mercu buana yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/naskah publikasi... · web viewselain itu...
TRANSCRIPT
PENGARUH GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAPKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN
PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA SMP
Oleh:FATMIYATUN SRIYANI
13141019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA2017
Pengaruh Group Investigation Pada Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep Siswa SMP
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan)
Fatmiyatun sriyani1); Nuryadi2)
Fakultas Pendidikan Matematika1), Universitas Mercu Buana Yogyakarta2)[email protected] 1 ), [email protected] 2 ).
ABSTRAK
Fatmiyatun Sriyani: Pengaruh Group Investigation Pada Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep Siswa SMP. Skripsi. Yogyakarta, Strata Satu, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, 2017
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh model pembelajaran Group Investigation pada pembelajaran matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa di SMP Negeri 1 Seyegan. Jenis penelitian ini adalah quasy experiment dengan nonequivalent control group design. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes. Teknik analisis data menggunakan uji Paired Sample T-Test, uji T2
Hotteling’s, dan uji Independent Sample T-Test. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan taraf signifikansi 5% dapat disimpulakan bahwa: model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan
Kata kunci: Group Investigation, Berpikir Kreatif, Pemahaman Konsep
The Impact of Group Investigation Model on Mathematics Learning to the Ability of Creative Thinking and Concept Understanding of Junior High School
(Studi Eksperiment On The Seven Grader Students’of SMP Negeri 1 Seyegan)
ABSTRACT
This research aimed to explain influence of Investigation Group models on learning mathematics to the ability of creative thinking and understanding student concept of SMP Negeri 1 Seyegan. The type of this research was quasy experiment with Nonequivalent Control Group Design. The research instrument used are test. The technique of data analysis used test Paired Sample T-Test, test T2 Hotteling’s, and test Independent Sample T-Test. The tested of thesis used signification 5% we have result: (1) the design of learning with investigation group is influenced in students about their abitility of process creative thinking and understanding student concept of class VII SMP N 1 Seyegan.
Keywords: Group Investigation, creative thinking, concept understanding
PENDAHULUAN
Matematika seringkali
dipandang sebagai bahasa atau
alat yang akurat untuk
menyelesaikan masalah-masalah
ekonomi, sosial, fisika, kimia,
biologi, dan teknik. Melihat
besarnya peranan matematika,
maka pembelajaran matematika
harus benar-benar memudahkan
pemahaman siswa agar tujuan
dari pembelajaran matematika
dapat dicapai. Sesuai arahan
Permendikbud No. 22 tahun
2016, proses pembelajaran pada
satuan pendidikan hendaknya
diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta
didik.
Berdasarkan hasil
observasi yang peneliti lakukan
dikelas VIIB ketika praktik
pembelajaran langsung (PPL)
pada tanggal 16 juli – 5
september 2016 di SMP Negeri
1 Seyegan, diketahui bahwa
kemampuan berpikir kreatif
yang dimiliki siswa kelas VIIB
di SMP tersebut masih rendah,
hal ini dilihat dari cara siswa
dalam mengerjakan soal
matematika memiliki
kecenderungan menentukan
hasil saja tanpa mengerti
pentingnya proses mendapatkan
hasil tersebut hal ini terlihat
bahwa siswa hanya menulis
jawaban tanpa cara di lembar
jawaban. Baik proses dalam
merumuskan masalah, proses
mengidentifikasi permasalahan,
dan proses mempertimbangkan
solusi baru yang lain. Selain itu,
ketika ada siswa yang
mengerjakan tugasnya dipapan
tulis, siswa lain diberi
kesempatan mengerjakan
dengan cara lain, siswa-siswa
tersebut cenderung diam dan
mengatakan bahwa cara
mengerjakannya sama. Selain itu
ketika guru memberikan
kesempatan untuk bertanya,
hanya ada 4 -7 orang siswa yang
bertanya dan ketika dalam
menyelesaikan soal penalaran
matematika hanya ada 1 - 3
orang yang menjawab dengan
menggunakan cara yang berbeda
dari cara yang diberikan, akan
tetapi siswa-siswa tersebut
enggan menyampaikan ide atau
gagasannya tersebut karena
takut salah dan cenderung
menerima apa yang sudah
dibahas bersama. Dengan
kondisi pembelajaran yang
demikian, siswa bekerja dan
berpikir menurut apa yang
disampaikan oleh guru, sehingga
kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam pembelajaran
matematika masih rendah.
