mercu buana yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/naskah publikasi... · web viewselain itu...

28
PENGARUH GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAPKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA SMP Oleh: FATMIYATUN SRIYANI 13141019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2017

Upload: others

Post on 22-Jul-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

PENGARUH GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAPKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN

PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA SMP

Oleh:FATMIYATUN SRIYANI

13141019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA2017

Page 2: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika
Page 3: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

Pengaruh Group Investigation Pada Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep Siswa SMP

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan)

Fatmiyatun sriyani1); Nuryadi2)

Fakultas Pendidikan Matematika1), Universitas Mercu Buana Yogyakarta2)[email protected] 1 ), [email protected] 2 ).

ABSTRAK

Fatmiyatun Sriyani: Pengaruh Group Investigation Pada Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemahaman Konsep Siswa SMP. Skripsi. Yogyakarta, Strata Satu, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, 2017

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh model pembelajaran Group Investigation pada pembelajaran matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa di SMP Negeri 1 Seyegan. Jenis penelitian ini adalah quasy experiment dengan nonequivalent control group design. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes. Teknik analisis data menggunakan uji Paired Sample T-Test, uji T2

Hotteling’s, dan uji Independent Sample T-Test. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan taraf signifikansi 5% dapat disimpulakan bahwa: model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seyegan

Kata kunci: Group Investigation, Berpikir Kreatif, Pemahaman Konsep

The Impact of Group Investigation Model on Mathematics Learning to the Ability of Creative Thinking and Concept Understanding of Junior High School

(Studi Eksperiment On The Seven Grader Students’of SMP Negeri 1 Seyegan)

ABSTRACT

This research aimed to explain influence of Investigation Group models on learning mathematics to the ability of creative thinking and understanding student concept of SMP Negeri 1 Seyegan. The type of this research was quasy experiment with Nonequivalent Control Group Design. The research instrument used are test. The technique of data analysis used test Paired Sample T-Test, test T2 Hotteling’s, and test Independent Sample T-Test. The tested of thesis used signification 5% we have result: (1) the design of learning with investigation group is influenced in students about their abitility of process creative thinking and understanding student concept of class VII SMP N 1 Seyegan.

Keywords: Group Investigation, creative thinking, concept understanding

Page 4: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

PENDAHULUAN

Matematika seringkali

dipandang sebagai bahasa atau

alat yang akurat untuk

menyelesaikan masalah-masalah

ekonomi, sosial, fisika, kimia,

biologi, dan teknik. Melihat

besarnya peranan matematika,

maka pembelajaran matematika

harus benar-benar memudahkan

pemahaman siswa agar tujuan

dari pembelajaran matematika

dapat dicapai. Sesuai arahan

Permendikbud No. 22 tahun

2016, proses pembelajaran pada

satuan pendidikan hendaknya

diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta

didik.

Berdasarkan hasil

observasi yang peneliti lakukan

dikelas VIIB ketika praktik

pembelajaran langsung (PPL)

