metode dakwah di kalangan masyarakat …

99
METODE DAKWAH DIKALANGAN MASYARAKAT PERKOTAAN DALAM PENGAJIAN EKSEKUTIF UMMAHATUL MU’MININ INDONESIA (UMI) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: ALDILA SYAHFINA NIM: 108051000052 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

METODE DAKWAH DIKALANGAN MASYARAKAT PERKOTAAN

DALAM PENGAJIAN EKSEKUTIF

UMMAHATUL MU’MININ INDONESIA (UMI)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ALDILA SYAHFINA

NIM: 108051000052

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Metode Dakwah Dikalangan Masyarakat Perkotaan

Dalam Pengajian Eksekutif

Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Aldila Syahfina

108051000052

Pembimbing

Dr. Fatmawati, MA

NIP. 197609172001122002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013M

Page 3: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …
Page 4: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

i

ALDILA SYAHFINA

Metode Dakwah Dikalangan Masyarakat Perkotaan Dalam pengajian Eksekutif

Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI)

ABSTRAK

Dakwah yang diberikan oleh da’i untuk masyarakat perkotaan harus

beragam dan harus mengikuti kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat

perkotaan. Para da’i harus menyesuaikan gaya hidup masyarakat kota yang telah

terbiasa dengan kemajuan teknologi, maka metode dan model dakwah yang

disampaikan oleh pendakwah harus disesuaikan dengan kemajuan peradaban dan

cara berfikir manusia modern. Berdasarkan hal tersebut, dalam berdakwah banyak

sekali metode dan model dakwah yang digunakan sesuai dengan keadaan

masyarakatnya.

Dari konteks di atas, timbul pertanyaan: Bagaimana metode dakwah di

masyarakat perkotaan dalam pengajian eksekutif Ummahatul Mu’minin Indonesia

(UMI)? Bagaimana pengaruh pengajian eksekutif Ummahatul Mu’minin

Indonesia (UMI) bagi masyarakat perkotaan?

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara,

dan dokumentasi. Prosedur pemilihan subyek penelitian dengan menggunakan

purpossive sampling.

Teori yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dakwah Rasulullah

SAW. Dikutip dari buku Metode Dakwah karangan Munzier Suparta dan Harjani

Hefni metode dakwah Rasulullah yaitu: pendekatan personal, pendekatan

pendidikan, pendekatan diskusi, pendekatan penawaran, dan pendekatan misi.

Metode dakwah yang diterapkan di masyarakat kalangan menengah keatas

berbeda dengan kalangan kebawah. Sehingga da’i dan da’ia pun hatus

menyesuaikan diri dengn situasi dan kebutuhan para jama’ah. Metode yang

digunakan di pengajian Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI) adalah metode

dakwah pendekatan personal dan pendekatan diskusi. Dengan adanya pengajian

Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI) jama’ah dapat bersosialisasi dengan

sesama, meningkatkan ibadah dan tali silaturrahmi.

Page 5: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam

yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sebab hanya dengan karunia-Nyalah penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Metode Dakwah Dikalangan Masyarakat Perkotaan Dalam

Pengajian Eksekutif Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI)”.

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah

membawa manusia dari kehidupan gelap dan suram menuju kehidupan yang terang benderang

dan penuh dengan Rahmatan Lil’alamin.

Dalam menyelesaikan skripsi ini tentu saja tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan dan bimbingannya, juga bantuan dan masukkan yang diberikan kepada

penulis. Maka dari itu pada kesempatan kali ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Kedua orang tua penulis yaitu, Ayahanda Almar Shofi, dan Ibunda Zalinar Noer yang

selalu memberikan dukungan, kasih sayang, serta tidak pernah putus untuk mendo’akan

penulis.

2. Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

beserta pembantu dekan dan jajarannya.

3. Drs. Jumroni, M.Si. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam beserta Ibu

Umi Musyarofah, MA. selaku Sekertaris Jurusan yang telah banyak membantu penulis.

Page 6: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

iii

4. Dr. Fatmawati, MA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, pikiran,

tenaga, serta kesabarannya dalam membimbing serta memberikan arahan, petunjuk, juga

saran kepada penulis.

5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas segala ilmu yang telah

diajarkan kepada penulis.

6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas yang telah membantu

penulis dalam menemukan referensi-referensi untuk skripsi ini.

7. Ustadz Bahctiar Nasir, ibu Lia Yuliani dan para jama’ah pengajian Ummahatul Mu’minin

Indonesia (UMI) yang telah memberikan izin dan membantu penulis untuk mengadakan

penelitian skripsi dan telah memberikan waktunya untuk diwawancarai.

8. Kepada suami ku tercinta Rahman Suherman S.Si yang selalu setia mendampingi dan

menyemangati di setiap waktu.

9. Keluarga besar Nurjali yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan do’a kepada

penulis.

10. Sahabat terbaik: Dewi, Fitri, Nila, Usi, Li, dora, dede, dan aida. Terima kasih atas segala

waktu yang telah kita lewati bersama-sama, segala tawa juga candaannya. Selalu

mendampingi penulis dikala sedih dan susah selalu bersama.

11. Teman-teman seperjuangan KPI B angkatan 2008 kelas Istimewa, dan kawan-kawan

KKS MATAHARI, Terima kasih atas segala pelajaran kebersamaan dan kerja sama yang

telah kalian ajarkan.

12. Teman-teman seperjuangan dalam menuntut ilmu dan mendidik anak-anak di TPA Al-

Bayan yang selalu saling memotivasi agar cepat menyelesaikan skripsi.

Page 7: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

iv

13. Dan pihak-pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas

segala bentuk bantuan dan dukungannya.

Sekali lagi, penulis ucapkan terima kasih kepada semuanya. Semoga Allah SWT membalas

semua kebaikan kalian semua. Amin Amin ya Rabbal alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 12 Desember 2012

Aldila Syahfina

Page 8: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 5

D. Metodologi Penelitian ....................................................... 6

E. Kajian Pustaka ................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ....................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Ruang Lingkup Metode Dakwah ...................................... 11

1. Pengertian Metode Dakwah ........................................ 11

2. Macam-macam Metode Dakwah ................................ 15

a. Al-Hikmah ............................................................ 16

b. Mau’izhah Hasanah ............................................... 17

c. Al-Mujadalah Bi al-Lati Hiya Ahsan .................... 18

B. Masyarakat Perkotaan ....................................................... 27

C. Pengajian Eksekutif ........................................................... 30

BAB III GAMBARAN UMUM PENGAJIAN EKSEKUTIF

UMMAHATUL MU’MININ INDONESIA (UMI)

A. Sejarah Berdirinya Pengajian Eksekutif Ummahatul

Mu’minin Indonesia .......................................................... 32

Page 9: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

vi

B. Visi, Misi dan Tujuan Pengajian Eksekutif Ummahatul

Mu’minin Indonesia ........................................................... 34

C. Struktur Organisasi Pengajian Eksekutif Ummahatul

Mu’minin Indonesia .......................................................... 35

D. Tujuan dan Aktivitas Kegiatan Pengajian Eksekutif

Pengajian Ummahatul Mu’minin Indonesia ..................... 36

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Metode Dakwah Dikalangan Masyarakat Perkotaan

Dalam Pengajian Eksekutif Ummahatul Mu’minin

Indonesia (UMI) ................................................................. 39

B. Pengaruh Pengajian Eksekutif Ummahatul Mu’minin

Indonesia (UMI) Terhadap Masyarakat Perkotaan ........... 45

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................... 51

B. Saran-Saran ....................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 53

LAMPIRAN

Page 10: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang dibekali dengan daya-daya

potensial yang disebut dengan fitrah. Diantara daya tersebut adalah daya

intelek, yang merupakan sebuah daya untuk mengenal siapa Tuhannya. Semua

daya itu adalah anugrah yang dipersiapkan untuk kepentingan pengaturan

hubungan dengan Allah, yang berupa naluri, perangkat inderawi, kemampuan

akal, fitrah agama yang jika dikembangkan melalui bimbingan akan

mengantarkan manusia mencapai sukses dalam kehidupannya sebagai

makhluk yang taat kepada penciptanya.

Dakwah merupakan pekerjaan mengomunikasikan pesan Islam kepada

manusia. Secara operasional, dakwah adalah mengajak atau mendorong

manusia kepada tujuan yang definitif, rumusannya dapat diambil dari al-

Qur’an dan Hadits atau dirumuskan oleh da’i sesuai dengan ruang lingkup

dakwahnya.1

Berdakwah merupakan tugas yang berat, namun sangat mulia disisi

Allah, karena para mubaligh itu adalah ahli waris dari para Nabi sebagai

pembawa agama yang benar. Agar umat manusia tidak terjerumus kedalam

lembah nista, yakni dalam kekafiran dan kemusyrikan. Di samping itu, dakwah

juga dapat dimaknai sebagai usaha dan aktivitas orang beriman dalam

1 Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2006)

Cet ke-1, hal. vii

Page 11: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

2

mewujudkan ajaran Islam dengan menggunakann sistem dan cara-cara tertentu

ke dalam kenyataan hidup.

Dakwah di jalan Allah SWT dapat dilakukan dengan menulis buku,

membangun lembaga pendidikan, mempresentasikan ceramah-ceramah di

pusat keilmuan, atau menyampaikan khutbah jumat, pengajian dan pengajaran

agama, di masjid dengan kalimat thayyibah, pergaulan yang baik dan

keteladanan. Ada pula berdakwah dengan menyediakan fasilitas-fasilitas

material demi kemaslahatan dakwah, bahkan dakwah melalui seni, baik seni

suara maupun seni musik.

Dalam berdakwah seorang da’i harus metode dalam meyampaikan

dakwahnya, hal tersebut bertujuan agar dakwah yang disampaikannya mudah

dipahami dan dicerna oleh mad’u (pendengar). Bukan hanya seorang da’i saja

yang memiliki metode dalam berdakwah, akan tetapi seorang Rasulullah pun

memiliki metode dalam mensyiarkan agama Islam.

Salah satu kegiatan dakwah adalah pengajian, pengajian merupakan

sebuah lembaga pendidikan non formal yang mana waktu belajarnya secara

berkala dan teratur. Mempunyai tujuan khusus yaitu memasyarakatkan ajaran

Islam, tempat memberi dan memperoleh ilmu serta mengadakan kontak sosial.

Secara umum pengajian tersebut diikuti oleh berbagai macam lapisan

masyarakat, baik dari masyarakat kalangan bawah, menengah sampai kalangan

atas. Hal tersebut dipengaruhi oleh tempat masyarakat itu menetap, jika di

daerah pedesaan atau daerah yang masih sederhana lingkungannya

dikategorikan kalangan bawah dan menengah. Sedangkan masyarakat yang

Page 12: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

3

tinggal di kota dan telah terbiasa dengan kemajuan teknologi dan memiliki

pola pikir yang lebih maju dikenal dengan masyarakat perkotaan.

Pada akhir-akhir ini umat Islam di perkotaan banyak yang mengikuti

aktivitas-aktivitas kajian ilmu dan keagamaan. Jika untuk kalangan remaja dan

mahasiswa biasa kegiatan mereka terpusat di pusat-pusat kajian Islam, seperti

klub diskusi dan masjid-masjid kampus. Sedangkan, untuk kaum ibu-ibu

biasanya dilakukan di rumah-rumah, majlis ta’lim. Kegiatan keagamaan yang

ada di perkotaan adalah respon terhadap modernisasi pembangunan sekaligus

upaya untuk mempertahankan eksistensitasnya sebagai umat Islam.

Untuk menyesuaikan gaya hidup masyarakat kota yang telah terbiasa

dengan kemajuan teknologi, maka metode dan model dakwah yang

disampaikan oleh pendakwah harus disesuaikan dengan kemajuan peradaban

dan cara berfikir manusia modern. Berdasarkan hal tersebut, dalam berdakwah

banyak sekali metode dan model dakwah yang digunakan sesuai dengan

keadaan masyarakatnya.

Pengajian eksekutif adalah salah satu model dakwah yang ada pada

saat ini, banyak ibu-ibu kalangan menengah ke atas ingin mempelajari agama

Islam lebih dalam, terkadang mereka merasa segan jika bergabung dengan ibu-

ibu kalangan menengah ke bawah. Sehingga dibentuklah pengajian untuk

kalangan menengah ke atas dengan menggunakan alat-alat dakwah yang lebih

modern, dengan ustadz atau ustadzah yang mengemas dakwahnya lebih

modern pula.

Di kota-kota besar sekarang ini sudah banyak pengajian-pengajian

eksekutif, salah satu pengajian eksekutif yang ada di kota Jakarta adalah

Page 13: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

4

pengajian Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI) yang bertempat Jl. Tebet

Utara 1 no. 40 Jakarta Selatan.2

Bermulanya pengajian Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI) dari

kesadaran betapa besarnya potensi perubahan sosial ke arah yang lebih positif

jika muslimah urban atau ibu-ibu muslimah Indonesia berkelas menengah ke

atas secara intelektual dan ekonomi ini bersatu dalam kebajikan. Pengurus dan

anggota pengajian eksekutif Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI) sangat

menyadari bahwa Islam tidak akan besar apabila ummatnya tidak dapat

menjaga hati dan berfikir besar untuk memberikan manfaat sebanyak-

banyaknya kepada Islam dan masyarakat Indonesia.3

Pada kenyataannya, banyak ibu-ibu dari kalangan menengah keatas

berbondong-bondong mulai menekuni ilmu agama. Karena mereka merasa

ilmu agama yang mereka dapat saat ini masih sedikit dan belum banyak yang

mereka ketahui tentang agama Islam.

Maka keberadaan pengajian eksekutif Ummahatul Mu’minin Indonesia

diharapkan dapat menjadi salah satu basis yang dapat dijadikan wahana dalam

rangka menggalan potensi di kalangan masyarakat perkotaan khususnya ibu-

ibu yang berintelek dan menengah keatas. Dengan berlandskan konsep Islam

dalam rangka memberikan pembelajaran dan pemahaman ajaran agama Islam

secara utuh.

Oleh sebab itu, saya sebagai penulis ingin mengetahui dakwah di

lingkungan masyarakat perkotaan dengan menelaah salah satu pengajian

eksekutif yaitu pengajian eksekutif Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI).

2 Arsip Pengajian Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI), (Jakarta: Kamis 21 Juni 2012)

3 Ibid

Page 14: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

5

Dengan itu saya sebagai penulis melakukan penelitian dengan judul “Metode

Dakwah Dikalangan Masyarakat Perkotaan Dalam Pengajian Eksekutif

Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI)”

B. Batasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Pembahasan dilakukan agar terfokus pada suatu permasalahan,

maka penelitian ini dibatasi pada jama’ah yang mengikuti pengajian

eksekutif Ummahatul Mu’minin Indonesia.

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana metode dakwah di masyarakat perkotaan dalam pengajian

Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI)?

b. Bagaimana pengaruh pengajian eksekutif Ummahatul Mu’minin

Indonesia (UMI) bagi masyarakat perkotaan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui metode dakwah di masyarakat perkotaan dalam

pengajian eksekutif Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI).

b. Untuk mengetahui pengaruh pengajian eksekutif Ummahatul Mu’minin

Indonesia (UMI) bagi masyarakat pekotaan.