Selain itu mereka seringkali
masih mengalami kesulitan
untuk memahami pokok bahasan
matematika yang dijelaskan oleh
guru, siswa hanya menghafal
rumus tanpa mengetahui alur
penyelesaian atau rumus awal
yang dijadikan dasar dari
permasalahan yang diberikan.
Hal ini terlihat ketika siswa
diberikan pertanyaan untuk
menyebutkan suatu konsep.
Terlebih lagi jika mereka
diberikan soal dengan sedikit
variasi yang membutuhkan
penalaran lebih. Hanya 6-7
siswa yang mampu menjawab
dengan benar. Hal ini terlihat
ketika siswa mengerjakan soal di
papan tulis hanya 6-7 siswa
yang mengerjakan dengan cara
yang berbeda dengan yang
dicontohkan. Selain kemampuan
berpikir kreatif masih rendah,
siswa dalam memahami konsep
masih rendah, hal ini dilihat dari
ketika dalam pembelajaran,
siswa diberikan soal terkait
dengan memberikan contoh
ataupun menjelaskan dengan
contoh siswa masih mengalami
kesulitan, terlebih lagi ketika
siswa diberikan soal dalam
mengulangi sebuah konsep
siswa mengalami kesulitan. Oleh
sebab itu dapat dikatakan bahwa
pemahaman konsep siswa masih
rendah.
Pembelajaran di SMP N 1
Seyegan kelas VII tahun ajaran
2016/2017 menggunakan buku
matematika kurikulum 2013.
Pembelajaran matematika di
kelas disajikan menggunakan
metode konvensional, diskusi,
ekspositori, serta tanya jawab.
Metode diskusi sering
diterapkan ketika proses
pembelajaran, tetapi belum
berjalan secara optimal. Di SMP
N 1 Seyegan untuk pelajaran
matematika kelas VII KKM
yang harus dicapai siswa yaitu
70. Berikut akan disajikan nilai
ujian akhir semester pada bulan
desember 2016 di kelas VII
SMP N 1 Seyegan.
Tabel 1. Rata- rata Nilai Ujian Akhir
Semester Kelas VII
Pada Bulan Desember 2016 Tahun
Ajaran 2016/2017
No Kelas Rata-rata
1 VIIA 63,67
2 VIIB 61,64
3 VIIC 61,00
4 VIID 52,73
5 VIIE 55,32
6 VIIF 54,06
Sumber: nilai hasil ujian akhir semester pada bulan desember 2016
Berdasarkan tabel 1
diatas dapat disimpulkan bahwa
rata-rata nilai UAS kelas VII
masih dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 70. Interaksi antara guru
dan peserta didik pada saat
proses belajar mengajar
memegang peran penting dalam
mencapai tujuan yang
diinginkan. Pendekatan
pembelajaran yang dapat
menjadi alternatif untuk
meningkatkan prestasi akademik
siswa antara lain dengan
menggunakan metode
pembelajaran kooperatif
(cooperative learning) model
investigasi kelompok (group
investigation).
Model Pembelajaran Group
Investigation
Menurut Chamberlin dan
Chamberlin (Bruce joyce et all,
2009:36) investigasi kelompok
telah diterapkan pada semua
bidang pelajaran, pada siswa
disemua tingkatan umur, bahkan
digunakan sebagai model
pengajaran sosial yang paling
inti oleh kebanyakan sekolah.
Metode pembelajaran Group
Investigation merupakan salah
satu metode pembelajaran
kooperatif. Dalam pembelajaran
ini siswa harus aktif dalam
beberapa aspek selama proses
belajar mengajar berlangsung,
sedangkan fungsi kelompok
sebagai sarana berinteraksi
dalam membentuk suatu konsep
belajar (Muhammad Thobroni &
Arif Mustofa, 2011:295).
Shlomo Sharan (2009: 149-163)
menyatakan bahwa keempat fitur
investigasi kelompok yang berupa
penyelidikan, interaksi, penafsiran, dan
motivasi intrinsik digabungkan dalam
model enam tahap :1) Grouping; 2)
Planning; 3) Investigation; 4)
Organizing; 5) Presenting; 6)
Evaluating
Kemampuan berpikir Kreatif
Menurut Esen dan Nes’e
(Busnawir, 2015: 200) menyatakan
bahwa:“creative thingking, one of the
thingking skill, includes such skill like
facilitating the individual’s learning by
realization of his/her imagination,
providing an opportunity for him/her to
think, expressing his/her ideas easily
and geting him/her to acquire new
information”.
