metode bermain dan lab
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan yang
sangat penting. Metode dalam kegiatan pengajaran sangat bervariasi, pemilihannya
disesuaikan tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Seorang guru tidak akan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik bila tidak dapat menguasai satu atau beberapa
metode mengajar.Untuk pencapaian tujuan pengajaran, maka pemilihan metode dalam
mengajar harus tepat. Dengan demikian diharapkan kegiatan pengajaran dapat
berlangsung secara baik dan bernilai guna. Dalam proses mengajar, seorang pendidik
tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode mengajar, akan tetapi harus
menggunakan beberapa metode mengajar yang digunakan secara bervariasi agar
pengajaran tidak membosankan. Meski penggunaan metode bervariasi, tidak akan
menguntungkan proses interaksi belajar mengajar bila penggunaan metode tidak tepat
dengan situasi pengajaran yang mendukungnya. Disinilah dituntut kompetensi guru
dalam pemilihan metode pengajaran yang tepat. Oleh karena itu pemilihan dan
penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya menguntungkan, bila guru
mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Dalam makalah ini,
penulis akan membahas metode laboratorium dan metode permainan dalam
pengajaran matematika.
1.2 Permasalahan
Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut diatas, dalam makalah
ini penulis ingin memaparkan tentang metode laboratorium dan bermain dalam
rumusan masalah sebagai berikut :
1
1. Apa itu metode belajar laboratorium?
2. Apa tujuan dan manfaat metode belajar laboratorium?
3. Bagaimana proses pembelajaran dalam metode belajar
laboratorium?
4. Apa kelebihan dan kekurangan metode belajar laboratorium?
5. Apa pengertian metode belajar bermain?
6. Apa tujuan dan manfaat metode belajar bermain?
7. Bagaimana langkah-langkah metode belajar bermain?
8. Apa kelebihan dan kekurangan metode belajar bermain?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui:
1. Pengertian metode belajar laboratorium dan bermain
2. Tujuan dan manfaat metode belajar laboratorium dan bermain
3. Bagaimana langkah metode belajar laboratorium dan bermain
4. Kelebihan metode belajar laboratorium dan bermain
5. Kekurangan metode belajar laboratorium dan bermain
2
BAB II
KONSEP - KONSEP
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka,
adapun teknik yang digunakan yaitu dengan mencari referensi dari buku-buku sesuai
judul makalah ini kemudian mempelajarinya , serta mencari sumber di internet, atau
sumber lain yang terpercaya untuk mendapatkan data dalam pembuatan makalah ini.
3
BAB III
ANALISA
1. Pengertian Metode Belajar Laboratorium
Laboratorium adalah sarana pembelajaran untuk melakukan pengukuran,
penetapan, dan pengujian yang dilakukan dalam “praktek pembelajaran” (praktikum)
ataupun penelitian ilmiah. . Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Di dalam institusi pendidikan, laboratorium merupakan kelengkapan fasilitas
pembelajaran yang tidak boleh diabaikan. Dari kegiatan di laboratorium, yang lebih
dikenal sebagai praktikum, para pembelajar memperoleh tambahan wawasan dan
keyakinan akan teori-teori ilmiah yang telah diperolehnya, baik melalui pembelajaran
kelas, diskusi, maupun aktivitas mandiri. Dengan bekerja di laboratorium maka para
pembelajar akan membangun pengetahuannya secara nyata, yang dapat dihayati
dengan penggunaan berbagai alat canggih dan panca-indera.
Pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting dalam pendidikan,
karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses
pembelajaran, diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Salah satu strategi
pembelajaran yang dianggap dapat mencakup tiga ranah sekaligus (kognitif, afektif,
dan psikomotor) adalah pembelajaran di laboratorium.