Page 15: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

6

2. Manfaat Penelitian

a. Kegunaan Akademis

Secara akademis skripsi ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi positif dalam bidang komunikasi dan dakwah. Agar

mahasiswa pun lebih berkembang dalam wacana keilmuan Islam, dan

lebih mengetahui perkembangan dakwah dan ilmu komunikasi pada

saat ini. Diharapkan pula dengan adanya skripsi ini dapat menambah

referensi atau perbandingan bagi studi ilmu dakwah dan ilmu

komunikasi.

b. Kegunaan Praktis

Secara praktis skripsi ini diharapkan dapat memberikan

wawasan luas dalam perkembangan ilmu dakwah, dan memberikan

motivasi bagi para pelaku dakwah dalam menyebarkan dakwahnya di

pedesaan dan di perkotaan. Terutama bagi penulis untuk menambah

wawasan dalam bidang dakwah.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penulis menggunakan penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian

yang dihasilkan dari suatu data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

dan merupakan seuatu penelitian ilmiah. Bogdan dan Taylor yang dikutip

oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang di amati.

Page 16: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

7

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian dalam hal ini adalah peneliti memilih subjek

penelitian yang peneliti anggap dapat memberikan informasi data yang

diperlukan. Adapun subjek penelitian adalah pengajian Ummahatul

Mu’minin Indonesia (UMI) meliputi: ketua umum pengajian UMI, ustadz,

dan jamaah. Sedangkan objek peneliatian adalah metode dakwah dalam

pengajian Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI).4

3. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di tempat pengajian eksekutif Ummatul

Mu’minin Indonesia yang bertempat di Jl. Tebet Utara 1 no. 40 Jakarta

Selatan, dan waktu yang dibutuhkan adalah kurang lebih selama sembilan

bulan dari bulan maret-november tahun 2012.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi berarti pengamatan dan pencatatan dengan sistematik

terhadap fenomena yang diselidiki.5 Observasi yang dilakukan oleh

peneliti adalah observasi partisipasi yaitu peneliti melakukan

pengamatan dengan mengikuti pengajian.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Berbentuk tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung. Pewawancara disebut interviewer yaitu yang mengajukan

4 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2002), Cet ke- VI, hal. 244 5 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Andi offset, 1992), Cet ke-2, hal. 129

Page 17: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

8

pertanyaan, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee

yang memberikan jawaban atas pertanyaan.6

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan ketua

umum pengajian UMI (ibu Lia), ustadz selaku pembina pengajian UMI

(Ustadz. Bachtiar Nasir), dan beberapa jamaah pngajian UMI.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui

dokumen-dokumen. Ini dilakuakn untuk memperoleh data-data

mengenai hal yang akan diteliti, dan juga berhubungan dengan objek

penelitian. Adapun dokumen yang peneliti peroleh yaitu dari buku,

profil pengajian UMI, dan foto-foto.7

5. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan teknik penulisan

berdasarkan pada buku “Pedoman Penulisan Kaya Ilmiah (Skripsi, Tesis,

dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality

Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

E. Kajian Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelumnya penulis melakukan

penelitian dengan langkah awal yaitu menelaah terlebih dahulu skripsi

sebelumnya, yang memiliki judul hampir sama dengan skripsi yang akan di

6 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2002), Cet ke- VI, hal. 186 7 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2002), Cet ke- VI, hal. 3

Page 18: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

9

tulis dan teliti. Tujuannya untuk mengetahui bahwa judul yang akan penulis

teliti tidak sama dengan judul-judul sebelumnya, dan menghindari hal

penduplikatan karya orang lain.

Penulis mengadakan kajian ke perpustakaan fakultas untuk mencari

tahu judul-judul skripsi yang sudah ada. Berikut judul skripsi yang hampir

mendekati judul skripsi penulis: yang pertama karya milik Yunawati, jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam, judul: “Dakwah Dikalangan Selebritis Dalam

Meningkatkan Pengamalan Ibadah (Study Atas Pengajian ORBIT Lintas

Profesi)”. Skripsi ini menjelaskan dakwah di kalangan selebritis dalam

pengajian ORBIT lintas profesi.

Yang kedua karya milik Nur Husen Fahruddin, jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam, judul: “Metode Dakwah Melalui Program Terjemah Al-

Quran Sistem 40 Jam Di Masjid Al-Chasanah Cimanggis Depok”. Dalam

skripsi ini menjelaskan metode dakwah dalam program terjemahan yang

dilakukan di masjid Al-Chasanah Cimanggis Depok.

Sedangkan judul skripsi yang penulis susun berjudul:”Metode Dakwah

Dikalangan Masyarakat Perkotaan Dalam Pengajian Eksekutif Ummatul

Mu’minin Indonesia(UMI)”. Judul yang saya teliti lebih menjelaskan kepada

model dakwah dan aktivitas dakwah yang ada di kalangan masyarakat

perkotaan dalam pengajian eksekutif Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI).

F. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan dalam skripsi ini bersifat sistematis, maka penulis

membagikannya menjadi lima bab pembahasan dengan rincian sebagai berikut:

Page 19: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

10

BAB I PENDAHULUAN: yang meliputi Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Manfaat dan Tujuan

Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika

Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS: yang meliputi Ruang Lingkup Metode

Dakwah: Pengertian Metode Dakwah, Macam-Macam Metode

Dakwah, Masyarakat Perkotaan, Pengajian Eksekutif.

BAB III GAMBARAN UMUM: yang meliputi Sejarah Berdirinya

Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI), Visi Misi dan Struktur

Organisasi Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI), Tujuan dan

Aktivitas Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI).

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA: yang meliputi Metode

Dakwah Di Kalangan Masyarakat Perkotaan Dalam Pengajian

Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI), Pengaruh Pengajian

Eksekutif Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI) Bagi

Masyarakat Perkotaan.

BAB V PENUTUP: Kesimpulan dan Saran-Saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 20: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

11

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Ruang Lingkup Metode Dakwah

1. Pengertian Metode Dakwah

Salah satu bagian yang harus ada dalam perangkat dakwah adalah

metode. Penggunaan metode dalam berdakwah akan memudahkan seorang

da‟i dalam melakukan misi dakwahnya. Untuk itu, da‟i harus memilih

metode yang sesuai dengan tingkat kebudayaan dan kecerdasan objek

dakwah, memilih tempat, keadaan, dan waktu dilaksanakan. Jika hal itu

tidak diperhatikan oleh seorang da‟i, maka dakwahnya akan ditanggapi

dengan apatis.

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta”

(melalui) dan “hodos” (jalan, cara), jadi metode dapatdi artikan sebagai

cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Dalam

bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan.1

Menurut Paus A. Partanto dan M. Dahlan Al Barri mengartikan

metode adalah ”cara yang sistematis dan teratur untuk pelaksanaan sesuatu

atau cara kerja.”2

Sedangkan Nasarudin Razaq kata metode dalam bahasa Arab

adalah Thariqah artinya ”cara atau jalan, sistem atau ketertiban dalam

mengerjakan sesuatu.”3

1H. Munzier Suparta, H. Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Kencana Prenada Media

Group, 2009) Cet ke-3, hal. 6 2 Paus A. Partanto dkk, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka, 1999) hal. 461

3 Nasarudin Razaq, Metodologi Dakwah (Semarang: Toha Putra, 1976) hal. 2

Page 21: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

12

Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode adalah “cara atau

jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang

efektif dan efisien. Efektif artinya antara biaya, tenaga dan waktu

seimbang. Dan efisien artinya sesuatu yang berkenaan dengan pencapaian

suatu hasil.”4

Metode harus dilakukan secara bertahap, karena kemungkinan

besar hasil yang diraih dengan cara yang tidak bertahap tidak akan

maksimal. Oleh karena itu, metode yang telah terkonsep secara matang

sebaiknya dilaksanakan secara bertahap sesuai prosedur.

Dakwah diambil dari bahasa arab dakwah دعوة – يدعو – دعا

merupakan bentuk mashdar dari kata kerja da’ayang artinya seruan,

ajakan, panggilan atau jamuan.5 Sedangkan secara terminologi, dakwah

adalah upaya komunikator dakwah (da‟i) untuk mengajak orang lain

kepada ajaran Islam, dengan terlebih dahulu membina diri sendiri.

Pembinaan diri sendiri dalam upaya menyampaikan ajaran agama Islam

menjadi suatu yang mutlak karena dakwah membutuhkan keteladanan.

Adapun beberapa pengertian dakwah yang dirumuskan oleh para penulis,

di antaranya:

Menurut M. Quraisy Shihab dakwah adalah “seruan atau ajakan

kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi agar lebih baik dan

sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.”6 M. Quraisy Shihab

melihat bahwa dakwah bukan hanya sekedar amar ma’ruf nahi mungkar,

4 Asmuni Syukir, Dasar-dasar strategi dakwah Islam, (Surabaya: Al-ikhlas, 1983) hal. 99

5 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1989) hal. 127

6 Quraisy Shihab, Membumikan Al-Quran Fungsi dan Peranan Wahyu Dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1998) Cet ke 17, hal. 194

Page 22: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

13

tetapi merupakan usaha penyadaran manusia terhadap keberadaan dan

keadaan hidup mereka, sehingga bersedia diajak kepada kehidupan yang

lebih baik dan sempurna.

Menurut Muhammad Husen Fadhullah dakwah adalah “ajakan

untuk menuju Allah dan mengikuti jejak Rasulnya yang berarti, ajakan

untuk menaati dan mengikuti ajaran agama Islam yang dikehendaki Allah

SWT untuk diikuti oleh manusia.”7

Menurut Samsul Munir dakwah adalah

“suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dalam rangka

menyampaikan pesan-pesan agama Islam kepada orang lain agar mereka

menerima ajaran Islam tersebut dan menjalankannya dengan baik dalam

kehidupan individual maupun masyarakat untuk mencapai kebahagiaan

manusia baik di dunia maupun di akhirat dengan menggunakan media dan

cara-cara tertentu.”8

Menurut Arifin mengatakan bahwa dakwah

“mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan, baik dalam

bentuk tulisan, lisan, tingkah laku, sebagainya yang dilakukan secara sadar

dan terencana dalam usaha mempengaruhi orang lain secara individual

maupun kelompok, supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian,

kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama

sebagai pesan yang disampaikan kepadanya tanpa unsur paksaan.”9

Pendapat Bakhial Khauli, dakwah adalah “satu proses

menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan

umat dari satu keadaan kepada keadaan lain yang lebih baik.”10

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dakwah merupakan

sebuah usaha untuk mengajak manusia mengikuti ajaran Islam dan

7 Muhammad Husen Fadhullah, Metodologi Dakwah Dalam Al-Quran (Jakarta: Lentera,

1997) hal. 11 8 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) hal. 4

9 Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta:Bulan Bintang, 1997) hal. 54

10 H. Munzier Suparta, H. Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2009) Cet ke-3, hal. 7

Page 23: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

14

mengaplikasikannya dalam kehidupan yang dapat dilakukan dengan

berbagai metode dan sasaran yang digunakan sesuai syari‟at, dengan

tujuan mendapatkan kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di

akhirat.

Pada hakikatnya dakwah merupakan

“aktualisasi imani (teologis) yang memanifestasikan dalam suatu

sistem kegiatan manusia yang beriman dalam bidang kemasyarakatan

dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara berfikir, bersikap,

dan bertindak. Dakwah bisa dilakukan melalui lisan (bil lisan), tulisan (bil

qolam), dan perbuatan (bil hal) tentunya bentuk metode ini memiliki

keunggulan dan kelemahan masing-masing sebagai pendekatan dalam

aktivitas dakwah.”11

Secara praktis dakwah dapat dikatakan sebagai upaya atau

perjuangan dalam menyampaikan ajaran agama yang benar kepada umat

manusia dengan cara yang simpatik, adil, jujur, tabah, sabar, dan terbuka.

Menghidupkan jiwa manusia dengan janji-janji Allah SWT tentang

kehidupan bahagia, serta menggetarkan hati hati dengan ancaman Allah

SWT terhadap segala perbuatan tercela melalui nasehat-nasehat dan

peringatan-peringatan.12

Jadi, pengertian metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang

dilakukan oleh seorang da‟i kepada mad‟u untuk mencapai suatu tujuan

atas dari hikmah dan kasih sayang.13

11

Suyuti Pulungan, Universalisme Islam, (Jakarta: PT Moyo Segoro Agung, 2002) Cet

ke1, hal. 65 12

Suraini, Manajemen Dakwah Dalam Kehidupan Pluralisme Indonesia, (Jakarta:

MSCC, 2005) hal. 23 13

H. Munzier Suparta, H. Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2009) Cet ke-3, hal. 7

Page 24: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

15

2. Macam-macam Metode Dakwah

Sumber utama rujukan sebuah dakwah adalah al-Qur‟an. Banyak ayat

al-Qur‟an yang mengungkap masalah dakwah, dari sekian banyak ayat yang

memuat prinsip-prinsip dakwah itu ada satu ayat yang memuat sandaran dasar

dan fundamen pokok bagi metodologi dakwah. Tentunya banyak para juru

dakwah menggunakan metodologi tersebut untuk kesuksesan dakwahnya.

Bagi sayyid Quthub metode dakwah tidak kalah pentingnya dengan

materi dakwah. Dalam pemikiran Sayyid Quthub pembicaraan mengenai

metode dakwah sekurang-kurangnya menyangkut tiga hal pokok, yakni:

kaidah umum dakwah Islam, prinsip-prinsip metode dakwah, dan sistem

pergerakan dakwah.14

Firman Allah SWT Q.S An-Nahl:125, yang berbunyi:

Atinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk”

Dalam kitab tafsir mishbah pengarang M. Quraish Shihab, ayat diatas

dapat dipahami oleh beberapa ulama sebagai penjelasan tiga macam metode

dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran dakwah. Terhadap

cendikiawan yang memiliki pengetahaun tinggi diperintahkan menyampaikan

14

A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, (Jakarta: Penamadani, 2008) Cet

ke-2, hal.235

Page 25: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

16

dakwah dengan hikmah, yakni seorang da‟i berdialog dengan kata-kata bijak

sesuai dengan tingkat kepandaian para mad‟u. terhadap kaum awam.

Diperintahkan untuk menerapkan mau’izhah, yakni seorang da‟i memberikan

nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf

pengetahuan para mad‟u yang sederhana. Sedangkan terhadap ahli kitab dan

penganut agama lain yang diperintahkan adalah mujadalah, yakni seorang da‟i

memberikan materi dengan logika dan retorika yang halus, lepas dari

kekerasan dan umpatan.15

Metode dakwah yang meliputi tiga cakupan, yaitu:

a. Al-Hikmah

Kata “hikmah” dalam Al-Quran disebut sebanyak 20 kali baik

dalam bentuk nakiroh maupun ma‟rifat. Bentuk masdarnya adalah

“hukman” yang artinya secara makna asli adalah mencegah. Jika dikaitkan

dengan hukum berarti mencegah dari kezaliman, dan jika dikaitkan dengan

dakwah maka berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam

melaksanakan tugas dakwah.16

Menurut Syeikh Muhammad Abduh, hikmah adalah mengetahui

rahasia dari faedah segala sesuatu unsur yang tercakup dalam pelaksanaan

dakwah yaitu: isi dakwah, unsur manusia yang dihadapi, unsur kondisi

(ruang dan waktu), unsur bentuk dan cara dakwah (metode dakwah).17

Hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi yang

dilaksanakan atas dasar persuasif, karena dakwah bertumpu pada human

15

M. Quraish Shihab, Tafsir Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2005) Cet ke-4, hal. 384 16

H. Munzier Suparta, H. Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2009) Cet ke-3, hal. 8 17

Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Lembaga Penelitian,

2010) hal. 91

Page 26: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

17

oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan dan penghargaan

pada hak-hak yang bersifat demokratis.18

Dalam dunia dakwah, hikmah adalah penentuan sukses atau

tidaknya dakwah dalam menghadapi mad‟u yang beragam tingkat

pendidikan, strata sosial, dan latar belakang budaya. Da‟i memerlukan

hikmah sehingga ajaran Islam mampu memasuki ruang hati para mad‟u

dengan tepat. Oleh karena itu, para da‟i dituntut untuk mampu mengerti

dan memahami sekaligus memanfaatkan latar belakangnya, sehingga ide-

ide yang diterima dirasakan sebagai sesuatu yang menyentuh dan

menyejukkan kalbunya.

