metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegw

18
PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA PROYEK PELEBARAN GERBANG TOL BELMERA RUAS TANJUNG MULIA DAN BANDAR SELAMAT-MEDAN LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh: RUTH JULERIA A TARIGAN THERESIA M SIPAYUNG NIM. 1005021065 NIM. 1005021069 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2013

Upload: iphe-lovened

Post on 16-Jan-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

QTWEYHURJUT

TRANSCRIPT

Page 1: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN KAKU

(RIGID PAVEMENT)

PADA PROYEK PELEBARAN GERBANG TOL BELMERA

RUAS TANJUNG MULIA DAN BANDAR SELAMAT-MEDAN

LAPORAN

Ditulis untuk Menyelesaikan

Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI

Pendidikan Program Diploma III

oleh:

RUTH JULERIA A TARIGAN THERESIA M SIPAYUNG

NIM. 1005021065 NIM. 1005021069

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN

2013

Page 2: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kesempatan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

Laporan yang berjudul “Perhitungan Tebal Perkerasan Kaku (Rigid

Pavement) pada Proyek Pelebaran Gerbang Tol Belmera Ruas Tanjung

Mulia dan Bandar Selamat-Medan” ini dimaksudkan adalah sebagai syarat

untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III Politeknik Negeri Medan.

Sesuai dengan judulnya, dalam laporan ini akan dibahas mengenai perhitungan

tebal lapis perkerasan kaku pada proyek pelebaran gerbang tol Belmera ruas

Tanjung Mulia dan Bandar Selamat.

Dalam proses penulisan laporan ini, penulis menemukan banyak kesulitan dan

kendala yang sukar dipecahkan, namun berkat dukungan dan bimbingan dari

berbagai pihak, baik berupa materi dan spiritual, maupun informasi yang

berhubungan dengan penulisan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya. Oleh sebab itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan;

2. Bapak Drs. Syaiful Hazmi, M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Negeri Medan;

3. Bapak Ir. Sudarto, M.T., Ketua Program Studi Jurusan Teknik Sipil;

4. Bapak Drs. Syarifuddin H, M.T., Dosen pembimbing penyusunan Laporan

Tugas Akhir dan Wali Kelas Sipil 6B Politeknik Negeri Medan;

5. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan staf administrasi Jurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Medan;

6. Bapak Kepala Cabang PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Belmera;

7. Bapak Ir. Zulkarain Hsb, Resident Enggineer PT. Senconusa Maju;

8. Orang tua dan saudara-saudara penulis yang tercinta;

9. Seluruh Staf dan Pegawai PT. Jasa Marga (Persero) dan PT. Senconusa

Maju.

Page 3: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

Laporan tugas akhir ini adalah hasil karya penulis, bukan merupakan plagiat.

Penulis menyadari kemungkinan adanya kekurangan maupun kesalahan

dalam laporan ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat

membangun laporan ini.

Semoga Laporan ini bermanfaat bagi penulis dan siapa saja yang

membacanya. Atas perhatian penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2013

Hormat penulis,

RUTH JULERIA A TARIGAN THERESIA M SIPAYUNG

NIM. 1005021065 NIM. 1005021069

Page 4: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

ABSTRAK

PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN KAKU (RIGID

PAVEMENT) PADA PROYEK PELEBARAN GERBANG TOL BELMERA

RUAS TANJUNG MULIA DAN BANDAR SELAMAT-MEDAN

Oleh: Ruth Juleria A Tarigan (1005021065) dan Theresia M Sipayung

(1005021069)

Jalan tol merupakan suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu

lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari suatu tempat ke tempat lain. Jalan

tol termasuk klasifikasi jalan arteri yang melayani volume lalu lintas yang tinggi

dan konfigurasi kendaraan-kendaraan berat.

Dengan kondisi perkembangan lalu-lintas yang tinggi dan berdampak pada

perkembangan pengguna jalan tol, tampaknya penambahan kapasitas gerbang tol

masih diperlukan. Dalam perencanaan ini perlu dilakukan penambahan lajur dan

pelebaran gerbang tol pada tiga lokasi yaitu lokasi Tanjung Mulia, lokasi Mabar

dan lokasi Bandar Selamat. Gerbang tol Tanjung Mulia terdapat lima lajur gardu

dimana umumnya diatur dua masuk dan tiga keluar atau sebaliknya tergantung

kondisi perbandingan volume kendaraan keluar dan masuk. Gerbang Tol Tanjung

Mulia sudah sangat padat dan sering terjadi antrian yang cukup panjang, maka

dari itu dibutuhkan pelebaran gerbang tol dan penambahan lajurnya. Selain itu,

karena pembangunan Bandara Kuala Namu yang akan mengakibatkan

peningkatan penggunaan jalan tol maka dilakukan pelebaran gerbang tol Bandar

Selamat.

