mengaplikasikan nilai-nilai karakter di jenjang sekolah ... filelingkungan politik, sosial, budaya...

24
i Mengaplikasikan Nilai-nilai Karakter di Jenjang Sekolah Dasar dan Menengah dengan Metode Guardian Angel Disusun oleh: Nama : Yatini NIM :13410240 Angkatan :2013 UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013/2014

Upload: nguyendieu

Post on 07-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

Mengaplikasikan Nilai-nilai Karakter di Jenjang Sekolah Dasar dan Menengah denganMetode Guardian Angel

Disusun oleh:

Nama : Yatini

NIM :13410240

Angkatan :2013

UIN SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2013/2014

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi WabarakatuhBissmillahirrahmanirrahim.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah swt atas segala limpahan rahmat dankarunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul”Mengaplikasikan Nilai-nilai Karakter di Jenjang Sekolah Dasar dan Menengah denganMetode Guardian Angel” tanpa suatu halangan apapun.

Kehadiran karya ilmiah ini tentu bukan sekedar diperuntukkan mengikuti lombaakantetapi lebih dari itu. Melalui karya ilmiah ini penulis berusaha untuk menyumbangkanide,pikiran dan juga gagasan penulis berkaitan dengan penyelesaian masalah moral. Sesuaidengan judulnya, maka dalam karya ilmiah ini akan diuraikan mengenai metode guardianangel beserta alasan mengapa harus menggunakan metode tersebut dalammengimlementasikan nilai-nilai karakter. Selain itu dijelaskan pula panduan ringkas bagiguru untuk melaksanakannya.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Karya ilmiah ini tidak terlepas daribantuan berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi pemikiran sehingga penulisankarya ilmiah ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepadasemua pihak, terutama kepada:

1. Orang tua yang telah memberikan support dan kesempatan kepada penulis untukmengikuti lomba karya ilmiah ini.

2. Bapak Muqowim yang sempat memberikan permainan model guardian angelsehingga merangsang ide dan gagasan penulis untuk mengembangkan metodetersebut.

3. Pihak-pihak yang gagasannya terkutip dalam karya ilmiah ini.4. Teman-temanku, khususnya keluarga PAI-F yang selalu memberikan inspirasi dan

motivasi serta dukungan.

Teriring doa yang tulus dari penulis, Semoga allah SWT berkenan membalas denganpahala yang setimpal atas segala budi baik dan amal bantuan semua pihak yang tidak dapatpenulis sebutkan satu per satu. Akhirnya, meski jauh dari kesan sempurna, karya ilmiah inisaya persembahkan kepada pembaca yang budiman. Kritik dan saran yang sifatnyamembangun senantiasa penulis harapkan demi menuju perbaikan.

Yogyakarta, 22 November 2014

Yatini

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

ABSTRAK ......................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................................1B. Rumusan Masalah................................................................................................1C. Tujuan ..................................................................................................................1D. Manfaat ................................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................3

A. Pentingnya pendidikan karakter...........................................................................4B. Gejala- gejala degradasi karakter.........................................................................5C. Faktor-faktor terjadinya degradasi karakter.........................................................5D. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam kemendiknas tahun 2010 ........................6

BAB III METODE PENULISAN.................................................................................8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................9

A. Pengertian metode guardian angel ......................................................................11B. Pentinganya menggunakan metode guardian angel ............................................12C. Langkah-langkah mengaplikasikan metode guardian angel ...............................12

BAB V PENUTUP..........................................................................................................14

A. Kesimpulan ..........................................................................................................14B. Kritik dan Saran ...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv

ABSTRAK

Membangun Nilai-nilai Karakter di Jenjang Sekolah Dasar dan Menengah dengan MetodeGuardian Angel

