menulis daftar pustaka yang baik

14
Berikut ini beberapa panduan untuk menulis daftar pustaka yang baik: 1. Nama penulis diurutkan sesuai alfabetis dari A-Z, nama pengarang yang ditulis lebih dahulu adalah nama belakang, jika ada nama atau buku asing maka sebaiknya didahulukan dulu untuk ditulis. 2. Beri Tanda titik sebagai jeda kemudian tulis tahun buku diterbitkan 3. Selanjutnya beri tanda titik lagi dan tulis judul buku yang dicetak miring atau ditulis tebal dan diberi garis bawah. 4. Beri tanda titik lagi kemudian tulis kota tempat buku diterbitkan. 5. Yang terakhir setelah kota beri titik dua dan tulis penerbit buku tersebut 6. Jika yang dipakai referensi pengarangnya sama tapi bukunya berbeda, anda dapat menuliskannya tepat dibawah nama penulis dan memberi garis panjang. 7. Sebaiknya dipisah antara referensi yang berasal dari buku, internet atau media cetak. Contoh Penulisan Daftar Pustaka 1. Penulisan daftar pustaka yang pengambilan datanya dari internet Pertama; tulis nama, Kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik), Ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi, Keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma, Kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok. Seperti contoh dibawah ini: · Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance). From http://rachdian.com/index2.php? option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August 2008 2. Penulisan daftar pustaka yang pengambilan datanya dari buku Pertama; penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan, Kedua; Tahun pembuatan atau penerbitan buku, Ketiga; Judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik),

Upload: paul-aurel

Post on 22-Jun-2015

357 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

DAFTAR PUSTAKA

TRANSCRIPT

Page 1: Menulis daftar pustaka yang baik

Berikut ini beberapa panduan untuk menulis daftar pustaka yang baik:

1. Nama penulis diurutkan sesuai alfabetis dari A-Z, nama pengarang yang ditulis lebih dahulu adalah nama belakang, jika ada nama atau buku asing maka sebaiknya didahulukan dulu untuk ditulis.

2. Beri Tanda titik sebagai jeda kemudian tulis tahun buku diterbitkan

3. Selanjutnya beri tanda titik lagi dan tulis judul buku yang dicetak miring atau ditulis tebal dan diberi garis bawah.

4. Beri tanda titik lagi kemudian tulis kota tempat buku diterbitkan.

5. Yang terakhir setelah kota beri titik dua dan tulis penerbit buku tersebut6. Jika yang dipakai referensi pengarangnya sama tapi bukunya berbeda, anda dapat menuliskannya tepat dibawah nama penulis dan memberi garis

panjang.

7. Sebaiknya dipisah antara referensi yang berasal dari buku, internet atau media cetak.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka1. Penulisan daftar pustaka yang pengambilan datanya dari internet

Pertama; tulis nama,

Kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik),

Ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi,

Keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma,

Kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok.Seperti contoh dibawah ini:· Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance). From http://rachdian.com/index2.php?

option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August 2008

2. Penulisan daftar pustaka yang pengambilan datanya dari buku

Pertama; penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan,

Kedua; Tahun pembuatan atau penerbitan buku,

Ketiga; Judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik),

Keempat; Tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua),

Kelima; Penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik).Seperti contoh dibawah ini:

· Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. · Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.

3. Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama.

Page 2: Menulis daftar pustaka yang baik

Pertama tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai,

Kedua; Tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ ( )] setelah itu beri (tanda titik).

Ketiga; Judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok.

Keempat; Yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan terakhir

Kelima; Nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok. Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka.Nah ini contohnya Seperti dibawah ini:

· Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-Learning, Bandung: Penerbit Informatika.· Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and Design Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education.

4. Penulisan daftar pustaka Dengan Banyak Pengarang/Penulis

Jika dalam penulisan daftar pustaka memiliki banyak nama pengarangPertama; Hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalikKedua; Untuk mengganti nama-nama pengarang lainnya gunakan singkatan et al yang artinya dan lain-laincontoh penulisan banyak pengarang;Morris, Alton C., et al. College English, the Firts Year. New York: Harcourt, Brace&World.Inc., 1964.

5. Penulisan daftar pustaka Untuk Buku hasil terjemahan

Untuk penulisan daftar pustaka dari buku-buku terjemahan cara penulisannyaPertama; Nama pengarang asli yang diurutkan dalam urutan alfabetisKedua; Keterangan tentang penerjemah ditempatkan sesudah judul buku, dipisah dengan tanda koma, Contoh Penulisannya;Multatuli. Max Havelaar, atau lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, Terj. H.B Jasin, Jakarta: Djambatan, 1972

6. Penulisan Daftar Pustaka dari majalah, Jurnal Untuk penulisan daftar pustaka jurnal dan majalah Baca di Penulisan Daftar Pustaka Jurnal, koran dan majalah

Bagi anda yang sedang menulis suatu karangan ilmiah, baik itu tugas akhir, ataupun sejenis penelitian lainnya, jangan lupa untuk menulis daftar pustaka sesuai abjadnya (alfabetis) berdasarkan nama pengarangnya, jadi bisa tertata rapi, jadi begitulah penulisan Daftar Pustaka yang sesungguhnya. Mudah-mudahan informasi ini bermanfaat buat teman-teman yang sedang mengerjakan tugas akhir. Tolong bantu share ya ke sosial media. Kalau anda share berarti anda sudah berbagi ilmu juga.

Referensi; Prof. DR, Gorys Keraf dalam Buku Komposisi

Rasyid Sartuni, SS., M.A Dalam buku Aplikasi Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi

Penulisan Daftar Pustaka dari Jurnal, Koran dan MajalahBy imuz corner → 11 Jul 2013Penulisan daftar pustaka harus ditulis di sebuah tulisan baik makalah, karya ilmiah, penelitian, skripsi, jurnal, Thesis atau pun artikel ilmiah lainnya

bukan hanya sebagai referensi Anda tetapi juga sebagai tanggung jawab moral atas hak kekayaan intelektual orang lain, dan Anda wajib mencantumkan daftar pustaka. Sebelumnya saya sudah berbagi cara penulisan daftar pustaka yang benar untuk sebuah karya ilmiah.

