menguak tabir ya'juz ma'juz

17

Click here to load reader

Upload: hayat-ruhyat-taslicali

Post on 19-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

d

TRANSCRIPT

Page 1: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

Menguak Tabir Ya'juj dan Ma'juj Tuesday, 19 August 2014, 17:02 WIB

Komentar : 1

Wnd.com/ca

Kawasan di pedalaman Rusia ini ditengarai pernah ditempati Ya'juj dan Ma'juj.A+ | Reset | A-

Oleh: Harun Husein

Ya’juj dan Ma’juj terhubung dengan sebuah kota dan sebuah kaum.

“…Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Alquran) untuk menjelaskan segala

sesuatu….” (QS an-Nahl: 89).

Siapakah Ya’juj dan Ma’juj yang dibendung Dzulqarnain dengan tembok besi?

Apakah tembok itu sudah runtuh dan Ya’juj dan Ma’juj sudah terlepas ke dunia?

Kalau benar sudah dilepaskan, siapa dan di mana mereka? Pertanyaan-

pertanyaan tersebut, masih menjadi perdebatan hingga saat ini.

Topik ini memang masih sulit diurai, karena belum ada yang menemukan bukti-

bukti arkeologis tembok Dzulqarnain. Sehingga, di mana lokasi tembok

dibangun, tetap saja masih menjadi perdebatan. Alhasil, siapa Ya’juj dan Ma’juj

Page 2: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

atau Gog dan Magog, juga masih sulit diidentifikasi secara pasti.

Bahkan, ada yang menganggap Ya’juj dan Ma’juj masih terkurung di kedalaman

bumi, dan mereka baru akan keluar menjelang kiamat. Ada pula yang

berspekulasi bahwa Ya’juj dan Ma’juj sesungguhnya terkurungdalam tembok

gaib, seolah tembok Dzulqarnain tak pernah eksis di atas bumi.

Selain itu, siapa Ya’juj dan Ma’juj, alam pikiran sebagian orang masih pula

diselimuti dugaan-dugaan berbau fantasi. Bahwa mereka adalah monster-

monster bertubuh besar, bertaring layaknya drakula, bertelinga panjang, dan lain

sebagainya. Pendeknya, mereka bukan manusia, tapi makluk jejadian.

Dua sumber utama

Di tengah spekulasi yang tak kunjung selesai dikunyah-kunyah, itu, ahli

asketologi Islam, Syekh Imran N Hosein, tampil memberi penjelasan yang

argumentatif. Dia mengajak kembali melihat persoalan pelik tersebut

berpedoman pada dua sumber utama dalam Islam, yaitu Alquran dan al-Hadis. 

“Alquran adalah kitab yang menjelaskan segala sesuatu,” kata Imran, mengutip

surah an-Nahl ayat (89), dalam bukunya An Islamic View of Gog and Magog in

the Modern World.

Imran menegaskan Ya’juj dan Ma’juj adalah manusia biasa keturunan Nabi

Adam. Bukan makhluk jadi-jadian seperti monster, jin, dan lain-lain. Itu didasar

kannya pada hadis Nabi yang berbunyi: “Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj adalah

dari keturunan Adam.” (Kanzul Ummal, hadis nomor 2158).

Keterangan serupa bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah manusia biasa keturunan

Nabi Adam, juga dijelaskan dalam hadis lain. 

Dari Abu Said al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari

pembalasan Allah akan meminta Adam mengeluarkan keturunannya untuk

Page 3: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

dimasukkan ke dalam neraka. Adam bertanya ‘Ya Tuhan, siapakah mereka?’

Allah berfirman ‘Sembilan ratus sembilan puluh sembilan ke neraka, satu ke

surga.’ 

