menjemen program

38
 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pemba ngunan Keseh atan di Indone sia bertu juan untuk meningkat kan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan der aja t kes eha tan yan g set ing gi- tin ggi nya sebaga i per wuj uda n kesejahteraan umum sebagai yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pe mbangunan Kes eha ta n tersebut diselenggarakan den gan  berdasarkan kepada Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ) yaitu suatu tatanan yang me ngh impun ber bagai upa ya Bangs a Indones ia secara te rpadu dan sa li ng mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dalam pengembang an, untuk mencapa i deraj at keseha tan pada tahun 2000 khususnya yang berkaitan dengan kelangsungan hidup anak oleh UNICEF (1984) direncanakan suatu tema yaitu “ revolusi kelangsungan hidup anak (child  survival revolution)”. Inti pemikiran yang terkandung didalamnya adalah untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita serta meningkatkan mutu hidup anak dengan memperkenalkan suatu program dengan teknologi tepat guna terutama  bagi negar a ya ng sedang ber kembang . Tekno logi se der hana it u menca kup  program : tumbuh kembang anak yaitu dengan menilai berat badan yang berkala, me ngg al akk an pr omosi dan pember ia n AS I, re hi dr asi or al pada pen ya ki t gastrointeritis dengan larutan garam gula oralit, dan meningkatkan cakupan pada anak dan ibu hamil tentang pemberian imunisasi (Markum, 2002). Imunis asi ada la h Respon imun dan memori mi ri p dengan infeksi ala mia h, tet api tan pa menimb ulka n peny aki t (ti nggi imunog eni tas , rendah rea ktogenita s). Di Ind ones ia ada 2 kel ompok imuni sas i yai tu imu nis asi yan g diharuskan dan imunisasi yang dianjurkan. Imunisasi yang diharuskan adalah: BCG (Bacillus Calmette-Guerin) ; Hepatitis B; DPT (Difteri Pertusis Tetanus); Pol io; Campak. Imu nis asi yang dia njurka n ada lah MMR (Me asl es/ campak, 1

Upload: neeken

Post on 14-Jul-2015

317 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 1/38

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pembangunan Kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan

kesejahteraan umum sebagai yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945. Pembangunan Kesehatan tersebut diselenggarakan dengan

 berdasarkan kepada Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ) yaitu suatu tatanan yang

menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling

mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Dalam pengembangan, untuk mencapai derajat kesehatan pada tahun

2000 khususnya yang berkaitan dengan kelangsungan hidup anak oleh UNICEF

(1984) direncanakan suatu tema yaitu “revolusi kelangsungan hidup anak (child 

  survival revolution)”. Inti pemikiran yang terkandung didalamnya adalah untuk 

menurunkan angka kematian bayi dan balita serta meningkatkan mutu hidup anak 

dengan memperkenalkan suatu program dengan teknologi tepat guna terutama

  bagi negara yang sedang berkembang. Teknologi sederhana itu mencakup

 program : tumbuh kembang anak yaitu dengan menilai berat badan yang berkala,

menggalakkan promosi dan pemberian ASI, rehidrasi oral pada penyakit

gastrointeritis dengan larutan garam gula oralit, dan meningkatkan cakupan pada

anak dan ibu hamil tentang pemberian imunisasi (Markum, 2002).

Imunisasi adalah Respon imun dan memori mirip dengan infeksi

alamiah, tetapi tanpa menimbulkan penyakit (tinggi imunogenitas, rendah

reaktogenitas). Di Indonesia ada 2 kelompok imunisasi yaitu imunisasi yang

diharuskan dan imunisasi yang dianjurkan. Imunisasi yang diharuskan adalah:

BCG (Bacillus Calmette-Guerin) ; Hepatitis B; DPT (Difteri Pertusis Tetanus);

Polio; Campak. Imunisasi yang dianjurkan adalah MMR (Measles/campak,

1

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 2/38

 

Mumps/parotitis, Rubella/ campak jerman); Hib (Haemophilus influenzae b);

demam tifoid; Hepatitis A (Satgas Imunisasi IDAI, 2008).

Pengaruh imunisasi pada epidemiologi penyakit dipengaruhi oleh

apakah vaksin dapat melindungi manusia dari infeksi ataukah vaksin hanya

mampu mengurangi beratnya penyakit tanpa sepenuhnya melindungi dari

 penyakit. Vaksin yang hanya dapat mengurangi beratnya penyakit, seperti vaksin

 pertusis dan BCG, atau menghambat munculnya gejala penyakit, seperti toksoid

tetanus, tidak dapat menimbulkan imunitas komunitas. Imunitas komunitas

menyangkut efek tidak langsung vaksin, yaitu apabila sebagian besar komunitas

diimunisasi, transmisi agen infeksi akan berkurang sehingga menurunkan risiko

terpajannya individu (termasuk orang yang tidak diimunisasi) pada agen infeksi.

Vaksin yang dapat melindungi dari infeksi, seperti vaksin campak, rubella,

  parotitis dan poliomielitis, mempunyai dua efek penting pada epidemiologi

  penyakit. Kedua efek tersebut berhubungan dengan imunitas komunitas yang

ditimbulkannya (Latief, 2000).

Salah satu penyakit yang dinilai dapat menimbulkan wabah adalah

campak. Campak adalah penyakit infeksi virus yang dapat menyebar dan

menimbulkan wabah. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada bayi dan

anak, serta dapat memberikan komplikasi neurologis yang dapat menyebabkangangguan tumbuh kembang, pneumonia bahkan kematian. Oleh karena itu tujuan

imunisasi campak adalah untuk mereduksi campak (Samik Wahab, 2002).

Berdasarkan data Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Salaman I

  periode Januari-April 2011, cakupan imunisasi campak yaitu 82,17%. Angka ini

memperlihatkan bahwa program Puskesmas Salaman I mengenai cakupan imunisasi

campak tidak memenuhi target dari Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang yaitu

95%. Dalam pelaporan PWS, terlaporkan bahwa desa Kalirejo hasil cakupannya

dalam lima bulan adalah sebesar 38,8% dari yang seharusnya 39,58% dan dengan

 pencapaian sebesar 98,02% dari yang seharusnya 100%. Salah satu dusun di desa

Kalirejo yang mempunyai pelaporan adanya bayi yang belum diimunisasi campak 

saat berusia 9 bulan adalah dusun Kobar. Untuk itu penulis memilih dusun Kobar 

2

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 3/38

 

desa Kalirejo sebagai dusun yang ingin diteliti apakah masalah di dusun tersebut

dan setelah ditemukan adanya kekurangan maka akan dilakukannya intervensi di

dusun tersebut. 

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari penelitian ini, dapat dirumuskan masalah:

cakupan imunisasi campak desa Kalirejo tidak memenuhi target, yaitu 38,8%

dari yang seharusnya 39,58% dan dusun Kobar merupakan salah satu dusun yang

mempunyai pelaporan bayi yang belum diimunisasi campak saat usia 9 bulan.