Oleh : Yatini

UIN Sunan Kalijaga

Indonesia saat ini sedang mengalami krisis moral hampir di semua lini kehidupan. Mulai darilingkungan politik, sosial, budaya hingga ekonomi. Begitu banyak berita di televisi yangakhir-akhir ini menayangkan tentang maraknya kasus korupsi, pelecehan seksual,perkelahianantar pelajar, pembunuhan, pesta miras,perceraian dan masih banyak lagi. Beberapa haltersebut tentu cukup representatif untuk mengatakan bahwa negeri kita memang sedangmengalami penyakit degradasi moral. Jika kita mengkaji kembali pernyataan yangdiungkapkan oleh Thomas Lickona mengenai 10 tanda hancurnya suatu bangsa maka akankita dapatkan bahwa kesepuluh tanda tersebut semuanya telah terjadi di Indonesia. Danfaktornya sangat beraneka ragam. Mulai dari lemahnya nilai-nilai agama hingga kurang atautidak adanya lembaga-lembaga penyuluhan bagi anak-anak dan pemuda-pemuda yang ada dimasyarakat. Meskipun demikian, kita harus tetap optimis bahwa kita calon pendidik bangsamampu mengubah keadaan tersebut menjadi lebih baik. Maka disinilah sebenarnya letakpentingnya pendidikan karakter. Pendidikan karakter membantu meminimalisir terjadinyadegradasi moral. Akantetapi yang menjadi masalah selanjutnya bagi pendidik adalahbagaimana cara menerapkan pendidikan karakter pada anak-anak dan remaja? Bukankahanak-anak dan remaja itu sulit untuk diatur? Memang benar demikian. Dunia anak dan duniaremaja merupakan dunia dengan penuh keegoisan. Akantetapi jika metode yang kita terapkanitu tepat, maka mereka akan mudah mengikuti kemauan kita. Salah satu cara yang dapat kitalakukan untuk membentuk karakter siswa agar terbiasa untuk melakukan hal –hal yangpositif yaitu dengan metode guardian angel. Dengan metode ini siswa diminta untuk selalumenebarkan kebaikan tidak hanya kepada dirinya sendiri melainkan juga orang lain. Dalammetode ini siswa dijadikan sebagai sosok malaikat yang tidak pernah membangkang tetapiselalu menjalankan kegiatan yang positif. Pentingnya menggunakan metode ini adalah bahwasiswa akan selalu termotivasi untuk berbuat kebaikan karena dia merasa mempunyaitanggung jawab untuk selalu mengisi kegiatan pada buku catatan amalnya.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia saat ini sedang menghadapi dua tantangan besar, yaitu desentralisasi atau

otonomi daerah yang saat ini sudah dimulai, dan era globalisasi total yang akan terjadi pada

tahun 2020. Kedua tantangan tersebut merupakan ujian berat yang harus dilalui dan

dipersiapkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat

itu terletak pada kualitas sumber daya manusia yang handal dan berbudaya. Karakter bangsa

merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena kualitas karakter bangsa menentukan

kemajuan bangsa.(Masnur Muslich,2011:35)

Pendidikan di seluruh dunia kini sedang mengkaji kembali perlunya pendidikan moral

atau pendidikan budi pekerti atau pendidikan karakter dibangkitkan kembali. Hal ini bukan

hanya dirasakan oleh bangsa dan masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh Negara-negara maju.

Bahkan di Negara-negara Industri dimana ikatan moral menjadi semakin longgar,

masyarakatnya mulai merasakan perlunya revival dari pendidikan moral yang pada akhir-

akhir ini mulai ditelantarkan.

Di Amerika Serikat, serta di masyarakat Indonesia dewasa ini muncul tuntutan untuk

menyelenggarakan pendidikan budi pekerti ataupun pendidikan moral, terutama didasarkan

pertimbangan 3 (tiga) hal sebagai berikut:

1. Melemahnya ikatan keluarga

2. Kecenderungan negatif di dalam kehidupan remaja dewasa ini

3. Suatu kebangkitan kembali dari perlunya nilai-nilai etik, moral dan budi pekerti (Nurul

Zuriah: 10)

Jika kita melihat tayangan di televisi akhir-akhir ini tentu kita sangat khawatir dengan

nasib moral bangsa Indonesia masa mendatang. Bagaimana tidak, banyak anak usia sekolah

yang melakukan tawuran, free sex, minum minuman keras, mencuri, kebut-kebutan di jalan

2

dll. Pelakunya bukan hanya anak usia sekolah menengah akantetapi juga anak usia sekolah

dasar. Tentu kita semua masih ingat dengan kasus dua orang anak SD yang menendang

teman kelasnya. Padahal saat ini kita belum sepenuhnya memasuki era globalisasi. Ibarat

sebuah perjalanan kita baru saja tiba di tempat yang dapat kita sebut sebagai “Gerbangnya

Globalisasi”. Kita belum sampai pada “Halamannya” apalagi memasuki “Rumahnya”, kita

belum sama sekali. Akantetapi apa yang terjadi, kita semua sudah dibuat miris dengan

adanya kasus-kasus seperti di atas. Sebelum semuanya menjadi semakin kacau maka kita

sebagai calon-calon pendidik bangsa harus selalu mengimplementasikan nilai-nilai karakter

dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu caranya yaitu dengan metode “guardian angel”

dimana setiap siswa diwajibkan menjadi sosok malaikat bagi dirinya sendiri dan juga orang

lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan metode guardian angel?

