merger, akuisisi, konsolidasi dan pemisahan perusahaan

14
Merger, Akuisisi, Konsolidasi dan Pemisahan Perusahaan Oleh : Edwin Lantang Parubak Merger, Akuisisi, Konsolidasi dan Pemisahan Perusahaan digunakan dalam para pelaku bisnis untuk melakukan restrukturasi perusahaan, ekspansi perusahaan atau memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Perusahaan-perusahaan yang sedang bermasalah (terus-menerus merugi) juga dapat diupayakan terhindar dari kebangkrutan dengan cara Merger, Akuisisi, Konsolidasi dan Pemisahaan Perusahaan. Merger Merger adalah salah satu strategi ekspansi perusahaan atau restrukturisasi perusahaan dengan cara menggabungkan dua perusahaan atau lebih. Dalam merger hanya ada satu perusahaan yang dibiarkan hidup, sementara perusahaan lainnya dibubarkan tanpa likuidasi. Merger terbagi menjadi tiga, yaitu: a. Merger Horizontal adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya sama), misalnya merger antara dua perusahaan roti, perusahaan sepatu. b. Merger Vertikal adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya: perusahaan pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan ban merger dengan perusahaan mobil. c. Merger Konglomerat adalah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan sepatu merger dengan perusahaan elektronik atau Page 1

Upload: edwin

Post on 04-Jan-2016

80 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

MERGER, AKUISISI, KONSOLIDASI DAN PEMISAHAN PERUSAHAAN

TRANSCRIPT

Page 1: Merger, Akuisisi, Konsolidasi Dan Pemisahan Perusahaan

Merger, Akuisisi, Konsolidasi dan Pemisahan Perusahaan

Oleh : Edwin Lantang Parubak

Merger, Akuisisi, Konsolidasi dan Pemisahan Perusahaan digunakan dalam

para pelaku bisnis untuk melakukan restrukturasi perusahaan, ekspansi perusahaan

atau memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Perusahaan-perusahaan

yang sedang bermasalah (terus-menerus merugi) juga dapat diupayakan terhindar dari

kebangkrutan dengan cara Merger, Akuisisi, Konsolidasi dan Pemisahaan

Perusahaan.

Merger

Merger adalah salah satu strategi ekspansi perusahaan atau restrukturisasi

perusahaan dengan cara menggabungkan dua perusahaan atau lebih. Dalam merger

hanya ada satu perusahaan yang dibiarkan hidup, sementara perusahaan lainnya

dibubarkan tanpa likuidasi.

Merger terbagi menjadi tiga, yaitu:

a. Merger Horizontal adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis

(usahanya sama), misalnya merger antara dua perusahaan roti, perusahaan

sepatu.

b. Merger Vertikal adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan

yang saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan.

Contohnya: perusahaan pemintalan benang merger dengan perusahaan kain,

perusahaan ban merger dengan perusahaan mobil.

c. Merger Konglomerat adalah merger antara berbagai perusahaan yang

menghasilkan berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya,

misalnya perusahaan sepatu merger dengan perusahaan elektronik atau

Page 1

Page 2: Merger, Akuisisi, Konsolidasi Dan Pemisahan Perusahaan

perusahaan mobil merger dengan perusahaan makanan. Tujuan utama

konglomerat ialah untuk mencapai pertumbuhan Badan Usaha dengan cepat

dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Caranya ialah dengan saling bertukar

saham antara kedua perusahaan yang disatukan.

Tujuan Merger antara lain:

a. Diversifikasi untuk pertumbuhan.

b. Diversifikasi menurut pasar atau pelanggan untuk mengimbangi faktor-faktor

musiman, untuk menetralisir pasar produk yang menurun, dan sebagainya.

c. Perluasan,penyempurnaan,atau komplementasi lini produk.

d. Mendapatkan kemampuan riset dan pengembangan yang diperlukan.

e. Penciptaan atau perolehan lini produk baru.

f. Integrasi, sehingga mendapatkan penawaran yang cukup dari bahan-baku atau

suku cadang yang kritis.

g. Perluasan pasar, termasuk pasar di luar negeri yang belum dijamah.

h. Memperbaiki manajemen.

i. Memperoleh fasilitas-fasilitas pengolahan atau riset yang baru.