Mendengar itu, para sahabat menjadi khawatir dan bertanya ‘Wahai Rasulullah

siapakah satu yang akan masuk ke surga?’ Nabi menjawab ‘Jangan berduka

cita, sembilan ratus sembilan puluh sembilan adalah Ya’juj dan Ma’juj,

sedangkan ka lian adalah satu yang masuk surga’.” (HR Bukhari-Muslim).

Lalu, kalau Ya’juj dan Ma’juj itu manusia biasa, siapakah mereka dan sudahkah

mereka terlepas dari kungkungan tembok Dzulqarnain? Dalam Alquran, Imran

Husein menjelaskan, Ya’juj dan Ma’juj disebut di dua tempat, yaitu surah al-Kahfi

dan al-Anbiyaa.

Surah al-Kahf, selain mengisahkan Dzulqarnain yang membangun tembok besi,

juga menyebut sifat Ya’juj dan Ma’juj, yaitu selalu melakukan perusakan (fasad).

Sedangkan, surah al-Anbiyaa mengisahkan terlepasnya Ya’juj dan Ma’juj ke

dunia. Kesimpulan tersebut diperoleh Imran setelah menerjemahkan dan

menafsirkan kembali surah al-Anbiyaa ayat 95 dan 96, dengan lebih hati-hati.

Imran Husein menerjemahkan ayat tersebut sebagai berikut: “There is a ban on

a town which we destroyed that they (the people of the town) can never return

until Gog and Magog are released and they spread out in all

directions.” (Terdapat larangan [diharamkan] pada sebuah kota yang telah kami

binasakan bahwa mereka [kaum tersebut] akan pernah kembali sampai Ya’juj

dan Ma’juj dilepaskan dan mereka menyebar ke segala penjuru.” 

“Ya’juj dan Ma’juj terhubung dengan sebuah kota, dan terhubung dengan kaum

tertentu,” simpul Imran.

Kota apa yang dimaksud oleh ayat itu? Untuk mencari penjelasannya, Imran

mengaku memeriksa seluruh hadis tentang Ya’juj dan Ma’juj. 

Page 4: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

“Ada 58 hadis tentang Ya’juj dan Ma’juj dalam sembilan kitab hadis, tapi hanya

satu kota yang disebutkan sehubungan dengan Ya’juj dan Ma’juj. Kota itu adalah

Baitul Maqdis, atau Yerusalem,” tandas Imran. Sedangkan, kaum yang dimaksud

oleh ayat tersebut, kata Imran, tak lain dan tak bukan, adalah “Kaum Yahudi”.

Tidak terlihatnya lagi tembok Dzulqarnain, meski teknologi modern bisa men-

trace setiap jengkal permukaan bumi, menurut Imran, merupakan indikasi bahwa

tembok tersebut telah lama runtuh. “Ya’juj dan Ma’juj sudah dilepaskan sejak

zaman Nabi,” kata Imran.

Dua milenium

Di masa lalu, Yerusalem dua kali dihancurkan. Bani Israil dua kali terusir dari

Tanah Suci. Pengusiran pertama terjadi saat Yerusalem diserang

Nebukadnezar. 

Saat itu, Nebukadnezar dan pasukannya menyerang Kerajaan Yudea,

menghancurkan Haikal Sulaiman, menawan Bani Israil ke Babilonia, dan

memperbudaknya.

Bani Israil kembali ke Tanah Suci setelah Babilonia takluk di tangan Cyrus

Agung, pendiri Imperium Persia. Cyruslah yang membawa Bani Israil kembali ke

Tanah Suci, dan membangun kembali Haikal Sulaiman yang dihancurkan

Nebukadnezar.

Pengusiran kedua terjadi saat Romawi menguasai Yerusalem. Penguasa

Romawi juga menghancurkan Haikal Sulaiman.

Dan, setelah pemberontakan Bar Kokhba yang gagal, penguasa Romawi

akhirnya bukan hanya membunuhi Bani Israil di Tanah Suci, tapi juga mengusir,

mengasingkan, dan memperbudak mereka ke luar Yerusalem. Dari sinilah kisah

diaspora Bani Israil bermula.

