mengenal obat antibiotik

Upload: deviann-lopez

Post on 02-Jun-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Mengenal Obat Antibiotik

    1/9

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya haturkan ke hadirat ALLAH SWT, karena dengan karunia-Nya saya

    dapat menyelesaiakan makalah ini. Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam

    proses pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikan tugas Pengantar Farmakologi ini

    tepat pada waktunya..

    Makalah ini saya tulis untuk memenuhi tugas terstruktur. Makalah ini berisi tentangJenis-jenis antibiotic dan klasifikasinya, juga bagaimana mekanisme kerja antibiotic dalam

    tubuh yang diterangkan per golongan.

    Akhir kata, penulis mengharap saran dari para pembaca untuk perbaikan makalah ini

    di masa yang akan datang. Perbaikan ini sangat penting untuk memberikan kemajuan di

    masa yang akan datang.

  • 8/11/2019 Mengenal Obat Antibiotik

    2/9

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi/jamur,

    yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain.Banyak antibiotika saat ini

    dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam prakteknya antibiotika sintetik

    tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya kuinolon).Antibiotika yang akan digunakan

    untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia, harus mememiliki sifat toksisitas

    selektif setinggi mungkin. Artinya, antibiotika tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk

    mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk manusia.

    Antibiotika adalah obat yang sangat ampuh dan sangat bermanfaat jika digunakan

    secara benar. Namun, jika digunakan tidak semestinya antibiotika justru akan mendatangkan

    berbagai mudharat. Yang harus selalu diingat, antibiotika hanya ampuh dan efektif

    membunuh bakteri tetapi tidak dapat membunuh virus. Karena itu, penyakit yang dapat

    diobati dengan antibiotika adalah penyakit-penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

    Penyebab timbulnya resistensi antibiotika yang terutama adalah karena penggunaan

    antibiotika yang tidak tepat, tidak tepat sasaran, dan tidak tepat dosis. Tidak tepat sasaran,

    salah satunya adalah pemberian antibiotika pada pasien yang bukan menderita penyakit

    infeksi bakteri. Walaupun menderita infeksi bakteri, antibiotika yang diberikan pun harus

    dipilih secara seksama. Tidak semua antibiotika ampuh terhadap bakteri tertentu. Setiap

    antibiotika mempunyai daya bunuh terhadap bakteri yang berbeda-beda. Karena itu,

    antibiotika harus dipilih dengan seksama. Ketepatan dosis sangat penting diperhatikan. Tidak

    tepat dosis dapat menyebabkan bakteri tidak terbunuh, bahkan justru dapat merangsangnya

    untuk membentuk turunan yang lebih kuat daya tahannya sehingga resisten terhadap

    antibiotika. Karena itu, jika dokter memberikan obat antibiotika, patuhilah petunjuk

    pemakaiannya dan harus diminum sampai habis. Pemakaian antibiotika tidak bolehsembarangan, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Itu sebabnya, antibiotika tidak

    boleh dijual bebas melainkan harus dengan resep dokter. Terlalu sering mengonsumsi

    antibiotika juga berdampak buruk pada ''bakteri-bakteri baik'' yang menghuni saluran

    pencernaan kita. Bakteri-bakteri tersebut dapat terbunuh, padahal mereka bekerja membuat

    zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan kita. Pemakaian antibiotika atau kemoterapetika yang

    dahulu amat efektif terhadap spesies kuman tertentu, sekarang menjadi kurang efektif. Oleh

    karena itu perlu adanya pemantauan antibiotika/ kemoterapeutika yang luas pemakaiannya

    dalam masyarakat.

  • 8/11/2019 Mengenal Obat Antibiotik

    3/9

    BAB II

    ISI

    Mengenal Obat Antibiotik, Golongan Dan Penggunaannya

    1. Antibiotika Golongan AminoglikosidAntibiotika golongan aminoglikosid bekerja dengan menghambat sintesis protein dari

    bakteri. Aminoglikosid merupakan senyawa yang terdiri dari 2 atau lebih gugus gula amino

    yang terikat lewat ikatan glikosidik pada inti heksosa. Aminoglikosid merupakan produk

    streptomises atau fungus lainnya. Seperti Streptomyces griseus untuk Streptomisin,

    Streptomyses fradiae untuk Neomisin, Streptomyces kanamyceticus untuk Kanamisin,

    Streptomyces tenebrarius untuk Tobramisin, Micromomospora purpures untuk Gentamisin

    dan Asilasi kanamisin A untuk Amikasin. Aminoglikosid dari sejarahnya digunakan untuk

    bakteri gram negatif. Aminoglikosid pertama yang ditemukan adalah Streptomisin.