Syarat Merger:

Hazel J.Johnson (1995) menyatakan, prasyarat yang harus dianalisis terlebih

dahulu dari kedua Bank yang akan melakukan merger adalah:

1. Kondisi keuangan masing-masing Bank, merger sesama bank sehat atau

karena collapse.

2. Kecukupan modal

Page 2

Page 3: Merger, Akuisisi, Konsolidasi Dan Pemisahan Perusahaan

3. Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger

4. Apakah merger dapat memberi manfaat bagi pengguna jasa Bank tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Merger:

Kelebihan Merger

Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding

pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

Kekurangan Merger

Merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari para

pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan

persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001,

p.642).

Alasan mengapa perusahaan melakukan Merger

Pada umumnya tujuan dilakukannya merger adalah mendapatkan sinergi atau

nilai tambah. Keputusan untuk merger harus menjadikan dua tambah dua sama

dengan lima. Nilai tambah yang dimaksud adalah lebih bersifat jangka panjang

dibanding nilai tambah yang bersifat sementara saja. Oleh karena itu, ada tidaknya

sinergi suatu merger tidak bisa dilihat sesaat setelah merger itu terjadi, tetapi

diperlukan waktu yang cukup panjang. Sinergi yang terjadi sebagai akibat dari

penggabungan usaha bisa berupa turun naiknya skala ekonomis, maupun sinergi

keuangan yang berupa kenaikan modal.

Adapun beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan melalui merger, yaitu:

a. Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar

saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi.

Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika

Page 3

Page 4: Merger, Akuisisi, Konsolidasi Dan Pemisahan Perusahaan

melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat

mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.

b. Sinergi

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi

(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya

overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah

pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika

perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena

fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.

c. Meningkatkan dana

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi

internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.

Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki

likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan

dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya

dana dengan biaya rendah.

d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak

adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan

yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar

untuk mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan

perusahaan yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.

e. Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan

atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki

kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang

menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini

perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan setelah

pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang

Page 4

Page 5: Merger, Akuisisi, Konsolidasi Dan Pemisahan Perusahaan

diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari

pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimalisasi kesejahteraan pemilik.

f. Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang

lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas

dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan

perusahaan yang lebih kecil.

g. Melindungi diri dari pengambilalihan

Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan

yang tidak bersahabat. Usaha suatu perusahaan dalam mengambil alih

perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang. Oleh

karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk

ditanggung oleh perusahaan yang berminat (Gitman, 2003, p.714-716).

Konsolidasi

Konsolidasi adalah situasi di mana perusahaan yang terpisah menjadi satu.

Kadang-kadang digambarkan sebagai merger, meskipun secara teknis ini adalah dua

situasi yang berbeda. Dalam merger, baru bisnis terbentuk ketika satu perusahaan

menyerap yang lain, dalam konsolidasi, perusahaan bergabung pada istilah yang

relatif sama untuk membentuk satu perusahaan baru. Namun, kedua istilah ini sering

digunakan secara bergantian. Konsolidasi dapat juga dikatakan menyatukan seluruh

sumber daya, peluang dan kekuatan untuk memenangkan persaingan jangka panjang,

Memenangkan persaingan berarti menjadi yang terbaik dalam melayani kebutuhan

konsumen/klien saat ini dan dimasa datang.

Konsolidasi dilakukan dengan mengevaluasi kondisi usaha saat ini, diteruskan

dengan pengembangan strategi usaha jangka panjang, strategi tersebut dibuat lebih

terperinci dalam bentuk perencanaan dengan sasaran bergerak ke jangka menengah

dan panjang yang meliputi pengembangan sistem manajemen agar perencanaan dan

implementasi bisa sejalan, memberikan perioritas pada pengembangan yang

Page 5

Page 6: Merger, Akuisisi, Konsolidasi Dan Pemisahan Perusahaan

dilakukan secara terus menerus, pengembangan pasar dilakukan sistimatis dan

efisiensi menjadi acuan prestasi.

Berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 40 Tahun 2007, peleburan

(konsolidasi) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas

atau lebih, untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu perseroan tebatas yang

baru yang karena hukum memperoleh akitva dan pasiva dari perseroan terbatas yang

meleburkan diri dan status badan hukum perseroan tebatas yang meleburkan diri

berakhir karena hukum. Sementara Pasal 1 angka PP Nomor 27 Tahun 1998,

peleburan (konsolidasi), adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan

terbatas atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan

terbatas baru dan masing-masing perseroan terbatas yang meleburkan diri menjadi

bubar.

Tujuan Konsolidasi antara lain:

Secara alamiah usaha yang dimulai dengan skala kecil perorangan mengalami

fase-fase perkembangan mulai dari start up, bertahan hidup dan tumbuh. Pada saat

perusahaan mencapai periode tumbuh maka perlu dilakukan konsolidasi dengan

serius, jika konsolidasi dilakukan setengah hati maka perusahaan akan mengalami

stagnasi atau malah mundur.

Fase perkembangan usaha ditandai mulai tahap perusahaan yang baru mulai

usaha dimana perusahaan masih rugi, selanjutnya akan beranjak memasuki periode

bertahap hidup. Periode ini adalah lanjutan masa belajar bagi perusahaan, kekurangan

pengalaman dan jaringan bisnis yang belum tumbuh membuat manajemen sering

membuat kesalahan, Periode ini ditandai oleh penjualan belum stabil, naik turun

dengan cepat, pasar belum kuat, sales kecil, belum terarah jelas, motivasi mulai labil,

sering kali kurang kreatif dan inovatif (produk/pasar), biasanya pengusaha cenderung

tertutup, strategi pemasaran lemah atau bahkan tidak ada dan belum ada manajemen

usaha (tidak merasa perlu) serta sumber modal yang terbatas mulai menipis. Setelah

perusahaan cukup mengenal lingkungan bisnisnya, jaringan mulai terbentuk,

Page 6

Page 7: Merger, Akuisisi, Konsolidasi Dan Pemisahan Perusahaan

kesalahan operasional mulai berkurang maka perusahaan akan memasuki periode

pertumbuhan, dengan ciri-ciri penjualan meningkat tajam dengan cepat, sering

menolak permintaan, pasar tidak mampu dipenuhi seluruhnya, kapasitas tidak

memadai, umumnya “over confidence” (investasi tidak tepat), hanya sedikit yang

peningkatan penjualannya disebabkan strategi pemasaran yang baik, manajemen

produksi tidak mendukung (produk gagal/reject meningkat), manajemen usaha belum

teratur, modal kerja tidak pernah cukup, muncul pesaing baru (biasanya harga lebih

rendah).

Sampai pada satu titik tertentu perusahaan harus melakukan konsolidasi

karena kondisi usahanya mulai mengalami kesulitan mempertahankan pertumbuhan

penjualan, tingkat pertumbuhan pasar mulai lambat, persaingan yang makin ketat

harga, kualitas, pesaing terus bertambah, marjin laba statis. Kondisi ini akan dialami

jika strategi pengembangan usaha tidak ada, sasaran masih jangka pendek, umumnya

hanya administrasi keuangan yang baik, pengembangan pasar dan produk dilakukan

sporadis tidak sistimatis, penjualan tidak naik cenderung statis, produksi dibawah

kapasitas bahkan akan cenderung surut jika konsolidasi tidak dilakukan sama sekali,

penjualan menurun drastis, tidak mampu lagi bersaing dipasar, likuiditas makin sulit,

kapasitas produksi akan terus menurun. Kondisi ini sering terjadi pada usaha kecil

yang beranjak menjadi perusahaan menengah.

Permasalahan yang harus dipecahkan pada tahap awal konsolidasi adalah

tujuan dan sasaran bisnis yang ingin anda capai dimasa datang atau posisi seperti apa

bisnis anda lima atau sepuluh tahun mendatang.

