menerapkan prinsip profesional bekerja

Upload: nadyla-nizz

Post on 06-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    1/15

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang mana telah melimpahkan

    rahmat kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

    Makalah ini dibuat untuk menambah nilai mata pelajaran Akuntansi dan untuk

    menambah wawasan siswa-siswi SMK Pelita 2 dan khususnya kepada kami, yang mana

    makalah kami ini berjudul Menerapkan Prinsip Profesionalisme dalam Bekerja.

    Dan tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada orang tua kami dan guru

    mata pelajaran Akuntansi yang telah memberikan arahan-arahan serta masukan-masukan

    dalam pembuatan makalah ini.

    Dan seutas kata, Tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah kami

    ini yang masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat membutuhkan kritik dan saran

    yang membangun.

    Penulis

    Kelompok 1

  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    2/15

    Menerapkan Prinsip Profesionalisme dalam Bekerja

    a. Pengertian Profesi

    Bekerja merupakan kegiatan pisik dan pikir yang terintegrasi. Pekerjaan dapat

    dibedakan menurut kemampuan (fisik dan intelektual), kelangsungan (sementara dan terusmenerus), lingkup (umum dan khusus), tujuan (memperoleh pendapatan dan tanpa

    pendapatan).

    Profesi adalah : Pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang

    dilakukan secara bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan.

    Nilai moral profesi (Franz Magnis Suseno,1975) :

    Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi

    Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan profesiIdealisme

    sebagai perwujudan makna misi organisasi profesi

    b. Pengertian Profesional

    Profesional adalah Pekerja yang menjalankan profesi. Setiap profesional berpegang

    pada nilai moral yang mengarahkan dan mendasari perbuatan luhur. Dalam melakukan

    tugas profesi, para profesional harus bertindak objektif, artinya bebas dari rasa malu,

    sentimen, benci, sikap malas dan enggan bertindak. Dengan demikian seorang profesional

    jelas harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan

    maupun pelatihan yang khusus, dan disamping itu pula ada unsur semangat pengabdian

    (panggilan profesi) didalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Hal ini perlu ditekankan

    benar untuk membedakannya dengan kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan

    untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan materiil duniawi.

    Kelompok profesional merupakan :

    kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses

    pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan

    semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari

    dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri.

    Tiga watak kerja seorang Profesional:

    1. Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi

    tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu

    mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil.

    2. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang

    berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang

    panjang, ekslusif dan berat.

  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    3/15

    3. Kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral

    harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang

    dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi

    c. Pengertian Profesionalisme

    Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan

    kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa

    keterpanggilan serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut untuk

    dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang

    tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).

    Empat prespektif dalam mengukur profesionalisme menurut Gilley dan Enggland :

    1. Pendekatan berorientasi Filosofis Pendekatan lambang profesional,pendekatan

    sikap individu dan pendekatan electic

    2. Pendekatan perkembangan bertahap individu (dengan minat sama) berkumpul

    mengidentifikasi dan mengadopsi ilmu membentuk organisasi profesi membuat

    kesepakatan persyaratan profesi menentukan kode etik merevisi persyaratan

    3. Pendekatan berorientasi karakteristik etika sebagai aturan langkah,pengetahuan

    yang terorganisir, keahlian dan kompetensi khusus,tingkat pendidikan

    minimal,sertifikasi keahlian.

    4. Pendekatan berorientasi non-tradisional mampu melihat dan merumuskan

    karakteristik unik dan kebutuhan sebuah profesi

    d. Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    Jansen Sinamo, Sang Bapak Etos sekaligus Penulis 8 ETOS KERJA PROFESIONAL:

    navigator Anda menuju sukses, mengatakan dalam buku barunya tersebut bahwa manusia

    itu pada dasarnya adalah pencari kesuksesan.

    1. Kerja adalah Rahmat: Bekerja Tulus Penuh Syukur.

    Bekerja adalah rahmat yang turun dari Tuhan, oleh karena itu harus kita syukuri. Bekerja

    dengan tulus akan membuat kita merasakan rahmat lainnya sebagai berikut:

    Kita dapat menyediakan sandang-pangan untuk keluarga kita dengan gaji yang kita

    dapat.