    Antibiotika lain untuk bakteri gram negatif adalah golongan Sefalosporin generasi 3 yanglebih aman, akan tetapi karena harganya masih mahal banyak dipakai golongan

    Aminoglikosid. Aktivitas bakteri Aminoglikosid dari Gentamisin, Tobramisin, Kanamisin,

    Netilmisin dan Amikasin terutama tertuju pada basil gram negatif yang aerobic (yang hidup

    dengan oksigen). Masalah resistensi merupakan kesulitan utama dalam penggunaan

    Streptomisin secara kronik misalnya pada terapi Tuberkulosis atau endokarditis bakterial

    subakut. Resistensi terhadap Streptomisin dapat cepat terjadi, sedangkan resistensi terhadap

    Aminoglikosid lainnya terjadi lebih berangsur-angsur. Efek samping dari antibiotic

    aminoglikosida adalah gangguan ginjal dan ototoksik atau gangguan telinga.

    2. Antibiotika Golongan Sefalosforin

    Bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta mengaktifkan enzim autolisis pada

    dinding sel bakteri. Sefalosporin termasuk golongan antibiotika betalaktam. Seperti antibiotik

    betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba Sefalosporin ialah dengan menghambat

    sintesis dinding sel mikroba. Yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam

    rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Sefalosporin yang aktif terhadap kuman gram

    positif diantaranya sefalotin, sefaleksin, sefazolin, serta sefradin. Kelompok yang aktif

    terhadap kuman gram negative seperti sefaklor, sefamandol, mokasalatam, sefotaksim, dan

    sefoksitin.

    Penggolongan SefalosporinBerdasarkan khasiat antimikroba dan resistensinya terhadap betalakmase, sefalosporin

    lazimnya digolongkan sebagai berikut :

    1.

    Generasi ke I, yang termasuk dalam golongan ini adalah Sefalotin dan sefazolin,

    sefradin, sefaleksin dan sefadroxil. Zat-zat ini terutama aktif terhadap cocci Gram

    positif, tidak berdaya terhadap gonococci, H. Influenza, Bacteroides dan

    Pseudomonas. Pada umumnya tidak tahan terhadap laktamase.

    2. Generasi ke II, terdiri dari sefaklor, sefamandol, sefmetazol, dan sefuroksim lebih

    aktif terhadap kuman Gram-negatif, termasuk H.influenza, Proteus, Klensiella,

    gonococci dan kuman-kuman yang resisten untuk amoksisilin. Obat-obat ini agak

    kuat tahan-laktamase. Khasiatnya terhadap kuman Gram-positif (Staph dan Strep)lebih kurang sama

  • 8/11/2019 Mengenal Obat Antibiotik

    4/9

    3. Generasi ke III, Sefoperazon,sefotaksim, seftizoksim, seftriaxon, sefotiam, sefiksim,

    sefpodoksim, dan sefprozil. Aktivitasnya terhadap kuman Gram-negatif lebih kuat

    dan lebih luas lagi dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides, khususnya seftazidim.

    Resistensinya terhadap laktamase juga lebih kuat, tetapi khasiatnya terhadap

    stafilokok jauh lebih rendah.

    4.

    Generasi ke IV, Sefepim dan sefpirom. Obat-obat baru ini (1993) sangat resistenterhadap laktamase, sefepim juga aktif sekali terhadap Pseudomonas.

    PenggunaannyaSebagian besar dari sefalosporin perlu diberikan parenteral dan terutama digunakan di rumah

    sakit.

    1. Generasi I, digunakan per oral pada infeksi saluran kemih ringan dan sebagai obat

    pilihan kedua pada infeksi saluran napas dan kulit yang tidak begitu parah dan bila

    terdapat alergi untuk penisilin.

