meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

27
1 MENINGKATKAN MOTIVASI PESERTA LATIH MELALUI PENAMBAHAN MATERI TIM BUILDING DALAM KEGIATAN FMD (FISIK, MENTAL DAN DISIPLIN) CAHYANI WINDARTO,ST Instruktur Pertama Departemen Otomotif BBLKI Surakarta (Anggota Tim FMD BBLKI Surakarta) Abstraksi- Attitude (sikap) menjadi faktor dominan yang menjadi indikasi keberhasilan program pelatihan. Sikap kerja professional menjadi tuntutan bagi seiap calon tenaga kerja agar dapat memenuhi standar sikap kerja minimal yang disyaratkan oleh dunia industri. Kegiatan FMD (Fisik, Mental dan Disiplin) menjadi salah satu pilar pembentukan sikap kerja professional. Dunia industry membutuhkan calon tenaga kerja yang disiplin, tepat waktu, memiliki etos kerja (endurance), mampu berkomunikasi dan bekerja dalam tim sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuni. Melalui kerjasama dan saling berbagi pengetahuan serta ketrampilan, sebuah tim seringkali mampu menyelesaikan tugas secara efektif, ketimbang dilakukan oleh seorang individu. Membangun sebuah tim adalah suatu proses memilih, mengembangkan, memberikan kemudahan, dan melatih sebuah kelompok kerja agar berhasil mencapai tujuan bersama. Di dalamnya mencakup memotivasi anggota-anggota agar merasa bangga dalam melaksanakan tugas kelompoknya. Pembangun tim (team builder) harus mampu memenuhi tuntutan tugas (kualitas hasil, tepat waktu, dsb.) dan memenuhi kebutuhan anggota-anggota kelompok (adil, tidak konflik, dsb.) Dalam pelaksanan kegiatan FMD diperlukan panambahan materi tim building kepada peserta latih baik secara pengetahuan maupun dirangsang dengan permainan (game) tim building. Variasi materi dalam kegiatan FMD diharapkan mampu meningkatkan motivasi peserta latih untuk mengikuti program pelatihan secara kontinyu dan bersemangat. Kata Kunci-Tim Building, attitude, sikap kerja, game, dunia industri. 1. PENDAHULUAN Lembaga pelatihan sebagai entitas yang memiliki kapasitas untuk memberikan pelatihan ketenagakerjaan, memiliki peran serta dalam membentuk sikap kerja professional. Prof. Dr. Ir. H. Sjafri Mangkuprawira (Pengembangan Kapasitas Pembelajaran;2010) menyebutkan empat tipe pembelajaran yang dapat mempengaruhi organisasi dalam mengembangkan gagasan-gagasan meliputi eksperimen, kemahiran kompetensi, patok duga, dan perbaikan berkelanjutan. 1. Tipe pembelajaran Eksperimen Beberapa organisasi melakukan kegiatan pembelajaran dengan mencoba banyak gagasan baru dan siap menerima hasil eksperimen berupa proses dan produk baru. Sumber utama pembelajaran adalah pengalaman langsung dari pelanggan dan karyawan. Tujuannya adalah mencapai prestasi pembelajaran organisasi yang unggul melalui eksperimen terkendali dari dalam dan luar organisasi. Eksploitasi pengalaman dari yang lain tidak dilakukan. 3M, Sony, Hewlett-Packard, dan Unilever adalah perusahaan yang terkenal dalam kegiatan eksperimennya. Mereka mengikuti prinsip- prinsip dasar yang meliputi: a. Secara reguler-tetap mencari gagasan baru yang terkadang sebelum gagasan lama dilaksanakan. b. Secara reguler-tetap mencari cara-cara baru dalam bekerja.

Upload: cahyani-windarto

Post on 12-Nov-2014

6.615 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam Materi FMD

TRANSCRIPT

Page 1: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

1

MENINGKATKAN MOTIVASI PESERTA LATIH MELALUI

PENAMBAHAN MATERI TIM BUILDING DALAM KEGIATAN

FMD (FISIK, MENTAL DAN DISIPLIN)

CAHYANI WINDARTO,ST

Instruktur Pertama Departemen Otomotif BBLKI Surakarta

(Anggota Tim FMD BBLKI Surakarta)

Abstraksi- Attitude (sikap) menjadi faktor dominan yang menjadi indikasi

keberhasilan program pelatihan. Sikap kerja professional menjadi tuntutan bagi

seiap calon tenaga kerja agar dapat memenuhi standar sikap kerja minimal yang

disyaratkan oleh dunia industri. Kegiatan FMD (Fisik, Mental dan Disiplin)

menjadi salah satu pilar pembentukan sikap kerja professional. Dunia industry

membutuhkan calon tenaga kerja yang disiplin, tepat waktu, memiliki etos kerja

(endurance), mampu berkomunikasi dan bekerja dalam tim sesuai dengan bidang

keahlian yang ditekuni. Melalui kerjasama dan saling berbagi pengetahuan serta ketrampilan, sebuah tim

seringkali mampu menyelesaikan tugas secara efektif, ketimbang dilakukan oleh seorang

individu. Membangun sebuah tim adalah suatu proses memilih, mengembangkan,

memberikan kemudahan, dan melatih sebuah kelompok kerja agar berhasil mencapai

tujuan bersama. Di dalamnya mencakup memotivasi anggota-anggota agar merasa

bangga dalam melaksanakan tugas kelompoknya. Pembangun tim (team builder) harus

mampu memenuhi tuntutan tugas (kualitas hasil, tepat waktu, dsb.) dan memenuhi

kebutuhan anggota-anggota kelompok (adil, tidak konflik, dsb.)

Dalam pelaksanan kegiatan FMD diperlukan panambahan materi tim building

kepada peserta latih baik secara pengetahuan maupun dirangsang dengan permainan

(game) tim building. Variasi materi dalam kegiatan FMD diharapkan mampu

meningkatkan motivasi peserta latih untuk mengikuti program pelatihan secara kontinyu

dan bersemangat.

Kata Kunci-Tim Building, attitude, sikap kerja, game, dunia industri.

1. PENDAHULUAN

Lembaga pelatihan sebagai entitas yang memiliki kapasitas untuk memberikan

pelatihan ketenagakerjaan, memiliki peran serta dalam membentuk sikap kerja professional.

Prof. Dr. Ir. H. Sjafri Mangkuprawira (Pengembangan Kapasitas Pembelajaran;2010)

menyebutkan empat tipe pembelajaran yang dapat mempengaruhi organisasi dalam

mengembangkan gagasan-gagasan meliputi eksperimen, kemahiran kompetensi, patok

duga, dan perbaikan berkelanjutan.

1. Tipe pembelajaran Eksperimen

Beberapa organisasi melakukan kegiatan pembelajaran dengan mencoba banyak

gagasan baru dan siap menerima hasil eksperimen berupa proses dan produk baru.

Sumber utama pembelajaran adalah pengalaman langsung dari pelanggan dan

karyawan. Tujuannya adalah mencapai prestasi pembelajaran organisasi yang unggul

melalui eksperimen terkendali dari dalam dan luar organisasi. Eksploitasi pengalaman

dari yang lain tidak dilakukan. 3M, Sony, Hewlett-Packard, dan Unilever adalah

perusahaan yang terkenal dalam kegiatan eksperimennya. Mereka mengikuti prinsip-

prinsip dasar yang meliputi:

a. Secara reguler-tetap mencari gagasan baru yang terkadang sebelum gagasan lama

dilaksanakan.

b. Secara reguler-tetap mencari cara-cara baru dalam bekerja.

Page 2: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

2

c. Mencoba menerapkan banyak gagasan; dan terkenal sebagai pelaku eksperimen

dalam industri.

d. Menjadi yang pertama masuk ke pasar dengan gagasan atau konsep baru.

2. Tipe pembelajaran kemahiran kompetensi

Tipe pembelajaran dalam bentuk kemahiran kompetensi sangat dibutuhkan apabila

perusahaan ingin terus maju. Beberapa perusahaan mendorong para individu dan tim

untuk mendapatkan kompetensi. Pembelajaran adalah aspek sangat penting dari strategi

bisnis.Fokusnya pada pengalaman pihak lain dan eksplorasi kemungkinan ada sesuatu

yang baru. Dengan menginvestasi sumberdaya manusia dalam pelatihan dan

pengembangan, organisasi menyediakan bahan terpilih dan konsep kepada para

individu melalui konsultan, manajer lini, dan lembaga pendidikan tinggi. Tujuannya

adalah membantu para karyawan memperoleh pengetahuan relevan yang dapat

mempercepat asimiliasi pengetahuan baru dan menstimulasi mereka untuk

mengembangkan produk dan proses inovatif. Motorola dan GE adalah perusahaan yang

dikenal dengan strategi kemahiran kompetensinya. Prinsip-prinsip yang dipakainya

adalah:

a. Mendorong tiap individu dan tim untuk mendapatkan kompetensi baru.

b. Belajar dengan menggunakan atau menyewa orang dari perusahaan lain yang

memiliki ketrampilan yang dibutuhkan.

c. Pembelajaran adalah bagian sangat penting dari strategi bisnis.

3. Tipe pembelajaran patok duga (benchmarking)

Perusahaan belajar dengan mengamati bagaimana perusahaan lainnya beroperasi dan

mereka mencoba untuk mengadopsi/meniru dan menyesuaikan pengetahuan dalam

perusahaan mereka. Pembelajaran datang dari perusahaan yang telah menunjukkan

performa unggul atau mengembangkan praktek terbaiknya dalam proses yang spesifik.

