metode buzz group

7
METODE BUZZ GROUP Strategi buzz group adalah: suatu kelompok dibagi kedalam beberapa kelompok kecil (sub groups) yang masing-masing terdiri dari 3-6 orang dalam tempo yang singkat, untuk mendiskusikan suiatu topik atau memecahkan suatu masalah seorang juru bicara ditunjuk untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok masing- masing kepada sidang lengkap seluruh kelompok. (Surjadi, 1984: 34) Hisyam Zaini dkk (2008), mendefinisikan buzz group sebagai diskusi kelas yang di dalamnnya dibagi ke dalam kelompok-kelomok kecil untuk melaksanakan diskusi singkat tentang suatu problem. Wina Sanjaya (2006), mendefinisikan buzz group sebagai berikut: buzz group adalah suatu diskusi kelompok kecil yang dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang berjumlah 3-5 orang. Tritanto (2007), mendefinisikan buzz group sebagai suatu keloimpok Aktif yang terdiri 3-6 siswa untuk mendiskusikan ide siswa pada materi pelajaran. Hasibuan dan Moedjiono (2004), mendefinisikan buzz group sebagai berikut: suatu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, yang terdiri atas 4-5 orang. Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi buzz group adalah strategi diskusi kelompok kecil yang terbentuk dari tiap-tiap kelompok terdiri dari 3-6 siswa, yang masing-masing dari tiap-tiap kelompok menunjuk satu orang untuk melaporkan hasil diskusi kepada kelompok besar.

Upload: nurliya-nimatul-rohmah

Post on 17-Nov-2015

119 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Metode Pembelajaran untuk PTK

TRANSCRIPT

  • METODE BUZZ GROUP

    Strategi buzz group adalah: suatu kelompok dibagi kedalam beberapa

    kelompok kecil (sub groups) yang masing-masing terdiri dari 3-6 orang dalam tempo

    yang singkat, untuk mendiskusikan suiatu topik atau memecahkan suatu masalah

    seorang juru bicara ditunjuk untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok masing-

    masing kepada sidang lengkap seluruh kelompok. (Surjadi, 1984: 34)

    Hisyam Zaini dkk (2008), mendefinisikan buzz group sebagai diskusi kelas

    yang di dalamnnya dibagi ke dalam kelompok-kelomok kecil untuk melaksanakan

    diskusi singkat tentang suatu problem.

    Wina Sanjaya (2006), mendefinisikan buzz group sebagai berikut: buzz group

    adalah suatu diskusi kelompok kecil yang dilakukan dengan membagi siswa dalam

    kelompok-kelompok yang berjumlah 3-5 orang.

    Tritanto (2007), mendefinisikan buzz group sebagai suatu keloimpok Aktif

    yang terdiri 3-6 siswa untuk mendiskusikan ide siswa pada materi pelajaran.

    Hasibuan dan Moedjiono (2004), mendefinisikan buzz group sebagai berikut:

    suatu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, yang terdiri atas 4-5

    orang.

    Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi buzz group

    adalah strategi diskusi kelompok kecil yang terbentuk dari tiap-tiap kelompok terdiri

    dari 3-6 siswa, yang masing-masing dari tiap-tiap kelompok menunjuk satu orang

    untuk melaporkan hasil diskusi kepada kelompok besar.

  • Diskusi kelompok kecil ini diadakan ditengah atau di akhir pelajaran dengan

    maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau

    menjawab pertanyaan-pertanyaan.

    Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap indifidu membandingkan

    persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan pelajaran,membandingkan

    interprestasi dan informasi yang diperoleh masing-masing. Dengan demikian masing-

    masing individu dapat saling menperbaiki pengertian, persepsi informasi, interprestasi,

    sehingga dapat dihindarkan kekeliruan-kekeliruan.

    1. Tujuan Pembelajaran dengan Metode Buzz Group

    Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar.

    Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik akan ditentukan oleh

    relevasian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan

    pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai

    dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan.

    Metode penemuan sebagai metode belajar mengajar digunakan dalam

    kegiatan belajar mengajar dengan tujuan sebagai berikut:

    a. Meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam memperoleh dan memproses

    perolehan belajar;

    b. Mengarahkan para siswa sebagai pelajar seumur hidup;

    c. Mengurangi ketergantungan kepada guru sebagai satu-satunya sumber;

    d. informasi yang diperlukan oleh para siswa;

    e. Melatih para siswa mengeksplorasi atau memanfaatkan lingkungan sebagai sumber

    informasi yang tidak pernah tuntas digali.

  • Tujuan dari pengajaran kelompok buzz menurut Pinheiro & Connors K,

    Bernstein B, (Pratita R. Nur Ichsan, 2010: 39) yaitu:

    a. Membina kerjasama.

    b. Meningkatkan partisipasi di antara semua anggota kelompok.

    c. Mengaktifkan pengetahuan sebelumnya dari peserta didik.

    d. Berfungsi sebagai metode untuk pemecahan masalah.

    e. Mendorong refleksi kelompok.

    Tujuan diskusi kelompok kecil (buzz group discussion) menurut Callahan &

    Clark (1982: 187) yaitu:

    a. Menyediakan kesempatan bagi seluruh siswa untuk berpartisipasi dalam sebuah

    kelompok.

    b. Membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan mendengarkan dan juga

    berbicara.

    c. Membantu melatih berpikir ketika berinteraksi dengan yang lain.

    Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari diskusi

    kelompok kecil (buzz group discussion) yaitu berfungsi sebagai metode untuk

    pemecahan masalah, membina kerjasama dan berpartisipasi dalam sebuah

    kelompok, membantu melatih berpikir ketika berinteraksi dengan orang lain.

