meningkatkan hasil belajar sains dengan memanfaatkan media l

5/11/2018 Meningkatkan Hasil Belajar Sains Dengan Memanfaatkan Media L - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/meningkatkan-hasil-belajar-sains-dengan-memanfaatkan-media-l 1/86

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi

berkembang secara cepat dan dinamis, yang mencakup perkembangan di

segala bidang kehidupan. Pengembangan kemampuan siswa merupakan kunci

keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan siswa agar dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan dunia teknologi dan informasi. Oleh

karena itu, siswa perlu dibekali dengan kompetensi yang memadai agar

menjadi peserta didik yang aktif dan kreatif dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara; karena pendidikan yang memadai akan

meningkatkan taraf hidup suatu bangsa.

Pendidikan merupakan usaha manusia secara sadar yang bertujuan

untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia dalam

menghadapi tantangan zaman. Perkembangan zaman harus diimbangi

pembekalan terhadap siswa dengan segala kemampuan dalam berbagai

kehidupan. Oleh karena itu, sekolah sebagai institusi pendidikan berkewajiban

membekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui mata pelajaran.

Proses pembelajaran Sains di lapangan sering kali berlangsung di

dalam kelas dan belum menggunakan fasilitas yang ada seperti media

lingkungan, perpustakaan, komputer walaupun fasilitas tersebut telah ada di

sekolah. Metode yang digunakan sangat terbatas seperti metode ceramah yang

1



proses pembelajarannya berlangsung satu arah, yang menjadi pusat adalah

guru bukanlah anak didik (siswa). Guru cenderung menempatkan diri sebagai

sumber belajar dan siswa sebagai objek belajar, yang terjadi adalah

komunikasi searah. Siswa belajar hanya menerima dan bukan menemukan

sendiri, sehingga siswa tidak punya kreativitas untuk mengeluarkan pendapat,

lamban menerima pelajaran, mudah lupa akan materi pelajaran, sulit

menerima pelajaran, dan malas belajar.

Proses pembelajaran tersebut membuat siswa tidak bergairah untuk

belajar, cenderung menimbulkan suasana bosan, apatis, dan statis. Oleh

karenanya, anak tersebut mencari kesibukannya sendiri di tengah proses

pembelajaran yang sedang berlangsung, seperti mengobrol dengan teman,

mengganggu teman dengan perilaku usil telah menjadi pemandangan umum

sehari-hari. Dan akibatnya hasil belajar Sains rendah yaitu nilai rata-rata 55,

sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 64, sehingga perlu perbaikan

dan peningkatan hasil belajar.

Betapa bahayanya jika siswa ternyata tidak berhasil dalam

pembelajaran karena pembelajaran yang membosankan. Penyebab

membosankan dari segi metode mengajar yang dipakai tidak sesuai, alat

peraga yang tidak tersedia, ataupun media pembelajaran yang tidak cocok.

Oleh karena itu, peneliti menggunakan media lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar. Menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif,

kreatif, dan menyenangkan tentu merupakan jawaban yang tepat atas

permasalahan tersebut. Menciptakan pembelajaran yang seperti itu tentu tidak

2



mudah diwujudkan, yang memerlukan berbagai keterampilan dari guru itu

sendiri dan dukungan dari pimpinan ataupun dana besar, menuntut kreativitas

pemilihan metode dan media, ataupun pemilihan model pemhelajaran yang

tepat dan bervariasi, menggunakan berbagai sumber, menguasai materi

pembelajaran, proses pembelajaran yang kondusif.

Peneliti menggunakan media lingkungan, untuk meningkatkan hasil

belajar dalam materi penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungannya.

Hasil belajar siswa dikatakan meningkat apabila mampu menguasai ketiga

rana kognitif, afektif dan psikomotor serta menggunakannya dalam

memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Siswa dianggap paham jika

mampu mengetahui, memilih dan menggunakan pengetahuan serta

menyalurkan pada orang lain yang membutuhkannya.

Pembelajaran sains yang diajarkan di sekolah dasar berperan penting

dalam keseluruhan proses pendidikan. Pendidikan Sains menekankan pada

pemberian langsung untuk mengembangkan kompetensi dalam memahami

alam sekitar. Maka standar kompetensi yang dikembangkan di sekolah dasar

meliputi (1) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan, (2) Benda dan Sifatnya,

(3) Energi dan Perubahannya, (4) Bumi dan Alam Semesta. (Sri Sulistyorini,

2007 : 40) Salah satu kunci keberhasilan dalam pembelajaran Sains adalah

sumber belajar yang sesuai dan memadai.

Siswa dalam kehidupan sehari-hari selalu berhadapan dengan dunia

sains dari yang sederhana sampai yang membutuhkan pemikiran secara

kompleks. Berbicara tentang benda bergerak, beraneka ragam tumbuhan dan

3



hewan serta fasilitas yang ada di lingkungannya sangat berkaitan dengan

Sains, dan menanti untuk diamati dan diteliti. Melalui pendidikan Sains, siswa

dikenalkan dengan berbagai konsep tentang dunia sekeliling. Tugas guru

dalam membangun konsep tentang dunia Sains yang akan membuat siswa

mampu mengambil sikap atas kehadiran Sains. Menurut pendapat Darmojo

dan Kaligis dalam pembelajaran Sains, seorang guru dituntut untuk mengajak

siswa-siswinya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. (Darmojo

dan Kaligis, 2000 : 2)

Dan uraian di atas, peneliti menyatakan sekolah sebagai institusi

pendidikan yang berkewajiban membekali siswa dengan pengetahuan,

keterampilan dan sikap melalui pembelajaran untuk meningkatkan hasil

belajar dengan menggunakan media lingkungan sekolah sebagai sumber

belajar, melalui penelitian dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK).

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat

diidentifikasi adalah :

1. Apakah yang menyebabkan banyak siswa malas belajar, dan apa

akibatnya?

2. Bagaimana cara menigkatkan hasil belajar siswa agar sesuai

dengan yang diharapkan?

4



3. Mengapa guru belum mampu menciptakan pembelajaran yang

efektif?

4. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa khususnya

dalam mata pelajaran Sains dengan menggunakan media lingkungan?

5. Apakah pemanfaatan media lingkungan dalam pembelajaran

penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungan dapat meningkatkan hasil

belajar Sains pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Kayu Manis 01

Pagi, Jakarta Timur?

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Karena banyaknya masalah dalam identifikasi di atas, Peneliti hanya

membatasi masalah pada peningkatan hasil belajar sains yang berjudul

“Meningkatkan Hasil Belajar Sains dengan Memanfaatkan Media Lingkungan

Sekolah tentang Penyesuaian Diri Tumbuhan Terhadap Lingkungannya”.

Peningkatan tersebut dapat diketahui dengan peningkatan hasil belajar yang

ditunjukkan dengan angka rata-rata hasil belajar dari siklus sebelumnya, yaitu

pada siswa kelas V SD Negeri Kayu Manis 01 Pagi, Jakarta Timur.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah yang akan diteliti

adalah “Bagaimana Cara Meningkatkan Hasil Belajar Sains dengan

5



Memanfaatkan Media Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar pada

Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kayu Manis 01 Pagi, Jakarta Timur ?”

E. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis maupun praktis,

sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap bagaimana cara

meningkatkan hasil belajar Sains melalui pemanfaatan media Lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar. Penelitian ini digunakan sebagai baharn

pertimbangan untuk menumbuh kembangkan budaya akademik di

lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan

perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

2. Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada pembelajaran Sains, sehingga diharapkan siswa lebih aktif dalam

proses pembelajaran.

b Guru

Sebagai masukan agar lebih memperkaya ilmu pengetahuan dan

keterampilan, serta mengembangkan kreativitas dan pemahaman

6



dalam proses pembelajaran mclalui pemanfaatan lingkungan

pembelajaran Sains yang diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

Sains; meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan

dan pembelajaran di sekolah; serta dapat membantu mengatasi masalah

pembelajaran yang terjadi di sekolah.

c Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, khususnya

dalam pengembangan dan pembinaan sikap profesional pendidik

(guru) dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

terutama bagi guru Sekolah Dasar.

d Orang Tua Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi orang

tua dalam membimbing anaknya belajar tanpa harus bertentangan

dengan perkembangan kemampuan anak secara alamiah yang tidak

dapat dipisahkan dengan kemajuan teknologi yang berkembang

dewasa ini.

e Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk menambah

wawasan bagi kalangan akademis yang akan melakukan penelitian

sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari, juga diharapkan penelitian

ini dapat merangsang teman-teman guru yang lain untuk melakukan

7



penelitian serupa dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa

umumnya dan Sains khususnya.

8



BAB II

KERANGKA TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Acuan Teoritik Area dan Fokus yang Diteliti

1. Hasil Belajar Sains di Sekolah Dasar

a Pengertian Hasil Belajar

Menurut Hamalik, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku

yang terjadi pada seseorang dari tidak tahu menjadi tahu. Perubahan

tingkah laku yang termasuk hasil belajar, meliputi: pengetahuan,

emosional, pengertian, hubungan sosial, kebiasaan, keterampilan etis,

budi pekerti, apresiasi, dan sikap. (Oemar Hamalik, 2005 : 30)

Sedangkan menurut William Burton dalam Hamalik, hasil

belajar adalah pola perubahan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap

apresiasi, dan keterampilan yang diterima oleh murid apabila

menerima kepuasan pada kebutuhannya dan berguna, serta bermakna

baginya. (Oemar Hamalik, 2005 : 31) Sedangkan menurut Dimyati dan

Mudjiono, hasil belajar adalah penilaian/pengukuran proses belajar

mengajar. (Dimyanti dan Mudjiono, 2006 : 200)

Hasil belajar yang dilharapkan berupa kompetensi yang terukur

sehingga setiap guru bisa menilai keberhasilan pencapaian proses

pernbelajaran. Dengan demikian untuk mengukur hasil belajar siswa

guru membuat kisi-kisi yang mencakup ranah ingatan, pemahaman dan

8



keterampilan agar kemampuan siswa terukur secara optimal.

Benyamin S. Bloom telah mengembangkan “taksonomi” untuk domain

kognitif. Taksonomi adalah metode untuk membuat urutan, pemikiran

dari tahap dasar kearah yang lebih tinggi dari kegiatan mental, dengan

enam tahap sebagai berikut :

1. Pengetahuan (knowledge) ialah kemampuan untuk

menghapal, mengingat, atau mengulangi informasi yang pernah

diberikan.

2. Pemahaman (Comprehension) ialah kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulang informasi dengan menggunakan

bahasa sendiri.

3. Aplikasi (application) ialah kemampuan untuk

menggunakan informasi, teori, dan aturan pada situasi baru.

4. Analisis (analysis) ialah kemampuan mengurai pemikiran

yang kompleks, dan mengenai bagian-bagian serta hubungannya.

5. Sintesis (synthesis) ialah kemampuan mengumpulkan

komponen yang sama guna membentuk satu pola pemikiran yang

baru.

6. Evaluasi (evaluation) ialah kemampuan membuat pemikiran berdasarkan criteria yang telah ditetapkan. (Prof. Dr. H.

Djaali, : 2007 : 77)

Ranah kognitif ini berhubungan dengan ingatan atau

pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi serta pengembangan

keterampilan intelektual. (Dimyanti dan Mudjiono, 2006 : 202)

Ranah afektif berhubungan dengan hierarki perhatian, sikap,

penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi. Kratwohl, Bloom dan Masia

mengemukakan tujuan ranah afektif sebagai berikut:

1. Menerima, merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif

berupa perhatian terhadap stimuli secara pasif yang meningkat

secara lebih aktif.