1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan laporan ini antara lain:

A. Tujuan Umum

Dapat mengetahui gambaran umum cakupan imunisasi campak di

dusun Kobar desa Kalirejo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.

B. Tujuan Khusus

• Mengetahui penyebab kurangnya pencapaian program imunisasi

campak di dusun Kobar desa Kalirejo periode Januari-Mei 2011.• Mampu memberikan alternatif pemecahan masalah yang ada dengan

metode pendekatan sistem hingga penyusunan Plan of Action (POA).

1.1.Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Bagi Penulis

Untuk meningkatkan pengetahuan penulis tentang masalah

 penyakit-penyakit menular, dalam hal ini adalah terutama tentang imunisasi

campak.

3

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 4/38

 

B. Bagi Puskesmas

Dapat dijadikan sebagai masukan untuk Puskesmas Salaman I

dalam pengambilan tindakan dalam program penyakit-penyakit menular 

terutama dalam hal imunisasi campak.

C. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat lebih mengerti dan sadar akan

 pentingnya imunisasi campak sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat

ditingkatkan.

1.1.Batasan Pengkajian

A. Batasan Judul

Penulis memilih judul “Peningkatan Pencapaian Program

Imunisasi Campak di Dusun Kobar Desa Kalirejo  Sebagai Evaluasi

Manajemen Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang” karena belum

  pernah dilakukan sebelumnya. Dengan batasan pengertian judul sebagai

 berikut :

1. Peningkatan

Suatu proses yang dilakukan untuk meningkatkan sesuatu, baik 

dengan suatu kegiatan ataupun dengan yang lain.2. Pencapaian

Suatu proses atau cara yang dilakukan untuk mencapai sesuatu.

3. Program Imunisasi Campak 

Program dari Puskesmas yang terdapat dalam SPM yang

merupakan bagian dari program penyakit-penyakit menular.

4. Imunisasi campak 

Salah satu imunisasi wajib pemerintah yang diberikan pada saat

anak berusia 9 bulan.

5. Dusun Kobar 

4

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 5/38

 

Dusun Kobar merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa

Kalirejo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.

6. Desa Kalirejo

Desa Kalirejo merupakan salah satu dari 10 desa yang terdapat

di Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.

7. Puskesamas Salaman I

Puskesamas Salaman I adalah salah satu puskesmas yang

terdapat di Kecamatan Salaman.

8. Kabupaten Magelang

Kabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten yang terdapat

di Provinsi Jawa Tengah.

A. Batasan Operasional

Sasaran adalah balita yang terdapat di dusun Kobar desa Kalirejo

Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.

1.1.Metodologi

Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder. Data

 primer diperoleh dari pengamatan, bidan dan kader dusun Kobar desa Kalirejo,sedangkan data sekunder diperoleh dari SPM dan PWS bulan Januari-Mei 2011

yaitu mengenai jumlah data bayi peserta imunisasi campak dusun Kobar desa

Kalirejo. Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara deskriptif. Kemudian

dilakukan identifikasi masalah dan ditentukan prioritas masalah dari prioritas

masalah dilakukan analisis penyebab masalah dengan pendekatan sistem.

Kemudian analisis faktor penyebab masalah tersebut dimasukkan ke dalam Fish

  Bone Analyze. Penyebab masalah diprioritaskan lalu ditentukan alternatif 

 pemecahan masalah dengan menggunakan metode kriteria matriks.

5

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 6/38

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

6

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 7/38

 

Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang

disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak 

awal masa prodromal sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam.

Infeksi disebarkan lewat udara (airborne) (Darmowandono & Parwati, 2006).

2.2. Etiologi

Agent campak adalah measles virus yang termasuk dalam famili

 paramyxoviridae anggota genus morbilivirus. Virus campak sangat sensitif 

terhadap temperatur sehingga virus ini menjadi tidak aktif pada suhu 37 derajat

Celcius atau bila dimasukkan ke dalam lemari es selama beberapa jam. Dengan

 pembekuan lambat maka infektivitasnya akan hilang (Jawetz, 2006)

2.3. Patofisiologi

Virus campak menginfeksi dengan invasi pada epitel traktus

respiratorius mulai dari hidung sampai traktus respiratorius bagian bawah.

Multiplikasi lokal pada mukosa respiratorius segera disusul dengan viremia

 pertama dimana virus menyebar dalam leukosit pada sistern retikukoendotelial.

Setelah terjadi nekrosis pada sel retikuloendotelial sejumlah virus terlepas

kembali dan terjadilah viremia kedua. Sel yang paling banyak terinfeksi adalahmonosit. Jaringan yang terinfeksi termasuk timus, lien, kelenjar limfe, hepar,

kulit, konjungtiva, dan paru. Setelah terjadi viremia kedua seluruh mukosa

respiratorius terlibat dalam perjalanan penyakit sehingga menyebabkan

timbulnya gejala batuk dan korisa. Campak dapat secara langsung

menyebabkan croup, bronchiolitis dan pneumonia, selain itu adanya kerusakan

respiratorius seperti edema dan hilangnya silia menyebabkan timbulnya

komplikasi otitis media dan pneumonia. Setelah beberapa hari sesudah seluruh

mukosa respiratorius terlibat, maka timbullah bercak koplik dan kemudian

timbul ruam pada kulit. Kedua manifestasi ini pada pemeriksaan mikroskopik 

menunjukkan multinucleated giant cells, edema inter dan intraseluler,

 parakeratosis, dan diskeratosis (Price, 2006)

7

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 8/38

 

Timbulnya ruam pada campak bersamaan dengan timbulnya antibodi

serum dan penyakit menjadi tidak infeksius. Oleh sebab itu dikatakan bahwa

timbulnya ruam akibat reaksi hipersensitivitas host pada virus campak. Hal ini

 berarti bahwa timbulnya ruam ini lebih ke arah imunitas seluler. Pernyataaan

ini didukung data bahwa pasien dengan defisiensi imunitas seluler yang terkena

campak tidak didapatkan adanya ruam makulopapuler, sedangkan pasien

dengan 5a-gamaglobulinemia bila terkena campak masih didapatkan ruam

makulopapuler (Price, 2006).

 

2.4. Fase campak 

Fase-sae yang terjadi pada campak, yaitu:

• Fase inkubasi

Fase inkubasi berlangsung sekitar 10-12 hari. Di fase ini agak sulit

mendeteksi infeksinya karena gejalanya masih bersifat umum bahkan tidak 

terlihat sama sekali. Mungkin beberapa anak mengalami demam tetapi

umumnya anak tidak merasakan perubahan apa-apa. Bercak-bercak merah

yang merupakan ciri khas campak pun belum keluar.

• Fase prodromal

Adalah fase dimana gejala penyakit sudah mulai timbul seperti flu, batuk, pilek, dan demam. Mata anak pun akan tampak kemerah-merahan dan

 berair. Tak hanya itu, anak tidak bisa melihat dengan jelas ke arah cahaya

karena merasa silau (  photo phobia). Ciri lain, di sebelah dalam mulut

muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak 

 juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang

turun naik, berkisar 38-40,5°C. Di fase kedua bercak merah belum muncul.

