merpati sph tyta

21
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Burung juga memiliki pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis. Termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Merpati merupakan salah satu dari kelas Aves. Burung ini termasuk hewan berdarah panas dan berkembang biak dengan cara ovipar atau bertelur. Ketika burung dilepas maka ia akan kembali ke sarangnya, karena Merpati mampu mengenal habitatnya. Aves mempunyai kaki yang dapat digunakan untuk berjalan, bertengger maupun berenang, tidak bergigi dan mempunyai paruh yang berbeda-beda sesuai jenis makanannya. Aves dibudidayakan untuk diambil telur, daging, keindahan bulu, dan suaranya. Burung Merpati

Upload: tyta-ajrina

Post on 14-Aug-2015

57 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

struktur perkembangan hewan

TRANSCRIPT

Page 1: merpati SPH TYTA

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata)

yang memiliki bulu dan sayap. Burung juga memiliki pengaturan suhu tubuh

(termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari

homeostasis. Termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood

animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Merpati merupakan

salah satu dari kelas Aves. Burung ini termasuk hewan berdarah panas dan

berkembang biak dengan cara ovipar atau bertelur. Ketika burung dilepas maka ia

akan kembali ke sarangnya, karena Merpati mampu mengenal habitatnya.

Aves mempunyai kaki yang dapat digunakan untuk berjalan, bertengger

maupun berenang, tidak bergigi dan mempunyai paruh yang berbeda-beda sesuai

jenis makanannya. Aves dibudidayakan untuk diambil telur, daging, keindahan

bulu, dan suaranya. Burung Merpati (Columba domestica) kebanyakan hidup di

pepohonan, beberapa diantaranya hidup di tanah dan species lainnya hidup di batu

karang. Burung Merpati merupakan hewan peliharaan yang hidup berkelompok.

Burung Merpati biasanya membuat sarang yang sederhana. Columba domestica

diambil sebagai bahan praktikum karena mempunyai tubuh yang relatif besar

sehingga mudah diamati. Merpati juga dipilih karena mudah didapat. Disamping itu,

juga Merpati mempunyai organ-organ yang lengkap untuk mewakili kelas Aves.

Page 2: merpati SPH TYTA

B. Tujuan

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengamati, mempelajari dan

mengetahui anatomi tubuh burung Merpati (Columba domestica).

Page 3: merpati SPH TYTA

II. KERANGKA PEMIKIRAN

Semua burung yang hidup sekarang ditempatkan dalam sekelas Neornithes.

Berlawanan dengan subkelas yang ada, yang satu ini ditandai dengan bulu-bulu ekor

yang tersusun seperti kipas pada ujung ekornya dan mempunyai sumbu tulang yang

pendek. Tulang-tulang didalam taju berfusi satu sama lainnya, kotak otak, kaki dan

tangannya pendek ( Hildebrand,1983). Burung merpati merupakan hasil domestikasi

dari Columba livia. Tubuh burung merpati terdiri atas caput (kepala), cervix (leher),

truncus (badan), dan cauda (ekor). Ordo ini mempunyai ciri-ciri paruh pendek dan

langsing dengan cora pada pangkalnya serta ingluvies besar (Radiopetro, 1977).

Burung merpati seluruh tubuhnya ditutupi bulu, kecuali paruh dan kaki. Kepala pada

Merpati terdapat beberapa organ yang penting antara lain paruh dibangunkan oleh

struktur yang terdiri dari zat tanduk. Lubang hidung pada Merpati ada sepasang dan

terletak pada sepanjang paruh (Djuhanda, 1982).

Burung Merpati (Columba domestica) pada umumnya memiliki kulit tipis.

Pada kulit yang tipis tersebut mengandung keratin yang sedikit sekali. Struktur

tambahan dari kulit adalah bulu yang mengalami penandukan kuat (Hildebrand,

1995). Burung mempunyai karakteristik tertentu yaitu seluruh tubuhnya ditutupi

bulu, kecuali bagian crus yaitu daerah tarsometatarsus yang ditutupi sisik-sisik

tanduk. Bulu merupakan hasil pertumbuhan epidermis yang berguna untuk

mengisolasi panas tubuh terhadap keadaan sekitarnya, temperatur tubuh Merpati

relatif stabil. Hal lain yang membedakan aves dengan vertebrata lainnya yaitu

temperatur tubuh, kemampuan untuk terbang, perkembangan suara, pendengaran,

dan penglihatan serta cara memelihara telur dan anaknya (Walter, 1965).

