mengenal varietas unggul wijen untuk ketersediaan bahan tanam

Upload: nur-ahmadi

Post on 23-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Mengenal Varietas Unggul Wijen Untuk Ketersediaan Bahan Tanam

    1/11

    MENGENAL VARIETAS UNGGUL WIJEN

    UNTUK KETERSEDIAAN BAHAN TANAM

    EKO PURDYANINGSIH (PBT Ahli Muda)

    Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan

    I.PENDAHULUAN

    Wijen merupakan tanaman minyak nabati, bijinya dapat digunakan untuk

    aneka industri dan minyak makan. Wijen telah lama di budidayan di indonesia , tetapi

    produktifitas wijen yang dihasilkan oleh petani masih sangat rendah sekitar 400 kg/ha,

    padahal hasil penelitian dapat mencapai lebih dari 1000 kg/ha. Rendahnya

    produktifitas wijen diantaranya karena sebagian besar petani belum menggunakan

    varietas unggul, benih bermutu, dan teknik budidaya yang tepat (Anonim, 2006).

    Wijen (Sesamum indicum) juga merupakan salah satu tanaman yang umumnya

    digunakan dalam penggunaan bumbu masak, penghias makanan, serta suatu bumbu

    yang paling awal digunakan dan salah satu dari hasil panen pertama yang digunakan

    untuk membuat minyak konsumsi yang dikenal minyak wijen. Wijen mendapat julukanThe Queen of Oil Seeds Crops yang mencerminkan biji wijen memiliki kandungan gizi

    yang tinggi dan berdampak positif bagi konsumennya (Budi,L.S. 1994).

    Wijen diduga berasal dari dataran Afrika, tepatnya di daerah kering. Orang

    Afrika menggunakan wijen sebagai sumber protein pengganti bahan yang lain. Hal ini

    di karenakan wijen adalah tanaman yang dapat tumbuh di daerah kering seperti Afrika.

    Menurut sejarah, wijen adalah salah satu bahan makanan tertua di dunia. Hal ini di

    buktikan oleh beberapa bangsa telah memanfaatkan biji wijen yang memiliki banyak

    khasiat, seperti minyak wijen (Sadjad, S. 1993).

    Wijen diperkenalkan di Indonesia ketika era masa perang dunia ke 2. Saat itu

    wijen di guanakan sebagai penambah asupan gizi tentara, juga memanfaatkan

    minyaknya sebagai alat pembakar pengganti minyak bumi. Tahun 70-an produksi wijen

    Indonesia turun hingga tahun 1988 kedudukan Indonesia sebagai negara pengekpor

  • 7/24/2019 Mengenal Varietas Unggul Wijen Untuk Ketersediaan Bahan Tanam

    2/11

    menjadi pengimpor wijen. Tahun 1998 impor wijen Indonesia berkisar 940,450 ton biji

    dan 133,729 ton minyak wijen, hingga tahun 2001 Indonesia impor 3.722,472 ton biji

    dan218,081 ton minyak. Indonesia kekurangan 10.265 ton biji.

    Wijen mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, dengan harga dipasaran

    saat ini mencapai : 9.000-12.500,-/kg, sedangkan di Luar negeri harganya $ 1,5 /Kg.

    Wijen dapat tumbuh di hampir seluruh dunia. Terdapat tiga negara penghasil wijen

    terbesar antara lain Myanmar: 772.900 ton, India :623.000 ton, dan China :587.947

    ton. Menurut data FAO (2006) terdapat 20 negara pengimpor wijen terbesar di dunia

    da terdapat tiga negara terbesar antara lain China 353.717 ton, Jepang 161.433 ton,

    dan Negara Uni Eropa 106. 490 ton (Anonim,2006).

    Keberhasilan setiap program pengembangan suatu komoditas perlu ditunjang

    adanya varietas unggul dan benih bermutu, karena varietas unggul telah diakui

    sebagai teknologi yang aplikatif , murah, aman, ramah lingkungan dan memiliki

    kompatibilitas yang tinggi bila dipadukan dengan teknologi maju lainnya. Beberapa

    varietas unggul wijen adalah Varietas Sumbberejo 1 (Sbr.1), Sumberrejo (Sbr.2),

    Sumberrejo 3(Sbr.3) ketiganya biasanya ditanam dilahan kering, sedangkan untuk

    lahan sawah sesudah padi biasanya di siapkan Sumberrejo 4 (Sbr.4), Winas 1 dan

    Winas 2. Benih varietas unggul yang akan dikembangkan harus bermutu dan tersedia

    stok dengan jumlah yang cukup minimal dua kali kebutuhan (Anonim, 2006).