Topik bahasan ini dititik beratkan pada pengamatan perhitungan tebal lapis

perkerasan pada pelebaran dengan menggunakan Metode Standart Nasional

Indonesia (SNI) Pd T-14-2003 dan analisa perhitungan tulangan. Dimana tebal

yang lapis perkerasan yang didapat pada ruas tanjung mulia adalah 23 cm dan

ruas Bandar selamat adalah 21 cm. Tulangan yang digunakan berdiameter 8 mm.

Laporan tugas akhir ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa yang

membahas hal yang sama, pihak yang akan melaksanakan proyek yang sama dan

terutama bagi penulis.

Kata kunci : tebal perkerasan, perhitungan tulangan, SNI Pd T-14-2003

Page 5: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

DAFTAR ISI

COVER LAPORAN ………………………………………………………… i

LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………… ii

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………. iii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. iv

ABSTRAK ………………………………………………………………...... vi

DAFTAR ISI ………………………………………………………………... vii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. x

DAFTAR TABEL …………………………………………………………... xii

DAFTAR ISTILAH …………………………………………………………. xiii

DAFTAR SIMBOL …………………………………………………………. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………….. 1

B. Topik Pembahasan …………………………………………………. 2

C. Tujuan Pembahasan ………………………………………………... 3

D. Manfaat …………………………………………………………….. 3

E. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ………………….. 4

F. Pembatasan Masalah ........................................................................ 4

G. Jadwal Persiapan, Pelaksanaan, dan Pengolahan Data …………….. 5

H. Sistematika Penulisan ……………………………………………… 6

BAB II TINJAUAN PROYEK

A. Latar Belakang Proyek …………………………………………….. 7

B. Data Umum Proyek ………………………………………………... 9

C. Organisasi Proyek ………………………………………………….. 11

D. Visi dan Misi ………………………………………………………. 13

BAB III TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Umum ……………………………………………………………… 14