    2. Generasi II atau III, digunakan parenteral pada infeksi serius yang resisten terhadap

    amoksisilin dan sefalosporin generasi I, juga terkombinasi dengan aminoglikosida(gentamisin, tobramisin) untuk memperluas dan memperkuat aktivitasnya. Begitu

    pula profilaksis pada antara lain bedah jantung, usus dan ginekologi. Sefoksitin dan

    sefuroksim (generasi ke II) digunakan pada gonore (kencing nanah) akibat gonokok

    yang membentuk laktamase.

    3. Generasi III, Seftriaxon dan sefotaksim kini sering dianggap sebagai obat pilihan

    pertama untuk gonore, terutama bila telah timbul resistensi terhadap senyawa

    fluorkuinon (siprofloksasin). Sefoksitin digunakan pada infeksi bacteroides fragilis.

    4. Generasi IV, dapat digunakan bila dibutuhkan efektivitas lebih besar pada infeksi

    dengan kuman Gram-positif.

    Obat oral dapat menimbulkan terutama gangguan lambung-usus (diare, nausea, dan

    sebagainya), jarang terjadi reaksi alergi (rash, urticaria). Alergi silang dengan derivat penislin

    dapat terjadi. Nefrotoksisitas terutama terdapat pada beberapa senyawa generasi ke 1,

    khususnya sefaloridin dan sefalotin (dosis tinggi). Senyawa dari generasi berikutnya jauh

    kurang toksis bagi ginjal daripada aminoglikosida dan polimiksin. Beberapa obat

    memperlihatkan reaksi disulfiram bila digunakan bersama alkohol, yakni sefamandol dan

    sefoperazon.

    3. Antibiotika Golongan KloramfenikolBekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri yang diisolasikan pertama

    kali pada tahun 1947 dari Streptomyces venezuelae. Kloramfenikol mempunyai daya

    antimikroba yang kuat maka penggunaan Kloramfenikol meluas dengan cepat sampai pada

    tahun 1950 diketahui bahwa Kloramfenikol dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal.

    Efek antimikroba dalam Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein

    kuman. Yang dihambat adalah enzim peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator

    untuk membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses sintesis protein kuman. Efek toksis

    Kloramfenikol pada sel mamalia terutama terlihat pada sistem hemopoetik/darah dan diduga

    berhubungan dengan mekanisme kerja Kloramfenikol. Kloramfenikol digunakan untuk

    mengatasi H.influenzae dan S. thypi karena bersifat toksit terhadap sumsum tulang.

  • 8/11/2019 Mengenal Obat Antibiotik

    5/9

    4. Antibiotika Golongan Makrolida

    Bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri. Antibiotika golongan Makrolida

    mempunyai persamaan yaitu terdapatnya cincin lakton yang besarnya dalam rumusmolekulnya. Golongan Makrolida menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan

    secara reversibel dengan ribosom, dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung dari

    jenis kuman dan kadar obat Makrolida. Sekarang ini antibiotika Makrolida yang beredar di

    pasaran obat Indonesia adalah Eritomisin, Spiramisin, Roksitromisin, Klaritromisin dan

    Azithromisin. Eritromisin banyak digunakan untuk menyembuhkan penyakit legionnaires dan

    infeksi pneumonia atipik. Efek samping yaitu ketidaknyamanan pencernaan, mual, dan diare

    adalah beberapa efek samping dari makrolida.Selain itu, wanita hamil dan menyusui tidak

    boleh mengonsumsi makrolida karena antibiotic ini dapat menembus plasenta bayi.

    5. Antibiotika Golongan PenisilinBekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan. Penisilin merupakan kelompok

    antibiotika Beta Laktam yang telah lama dikenal. Penisilin yang digunakan dalam pengobatan

    terbagi dalam Penisilin alam dan Penisilin semisintetik. Penisilin semisintetik diperoleh

    dengan cara mengubah struktur kimia Penisilin alam atau dengan cara sintesis dari inti

    Penisilin.

    a. Aktivitas dan Mekanisme Kerja Penisilin

    Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis

    dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, Penisilin akan menghasilkan efek

    bakterisid (membunuh kuman) pada mikroba yang sedang aktif membelah. Mikroba dalam

    keadaan metabolik tidak aktif (tidak membelah) praktis tidak dipengaruhi oleh Penisilin,

    kalaupun ada pengaruhnya hanya bakteriostatik (menghambat perkembangan).

    b. Efek Samping Penisilin

    1) Reaksi hipersensitif, mulai ruam dan gatal sampai serum sickness dan reaksi alergi

    sistemik yang serius

    2) Nyeri tenggorokan atau lidah, lidah terasa berbulu lembut, muntah, diare

    3) Mudah marah, halusinasi, kejang

    6. Antibiotika Golongan Beta Laktam

    Bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta mengaktifkan enzim autolisispada dinding sel bakteri. Efek samping yang terpenting adalah reaksi alergi akibat

    hipersensitasi, yang (jarang sekali) dapat menimbulkan shock anafilaktis (dan kematian).

