menjemen program
TRANSCRIPT
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 1/38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pembangunan Kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan
kesejahteraan umum sebagai yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. Pembangunan Kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
berdasarkan kepada Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ) yaitu suatu tatanan yang
menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dalam pengembangan, untuk mencapai derajat kesehatan pada tahun
2000 khususnya yang berkaitan dengan kelangsungan hidup anak oleh UNICEF
(1984) direncanakan suatu tema yaitu “revolusi kelangsungan hidup anak (child
survival revolution)”. Inti pemikiran yang terkandung didalamnya adalah untuk
menurunkan angka kematian bayi dan balita serta meningkatkan mutu hidup anak
dengan memperkenalkan suatu program dengan teknologi tepat guna terutama
bagi negara yang sedang berkembang. Teknologi sederhana itu mencakup
program : tumbuh kembang anak yaitu dengan menilai berat badan yang berkala,
menggalakkan promosi dan pemberian ASI, rehidrasi oral pada penyakit
gastrointeritis dengan larutan garam gula oralit, dan meningkatkan cakupan pada
anak dan ibu hamil tentang pemberian imunisasi (Markum, 2002).
Imunisasi adalah Respon imun dan memori mirip dengan infeksi
alamiah, tetapi tanpa menimbulkan penyakit (tinggi imunogenitas, rendah
reaktogenitas). Di Indonesia ada 2 kelompok imunisasi yaitu imunisasi yang
diharuskan dan imunisasi yang dianjurkan. Imunisasi yang diharuskan adalah:
BCG (Bacillus Calmette-Guerin) ; Hepatitis B; DPT (Difteri Pertusis Tetanus);
Polio; Campak. Imunisasi yang dianjurkan adalah MMR (Measles/campak,
1
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 2/38
Mumps/parotitis, Rubella/ campak jerman); Hib (Haemophilus influenzae b);
demam tifoid; Hepatitis A (Satgas Imunisasi IDAI, 2008).
Pengaruh imunisasi pada epidemiologi penyakit dipengaruhi oleh
apakah vaksin dapat melindungi manusia dari infeksi ataukah vaksin hanya
mampu mengurangi beratnya penyakit tanpa sepenuhnya melindungi dari
penyakit. Vaksin yang hanya dapat mengurangi beratnya penyakit, seperti vaksin
pertusis dan BCG, atau menghambat munculnya gejala penyakit, seperti toksoid
tetanus, tidak dapat menimbulkan imunitas komunitas. Imunitas komunitas
menyangkut efek tidak langsung vaksin, yaitu apabila sebagian besar komunitas
diimunisasi, transmisi agen infeksi akan berkurang sehingga menurunkan risiko
terpajannya individu (termasuk orang yang tidak diimunisasi) pada agen infeksi.
Vaksin yang dapat melindungi dari infeksi, seperti vaksin campak, rubella,
parotitis dan poliomielitis, mempunyai dua efek penting pada epidemiologi
penyakit. Kedua efek tersebut berhubungan dengan imunitas komunitas yang
ditimbulkannya (Latief, 2000).
Salah satu penyakit yang dinilai dapat menimbulkan wabah adalah
campak. Campak adalah penyakit infeksi virus yang dapat menyebar dan
menimbulkan wabah. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada bayi dan
anak, serta dapat memberikan komplikasi neurologis yang dapat menyebabkangangguan tumbuh kembang, pneumonia bahkan kematian. Oleh karena itu tujuan
imunisasi campak adalah untuk mereduksi campak (Samik Wahab, 2002).
Berdasarkan data Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Salaman I
periode Januari-April 2011, cakupan imunisasi campak yaitu 82,17%. Angka ini
memperlihatkan bahwa program Puskesmas Salaman I mengenai cakupan imunisasi
campak tidak memenuhi target dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang yaitu
95%. Dalam pelaporan PWS, terlaporkan bahwa desa Kalirejo hasil cakupannya
dalam lima bulan adalah sebesar 38,8% dari yang seharusnya 39,58% dan dengan
pencapaian sebesar 98,02% dari yang seharusnya 100%. Salah satu dusun di desa
Kalirejo yang mempunyai pelaporan adanya bayi yang belum diimunisasi campak
saat berusia 9 bulan adalah dusun Kobar. Untuk itu penulis memilih dusun Kobar
2
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 3/38
desa Kalirejo sebagai dusun yang ingin diteliti apakah masalah di dusun tersebut
dan setelah ditemukan adanya kekurangan maka akan dilakukannya intervensi di
dusun tersebut.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari penelitian ini, dapat dirumuskan masalah:
cakupan imunisasi campak desa Kalirejo tidak memenuhi target, yaitu 38,8%
dari yang seharusnya 39,58% dan dusun Kobar merupakan salah satu dusun yang
mempunyai pelaporan bayi yang belum diimunisasi campak saat usia 9 bulan.
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini antara lain:
A. Tujuan Umum
Dapat mengetahui gambaran umum cakupan imunisasi campak di
dusun Kobar desa Kalirejo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.
B. Tujuan Khusus
• Mengetahui penyebab kurangnya pencapaian program imunisasi
campak di dusun Kobar desa Kalirejo periode Januari-Mei 2011.• Mampu memberikan alternatif pemecahan masalah yang ada dengan
metode pendekatan sistem hingga penyusunan Plan of Action (POA).
1.1.Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengetahuan penulis tentang masalah
penyakit-penyakit menular, dalam hal ini adalah terutama tentang imunisasi
campak.
3
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 4/38
B. Bagi Puskesmas
Dapat dijadikan sebagai masukan untuk Puskesmas Salaman I
dalam pengambilan tindakan dalam program penyakit-penyakit menular
terutama dalam hal imunisasi campak.
C. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat lebih mengerti dan sadar akan
pentingnya imunisasi campak sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat
ditingkatkan.
1.1.Batasan Pengkajian
A. Batasan Judul
Penulis memilih judul “Peningkatan Pencapaian Program
Imunisasi Campak di Dusun Kobar Desa Kalirejo Sebagai Evaluasi
Manajemen Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang” karena belum
pernah dilakukan sebelumnya. Dengan batasan pengertian judul sebagai
berikut :
1. Peningkatan
Suatu proses yang dilakukan untuk meningkatkan sesuatu, baik
dengan suatu kegiatan ataupun dengan yang lain.2. Pencapaian
Suatu proses atau cara yang dilakukan untuk mencapai sesuatu.
3. Program Imunisasi Campak
Program dari Puskesmas yang terdapat dalam SPM yang
merupakan bagian dari program penyakit-penyakit menular.