2. Merespons, merupakan kesempatan untuk menanggapi

Stimulant dan merasa terikat secara aktif memperhatikan.

3. Menilai, merupakan kemampuan menilai gejala atau

kegiatan sehingga dengan sengaja merespons lebih lanjut untuk

9



mencari jalan bagaimana dapat mengambil bagian, ata apa yang

terjadi.

4. Mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang

dipercaya.

5. Karakterisasi, merupakan kemampuan untuk

mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu

merespons, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai atau

membuat pertimbanganpertimbangan. (Dimyanti dan Mudjiono,

2006 : 205-2006)

Ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan

motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi

saraf dan koordinasi badan. Kibler, Barket, dan Miles mengemukakan

ranah tujuan psikomotorik sebagai berikut :

1. Gerakan tubuh yang mencolok, merupakan kemampuan

gerakan tubuh yang menekankan kepada kekuatan, kecepatan, dan

ketepatan tubuh yang mencolok.

2. Ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, merupakan

keterampilan yang berhubungan dengan Ortan atau pola darigerakan yang dikoordinasikan, biasanya berhubungan dengan

gerakan mata, telinga, dan badan.

3. Perangkat komunikasi non verbal, merupakan kemampuan

mengadakan komunikasi tanpa kata,

4. Kemampuan berbicara, merupakan kemampuan yang

berhubungan dengan komunikasi secara lisan. (Dimyanti dan

Mudjiono, 2006 : 207-2008)

Dalam pembelajaran guru harus mengembangkan ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor agar siswa memiliki pengetahuan

menghafal, mengingat dan mengulangi pelajaran yang telah diberikan

oleh guru. Serta memiliki sikap yang baik, jika pintar pintar tidak

sombong, dapat menghargai perasaan orang lain serta mampu

menunjukkan gerakan yang menggunakan kekuatan tubuh dengan

terampil.

10



Menurut Muhibbin Syah, keberhasilan pengembangan ranah

kognitif tidak hanya mengembangkan kecakapan kognitif, tetapi juga

menghasilkan kecakapan afektif dan psikomotorik. Kecakapan

psikomotorik siswa merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan

kesadaran serta sikap mentalnya. (Muhibbin Syah, M.Ed, 2008 : 86)

Sebelum mengajar guru mengatur lingkungan sekolah sebaik-

baiknya yaitu menyiapkan alat peraga, taman sekolah dilengkapi

dengan tumbuhan yang ingin diobservasi, perpustakaan dan

sebagainya yang sesuai dengan kegiatan belajar siswa, sehingga

pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, aman dan tertib.

Nasution, dalam Muhibbin Syah, berpendapat bahwa mengajar

adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan

sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi

proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang

kelas (ruang belajar) tetapi juga meliputi guru, alat peraga,

perpustakaan, faboratorium dar, sebagainya yang relevan dengan

kegiatan belajar siswa. (Muhibbin Syah, M.Ed, 2008 : 182)

Pembelajaran sains di Sekolah Dasar sebaiknya siswa dapat

memahami dan mengamati tentang berbagai gejala alam, yang bersifat

analitis, logis, rasional, lengkap dan cermat, yang berupa Drinsip-

prinsip, teori-teori hukum, konsep-konsep, maupun fakta-fakta yang

ditunjukkan untuk menjelaskan gejala-gejala alam, serta

menghubungkan berbagai gejala alam yang satu dengan yang lainnya

11



sehingga membentuk suatu sudut pandang yang baru terhadap obyek

yang diamatinya sesuai dengan perkembangan kognitifnya.

Hasil belajar yang merupakan pola perubahan, nilai-nilai,

pengertianpengertian, sikap apresiasi, dan keterampilan yang diterima

oleh murid apabila menerima kepuasan pada kebutuhannya dan

berguna serta bermakna bagi siswa.

Jadi hasil belajar adalah proses perubahan pengetahuan sikap

keterampilan setelah proses belajar mengajar yang mencakup tiga

aspek, yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

b Pengertian Sains

Menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dalam salah satu program

yaitu mata pelajaran SAINS berusaha merespon proaktif berbagai

informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini untuk

meningkatkan hubungan pembelajaran dengan keadaan dan kebutuhan

hidup sehari-hari.

Sains dalam kurikulum 2004 adalah cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta,

konsepkonsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap

ilmiah. (Sri Sulistyorini, 2007 : 39)

Selanjutnya menurut Nash seperti dikutip oleh Darmojo dan

Kaligis mengatakan bahwa Sains itu adalah suatu cara atau metode

12



untuk mengamati alam yang bersifat analitis, lengkap, cermat, serta

meng iubungkan antara satu fenomena dengan fenomena lain,

sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru

tentang obyek yang diamatinya. (Darmojo dan Kaligis, 1993 : 3)

Menurut Rom Harre yang dikutip oleh Darmojo dan Kaligis

mengatakan Science is collection of well atlesed theoris with explain

the pathems and regularities among carefully studied phenomena;

yang artinya sains adalah kumpulan yang telah diuji kebenarannya,

yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dan gejala alam yang

diamati secara seksama. (Darmojo dan Kaligis, 1993 : 4)

Menurut Wynne Harlen ada sembilan aspek sikap ilmiah yang

dapat dikembangkan pada usia anak Sekolah Dasar, yaitu : 1) sikap

ingin tahu, 2) sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, 3) sikap

kerjasama, 4) sikap tidak putus asa, 5) sikap tidak berprasangka, 6)

sikap mawas diri, 7) sikap bertanggung jawab, 8) sikap berpikir bebas,

9) sikap kedisiplinan diri. (Darmojo dan Kaligis, 1993 : 7)

Dari beberapa pendapat para ahli di atas peneliti menyatakan

Sains merupakan suatu ilmu yang memahami dan mengamati tentang

berbagai gejala alam, yang bersifat analitis, logis, rasional, lengkap

dan cermat, yang berupa prinsip-prinsip, teori-teori hukum, konsep-

konsep, maupun fakta-fakta yang ditunj akkan untuk menjelaskan

gejala alam yang satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk suatu

sudut pandang baru terhadap obyek yang diamatinya.

13



Siswa sekolah dasar mampu bersikap ilmiah dengan penekanan

sikap ingin tahu, bertanya, bekerjasama, dan peka terhadap makhluk

hidup dan lingkungannya, serta mampu mengelola lingkungan sekitar

rumah, sekolah dan perpustakaan.

B. Pengertian Media Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

1. Pengertian Media

Media adalah alat yang digunakan guru untuk menyampaikan

pembelajaran yang dapat membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Media pendidikan yang digunakan

adalah alat dan bahan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan materi

ajar.

Rossi dan Breidle mengatakan bahwa media pembelajaran adalah

seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan

pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.

(Wina Sanjaya, 2008 : 163)

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat

penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran, aspek ini saling

berkaitan satu dengan yang lain. Alat bantu belajar turut mempengaruhi

iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Gerlach dalam Arsyad mengatakan media jika dipahami secara

garis besamya adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun

14



kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap. (Azhar Arsyad, 2008 : 3)

Alat yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran

dapat berupa film atau gambar hidup. Kemampuan film melukiskan

gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Televisi dapat

membawa dunia nyata ke rumah dan ke kelas-kelas, komputer dapat

merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan media lingkungan

membuat siswa dapat menyentuh dan meraba bendanya secara langsung.

Sedangkan Gagne dan Brigss menyatakan media pembelajaran

meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi

pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, film, foto, gambar,

grafik, televisi, dan komputer. (Azhar Arsyad, 2008 : 4)

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan media adalah benda atau orang yang dapat membantu

memberikan pemahaman pada siswa yang menerima pembelajaran.

2. Pengertian Lingkungan

Lingkungan sekolah adalah lingkungan yang dapat mencakup

segalaa materiil jasmaniah dan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan

kondisi eksternal dalam hubungannya dengan periakuan atau karya orang

lain pada lingkungan sekolah.

Lingkungan dalam arti sempit adalah alam sekitar di luar diri

manusia/individu. Secara luas lingkungan dapat mencakup segala materiil

15



dan stimuli di dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat fisiologis,

psikologis, maupun sosial-kultural. (Wasty Soemanto, 2006 : 84)

Lingkungan meliputi segala kondisi dan materiil jasmaniah di

dalam tubuh dan lingkungan yang bersih dapat meningkatkan kesehatan

terutama di Jakarta yang penuh dengan polusi, sehingga siswa dapat

memelihara lingkungan rumahnya dengan menanami tumbuhan di sekitar

rumah atau di dalam pot.

Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan materiil

jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem

saraf, peredaran darah, pernafasan, pencemaan makanan, kelenjar indokrin

dan endokrin, sel-sel pertumbuhan, dan Kesehatan jasmani. (Wasty

Soemanto, 2006 : 84)

Pembiasaan hidup untuk memelihara lingkungan yang ditanamkan

kepada anak harus dimulai sejak dini agar siswa terbiasa memelihara

lingkungannya sampai akhir hidupnya.

Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang

diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran, sampai

matinya. selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan,

kemauan, emosi, dan kapasitas intelektual. (Wasty Soemanto, 2006 : 84)

Dari pendapat para ahli di atas, penulis menyatakan bahwa

lingkungan adalah mencakup segala : materiil dan stimuli yang diterima

oleh individu dengan segala kondisi dar, materiil dan jasm4niah, baik yang

bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial-kultural.

16



Secara sosial-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi,

interaksi, dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan

ataupun karya orang lain pada lingkungan sekolah.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, sumber artinya "segala

sesuatu baik yang berwujud benda maupun berwujud sarana yang

menunjang lainnya yang tidak berwujud, misalnya peralatan, persediaan

waktu dan tenaga yang digunakan untuk mencapai hasil. (Anton M.

Mulyono, dkk, 2002 : 1102) Sedangkan belajar artinya (1) berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu, (2) berlatih, (3) berubah tingkah laku

atau anggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (Anton M. Mulyono,

dkk, 17)

Definisi sumber belajar secara umum menurut Hendro Darmodjo

dan Jenny RE Kaligis adalah semua sarana belajar yang dapat

dimanfaatkan oleh peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan sikap,

dan keterampilannya. (Darmojo dan Kaligis, 1997 : 95) Sumber belajar

IPA adalah suatu ruangan atau bagian (sudut) ruangan dimana anak-anak

dapat melakukan kegiatan belajar IPA pada waktu-waktu tertentu secara

berkelompok atau perorangan, dengan menggunakan fasilitas belajar yang

tersedia di tempat itu. (Darmojo dan Kaligis, 1997 : 95)

Sumber belajar IPA harus disesuaikan dengan karakteristik anak-

anak yang menggunakannya ditinjau dari aspek (1) latar belakang dan

pengalaman mereka, (2) tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan

17



kedewasaan dan (3) tingkat sosioekonomi anak-anak. (Darmojo dan

Kaligis, 1997 : 97)

Media adalah alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Alat adalah

benda yang digunakan dalam pembelajaran. Sedangkan sumber belajar

adalah segala sesuatu, baik yang berwujud benda maupun yang berwujud

sarana yang menunjang lainnya yang tidak berwujud.

C. Acuan Teori Rancangan Alternatif atau Desain Alternatif Tindakan

yang Dipilih

Memanfaatkan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar

Sertain mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan

(environment ) meliputi semua kondisi dalam dunia ini. (Ngalim Purwanto,

1997 : 72) Pendapat ini dapat diartikan bahwa apa saja yang berada di dunia

ini merupakan lingkungan. Namun lingkungan yang sebenarnya hanyalah

faktor-faktor dalam dunia sekeliling kita.