2. Mengapa metode guardian angel perlu diberlakukan dalam mengiplementasikan nilai-

nilai karakter ?

3. Bagaimanakah mengimplementasikan nilai-nilai karakter dengan menggunakan metode

guardian angel??

C. Tujuan Penulisan1. Mengetahui pengertian metode Guardian Angel.

2. Mengetahui pentingnya menggunakan metode Guardian Angel dalam

mengimplementasikan nilai-nilai karakter.

3. Mengetahui langkah-langkah mengimplementasikan nilai-nilai karakter dengan

menggunakan metode Guardian Angel.

D. Manfaat Penulisan

1. Melatih para siswa agar terbiasa menjaga perilakunya baik ketika berada di

lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

2. Membantu pemerintah dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang sudah

ditetapkan.

3. Membantu guru dan orang tua dalam mengontrol perilaku siswa ataupun anaknya.

4. Mempermudah guru dan orang tua dalam melakukan evalusi terhadap siswa ataupun

anaknya

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Keberlangsungan Hidup Bangsa

Pemerintahan dan rakyat Indonesia, dewasa ini tengah gencar-gencarnya

mengimplementasikan pendidikan karakter di institusi pendidikan; mulai dari tingkat dini

(PAUD), sekolah dasar (SD/MI), sekolah menengah (SMA/MA) hingga perguruan tinggi.

Melalui pendidikan karakter yang diimlementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan

krisis degradasi karakter atau moralitas anak bangsa ini akan segera teratasi.

Munculnya kesadaran mengaplikasikan pendidikan karakter itu, dibebani fenomena

degradasi moralitas generasi muda saat ini, yang dapat kita istilahkan “sudah diambang

sekarat”.

Bangsa kita, sepertinya saat ini telah kehilangan kearifan lokal yang menjadi karakter budaya

bangsa sejak berabad-abad lalu. Seperti maraknya kasus tawuran antar pelajar, antar

mahasiswa dan antar kampung. Tindak korupsi di semua lini kehidupan dan institusi. Tidak

ada kepastian hukum karena pada praktiknya hukum kita bisa diperjualbelikan. Parahnya

lagi, bangsa ini miskin figur yang bisa jadi contoh konkret, serta ditauladani oleh masyarakat.

(Agus Wibowo,2013:1).

Pembentukan karakter dan watak atau kepribadian sangat penting, bahkan sangat

mendesak dan mutlak adanya. Karena adanya krisis yang terus berkelanjutan melanda bangsa

dan negara kita sampai saat ini belum ada solusi secara jelas dan tegas, lebih banyak berupa

wacana ynag seolah-olah bangsa ini diajak dalam dunia mimpi.

Berhadapan dengan berbagai masalah dan tantangan, pendidikan nasional pada saat yang

sama (masih) tetap memikul peran multidimensi. Berbeda dengan peran pendidikan pada

Negara-negara maju, yang pada dasarnya lebih terbatas pada transfer ilmu pengetahuan,

peranan pendidkan nasional di Indonesia memikul beban lebih berat. Pendidikan berperan

bukan hanya merupakan sarana transfer ilmu pengethuan saja, tetapi lebih luas lagi sebagai

pembudyaan (enkulturasi) yang tentu saja hal yang terpenting dan pembudayaan itu adalah

4

pembentukan karakter dan watak (nation and character building) yang pada gilirannya

sangat krusial bagi nation building atau dalam bahasa lebih popular menuju rekonstruksi

negara dan bangsa yang lebih maju dan beradab.

Sejak 1945 bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya, terlepas dari belenggu

penjajahan asing. Dalam tujuan pendirian Negara, bangsa ini memiliki harapan besar untuk

tercapainya perlindungan segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, kemajuan dan

kesejahteraan umum. Akantetapi, sesudah 65 tahun negeri ini merdeka, cita-cita tersebut

masih jauh dari harapan. Hal-hal berikut ini menjadi buktinya:

1. Banyak utang dan kasus korupsi yang masih merajalela

2. Tahun 2007 angka kemiskinan masih mencapai 16,58%

3. Tahun 2008 Index presepsi korupsi Indonesia yaitu 2,6

4. Menurut WALHI, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72%

5. Konflik sosial, antar etnis dan SARA semakin merebak mengikuti krisis ekonomi 1998

yang sampai saat ini belum memberikan perubahan-perubahan yang signifikan.