Da‟i tidak boleh hanya sekedar menyampaikan ajaran agama tanpa

mengamalkannya. Seharusnya da‟ilah orang pertama yang mengamalkan

apa yang diucapkannya. Kemampuan da‟i untuk menjadi contoh nyata

umatnya dalam bertindak adalah hikmah yang seharusnya tidak boleh di

tinggalkan oleh seorang da‟i. Para da‟i tidak sulit untuk berbicara banyak,

akan tetapi gerak mereka adalah dakwah yang jauh lebih efektif dari

sekedar berbicara.

b. Mau’izhah Hasanah

Secara bahasa, mau’izhah hasanah terdiri dari dua kata mau’izhah

dan hasanah. Kata mau’izhah berasal dari kata عظة - وعظا - يعظ - وعظ

berarti; nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan. Sementara hasanah

merupakan kebalikan dari sayyi’ah yang artinya kebaikan lawannya

kejelekan.19

18

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) hal. 98 19

H. Munzier Suparta, H. Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group: 2009) Cet ke-3, hal. 15

Page 27: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

18

Menurut Abd.Hamid al-Bilali mau’izhah hasanah merupakan salah

satu manhaj (metode) dalam dakwah untuk mengajak ke jalan Allah

dengan memberikan nasehat atau bimbingan dengan lemah lembut agar

mereka mau berbuat baik. Mau’izhah hasanah yang disampaikan dengan

lembut dan penuh pancaran kasih sayang akan menyisakan kebahagiaan

pada diri umat manusia.

Adapun menurut Ali Mustafa Yakup bahwa mau’izhah hasanah

adalah “ucapan berisi nasihat-nasihat baik dan bermanfaat bagi orang yang

mendengarkannya atau argumen-argumen yang memuaskan sehingga pihak

mad‟u dapat membenarkan apa yang disampaikan oleh seorang da‟i.”20

Jadi, kesimpulan dari mau’izhah hasanah mengandung arti yaitu:

kata-kata yang masuk ke dalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan ke

dalam perasaan dengan penuh kelembutan yang akan mudah melahirkan

kebaikan.

Seorang da‟i sebagai subjek dakwah harus mampu menyesuaikan

dan mengarahkan pesan dakwah sesuai dengan tingkat berfikir dan lingkup

pengalaman dari objek dakwahnya, agar tujuan dakwah sebagai ikhtiar

untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran Islam ke dalam kehidupan

pribadi atau masyarakat dapat terwujud.

c. Al-Mujadalah Bi al-Lati Hiya Ahsan

Dari segi etimologi (bahasa) lafadz mujadalah terambil dari kata

“jadala” yang bermakna memintal, melilit. Apabila ditambahkan alif pada

huruf jim yang mengikuti wajan faa„ala, “jaadala” dapat bermakna

berdebat, dan “mujaadalah” perdebatan.

20

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) hal 100

Page 28: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

19

Kata “jadala” dapat bermakna menarik tali dan mengikatnya guna

menguatkan sesuatu. Orang yang berdebat bagaikan menarik dengan

ucapan untuk meyakinkan lawannya dengan menguatkan pendapatnya

melalui argumentasi yang disampaikan.

Dari segi terminology (istilah) terdapat beberapa pengertian al-

mujadalah (al-Hiwar) berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh

dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan

lahirnya permusuhan di antar kedua nya. Sedangkan menurut Dr. Sayyid

Muhammad Thantawi ialah “suatu upaya yang bertujuan untuk

mengalahkan pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentasi dan

bukti yang kuat.”21

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa al-Mujadalah

merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis,

yang tidak dapat melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan

menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan

bukti yang kuat. Antara satu dengan lainnya saling menghargai dan

menghormati pendapat keduanya berpegang kepada kebenaran, mengakui

kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima hukuman kebenaran tersebut.

Al-Mujadalah merupakan cara terakhir yang digunakan untuk

berdakwah manakala kedua cara terakhir yang digunakan untuk orang-

orang yang taraf berfikirnya cukup maju, dan kritis seperti ahli kitab yang

memang telah memiliki bekal keagamaan dari para utusan sebelumnya.

Oleh karena itu, al-Qur‟an juga telah memberikan perhatian khusus kepada

21

H. Munzier Suparta, H. Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group: 2009) Cet ke-3, hal. 18

Page 29: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

20

ahli kitab yaitu melarang berdebat dengan mereka kecuali dengan cara

terbaik.

Kemudian yang terakhir, Sayyid Qutub menambahkan satu

sehingga menjadi empat, yaitu selain dari tiga tersebut diatas ditambah

dengan Mu’aaqabat bi al- Miitsal sesuai firman Allah SWT dalam QS. an-

Nahl : ayat 126

Artinya: ”Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan

balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu.

Akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih

baik bagi orang-orang yang sabar”.

Jika ayat sebelumnya menjelaskan bagaimana sasaran dakwah yang

dapat menerima ajakan tanpa membantah atau bersikeras menolak, serta

dapat menerima ajakan setelah berdiskusi. Sedangkan ayat diatas

menjelaskan bagaimana menghadapi mad‟u yang membangkang dan

melakukan kejahatan terhadap pelaku dakwah (da‟i).22

d. Mu’aqabah bi al-Mitsl

Menurut Sayyid Quthub, Tiga metode yang telah disebutkan hanya

berlaku dan dipergunakan dalam kondisi normal. Ketiga metode tersebut

berubah atau tidak berlaku manakala terdapat permusuhan atau gangguan

terhadap para pelaku dakwah. Dalam kondisi demikian, maka umat Islam

dapat melakukan tindakan balasan yang setimpal demi kelangsungan

22

M. Quraish Shihab, Tafsir Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2005) Cet ke-4, hal. 387

Page 30: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

21

dakwah Islam itu sendiri. Tindakan balasan dakwah dengan kekuatan dapat

diambil demi menjaga kemuliaan kebenaran, dan agar kebatilan tidak

mengalahkan kebenaran. Namun tindakan balasan ini harus seimbang dan

tidak boleh berlebihan atau melampaui batas.23

Pendekatan semacam itu disebut dengan pendekatan mu’aqabah bi

al-Mitsl yang artinya “dakwah dengan balasan setimpal”. Pendekatan

dakwah iniadalah untuk menolak fitnah terhadap dakwah Islam,

menghadirkan kebebasan beragama dan menumpas kesewenang-wenangan.

Sebagai pendekatan dakwah dengan basis kekerasan atau ketegasan,

dakwah mu’aqabah bi al-mitsl dalam praktiknya tidak menghendaki

perlakuan yang keras dengan diikuti oleh hawa nafsu, lebih dari itu tetap

diputuskan diatas hikmah dan moral Islami. Karena itu, dalam praktiknya

pendekatan dakwah ini dibatasi dengan banyaknya persyaratan yang ketat,

bahkan menurut ketentuan al-Qur‟an.24

Ada pun bentuk-bentuk dalam penyampaian dakwah diantaranya:

a. Bil Lisan

Dakwah adalah ajakan yang bersifat Islami sedangkan kata “lisan”

dalam bahasa Arab berarti “bahasa”. Maka dakwah bil lisan bisa diartikan

sebagai penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah atau

komunikasi langsung antara da‟i dan mad‟u.

Rasulullah SAW merupakan komunikator yang efektif , hal ini

ditandai dengan bisa diserapnya ucapan, dan perbuatannya. Keahlian dan

23

A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, (Jakarta: Penamadani, 2008) Cet

ke-2, hal. 252 24

A. Ilyas Ismail dan Prio Hotman, Filsafat Dakwah Rekayasa membangun Agama dan

Peradaban Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) hal. 209

Page 31: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

22

keliahaian Rasullullah SAW dapat berkomunikasi telah menarik banyak

manusia dizamannya untuk mengikuti ajaran Islam. Dalam menyampaikan

pesan dakwah, da‟i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan,

menyentuh dan komunikatif.25

Seperti dalam al-Qur‟an surat Al-Ahzab

ayat 70:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah

dan berkatalah dengan perkataan yang benar”

Perkataan yang benar (qaulan sadidan) pada yat diatas, dari sudut

bahasa mengandung arti: tepat mengenai sasaran. Al-Qasyani menafsirkan

kalimat قولا سديدا dengan makna “perkataan yang lurus (qawiman),

perkataan yang benar (haqqan), perkataan yang tepat (shawaban). Dari

penjelasan ini dapat disimpulkan, bahwa lisan yang harus digunakan dalam

berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang

dihadapi mad‟u, menyentuh kalbu, santun, menyejukkan, tidak agitatif dan

provokatif serta tidak mengandung fitnah.26

Dakwah bil lisan sebagai kegiatan penyampaian pesan-pesan

kebenaran yang bersumber dari al-Qur‟an dan as-Sunnah harus

memerlukan sebuah kemasan penyampaian pesan yang cermat, jitu, dan

akurat sehingga tepat mengenai sasaran.

b. Bil Qalam

Dakwah bil qalam adalah dakwah dengan menggunakan media

tulisan, seperti buku-buku, majalah, surat kabar, bulletin, brosur, dan jenis

25

Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Lembaga Penelitian,

2010) hal. 42 26

Ibid. hal. 43

Page 32: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

23

lainnya. Dalam memanfaatkan media ini, hendaknya ditampilkan dengan

gaya bahasa lancar, mudah dicerna, dan menarik minat publik.27

Dakwah bil qalam merupakan bentuk dakwah yang telah di

praktikan oleh Rasulullah SAW. Dakwah dalam tulisan yang dilakukan

oleh Rasulullah SAW adalah dengan mengirim surat-surat yang berisi

seruan, ajakan, atau panggilan untuk menganut ajaran Islam kepada raja-

raja dan kepala pemerintahan dari negara yang bertetangga dengan negara

Arab.28

c. Bil Hal

Kata al-hal secara etimologis berarti “keadaan”, artinya

menunjukkan realitas yang terwujud dalam perbuatan nyata. Dakwah bil

hal dapat diartikan mengajak atau menyeru ke jalan Allah untuk

kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan nyata yang sesuai dengan

keadaan manusia.29

Dakwah bil hal merupakan aktivitas dakwah Islam yang dilakukan

dengan tindakan nyata atau amal nyata terhadap kebutuhan penerima

dakwah. Sehingga tindakan nyata tersebut sesuai dengan apa yang

dibutuhkan oleh penerima dakwah.

Dakwah bil hal harus menjadi teladan tindakan secara nyata bagi

seorang da‟i, karena da‟i akan menjadi contoh bagi pada mad‟u. Sasaran

dakwah bil hal mengacu kepada pengembangan masyarakat secara

27

Fathur Bahri An-Nabiry, Buku Meneliti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i,

(Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008) Cet ke-1, hal 236 28

Siti Muriah, Metodelogi Dakwah Kontenporer, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002) hal.

72 29

Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Lembaga Penelitian,

2010) hal. 60

Page 33: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

24

keseluruhan. Dakwah bil hal bisa diperankan oleh siapa saja yang minat

menyebarkan dan mempraktikkan kebaikan, keadilan, kesejahteraan, dan

kecerdasan.30

Rasulullah SAW pun mempunyai beberapa pendekatan dalam

metode dakwah yang selalu dilakukannya, diantaranya:31

a. Pendekatan personal

Pendekatan ini terjadi dengan cara individual yaitu antara da‟i

dan mad‟u, dengan langsung bertatap muka sehingga materi yang

disampaikan langsung diterima. Pendekatan ini pernah dilakukan pada

zaman Rasulullah SAW ketika berdakwah secara rahasia, meskipun

demikian tidak menutup kemungkinan di zaman era modern seperti

sekarang ini pendekatan personal harus tetap dilakukan karena mad‟u

terdiri dari berbagai karakteristik.

Dalam ilmu komunikasi pendekatan personal dapat dikatakan

sebagai komunikasi interpersonal (antarpribadi). Situasi komunikasi

interpersonal adalah proses berlangsung secara dialogis. Komunikasi

yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik dari pada secara

monologis. Pendekatan personal atau komunikasi interpersonal yang

dilakukan oleh seorang da‟i kepada mad‟unya akan menumbuhkan

keakraban sesama.

b. Pendekatan pendidikan

Pada masa Nabi, dakwah lewat pendidikan dilakukan

beriringan dengan masuknya Islam kepada para kalangan sahabat.

30

Ibid. hal. 62 31

H. Munzier Suparta, H. Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2009) Cet ke-3, hal. 21-23

Page 34: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

25

Begitu juga pada masa sekarang, dapat dilihat pendekatan pendidikan

teraplikasi dalam lembaga-lembaga pendidikan pesantren, yayasan

yang bercorak Islam atau perguruan tinggi yang di dalamnya tedapat

meteri-materi keislaman.

c. Pendekatan diskusi

Pendekatan diskusi pada era sekarang sering dilakukan lewat

berbagai diskusi keagamaan, da‟i berperan sebagai nara sumber.

Sedangkan mad‟u berperan sebagai pendengar atau penyimak. Tujuan

dari diskusi adalah membahas dan menemukan pemecahan semua

problematika yang ada kaitannya dengan dakwah sehingga apa yang

menjadi permasalahan dapat ditemukan jalan keluarnya.

d. Pendekatan penawaran

Pendekatan penawaran yang dilakukan Nabi adalah ajakan

untuk beriman kepada Allah SWT tanpa menyekutukan-Nya dengan

yang lain. Cara ini dilakukan Nabi dengan memakai metode yang tepat

tanpa paksaan sehingga mad‟u ketika meresponinnya tidak dalam

keadaan tertekan bahkan Nabi melakukannya dengan niat yang timbul

dari hati yang paling dalam.

e. Pendekatan misi

Pendekatan misi adalah pengiriman tenaga para da‟i ke daerah-

daerah di luar tempat domisili. Ada banyak organisasi yang bergerak di

bidang dakwah mengirimkan da‟i-da‟i untuk disebar luaskan ke

daerah-daerah yang minim akan ilmu agamanya.

Page 35: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

26

Menurut Slamet Muhaimin Abda, metode dakwah dapat dilihat dari

berbagai segi, yaitu segi cara, jumlah, audiens dan penyampaian.32

Metode

dilihat dari dua segi cara:

a. Cara tradisional

Cara tradisional adalah sistem ceramah umum. Dalam metode

ini da‟i aktif berbicara dan mendominasi situasi, sedangkan komunikan

hanya pasif saja mendengarkan apa yang disampaikan da‟i. Komunikasi

hanya berlangsung satu arah (one way communication) yaitu dari

komunikator (da‟i) kepada komunikan (mad‟u) kelebihan metode ini

yaitu sangat tepat jika digunakan untuk menyebarkan suatu informasi

kepada masyarakat secara serentak. Kelemahan metode ini yaitu

komunikan atau mad‟u tidak dapat dimonitor atau dipantau sejauh mana

pemahaman informasi yang disebarkan da‟i.

b. Cara modern,

Cara modern seperti diskusi, seminar dan sejenis dimana terjadi

komunikasi dua arah (two way communication). Kelebihan dari metode

ini peserta dapat mengikuti diskusi dan seminar, peserta mempunyai

persepsi yang jelas tentang pokok persoalan yang telah dibicarakan.