Page 5: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

Alquran, khususnya surah al-Israa (Bani Israil), tutur Imran, menjelaskan bahwa

kedua kejadian tersebut merupakan hukuman Tuhan (divine punishment).

Selama dua millennium, mereka berserak ke berbagai penjuru dunia.

“Allah telah menempatkan penghalang di kota itu, mereka tidak akan pernah bisa

kembali untuk mengklaim kota itu sebagai milik mereka . ‘Anda boleh kembali

sebagai turis, tapi Anda tidak bisa mengklaimnya sebagai milik Anda’, hingga

Ya’juj dan Ma’juj telah dilepaskan."

"Dan, setelah Ya’juj dan Ma’juj dilepaskan, ingat mereka dilepaskan seperti

gelombang, mereka menyebar ke berbagai penjuru, menguasai dunia,

menjadi super power. Dan, dengan kekuasaannya atas dunia, mereka membawa

kembali kaum itu (Yahudi) ke kota itu (Yerusalem) untuk mengklaimnya sebagai

milik mereka,” jelas Imran.

Faktanya, sekarang orang-orang Yahudi telah mengklaim kembali Tanah Suci,

dan telah mendirikan negara di sana, dengan mengusir orang-orang Palestina. 

Maka, Imran mengatakan tabir pun telah terkuak. Bahwa yang membawa orang

Yahudi ke Palestina itulah Ya’juj dan Ma’juj. Jadi, Imran menegaskan, Ya’juj dan

Ma’juj telah dilepaskan. Dan, “Ya’juj dan Ma’juj dilepaskan di Eropa.”

Imran menambahkan, “Sebagian besar orang Yahudi yang mendirikan negara

Israel saat ini adalah orang Eropa yang menyamar sebagai Yahudi. Sedangkan,

Yahudi semit, adalah warga kelas dua di Israel.” Sebagian besar Yahudi di dunia

dan di Israel saat ini adalah Yahudi Ashkenazi.

Sejumlah ahli seperti Ernest Renan dan Arthur Koestler telah lama berteori

bahwa mereka bukanlah Yahudi keturunan Ibrahim, Ishak, dan Ya’kub. 

Mereka adalah Yahudi keturunan Khazaria yang pernah mendirikan imperium di

utara pegunungan Kaukasus. Dan, itu telah pula dibuktikan dengan penelitian

genetika (lihat Jejak Ya’juj dan Ma’juj di Eropa).

Page 6: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

Imran mengakui bukan orang pertama yang berpendapat bahwa Ya’juj dan

Ma’juj dilepaskan di Eropa. Tokoh pembaharu Islam, Muhammad Iqbal, pun telah

mengidentifikasinya. Iqbal menulisnya dalam salah satu bait sajaknya yang

berjudul Bang-i-Dara: “Khul ga’ay Ya’jjaur Ma’jjkay lashkar tam, Chashmay

Musim dekhlay tafsay harfay yansiluun!” (Dilepaskan semua gerombolan Ya’juj

dan Ma’juj. 

Dalam pandangan mata Muslim, inilah manifestasi dari kata yansiluun).”

Yansiluun adalah kata terakhir pada ayat 96 surah al-Anbiyaa yang artinya

mengalir/turun dengan cepat.

Karena itulah, Imran mengutip puisi tersebut di awal bukunya, disertai kalimat

“Didedikasikan kepada Dr Muhammad Iqbal yang telah merespon penaklukan

Yerusalem yang dilakukan Kaum Salib Eropa pada 1917, dengan wawasan ayat

di atas.” 

Tanda penting lainnya, jelas Imran, adalah dalam hadis Nabi yang menyebutkan

bahwa Ya’juj dan Ma’juj akan menjadikan bangsa Arab sebagai sasaran

penindasan dan penganiayaan. 