Page 4: merpati SPH TYTA

Merpati (Columba domestica) memiliki pendukung tubuh yang berada pada

kaki bagian belakang, dan sisa dari kaki bagian berubah menjadi bagian yang

membantu untuk terbang. Sayap tersusun atas bulu-bulu yang banyak tergabung

untuk menutupi lengan, sebagai konsekuensi dari kaki depan atau lengan yang

termodifikasi tersebut dengan beban yang berat pada saat terbang, maka tidak dapat

digunakan untuk menahan atau memegang makanan. Merpati menghasilkan bahan-

bahan yang bersifat fecal, untuk mengurangi berat beban pada saat terbang (Walter,

1965).

Bulu Columba domestica mempunyai struktur epidermis yang fleksibel,

mengkilap dan tahan air. Beberapa tipe bulu dari penutup badan pada merpati adalah

bulu luar dan bulu dalam atau bulu halus. Bulu luar adalah datar (kecuali untuk bulu

yang halus, letaknya lebih rendah, yaitu pada dasarnya) dan bersama-sama dipegang

oleh duri kecil (Alters, 1999). Sistem pencernaan pada burung terdiri dari lidah,

oesophagus, tembolok, lambung, intestine, caecum, hati, pancreas, jejunum, ileum,

rectum dan kloaka. Tembolok hanya terdapat pada aves (Storer and Usinger, 1961).

Menurut Parker (1966) peredaran darah burung Merpati yaitu cor sebagai sentral.

Cor terletak di linea mediana yang berbentuk kerucut dan diliputi oleh pembungkus

pericardium. Cor terbagi atas empat ruangan. Merpati memiliki pembuluh darah

yang dibedakan atas pembuluh darah arteri dan vena.

Page 5: merpati SPH TYTA

III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

A. Alat

Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah,

jarum penusuk, dan tissue.

B. Bahan

Bahan yang digunakan adalah burung Merpati (Columba domestica), air

kran, kloroform, formalin.

C. Cara Kerja

Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Burung Merpati (Columba domestica) dibius dengan menggunakan larutan

kloroform sampai mati lemas.

2. Sebelum pembedahan dilakukan, pertama-tama bulu-bulu pada daerah dada,

perut, dan leher dibasahi kemudian dicabuti sebersih mungkin.

3. Pembedahan dimulai dengan melepaskan kulit yang membalut daerah dada,

tembolok, dan leher terlebih dahulu. Di daerah tersebut terdapat otot yaitu carina

sterni dan basi sterni. Pembedahan mula-mula dilakukan pada bagian sepanjang

carina sterni dengan menggunakan pisau.

4. Pembedahan dilanjutkan pada daerah perut, pengguntingan dimulai dari depan

kloaka menuju ke depan ke sebelah kiri dan kanan basi sternum, dengan

memotong rusuk-rusuk sampai ke tulang furcula.

Page 6: merpati SPH TYTA

5. Untuk mengamati sistem pencernaan lebih sempurna, dilakukan dengan

melepaskan organ-organ dari rongga perut yaitu dengan menggunting ujung dari

lambung bagian anterior dan pangkal dari rectum.

6. Semua organ-organnya diamati dan digambar kemudian diberi keterangan.

Page 7: merpati SPH TYTA

B. Pembahasan

Menurut Jasin (1989), klasifikasi dari Columba domestica adalah sebagai

berikut:

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Aves

Subclass : Neornithes

Ordo : Columbiformes

Familia : Columbidae

Genus : Columba

Spesies : Columba domestica

Hasil pengamatan anatomi terhadap burung Merpati (Columba domestica)

diketahi bahwa burung Merpati terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Kluge (1977) yang menyatakan bahwa tubuh burung

dibedahan atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus), dan ekor (cauda),

sepasang ekstrimitas anterior yang merupakan sayap (alae) yang terlipat seperti

huruf Z pada tubuh waktu terbang. Ekstrimitas posterior yang berupa kaki yang

terdiri dari otot kaki yang kuat sedangkan bagian bawahnya bersisik dan bercakar.

