mengenal proses pwht

7

Click here to load reader

Upload: rony-lesbt

Post on 08-Apr-2016

298 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Topics

TRANSCRIPT

Page 1: Mengenal Proses PWHT

Mengenal Proses PWHT (Post Weld Heat Treatment)MENGENAL PROSES PWHT (Post Weld Heat Treatment)Dalam dunia fabrikasi proses pengelasan merupakan hal yang paling sering digunakan untuk menyambung material. Pada proses pengelasan terjadi pencairan material dan pendinginan subsequent yang menimbulkan tegangan sisa (residual stress) pada weld zone dan heat affected zone (HAZ) dimana akan menjadi masalah terjadinya Crack pada area las.PWHT dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi besarnya tegangan sisa yang terjadi akibat proses pengelasan. proses ini dilakukan wajib pada proyek - proyek Oil & Gas, Petrochemical, Power Plant, dll. Dengan merujuk pada suatu standard code design atau code construction yang berlaku internasional, seperti ASME Section VIII untuk fabrikasi tanki, pressure vessel dan ASME B 31.3 untuk pipa pada Piping Process.Proses PWHT untuk yang dikerjakan di site disebut Lokal PWHT karena mesin PWHT dibawa ke lokasi proyek.Pada prinsipnya proses heat treatment untuk PWHT sering dinamakan Stress Relieving, dimana weld zone & HAZ dipanaskan sampai suhu sekitar 575 C - 625 C atau dibawah suhu transformasi 723 C untuk material Carbon Steel, dan dilakukan penahanan (holding time) pada suhu +/- 25 dari 600 C selama 1 jam (tergantung prosedur yang telah ditentukan)

Langkah-langkah proses Local PWHT pada Pipe Spool untuk Well Head Platform B - Modification:

1.Pemasangan Heater :

2.Dilindungi oleh Blanket Wool (Ceramic Fiber)

Page 2: Mengenal Proses PWHT

3.Mesin PWHT & Chart Record

Setelah proses holding time maka suhu diturunkan sampai 200 C - 300 C dan power mesin dimatikan, lalu blanket dibuka untuk proses pendinginan.

setelah dingin dilakukan Hardness Test untuk melihat kekerasan dan acceptance criteria maksimum 248 HV.

4.Hardness Test

Parameter parameter dalam PWHT yang perlu dijaga adalah :

Page 3: Mengenal Proses PWHT

1. Heating rate .2. Holding temperature3. Cooling RatePersiapan sebelum PWHT :Dalam melakukan PWHT banyak hal yang harus diperhatikan agar tujuan dari PWHT ini dapat tercapai. Faktor penting yang harus diperhatikan diantaranya :1. Expansion area. :Karena proses panas akan mengakibatkan terjadinya pemuaian dan expansi materialmaka harus di perhatikan bahwa saat stress relieve material tersebut tidak mengalami restraint.2. Insulasi : Saat element sudah terpasang dengan benar maka area disekitar (adjacent) element harusditutup dengan wool atau ceramic fiber untuk menjaga kestabilan suhu.3. Cleaning Material : Material harus bersih dari segala grease, oil.4. Support material : Proses pemanasan akan mengakibatkan terjadinya pelunakan material.Dengan adanya gaya gravitasi maka material yang akan di PWHT harus diberikan support sehingga tidak terjadi distorsionRecord PWHT :Semua kegiatan PWHT harus dilakukan pencatatan terhadap parameter parameter dan element lainnya yang dianggap essential sesuai kesepakatan dan eq code antara fabricator dan owner. Secara garis besar faktor penting yang harus di catat dalam report PWHT adalah :1. Identitas dari Material (tracebility, Spool No, or etc)2. Waktu diakukan PWHT . 

Sepintas tentang Uji Keras Material (Hardness Test)

Pengantar

Kemajuan teknologi yang berkembang begitu pesat seringkali melampaui pola pikir masyarakat di suatu tempat. Teknologi yang pada prinsipnya dibuat untuk mempermudah pekerjaan menjadi sia-sia ketika dihadapkan pada manusia-manusia gaptek. Karenanya upaya untuk merespon perkembangan paling mutakhir di era global ini harus ditunjukkan dengan sikap terbuka dan mau belajar terus-menerus. Bagaimanapun penemuan-penemuan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi akan mempengaruhi peradaban manusia baik secara sosial, budaya, politik, ekonomi dst.Selain pola pikir yang maju, kualitas moral yang tinggi juga diperlukan dalam mengimbangi laju modernisasi saat ini. Adalah sangat disayangkan ketika pemanfaatan teknologi yang ada dewasa ini tidak diimbangi dengan kejujuran dan ketelitian yang memadai. Di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang masih rentan dan ongkos produksi yang makin mahal,