4. Imunisasi campak
Salah satu imunisasi wajib pemerintah yang diberikan pada saat
anak berusia 9 bulan.
5. Dusun Kobar
4
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 5/38
Dusun Kobar merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa
Kalirejo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.
6. Desa Kalirejo
Desa Kalirejo merupakan salah satu dari 10 desa yang terdapat
di Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.
7. Puskesamas Salaman I
Puskesamas Salaman I adalah salah satu puskesmas yang
terdapat di Kecamatan Salaman.
8. Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten yang terdapat
di Provinsi Jawa Tengah.
A. Batasan Operasional
Sasaran adalah balita yang terdapat di dusun Kobar desa Kalirejo
Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.
1.1.Metodologi
Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari pengamatan, bidan dan kader dusun Kobar desa Kalirejo,sedangkan data sekunder diperoleh dari SPM dan PWS bulan Januari-Mei 2011
yaitu mengenai jumlah data bayi peserta imunisasi campak dusun Kobar desa
Kalirejo. Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara deskriptif. Kemudian
dilakukan identifikasi masalah dan ditentukan prioritas masalah dari prioritas
masalah dilakukan analisis penyebab masalah dengan pendekatan sistem.
Kemudian analisis faktor penyebab masalah tersebut dimasukkan ke dalam Fish
Bone Analyze. Penyebab masalah diprioritaskan lalu ditentukan alternatif
pemecahan masalah dengan menggunakan metode kriteria matriks.
5
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 6/38
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
6
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 7/38
Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang
disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak
awal masa prodromal sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam.
Infeksi disebarkan lewat udara (airborne) (Darmowandono & Parwati, 2006).
2.2. Etiologi
Agent campak adalah measles virus yang termasuk dalam famili
paramyxoviridae anggota genus morbilivirus. Virus campak sangat sensitif
terhadap temperatur sehingga virus ini menjadi tidak aktif pada suhu 37 derajat
Celcius atau bila dimasukkan ke dalam lemari es selama beberapa jam. Dengan
pembekuan lambat maka infektivitasnya akan hilang (Jawetz, 2006)
2.3. Patofisiologi
Virus campak menginfeksi dengan invasi pada epitel traktus
respiratorius mulai dari hidung sampai traktus respiratorius bagian bawah.
Multiplikasi lokal pada mukosa respiratorius segera disusul dengan viremia
pertama dimana virus menyebar dalam leukosit pada sistern retikukoendotelial.
Setelah terjadi nekrosis pada sel retikuloendotelial sejumlah virus terlepas
kembali dan terjadilah viremia kedua. Sel yang paling banyak terinfeksi adalahmonosit. Jaringan yang terinfeksi termasuk timus, lien, kelenjar limfe, hepar,
kulit, konjungtiva, dan paru. Setelah terjadi viremia kedua seluruh mukosa
respiratorius terlibat dalam perjalanan penyakit sehingga menyebabkan
timbulnya gejala batuk dan korisa. Campak dapat secara langsung
menyebabkan croup, bronchiolitis dan pneumonia, selain itu adanya kerusakan
respiratorius seperti edema dan hilangnya silia menyebabkan timbulnya
komplikasi otitis media dan pneumonia. Setelah beberapa hari sesudah seluruh
mukosa respiratorius terlibat, maka timbullah bercak koplik dan kemudian
timbul ruam pada kulit. Kedua manifestasi ini pada pemeriksaan mikroskopik
menunjukkan multinucleated giant cells, edema inter dan intraseluler,
parakeratosis, dan diskeratosis (Price, 2006)
7
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 8/38
Timbulnya ruam pada campak bersamaan dengan timbulnya antibodi
serum dan penyakit menjadi tidak infeksius. Oleh sebab itu dikatakan bahwa
timbulnya ruam akibat reaksi hipersensitivitas host pada virus campak. Hal ini
berarti bahwa timbulnya ruam ini lebih ke arah imunitas seluler. Pernyataaan
ini didukung data bahwa pasien dengan defisiensi imunitas seluler yang terkena
campak tidak didapatkan adanya ruam makulopapuler, sedangkan pasien
dengan 5a-gamaglobulinemia bila terkena campak masih didapatkan ruam
makulopapuler (Price, 2006).
2.4. Fase campak
Fase-sae yang terjadi pada campak, yaitu:
• Fase inkubasi
Fase inkubasi berlangsung sekitar 10-12 hari. Di fase ini agak sulit
mendeteksi infeksinya karena gejalanya masih bersifat umum bahkan tidak
terlihat sama sekali. Mungkin beberapa anak mengalami demam tetapi
umumnya anak tidak merasakan perubahan apa-apa. Bercak-bercak merah
yang merupakan ciri khas campak pun belum keluar.
• Fase prodromal
Adalah fase dimana gejala penyakit sudah mulai timbul seperti flu, batuk, pilek, dan demam. Mata anak pun akan tampak kemerah-merahan dan
berair. Tak hanya itu, anak tidak bisa melihat dengan jelas ke arah cahaya
karena merasa silau ( photo phobia). Ciri lain, di sebelah dalam mulut
muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak
juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang
turun naik, berkisar 38-40,5°C. Di fase kedua bercak merah belum muncul.
• Fase Makulopapuler
Fase makulopapuler yakni keluarnya bercak merah yang sering diiringi
demam tinggi antara 38-40,5°C. Awalnya, bercak ini hanya muncul di
beberapa bagian tubuh saja, biasanya di belakang kuping, leher, dada,
muka, tangan dan kaki. Untuk membedakan dengan penyakit lain,
8
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 9/38
umumnya warna bercak campak akan sangat khas; merah dengan ukuran
yang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil.
Biasanya, bercak merah akan memenuhi seluruh tubuh dalam waktu satu
minggu meskipun hal ini tergantung pula pada daya tahan tubuh masing-
masing anak. Pada anak yang memiliki daya tahan tubuh baik umumnya
bercak merahnya hanya pada beberapa bagian saja. Tetapi pada anak yang
memiliki daya tahan tubuh lemah, bercak merahnya akan semakin banyak.
Hal ini juga menunjukkan kalau campak yang diderita anak termasuk berat.
• Fase Penyembuhan
Bila bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan
sendirinya. Selanjutnya bercak merah akan berubah menjadi kehitaman dan
bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada akhirnya bercak akan mengelupas
atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya, dibutuhkan waktu
hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak
(Anonim, 2011).
2.1. Gejala Klinis
Gejala klinis yang dijumpai pada penderita campak, antara lain
(Darmowandono & Parwati, 2006):• Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat
ruam keluar.
• Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat.