    Tulisan ini bertujuan untuk mengenal varietas unggul wijen , karena tanaman

    wijen merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, namun

    sampai sekarang produktifitas yang dihasilkan masih rendah.

    II. DESKRIPSI TANAMAN WIJEN

    Wijen (Sesamum indicum L.) diperkirakan berasal dari benua Afrika,

    kemungkinan dari Ethiopia. Tanaman wijen telah lama berkembang didaerah savanna

    sebagai bahan pangan yang memiliki kandungan protein yang tinggi diidentifikasi

    sebanyak 24 spesies. Batang tegak, berkayu bertekuk empat, kebanyakan bercabang,

  • 7/24/2019 Mengenal Varietas Unggul Wijen Untuk Ketersediaan Bahan Tanam

    3/11

    susunan daun bawah, tengan dan atas antara spesies yang satu dan lainnya berbeda.

    Tinggi tanaman 0,5 hingga 25 meter, umur tanaman 2,5 sampai 5 bulan tergantung

    varietas dan kondisi tempat. Bunga muncul dari ketiak daun 1 sampai 3 kuntum per

    ketiak, warna putih dan ungu dan berbentuk seperti terompet. Penyerbukan biasanya

    terjadi dibantu oleh serangga dan kadang-kadang dibantu oleh angin. Buah memiliki

    panjang 2 sampai 3 cm dengan diameter 0,5 sampai 1 cm terdiri dari 4,6 dan 8 lokus

    (kotak) memanjang. Tiap lokus mengandung 50 hingga 125 biji per polong.

    Divisi : Spermatophyta

    Sub Divisi : Angiospermae

    Class : Dicotyledoneae

    Ordo : Solanales (Tubitlorae)

    Famili : Pedaliaceae

    Genus : Sesamum

    Spesies : Sesamum indicumL

    III. PERSYARATAN KEBUN PENANGKARAN BENIH

    1. Lokasi

    Pemilihan lokasi untuk penangkaran benih wijen harus memenuhi syarat teknis

    agar produksi maupun mutu benih yang dihasilkan dapat maksimal. Syarat

    teknis tersebut antara lain : lahan harus subur dan mendapat sinar matahari

    penuh, mudah di jangkau dari jalan agar memudahkan pengawasan,

    penyediaan saprodi dan pengangkutan hasil, tersedia fasilitas pengairan

    apabila sewaktu waktu diperlukan.

    2. Tanah

    Tanah yang baik untuk tanaman wijen adalah tanah ringan , yakni lempung

    berpasir dan ber drainase serta aerasi baik.

  • 7/24/2019 Mengenal Varietas Unggul Wijen Untuk Ketersediaan Bahan Tanam

    4/11

    3. Iklim

    Tanaman wijen tumbuh dengan baik di daerah subtropika dan tropika dengan

    ketinggian 0-800 m dari permukaan laut, untuk keperluan penangkaran benih,tinggi tempat yang baik adalah 5 -450 m dpl.

    4. Isolasi Jarak

    Dalam pelaksanaan pembenihan , setiap kebun penangkar sebaiknya menanam

    hanya satu varietas agar terhindar dari penyerbukan silang antar varietas , atau

    kontaminasi varietas lain saat prosessing benih. Apabila harus menanam lebih

    dari satu varietas maka diperlukan isolasi jarak antar varietas, yaitu

    penangkaran benih dasar minimal 100 m, untuk benih pokok dan benih sebar

    minimal 50 m.