• Fase Makulopapuler 

Fase makulopapuler yakni keluarnya bercak merah yang sering diiringi

demam tinggi antara 38-40,5°C. Awalnya, bercak ini hanya muncul di

 beberapa bagian tubuh saja, biasanya di belakang kuping, leher, dada,

muka, tangan dan kaki. Untuk membedakan dengan penyakit lain,

8

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 9/38

 

umumnya warna bercak campak akan sangat khas; merah dengan ukuran

yang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil.

Biasanya, bercak merah akan memenuhi seluruh tubuh dalam waktu satu

minggu meskipun hal ini tergantung pula pada daya tahan tubuh masing-

masing anak. Pada anak yang memiliki daya tahan tubuh baik umumnya

 bercak merahnya hanya pada beberapa bagian saja. Tetapi pada anak yang

memiliki daya tahan tubuh lemah, bercak merahnya akan semakin banyak.

Hal ini juga menunjukkan kalau campak yang diderita anak termasuk berat.

• Fase Penyembuhan

Bila bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan

sendirinya. Selanjutnya bercak merah akan berubah menjadi kehitaman dan

 bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada akhirnya bercak akan mengelupas

atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya, dibutuhkan waktu

hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak 

(Anonim, 2011).

2.1. Gejala Klinis

Gejala klinis yang dijumpai pada penderita campak, antara lain

(Darmowandono & Parwati, 2006):• Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat

ruam keluar.

•   Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat.

Membaik dengan cepat pada saat pans menurun.

• Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjunctiva disertai

dengan keradangan disertai dengan keluhan fotofobia.

• Cough merupakan akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai

 puncak pada saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu.

• Munculnya Koplik’s spot umumnya pada sekitar 2 hari sebelum munculnya

ruam (hari ke 3-4) dan cepat menghilang setelah beberapa jam atau hari.

 Koplik’s spot adalah sekumpulan noktah putih pada daerah epitel bucal

9

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 10/38

 

yang merah (a grain of salt in the sea of red ), yang merupakan tanda klinik 

yang pathognomonik untuk campak.

• Ruam makulopapular semula bewarna kemerahan. Ruam ini muncul

  pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga,

menyebar ke arah perifer sampai pada kaki. Ruam umumnya saling

rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi confluent . Ruam ini

membedakan dengan rubella yang ruamnya discrete dan tidak mengalami

desquamasi. Telapak tangan dan kaki tidak mengalami desquamasi.

2.1. Imunisasi

Imunisasi atau vaksinasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat

imunitas, memberikan imunitas protektif dengan menginduksi respons memori

terhadap patogen tertentu/toksin dengan menggunakan preparat antigen

nonvirulen/nontoksik. Antibodi mencegah adherns mikroba masuk ke dalam sel

untuk menginfeksinya. Imunisasi adalah cara yang lebih baik dan lebih murah

dalam mencegah penyakit (Baratawidjaja, 2006).

Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu

mencegahs u a t u p e n y a ki t . V a k s in m e m b a nt u t u b u h u n t u k  

menghas i l kanantibodi. An t i bod i i n i be r f ungs i me l i ndung it e rh a d ap p e n ya k it . V a k si n t i da k h a n ya m e nj a ga a g ar a n a k  

t e t a p s e h a t , t e t a pi j u g a m e m b a nt u m e m b a sm i p e n y a k it yang

serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukupaman.

K e u n t u n g a n p e r l i n d u n g a n y a n g d i b e r i k a n v a k s i n j a u h l e b i h

 besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya

vaksin maka bany ak peny ak i t mas a kanak- kanak y ang s e r i us ,

yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.

Di Indonesia imunisasi wajib terdiri dari 5 jenis yaitu bcg, polio, dpt,

hepatitis b, dan campak. Kontraindikasi yang umum terjadi untuk semua jenis

vaksin (DPT/DTAP, OPV, Campak, HIB, Hepatitis B, VZV) adalah : reaksi

anafilaktik terhadap vaksin yang mengkontraindikasikan dosis lanjut dari

10

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 11/38

 

vaksin tersebut dan yang mengkontraindikasikan penggunaan vaksin yang

mengandung substansi tersebut (Anonim, 1998). Selain itu penyakit sedang

atau berat dengan atau tanpa demam juga merupakan kontraindikasi yang

umum terjadi (Wong, 2004).

Sedangkan reaksi yang terjadi dan bukan merupakan kontraindikasi untuk 

diberikan vaksin adalah reaksi lokal ringan sampai sedang (luka, kemerahan,

 bengkak) setelah diberikan vaksin. Penyakit ringan akut dengan atau tanpa

demam ringan, riwayat alergi penisilin atau alergi non-spesifik lain atau riwayat

keluarga tentang alergi (Wong, 2004).

Sedangkan untuk pengelompokan kontraindikasi dari berbagai vaksin

sendiri adalah sebagai berikut:

• BCG

Reaksi uji tuberkulin > 5 mm, keadaan imunokompromais, HIV,

dalam terapi kortikosteroid, gizi buruk, demam tinggi, infeksi kulit yang

luas, pernah sakit TBC, kehamilan.

PolioKontraindikasinya adalah jika terdapat reaksi anafilaktik 

terhadap neomisin atau streptomisin. Keadaan yang harus mendapatkan

kewaspadaan untuk pemberian IPV ini adalah kehamilan (Wong, 2004).

• DPT

Kontraindikasinya adalah ensefalopati dalam 7 hari pemberian

dosis DPT sebelumnya. Sedangkan yang perlu diwaspadai adalah jika

terjadi demam ≥40,5ºC dalam 48 jam setelah vaksinasi dengan dosis

DPT sebelumnya. Kolaps atau status seperti syok dalam 48 jam

 pemberian dosis DPT sebelumnya. Kejang dalam 3 hari pemberian dosis

DPT sebelumnya, menangis terus menerus dan tidak dapat didiamkan

yang berakhir ≥3 jam dalam 48 jam pemberian dosis DPT sebelumnya.

11

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 12/38

 

Selain itu ada gejala yang bukan merupakan kontraindikasi dari

 pemberian imunisasi DPT yaitu jika suhu <40,5ºC setelah dosis DPT

sebelumnya, riwayat keluarga tentang kejang sebelumnya, riwayat

keluarga tentang sindrom kematian bayi, riwayat keluarga tentang

kejadian merugikan setelah pemberian DPT (Wong, 2004).

• Hepatitis B

Kontraindikasinya adalah tidak ada, sedangkan yang bukan

merupakan kontraindikasi adalah jika terdapat riwayat penyakit

Hepatitis B (Wong, 2004).