Permasalahan dalam menetapkan sasaran bisnis adalah :

1. Menarik garis antara sasaran yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi

usaha dan lingkungan usaha saat ini, garis tersebut adalah sasaran antara atau

tahap-tahap pengerjaannya.

2. Memperkirakan kondisi lingkungan atau peluang dan tantangan dimasa datang

sehingga sasaran yang ingin anda capai lebih realistis.

Page 7

Page 8: Merger, Akuisisi, Konsolidasi Dan Pemisahan Perusahaan

Alasan mengapa perusahaan melakukan Konsolidasi

Untuk memutuskan bergabung dengan perusahaan lain bukanlah perkara yang

mudah. Keputusan bergabung diambil karena suatu alasan yang sangat kuat. Jadi

sebelum melakukan penggabungan badan usahanya, setiap perusahaan tentu

mempunyai maksud ter¬tentu yang ingin dicapainva. Demikian pula jenis

penggabungan yang akan dipilih juga dilakukan dengan berbagai macam

pertimbangan. Terdapat beberapa alasan suatu bank atau suatu perusahaan untuk

melakukan penggabungan secara Konsolidasi.

Alasan yang biasa dipakai yaitu antara lain :

1. Masalah Kesehatan

Apabila bank sudah dinyatakan tidak sehat oleh Bank Indonesia setelah melalui

beberapa perbaikan sebelumnya, maka sebaik¬nya bank tersebut melakukan

penggabungan. Pilihan pengga¬bungan tentunya dengan bank yang sehat. Jika

bank yang diga¬bungkan sama-sama dalam kondisi tidak sehat maka sebaiknya

pilihan penggabungan adalah konsolidasi atau dapat pula diakui¬sisi oleh bank

lain yang sehat.

2. Masalah Permodalan

Apabila modal suatu bank dirasakan kecil sehingga sulit untuk melakukan

perluasan usaha, maka bank dapat bergabung dengan satu atau beberapa bank

sehingga modal dimiliki menjadi be¬sar. Sebagai contoh Bank Maras hanva

memiliki modal 5 milyar dengan 12 buah cabang bergabung dengan Bank

Mangkol yang memiliki modal 10 milyar clan memiliki 20 cabang. Gabungan

kedua bank tersebut sekarang memiliki modal 15 milyar dan 32 cabang. Dengan

adanya penggabungan atau usaha peleburan otomatis lebih mudah untuk

mengembangkan usahanya. Yang jelas setelah melakukan penggabungan modal

dan cabang dari beberapa bank yang ikut bergabung akan bertambah besar.

3. Masalah Manajemen

Page 8

Page 9: Merger, Akuisisi, Konsolidasi Dan Pemisahan Perusahaan

Manajemen bank yang sembrawut atau kurang profesional se¬hingga,

perusahaan terus merugi dan sulit untuk berkembang. Jenis bank inipun

sebaiknya melakukan penggabungan usaha atau peleburan usaha dengan bank

yang lebih profesional yang terkenal dengan kualitas manajemennya.

4. Teknologi dan Administrasi.

Bank yang menggunakan teknologi yang masih tradisional sa¬ngat menjadi

masalah. Dalam perkembangan yang sedemikian cepat diperlukan teknologi yang

canggih. Untuk memperoleh teknologi yang canggih diperlukan modal yang

tidak sedikit. Ja¬Ian keluar yang dipilih adalah melakukan penggabungan dengan

bank yang sudah memiliki teknologi yang canggih. Demikian pula bagi bank

yang kurang teratur dan masih tradisional dalam hal administrasinya, sebaiknya

bank melakukan penggabungan atau peleburan sehingga diharapkan

administrasinya menjadi lebih baik.

5. Ingin Menguasai Pasar.

Tujuan ingin menguasai pasar tidak diumumkan secara jelas kepada pihak luar

dan biasanya hanya diketahui oleh mereka yang hendak ikut bergabung. Dengan

adanya penggabungan dari beberapa bank, maka jumlah cabang dan jumlah

nasabah yang dimiliki bertambah. Tujuan ini juga dilakukan untuk

meng¬hilangkan atau melawan pesaing yang ada.