Dalam konteks berpikir, Evans
(1991: 51) dan Guilford (1967: 138)
mengatakan bahwa berpikir kreatif
menunjuk pada kemampuan yang
ditandai oleh empat komponen, yaitu
fluency (kelancaran), flexibility
(keluwesan), originality (keaslian), dan
elaboration (penguraian). Berikut
adalah rincian ciri-ciri dari fluency,
flexibility, originality, dan elaboration.
Pemahaman Konsep Matematika
Adapun indikator pemahaman konsep
menurut Hamzah,dkk. (2013: 2016)
untuk menunjukan pemahaman konsep
adalah sebagai berikut:
1. Menyatakan ulang sebuah konsep;
2. Mengklasifikasi obyek-obyek
menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
konsepnya);
3. Memberi contoh dan non-contoh dari
konsep;
4. Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis ;
5. Mengembangkan syarat perlu dan
syarat cukup untuk suatu konsep;
6. Menggunakan, memanfaatkan, dan
memilih prosedur atau operasi
tertentu;
7. Mengaplikasikan konsep atau
alogaritma pemecahan masalah.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
penelitian eksperimen semu
(Quasi Experimental Design)
karena tidak semua variabel
yang muncul dapat dikontrol
atau diatur secara ketat (full
randomized). Adapun desain
yang digunakan adalah
Nonequivalent Control Group
Design. Dalam desain ini
terdapat dua kelompok yang
dipilih, kemudian diberi soal tes
kemampuan awal untuk
mengetahui adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol.
Model penelitian Nonequivalent
Control Group Design menurut
Sugiyono (2015:79)
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Model penelitian Nonequivalent Control Group Design
Keterangan:
A1 : Kelompok eksperimen
A2 : Kelompok kontrol
O1 : Tes kemampuan berpikir kreatif
dan pemahaman konsep siswa
sebelum diberikan perlakuan.
O2 : Tes kemampuan berpikir kreatif
matematika dan pemahaman
konsep siswa setelah menggunakan
strategi pembelajaran model Group
Investigation.
O3 : Tes kemampuan berpikir kreatif
matematika dan pemahaman
konsep siswa sebelim diberi
perlakuan.
O4 : Tes kemampuan berpikir kreatif
matematika dan pemahaman
konsep siswa setelah menggunakan
strategi pembelajaran konvensional.
X : Model pembelajaran Group
Investigation.
− : Model pembelajaran konvensional
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Seyegan tahun pelajaran
2016/2017 yang terdiri dari 6 kelas.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik purposive sampling. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kelas VII A sebagai kelas kontrol
dan VIIB sebagai kelas eksperimen
dengan masing-masing kelas berjumlah
32 siswa.
Terdapat dua macam valiabel
dalam penelitian ini yaitu variabel bebas
(independent variabel) nya adalah
metode group investigation dan metode
konvensional. Sedangkan variabel
__
A1: O1 X
A2: O3
Q2
Q4
terikat (dependent variabel) nya dalam
penelitian ini adalah kemampuan
berpikir kreatif dan pemahaman konsep
matematika.
Untuk menguji
normalitas digunakan uji
Kolmogorov Smirnov.
Hipotesisnya adalah sebagai
berikut: Hipotesis : H0 : Data
populasi berdistribusi normal;
H1 : Data populasi tidak
berdistribusi normal; taraf
signifikansi : α = 0,05 dengan
kriteria H0 ditolak jika
signifikansi kurang dari atau
sama dengan α = 0,05.
Homogenitas data ditentukan
dengan uji homogenitas
multivariate Box-M
menggunakan softwere SPSS 21
For Windows. H 0 :σ12=σ2
2(data
kelompok eksperimen dan
kontrol mempunyai varian
homogen); H 0 :σ12 ≠ σ2
2 (data
kelompok eksperimen dan
kontrol mempunyai varians yang
tidak homogen); Taraf
signifikansi: α = 0,05; Kriteria
keputusan : H0 ditolak jika p-
value (sig) < α, dengan α = 0,05.