Padahal saat itu, tidak hanya Indonesia yang mengalami krisis. Malaysia, Korea Selatan,

dan Thailand mengalami krisis ekonomi yang sama, tetapi mereka mampu bangkit dalam

waktu relative singkat. Jikalau Malaysia, Korea Selatan, dan Thailand lebih cepat bangkit

karena mereka hanya mengalami krisis ekonomi. Krisis ekonomi dapat diselesaikan dengan

kebijakan ekonomi. Akantetapi, akar krisis ekonomi Indonesia jauh lebih dalam, yaitu krisis

karakter. (Masnur Muslich,2011:66)

B. Gejala-gejala Degradasi Karakter

Menurut Thomas Lickona (2013:15) ada 10 indikator yang dapat digunakan untuk

mengetahui bahwa suatu bangsa itu sedang mengalami degradasi moral. Sepuluh indikator

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kekerasan dan vandalisme

2. Mencuri

3. Curang

4. Tidak menghormati figur otoritas

5

5. Kekejaman teman sebaya

6. Kefanatikan

7. Bahasa yang kasar

8. Pelecehan dan perkembangan seksual yang terlalu cepat

9. Meningkatnya sifat mementingkan diri sendiri dan menurunnya tanggung jawab sebagai

warga negara.

10. Perilaku merusak diri

C. Faktor-faktor yang Menyebabkan Merosotnya Karakter

Zakiah Daradjat (1977) menyebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan

merosotnya moral anak-anak yaitu:

1. Kurang tertanamnya jiwa agama pada tiap-tiap orang dalam masyarakat

2. Keadaan masyarakat yang kurang satbil baik dari segi ekonomi, social dan politik.

3. Pendidikan moral tidak terlaksana menurut mestinya baik di rumah tangga, sekolah

maupun masyarakat.

4. Suasana rumah tangga yang kurang baik.

5. Diperkenalkannya secara popular obat-obat dan alat-alat anti hamil.

6. Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran-siaran, kesenian yang tidak

mengindahkan dasar-dasar tuntutan moral.

7. Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu terluang (leisure time) dengan cara yang

baik, dan yang membawa pada pembinaan moral.

8. Tidak ada atau kurangnya markas-markas bimbingan dan penyuluhan bagi angka-angka

dan pemuda-pemuda.

D. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter

Menurut kemdiknas (2010), nilai-nilai luhur yang terdapat di dalam adat dan budaya suku

bangsa kita, telah dikaji dan dirangkum menjadi satu. Berdasarkan kajian tersebut telah

teridentifikasi butir-butir nilai luhur yang diinternalisasikan terhadap generasi bangsa melalui

pendidikan karakter. Berikut adalah tabel daftar nilai-nilai utama yang dimaksud dan

diskripsi ringkasnya:

6

No Nilai Deskripsi

1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah

agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataann,

tindakan dan pekerjaan

3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,

suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang

berbeda dari dirinya.

4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan

5 Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6 Kreatif Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara

atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki

7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang

lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8 Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak

dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9 Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat dan didengar.

10 Semangat

kebangsaan

Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas

kepentingan diri dan kelompoknya.

11 Cinta tanah air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap

7

bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik

bangsa.

12 Menghargai

prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyrakat, dan

mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.

13 Bersahabat/

komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,

bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.

14 Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan oranng

lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15 Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16 Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan

alam yang sudah terjadi.

17 Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada

orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18 Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri

sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,social dan budaya),

Negara dan Tuhan Yang Maha Esa

Sumber : (Agus Wibowo,2011:14)

Dari kesemua karakter yang yang telah disebutkan di atas jikalau semuanya diaplikasikan

dengan baik dalam kehidupan sehari-hari tentu akan menghasilkan generasi emas untuk masa

depan.

8

BAB III

METODE PENULISAN

Karya ilmiah ini ditulis dengan mengguanakan metode kajian pustaka yaitu dengan mencari

sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang sedang dikaji. Untuk selanjutnya,karena

materi yang dibahas penulis belum terdapat referensi yang memadai maka penulis

mengembangkannya berdasarkan pemahaman penulis. Tentunya dengan membaca buku

sebelumnya.