pada tanggal 16 juli – 5

september 2016 di SMP Negeri

1 Seyegan, diketahui bahwa

kemampuan berpikir kreatif

yang dimiliki siswa kelas VIIB

di SMP tersebut masih rendah,

hal ini dilihat dari cara siswa

dalam mengerjakan soal

matematika memiliki

kecenderungan menentukan

hasil saja tanpa mengerti

pentingnya proses mendapatkan

hasil tersebut hal ini terlihat

bahwa siswa hanya menulis

jawaban tanpa cara di lembar

jawaban. Baik proses dalam

merumuskan masalah, proses

mengidentifikasi permasalahan,

dan proses mempertimbangkan

solusi baru yang lain. Selain itu,

ketika ada siswa yang

mengerjakan tugasnya dipapan

tulis, siswa lain diberi

kesempatan mengerjakan

dengan cara lain, siswa-siswa

tersebut cenderung diam dan

mengatakan bahwa cara

mengerjakannya sama. Selain itu

ketika guru memberikan

kesempatan untuk bertanya,

hanya ada 4 -7 orang siswa yang

Page 5: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

bertanya dan ketika dalam

menyelesaikan soal penalaran

matematika hanya ada 1 - 3

orang yang menjawab dengan

menggunakan cara yang berbeda

dari cara yang diberikan, akan

tetapi siswa-siswa tersebut

enggan menyampaikan ide atau

gagasannya tersebut karena

takut salah dan cenderung

menerima apa yang sudah

dibahas bersama. Dengan

kondisi pembelajaran yang

demikian, siswa bekerja dan

berpikir menurut apa yang

disampaikan oleh guru, sehingga

kemampuan berpikir kreatif

siswa dalam pembelajaran

matematika masih rendah.

Selain itu mereka seringkali

masih mengalami kesulitan

untuk memahami pokok bahasan

matematika yang dijelaskan oleh

guru, siswa hanya menghafal

rumus tanpa mengetahui alur

penyelesaian atau rumus awal

yang dijadikan dasar dari

permasalahan yang diberikan.

Hal ini terlihat ketika siswa

diberikan pertanyaan untuk

menyebutkan suatu konsep.

Terlebih lagi jika mereka

diberikan soal dengan sedikit

variasi yang membutuhkan

penalaran lebih. Hanya 6-7

siswa yang mampu menjawab

dengan benar. Hal ini terlihat

ketika siswa mengerjakan soal di

papan tulis hanya 6-7 siswa

yang mengerjakan dengan cara

yang berbeda dengan yang

dicontohkan. Selain kemampuan

berpikir kreatif masih rendah,

siswa dalam memahami konsep

masih rendah, hal ini dilihat dari

ketika dalam pembelajaran,

siswa diberikan soal terkait

dengan memberikan contoh

ataupun menjelaskan dengan

contoh siswa masih mengalami

kesulitan, terlebih lagi ketika

siswa diberikan soal dalam

mengulangi sebuah konsep

siswa mengalami kesulitan. Oleh

sebab itu dapat dikatakan bahwa

pemahaman konsep siswa masih

rendah.

Pembelajaran di SMP N 1

Seyegan kelas VII tahun ajaran

2016/2017 menggunakan buku

matematika kurikulum 2013.

Pembelajaran matematika di

kelas disajikan menggunakan

metode konvensional, diskusi,

Page 6: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

ekspositori, serta tanya jawab.

Metode diskusi sering

diterapkan ketika proses

pembelajaran, tetapi belum

berjalan secara optimal. Di SMP

N 1 Seyegan untuk pelajaran

matematika kelas VII KKM

yang harus dicapai siswa yaitu

70. Berikut akan disajikan nilai

ujian akhir semester pada bulan

desember 2016 di kelas VII

SMP N 1 Seyegan.

Tabel 1. Rata- rata Nilai Ujian Akhir

Semester Kelas VII

Pada Bulan Desember 2016 Tahun

Ajaran 2016/2017

No Kelas Rata-rata

1 VIIA 63,67

2 VIIB 61,64

3 VIIC 61,00

4 VIID 52,73

5 VIIE 55,32

6 VIIF 54,06

Sumber: nilai hasil ujian akhir semester pada bulan desember 2016

Berdasarkan tabel 1

diatas dapat disimpulkan bahwa

rata-rata nilai UAS kelas VII

masih dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM)

yaitu 70. Interaksi antara guru

dan peserta didik pada saat

proses belajar mengajar

memegang peran penting dalam

mencapai tujuan yang

diinginkan. Pendekatan

pembelajaran yang dapat

menjadi alternatif untuk

meningkatkan prestasi akademik

siswa antara lain dengan

menggunakan metode

pembelajaran kooperatif

(cooperative learning) model

investigasi kelompok (group

investigation).

Model Pembelajaran Group

Investigation

Menurut Chamberlin dan

Chamberlin (Bruce joyce et all,

2009:36) investigasi kelompok

telah diterapkan pada semua

bidang pelajaran, pada siswa

disemua tingkatan umur, bahkan

digunakan sebagai model

pengajaran sosial yang paling

inti oleh kebanyakan sekolah.