Pengujian Hipotesis
Setelah uji normalitas
dan uji homogenitas terpenuhi,
maka dilanjutkan dengan
pengujian hipotesis. Pengujian
hipotesis dilakukan untuk
mengetahui adanya Pengaruh
group investigation terhadap
kemampuan berpikir kreatif dan
pemahaman konsep matematika
yang signifikansi antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Adapun uji yang digunakan
analisis paired sample t-test
merupakan prosedur yang
digunakan untuk
membandingkan rata-rata dua
variabel dalam satu grup.
Penelitian ini menggunakan uji
multivariat dengan uji statistik
T2 Hotteling’s. Uji ini bertujuan
untuk mengetahui adanya
perbedaan pengaruh antara
penggunaan metode group
investigation dan metode
pembelajaran konvensional
terhadap kemampuan berpikir
kreatif dan pemahaman konsep
siswa. Uji statistik T2 Hotteling’s
menggunakan softwere SPSS 21
For Windows. Apabila H0
ditolak maka dilanjutkan uji
univariat. Pengujian univariat
dilakukan dengan uji
independen sample t –test.
Independen sample t-test
digunakan untuk menentukan
manakah yang lebih
berpengaruh antara metode
metode Group Investigation
dengan metode konvensional
ditinjau dari kemampuan
berpikir kreatif dan pemahaman
konsep matemartika
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1) Uji Normalitas dan homogenitas
sebelum treatment
Data yang diperoleh dalam penelitian
ini dianalisis menggunakan program
SPSS for windows 21 dengan uji
normalitas kolmogorov smirnov, terlihat
bahwa nilai signifikansi pada kelas
eksperimen untuk kemampuan berpikir
kreatif adalah 0,455 > 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa distribusi sebaran
kemampuan berpikir kreatif pada kelas
eksperimen adalah normal. Sedangkan
nilai signifikansi untuk pemahaman
konsep adalah 0,562 > 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa distribusi sebaran
pemahaman konsep pada kelas
eksperimen adalah normal. Terlihat pula
bahwa nilai signifikansi pada kelas
kontrol untuk kemampuan berpikir
kreatif adalah 0,532 > 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa distribusi sebaran
kemampuan berpikir kreatif pada kelas
kontrol adalah normal. Sedangkan nilai
signifikansi untuk pemahaman konsep
adalah 0,801 > 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa distribusi sebaran
pemahaman konsep pada kelas kontrol
adalah normal. Selanjutnya dilakukan
uji homogenitas. yang digunakan dalam
penelitian ini uji homogenitas Box’s M
dengan menggunakan softwere SPSS 21
for windows. Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa nilai Box’s M adalah
0,353 dengan signifikansi 0,952.
Dengan demikian H0 diterima karena
(0,952 > 0,05). Hal ini menunjukan
bahwa data pada kelas dengan metode
group investigation dan metode
konvensional adalah homogen.
2) Uji Normalitas dan homogenitas
sesudah treatment
nilai signifikansi untuk
kemampuan berpikir kreatif pada kelas
eksperimen adalah 0,437 > 0,05. Hal ini
menunjukan sebaran kemampuan
berpikir kreatif berdistribusi normal.
Nilai signifikansi untuk pemahaman
konsep pada kelas eksperimen adalah
0,466 > 0,05. Hal ini menunjukan
sebaran pemahaman konsep pada kelas
eksperimen berdistribusi normal. Begitu
juga untuk kelas kontrol, nilai
signifikansi untuk kemampuan berpikir
kreatif adalah 0,561 > 0,05. Hal ini
menunjukan sebaran kemampuan
berpikir kreatif pada kelas kontrol
berdistribusi normal. Nilai signifikansi
untuk pemahaman konsep adalah 0,413
> 0,05. Hal ini menunjukan sebaran
pemahaman konsep pada kelas kontrol
berdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan uji
homogenitas. Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa nilai Box’s M adalah
1,989 dengan signifikansi 0,589.
Dengan demikian H0 diterima ( 0,589
> 0,05). Hal ini menunjukan bahwa data
pada kelas dengan metode group
investigation dan metode konvensional
adalah homogen.
Selanjutkan dilakukan uji
Paired sample t- test.
1) Pengaruh metode pembelajaran
group investigation terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa
Hasil uji paired sample t-test
menunjukan bahwa sig. 2 tailed <
taraf signifikansi (0,00 < 0,05),
maka H0 di tolak. Hal ini
menunjukan bahwa terdapat
perbedaan antara nilai rata-rata
sebelum treatment (pre test) dan
sesudah treatment (post test).