    Kita diberi kesempatan untuk bisa bergaul lebih luas serta meningkatkan kualitas diri

    ke tingkat yang lebih tinggi hingga kita bisa tumbuh dan berkembang.

    Kita bisa memaksimalkan talenta kita saat bekerja.

    Kita bisa mendapatkan pengakuan dan identitas diri dari masyarakat dan komunitas.

    Untuk itu tidak ada salahnya melakuakn pelatihan SDM tujuannya untuk

    meningkatkan etos kerja.

    http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540
  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    4/15

    2. Kerja adalah Amanah: Bekerja Benar Penuh Tanggung Jawab.

    Amanah melahirkan sebuah sikap tanggung jawab, dengan demikian maka tanggung

    jawab harus ditunaikan dengan baik dan benar bukan hanya sekedar formalitas. Rasa

    tanggung jawab terhadap pekerjaan yang didelegasikan kepada kita akan menumbuhkan

    kehendak kuat untuk melakasanakan tugas dengan benar sesuai job description untuk

    mencapai target yang ditetapkan. Bekerja dengan hati, misalnya spritual EFT.

    3. Kerja adalah Panggilan: Bekerja Tuntas Penuh Integritas.

    Dalam konteks pekerjaan, panggilan umum ini memiliki arti bahwa apa saja yang kita

    kerjakan hendaknya memenuhi tuntutan profesi. Agar panggilan dapat diselesaikan hingga

    tuntas maka diperlukan integritas yang kuat karena dengan memegang teguh integritas

    maka kita dapat bekerja dengan sepenuh hati, segenap pikiran, segenap tenaga kita secara

    total, utuh dan menyeluruh.

    4. Kerja adalah Aktualisasi: Bekerja Keras Penuh Semangat.

    Aktualisasi adalah kekuatan yang kita pakai untuk mengubah potensi menjadi

    realisasi. Pelatihan seperti quantum touch adalah salah satu pelatihan SDM. Ada yang

    menyebutnya pelatihan etos kerja. Ada tiga cara mudah untuk meningkatkan etos kerja

    keras, yaitu:

    Kembangkanlah visi sebagai ilham untuk bekerja keras.

    Kerja keras merupakan ongkos untuk mengembangkan diri kita.

    Kerja keras itu baik, menyehatkan dan menguatkan diri kita.

    5. Kerja adalah Ibadah: Bekerja Serius Penuh Kecintaan.

    Segala pekerjaan yang diberikan Tuhan kepada kita harus kita syukuri dan lakukan

    dengan sepenuh hati. Tidak ada tipe atau jenis pekerjaan yang lebih baik dan lebih rendah

    dari yang lain karena semua pekerjaan adalah sama di mata Tuhan jika kita

    mengerjakannya dengan serius dan penuh kecintaan. Etos kerja bukan hanya dilihat

    manusia, Tuhan Maha Mengetahui.

    6. Kerja adalah Seni: Bekerja Cerdas Penuh Kreatifitas.

    Bekerja keras itu perlu, namun bekerja dengan cerdas sangat dibutuhkan. Kecerdasan

    disini maksudnya adalah menggunakan strategi dan taktik dengan pintar untuk

    mengembangkan diri, memanfaatkan waktu bekerja agar tetap efektif dan efesien, melihat

    dan memanfaatkan peluang kerja yang ada, melahirkan karya dan buah pikiran yang

    inovatif dan kreatif.Pelatihan etos kerja bisa berdampak positif.

    http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540
  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    5/15

    7. Kerja adalah Kehormatan: Bekerja Tekun Penuh Keunggulan.

    Kehormatan diri bisa kita dapatkan dengan bekerja. Melalui pekerjaan, maka kita

    dihormati dan dipercaya untuk memangku suatu posisi tertentu dan mengerjakan tugas

    yang diberikan kepada kita termasuk segala kompetensi diri yang kita miliki, kemampuan

    dan kesempatan dalam hidup. Spritual EFT,Spiritual Enrichment & Quantum Touch bisa

    Anda coba.