Wina Sanjaya yang dimaksud dengan lingkungan yaitu ruang dan

tempat ketika sumber-sumber dapat berinteraksi dengan peserta didik. Ruang

dan tempat yang diniati secara sengaja untuk kepentingan pembelajaran,

misalnya ruang perpustakaan, ruang kelas, laboratorium, dan ruang micro

teaching. (Wina Sanjaya, 2008 : 176)

Darmojo dan Kaligis ada tiga alasan yang menjadikan lingkungan itu

sangat penting dalam pembelajaran, yaitu : (1) sebagai sasaran belajar, yaitu

segala sesuatu di sekitar anak yang merupakan obyek untuk diajarkail kepada

18



anak atau lingkungan sebagai sasaran belajar bagi anak SD, (2) sebagai

sumber belajar, yaitu lingkungan merupakan sumber belajar yang tak ada

habis-habisnya memberikan pengetahuan kepada kita. Semakin kita gali,

semakin banyak yang kita dapatkan, (3) sebagai sarana belajar, yaitu

lingkungan sebagai sarana belajar yang baik, bahkan lingkungan yang alamiah

menyediakan bahan-bahan yang tidak dibeli, misalnya udara, cahaya matahari,

pepohonan, air sungai, reremputan, dan sebagainya. Jadi lingkungan adalah

suatu sarana belajar yang ekonomis. (Wina Sanjaya, 2008 : 24)

Dari ketiga alasan tersebut di atas dapat dikatakan secara singkat

bahwa lingkungan itu sangat penting bagi pendidikan anak sekolah dasar,

karena dapat digunakan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, maupun

sarana belajar.

Pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran juga dapat

mengembangkan aspek-aspek paedagogis. Menurut Darmojo dan Kaligis ada

tiga aspek yang dapat dikembangkan melalui lingkungan, yaitu

1. dapat mengembangkan sikap dan keterampilan,

2. dapat digunakan bagi semua siswa dari semua tingkat perkembangan

intelektual,

3. dapat menjadikan sumber motivasi bagi anak didik. (Wina Sanjaya,

2008 : 24-25)

Penggunaan lingkungan dalam proses pembelajaran merupakan

strategi dalam pembelajaran. Menurut Darmojo dan Kaligis ada empat strategi

penggunaan lingkungan dalam pembelajaran, yaitu:

a Gunakanlah lingkungan sebagai lahan pengembangan keterampilan

proses

b Gunakanlah lingkungan sebagai lahan pengembangan sikap

c Gunakan untuk pengayaan

19



d Strategi pengembangan wawasan lingkungan menurut kelompok

umur. (Wina Sanjaya, 2008 : 25-26)

Macam-macam lingkungan sekolah yang ada di SDN. Kayu Manis 01

Pagi, Jakarta Timur meliputi : ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang UKS,

kantin sekolah, taman sekolah, halaman sekolah, dan halaman rumah dinas

penjaga sekolah.

Dari macam-macam lingkungan sekolah yang ada di SDN Kayu Manis

01 Pagi, Jakarta Timur dapat diidentifikasi lingkungan yang sesuai dengan

materi pembelajaran penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungan yaitu

taman sekolah, halaman sekolah, halaman rumah dinas penjaga sekolah, dan

perpustakaan sekolah.

Dari pengertian lingkungan sekolah di atas, bahwa pemanfaatan media

lingkungan sekolah dalam penelitian ini adalah guru memanfaatkan tempat

dan ruang dimana peserta didik dalam melakukan pembelajaran, yaitu taman

sekolah, halaman sekolah, dan perpustakaan sekolah.

D. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan

Mata pelajaran Sains mengajak siswa sekolah dasar untuk memiliki

sikap ilmiah, jujur, teliti, peduli terhadap lingkungan dan dapat bekerja sama,

sedangkan aktivitas belajar siswa diperoleh melalui keterampilan sebagai

proses dasar seperti mengamati, mengklasifikasi, menyimpulkan,

mengkomunikasikan, dan sebagainya.

Untuk mencapai hasil pembelajaran Sains dengan pemanfaatan media

lingkungan sekolah secara maksimal diperlukan strategi dan program

20



pembelajaran melalui hasil pengamatan yang berupa pengamatan hasil

pembelajaran dan pengamatan pemanfaatan media lingkungan sekolah melalui

pengalaman belajar yang bermakna.

Pembelajaran dengan pemanfaatan media lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar dalam materi tumbuhan menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang dilaksanakan di dalam dan di luar kelas dengan kegiatan

siswa mengamati langsung tumbuhan yang ada. Dengan pemanfaatan media

lingkungan sekolah diharapkan dapat membuat pembelajaran lebih bermakna

dan cara beifikir siswa lebih konstruktif melalui pengamatan secara langsung.

Dalam pembelajaran ini, peranan guru sangat penting untuk

memberikan bimbingan kepada anak didiknya dalam memanfaatkan

lingkungan sekolah, sehingga anak didik dapat membedakan bagaimana

pengalaman belajar melalul buku, atau ceramah guru di kelas. Dengan

bantuan pemanfaatan media lingkungan sekolah maka siswa lebih tertarik

untuk belajar. Oleh karena itu, diharapkan dengan pemanfaatan media

lingkungan sekolah dapat meningkatkan hasil belajar anak didik, sehingga

siswa tidak akan merasa bosan akibat metode belajar "ceramah" dalam kelas.

Diharapkan dengan pemanfaatan media lingkungan sekolah dalam

pembelajaran siswa dapat mengatasi kejenuhan dan kebosanan siswa yang

hanya belajar secara monoton di kelas, yang menggunakan komunikasi satu

arah saja.

21



E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang dikemukakan di

atas, maka dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : “Dengan

pemanfaatan media lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat

meningkatkan hasil belajar sains pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri

Kayu Manis 01 Pagi, Jakarta Timur”.

22



BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Sains dengan

pemanfaatan media lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada siswa di

kelas V Sekolah Dasar Negeri Kayu Manis 01 Pagi, Jakarta Timur.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas V SDN Kayu Manis 01 Pagi,

Jakarta Timur dengan alamat JI. Kayu Manis 4B no. 20 Kecamatan

Matraman, Jakarta Timur. Pemanfaatan media lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar dibatasi pada taman sekolah, halaman sekolah, dan

perpustakaan sekolah.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kayu Manis 01 Pagi, Jakarta

Timur, karena SD tersebut merupakan tempat peneliti mengajar dan hasil

belajar siswa selalu di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),

sehingga perlu dilakukan perbaikan hasil belajar siswa.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama dua bulan pada semester gasal

tahun ajaran 2008/2009, yaitu bulan Desember sampai Januari 2009.

23



C. Metode dan Desain Intervensi Tindakan (Rancangan Siklus

Penelitian)

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah penelitian

tindakan ( Action Research) yang dilakukan di dalam maupun di luar kelas.

Penelitian tindakan ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk

memperbaiki proses pembelajaran dan peningkatan iayanan professional

pendidik dalam menangani proses belajar-mengajar. Tujuan ini dapat

dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam

memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. (Suharsimi Arikunto, 2008

: 106)

Menurut Suharsimi bahwa penelitian tindakan kelas sebagai suatu

tindakan kelas sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif

partisipatif, kolaboratif, dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan

perbaikan sistem, metode kerja, dan proses. (Suharsimi Arikunto, 2008 :

106)

Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti menentukan masalah,

membuat desain, dan melaksanakan program yang disepakati bersama.

Penelitian tindakan kelas diharapkan dapat memperoleh penemuan

yang signifikan secara operasional, sehingga dapat dilakukan perbaikan

atau peningkatan mutu ketika pembelajaran dilaksanakan. Dengan

demikian tugas penelia adalah memecahkan masalah-masalah baru dengan

praktis dan aktual.

24



2. Desain Intervensi Tindakan (Rancangan Siklus Penelitian)

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan

metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang menggunakan model

siklus putaran/spiral) yang mengacu pada model PTK Hopkins, yang

dalam satu siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi. Dari terselesaikannya refleksi lalu

dilanjutkan dengan perencanaan kembali (replanning ), dan disusun sebuah

modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan

pengamatan yang membentuk sebuah siklus. (Suharsimi Arikunto, 2008 :

106)

D. Subyek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kayu Manis 01 Pagi,

Kecamatan Matraman Kotamadya Jakarta Timur yang berjumlah 31 siswa,

terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswi perempuan.

Sedangkan partisipan dalam kegiatan penelitian ini adalah guru kelas

VI SDN Kayu Manis 01 Pagi yaitu saudari Wasmini, S.Pd, sebagai

kolaborator dengan peneliti yang dinilai memahami tentang pembelajaran

Sains.

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

25



Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai perencanaan

( planner leader ), maka penelitian ini terlebih dahulu melakukan kegiatan

pembelajaran dan pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran Sains

di kelas V SDN Kayu Manis 01 Pagi, kemudian peneliti membuat

perencanaan tindakan yang akan didiskusikan bersama kolaborator.

Adapun posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai partisipan

aktif, dimana peneliti sebagai guru kelas yang mengajarkan materi Sains.

Sehingga selain sebagai peneliti juga sebagai guru kelas yang melakukan

proses belajar-mengajar di kelas sesuai dengan fokus penelitian. Dalam

penelitian ini peneliti selalu berusaha untuk berinteraksi langsung dengan

siswa maupun kolaborator dan pimpinan sekolah (kepala sekolah).

F. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan intervensi tindakan adalah tindakan yang akan dilakukan

berdasarkan atas masalah yang hendak dipecahkan dan, hipotesis yang

diajukan.

Sebelum melaksanakan siklus-siklus penelitian, peneliti mengadakan

persiapan-persiapan sebagai berikut (1) meminta izin kepada Kepala Sekolah

SDN Kayu Manis 01 Pagi, Jakarta Timur untuk melakukan penelitian dan

mengutarakan hal yang akan dilaksanakan, (2) menentukan waktu penelitian

yaitu tanggal Desember 2008 sampai Januari 2009, (3) mengumpulkan data-

data yang diperlukan seperti jumlah siswa, hasil test awal tentang materi

penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungannya

26



Setelah melakukan perencanaan di atas, peneliti merencanakan

penelitian yang berupa siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III jika dalam

siklus II belum ada peningkatan. Tiap-tiap siklus meliputi tahapan

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi sebagai

dasar pengembangan pada siklus berikutnya.

1. Tahap Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti membuat rencana tindakan I tentang materi

penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungan. Rencana tindakan

dituiiskan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat berisikan langkah-

langkah pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar. Sebelum mendata beberapa tumbuhan yang

ada di lungkungan sekolah yang relevan dengan materi pembelajaran,

menyiapkan lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan format observasi

untuk kegiatan pembelajaran dan instrumen kualitas pembelajaran dan

kisi-kisi hasil belajar serta instrumen pemanfaatan lingkungan sekolah.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap tindakan, peneliti melaksanakan tindakan yang telah

ditentukan/direncanakan serta disepakati bersama yaitu melaksanakan

proses pembelajaran sains tentang penyesuaian diri tumbuhan terhadap

lingkungannya dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti mengamati

27



seluruh kegiatan yang dilaksanakan siswa mengklasifikasi,

menyimpulkan, dan mengkomunikasikan test akhir berupa test

obyektif 20 soal.

c. Observasi

Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan

dengan menggunakan format observasi untuk mengamati kegiatan

pembelajaran, terutama saat pelaksanaan pemanfaatan lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar dalam materi penyesuaiaan diri

tumbuhan terhadap lingkungannya. Hal-hal yang diamati saat siswa

mengamati tumbuhan, mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan cara

penyesuaian diri terhadap lingkungan, menyimpulkan hasil

pengamatan, dan mengkomunikasikannya.