Adapun nilai rata-rata pre test
kemampuan berpikir kreatif pada
kelas eksperimen adalah 44,27
mengalami peningkatan sebesar
31,51 sehingga nilai rata-rata
setelah treatment menjadi 75,78.
Hal ini menunjukan bahwa adanya
peningkatan berpikir kreatif dengan
menggunakan pembelajaran group
investigation.
2) Pengaruh metode pembelajaran
group investigation terhadap
pemahaman konsep siswa
Hasil uji paired sample t-test
menunjukan bahwa sig. 2 tailed <
taraf signifikansi ( 0,00 < 0,05),
maka H0 di tolak. Hal ini
menunjukan bahwa terdapat
perbedaan antara nilai rata-rata
sebelum treatment (pre test) dan
sesudah treatment (post test) pada
kelas eksperimen. Adapun nilai
rata-rata pre test pemahaman
konsep adalah 50,78. Sedangkan
setelah treatment pada kelas
eksperimen mengalami peningkatan
sebesar 31,51 sehingga nilai rata-
rata setelah treatment menjadi
81,25 Hal ini menunjukan bahwa
adanya peningkatan pemahaman
konsep dengan menggunakan
pembelajaran group investigation.
3) Pengaruh metode pembelajaran
konvensional terhadap kemampuan
berpikir kreatif siswa
Hasil uji paired sample t-test
menunjukan bahwa sig. 2 tailed <
taraf signifikansi (0,00 < 0,05),
maka H0 di tolak. Hal ini
menunjukan bahwa terdapat
perbedaan antara nilai rata-rata
sebelum treatment (pre test) dan
sesudah treatment (post test).
Adapun nilai rata-rata pre test
kemampuan berpikir kreatif adalah
45,31. Sedangkan setelah treatment
mengalami peningkatan sebesar
23,44 sehingga nilai rata-rata
setelah treatment menjadi 68,75.
Hal ini menunjukan bahwa adanya
peningkatan berpikir kreatif dengan
menggunakan pembelajaran
konvensional.
4) Pengaruh metode pembelajaran
konvensional terhadap pemahaman
konsep siswa
Hasil uji paired sample t-test
menunjukan bahwa sig. 2 tailed <
taraf signifikansi (0,00 < 0,05),
maka H0 di tolak. Hal ini
menunjukan bahwa terdapat
perbedaan antara nilai rata-rata
sebelum treatment (pre test) dan
sesudah treatment (post test).
Adapun nilai rata-rata pre test
pemahaman konsep adalah 51,82.
Sedangkan setelah treatment
mengalami peningkatan sebesar 25
sehingga nilai rata-rata setelah
treatment menjadi 76,82. Hal ini
menunjukan bahwa adanya
peningkatan pemahaman konsep
dengan menggunakan pembelajaran
konvensional.
Untuk mengetahui apakah ada
perbedaan mean antara kelompok
eksperimen (Group Investigation) dan
kontrol (konvensional). Pada penelitian
ini, uji Multivariatetwo-group
menggunakan statistik T2 Hotelling
dengan bantuan software SPSS 21 for
Windows. Hasil uji kesamaan
pembelajaran dengan metode Group
Investigation dan pembelajaran
menggunakan metode konvensional
setelah treatment.
Berdasarkan hasil analisis pada
diketahui bahwa nilai Fhitung>F tabel yaitu
4,097>2,93. Selain itu nilai Sig. 0,021
untuk Hotelling’s Trace memiliki
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Artinya bahwa nilai Sig. untuk
Hotelling’s Trace signifikan atau
dengan kata lain H0 ditolak. Dengan
demikian terdapat perbedaan mean
antara pembelajaran menggunakan
metode Group Investigation dan
pembelajaran menggunakan metode
konvensional ditinjau dari kemampuan
berpikir kreatif dan pemahaman konsep
matematis dalam pembelajaran
matematika. Karena H0 pada uji F
ditolak berarti terdapat perbedaan, maka
pengujian hipotesis dilanjutkan dengan
menggunakan uji hipotesis univariat
dengan uji Independent-Sample T-Test.
Pengujian univariate
dilakukan dengan uji
independent sample t-Test. Uji
ini digunakan untuk menentukan
metode pembelajaran manakah
yang lebih berpengaruh antara
group investigation dan
pembelajaran konvensional
terhadap kemampuan berpikir
kreatif dan pemahaman konsep
siswa.