Bagaimana Penulisan Daftar Pustaka dari Jurnal, Koran Majalah; berikut cara penulisannya;

1. Jurnal atau JournalSeiring dengan era digital, Jurnal bukan hanya dari jurnal cetak yang dijilid dari berbagai volume, namun ada jurnal digital yang menjadi sumber referensi di era digital ini. Karena perpustakaan modern sudah mempublikasikan jurnal online agar lebih mudah diakses. Bagaimana Penulisan daftar pustaka jurnal,

Jurnal Cetak;

Penulisannya;1. Nama Pengarang atau Penulis (Tulis nama dari nama belakang kemudian nama depan Berdasarkan Alphabetis2. Tahun Penerbitan Jurnal3. Judul Jurnal4. Penulisan Nama Penerbit5 Penulisan volume atau edisi jurnal

Jurnal Online atau Jurnal Digital

1. Nama Pengarang atau Penulis (Tulis nama dari nama belakang kemudian nama depan Berdasarkan Alphabetis2. Tahun Penerbitan Jurnal3. Judul Jurnal4. Penulisan Nama Penerbit5. Penulisan volume atau edisi jurnal

Page 3: Menulis daftar pustaka yang baik

6. Alamat URL7. Tanggal pengambilan data tersebut

Contoh;Ridjanović, Midhat. PhD, July 2013, "Naive Translation Equivalent". Translation Journal. Volume 17, No.

3, http://translationjournal.net/journal/65naive.htm, 10 July 2013.

2. Koran atau Surat KabarArtikel Dari Koran bisa menjadi referensi Anda, begini cara penulisan daftar pustaka dari koran;Nama Penulis. Tahun Penerbitan. “Judul Artikel”. Nama Koran. TanggalPenerbitan.

Contoh;Arifin, Mushallin. 2013. "Rahasia Sukses Menjadi IB Forex". KOMPAS, 2 Juni 2013.

3. MajalahPenulisan daftar pustaka dari Majalah bisa menjadi referensi penulisan ilmiah ataupun penelitian lainnya, begini cara penulisannya;Nama Penulis. Tahun Penerbitan. “Judul Artikel”. Nama Majalah Nomor edisiMisal;Arifin, Lukman. 2012. "Janji Politikus dan Janji Pengusaha". Gatra IXXX

Mudah-mudahan Penulisan Daftar Pustaka dari Jurnal, Koran dan Majalah bermanfaat untuk membantu Anda dalam tata cara penulisan daftar pustaka.

Cara Menulis Daftar Pustaka Dari InternetPosted on by caramenulisbuku453Saya sering melihat Cara Menulis Daftar Pustaka Dari Internet yang salah dalam tugas makalah mahasiswa saya.Pertama, kebanyakan format penulisan daftar pustaka dari internetnya amburadul, formatnya tidak standar. Kedua,

banyak mahasiswa yang mengambil referensi dari sumber yang kurang meyakinkan. Misalnya mereka banyak mengutip dari blog yang kurang terpercaya seperti blog gratisan. Padahal yang mereka tulis adalah karya intelektual, bukan artikel biasa.

Bagaimana cara mengatasi dua masalah ini?Sebenarnya, untuk menulis format daftar pustaka dari internet yang benar tidaklah susah. Berikut ini adalah urutannya:Nama pengarang. Penulisan nama pengarang sama seperti aturan penulisan nama pada daftar pustaka biasa, yaitu nama

depan ditulis di belakang.Judul. Judul tulisan diberi tanda kutip.Tanggal AksesAlamat situs atau blog. Alamatnya harus berupa URL (Uniform Resource Locator) alias:Rngkaian karakter menurut suatu format standar tertentu, yang digunakan untuk menunjukkan alamat suatu sumber

seperti dokumen dan gambar di Internet. Seperti ini: http://id.wikipedia.org/wiki/URLContoh Penulisan Daftar Pustaka Dari Internet:Aini, Ratu. “Cara Beternak Itik Lampung”. 15 Januari 2001. http://ternakindo.com/2008/12/literasi-informasi-ternak-itik-

nasional.html.Mengenai masalah kedua, kekuatan referensi. Agar argumentasi kita kuat kita harus merujuk pada sumber yang asli dan

terpercaya saja, bukan sumber yang asalan.Mengambil referensi dari internet tidak boleh sembarangan. Hal ini karena tulisan di internet banyak sekali hasil kopi

pas (copy-paste). Apalagi kalau kita ingin membuat sebuah karya intelektual, pertanggungjawaabannya cukup berat sehingga kita harus hati-hati dalam memilih referensi.

Kata Baku dan Tidak Baku dalam bahasa Indonesia

Kata Baku dan Tidak Baku

 Kata  baku adalah kata yang cara pengucapan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar atau kaidah yang telah dibakukan. Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD), tata bahasa baku, atau kamus umum. Kata yang tidak baku adalah kata yang cara pengucapan atau penulisannya tidak memenuhi kaidah-kaidah umum tersebut. 

Fungsi Kata Baku1.      Pemersatu.Pemakaian bahasa baku dapat memepersatukan sekelompok orang menjadi satu masyarakat bahasa.2.      Pemberi kekhasan.Pemakaian bahasa baku dapat menjadi pembeda dengan masyarakat pemakai bahasa lainnya.3.      Pembawa kewibawaan.Pemakaian bahasa baku dapat memperlihatkan kewibawaan pemakainya.4.      Kerangka acuan.Bahasa baku menjadi tolok ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau sekelompok orang.