Perusahaan yang melakukan patok duga utamanya belajar dari pengalaman perusahaan

lain dan mengeksploitasi keberhasilan dalam penggunaan teknologi dan proses yang

sudah ada. Samsung, Xerox, dan Miliken adalah contoh perusahaan yang banyak

dikenal melakukan tipe patok-duga. Prinsip-prinsip yang digunakannya meliputi:

a. Belajar dari organisasi lain, masuk ke pasar produk atau menerapkan suatu proses

yang telah teruji.

b. Belajar dengan mengamati apa yang dilakukan perusahaan lain. Belajar dengan

memfokuskan pengamatan kami pada kegiatan spesifik yang telah berhasil

dikerjakan perusahaan lain.

c. Melakukan patok-duga (benchmarking) tentang persaingan, mengukur kemajuan

dibandingkan kinerja pesaing.

4. Tipe pembelajaran Perbaikan Berkelanjutan (Continous Improvement)

Perusahaan belajar dalam perbaikan secara teratur pada apa yang telah dikerjakan

sebelumnya dan mengarahkan tiap langkah sebelum bergerak ke langkah baru melalui

suatu proses dengan pendekatan Six Sigma. Dengan memberikan penekanan pada

keterlibatan kelompok karyawan (siklus pengendalian mutu atau kelompok

pengambilan keputusan) dan diorganisasikan untuk memecahkan masalah yang terdapat

pada pelanggan internal dan eksternal. Perusahaan seperti ini mengandalkan pada

pembelajaran melalui pengalaman langsung dan eksploitasi praktek yang ada. Toyota,

Honeywell, dan Honda adalah bentuk perusahaan yang selalu melakukan perbaikan

berkelanjutan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.

Page 3: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

3

a. Menguasai gagasan baru sebelum bergerak pada tahap berikutnya.

b. Meningkatkan cara dalam melaksanakan pekerjaan hingga memiliki pendekatan

yang benar.

c. Ingin dikenal sebagai kumpulan akhli teknik terbaik dalam industri.

d. Melakukan patok-duga pada diri sendiri, mengukur kemajuan dibanding kinerja

sebelumnya.

e. Menggunakan Six Sigma dan alat penilai mutu lainnya untuk perbaikan

berkelanjutan terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Lalu bagaimana dengan lembaga pelatihan, tipe pemelajaran apa yang akan dipilih

untuk bisa memerikan output calon pekerja professional yang sesuai dengan kebutuhan

dunia industri? Apakah semua tipe atau kombinasi akan diterapkan? Atau memilih salah

satu yang dinilai terbaik sesuai dengan kondisi internal dan eksternal?. Hendaknya

manajemen dapat menelaah atau menilai mana dari empat tipe yang paling lazim

diterapkan. Kemudian dicari mana yang paling layak diterapkan. Dalam hal ini tipe

eksperimen sebaiknya didukung oleh tipe kemahiran kompetensi. Namun tipe tersebut juga

harus terkait dengan perbaikan berkelanjutan dan tidak mengabaikan tipe patok-duga. Hal-

hal itulah yang dikenal sebagai pendekatan tipe pembelajaran ganda dalam menemukan

gagasan-gagasan baru tentang proses dan output.

Sehingga kegiatan FMD (Fisik, Mental dan Disiplin) yang selama ini berjalan perlu

menggunakan pendekatan pembelajaran ganda, dengan menemukan gagasan-gagasan baru

dalam proses pelatihan FMD sebagai perbaikan berkelanjutan melalui eksperimen untuk

mencapai kompetensi sikap kerja (attitude) yang sesuai dengan persyaratan industri. Salah

satu gagasan yang perlu diperhatikan adalah melihat persyaratan kebutuhan dunia industry

bekaitan dengan kerja secara tim (tim work). Persyaratan ini dapat dijembatani dengan

memberikan muatan materi tim building dalam kegiatan FMD melalui permainan atau

game interaktif.

2. MENINGKATKAN MOTIVASI PESERTA LATIH

Motivasi peserta latih dalam mengikuti program pelatihan memberikan indikasi

kemudahan dalam melakukan pembentukan sikap kerja. Di sisi lain kejenuhan, de-motivasi,

kelelahan dalam berlatih tentu menjadi momok dalam lembaga pelatihan yang sangat

berdampak pada kinerja dan hasil output itu sendiri. Bahkan tidak jarang kita mendengar

tuntutan ini dan itu tentunya karena merasa tidak puas dan sudah tidak ada lagi motivasi

dalam berlatih.

Motif atau motivasi berasal dari bahasa latin “moreve” yang artinya dorongan dari

dalam untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak lepas dari kebutuhan

atau “needs” terhadap objek di luar diri seseorang tersebut.Kebutuhan adalah suatu potensi

dalam diri manusia yang perlu di tanggapi atau direspons. Karena itu motivasi adalah suatu

alasan (reasoning) seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Banyak orang berpendapat bahwa uang merupakan alat yang paling ampuh untuk

meningkatkan motivasi. Pendapat itu mungkin ada benarnya, tapi juga mungkin tidak

sepenuhnya benar, walau pada kenyataannya faktor ini cukup memainkan peranan penting

terhadap motivasi. Tetapi ada beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi motivasi

Page 4: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

4

karyawan / pekerja yang akan di bahas saat ini. Yang tercermin dari beberapa teori tentang

motivasi.

A. Teori McClelland

Dalam diri manusia ada 2 motivasi, yakni motivasi primer atau motif yang tidak dapat

dipelajari dan motivasi sekunder yang bisa di pelajari melalui pengalaman serta

interaksi dengan orang lain. Motivasi sekunder biasa di sebut juga sebagai motif sosial.

Motif ini dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :

a. Motif untuk berprestasi (need for achievement)

b. Motif untuk berafiliasi (need for affiliation)

c. Motif untuk berkuasa (need for power)

Motif Berprestasi diwujudkan dalam perilaku kerja yang tinggi, selalu ingin bekerja

lebih baik dari sebelumnya atau lebih baik dari orang lain. Pencerminan motif ini dalam

dunia kerja antara lain:

1. Berani mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatannya.

2. Selalu mencari umpan balik terhadap keputusan atau tindakannya yang berkaitan

dengan tugasnya

3. Selalu berusaha melaksanakan pekerjaannya atau tugasnya dengan cara-cara baru

atau inovatif

4. Tidak puas terhadap setiap pencapaian kerja, ingin lebih baik lagi

Motif Berafiliasi di wujudkan dengan bekerjasama dengan orang lain. Pencerminan

motif ini dalam perilaku sehari-hari antara lain :

1. Senang menjalin pertemanan atau persahabatan dengan orang lain

2. Dalam melakukan tugas lebih mementingkan team work daripada bekerja sendiri

3. Setiap pengambilan keputusan cenderung minta persetujuan atau kesepakatan orang

lain atau kawan sekerjanya.

Sementara Motif Berkuasa berusaha mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai

kepuasan melalui tujuan tertentu, yakni dengan jalan mengontrol orang lain.

Pencerminan motif berkuasa ini dalam kehidupan sehari-hari yaitu :

1. Selalu ingin mendominasi pembicaraan dalam pergaulan dengan orang lain terutama

dalam kelompok

2. Aktif dalam menentukan atau pengambilan keputusan terkait dengan kegiatan

kelompok atau pekerjaan

3. Senang membantu atau memberikan pendapat kepada pihak lain, meskipun tidak

diminta

4. Senang menjadi anggota suatu organisasi atau perkumpulan yang dapat

mencerminkan prestise dan sebagainya

B. Teori McGregor

Berdasarkan penelitiannya, McGregor menyimpulkan teori motivasi itu dalam teori X

dan Y. Teori ini didasarkan pada pandangan konvensional/klasik (teori X) dan

pandangan baru atau modern (teori Y). Teori X yang bertolak belakang dari pandangan

klasik ini di dasarkan pada :

a. Pada umumnya manusia itu tidak senang bekerja

b. Pada umumnya manusia cenderung melakukan aktivitas sesedikit mungkin

c. Pada umumnya manusia kurang berambisi

Page 5: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

5

d. Pada umumnya manusia kurang sendang diberi tanggung jawab, melainkan suka di

atur dan di arahkan

e. Pada umumnya manusia kurang acuh pada organisasi, karena itu dalam melakukan

pekerjaan harus diawasi supaya tujuan organisasi tercapai

Sedangkan teori Y bertumpu pada pandangan atau pendekatan yang beranggapan

bahwa: :

a. Pada dasarnya manusia itu tidak pasif, tetapi aktif

b. Pada dasarnya manusia itu tidak malas bekerja, tetapi suka bekerja

c. Pada dasarnya manusia dapat berprestasi dalam menjalankan pekerjaan

d. Pada dasarnya manusia selalu berusaha mencapai sasaran atau tujuan organisasi

e. Pada dasarnya manusia itu selalu mengembangkan diri untuk mencapai tujuan atau

sasaran

Berdasarkan teori ini, para pemimpin organisasi atau manajer perusahaan mempunyai

keyakinan bahwa mereka dapat mengarahkan bawahannya untuk mencapai

produktivitas atau tujuan-tujuan organisasi mereka. Dengan tercapainya tujuan

organisasi, maka tujuan-tujuan perorangan dalam organisasi akan tercapai.

C. Teori Herzberg

Herzberg mengembangkan teori motivasi Dua Faktor. Menurut teori ini, ada 2 faktor

yang mempengaruhi seseorang dalam tugas atau pekerjaannya, yaitu :

1. Faktor-faktor penyebab kepuasan (satisfierr) atau faktor motivasional

Apabila kepuasan kerja di capai dalam pekerjaan, maka akan menggerakan tingkat

motivasi yang kuat bagi seorang pekerja, dan akhirnya dapat menghasilkan kinerja

yang tinggi. Faktor ini mencakup :

a. Prestasi (achievement)

b. Penghargaan (recognation)

c. Tanggung jawab (responsibility)

d. Kesempatan untuk maju (posibility of growth)

e. Pekerjaan itu sendiri (work)

2. Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan (dissatisfaction) atau faktor higiene

Faktor-faktor ini menyangkut kebutuhan akan pemeliharaan atau maintenance

factor yang merupakan hakikat manusia yang ingin memperoleh kesehatan.