Membaik dengan cepat pada saat pans menurun.
• Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjunctiva disertai
dengan keradangan disertai dengan keluhan fotofobia.
• Cough merupakan akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai
puncak pada saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu.
• Munculnya Koplik’s spot umumnya pada sekitar 2 hari sebelum munculnya
ruam (hari ke 3-4) dan cepat menghilang setelah beberapa jam atau hari.
Koplik’s spot adalah sekumpulan noktah putih pada daerah epitel bucal
9
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 10/38
yang merah (a grain of salt in the sea of red ), yang merupakan tanda klinik
yang pathognomonik untuk campak.
• Ruam makulopapular semula bewarna kemerahan. Ruam ini muncul
pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga,
menyebar ke arah perifer sampai pada kaki. Ruam umumnya saling
rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi confluent . Ruam ini
membedakan dengan rubella yang ruamnya discrete dan tidak mengalami
desquamasi. Telapak tangan dan kaki tidak mengalami desquamasi.
2.1. Imunisasi
Imunisasi atau vaksinasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat
imunitas, memberikan imunitas protektif dengan menginduksi respons memori
terhadap patogen tertentu/toksin dengan menggunakan preparat antigen
nonvirulen/nontoksik. Antibodi mencegah adherns mikroba masuk ke dalam sel
untuk menginfeksinya. Imunisasi adalah cara yang lebih baik dan lebih murah
dalam mencegah penyakit (Baratawidjaja, 2006).
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu
mencegahs u a t u p e n y a ki t . V a k s in m e m b a nt u t u b u h u n t u k
menghas i l kanantibodi. An t i bod i i n i be r f ungs i me l i ndung it e rh a d ap p e n ya k it . V a k si n t i da k h a n ya m e nj a ga a g ar a n a k
t e t a p s e h a t , t e t a pi j u g a m e m b a nt u m e m b a sm i p e n y a k it yang
serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukupaman.
K e u n t u n g a n p e r l i n d u n g a n y a n g d i b e r i k a n v a k s i n j a u h l e b i h
besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya
vaksin maka bany ak peny ak i t mas a kanak- kanak y ang s e r i us ,
yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.
Di Indonesia imunisasi wajib terdiri dari 5 jenis yaitu bcg, polio, dpt,
hepatitis b, dan campak. Kontraindikasi yang umum terjadi untuk semua jenis
vaksin (DPT/DTAP, OPV, Campak, HIB, Hepatitis B, VZV) adalah : reaksi
anafilaktik terhadap vaksin yang mengkontraindikasikan dosis lanjut dari
10
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 11/38
vaksin tersebut dan yang mengkontraindikasikan penggunaan vaksin yang
mengandung substansi tersebut (Anonim, 1998). Selain itu penyakit sedang
atau berat dengan atau tanpa demam juga merupakan kontraindikasi yang
umum terjadi (Wong, 2004).
Sedangkan reaksi yang terjadi dan bukan merupakan kontraindikasi untuk
diberikan vaksin adalah reaksi lokal ringan sampai sedang (luka, kemerahan,
bengkak) setelah diberikan vaksin. Penyakit ringan akut dengan atau tanpa
demam ringan, riwayat alergi penisilin atau alergi non-spesifik lain atau riwayat
keluarga tentang alergi (Wong, 2004).
Sedangkan untuk pengelompokan kontraindikasi dari berbagai vaksin
sendiri adalah sebagai berikut:
• BCG
Reaksi uji tuberkulin > 5 mm, keadaan imunokompromais, HIV,
dalam terapi kortikosteroid, gizi buruk, demam tinggi, infeksi kulit yang
luas, pernah sakit TBC, kehamilan.
•
PolioKontraindikasinya adalah jika terdapat reaksi anafilaktik
terhadap neomisin atau streptomisin. Keadaan yang harus mendapatkan
kewaspadaan untuk pemberian IPV ini adalah kehamilan (Wong, 2004).
• DPT
Kontraindikasinya adalah ensefalopati dalam 7 hari pemberian
dosis DPT sebelumnya. Sedangkan yang perlu diwaspadai adalah jika
terjadi demam ≥40,5ºC dalam 48 jam setelah vaksinasi dengan dosis
DPT sebelumnya. Kolaps atau status seperti syok dalam 48 jam
pemberian dosis DPT sebelumnya. Kejang dalam 3 hari pemberian dosis
DPT sebelumnya, menangis terus menerus dan tidak dapat didiamkan
yang berakhir ≥3 jam dalam 48 jam pemberian dosis DPT sebelumnya.
11
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 12/38
Selain itu ada gejala yang bukan merupakan kontraindikasi dari
pemberian imunisasi DPT yaitu jika suhu <40,5ºC setelah dosis DPT
sebelumnya, riwayat keluarga tentang kejang sebelumnya, riwayat
keluarga tentang sindrom kematian bayi, riwayat keluarga tentang
kejadian merugikan setelah pemberian DPT (Wong, 2004).
• Hepatitis B
Kontraindikasinya adalah tidak ada, sedangkan yang bukan
merupakan kontraindikasi adalah jika terdapat riwayat penyakit
Hepatitis B (Wong, 2004).
• Campak
Kontraindikasi untuk dilakukan imunisasi campak adalah bila
anak diketahui mempunyai riwayat alergi terhadap antibiotika spesifik
yang digunakan dalam persiapan vaksin tersebut atau alergi telur berat,
TB aktif, keganasan, atau defisiensi imun, atau sedang mendapatkan
terapi sitostosik steroid. Tunda pemberian selam anak demam dan
selama 3 bulan setelat mendapatkan tranfusi darah (Insley, 2005).
Efek samping untuk masing-masing imunisasi adalah sebagai berikut :
• BCG
Menurut Newell dan Meadow tahun 2002 efek samping yangditimbulkan dari vaksinasi BCG muncul setelah 3-6 minggu yaitu
dengan munculnya eritema, indurasi, dan kadang ulserasi. Kelenjar
getah bening aksilaris mungkin membesar dan terasa nyeri. Tanda-tanda
lokal tersebut akan menghilang dalam 2-6 bulan.
Pada umumnya reaksi kulit tuberkulin yang ≥ 10 mm pada anak
atau orang dewasa yang divaksinasi BCG menunjukkan infeksi dengan
M. Tuberkulosis, yang perlu evaluasi diagnostik dan pengobatan lebih
lanjut. Vaksinasi sebelumnya dengan BCG tidak pernah
terkontraindikasi dengan uji tuberkulin (Behram, 2000).