Metode pembelajaran Group

Investigation merupakan salah

satu metode pembelajaran

Page 7: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

kooperatif. Dalam pembelajaran

ini siswa harus aktif dalam

beberapa aspek selama proses

belajar mengajar berlangsung,

sedangkan fungsi kelompok

sebagai sarana berinteraksi

dalam membentuk suatu konsep

belajar (Muhammad Thobroni &

Arif Mustofa, 2011:295).

Shlomo Sharan (2009: 149-163)

menyatakan bahwa keempat fitur

investigasi kelompok yang berupa

penyelidikan, interaksi, penafsiran, dan

motivasi intrinsik digabungkan dalam

model enam tahap :1) Grouping; 2)

Planning; 3) Investigation; 4)

Organizing; 5) Presenting; 6)

Evaluating

Kemampuan berpikir Kreatif

Menurut Esen dan Nes’e

(Busnawir, 2015: 200) menyatakan

bahwa:“creative thingking, one of the

thingking skill, includes such skill like

facilitating the individual’s learning by

realization of his/her imagination,

providing an opportunity for him/her to

think, expressing his/her ideas easily

and geting him/her to acquire new

information”.

Dalam konteks berpikir, Evans

(1991: 51) dan Guilford (1967: 138)

mengatakan bahwa berpikir kreatif

menunjuk pada kemampuan yang

ditandai oleh empat komponen, yaitu

fluency (kelancaran), flexibility

(keluwesan), originality (keaslian), dan

elaboration (penguraian). Berikut

adalah rincian ciri-ciri dari fluency,

flexibility, originality, dan elaboration.

Pemahaman Konsep Matematika

Adapun indikator pemahaman konsep

menurut Hamzah,dkk. (2013: 2016)

untuk menunjukan pemahaman konsep

adalah sebagai berikut:

1. Menyatakan ulang sebuah konsep;

2. Mengklasifikasi obyek-obyek

menurut sifat-sifat tertentu (sesuai

konsepnya);

3. Memberi contoh dan non-contoh dari

konsep;

4. Menyajikan konsep dalam berbagai

bentuk representasi matematis ;

5. Mengembangkan syarat perlu dan

syarat cukup untuk suatu konsep;

6. Menggunakan, memanfaatkan, dan

memilih prosedur atau operasi

tertentu;

7. Mengaplikasikan konsep atau

alogaritma pemecahan masalah.

METODE PENELITIAN

Page 8: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

Jenis penelitian ini adalah

penelitian eksperimen semu

(Quasi Experimental Design)

karena tidak semua variabel

yang muncul dapat dikontrol

atau diatur secara ketat (full

randomized). Adapun desain

yang digunakan adalah

Nonequivalent Control Group

Design. Dalam desain ini

terdapat dua kelompok yang

dipilih, kemudian diberi soal tes

kemampuan awal untuk

mengetahui adakah perbedaan

antara kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol.

Model penelitian Nonequivalent

Control Group Design menurut

Sugiyono (2015:79)

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Model penelitian Nonequivalent Control Group Design

Keterangan:

A1 : Kelompok eksperimen

A2 : Kelompok kontrol

O1 : Tes kemampuan berpikir kreatif

dan pemahaman konsep siswa

sebelum diberikan perlakuan.

O2 : Tes kemampuan berpikir kreatif

matematika dan pemahaman

konsep siswa setelah menggunakan

strategi pembelajaran model Group

Investigation.

O3 : Tes kemampuan berpikir kreatif

matematika dan pemahaman

konsep siswa sebelim diberi

perlakuan.

O4 : Tes kemampuan berpikir kreatif

matematika dan pemahaman

konsep siswa setelah menggunakan

strategi pembelajaran konvensional.

X : Model pembelajaran Group

Investigation.

− : Model pembelajaran konvensional

Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Seyegan tahun pelajaran

2016/2017 yang terdiri dari 6 kelas.