Maka dari itu dalam metode ini terjadi nya dialog terbuka antara peserta

dan penyaji. Sedangkan kelemahan metode ini yaitu keterbatasan dalam

menampung peserta dalam jumlah banyak (masal), juga keterbatasan

dalam kecocokan dalam satu kalangan berpendidikan cukup dan

berwawasan luas.

32

Selamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas,

1994), hal. 80

Page 36: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

27

B. Masyarakat Perkotaan

Dalam bahasa Inggris masyarakat adalah society yang pengertiannya

mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan.Istilah

masyarakat disebut pula sistem sosial. Untuk pemahaman lebih luas tentang

pengertian masyarakat sebaiknya kita kemukakan beberapa definisi

masyarakat sebagai berikut:

Menurut Selo Soemardjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup

bersama dan menghasilkan kebudayaan.

Menurut J.L. Gilin dan J.P. Gilin, masyarakat adalah kelompok yang

tersebar dengan perasaan persatuan yang sama.

Menurut Max Weber menjelaskan masyarakat sebagai suatu struktur

atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang

dominan pada warganya.

Karl Marx berpendapat bahwa Masyarakat adalah suatu struktur yang

menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya

pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara

ekonomis.

Masyarakat pun bisa diartikan dengan “sekumpulan manusia yang

hidup secara bersama dalam satu wadah karena adanya satu atau beberapa

ikatan yang disengaja atau tidak. Dalam wadah inilah manusia mengadakan

interaksi satu sama lainnya dan saling bantu membantu.”33

Dalam buku Ilmu Sosial Dasar

“kota adalah sebagai pusat pendomisi yang bertingkat-tingkat sesuai

dengan sistem administrasi negara yang bersangkutan. Kota juga merupakan

pusat dari kegiatan-kegiatan kebudayaan, ekonomi, dan komunikasi. Sehingga

dengan adanya sistem komunikasi dan transportasi yang baik, tidaklah aneh

33

Slamet Muhaemin Abda, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas,

1994) Cet ke-1, hal. 14

Page 37: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

28

kalau kota tersebut merupakan jaringan ekonomi yang sangat berpengaruh

terhadap perkembangan kota itu sendiri bahkan negara pada umumnya.”34

Secara struktural menurut Hans Dieter Evers, kota “dapat dijelaskan

dengan tiga variabel pokok. Ketiga variabel ini adalah status sosial, segregasi

etnis dan budaya kota. Budaya berarti akal budi, pikiran, dan cara berprilaku.

Sementara kota adalah pusat perubahan sekaligus pusat urbanisasi.”35

Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community.

Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya

serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.

Masyarakat kota dengan ciri kemajuannya telah membentuk kepribadian

anggotanya lebih mengandalkan kemampuan diri sendiri dari pada orang

lain.36

Pribadi masyarakat kota yang bersifat individualistik adalah cenderung

menjadi ciri khusus, dan telah menjadi perbedaan yang menyolok

dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Hal ini menjadi motif bahwa

msyarakat kota condong melepaskan diri dari kepentingan orang banyak.

Kehidupan masyarakat kota umumnya heterogen. Heterogenitas

masyarakat kota pada satu sisi mempunyai peluang terciptanya kompetisi dan

kreasi-kreasi baru. Masyarakat kota umumnya banyak yang menikmati

pelayanan pendidikan yang madani, karena pendidikan yang bagus umumnya

ada di kota, walaupun terkadang memberatkan orang tua karena biaya tinggi.37

34

H. M. Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung: Pustaka Setia, 1997) hal. 194 35

Acep Aripudin, Dakwah Antarbudaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) hal.

127-128 36

M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif,(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997) hal. 52 37

Acep Aripudin, Dakwah Antarbudaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) hal.

128

Page 38: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

29

Masyarakat kota memiliki akses informasi lebih cepat karena dekat

dengan pusat-pusat informasi. Antara masyarakat pedesaan dan masyarakat

perkotaan, terdapat perbedaan dalam perhatian, khususnya terhadap keperluan-

keperluan hidup. Ada beberapa ciri lagi yang menonjol pada masyarakat kota,

diantaranya:38

1. Kehidupan keagamaan di kota berkurang apabila dibandingkan dengan

kehidupan agama di desa, sebab cara berfikir masyarakat kota yang

rasional, didasarkan pada perhitungan eksak yang berhubungan dengan

realita masyarakat.

2. Orang kota umumnya dapat mengurus diri sendiri tanpa harus bergantung

pada orang lain. Hal yang penting di sini adalah manusia yang

perseorangan atau individu, kehidupan yang sukar untuk disatukan karena

perbedaan kepentingan, paham politik, agama, dan lainnya.

3. Pembagian kerja di antara warga kota juga lebih tegas dan punya batas-

batas nyata. Di kota terdapat orang-orang dengan aneka warna dan latar

belakang sosial pendidikan yang menyebabkan individu memperdalam

suatu bidang kehidupan khusus.

4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan, juga lebih

banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa karena sistem

pembagian kerja yang tegas.

5. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan,

penyebabnya interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor

kepentingan dari pada faktor pribadi.

38

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,

1982) hal. 139-140

Page 39: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

30

6. Jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor

waktu, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat

mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.

7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, karena kota

biasanya terbuka menerima pengaruh luar. Hal ini sering menimbulkan

pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda karena golongan

muda yang belum sepenuhnya terwujud kepribadiannya, lebih senang

mengikuti pola-pola baru dalam kehidupan.

C. Pengajian Eksekutif

Pengajian dalam bahasa Arab disebut asal kata التعليم تعليما- يعلم - علم

yang artinya mengajar, mengajarkan.Sedangkan menurut istilah berasal dari

kata “kaji” yang berarti pelajaran (terutama dalam hal agama), pengajian

adalah (1) pengajaran (agama Islam), (2) pembacaan Al-Quran.39

Pengajian merupakan kegiatan yang senantiasa berusaha untuk

menamkan nilai-nilai keagamaan, dan menanamkan pengetahuan keislaman

serta kecakapan dalam rangka mencari ridho Allah SWT. Demikian pengajian

adalah kegiatan Islam yang sederhana sebagai penyampaian dakwah yang

dilaksanaka secara berkala, teratur, dan diikuti oleh para jama‟ahnya.

Pengajian termasuk dalam pelaksanaan dakwah sebagai syi‟ar Islam

yang berlandaskan al-Quran dan hadits. Kedua dilihat dari segi strategi

pembinaan umat, pengajian merupakan wahana dakwah islamiah yang murni

ajarannya.

39

Poerwadarminta, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), (Jakarta: Balai Pustaka,

2002) Cet ke-2 edisi 3, hal. 491

Page 40: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

31

Dalam pengajian terdapat manfaat yang begitu besar positifnya,

didalam pengajian-pengajian manfaat yang dapat diambil menambah dari

salah satu orang yang biasa berbuat negatif dengan memanfaatkannya menjadi

positif. Hal seperti ini pada masyarakat muslim pada umumnya dapat

memanfaatkan pengajian untuk merubah diri atau memperbaiki diri dari

perbuatan yang keji dan mungkar. Fungsi pengajian sebagai pengajaran non

formal, dimana pengajoian itu mengadakan pengajaran yang fungsinya

menambah wawasan ke Islaman.

Sedangkan eksekutif berkenaan dengan pengurusan (pengelolaan,

pemerintahan) atau penyelenggaraan sesuatu.40

Eksekutif pun dapat di sebut

juga sebagai lembaga pelaksanaan perundang-undangan, lembaga pelaksana

undang-undangan, dan badan penyelenggara pemerintah.

Pengajian eksekutif adalah pengajian yang diikuti oleh orang-orang

menengah keatas, yang berintelektual, yang mana peserta atau jama‟ahnya

sibuk akan pekerjaan. Pengajian eksekutif biasanya dilakukan dengan

menggunakan fasilitas teknologi modern yang sedang berkembang pada saat

ini.

40

Poerwadarminta, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) hal 288

Page 41: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

32

BAB III

GAMBARAN UMUM PENGAJIAN EKSEKUTIF UMMAHATUL

MU’MININ INDONESIA (UMI)

A. Sejarah Berdirinya Pengajian Eksekutif Ummahatul Mu’minin Indonesia

(UMI)

Gagasan besar dibalik terbentuknya pengajian Ummahatul Mu’minin

Indonesia (UMI) bermula dari kesadaran betapa besarnya potensi perubahan

sosial ke arah positif jika muslimah masyarakat urban atau ibu-ibu muslimah

Indonesia berkelas menengah keatas secara intelektual dan ekonomi ini

bersatu dalam kebajikan. Ibu-ibu menengah keatas ini berharap dapat

membantu memecahkan masalah yang kompleks dalam kehidupan

masyarakat, yang dilandasi akhlak mulia buah dari iman yang benar dan

sungguh-sungguh dalam bimbingan ilmu al-Quran dan as-Sunnah sebagai

petunjuk hidup umat Islam. 1

Sejauh ini masyarakat kota khususnya ibu-ibu banyak menyerap ilmu

agama yang telah mereka kaji di majelis-majelis ilmu keislaman, ibu-ibu ini

juga telah menunjukkan kesungguhan kerja dan kualitas kinerjanya dalam

melakukan aksi-aksi amal sosial, lebih dari itu, ada kerinduan dari mereka

untuk bersatu dalam gerak dan langkah membangun Indonesia yang

Negeri yang baik dan mendapatkan ampunan dari Tuhan) بلدة طيبت ورب غفور

Maha Pengampun).

1 Arsip Pengajian ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI), (Jakarta: Kamis 21 Juni 2012)

Page 42: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

33

Modernisme sosial yang jauh bukan saja dari nilai-nilai keislaman

bahkan ketimuran yang telah menyisakan limbah-limbah gaya dan sistem

kehidupan sosial, misal: materialisme, liberalisme, sekularisme, pluralisme,

feminisme, dan faham-faham sesat baik yang berdimensi Islam seperti: syiah,

tarekat sesat, kelompok zikir sempalan, dan faham-faham sempalan sesat

lainnya, atau yang tidak berdimensi Islam seperti: budaya permisif (serba

boleh) yang cenderung bebas nilai, pemujaan gender berbasis kebencian pada

teks-teks syariat, budaya sosialita kaum hedonis, dan lain-lain. Semua itu telah

menjadi musuh bersama komunitas Ummahatul Mu’minin Indonesia.

Ar-rahman Qur’anic Learning Center (AQL Centre) dibawah

pimpinan Ustadz Bachtiar Nasir berinisiatif membentuk komunitas muslimah

Indonesia sebagai pembawa perubahan menuju kejayaan Islam dan umat

Islam, komunitas ini bernama Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI), yang

mengandung arti "Ibunya Para Mu’minin". Dimana salah satu tujuan

utamanya adalah menjadi wadah bagi para muslimah seluruh Indonesia untuk

bersama-sama bergandengan tangan melakukan perubahan menuju kejayaan

Islam, karena ibu-ibu yang intelektual yakin dan percaya bahwa perempuan

Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam perjuangan kejayaan

Islam sebagai pemersatu, penegak dan pelaku perubahan sosial di masyarakat,

khususnya di masyarakat perkotaan.2

Pengajian UMI didirikan saat momentum Silaturahmi dengan seluruh

Majelis Ta'lim se-Jabodetabek tanggal 22 Desember 2011, bertepatan dengan

hari Ibu di masjid ALatief Pasaraya. Alhamdulillah respon muslimah

2 Ibid

Page 43: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

34

Indonesia pada acara tersebut cukup besar, pertemuan itu dihadiri lebih dari

800 muslimah Indonesia yang berasal dari berbagai Majelis Ta'lim se-

Jabodetabek.

Pengurus dan anggota UMI sangat menyadari bahwa Islam tidak akan

besar apabila umatnya tidak dapat menjaga hati dan berpikir besar untuk

memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada Islam dan masyarakat

Indonesia. Oleh karena itu anggota UMI harus satukan hati melangkah,

dengan niat اياك وعبد واياك وستعيه dan berbekal ilmu dan keyakinan وويت لله تعا لى

akan selalu berada dalam pertolongan Allah SWT untuk dapatkan

.Amin اهدن الصراط المستقيم

B. Visi dan Misi Pengajian Eksekutif Ummahatul Mu’minin Indonesia

(UMI)

Sebagai sebuah lembaga dakwah Islam pengajian eksekutif

Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI) mempunyai visi yaitu menjadi

lembaga pemersatu komunitas muslimah urban se-Indonesia dalam

menegakkan nilai-nilai Islam. Bukan visi saja yang mereka punya, tapi

pengajian ummahatul Mu’minin Indonesia pun mempunyai misi yaitu:3

1. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menyatukan potensi-potensi

muslimah.

2. Mengajak muslimah-muslimah di perkotaan sebagai pelaku perubahan

sosial di masyarakat.

3. Menjadi pelopor dalam menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan

dunia muslimah.

3 Ibid

Page 44: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

35

C. Struktur Organisasi Pengajian Eksekutif Ummahatul Mu’minin

Indonesia (UMI)

SUSUNAN PENGURUS

UMMAHATUL MU’MININ INDONESIA (UMI)4

4 Ibid

PEMBINA

Ust. Bachtiar Nasir Lc

KETUA UMUM

Lia Prasetyo

SEKERTARIS

Rati W

Caya NN

BENDAHARA

Titi

tutuy

KETUA 1

Hartina

KETUA 2

Nasrah

HUMAS

Nina

DAKWAH

Atje Wiriya

PENDIDIKAN

DAN SOSIAL

Ati Nadirsyah

ORGANISASI

Atik. M

DANA

Nita

USAHA

Eva

Page 45: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

36

D. Tujuan dan Aktivitas Kegiatan Pengajian Eksekutif UMI

Tujuan pengajian UMI ingin mengajak masyarakat kota khususnya

ibu-ibu berintelek dan berwawasan luas yang ada di seluruh Indonesia

khususnya di kota Jakarta untuk menegakkan agama Islam. Memecahkan

persoalan-persoalan yang ada di kehidupan sehari-hari, menyangkut masalah

aqidah dan masalah-masalah lainnya. Aktivitas kegiatan pengajian UMI

adalah, sebagai berikut:5

1. Kegiatan Mingguan, Tadabbur al-Qur’an setiap hari Selasa di Masjid

Pondok Indah dan setiap hari Kamis di AQL Islamic Center, Tebet.

2. Kegiatan bulanan, setiap minggu ke tiga, Tazkiyatun Nafs (Penyucian

Jiwa) di Masjid Baitul Isan (BI), Jl. Budi Kemuliaan no. 23, Jakarta Pusat.

3. Talkshow interaktif “Perempuan dambaan Al Qur’an” pada tanggal 22

Desember 2011 di Masjid Al Latief Pasaraya Blok M.

4. Launching komunitas Ummahatul Mu’minin Indonesia, pada tanggal 22

Desember 2011.

5. Talkshow "Jejak Da'wah Ummahatul Mu'minin Indonesia Buah Hati

Rasulullah SAW" pada tanggal 26 Januari 2012 di Masjid Agung Al-

Azhar, Jakarta Selatan.