1) Kemampuan berpikir kreatif
Berdasakan hasil
perhitungan dengan bantuan SPSS
21 for windows diperoleh nilai
signifikansi Levene’s Test 0,598
lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Ini
berarti varians dari kedua
kelompok itu homogen.
Kemudian nilai thitung yang
diperoleh yaitu 2,481 dengan taraf
signifikansi 0,016, sedangkan
untuk ttabel sebesar 1,998. Hal ini
menunjukan bahwa nilai thitung >
ttabel yaitu 2,481 > 1,998, maka H0
ditolak. Artinya dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran
group investigation lebih
berpengaruh dibandingkan
pembelajaran konvesional dilihat
dari kemampuan berpikir kreatif
siswa.
2) Kemampuan pemahaman konsep
Pengujian metode yang
lebih berpengaruh antara
pembelajaran group investigation
dan metode konvensional terhadap
pemahaman konsep dilakukan
menggunakan analisis independent
sample t-Test dengan bantuan
program SPSS 21 for windows.
Berdasakan hasil perhitungan dengan
bantuan SPSS 21 for windows
diperoleh nilai signifikansi Levene’s
Test 0,139 lebih besar dari 0,05
(p>0,05). Ini berarti varians dari
kedua kelompok itu mempunyai
pengaruh yang sama. Kemudian
nilai thitung yang diperoleh yaitu 1,342
dengan taraf signifikansi 0,185,
sedangkan untuk ttabel sebesar 1,998,
maka H0 diterima. Artinya dapat
disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan pengaruh pembelajaran
group investigation dengan
pembelajaran konvensional ditinjau
dari pemahaman konsep siswa.
Pembahasan
Berikut pemaparan dari
masalah yang telah diteliti:
1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran
Group Investigation dan
Pembelajaran Konvensional pada
Pembelajaran Matematika
Berdasarkan hasil analisis
paired sample t-Test diperoleh
bahwa ada peningkatan dalam
aspek kemampuan berpikir kreatif
dan pemahaman konsep siswa
sebelum adanya treatment sampai
setelah adanya treatment dengan
metode pembelajaran group
investigation maupun metode
pembelajaran konvensional. Akan
tetapi peningkatan kemampuan
berpikir kreatif dan pemahaman
konsep siswa dikelas yang
diterapkan metode pembelajaran
group investigation lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas yang
diterapkan metode pembelajaran
konvensional. Berdasarkan hasil
analisis paired sample t-Test
diperoleh pula adanya peningkatan
dalam aspek kemampuan berpikir
kreatif dan pemahaman konsep
siswa dari sebelum adanya
treatment sampai setelah adanya
treatment dengan metode
pembelajaran group investigation
maupun metode pembelajaran
konvensional. Akan tetapi,
peningkatan kemampuan berpikir
kreatif dan pemahaman konsep
siswa dikelas yang diterapkan
metode pembelajaran group
investigation lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas yang
diterapkan metode pembelajaran
konvensional.
Berdasarkan hasil analisis
multivariate T2 Hotteling yang telah
dilakukan, diketahui bahwa ada
perbedaan antara penerapan metode
pembelajaran group investigation
dan metode pembelajaran
konvensional yang ditinjau dari
aspek kemampuan berpikir kreatif
siswa dan pemahaman konsep.
Oleh karena itu, analisis
menggunakan independent sample
t-Test juga dilakukan untuk
mengetahui metode manakah yang
lebih berpengaruh antara metode
pembelajaran group investigation
dan metode konvensional terhadap
kemampuan berpikir kreatif dan
pemahaman konsep.