• Campak 

Kontraindikasi untuk dilakukan imunisasi campak adalah bila

anak diketahui mempunyai riwayat alergi terhadap antibiotika spesifik 

yang digunakan dalam persiapan vaksin tersebut atau alergi telur berat,

TB aktif, keganasan, atau defisiensi imun, atau sedang mendapatkan

terapi sitostosik steroid. Tunda pemberian selam anak demam dan

selama 3 bulan setelat mendapatkan tranfusi darah (Insley, 2005).

Efek samping untuk masing-masing imunisasi adalah sebagai berikut :

• BCG

Menurut Newell dan Meadow tahun 2002 efek samping yangditimbulkan dari vaksinasi BCG muncul setelah 3-6 minggu yaitu

dengan munculnya eritema, indurasi, dan kadang ulserasi. Kelenjar 

getah bening aksilaris mungkin membesar dan terasa nyeri. Tanda-tanda

lokal tersebut akan menghilang dalam 2-6 bulan.

Pada umumnya reaksi kulit tuberkulin yang ≥ 10 mm pada anak 

atau orang dewasa yang divaksinasi BCG menunjukkan infeksi dengan

M. Tuberkulosis, yang perlu evaluasi diagnostik dan pengobatan lebih

lanjut. Vaksinasi sebelumnya dengan BCG tidak pernah

terkontraindikasi dengan uji tuberkulin (Behram, 2000).

• Polio

12

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 13/38

 

Secara esensial tidak ada efek samping yang segera. Paralisis

karena vaksin jarang terjadi dalam 2 bulan imunisasi (resiko

diperkirakan 1:7,8 juta dosis), lebih cenderung terjadi pada kontak erat

daripada resipien OPV (Wong, 2004).

• DPT

Menurut Newell dan Meadow tahun 2002  reaksi minor akibat

komponen pertusis dari imunisasi Hib/DPT umum terjadi adalah

gelisah, demam, dan menangis selama beberapa jam setelah

 penyuntikan dengan lokasi penyuntikan terasa sakit.

• Hepatitis B

Reaksi lokal ringan (eritema, nyeri) pada sisi injeksi dan juga

dapat terjadi demam ringan (Wong, 2004).

• Campak 

Menurut Wong tahun 2004 efek samping yang ditimbulkan oleh

imunisasi campak adalah anoreksia, malaise, ruam, dan demam yang

gejalanya dapat terjadi 7 sampai 10 hari setelah pemberian imunisasi.

Ensefalitis jarang terjadi, perbandingan resikonya diperkirakanmencamapai 1 : 1 juta dosis.

13

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 14/38

 

Gambar 1. Jadwal imunisasi

2.1. Imunisasi campak 

Imunisasi campak efektif untuk memberi kekebalan terhadap

  penyakit campak sampai seumur hidup. Penyakit campak yang

disebabkan oleh virus dapat dicegah j ika seseorang mendapatkan

imunisasi campak, minimal dua kali yakni semasa usia 6 bulan-59

 bulan dan masa SD (6 - 12tahun).

Jumlah pemberian imunisasi campak diberikan sebanyak 2

kali; 1 ka l i d i u s i a 9 bu l an , 1 ka l i d i u s i a 6 t ahun . D i an j u r kan ,

  pember ian c a m p a k k e - 1 s e s u a i j a d w a l . S e l a i n k a r e n a

a n t i b o d i d a r i i b u s u d a h menurun d i usia 9 b ulan, p enyakit

campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum

14

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 15/38

 

mendapatkan imunisasi campak,ma ka pa da us ia 12 bu la n ha ru s

d i imu nis as i MMR ( Measles Mump Rubella) (Arvin, 2005).

BAB III

PROFIL DESA

3.1 Keadaan Geografis Desa

Luas wilayah desa Kalirejo 679,049 HA

3.2 Keadaan Demografis Desa

• Jumlah penduduk 4.692 jiwa

• Jumlah kepala keluarga 1.340 kk 

15

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 16/38

 

Tabel 1. Usia Penduduk Desa Kalirejo

Kelompok Usia Laki-laki Perempuan Jumlah0-4 183 204 3875-9 160 167 327

10-14 287 289 51615-19 170 158 32820-24 233 241 47425-29 153 307 46030-39 357 349 75140-49 365 324 68550-59 236 231 46760+ 166 225 391

Jumlah 2.305 2.387 4.692

Mata pencaharian (umur 10 tahun keatas) –  Petani sendiri : 709 orang

 –  Buruh tani : 907 orang

 –    Nelayan : - orang

 –  Pengusaha : 425 orang

 –  Buruh industri : 265 orang

 –  Buruh bangunan : 196 orang

 –  Pedagang : 125 orang

 –  Pengangkutan : 70 orang

 –  Pegawai negri : 80 orang

3.1 Komponen Desa Siaga

1. Sarana dan Prasarana

a. Sarana:

 –  Rumah sakit : tidak ada

 –  Puskesmas : 1 buah

 –  Puskesmas pembantu : 1 buah

 –  PKD : tidak ada

 –  Polindes : tidak ada

16

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 17/38

 

a. SDM:

 –  Dokter umum : 2 orang

 –  Dokter gigi : 1 orang

 –  Perawat : 4 orang

 –  Bidan : 4 orang (1 bidan desa, 3 BPS)

 –  Dukun bayi : 2 orang

1. Forum Kesehatan Desa

Belum terbentuk 

2. Kegiatan Gotong Royong Masyarakat

a. KPKIA : belum ada

b. Ambulance desa : belum ada

c. Donor darah : belum ada

d. Pemanfaatan upaya kesehatan

Posyandu balita

e. Gerakan pengendalian faktor risiko penyakit : belum ada

1.4 Upaya Kesehatan

1. Promotif, preventif oleh kader : dilakukan secara berkala

2. Promotif, preventif oleh bidan : melalui posyandu

3.Pemantauan kesehatan bumil, balita, dan pengendalian risiko : melalui posyandu

3.5 Pengamatan dan Pemantauan Kesehatan

Pengamatan dan pemantauan kesehatan yang terdapat di desa Kalirejo

diantaranya:

1. Buku KIA : ada

2. Buku SIP : ada di tiap posyandu

3. Buku catatan kasus/rujukan kader :belum ada

4. Buku catatan keluarga miskin : ada

5. Buku catatan kelahiran dan kematian: ada

17

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 18/38

 

1.5 Pembiayaan Kesehatan

1. Tabulin/dasolin : belum berjalan

2. Pokmair : ada

3. Dana posyandu : ada

4. Dana sehat : belum ada

5. Dana kematian : ada

BAB IV

ANALISIS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

4.1. Alur Pemacahan Masalah

Gambar 2. Siklus Pemecahan Masalah (Hartoyo, 2011)

Program imunisasi campak  merupakan program wajib puskesmas yang

 berada di dalam program P2M (Penyakit-Penyakit Menular). Berdasar Standar 

Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Salaman I periode Januari-April 2011

didapatkan bahwa program imunisasi campak merupakan salah satu program

yang cakupannya masih rendah yaitu sebesar 82,17% yang mana belum

mencapai target puskesmas Salaman I sebesar 95%. Dari hasil olahan ini didapat

data bahwa cakupan program imunisasi campak belum maksimal dan belum

mencapai target puskesmas Salaman I, maka langkah selanjutkan dilakukan

18

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 19/38

 

analisis dengan menggunakan metode pendekatan sistem (input , proses,

lingkungan dan output ) untuk menentukan kemungkinan penyebab masalah. 