    2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Buzz Group

    Berikut ini beberapa pendapat mengenai langkah-langkah diskusi kelompok

    kecil (buzz group discussion). Sudjana (2005: 123) menyatakan bahwa langkah-

    langkah diskusi kelompok adalah sebagai berikut:

  • a. Pendidik, mungkin bersama peserta didik, memilih dan menentukan masalah dan

    bagian-bagian masalah yang akan dibahas dan perlu dipecahkan dalam kegiatan

    belajar.

    b. Pendidik menunjuk beberapa peserta didik untuk membentuk kelompok kecil. Jumlah

    kelompok yang akan dibentuk dan banyaknya peserta dalam setiap kelompok kecil

    disesuaikan dengan jumlah bagian masalah yang akan dibahas.

    c. Pendidik membagikan bagian-bagian masalah kepada masing-masing kelompok

    kecil. Satu kelompok membahas satu bagian masalah. Selanjutnya, pendidik

    menjelaskan tentang tugas kelompok yang harus dilakukan, waktu pembahasan

    (biasanya 5-15 menit), pemilihan pelapor, dan lain sebagainya.

    d. Kelompok-kelompok kecil berdiskusi untuk membahas bagian masalah yang telah

    ditentukan. Para peserta didik dalam kelompok kecil itu memperjelas bagian masalah,

    serta memberikan saran-saran untuk pemecahannya.

    e. Apabila waktu yang ditentukan telah selesai, pendidik mengundang kelompok-

    kelompok kecil untuk berkumpul kembali dalam kelompok besar, kemudian

    mempersilahkan para pelapor dari masing-masing kelompok kecil secara bergiliran

    untuk menyampaikan laporannya kepada kelompok besar.

    f. Pendidik, atau seorang peserta didik yang ditunjuk, mencatat pokok-pokok laporan

    yang telah disampaikan. Selanjutnya para peserta didik diminta untuk menambah,

    mengurangi, atau mengomentari laporan itu.

    g. Pendidik dapat menugaskan salah seorang atau beberapa orang peserta didik untuk

    merangkum hasil pembahasan akhir laporan itu.

  • h. Pendidik bersama peserta didik dapat mengajukan kemungkinan kegiatan lanjutan

    yang dapat dilakukan berdasarkan hasil diskusi dan selanjutnya melakukan evaluasi

    terhadap proses dan hasil diskusi itu.

    Menurut Callahan & Clark (1982: 188) petunjuk atau langkah-langkah untuk

    melaksanakan diskusi kelompok kecil (buzz group discussion) adalah sebagai berikut:

    a. Bentuk kelompok dengan cara berhitung, kartu bergambar, atau dengan hanya

    menunjuk para siswa.

    b. Pilih seorang pemimpin dan juru tulis untuk setiap kelompok.

    c. Jelaskan apa yang akan mereka lakukan, pastikan mereka mengerti.

    d. Biarkanlah mereka berdiskusi selama 5-10 menit, lebih baik jika diskusi berlangsung

    dalam jangka waktu yang lebih singkat.

    e. Lanjutkan dengan pelaporan perwakilan dari tiap kelompok dan lain-lain.

    Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah yang harus

    dilaksanakan dalam diskusi kelompok kecil (buzz group discussion), yaitu

    pembentukan kelompok, pelaksanaan diskusi, pelaporan hasil diskusi kepada

    kelompok besar dan terakhir adalah pencatatan hasil diskusi yang telah dilaksanakan.

    3. Keuntungan dan Kelemahan Metode Buzz Group

    Menurut Sudjana (2005: 124) menyatakan bahwa keuntungan dari diskusi

    kelompok kecil (buzz group discussion) adalah sebagai berikut:

    a. Peserta didik yang kurang biasa menyampaikan pendapat dalam kelompok belajar

    dibantu untuk berbicara dalam kelompok kecil.

    b. Menumbuhkan suasana yang akrab, penuh perhatian terhadap pendapat orang lain,

    dan mungkin akan menyenangkan.

  • c. Dapat menghimpun berbagai pendapat tentang bagian-bagian masalah dalam waktu

    singkat.

    d. Dapat digunakan bersama teknik lain sehingga penggunaan teknik ini bervariasi.

    Halbert E. Gulley (1960: 42) menyatakan bahwa keuntungan dari diskusi

    kelompok kecil (buzz group discussion) adalah sebagai berikut:

    a. Dari seluruh anggota kelompok biasanya lebih membuat semangat setelah sesi buzz.

    b. Menstimulasi pikiran dan mendorong tiap anggota untuk berpartisipasi dalam diskusi

    dengan membuat suatu pernyataan.

    c. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa keuntungan

    dari diskui kelompok kecil (buzz group discussion) yaitu membantu peserta didik

    untuk bisa menyampaikan gagasan atau pendapat di dalam kelompok, menumbuhkan

    suasana akrab dan menyenangkan, mendorong tiap anggota untuk berpartisipasi

    dalam diskusi, dapat digunakan bersama teknik lain sehingga penggunaan teknik

    lebih bervariasi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Callahan. J. F & Clark. L. H. 1982. Teaching in the Middle and Secondary School.

    New York: Mc. Millan

    Gulley, Halbert E. (1960). Discussion, Conference, and Group Process. University of

    Illionis.

    Hasibuan dan Moedjiono, 2004. Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Rosdakarya.

    Hisyam dkk, 2008. Strategi Pembelajran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insani Madani.

    Pratita Ruwahidha Nur Ichsan. (2010).Peningkatan Motivasi Karir Melalui Teknik

    Diskusi

    Sanjaya, Wina, 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

    Jakarta: Kencana.

  • Sudjana. (2005). Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah

    Production

    Surjadi. 1989. Membuat Siswa Aktif, Bandung: Bandar Maju

    Tritanto, 2007. Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, Jakarta:

    Prestasi Pustaka.

    d.