Hilangnya faktor ini akan menimbulkan ketidakpuasan bekerja antara lain :

a. Kondisi kerja fisik (physical environtment)

b. Hubungan interpersonal (interpersonal relationship)

c. Kebijakan dan administrasi perusahaan (company and administration policy)

d. Pengawasan (supervision)

e. Gaji (salary)

f. Keamanan kerja (job security)

Dari teori ini dapat di lihat bahwa :

a. Faktor-faktor yang dapat memotivasi karyawan dalam meningkatkan

kinerjanya adalah kelompok faktor motivasional (satisfiers)

b. Perbaikan gaji, kondisi kerja, kebijakan organisasi dan administrasi tidak

akan menimbulkan kepuasan, melainkan ketidakpuasan. Sedangkan faktor

yang menimbulkan kepuasan adalah hasil kerja itu sendiri

c. Perbaikan faktor higiene kurang dapat mempengaruhi terhadap sikap kerja

yang positif

Page 6: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

6

Berdasarkan sumbernya, ada dua jenis motivasi yaitu :

1. Motivasi Internal : motivasi dari dalam diri sendiri , biasanya berupa tekad dan

keinginan untuk berhasil

2. Motivasi Eksternal : motivasi dari luar, contoh : insentif, reward, juga bisa berupa

tekanan misalnya teguran yang membuat karyawan atau pekerja berusaha untuk lebih

baik dan tetap dapat bekerja

Untuk jangka pendek motivasi eksternal sangat membantu, namun tidak berlangsung lama.

Motivasi internal adalah yang terbaik karena digerakkan oleh keinginan /desire yang

sifatnya lebih permanen atau jangka panjang.

Karena itu perlu sekali ditanamkan sikap untuk mencintai pekerjaan supaya loyalitas dan

produktifitas dalam bekerja selalu terjaga. Sebagai contoh tentang Satpam. Ada banyak

satpam yang bekerja pada sebuah lembaga pelatihan, karena mereka telah mengikuti

pendidikan dasar satpam, maka mereka telah memiliki kompetensi minimal yang

diperlukan oleh seorang satpam. Setelah bebeapa lama ternyata ada seorang satpam yang

cukup menonjol dan agak beda. Apabila sedang bertugas posisi jarang duduk, kalau ada lift

terbuka dia menyapa orang yang keluar lift dan murah senyum. Begitu juga kalau ada

karyawan atau pengunjung yang berjalan menuju lift, maka dia menawarkan untuk

memencet tombol di depan lift, begitu juga kalau dimintai untuk melakukan hal-hal lain

maka yang dikedepankan adalah sikap “helpful” , sigap dan tulus. Akhirnya satpam

tersebut ditawari untuk menjadi staff di sebuah bagian. Ini batu loncatan yang luar biasa,

kesempatan datang karena motivasi yang kuat dan tulus dari seorang satpam. Ada motivasi

internal yang cukup kuat dimana kuatnya rasa cinta pada perkerjaannya, sampai datang

pengakuan dan penghargaan kepadanya.

Berikut beberapa indikator untuk menemukan hasrat dalam diri :

1. Merasa senang melakukan pekerjaan, bahkan dalam keadaan terburuk sekalipun

2. Tidak semata-mata fokus pada hasil tetapi lebih memperhatikan proses kemajuan diri

3. Tidak mencari jalan pintas dalam menjalankan tugas, namun mencari jalan terbaik

untuk meningkatkan hasil yang diinginkan

4. Melakukan pekerjaan tanpa beban atau keluh kesah (just do it)

5. Selalu memiliki prinsip melakukan lebih baik dari sebelumnya

Apabila sebuah lembaga pelatihan mampu memberikan motivasi dan membangkitkan

semangat untuk berlatih maka akan mempermudah proses transfer pengetahuan

(knowledge), ketrampilan (skill) dan sikap kerja (attitude) sesuai dengan persyaratan dunia

industry.

3. MEMBANGUN KEKOMPAKAN TIM (TIM BUILDING)

Hasan Mustafa (Team Building, 2001) menyebutkan melalui kerjasama dan saling

berbagi pengetahuan serta ketrampilan, sebuah tim seringkali mampu menyelesaikan tugas

secara efektif, daripada dilakukan oleh seorang individu. “A team is a group organized to

work together to accomplish a set of objectives that cannot be achieved effectively by

individuals” Tim merupakan kelompok kerja yang relatif permanen, namun juga bisa

bersifat temporer yang bertugas untuk menyelesaikan sebuah proyek tertentu. Tim yang

relatif permanen biasanya dinamakan “natural team work”, sedangkan yang temporer

banyak disebut sebagai “a cross-functional action team” biasanya terdiri dari orang-orang

Page 7: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

7

dari berbagai bagian atau departemen. Bentuk tim yang dianggap paling maju adalah “self-

directed”, karenanya tim semacam ini tidak memerlukan pengawasan, dan memiliki

otoritas penuh dalam penyelesaian tugas-tugasnya. Agar tim bisa bekerja secara efektif

dalam mengembangkan motivasi, kedekatan, dan produktivitas, banyak organisasi yang

memandang pembangunan tim merupakan salah satu aspek dari pengembangan organisasi.

3.1. Tujuan Tim

Tim dibangun dengan tujuan untuk membantu kelompok fungsional menjadi lebih

efektif. Karena rasa individualisme dan persaingan atar pribadi relatif tajam dalam

organisasi, maka tidak semua kelompok kerja dapat dikategorikan ke dalam suatu tim.

Lima atau enam orang yang sedang menyelesaikan suatu proyek belum menjamin bahwa

mereka bisa bekerjasama dalam mencapai tujuan. Secara spesifik, membangun sebuah tim

artinya harus mengembangkan semangat, saling percaya, kedekatan, komunikasi, dan

produktivitas.

1. Semangat

Muncul karena masing-masing anggota percaya bahwa mereka memiliki kemampuan

untuk menyelesaikan tugas. Makin tinggi tingkat kepercayaan mereka atas

kemampuannya, makin besar pula motivasi mereka untuk menyelesaikan tugas

dengan baik

2. Saling percaya

Rasa saling percaya antar sesama anggota merupakan syarat mutlak yang harus

dimiliki oleh setiap anggota tim, agar tim mampu bekerja secara efektif.

3. Kedekatan

Kedekatan antar anggota merupakan perasaan yang mampu menyatukan anggota

secara sukarela. Suatu kelompok yang kohesif adalah kelompok yang dimiliki oleh

setiap anggotanya. Mereka mempunyai tingkat loyalitas yang tinggi terhadap

kelompoknya. Umumnya kelompok yang kohesif akan lebih produktif.

4. Komunikasi

Agar tim bisa berfungsi dengan baik, semua anggota harus mempunyai kemampuan

untuk mengembangkan hubungan antar pribadi secara baik, bicara secara terbuka satu

sama lain, memecahkan konflik yang ada, dan secara bersama menghadapi masalah.

“Poor communication means no team”

5. Produktivitas

Tim seyogianya dapat menyelesaikan tugas yang tidak mungkin dilaksanakan

perorangan. Melalui saling berbagi sumber daya, ketrampilan, pengetahuan,

kepemimpinan, maka tim berpotensi sangat lebih efektif daripada perorangan.

3.2. Proses Membangun Tim

Tidak ada satu cara khusus yang dipakai untuk membangun sebuah tim. Tujuan untuk

membangun tim yang bersemangat, memiliki kedekatan, saling percaya, dan produktif

dapat dilakukan dengan banyak cara. Apapun caranya, hal yang penting diingat adalah tim

itu sendiri harus mengembangkan kemampuan mengidentifikasikan persoalan kerja mereka

dan sekaligus juga memecahkannya. Lima tahap atau langkah yang umumnya dilakukan

dalam membangun sebuah tim diuraikan di bawah ini.

1. Langkah I . Membentuk Struktur Tim

Setiap tim harus bekerja dengan suatu struktur yang memadai agar berdaya menangani

isu-isu berat dan memecahkan persoalan-persoalan yang rumit. Walau struktur bisa

berbeda antara perusahaan satu dengan lainnya, namun komponen yang umumnya ada

meliputi :

Page 8: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

8

a. Tim Pengarah, yang terdiri atas manajer-manajer tingkat atas, pimpinan serikat

kerja (kalau ada), manajer lini, penyelia, pimpinan tim, dan orang-orang penting

lainnya. Seperti seorang pilot, kelompok tersebut menetapkan seperangkat tindakan

dan berperan sebagai nara sumber dan pemberi umpan balik atas kegiatan tim

b. Perancang Tim, merupakan tim lintas sektoral yang mencakup anggota-anggota dari

semua jenjang dan fungsi dalam organisasi. Anggotanya terdiri atas para penyelia

dan para manajer.

c. Pemimpin, merupakan unsur penting bagi keberhasilan tim. Pemilihan pemimpin

merupakan faktor penting, mereka harus yang bergaya partisipatif. Pemimpin tipe X

kurang tepat untuk diminta sebagai pemimpin tim.

d. Rapat-rapat, merupakan aktivitas yang terpenting. Agenda ini harus difasilitasi dan

dilakukan relatif sering. Pimpinan harus dilatih untuk mengelola proses rapat dan

proses terjadinya hubungan antar pribadi. Proses rapat antara lain mencakup

perencanaan dan penggunaan agenda, mengelola jalannya rapat, mendistribusikan

notulen rapat, mengatur bahan dan waktu rapat. Saat rapat berlangsung pimpinan

rapat harus mampu meningkatkan partisipasi semua anggota untuk mengeluarkan

gagasannya, mengatasi pertentangan akibat adanya perbedaan pendapat, menangani

anggota-anggota yang “sulit”, dan menciptakan suasana rapat yang dinamis.

e. Proses konsultasi. Kehadiran pihak ketiga dalam upaya membimbing, mengajar,

membantu menyelesaikan konflik, kadang sangat diperlukan. Karena sesungguhnya

mereka bukan anggota tim, konsultan dapat memberikan tantangan bagi anggota

tim. Mereka bisa lebih obyektif dan bisa lebih bebas bekerja dan berpendapat ketika

membantu tim. Konsultan juga bisa membantu membangun aturan-aturan dan cara-

cara kerja. Mereka bisa diminta untuk mendidik anggota tim dalam menggunakan

peralatan, metode kerja, dan memecahkan masalah agar tim bisa lebih produktif.