9

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Guardian Angel

Istilah Guardian Angel, berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris yaitu Guardian dan

Angel. Guardian artinya pelindung dan angel artinya malaikat. Sehingga dapat dikatakan

bahwa guardian angel berarti malaikat pelindung. Metode guardian angel ini penulis

kembangkan dari salah satu model permaianan yang pernah digunakan oleh Bp. Muqowim

(dosen tarbiyah UIN Sunan Kalijaga) pada saat mengisi training motivasi peserta bidik misi

angkatan 2013.

Permainan ini dimulai dengan membagikan kertas kepada seluruh peserta untuk ditulisi

dengan nama mereka masing-masing. Kemudian kertas yang sudah berisi nama tersebut

dikembalikan kepada pemandu acara. Selanjutnya, pemandu acara membagikan lagi kertas

yang sudah berisi nama tersebut kepada semua peserta, tetapi dengan syarat kertas harus

dibagi secara acak sehingga tidak ada peserta lain yang mendapat kertasnya sendiri. Nama

yang tertulis dalam kertas yang mereka terima itulah orang yang harus mereka jaga dan

lindungi dari awal acara hingga selesai. Mereka harus menjadi sosok “malaikatnya” dengan

selalu memberikan kebaikan-kebaikan kepada lawan mainnya itu.

Akantetapi, yang harus diingat dalam permainan ini adalah ketika malaikat sudah

menerima satu nama, maka dia harus bisa menjaga rahasia itu dengan serapih mungkin.

Sehingga lawan main tidak mengetahui kalau kita sedang menjadi malaikatnya.

Pihak malaikat juga tidak boleh lupa untuk selalu mencatat setiap kebaikan yang pernah

dia berikan kepada lawan mainnya itu . Kemudian, diakhir acara salah satu malaikat

membaca buku catatan amalnya di depan peserta-peserta yang lain. Bagi peserta yang merasa

pernah diberikan kebaikan seperti yang telah disebutkan oleh malaikat tadi hendaknya

mengangkat tangannya dan berdiri untuk memberikan pengakuan bahwa orang yang

disebutkan itu adalah dirinya.

10

Inti dari permainan ini adalah bahwa setiap individu mempunyai tanggung jawab untuk

selalu memberikan kebaikan kepada orang yang menjadi lawan mainnya (orang yang harus

dilindungi). Akantetapi, metode ini sedikit saya ubah guna menyesuaikan dengan sistem

pembelajaran yang ada di dalam lingkungan sekolah. Karena seandainya metodenya akan

dibuat mengikuti persis dengan yang ada di dalam permainan maka akan banyak waktu guru

yang terbuang untuk mengondisikan siswanya. Sehingga metode “guardian angel” memang

harus dilakukan beberapa pengubahan dengan tidak mengurangi esensinya yaitu “ selalu

menebarkan kebaikan kepada orang lain”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode Guardian Angel adalah suatu cara yang digunakan

untuk mengontrol dan membiasakan perilaku seseorang menjadi yang lebih baik melalui

adanya pemberian kewajiban dan tanggung jawab untuk selalu menjaga dan menebarkan

kebaikan kepada semua orang dengan bantuan buku catatan amal sebagai pembuktiannya.

Ketika metode ini diterapkan dalam lingkungan sekolah maka semua siswa diposisikan

menjadi guardian angel yang mana mereka wajib untuk melakukan hal-hal yang baik bagi

dirinya sendiri maupun orang lain. Setiap amalan yang pernah mereka lakukan harus

dibuktikan dengan buku catatan amal. Sehingga setiap siswa harus selalu mengisi buku

catatan amal mereka berdasarkan format yang sudah ditentukan.

Catatan amal yang tertulis dalam buku tersebut bukan hanya kegiatan yang sifatnya

dilakukan siswa di sekolah akantetapi juga di rumah dan di masyarakat. Sehingga dalam

kegiatan ini muncul istilah “PR catatan amal”. PR tersebut dimaksudkan agar siswa tidak

hanya melakukan kebaikan selama berada di lingkungan sekolah saja, akantetapi dimana pun

mereka berada mereka selalu standby untuk melakukan kebaikan.

Peran guru di sini adalah sebagai evaluator/ penilai bagi buku catatan amal siswanya.