    IV. BAHAN TANAMAN

    1. Varietas

    Pemilihan varietas untuk ditangkarkan sangat tergantung pada daerah dimana

    varietas tersebut akan dikembangkan, karena masing masing varietas memiliki

    daya adaptasi yang berbeda terhadap lingkungan. Hingga saat ini tersedia

    enam varietas wijen unggul yang sudah dilepas oleh menteri pertanian terdiri

    dari tiga varietas sesuai untuk lahan kering (Sumberrejo 1, Sumberrejo 2 ,

    Sumberrejo 3) dan tiga varietas sesuai untuk lahan sawah sesudah padi(

    Sumberrejo 4, Wijen nasional 1, Wijen nasional 2). Adapun 6 varietas tersebut

    dengan deskripsi sebagai berikut :

    a. Varietas Sumberrejo 1 (Sbr. 1)

    Produktifitas : 1,0 1,6 ton /ha

    Umur mulai berbunga : 48 hari

    Umur panen : 100 120 hari

    Percabangan : bercabang banyak

    Ruas batang : Jarang

    Jumlah polong per ruas : 1 buah

    Jumlah ruang polong : 4 ruang

  • 7/24/2019 Mengenal Varietas Unggul Wijen Untuk Ketersediaan Bahan Tanam

    5/11

    Warna biji : putih

    Berat 1000 biji : 2,0 2,7 gram

    Kadar minyak : 55 59 %

    Ketahanan terhadap

    Phytophtora sp : agak tahanCercospora : agak tahan

    Phythium : agak tahan

    Hama tungau : Tahan

    Sesuai dikembangkan : di lahan kering di jatim, Jateng, NTB dan Sulsel

    b. Varietas Sumberrejo 2 (Sbr. 2)

    Produktifitas : 0,8 1,4 ton/ha

    Umur mulai berbunga : 25 hari

    Umur panen : 75 90 hari

    Percabangan : tidak bercabang

    Ruas batang : rapat

    Jumlah polong per ruas : 2 6 buah

    Jumlah ruang polong : 6-8 ruang

    Warna biji : putih

    Berat 1000 biji : 3,0 3,4 gram

    Kadar minyak : 54 57 %

    Ketahanan terhadap

    Phythium sp : tahan

    Hama tungau : tahan

    Sesuai dikembangkan : di lahan kering NTB dan Sulsel

    c. Varietas Sumberrejo 3 (Sbr. 3)

    Asal : Hasil seleksi masa negatif wijen lokal dari kec.

    Kedunggalar , Kab. Ngawi

    Produktifitas : 1204,27 kg/ha

    Umur mulai berbunga : 34 45 hari

    Umur panen : 85 101 hari

    Percabangan : bercabang mulai dari bawah

    Jumlah cabang : 5 7 cabang

    Bentuk daun : Daun bawah bercangap

    Warna daun : Hijau

    Bulu daun : tidak berbulu

    Jumlah polong /ruas : 1 (satu)

    Jumlah ruang polong : 4 (empat

    Jumlah polong tanaman : 76 108

    Panjang Polong : 26,46 1,12 mm

    Jumlah biji perpolong : 67

  • 7/24/2019 Mengenal Varietas Unggul Wijen Untuk Ketersediaan Bahan Tanam

    6/11

    Berat 1000 biji : 3,07 3,33 gram

    Warna biji : hitam kecoklatan

    Kadar minyak : 56,41

    Ketahanan terhadap

    Phytopthora : agak tahan

    Sclerotium : tahan

    Fusarium : agak tahan

    Sesuai dikembangkan : di lahan kering pada awal musim penghujan

    d.Varietas Sumberrejo 4 (Sbr. 4)

    Asal : Seleksi massa negative wijen dari sulawesi

    selatan

    Produktifitas : 1,4 1,7 ton / haUmur panen : 75 85 hari

    Percabangan : bercabang mulai dari bawah

    Tinggi tanaman : 90 169 cm

    Jumlah Ruang Polong : 6 - 8

    Jumlah polong/tanaman : 44 - 126

    Panjang polong : 21 22 cm

    Berat 1000 biji : 2,12 2,49 gram

    Warna biji : Putih

    Kadar minyak : 54,10 %Potensi hasil : 1,4 1,7 ton/ha

    Ketahanan terhadap

    Phytopthora : agak tahan

    Sclerotium : agak tahan

    Hama Tungau : agak tahan

    Sesuai dikembangkan : untuk lahan sawah sesudah padi

    e.