Ciri-Ciri Bahasa Baku1.      Tidak dipengaruhi bahasa daerah.Baku                                       Tidak Bakusaya                                         guamengapa                                  kenapadilihat                                      dilihatinbertemu                                   ketemu2.      Tidak dipengaruhi bahasa asing.Baku                                       Tidak Bakukantor tempat                          kantor di manasudah banyak sarjana              sudah banyak sarjana-sarjanaitu benar                                  itu adalah benarkesempatan lain                       lain kesempatan

Page 4: Menulis daftar pustaka yang baik

3.      Bukan merupakan bahasa percakapan.Baku                                       Tidak Bakudengan                                    sama mengapa                                  kenapamemberi                                 kasihtidak                                        enggaktetapi                                       tapi4.      Pemakaian imbuhan secara eksplisit.Baku                                       Tidak BakuIa bekerja keras                       Ia kerja kerasTyson menyerang lawannya    Tyson serang lawannya5.      Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat.Baku                                       Tidak Bakusuka akan                                suka dengandisebabkan oleh                      disebabkan karenalebih besar daripada                lebih besar dari6.      Tidak terkontaminasi, tidak rancu.Baku                                       Tidak Bakuberkali-kali                              berulang kalimengesampingkan                   mengenyampingkanmengajar siswa                        mengajar bahasa7.      Tidak mengandung arti pleonasme.Baku                                       Tidak Bakupara tamu                                para tamu-tamuhadirin                                     para hadirinpada zaman dahulu                 pada zaman dahulu kalamaju                                        maju ke depan

C.    Beberapa jenis klasifikasi bahasa baku dan tidak baku

a.      Awalan di-/ke- dan kata depan di/keUntuk menunjuk  preposisi :

Salah Benardiantara di antaradihadapan di hadapandisini di sinidi setujui Disetujuidi tolak Ditolakdi revisi Direvisikeatas ke ataskemana ke manakesana ke sanake panasan Kepanasanke tahuan Ketahuanke lamaan Kelamaan

b.      Ditambah satu hurufSalah Benarhembus Embusgeladi Gladihimbau Imbaukangker Kankerkatholik Katolikkonggres Kongresperduli Pedulisilahkan silakanstandard standartheologi teologi

c.       Dikurang satu hurufSalah BenarAustrali Australiaesok besokensiklopedi EnsiklopediaItali Italiakarna karenastandarisasi standardisasi

d.      Contoh kata baku dan tidak bakuTidak baku Baku Tidak baku Bakuadzan azan negoisasi negosiasibolpen, pulpen bolpoin nekad nekatbis bus automotif otomotifcabe cabai paska pascahadist hadis prosen persenkokoh kukuh Rebo Rabuimport impor Ramadhan Ramadanintruksi instruksi renumerisasi remunerisasi

Page 5: Menulis daftar pustaka yang baik

interprestasi interpretasi rubuh robohlembab lembap shalat, sholat salatlesung pipit lesung pipi seketaris, sekertaris sekretarismaghrib magrib Saptu Sabtumahsyur masyhur contek sontekmahzab mazhab supir sopirpungkir mungkir sorga, syurga surgaacuh tak acuh ijasah ijazahazas asas jadual jadwalbasar bazar accu akiasesori aksesori pisik fisikextra esktra esklusif eksklusifdinamu dinamo apotik apotekamien amin abjat abjadhaemoglobin hemoglobin aktuil aktualadministerasi administrasi aerodinamika aerodinamikinsyaf insaf syah sah

e.       Akhiran -is/-aUmumnya berasal dari akhiran bahasa Inggris “ize”:

Salah Benaranalisa analisisdiagnosa diagnosissintesa sintesis

f.       Akhiran -it is/-itasMumnya berasal dari akhiran bahasa Inggris “-itiy”, beberapa menjadi akhiran “-iti”, dan beberapa menjadi “-itas”.

Salah Benarkomoditas komoditisekuritas sekuriti

Kata-kata yang penulisannya menggunakan “-as”:Salah Benaraktiviti, aktifitas aktivitaskomuniti komunitasrealiti, realita realitasselebriti selebritasuniversiti universitasutiliti utilitasvaliditi validitas

KlausaKlausa dalam tata bahasa, adalah sekumpulan kata yang terdiri dari subjek dan predikat walau dalam beberapa bahasa dan beberapa

jenis klausa, subjek dari klausan mungkin tidak tampak secara eksplisit dan hal ini khususnya umum dalam Bahasa bersubyek nol. Sebuah kalimat paling sederhana terdiri dari satu klausa sedangkan kalimat yang lebih rumit dapat terdiri dari beberapa klausa dan satu klausa dapat juga terdiri dari beberapa klausa.

Klausa sering kali di kontraskan dengan frasa. Sebuah kumpulan kata dikatakan sebagai klausa apabila ia mempunyai Kata kerja finit dan subyeknya sementara sebuah frasa berisi kata kerja finit namun tanpa subyeknya Frasa kata kerja, atau tidak berisi kata kerja. Sebagai contoh kalimat "Aku tidak tahu kalau kau membuat lukisan itu", "kau membuat lukisan itu" adalah klausa dan sebuah kalimat benuh sedangkan "lukisan itu" dan "membuat lukisan itu" adalah sebuah frasa. Ahli Bahasa masa kini tidak membuat perbedaan seperti itu, mereka menerima ide akan klausa non-finit, klausa yang di atur disekitar kata kerja non-finit.

Klausa dependen dan independenKlausa umumnya di bagi menjadi klausa dependen dan klausa independen. Sebuah klausa independen dapat berdiri sendiri sebagai

sebuah kalimat sedangkan klausa dependen harus terhubung dengan klausa lainnya. Klausa independen dapat berupa anak kalimat atau kalimat yang setara dengan klausa yang lainnya.

KALIMAT YANG BEROBJEK DAN BERPELENGKAPApril 21, 2010 – 1:36 amDitulis dalam UncategorizedKalimat yang Berobjek dan BerpelengkapDlam bahasa Indonesia dikenal lima (5) sebutan fungsi kalimat, yakni Subjek (S), Predikat (P), Objek (O) Pelengkap (Pel), dan Keterangan (K). kelima

fungsi tersebut kedudukannya antara lain dapat dilihat dalam contoh kalimat berikut.1. Ayah Kresna menulis buku pelajaran.S               P               O2. Kaosnya bergambarkan burung  merpati. S                 P                     Pel3. Kakak membelikan Anto buku pelajaran.S                P           O          PelJika diperhatikan dalam kalimat di atas, fungsi objek (O) dan pelengkap (Pel) selalu di belakang predikat (P). Atas dasar itu, antara keduanya sering

dipersamakan. Padahal di antara keduanya terdapat karakteristik yang berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat pada table berikut.No Objek Pelengkap

1. Katagori katanya berupa nomina atau benda.Kresna membaca buku.

Selain nomina, pelengkap bisa diisi olehajektifAdik bermain bola.Bajunya berwarna hijau.

2. Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi

Ronaldo menendang bola.

Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi

-Mereka bermain tenis(semitransitif)-Ayah memerintahkan kakak bersenam   pagi(dwitransitif)-Ibu berkata bahwa adik sedang sakit (bahwa=peposisi)

3. Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif-Wasit meniup peluit.

Tidak dapat dijadikan bentuk pasif-Adik bermain bola basket.

Page 6: Menulis daftar pustaka yang baik

O-Peluit   ditiup wasit.S

Pel-Bola basket bermain adik (?).

4. Dapat diganti dengan bentuk nya--Adik menyantap makanan.-Adik mmenyantapnya.

Tidak dapat diganti dengan bentuk –nyaKecuali didahului oleh preposisi-Negara ini berdasar  hukum.Negara ini berdasarnya (?)-Negara ini berdasar pada hukum.Negara ini berdasar padanya.

Diambil dari : Bimbingan pemantapan Bahasa Indonesia, E Kosasih

1.      Pengertian KlausaKlausa adalah satuan gramatikal yang memiliki tataran di atas frasa dan di bawah kalimat, berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnyaterdiri atas

subjek dan predikat, dan berpotensi untuk menjadi kalimat (Kiridalaksana, 1993:110). Dikatakan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat karena meskipun bukan kalimat, dalam banyak hal klausa tidak berbeda dengan kalimat, kecuali dalam hal belum adanya intonasi akhir atau tanda baca yang menjadi ciri kalimat.

Dalam konstruksinya yang terdiri atas S dan P klausa dapat disertai dengan O, Pel, dan Ket, ataupun tidak. Dalam hal ini, unsur inti klausa adalah S dan P. tetapi, dalam praktiknya unsur S sering dihilangkan. Misalnya dalam kalimat majemuk (atau lebih tepatnya kalimat plural) dan dalam kalimat yang merupakan jawaban. (Ramlan 1987:89). Misalnya :

(1)   Bersama dengan istrinya, Bapak Soleh datang membawa oleh-oleh.

Kalimat (1) terdiri atas tiga klausa, yaitu klausa (a) bersama dengan istrinya, klausa (b)Bapak Soleh datang, dan klausa (c) membawa oleh-oleh. Klausa (a) terdiri atas unsur P, diikuti Pel, klausa (b) terdiri atas S dan P, dan klausa (c) terdiri atas P diikuti O. Akibat penggabungan ketiga klausa tersebut, S pada klausa (a) dan (c) dilesapkan.

2.      Ciri-ciri KlausaAdapun ciri-ciri klausa  adalah sebagai berikut: (1) dalam klausa terdapat satu predikat, tidak lebih dan tidak kurang; (2) klausa dapat menjadi kalimat jika

kepadanya dikenai intonasi final; (3) dalam kalimat plural, klausa merupakan bagian dari kalimat; (4) klausa dapat diperluas dengan menambahkan atribut fungsi-fungsi yang belum terdapat dalam klausa tersebut; selain dengan penambahan konstituen atribut pada salah satu atau setiap fungsi sintaktis yang ada.

3.      Jenis-jenis KlausaKlausa dapat diklasifikasikan berdasarkan empat hal, yaitu (1) kelengkapan unsur internalnya: klausa lengkap dan klausa tak lengkap, (2) ada–tidaknya

kata yang menegatifkan P: klausa negative dan klausa positif, (3) kategori primer predikatnya: klausa verbal dan klausa nonverbal, (4) dan kemungkinan kemandiriannya untuk menjadi sebuah kalimat: klausa mandiri, klausa tergabung.

a.      Klausa Lengkap dan Klausa Tak LengkapBerdasarkan kelengkapan unsur internalnya, klausa dibedakan menjadi dua yaitu, klausa lengkap dan klausa tak lengkap. Klausa lengkap ialah klausa

yang memiliki unsur internal lengkap, yaitu S dan P. Klausa lengkap ini berdasarkan struktur internalnya, dibedakan lagi menjadi dua yaitu klausa susun biasa dan klausa lengkap susun balik.

Klausa lengkap susun biasa ialah klausa lengkap yang S-nya terletak di depan P. adapun klausa lengkap susun balik atau klausa lengkap inversi ialah klausa lengkap yang S-nya berada di belakang P, misalnya :

(2)   Tulisan Hendi sangat berbobot.Klausa (2) disebut klausa lengkap susun biasa karena S-nya yaitu tulisan Hendi berada di depan P, sangat berbobot.Klausa tak lenngkap atau dalam istilah Verhaar (1999:279) klausa buntung merupakan klausa yang unsure internalnya tidak lengkap karena di dalamnya

tidak terdapat unsur S dan hanya terdapat unsur P, baik disertai maupun tidak disertai unsur P, Pel, dan Ket. Misalnya :(3)   terpaksa berhenti bekerja di perusahaan ituKlausa (3) bisa berubah menjadi klausa lengkap jika di sebelah kirinya ditambah S, misalnya ditambah frasa istri saya sehingga menjadi (3) Istri saya

terpaksa berhenti bekerja di perusahaan itu.

b.      Klausa Negatif dan Klausa PositifBerdasarkan ada tidaknya kata negatif pada P, klausa dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu klausa negatif dan klausa positif. Klausa negatif ialah

klausa yang di dalamnya terdapat kata negative, yang menegasikan P.menurut Ramlan (1987: 137), yang termasuk kata negatif, yang menegasikan P ialah tidak, tak, tiada, bukan, dan belum. Berikut ini adalah contoh klausa negative :

(4)   Deni tidak mengurus kenaikan pangkatnya.Klausa (4) merupakan klausa negatif karena terdapat kata tidak yang menegasikan mengurus.

c.       KLausa Verbal dan Klausa NonverbalBerdasarkan kategori primer kata atau frasa yang menduduki fungsi P pada konstruksinya, klausa dibedakan atas klausa verbal dan klausa nonverbal.