Berdasarkan siklus pemecahan masalah, proses dan identifikasi masalah

dilakukan dengan mengevaluasi program Puskesmas Salaman I periode Januari- April

2011. Setelah dilakukan evaluasi ditemukan program-program yang masih menjadi

5tmasalah karena pencapaianya kurang. Program imunisasi campak menjadi salah

satu program Puskesmas yang menjadi masalah sehingga perlu dicari pemecahannya

dengan menggunakan kerangka pemikiran pendekatan sistem, sebagai berikut:

Gambar 3. Kerangka Pikir Pendekatan Sistem

4.2. Pencapaian Program SPM Yang Masih Bermasalah

Berdasarkan data SPM Puskesmas Salaman I periode Januari-April 2011,

didapatkan beberapa program yang bermasalah yaitu program yang pencapaiannya

kurang.

Tabel 2. Pencapaian Program (SPM) yang Masih Bermasalah di Puskesmas

Salaman 1 Periode Januari - April 2011

19

INPUT

Man

Money

Method 

Material 

Machine

PROSES

P1 P2 P3 Out put  Outcome

Lingkungan : Fisik, Kependudukan, Sosial, Budaya, Ekonomi dan Kebijakan

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 20/38

 

 No Program Pencapaian(<100%)

Besarnya masalah( 100% - %

 pencapaian)

1. Cakupan Kunjungan bumil K1* 92.45 7.552. Cakupan Kunjungan bumil K4 79.62 20.383. Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil* 38.71 61.294. Ibu hamil resti yg ditangani (PONED) 0.00 1005. Ibu hamil dg komplikasi yg ditangani (PONED) 0.00 1006. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 87.42 2.587. Cakupan Kn1*) ( 6 jam sd 48 jam) 89.36 10.648. Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) ( hari ke 3 s/d hari

ke 7 )94.06 5.94

9. Cakupan kunjungan neonatus (Kn3) ( 8 hr - 28 hr) 94.06 5.9410. Cakupan kunjungan Bayi 99.29 0.7111 Jumlah dukun bayi yg terlatih 86.96 13.0412 Frekuensi pembinaan dukun 81.74 18.26

13 Balita yg naik berat badannya (N/D) 89.37 10.6314 Jml Tempat Tempat Umum (TTU) yg diperiksa* 80.82 19.1815 Rumah sehat 95.35 4.6516 Cakupan suspek tb paru* 38.00 62.0017 Penemuan kasus TB BTA(+) (Case Detection Rate) 46.58 53.4218 Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan /

ditangani sesuai standard9.14 90.86

19 Jumlah bumil yg mendapat TT2* 89.56 10.4420 Imunisasi BCG* 82.89 17.1121 Imunisasi DPT 1* 84.69 15.3122 Imunisasi DPT 3 * 97.76 2.2423 Imunisasi Polio 1* 82.44 17.56

24 Imunisasi Campak* 86.49 13.5125 Imunisasi Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr)* 85.59 14.4126 Imunisasi Hepatitis B1 total* 84.69 15.3127 Imunisasi Hepatitis B2* 89.20 10.8028 Imunisasi Hepatitis B3* 97.76 2.2429 Penyuluhan P3 NAPZA* di sekolah 21.43 78.5730 Penyuluhan HIV/ AIDS * di sekolah 21.43 78.5731 Deteksi kasus baru dan lama p2ptm 0.46 99.54

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pencapaian peserta imunisasi

campak di Puskesmas Salaman I belum memenuhi target yaitu 86,49% dan dengan

cakupan 82,17%, jumlah cakupan belum sesuai target, jumlah pencapaian tersebut

adalah angka kumulatif. Ada beberapa desa yang pencapaian lebih dari pada target

tetapi ada beberapa desa yang pencapaiannya dibawah target. Salah satu desa yang

 pencapaiannya dibawah target adalah Desa Kalirejo. Setelah dilihat dari laporan PWS

20

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 21/38

 

imunisasi, cakupan imunisani campak di desa Kalirejo yaitu 38,8%. Sehingga perlu

analisa dan pemecahan masalah lebih lanjut, apakah benar program posyandu belum

mampu meningkatkan cakupan imunisasi campak ataukah ada faktor lain yang

menjadi masalah dalam pelaksanaan imunisasi campak sehingga cakupannya rendah.

Tabel 3. PWS Pencapaian Imunisasi Campak Perdesa Periode Januari-Mei

 No. Desa SasaranBayi

Target 1Tahun (%)

TargetBulan

Berjalan(%)

Pencapaian(%)

1. Salaman 63 95 39,58 31,72. Kalisalak 65 95 39,58 38,53. Menoreh 95 95 39,58 38,94. Kalirejo 85 95 39,58 38,85. Paripurno 60 95 39,58 36,76. Ngargoretno 53 95 39,58 39,67. Ngadirejo 83 95 39,58 42,28. Sidomulyo 84 95 39,58 40,59. Kebonrejo 86 95 39,58 33,7

10. Banjarharjo 27 95 39,58 25,9

BAB V

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

5.1. Penentuan Prioritas Masalah

21

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 22/38

 

Setelah dilakukan analisa cakupan kegiatan Puskesmas Salaman I

melalui data SPM bulan Januari-April 2011, ditemukan beberapa masalah yang

kemudian ditentukan prioritas masalahnya.berdasarkan hasil tersebut didapatkan

31 prioritas masalah yang salah satu masalahnya adalah cakupan imunisasi

campak dimana skor cakupan 82,17%. Dari laporan PWS, cakupan imunisasi

desa Kalirejo tergolong rendah, yaitu 38,8% dari yang seharusnya 39,58%.

Langkah selanjutnya adalah dilakukan analisa dengan menggunakan metode

  pendekatan sistem (input , proses, lingkungan, dan output ) sampai kemudian

dibuat rencana kegiatan dalam bentuk  Plan of Action (PoA).

5.2. Analisis Penyebab Masalah

5.2.1. Analisis kuesioner

Pengambilan data melalui kuesioner dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 8 Agustus 2011 pukul 09.00-11.00 WIB. Responden yang diambil

sebanyak 9 responden, yaitu ibu yang memiliki balita berusia di bawah 2 tahun

di dusun Kobar desa Kalirejo. Pengambilan data dilakukan saat posyandu.

Kuesioner berisikan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya dan dikategorikan menjadi:

1. Pertanyaan pengetahuan berisi 5 pertanyaan yang menilai tingkat  pemahaman responden tentang imunisasi. Masalah-masalah diukur 

 berdasarkan pertanyaan yang diajukan yang diajukan dan dijawab dengan

  benar. Pengetahuan responden dianggap baik jika menjawab dengan

 benar ≥ 80% pertanyaan.