• Polio
12
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 13/38
Secara esensial tidak ada efek samping yang segera. Paralisis
karena vaksin jarang terjadi dalam 2 bulan imunisasi (resiko
diperkirakan 1:7,8 juta dosis), lebih cenderung terjadi pada kontak erat
daripada resipien OPV (Wong, 2004).
• DPT
Menurut Newell dan Meadow tahun 2002 reaksi minor akibat
komponen pertusis dari imunisasi Hib/DPT umum terjadi adalah
gelisah, demam, dan menangis selama beberapa jam setelah
penyuntikan dengan lokasi penyuntikan terasa sakit.
• Hepatitis B
Reaksi lokal ringan (eritema, nyeri) pada sisi injeksi dan juga
dapat terjadi demam ringan (Wong, 2004).
• Campak
Menurut Wong tahun 2004 efek samping yang ditimbulkan oleh
imunisasi campak adalah anoreksia, malaise, ruam, dan demam yang
gejalanya dapat terjadi 7 sampai 10 hari setelah pemberian imunisasi.
Ensefalitis jarang terjadi, perbandingan resikonya diperkirakanmencamapai 1 : 1 juta dosis.
13
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 14/38
Gambar 1. Jadwal imunisasi
2.1. Imunisasi campak
Imunisasi campak efektif untuk memberi kekebalan terhadap
penyakit campak sampai seumur hidup. Penyakit campak yang
disebabkan oleh virus dapat dicegah j ika seseorang mendapatkan
imunisasi campak, minimal dua kali yakni semasa usia 6 bulan-59
bulan dan masa SD (6 - 12tahun).
Jumlah pemberian imunisasi campak diberikan sebanyak 2
kali; 1 ka l i d i u s i a 9 bu l an , 1 ka l i d i u s i a 6 t ahun . D i an j u r kan ,
pember ian c a m p a k k e - 1 s e s u a i j a d w a l . S e l a i n k a r e n a
a n t i b o d i d a r i i b u s u d a h menurun d i usia 9 b ulan, p enyakit
campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum
14
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 15/38
mendapatkan imunisasi campak,ma ka pa da us ia 12 bu la n ha ru s
d i imu nis as i MMR ( Measles Mump Rubella) (Arvin, 2005).
BAB III
PROFIL DESA
3.1 Keadaan Geografis Desa
Luas wilayah desa Kalirejo 679,049 HA
3.2 Keadaan Demografis Desa
• Jumlah penduduk 4.692 jiwa
• Jumlah kepala keluarga 1.340 kk
15
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 16/38
Tabel 1. Usia Penduduk Desa Kalirejo
Kelompok Usia Laki-laki Perempuan Jumlah0-4 183 204 3875-9 160 167 327
10-14 287 289 51615-19 170 158 32820-24 233 241 47425-29 153 307 46030-39 357 349 75140-49 365 324 68550-59 236 231 46760+ 166 225 391
Jumlah 2.305 2.387 4.692
•
Mata pencaharian (umur 10 tahun keatas) – Petani sendiri : 709 orang
– Buruh tani : 907 orang
– Nelayan : - orang
– Pengusaha : 425 orang
– Buruh industri : 265 orang
– Buruh bangunan : 196 orang
– Pedagang : 125 orang
– Pengangkutan : 70 orang
– Pegawai negri : 80 orang
3.1 Komponen Desa Siaga
1. Sarana dan Prasarana
a. Sarana:
– Rumah sakit : tidak ada
– Puskesmas : 1 buah
– Puskesmas pembantu : 1 buah
– PKD : tidak ada
– Polindes : tidak ada
16
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 17/38
a. SDM:
– Dokter umum : 2 orang
– Dokter gigi : 1 orang
– Perawat : 4 orang
– Bidan : 4 orang (1 bidan desa, 3 BPS)
– Dukun bayi : 2 orang
1. Forum Kesehatan Desa
Belum terbentuk
2. Kegiatan Gotong Royong Masyarakat
a. KPKIA : belum ada
b. Ambulance desa : belum ada
c. Donor darah : belum ada
d. Pemanfaatan upaya kesehatan
Posyandu balita
e. Gerakan pengendalian faktor risiko penyakit : belum ada
1.4 Upaya Kesehatan
1. Promotif, preventif oleh kader : dilakukan secara berkala
2. Promotif, preventif oleh bidan : melalui posyandu
3.Pemantauan kesehatan bumil, balita, dan pengendalian risiko : melalui posyandu
3.5 Pengamatan dan Pemantauan Kesehatan
Pengamatan dan pemantauan kesehatan yang terdapat di desa Kalirejo
diantaranya:
1. Buku KIA : ada
2. Buku SIP : ada di tiap posyandu
3. Buku catatan kasus/rujukan kader :belum ada
4. Buku catatan keluarga miskin : ada
5. Buku catatan kelahiran dan kematian: ada
17
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 18/38
1.5 Pembiayaan Kesehatan
1. Tabulin/dasolin : belum berjalan
2. Pokmair : ada
3. Dana posyandu : ada
4. Dana sehat : belum ada
5. Dana kematian : ada
BAB IV
ANALISIS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH
4.1. Alur Pemacahan Masalah
Gambar 2. Siklus Pemecahan Masalah (Hartoyo, 2011)
Program imunisasi campak merupakan program wajib puskesmas yang
berada di dalam program P2M (Penyakit-Penyakit Menular). Berdasar Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Salaman I periode Januari-April 2011
didapatkan bahwa program imunisasi campak merupakan salah satu program
yang cakupannya masih rendah yaitu sebesar 82,17% yang mana belum
mencapai target puskesmas Salaman I sebesar 95%. Dari hasil olahan ini didapat
data bahwa cakupan program imunisasi campak belum maksimal dan belum
mencapai target puskesmas Salaman I, maka langkah selanjutkan dilakukan
18
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 19/38
analisis dengan menggunakan metode pendekatan sistem (input , proses,
lingkungan dan output ) untuk menentukan kemungkinan penyebab masalah.
Berdasarkan siklus pemecahan masalah, proses dan identifikasi masalah
dilakukan dengan mengevaluasi program Puskesmas Salaman I periode Januari- April
2011. Setelah dilakukan evaluasi ditemukan program-program yang masih menjadi
5tmasalah karena pencapaianya kurang. Program imunisasi campak menjadi salah
satu program Puskesmas yang menjadi masalah sehingga perlu dicari pemecahannya
dengan menggunakan kerangka pemikiran pendekatan sistem, sebagai berikut:
Gambar 3. Kerangka Pikir Pendekatan Sistem
4.2. Pencapaian Program SPM Yang Masih Bermasalah
Berdasarkan data SPM Puskesmas Salaman I periode Januari-April 2011,
didapatkan beberapa program yang bermasalah yaitu program yang pencapaiannya
kurang.