Suatu saat, kata Imran, Israel akan melancarkan perang besar untuk

memperluas wilayahnya dari Sungai Nil ke Sungai Eufrat. Wilayah-wilayah

tersebut, saat ini masih berada di tangan bangsa Arab.

Saat ini, tidak ada yang paling meng ancam bangsa Arab selain Israel, terutama

dengan senjata nuklirnya. Negara ini diperkirakan mempunyai 60 hingga 200

rudah berhulu ledak nuklir.

Page 7: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

Jejak Ya'juj dan Ma'juj di Eropa? (1)Selasa, 19 Agustus 2014, 23:17 WIB

Komentar : 0

Elixirofknowledge.com

Patung Gog and Magog di Guildhall.A+ | Reset | A-

Oleh: Harun Husein

“Saya lebih baik menusukkan pedang ke tubuh saya daripada menyaksikan

Palestina dicabut dari Daulah Islamiyah.”

Ya’juj dan Ma’juj atau Gog dan Magog, bukanlah aktor yang populer. Kitab suci

berbagai agama, baik Islam, Kristen, maupun Yahudi, menggambarkan Ya’juj

dan Ma’juj secara buruk. Tapi, bukan berarti tak ada tempat yang nyaman buat

Ya’juj dan Ma’juj.

Kota London adalah tempat dimana Ya’juj dan Ma’juj mendapat perlakuan yang

lebih baik. Di jantung Inggris Raya, itu, Ya’juj dan Ma’juj ditempatkan di gedung

Guildhall. Sebuah bangunan bersejarah yang pernah menjadi balai kota London

selama beratus tahun.

Page 8: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

Tapi, kisah Ya’juj dan Ma’juj di gedung tersebut, juga berbeda versi dengan kitab

suci, baik Alquran, Injil, maupun Taurat. Ya’juj dan Ma’juj di sana dikaitkan

dengan sebuah legenda.

Konon, Brutus, raja Inggris Raya yang merupakan keturunan pahlawan Troy,

Aenes, berhasil mengalahkan Ya’juj dan Ma’juj. Kemudian, merantai kedua

raksasa setinggi tujuh kaki itu di istananya, yang kini menjadi situs Guildhall.

Alhasil, kendati gambaran Alkitab tentang Ya’juj dan Ma’juj adalah negatif, wali

kota London tetap membawa patung Ya’juj dan Ma’juj untuk diarak di acara Lord

Mayor Show, sebuah seremoni tahunan yang digelar sejak abad ke-16. 

Patung Ya’juj dan Ma’juj tersebut mulai dilibatkan dalam proses yang digelar

pada Sabtu kedua setiap November, itu, sejak era Raja Henry V. Bahkan, Ya’juj

dan Ma’juj diagungkan sebagai pelindung Kota London. Entah bagaimana

sebenarnya Ya’juj dan Ma’juj ini dalam masyarakat Inggris. Karena, semuanya

serba kontradiktif.

Masyarakatnya membaca Bibel yang menggambarkan Ya’juj dan Ma’juj secara

negatif, tapi legendanya menyebut Ya’juj dan Ma’juj sebagai figur yang

dikalahkan dan dirantai oleh Raja Inggris, dan pada saat bersamaan dipuja

sebagai pelindung Kota London tak ubahnya figur santa. 

Fakta tentang Ya’juj dan Ma’juj yang diarak dalam parade tahunan di Kota

London, tentu saja akan memancing reaksi. Salah satunya nongol diYahoo

Answer. “Siapa Ya’juj dan Ma’juj dan bagaimana mereka mempunyai hubungan

dengan Inggris?” demikian salah satu pertanyaan yang diajukan.