2. Pertanyaan perilaku berisikan 5 pertanyaan yang menilai pengakuan

responden mengenai program imunisasi campak. Masalah-masalah diukur 

 berdasarkan pertanyaan yang diajukan yang diajukan dan dijawab sesuai

dengan yang diharapkan. Perilaku responden dianggap baik jika

menjawab dengan sesuai ≥ 80% pertanyaan.

Pengamatan yang dilakukan dengan metode pengisian kuesioner 

terhadap 9 orang responden ibu yang memiliki anak berusia di bawah 2

22

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 23/38

 

tahun didapatkan 4 responden telah mengimunisasi campak anaknya pada

 bulan Januari-Mei, sedangkan 5 orang responden belum mengimuisasi

campak anaknya.

Tabel 4. Jawaban Kuesioner Kategori Pengetahuan dan Perilaku

 No. Nama Pengetahuan % Perilaku %

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Muslimah 1 0 1 0 1 60 1 0 1 0 1 602. Imrokanah 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 1 1003. Sarijah 1 0 1 0 1 60 1 0 1 0 1 604. Khanifah 1 1 0 0 1 60 1 1 1 1 1 1005. St. Mustakomah 1 0 0 0 1 40 1 1 1 1 1 1006. Tarsi 1 0 0 0 1 40 1 1 1 1 1 1007. Winarti 1 1 0 0 1 60 1 1 1 1 1 100

8. St. Indah Fatika 1 1 1 0 1 80 0 1 1 1 1 809. Konifah 1 0 0 0 1 40 0 0 1 0 1 40

Tabel di atas memuat jawaban kuesioner yang telah diisi responden.

Masing-masing pertanyaan dari tiap kategori diwakili oleh angka 1

sampai 5 untuk pengetahuan dan 1 sampai 5 untuk perilaku. Sedangkan

 jawaban responden dideskripsikan dengan angka 1 untuk jawaban yang

 benar atau sesuai dan 0 untuk jawaban salah atau tidak sesuai.

Dari tabel tersebut didapatkan bahwa pertanyaan pengetahuanyang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan ke-4 yaitu “Apakah

campak merupakan penyakit menular?”, sedangkan pertanyaan perilaku

yang paling banyak dijawab dengan jawaban tidak sesuai adalah

 pertanyaan ke-2 dan ke-4, yaitu “Apakah imunisasi campak dilakuakan

saat anak berusia 9 bulan lihat KMS)?” dan “Apakah anak anda

diimunisasi campak saat berusia 9 bulan?”.

Tabel 5. Hasil Kuesioner Kategori Pengetahuan dan Perilaku

Variabel Baik Kurang Total

 N Persentase N Persentase N PersentasePengetahuan 2 22,22% 7 77,78% 9 100 %

23

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 24/38

 

Perilaku 6 66,67% 3 33,33% 9 100 %

Berdasarkan tabel di atas, dari 9 responden yang memiliki pengetahuan

 baik berjumlah 2 responden atau 22,22%, sedangkan responden yang memiliki perilaku baik berjumlah 6 responden atau 66,67%.

Berdasarkan tabel 4 dan 5 diperoleh alasan bahwa rendahnya cakupan

imunisasi campak dikarenakan rendahnya pengetahuan responden. Disamping

itu juga dilakukan wawancara dengan kader posyandu dengan kesimpulan

 bahwa kader tidak terlalu memahami tentang imunisasi dan campak, sedangkan

tugas kader selama ini hanya sekedar mengingatkan ibu untuk melakukan

imunisasi campak sesuai jadwal di posyandu.

5.2.2. Analisis Input 

Pendekatan input meliputi 5M (Man, Money, Methode, Material,

Machine), yaitu sebagai berikut :

Tabel 6. Analisis Input

Kelebihan Kekurangan

Man • Terdapatnya petugas imunisasi  pada posyandu, yaitu seorang bidan desa, setiap desa 1 bidan.

• Terdapat kader-kader posyanduterlatih yang membantu kegiatan

imunisasi.

• Jumlah kader terlatih kurang,hanya 4 orang.

• Peran kader kurang karenakurangnya keterampilan dalammenyampaikan informasi tentang

imunisasi.

24

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 25/38

 

Money• Tersedia anggaran dana dari pemerintah, program ini masuk dalamimunisasi dasar lengkap sehinggaseluruh biaya ditanggung pemerintah.

Tidak ada

Methode • Terdapat sistem pencatatan di  buku KIA yang diberikan gratisdari puskesmas lalu dari bukuKIA dicatat di lembar kohort

• Kader posyandu memiliki SIP(Sistem Informasi Posyandu)sehingga membantu perekapandata

• Jika hanya 1 balita yangdiimunisasi campak maka akandialihkan ke posyandu terdekat.

Material  • Tersedianya lokasi yang tetapuntuk diadakan pemeriksaan posyandu

• Terdapatnya 1 posyandu di dusun

Kobar • Tersedianya tempat imunisasi

lainnya selain posyandu yaitu polindes, dan puskesmas.

Tidak ada

Machine • Tersedianya alat-alat dan vaksinuntuk imunisasi secara gratis

• Tersediannya vaksin dalam jumlah yang cukup

• Tersedia tempat penyimpananvaksin berupa cool box, almari es.

• Terdapat termometer suhu• Adanya lembar kohort, buku

KIA, SIP bagi kader 

Tidak ada

Tabel 7. Analisis Proses

Proses Kelebihan KekuranganP1 (Perencanaan) • Terdapat jadwal layanan

imunisasi di puskesmasdan posyandu yang telahdiatur sedemikian rupa.

• Sudah adanya PWS danSPM sebagai indikator keberhasilan program.

• Tidak adanya jadwalkunjungan rumah pada bayi yang tidak datang pada saat imunisasi.

P2 (Penggerak danPelaksanaan)

• Pelayanan programimunisasi berjalan rutin1x sebulan.

• Jika hanya 1 balita yangdiimunisasi campak makaakan dialihkan ke posyandu terdekat.• Belum optimalnya

kunjungan dari rumah

25

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 26/38

 

ke rumah

P3 (Pengawasan,Pengendalian,Penilaian )

• Terdapat  pencatatan datahasil kegiatan

imunisasi oleh  bidan dibantuoleh para kader.

• Bidan dankader kurangaktif dalam

 pencatatandataimunisasi.

• Bidan dankader tidak melakukanevaluasikedatangan  balita yangdiimunisasicampak.

Tabel 8. Analisis Lingkungan

Lingkungan Kelebihan Kekurangan• Lokasi

Puskesmas danPosyandu  berada di dekattempat tinggal penduduk sehinggamemudahkanaksesmasyarakat

• Akses menujuPKD dan Pustucukup mudah.