2. Tujuan dan Manfaat Metode Belajar Laboratorium
Dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses
pembelajaran di laboratorium, maka pembelajaran di laboratorium sangat efektif
untuk mencapai tiga ranah secara bersama-sama, sebagai berikut:
4
Ketrampilan kognitif yang tinggi
Berlatih agar dapat memahami teori
Berlatih agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintregasikan
Berlatih agar teori dapat diterapkan pada permasalahan nyata
Ketrampilan afektif
Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri
Belajar bekerja sama
Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya
Ketrampilan psikomotor
Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan
Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu
Tujuan Instruksional Pembelajaran Di Laboratorium
TAHAP KEGIATAN TUJUAN INSTRUKSIONAL
PROBLEMA 1. Mengenali Mengenali suatu masalah (tugas) memperkirakan formulasi masalah menyelesaikan masalah membayangkan relevansi problema
di bidangnya
2. Analisis Menentukan hubungan antara berbagai aspek
Menentukan aspek pokok Menghubungkan problema dengan
teori dan prinsip
3. Formulasi Menyusun problema dalam bentuk soal dan pertanyaan yang masing-masing ada jawabannya, hal ini dapat membantu memformulasikan
5
pemecahan
4. Kriteria Menentukan kriteria untuk suatu problema
INFORMASI
1. Mengumpulkan Mengetahui di mana dapat dicari Memperkirakan relevansinya· Mencari bahan bacaan Memperoleh input dari percobaan
yang kasar
2. Menganalisis Menilai keterandalan dan relevansi untuk suatu problema
3. Mengarahkan Menilai apakah memberi penjelasan tentang problema
Menurunkan model teoritik dan menghubungkan dengan problema.
HIPOTESIS
1. Menyusun Menilai apakah hipotesis atau fakta Menyusun hipotesis yang dapat
diuji
2. Menyeleksi Memilih yang berguna dan yang dapat diuji dalam waktu tertentu dengan peralatan yang ada
3. Kriteria Menentukan apakah hasil percobaan cukup utuk membuktikan kebenaran hipotesis
Menurunkan kriteria untuk percobaan
PERCOBAAN
1. Rencana Menyusun percobaan yang dapat membuktikan kebenaran hipotesis
Memperkirakan apakah kriteria (C-3) dipenuhi
Memperkirakan keterbatasan alat-alat, alat ukur, dan ketrampilan
Membuat rencana kerja yang lengkap
Memperbaiki ketrampilan bila perlu Merencanakan percobaan untuk
mengontrol hasil percobaan
2. Mengerjakan Mengerjakan rencana Memakai peralatan Mengukur dengan ketelitian yang
dikehendaki
6
Mencatat data/ pikiran secara sistematis
3. Statistik Menyusun data secara logis Membagi data sesuai dengan
relevansi Memperkirakan keterandalan/
keseksamaan Memakai metode statistic untuk
menghitung keterandalan Mengektrapolasi/intrapolasi data,
dan memperkirakan apakah diperbolehkan
Membandingkan dengan informasi yang lain
Menilai hasil sementara secara kritis
4. Optimalisasi Atas dasar evaluasi menyusun rencana kerja yang lebih baik untuk membuktikan kebenaran hipotesis
KESIMPULAN
1. Hipotesis Membedakan relevansi yang kebetulan dan yang sebabakibat.
Menentukan apakah ada cukup data Melihat hubungan-hubungan yang
ada Merumuskan kesimpulan tentang
hipotesis-hipotesis
2. Problema Menilai kesimpulan terhadap kriteria, teori-teori
Bila penilaian itu negative bersedia mengulang prosedur
Mencari alasan bila ada kesimpulan kurang menentu
LAPORAN
1. Catatan Mencatat semua pikiran yang berhubungan dengan aktivitas pada tahapan lain
2. Laporan Melaporkan metode dan prosedur, data dan interpretasi
a. Supaya kebenaran dapat dibuktikan dan dikontrol
b. Supaya dengan mudah pokok permasalahan dapat dimengerti
c. Supaya pembaca dapat melihat
7
guna atau manfaat.