Pengambilan sampel dilakukan dengan

teknik purposive sampling. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kelas VII A sebagai kelas kontrol

dan VIIB sebagai kelas eksperimen

dengan masing-masing kelas berjumlah

32 siswa.

Terdapat dua macam valiabel

dalam penelitian ini yaitu variabel bebas

(independent variabel) nya adalah

metode group investigation dan metode

konvensional. Sedangkan variabel

__

A1: O1 X

A2: O3

Q2

Q4

Page 9: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

terikat (dependent variabel) nya dalam

penelitian ini adalah kemampuan

berpikir kreatif dan pemahaman konsep

matematika.

Untuk menguji

normalitas digunakan uji

Kolmogorov Smirnov.

Hipotesisnya adalah sebagai

berikut: Hipotesis : H0 : Data

populasi berdistribusi normal;

H1 : Data populasi tidak

berdistribusi normal; taraf

signifikansi : α = 0,05 dengan

kriteria H0 ditolak jika

signifikansi kurang dari atau

sama dengan α = 0,05.

Homogenitas data ditentukan

dengan uji homogenitas

multivariate Box-M

menggunakan softwere SPSS 21

For Windows. H 0 :σ12=σ2

2(data

kelompok eksperimen dan

kontrol mempunyai varian

homogen); H 0 :σ12 ≠ σ2

2 (data

kelompok eksperimen dan

kontrol mempunyai varians yang

tidak homogen); Taraf

signifikansi: α = 0,05; Kriteria

keputusan : H0 ditolak jika p-

value (sig) < α, dengan α = 0,05.

Pengujian Hipotesis

Setelah uji normalitas

dan uji homogenitas terpenuhi,

maka dilanjutkan dengan

pengujian hipotesis. Pengujian

hipotesis dilakukan untuk

mengetahui adanya Pengaruh

group investigation terhadap

kemampuan berpikir kreatif dan

pemahaman konsep matematika

yang signifikansi antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Adapun uji yang digunakan

analisis paired sample t-test

merupakan prosedur yang

digunakan untuk

membandingkan rata-rata dua

variabel dalam satu grup.

Penelitian ini menggunakan uji

multivariat dengan uji statistik

T2 Hotteling’s. Uji ini bertujuan

untuk mengetahui adanya

perbedaan pengaruh antara

penggunaan metode group

investigation dan metode

pembelajaran konvensional

terhadap kemampuan berpikir

kreatif dan pemahaman konsep

siswa. Uji statistik T2 Hotteling’s

menggunakan softwere SPSS 21

For Windows. Apabila H0

ditolak maka dilanjutkan uji

univariat. Pengujian univariat

Page 10: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

dilakukan dengan uji

independen sample t –test.

Independen sample t-test

digunakan untuk menentukan

manakah yang lebih

berpengaruh antara metode

metode Group Investigation

dengan metode konvensional

ditinjau dari kemampuan

berpikir kreatif dan pemahaman

konsep matemartika

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

1) Uji Normalitas dan homogenitas

sebelum treatment

Data yang diperoleh dalam penelitian

ini dianalisis menggunakan program

SPSS for windows 21 dengan uji

normalitas kolmogorov smirnov, terlihat

bahwa nilai signifikansi pada kelas

eksperimen untuk kemampuan berpikir

kreatif adalah 0,455 > 0,05. Hal ini

menunjukan bahwa distribusi sebaran

kemampuan berpikir kreatif pada kelas

eksperimen adalah normal. Sedangkan

nilai signifikansi untuk pemahaman

konsep adalah 0,562 > 0,05. Hal ini

menunjukan bahwa distribusi sebaran

pemahaman konsep pada kelas

eksperimen adalah normal. Terlihat pula

bahwa nilai signifikansi pada kelas

kontrol untuk kemampuan berpikir

kreatif adalah 0,532 > 0,05. Hal ini

menunjukan bahwa distribusi sebaran

kemampuan berpikir kreatif pada kelas

kontrol adalah normal. Sedangkan nilai

signifikansi untuk pemahaman konsep

adalah 0,801 > 0,05. Hal ini

menunjukan bahwa distribusi sebaran

pemahaman konsep pada kelas kontrol

adalah normal. Selanjutnya dilakukan

uji homogenitas. yang digunakan dalam

penelitian ini uji homogenitas Box’s M

dengan menggunakan softwere SPSS 21

for windows. Berdasarkan hasil analisis

diketahui bahwa nilai Box’s M adalah

0,353 dengan signifikansi 0,952.