Tentunya pada waktu melakukan penilaian guru tidak harus menggunakan waktu

mengajarnya untuk difokuskan pada kegiatan menilai buku catatan amal. Melainkan

pekerjaan tersebut bisa dilakukan di tengah kekosongan kelas. Misalkan ketika sedang

menunggu siswa menyelesaikan catatannya di papan tulis atau ketika siswa mengerjakan soal

latihan.

11

B. Pentingnya Menggunakan Metode Guardian Angel

Tanamkan buah pikiran dan anda akan menuai tindakan; tanamkan tindakan dan anda

akan menuai kebiasaan; tanamkan kebiasaan dan anda akan menuai karakter; tanamkan

karakter dan anda akan menuai keuntungan (Charles Reade).

Pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari pernyataan di atas adalah bahwa untuk

mendapatkan keuntungan, maka usaha yang terlebih dahulu harus kita lakukan adalah dengan

menanamkan karakter. Sedangkan untuk menuai karakter, kita harus menanamkan kebiasaan.

Oleh karena itu, pentingnya menggunakan metode guardian angel ini adalah:

1. Menumbuhkan kebiasaan pada diri siswa agar selalu melakukan hal-hal yang positif.

Kegiatan ini dapat mengontrol perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Siswa akan

merasa malu jika di dalam catatan amalnya ada perilakunya yang buruk, sehingga mereka

akan termotivasi untuk selalu berbuat kebaikan. Walaupun kegiatan ini terlihat memaksakan

siswa dan terkesan tidak ikhlas, tetapi itulah pilihan yang harus kita lakukan. Berawal dari

suatu paksaan itu sesungguhnya dia belajar untuk melawan rasa malasnya. Karena

sesungguhnya tidak ada kebiasaan positif yang terbangun dari kemudahan.

2. Memudahkan guru dalam melakukan kontrol terhadap pola perilaku murid.

Dengan adanya buku catatan amal, guru akan mudah untuk memantau perilaku siswanya

sampai sejauh mana. Jika sudah menunjukkan indikasi yang negatif tentu dapat segera

dicarikan solusinya.

3. Memotivasi siswa untuk selalu berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.

Masing-masing dari siswa tentu akan berusaha mencari subyek yang bisa dijadikan untuk

kegiatan beramal. Sehingga hal ini akan membuat persaingan yang positif di antara sesama

teman. Mereka akan berfikir bahwa perbuatan baikku harus lebih daripada si dia.

4. Memanfaatkan waktu luang siswa untuk sesuatu yang positif.

Dengan adanya buku catatan amal yang harus mereka kumpulkan, maka di waktu

istirahat pun para siswa hanya akan terfokus pada tugas mereka. Sebelum tugas selesai

dikerjakan kemungkinan mereka untuk bermain agak kecil.

12

C. Langkah Kegiatan

1. Guru memberikan buku catatan amal kepada semua siswa.

2. Guru memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada siswa mengenai tata cara mengisi

kolom-kolom catatan amal yang sudah diberikan.

3. Dalam penjelasan tersebut siswa diminta untuk selalu menulis kegiatan apa saja yang

sudah dilakukan sesuai dengan perintah yang terdapat pada kolom.

4. Buku catatan amal diberikan kepada siswa setiap kali jam pelajaran pertama dimulai.

Sehingga guru pengampu mata pelajaran tersebut hendaknya berkenan untuk

memberikan pengarahannya.

5. Penulisan dan pengumpulan buku catatan amal sifatnya wajib sehingga jikalau ada siswa

yang tidak menulis ataupun mengumpulkan, maka akan mendapatkan sanksi dari guru.

6. Pada saat jam terakhir pelajaran, buku catatan amal harus dikembalikan kepada guru

yang mengampu mata pelajaran pada saat itu.

7. Guru yang menerima buku catatan amal itu hendaknya membaca satu persatu catatan

amal siswanya, kemudian melakukan evaluasi sebentar.

8. Dalam proses mengevaluasi , guru tidak boleh bersikap berat sebelah kepada siswa

dengan menceritakan kebaikan si A dan kejelekan si B. Hendaknya evaluasinya harus

bersifat umum tentang karakter apa yang harus dipertahankan dan apa yang harus diubah.

9. Setelah selesai mengevaluasi, buku hendaknya dikembalikan kepada siswa untuk dibawa

pulang. Kegiatan ini berlanjut sampai di rumah.

10. Selama di rumah, siswa tetap mengisi buku catatan amalnya. Dan untuk pagi harinya,

buku tersebut diserahkan kepada guru yang mengampu mata pelajaran pertama untuk

dilakukan evaluasi.