6. Talkshow interaktif “Perempuan Dambaan Al Qur’an” pada tanggal 11

Februari 2012 di Pusat Da’wah Islam (PUSDAI), Bandung, dan launching

Komunitas Ummahatul Mu’minin Indonesia di Bandung, sebagai salah

satu cara menyosialisasikan keberadaan UMI di masyarakat dan dalam

5 Ibid

Page 46: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

37

rangka mengembangkan jaringan UMI untuk kemudian mulai merambah

ke beberapa kota di seluruh Indonesia.

7. Ikut berpartisipasi dalam Islamic Book Fair (IBF) tanggal 13 Maret 2012

di Istora Senayan, untuk mengisi acara di Panggung Utama, dalam bentuk

Talkshow dengan Tema “Ummy Khadijah Pejuang Da’wah”

8. Berda’wah di Lembaga Pemasyarakatan Pondok Bambu pada tanggal 22

Maret 2012, dengan mengisi acara tausiyah dalam rangka kepedulian UMI

kepada narapidana dengan tema “Menggapai Ampunan dan Ridho

Allah SWT”

9. Ikut berpartisipasi dalam Acara Tabligh Akbar Menolak RUU Gender

Liberal pada tanggal 8 April 2012 di Masjid Agung Sunda Kelapa yang

diselenggarakan oleh MIUMI (Majelis Intelektual & Ulama Muda

Indonesia)

10. Ikut berperan serta dalam menyelamatkan generasi muda, yaitu “Menolak

Kehadiran Lady Gaga” di Indonesia dengan melakukan kunjungan ke

sekolah-sekolah mengajak untuk melindungi remaja dari pornografi dan

pornoaksi melalui surat edaran dan pemasangan “Poster Tolak Lady Gaga”

berikut penjelasannya.

11. Kamis, tanggal 10 Mei 2012 mengadakan Talkshow “Qur’anic

Parenting” di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan. Sesudah Talkshow

dibuka Pelatihan Qur’anic Parenting, agar bisa dijadikan pola asuh

keluarga.

12. UMI menyertai MUIMI (Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia”)

melakukan kujungan ke DPR RI pada hari Selasa, tanggal 22 Mei 2012,

Page 47: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

38

dalam rangka menyampaikan aspirasi “Menolak Kehadiran Lady Gaga” di

Indonesia.

13. Kamis, tanggal 7 Juni 2012 mengadakan Talkshow “Qur’anic

Parenting” di Masjid Al Murabbi di Bandung.

14. Senin, tanggal 18 Juni 2012, UMI menyertai MIUMI (Majelis Intelektual

& Ulama Muda Indonesia) menghadiri Rapat, dengar pendapat dengan

Komisi VIII DPR RI tentang pembahasan RUU Kesetaraan dan Keadilan

Gender (KKG).

15. Tanggal 04 Agustus 2012, Grand Launcing IMAN-QU (Indonesia Menulis

Qur’an) di AQL Islamic Center, Tebet.

16. Tanggal 13 Agustus 2012, membantu korban kebakaran di kelurahan karet

tensin.

17. Tanggal 11 November 2012, berpartisipasi dalam acara Medical General

Chek-up dan donor darah di AQL Islamic Center, Tebet.

18. Tanggal 17 November 2012, berpartisipasi pada Acara Milad ke 4 Ar

Rahman Qur’anic Leraning di Mega Mendung.

19. Tanggal 20 Desember 2012, mengadakan acara bazar amal & lelang

barang-barang branded untuk da’wah di AQL Islamic Center, Tebet.

Page 48: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

39

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Metode Dakwah Dikalangan Masyarakat Perkotaan Dalam Pengajian

Eksekutif Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI)

Metode dakwah yang digunakan para da’i berbeda-beda tergantung

dari situasi dan kondisi para mad’u yang menjadi sasaran dakwahnya para

da’i. Metode yang digunakan di Indonesia harus beragam, karena tidak bisa

dengan satu metode pendekatan saja khususnya dikalangan masyarakat

perkotaan.

Masyarakat perkotaan memiliki karakter yang berbeda dengan

masyarakat di desa seperti: Pertama, masyarakat kota lebih banyak

menggunakan fasilitas-fasilitas yang lebih modern. Kedua, masyarakat kota

memliki etos kerja yang tinggi. Ketiga, dalam berkomunikasi masyarakat kota

memakai bahasa yang lebih menasional. Keempat, masarakat kota memiliki

pengetahuan dan berwawasan luas. Kelima, masyarakat kota sangat heterogen

terlihat dari bagaimana mereka melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi.

Sehingga cara penyampaian dakwahnya pun harus lebih intelektual. Berbeda

dengan masyarakat kalangan menengah kebawah (masyarakat awam), cara

penyampaian dakwahnya dilakukan dengan disisipkan guyonan (bersifat

humoris), nada dan dakwah dari seorang da’i, sehingga mereka merasa

nyaman dan tertarik akan isi dakwah tersebut.

Keberhasilan dakwah sendiri tidak terlepas dari keberhasilan da’i

pertama yaitu Rasulullah SAW dalam menyampaikan risalahnya. Dalam

berdakwah Rasulullah menggunakan teknik, cara, metode, serta pendekatan-

Page 49: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

40

pendekatan yang efektif dan efesien. Hal ini sejalan dengan ungkapan

teknik, cara, metode, atau pendekatan lebih penting dari الطريقة اهم من المادة

materi itu sendiri. Dalam dakwah meskipun yang disampaikan hanya satu ayat

tetapi melalui pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan kondisi mad’u maka

dakwah akan berjalan dengan baik dan berhasil.

Hal ini mengisyaratkan materi bukanlah segala-galanya bagi seorang

da’i. Sejatinya persyaratan utama dan pertama bagi seorang da’i adalah

kesedian untuk berjuang, ketulusan, berbakti, dan ketepatan metode serta

pendekatan dalam menjabarkan pesan-pesan Ilahi dalam realitas sosial.

Metode dakwah merupakan salah satu unsur pendukung dalam proses

penyampaian dakwah yang dilakukan oleh seorang da’i kepada mad’unya, di

mana dalam hal ini diterapkan dalam salah satu pengajian eksekutif yang ada

di Jakarta yaitu pengajian Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI).

Salah satu pengajar di pengajian UMI yaitu ustadz Bachtiar Nasir

menggunakan beragam metode jika berdakwah dikalangan masyarakat

perkotaan, kecuali di masyarakat awam beliau tidak memerlukan teknik. Maka

dari itu ustadz Bachtiar mengikuti pola dakwah yang dilakukan Rasulullah

SAW, dengan memperkenalkan kepada masyakat perkotaan khususnya ibu-

ibu, bagaimana menjadi muslimah yang baik di dunia dan akhirat seperti yang

dilakukan oleh istri-istri Rasul.1

Para ustadz dan ustadzah yang memberikan materi di pengajian UMI

sangat tahu betul apa yang dibutuhkan oleh para jamaahnya. Karena dengan

beragam metode para jamaah akan merasa nyaman mendengar dan mengikutri

1 Wawancara, Bachtiar Nasir, Pembina Pengajian UMI , (Jakarta: Rabu 3 Oktober 2012)

Page 50: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

41

pengajian tersebut. dalam pengajian UMI jamaahnya dari kalangan menengah

ke atas, yang memang orang-orangnya berintelektual dan kritis akan masalah

yang ada disekitar mereka.

Seperti dalam buku Metode Dakwah karangan Munzier Suparta dan

Harjani Hefni, Rasulullah mempunyai beberapa pendekatan dalam metode

dakwah yang selalu dilakukannya, diantaranya:2

1. Pendekatan personal

Pendekatan personal terjadi dengan cara individual yaitu antara da’i

dan mad’u, dengan langsung bertatap muka sehingga materi yang

disampaikan langsung diterima oleh mad’u. Apa yang dilakukan oleh Nabi

SAW ini mengisyaratkan bagi umatnya, khususnya para da’i yang akan

mewarisi tugas dakwah beliau, agar mereka waspada dan hati-hati dalam

menempuh upaya-upaya lahiriah. Di samping itu, dalam melakukan

dakwah seorang da’i haruslah mempertimbangkan situasi setempat.

Apabila situasi belum memungkinkan dilakukannya dakwah secara

terbuka, maka pendekatan personal melalui mulut ke mulut perlu ditempuh.

Pendekatan ini pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, pada saat

itu beliau berdakwah secara rahasia. Meskipun demikian tidak menutup

kemungkinan di zaman era modern seperti sekarang ini seorang da’i

melakukan pendekatan personal, karena mad’u terdiri dari berbagai

karakteristik yang berbeda-beda. Seperti yang dikatakan Ustadz Bachtiar:

“Saya melakukan pendekatan personal kepada ibu-ibu pengajian

UMI, agar saya dan ibu-ibu lebih dekat dan akrab. Namanya juga ibu-ibu,

kalau saya memberikan materi harus lebih detail, dan harus pelan-pelan.

Karena kadang-kadang mereka suka kurang paham dengan apa-apa yang

2 H. Munzi er Suparta, H. Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Kencana Prenada Media

Group, 2009) Cet ke-3, hal. 21-23

Page 51: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

42

saya sampaikan, makanya saya menggunakan pendekatan ini. Jadi kalau

dari mereka ada yang tidak paham bisa nanya dengan saya langsung”.3

Para ustadz dan ustadzah yang mengajar di pengajin UMI memang

melakukan pendekatan personal, di mana pendekatan personal dilakukan

secara face to face yaitu menggunakan komunikasi interpersonal

(antarpribadi). Hubungan interpersonal merupakan hubungan komunikasi

yang meliputi timbal balik yang didasarkan pada data psikologi.

Dalam pendekatan personal salah satu metode yang di gunakan

adalah metode tanya jawab. Karena metode tanya jawab dipandang efektif

apabila ditempatkan dalam usaha dakwah, karena objek dakwah dapat

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad’u.

Sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek dakwah dengan

objek dakwah.

Biasanya dengan adanya kegiatan tanya jawab, mad’u akan lebih

terbuka untuk mengajukan pertanyaan, ide, dan hal-hal yang belum

dipahami atau dimengeti. Seperti hasil wawancara dengan ibu Lia salah

satu jama’ah pengajian UMI:

“Ustadz dan ustadzah yang mengisi materi di pengajian UMI baik-

baik, mereka pun sangat dekat dan akrab dengan kami para ibu-ibu,

malah……..kadang-kadang kami suka bercanda dengan mereka. Dengan

pendekatan personal yang dilakukan oleh para ustadz dan ustadzah sangat

bagus, jadi saya dan teman-teman dapat bertanya langsung dan secara

pribadi dengan para ustadz dan ustdzah. Sehingga kami bisa lebih nyaman

untuk mengutarakan hal-hal yang bersifat pribadi, seperti halnya masalah

keluarga. Dan para ustadz dan ustdzahnya pun sangat terbuka dengan apa

yang kami utarakan”.4

3Wawancara, Bachtiar Nasir, Pembina Pengajian UMI , (Jakarta: Rabu 3 Oktober 2012)

4Wawancara, Lia Yuliani, Jama’ah Pengajian UMI , (Jakarta: Kamis 26 Juli 2012)

Page 52: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

43

Hasil dari pernyataan diatas peneliti menangkap, bahwa dengan

adanya pendekatan personal para jama’ah sangat senang karena dengan

pendekatan tersebut para ibu-ibu yang ada di pengajain UMI dapat

mengenal satu persatu dari ustadz dan ustadzah yang mengajar di pengajian

UMI.

2. Pendekatan diskusi

Diskusi adalah salah satu pendekatan dakwah persuasif yang

merupakan adu argument antara da’i sebagai pelaku dakwah dan mad’u

sebagai objek dakwah. Dari sini diharapkan akan lahir sebuah pendirian

yang meyakinkan, terutama bagi objek dakwah. Di sisi lain, dakwah

dengan diskusi juga akan menuntut adanya profesionalisme (keahlian) dari

para da’i. Seorang da’i akan dipaksa untuk memperbanyak lagi

pembendaharaan ilmu mereka, bukan hanya kemampuan berbicara yang

tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Pendekatan diskusi pada era sekarang sering dilakukan lewat

berbagai diskusi keagamaan, da’i berperan sebagai nara sumber.

Sedangkan mad’u berperan sebagai audience. Tujuan dari diskusi ini

adalah membahas dan menemukan pemecahan semua problematika yang

ada kaitannya dengan dakwah sehingga apa yang menjadi permasalahan

dapat ditemukan jalan keluarnya.

Diskusi sering dimaksudkan sebagai bertukar pikiran (gagasan,

pendapat, dan sebagainya) antara sejumlah orang secara lisan, membahas

suatu masalah tertentu yang dilaksanakan dengan teratur dan bertujuan

untuk memperoleh kebenaran.

Page 53: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

44

Seperti halnya dalam pengajian UMI pendekatan dengan cara

berdiskusi selalu dilakukan oleh para ustadz dan ustadzah. Ustadz dan

ustadzah yang mengisi materi di pengajian UMI selalu memenuhi

kebutuhan para mad’u yang masih belum mengerti dan memahami materi

yang disampaikan, dengan adanya diskusi jama’ah dapat menggali lebih

banyak hal-hal yang belum mereka ketahui. Seperti yang dikatakan Ustadz

Bachtiar Nasir:

“Saya memberikan materi kepada ibu-ibu di pengajian UMI dengan

jelas dan lugas sehingga mereka mengerti dengan isi materi yang saya

sampaikan. Para ustadz dan ustadzah juga sangat terbuka kepada ibu-ibu

yang memang belum memahami materi dakwah yang disampaikan.Saya

juga memberikan contoh kehidupan di sekitar agar mereka lebih mudah

memahami dan agar ibu-ibu dalam pengajian UMI berfikir lebih terbuka,

selain itu saya juga selalu memberikan sugesti yang positif agar mereka

berfikir lebih maju.Dalam pengajain ini saya juga membentuk kelompok-

kelompok diskusi sehingga mereka bisa saling berdiskusi, membicarakan

hal-hal yang belum di mengerti.Apabila mereka belum yakin dengan apa

yang mereka diskusikan maka mereka akan menanyakan kepada saya

secara langsung”.5

Melalui metode dakwah diskusi, para ustadz dan ustadzah di

pengajian UMI dapat mengembangkan kualitas mental dan pengetahuan

agama ibu-ibu dan dapat memperluas pandangan tentang materi dakwah

yang didiskusikan. Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat

menjadikan ibu-ibu dalam pengajian UMI terlatih menggunakan pendapat

secara tepat dan benar, sehingga mereka akan terlatih berfikir secara

kreatif, logis dan objektif.

5Wawancara, Bachtiar Nasir, Pembina Pengajian UMI , (Jakarta: Rabu 3 Oktober 2012)

Page 54: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

45

B. Pengaruh Pengajian Ummahatul Mu’minin Indonesia(UMI) Terhadap

Masyarakat Perkotaan

Dakwah merupakan aktivitas mengajak manusia kepada jalan Allah.

Dalam aktivitas dakwah terdapat beberapa unsur: da’i, mad’u, materi, metode,

sarana, dan efek. Aktivitas dakwah akan berjalan dengan baik apabila sasaran

dakwah itu tepat dan mencapai tujuan. Seorang da’i di tuntut agar dapat

memilih materi dakwah yang sesuai dengan kebutuhan dakwah dan

menggunakan sarana yang mempermudahsampainya pesan dakwah, sehingga

substansi dakwahnya mudah diterima oleh masyarakat. Dalam pengajian UMI

ustadz Bachtiar Nasir memberikan materi dengan cara mengenalkan pelajaran

yang mendasar untuk memperkenalkan agama Islam kepada ibu-ibu pengajian

UMI. Pelajaran dasar yang diberikan ustadz Bachtiar dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Ma’rifatullah

Ma’rifatullah berasal dari kata Ma’rifat dan Allah, ma’rifat artinya

mengetahui atau mengenal. Jadi Ma’rifatullah berarti mengenal Allah

SWT. Ma’rifatullah bukanlah mengenali dzat Allah, karena hal ini tidak

mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang akal pikirannya terbatas.