Dengan demikian H0 diterima karena

(0,952 > 0,05). Hal ini menunjukan

bahwa data pada kelas dengan metode

group investigation dan metode

konvensional adalah homogen.

2) Uji Normalitas dan homogenitas

sesudah treatment

nilai signifikansi untuk

kemampuan berpikir kreatif pada kelas

eksperimen adalah 0,437 > 0,05. Hal ini

Page 11: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

menunjukan sebaran kemampuan

berpikir kreatif berdistribusi normal.

Nilai signifikansi untuk pemahaman

konsep pada kelas eksperimen adalah

0,466 > 0,05. Hal ini menunjukan

sebaran pemahaman konsep pada kelas

eksperimen berdistribusi normal. Begitu

juga untuk kelas kontrol, nilai

signifikansi untuk kemampuan berpikir

kreatif adalah 0,561 > 0,05. Hal ini

menunjukan sebaran kemampuan

berpikir kreatif pada kelas kontrol

berdistribusi normal. Nilai signifikansi

untuk pemahaman konsep adalah 0,413

> 0,05. Hal ini menunjukan sebaran

pemahaman konsep pada kelas kontrol

berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji

homogenitas. Berdasarkan hasil analisis

diketahui bahwa nilai Box’s M adalah

1,989 dengan signifikansi 0,589.

Dengan demikian H0 diterima ( 0,589

> 0,05). Hal ini menunjukan bahwa data

pada kelas dengan metode group

investigation dan metode konvensional

adalah homogen.

Selanjutkan dilakukan uji

Paired sample t- test.

1) Pengaruh metode pembelajaran

group investigation terhadap

kemampuan berpikir kreatif siswa

Hasil uji paired sample t-test

menunjukan bahwa sig. 2 tailed <

taraf signifikansi (0,00 < 0,05),

maka H0 di tolak. Hal ini

menunjukan bahwa terdapat

perbedaan antara nilai rata-rata

sebelum treatment (pre test) dan

sesudah treatment (post test).

Adapun nilai rata-rata pre test

kemampuan berpikir kreatif pada

kelas eksperimen adalah 44,27

mengalami peningkatan sebesar

31,51 sehingga nilai rata-rata

setelah treatment menjadi 75,78.

Hal ini menunjukan bahwa adanya

peningkatan berpikir kreatif dengan

menggunakan pembelajaran group

investigation.

2) Pengaruh metode pembelajaran

group investigation terhadap

pemahaman konsep siswa

Hasil uji paired sample t-test

menunjukan bahwa sig. 2 tailed <

taraf signifikansi ( 0,00 < 0,05),

maka H0 di tolak. Hal ini

menunjukan bahwa terdapat

perbedaan antara nilai rata-rata

sebelum treatment (pre test) dan

sesudah treatment (post test) pada

kelas eksperimen. Adapun nilai

rata-rata pre test pemahaman

konsep adalah 50,78. Sedangkan

Page 12: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

setelah treatment pada kelas

eksperimen mengalami peningkatan

sebesar 31,51 sehingga nilai rata-

rata setelah treatment menjadi

81,25 Hal ini menunjukan bahwa

adanya peningkatan pemahaman

konsep dengan menggunakan

pembelajaran group investigation.

3) Pengaruh metode pembelajaran

konvensional terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa

Hasil uji paired sample t-test

menunjukan bahwa sig. 2 tailed <

taraf signifikansi (0,00 < 0,05),

maka H0 di tolak. Hal ini

menunjukan bahwa terdapat

perbedaan antara nilai rata-rata

sebelum treatment (pre test) dan

sesudah treatment (post test).