    Padaprokain-benzilpenisilindiduga prokain memegang peranan pada hipersensitasi tersebut.

    Pada penisilin broad-spectrumagak sering terjadi gangguan-gangguan lambung-usus (diare,

    mual, muntah). Diare dapat dicegah dengan pemberian probiotik (Lactobacillus,

    bifidobacterium) selama masa terapi, pada dosis (amat) tinggi dapat terjadi reaksi-reaksi

    nefrotoksis dan neurotoksis, seperti pada aminoglikosida. Untuk wanita hamil dan laktasi

    semua penisilin dianggap aman bagi wanita hamil dan yang menyusui, walaupun dalam

    jumlah kecil terdapat dalam darah janin dan air susu ibu.

  • 8/11/2019 Mengenal Obat Antibiotik

    6/9

    7. Antibiotika Golongan KuinolonBekerja dengan menghambat satu atau lebih enzim topoisomerase yang bersifat

    esensial untuk replikasi dan transkripsi DNA bakteri. Asam Nalidiksat adalah prototip

    antibiotika golongan Kuinolon lama yang dipasarkan sekitar tahun 1960. Penggunaan obat

    Kuinolon lama ini terbatas sebagai antiseptik saluran kemih saja. Pada awal tahun 1980,

    diperkenalkan golongan Kuinolon baru dengan atom Fluor pada cincin Kuinolon ( karena itudinamakan juga Fluorokuinolon ). Perubahan struktur ini secara dramatis meningkatkan daya

    bakterinya, memperlebar spektrum antibakteri, memperbaiki penyerapannya di saluran cerna,

    serta memperpanjang masa kerja obat.

    Golongan Kuinolon ini digunakan untuk infeksi sistemik. Yang termasuk golongan ini

    antara lain adalah Spirofloksasin, Ofloksasin, Moksifloksasin, Levofloksasin, Pefloksasin,

    Norfloksasin, Sparfloksasin, Lornefloksasin, Flerofloksasin dan Gatifloksasin.

    a. Mekanisme Kerja Kuinolon

    Pada saat perkembangbiakan kuman ada yang namanya replikasi dan transkripsi

    dimana terjadi pemisahan double helix dari DNA kuman menjadi 2 utas DNA. Pemisahan ini

    akan selalu menyebabkan puntiran berlebihan pada double helix DNA sebelum titik pisah.Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim DNA girase. Peranan

    antibiotika golongan Kuinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan

    bersifat bakterisidal, sehingga kuman mati.

    Efek sampingnya golongan antibiotika Kuinolon umumnya dapat ditoleransi dengan baik.

    yang terpenting ialah pada saluran cerna dan susunan saraf pusat.

    Manifestasi pada saluran cerna,terutama berupa mual dan hilang nafsu makan, merupakan

    efek samping yang paling sering dijumpai.

    Efek samping pada susunan syaraf pusat umumnya bersifat ringan berupa sakit kepala,

    vertigo, dan insomnia.

    Efek samping yang lebih berat dari Kuinolon seperti psikotik, halusinasi, depresi dan kejang

    jarang terjadi. Penderita berusia lanjut, khususnya dengan arteriosklerosis atau epilepsi, lebih

    cenderung mengalami efek samping ini.

    Enoksasin menghambat metabolisme Teofilin dan dapat menyebabkan peningkatan kadar

    Teofilin. Siprofloksasin dan beberapa Kuinolon lainnya juga memperlihatkan efek ini

    walaupun tidak begitu dramatis.

    8. Antibiotika Golongan TetrasiklinBekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri. Tetrasiklin pertama kali

    ditemukan oleh Lloyd Conover. Tetrasiklin merupakan antibiotika yang memberi harapan

    dan sudah terbukti menjadi salah satu penemuan antibiotika penting. Antibiotika golongan

    tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah Klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces

    aureofaciens. Kemudian ditemukan Oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus. Tetrasiklin

    sendiri dibuat secara semisintetik dari Klortetrasiklin, tetapi juga dapat diperoleh dari spesies

    Streptomyces lain.

