menumbuhkan semangat islami dalam membangun negeri

9
Menumbuhkan Semangat Islami dalam Membangun Negeri Ada pepatah mengatakan bahwa Roma tidak dibangun dalam sehari. Sebagaimana negeri ini tidak bisa dibangun dalam waktu yang relatif singkat. Dahulu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah membangun Islam hingga meraih kejayaan dalam waktu yang singkat. Rentang dakwah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam selama 23 tahun hingga pada akhirnya Islam meraih kejayaan. Dari generasi umat yang penuh kebodohan terhadap agamanya menuju generasi terbaik yang Allah firmankan dalam kitab-Nya. Allah berfirman : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang- orang yang fasik.” (Ali Imran: 110) Terlintas dalam benak kita, metode apa yang digunakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga menjadikan generasi yang bersamanya menjadi generasi yang terbaik. Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diutus menjadi seorang nabi dan rasul maka yang beliau lakukan adalah mengajak penduduk arab untuk mengikuti agama beliau. Setelah itu, beliau mengajarkan pada sahabatnya untuk meninggalkan ajaran-ajaran agama sebelumnya lalu beliau mengajarkan akidah Islam yang murni kepada mereka. Proses ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ali Hasan al-Halabi

Upload: akhino

Post on 16-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kematian maternal merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian di abadkedua puluh satu oleh masyarakat di dunia, sehingga 189 negara di dunia menyerukan sebuahkesepakatan yang dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs). Salah satu tujuandari MDGs adalah terjadinya perbaikan kesehatan maternal pada tahun 2015. Dimana targetMDGs adalah mengurangi angka kematian meternal di seluruh dunia sebesar 75 persen daritahun 1990 ke 2015. Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian maternal adalahdengan melakukan antenatal lengkap (K4). Dalam penelitian ini ingin dilihat pengaruh darivariabel umur ibu, paritas, status pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, status pendidikansuami, suami menemani, daerah tempat tingga, dan status ekonomi terhadap antenatallengkap (K4) ibu di Indonesia Tahun 2012. Metode yang digunakan adalah analisis regresilogistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memengaruhi ibu untukmelakukan antenatal lengkap (K4) di Indonesia pada tahun 2012 adalah umur ibu, paritas,status pendidikan ibu, suami menemani, daerah tempat tingga, dan status ekonomi. Olehkarena itu, perlu adanya sosialisasi dari pemerintah akan kebijakannya agar wanitamelahirkan melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali dan dukungan suami terhadapistrinya yang sedang hamil dengan cara mengantarkan dan mengingatkan ibu untukmelakukan pemeriksaan kehamilannya sampai lengkap