Tabel 2. Pencapaian Program (SPM) yang Masih Bermasalah di Puskesmas
Salaman 1 Periode Januari - April 2011
19
INPUT
Man
Money
Method
Material
Machine
PROSES
P1 P2 P3 Out put Outcome
Lingkungan : Fisik, Kependudukan, Sosial, Budaya, Ekonomi dan Kebijakan
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 20/38
No Program Pencapaian(<100%)
Besarnya masalah( 100% - %
pencapaian)
1. Cakupan Kunjungan bumil K1* 92.45 7.552. Cakupan Kunjungan bumil K4 79.62 20.383. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil* 38.71 61.294. Ibu hamil resti yg ditangani (PONED) 0.00 1005. Ibu hamil dg komplikasi yg ditangani (PONED) 0.00 1006. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 87.42 2.587. Cakupan Kn1*) ( 6 jam sd 48 jam) 89.36 10.648. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) ( hari ke 3 s/d hari
ke 7 )94.06 5.94
9. Cakupan kunjungan neonatus (Kn3) ( 8 hr - 28 hr) 94.06 5.9410. Cakupan kunjungan Bayi 99.29 0.7111 Jumlah dukun bayi yg terlatih 86.96 13.0412 Frekuensi pembinaan dukun 81.74 18.26
13 Balita yg naik berat badannya (N/D) 89.37 10.6314 Jml Tempat Tempat Umum (TTU) yg diperiksa* 80.82 19.1815 Rumah sehat 95.35 4.6516 Cakupan suspek tb paru* 38.00 62.0017 Penemuan kasus TB BTA(+) (Case Detection Rate) 46.58 53.4218 Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan /
ditangani sesuai standard9.14 90.86
19 Jumlah bumil yg mendapat TT2* 89.56 10.4420 Imunisasi BCG* 82.89 17.1121 Imunisasi DPT 1* 84.69 15.3122 Imunisasi DPT 3 * 97.76 2.2423 Imunisasi Polio 1* 82.44 17.56
24 Imunisasi Campak* 86.49 13.5125 Imunisasi Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr)* 85.59 14.4126 Imunisasi Hepatitis B1 total* 84.69 15.3127 Imunisasi Hepatitis B2* 89.20 10.8028 Imunisasi Hepatitis B3* 97.76 2.2429 Penyuluhan P3 NAPZA* di sekolah 21.43 78.5730 Penyuluhan HIV/ AIDS * di sekolah 21.43 78.5731 Deteksi kasus baru dan lama p2ptm 0.46 99.54
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pencapaian peserta imunisasi
campak di Puskesmas Salaman I belum memenuhi target yaitu 86,49% dan dengan
cakupan 82,17%, jumlah cakupan belum sesuai target, jumlah pencapaian tersebut
adalah angka kumulatif. Ada beberapa desa yang pencapaian lebih dari pada target
tetapi ada beberapa desa yang pencapaiannya dibawah target. Salah satu desa yang
pencapaiannya dibawah target adalah Desa Kalirejo. Setelah dilihat dari laporan PWS
20
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 21/38
imunisasi, cakupan imunisani campak di desa Kalirejo yaitu 38,8%. Sehingga perlu
analisa dan pemecahan masalah lebih lanjut, apakah benar program posyandu belum
mampu meningkatkan cakupan imunisasi campak ataukah ada faktor lain yang
menjadi masalah dalam pelaksanaan imunisasi campak sehingga cakupannya rendah.
Tabel 3. PWS Pencapaian Imunisasi Campak Perdesa Periode Januari-Mei
No. Desa SasaranBayi
Target 1Tahun (%)
TargetBulan
Berjalan(%)
Pencapaian(%)
1. Salaman 63 95 39,58 31,72. Kalisalak 65 95 39,58 38,53. Menoreh 95 95 39,58 38,94. Kalirejo 85 95 39,58 38,85. Paripurno 60 95 39,58 36,76. Ngargoretno 53 95 39,58 39,67. Ngadirejo 83 95 39,58 42,28. Sidomulyo 84 95 39,58 40,59. Kebonrejo 86 95 39,58 33,7
10. Banjarharjo 27 95 39,58 25,9
BAB V
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
5.1. Penentuan Prioritas Masalah
21
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 22/38
Setelah dilakukan analisa cakupan kegiatan Puskesmas Salaman I
melalui data SPM bulan Januari-April 2011, ditemukan beberapa masalah yang
kemudian ditentukan prioritas masalahnya.berdasarkan hasil tersebut didapatkan
31 prioritas masalah yang salah satu masalahnya adalah cakupan imunisasi
campak dimana skor cakupan 82,17%. Dari laporan PWS, cakupan imunisasi
desa Kalirejo tergolong rendah, yaitu 38,8% dari yang seharusnya 39,58%.
Langkah selanjutnya adalah dilakukan analisa dengan menggunakan metode
pendekatan sistem (input , proses, lingkungan, dan output ) sampai kemudian
dibuat rencana kegiatan dalam bentuk Plan of Action (PoA).
5.2. Analisis Penyebab Masalah
5.2.1. Analisis kuesioner
Pengambilan data melalui kuesioner dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 8 Agustus 2011 pukul 09.00-11.00 WIB. Responden yang diambil
sebanyak 9 responden, yaitu ibu yang memiliki balita berusia di bawah 2 tahun
di dusun Kobar desa Kalirejo. Pengambilan data dilakukan saat posyandu.
Kuesioner berisikan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya dan dikategorikan menjadi:
1. Pertanyaan pengetahuan berisi 5 pertanyaan yang menilai tingkat pemahaman responden tentang imunisasi. Masalah-masalah diukur
berdasarkan pertanyaan yang diajukan yang diajukan dan dijawab dengan
benar. Pengetahuan responden dianggap baik jika menjawab dengan
benar ≥ 80% pertanyaan.
2. Pertanyaan perilaku berisikan 5 pertanyaan yang menilai pengakuan
responden mengenai program imunisasi campak. Masalah-masalah diukur
berdasarkan pertanyaan yang diajukan yang diajukan dan dijawab sesuai
dengan yang diharapkan. Perilaku responden dianggap baik jika
menjawab dengan sesuai ≥ 80% pertanyaan.
Pengamatan yang dilakukan dengan metode pengisian kuesioner
terhadap 9 orang responden ibu yang memiliki anak berusia di bawah 2
22
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 23/38
tahun didapatkan 4 responden telah mengimunisasi campak anaknya pada
bulan Januari-Mei, sedangkan 5 orang responden belum mengimuisasi
campak anaknya.