Karena pertanyaan itu bak dilemparkan ke forum bebas, umumnya para

penjawab justru mengutip Alquran, Injil, dan Taurat. Maka, dimaki-makilahYa’juj

dan Ma’juj sebagai setan, dan lain sebagainya. Tak ada jawaban pasti mengapa

Page 9: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

Ya’juj dan Ma’juj berkaitan dengan Inggris, kecuali nukilan cerita-cerita dan

legenda, yang tentu saja sulit diverifikasi kesahihannya

Tapi, apakah mungkin Ya’juj dan Ma’juj yang diarak keliling London selama

berbilang abad, ditempatkan di situs penting dan bersejarah, diklaim sebagai

pelindung Kota London, juga dipuja sebagai Champion of London, hanya sebuah

seremoni yang berdasarkan mitos dan legenda? Bagaimana bila ternyata,

simbol-simbol itu juga berkaitan dengan realitas?

Ahli eskatologi Islam, Imran Hosein, setelah mengkaji surah al-Anbiya ayat 95-

96, sampai pada kesimpulan bahwa Ya’juj dan Ma’juj-lah yang telah membawa

orang-orang Yahudi kembali ke Yerusalem, setelah Bani Israil terusir dari Tanah

Suci selama dua millennium. Dan, negara yang paling banyak berperan dalam

hal ini, tidak lain dan tidak bukan adalah Inggris.

Gerakan kembali ke Tanah Suci untuk mendirikan Negara Yahudi, mulai

bergema pada 1800-an, menjelang keruntuhan Khilafah Turki Usmani. Gerakan

itu bernama Zionisme. Melihat kondisi ekonomi Khilafah Usmani sedang goyah,

pada 1901, salah satu pendiri Zionisme, Theodor Herlz, mendatangi Istanbul,

dengan niat menemui Sultan Abdul Hamid II. Dia menawarkan membeli

Palestina dengan harga 150 juta pound emas, sehingga Usmani bisa membayar

utang-utangnya.

Abdul Hamid II, sultan terakhir Usmani, menolak menemui Herlz. Lewat salah

seorang menterinya, dia mengirim pesan yang berbunyi: “Katakan kepada Tuan

Herlz untuk tidak mengambil langkah lebih lanjut. Saya tidak bisa memberikan

sejengkal pun tanah yang bukan milik saya sendiri, tapi milik umat Islam.” 

“Untuk mendapatkan tanah itu, umat Islam berjuang mengorbankan jiwa. Darah

mereka tertumpah di atas tanah itu. Orang-orang Yahudi silakan menyimpan

uangnya. Jika suatu hari Khilafah Islamiyah ini dihancurkan, maka mereka bisa

mengambil Palestina tanpa perlu membayar.” 

Page 10: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

“Tapi, selama saya masih hidup, saya lebih baik menusukkan pedang ke tubuh

saya daripada menyaksikan Tanah Palestina dicabut dari Daulah Islamiyah. Ini

tidak akan terjadi. Saya tidak akan memulai memotongi tubuh kami, selama kami

masih hidup.”

Riwayat lain menyebutkan bahwa Sultan Abdul Hamid II juga berkata, “Meskipun

Anda memberikan emas sepenuh bumi, saya tidak akan menerimanya. Saya

telah melayani Millat Islamiyah dan ummat Muhammad lebih dari 30 tahun, dan

tidak akan membuat lembaran hitam untuk umat Islam, ayah saya, nenek

moyang saya, dan para sultan dan khalifah Usmani.”

Page 11: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

Danau Thabariyyah yang Terus Menyusut (1)Tuesday, 19 August 2014, 22:39 WIB

Komentar : 0

Exact-me.org/ca

Danau Thabariyyah.A+ | Reset | A-

Oleh: Harun Husein

Hadis nabi menegaskan Danau Thabariyyah akan kering.

Danau Thabariyyah di daerah pendudukan Israel berkaitan dengan peristiwa

penting di akhir zaman. Hadis Nabi menyebutkan air danau tersebut akan habis

diminum oleh Ya’juj dan Ma’juj (Gog dan Magog). 