TRANSCRIPT

Menumbuhkan Semangat Islami dalam Membangun NegeriAda pepatah mengatakan bahwa Roma tidak dibangun dalam sehari. Sebagaimana negeri ini tidak bisa dibangun dalam waktu yang relatif singkat. Dahulu, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam tidaklah membangun Islam hingga meraih kejayaan dalam waktu yang singkat. Rentang dakwah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam selama 23 tahun hingga pada akhirnya Islam meraih kejayaan. Dari generasi umat yang penuh kebodohan terhadap agamanya menuju generasi terbaik yang Allah firmankan dalam kitab-Nya. Allah berfirman :Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali Imran: 110)Terlintas dalam benak kita, metode apa yang digunakan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sehingga menjadikan generasi yang bersamanya menjadi generasi yang terbaik. Ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam diutus menjadi seorang nabi dan rasul maka yang beliau lakukan adalah mengajak penduduk arab untuk mengikuti agama beliau. Setelah itu, beliau mengajarkan pada sahabatnya untuk meninggalkan ajaran-ajaran agama sebelumnya lalu beliau mengajarkan akidah Islam yang murni kepada mereka. Proses ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ali Hasan al-Halabi tahun 1992 yaitu tashfiyah. Tashfiyah adalah memurnikan Islam pada semua bidangnya dari semua perkara yang asing dan jauh darinya. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mengajarkan pada sahabatnya untuk meninggalkan ritual-ritual agama para sahabatnya dahulu dan beralih pada akidah Islam yang murni. Proses Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam untuk men-tashfiyah sahabatnya dilakukan secara hikmah dan penuh dengan rasa kasih sayang. Suatu kabar dari seorang sahabat, Abu Waqid al-Laitsi, dia menceritakan bahwa dahulu kami berangkat bersama Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam menuju Hunain. Sedangkan pada saat itu kami masih baru masuk Islam. Ketika itu orang-orang musyrik memiliki sebuah pohon yang mereka berdiam diri di sisinya dan mereka jadikan sebagai tempat untuk menggantungkan senjata-senjata mereka. Pohon itu disebut dengan Dzatu Anwath. Tatkala kami melewati pohon itu, kami mengatakan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam agar membuatkan kami Dzatu Anwath sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mengatakan bahwa inilah kebiasaan itu, demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian telah mengatakan sesuatu sebagaimana yang dikatakan oleh bani Israil kepada Nabi Musa alaihissalam. Mereka mengatakan bahwa jadikanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki sesembahan-sesembahan. Nabi Musa alaihissalam mengatakan bahwa sesungguhnya kalian adalah kaum yang bertindak bodoh dan kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang sebelum kalian. (HR. Tirmidzi)Pada hadis tersebut, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mengajarkan kepada sahabat-sahabatnya agar meninggalkan kebiasaan orang-orang musyrik yang menjadikan suatu pohon untuk menggantungkan senjata-senjatanya dan orang-orang musyrik tersebut beribadah disana dan menjadikan pohon itu sebagai sesembahan. Inilah metode yang Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam beri pada sahabatnya sehingga sahabatnya menjadi generasi yang bertauhid dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan.Ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam melihat para sahabatnya sudah memiliki akidah yang baik maka Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mulai mengajarkan beberapa ilmu kepada sahabat-sahabatnya yang jika kondisi akidah sahabat tidak baik maka kemungkinan besar akan terjerumus dalam kesyirikan. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda :Sesungguhnya aku dahulu melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah ke kuburan karena mengingatkan kepada akhirat.(HR. Ahmad)Dahulu keadaan manusia di Mekkah yang baru mengenal Islam dan masih dekat pada kemusyirikan menyebabkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam melarang ziarah kubur agar para sahabat tidak terjatuh pada kesyirikan. Setelah tauhid menghujam di hati mereka dan mereka mengetahui macam-macam syirik, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mengizinkan ziarah kubur. (Muhammad Nashiruddin al-Albani, 1992)Setelah kondisi akidah para sahabat baik, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam membina para sahabat-sahabatnya untuk menjadi tumbuh menjadi generasi yang akidahnya telah dimurnikan. Proses ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ali Hasan