B. Perkerasan Jalan …………………………………………………… 15

1. Jenis Konstruksi Perkerasan Jalan ………………………………. 15

2. Pengelompokan Jalan Menurut Fungsi …………………………..19

Page 6: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

C. Perkerasan Beton Semen …………………………………………... 19

D. Perencanaan Tebal Perkerasan …………………………………….. 20

1. Metode Perhitungan Tebal Perkerasan Beton Semen ……………20

2. Prosedur Perencanaan Menggunakan Metode SNI ………...…… 21

E. Persyaratan Teknis Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan Kaku …... 21

1. Tanah Dasar ……………………………………………………... 21

2. Pondasi Bawah ………………………………………………….. 22

3. Pondasi Bawah Material Berbutir ………………………………..24

4. Pondasi Bawah dengan Bahan Pengikat (Bound Sub-base) …….. 24

5. Pondasi Bawah dengan Campuran Beton Kurus (Lean-Mix

Conceret) ……………………………………………………….. 24

6. Lapis Pemecah Ikatan Pondasi Bawah dan Pelat ……………….. 25

7. Beton Semen …………………………………………………….. 25

8. Lalu Lintas ………………………………………………………. 26

a. Lajur Rencana dan Koefisien Distribusi ……………………... 27

b. Umur Rencana ……………………………………………….. 27

c. Pertumbuhan Lalu Lintas …………………………………….. 28

d. Lalu Lintas Rencana …………………………………………. 29

e. Faktor Keamanan Beban ……………………………………... 29

9. Bahu …………………………………………………………….. 30

10. Sambungan …………………………………………………….. 30

a. Sambungan Memanjang dengan Batang Pengikat (Tie Bars) 31

b. Sambungan Pelaksanaan Memanjang ……………………… 32

c. Sambungan Susut Memanjang ……………………………... 33

d. Sambungan Susut dan Sambungan Pelaksanaan Melintang .. 33

e. Sambungan Susut Melintang ……………………………….. 33

f. Sambungan Pelaksanaan Melintang ………………………… 35

g. Sambungan Isolasi ………………………………………….. 36

11. Perencanaan Tulangan …………………………………………. 37

a. Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan …… 38

b. Perkerasan Beton Semen Bersambung Dengan Tulangan …. 38

F. Prosedur Perencanaan ……………………………………………… 40

Page 7: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

A. Analisa Perhitungan Tebal Perkerasan …………………………….. 55

B. Analisa Perhitungan Perkerasan Metode SNI Pd-T-14-2003

Pada Ruas Tol Tanjung Mulia ……………………………………... 56

C. Analisa Perhitungan Tulangan pada Ruas Tol Tanjung Mulia ……..71

D. Analisa Perhitungan Tebal Perkerasan Metode SNI Pd-T-14-2003

Pada Ruas Tol Bandar Selamat ……………………………………. 73

E. Analisa Perhitungan Tulangan pada Ruas Tol Bandar Selamat……. 88

BAB V PENUTUP

A. Simpulan …………………………………………………………… 90

B. Saran ……………………………………………………………….. 90

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

Page 8: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas …………………………. 11

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kontraktor ........................................................ 12

Gambar 3.1 Penyebaran Beban Roda Melalui Lapisan Perkerasan Jalan …….... 15

Gambar 3.2 Struktur Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) ............................. 16

Gambar 3.3 Struktur Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) ……………………… 16

Gambar 3.4 Struktur Perkerasan Komposit ……………………………………..17

Gambar 3.5 Tebal Pondasi Bawah Minimum untuk Perkerasan Beton

Semen …………………………………………………………….. 23

Gambar 3.6 CBR Tanah Dasar Efektif dan Tebal Pondasi Bawah ...................... 23

Gambar 3.7 Tata Letak Sambungan pada Perkerasan Kaku …………………… 31

Gambar 3.8 Sambungan Memanjang …………………………………………... 32

Gambar 3.9 Ukuran Standar Penguncian Sambungan Memanjang ……………. 33

Gambar 3.10 Sambungan Susut Melintang Tanpa Ruji ………………………... 34

Gambar 3.11 Sambungan Susut Melintang dengan Ruji ……………………….. 35

Gambar 3.12 Sambungan Pelaksanaan yang Direncanakan dan yang Tidak

Direncanakan untuk Pengecoran Perlajur ……………………….. 35

Gambar 3.13 Sambungan Pelaksanaan yang Direncanakan dan yang Tidak

Direncanakan untuk Pengecoran Seluruh Lebar Perkerasan …….. 36

Gambar 3.14 Contoh Pesimpangan yang Membutuhkan Sambungan Isolasi…... 36

Gambar 3.15 Sambungan Isolasi .......................................................................... 37

Gambar 3.16 Sistem Perencanaan Perkerasan Beton Semen ............................... 40

Gambar 3.17 Analisa Fatik dan Beban Repetisi Izin Berdasarkan Rasio

Tegangan dengan/tanpa Bahu Beton .............................................. 52

Page 9: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

Gambar 3.18 Analisa Erosi dan Beban Repetisi Izin Berdasarkan Rasio

Tegangan tanpa Bahu Beton .......................................................... 53

Gambar 3.19 Analisa Erosi dan Beban Repetisi Izin Berdasarkan Rasio

Tegangan dengan Bahu Beton ....................................................... 54

Gambar 4.1 Penampang Perkerasan Kaku Pada Ruas Tol Tanjung Mulia .......... 64

Gambar 4.2 Analisa Fatik Untuk Beban STRT .................................................... 65

Gambar 4.3 Analisa Fatik Untuk Beban STRG ................................................... 66

Gambar 4.4 Analisa Fatik Untuk Beban STdRG ................................................. 67

Gambar 4.5 Analisa Erosi untuk Beban STRT .................................................... 68

Gambar 4.6 Analisa Erosi untuk Beban STRG .................................................... 69

Gambar 4.7 Analisa Erosi untuk Beban STdRG .................................................. 70

Gambar 4.8 Tulangan Melintang dan Memanjang pada Pelat Beton ................... 72

Gambar 4.9 Penampang Perkerasan Kaku Pada Ruas Tol Bandar Selamat ......... 81

Gambar 4.10 Analisa Fatik Untuk Beban STRT .................................................. 82