Bagaimana kondisi danau itu sekarang? Ternyata, debitnya terus menurun

dengan drastis, dan sejumlah kalangan menyebut tinggal menunggu waktu untuk

mengering. Kini, danau ini menjadi sumber air utama di Israel, untuk pertanian,

sanitasi, dan air minum.

Kaitan Ya’juj dan Ma’juj dengan Danau Thabariyyah itu disebutkan dalam hadis

Page 12: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

riwayat Muslim: “Ketika Allah SWT mewahyukan kepada Isa AS: ‘Sesungguhnya

Aku mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tak seorang pun mampu

mengalahkannya; Maka biarkanlah hamba-hamba-Ku menuju bukit (Thuur)."

"Lalu Allah SWT mengirimkan Ya’juj wa Ma’juj dan mereka mengalir dari tiap-tiap

tempat yang tinggi. Kemudian, yang pertama dari mereka melewati danau

Thabariyyah, dan meminum seluruh airnya. Hingga ketika barisan paling

belakang sampai di danau tersebut, mereka berkata: ‘Sungguh, dulu di sini ada

air’…”

Sebelum bercakap tentang debit air Danau Thabariyyah, ahli eskatologi Islam,

Imran Hosein, lebih dulu menjelaskan bahwa dengan hadis ini, banyak yang

memahami Ya’juj dan Ma’juj akan keluar —dan karenanya tembok yang

dibangun Dzulqarnain baru akan runtuh— setelah Nabi Isa turun dan membunuh

Dajjal. Namun, dia menegaskan, penafsiran hadis secara berdiri sendiri,

bukanlah metodologi yang tepat.

Metodologi yang sempurna, menurut dia, adalah dengan mengumpulkan semua

ayat Alquran dan hadis yang berkaitan dengan topik tersebut, kemudian menarik

maknanya. Apalagi, menurut Imran Hosein, istilah yang digunakan dalam hadis

tersebut bukanlah “melepaskan”, tapi “mengirimkan” atau “membangkitkan”.

“Metodologi yang kami gunakan untuk memahami sistem makna subjek ini, telah

membawa kami untuk berpendapat bahwa pelepasan Ya’juj dan Ma’juj telah

dimulai pada zaman Nabi, ketika Allah menghancurkan tembok yang dibangun

Dzulqarnain,” kata Imran dalam bukunya An Islamic View of Gog and Magog in

the Modern World

Imran menunjuk isyarat Nabi tentang telah terjadinya kerusakan pada tembok

yang dibangun Dzulqarnain: 

Sebuah riwayat melalui Ummu Habibah dari Zainab binti Jahsy (istri Nabi)

menyebutkan, pada suatu malam Nabi SAW keluar rumah lalu bersabda,

“Sungguh celaka orang Arab, akibat suatu bencana yang telah dekat datangnya.

Page 13: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

Hari ini terbuka tembok/dinding Ya’juj dan Ma’juj sebesar ini (sambil meletakkan

ujung jari telunjuk beliau ke ujung ibu jari).” (HR Bukhari dan Muslim).

Terlepasnya Ya’juj dan Ma’juj, menu rut Imran, terjadi secara bertahap dan

masih berlangsung. “Hingga kembalinya Nabi Isa yang merupakan pelepasan ter

akhir, ketika Danau Galilea menjadi ke ring. Dan, kelak dunia akan menyaksikan

perang Ya’juj dan Ma’juj di seputar Tanah Suci.”

Imran pun mengajak para ahli yang meneliti masalah Ya’juj dan Ma’juj untuk

mengarahkan pandangannya pada apa yang tengah terjadi di Danau

Thabariyyah. “Para ahli yang meneliti subjek ini, tapi abai dalam memeriksa

bagian penting di mana profil Ya’juj dan Ma’juj dikaitkan dengan debit air Danau

Thabariyyah, bisa membuat kesalahan yang serius. Hadis tersebut

mengungkapkan bahwa debit air Danau Thabariyyah akan terus berkurang

sebagai bukti bahwa Ya’juj dan Ma’juj terus berjalan menuju Yerusalem,”

tandasnya.