Tabel 4. Jawaban Kuesioner Kategori Pengetahuan dan Perilaku
No. Nama Pengetahuan % Perilaku %
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Muslimah 1 0 1 0 1 60 1 0 1 0 1 602. Imrokanah 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 1003. Sarijah 1 0 1 0 1 60 1 0 1 0 1 604. Khanifah 1 1 0 0 1 60 1 1 1 1 1 1005. St. Mustakomah 1 0 0 0 1 40 1 1 1 1 1 1006. Tarsi 1 0 0 0 1 40 1 1 1 1 1 1007. Winarti 1 1 0 0 1 60 1 1 1 1 1 100
8. St. Indah Fatika 1 1 1 0 1 80 0 1 1 1 1 809. Konifah 1 0 0 0 1 40 0 0 1 0 1 40
Tabel di atas memuat jawaban kuesioner yang telah diisi responden.
Masing-masing pertanyaan dari tiap kategori diwakili oleh angka 1
sampai 5 untuk pengetahuan dan 1 sampai 5 untuk perilaku. Sedangkan
jawaban responden dideskripsikan dengan angka 1 untuk jawaban yang
benar atau sesuai dan 0 untuk jawaban salah atau tidak sesuai.
Dari tabel tersebut didapatkan bahwa pertanyaan pengetahuanyang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan ke-4 yaitu “Apakah
campak merupakan penyakit menular?”, sedangkan pertanyaan perilaku
yang paling banyak dijawab dengan jawaban tidak sesuai adalah
pertanyaan ke-2 dan ke-4, yaitu “Apakah imunisasi campak dilakuakan
saat anak berusia 9 bulan lihat KMS)?” dan “Apakah anak anda
diimunisasi campak saat berusia 9 bulan?”.
Tabel 5. Hasil Kuesioner Kategori Pengetahuan dan Perilaku
Variabel Baik Kurang Total
N Persentase N Persentase N PersentasePengetahuan 2 22,22% 7 77,78% 9 100 %
23
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 24/38
Perilaku 6 66,67% 3 33,33% 9 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dari 9 responden yang memiliki pengetahuan
baik berjumlah 2 responden atau 22,22%, sedangkan responden yang memiliki perilaku baik berjumlah 6 responden atau 66,67%.
Berdasarkan tabel 4 dan 5 diperoleh alasan bahwa rendahnya cakupan
imunisasi campak dikarenakan rendahnya pengetahuan responden. Disamping
itu juga dilakukan wawancara dengan kader posyandu dengan kesimpulan
bahwa kader tidak terlalu memahami tentang imunisasi dan campak, sedangkan
tugas kader selama ini hanya sekedar mengingatkan ibu untuk melakukan
imunisasi campak sesuai jadwal di posyandu.
5.2.2. Analisis Input
Pendekatan input meliputi 5M (Man, Money, Methode, Material,
Machine), yaitu sebagai berikut :
Tabel 6. Analisis Input
Kelebihan Kekurangan
Man • Terdapatnya petugas imunisasi pada posyandu, yaitu seorang bidan desa, setiap desa 1 bidan.
• Terdapat kader-kader posyanduterlatih yang membantu kegiatan
imunisasi.
• Jumlah kader terlatih kurang,hanya 4 orang.
• Peran kader kurang karenakurangnya keterampilan dalammenyampaikan informasi tentang
imunisasi.
24
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 25/38
Money• Tersedia anggaran dana dari pemerintah, program ini masuk dalamimunisasi dasar lengkap sehinggaseluruh biaya ditanggung pemerintah.
Tidak ada
Methode • Terdapat sistem pencatatan di buku KIA yang diberikan gratisdari puskesmas lalu dari bukuKIA dicatat di lembar kohort
• Kader posyandu memiliki SIP(Sistem Informasi Posyandu)sehingga membantu perekapandata
• Jika hanya 1 balita yangdiimunisasi campak maka akandialihkan ke posyandu terdekat.
Material • Tersedianya lokasi yang tetapuntuk diadakan pemeriksaan posyandu
• Terdapatnya 1 posyandu di dusun
Kobar • Tersedianya tempat imunisasi
lainnya selain posyandu yaitu polindes, dan puskesmas.
Tidak ada
Machine • Tersedianya alat-alat dan vaksinuntuk imunisasi secara gratis
• Tersediannya vaksin dalam jumlah yang cukup
• Tersedia tempat penyimpananvaksin berupa cool box, almari es.
• Terdapat termometer suhu• Adanya lembar kohort, buku
KIA, SIP bagi kader
Tidak ada
Tabel 7. Analisis Proses
Proses Kelebihan KekuranganP1 (Perencanaan) • Terdapat jadwal layanan
imunisasi di puskesmasdan posyandu yang telahdiatur sedemikian rupa.
• Sudah adanya PWS danSPM sebagai indikator keberhasilan program.
• Tidak adanya jadwalkunjungan rumah pada bayi yang tidak datang pada saat imunisasi.
P2 (Penggerak danPelaksanaan)
• Pelayanan programimunisasi berjalan rutin1x sebulan.
• Jika hanya 1 balita yangdiimunisasi campak makaakan dialihkan ke posyandu terdekat.• Belum optimalnya
kunjungan dari rumah
25
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 26/38
ke rumah
P3 (Pengawasan,Pengendalian,Penilaian )
• Terdapat pencatatan datahasil kegiatan
imunisasi oleh bidan dibantuoleh para kader.
• Bidan dankader kurangaktif dalam
pencatatandataimunisasi.
• Bidan dankader tidak melakukanevaluasikedatangan balita yangdiimunisasicampak.
Tabel 8. Analisis Lingkungan
Lingkungan Kelebihan Kekurangan• Lokasi
Puskesmas danPosyandu berada di dekattempat tinggal penduduk sehinggamemudahkanaksesmasyarakat
• Akses menujuPKD dan Pustucukup mudah.
• Kurangnya pengetahuanibu mengenai pentingnyaImunisasi campak
• Ketidakpatuhan ibuuntuk datang ke posyandu sesuai jadwal
• Terdapatnya balita yangsakit saat jadwalimunisasi campak
5.2.2. Output
Tabel 9. Output (Pendekatan SPM)
No Indikator TargetSasaran 1
tahunSasaran bulan
berjalan
HasilKegiatan Cakupan
Skor Pencapaian
1. Imunisasicampak 95% 85 35,41 33 93,19% 98,1%
Hasil cakupan imunisasi campak di dusun Kobar desa Kalirejo kecamatan
Salaman periode Januari-Mei 2011 93,19%.