Seseorang dianggap ma’rifatullah jika seseorang itu telah mengenali asma

Allah, mengenali sifat Allah dan perbuatan Allah yang terlihat dalam

ciptaan dan tersebar dalam kehidupan alam ini. Selain itu dengan bekal

pengetahuan, manusia dapat menunjukkan

a. Sikap shidiq (benar) dalam bermu’amalah (bekerja) dengan Allah

SWT.

b. Ikhlas dalam niatan dan tujuan hidup yakni hanya karena Allah SWT.

Page 55: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

46

c. Pembersihan diri dari akhlak-akhlak tercela dan kotoran-kotoran jiwa

yang membuat diri bertentangan dengan kehendak Allah SWT.

d. Sabar dan menerima pemberlakuan hukum atau aturan Allah SWT.

e. Berdakwah atau mengajak mengikuti kebenaran agama Islam.

2. Ma’rifatunnas

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang terdiri atas jasad, ruh,

dan akal. Allah menciptakan manusia mempunyai maksud tertentu, yakni

selain agar beribadah kepada Allah diamanatkan sebagai Khalifah Fil

Ardhi sehingga tercipta masyarakat yang tentram serta sejahtera. Akan

tetapi, tugas yang diamanatkan kepada manusia sering kali dimanipulasi

sesuai kehendak hawa nafsu syaitan, sehingga fungsi sebagai khalifah

tidak dapat dilaksanakan dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya, jika

setiap manusia memahami akan maksud diciptakan Allah SWT ke dunia

ini, maka segala gerak langkahnya selalu disesuaikan dengan syariat

agama. Tujuan diciptakan manusia secara argumen yang ditegaskan Allah

SWT dalam surat ad-Dzariyat ayat 56:

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembahKu"

Penjelasan firman Allah SWT tersebut sudah jelas dan tegas apa

yang seharusnya diperbuat oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari,

yaitu penghambaan secara totalitas kepada Al-Khaliq. Adapun pepatah

yang menyebutkan: من عرف نفسه فقد عرف ربه yang artinya "Barang siapa

Page 56: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

47

mengenal dirinya niscaya ia akan mengenal Tuhannya". Maka sangat

wajar jika dikalangan umat manusia kurang menyadari hakekat untuk apa

diri ini diciptakan dan harus bagaimana melakukan aktivitas di dunia,

karena tidak mengenal akan dirinya sendiri. Padahal manusia diciptakan

lebih mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya, yakni diberikan akal

hanya masalahnya akal itu tidak difungsikan sebagaimana seharusnya

sesuai dengan petunjuk dari sang Khaliq.

3. Ma’rifatuddin

Ketika Allah SWT menjadikan Islam sebagai jalan kehidupan bagi

kaum muslimin, tentulah Allah sudah mengetahui akan berbagai hal yang

akan dihadapi oleh manusia itu sendiri. Karena Islam menginginkan

adanya penyelesaian dan kedamaian atas segala hal yang menimpa

manusia dalam kehidupan mereka, seperti itulah sesungguhnya profil al-

Islam. Islam merupakan pegangan hidup manusia yang mampu

mengantarkan mereka pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di

akhirat, serta mampu menuntaskan segala problematika yang mereka

hadapi.

Dari segi bahasa, Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari

kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata

aslama. Adapun dari segi istilah, Islam adalah ketundukan seorang hamba

kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya

Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum

atau aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan

yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.

Page 57: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

48

Materi dasar yang diberikan ustadz Bachtiar sedikit demi sedikit mulai

dilakukan oleh ibu-ibu dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk diri mereka

sendiri maupun untuk sesama. Para ibu-ibu sekarang lebih rajin ibadahnya,

lebih mensyukuri segala sesuatu yang diberikan Allah dan lebih menghargai

ciptaan Allah. Kemudian dari kegiatan sosial ibu-ibu lebih aktif lagi mencari

informasi untuk menolong sesama umat muslim yang membutuhkan, dengan

adanya pelajaran dasar tersebut sekarang ibu-ibu lebih sabar untuk mengadapi

masalah yang kadang melanda diri mereka, lebih menghargai pendapat atau

masukan dari orang-orang yang ada disekitar mereka.

Selain memperkenalkan materi dasar ustadz Bachtiar pun

memperkenalkan para istri-istri Nabi yang sholeha, dan ashhabiyah yang akan

di jamin masuk syurga karena kesolehan mereka, ustadz Bachtiar

memperkenalkan istri-istri nabi dan para ashhabiyah dengan cara bercerita dan

memberikan contoh-contoh dari sifat yang dimiliki oleh istri-istri nabi dan

para ashhabiyah.6 Menurut ustadz Bachtiar dalam memberikan materi tiap

minggu:

“Saya memberikan materi-materi tersebut kepada ibu-ibu di pengajian

UMI atau di kalangan masyarakat perkotaan untuk mengenalkan kepada

mereka bagaimana mengenal Allah, mengenal manusia, dan mengenalkan

agama Islam. Dan saya ingin mereka juga menjadi wanita-wanita atau ibu-ibu

yang sholeha dan selalu taat ibadah”.

Dakwah pun mempunyai pengaruh yang sangat penting di kalangan

masyarakat perkotaan. Karena keberhasilan perjuangan menegakkan agama

Islam, hanya dapat berhasil kalau diperjuangkan dengan metode yang pernah

dipergunakan oleh Rasulullah SAW.

6Wawancara, Bachtiar Nasir, Pembina Pengajian UMI , (Jakarta: Rabu 3 oktober 2012)

Page 58: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

49

Pengaruh pengajian UMI bagi masyarakat perkotaan sangat bagus.

Khususnya bagi ibu-ibu yang memang butuh ilmu agama, pengajian UMI

memberikan penyegaran baru bagi ibu-ibu kalangan menengah ke atas yang

ingin sekali mengaji. Selain itu sekarang mereka dapat mengaji dengan rasa

percaya diri tidak perlu malu dan minder lagi, karena pengajian ini di bentuk

untuk ibu-ibu kalangan menengah ke atas, yang memang ingin mempelajari

agama Islam lebih dalam. Ada beberapa afek positif yang di rasakan oleh ibu-

ibu di kalangan masyarakat perkotaan setelah mengikuti pengajian UMI,

diantaranya:7

1. Pertama, yang dirasakan yaitu tumbuhnya rasa persaudaraan. Karena

pengajian UMI dapat mempersatukan majlis-majlis ta’lim yang ada di

Indonesia, karena selama ini masing-masing majlis ta’lim memiliki tembok

sendiri-sendiri, sekarang tembok itu terasa runtuh jadi berbaur di dalam

pengajian UMI.

2. Kedua, dahulu sesama jamaah saling acuh tak acuh dan saling

mengasingkan diri, tetapi sekarang itu semua tidak terjadi lagi yang terjadi

sekarang persaudaraan sesama ibu-ibu semakin kuat, untuk satu tujuan

yaitu menuntut ilmu agama. Para jama’ah pengajian UMI pun selalu

mentransformasikan ilmu pengetahuan, kadang mereka pun berdialog atau

berdiskusi dengan sesama untuk membahas segala sesuatu yang mereka

bisa lakukan, dan kerja dakwah mereka pun semakin kencang. Seperti

kejadian kemarin pada saat terjadi kebakaran di Kuningan Jakarta, mereka

langsung menyebarkan informasi, membuat tenda dan kemudian membuat

7Wawancara, Bachtiar Nasir, Pembina Pengajian UMI , (Jakarta: Rabu 3 oktober 2012)

Page 59: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

50

bantuan. Jadi mereka langsung cepat bergerak untuk melakukan itu semua

apalagi mereka tergolong dari kalangan menengah ke atas.

Dari beberapa ibu-ibu dalam pengajian UMI juga merasakan senang

setelah beberapa bulan mengikuti pengajian UMI, seperti yang di katakana ibu

Ati Nadirsyah:

“Banyak pengaruh yang masuk ke dalam diri saya, dari perilaku

saya yang lebih terjaga, dalam ibadah pun saya lebih rajin lagi, dan saya

dapat mengajak masyarakat atau teman-teman yang ada di lingkungan

rumah saya untuk belajar agama bersama. Pengajian UMI ini memang

bagus untuk ibu-ibu yang belajar agama lebih dalam lagi.8

Tidak hanya ibu Ati Nadirsyah saja yang merasakan perubahan setelah

mengikuti pengajian UMI, tapi ada beberapa anggota jama’ah UMI lagi yang

memang senang mengikuti pengajian tersebut salah satunya lagi adalah ibu

Rati, beliau mengatakan:

“Saya berusaha selalu di jalan Allah SWT sesuai dengan ajaran al-

Qur’an dan as-Sunnah, kini saya lebih rajin ibadahnya, ingin menjadi

wanita dan istri yang sholeha. Sekarang saya pun lebih menghargai orang

lain, bukan hanya itu saja sekarang saya mempunyai banyak teman dari

mana saja, saya dapat bersosialisasi dengan baik. Orang-orang yang ada

dipengajian UMI berbagai macam karakter dan sifat, disini lah kami

disatukan mempunyai visi dan misi yang sama untuk menuntut ilmu dan

menegakkan agama Islam”.

Dengan adanya pengajian UMI tersebut jamaah saat ini lebih

menghayati dan menghargai hidup dengan cara merubah perilaku hidup

mereka, lebih rajin melaksanakan ibadah dan mengaplikasikan hasil belajar

kedalam kehidupan sehari-hari, seperti mengajak masyarakat sekitar untuk

meningkatkan kualitas ibadah yang lebih baik. Selain itu mereka lebih

menghargai sesama baik dari kalangan bawah maupun dari kalangan menengah

keatas, yaitu dengan adanya kegiatan bakti sosial.

8Wawancara, Ati Nadirsyah, Jama’ah Pengajian UMI , (Jakarta: Kamis 26 Juli 2012)

Page 60: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menganalisa berbagai permasalahan dari skripsi yang

berjudul: “Metode Dakwah Dikalangan Masyarakat Perkotaan Dalam

Pengajian Eksekutif Ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI)”, maka dapat di

tarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode dakwah dikalangan masyarakat perkotaan harus beragam, karena

mad’u atau pendengar merupakan kalangan menengah keatas yang

berwawasan luas (berintelektual) dan sangat kritis. Adapun metode

dakwah yang diterapkan dalam pengajian UMI menggunakan metode

dakwah Rasulullah SAW dengan pendekatan personal dan pendekatan

diskusi. Ustadz Bachtiar juga memperkenalkan kepada jama’ahnya dengan

pelajaran dasar untuk mengenal Islam, yaitu: ma’rifatullah, ma’rifatunnas

dan ma’rifatuddin.

2. Dengan adanya pengajian UMI jamaah dapat merubah pola kehidupan

yang mereka jalani, menumbuhkan rasa persaudaraan sesama umat

muslim, terjadinya persatuan sesama majlis ta’lim yang ada di perkotaan

dalam satu organisasi di pengajian UMI, serta menumbuhkan kepedulian

dan kepekaan sosial dikalangan jama’ah UMI. Dalam pengajian UMI

jama’ah pun selalu mentransforamasikan ilmu pengetahuan mereka

dengan cara berdiskusi.

Page 61: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

52

B. Saran-saran

1. Sebaiknya seorang da’i dalam menyampaikan ceramahnya tidak hanya

menggunakan satu metode saja, karena seorang da’i harus mempunyai

beberapa metode dakwah untuk mengetahui situasi atau kondisi yang ada

di sekitarnya. Khususnya masyarakat perkotaan yang memang mereka

orang-orang berintelektual tinggi, selalu ingin mengetahui segala sesuatu

dengan alasan yang objektif.

2. Kepada pengurus pengajian UMI, hendaknya lebih meningkatkan

kegiatan-kegiatan dakwah yang selalu mencari informasi dengan cara

mengakses jaringan media elektronik untuk mengetahui keadaan dakwah

Islam yang belum terpenuhi.

3. Kepada ustadz dan ustadzah sebagai pengajar di pengajian eksekutif UMI

dalam memberikan materi sebaiknya memenuhi kebutuhan jama’ah

dengan menggunakan alat teknologi yang modern, seperti: power point,

gadget, dan alat elektronik lainnya sehingga mempermudah dalam

berdakwah dan berkomunikasi.

4. Kepada ibu-ibu yang ada di pengajian eksekutif UMI sebaiknya lebih

mempererat tali persudaraan, lebih rajin mengaji agar ilmu yang didapat

terus bertambah dan dapat dilakukan di kehidupan sehari-hari. Kemudian

dapat mengajak orang-orang yang ada disekitar untuk mengaji dan belajar

agama Islam bersama, agar mendapat pahala dan menegakkan agama

Islam mengikuti aturan al-Qur’an dan as-Sunnah.

Page 62: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

53

DAFTAR PUSTAKA

Abda Selamet Muhaimin, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya: Al-

Ikhlas. 1994.

A. Ilyas Ismail dan Prio Hotman, Filsafat Dakwah Rekayasa membangun Agama

dan Peradaban Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011.

Amin Samsul Munir , Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah. 2009.

Aripudin Acep, Dakwah Antarbudaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012.

Arifin, Psikologi Dakwah. Jakarta:Bulan Bintang. 1997.

Bachtiar Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos. 1997

Fadhullah Muhammad Husen, Metodologi Dakwah Dalam Al-Quran. Jakarta:

Lentera. 1997.

Ghazali M. Bahri, Dakwah Komunikatif . Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 1997.

Hadi Sutrisno, Metodologi Reseach. Yogyakarta: Andi offset. 1992.

Ismail A. Ilyas, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub. Jakarta: Penamadani. 2008.

Moleong Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2002.

Munzier Suparta, Harjani Hefni. Metode Dakwah. Kencana Prenada Media

Group. 2009.

Muriah Siti, Metodelogi Dakwah Kontenporer. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2002.

Nabiry Fathur Bahri, Buku Meneliti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i.

Jakarta: Sinar Grafika Offset. 2008.

Noor M. Arifin, Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Pustaka Setia. 1997.

Partanto Paus A. dkk, Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arloka. 1999.

Poerwadarminta, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jakarta: Balai Pustaka.

2002.

Pulungan Suyuti, Universalisme Islam. Jakarta: PT Moyo Segoro Agung. 2002.

Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: Lembaga

Penelitian. 2010.

Page 63: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

54

Shihab M. Quraish , Membumikan Al-Quran Fungsi dan Peranan Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan. 1998.

-----------------------. Tafsir Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. 2005

Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

1982.

Suraini, Manajemen Dakwah Dalam Kehidupan Pluralisme Indonesia. Jakarta:

MSCC. 2005.

Syukir Asmuni, Dasar-dasar strategi dakwah Islam. Surabaya: Al-ikhlas. 1983.

Yunus Mahmud, Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT Hidakarya Agung. 1989.

Arsip Pengajian ummahatul Mu’minin Indonesia (UMI). Jakarta: Kamis 21 Juni

2012.

Wawancara, Bachtiar Nasir, Pembina Pengajian UMI. Jakarta: Rabu, 3 Oktober

2012.