Pengamat juga mengadakan wawancara dengan beberapa siswa

untuk mengetahui semangat dan antusias siswa terhadap kegiatan

pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekolah.

d. Refleksi

Setelah peneliti selesai melakukan tindakan, bersama observer

segera melakukan refleksi/perenungan kembali tindakan yang baru

saja dilaksanakan. Pada saat ini terjadi tanya jawab dan diskusi antara

peheliti dengan observer. Tanya jawab dan diskusi bertujuan untk

mencocokkan antara data yang diperoleh observer dengan yang

dilakukan peneliti agar sesuai dan tidak salah persepsi.

28



2. Tahap Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti membuat rencana tindakan II yang dibuat dalam

bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana tindakan II

dirumuskan dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan yang

terdapat pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II tetap

difokuskan tentang peneyesuaian diri tumbuhan terhadap

lingkungannya. Pelaksanaan pembelajaran sama dengan siklus I, yaitu

pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Sebelumnya

mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS), format pengamatan, dan

soal test hasil belajar.

b. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan tindakan II tentang materi penyesuaian

diri tumbuhan terhadap lingkungan, dengan pemanfaatan lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar dan kegiatan pembelajaran diakhiri

dengan test hasil belajar.

c. Observasi

Pelaksanaan tindakan diamati oleh peneliti dan kolaborator

dengan menggunakan format pengamatan yang telah disediakan

terutama saat siswa mengamati tumbuhan, mengklasifikasikan,

menyimpulkan, dan mengkomunikasikan hasil pengamatan. Pengamat

juga mengadakan wawancara terhadap beberapa siswa yang berkaitan

dengan kegiatan pembelajaran.

29



d. Refleksi

Hasil pengamatan pembelajaran pemanfaatan lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar, hasil wawancara, test hasil belajar,

serta dokumertasi direfleksikan untuk mengetahui kekurangan atau

kelemarian pelaksanaan pembelajaran. Hasil refleksi tersebut

dipergunakan sebagai pertimbangan untuk memperbaiki rencana

tindakan siklus III jika masih diperlukan.

G. Hasil intervensi Tindakan yang Diharapkan

Keberhasilan tindakan yang dilaksanakan dalam kegiatan

pembelajaran sains kelas V Sekolah Dasar dengan pemanfaatan media

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar diharapkan siswa yang awalnya

kurang menyukai bahkan tidak menyukai akan berubah, dengan menganggap

sains sebagai pelajaran yang menyenangkan.

Hasil intervensi tindakan yang diharapkan adalah adanya perubahan

hasil belajar Sains tiap siklus dan perubahan itu ke arah yang positif dari

waktu ke waktu. Tindakan penelitian dianggap berhasil apabila tiap siklus

menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa, dan dapat mencapai target rata-

rata hasil belajar minimal 75%.

30



H. Data Hasil Belajar

1. Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data pemantauan

tindakan dan data penelitian.

a Data pemantauan tindakan merupakan data yang

digunakan untuk mengontrol kesesuaian peiaksanaan tindakan dengan

rencana.

b Data penelitian adalah data tentang hasil rata-rata belajar

Sains.

2. Sumber Data

Hasil belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung

dan pemanfaatan lingkungan sekolah tentang penyesuaian diri tumbuhan

terhadap lingkungannya.

I. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen yang Digunakan

1. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data

melalui proses, yaitu

a Dari aspek evaluasi, yakni hasi; post test untuk melihat tingkat

kemampuan siswa di akhir penelitian tindakan tersebut.

31



b Pengamatan langsung pemanfaatan lingkungan secara sistematis

mengenai permasalahan yang akan diteliti siswa dan guru selama

pembelajaran berlangsung.

2. Instrumen yang Digunakan Untuk Data Hasil Belajar

Instrumen yang digunakan untuk pemantau tindakan pada dasarnya

adalah instrumen yang digunakan untuk mengamati tindakan yang

dilakiakan dalam penelitian ini. Instrumen ini berbentuk format/pedoman

pengamatan pelaksanaan tindakan. Sedangkan instrumen yang digunakan

untuk mengumpulkan data penelitian berbentuk tabel hasil belajar dan

pemanfaatan lingkungan sekolah dalam pembelajaran sains.

3. Instrumen Hasil Be!ajar

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan ini

adalah :

a. Definisi Konseptual

Seperangkat test yang dibuat oleh peneliti dan dipergunakan

untuk mengukur hasil belajar pada mata pelajaran Sains di sekolah

tersebut. Instrument itu berupa pilihan ganda yang berjumlah 10 butir

soal dan isian 10 soal.

b. Definisi Operasional

Skor melalui test yaitu test mata pelajaran sains adalah

seperangkat test yang dibuat oleh guru dan dipergunakan untuk

32



mengukur hasil belajar pada mata pelajaran sains di sekolah tersebut.

Instrumen ini berupa pilihan gandalmultiple choice yang berjumlah 10

butir soal dengan empat jawaban yang terdiri dari satu jawaban

harapan dan tiga jawaban pengecoh dan 10 butir soal isian.

Skor test mata pelajaran sains yang terdapat dalam instrumen

test tersebut diambil dari jumlah siswa yang benar, dan nilai yang

diperoleh yaitu skor siswa yang benar dibagi dengan skor

harapan/ideal dan dikalikan 100%.

c. Kisi-kisi instrumen Hasil Belajar

Kisi-kisi hasil belajar sains dengan pemanfaatan lingkungan

sekolah tentang penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungannya,

diuraikan di bawah ini.

Tabel 3.1 : Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Sains

NoStandar

Kompetensi

Kompetensi

DasarIndikator C1 C2 C3

Pil.

CandaIsian

No.

Soal

1 Mengidentifi Mengidentifi- Menjelaskan 5 3 2 5 5 1, 3, 5,

kasi cara kasi cara tumbuhan 7,9,

makhluk penyesuaian menyesuaikan 11, 13,

hidup diri diri terhadap 5, 17,

menyesuai- tumbuhan lingkungan 19

kan diri-

dengan

lingkungan

dengan

lingkungan

tertentu

untuk

memperta-

untuk

mempertahan

kan hidupnya

Menjelaskan ciri

5 3 5 5 2, 4, 6,

hankan khusus pada 8, 10,

hidupnya tumbuhan untuk 12, 14,

menyesuaikan 16, 18,

diri dengan 20

lingkungannya

33



4. Instrumen Pemanfaatan Lingkungan Sekolah dalam

Pembelajaran Sains

a. Definisi Konseptual

Instrumen yang dibuat oleh guru untuk mengukur penggunaan

media lingkungan sekolah. Instrument itu berupa pengamatan belajar.

b. Definisi Operasional

Skor test pelajaran SAINS yang terdapat dalam instrumen test

tersebut diambil dari jika YA mendapat skor 1 jika TIDAK mendapat

skor 0.

c. Kisi-kisi Instrumen Pemanfaatan Lingkungan Sekolah dalam

Pembelajaran Sains

Kisi-kisi pengamatan pemanfaatan Lingkungan sekolah dalam

pembelajaran sains kelas V SDN Kayu Manis 01 Pagi dapat diuraikan

sebagai berikut

Tabel 3.2 : Kisi-kisi Pemanfaatan Lingkungan Sekolah dalam

Pembelajaran Sains

Dimensi Indikator Nomor

Pemanfaatan

taman

sekolah

1. Mengidentifikasi tanaman di

taman sekolah

2. Memilih tanaman yangdiamati

3. Mengelola taman sekolah

4. Membimbing siswa

5. Mendorong siswa

1

2

3, 4, 5, 67

8

Pemanfaatan

Halaman

Sekolah

6. Mengidentifikasi tanaman di

halaman sekolah

7. Memilih tanaman yang

diamati

8. Mengelola halaman sekolah

9. Membimbing siswa

10. Mendorong siswa I

9

10

11, 12, 13, 14

15

16

34



Pemanfaatan

perpustakaan

Sekolah

11. Mengidentifikasi buku yang

selesai materi

17

18

12. Menyampaikan tata tertib(peraturan) di perpustakaan

19

13. Menentukan waktu

berkunjung

14. Membimbing siswa

20

35



Kalibrasi Instrumen

Instrumen merupakan salah satu tahapan dalam penelitian.

Tahapan ini dilalui untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu

instrumen dan konsistensi melalui analisis validitas dan reliabilitas

instrument. Hal ini dimaksudkan untuk. mengetahui kebenaran dan

keakuratan dari suatu instrumen yang dijadikan alat ukur dalam suatu

penelitian, sehingga alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data

dalam penelitian benar-benar sudah teruji.

J. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

1. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini, kegiatan

refleksi dalam satu siklus untuk mendapatkan gambarari yang sesuai

antara tindakan yang diberikan dengan rencana yang telah disusun

sebelumnya, sehingga menemukan kelebinan dan kekurangannya. Hasil

analisis data siklus I dijadikan acuan perencanaan pada siklus berikutnya

sampai terjadi peningkatan hasil belajar serta peningkatan pemanfaatan

lingkungan sekolah dalam pembelajaran sains.

Dalam penelitian ini yang bertujuan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran sains, maka teknik yang digunakan

dalam mengarialisis data yang terkumpul dilakukan perhitungan

prosentase kemampuan siswa dalam menjawab test tertulis untuk

mengetahui hasil belajar sebelum dan sesudah dilakukanrya tindakan.

36



Analisis data dalam penelitian ini melalui reduksi data, paparan data, dan

penyimpulan hasil analisis.

Jika dalam tindakan pertama belum berhasil, maka akan diteruskari

ke tindakan kedua, dan seterusnya sampai tampak benar lingkungan

sekolah pembelajaran sains dijadikan sebagai sumber belajar dalam

pembelajaran sains dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dan

mencapai hasil belajar siswa yang ditargetkan oleh peneliti sesuai dengan

hasil intervensi tindakan yang diharapkan.

2. Data Hasil Belajar

a. Data Hasil

b. Data Pemantau

Setelah siswa mengumpulkan tes hasil belajar, guru

mengoreksi lembar jawaban siswa lalu diberi ni!ai, cari rata-rata dan

persentase. Sedangkan data pemantau setelah akhir pembelajaran

kolaborator mencari persentase pelaksanaan pembelajaran

3. Interpretasi Hasil Analisis

Setelah dilakukan analisis data, maka peneliti dan kolaborator

melaksanakan interpretasi hash analisis. Jika data setiap siklus hasil belajar

dan pemanfaatan lingkungan sekolah dalam pembelajaran sains belum

mencapai hasil yang diharapkan, maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.

37



Tetapi jika telah mencapai hasil yang diharapkan, maka siklus tidak perlu

dilanjutkan lagi.

4. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan

Dalam melaksanakan penelitian, guru melaksanakan proses

pembelajaran dengan cara memanfaatkan lingkungan sekolah

pembelajaran sains sebagai sumber belajar. Lingkungan sekolah yang

dimaksud adalah taman sekolah, halaman sekolah, dan perpustakaan

sekolah.

Pada pelaksanaannya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok,

setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan

siswa pada saat melakukan pengamatan di dalam kelas maupun di luar

kelas. Selanjutnya siswa mengadakan diskusi kelas untuk membahas hasil

pengumpulan data yang diperoleh dan dilaporkan di depan kelas.