al-Halabi tahun 1992 yaitu tarbiyah. Tarbiyah adalah membina generasi-generasi Islam di zaman ini, yang sedang tumbuh dengan Islam yang telah dimurnikan.Tashfiyah dan tarbiyah yang Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam ajarkan telah membentuk generasi yang beriman dan bertakwa pada Allah. Hal inilah yang telah membuka pintu-pintu kebaikan yang hanya Allah berikan pada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Allah berfirman :Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-Araf:96)Ketika Allah menyebutkan bahwa orang yang mendustakan para rasul diuji dengan kemalangan, itu merupakan nasihat sekaligus peringatan. Mereka diuji dengan kesenangan sebagai istidraj dan makar. Disebutkan bahwa seandainya para penduduk negeri tersebut menyimpan iman dalam hati mereka dengan penuh kejujuran, niscaya amal perbuatan mereka akan membuktikan kejujuran tersebut. Allah juga menumbuhkan untuk mereka segala tumbuh-tumbuhan dari bumi yang menjadi sumber penghasilan mereka dan menjadi sumber pakan hewan ternak mereka. Dalam tanah yang subur terdapat mata pencaharian, dalam keberlimpahan terdapat rezeki tanpa perlu merasakan kesusahan dan keletihan, dan tanpa perlu bekerja keras, dan tanpa mengalami kepayahan. (Abdurrahman bin Nashir as-Sadi, 2012)Dalam ayat yang lainnya, Allah berfirman :Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (At- Tolaq:2-3)Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah akan menghilangkan bahaya dan memberikan jalan keluar bagi orang yang benar-benar bertakwa pada-Nya. Allah akan mendatangkan padanya berbagai manfaat berupa dimudahkannya rizki. Rizki adalah segala sesuatu yang dapat dinikmati oleh manusia. Rizki yang dimaksud di sini adalah rizki dunia dan rizki akhirat. (Ibnu Taimiyyah, 2005)Semangat untuk menjadikan diri ini sebagai insan yang beriman dan bertakwa yang akan membangun negeri ini dan mengantarkan agama ini meraih kejayaannya kembali. Hal ini merupakan sunnatullah karena tidak akan pernah mungkin umat Islam bisa membangun negeri ini sehingga meraih kejayaan jika bukan karena iman dan takwa kepada Allah. Allah berjanji akan melimpahkan keberkahan dari langit dan bumi jika penduduk-penduduk negeri ini beriman dan bertakwa. Sebaliknya, Allah akan menghinakan penduduk-penduduk negeri yang berbuat kesyirikan dengan berbegai macam bencana dan malapetaka sesuai dengan kehendak-Nya.Sebagaimana yang terjadi pada kaum Saba di masa Kerajaan Saba. Kerajaan Saba terkenal dengan hasil alamnya yang melimpah, orang-orang banyak berhijrah dan bermitra dengan mereka. Perekonomian mereka begitu menggeliat hidup dan sangat dinamis. Allah berfiman :Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun, di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Saba:15)Sebelum Ratu Bilqis masuk Islam, kaum Saba menyembah matahari dan bintang-bintang. Setelah ia memeluk Islam, maka kaumnya berbondong-bondong memeluk agama Islam yang didakwahkan oleh Nabi Sulaiman alaihissalam.Sampai kurun waktu tertentu, kaum Saba tetap mentauhidkan Allah. Namun kemudian, mereka kembali ke agama nenek moyang mereka, menyembah matahari dan bintang-bintang. Allah telah mengutus tiga belas orang rasul kepada mereka (Ibnu Katsir, 2009). Namun, mereka tetap tidak mau kembali mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apa pun. Allah pun mencabut kenikmatan yang telah Dia anugerahkan kepada mereka, Allah berfirman :Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon atsl dan sedikit dari pohon sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. (Saba:16-17)Kesyirikan yang telah membuat Allah memberikan bencana dan malapetaka pada kaum Saba. Allah memberikan berkah kenikmatan bagi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa dan Allah menghinakan hamba-Nya yang berbuat kesyirikan kepada-Nya.Semangat men-tashfiyah dan men-tarbiyah umat ini akan menjadikan umat ini sebagai umat yang beriman dan bertakwa sehingga mengantarkan agama ini meraih kejayaannya kembali.

Daftar PustakaTaimiyyah, Ibnu.2005. Majmu Al-Fatawa Syaikh Al-Islam. Riyadh : Darul WafaKatsir, Ibnu. 2009. Umdatut Tafsiir An Al-Haafiz Ibn Katsir. Bogor : Pustaka Ibnu KatsirAl-Albani, Muhammad Nashiruddin.1992. Ahkaamul Janaaiz wa bidauhaa. Riyadh : Maktabah MaarifAs-Sadi, Abdurrahman bin Nashir.2012. Tafsir Al-Karimir Rahman Fii Tafsir Kalam Al-Mannan. Jakarta : Darul HaqAl-Halabi, Ali Hasan.1992. At-Tashfiyyah Wat-Tarbiyyah Wa Atsaruhuma Fi Istinafil Hayatil Islamiya. Solo : Pustaka Imam BukhariHadi, Nurfitri. 23 Maret 2012. Sejarah Kerajaan Saba. (Online) (http://kisahmuslim.com/, akses tanggal 31 Oktober 2014 pukul 14.00)