2. Langkah II : Mengumpulkan informasi

Membangun tim harus dimulai dengan penilaian diri anggota kelompok (self-

assesment), untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh setiap

anggota. Pengembangan tim dapat ditetapkan berdasarkan data yang diperoleh dari

survai tentang sikap, wawancara dengan anggota tim, dan pengamatan atas diskusi-

diskusi kelompok. Cara-cara tersebut bermanfaat untuk menilai sejumlah hal, antara

lain iklim komunikasi, rasa saling percaya, motivasi, kemampuan memimpin,

pencapaian konsensus, dan nilai kelompok.

3. Langkah III : Membicarakan Kebutuhan

Informasi yang diperoleh dalam langkah II harus dirangkum dan diumpan-balikan

kepada anggota tim. Tim harus mendiskusikannya secara terbuka, dan mencoba

menginterpretasikannya. Melalui proses ini akan ditemukan sejumlah kebutuhan ;

kekuatan yang ada harus dicoba dipertahankan dan dikembangkan sedangkan

kelemahan harus segera diatasi. Proses ini bisa berlangsung dalam beberapa kali

pertemuan guna menemukan hal-hal yang memang sangat dibutuhkan. Proses ini

sangat penting dalam upaya untuk menetapkan sendiri tujuan tim. Melalui pemahaman

atas kekuatan dan kelemahan diri sendiri, tim sudah dalam kondisi siaga untuk

mendiagnosis masalah dan menemukan jalan keluarnya.

4. Langkah IV : Merencanakan sasaran dan menetapkan cara pencapaiannya.

Begitu isu-isu diklarifikasikan, tim harus menetapkan tujuan dan misinya, serta

menetapkan prioritas kegiatan. “Perhaps most importantly, a team must have a shared

sense of mission. Whether we are talking about a temporary work improvement team,

Page 9: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

9

or branch, all members must share the sense of mission” Hal yang paling utama

dilakukan oleh tim adalah bekerja pada isu yang oleh anggota dianggap paling penting.

Dengan agenda yang ditetapkan sendiri, tim akan lebih komit pada proses pelaksanaan

dan pengembangannya. Kelompok harus mengembangkan skedul tentatif dan rencana

tindakan guna mencapai tujuan. Konsultan akan sangat membantu dengan cara

memberikan saran-saran tentang teknik atau kegiatan yang mungkin dilakukan dalam

upaya mencapai tujuan. Pengembang organisasi atau spesialis pelatihan harus

mengetahui jenis-jenis latihan, film, modul-modul, atau studi kasus, guna membantu

kelompok agar bisa mengembangkan ketrampilan yang diperlukan bagi efektivitas

kerja tim.

5. Langkah V : Mengembangkan Ketrampilan

Sebagian besar proses “pembangunan tim” akan memusatkan kegiatannya pada

pengembangan ketrampilan yang diperlukan untuk menciptakan tim yang berkinerja

tinggi. Seperti halnya para atlit olah raga, setiap anggota tim harus belajar bermain,

bergerak, dan mempraktekan ketrampilan mereka. Beberapa jenis ketrampilan yang

sangat diperlukan dalam membangun tim yang baik adalah :

1. Kesadaran untuk mengembangkan kelompok.

Harus disadari oleh semua anggota tim bahwa kemajuan suatu tim dilakukan

melalui tahapan-tahapan yang bisa diprediksi, yaitu fase orientasi, fase evaluasi, dan

fase kontrol. Fase orientasi ditandai oleh adanya ragu-raguan para anggota

kelompok akan peran mereka. Mereka kurang memahami apa yang harus mereka

lakukan selaku anggota tim. Pada fase evaluasi, anggota cenderung mengalami

konflik yang disebabkan oleh kekurang-setujuan mereka terhadap cara-cara

penyelesaian tugas. Dalam fase ini kelompok bisa terpecah-pecah dalam beberapa

koalisi. Dalam fase kontrol, kelompok kembali bersatu, karena mereka mulai

memahami satu sama lainnya.

Apa yang terjadi di atas merupakan gejala normal yang banyak terjadi. Faktor

kepemimpinan merupakan hal yang paling krusial dalam hal ini. Jika pimpinannya

baik maka ketiga fase tersebut tidak berlangsung lama, sehingga tim dapat segera

bisa berfungsi.

2. Klarifikasi Peran

Bahkan ketika tim sudah mulai bekerja, kadang mereka masih bingung tentang apa

yang harus mereka lakukan, dan juga siapa yang harus melakukannya. Dalam upaya

mencapai tugas-tugas kelompok, setiap anggota harus memahami peran mereka

masing-masing. Mereka harus tahu dengan baik apa yang harus mereka kerjakan

dan juga batas-batas kewenangannya. “Team members must know what others

expect from them. Ambiguity in role expectations produces stress and hampers

performance”

Uraian jabatan formal seringkali tidak sesuai dengan harapan masing-masing

anggota, oleh karena itu pembagian peran sebaiknya dibicarakan bersama. Dalam

diskusi ini harus dibahas misi kelompok, kepada siapa kelompok harus melaporkan

hasil kerjanya?, kewenangan apa yang dipunyai kelompok?, siapa yang menentukan

pimpinan mereka?, apakah anggota kelompok setuju pada pembagian pekerjaan?,

dan apakah peran masing-masing anggota kelompok tidak bertentangan atau

tumpang tindih satu sama lainnya?.

Seperti hanya dengan anggota tim olahraga, kelompok kerja memerlukan

pengetahuan tentang apa yang dimainkan oleh dirinya dan diri anggota lainnya.

Page 10: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

10

Berdiskusi dengan tujuan menjernihkan atau mengklarifikasikan peran masing-

masing anggota merupakan agenda penting untuk memulai kerja dalam tim.

3. Pemecahan Masalah.

Memahami bagaimana menggunakan teknik-teknik pemecahan masalah merupakan

hal penting yang menunjang keberhasilan kerja tim. Setiap anggota tim harus bisa

berpartisipasi menggunakan beberapa cara dasar dalam memecahkan masalah di

bawah ini :

a. Diagram Pareto

Menggambarkan masalah-masalah yang dihadapi oleh tim. Setiap “bar”

menunjukan tingkat seringnya masalah tertentu muncul, atau biaya yang

diakibatkan oleh adanya masalah. Tim harus berupaya untuk memecahkan

masalah yang sering muncul atau yang dampaknya paling merugikan.

b. Diagram Alur Kerja

Menggambarkan langkah-langkah kerja yang harus dilakukan mulai dari awal

sampai dengan akhir. Dengan mempelajari diagram tersebut setiap anggota

dapat membayangkan proses kerja tim secara keseluruhan.

c. Diagram Sebab-Akibat

Biasanya juga disebut dengan nama diagram “tulang ikan”. Di dalamnya tertera

masalah utama dan secara berurutan hal-hal lain yang diperirakan sebagai

penyebab munculnya masalah.

d. “Brainstorming”

Setiap anggota kelompok diberi kesempatan untuk mengembangkan gagasan-

gagasan sebebas dan sebanyak mungkin. Setiap gagasan dituliskan dalam “flip-

chart”. Anggota tidak diperkenankan untuk “membunuh” gagasan segila

apapun. Melalui cara ini diharapkan muncul pemikiran kreatif guna pemecahan

masalah.

e. Rencana tindakan

Memungkinkan apa yang telah diputuskan untuk segera dilaksanakan. Peran dan

tanggungjawab diberikan, Laporan diperlukan. Biasanya temuan-temuan dan

rencana tindakan disajikan di hadapan manajemen atau panitia pengarah untuk

memperoleh persetujuan, atau sebagai informasi dan komunikasi.

f. Bagan pertanggung-jawaban

Menggambarkan kegiatan-kegiatan, waktunya, tekniknya, dan orang yang

melaksanakannya. Adanya bagan ini semua anggota tim mengetahui secara rinci

keseluruhan proses kegiatan yang sedang berlangsung.

Pelatihan yang komprehensif, diikuti oleh pelatihan individual, membantu anggota

tim menerapkan alat-alat di atas dengan benar. Setiap orang harus bekerja dan

senantiasa memperbaiki ketrampilannya. Bangsa Jepang menyebutnya “Kaizen”.

4. Konsensus dalam mengambil keputusan.

Sebagian besar keputusan di tempat kerja dibuat oleh pihak yang memiliki

kekuasaan. Konsensus terjadi manakala semua anggota mengatakan : “Sepakat

dengan keputusan itu, walau tidak 100% setuju, namun saya sangat

mendukungnya”. Konsensus berbeda dengan demokratis. Keputusan yang diambil

secara demokratis mengandalkan pada suara terbanyak, artinya masih ada anggota

tim yang tidak setuju, yaitu minoritas. Pihak yang tidak setuju biasanya tidak

sungguh-sungguh bersedia melaksanakan hasil keputusan. Dalam teknik

pengambilan keputusan melalui konsensus yang sebenarnya, keputusan diambil

Page 11: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

11

setelah semua anggota setuju. Melalui penambahan waktu dan kesabaran, setiap

anggota mengemukakan secara panjang lebar pendapatnya sehingga semua pihak

mengerti. Konsensus tidak hanya merupakan cara terbaik dalam pengambilan

keputusan, namun juga berpotensi memunculkan komitmen tinggi pada diri setiap

anggota tim untuk melaksanakannya. Kualitas keputusan melalui consensus

memang sangat baik, sehingga memudahkan pelaksanaannya karena semua yang

mengambil keputusan sepakat atas apa yang telah diputuskan.