    Pada pemberian lama atau berulang-ulang, kadang-kadang terjadi super infeksi bakteri atau

    jamur seperti:enterokolitis dan kandidiasis.

  • 8/11/2019 Mengenal Obat Antibiotik

    7/9

    - Gangguan gastrointestinal seperti: anoreksia, pyrosis, vomiting, flatulen dan diare.

    - Reaksi hipersensitif seperti: urtikaria, edema, angioneurotik, atau anafilaksis.

    - Jarang terjadi seperti: anemia hemolitik, trombositopenia,neutropenia dan eosinofilia .

    a. Mekanisme Kerja TetrasiklinGolongan Tetrasiklin termasuk antibiotika yang bersifat bakteriostatik dan bekerja

    dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Golongan Tetrasiklin menghambat sintesis

    protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotika

    Tetrasiklin ke dalam ribosom bakteri gram negatif; pertama yang disebut difusi pasif melalui

    kanal hidrofilik, kedua ialah sistem transportasi aktif. Setelah antibiotika Tetrasiklin masuk

    ke dalam ribosom bakteri, maka antibiotika Tetrasiklin berikatan dengan ribosom dan

    menghalangi masuknya komplek tRNA-asam amino pada lokasi asam amino, sehingga

    bakteri tidak dapat berkembang biak.

    Pada umumnya efek antimikroba golongan Tetrasiklin, namun terdapat perbedaan

    kuantitatif dari aktivitas masing-masing derivat terhadap kuman tertentu. Hanya mikroba

    yang cepat membelah yang dipengaruhi antibiotika Tetrasiklin.

    9. Kombinasi AntimikrobaKarena kerja dari dua antimikroba Trimetropim dan Sulfametoksazol dalam

    menghambat reaksi enzimatik obligat berurutan sehingga kombinasi antimikroba ini

    memberikan efek sinergi. Kombinasi ini lebih dikenal dengan nama Kotrimoksazol.

    Aktivitas kombinasi antimikroba Kotrimoksazol berdasarkan atas kerjanya pada dua

    tahap yang berurutan dalam reaksi enzimatik untuk membentuk asam tetrahidrofolat.

    Sulfometoksazol menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekul asam folat dan

    trimetropim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari asam dihidrofolat menjadi

    tetrahidrofolat. Trimetropim menghambat enzim Dihidrofolat reduktase mikroba secara

    sangat selektif. Hal ini penting, karena enzim tersebut juga terdapat pada sel manusia.

    Efek samping yaitu dapat terjadi interaksi antar obat terutama jika obat sama sama

    terikat kuat protein maka akan mengalami kompetisi.

    10. Antibiotika Golongan LainAntiobiotika golongan lain yang ada di Indonesia adalah klindamisin, metronidazol,

    colistin, tinidazol, fosfomycin, teicoplanin, vancomycin dan linezolid.

    a. Klindamisin

    Digunakan untuk infeksi bakteri anaerob. Seperti infeksi pada saluran nafas,

    septikemia, dan peritonitis. Untuk pasien yang sensitif terhadap penisilin Klindamisin juga

    dapat digunkan untuk infeksi bakteri aerobik. Klindamisin juga dapat digunakan untukinfeksi pada tulang yang disebabkan staphylococcus aureus. Sediaan topikalnya dalam bentuk

    Klindamisin posfat digunkan untuk jerawat yang parah.

    Klindamisin efektif untuk infeksi yang disebabkan mikroba sebagai berikut:

    - Bakteri aerobik gram positif seperti golongan Staphylococus dan Streptococus

    (pneumococcus)

    - Bakteri anaerobik gram negatif termasuk golongan Batericoides dan Fusobacterium

    b. Metronidazol

    Metronidazol efektif untuk bakteri anaerob dan protozoa yang sensitif karena

    beberapa organisme memiliki kemampuan untuk mengurangi bentuk aktif metronidazol di

    dalam selnya. Secara sistemik metronidazol digunakan untuk infeksi anaerobik, trikomonasis,

    amubiasis, lambiasis dan amubiasis hati.