Mulut mempunyai paruh (rostum) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan

mandibula pada ruang bawah. Secara morfologi ovarium burung berbeda dengan

ovarium mamalia, karena ovarium burung terdiri dari dua buah lobus besar. Lobus

memiliki banyak folikel yang berpangkal pada tangkai-tangkai folikel. Ovum

burung ternyata sangat kaya akan kuning telur (yolk). Sehingga apabila di

bandingkan dengan lambungnya maka bagian lambung ini tidak mempunyai antrum

Page 8: merpati SPH TYTA

maupun cairan folikuler dan ovum yang mengisi penuh kantung folikuler

(Nalbandov, 1990).

Burung Merpati (Columba domestica) merupakan bangsa aves yang seluruh

bagian tubuhnya ditutupi oleh bulu. Berdasar struktunya ada tiga macam bulu, yaitu:

plumae, plumulae, dan filoplumae. Plumae atau bulu kasar merupakan bulu-bulu

penutup tubuh yang kasar dinamakan tectrices, sedangkan yang terdapat di

permukaan posterior dari sayap dinamakan remiges dan yang terdapat di sebelah

posterior dan superior dinamakan retrices. Bagian-bagian dari plumae, yaitu calamus

(terdiri dari umbilicus inferior dan umbilicus supoerior), rachis (batang bulu), rami

(cabang rachis), radii (cabang rami), radioli (kait-kait bulu). Keseluruhan

membentuk bendera bulu atau vexilum. Plumulae atau bulu halus di bawah plumae.

Filoplumae atau bulu-bulu rambut merupakan bulu yang sangat halus sekali

(Djuhanda, 1982).

Pergerakan tubuh Columba domestica terutama digerakan oleh kaki dan

sayap, juga dibantu oleh bagian ekor. Pars vertebralis terdapat suatu tonjolan cauda

dorsal yang berguna untuk memperkuat dinding dada yang disebut procesus. Sistem

otot pada tubuh Columba domestica pada dasarnya kaku, otot semata-mata tersusun

atas otot kepala, otot leher dan otot anggota badan. Mesin untuk terbang merupakan

otot yang besar yang terdapat di daerah dada. Musculus coraco branchialis adalah

otot pergerakan sayapnya (Moment, 1967).

Bentuk paruh burung beraneka ragam sesuai dengan jenis makanan dan

habitatnya. Burung mempunyai alat indra yang yang baik, matanya memiliki

kelopak mata atas dan kelopak mata bawah yang dapat membuka dan menutup. Di

sudut muka dari mata terdapat selaput yang tembus cahaya, dapat bergerak dari

muka ke belakang. Selaput tersebut disebut membrana nicitans (Djuhanda, 1982).

Page 9: merpati SPH TYTA

Sistem pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas, Paruh yang merupakan

modifikasi dari gigi, Rongga mulut terdiri atas rahang atas yang merupakan

penghubung antara rongga mulut dan tanduk, Faring berupa saluran pendek,

esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok,

berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat,

Lambung terdiri atas proventrikulus (lambung kelenjar) yang banyak menghasilkan

enzim pencernaan, dinding ototnya tipis. Ventrikulus ototnya berdinding tebal.

Burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama

makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai " hen’s

teeth”, Intestinum terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.

Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Kelenjar

pencernaan burung meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung

merpati tidak terdapat kantung empedu. Menurut Jasin (1989), Sistem pencernaan

pada burung Merpati (Columba domestica) terdiri dari mulut, oesophagus, empedal,

usus halus, usus besar, rectum dan kloaka. tractus digestivus dari Columba

domestica terdiri dari cavum oris, dilanjutkan ke faring yang pendek, kemudian

oesophagus yang panjang dan terjadi perluasan disebut crop, yaitu tempat

sementara, dari lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang terbagi atas bagian

yang halus dan terakhir adalah rectum dan kloaka.

Sistem pernapasan pada burung ada dua yaitu pernapasan waktu istirahat dan

waktu terbang. Fase istirahat dilakukan oleh pars sternalis costae dan pars vertebralis

costae, keduanya dihubungkan oleh suatu persendian sehingga dapat digerakkan.

Pernapasan waktu istirahat terjadi dalam dua fase yaitu fase inspiratiodan fase

exparatio. Fase terbang yang sangat berfungsi adalah saccus interclavicularis dan

Page 10: merpati SPH TYTA

saccus axillaris. Apabila sayap diturunkan saccus axillaris terjepit, sehingga saccus

interclavicularis menjadi longgar dan sebaliknya (Radiopoetro, 1977).

Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara

yang sepenuhnya berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam

jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Aves

bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus

pneumatikus) yang menyebar sampai ke leher, perut dan sayap. Sistem pernapasan

burung Merpati dimulai ketika udara dihisap ke dalam sepasang rongga hidung atau

nares. Rongga hidung ini dipisahkan dari rongga mulut ke langit-langit keras.

Hewan dapat bernapas walaupun makanan berada dalam mulut. Udara selanjutnya

melalui choane dan faring melalui, lalu masuk ke dalam laring yang dalam keadaan

terbuka. Epiglottis menekuk ke belakang jika dinaikkan (Ville, et al., 1973).

Sistem peredaran darah pada burung merpati terdiri atas jantung dan

pembuluh darah. Jantung terdiri atas empat ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan,

bilik kiri dan bilik kanan. Darah yang banyak mengandung oksigen yang berasal

dari paru-paru tidak bercampur dengan darah yang banyak mengandung

karbondioksida yang berasal dari seluruh tubuh. Peredaran darah burung merupakan

peredaran darah ganda yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah

besar.

Menurut Jasin (1989) bahwa secara umum aves tidak memiliki vesica

urinaria, zat-zat ekskresi setengah padat. Merpati betina biasanya hanya memiliki

ovarium kiri dan oviduct kiri. Mekanisme pernapasan pada burung ada dua yaitu

pernapasan waktu istirahat dan waktu terbang. Sistem urogenitalia terdiri dari sistem

urinaria dan genitalia, baik hewan jantan maupun hewan betinanya yang dibangun

oleh organ-organ ginjal terdiri dari tiga lobi yang tersusun memanjang, ureter berupa

Page 11: merpati SPH TYTA

pembuluh halus yang tampak keluar dari antara lobi pertama dan kedua bermuara

pada kloaka. Sistem genitalia jantan dibangun oleh testis dan ductus defferens,

sedangkan sistem genitalia betina dibangun oleh ovarium, osteum tuba, oviduct dan

bursa fibrisi. Menurut Storer dan Usinger (1957), organ reproduksi pada burung

Merpati betina (Columba domestica ♀) biasanya dibangun hanya pada sisi kiri.

Ovarium terletak di dekat ginjal, dekat dengan saluran besar yang membawa sel

telur masak. Sel telur yang sudah masak akan menuju oviduct dan berakhir di

kloaka.

Page 12: merpati SPH TYTA

V. KESIMPULAN

Berdasarkamn hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil

kesimpulan:

1. Anatomi burung Merpati (Columba domestica) terdiri atas kepala, leher, badan

dan ekor.

2. Bentuk paruh burung Merpati (Columba domestica) beraneka ragam sesuai

dengan jenis makanan dan habitatnya.

3. Sistem pencernaan pada burung Merpati (Columba domestica) terdiri dari

mulut, oesophagus, empedal, usus halus, usus besar, rectum dan kloaka.

4. Sistem pernapasan pada burung ada dua yaitu pernapasan waktu istirahat dan

waktu terbang.

5. Sistem pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas : paruh, faring, rongga

mulut.

6. Sistem peredaran darah pada burung merpati terdiri atas jantung dan pembuluh

darah.

7. Organ reproduksi pada burung Merpati betina (Columba domestica ♀ ) adalah

ovarium yang akan membawa sel telur masak. Sel telur yang sudah masak akan

menuju oviduct dan berakhir di kloaka.

Page 13: merpati SPH TYTA
Page 14: merpati SPH TYTA

DAFTAR REFERENSI

Alters, Sandra. 1999. Biology. Jones and Braflet Publiser, Boston USA.

Djuhanda, T. 1982. Anatomi dari Empat Spesies Hewan Vertebrata. Armico, Bandung.

Hildebrand, M. 1995. Analisis of Vertebrata Structure. John Wiley and Son, Inc, New York.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya.

Kluge, A.G. 1977. Chordate Structure and Function. Macmilan Publishing Company Inc, New York.

Moment, Gairduer B. 1967. General Zoology. Houghton Mifflin Company, Boston USA.

Nalbandov, A.V. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas Edisi Ketiga. Universitas Indonesia, Jakarta.

Parker, T.J. 1966. Texbook of Zoology. Macmillan and Company Ltd, London.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Storer, T.I. and Usinger, R.L. 1957. General Zoology. Mc Graw-Hill Company Inc, New York.

Ville, Walker, Barnes.1973. General Zoology 6th Edition. W. B. Saunders Company, London.

Walter, H. 1965. Biology of Vertebrate. The Mac Millan Company, New York.