3. Proses Pembelajaran dalam Metode Belajar Laboratorium
Pembelajaran di laboratorium merupakan salah satu proses pembelajaran
melalui pendekatan pengalaman, karenanya para guru/ instruktur perlu memberi
bimbingan kepada siswa dalam melakukan praktikum agar siswa dapat
mengungkapkan percobaan mereka secara kritis dan dapat menggali kemandirian
untuk menemukan sesuatu.
Para guru/instruktur di laboratorium perlu memperhatikan perbedaan antara
belajar untuk menghafal dan belajar untuk memahami serta perbedaan posisi pada
rangkaian kesatuan pembelajaran di laboratrorium. Contohnya, symbol dan rumus
kimia bisa dipelajari dengan cara dihafal atau difahami, bisa juga diajarkan dengan
cara lain yaitu melalui resep, percobaan, atau tugas problema (Yorke, 1981).
Prinsip dasar pembelajaran di laboratorium adalah siswa belajar sendiri dan
saling belajar dengan siswa lain dalam tim. Meskipun secara prinsip dalam
pembelajaran di laboratorium siswa belajar dengan cara mereka sendiri, tetapi guru
menyediakan percobaan, tugas, instruksi, dan petunjuk pelaksanaan. Agar bisa
melakukan tugas tersebut, guru perlu memiliki ketrampilan seperti yang dinyatakan
pada Tabel.
Ketrampilan Guru Dan Kegunaannya Dalam Pembelajaran Di Laboratorium
No. Ketrampilan Guru Kegunaan
1 Memperagakan dan Menjelaskan Menumbuhkan dan mempertahankan ketertarikan siswa
2 Bertanya, mendengar, dan Merespon Melatih teknisi dan asisten
3 Mengarahkan dan memberi umpan balik Membantu siswa dalam Belajar
4 Menyiapkan sebuah rangkaian Memfasilitasi
8
pembelajaran di laboratorium dan segala aktivitasnya
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Belajar Laboratorium
A. Kelebihan Metode Pembelajaran Laboratorium
Mengajarkan materi teori yang tidak bisa diajarkan di tempat lain.
Menumbuhkembangkan kemampuan psikomotorik.
Membiasakan siswa dengan peralatan/instrumen dan perlengkapan praktikum.
Membiasakan siswa merancang dan mengkonstruksi peralatan percobaan.
Meningkatkan keahlian/ketrampilan pengamatan.
Meningkatkan keahlian/ketrampilan dalam mengumpulkan dan interpretasi data.
Meningkatkan kemampuan menjelaskan hasil percobaan.
Mendorong kemandirian berfikir.
Mendorong inisiatif, semangat berusaha, dan pemberdayaan akal.
Mananamkan kemampuan mengukur secara tepat dan seksama
Menumbuhkembangkan kepercayaan/keyakinan pada kemampuan diri.
Menumbuhkembangkan kecerdikan/keahlian.
Memperkuat keyakinan akan kebenaran teori-teoari.
Menanamkan kemampuan merancang percobaan dan menafsirkan data yang
diperoleh.
Melatih penulisan laporan teknik.
Memuaskan keingintahuan peserta didik.
Menumbuhkembangkan sikap ilmiah dan pemahaman tentang metologi ilmiah/
rekayasa melalui penyelidikan eksperimental.
B. Kekurangan Metode Pembelajaran Laboratorium
9
Sering kali praktikum di laboratorium menjadi sebuah kebiasaan karena siswa
mengikuti petunjuk rutin dan tidak menggunakan kemampuan berpikirnya.
Sering kali ada anggapan bahwa proses pembelajaran terjadi dengan sendirinya jika
siswa diberi informasi. Hal ini tidak benar, karena pemahaman secara tuntas dalam
proses pembelajaran diperlukan beberapa faktor antara lain; waktu untuk belajar,
pemikiran, keseriusan, komitmen, dan ekplorasi aktif siswa untuk memperoleh
pengalaman tersebut. Oleh sebab itu praktikum di laboratorium yang didominasi
dengan instruksi oleh guru/instruktur akan menyebabkan sedikitnya jumlah siswa
yang mau mengembangkan komitmen, pemikiran, dan eksplorasi aktifnya
(Ramsden,1992).