26
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 27/38
5.3. Rumusan Kemungkinan Penyebab Masalah
Berdasar analisis sistem di atas, maka dapat diketahui kemungkinan penyebab
masalah, yaitu:
1. Jumlah kader terlatih kurang, hanya 4 orang.
2. Peran kader kurang karena kurangnya keterampilan dalam menyampaikan
informasi tentang imunisasi.
3. Jika hanya 1 balita yang diimunisasi campak maka akan dialihkan ke
posyandu terdekat.
4. Tidak adanya jadwal kunjungan rumah pada bayi yang tidak datang pada saat
imunisasi.
5. Belum optimalnya kunjungan dari rumah ke rumah.
6. Bidan dan kader kurang aktif dalam pencatatan data imunisasi.
7. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya Imunisasi campak.
8. Ketidakpatuhan ibu untuk datang ke posyandu sesuai jadwal.
9. Terdapatnya balita yang sakit saat jadwal imunisasi campak.
Berdasar analisis sistem di atas, maka dapat digamabarkan penyebab masalah
dengan diagram fish bone.
27
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 28/38
28
Jumlah kader terlatih kurang, hanya 4 orang.Peran kader kurang karena kurangnya keterampilan dalam menyampaikan informasi tentang imu
P1
INPUT
Hasil cakupan kegiatan adalah38,8% dari target 95% yang ditent
m optimalnya kunjungan dari rumah ke rumahhanya 1 balita yang diimunisasi campak maka akan dialihkan ke posyandu terdekatBidan dan kader kurang aktif d
alam pencatatan data imunisasi.
Bidan dan kader tidak melakukan evaluasi kedatangan balita yang diimunisasi campak.
Kurangnya p
engetahuan ibu mengenai pentingnya Imunisasi cam
Ketidakpatuhan ibu untuk datang ke posyandu sesuai jadwalTerdapatnya balita yang sakit saat jadwal imunisasi campak
Jika hanya 1 balita yang diimunisasi campak maka akan dialihkan ke posyandu terdekat
k adanya jadwal kunjungan rumah pada bayi yang tidak datang pada saat imunisasi
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 29/38
5.4. Penyebab Masalah yang Paling Mungkin
Setelah melakukan konfirmasi dengan koordinator program imunisasi,
bidan desa, dan kader posyandu maka didapatkan penyebab masalah yang paling
mungkin sebagai berikut:
1. Peran kader kurang karena kurangnya keterampilan dalam menyampaikan
informasi tentang imunisasi.
2. Bidan dan kader kurang aktif dalam pencatatan data imunisasi.
3. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya imunisasi campak.
BAB VI
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
29
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 30/38
6.1. Membuat Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah dilakukan analisis penyebab yang paling mungkin, maka
permasalahan rendahnya cakupan imunisasi campak di dusun Kobar desa
Kalirejo, selanjutnya disusun alternatif pemecahan masalah tersebut yang dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 10. Alternatif Pemecahan Masalah
Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah1. Peran kader kurang karena
kurangnya keterampilan dalammenyampaikan informasi tentang
imunisasi
a. Memberikan pembinaan.
1. Bidan dan kader kurang aktif dalam pencatatan data imunisasi.
a. Pemantauan terhadap pencatatan / pembukuan imunisasi yang berjalanoleh pimpinan program.
1. Kurangnya pengetahuan ibumengenai pentingnya Imunisasicampak.
a. Penyuluhan terhadap ibu mengenai pentingnya imunisasi dan penyakitcampak.
6.2. Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan masalah
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya
dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas
alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan metode matriks:
Keterangan:
1. Efektivitas Program
Yaitu menunjukkan pada kemampuan program mengatasi penyebab masalah yang
ditemukan. Makin tinggi kemampuan, makin efektif cara penyelesaian tersebut.
Untuk mengukur efektivitas pemecahan masalah, terdapat beberapa pedoman,
yaitu:
• Magnitude (m)
30
m x i x v
c
c
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 31/38
Artinya besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan, semakin besar atau
banyak penyebab masalah yang dapat diselesaikan maka akan semakin efektif.
Skor untuk penilaian magnitude berkisar antara 1-5, yaitu:
1 = Sangat sedikit penyebab masalah yang dapat diselesaikan
2 = Sedikit penyebab masalah yang dapat diselesaikan
3 = Cukup banyak penyebab masalah yang dapat diselesaikan
4 = Banyak penyebab masalah yang dapat diselesaikan
5 = Sangat banyak penyebab masalah yang dapat diselesaikan
• Importancy (i)
Artinya pentingnya penyelesaian masalah, semakin penting cara penyelesaian
dalam mengatasi penyebab masalah maka akan semakin efektif.
Skor umtuk importancy berkisar antara 1-5, yaitu:
1 = Sangat kurang penting
2 = Kurang penting
3 = Cukup penting
4 = Penting
5 = Sangat penting
• Vunerability (v)
Artinya sensitifitas cara penyelesaian masalah, semakin sensitif maka akansemakin efektif.
Skor untuk vunerability berkisar antara 1-5, yaitu:
1 = Sangat kurang sensitif
2 = Kurang sensitif
3 = Cukup sensitif
4 = Sensitif
5 = Sangat sensitif
1. Efisiensi Program
Yaitu menunjuk pada pemakaian sumber daya. Bila cara penyelesaian deangan
biaya (cost ) yang kecil, maka cara tersebut disebut efisien.
• Cost (c)
Artinya biaya.
31
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 32/38
Skor untuk (cost ) berkisar antara 1-5, yaitu:
1 = Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin kecil.
2 = Bila biaya atau sumber daya yang digunakan kurang besar.
3 = Bila biaya atau sumber daya yang digunakan cukup besar.
4 = Bila biaya atau sumber daya yang digunakan besar.
5 = Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin atau sangat besar.
Tabel 11. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah
No. Penyelesaian Masalah Nilai Kriteria Hasil Akhir (M.I.V)/C
Urutan
M I V C
a. Memberikan pembinaan pada kader.
4 4 3 4 12 III
b. Pemantauan terhadap pencatatan / pembukuanimunisasi yang berjalanoleh pimpinan program.
4 3 3 2 18 II
c. Penyuluhan terhadap ibumengenai pentingnyaimunisasi dan penyakitcampak.
4 4 4 3 21,3 I
Dari hasil metode matriks (m.i.v)/c, maka didapatkan urutan prioritas
penyelesaian masalah yang paling efektif dan efisien, yaitu:
a. Penyuluhan terhadap ibu mengenai pentingnya imunisasi dan penyakit
campak.
b. Pemantauan/pembukuan imunisasi yang berjalan oleh pimpinan program.
c. Memberikan pembinaan pada kader.