Klausa verbal ialah klausa yang P-nya terdiri atas kata atau frasa golongan V. dilihat dari golongan verbanya klausa verbal dibagi lagi menjadi klausa verbal intransitif dan klausa verbal transitif. Klausa verbal transitif ialah klausa yang mengandung verba transitif, dan klausa verbal intransitif ialah klausa yang mengandung verba intransitif.

Contoh klausa verbal intransitif ialah sebagai berikut :(5)   Taufik Hidayat tampil tidak maksimal di Jepang.(6)   Pengidap AIDS bertambah.Klausa verbal transitif, dilihat dari wujud ketransitifan P-nya dapat dibedakan menjadi (1) klausa aktif, (2) klausa pasif, (3) klausa reflektif, dan (4) klausa

resiprokal (Ramlan, 1987: 145-149). Klausa aktif ialah klausa yang P-nya berupa verba transitif aktif. Klausa pasif ialah klausa yang P-nya berupa verba transitif pasif. Klausa reflektif ialah klausa yang P-nya berupa verba transitif reflektif, yaitu verba yang menyatakan “perbuatan’ yang mengenai ‘pelaku’ perbuatan itu sendiri.  Pada umumnya verba itu berprefiks meng- yang diikuti kata diri.Adapun klausa resiprokal adalah klausa yang P-nya berupa verba transitif resiprokal, yaitu verba yang menyatakan kesalingan.

Klausa nonverbal ialah klausa yang berpredikat selain verba. Klausa nonverbal masih bisa dibedakan lagi menjadi (1) klausa nominal, (2) klausa adjektival, (3) klausa preposisional, (4) klausa numeral, dan (5) klausa adverbial. Contoh:

(7)   Yang kita bela kebenaran(8)   Budi pekertinya mulia(9)   Aku bagai nelayan yang kehilangan arah(10)            Yang dikorupsi 300 juta rupiah(11)            Kedatangannya kemarin sore

d.      Klausa Mandiri dan Klausa TergabungKlausa mandiri merupakan klausa yang kehadirannya dapat berdiri sendiri. Klausa mandiri berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal. Misalnya :(12)            Merokok dapat menyebabkan kankerKlausa tergabunga)      Klausa Mandiri

Page 7: Menulis daftar pustaka yang baik

Klausa mandiri atau klausa bebas merupakan klausa yan kehadirannya dapat berdiri sendiri. Klausa mandiri berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal. Misalnya:

     Merokok dapat menyebabkan kanker     Nirina sedang belajarb)     Klausa TergabungKlausa tergabung atau klausa terikat adalah klausa yang kehadirannya untuk menjadi sebuah kalimat plural tergabung dengan klausa lainnya. Dalam

kalimat plural, klausa tergabung dapat berupa klausa koordinatif, atau klausa subordinatif. Contoh:(1) Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.(2a) Nirina sedang belajar ketika terjadi gempa itu.(2b) Karena baru pulang sesudah tugasnya selesai, Sri tidak dapat menghadiri rapat.Jika dicermati, konstruksi (1) berbeda dengan konstruksi (2). Dalam konatruksi (1) terdapat klausa-klausa tergabung secara koordinatif, sedangkan dalam

konstruksi (2) terdapat klausa-klausa tergabung secara subordinatif.Klausa KoordinatifKlausa koordinatif dapat dijumpai dalam kalimat plural atau majemuk setara. Dalam kalimat plural atau majemuk setara, semua klausanya berupa klausa

koordinatif. Klausa tersebut dinamakan klausa koordinatif karena secara gramatik dihubungka secara koordinatif oleh penghubung-penghubung koordinatif dan, atau, tetapi, lagi pula, lalu, namun, sebaliknya, malahan, dan lain-lain.

Klausa koordinatif terdiri atas (1) koordinasi netral, (2) koordinasi kontrastif, (3) koordinasi alternatif, (4) koordinasi konsekutif, yang berturut-turut dapat dilihat dalam contoh-contoh kalimat berikut.

(1) Saya menulis artikel itu, menyunting, dan mengirimkannya ke media massa(2) Mencari ilmu itu sulit, tetapi mengamalkannyajauh lebih sulit(3) Saudara mau bekerja atau melanjutkan studi ke jenjang S-2?(3) Harga sepeda motor itu relative mahal, jadi perlu diangsur.Klausa SubordinatifKlausa subordinatif dapat dijumpai dalam kalimat plural bertingkat. Jadi, dalam kalimat plural bertingkat selain terdapat klausa atasan yang biasa dikenal

dengan klausa induk, Klausa inti, atau klausa matriks terdapat pula klausa bawahan atau klausa sematan atau klausa subordinatif. Klausa bawahan dapat dibedakan lagi menjadi klausa berbatasan dan klausa terkandung.

Klausa berbatasan, merupakan klausa bawahan yang tidak wajib hadir dalam kalimat plural. Klausa berbatasan dapat dibedakan menjadi enam tipe yaitu klausa-klausa berbatasan:

(1) final, contohIrfan rajin mengaji agar tidak menyesal dalam kehidupan setelah mati.(2) kausal, contohRombogan Suciwati merasa kecewa karena tidak diperkenankan menjenguk Presiden Soeharto(3) kondisional, contohJika diundang, ia mau datang. (4) konsekutif, contohPendapatannya kecil, sehingga sampai sekarang belum mampu membeli mobil. (5) konsesif, contohOrang itu tetap rendah hati meskipun telah menyandang banyak prestasi.(6) temporal, contohRui Costa, playmaker asal Portugal datang ke La Viola setelah tiga musim memperkuat Benfica.Dalam contoh-contoh tersebut, klausa yang dimulai dengan konjungsi subordinatif sepertiagar, karena, jika, sehingga, meskipun, dan setelah-lah yang

berturut-turut dinamakan sebagai klausa berbatasan.

Klausa terkandung, merupakan klausa bawahan yang kehadirannya bersifat wajib. Berdasarkan fungsinya dalam kalimat plural bertingkat, klausa terkandung dapat dikelompokkan menjadi klausa pewatas atau klausa modifikasi dan klausa pemerlengkap.

