

    0

    =

    1

    2

    (

    )

    0

    Maka, diperoleh solusi analitik:

    , = 12 + + + 1

    2 + .

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    13/17

    10

    2.5 Simulasi

    Syarat awal :

    , 0 = = 1,25

    ,

    0,8

    5 1 , > 0,8 Digunakan kondisi awal Dirichlet:

    0, = , = 0Program menggunakan matlab seperti berikut:

    clear all; clc;dx=0.41;dt=0.4;a=50;x=0:dx:a;t=0:dt:150;c=1;nu=(c*dt/dx)^2;N=length(x);M=length(t);u=zeros(N,M);

    u_eks=zeros(N,M);

    fori=1:N-1ifx(i)

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    14/17

    11

    drawnow;

    fors=3:Mu(1,s)=0;u(N,s)=0;

    forix=2:N-1u(ix,s)=-u(ix,s-2)+nu*(u(ix-1,s-1)+u(ix+1,s-

    1))+2*(1-nu)*u(ix,s-1);endfigure(1);plot(x,u(:,s));axis([0 a -1 1]);drawnow;

    endfigure(2)mesh(u)

    forit=1:Mu(1,it)=0;u(N,it)=0;forix=2:N-1

    ifx(ix)

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    15/17

    12

    Gambar 2. Kondisi Awal

    Gambar 3. Hasil Mesh

    0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50-1

    -0.8

    -0.6

    -0.4

    -0.2

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    16/17

    13

    Gambar 4. Grafik Error

    Gambar 5. Simulasi saat = 1,0519

    0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 500

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1.4

    0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50-1

    -0.8

    -0.6

    -0.4

    -0.2

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

  • 5/24/2018 METODE EKSPLISIT BEDA PUSAT UNTUK PERSAMAAN GELOMBANG SATU DIMENSI

    17/17

    14

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Kesimpulan yang diperolehdari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:

    1. Skema numerik persamaan gelombang satu dimensi didapat dengan menggunakanmetode pendekatan eksplisit beda pusat terhadap state dan waktu , sebagai

    berikut: +1 = 1 + 1 + +1 + 2(1 ) dimana

    =

    2

    .

    Pada (0) , dalam skema terdapat nilai 1 yang tidak diketahui, sehinggadigunakan nilai , 0 = 0 pada syarat awal kedua untuk mencari nilai 1sebagai berikut:

    1 = 10 20 + +10 + 202

    2. Dengan syarat kestabilan Von Neumann diketahui bahwa skema eksplisit beda pusat

    untuk persamaan gelombang satu dimensi akan stabil jika 1.3. Dari ekspansi deret taylor diperoleh kesalahan pemotongan untuk skema numerikpersamaan gelombang satu dimensi, yaitu 2,2.

    4. Solusi analitik dari persamaan gelombang satu dimensi adalah, = 12 + + + 1

    2 + .5. Dari simulasi yang dilakukan, dapat dilihat bahwa skema akan stabil ketika nilai

    1. Jika

    melebihi nilai 1 maka simulasi tidak akan stabil. Serta didapat nilai

    error maksimum sebesar 1,2694.

    3.2 Saran

    Saran yang dapat penulis berikan demi perbaikan penulisan makalah selanjutnya

    yaitu penambahan contoh soal yang diselesaikan berdasarkan solusi analitik untuk

    memperjelas perbandingan hasil antara solusi numerik dan solusi analitik.