Pada setiap siklus, peneliti berusaha untuk memperbaiki

pemahaman siswa dengan cara rnengawasi siswa saat pembelajaran

berlangsung dengan dibantu rekan guru yang lain. Hal tersebut sangat

berguna bagi peneliti karena dengan bantuan rekan guru yang lain yang

bertugas sebagai kolaborator, peneliti akan dapat mengetahui kelebihan

dan kekurangan pada setiap siklus yang dilakukan.

Apabila ada kekurangan pada setiap siklus, peneliti

mendiskusikannya dengan kolaborator untuk menentukan cara

memperbaiki untuk siklus berikutnya. Namun apabila ada kelebihan atau

38



kesesuaian dengan indikator pencapaian keberhasilan, peneliti berusaha

mempertahankan pada pelaksanaan ke siklus-siklus berikutnya. Dengan

adanya pengamatan bersama diharapkan kekurangan-kekurangan siswa

dapat diperbaiki pada siklus berikutnia, sehingga tujuan penelitian ini

dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

39



BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN

PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap siklus

membutuhkan waktu dua kali pertemuan. Tiap siklus meliputi tahap perencanaan,

tahap tindakan dan tahap refleksi. Dalam 1 minggu, waktu yang digunakan untuk

tahap pelaksanaan tindakan adalah dua pertemuan selebihnya digunakan untuk

perencanaan, pengamatan dan refleksi.

Alokasi waktu tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Total waktu yang

diperlukan dalam pelaksanaan tindakan adalah 280 menit.

A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan

Data penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan di kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang. Data

penelitian ini tentang penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungan dengan

pemanfaatan media lingkungan sebagai sumber belajar.

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi awal, peneliti

membuat perencanaan tindakan. Perencanaan meliputi pembuatan (1)

rencana/skenario pembelajaran berdasarkah Kurikulum SDN Kayu

Manis 01 Pagi, (2) media pembelajaran mengggunakan alam

39



lingkungan sekolah untuk dimanfaatkan, (3) lembar kerja siswa (LKS),

(4) instumen hasil pembelajaran berupa 20 butir pertanyaan, (5)

instrument pemanfaatan lingkungan sekolah dalam pembelajaran IPA

berupa 20 butir pernyataan, (6) kamera untuk mengambil gambar

kegiatan siswa dan guru saat pembelajaran.

b. Tahan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus satu membutuhkan waktu dua kali

pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 17 Desember 2008 dan

pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 19 Desember

2008.

Sebelum Pelaksanaan tindakan, peneliti mengadakan apersepsi

dengan menanyakan pelajaran IPA minggu lalu tentang adaptasi

hewan terhadap lingkungan. Kemudian membentuk kelompok dengan

masingmasing 8 anggota (terbentuk 4 kelompok). Setiap Kelompok

dberi LKS untuk dikerjakan saat mengamati tumbuhan di kebun

(taman sekolah) dan mencari sumber tambahan di perpustakaan

sekolah. Dalam kelompok ini siswa belajar bekerja sama, saling

membantu, sating memberi dan menerima serta saling memberi

semangat kepada teman satu kelompok. Pada pertemuan pertama,

peneliti memulai pembelajaran dengan mengklasifikasi tumbuhan

berdasarkan kemampuam membela diri dari musuh. Peneliti

40



melakukan kegiatan penanaman konsep penyesuaian diri tumbuhan

terhadap lingkungan. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan

guru/peneliti tentang cara pengerjaan LKS.

Tiap kelompok menerima LKS dan mengerjakan dengan cara

bekerja sama, saling memberi dan menerima. Siswa terlihat aktif,

antusias dan semangat dalam mengamati tumbuhan, baik di lapangan

maupun di taman sekolah, dibuktikan dengan dokumentasi. Selama

siswa kerja kelompok, peneliti berkeliling untuk memantau keaktifan

siswa dan mengingatkan siswa yang hanya bermain-main. Dalam

waktu yang ditentukan, peneliti meminta siswa berhenti mengejakan

LKS. Selesai mengamati tanaman siswa dibawa ke perpustakaan

sebentar untuk menambah materi yang mungkin dapat diperoleh dari

buku bacaan. Dari perpustakaan siswa masuk kembali ke dalam kelas.

Kegiatan selanjutnya dilaksanakan di kelas. Siswa secara

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelompok lain.

Pada pertemuan pertama siklus 1 hanya dua kelompok yang dapat

kesempatan melaporkan hasil LKS. Hal ini mengingat keterbatasan

waktu mata pelajaran Sains.

Pertemuan kedua diawali dengan pemberian motivasi kepada

siswa agar mereka meningkat!:an kerja sama dan ketelitian dalam

mengerjakan tugas sehingga dapat memperoleh nilai lebih tinggi.

Kelompok yang belum melaporkan kegiatan pengamatan,

mempresentasikan dalam kelas pada kelompok lainnya. Peneliti

41



mengatur jalannnya presentasi dalam kelas. presentase siswa bersama

guru kemudian menyimpulkan pembelajaran. Kemudian diadakan

evaluasi sebanyak 20 soal, dengan rincian 10 soal pilihan ganda dan 10

soal isian.

Pada kegiatan akhir, pembahasan hasil tes, koreksi dan

memberi skor LKS siswa. Kemudian menutup pembelajaran dengan

mengucap salam.

Pada akhir pembelajaran Siklus I ini peneliti melakukan

wawancaradengan siswa untuk mengetahui tanggapan dan antusias

siswa dengan cara pembelajaran ini.

c. Tahap Pengamatan

Tahap pengamatan/observasi dilaksanakar, bersamaan saat

tindakan dilaksanakan. Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat

dengan panduan instrumen hasil pembelajaran dan instrumen

pemanfaatan lingkungan sekolah yang telah dibuat sebelumnya. Selain

mehgisi instrumen itu, observer juga membuat catatan wawancara

urtuk mencatat hal-hal yang belum tercakup dalam instrumen

pengamatan tersebut. Hal-hal yang diamati hasil pembelajaran dan

pemanfaatan media lingkungan sekolah sebagai sumber pembelajaran

Sains.

42

http://sis.ma/

http://sis.ma/



d. Tahap Refleksi

Setelah penelitian selesai melakukan tindakan, bersama

observer segera melakukan refleksi/perenungan kembali tindakan yang

baru saja dilaksanakan. Pada saat ini terjadi tanya jawab dan diskusi

antara peneliti dan observer. Tanya jawab dan diskusi bertujuan untuk

mericocokkaii antara data yang diperoleh observer dengan yang

dilakukan peneliti agar sesuai dan tidak salah persepsi. Selanjutnya

diperoleh data tentang hal-hal yang dianggap masih lemah dan perlu

ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya.

Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua, menurut hasil

refleksi ditemukan data antara lain; bimbingan guru yang masih

kurang optimal, sebagian siswa tidak terarah dalam mengamati

lingkungan, bahkan tidak terkendali. Berdasarkan wawancara dengan

siswa terungkap bahwa informasi dari guru/peneliti belum dimengerti

sepenuhnya.

Saat kerja kelompok pada pertemuan pertama dan kedua, siswa

belum maksimal dalam bekerja sama dengan teman sekelompok.

Siswa yang menemukan kesulitan meminta bantuan kepada

guru/peneliti, bukan kepada teman sekelompok. Sementara siswa yang

lebih unggul dan dimintai bantuan, tidak mau membantu.

Pengelolaan di luar maupun dalam kelas pada pertemuan

pertama dan kedua belum maksimal. Masih banyak siswa yang kurang

memperhatikan dan kurang aktif saat pembelajaran. Terutama siswa

43



laki-laki yang duduk di belakang. Mereka tidak aktif bertanya maupun

menanggapi tentang hasil LKS kelompok lain. Jika ditanya hanya

menggeleng kepala.

Siswa paling suka jika diberi penghargaan. Namun dalam

pembelajaran ini belum maksimal memberikan penghargaan (reward)

kepada siswa secara individu, baik berupa pujian/kata-kata, benda

maupun mimik/tindakan. Siswa akan lebih bersemangat jika guru tidak

pelit memberikan reward, walaupun hanya berupa pujian atau tepuk

tangan.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus II disusun berdasarkan hasil

evaluasi, observasi dan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran dalam

siklus I. Perencanaan meliputi pembuatan : (1) rencana/skenario

pembelajaran berdasarkan kurikulum SDN Kayu Manis 01 Pagi, (2)

media pembelajaran tetap menggunakan lingkungan kebur, dan taman

sekolah, (3) lembar kerja siswa (LKS), (4) instrumen hasil

pembelajaran terdiri 20 butir pertanyaan, (5) instrumen pemanfaatan

lingkungan sekolah sebagai sumber belajar terdiri dari 20 butir

pertanyaan, (6) soal evaluasi untuk pertemuan kedua berupa 20 butir

sc3l pilihan ganda 10 dan isian 10 soal, (7) kamera untuk mengambil

gambar kegiatan siswa dan guru saat pembelajaran.

44



b. Tahap Tindakan

Tindakan dilakukan oleh peneliti. Siklus kedua terdiri atas dua

pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Januari

2009 dan pertemuan kedua difaksanakan pada hari Jumat, 9 Januari

2009. waktu yang diperlukan tiap siklus 2 x 35 menit, sesuai acuan

pada KTSP.

Pada pertemuan pertama guru mengawali kegiatan dengan

apersepsi tentang penyesuaian diri tumbuhan terp iadap lingkungan.

Peneliti juga mengingatkan agar siswa tidak tergesa-gesa dan lebih

teliti dalam mengerjakan tugas.

Guru/peneliti memulai pembelajaran dengan membagikan

lembar kerja kepada tiap kelompok. Berbeda dengan siklus I, pada

siklus II ini masing-masing anggota kelompok terdiri dari 5 siswa. Hal

ini diharapkan agar setiap siswa dalam kelompok lebih aktif

mengerjakan LKS dan tidak sating mengandalkan pada seseorang.

Kemudian siswa diajak keluar kelas untuk melakukan pengamatan di

kebun dan taman sekolah.

Siswa mengerjakan LKS tentang penyesuaian diri tumbuhan

terhadap lingkungan difokuskan pada batangnya. Siswa tampak begitu

aktif dan lebih semangat dalam pengamatan. Peneliti mengingatkan

kepada siswa agar meningkatkan kerja sama dan ketelitian dalam

mengerjakan tugas. Peneliti membimbing siswa dalam bekerja. Pada

waktu yang telah ditentukan, peneliti meminta siswa untuk berhenti

45



mengerjakan tugas kemudian membawa siswa ke perpustakaan untuk

menambah sumber yang belum didapatkan dari pengamatan di taman

maupun di kebun. Selesai kegiatan di perpustakaan siswa kembali ke

ruang kelas. Hasil kerja kelompok dipresentasikan di depan kelas.

Pada pertemuan pertama yang berkesempatan mempresentasikan

hanya 3 kelompok dan sisanya (3 kelompok) dilanjutkan pada

pertemuan kedua. Pertemuan kedua diawali dengan pemberian

motivasi kepada siswa agar mereka meningkatkan kerja sama dan

ketelitian da!am mengerjakan tugas, sehingga dapat memperoleh nilai

lebih tinggi. Kelompok yang belum maju diberi kesempatan untuk

mempresentasikan hasil pengamatan di depan kelas. Selesai presentasi

siswa bersama guru menyimpulkan dan merangkum materi

pembelajaran. Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi yang

terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dan 10 butir soal isian. Dalam

mengerjakan soal evaluasi siswa tampak tenang tekun dan teliti.

Selain itu pelaksanaan Siklus II ini pun telah mengalami

peningkatan dibandingkan dengan Siklus I hal ini tampak dari hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa yang mana pada

pelaksanaan Siklus II ini siswa jauh lebih merasa puas dengan proses

pembelajaran yang dilakukan serta jauh lebih memahami materi yang

disampaikan.