  Klausa pewatasKlausa pewatas atau klausa pewatasan ialah klausa subordinatif yang kehadirannya berfungsi mewatasi atau mempertegas makna kata atau frasa yang

diikutinya. Contohnya ialah beberapa klausa dari sejumlah klausa dalam kalimat plural berikut:     Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang

yang mempunyai keberuntungan yang besar.     Rombongan Suciwati tidak diperkenankan menjenguk mantan presiden Soeharto yang sedang berbaring di Rumah Sakit Pusat Pertamina Kebayoran

Baru, Jakarta Selatan.  Klausa PemerlengkapKlausa pemerlengkap atau klausa pemerlengkapan merupakan klausa yang berfungsi melengkapi (atau menerangkan spesifikasi hubungan yang

terkandung dalam) verba matriks. Klausa pemerlengkap dibedakan lagi menjadi: (1) klausa pemerlengkap preposisional, (2) klausa pemerlengkap eventif, (3) klausa pemerlengkap perbuatan.

Klausa pemerlengkap dikatakan bersifat preposisional karena klausa tersebut biasanya berpenanda kata bahwa yang menyatakan suatu proposisi. Contoh:     Dokter berkata, “ASI sangat baik untuk anak.”Dokter berkata bahwa ASI sangat baik untuk anak.     Berita bahwa mahasiswa Unnes juara I dalam LKTIM bidang sosial, tingkat wilayah B, pada tanggal 22-23 Mei 2006 menjadi sorotan media kampus.Klausa eventif meliputi klausa yang menyatakan peristiwa dan klausa yang menyatakan proses. Misalnya ialah klausa yang dimulai dengan kata peristiwa

dan proses pada kalimat-kalimat berikut.     Peristiwa Joko mengundurkan diri (Peristiwa pengunduran diri Joko) dari pekerjannya sudah terduga sebelumnya.     Proses orang menyusun sebuah artikel (Proses penyusunan sebuah artikel) hanya diketahui oleh para penulis.Adapun klausa perbuatan dapat dibedakan lagi menjadi klausa perbuatan yang dilakukan, klausa perbuatan yang tidak dilakukan, dan klausa perbuatan

yang mungkin dilakukan.Klausa perbuatan yang dilakukan dapat ditandai oleh verba melihat, menyaksikan, mengetahui, berhasil, berhenti, dan mulai. Misalnya:     Saya melihat (perbuatan) Zahra mendorong ElaZahra mendorong Ela     Prof. Dr. Fathur Rokhman mulai meneliti masalah itu pada tahun yang laluProf. Dr. Fathur Rokhman meneliti masalah ituKlausa perbuatan yang tidak dilakukan dapat ditandai oleh verba mencegah, menolak, gagal, dan lupa. Misalnya:     Ayah mencegah kami membawa uang saku ke sekolahKami tidak membawa uang saku ke sekolah     Imron gagal mengikuti lombaImron tidak mengikuti lombaAdapun klausa perbuatan yang mungkin dilakukan dapat ditandai oleh verbabermaksud, berniat, bertekad, merencanakan,

menganjurkan, dan menyarankan.Misalnya:     Farah bermaksud memohon izin untuk tidak datang ke kampusFarah memohon izin; Farah tidak memohon izin     Samdum mengajak Dian pergi ke Mal CiputraDian pergi ke Mal Ciputra; Dian tidak pergi ke Mal CiputraJENIS-JENIS PARAGRAFDipublikasi pada 14 April 2011 oleh jelajahduniabahasaJenis-jenis paragraf berdasarkan tujuannya dapat dibedakan atas :1. Paragraf argumentasi

Page 8: Menulis daftar pustaka yang baik

2. Paragraf eksposisi3. Paragraf deskripsi4. Paragraf persuasi5. Paragraf naratif

A. PARAGRAF ARGUMENTASIParagraf argumentasi adalah paragraf yang berisi ide/gagasan dengan diikuti alasan yang kuat untuk menyakinkan pembacaCiri-ciri paragraf argumentasibersifat nonfiksi /ilmiahbertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenarandilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, gambar dllditutup dengan kesimpulanMACAM/POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF ARGUMENTASIPOLA PENGEMBANGAN SEBAB – AKIBAT adalah paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab

yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan sebagai efek akibat.Ditandai dengan kata – kata sebab, karena, disebabkan, dikarenakan dll.

POLA PENGEMBANGAN AKIBAT- SEBAB adalah paragraf yang mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.

CONTOH PARAGRAF ARGUMENTASI1. Pola pengembangan sebab-akibatPencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara dari

kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin banyak, pembuangan limbah industri dari pabrik-pabrik yang tidak sesuai dengan prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang sampah sembarangan . Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat, menyebarnya berbagai virus dan bakteri atau menjangkitnya wabah penyakit, serta bencana banjir karena saluran-saluran air tersumbat oleh sampah.

2. Pola pengembangan akibat-sebabJumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin bertambah. Mereka memenuhi jalan-jalan utama di pusat kota dengan segala

tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara mereka lakukan agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan hingga yang paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan cara meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika krisis ekonomi melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan menjadi penyebab kesulitan hidup di segala sektor/bidang.

B. PARAGRAF DESKRIPSIParagraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan tujuan agar pembaca seakan-akan bisa

melihat, mendengar, atau merasakan sendiri semua yang ditulis oleh penulisCIRI-CIRI PARAGRAF DESKRIPSIMenggambarkan /melukiskan objek tertentu (orang, tempat, keindahan alam dll)Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objekMACAM /POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF DESKRIPSIDeskripsi objektif adalah paragraf deskripsi yang dalam penggambaran objeknya tidak disertai dengan opini penulisDeskripsi subjektif adalah paragraf deskripsi yang dalam penggambaran objeknya disertai dengan opini penulisDeskripsi spasial adalah paragraf yang menggambarkan objek secara detail khususnya ruangan, benda,atau tempatDeskripsi waktu adalah paragraf yang dikembangkan berdasarkan waktu peristiwa cerita tersebutCONTOH-CONTOH PARAGRAF DESKRIPSILapisan ozon menipis. Hutan-hutan tropis mulai meranggas. Gurun makin luas. Akibatnya suhu bumi meningkat, cuaca tidak menentu, dan

bencana alam makin sering datang. Kesimpulannya, bumi makin kritis. Siapa sesungguhnya yang berperan dalam menjadikan planet bumi ini menjadi demikian ? Jawabnya tentu manusia sendiri! (Deskripsi subjektif)