Danau Thabariyyah atau Danau Galilea, juga merupakan tempat yang

disebutkan dalam Injil. Di danau inilah, menurut Injil, Nabi Isa al-Masih Putra

Maryam menampakkan beberapa mukjizatnya. Antara lain berjalan di atas air.

Dikuras

Danau Thabariyyah atau Danau Tiberias (Ibrani) atau Danau Kinneret atau

Danau Gennesaret, terletak dekat Dataran Tinggi Golan dan Lembah Yordan.

Lokasinya tak jauh pertemuan lempeng Arabia dan Afrika, yang rawan gempa. 

Danau Thabariyyah memiliki luas 166,7 kilometer persegi, dengan kedalaman

maksimum 43 meter. Danau ini merupakan ceruk yang rendah. Posisinya 211

meter di bawah permukaan laut, dan merupakandanau air tawar terendah di

dunia.

Page 14: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

Posisinya sedikit lebih tinggi dibanding Laut Mati. Laut Mati—yang dalam

Alquran diistilahkan sebagai tempat terendah di bumi, tempat pasukan Persia

dikalahkan Romawi Byzantium— yang berada 427 meter di bawah permukaan

laut. Tak seperti Laut Mati yang berair asin, Danau Thabariyyah berair tawar. 

Tak pelak, danau ini menjadi sumber air utama di Israel. Air danau tersebut,

sejak tahun 1964 silam, dikuras secara ambisius oleh perusahaan nasional

Israel, HaMovil HaArtzi, dan dialirkan ke berbagai penjuru Israel, lewat pipa

raksasa, kanal, terowongan, hingga waduk buatan dan stasiun-stasiun

pemompaan berskala besar.

Kini, setiap hari, rata-rata 1,7 juta meter kubik air dikuras dari Danau

Thabariyyah, atau sekitar 400 juta meter kubik per tahun. Akibatnya, debit airnya

terus menurun. 

Dan, penurunan diperkirakan bakal terus terjadi karena konsumsi air terus naik

akibat peningkatan populasi, baik karena kelahiran, migrasi orang-orang Yahudi

dari berbagai penjuru dunia menuju Israel, maupun kebutuhan industri dan

pertanian.

Sesekali memang terjadi peningkatan debit air di danau tersebut jika iklim dan

cuaca mendukung, seperti curah hujan yang tinggi dan musim dingin. Namun,

hingga kini kondisi permukaanya masih bertengger di garis merah.

Harian terkemuka Israel, Haaretz, melaporkan, dalam empat tahun terakhir,

terjadi kekurangan air yang parah di Israel, yang penurunannya mencapai 90

persen. Sebuah persoalan serius bagi negara Zionis tersebut.

Masih untung, curah hujan cukup tinggi dalam dua tahun terakhir, sehingga debit

air Danau Thabariyyah masih mengalami peningkatan. Pada akhir 2013 lalu,

permukaan Danau Thabariyyah naik setinggi 1,22 meter dibanding tahun

sebelumnya, demikian laporan Haaretz. 

Page 15: Menguak Tabir Ya'Juz Ma'Juz

Tapi, kondisi tersebut masih tetap mengkhawatirkan. Maka, agar penurunan

debit air Danau Thabariyyah ke level yang berbahaya tidak terus terjadi, banyak

kalangan di Israel menyerukan untuk mengurangi pemompaan air dari sumber-

sumber natural seperti Danau Thabariyyah dan air bawah tanah, dan mulai

beralih ke penyulingan air laut. Apalagi, air Danau Thabariyyah juga berada

dalam risiko menjadi asin oleh semburan mata air asin di bawah danau.