Akuisisi

Akuisisi perusahaan secara sederhana dapat diartikan sebagai

pengambilalihan perusahaan dengan cara membeli saham mayoritas perusahaan

sehingga menjadi pemegang saham pengendali. Dalam peristiwa akuisisi, baik

perusahaan yang mengambil alih (pengakuisisi) maupun perusahaan yang diambil

alih (diakuisisi) tetap hidup sebagai badan hukum yang terpisah.

Pengambilalihan perusahaan (akuisisi), sesuai Pasal 1 angka 11 UURI Nomor

40 Tahun 2007 tentang Persoroan Terbatas, adalah perbuatan hukum yang dilakukan

oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham perseroan

Page 9

Page 10: Merger, Akuisisi, Konsolidasi Dan Pemisahan Perusahaan

yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut. Sementara itu,

pengambilalihan (akuisisi), sesuai pasal 1 angka 3 PP Nomor 27 Tahun 1998, adalah

perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk

mengambilalih perusahaan baik seluruh ataupun sebagian besar saham perseroan

yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.

Pengambilalihan (akuisisi), sesuai pasal 1 angka 3 PP Nomor 57 Tahun 2010,

adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk mengambilalih

saham badan usaha yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas badan usaha

tersebut. Pelaku usaha, sesuai dengan pasal 1 angka 8 PP Nomor 57 Tahun 2010,

adalah setiap orang perorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum

maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan

kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun

bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam

bidang ekonomi.

Contoh : pengambilalihan saham mayoritas pabrik rokok asal Indonesia (PT HM

Sampoerna) oleh perusahaan rokok asal Amerika (Philip Morris Ltd). Akibat akuisisi

tersebut, kendali perusahaan PT HM Sampoerna tidak lagi berada di tangan keluarga

besar Sampoerna tetapi sudah beralih tangan Philip Morris Ltd.

Layaknya peraturan hukum yang lain, maka dalam peraturan mengenai

akuisisi terdapat pula beberapa larangan terkait dengan akuisisi. Karena tidak

mungkin aksi korporasi tersebut menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak tertentu,

dan sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk melindungi kepentingan semua

pihak. Dalam UU. No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas terdapat larangan

dalam akuisisi yang menyebutkan bahwa perbuatan hukum penggabungan, peleburan,

pengambilalihan, atau pemisahan wajib memperhatikan kepentingan pihak-pihak

sebagai berikut :

a. Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan Perseroan;

b. Kreditor dan mitra usaha lainnya dari Perseroan; dan

c. Masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha.

Page 10

Page 11: Merger, Akuisisi, Konsolidasi Dan Pemisahan Perusahaan

Berdasarkan objek yang diambil alih, akuisis dapat dibedakan menjadi empat

1. Akuisisi terhadap perusahaan

2. Akuisis aset atau aktiva perusahaan

3. Akuisisi kombinasi (saham dan aset)

4. Akuisisi secara bertahap

Tujuan Akuisisi antara lain:

1. Membeli product lines untuk melengkapi product lines dari perusahaan yang

akan mengambil alih.

2. Untuk memperoleh akses pada teknologi baru atau lebih baik pada perusahaan

yang menjadi objek pengambilalihan.

3. Memperoleh pasar atau pelanggan baru.

4. Memperoleh hak pemasaran atau hak produksi yang belum dimiliki.

5. Memperoleh kepastian atas pemasokan bahan baku yang kualitasnya baik

yang dipasok perusahaan objek akuisisi.

6. Melakukan investasi atas keuangan perusahaan yang berlebih dan tidak

terpakai.

7. Mengurangi atau menghambat persaingan.

8. Mempertahankan kontinuitas bisnis.

Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi:

Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:

a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara

pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran

Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada

pihak Bidding firm.

Page 11

Page 12: Merger, Akuisisi, Konsolidasi Dan Pemisahan Perusahaan

b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung

dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender

offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.

c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan,

akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak

bersahabat (hostile takeover).

d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan

mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak

ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui

akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644).

Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :

a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui

pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran

dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara

setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.

b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi

merger.

c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum

dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.

Alasan mengapa perusahaan melakukan Akuisisi

Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan

pada pertimbangan hukum, perpajakan atau alasan lainnya. Di Indonesia didorong

oleh semakin besarnya pasar modal, transaksi akuisisi semakin banyak dilakukan dan

isu mengenai hal tersebut memang sudah hangat dibicarakan baik oleh para pengamat

ekonomi, ilmuwan, maupun praktisi bisnis sejak tahun 1990 (Payamta dan Setiawan,

2004).

Page 12

Page 13: Merger, Akuisisi, Konsolidasi Dan Pemisahan Perusahaan

Bostman (1997:3) dalam Dewi (2004) mengungkapkan beberapa alasan mengapa

penggabungan usaha dapat menghasilkan nilai:

1. Hilangnya biaya tetap yang merupakan duplikasi.

2. Kondisi kesinambungan dalam proses produksi.

3. Manajemen aktiva lebih efisien.

4. Nilai dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan keringanan pajak yang belum

digunakan.

Suta (2000) juga mengemukakan alasan-alasan perusahaan melakukan akuisisi yakni:

1. Keuntungan dari segi operasi (operating advantage), melalui kemungkinan

pencapaian skala ekonomis.

2. Keuntungan dari segi finansial (financial advantage), yang didapat melalui

manfaat di pasar uang ataupun pasar modal.

3. Kemungkinan untuk meningkatkan pertumbuhan usaha, yakni dengan

mengakselerasi tingkat pertumbuhan dibandingkan dengan melalui ekspansi

internal.

4. Diversifikasi atas usaha perusahaan, sehingga dengan demikian dapat menjaga

agar perolehan tingkat keuntungan tidak mengalami fluktuasi.

Gurendrawati dan Sudibyo (1999) menjelaskan, bergabungnya perusahaan lebih

dimungkinkan akan saling menunjang kegiatan usaha, sehingga keuntungan yang

diperoleh jauh lebih besar dibandingkan jika melakukan sendiri-sendiri.

Ada lima alasan dilakukannya akuisisi, yaitu:

1. Keinginan untuk mengurangi kompetisi antar perusahaan atau ingin

memonopoli salah satu bidang usaha.

2. Untuk memanfaatkan kekuatan pasar yang belum sepenuhnya terbentuk.

3. Untuk mencapai skala ekonomi tertentu sehingga dapat menjadi lower cost

producer.

4. Untuk memperoleh sumber baku yang lebih murah.

Page 13

Page 14: Merger, Akuisisi, Konsolidasi Dan Pemisahan Perusahaan

5. Untuk mendapatkan akses pasar/dana yang relatif murah karena kapasitas

hutang yang semakin besar serta kemampuan baik dalam hal teknologi.

Pemisahaan Perusahaan (Corporate Split)

Pemisahaan perusahaan sesuai pasal 1 angka 12 UU 40/2007 tentang perseroan

terbatas diartikan sebagai pembuat hukum yang dilakukan oleh perseroan untuk

memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva perseoan terbatas

beralih karena hukum karena dua perseroan atau lebih, atau sebagian aktiva dan

pasiva perseroan beralih karena hukum kepada satu perseroan atau lebih.

Pemisahaan perusahaan dapat dibedakan menjadi 2 bagian yakni

Pemisahan murni (Split Off)

Pemisahan murni adalah pemisahaan perusahaan yang mengaibatkan seluruh

aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukum kepada dua perseroan atau

lebih dan perseroan yang melakukan pemisahaan usaha tersebut selanjutnya

berakhir karena hukum.

Pemisahaan tidak Murni (Spin off)

Pemisahan tidak murni adalah pemisahan perusahaan yang mengakibatkan

sebagian kativa dan pasiva pereroan beralih karena hukum kepada satu perseroan

lain atau lebih yang menerima peralihan dan perseroan yang melakukan

pemisahan tersebut tetap ada.

Page 14