Wawancara, Lia Yuliani, Jama’ah Pengajian UMI. Jakarta: Kamis 26 Juli 2012.

Wawancara, Ati Nadirsyah, Jama’ah Pengajian UMI. Jakarta: Kamis 26 Juli

2012.

Wawancara, Ninuk, Jama’ah Pengajian UMI. Jakarta: Kamis 26 Juli 2012

Page 64: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 65: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Nama : Ustadz H. Bachtiar Nasir Lc

Jabatan di UMI : Pembina dan Ustadz dalam pengajian UMI

Wawancara ustadz Bachtiar Nasir Lc

1. Tanya: Apa yang melatar belakangi ustadz untuk mendirikan pengajian UMI?

Jawab: Yang melatar belakangi saya mendirikan pengajian UMI, saya melihat di

Jakarta banyak pengajian-pengajian untuk kalangan menengah ke atas, akan tetapi

mereka masih terpecah-pecah kedalam kelompok-kelompok kecil. Program mereka

masih belum jelas karena tidak adanya susunan kepengurusan dan program kerja

yang nyata. Selain itu, keinginan ibu-ibu dikalangan menengah keatas untuk menuntut

ilmu agama sangat antusias. Mereka bisa membayar dosen, guru atau ustadznya

bahkan membayarkan tiket untuk mendatangkan guru dari luar. Menurut saya itu

menjadi sebuah potensi yang cukup besar untuk dikembangkan dan disatukan

pengajian-pengajian kecil tersebut kedalam satu wadah kelompok sehingga lebih jelas

program-program pengajiannya. Selain itu, ibu-ibu di kalangan menengah keatas

lebih senang mencari ilmu agama dengan cara metodelogi, andragogi, dialog, analitik

dan tanya jawab. Berbeda dengan masyarakat kalangan menengah kebawah mereka

lebih senang dengan ceramah-ceramah saja. Karena kalangan menengah keatas

adalah kalangan terpelajar dan lebih kritis dalam masalah kajian keagamaan. Maka

dari itu terbentuklah pengajian UMI, yaitu “Ummahatul Mu’minin Indonesia” yang

artinya “para ibu-ibu mu’min Indonesia”, karena pengajian ini menjurus kepada ibu-

ibu yang ada di Indonesia yang ingin mencari ilmu agama.

2. Tanya: Metode dakwah seperti apa yang ustadz berikan kepada masyarakat

perkotaan? Apakah metode dakwah yang ustadz berikan di pengajian UMI sama

dengan di tempat lain?

Page 66: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Jawab: Metode yang saya gunakan di kalangan masyarakat perkotaan di Indonesia

harus beragam tidak bisa dengan satu metode saja, kecuali di masyarakat awam

mereka tidak perlu teknik, yang mereka butuhkan dari seorang da’i yaitu humoris,

adanya nada dan dakwah. Maka dari itu saya mengikuti pola dakwah yang dilakukan

Rasulullah, yaitu dengan pendekatan personal dan pendekatan diskusi. Jika saya

memberikan materi di kalangan ibu-ibu menengah keatas di perkotaan seperti di

pengajian UMI, pertama dengan cara memperkenalkan mereka bagaimana menjadi

muslimah yang baik dunia akhirat seperti yang dilakukan oleh istri-istri Rasul. Selain

itu saya pun memberikan contoh-contoh, dengan memperkenalkan para ashabiyah

yang di jamin masuk syurga. Jadi ibu-ibu di pengajian UMI dapat mengikuti sifat dan

karakternya, agar ibu-ibu yang ada di masyarakat perkotaan atau di pengajian UMI

dapat memotivasi diri agar menjadi muslimah yang lebih baik. Ibu-ibu di kalangan

masyarakat pekotaan ini pun suka jika diberi contoh-contoh yang konkrit, dan nyata

yang memang ada di sekitar mereka. Mereka pun suka jika ustadz atau ustadzah

memberikan ceramah atau materi dengan menggunakan slide, makalah, atau hands

out. Maka dari itu saya menyajikan materi dengan menggunakan slide, hands out,

tanya jawab, dan berdiskusi sehingga apa yang yang saya sampaikan kepada mereka

dapat di mengerti dan di pahami. Kadang-kadang saya suka membuat grup untuk

mereka agar ibu-ibu tidak bosan dan jenuh. Ibu-ibu di kalangan menengah keatas ini

pun sering bergelut dengan yang namanya gadget seperti bbm (blackberry

massangers), email, twitter, dan whats up. Dengan adanya media komunikasi tersebut

dapat mempermudah ibu-ibu untuk berkonsultasi mengenai materi yang belum di

mengerti. Dengan fasilitas tersebut juga dapat terjadi proses persaudaraan dalam diri

mereka. Mereka juga tidak suka dengan dakwah yang terlalu teoritik dan filsafat.

Pengajian UMI adalah sebuah komunitas yang di dalamnya seorang ibu-ibu yang

Page 67: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

ingin bersosialisasi dengan selevelnya, pemikiran mereka sama dan mempunyai

tujuan yang sama pula.

Perbedaan metode dakwah di pengajian UMI atau dengan di tenpat lain sama saja

tidak perbedaannya saya menggukan metode itu juga, dengan cara membuat grup,

dan sebagainya. Cuma bedanya di lihat dari materi, harus di sesuaikan dengan

mad’unya dan keadaan sekitar.

3. Tanya: Menurut ustadz sejauh mana pengaruh pengajian UMI terhadap masyarakat

perkotaan?

Jawab: Pengaruh pengajian UMI bagi masyarakat perkotaan sangat bagus.

Khususnya bagi ibu-ibu yang memang butuh ilmu agama, pengajian UMI

memberikan penyegaran baru bagi ibu-ibu kalangan menengah ke atas yang ini ingin

sekali mengaji.. Dengan adanya pengajain UMI ibu-ibu yang tadinya malas atau malu

mengikuti pengajian, sekarang malah lebih rajin untuk mengaji. Sebenarnya pengajian

UMI baru berjalan beberapa bulan, kalau ditanya pengaruhnya yang paling mereka

rasakan pertama yaitu rasa persaudaraan. Karena pengajian UMI mempersatukan

majlis-majlis ta’lim yang ada di Indonesia. Selama ini masing-masing majlis ta’lim

memiliki tembok sendiri-sendiri, sekarang tembok itu terasa runtuh jadi berbaur di

dalam pengajian UMI. Jadi efek pertama itu silaturahim mereka menjadi terbuka.

Yang kedua kalau dulu sesama jamaah saling acuh tak acuh dan saling mengasingkan

diri, tapi kalau sekarang itu semua tidak ada lagi. Malah persaudaraan mereka makin

kuat, untuk satu tujuan yaitu menuntut ilmu agama. Mereka pun selalu

mentransformasi ilmu pengetahuan, kadang mereka pun berdialog sesama untuk

membahas segala sesuatu yang mereka bisa lakukan, dan kerjakan. Dalam Berdakwah

sekarang mereka pun semakin kencang seperti: kejadian kemaren kebakaran di

kuningan Jakarta, mereka langsung broadcast kemudian membuat tenda dan bikin

Page 68: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

bantuan. Jadi mereka langsung cepat untuk melakukan itu semua apalagi mereka dari

orang-orang berada, yang mereka pikir ini lah saatnya untuk membantu dan berbagi

sesama yang memang membutuhkan bantuan dari mereka. Para ibu-ibu ini pun selalu

mencari informasi yang memang mereka anggap penting dan harus di bantu.

4. Tanya: Menurut ustadz apa faktor pendukung dan penghambat pengajian UMI

terhadap masyarakat perkotaan?

Jawab: Faktor pendukung, ibu-ibu di pengajian UMI rata-rata kalangan menengah ke

atas, yang mana kebutuhan sosial mereka selalu terpenuhi. Jadi mereka berusaha

untuk lebih dekat dengan kalangan bawah khususnya kalangan yang tidak mampu.

Oleh sebab itu, mereka lebih mudah dan bersemangat dalam kegiatan sosial, dan

dengan adanya modal mereka pun menjadi lebih mudah untuk mengeluarkan dana

yang mereka punya untuk membiayai kegiatan sosial tersebut. Selain itu mereka juga

memiliki teman atau kerabat yang mempunyai posisi di suatu perusahaan sehingga

mereka dengan mudah mendapatkan sponsor untuk kegiatan sosial. Dengan adanya

kemajuan teknologi di bidang komunikasi, ibu-ibu pengajian UMI sangat

memanfaatkan sarana komunikasi yang bagi mereka merupakan suatu alat yang

penting. Karena dengan alat komunikasi tersebut mereka dapat berhubungan satu

sama lain dengan mudah dan tanpa memakan waktu yang lama. Sedangkan faktor

penghambat adalah berhubungan antara interen jama’ah, dimana masing-masing

jama’ah memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda. Sehingga perlu ditanamkan

rasa memiliki satu sama lain, maka akan timbul rasa saling menghargai.

5. Tanya: Apa saja materi yang ustadz berikan setiap minggu kepada jamaah UMI?

Tanya: Materi yang paling dasar saya berikan kepada ibu-ibu pengajian UMI adalah

pelajaran dasar. Di dalam dasar ini saya membagi menjadi tiga bagian, diantanya:

ma’rifatullah, ma’rifatunnas, ma’ritruddin. Saya memberikan materi dasar ini agar

Page 69: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

mereka mengenal Allah SWT sebagai Tuhan mereka, mengenal sesama manusia yang

Allah SWT ciptakan, dan mengenal agama yang menjadi tumpuhan bagi kehidupan

mereka di dunia. Saya ingin mereka menjadi wanita-wanita atau ibu-ibu yang sholeha

dan selalu taat ibadah. Yang kedua, tadabbur Qur’an yaitu mengenal al-Qur’an.

Kalau di pengajian UMI saya mulai dari surat Al-Fatihah, jika di masjid pondok indah

di mulai dari surat An-Naas. Yang ketiga, saya memberikan materi mengenai istri-

istri Nabi yang sangat taat ibadah, taat kepada suami, dan sholeha. Agar ibu-ibu di

pengajian UMI dapat mencontoh istri-istri Nabi tersebut. Kemudian yang terakhir

saya juga mengenalkan kepada mereka sahabat-sahabat perempuan yang dijamin

masuk syurga dengan ketaatannya kepada Allah SWT.

Pewawancara Narasumber

(Aldila Syahfina) (Ustadz Bachtia Nashir Lc)

Page 70: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Nama : Lia Yuliani

Pekerjaan : -

Jabatan dalam pengajian UMI: Ketua Umum Pengajian UMI

WAWANCARA KETUA UMUM PENGAJIAN UMI

1. Tanya: Materi apa saja yang disampaikan dalam pengajian UMI?

Jawab: materi yang diberikan dalam pengajian ini bayak salah satunya

tadabbur al-Quran, fiqih,

2. Tanya: Metode dakwah apa saja yang digunakan oleh ustadz dan

ustadzah dalam pengajian UMI?

Jawab: Metode dakwah yang digunakan oleh ustadz dan ustdzah adalah

pendekatan personal, berdiskusi, dan tanya jawab. Dengan

menggunakan pendekatan personal saya dan teman-teman dapat

bertanya langsung dan secara pribadi dengan para ustadz dan ustadzah.

Ustadz dan ustadzah pun jika memberikan materi dengan penuh

kesabaran dan pelan-pelan, karena jama’ah pengajian UMI rata-rata ibu-

ibu yang memang harus perlahan untuk menyerap materi-materi yang

ada, sehingga kami dapat paham dengan materi yang di sampaikan.

Usatdz dan ustadzah di sini pun sangat terbuka dan ramah sehingga

kami tidak canggung kepada mereka, di sela-sela waktu kosong kadang

kami dapat mengobrol yang memang bukan urusan pengajian.

Page 71: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

3. Tanya: Apakah setiap ustadz atau ustadzah yang mengisi dakwah di

UMI memakai metode dakwah yang sama atau berbeda?

Jawab: Metode dakwah yang digunakan ustadz dan ustadzah berbeda-

beda sesuai dengan kualitas dakwah yang mereka punya, mereka pun

menyampaikan materi sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah.

4. Tanya: Bagaimana kriteria pemilihan ustadz atau ustadzah yang

mengajar di pengajian UMI?

Jawab: Ustadz dan ustadzah yang mengajar di pengajian UMI tidak

mempunyai kriteria yang khusus, mereka cuma mempunyai visi dan

misi yang sama yaitu menegakkan agama Islam, melalui nilai-nilai

agama dalam berbagai sisi kehidupan menurut aturan Allah SWT, al-

Qur’an dan as-Sunnah.

5. Tanya: Apa saja kegiatan yang diadakan oleh pengajian UMI?

Jawab:Pengajian yang diadakan UMI bermacam-macam salah satunya:

pengajian tadabbur al-Qur’an, pengajian tadabbur di lingkungan

masyarakat (penjara wanita pondok bambu), bersinergi dengan

lembaga-lembaga dakwah muslimah lainnya, dan pengajian UMI pun

berpartisipasi dalam memecahkan persoalan-persoalan yang ada di

masyarakat.

6. Tanya: Bagaimana respon masyarakat kota khususnya ibu-ibu terhadap

pengajian UMI?

Jawab: Respon masyarakat perkotaan khususnya ibu-ibu sangat bagus,

dan mereka antusias sekali dengan adanya pengajian ini. Ibu-ibu yang

Page 72: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

ada di perkotaan ini pun sangat senang karena ada pengajian untuk

kalangan menengah keatas, sehingga mereka bisa mengenal Islam lebih

dalam dan mempelajari al-Quran dan as-Sunnah bersama-sama.

7. Tanya: Apa faktor pendukung dan penghambat pengajian UMI bagi

masyarakat perkotan (ibu-ibu)?

Jawab: Faktor penghambat mungkin dari waktu, yang rata-rata peserta

pengajian UMI adalah ibu-ibu rumah tangga. Faktor pendukung

pengajian UMI, banyak respon positif yang terus menambah, potensi

dakwah dengan bergabungnya jama’ah-jama’ah pada setiap pelaksanaan

kegiatan serta adanya sinergi yang lebih bermanfaat.

Pewawancara Narasumber

(Aldila Syahfina) (Ibu Lia Yuliani)

Page 73: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Nama : Ninuk

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Asal majlis : -

No Hp : -

WAWANCARA JAMA’AH PENGAJIAN UMI

1. Tanya: Sejak kapan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Sejak awal tahun 2009

2. Tanya: Apa yang membuat ibu tertarik mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Materinya yang sangat menarik mengkaji tentang Islam lebih

dalam.

3. Tanya: Materi apa saja yang ibu sukai selama pengajian UMI?

Jawab: Tadabbur al-Qur’an

4. Tanya: metode dakwah seperti apa yang ibu sukai pada saat ustadz atau

ustadzah mengisi materi di pengajian UMI?

Jawab: Saya menyukai talkshow yang menggunakan audio visual,

kemudian dilanjutkan tanya jawab dan konsultasi khusus kepada

ustadnya mengenai agama Islam.

5. Tanya: Dalam mengikuti pengajian UMI hambatan apa saja yang ibu

temui?

Jawab: Alat audionya yang suka tidak jelas, sedangkan hambatan

pribadi Alhamdulillah tidak ada.

Page 74: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

6. Tanya: Apa keuntungan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab:Alhamdulillah keimanan saya bertambah, dan bertambah pula

pengetahuan keislaman.

7. Tanya: Apa pengaruh pengajian UMI bagi kehidupan sehari-hari ibu?

Jawab: Alhamdulillah saya lebih rajin beribadah, semoga menjadi

wanita dan istri yang sholeha, yang selalu istiqomah sampai akhir hayat.