Gambar 4.11 Analisa Fatik Untuk Beban STRG ................................................. 83

Gambar 4.12 Analisa Fatik Untuk Beban STdRG ............................................... 84

Gambar 4.13 Analisa Erosi untuk Beban STRT .................................................. 85

Gambar 4.14 Analisa Erosi untuk Beban STRG .................................................. 86

Gambar 4.15 Analisa Erosi untuk Beban STdRG ................................................ 87

Gambar 4.16 Tulangan Melintang dan Memanjang pada Pelat Beton ................. 89

Page 10: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir .................................................... 5

Tabel 3.1 Perbedaan Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur .................. 18

Tabel 3.2 Nilai Koefisien Gesek ...................................................................... 25

Tabel 3.3 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan dan Koefisien

Distribusi (C) Kendaraan Niaga Pada Lajur Rencana ..................... 27

Tabel 3.4 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (R) ............................................... 28

Tabel 3.5 Faktor Keamanan Beban (Fkb) ........................................................ 30

Tabel 3.6 Diameter Ruji .................................................................................. 34

Tabel 3.7 Ukuran dan Berat Tulangan Polos ................................................... 39

Tabel 3.8 Langkah-Langkah Perencanaan Tebal Perkerasan Beton Semen .... 41

Tabel 3.9 Tegangan Ekuivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tanpa

Bahu Beton ...................................................................................... 42

Tabel 3.10 Tegangan Ekuivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan dengan

Bahu Beton ...................................................................................... 47

Tabel 4.1 Perhitungan Jumlah Sumbu Bedasarkan Jenis dan Bebannya ......... 56

Tabel 4.2 Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana ............................................. 57

Tabel 4.3 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi Hasil Interpolasi ................... 59

Tabel 4.4 Analisa Fatik dan Erosi .................................................................... 63

Tabel 4.5 Perhitungan Jumlah Sumbu Bedasarkan Jenis dan Bebannya ......... 74

Tabel 4.6 Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana ............................................. 75

Tabel 4.7 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi Hasil Interpolasi ................... 77

Tabel 4.8 Analisa Fatik dan Erosi .................................................................... 81

Page 11: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

DAFTAR ISTILAH

Jalan Arteri

Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh,

kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.

Jalan Kolektor

Jalan yang melayani angkutan pengumpulan/pembagian dengan ciri-ciri

perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata yang sedang dan jumlah jalan masuk

dibatasi.

Jalan Lokal

Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,

kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Badan Jalan

Bagian jalan yang meliputi jalur lalu lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah, dan

bahu jalan.

Bahu Jalan

Bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu lintas untuk

menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk pendukung

samping bagi lapis pondasi bawah, pondasi atas dan permukaan.

Jalur

Bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas.

Lajur

Bagian jalur yang memanjang, dengan atau tanpa marka jalan, yang memiliki

lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan, selain sepeda motor.

Page 12: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

Batang Pengikat (Tie Bars)

Sepotong baja ulir yang dipasang pada sambungan memanjang dengan maksud

untuk mengikat pelat agar tidak bergerak horizontal.

Bahan pengisi Sambungan (Joint Filler)

Suatu bahan yang bersifat plastis yang dipasang pada celah sambungan muai,

guna mencegah masuknya benda-benda asing ke dalam celah.

Bahan penutup Sambungan (Joint Sealer)

Suatu bahan yang bersifat elastis yang dipasang pada bagian atas dari sambungan

yang dimaksudkan untuk mencegah masuknya benda-benda asing ke dalam celah.

Batang Ulir (Deformed Bars)

Batang tulangan prismatis atau yang diprofilkan berbentuk alur atau spiral yang

terpasang tegak lurus atau miring terhadap muka batang, dengan jarak antara

rusuk-rusuk tidak lebih dari 0,7 diameter batang pengenalnya/nominal.

Dudukan Tulangan (Reinforcement Chairs)

Dudukan yang dibentuk sedemikian rupa yang terbuat dari besi tulangan, plastik

atau bahan lainnya yang berfungsi sebagai dudukan tulangan arah memanjang dan

melintang.

Kuat Tarik Lentur (Flexural Strength Modulus Of Rupture)

Kekuatan beton yang diperoleh dari percobaan balok beton dengan pembebanan

tiga titik yang dibebani sampai runtuh.