Pengambilan keputusan secara konsensus tidaklah mudah, oleh karena itu setiap

anggota perlu memperoleh latihan guna memiliki ketrampilan yang diperlukan.

Studi kasus yang diikuti oleh analisis kelompok merupakan salah satu bentuk

pelatihan. Di sini akan terlihat beberapa perilaku : “Apakah anggota kelompok

mendengar-kan gagasan-gagasan secara obyektif?”, “Apakah setiap anggota

kelompok telah diberikan kesempatan bicara secara memadai?” ”Apakah ada pihak

yang mendominasi?”, “Apakah kelompok mampu memecahkan pertentangan?”.

Pengambilan keputusan secara consensus harus dilakukan secara sistematis dan

sabar. Tidak perlu tergesa-gesa. Apabila kelompok mencapai konsensus, tim akan

dapat bekerja secara maksimal.

5. Mengatasi konflik

Bukan hal yang aneh jika suatu kelompok yang terdiri atas orang-orang yang

berbeda latar belakang, berpotensi memunculkan konflik. Jika tim gagal menangani

konflik dengan semestinya maka akan gagal mencapai tujuan. Dengan

dikembangkannya ketrampilan mengelola konflik, maka walaupun terjadi konflik,

tim masih memperoleh manfaat daripadanya. Pandangan yang saling bertentangan

satu sama lain, jika dikelola dengan baik justru akan menciptakan suatu keputusan

yang lebih baik.

Sebuah tim dapat mengembangkan kapasitas menangani konflik melalui berbagai

cara, misalnya diskusi terbuka tentang konflik itu sendiri atau melalui diskusi yang

tangguh yang penuh perdebatan dan skeptisme. Permainan peran (role playing), dan

latihan-latihan membantu tim mengembangkan komunikasi terbuka yang diperlukan

untuk menyelesaikan konflik secara produktif. Tim yang berkinerja tinggi antara

lain dicirikan dengan adanya anggota-anggota yang kritis, namun masih saling

menghargai satu sama lainnya.

6. Evaluasi hasil

Sebagai suatu tim kerja yang senantiasa berfungsi, tim harus mengevaluasi hasil

kegiatannya guna mengetahui keberhasilan atau pun kegagalannya. Evaluasi dapat

dilakukan melalui berbagai cara. Dalam beberapa kasus, hasil dari adanya tim kerja

dapat diukur berdasarkan kriteria baku produktivitas atau keluaran. Jika setelah

dibentuknya tim, produktivitas lebih baik daripada sebelumnya maka dapat

dikatakan tim tersebut efektif. Kesalahan yang makin berkurang, biaya produksi

makin kecil, tingkat turnover menurun, adalah beberapa tanda bahwa tim bekerja

secara efektif. Pemasok dan juga pelanggan yang menggunakan jasa tim harus pula

dijadikan sumber informasi keberhasilan atau kegagalan tim.

Page 12: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

12

4. CONTOH GAME / PERMAINAN TIM BUILDING

Pelatihan dengan game tim building akhir-akhir ini semakin populer di kalangan

praktisi pelatihan SDM. Banyak perusahaan besar, maupun perusahaan kecil memanfaatkan

metode game tim building management training di dalam pengembangan sumber daya

manusia. Berikut beberapa alasan kenapa metode game tim building dipakai. Diantaranya

sebagai berikut:

1. Metode ini adalah sebuah simulasi kehidupan yang kompleks menjadi sederhana

Manusia pada dasarnya dapat memahami kehidupan ini dari alam semesta. Alam

semesta adalah sumber kearifan, dan tempat belajar bagi semua orang. Itulah sebabnya

Tuhan diberbagai kitab suci menyuruh manusia untuk membaca makna yang ada di

dalam alam semesta. Bagaimana burung terbang bersama, dan bagaimana lebah dan

semut berbagi tugas telah menjadikan banyak inspirasi bagi pakar managemen.

Kehidupan dalam organisasi perusahaan yang sangat kompleks sebenarnya dapat

disimulasikan kedalam suatu bentuk kegiatan yang sederhana. Permainan game tim

building training adalah cara untuk menggambarkan kehidupan yang kompleks dengan

cara sederhana melalui penggunaan sebuah metafora. Permainan yang ditampilkan

dalam game tim building training adalah metafora dalam kehidupan kompleks tersebut.

2. Metode ini menggunakan pendekatan metode belajar melalui pengalaman.

(experiental learning)

Game Tim Building training menggunakan cara yang memberikan sebuah pengalam

langsung kepada peserta pelatihan. Suatu kehidupan organinasi disimulasikan dalam

sebuah kegiatan yang dapat dirasakan langsung oleh peserta program pelatihan

outbound. Peserta langsung merasakan sukses dan gagal dalam sebuah kegiatan Game

Tim Building training. Kalau sukses, peserta akan tahu, prilaku apa yang membuat

mereka sukses. Kalau gagal, mereka juga akan segera tahu, prilaku mana yang

menyebabkan kegagalan tersebut. Pendekatan outbound traning memudahkan

pemahaman tentang konsep manajemen

3. Metode ini penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan.

Kegiatan pelatihan Game Tim Building training banyak sekali menggunakan aktifitas

yang mirip permainan yang biasa dilakukan anak-anak. Permainan biasanya disukai

hampir setiap orang, sehingga sangat menyenangkan dan semua peserta pelatihan bisa

lepas dalam kegiatan outbound. Dari pengalaman di dalam menyelenggarakan

outbound, dijumpai keterangsangan emosi dan kegembiraan pada diri peserta pelatihan

Game Tim Building training.

Berikut ini beberapa contoh Game Tim Building yang bisa dilakukan kepada peserta

pelatihan :

1. Air Bridge (Jembatan Udara)

2. All Stand Up

3. Almost Infinite Circle

4. Ball Tossing

5. Birthday Line Up

6. Blind Leader

7. Blind Train

8. Caterpillar Race

9. Crocodille River

10. Evakuasi Bambu

11. Flying Eggs

12. Folding Carpets

Page 13: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

13

13. Frantic Ballon

14. Glove Racing

15. Hollahop Berpindah

16. Human Ladder

17. Hunter My Name

18. Lifting Water

19. Mencari Harta Karun

20. Perang Balon

21. Pipa Bocor

22. Solo

23. Time Bomb

24. Titanic (Kapal Tenggelam)

25. Toxic Waste

26. Trush Fall

4.1. Air Bridge (Jembatan Udara)

Game ini termasuk dalam kategori middle game

Teaching point :

- Berfikir kreatif dengan paradigma baru

- Pemecahan masalah

- Peningkatan kualitas kerja

- Kerjasama kelompok dalam sinergi

- Komunikasi yang efektif

- Ketahanan menghadapi stress.

Perlengkapan :

- Lapangan dengan ukuran 40-40 m

- Tiga buah bangku/krat minuman botol/tong besar untuk masing-masing team

- Tiga lembar papan tebal untuk masing-masing team

- Stop watch

Cara permainan :

Peserta diminta menuju lokasi yang jaraknya 30 meter dari garis start dengan dara

menggeserkan jembatan yang mereka buat. Separuh anggota kelompok berdiri di atas

papan yang ditaruh diatas bangku. Separuh anggota yang lain bertugas menggeser

bangku untuk track jembatan berikutnya. Apabila anggota kelompok ada yang terjatuh,

maka game dimulai lagi dari awal. Kelompok pemenang adalah yang bisa mencapai

garis finish paling cepat.

Debriefing :

Menanyakan teaching point yang diperoleh

Bagaimana mereka mengatur strategi dalam pemecahan masalah

Perilaku apa yang menunjang keberhasilan kelompok

4.2 All Stand Up

Teaching point :

Memahami pentingnya fungsi orang lain dalam kesuksesan kerja

Memecah kebekuan (ice Breaking) dengan saling bersentuhan fisik

Memahami bahwa kekurangan anggota team ( terlalu gemuk atau terlalu kecil) bukan

merupakan kendala untuk kinerja team.

Perencanaan strategik

Pergeseran paradigma kerja.

Page 14: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

14

Cara permainan :

Permainan dimulai dengan sepasang anggota team duduk berhadap-hadapan. Ujung

kaki saling dikaitkan dan tangan berpegangan. Kemudian mereka diminta untuk berdiri

bersama. Apabila berhasil, maka jumlahnya ditambah menjadi 2,3,4 hingga seluruh

team yang ada berdiri bersama berbarengan.

Kemudian tantangan diubah, dimulai dari 2 orang lagi dengan duduk saling

membelakangi. Peserta diminta berdiri dengan bantuan punggung temannya, tangan

tidak usah berpegangan. Kemudian dilanjutkan hingga berdiri seluruh team nya.

Mereka dipersilahkan mengatur strategi agar sama-sama bisa berdiri serempak.

Debriefing :

- Faktor penunjang keberhasilan?

- Perasaan setelah berhasil?

- Implikasi ke tempat kerja?

Gambar 1. Gambar Game All Stand Up

4.3 Almost Infinite Circle

Peralatan yang dibutuhkan : Tali rafiah yang dipotong sepanjang 80cm. Masing-

masing peserta Tim Building training mendapatkan satu buah Stopwatch

Persiapan : Instruktur outbound memerintahkan seluruh peserta outbound untuk

berpasangan dua-dua. Kemudian setiap orang mengikatkan tali rafiah dipergelangan

tangannya, dengan saling menyilang dengan pasangannya

Permainan :

Peserta diminta untuk dapat melepaskan tali yang terikat dengan tali pasangannya,

dimana tali tersebut masing-masing terikat di kedua pergelangan tangan masing-

masing orang.