46



c. Tahap Pengamatan

Tahap pengamatan tindakan/tahap observasi dilaksanakan

bersamaan, saat dilakukan tindakan. Observer melakukan pengamatan

berdasarkan :nstrumen hasil pembelajaran dan iristrumen pemanfaatan

lingkungan sekolah yang telah dibuat. Observer juga membuat catatan

wawancara mengenai hal-hal yang belum tercangkup dalam instrumen

atau hal-hal yang dianggap unik untuk selanjutnya sebagai bahan

diskusi saat kegiatan refleksi.

d. Tahap Refleksi

Ketika tindakan siklus II selesai segera dilakukan refleksi

antara peneliti/guru dengan observer. Refleksi membahas tentang hasil

pengamatan kualitas pembelajaran dan hasil pemanfaatan lingkungan

sekolah, serta kelemahan-kelemahan dan peningkatan yang telah

dilakukan pada siklus II.

Berdasarkan hasil wawancara pada siklus II, alokasi waktu

telah cukup efektif. Guru telah menguasai kelompok di lapangan dan

terbimbing secara penuh. Guru juga memberikan penguatan/reward

kepada siswa baik secara individu (dengan pujian, tepuk tangan,

mimik) maupun kelompok.

Pengelolaan kelas banyak mengalami peningkatan

dibandingkan siklus I. Ketua kelompok sudah berperan dalam

mengatur anggotanya, sehingga siswa yang keluar dari kelompoknya

47



dan bermain atau mengobrol dengan anggota kelompok lain menjadi

berkurang.

Hasl analisis instrumen hasil pembelajaran siklus I baru

memperoleh pencapaian target 63%, sementara skor minimal yang

diharapkan 75%. Hasil analisis instrumen pemanfaatan lingkungan

sekolah baru memperoleh skor 16 dari 20 butir pernyataan dengan

porsentase 80%, sementara skor minimal yang diharapkan 90%. Dan

hasil belajar siswa baru memperoleh rata-rata kelas 63 dengan rincian

siswa yang memperoleh 65 keatas baru 15 orang dari 31 siswa yang

ada. Persentase siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas mencapai

48%. Jadi masih banyak hal yang perlu ditingkatkan lagi pada siklus

berikutnya (siklus II).

B. Analisis Data

1. Analisis Data Siklus I

Beberapa hal yang masih lepas pada sikius satu baik pada

pertemuan pertama maupun kedua, yang dilakukan siswa maupun

guru/peneliti adalah: (1) anggota kelompok terlalu banyak sehingga yang

bekerja hanya siswa tertentu, (2) keaktifan siswa dalam bekerja sama

belum maksimal, sebagian besar siswa mengerjakan tugas secara individu

yang lain terima jadi, (3) pengelolaan kelas kurang efektif, sebagian siswa

memisahkan diri dari kelompoknya dan bermain atau mengobrol dengan

teman dari kelompok lain, (4) guru belum terlihat memberi

48



reward/penghargaan kepada siswa secara individu, walaupun hanya berupa

puj'lan secara lisan atau mimik, (5) siswa yang mengalami kesulitan tidak

bertanya dengan teman sekelompoknya tetapi langsung bertanya kepada

guru, dan (6) guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran pada

pertemuan pertama.

Untuk memperjelas data, di bawah ini tabel dan grafik hasil

pembelajaran dan instrumen pemanfaatan media lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar.

Tabel 4.1 : Data Hasil Pengamatan Pemanfaatan Media Lingkungan

Sekolah Siklus

No Jenis Data Jml / Score Prosen (%) Keterangan

1 Terlaksana 16 80

2 Tidak Terlaksana 4 20

Gambar 4.1 : Grafik Hasil Pengamatan Pemanfaatan Media Lingkungan

Sekolah Siklus

80

20

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Terlaksana Tidak

Terlaksana

49



Tabel 4.2 : Data Hasil Pembelajaran Sains Siklus I

No Nilai Frekuensi (Fi) Nilai Tengah (Xi) Fi x Xi

1 45-52 4 48.5 4 X 48.5

2 53-60 12 56.5 12 X 56.5

3 61-68 6 64.5 6 X 64.5

4 69-76 6 72.5 6 X 72.5

77-84 1 80.5 1 X 80.5

6 85-92 2 88.5 2 X 88.5

Jumlah 31 1951.5Rata-rata 1951.5/31 62,95 = 63

Gambar 4.2 : Grafik Hasil Pembelajaran SAINS Siklus I

0

2

4

6

8

10

12

Frekuensi

( Fi)

45-52

53-60

61-68

69-76

77-84

85-92

2. Analisis Data Siklus II

Pengelolaan kelas hasil pembelajaran serta pemanfaatan

lingkungan sekolah dalam pembelajaran SAINS sudah meningkat. Hasil

pembelajaran memperoleh nilai 65 ke atas yang diperoleh oleh 28 siswa

dengan persentase 90% dari keseluruhan siswa. Sehingga hasil

pembelajaran mengalami peningkatan dari rata-rata 63 menjadi rata-rata

50



80. Hasil pengamatan pemanfaatan lingkungan sekolah meningkat dari

80% menjadi 95%. Di bawah ini dibuat tabel dan grafik hasil

pembelajaran dan hasil pengamatan pemanfaatan media lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar untuk mempermudah melihat hasil yang

ada.

Tabel 4.3 : Data Hasil Pengamatan Pemanfaatan Media Lingkungan

Sekolah Siklus

No Jenis Data Jml Siswa Prosen (%) Keterangan

1 Terlaksana 19 95

2 Tidak Terlaksana 1 5

Gambar 4.3. : Grafik Hasil Pengamatan Pemanfaatan Media Lingkungan

Sekolah Siklus II

95

5

0

20

40

60

80

100

Terlaksana Tidak

Terlaksana

51



Di bawah ini disajikan grafik rekapitulasi skor hasil pembelajaran

dan hasil pengamatan pemanfaatan media iingkungan sekolah sebagai

sumber belajar yang menggambarkan perbandingan hasil belajar dan

pemanfaatan media lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada siklus

I dan siklus II.

Gambar 4.5 : Grafik Rekapitulasi Hasil Pembelajaran Dan Hasil

Pengamatan Pemanfaatan Media Lingkungan Sekolah

Sebagai Sumber Belajar

01020304050

60708090

100

Siklus

I

Siklus

II

Hasil Belajar

PemanfaatanLingkungan

0

1

2

3

4

5

6

7

Frekuensi

( Fi )

60-66

67-73

74-80

81-87

88-94

95-101

52



C. Interprestasi Hasil Analisis

Setelah dilakukan analisis data, peneliti dan kolaborator melaksanakan

interpretasi hasil analisis. Data siklus I untuk hasil pembelajaran baru

memperoleh skor 63%, seaangkan siklus II sudah memperoleh skor 80%.

Kemudian untuk hasil pengamatan pemanfaatan lingkungan sekolah dalam

pembelajaran Sains siklus I baru memperoleh 80%, sedangkan siklus II sudah

memperoleh skor 95%. Perolehan hasil pada siklus II sudah terdapat

peningkatan yang signifikan, dan memperoleh skor yang diharapkan yaitu

80%. Dengan hasil analisis dan skor yang diperoleh, maka peneliti dan

kolaborator sepakat bahwa siklus tidak perlu dilanjutkan lagi.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Siklus I

Berdasarkan analisis data pengamatan pemanfaatan lingkungan

memperoleh skor 16 dengan prosentase 80%, sedangkan hasil

pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 63% untuk itu masih harus

dilanjutkan pada siklus II.

Untuk perencanaan berupa persiapan pembelajaran sudah sesuai

dengan tujuan pembelajaran. Untuk kegiatan awal guru sudah berhasil

memusatkan perhatian siswa, tetapi tujuan pembelajaran tidak

tersampaikan, guru juga kurang memotivasi siswa agar lebih tertarik untuk

mengikuti jalannya pembelajaran.

53



Pada kegiatan inti sudah berjalan dengan baik. Dalam

menyampaikan materi pembelajaran hendaknya guru lebih fokus pada

indikator sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Guru

dalam memberikan bimbingan tidak muncul, serta dalam mengelola waktu

masih kurang efektif dan efisien sehingga siswa kurang mendapat

kesempatan untuk menanggapi laporan kelompok lain. Akibatnya ada

beberapa siswa yang tidak tampak keaktifan dalam berbicara. Diharapkan

pada siklus selanjutnya guru tidak lupa menyampaikan tujuan

pembelajaran, memberi motivasi, membimbing siswa secara maksimal,

dan lebih efektif dan efisien dalam memanfaatkan waktu.

Pada saat membuat kesimpulan siswa sudah dibimbing namun

masih kurang sempurna, sehingga kesimpulan yang didapat beum

sempurna. Perolehan hasil pembelajaran serta pemanfaatan lingkungan

sekolah dalam pembelajaran belum sesuai harapan.

2. Siklus II

Berdasarkan analisis data hasil pengamatan pemanfaatan

lingkungan telah memperoleh skor 19 dengan prosentase 95%, sedangkan

hasil pembelajaran Sains telah memperoleh nilai rata-rata 80%.

Secara statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan

hasil pembelajaran Sains dengan pemanfaatan media lingkungan sekolah

sebagai sumber belajar :

54



Untuk kegiatan awal guru sudah berhasil memusatkan perhatian

siswa. Tujuan materi yang diajarkan sudah tersampaikan, serta motivasi

belajar terhadap siswa sudah terlihat.

Pada kegiatan inti sudah berjalan dengan baik. Dalam

menyampaikan materi pembelajaran guru lebih fokus pada indikator sesuai

dengan RPP.

Siswa sudah dengan kesadaran tertib ke luar kelas untuk

mengadakan pengamatan di lingkungan sekolah. Ketika siswa

mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas siswa yang lain sudah

dapat menanggapi dengan baik. Guru sudah berhasil memancing keaktifan

siswa untuk menanggapi presentasi yang disampaikan siswa lain. Pada

saat membuat kesimpulan siswa sudah dibimbing sehingga kesimpulan

yang didapatsudah lebih baik. Penilaian hasil pembelajaran dengan

pemanfaatan media lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada

pembelajaran Sains tentang penyesuaian diri tumbuhan terhadap

lingkungan sudah meningkat.

E. Keterbatasan Penelitian

Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan kolaborator

terdapat beberapa kelemahan atau keterbatasan yang ditemui antara lain :

1. Penelitian tindakan kelas ini hanya dilakukan pada satu sekolah

ajaran hanya pada pembelajaran Sains serta lebih khusus lagi hanya pada

materi penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungan sehingga hasil

55



penelitian tindakan kelas ini tidak akan sama bila diterapkan di sekolah

lain atau pada mata pelajaran yang lainnya.

2. Kurangnya jenis tumbuhan di lingkungan sekolah.

56



BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,

dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada siklus I sudah nampak ada kemajuan

dibandingkan dengan kondisi awal, baik dari proses pembelajarn yaitu

aktivitas belajar, siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran,maupun

dari hasil belajar sains baru 63%. Sedangkan hasil pengamatan

pemanfaatan lingkungan sekolah dalam pembelajaran sains baru 75%.