2. Metode yang Lebih Berpengaruh
Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa
Berdasarkan hasil analisis
independent sample t-Test dengan
bantuan program SPSS 21 for
windows, diperoleh bahawa
kemampuan berpikir kreatif
dengan menggunakan metode
pembelajaran group investigation
dan metode konvensional berbeda
secara signifikan. Hasil analisis
tersebut juga menunjukkan bahwa
pembelajaran matematika dengan
metode pembelajaran group
investigation kurang atau sama
dengan metode konvensional
ditinjau dari kemampuan berpikir
kreatif siswa
3. Metode yang Lebih Berpengaruh
Terhadap pemahaman konsep
Siswa
Berdasarkan hasil analisis
independent sample t-Test dengan
bantuan program SPSS 21 for
windows, diperoleh bahwa
pemahaman konsep siswa dengan
menggunakan metode
pembelajaran group investigation
lebih berpengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa
dibandingkan dengan metode
pembelajaran konvensional. Hal
ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
pemahaman konsep pada post test
untuk kelompok yang
menggunakan metode
pembelajaran group investigation
ternyata lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok yang
menggunakan metode
pembelajaran konvensional.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan analisis data diatas,
maka penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir
kreatif matematika siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Seyegan
2. Model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation berpengaruh
terhadap pemahaman konsep
matematika siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Seyegan
3. Berdasarkan hasil analisis
independent sample t-Test dengan
bantuan program SPSS 21 for
windows, diperoleh bahwa tidak
terdapat perbedaan pengaruh
pembelajaran group investigation
dengan pembelajaran konvensional
ditinjau dari pemahaman konsep
siswa. akan tetapi nilai rata-rata
pemahaman konsep matematika
dikelas dengan menggunakan
pembelajaran group investigation
lebih tinggi dari kelas dengan
menggunakan pembelajaran
konvensional.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas,
penulis memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Model pembelajaran group
investigation dapat dijadikan
sebagai salah satu bentuk variasi
model pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif dan pemahaman konsep
siswa
2. Model pembelajaran group
investigation lebih berpengaruh
untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif.
3. Model pembelajaran group
investigation dalam pembelajaran
membutuhkan waktu yang lebih
banyak, sehingga untuk peneliti
selanjutnya mempersiapkan
seefisien mungkin waktu
pembelajaran dengan menggunakan
metode ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar
dan Pembelajaran di
Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Pranada Media
Group.
Bruce Joyce, Marsha Weil, & Emily
Calhoun. (2009). Models Of
Teaching. edisi 8. New
Jersey. USA: Pearson
Education, inc publishing as
Allyn & Bacan.
(diterjemahkan oleh:
Achmad Fawaid dan Ateilla
Mirza. (2009). Models Of
Teaching. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Busnawir. (2015). Kajian Ketrampilan
Berpikir Kreatif Matematika
Melalui Kegiatan Lesson
Study. Jurnal pendidikan
matematika Vol.6 No.2.
ISSN: 2086-8235
Evans, J.R. (1991). Creative Thinking in
the Decision and
Management Sciences.
Cincinnati: South-Westren
Publishing Co.
Hamzah B.Uno dan Mohamad Nurdin.
(2013). Belajar dengan
pendekatan paikem:
pembelajaran aktif inovatif
lingkungan kreatif efektif
menarik. Jakarta:Bumi
Aksara.
Kurnia Eka Lestari & Mokhamad
Ridwan Y. (2015).
Penelitian pendidikan
matematika. Bandung: PT.
Rafika Aditama
Muhammad Thobroni dan Mustofa
Arif. (2011). Belajar dan
pembelajaran:
Pengembangan Wacana dan
Praktik Pembelajaran
dalam Pembangunan
Nasional. Jogjakarta: AR-
RUZZ MEDIA
Shlomo Sharan. (2009). Handbook of
Cooperative Learning.
(Sigit Prawoto,
Terjemahan). Yogyakarta:
Imperium.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif, dan
R&D.
Bandung:ALFABETA.
Suharsimi Arikunto. (2007). Prosedur
Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Edit
Revisi VI) Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Suhendra, dkk. (2007). Pengembangan
kurikulum dan
pembelajaran matematika.
Jakarta: Universitas
Terbuka.
UU. (2016). Undang-undang Peraturan
mentri dan kebudayaan
Republik Indonesia Nomor
22 tahun 2016 tentang
standar proses pendidikan
dasar dan menenagah.
Jakarta: berita negara
republik indonesia tahun
2016 nomor 955. Diakses
tanggal 7 desember 2016,
dari http://bsnp-
indonesia.org/wp-content/up
loads/2009/06/Permendikbu
d_Tahun2016_Nomor022.p
df
PROFIL PENULIS
1Fatmiyatun Sriyani lahir pada 01 juni 1994 lulus dari MAN Tempel Sleman Yogyakarta tahun 2012 dan menempuh S1 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
2 Nuryadi lahir pada tanggal 31 mei 1987, menyelesaikan S1 Pendidikan Matematika di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan menyelesaika S2 pendidikan matematika di Universitas Negeri Yogyakarta