Aturan Main :

a. Tidak boleh memotong tali.

b. Tidak boleh membuka simpul yang mengikat ke pergelangan tangan

Teaching point :

Problem solving

Melatih kesabaran’

Mengetahui kekurangan dan kelebihan orang lain.

Saling pengertian

Page 15: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

15

Gambar 2. Gambar Game Almost Infinite Circle

4.4. Ball Tossing

Teaching point :

Fokus pada pekerjaan, Sensitivitas terhadap orang lain, Pelayanan prima, Inovasi

Perlengkapan :

Tiga buah bola plastic, Stopwatch, Pluit

Cara permainan :

Game ini termasuk dalam kategori fun game dan ice breaking. Peserta diminta untuk

membentuk lingkaran dengan wajah menghadap ketengah dan berhadapan dengan

peserta lain. Selanjutnya peserta diminta untuk melempar sebuah bola kepeserta lain

dengan menyebutkan namanya sendiri dan nama orang yang diberi bola. Selanjutnya

orang yang diberi bola juga menyebut namanya dan memberikan kepada orang lain

sambil menyebut nama orang lain. hal yang sama dilakukan secara bergantian pada

peserta lainnya.

Tolok ukur :

Kesuksesan tim dinilai dari berapa banyak kesalahan menyebut nama sendiri dan

nama orang lain.

Jumlah bola jatuh

Debriefing :

Menanyakan pengalaman individu dari permainan

Perilaku peserta yang mendukung dan menghambat kesuksesan tim

4.5. Birthday Line Up

Cara permainan :

Semua peserta diminta berdiri di atas papan. Kemudian mereka diminta untuk

mengatur barisan mereka berdasarkan bulan hari ualng tahun mereka atau berdasarkan

tinggi badan. Mereka tidak boleh berbicara dalam menyusun barisan itu.

Teaching point :

Melatih konsentrasi pada tugas.

Mengembangkan cara berkomunikasi yang efektif

Melatih untuk berinovasi

Aplikasi praktis dalam proses pemecahan masalah

Kepemimpinan bersama

Page 16: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

16

4.6. Blind Leader

Tujuan Permainan :

1.Melatih kekompakan team/tim

2.Melatih kepercayaan kepada pemimpin

3.Pengaturan strategi

4.Menempatkan orang di tempat yang tepat

Cara permainan :

1.Peserta Tim Building training di bagi dalam beberapa kelompok tim.

2.Tiap-tiap kelompok berjumlah antara 8-10 orang

3.Instruktur outbound menentukan garis finish terlebih dahulu

4.Seluruh peserta outbound membuat barisan satu banjar kebelakang

5.Seluruh mata peserta outbound ditutup oleh penutup mata/slayer.

6.Peserta yang paling belakang bertindak sebagai masinis.

7.Instruktur outbound mengumpulkan “masinis” kemudian diberi briefing cara

permainan dan diberitahu garis finishnya.

8.Seluruh masinis kembali kekelompoknya masing-masing, berdiri diposisi paling

belakang barisan.

9.Cara berjalan adalah, dengan cara menepuk bahu kanan untuk belok ke kanan.

Menepuk bahu kiri untuk belok ke kiri. Menepuk dua-duanya untuk jalan lurus. Mulut

tidak boleh berbicara sama sekali.

10. Kelompok pertama yang sampai di garis finish adalah pemenangnya.

Gambar 3. Gambar Game Blind Leader

4.7. Blind Train

Tujuan permainan :

Untuk melatih keseimbangan otak peserta outbound.

Cara permainan :

Langkah yang harus dilakukan oleh peserta outbound adalah tiap-tiap peserta dalam

Tim Building training ditutup matanya, kecuali yang ditunjuk sebagai leader,

mengikuti jalur yang sudah dibuat. Dengan arahan Leader, peserta berjalan mengikuti

jalur tanpa menyentuh pembatas. Orang yang pertama memasuki garis finish

ditetapkan sebagai pemenang. Pemaknaan dalam permainan ini adalah bagaimana

seorang bisa tampil sebagai pemimpin (leader) dan bagaimana rasanya dipimpin

orang lain. Saling percaya antar sesama divisi dalam perusahaan.

Page 17: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

17

4.8. Caterpillar Race Dalam permainan ini kita akan membuat sesuatu yang mirip ulet bulu. Game ini ada

juga yang menyebutnya game kaki seribu. Termasuk dalam kategori middle game.

Penuh fun dan keceriaan di dalamnya.

Cara permainan :

1.Bagilah peserta Tim Building training dalam beberapa kelompok (sebaiknya satu

kelompok terdiri dari 7-12 orang).

2.Tentukan garis start dan garis finishnya terlebih dahulu.

3.Instruktur outbound memerintahkan peserta untuk berbaris dikelompoknya masing-

masing dengan posisi duduk, dimana kedua kaki peserta diletakkan di paha temannya

yang berada di depannya, sehingga kaki seluruh peserta outbound tidak ada yang

menyentuh tanah. Tentunya peserta yang berada didepan tetap menyentuh tanah

kakinya.

4.Tugas kelompok adalah berjalan dengan menggunakan tangan sampai ke garis

finish.

5.Pada saat berjalan, anggota kelompok tidak boleh terputus.

6.Masing-masing kelompok berlomba sampai garis finish.

7.Yang paling cepat adalah pemenangnya.

Manfaat dari permainan ini :

1.Melatih kekompakan tim.

2.Bisa menempatkan seseorang pada posisi yang tepat.

3.Mengatur strategi kelompok.

4.Mengetahui kekurangan dan kelebihan orang lain.

4.9. Crocodile River Game ini termasuk dalam kategori middle game

Teaching point :

- Berfikir kreatif dengan paradigma baru

- Pemecahan masalah

- Peningkatan kualitas kerja

- Kerjasama kelompok dalam sinergi

- Komunikasi yang efektif

- Ketahanan menghadapi stress.

Perlengkapan :

- Lapangan dengan ukuran 40-40 m

- Tiga buah bangku/krat minuman botol/tong besar untuk masing-masing team

- Tiga lembar papan tebal untuk masing-masing team

- Stop watch

Cara permainan :

Peserta diminta menuju lokasi yang jaraknya 30 meter dari garis start dengan dara

menggeserkan jembatan yang mereka buat. Seluruh anggota kelompok berada di atas

papan.Tantangan terberat adalah memindahkan papan dan bangku, tanpa turun dari

papan/tanpa menyentuh tanah. Apabila anggota kelompok ada yang terjatuh, maka

game dimulai lagi dari awal. Kelompok pemenang adalah yang bisa mencapai garis

finish paling cepat.

Debriefing :

Menanyakan teaching point yang diperoleh

Bagaimana mereka mengatur strategi dalam pemecahan masalah

Perilaku apa yang menunjang keberhasilan kelompok

Page 18: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

18

4.10. Evakuasi Bambu

Tujuan permainan :

Melatih kerjasama yang komunikatif. Alat bantu yang digunakan adalah bambu, air,

tali dan bola pimpong

Prosedur dalam permainan:

1.Tiap kelompok berlomba mengeluarkan bola dari dalam bambu dengan cara

menuangkan air ke dalam bambu.

2.Cara menuangkannya, bambu yang berisi air hanya boleh diangkat dengan

menggunakan tali yang telah disediakan

3.Saat melakukan evakuasi, anggota badan tidak boleh melewati batas aman dari

daerah yang telah ditentukan

Pemaknaan dalam permainan ini adalah :

1.Bagaimana langkah peserta dalam melaksanakan tugas ini

2.Strategi apa saja yang peserta gunakan untuk menyelesaikan tugas ?

3.Mampukan mereka bekerjasama dengan baik ?

4.Siapakah yang mampu memimpin dan berkomunikasi dengan baik

4.11. Flying Eggs

Tujuan Permainan : 1.Meningkatkan kerjasama tim

2.Melatih sikap kehati-hatian.

3.Melatih psikomotorik (kasar dan halus).

Perlengkapan : Telur sejumlah kelompok/tim yang ada.

Pelaksanaan : 1.Bagi peserta outbound dalam beberapa tim. Masing-masing tim beranggotakan 8-10

orang.

2.Tiap kelompok membentuk barisan sesuai dengan kelompoknya masing-masing

dengan jarak 5-10 meter.

3.Peserta pertama menerima sebuah telur dari instruktur outbound, lalu

melemparkannya ke peserta tim yang ada didepannya. Dalam menerima telur, peserta

menggunakan kaos yang dipakainya. Setelah menerima telur, telur tersebut

dilemparkan kembali ke peserta berikutnya. Begitu seterusnya sampai ke peserta

terakhir.

4.Kelompok yang memecahkan telur dianggap gagal/gugur.

5.Kelompok yang berhasil memindahkan telur dari awal sampai akhir tanpa membuat

telur tersebut pecah, dinyatakan sebagai pemenang.

4.12. Folding Carpets Jenis games ini dimainkan dengan alat bantu sebuah karpet atau terpal plastik atau

kain yang ukurannya 1 meter persegi untuk 8-10 orang. Ukuran karpet dapat

disesuaikan dengan jumlah peserta yang akan ikut bermain maupun tingkat kesulitan

yang ingin diberikan, lebih banyak peserta maka dibutuhkan karpet yang lebih luas.

Cara Pelaksanaan :

1.Pertama, seluruh peserta diminta naik ke atas karpet dan

2.Setelah aba-aba dimulai mereka harus dapat membalik karpet tersebut

3.Kelompok harus bekerja sama dalam menemukan cara dan kemudian membalik

karpet tersebut.

Target :

Kelompok yang paling cepat membalik karpet dianggap sebagai pemenang.

Page 19: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

19

Larangan dan Hukuman :

1.Orang-orang yang berada di atas karpet tersebut tidak boleh turun ataupun

menyentuh tanah.

2.Jika melakukan pelanggaran tersebut maka kelompok dianggap gagal melakukan

tugasnya.

