metabolisme bilirubin

2
JUMP 3 Metabolisme bilirubin normal Metabolisme bilirubin dalam tubuh berlangsung 5 langkah: 1. Fase Prahepatik: Pembentukan bilirubin dan Transpor Plasma 2. Fase Intrahepatik: Liver Uptake dan Konjugasi 3. Fase pasca hepatik: Ekskresi Bilirubin Pembentukan Bilirubin. Sekitar 80-85% bilirubin terbentuk dari pemecahan eritrosit tua (rata-rata berumur 120 hari) dalam sistem monosit makrofag. Tiap hari 50 ml darah dihancurkan, menghasilkan 250-350 mg bilirubin atau 4 mg/kgBB/hari. Sedangkan 15-20% bilirubin berasal dari destruksi eritrosit matang dalam sumsum tulang (hematopoiesis tak efektif) dan dari hemoprotein lain, terutama dari hati. Pada katabolisme hemoglobin (terutama terjadi dalam limpa, sebagai sistem retikuloendotelial), hemoglobin dipecah menjadi heme dan globulin, setelah itu heme diubah menjadi biliverdin. Dengan enzim biliverdin reduktase, biliverdin diubah menjadi biirubin tak terkonjugasi (B₁). Transpor Plasma. Dalam pembuluh darah, B₁ berikatan dengan albumin (karena sifat B₁ yang tak larut air) untuk dibawa ke hati. B₁ juga tidak dapat melewati membran glomerulus, karenanya tidak muncul dalam air seni. Ikatan B₁- albumin melemah pada keadaan asidosis, dan seperti antibiotic, salisilat, berlomba pada temapat ikatan dengan albumin. Liver Uptake. Pengambilan B₁ oleh hepatosit memerlukan protein sitoplasma (protein penerima ) “protein Y” dan “protein Z”. Konjugasi. Konjugasi bilirubin berlangsung dalam reticulum endoplasma sel hati dengan asam glukuronat (dengan bantuan enzim glukuronil transferase) sehingga menjadi bilirubin terkonjugasi (B₂). Reaksi katalisis ini, mengubah sifat B₁ yang larut lemak, tak dapat diekskresi dalam kemih menjadi B₂ yang larut air, dan dapat diekskresi dalam kemih. Ekskresi Bilirubin. Transport B₂ melalui membran sel dan sekresi ke dalam kanalikuli empedu oleh proses aktif yamg merupakan langkah akhir metabolisme bilirubin dalam hati. Agar dapat diekskresi dalam empedu, bilirubin harus dikonjugasi. B₂ kemudian diekskresi melalui saluran empedu ke usus halus. B₁ tidak diekskresikan dalam empedu kecuali setelah proses fotooksidasi. Bakteri usus mereduksi B₂ menjadi urobilinogen dan sterkobilinogen. Sterkobilinogen mengalami proses oksidasi menjadi sterkobilin yang menyebabkan feses berwarna coklat. Sekitar 10%-20% urobilinogen mengalami siklus enterohepatik, sedangkan sejumlah kecil diekskresi dalam kemih. JUMP 7

Upload: cindchieru

Post on 25-Sep-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tutorial gastrointestinal

TRANSCRIPT

JUMP 3Metabolisme bilirubin normalMetabolisme bilirubin dalam tubuh berlangsung 5 langkah:1. Fase Prahepatik: Pembentukan bilirubin dan Transpor Plasma2. Fase Intrahepatik: Liver Uptake dan Konjugasi3. Fase pasca hepatik: Ekskresi BilirubinPembentukan Bilirubin.Sekitar 80-85% bilirubin terbentuk dari pemecahan eritrosit tua (rata-rata berumur 120 hari) dalam sistem monosit makrofag. Tiap hari 50 ml darah dihancurkan, menghasilkan 250-350 mg bilirubin atau 4 mg/kgBB/hari. Sedangkan 15-20% bilirubin berasal dari destruksi eritrosit matang dalam sumsum tulang (hematopoiesis tak efektif) dan dari hemoprotein lain, terutama dari hati.Pada katabolisme hemoglobin (terutama terjadi dalam limpa, sebagai sistem retikuloendotelial), hemoglobin dipecah menjadi heme dan globulin, setelah itu heme diubah menjadi biliverdin. Dengan enzim biliverdin reduktase, biliverdin diubah menjadi biirubin tak terkonjugasi (B).Transpor Plasma.Dalam pembuluh darah, B berikatan dengan albumin (karena sifat B yang tak larut air) untuk dibawa ke hati. B juga tidak dapat melewati membran glomerulus, karenanya tidak muncul dalam air seni. Ikatan B- albumin melemah pada keadaan asidosis, dan seperti antibiotic, salisilat, berlomba pada temapat ikatan dengan albumin.Liver Uptake.Pengambilan B oleh hepatosit memerlukan protein sitoplasma (protein penerima ) protein Y dan protein Z.Konjugasi.Konjugasi bilirubin berlangsung dalam reticulum endoplasma sel hati dengan asam glukuronat (dengan bantuan enzim glukuronil transferase) sehingga menjadi bilirubin terkonjugasi (B). Reaksi katalisis ini, mengubah sifat B yang larut lemak, tak dapat diekskresi dalam kemih menjadi B yang larut air, dan dapat diekskresi dalam kemih.Ekskresi Bilirubin.Transport B melalui membran sel dan sekresi ke dalam kanalikuli empedu oleh proses aktif yamg merupakan langkah akhir metabolisme bilirubin dalam hati. Agar dapat diekskresi dalam empedu, bilirubin harus dikonjugasi. B kemudian diekskresi melalui saluran empedu ke usus halus. B tidak diekskresikan dalam empedu kecuali setelah proses fotooksidasi.Bakteri usus mereduksi B menjadi urobilinogen dan sterkobilinogen. Sterkobilinogen mengalami proses oksidasi menjadi sterkobilin yang menyebabkan feses berwarna coklat. Sekitar 10%-20% urobilinogen mengalami siklus enterohepatik, sedangkan sejumlah kecil diekskresi dalam kemih.

JUMP 7HYPOALBUMINEMIASintesa albumin dipengaruhi beberapa faktor, yaitu nutrisi terutama asam amino, hormon dan adanya suatu penyakit. Asam amino yang dapat merangsang terjadinya sintesa albumin adalah triptofan, arginin, ornitin, lisin, fenilalanin, treonin dan prolin. Sedangkan hormon yang dapat merangsang sintesa albumin adalah tiroid, hormon pertumbuhan, insulin, adrenokortikotropik, testosteron, dan korteks adrenal. Adapun yang dapat menghambat sintesa albumin adalah alkohol serta adanya suatu penyakit yang mengakibatkan gangguan sintesa albumin seperti pada seseorang penderita penyakit hati kronis, ginjal, dan kekurangan gizi seperti kwashiorkorSumberBaron D. N., 1995.Kapita Selekta Patologi Klinik Edisi 4. Jakarta : EGCGuyton A. C, Hall J. E. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC.Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2007.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : EGCPrice S. A., Wilson L. M., 1995.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 4.Jakarta : EGC