11. Dalam hal ini proses evaluasi terjadi dua kali selama proses pembelajaran di sekolah

yaitu pada waktu pagi hari untuk mengevaluasi catatan amal siswa selama berada di

rumah dan di waktu siang hari ketika siswa akan pulang untuk mengevaluasi catatan amal

selama berada di sekolah.

12. Guru hendaknya memberikan kritik dan saran yang dapat membangun dan memotivasi

siswa untuk selalu melakukan hal-hal positif. Dan apabila dalam buku catatan amal itu

ada perilaku siswa yang mengindikasikan untuk berbuat di luar batas kewajaran maka

guru harus menemui siswa secara langsung dan membicarakan hal tersebut. Tentunya

13

tanpa sepengetahuan teman-temannya. Hal ini untuk menghindari rasa malu yang akan

dialami siswa. Akantetapi jika sudah diberikan kesempatan dan belum berubah maka

perlu dilakukan tindakan yang lebih tegas.

13. Guru hendaknya selalu mengingatkan muridnya untuk bersikap jujur selama proses

mengisi buku catatan amal mereka.

14

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Metode Guardian Angel adalah suatu cara yang digunakan untuk mengontrol dan

membiasakan karakter seseorang menjadi yang lebih baik melalui adanya pemberian

perintah dan kewajiban untuk selalu menjaga serta menebarkan kebaikan kepada semua

orang dengan menggunakan bantuan buku catatan amal sebagai pembuktiannya.

2. Pentingnya menggunakan metode guardian angel adalah sebagai berikut:a. Menumbuhkan kebiasaan pada diri siswa agar selalu melakukan hal-hal yang positif.

b. Memudahkan guru dalam melakukan kontrol terhadap pola perilaku murid.

c. Memotivasi siswa untuk selalu berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.

d. Memanfaatkan waktu luang siswa untuk sesuatu yang positif.

3. Langkah-langkah mengimplementasikan nilai-nilai karakter dengan metode guardian

angel:

a. Guru memberikan buku catatan amal kepada semua siswa.

b. Guru memberikan penjelasan tentang tata cara mengisi kolom-kolom catatan amal

yang sudah diberikan.

c. Siswa diminta untuk selalu menulis kegiatan apa saja yang telah dilakukan sesuai

dengan perintah yang terdapat di kolom.

d. Buku catatan amal diberikan kepada siswa setiap kali jam pelajaran pertama dimulai..

e. Penulisan dan pengumpulan buku catatan amal sifatnya wajib sehingga jikalau ada

siswa yang tidak menulis ataupun mengumpulkan, maka akan mendapatkan sanksi

dari guru.

f. Pada saat jam terakhir pelajaran, buku catatan amal harus dikembalikan kepada guru

yang mengampu mata pelajaran terakhir.

g. Guru yang menerima buku catatan amal hendaknya membaca satu persatu catatan

amal siswanya, kemudian melakukan evaluasi.

15

h. Dalam proses evaluasi , guru tidak boleh bersikap berat sebelah kepada siswa dengan

menceritakan kebaikan si A dan kejelekan si B.

i. Setelah selesai memberikan evaluasi buku hendaknya dikembalikan kepada siswa

untuk dibawa pulang. Kegiatan ini berlanjut sampai di rumah.

j. Selama di rumah, siswa tetap mengisi buku catatan amalnya. Dan untuk pagi harinya,

buku tersebut diserahkan kepada guru yang mengampu mata pelajaran pertama untuk

dilakukan evaluasi.

k. Proses evaluasi terjadi dua kali selama proses pembelajaran di sekolah yaitu pada

waktu pagi hari untuk mereviw catatan amal siswa selama berada di rumah dan di

waktu siang hari ketika siswa akan pulang untuk mereviw catatan amal selama berada

di sekolah.

l. Guru hendaknya memberikan kritik dan saran yang dapat membangun dan

memotivasi siswa untuk selalu melakukan hal-hal positif.

m. Guru hendaknya selalu mengingatkan siswanya untuk bersikap jujur selama proses

mengisi buku catatan amal mereka.

B. Saran

Lingkungan keluarga dan sekolah hendaknya dibuat kondusif sehingga memungkinkan

para siswa untuk selalu melakukan hal-hal yang positif. Peran keluarga juga guru hendaknya

lebih ditingkatkan lagi dalam mengawasi perilaku anak / siswanya. Jangan membiarkan anak

merasa tidak diperhatikan. Buatlah dia “ada” dengan cara mendukung segala aktivitas positif

yang mereka lakukan.