4.13. Frantic Ballon

Teaching point :

Memahami perubahan lingkungan bisnis terhadap strategi organisasi.

Berubahnya lingkungan bisnis menuntut perubahan strategi

Menyusun perencanaan strategik

Mengimplementasikan rencana yang disusun

Kerjasama dalam kelompok

Lokasi : Dilapangan terbuka kira-kira seperempat lapangan bola

Perlengkapan : Balon dalam jumlah 4x jumlah peserta dan stopwatch

Cara permainan :

Setiap anggota diminta untuk meniup dua buah baloon dengan ukuran cukup besar.

Semua peserta Tim Building training akan melambungkan bola tersebut ke angkasa

dengan menepuknya dari bawah ke atas. Peserta diberitahu bahwa balon akan

ditambah oleh fasilitator dari waktu ke waktu.

Tolok ukur sukses adalah berapa banyak balon yang dapat ditangkap dan tidak pecah

dalam kurun waktu 10 menit. Tim diberi waktu sekitar 10 menit untuk membuat

perencanaan strategik.

Setelah percobaan pertama, tim dipersilahkan untuk mencoba lagi dan diberi waktu

untuk membuat perencanaan srategik lagi.

Debriefing :

Apa yang merupakan teaching pointnya

Faktor apa yang menentukan kecepatan kerja

Hal-hal yang menjengkelkan di saat kegiatan dan bagaimana mengatasi kejengkelan

tersebut.

Kalau dihubungkan dengan dunia kerja dan kehidupan organisasi apa arti permainan

tersebut.

4.14. Glove Racing

Tujuan kegiatan outbound : 1.Melatih jiwa kompetisi

2.Kebersamaan.

3.Mengatur strategi

4.Meningkatkan motivasi

Perlengkapan : 1.Sarung tangan besar yang biasa dipakai oleh penjaga gawang sepakbola

2.Permen (banyaknya sesuai jumlah peserta.

3.Keranjang sampah/penggantinya (banyaknya sesuai jumlah peserta outbound.

Cara permainan : 1.Permainan/games ini dilakukan secara perseorangan.

2.Instruktur outbound terlebih dahulu menetapkan jarak tempuh/ menentukan titik

start dan finish nya. Sebaiknya jaraknya sekitar 10 meter.

3.Letakkan keranjang sampai di garis start sedangkan sarung tangan dan permen di

garis finish.

Page 20: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

20

4.Tugas peserta outbound adalah berlari dari garis start menuju finish, lalu berlomba

memakai sarung tangan, setelah itu mengambil permen, membuka dan memakan

permen. Kemudian berlari ke garis start untuk membuang bungkus permen ke

keranjang sampah yang telah disediakan di garis start.

5.Bagian akhir adalah kembali ke garis finish, kemudian menaruh kembali sarung

tangan serta menempatkan kembali pada tempat semula.

Peraturan : 1.Dalam membuka permen, peserta hanya memakai tangan, tidak boleh dengan alat

bantu lain (mulut, atau yang lainnya)

2.Peserta tidak diperkenankan menyisakan bungkus permen.

3.Peserta yang paling cepat menyelesaikan tugasnya adalah pemenangnya.

Debriefing : Setelah tugas selesai, diskusikan tentang hikmah dari permainan tersebut.

4.15. Hollahop Berpindah Kategori game ini adalah termasuk low game dan biasa digunakan untuk game

pemecah kebekuan (Ice Breaking).

Perlengkapan : Hollahop, tali, webbing

Cara Permainan :

Peserta Tim Building training dibagi menjadi beberapa kelompok besar. Kemudian

insruktur outbound memerintahkan seluruh anggota kelompok berpegangan tangan

sehingga membentuk garis lurus. Hollahop ditaruh di ujung kanan, kemudian peserta

outbound diminta untuk memindahkan hollahop tersebut ke sebelah kiri tanpa

memutus pegangan tangan. Kemudian tantangan di ubah dengan menggunakan tali,

kemudian dengan menggunakan webbing. Apabila sudah maka tantangan berikutnya

adalah, hollahop ditaruh di sebelah kanan, webbing ditaruh disebelah kiri. Kemudian

peserta diminta memindahkan benda tersebut ke sisi yang berseberangan secara

bersamaan.

Tujuan :

Melatih kerjasama team

Mengetahui kecerdasan peserta

Sebagai game pemecah kebekuan

Berfikir kreatif dan inovatif

4.16. Human Ladder

Cara Permainan :

Peserta berpasangan berhadap-hadapan dan berdiri sejajar. Setiap pasangan

memegang kayu (ukuran 1-1,5 m), dan berdiri berjajar membuat seperti anak tangga.

Ketinggian bisa bervariasi. Peserta Tim Building training menaiki anak tangga yang

dipegang oeh temannya. Peserta yang telah dilewati menuju ke depan untuk membuat

anak tangga berikutnya.

Debriefing :

- Apa yang dirasakan pada saat menaiki anak tangga

- Apa yang dirasakan saat dilewati

Apakah rasa percaya kepada orang lain membuat anda mudah melewati tantangan ini?

Teaching point :

- Trush, Tanggung jawab

- Pasrah

- Menjadi peserta aktif

Page 21: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

21

4.17. Hunter My Name Game ini termasuk dalam kategori low game.

Peralatan yang dibutuhkan:

Kertas yang di potong ukuran 10×5 cm. Pulpen, dan webbing atau tali dibuat

melingkar berdiameter kurang lebih 1meter.

Cara permainan : Peserta outbound dibuat menjadi beberapa kelompok. Masing-

masing peserta diminta untuk menuliskan namanya masing-masing pada kertas kecil

yang sudah disediakan. Kemudian kertas tersebut digulung dandi aduk/diacak.

Seluruh peserta outbound diminta untuk masuk kedalam webbing/tali yang sudah

disediaka n instruktur. 3 atau 4 anggota kelompok ditutup matanya. Kemudian

instruktur outbound menyebar kertas yang berisi nama seluruh peserta outbound di

lapangan/area outbound. Seluruh peserta diminta untuk mencari namanya masing2

dalam waktu yang teah ditentukan oleh instruktur outbound. Peserta dilarang keluar

lingkaran group dalam mencari nama mereka.

Teaching point :

- Melatih kekompakan group

- Mengetahui kekurangan dan kelebihan teman kita

- Cepat bertindak dan mengambil keputusan

- Mengetahui strategi yang baik dalam suatu permasalahan.

- Berfikir kreatif dan inovatif

4.18. Lifting Water

Tujuan permainan : 1.Kerjasama tim

2.Kekompakan

3.Melatih kehati-hatian

4.Melatih kesabaran’

5.Mengatur strategi tim

6.Membangun jiwa kompetisi

Alat yang digunakan : 1.Tongkat pramuka sejumlah peserta.

2.Ember (jumlah sesuai dengan jumlah kelompok outbound)

Cara permainan 1.Permainan dilakukan secara beregu/berkelompok dengan jumlah masing-masing

kelompok sekitar 8-10 orang

2.Masing-masing peserta outbound mendapatkan satu buah tongkat pramuka

3.Instruktur outbound menentukan titika start dan titik finish nya terlebih dahulu

(jaraknya sebaiknya antara 5 sampai 10 meter).

4.Letakkan ember yang telah diisi dengan air (tak perlu penuh) di titik start sejumlah

regu yang bertanding.

5.Instruktur outbound memberi aba-aba mulai. Seluruh peserta outbound mulai

mengangkat air menuju titik finish.

Aturan main : 1.Dalam mengangkat ember yang berisi air, peserta hanya boleh menggunakan

tongkat, tidak boleh memakai tangan. Ember bisa diangkat dengan tongkat caranya

menyentuhkan ujung tongkat ke bibir ember.

2.Permainan diulang lagi bila ember terjatuh atau dianggap gagal.

3.Pemenang adalah kelompok yang paling dahulu sampai titik finish tanpa

menjatuhkan ember.

Page 22: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

22

4.19. Mencari Harta Karun Game ini termasuk dalam kategori Middle Game.

Peralatan yang dibutuhkan :

Bambu ukuran 1,8 m, 4 buah. Tali atau webbing, buah jeruk,buah salak, buah

lainnya, penutup mata/slayer.

Cara permainan:

Buah diikat pada seutas tali kemudian digantung pada ketinggian sekitar 3meter.

Peserta outbound dibagi dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok

diberikan 4 buah bambu dan 2 buah tali. Seluruh anggota kelompok diminta untuk

membuat tandu dengan kreasinya sendiri-sendiri. Setelah tandu selesai, instruktur

menyuruh peserta outbound berkumpul dan menjelaskan bahwa tandu yang mereka

buat belum tentu mereka yang memakainya. Kemudian instruktur outbound mengundi

tandu untuk menentukan siapa memakai tandu siapa. Setelah masing-masing

kelompok mendapatkan tandu, seluruh anggota kelompok memakai penutup

mata/slayer, kecuali ketua kelompoknya. Kemudian ketua kelompok naik ke atas

tandu dan diangkat oleh seluruh anggota kelompok yang memakai penutup mata.

Ketua kelompok memerintahkan anak buahnya untuk menuju lokasi harta karun

(buah) yang sudah ditentukan oleh instruktur outbound. Kelompok yang berhasil

mendapatkan buah(harta karun) paling dulu adalah pemenangnya.

Teaching point :

- Melatih kekompakan group

- Mengetahui kekurangan dan kelebihan teman kita

- Cepat bertindak dan mengambil keputusan

- Mengetahui strategi yang baik dalam suatu permasalahan.