Potensi pembelajaran di laboratorium sangat tergantung pada program yang disusun
(konsep kunci), tetapi tingkat pemahaman dalam pembelajaran praktikum sering kali
terbatas pada pembelajaran di bagian luar di mana ilmu pengetahuan ditempatkan di
dalam unit isolasi dan tidak terhubung dengan pembelajaran ilmu yang lainnya.
Bekal pengetahuan awal (pre-requisite knowledge) sebelum melakukan praktikum
adalah penting oleh karena itu bekal ilmu pengetahuan sebelumnya yang tidak cukup
menyebabkan siswa sulit mengikuti proses pembelajaran praktikum di laboratorium.
Bila siswa baru saat masuk universitas memiliki pengertian yang keliru tentang
fenomena ilmiah dan tidak mau menanggalkan pola pikir lama mereka, serta secara
kaku mengikuti tata cara pembelajaran yang terstruktur, maka hal ini cenderung
menambah kelangsungan ketidakesfisiensian pembelajaran di laboratorium. Oleh
karena itu kebebasan untuk merancang percobaan dan “menemukan” ilmu
pengetahuan baru di laboratorium menjadi menurun.
5. Pengertian Metode Bermain
10
Metode bermain adalah metode yang menerapkan permainan atau mainan
tertentu sebagai wahana pembelajaran siswa1. Bermain adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya tanpa mempertimbangkan hasil
akhir. Piaget menjelaskan bahwa bermain terdiri atas tanggapan yang diulang sekadar
untuk kesenangan fungsional. Sedangkan menurut Bettelheim, kegiatan bermain
adalah kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan pemain
sendiri dan tidak ada hasil akhir2.
Pembelajaran dengan metode bermain adalah pembelajaran dengan cara
seolah–olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang
suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga
akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu
lama.
Metode permainan dalam pembelajaran matematika adalah cara untuk
menyampaikan pelajaran matematika dengan sarana bermain. Metode permainan
dalam pembelajaran dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat
langsung dalam pembelajaran dan membuat siswa merasa senang terhadap
matematika.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode permainan adalah metode
mengajar dimana cara penyajian materi dengan permainan. Sehingga dengan
permainan tanpa disadari oleh anak/peserta didik bahwa mereka telah disuguhi
pelajaran matematika. Selain itu, untuk lebih merangsang minat anak-anak belajar
matematika adalah dengan menggunakan bahasa yang sederhana yang mudah
dimengerti, sehingga mereka lebih mudah belajar dan menerima penjelasan dari
1 Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Play Group dan Taman Kanak-Kanak (Yoyakarta:Diva Press, 2009), hlm. 253.2 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, hlm. 320.
11
pendidiknya maupun dari orang tuanya. Metode permainan (games), terkenal dengan
berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer).
Arti harfiah ice-breaker adalah ‘pemecah es’. Jadi, arti pemanasan dalam proses
belajar adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta. Permainan juga
dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan
antusiasme.
6. Manfaat dan Tujuan Metode Belajar Bermain
a. Agar peserta didik senang dalam mengerjakan suatu bahan pelajaran yang
dipelajari.
b. Agar peserta didik terdorong dan menaruh minat untuk mempelajari materi
secara sukarela.
c. Adanya suatu semangat bertanding dalam suatu permainan dan berusaha untuk
menjadi pemenang dan dapat mendorong anak peserta didik untuk
memusatkan perhatian pada permainan yang dihadapinya.
d. Jika peserta didik terlibat pada kegiatan dan keaktifan sendiri, akan betul-betul
memahami dan mengerti.
e. Ketegangan-ketegangan dalam pikiran peserta didik setelah belajar dapat
berkurang.
f. Agar peserta didik dapat memanfaatkan waktu yang luang.