    Varietas wijen Nasional (Winas 1)

    Asal : Persilangan sbr 1 >< S1-22, S1-22 berasal dari

    bokor,

    ,Ngawi, Jawa Timur

    Tipe Pertumbuhan : Indeterminate

    Percabangan : bercabang

    Posisi percabangan : Bawah dan tengah keatas

    Jumlah nodia pada saat

    Bunga pertama : Sedang

    Batang

  • 7/24/2019 Mengenal Varietas Unggul Wijen Untuk Ketersediaan Bahan Tanam

    7/11

    - Bulu batang : Lemah

    - Tinggi Tanaman : sedang (113-146 cm)

    (saat mulai berbunga)

    - Penebalan : tidak ada

    Daun- Panjang : Sedang

    - Lebar : Lebar

    - Derajat torehan : Lemah

    - Warna hijau daun : Sedang

    - Pewarnaan antosianin : Tidak ada

    - Tonjolan pada bag

    Bawah daun : tidak ada

    Petiol

    - Panjang : Sedang

    -

    Pewarnaan antosianin : Tidak adaBatang yang berbunga

    - Jumlah bunga pada

    Ketiak daun : Satu

    - Nektar : Tidak ada

    Bunga

    - Warna pink pada

    Bagian luar mahkota : tidak ada

    - Warna pink pada

    Bagian dalam mahkota: tidak ada atau sangat muda

    Bunga dari bibir bawahKapsul

    - Jumlah karpel : 4

    - Panjang : Pendek (2,37 0,144 cm)

    - Lebar maksimum : Sedang (1,30 0,159 cm)

    - Bulu : Sedang

    - Pewarnaan antosianin : tidak ada

    - Pecah saat matang : tidak

    Kulit Biji

    -

    Warna : Putih kecoklatan- Relief : Halus

    - Waktu berbunga

    Pertama : 36 hari

    - Waktu masak/

    Panen : 101 4 hari

    - Potensi hasil : rata rata 1.471 kg/ha, maksimum

    2.222 kg/ha

    - Ketahanan terhadap

    Hama P. Latus : Rentan terhadap P. Latus

    -

    Ketahanan terhadap

  • 7/24/2019 Mengenal Varietas Unggul Wijen Untuk Ketersediaan Bahan Tanam

    8/11

    Penyakit phytophtora : Rentan terhadap jamur phytophtora

    - Keterangan : sesuai untuk lahan sawah sesudah padi

    f.

    Varietas wijen Nasional (Winas 2)

    Asal : Persilangan sbr 1 >< S1-26, S1-26 berasal dari

    Pitu,

    ,Ngawi, Jawa Timur

    Tipe Pertumbuhan : Indeterminate

    Percabangan : bercabang

    Posisi percabangan : Bawah dan tengah keatas

    Jumlah nodia pada saat

    Bunga pertama : Sedang

    Batang

    - Bulu batang : Lemah

    - Tinggi Tanaman : sedang (105-138 cm)

    (saat mulai berbunga)

    - Penebalan : tidak ada

    Daun

    - Panjang : Sedang

    - Lebar : Lebar

    - Derajat torehan : Lemah

    - Warna hijau daun : Sedang

    -

    Pewarnaan antosianin : Tidak ada

    - Tonjolan pada bag

    Bawah daun : tidak ada

    Petiol

    - Panjang : Sedang

    - Pewarnaan antosianin : Tidak ada

    Batang yang berbunga

    - Jumlah bunga pada

    Ketiak daun : Satu

    - Nektar : Tidak ada

    Bunga- Warna pink pada

    Bagian luar mahkota : tidak ada

    - Warna pink pada

    Bagian dalam mahkota: tidak ada atau sangat muda

    Bunga dari bibir bawah

    - Bulu pada mahkota : Sedang

    Kapsul

    - Jumlah karpel : 4

    - Panjang : Pendek (2,41 0,145 cm)

    -

    Lebar maksimum : Sedang (1,31 0,141 cm)