6.3. Kemungkinan Penyelesaian Masalah dan Kemungkinan Penerapannya
Berdasarkan analisis penyebab masalah maka kemungkinan
penyelesaian masalahnya adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Rencana Kegiatan dari Strategi Pemecahan Masalah
No. Strategi Penyelesaian Masalah Kegiatan1. Penyuluhan terhadap ibu mengenai Membuat jadwal pemberian
32
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 33/38
pentingnya imunisasi dan penyakitcampak.
penyuluhan dan pembuatan media promosi
2. Pemantauan/pembukuan imunisasiyang berjalan oleh pimpinan program.
Membuat jadwal pemantauankelengkapan pencatatan dataimunisasi.
3. Memberikan pembinaan pada kader. Membuat jadwal pembinaan kader posyandu.
33
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 34/38
Tabel 13. Rencana Kerja Kegiatan Peningkatan Cakupan Imunisasi Campak di Dusun Kobar Desa Kalirejo
Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolok Ukur
1. Penyuluhanimunisasi dandampak penyakitcampak
Meningkatkan pengetahuandan kesadaranibu mengenaiimunisasi dandampak
penyakitcampak
Ibu hamil danibu yangmempunyai
balita
BulanSeptember
Swadana Posyandu Dokter mudadan bidandesa
Ceramahdan diskusi
a. Tolak proses:
Terlaksananya peyulihanimunisasi dampak pencampak
b. Tolak hasil:
Meningkatnya pengetahuankesadaran mengenaiimundan a
penyakit camp2. Pemantauan
kelengkapan pencatatan dataimunisasi.
Agar pendataan
imunisasicampak dapattercakup secarakeseluruhan.
Bidan desa Setiap bulan
padaminggu
pertama
Puskesmas Puskesmas Koordinator
programimunisasi
Pertemuan a. Tolak
proses:Pemantakelengk
pencatatdataimunisadapatterlaksa
b. Tolak hasil:
Pendataan
34
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 35/38
imunisasi cadapat tersecarakeseluruhan.
3. Pembinaan kader mengenai
imunisasi.
Meningkatkan jumlah kader
yang mengertitentangimunisasi
Kader desa Minggu ke-2 bulan
September.
Puskesmas/Desa
DusunKobar
DesaKalirejo
Dokter puskesmas
dan dokter muda
Ceramahdan
diskusi
a. Tolak proses:
terlaksaa pembkader mengenimunisa
b. Tolak hasil: jukader mengerttentangimunisa
bertamb
35
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 36/38
Tabel 14. Gant Chart Rencana Kegiatan Peningkatan Cakupan Imunisasi Campak
36
No Kegiatan Januari
2011
Februari
2011
Maret
2011
April
2011
Mei
2011
Juni
2011
Juli
2011
Agustus
2011
September
2011
Oktober
2011
November
2011
D
2
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 21 Pemantauan
kelengkapan pencatatandataimunisasi.
2 Pembinaankader mengenaiimunisasi.
3 Penyuluhanimunisasidan dampak
penyakit
campak.
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 37/38
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan
Didapatkan faktor-faktor yang menjadi penyebab cakupan imunisasi campak
dusun Kobar desa Kalirejo dan dilakukan analisis penyebab masalah melalui
pendekatan sistem yaitu: input (man, money, method, machine, material), proses
(perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pengendalian), dan lingkungan didapatkan
penyebab paling mungkin dari proses tersebut diketahui ada sembilan masalah yang
paling mungkin.
Setelah ditentukan penyebab yang paling mungkin dilakukan alternatif
pemecahan masalah kemudian dibuat urutan prioritas alternatif pemecahan
masalahnya yaitu, didapatkan:
a. Penyuluhan terhadap ibu mengenai pentingnya imunisasi dan penyakit
campak.
b. Pemantauan/pembukuan imunisasi yang berjalan oleh pimpinan program.
c. Memberikan pembinaan pada kader.
Setelah dibuat urutan prioritas alternatif pemecahan masalahnya dibuatlah
rencana kegiatan tindak lanjut (Plan of Action) untuk tiap alternatif pemecahan
masalahnya.
7.2. Saran
Plan of Action (PoA) yang telah dibuat diharapkan dapat dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat agar dapat tercapai tujuan yang diinginkan.
Pelaksanaan kegiatannya juga tidak lepas dari kerjasama pihak-pihak yang terkait,
sehingga diperlukan suatu tim yang dapat saling memberikan kontribusi secara
terkoordinasi agar kegiatan dapat berjalan baik. Setelah pelaksanaan kegiatan juga
perlu dilakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan kegiatan agar dapat ditelaah
kembali.
DAFTAR PUSTAKA
37
5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 38/38
Anonim, 2008. Potensi Penyakit Pada Bayi di Indonesia Meningkat. Diakses melalui
: http://www.klikdokter.com/article/detail/1117
Anonim, 2011. Etiologi, Infektivitas, dan Epidemiologi Penyakit Campak.
http://fkunhas.com/etiologi-infektivitas-dan-epidemiologi-penyakit-campak-
201104201243.html
Arvin Berhman Klirgman, 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC
Baratawidjaja, 2006. Imunologi Dasar (7th ed). Jakarta : FKUI
Behrman, et al ., 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Jilid I (15th ed). Jakarta: EGC
Darmowandowo Widodo & Parwati S. Basuki, 2006. Campak.
http://www.pediatrik.com/isi03.php?
page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-
esnj280.htm
Hartoyo. 2009. Handout: Instrumen Analisa Penyebab untuk Pemecahan Masalah,Kalangan terbatas
Insley, 2005. Vade-Mecum Pediatri (A Paediatric Vade-Mecum). Jakarta: EGC
Jawetz, Melnick, 2006. Mikrobiologi Kedokteran Edisi: 23. Jakarta: EGC
Latief abdul, dkk, 2000. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta: Infomedika
Markum, 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta: FKUI
Newell, Meadow, 2002. Lecture Notes Pediatrika (7th ed). Jakarta: Penerbit Erlangga
Price Sylvia, Lorainne, 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Suatu Penyakit Edisi 6
Volume 2. Jakarta: EGC
Samik Wahab, 2002. Sistem imun, imunisasi, dan penyakit imun. Jakarta: Widya
Medika
Satgas Imunisasi IDAI, 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Badan
penerbit Ikatan dokter anak Indonesia
Wong, 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
38