2.  Dia memakai rok panjang warna cokelat. Betapa sesuai benar dengan warna blus panjangnya. Rok dan blusnya seakan-akan menambah keanggunan pribadinya. Jalannya sungguh santun memikat hati orang yang memandang ( Deskripsi subjektif)

3. Pantai Nusa Penida memiliki tata keindahan alam yang menarik, khususnya bagi wisatawan yang mendambakan suasana nyaman, tenang, jauh dari kebisingan kota. Pohon-pohonnya rindang. Bentangan lautnya luas. Bagi penyelam , Pantai Nusa Penida juga menawarkan keindahan ikan laut yang sedang berenang. Pemda Bali harus menata dan mengelola Pantai Nusa Penida sebagai tujuan wisata alternatif( Deskripsi objektif/tempat )

4. Jika diumpamakan permata, pesona pantai Nusa Penida bak mutiara yang memantulkan cahaya putih kekuning-kuningan, namun jika diibaratkan gadis maka pesonanya laksana sosok perawan kencur. Kiasan tersebut sepintas memang kedengarannya seperti berlebihan, namun itulah sesungguhnya kata yang paling tepat untuk menggambarkan pesona alam Pantai Nusa penida. (Deskripsi subjektif/tempat)

5.   Dalam waktu yang tidak lama. Aku mencoba melirik orang-orang di sekelilingku. Di sebelah kiriku, seorang gadis cantik berambut panjang. Sambil melirik, kuperhatikan dia. Gadis itu berambut pirang, berkulit kuning, dan berbibir tipis ( deskripsi objektif)

6.  Tidak lama. Dengan rasa penasaran, kucoba melirik orang-orang di sekelilingku. Di sebelah kiriku, seorang gadis berambut panjang menarik hatiku. Sambil melirik, kuperhatikan dia. Rambutnya pirang, rambutnya kuning indah, matanya memandang sayu, ditambah dengan bibirnya yang tipis, dia membuat jantungku berdetak hebat. Rasanya, aku mengenalnya. Tapi di mana ? (deskripsi subjektif)

7.  Sungai ciliwung terletak di Jakarta. Sungai ini mengalir di seluruh Jakarta. Sayangnya, Sungai Ciliwung dipenuhi tumpukan sampah. Tumpukan sampah di sungai dihinggapi lalat. Lalat-lalat itu selalu berterbangan ke perumahan warga dan membawa berbagai macam penyakit. Selain itu tumpukan sampah juga menebarkan bau yang sangat menyengat. Sungguh pemandangan yang sangat menyedihkan (Deskripsi spasial)

C. PARAGRAF EKSPOSITIFPENGERTIAN PARAGRAF EKSPOSITIF/EKSPOSISIParagraf ekspositif adalah paragraf yang bertujuan untuk menjelaskan dan menerangkan sesuatu permasalahan kepada pembaca agar

pembaca mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya tentang sesuatu permasalahan yang dimaksud pengarang      CIRI-CIRI PARAGRAF EKSPOSITIF- bersifat nonfiksi/ilmiah- bertujuan menjelaskan/memaparkan- berdasarkan fakta- tidak bermaksud mempengaruhiMACAM/POLA PENGEMBANGAN  PARAGRAF EKSPOSITIF       – pola umum-khusus (deduksi)Adalah paragraf yang dimulai dari hal –hal yang bersifat umum kemudian menjelaskan dengan kalimat –kalimat pendukung yang khusus- pola khusus-umum (induksi)Adalah paragraf yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian menjelaskan dengan kalimat-kalimat yang bersifat umum- pola perbandinganAdalah paragraf yang membandingkan dengan hal yang lain, berdasarkan unsur kesamaan dan perbedaan, kerugian dengan keuntungan,

kelebihan dengan kekurangan. Kata hubung (jika dibandingkan dengan, seperti halnya,demikian juga, sama dengan,selaras dengan,sesuai dengan)

- pola pertentangan/kontrasAdalah paragraf yang mempertentangkan dengan gagasan lain. Kata hubung (biarpun, walaupun,berbeda,berbeda dengan, akan tetapi,

sebaliknya, melainkan, namun, meskipun begitu)

Page 9: Menulis daftar pustaka yang baik

- pola analogiAdalah paragraf yang menunjukkan kesamaan-kesamaan antara dua hal yang berlainan kelasnya tetapi tetap memperhatikan kesamaan

segi /fungsi dari kedua hal tadi sebagai ilustrasi- pola pengembangan prosesAdalah pola pengembangan paragraf yang ide pokok paragrafnya disusun berdasarkan urutan proses terjadinya sesuatu- pola pengembangan klasifikasiAdalah pola pengembangan paragraf dengan cara mengelompokkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan

tertentu- pola pengembangan contoh/ilustrasiAdalah paragraf yang berfungsi untuk memperjelas suatu uraian, khususnya uraian yang bersifat abstrak. Kata penghubung (contohnya,

umpamanya,misalnya)- pola pengembangan difinisiAdalah paragraf yang berupa pengertian atau istilah yang terkandung dalam kalimat topik memerlukan penjelasan panjang lebar agar tepat

maknanya dilengkapi oleh pembaca- pola sebab akibatAdalah pola pengembangan dimana sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian

pengembangannya. Atau sebaliknya, akibat sebagai gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya

CONTOH-CONTOH PARAGRAF EKSPOSITIF1. Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh

melalui darah.Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.(pola pengembangan definisi)

2.  Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan dibalik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata. (pola pengembangan contoh)

3.  Pemerintah akan memberikan bantuan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapatkan bantuan sekitar 10 juta.warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapatkan sekitar 30 juta . Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawalan dari pihak LSM (pola pengembangan klasifikasi)