Hasil ini juga masih di bawah hasil yang diharapkan yaitu minimal 80%,

sehingga perlu tindakan pada siklus II

2. Pada siklus II guru lebih proaktif membimbing dan

memotivasi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi

lebih aktif dalam belajar. Disamping itu terlihat semangat dan minat siswa

dalam proses pembelajaran, sehingga hasil pengamatan pemanfaatan

media lingkungan sejolah sebagai sumber belajat pada siklus II

memperoleh peningkatan menjadi 95%, hasil pengamatan tersebut telah

melebihi hasil yang diharapkan yaitu 80%

3. Dengan meningkatnya hasil pembelajaran sains

pemanfaatan media lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, maka

dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan lingkungan sekolah dalam

57



pembelajaran Sains pada materi penyesuaian diri tumbuhan terhadap

lingkungan dapat meningkatkan hasil pembelajaran Sains pada siswa kelas

V Sekolah Dasar Negeri Kayu Manis 01 Pagi Jakarta Timur.

B. Implikasi

Pemanfaatan media lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam

pembelajaran Sains dapat lebih mengembangkan keterampilan proses yaitu

keterampilan mengamati, mengklasifikasi, meramalkan, menyimpulkan dan

mengkomunikasikan. Dengan lingkungan sekolah, menjadikan siswa mudah

menerima pelajaran dan membuat itu menyenangkan, sehingga dapat

meningkatkan hasil pembelajaran.

Pemanfaatan lingkungan sekolah dalam pembelajaran sains dapat

mengajak siswa berpikir konkrit, dan dapat melatih siswa peduli terhadap

lingkungan.

Dengan pemanfaatan lingkungan sekolah dalam pembelajaran sains

guru dapat mengimplementasikan metode-metode yang dapat megaktifkan

siswa dalam belajar. Begitu pula keberhasilan siswa tidak hanya diukur

melalui hasil belajar, tetapi juga dari proses belajar

Dengan pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran sains guru

bukan hanya dituntut untuk mengembangkan konsep, tetapi juga sikap dan

nilai yang dapat dikaitkan.

58



Jika pemanfaatan lingkungan sekolah dalam pembelajaran Sains dapat

diterapkan dengan baik, maka diharapkan dapat meningkatkan hasil

pembelajaran.

C. Saran-saran

1. Agar hasil pembelajaran Sains disekolah dasar meningkat, maka

hendaknya dalam proses pembelajaran memanfaatkan lingkungan sekoalh

sebagai sumber belajar

2. Guru hendaknya memiliki kemauan yang tinggi untuk

memanfaatkan lingkungan sekolah dalam penbelajaran Sains, untuk

menghindari pola pembelajaran duduk, dengar, catat dan hafal.

3. Untuk meningkatkan kemauan guru dalam memanfaatkan

lingkungan sekolah dalam pembelajaran Sains yang berhubungan dengan

tumbuhan, hendaknya sekolah menyiapkan sarana penanaman dalam pot

jika tidak memiliki lahan

4. Setelah mengalami pemanfaatan lingkungan sekolah dalam

pembelajaran Sains di sekolah dasar, dibutuhkan kemauan dan semangat

guru untuk terus berusaha menerapkan dan meningkatkan hasil

pembelajaran sekolah dasar.

59



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : V ( Lima ) / 1 Satu

Waktu : 4 x 35 menit ( 2x pertemuan )

Hari/Tanggal : Rabu/Jumat, 17/19 Desember 2008

Standar Kompetensi

Mengidentifikasi cara mahluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan

Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk

mempertahankan hidup

Hasil Belajar

Siswa mampu menyimpulkan bahwa mahluk hidup dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungannya dalam usaha mempertahankan hidup

Indikator

• Memberikan contoh cara tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya

untuk memperoleh makanan

60



• Mendeskripsikan cirri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi diri

dari musuhnya.

• Menghubungkan antara cirri khusus tumbuhan dengan tempat hidupnya.

Materi Pokok

Penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungannya.

Pengalaman Belajar

Pertemuan I

Kegiatan Awal (10 menit)

• Apersepsi:Tanya jawab tentang materi pelajaran terdahulu dan yang akan

dipelajari.

• Menyampaikan tujuan pembelajaran.

• Menginformasikan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan.

Kegiatan Inti (50 menit)

• Siswa duduk berkelompok dan guru membagikan lembar kerja siswa (lKS)

• Guru memberikan penjelasan mengenai pengerjaan lemba kerja siswa (LKS)

dan pelaksanaan kerja kelompok.

• Secara berkelompok siswa keluar kelas mengamati tumbuhan di lingkungan

sekolah.

• Siswa secara kelompok mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).

• Kelompok satu, dua dan tiga mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan

kelompok lain di depan kelas.

61



• Siswa menanggapi hasil laporan kelompok lain.

• Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran. Siswa

merangkum hal-hal penting.

Kegiatan Akhir (10 menit)

• Guru menutup pembelajaran

Pertemuan II Kegiatan awal (10)

• Guru memberi salam dan mengabsen siswa

• Apersepsi: Tanya jawab tentang materi terdahulu yang telah dipelajari.


• Siswa berkelompok setelah mendapat perintah dari guru.

• Kelompok empat dan lima melanjutkan laporan di depan teman-temannya,

dilanjutkan tanggapan oleh teman lainnya Siswa bersama guru menyimpulkan

materi pelajaran dengan bimbingan guru.

• Siswa merangkum materi yang penting-penting. Siswa mengerjakan soal

evaluasi yang telah disediakan guru.


• Guru membahas hasil evaluasi.

• Guru menutup pembelajaran dengan memberikan salam

62



Metode Pembelajaran

• Pengamatan langsung (Observasi)

• Kerja kelompok

• Diskusi

• Tanya jawab

• Penugasan

Alat Peraga dan Sumber

• Alat Peraga : Tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah.

• Sumber : Kurikulum KTSP 2006, Buku Pelajaran IPA 5 Karangan Penerbit

Erlangga.

Evalusai Kognitif

Prosedur Test : Pos Tes

Bentuk Tes : Pilihan Ganda dan Isian

Jenis Tes : Tertulis

Soal dan Kunci : Terlampir

Kriteria Penilaian

• Pilihan Ganda : Bobot Nilai 1, Skor Maksimal 10

• Isian : Bobot Nilai 2, Skor maksimal 20

• Jumlah Skor Maksimal : 30

63



LEMBAR KERJA SISWA

SIKLUS I


Materi Pokok : Penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungan

Kelas/Semester : V (lima) / 1 (satu)

Hari/Tanggal : 17 Desember 2008

Tujuan : Dapat mengidentifikasi penyesuaian di tumbuhan terhadap

lingkungan

Lengkapi Tabel Adaptasi tumbuhan di bawah ini !

NoNama

Tumbuhan

Ciri-ciri

Batang

Jenis Penyesuaian

Diri

Fungsi

Penyesuaian

Diri

64



Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. Tanaman apa saja yang melindungi diri dengan getah ?

2. Tanaman apa saja yang melindungi diri dengan duri ?

3. Tanaman apa saja yang menggugurkan daun di musim kemarau ?

4. Tanaman apa saja yang melindungi diri dengan rasa pahit ?

Kelompok : .........................................................

Ketua : ........................................................

Sekretaris : .......................................................

Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

6.

65



SOAL EVALUASI SIKLUS I

I. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c atau d untuk

jawaban yang paling berar

1. Daun yang tipis dan lebar pada tanaman teratai berfungsi untuk ....

a. mempercepat penguapan c. memperbanyak fotosintesis

b. memperlambat penguapan d. mempercepat penyerapan air

2. Tumbuhan ini memiliki duri-duri untuk melindungi dirinya. Tumbuhan

tersebut adalah ....

a. pepaya, karet, apel c. belimbing, salak, anggur

b. mawar, jeruk purut, salak d. melati, mawar, bunga matahari

3. Tumbuhan kantung semar merupakan tumbuhan insektifora karena ....

a. tumbuhan ini memakan serangga

b. tumbuhan ini merupakan tempat tinggal serangga

c. serangga suka makan tumbuhan ini

d. kantung semar dan serangga saling membutuhkan

4. Tumbuhan yang mempunyai bulu-bulu racun untuk melindungi dirinya

adalah ....

a. bambu, tebu c. ketela pohon, kelapa

b. pisang, bayam d. karet, cemara

5. Tumbuhan kaktus dapat hidup di daerah kering sehingga disebut....

a. hidrofit c. epifit

b. xerofit d. parasit

66



6. Tanaman pada gambar di bawah ini melindungi diri dengan ....

a. menggugurkan daun c. duri

b. getah d. rasa pahit

7. Tumbuhan yang meranggas di musim kemarau adalah..

a. pohon cemara, mangga, kedondong c. Pohon pisang, jati

b. pohon jati, kapuk randu, mahoni d. pohon mangga, cemara

8. Ciri-ciri tepi daun mawar adalah ....

a. halus c. bergerigi

b. Kasar d. berduri

9. Tumbuhan enceng gondok dapat terapung di permukaan air karena

memiliki ....

a. akar serabut c. kantung udara

b. akar tunggang d. kantong air

10. Tumbuhan di bawah ini melindungi diri dengan getah adalah ....

a. mangga, nangka, pepaya c. rambutan, durian, nangka

b. padi, jagung, kedelai d. jati, mahoni, randu

67



II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar

11. Untuk melindungi diri daun pepaya memiliki rasa ....

12. Tumbuhan salak memiliki kemampuan melindungi diri dengan waktu

masih muda ....

13. Tujuan umum dari penyesuaian diri makhluk hidup adalah ....

14. Daun cemara berbentuk kecil-kecil dan runcing yang bermanfaat untuk ....

15. Pada musim kemarau tanaman akan kekurangan air, agar tidak kekeringan

siswa dapat merencanakan penyiraman sehari ... kali

16. Jika memetin bunga mawar sembarangan berakibat ....

17. Tumbuhan yang melindungi diri dengan getah, contohnya ....

18. Hubungan antara dud dengan adaptasi pada tumbuhan kaktus sebagai

alat ....

19. Warna pada mahkota bunga berguna untuk ....

20. Tanaman pada gambar di bawah ini melindungi diri dengan ....

68



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II


Kelas/Semester : V (lima) / 1 (satu)

Waktu : 4 x 35 menit (2 X pertemuan)

Hari/Tanggal : Rabu/Jumat, 7/9 Januari 2009

Standar Kompetensi

Mengidentffikasi cara mahluk hidup menyesuaikan dengan lingkungan.

Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu

untuk mempertahankan hidup.

Hasil Belajar

Siswa mampu menyimpulkan bahwa mahluk hidup dapat menyesuaikan

diri dengan lingkungannya dalam usaha mempertahankan

Indikator

• Memberikan contoh cara tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya

untuk memperoleh makanan.

69



• Mendeskripsikan ciri khusus pada beberapa tumbuhan untuk melindungi diri

dari musuhnya.

• Menghubungkan antara cirri khusus tumbuhan dengan tempet hidupnya.

Materi Pokok

Penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungannya.

Pengalaman Belajar

Pertemuan I


• Apersepsi : Tanya jawab tentang materi pelajaran terdahulu dan yang akan

dipelajari.

• Menyampaikan tujuan pembelajaran.

• Menginformasikan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan.


• Siswa duduk berkelompok dan guru membagikan lembar kerja siswa (LKS).

• Guru memberikan penjelasan mengenai pengerjaan lembar kerja siswa (LKS)

dan pelaksanaan kerja kelompok.

• Secara berkelompok siswa keluar kelas mengamati tumbuhan di lingkungan

sekolah.

• Siswa secara kelompok mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).

70



• Kelompok satu, dua dan tiga mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan

kelompok lain di depan kelas.

• Siswa menanggapi hasil laporan kelompok yang lain.

• Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran. Kegiatan

Akhir (10 menit)

• Guru memberikan nasihat, dilanjutkan menutup pembelajaran.

Pertemuan II


• Memberi salam dan mengabsen siswa.