  • 7/24/2019 Mengenal Varietas Unggul Wijen Untuk Ketersediaan Bahan Tanam

    9/11

    - Bulu : Sedang

    - Pewarnaan antosianin : tidak ada

    - Pecah saat matang : tidak

    Kulit Biji- Warna : Putih

    - Relief : Halus

    - Waktu berbunga

    Pertama : 33 hari

    - Waktu masak/

    Panen : 98 4 hari

    - Potensi hasil : rata rata 1.412 kg/ha, maksimum

    1.874 kg/ha

    - Ketahanan terhadap

    Hama P. Latus : Moderat tahan terhadap P.latus- Ketahanan terhadap

    Penyakit phytophtora : Moderat tahan terhadap jamur phytophtora

    - Keterangan : sesuai untuk lahan sawah sesudah padi

    2. Benih

    Benih yang ditangkarkan harus berasal dari benih sumber yang bersertifikat

    dan dilengkapi dengan label lain. Ada dua kelas benih yang dapat di produksi

    oleh penangkar yaitu benih pokok (warna label ungu) dan benih sebar (warna

    label biru).

    Untuk menangkarkan benih pokok , sumber benihnya harus berasal dari benih

    dasar (warna label putih) yang disediakan oleh balai penelitian dalam hal ini

    Balittas. Sedangkan untuk menangkarkan benih sebar, sumber benihnya harus

    diambil dari benih pokok.

    IV. PELAKSANAAN PENANGKARAN

    1. Persiapan lahan

    Tanah diolah dengan di bajak 2-3 kali , kemudian diratakan , dan dilakukan

    pemasangan ajir jarak tanam antar barisan sesuai dengan jarak tanam yang

    digunakan.

  • 7/24/2019 Mengenal Varietas Unggul Wijen Untuk Ketersediaan Bahan Tanam

    10/11

    2. Tanam

    Benih wijen ditanam secara tugal dengan kedalaman 3 cm, tiap lubang diisi 5

    6 butir, jarak tanam 60 cm x 25 cm.

    3.

    Pemeliharaan tanamanPenyulaman dilakukan 10 hari setelah tanam, sedangkan penjarangan

    dilakukan pada umur 2-3 minggu, disisakan 2 tanaman terbaik perlubang.

    4. Pemupukan

    Jenis dan dosis pupuk yang diberikan untuk 1 ha pertanaman adalah : 75 N + 30

    p2O5 + 30 K2O setara dengan 100 kg urea dan 200 Kg Phoska.

    5. Hama dan Penyakit

    Hama yang sering menganggu tanaman wijen adalah tungau

    polyphagotarsonemus latus , penyakit yang menimbulkan gangguan terhadaptanaman wijen dilahan kering pada musim penghujan adalah Fusarium sp.

    6. Panen

    Panen dilakukan setelah kapsul cukup tua,dengan tanda warna daun dan kapsul

    kekuning kuningan, sebagian daun mulai gugur.

    V. PENUTUP

    Wijen merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, karena Wijenmerupakan tanaman minyak nabati, bijinya dapat digunakan untuk aneka industri dan

    minyak makan.

    Rendahnya produktivitas tanaman wijen disebabkanpenerapan teknik budidaya

    yang kurang baik. Peneliti tanaman menyatakan bahwa kurang tepatnya salahsatu

    tindakan kultur teknis secara nyata akanmenurunkan produksi. Sampai saat ini petani

    seringmelakukan kesalahan penerapan kultur teknis dalambudidaya tanaman wijen,

    termasuk di dalamnya adalahcara tanam dan penggunaan varietas yang tidak jelas,hal

    ini berakibat rendahnya produksi per satuan luas

  • 7/24/2019 Mengenal Varietas Unggul Wijen Untuk Ketersediaan Bahan Tanam

    11/11

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 2006. SNI Benih Wijen (Sesamum indicum L.)kelas benih dasar (BD), benih

    pokok (BP) dan Benih sebar (BS), Badan Standar Nasional BSN SNI 01-7159-

    2006.

    Budi, L.S. 1994. Model jarak tanam dan jumlahtanaman per lubang terhadap

    pertumbuhan danhasil tanaman wijen (Sesamum indicum L.).Fakultas Pertanian Univ.

    Merdeka Madiun.

    Madiun.

    Dwidjosaputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.

    Karnomo, J.B. 1990. Pengantar Produksi Tanaman Agronomi. Fakultas PertanianUniversitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

    Sadjad , S. 1993 , dari benih kepada benih . PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,

    Jakarta