- Berfikir kreatif dan inovatif

- Siap memimpin dan siap dipimpin

- Mengetahui bahwa kita mempunyai keterbatasan

Gambar 4. Gambar Game Mencari Harta Karun

4.20. Perang Balon

Tujuan Permainan :

Memberikan kesegaran kepada peserta dalam meluapkan emosi

Melatih kecepatan dalam bertindak

Alat yang digunakan :

1.Balon (1 peserta 1 buah)

2.Tali (untuk mengikat balon)

Page 23: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

23

Cara Permainan :

1.Bagikan satu buah balon dan seutas tali (kurang lebih 60cm) kepada masing-masing

peserta outbound.

2.Instruktur memerintahkan peserta untuk meniup balon masing-masing

3.Balon yang sudah ditiup kemudian diikatkan dengan tali dan diikatkan dengan salah

satu kaki peserta (kanan atau kiri)

4.Instruktur menjelaskan kepada peserta tujuan permainannya, yaitu memecahkan

balon peserta lain sebanyak mungkin tanpa membuat balon yang ada dikakinya pecah

5.Permainan dimulai ketika ada aba-aba dari instruktur

6.Bagi peserta yang balonnya meletus, harus meninggalkan lokasi permainan dan

tidak boleh menginjak balon temannya lagi

7.Peserta terakhir yang balonnya tidak pecah adalah pemenangnya.

8.Setelah permainan usai, ajaklah peserta untuk berdialog, apa yang mereka rasa,

mereka dengar dan mereka lihat selama kegiatan tadi.

4.21. Pipa Bocor

Tujuan permainan :

Mengatasi berbagai masalah.

Alat :

Bantu dalam permainan ini meliputi pipa bocor, penyangga, ember/kaleng, bola

pimpong.

Prosedur dalam permainan ini adalah : 1.Masing-masing kelompok diminta berlomba mengeluarkan bola pimpong yang ada

dalam pipa bocor dengan menggunakan air.

2.Cara menuangkan air ke dalam pipa hanya boleh menggunakan ember yang telah

disediakan dengan waktu yang telah ditentukan

Pemaknaan dalam permainan ini :

Bagaiman mengatur strategi kerjasama kelompok, strategi menyelesaikan masalah

dan kepemimpinan.

4.22. Solo Dari nama game nya sudah kelihatan solo = sendirian. Jadi semua peserta dibuat

berpencar satu dengan lainnya. duduk/tidur menyendiri selama sekitar 2 jam antara

pukul 22.00-24.00.

Kemudian menuliskan semua pertanyaan berdasarkan daftar pertanyaan yang dibuat

mencakup :

Visi kehidupan, visi pribadi, visi keluarga dan visi organisasi.

Melihat kelemahan-kelemahan diri dan menyusun langkah-langkah untuk

memperbaikinya. Melihat kekuatan diri yang dimiliki.

Merefleksikan kualitas keberagaman dalam kehidupan sehari-hari.

Teaching point :

Membangun visi kehidupan

memahami kelemahan-kelemahan diri

melihat diri dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki.

Meningkatkan rasa percaya diri

Page 24: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

24

4.23. Time Bomb Game ini termasuk dalam kategori low game.

Peralatan yang dibutuhkan untuk memainkan game ini adalah :

- Tambang plastik

- Kayu/bambu yang ujungnya diset sedemikian rupa sehingga berlubang dan

bisa dipakai untuk menaruh bola

- Bola Plastik

- Tali rafiah

Persiapan alat :

Tambang plastik dipotong berukuran 1,5 m, kemudian diikatkan pada kayu. Masing-

masing kayu memiliki 8-10 ujung tambang plastik.

Cara permainan/ gamesnya :

Instruktur outbound membagi peserta dalam beberapa kelompok yang terdiri antara 8-

10 orang. Kemudian masing-masing kelompok diminta untuk mengambil satu buah

kayu yang sudah diikatkan tambang plastik dan satu buah bola plastik. Instruktur

outbound menyiapkan garis start dan finish menggunakan tali rafiah. Seluruh peserta

outbound diminta untuk memegang ujung tali, setiap orang mendapat satu utas tali.

Kelompok harus bisa menstabilkan kayu, sehingga apabila bola plastik ditaruh di atas

kayu, bola tersebut tidak jatuh.

Seluruh peserta menuju garis start, kemudian bola ditaruh di atas kayu. Peserta mulai

berjalan menuju garis finish. Apabila bolanya jatuh, maka game harus diulangi

kembali mulai dari garis start kembali. Kelompok pemenang adalah yang mencapai

garis finish terlebih dahulu tanpa membuat bolanya jatuh.

Teaching point :

- Kerjasama kelompok/team

- Melatih Konsentrasi

- Mengatur ritme kerja

- Mengetahui kekurangan dan kelebihan teman

Gambar 5. Gambar Game Time Bomb

4.24. Titanic (Kapal Tenggelam)

Cara Permainan :

Semua anggota tim diminta untuk berdiri di atas kain, seakan akan mereka berada dia

atas sebuah kapal yang akan tenggelam. Tidak ada bagian dari kaki berdiri diluar

kain. Setelah mereka berhasil berdiri, maka instruktur outbound menghitung satu

sampai lima hitungan. Apabila berhasil, kain dilipat menjadi lebih kecil. Kemudian

Page 25: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

25

dilakukan kembali proses seperti semula. Kelompok yang mampu berdiri di atas kain

yang terkecil adalah pemenangnya.

Teaching point :

- Membangun kebersamaan

- Menunjukkan untuk kesuksesan tim, diperlukan pengorbanan

- Perlunya anggota tim untuk menyatu dengan kelompok.

- Pengaturan strategi dalam pemecahan masalah

- Berfikir kreatif

Gambar 6. Gambar Game Titanic

4.25. Toxic Waste

Alat yang dibutuhkan :

- Botol air mineral yang diberi tali. Setiap botol dibeli tali minimal 10 buah

- botol air mineral ditaruh tegak di atas tanah dengan tutup terbuka

Cara Permainan :

Tim harus memindahkan cairan beracun dari satu container (diwakili oleh botol) ke

container yang lain.

Aturan Main :

Fasilitator outbound memberikan instruksi :

Peserta tidak boleh berbicara satu sama lain.

Alat bantu yang dapat digunakan hanya berupa tali-tali yang tersedia.

Tidak boleh memasuki area radiasi, bila ada seorang peserta yang menginjak maka

permainan harus diulang dari awal lagi.

Cairan tidak boleh tumpah, apabila tumpah permainan diulang dari awal.

Dianggap selesai bila tali-tali yang dipergunakan kembali keluar lingkaran.

Target : Team work dalam mencapai target, inovasi-kreativitas , disiplin, melatih kesabaran,

mengetahui kekurangan dan kelebihan rekan kerja, komunikasi yang efektif terhadap

rekan kerja

Page 26: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

Meningkatkan Motivasi Peserta Latih Melalui Muatan Tim Building dalam FMD

26

4.26. Trush Fall

Cara Permainan :

Perintahkan seseorang untuk berdiri di atas drum atau bangku menghadap ke depan.

Peserta lainnya berada di bawah, dan saling mengaitkan tangan yang satu dengan

yang lainnya. Tujuannya adalah menangkap orang yang berada di atas drum pada saat

peserta outbound tersebut menjatuhkan diri.

Teaching pointnya adalah :

- Mengembangkan rasa percaya diri pada peserta outbound

- Mengembangkan rasa percaya diri pada orang lain

- Mengembangkan kerjasama kelompok.

- Mengembangkan sikap bekerja dengan fokus yang dalam

- Melatih keberanian mengambil resiko

5. PELAKSANAAN GAME TIM BUILDING

Game Tim Building dalam kegiatan FMD dapat dilaksanakan dengan porsi 30%

kegiatan, artinya apabila kegiatan FMD berdurasi 4 jam latihan, maka 1,5 jam latihan bisa

dialokasikan untuk muatan materi tim building.

6. KESIMPULAN

Sebagai sistem inovasi baru, memasukkan muatan game tim building dalam

kegiatan FMD diharapkan mampu mengurangi kejenuhan peserta latih sehingga dapat

meningkatkan semangat dan motivasi dalam mengikuti pelatihan.

Pendekatan dengan aktifitas game tim building dapat mengakomodasi pembelajaran

model orang dewasa yaitu belajar dari apa yang dialami (action), yang mana praktisasinya

dihubungkan (Reflection) dengan permasalahan dalam dunia kerja. Pelatihan dengan

penambahan muatan game tim building memberikan beberapa nilai tambah, metode ini

terbukti efektif . yang memberikan keleluasaan baik pada gerak fisik (psikomotorik),

maupun emosi (afeksi) dan berpikir (kognisi) bagi pesertanya.

Page 27: Meningkatkan motivasi peserta latih melalui muatan tim building dalam materi fmd

27

REFERENSI 1. Mangkupriwa, Sjafri, Prof. Dr. Ir. H, Pengembangan Kapasitas Organisasi

Pembelajaran, www.indosdm.com (2010).

2. Felissa, Ria, Bagaimana Meningkatkan Motivasi?, www.vbizmanagement.com

(2011).

3. Setiyawan, Dani, Cara Meningkatkan Motivasi Diri, www. danisetiyawan.com

/cara-meningkatkan-motivasi-diri/ (2011)

4. Mustafa, Hasan, Team Building, 2001

5. Yudho, Alasan Mengapa Perusahaan Memerlukan Outbond Training,

www.outboundmalang.com (2010)

6. www.outboundmalang.com, Outbound Games, 2010

7. www.adventurendonesia.co.id, Metode Pelatihan Outbound Training, 2011.

8. www.indosdm.com, Permainan-permainan Tim Building, tanpa tahun

9. Toha, Muhammad, Membangun Kerja Tim (Tim Building)., tanpa tahun

10. Anonim, Membangun Tim, Pelatihan Ketrampilan Manajerial SPMK, 2008

11. www.principleofmanagement.blog.perbanas.ac.id, Cara Meningkatkan Motivasi

Kerja, tanpa tahun

12. www. thesocratesmedia.com, Hukum Kerjasama Tim, tanpa tahun