Lapis Pondasi Bawah dengan Bahan Pengikat (Bound Sub-base)

Pondasi bawah yang biasanya terdiri dari material berbutir yang distabilisasi

dengan semen aspal, kapur,abu terbang (fly ash) atau slag yang dihaluskan

sebagai bahan pengikatnya.

Page 13: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

Perkerasan Beton Bersambung Tanpa Tulangan (Jointed Unreinforced

Concrete Pavement)

Jenis perkerasan beton semen yang dibuat tanpa tulangan dengan ukuran pelat

mendekati bujur sangkar, dimana panjang dari pelatnya dibatasi oleh adanya

sambungan-sambungan melintang. Panjang pelat dari jenis perkerasan ini berkisar

antara 4-5 meter.

Perkerasan Beton Semen Bersambung dengan Tulangan (Jointed Reinforced

Concrete Pavement)

Jenis perkerasan beton yang dibuat dengan tulangan, yang ukuran pelatnya

berbentuk empat persegi panjang, dimana panjang dari pelatnya dibatasi oleh

adanya sambungansambungan melintang. Panjang pelat dari jenis perkerasan ini

berkisar antara 8-15 meter.

Perkerasan Beton Semen Menerus dengan Tulangan (Continuously

Reinforced Concrete Pavement)

Jenis perkerasan beton yang dibuat dengan tulangan dan dengan panjang pelat

yang menerus yang hanya dibatasi oleh adanya sambungan-sambungan muai

melintang. Panjang pelat dari jenis perkerasan ini lebih besar dari 75 meter.

Perkerasan Beton Semen Pra-tegang (Prestressed Concrete Pavement)

Jenis perkerasan beton menerus, tanpa tulangan yang menggunakan kabel-kabel

pratekan guna mengurangi pengaruh susut, muai dan lenting akibat perubahan

temperatur dan kelembaban.

Perkerasan Beton Semen dengan Lapis Beton Aspal (Asphaltic Concrete

Surfaced Rigid pavement)

Berupa perkerasan beton yang bagian permukaannya diberi lapisan beraspal.

Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement)

Suatu struktur perkerasan yang umumnya terdiri dari tanah dasar, lapis pondasi

bawah dan lapis beton semen dengan atau tanpa tulangan.

Page 14: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

Ruji (Dowel)

Sepotong baja polos lurus yang dipasang pada setiap jenis sambungan melintang

dengan maksud sebagai sistem penyalur beban, sehingga pelat yang

berdampingan dapat bekerja sama tanpa terjadi perbedaan penurunan yang berarti.

Sambungan Muai (Expansion Joint)

Jenis sambungan melintang yang dibuat untuk membebaskan tegangan pada

perkerasan beton dengan cara menyediakan ruangan untuk pemuaian.

Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)

Jenis sambungan melintang atau memanjang yang dibuat untuk memisahkan

bagian-bagian yang dicor/dihampar pada saat yang berbeda, ditempatkan di antara

beton hasil penghamparan lama dengan beton hasil penghamparan baru.

Sambungan Tidak Sejalur (Mismatched Joint)

Suatu pola sambungan, dimana sambungan di antara pelat-pelat yang berdekatan

tidak berada dalam satu garis (jalur).

Sambungan Susut (Contraction Joint)

Jenis sambungan melintang yang dibuat dengan maksud untuk mengendalikan

retak susut beton, serta membatasi pengaruh tegangan lenting yang timbul pada

pelat akibat pengaruh perubahan temperatur dan kelembaban. Jarak antara tiap

sambungan susut, umumnya dibuat sama.

Lalu-Lintas Harian Rata-rata (LHR)

Jumlah total volume lalu-lintas roda empat atau lebih dalam satu tahun dibagi

dengan jumlah hari dalam satu tahun.

Kendaraan Niaga

Kendaraan yang paling sedikit mempunyai dua sumbu atau lebih yang setiap

kelompok bannya mempunyai paling sedikit satu roda tunggal, dan berat total

minimum 5 ton.

Page 15: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

Kuat Tarik Langsung

Kuat tarik beton yang ditentukan berdasarkan kuat tekan belah silinder beton yang

ditekan pada sisi panjangnya.

Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JSKN)

Jumlah sumbu komulatif dari kendaraan niaga selama umur rencana pada lajur

rencana.

Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga Harian (JSKNH)

Jumlah sumbu harian kendaraan niaga pada awal tahun rencana pada lajur

rencana.

California Bearing Ratio (CBR)

Perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan tanah atau perkerasan terhadap

beban standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.

Umur Rencana (UR)

Suatu periode tertentu dalam tahun, yang dirancang agar jalan yang direncanakan

dan dipelihara dapat berfungsi selama periode tersebut.

Stabilisasi

Suatu tindakan perbaikan mutu bahan perkerasan jalan atau meningkatkan

kekuatan bahan sampai kekuatan tertentu agar bahan tersebut dapat berfungsi dan

memberikan kinerja yang lebih baik dari pada bahan aslinya.

.

Jalur Lalu-Lintas

Bagian jalan yang direncanakan khusus untuk lintasan kendaraan

Lajur Lalu-Lintas

Bagian dari jalur jalan yang diperuntukkan bagi laju satu lintasan kendaraan.

Page 16: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

DAFTAR SIMBOL

μ : Koefisien gesek antara pelat beton dan pondasi bawah.

φ : Diameter batang pengikat.

As : Luas penampang tulangan baja per meter lebar pelat.

At : Luas penampang tulangan per meter panjang sambungan.

b : Jarak terkecil antar sambungan atau jarak sambungan dengan tepi

perkerasan

BBDT : Beton Semen Bersambung Dengan Tulangan.

BBTT : Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan

BJTP : Baja Tulangan Polos

BJTU : Baja Tulangan Ulir

BMDT : Beton Menerus Dengan Tulangan

C : Koefisien distribusi lajur kendaraan

Cs : Koefisien yang menyatakan kondisi pelat lama

CBK : Campuran Beton Kurus.

d : Diameter tulangan memanjang.

D : Tebal perkerasan.

fb : Tegangan lekat antara tulangan dengan beton.

Fc’ : Kuat tekan beton karakteristik 28 hari.

Fcf : Kuat tarik lentur beton 28 hari.

FE : Faktor Erosi.

Fkb : Faktor keamanan beban.

FRT : Faktor Rasio Tegangan.

fs : Tegangan tarik ijin tulangan (MPa), biasanya 0,6 kali tegangan leleh.

fy : Tegangan leleh rencana baja.

g : Gravitasi.

h : Tebal pelat beton.

i : Laju pertumbuhan lalu-lintas per tahun.

JSKN : Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga.

JSKNH : Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga Harian.

L : Jarak antara sambungan yang tidak diikat dan/atau tepi bebas pelat.

Page 17: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

l : Panjang batang pengikat.

Lp : Lebar perkerasan.

M : Berat pelat beton per satuan volume.

n : Angka ekivalensi antara baja dan beton.

nl : Jumlah lajur.

R : Faktor pertumbuhan kumulatif yang besarnya tergantung dari

pertumbuhan lalu lintas tahunan dan umur rencana

STdRG : Sumbu Tandem Roda Ganda.

STRG : Sumbu Tunggal Roda Ganda.

STrRG : Sumbu Tridem Roda Ganda.

STRT : Sumbu Tungga Roda Tunggal.

Te : Tebal efektif perkerasan lama.

TE : Tegangan Ekivalen.

T : Tebal perlu berdasarkan beban rencana dan atau daya dukung tanah

dasar dan atau lapis pondasi bawah dari jalan lama.

UR : Umur Rencana

URm : Waktu tertentu dalam tahun sebelum umur rencana.

Page 18: metode asdwfvwgehw2eh2werh2wegW

Laporan Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan

Ruth Juleria A Tarigan Theresia M Sipayung 1005021065 1005021069

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Lalu Lintas Harian Rata-rata pada Ruas Tol Tanjung Mulia

Lampiran 2 Data Lalu Lintas Harian Rata-rata pada Ruas Tol Bandar Selamat

Lampiran 3 Perhitungan Tebal Lapis Perkerasan pada Ruas Tanjung Mulia

dengan Tebal 21 cm

Lampiran 4 Perhitungan Tebal Lapis Perkerasan pada Ruas Bandar Selamat

dengan Tebal 20 cm

Lampiran 5 Kartu Bimbingan Mahasiswa

Lampiran 6 Bukti Pembekalan Khusus Pelaksanaan/Penyusunan Laporan

Tugas Akhir

Lampiran Gambar Proyek