Adapun nilai rata-rata pre test

kemampuan berpikir kreatif adalah

45,31. Sedangkan setelah treatment

mengalami peningkatan sebesar

23,44 sehingga nilai rata-rata

setelah treatment menjadi 68,75.

Hal ini menunjukan bahwa adanya

peningkatan berpikir kreatif dengan

menggunakan pembelajaran

konvensional.

4) Pengaruh metode pembelajaran

konvensional terhadap pemahaman

konsep siswa

Hasil uji paired sample t-test

menunjukan bahwa sig. 2 tailed <

taraf signifikansi (0,00 < 0,05),

maka H0 di tolak. Hal ini

menunjukan bahwa terdapat

perbedaan antara nilai rata-rata

sebelum treatment (pre test) dan

sesudah treatment (post test).

Adapun nilai rata-rata pre test

pemahaman konsep adalah 51,82.

Sedangkan setelah treatment

mengalami peningkatan sebesar 25

sehingga nilai rata-rata setelah

treatment menjadi 76,82. Hal ini

menunjukan bahwa adanya

peningkatan pemahaman konsep

dengan menggunakan pembelajaran

konvensional.

Untuk mengetahui apakah ada

perbedaan mean antara kelompok

eksperimen (Group Investigation) dan

kontrol (konvensional). Pada penelitian

ini, uji Multivariatetwo-group

menggunakan statistik T2 Hotelling

dengan bantuan software SPSS 21 for

Windows. Hasil uji kesamaan

pembelajaran dengan metode Group

Investigation dan pembelajaran

menggunakan metode konvensional

setelah treatment.

Berdasarkan hasil analisis pada

diketahui bahwa nilai Fhitung>F tabel yaitu

Page 13: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

4,097>2,93. Selain itu nilai Sig. 0,021

untuk Hotelling’s Trace memiliki

signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Artinya bahwa nilai Sig. untuk

Hotelling’s Trace signifikan atau

dengan kata lain H0 ditolak. Dengan

demikian terdapat perbedaan mean

antara pembelajaran menggunakan

metode Group Investigation dan

pembelajaran menggunakan metode

konvensional ditinjau dari kemampuan

berpikir kreatif dan pemahaman konsep

matematis dalam pembelajaran

matematika. Karena H0 pada uji F

ditolak berarti terdapat perbedaan, maka

pengujian hipotesis dilanjutkan dengan

menggunakan uji hipotesis univariat

dengan uji Independent-Sample T-Test.

Pengujian univariate

dilakukan dengan uji

independent sample t-Test. Uji

ini digunakan untuk menentukan

metode pembelajaran manakah

yang lebih berpengaruh antara

group investigation dan

pembelajaran konvensional

terhadap kemampuan berpikir

kreatif dan pemahaman konsep

siswa.

1) Kemampuan berpikir kreatif

Berdasakan hasil

perhitungan dengan bantuan SPSS

21 for windows diperoleh nilai

signifikansi Levene’s Test 0,598

lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Ini

berarti varians dari kedua

kelompok itu homogen.

Kemudian nilai thitung yang

diperoleh yaitu 2,481 dengan taraf

signifikansi 0,016, sedangkan

untuk ttabel sebesar 1,998. Hal ini

menunjukan bahwa nilai thitung >

ttabel yaitu 2,481 > 1,998, maka H0

ditolak. Artinya dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran

group investigation lebih

berpengaruh dibandingkan

pembelajaran konvesional dilihat

dari kemampuan berpikir kreatif

siswa.

2) Kemampuan pemahaman konsep

Pengujian metode yang

lebih berpengaruh antara

pembelajaran group investigation

dan metode konvensional terhadap

pemahaman konsep dilakukan

menggunakan analisis independent

sample t-Test dengan bantuan

program SPSS 21 for windows.