Selain itu, hendaklah orang tua dan guru selalu memberikan contoh yang positif karena

sebagian besar perilaku yang dilakukan oleh anak mereka dapatkan dari porses imitasi. Oleh

karena itu, jika imitatornya buruk, maka hasilnya pun generasi dengan karakter yang buruk.

Dan sebaliknya, jika imitatornya bagus maka hasilnya pun generasi dengan karakter yang

bagus pula.

DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah.1997.Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia.Jakarta: Bulan Bintang..

Lickona,Thomas.2013.Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa MenjadiPintar Dan Baik.Bandung: Nusa Media.

Muslich, Masnur.2011.Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan KrisisMultidimensional.Jakarta: Bumi Aksara.

Wibowo, Agus.2013.Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah.Yogyakarta: PustakaPelajar

Zuriah, Nurul.2007.Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam PrespektifPerubahan.Jakarta: Bumi Aksara.

LAMPIRAN

Contoh format sederhana buku catatan amal untuk murid SD:

BUKU CATATAN AMALKU

Nama :Kelas :Nama sekolah :

Tanggal/bulan/tahunPerbuatan Baikku Hari Ini Perbuatan

jelekku hariini

Hal yang akulakukan

Tempat Waktu

Contoh format sederhana buku catatan amal untuk siswa di jenjang SMP

BUKU CATATAN AMALKU

Nama :Kelas :Nama sekolah :

Hari/Tgl/ThPerbuatan positifku hari ini Perbuatan

negatifkuhari ini

KomentarHal yangdilakukan

Tempatkejadian

Waktukejadian Sasaran

Berikut ini adalah karakter-karakter yang harus kamu miliki sebagai “Guardian Angel

Catatan: Amalkanlah karakter-karakter di atas dalam kegiatan sehari-hari ,danjangan lupa ditulis dalam buku catatan amalmu.

Semangat.. jadikan hari ini lebih baik dari kemarin!

Contoh format sederhana buku catatan amal untuk murid SMA

BUKU CATATAN AMALKUNama :Kelas :Nama sekolah :

Hari : Senin

Hari/Tgl/Th Religius SemangatKebangsaan

Cinta TanahAir

Disiplin

Hari : Selasa

Hari/Tgl/Th Religius Kerja Keras Kreatif Mandiri

Religious

Jujur

Toleransi

Disiplin

Kerja keras

Kreatif

Mandiri

Demoratis

Rasa ingin tahu

Semangat kebangsaan

Cinta tanah air

Menghargai prestasi

Bersahabat/ komunikatif

Cinta damai

Gemar membaca

Peduli lingkungan

Peduli social

Tanggung jawab

Hari : Rabu

Hari/Tgl/Th Religius Cinta Damai Demokratis Rasa InginTahu

Hari : Kamis

Hari/Tgl/Th Religius Jujur GemarMembaca

MenghargaiPrestasi

Hari : Jumat

Hari/Tgl/Th Religius Peduli Lingkungan Toleransi

Hari : Sabtu

Hari/Tgl/Th Religius Bersahabat/Komunikatif PeduliSosial

TanggungJawab

Penjelasan dari format di atas adalah sebagai berikut:

1. Untuk siswa jenjang SD, format buku catatan amalnya masih bersifat umum. Belum adaketentuan-ketentuan mengenai nilai-nilai karakter mana yang harus diamalkannya. Halini dikarenakan belum sempurnanya pemahaman mereka mengenai berbagai macamkarakter yang telah tersebut di dalam kemendiknas 2010.

2. Untuk jenjang SMP, format masih seperti waktu di SD akantetapi bedanya siswa sudahdiperkenalkan dengan kedelapan belas karakter, dan mereka dibebaskan untuk memilihkarakter mana yang akan diamalkannya.

3. Untuk jejang SMA, siswa sudah harus mengamalkan kedelapan belas karakter tersebutsecara berkesinambungan. Sehingga dalam satu minggu akan ada variasi pengamalan

karakter. Masing-masing hari ada empat karakter sesuai dengan jadual yang telahtentukan.

4. Karakter religius harus lebih ditonjolkan daripada yang lainnya karena hal ini sesuaidengan identitas bangsa kita yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan. Sehinggadalam format catatan amal di SMA, karakter religius selalu ditampilkan.