• Kurangnya pengetahuanibu mengenai pentingnyaImunisasi campak 

• Ketidakpatuhan ibuuntuk datang ke posyandu sesuai jadwal

• Terdapatnya balita yangsakit saat jadwalimunisasi campak 

5.2.2. Output 

Tabel 9. Output (Pendekatan SPM)

 No Indikator TargetSasaran 1

tahunSasaran bulan

 berjalan

HasilKegiatan Cakupan

Skor Pencapaian

1. Imunisasicampak  95% 85 35,41 33 93,19% 98,1%

Hasil cakupan imunisasi campak di dusun Kobar desa Kalirejo kecamatan

Salaman periode Januari-Mei 2011 93,19%.

26

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 27/38

 

5.3. Rumusan Kemungkinan Penyebab Masalah

Berdasar analisis sistem di atas, maka dapat diketahui kemungkinan penyebab

masalah, yaitu:

1. Jumlah kader terlatih kurang, hanya 4 orang.

2. Peran kader kurang karena kurangnya keterampilan dalam menyampaikan

informasi tentang imunisasi.

3. Jika hanya 1 balita yang diimunisasi campak maka akan dialihkan ke

 posyandu terdekat.

4. Tidak adanya jadwal kunjungan rumah pada bayi yang tidak datang pada saat

imunisasi.

5. Belum optimalnya kunjungan dari rumah ke rumah.

6. Bidan dan kader kurang aktif dalam pencatatan data imunisasi.

7. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya Imunisasi campak.

8. Ketidakpatuhan ibu untuk datang ke posyandu sesuai jadwal.

9. Terdapatnya balita yang sakit saat jadwal imunisasi campak.

Berdasar analisis sistem di atas, maka dapat digamabarkan penyebab masalah

dengan diagram fish bone.

27

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 28/38

 

28

Jumlah kader terlatih kurang, hanya 4 orang.Peran kader kurang karena kurangnya keterampilan dalam menyampaikan informasi tentang imu

P1

 

 INPUT 

Hasil cakupan kegiatan adalah38,8% dari target 95% yang ditent

m optimalnya kunjungan dari rumah ke rumahhanya 1 balita yang diimunisasi campak maka akan dialihkan ke posyandu terdekatBidan dan kader kurang aktif d

 

alam pencatatan data imunisasi.

Bidan dan kader tidak melakukan evaluasi kedatangan balita yang diimunisasi campak.

Kurangnya p

 

engetahuan ibu mengenai pentingnya Imunisasi cam

Ketidakpatuhan ibu untuk datang ke posyandu sesuai jadwalTerdapatnya balita yang sakit saat jadwal imunisasi campak 

Jika hanya 1 balita yang diimunisasi campak maka akan dialihkan ke posyandu terdekat

k adanya jadwal kunjungan rumah pada bayi yang tidak datang pada saat imunisasi

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 29/38

 

5.4. Penyebab Masalah yang Paling Mungkin

Setelah melakukan konfirmasi dengan koordinator program imunisasi,

 bidan desa, dan kader posyandu maka didapatkan penyebab masalah yang paling

mungkin sebagai berikut:

1. Peran kader kurang karena kurangnya keterampilan dalam menyampaikan

informasi tentang imunisasi.

2. Bidan dan kader kurang aktif dalam pencatatan data imunisasi.

3. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya imunisasi campak.

BAB VI

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

29

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 30/38

 

6.1. Membuat Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah dilakukan analisis penyebab yang paling mungkin, maka

  permasalahan rendahnya cakupan imunisasi campak di dusun Kobar desa

Kalirejo, selanjutnya disusun alternatif pemecahan masalah tersebut yang dapat

dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 10. Alternatif Pemecahan Masalah

Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah1. Peran kader kurang karena

kurangnya keterampilan dalammenyampaikan informasi tentang

imunisasi

a. Memberikan pembinaan.

1. Bidan dan kader kurang aktif dalam pencatatan data imunisasi.

a. Pemantauan terhadap pencatatan / pembukuan imunisasi yang berjalanoleh pimpinan program.

1. Kurangnya pengetahuan ibumengenai pentingnya Imunisasicampak.

a. Penyuluhan terhadap ibu mengenai  pentingnya imunisasi dan penyakitcampak.

6.2. Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan masalah

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya

dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas

alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan metode matriks:

Keterangan:

1. Efektivitas Program

Yaitu menunjukkan pada kemampuan program mengatasi penyebab masalah yang

ditemukan. Makin tinggi kemampuan, makin efektif cara penyelesaian tersebut.

Untuk mengukur efektivitas pemecahan masalah, terdapat beberapa pedoman,

yaitu:

• Magnitude (m)

30

 

m x i x v

c

c

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 31/38

 

Artinya besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan, semakin besar atau

 banyak penyebab masalah yang dapat diselesaikan maka akan semakin efektif.

Skor untuk penilaian magnitude berkisar antara 1-5, yaitu:

1 = Sangat sedikit penyebab masalah yang dapat diselesaikan

2 = Sedikit penyebab masalah yang dapat diselesaikan

3 = Cukup banyak penyebab masalah yang dapat diselesaikan

4 = Banyak penyebab masalah yang dapat diselesaikan

5 = Sangat banyak penyebab masalah yang dapat diselesaikan

•  Importancy (i)

Artinya pentingnya penyelesaian masalah, semakin penting cara penyelesaian

dalam mengatasi penyebab masalah maka akan semakin efektif.

Skor umtuk importancy berkisar antara 1-5, yaitu:

1 = Sangat kurang penting

2 = Kurang penting

3 = Cukup penting

4 = Penting

5 = Sangat penting

• Vunerability (v)

Artinya sensitifitas cara penyelesaian masalah, semakin sensitif maka akansemakin efektif.

Skor untuk vunerability berkisar antara 1-5, yaitu:

1 = Sangat kurang sensitif 

2 = Kurang sensitif 

3 = Cukup sensitif 

4 = Sensitif 

5 = Sangat sensitif 

1. Efisiensi Program

Yaitu menunjuk pada pemakaian sumber daya. Bila cara penyelesaian deangan

 biaya (cost ) yang kecil, maka cara tersebut disebut efisien.

• Cost (c)

Artinya biaya.

31

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 32/38

 

Skor untuk (cost ) berkisar antara 1-5, yaitu:

1 = Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin kecil.

2 = Bila biaya atau sumber daya yang digunakan kurang besar.

3 = Bila biaya atau sumber daya yang digunakan cukup besar.

4 = Bila biaya atau sumber daya yang digunakan besar.

5 = Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin atau sangat besar.

Tabel 11. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah

 No. Penyelesaian Masalah Nilai Kriteria Hasil Akhir  (M.I.V)/C

Urutan

M I V C

a. Memberikan pembinaan pada kader.

4 4 3 4 12 III

  b. Pemantauan terhadap  pencatatan / pembukuanimunisasi yang berjalanoleh pimpinan program.

4 3 3 2 18 II

c. Penyuluhan terhadap ibumengenai pentingnyaimunisasi dan penyakitcampak.