Berdasakan hasil perhitungan dengan

bantuan SPSS 21 for windows

diperoleh nilai signifikansi Levene’s

Test 0,139 lebih besar dari 0,05

(p>0,05). Ini berarti varians dari

Page 14: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

kedua kelompok itu mempunyai

pengaruh yang sama. Kemudian

nilai thitung yang diperoleh yaitu 1,342

dengan taraf signifikansi 0,185,

sedangkan untuk ttabel sebesar 1,998,

maka H0 diterima. Artinya dapat

disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan pengaruh pembelajaran

group investigation dengan

pembelajaran konvensional ditinjau

dari pemahaman konsep siswa.

Pembahasan

Berikut pemaparan dari

masalah yang telah diteliti:

1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran

Group Investigation dan

Pembelajaran Konvensional pada

Pembelajaran Matematika

Berdasarkan hasil analisis

paired sample t-Test diperoleh

bahwa ada peningkatan dalam

aspek kemampuan berpikir kreatif

dan pemahaman konsep siswa

sebelum adanya treatment sampai

setelah adanya treatment dengan

metode pembelajaran group

investigation maupun metode

pembelajaran konvensional. Akan

tetapi peningkatan kemampuan

berpikir kreatif dan pemahaman

konsep siswa dikelas yang

diterapkan metode pembelajaran

group investigation lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas yang

diterapkan metode pembelajaran

konvensional. Berdasarkan hasil

analisis paired sample t-Test

diperoleh pula adanya peningkatan

dalam aspek kemampuan berpikir

kreatif dan pemahaman konsep

siswa dari sebelum adanya

treatment sampai setelah adanya

treatment dengan metode

pembelajaran group investigation

maupun metode pembelajaran

konvensional. Akan tetapi,

peningkatan kemampuan berpikir

kreatif dan pemahaman konsep

siswa dikelas yang diterapkan

metode pembelajaran group

investigation lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas yang

diterapkan metode pembelajaran

konvensional.

Berdasarkan hasil analisis

multivariate T2 Hotteling yang telah

dilakukan, diketahui bahwa ada

perbedaan antara penerapan metode

pembelajaran group investigation

dan metode pembelajaran

konvensional yang ditinjau dari

aspek kemampuan berpikir kreatif

siswa dan pemahaman konsep.

Oleh karena itu, analisis

Page 15: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

menggunakan independent sample

t-Test juga dilakukan untuk

mengetahui metode manakah yang

lebih berpengaruh antara metode

pembelajaran group investigation

dan metode konvensional terhadap

kemampuan berpikir kreatif dan

pemahaman konsep.

2. Metode yang Lebih Berpengaruh

Terhadap Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa

Berdasarkan hasil analisis

independent sample t-Test dengan

bantuan program SPSS 21 for

windows, diperoleh bahawa

kemampuan berpikir kreatif

dengan menggunakan metode

pembelajaran group investigation

dan metode konvensional berbeda

secara signifikan. Hasil analisis

tersebut juga menunjukkan bahwa

pembelajaran matematika dengan

metode pembelajaran group

investigation kurang atau sama

dengan metode konvensional

ditinjau dari kemampuan berpikir

kreatif siswa

3. Metode yang Lebih Berpengaruh

Terhadap pemahaman konsep

Siswa

Berdasarkan hasil analisis

independent sample t-Test dengan

bantuan program SPSS 21 for

windows, diperoleh bahwa

pemahaman konsep siswa dengan

menggunakan metode

pembelajaran group investigation

lebih berpengaruh terhadap

pemahaman konsep siswa

dibandingkan dengan metode

pembelajaran konvensional. Hal

ini dapat dilihat dari nilai rata-rata

pemahaman konsep pada post test

untuk kelompok yang

menggunakan metode

pembelajaran group investigation

ternyata lebih tinggi dibandingkan

dengan kelompok yang

menggunakan metode

pembelajaran konvensional.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan analisis data diatas,

maka penelitian ini dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir

kreatif matematika siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Seyegan