• Apersepsi : Tanya jawab tentang materi yang telah diajarkan.


• Siswa duduk sesuai kelompok yang telah dibentuk.

• Kelompok empat sampai delapan melaporkan hasil kerjanya di depan teman-

temannya, dilanjutkan tanggapan dari siswa lainnya.

• Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran dari hasil laporan yang

telah disampaikan, dilanjutkan dengan merangkum.

• Siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah disiapkan oleh guru.


• Guru membahas hasil evaluasi.

71



• Guru memberikan nasihat, dilanjutkan menutup pembelajaran dengan

memberikan salam.

Metode Pembalajaran

• Pengamatan langsung (Observasi)

• Kerja kelompok

•Diskusi

• Tanya Jawab

• Penugasan

Alat Peraga dan Sumber

•

Alat Peraga : Tumbuhan yang ada di lirigkungan sekolah

• Sumber : Kurikulum KTSP 2006, Buku Pelajaran IPA 5 Karangan

• Penerbit : Erlangga

Evaluasi Kognitif

Prosedur Tes : Pos Tes

Bentuk Tes : Pilihan Ganda dan Isian

Jenis Tes : Tertuls

Soal dan Kunci : Terlampir Kriteria Penilaian

• Pilihan Ganda : Bobot Nilai 1, Skor Maksimal 10

• Isian : Bobot Nilai 2, Skor Maksimal 20

72



• Jumlah Skor Maksimal :30

Lembar Kerja Siswa Siklus II

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok : Penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungan

Kelas/Semester : V/I

Tujuan : Dapat mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan

Hari/Tanggal : Jumat / 9 Januari 2009

Lengkapi kelompok adaptasi tumbuhan di bawah ini !

No. Bentuk Penyesuaian Diri Tumbuhan Nama Tumbuhannya

1 Tumbuhan yang melindungi diri dengan

menggugurkan daun pada musim kemarau

2 Tumbuhan yang melindungi din i dengan

memiliki duri

-

3 Tumbuhan yang melindungi diri dengan

getah

4 Tumbuhan yang melindungi diri dengan bulu

bulu halus

5 Tumbuhan yang melindungi diri dengan daun

yang lebar dan tipis

73



LEMBAR PENGAMATAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1

(CATATAN LAPANGAN)

Yang diamati

Nama : Netty Purba

Mata Pelajaran : Sains

Hari/Tanggal : Rabu dan Jumat / 17 dan 19 Desember 2003

Waktu : 4 jam Pelajaran

Kondisi pelaksanaan pembelajaran

WAKTU KONDISI SISWA GURU SISWA

Pertemuan I7-7.05 * Suasana ribut ketika

masuk ke dalam

kelas.

* Memperhatikan

siswa yang masuk

kelas.

* Setelah duduk

tertib, melakukan

doa bersama.

7.10 * Suasana kelas

hening, ketua kelas

memberi salam

dilanjutkan berdoa.

* Mengajak untuk

berdoa bersama

lalu mengecek

kehadiran

siswa.

* Melakukan doa

bersama

7.17 * Tanya jawab tentang

pelajaran untuk

mencairkan suasana

yang agak kaku

karena kehadiran

kolaborator

* Melakukan

apersepsi

* Menyampaikan

tujuan

pembelajaran

* Siswa tampak

ragu menjawab

pertanyaan guru


74



7.20 * Tekun mendengarkan

* Menerima lembarankerja

* Menjelaskan cara

mengerjakan LKSlalu

membagikannya

* Memperhatikan

penjelasan guru* Mengerjakan

lembar- kerja

7.25 * Menuju taman

sekolah

* Ada yang bermain

main

* Memantau

pelaksanaan

pengamatan

* Menegurnya

* Mengamati

tanaman tertentu

sesuai dengan

materi pelajaran

* Mengisi lembar

kerja

7.45 * Memasuki ruangan * Menyuruh siswa

mempresentasikan

hasil

pengamatannya

* Presentasi

kelompok 1 dan 2

8.00 * Menyimpulkan isi

pembelajaran

* Berusaha

menyimpulkan isi

pembetajaran

8.10 * Menutup

pembelajaran

Pertemuan II

7.05 * Siswa masuk kelas * Memperhatikan

siswa masuk kelas

* Masuk kelas

7.10 * Kelas hening * Berdoa bersama * Melakukan doa

7.17 * Apersepsi * Menjawab

pertanyaan guru

7.20 * Mempersiapkan

kelompok untuk

Presentasi

* Mengatur jaiannya

presentasi

* Presentasi

kelompok 3 dan 4


7.30 * Menuju perpustakaan * Guru mengawasi

* Membagikan

lembar evaluasi

* Mencari buku

yang sesuai

dengan materi

pembelajaran

75



7.40 * Kembali ke kelas * Mengerjakan

lembar 8.05-8.10 * Menutup petajaran evaluasi

Jakarta, Desember 2008

Observer

Wasmini. S.Pd

76



LEMBAR PENGAMATAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

(CATATAN LAPANGAN)

Yang diamati

Nama : Netty Purba


Hari/Tanggal : Rabu dan Jumat / 7 dan 9 Januari 2009

Waktu : 4 jam Pelajaran

Kondisi pelaksanaan pembelajaran


Pertemuan

7-7.05

7.10

7.17

* Suasana ribut ketika

masuk ke dalam

kelas.

* Suasana kelas

hening, ketua kelas

memberi salam

dilanjutkan berdoa.

* Tanya jawab tentang pelajaran untuk

mencairkan suasana

yang agak kaku

karena kehadiran

kolaborator

* Memperhatikan

siswa yang masuk

kelas.

* Mengajak untuk

berdoa bersama lalu

mengecek kehadiran

siswa.

* Melakukan apersepsi

* Setelah duduk

tertib, melakukan

doa bersama.

* Melakukan doa

bersama

* Siswa tampak ragumenjawab

pertanyaan guru

77




7.20

7.25

7.45

8.00

8.10

* Tekun

mendengarkan

* Menerima lembaran

kerja

* Menuju taman

sekolah

* Ada yang bermain

main

* Memasuki ruangan

* Menyampaikan

tujuan pembelajaran

* Menjelaskan cara

mengerjakan LKS

lalu membagikannya

* Memantau

pelaksanaan

pengamatan

* Menegurnya

* Menyuruh siswa

mempresentasikan

hasil penaamatannya

* Menyimpulkan isi

pembelajaran

* Menutup

pembelajaran

* Memperhatikan

penjelasan guru

* Mengerjakan lembar

kerja

* Mengamati tanaman

tertentu sesuai

dengan materi pelajaran

* Mengisi lembar

kerja

* Presentasi kelompok

1, 2, dan 3

* Berusaha

menyimpulkan isi

pembelajaran

Pertemuan

II

7-7.057.10 * Siswa masuk kelas * Memperhatikan

siswa masuk kelas

* Masuk kelas

* Melakukan doa

7.17 * Kelas hening * Berdoa bersama * Menjawab

pertanyaan guru


7.20 * Mempersiapkan * Apersepsi * Presentasi kelompok

78



kelompok untuk

presentasi

* Mengatur jalannya

Presentasi

4, 5, dan 6

7.30 * Menuju

perpustakaan

* Guru mengawasi * Mencari buku yang

sesuai dengan

materi pembelajaran

7.40 *Kembali ke kelas * Membagikan lembar

Evaluasi

* Mengerjakan lembar

evaluasi

8.05 - 8.10 * Menutup pelajaran

79



FORMAT PELAPORAN PERBAIKAN


Kelas : V

Waktu : 2 Jam Pelajaran

Permasalahan

1. Pada dasarnya siswa kelas V cukup kreatif dan memiliki motivasi yang

tinggi namun situasi pembelajarn belum memenuhi harapan akibat

keterbatasan media yang ada

2. Siswa belum terbiasa dengan media lingkungan sekolah sehinggga masih

terlihat antusias memegangi tanaman yang disediakan oleh guru

3. Siswa belum seluruhnya dapat belajar aktif

4. Masih terdapat beberapa berlari-larian

5. Situasi kelas belum sepenuhnya tertib. Hal ini ditunjukkan masih adanya

siswa yang sibuk ketika pelajarn dimulai.

Cara mengatasinya

1. Merencanakan pembelajaran dengan tumbuhan yang lebih menarik

2. Membimbing siswa di taman agar tidak terluka

3. Memberi tugas yang sesuai

4. Membimbing siswa agar aktif dalam pengamatan

5. Mengelola kelas sesuai dengan keadaan

80



LEMBAR PENGAMATAN BELAJAR

SIKLUS I

Berilah tanda ceklis (V) pada yang sesuai dengan hasil pengamatan anda !

No. Pernyataan YA TIDAK

1

2

3

4

5

6

7

8 ,

9

10

11

12

13

14

15

Siswa memperhatikan penjelasan guru

Siswa mempersiapkan diri untuk belajar

Siswa antusias dalam pembelajaran

Siswa semangat melakukan kegiatan

Siswa menyelesaikan lembar kerja

Siswa memahami tujuan pembelajaran

Siswa tertantang untuk mengembangkan sikap efektif

Siswa menyimak penjelasan guru

Siswa menyimak laporan kelompok lain

. swa mendata informasi dari sumber

Siswa mengelompokkan informasi yang ada

Siswa menuliskan hasil temuan

Siswa menyimpulkan hasil temuan

Siswa melaporkan hasil temuan yang ditulis

Siswa memberikan tanggapan pendapat temannya

81



No. Pernyataan YA TIDAK

16

17

18

19

20

Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru

Siswa merangkum mated pelajaran bersama guru

Siswa menjawab pertanyaan guru

Siswa bertanya jawab dengan guru

Siswa mengerjakan tugas

Keterangan

Jika YA mendapat skor 1, jika TIDAK mendapat skor 0

Prosentase = %100x20

perolehanSkor

82



LEMBAR PENGAMATAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH

SIKLUS I

Berilah tanda ceklis (V) pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan

anda!

No Pernyataan Ya Tidak

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Guru mengidentifikasi tanaman se:tolah

Guru memilih tanaman yang diamati

Guru menjaga kebersihan taman sekolah

Guru melengkapi tanaman di taman sekolah

Guru membagi kelompok dan tempat yang akan diamati

d taman sekolah

Guru menentukan waktu pada tiap kelompok yang akan

memanfaatkan taman sekolah

Guru membimbing siswa dalam kegiatan pembAlajaran

di taman sekolah

Guru memberi semangat kepada siswa daiam

melakukan kegiatan di taman sekolah

Guru memilih tanaman yang diamati di taman sekolah

Guru mengelompokkan tanaman yang ciri-cirinya sama

Guru mengatur tanaman di taman sekolah

83



No Pernyataan Ya Tidak

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Guru mengatur kelompok yang akan mengamati tanaman

di taman sekolah

Guru membimbing siswa dalam kegiatan di taman sekolah

Guru mengidentifikasi buku di perpustakaan sekolah

Guru menyuruh murid memilih buku yang sesuai

Guru memberi semangat kepada murid untuk membaca

buku

Guru menyuruh murid membuat daftar tumbuhan yang

ada di sekolah menurut jenisnya

Guru menyuruh murid mengelompokkan tanaman yang

melindungi dirinya dengan memiliki getah

Guru menyuruh murid mengelompokkan tumbuhan yang

melindungi diri dengan memiliki duri

Guru menyuruh murid menulis tumbuhan yang dikenalnya

dan tidak terdapat di sekolah

Keterangan

Jika YA mendapat skor 1, jika TIDAK mendapat skor 0

Prosentase = 100%x20

perolehanSkor

84

meningkatkan hasil belajar sains dengan memanfaatkan media l

Documents