  • 8/11/2019 Mengenal Obat Antibiotik

    8/9

    c. Colistin

    Colistin digunakan dalam bentuk sulfat atau kompleks sulfomethyl, colistimetate.

    Tablet Colistin sulfat digunakan untuk mengobati infeksi usus atau untuk menekan flora di

    kolon. Colistin sulfat juga digunakan dalam bentuk krim kulit, bubuk dan tetes mata.

    Colistimethat digunakan untuk sedian parenteral dan dalam bentuk aerosol untuk pengobatan

    infeksi paru-paru.

    d. Tinidazol

    Tinidazol merupakan kelompok antibiotika azol. Mekanisme kerjanya dengan cara

    masuk ke dalam sel mikroba dan berikatan dengan DNA. Dengan cara ini mikroba tidak

    dapat berkembang biak. Tinidazol adalah antibiotika khusus yang digunakan untuk

    menghentikan penyebaran bakteri anaerob. Bakteri ini biasanya menginfeksi lambung,

    tulang, otak dan paru-paru.

    e. Teicoplanin

    Teicoplanin merupakan kelompok antibiotika dari glikopeptida. Bakteri memiliki

    dinding sel luar yang dipertahankan oleh molekul peptidoglikan. Dinding sel sangat vitaluntuk mempertahankan pada lingkungan normal di dalam tubuh di mana bakteri hidup.

    Teicoplanin bekerja dengan mengunci formasi dari peptidoglikan. Dengan cara tersebut

    dinding bakteri menjadi lemah sehingga bakteri mati. Teicoplanin digunakan untuk infeksi

    serius pada hati dan darah. Teicoplanin tidak dapat diserap di lambung sehingga hanya

    diberikan dengan cara infus atau injeksi.

    f. Vancomycin

    Vancomycin bekerja dengan membunuh atau menghentikan perkembangan bakteri.

    Vancomycin digunakan untuk mengobati infeksi pada beberapa bagian tubuh. Kadangkala

    digabung dengan antibiotika lain. Vancomycin juga digunakan untuk penderita dengan

    gangguan hati atau prosthetic (artificial) hati yang alergi dengan penisilin. Dengan kondisi

    khusus, antibiotika ini juga dapat digunakan untuk mencegah endocarditis pada pasien yang

    telah melakukan operasi gigi atau operasi saluran nafas atas (hidung atau tenggorokan).

    Vancomycin diberikan dalam bentuk injeksi untuk infeksi serius kalau obat lain tidak

    berguna. Walaupun demikian, obat ini dapat menimbulkan beberapa efek samping yang

    serius, termasuk merusak pendengaran dan ginjal. Efek samping ini akan sering terjadi pada

    pasien yang berumur lanjut.

    g. Linezolid

    Linezolid digunakan untuk mengobati infeksi termasuk pneumonia,infeksi saluran

    kemih dan infeksi pada kulit dan darah. Linezolid termasuk golongan antibiotikaoxazolidinon.Cara kerja dengan menghentikan perkembang biakan bakteri.

    11. Golongan LinkosamidGolongan ini kadang digunakan sebagai pelengkap dalam mengatasi kuman yang tahan

    terhadap penisilin.

  • 8/11/2019 Mengenal Obat Antibiotik

    9/9

    12. Golongan PolipeptidaGolongan polipeptida dikenal aktif terhadap bakteri gram negative seperti pseudomonas.

    Golongan ini diantaranya terdiri dari polimiksin, A, B, C, D, E.

    Polipeptida berasal dari Bacillus polymixa. Bersifat bakterisid berdasarkan kemampuannya

    melekatkan diri pada membran sel bakteri sehingga permeabilitas meningkat dan akhirnya selmeletus

    Spektrumnya sempit polimiksin hanya aktif terhadap bakteri gram negatif. Sebaliknya

    basitrasin dan gramisidin aktif terhadap kuman gram positif

    13. Golongan AntimikobakteriumBanyak digunakan untuk melawan mikobakterium. Diantaranya yang termasuk dalam

    golongan ini adalah etambutol, dapson, streptomisin, INH, dan rifampisin, yang dikenal

    untuk menyembuhkan TBC dan penyakit lepra. Kelainan hati. Antibiotik yang sering

    menimbulkan efek ini adalah obat tuberkulosis seperti INH, rifampisin, dan pirazinamid.