7. Langkah-langkah Metode Belajar Bermain
Berikut adalah langkah-langkah metode belajar bermain
1) Tahap Persiapan
12
a. Merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
b. Guru menjelaskan manfaat dari permainan yang akan dilakukan.
c. Menentukan macam kegiatan bermain
d. Menentukan ruang dan tempat bermain.
e. Mempersiapkan bahan, alat atau media yang digunakan dalam bermain.
2) Tahap pelaksanaan
Dalam tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu :
a. Tahap Pembukaan. Pada tahap ini guru memberikan kepada murid apa yang harus
dilakukan dan bagaimana melakukannya.
b. Tahap Pelaksanaan. Pada tahap ini para murid memainkan permainan yang sudah
ditentukan dengan mengikuti rambu-rambu yang telah ditentukan pula.
c. Tahap Penutupan. Pada tahap ini guru memberikan reward kepada murid-murid yang
telah melakukan permainan dengan baik dan benar. Selain memberi reward guru
memberikan arahan kepada anak yang belum baik dan benar dalam bermain dan
menyuruh mengulangi lagi sampai bisa melakukan dengan baik dan benar.
8. Kelebihan dan Kekurangan Metode Belajar Bermain
Kelebihan Metode Bermain
a. Merangsang perkembangan motorik siswa, karena dalam bermain membutuhkan
gerakan-gerakan dan kekreatifan.
b. Merangsang perkembangan berfikir siswa, karena dalam bermain membutuhkan
pemecahan masalah bagaiman melakukan permainan itu dengan baik dan benar.
c. Melatih kemandirian siswa dalam melakukan sesuatu secara mandiri tidak
menggantungkan diri pada orang lain.
13
d. Melatih kedisiplinan siswa, karena dalam permainan ada aturan-aturan yang harus
ditaati dan dilaksanakan.
e. Siswa lebih semangat dalam belajar, karena bermain sambil belajar adalah konsep
belajar yang menyenangkan bagi kebanyakan siswa.
Kekurangan Metode Bermain
a. Membutuhkan biaya yang lebih, karena dalam metode bermain membutuhkan alat
atau media yang harus dipersiapkan terlebih dahulu.
b. Membutuhkan ruang atau tempat yang khusus sesuai dengan tipe permainan yang
dilakukan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
14
Metode pembelajaran pada pembelajaran yang dilakukan saat ini sudah
semakin banyak yang telah dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan sumber
daya manusia dari masa ke masa. Begitu banyak metode yang ada dalam
pembelajaran saat ini, diantaranya metode belajar laboratorium dan metode belajar
bermainan. Metode belajar laboratorium adalah salah satu proses pembelajaran
melalui pendekatan pengalaman, karenanya para guru/ instruktur perlu memberi
bimbingan kepada siswa dalam melakukan praktikum agar siswa dapat
mengungkapkan percobaan mereka secara kritis dan dapat menggali kemandirian
untuk menemukan sesuatu. Pada metode ini, prinsip dasarnya adalah siswa belajar
sendiri dan saling belajar dengan siswa lain dalam tim. Meskipun secara prinsip
dalam pembelajaran di laboratorium siswa belajar dengan cara mereka sendiri, tetapi
guru menyediakan percobaan, tugas, instruksi, dan petunjuk pelaksanaan.. Sedangkan
metode bermainan adalah metode mengajar dimana cara penyajian materi dengan
permainan. Guru dituntut untuk kreatif dalam menyampaikan materi melalui suatu
permainan. Sehingga dengan permainan tanpa disadari oleh anak/ peserta didik bahwa
mereka telah disuguhi pelajaran matematika. Jadi guru dapat memilih metode mana
yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Sehinnga tujuan umum dari
pendidikan dapat tercapai.
4.2 Saran
15
Jangan cepat puas dengan apa yang kita telah lakukan
Selalu bersyukur kepada Allah SWT dengan kenikmatan yang telah diberikan kepada
umatnya.
Daftar Pustaka
16
Dwiyanto, Djoko.2005. Pembelajaran Di Laboratorium. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain pembelajaran paud. Yogyakarta : Ar-ruzz
media.
http://www.google.co.id/
17