Semoga pula menjadi muslimah yang selalu menegakkan agama Allah

SWT, hati saya pun sekarang lebih tenang dengan mengikuti pengajian

UMI karena para ustadz dan ustadzahnya memberikan materi yang

sangan bagus dan baik, sehingga saya dapat mengerjakan dalam

kehidupan sehari-hari.

Narasumber

(Ninuk)

Page 75: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Nama : Titi

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Asal majlis : Nurul Iman

No Hp : 081585001115

WAWANCARA JAMA’AH PENGAJIAN UMI

1. Tanya: Sejak kapan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Sejak tahun 2008

2. Tanya: Apa yang membuat ibu tertarik mengikuti pengajian UMI?

Jawab: yang membuat saya tertarik dengan pengajian UMI, karena kita

dapat mengamalkan ayat-ayat yang dikaji ke dalam kehidupan sehari-

hari

3. Tanya: Materi apa saja yang ibu sukai selama pengajian UMI?

Jawab: Tadabbur ayat-ayat Al-Quran dan Hadits

4. Tanya: Metode dakwah seperti apa yang ibu sukai pada saat ustadz dan

ustadzah mengisi materi di pengajian UMI?

Jawab: Metode dakwah yang interaktif yang menggunakan audio visual

dan dengan tema kajian ayat Al-Quran yang di dukung dengan cerita-

cerita dan sejarah perjuangan Islam.

5. Tanya: Dalam mengikuti pengajian UMI hambatan apa saja yang ibu

temui?

Page 76: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Jawab: Lebih kepada hambatan yang datang dari diri sendiri seperti

waktu yang sibuk dengan urusan rumah.

6. Tanya: Apa keuntungan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Lebih mempererat silaturrahim dan lebih sabar karena bertemu

dengan komunitas dan orang yang berbeda-beda.

7. Tanya: Apa pengaruh pengajian UMI bagi kehidupan sehari-hari ibu?

Jawab: Sekarang saya bisa belajar yakin atas ketentuan dan ciptaan

Allah, dan lebih rajin ibadahnya.

Narasumber

(Titi)

Page 77: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Nama : Ici

Pekerjaan : -

Asal majlis :MT. Annisa-Pulumas

No Hp : 08123005475

WAWANCARA JAMA’AH PENGAJIAN UMI

1. Tanya: Sejak kapan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Sejak tanggal 22-Desember-2011

2. Tanya: Apa yang membuat ibu tertarik mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Saya tertarik dengan pengajian UMI, karena tema pengajiannya

yang menarik dan ustadznya yang beragam jadi tidak hanya satu ilmu

saja yang digali.

3. Tanya: Materi apa saja yang ibu sukai selama pengajian UMI?

Jawab: Yang saya sukai materi fiqih biasanya tentang keluarga

4. Tanya: Metode dakwah seperti apa yang ibu sukai pada saat ustadz dan

ustadzah mengisi materi di pengajian UMI?

Jawab: Metode dakwah yang saya sukai dalam pengajian UMI seperti

menggunakan infocust dan biasanya juga diberi selembaran kertas yang

didalamnya adalah pembahasan materi seperti makalah.

5. Tanya: Dalam mengikuti pengajian UMI hambatan apa saja yang anda

temui?

Jawab: Alhamdulillah hampir tidak ada hambatan.

Page 78: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

6. Tanya: Apa keuntungan anda mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Banyak sekali keuntungan yang saya dapatkan setelah

mengikuti pengajian UMI yaitu menambah ilmu, terutama ilmu-ilmu

agama.

7. Tanya: Apa pengaruh pengajian UMI bagi kehidupan sehari-hari anda?

Jawab: Dalam mengikuti pengajian UMI saya dapat pengaruh yang

sangat positif sekali bagi kehidupan sehari-hari, terutama pengetahuan

tentang agama Islam.

Narasumber

( Ici )

Page 79: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Nama : Wiena

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Asal majlis : MT Al-Ishlah

No Hp :081932105022

WAWANCARA JAMA’AH PENGAJIAN UMI:

1. Tanya: Sejak kapan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Sejak tahun 2009 bergabung dalam pengajian UMI

2. Tanya: Apa yang membuat ibu tertarik mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Karena pengajian UMI berbeda dengan majlis ta’lim lainnya,

pengajiannya lebih modern karena menggunakan alat-alat yang moder

seperti power point.

3. Tanya: Materi apa saja yang ibu sukai selama pengajian UMI?

Jawab: Materi tadabbur ayat-ayat al-Qur’an, dan fiqih.

4. Tanya: Metode dakwah seperti apa yang ibu sukai pada saat ustadz dan

ustadzah mengisi materi di pengajian UMI?

Jawab: Tadabbur al-Qur’an dengan cara mengupas ayat demi ayat dan

dikaitkan dengan hadits-hadits serta penerapannya pada keadaan yang

terjadi di masa lalu dan masa kini.

5. Tanya: Dalam mengikuti pengajian UMI hambatan apa saja yang ibu

temui?

Page 80: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Jawab: Hambatannya kadang-kadang dari waktu yang bentrok dengan

mengurus rumah.

6. Tanya: Apa keuntungan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab: saya lebih mendalami ilmu al-Qur’an dan wawasan keagamaan

saya lebih bertambah dengan dakwah ustadz yang professional.

7. Tanya: Apa pengaruh pengajian UMI bagi kehidupan sehari-hari ibu?

Jawab: InsyaAllah membawa saya kearah yang lebih baik di

lingkungan keluarga sendiri, dan juga menambah syiar di lingkungan

masyarakat luar.

Narasumber

( Wiena )

Page 81: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Nama : Rati

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Asal majlis : -

No Hp : -

WAWANCARA JAMA’AH PENGAJIAN UMI

1. Tanya: Sejak kapan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Sejak pengajian UMI berdiri tahun 2008

2. Tanya: Apa yang membuat ibu tertarik mengikuti pengajian UMI?

Jawab:Karena materinya bagus dan kadang-kadang ustadz dan

ustadzahnya menggunakan contoh-contoh dari kehidupan sehari-hari

3. Tanya: Materi apa saja yang ibu sukai selama pengajian UMI?

Jawab: Tadabbur al-Qur’an

4. Tanya: Metode dakwah seperti apa yang ibu sukai pada saat ustadz dan

ustadzah mengisi materi di pengajian UMI?

Jawab: Metode dakwah dengan berdiskusi dan tanya jawab. Kadang-

kadang kami pun di buat kelompok untuk ber diskusi dengan teman-

teman.

5. Tanya: Dalam mengikuti pengajian UMI hambatan apa saja yang ibu

temui?

Jawab: Mungkin dari jalanan yang suka macet jadi kadang-kadang

membuat saya suka terlambat dalam mengikuti pengajian.

Page 82: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

6. Tanya: Apa keuntungan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Lebih mempertebal keimanan dan keislam saya, sehingga selalu

ingin dekat dengan Allah.

7. Tanya: Apa pengaruh pengajian UMI bagi kehidupan sehari-hari ibu?

Jawab: Saya berusaha selalu di jalan Allah SWT sesuai dengan ajaran

al-Qur’an dan as-Sunnah, kini saya lebih rajin ibadahnya, ingin menjadi

wanita dan istri yang sholeha. Sekarang saya pun lebih menghargai

orang lain, bukan hanya itu saja sekarang saya mempunyai banyak

teman dari mana saja, saya dapat bersosialisasi dengan baik. Orang-

orang yang ada dipengajian UMI berbagai macam karakter dan sifat,

disini lah kami disatukan mempunyai visi dan misi yang sama untuk

menuntut ilmu dan menegakkan agama Islam.

Narasumber

( Rati )

Page 83: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Nama : Darinis

Pekerjaan : Wiraswasta

Asal majlis : Al-Mukminin

No Hp : 085810533568

WAWANCARA JAMA’AH PENGAJIAN UMI:

1. Tanya: Sejak kapan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Sejak tahun 2008

2. Tanya: Apa yang membuat ibu tertarik mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Materinya yang menarik dan bagus

3. Tanya: Materi apa saja yang ibu sukai selama pengajian UMI?

Jawab: Semua materi saya sukai seperti tadabbur al-Quran, fiqih, dan

hadits-hadits

4. Tanya: Metode dakwah seperti apa yang ibu sukai pada saat ustadz dan

ustadzah mengisi materi di pengajian UMI?

Jawab: Dengan menggunakan audio visual seperti power point.

5. Tanya: Dalam mengikuti pengajian UMI hambatan apa saja yang ibu

temui?

Jawab: Alhamdulillah tidak ada hambatan yang berarti, paling kalo

memang di rumah saya benar-banar repot baru saya tidak ikut pengajian

UMI.

6. Tanya: Apa keuntungan ibu mengikuti pengajian UMI?

Page 84: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Jawab: Keuntungan yang saya dapatkan setalah mengikuti pengajian

UMI yaitu menambah keimanan dalam diri dan menambah teman dalam

mencari ilmu agama.

7. Tanya: Apa pengaruh pengajian UMI bagi kehidupan sehari-hari ibu?

Jawab: Banyak sekali pengaruhnya seperti hati saya menjadi tentram,

tambah rajin ibadahnya, dan akhlak saya pun lebih bisa terjaga dan lebih

baik dari sebelumnya.

Narasumber

( Darinis )

Page 85: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Nama : Poppy

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Asal majlis : Al-Muttaqim

No Hp : 0816872075

WAWANCARA JAMA’AH PENGAJIAN UMI

1. Tanya: Sejak kapan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Sejak Desember 2011

2. Tanya: Apa yang membuat ibu tertarik mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Syiar dakwahnya yang bagus, tidak hanya di daerah Jakarta saja

tapi ke kota-kota lain juga untuk menjalin ukhuwah Islamiyyah dan

untuk menambah jamaah.

3. Tanya: Materi apa saja yang ibu sukai selama pengajian UMI?

Jawab: Parenting qur’aning learning

4. Tanya: Metode dakwah seperti apa yang ibu sukai pada saat ustadz dan

ustadzah mengisi materi di pengajian UMI?

Jawab: Tadabbur al-Qur’an

5. Tanya: Dalam mengikuti pengajian UMI hambatan apa saja yang ibu

temui?

Jawab:Alhamdulillah tidak ada hambatan yang berarti dalam mengikuti

pengajian tersebut, mungkin hanya di waktu yang kadang-kadang suka

ngaret dan terlambat dalam mengikuti pengajian.

Page 86: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

6. Tanya: Apa keuntungan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Ilmu dan wawasan saya makin bertambah dan menabah pula

persaudaraan sesama ibu-ibu yang lain.

7. Tanya: Apa pengaruh pengajian UMI bagi kehidupan sehari-hari ibu?

Jawab: Saya lebih rajin beribadah dan lebih memaknai esensi dari

sebuah ibadah tersebut agar selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Narasumber

( Poppy )

Page 87: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Nama : Intan

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Asal majlis : -

No Hp : 082117526649

WAWANCARA JAMA’AH PENGAJIAN UMI:

1. Tanya: Sejak kapan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Desember 2011

2. Tanya: Apa yang membuat ibu tertarik mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Karena memiliki visi dan misi, selain itu kita belajar mengenai

pemahaman al-Qur’an kaitan dengan kehidupan sehari-hari.

3. Tanya: Materi apa saja yang ibu sukai selama pengajian UMI?

Jawab: Tadabbur al-Qur’an

4. Tanya: Metode dakwah seperti apa yang ibu sukai pada saat ustadz dan

ustadzah mengisi materi di pengajian UMI?

Jawab: Metode dakwah yang menggunakan power point sehingga saya

lebih memahami materi yang di berikan ustadz

5. Tanya: Dalam mengikuti pengajian UMI hambatan apa saja yang ibu

temui?

Jawab: Hambatan yang berkaitan dengan keperluan rumah tangga yang

jamnya bertabrakan dengan pengajian UMI

6. Tanya: Apa keuntungan ibu mengikuti pengajian UMI?

Page 88: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Jawab: Menambah ilmu, dan menambah teman seperjuangan

menegakkan agama Islam

7. Tanya: Apa pengaruh pengajian UMI bagi kehidupan sehari-hari ibu?

Jawab: Selalu berusaha lebih baik lagi, kemudian mengaplikasikan al-

Qur’an dan as-Sunnah dalam kehidupan sehari-hari.

Narasumber

(Intan)

Page 89: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Nama : Ati Nadirsyah

Pekerjaan : Pensiunan

Asal majlis : MT Al-Muttaqin

No Hp : 0812105305

WAWANCARA JAMA’AH PENGAJIAN UMI

1. Tanya: Sejak kapan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Bulan desember 2011

2. Tanya: Apa yang membuat ibu tertarik mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Saya tertarik bergabung dengan pengajian UMI, karena dapat

menyebarkan syiar-syiar agama Islam

3. Tanya: Materi apa saja yang ibu sukai selama pengajian UMI?

Jawab: Pada umumnya semua meteri saya sukai tapi ada materi yang

paling saya sukai yaitu parenting qur’an

4. Tanya: Metode dakwah seperti apa yang ibu sukai pada saat ustadz dan

ustadzah mengisi materi di pengajian UMI?

Jawab: Dengan infocust saya lebih merasa cepat menangkap dan cepat

memahami materi yang sedang diterangkan oleh ustadz dan ustadzah

5. Tanya: Dalam mengikuti pengajian UMI hambatan apa saja yang ibu

temui?

Page 90: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Jawab: Alhamdulillah saya tidak ada hambatan karena saya sudah

menjadi pensiun, mungkin hanya dari pekerjaan rumah yang suka

bentrok dengan pengajian.

6. Tanya: Apa keuntungan ibu mengikuti pengajian UMI?

Jawab: Saya lebih dapat mengembangkan diri untuk bersosialisasi

dengan orang-orang yang baru, dan dengan mengikuti pengajian UMI

saya lebih rajin beribadah dan mendekatkan diri pada Allah.

7. Tanya: Apa pengaruh pengajian UMI bagi kehidupan sehari-hari ibu?

Jawab: Banyak pengaruh yang masuk dalam diri saya, dari perilaku

yang lebih terjaga, dalam ibadah saya lebih rajin lagi, dan saya dapat

mengajak masyarakat atau teman-teman yang ada di lingkungan rumah

saya untuk belajar agama bersama. Pengajian UMI memang bagus

untuk ibu-ibu yang ingin belajar agama lebih dalam lagi.

Narasumber

(Ati Nadirsyah)

Page 91: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

Para PenguruspengajianUmmahatulMu’minin Indonesia (UMI)

UstadzahNinihMuthmainnah (Tehninih)menjadinarasumberdalamacaraTalkshow interaktif

“Perempuan Dambaan Al Qur’an” pada tanggal 11 Februari 2012 di Pusat Da’wah Islam

(PUSDAI), Bandung.

Page 92: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

UstadzBachtiarNasirsedangmemberikanmaterikepadaibu-ibupengajianUmmahatulMu’minin

Indonesia (UMI)

PengajianrutinUmmahatulMu’minin Indonesia (UMI) setiapselasa di Masjid Pondok Indah Jakarta

Page 93: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …

FotobersamaUstadzBachtiarNasirsalahsatuUstadzdanpembina di pengajianUmmahatulMu’minin

Indonesia (UMI)

Page 94: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …
Page 95: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …
Page 96: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …
Page 97: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …
Page 98: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …
Page 99: METODE DAKWAH DI KALANGAN MASYARAKAT …