4.  Struktur suatu karangan atau buku pada hakikatnya mirip atau sama dengan suatu pohon. Bila pohon dapat diuraikan menjadi batang, dahan, ranting, dan daun, maka karangan atau buku dapat diuraikan menjadi tubuh karangan, bab, sub – bab, dan paragraf. Tubuh karangan sebanding dengan batang, bab sebanding dengan dahan, sub-bab sebanding dengan ranting, dan paragraf sebanding dengan daun.(pola pengembangan analogi)

5.Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih. Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan yang diterimanya seperti kertas dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya. Bila bayi dididik dengan baik seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.Jadi, membentuk kepribadian baik seorang anak ibarat menulisi kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat (analogi)

6.  Lagu-lagu tersebut kurang memperhatikan nilai yang ingin ditanamkan paa diri anak dan lebih memperhatikan kebutuhan pasar. Jadi, temanya bersifat temporer karena mengikuti perubahan selera pasar. Unsur kesamaan yang masih ditemukan dalam kedua kelompok lagu ini ialah para pencipta lagu masih berusaha menciptakan irama yang gembira dan ritme yang sederhana, seperti dalam kehidupan anak-anak itu sendiri. (pola pengembangan perbandingan)

D. PARAGRAF PERSUASIFPENGERTIAN PARAGRAF PERSUASIFParagraf persuasif adalah paragraf yang bertujuan meyakinkan dan membujuk seseorang atau pembaca agar melaksanakan /menerima

keinginan penulisCIRI-CIRI PARAGRAF PERSUASIF- ada fakta/bukti untuk mempengaruhi/membujuk pembaca- bertujuan mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca- menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembacaCONTOH-CONTOH PARAGRAF PERSUASI1.  Beras organik lebih menguntungkan daripada beras nonorganik . Mutu beras organik lebih sehat , awet, dan lebih enak. Selain itu, beras

organik tidak mencemari lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia.Keuntungan yang didapat para petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik mendapatkan keuntungan 34 % dari biaya prduksi, sedangkan petani beras nonorganik hanya mendapat keuntungan 16 % dari biaya produksi. Oleh karena itu, mari kita bertani dengan cara organik agar lebih mnguntungkan dan dapat meningkatkan taraf hidup.

2.  Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam “obat kuat’ untuk membangun rasa percaya diri. Jika rasa percaya diri itu sudah besar, kita dapat tampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, marilah kita melaksanakn praktik berpidato agar kita segera memperoleh keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato.

               E. PARAGRAF NARATIFParagraf naratif adalah suatu bentuk paragraf yang menceritakan           serangkaian peristiwa yang disusun menurut urutan

waktu terjadinyaCiri-ciri paragraf naratif- Ada tokoh, tempat, waktu, dan suasana yang diceritakan- Mementingkan urutan waktu maupun urutan peristiwa- Tidak hanya terdapat dalam karya fiksi ( cerpen,novel,roman) tetapi juga terdapat dalam tulisan nonfiksi (biografi, cerita nyata dalam surat

kabar,sejarah,riwayat perjalanan)Macam / pola pengembangan paragraf naratifNarasi ekspositoris/nonfiksi/informatif adalah cerita yang benar-benar terjadi (cerita kepahlawanan, sejarah, biografi/otobiografi, cerita nyata

dalam surat kabar)Narasi sugestif/fiksi/artistik adalah cerita yang menonjolkan khayalan sehingga pembaca terkesan dan tertarik dan seakan-akan

terhayut,bahkan merasa mengalami cerita tersebut( cerpen, novel dll)Contoh-contoh paragraf naratifPernah suatu ketika aku bermimpi bertemu seorang kakek berjenggot panjang yang menyuruhku untuk pergi ke arah timur . Aku tidak

mengerti apa maksudnya. Sesudah bangun , keinginan untuk memenuhi perintah si kakek itu seperti tidak terbendung. Aku harus pergi ke arah timur. Timur…timur mana ? Jakarta Timur? ……( Narasi sugestif)

2.  Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Ia mengayunkan pedang itu dengan cepat ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar.Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi semuanya gagal (Narasi sugestif)

3.  Hari-hariku sebagai pekerja perempuan di perusahaan industri makanan olahan sangat padat dan melelahkan. Bayangkan pagi-pagi sekali aku harus bangun dan menyiapkan sarapan anak-anakku. Sebelumnya, aku tentu harus memandikan mereka karena anak-anakku masih kecil. Sambil aku ganti baju kerja, aku sempatkan menyuapi anakku yang paling kecil. Setelah beres urusan rumah, segera aku berlari untuk mengejar angkutan yang mengangkutku ke jalan raya yang dilalui bus.(Narasi ekspositoris)

Page 10: Menulis daftar pustaka yang baik

4. Ratusan warga mengalami keracunan. Musibah itu terjadi enam jam setelah mereka menikmati hidangan dalam hajatan sunatan di rumah Slamet Riyadi (38), warga Desa Jompo Kulon, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sekitar 200 penduduk dari beberapa desa dibawa ke rumah sakit di puskesmas. Tak ada korban meninggal dalam musibah tersebut. ( Narasi ekspositoris)

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra  dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis [1]

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Majas perbandinganAlegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya,

yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, "

umpama", "ibarat","bak", bagai".Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.Contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.Contoh: Karena sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru.(Rokok merek Djarum)Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.Contoh: Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.Contoh:Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya.Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.Contoh: Indonesia bertanding voli melawan Thailand.Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.Contoh: Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.Contoh: Perilakunya seperti ular yang menggeliat.Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.Contoh: Kita bermain ke rumah Ina.Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.Majas sindiran[sunting | sunting sumber]

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Majas sindiranIroni: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.Majas penegasan[sunting | sunting sumber]Artikel utama untuk bagian ini adalah: Majas penegasanApofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak

diperlukan.Contoh: Saya naik tangga ke atas.Repetisi: Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau klausa yang sejajar.Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih

penting.Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang

sederhana/kurang penting.Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang

sesungguhnya.

Page 11: Menulis daftar pustaka yang baik

Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.Eksklamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi

kalimat yang rancu.Majas pertentangan[Artikel utama untuk bagian ini adalah: Majas pertentanganParadoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.Oksimoron: Paradoks dalam satu frasa.Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.