2. Model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation berpengaruh

terhadap pemahaman konsep

Page 16: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

matematika siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Seyegan

3. Berdasarkan hasil analisis

independent sample t-Test dengan

bantuan program SPSS 21 for

windows, diperoleh bahwa tidak

terdapat perbedaan pengaruh

pembelajaran group investigation

dengan pembelajaran konvensional

ditinjau dari pemahaman konsep

siswa. akan tetapi nilai rata-rata

pemahaman konsep matematika

dikelas dengan menggunakan

pembelajaran group investigation

lebih tinggi dari kelas dengan

menggunakan pembelajaran

konvensional.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas,

penulis memberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Model pembelajaran group

investigation dapat dijadikan

sebagai salah satu bentuk variasi

model pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif dan pemahaman konsep

siswa

2. Model pembelajaran group

investigation lebih berpengaruh

untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif.

3. Model pembelajaran group

investigation dalam pembelajaran

membutuhkan waktu yang lebih

banyak, sehingga untuk peneliti

selanjutnya mempersiapkan

seefisien mungkin waktu

pembelajaran dengan menggunakan

metode ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar

dan Pembelajaran di

Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Pranada Media

Group.

Bruce Joyce, Marsha Weil, & Emily

Calhoun. (2009). Models Of

Teaching. edisi 8. New

Jersey. USA: Pearson

Education, inc publishing as

Allyn & Bacan.

(diterjemahkan oleh:

Achmad Fawaid dan Ateilla

Mirza. (2009). Models Of

Teaching. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Busnawir. (2015). Kajian Ketrampilan

Berpikir Kreatif Matematika

Melalui Kegiatan Lesson

Page 17: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

Study. Jurnal pendidikan

matematika Vol.6 No.2.

ISSN: 2086-8235

Evans, J.R. (1991). Creative Thinking in

the Decision and

Management Sciences.

Cincinnati: South-Westren

Publishing Co.

Hamzah B.Uno dan Mohamad Nurdin.

(2013). Belajar dengan

pendekatan paikem:

pembelajaran aktif inovatif

lingkungan kreatif efektif

menarik. Jakarta:Bumi

Aksara.

Kurnia Eka Lestari & Mokhamad

Ridwan Y. (2015).

Penelitian pendidikan

matematika. Bandung: PT.

Rafika Aditama

Muhammad Thobroni dan Mustofa

Arif. (2011). Belajar dan

pembelajaran:

Pengembangan Wacana dan

Praktik Pembelajaran

dalam Pembangunan

Nasional. Jogjakarta: AR-

RUZZ MEDIA

Shlomo Sharan. (2009). Handbook of

Cooperative Learning.

(Sigit Prawoto,

Terjemahan). Yogyakarta:

Imperium.

Sugiyono. (2015). Metode penelitian

kuantitatif, kualitatif, dan

R&D.

Bandung:ALFABETA.

Suharsimi Arikunto. (2007). Prosedur

Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik, (Edit

Revisi VI) Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Suhendra, dkk. (2007). Pengembangan

kurikulum dan

pembelajaran matematika.

Jakarta: Universitas

Terbuka.

UU. (2016). Undang-undang Peraturan

mentri dan kebudayaan

Republik Indonesia Nomor

22 tahun 2016 tentang

standar proses pendidikan

dasar dan menenagah.

Jakarta: berita negara

republik indonesia tahun

2016 nomor 955. Diakses

tanggal 7 desember 2016,

dari http://bsnp-

indonesia.org/wp-content/up

loads/2009/06/Permendikbu

Page 18: Mercu Buana Yogyaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/398/1/NASKAH PUBLIKASI... · Web viewSelain itu mereka seringkali masih mengalami kesulitan untuk memahami pokok bahasan matematika

d_Tahun2016_Nomor022.p

df

PROFIL PENULIS

1Fatmiyatun Sriyani lahir pada 01 juni 1994 lulus dari MAN Tempel Sleman Yogyakarta tahun 2012 dan menempuh S1 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

2 Nuryadi lahir pada tanggal 31 mei 1987, menyelesaikan S1 Pendidikan Matematika di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan menyelesaika S2 pendidikan matematika di Universitas Negeri Yogyakarta