4 4 4 3 21,3 I

Dari hasil metode matriks (m.i.v)/c, maka didapatkan urutan prioritas

 penyelesaian masalah yang paling efektif dan efisien, yaitu:

a. Penyuluhan terhadap ibu mengenai pentingnya imunisasi dan penyakit

campak.

 b. Pemantauan/pembukuan imunisasi yang berjalan oleh pimpinan program.

c. Memberikan pembinaan pada kader.

6.3. Kemungkinan Penyelesaian Masalah dan Kemungkinan Penerapannya

Berdasarkan analisis penyebab masalah maka kemungkinan

 penyelesaian masalahnya adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Rencana Kegiatan dari Strategi Pemecahan Masalah

 No. Strategi Penyelesaian Masalah Kegiatan1. Penyuluhan terhadap ibu mengenai Membuat jadwal pemberian

32

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 33/38

 

 pentingnya imunisasi dan penyakitcampak.

  penyuluhan dan pembuatan media promosi

2. Pemantauan/pembukuan imunisasiyang berjalan oleh pimpinan program.

Membuat jadwal pemantauankelengkapan pencatatan dataimunisasi.

3. Memberikan pembinaan pada kader. Membuat jadwal pembinaan kader  posyandu.

33

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 34/38

 

Tabel 13. Rencana Kerja Kegiatan Peningkatan Cakupan Imunisasi Campak di Dusun Kobar Desa Kalirejo

Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang

 No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolok Ukur

1. Penyuluhanimunisasi dandampak penyakitcampak 

Meningkatkan pengetahuandan kesadaranibu mengenaiimunisasi dandampak 

 penyakitcampak 

Ibu hamil danibu yangmempunyai

 balita

BulanSeptember 

Swadana Posyandu Dokter mudadan bidandesa

Ceramahdan diskusi

a. Tolak  proses:

Terlaksananya peyulihanimunisasi dampak pencampak 

  b. Tolak hasil:

Meningkatnya  pengetahuankesadaran mengenaiimundan a

 penyakit camp2. Pemantauan

kelengkapan  pencatatan dataimunisasi.

Agar pendataan

imunisasicampak dapattercakup secarakeseluruhan.

Bidan desa Setiap bulan

 padaminggu

 pertama

Puskesmas Puskesmas Koordinator 

 programimunisasi

Pertemuan a. Tolak

 proses:Pemantakelengk

 pencatatdataimunisadapatterlaksa

  b. Tolak hasil:

Pendataan

34

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 35/38

 

imunisasi cadapat tersecarakeseluruhan.

3. Pembinaan kader mengenai

imunisasi.

Meningkatkan  jumlah kader 

yang mengertitentangimunisasi

Kader desa Minggu ke-2 bulan

September.

Puskesmas/Desa

DusunKobar 

DesaKalirejo

Dokter  puskesmas

dan dokter muda

Ceramahdan

diskusi

a. Tolak  proses:

terlaksaa pembkader mengenimunisa

b. Tolak hasil: jukader mengerttentangimunisa

 bertamb

35

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 36/38

 

Tabel 14. Gant Chart Rencana Kegiatan Peningkatan Cakupan Imunisasi Campak 

36

 No Kegiatan Januari

2011

Februari

2011

Maret

2011

April

2011

Mei

2011

Juni

2011

Juli

2011

Agustus

2011

September 

2011

Oktober 

2011

 November 

2011

D

2

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 21 Pemantauan

kelengkapan pencatatandataimunisasi.

2 Pembinaankader mengenaiimunisasi.

3 Penyuluhanimunisasidan dampak 

 penyakit

campak.

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 37/38

 

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Didapatkan faktor-faktor yang menjadi penyebab cakupan imunisasi campak 

dusun Kobar desa Kalirejo dan dilakukan analisis penyebab masalah melalui

  pendekatan sistem yaitu: input (man, money, method, machine, material), proses

(perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pengendalian), dan lingkungan didapatkan

 penyebab paling mungkin dari proses tersebut diketahui ada sembilan masalah yang

 paling mungkin.

Setelah ditentukan penyebab yang paling mungkin dilakukan alternatif 

  pemecahan masalah kemudian dibuat urutan prioritas alternatif pemecahan

masalahnya yaitu, didapatkan:

a. Penyuluhan terhadap ibu mengenai pentingnya imunisasi dan penyakit

campak.

 b. Pemantauan/pembukuan imunisasi yang berjalan oleh pimpinan program.

c. Memberikan pembinaan pada kader.

Setelah dibuat urutan prioritas alternatif pemecahan masalahnya dibuatlah

rencana kegiatan tindak lanjut (Plan of Action) untuk tiap alternatif pemecahan

masalahnya.

7.2. Saran

 Plan of Action (PoA) yang telah dibuat diharapkan dapat dilaksanakan sesuai

dengan perencanaan yang telah dibuat agar dapat tercapai tujuan yang diinginkan.

Pelaksanaan kegiatannya juga tidak lepas dari kerjasama pihak-pihak yang terkait,

sehingga diperlukan suatu tim yang dapat saling memberikan kontribusi secara

terkoordinasi agar kegiatan dapat berjalan baik. Setelah pelaksanaan kegiatan juga

  perlu dilakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan kegiatan agar dapat ditelaah

kembali.

DAFTAR PUSTAKA

37

5/12/2018 Menjemen Program - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjemen-program 38/38

 

Anonim, 2008. Potensi Penyakit Pada Bayi di Indonesia Meningkat. Diakses melalui

: http://www.klikdokter.com/article/detail/1117 

Anonim, 2011. Etiologi, Infektivitas, dan Epidemiologi Penyakit Campak.

http://fkunhas.com/etiologi-infektivitas-dan-epidemiologi-penyakit-campak-

201104201243.html 

Arvin Berhman Klirgman, 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC 

Baratawidjaja, 2006. Imunologi Dasar (7th ed). Jakarta : FKUI

Behrman, et al ., 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Jilid I (15th ed). Jakarta: EGC

Darmowandowo Widodo & Parwati S. Basuki, 2006. Campak.

http://www.pediatrik.com/isi03.php?

 page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-

esnj280.htm

Hartoyo. 2009.  Handout:  Instrumen Analisa Penyebab untuk Pemecahan Masalah,Kalangan terbatas

Insley, 2005. Vade-Mecum Pediatri (A Paediatric Vade-Mecum). Jakarta: EGC

Jawetz, Melnick, 2006. Mikrobiologi Kedokteran Edisi: 23. Jakarta: EGC

Latief abdul, dkk, 2000. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta: Infomedika

Markum, 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta: FKUI

 Newell, Meadow, 2002. Lecture Notes  Pediatrika (7th ed). Jakarta: Penerbit Erlangga

Price Sylvia, Lorainne, 2006.  Patofisiologi: Konsep Klinis Suatu Penyakit Edisi 6 

Volume 2. Jakarta: EGC

Samik Wahab, 2002. Sistem imun, imunisasi, dan penyakit imun. Jakarta: Widya

Medika

Satgas Imunisasi IDAI, 2008.   Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Badan

 penerbit Ikatan dokter anak Indonesia

Wong, 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

38