Page 4: Mengenal Proses PWHT

upaya produsen untuk mengikis sedikit demi sedikit kualitas sebuah produk menjadi pilihan yang menggiurkan. Banyaknya tabung gas yang meledak menjadi contoh betapa perilaku korup dan curang para Insinyur serta disainer menjadi penentu bagi keselamatan konsumen. Cuma karena rupiah prioritas kualitas tidak lagi ditempatkan di atas kuantitas.Secara apologis situasi ini bisa difahami sebagai akibat dari menggejalanya penerapan prinsip ekonomis dalam sektor produksi termasuk di industri manufaktur dan permesinan. Namun demikian tetap tidak bisa dibenarkan karena akan membahayakan user sekaligus merugikan banyak orang. Dalam konteks inilah uji kekerasan mutlak dilakukan terhadap material yang menjadi bahan baku produk untuk disesuaikan dengan acuan standar yang menjadi patokan.Apa, mengapa dan bagaimana

Uji kekerasan atau hardness test merupakan salah satu cara untuk mengetahui kekuatan atau ketahanan suatu (bahan) material. Sedangkan kekerasan itu sendiri (hardness) ialah salah satu sifat mekanik dari suatu material selain sifat fisik dan teknologik yang dimilikinya.

The Metals Handbook defines hardness as "Resistance of metal to plastic deformation, usually by indentation. However, the term may also refer to stiffness or temper, or to resistance to scratching, abrasion, or cutting. It is the property of a metal, which gives it the ability to resist being permanently, deformed (bent, broken, or have its shape changed), when a load is applied. The greater the hardness of the metal, the greater resistance it has to deformation.[1]Buku manual mengenai logam mendefinisikan bahwa kekerasan adalah resistensi logam terhadap deformasi plastis biasanya dengan indentasi. Istilah tersebut juga dapat mengacu pada kekakuan, ketegaran dan daya tahan dari goresan, abrasi dan guntingan. Ini adalah sifat yang dimiliki logam yang memberikan kemampuan menahan secara permanen dari kecacatan (bengkok, patah atau berubah bentuk) ketika beban diterapkan. Semakin keras logam semakin ia resisten terhadap deformasi.

Pasalnya, kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan).[2]Dalam aplikasi manufaktur, pengujian material dilakukan untuk mengetahui mutu dengan dua pertimbangan yakni: pertama, mengetahui karakteristik suatu material baru dan kedua,memastikan suatu material memiliki spesifikasi kualitas tertentu.[3]Pengetahuan ini dibutuhkan, khususnya, untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force) dan deformasi plastis. Deformasi plastis sendiri adalah suatu keadaan dari material yang ketika diberikan gaya maka struktur mikronya sudah tidak bisa kembali ke bentuk asal. Dengan kata lain material tersebut tidak dapat kembali ke bentuknya semula.[4]Dari referensi yang ada, setidaknya terdapat 4 metode pengujian kekerasan dengan ukuran, rumus, alat uji dan tujuan masing-masing

Page 5: Mengenal Proses PWHT

yaitu; (1) Brinnel (HB / BHN), (2) Rockwell (HR / RHN), (3) Vikers (HV /VHN) dan (4) Micro Hardness (knoop hardness).Prinsip dari metode uji kekerasan apapun adalah memaksa indentor ke suatu permukaan sample (specimen) diikuti dengan mengukur dimensi indentasi (kedalaman atau pada satu mekanisme yaitu tegangan alir plastis dari aktual luas permukaan indentasi). Kekerasan bukan milik fundamental dan nilainya tergantung pada kombinasi kuat luluh, kekuatan tarik dan modulus elastisitas[5].PenutupUji keras merupakan pengujian paling efektif karena dapat dengan mudah mengetahui gambaran sifat mekanik suatu material. Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada satu titik atau daerah tertentu. Nilai kekerasan yang ditampilkannya cukup valid untuk menyatakan kekuatan suatu material. Dengan demikian, material dapat dengan mudah digolongkan sebagai material ulet atau getas.

Uji keras juga dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas dan perlakuan dingin terhadap material. Material yang telah mengalami cold working, hot working, dan heat treatment, dapat diketahui gambaran perubahan kekuatannya, dengan mengukur kekerasan permukaan suatu material. Oleh sebab itu, dengan uji keras kita dapat dengan mudah melakukan quality control terhadap material.

[1] http://www.calce.umd.edu/TSFA/Hardness_ad_.htm#rf01%22 [2] http://allaboutchemeng.blogspot.com/2011/01/uji-kekerasan.html [3] http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-uji- kekerasan-[4] ibid[5] Febri Irawan, Metode Pengujian Kekerasan, makalah, Universitas Sriwijaya Inderalaya; 2010

Dibaca : 1207 kaliPenulis : Budi Gunawan