    8. Kerja adalah Pelayanan: Bekerja Paripurna Penuh Kerendahan Hati.

    Tahukah Anda kalau ternyata hasil yang kita lakukan dalam bekerja bisa menjadi

    masukan untuk orang lain dan begitu pula sebaliknya. Sehingga dari proses tersebut kita

    telah memberikan kontribusi kepada orang lain agar mereka bisa hidup dan beraktivitas

    dengan lebih mudah. Jadi, bekerja juga bisa kita golongkan sebagai salah satu bentuk

    pelayanan kita terhadap orang lain.

    Sekretaris Dinas PU Inhil M.Rasyid ST

    Tembilahan Sebagai seorang pamong, maka jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS)

    harus tunduk kepada prinsip profesionalisme dan tunduk kepada peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    Demikian prinsip yang dipegang dengan teguh oleh Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum

    Inhil, M Rasyid ST. Karena tetap berpegang dengan prinsip profesionalisme, sehingga

    dalam menjalankan tugasnya ia tetap berpijak kepada aturan yang berlaku.

    Sebagai seorang pelayan publik, maka sudah seharusnya kita bekerja secara

    profesionalisme dan berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku, tegas pria yang diberi

    kepercayaan menjabat sebagai Sekretaris Dinas PU sejak tahun 2006 tersebut.

    Selain itu, sebagai seorang pimpinan sudah selayaknya memberi contoh yang baik

    kepada bawahan. Sehingga antara pimpinan dan staf terjalin hubungan yang harmonis,

    bukan hanya hubungan pekerjaan saja, tapi juga sisi humanisme lainnya.

    Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan sebagai pelayan publik, maka sebaiknya

    berikanlah pelayanan yang maksimal dan profesional kepada publik. Jangan pernah

    menyulitkan seseorang yang hendak berurusan, inilah termasuk prinsip yang dipegang

    teguh oleh Rasyid. (spt)

    e. Profesionalisme Dalam Usaha

    Bekerja adalah sebuah kemuliaan dalam Islam, sebuah upaya dan usaha sungguh untuk

    menjauhkan kita dari kehinaan meminta-minta. Mereka yang hanya gemar meminta-minta

    tanpa sebab yang jelas, akan membuahkan kehinaan lebih buruk lagi di akhirat nanti.

    http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540
  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    6/15

    Bekerja adalah sebuah perintah dan kewajiban dalam Islam, selaras dengan kewajiban

    memberi nafkah dan berbagi kepada orang lain. Selain itu semua, bekerja adalah amal

    yang juga akan menggugurkan dosa-dosa kita.

    Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang sore hari duduk kelelahan lantaran

    pekerjaan yang telah dilakukannya, maka ia dapatkan sore hari tersebut dosa-dosanya

    diampuni oleh Allah SWT. (HR. Thabrani)

    Hari ini Sabtu 30 April 2011, kembali saya diminta untuk berbagi inspirasi dan

    motivasi di Yayasan Solo Peduli Grup Solo Pos Surakarta, kali ini seluruh karyawan yang

    dikoordinir oleh HRD berkumpul jadi satu di gedung SMK IT Solo Peduli di Manahan,

    Solo. Tema etos kerja dan profesionalisme, saya sampaikan dengan harapan bersama bisa

    tercerahkan kembali tentang bagaimana anjuran dan aturan Islam bagi kita dalam bekerja.

    Memahami sejak awal bahwa sebuah pekerjaan adalah ibadah, insya Allah akan membuat

    etos kerja dan profesionalisme meningkat. Namun seperti apakah profesionalisme dalam

    kerja yang diinginkan dalam Islam ? Sepertinya jawaban lengkah bisa Anda dapatkan

    dengan mendownload powerpoint berikut ini.

    Di samping kewajiban berusaha dalam segala aspek kehidupan, Islam juga

    mengajarkan perlunya upaya selalu mengedepankan profesionalisme. Karena setiap

    kebijakan dan tindakan yang dilakukan, tidak hanya dipertanggung jawabkan di dunia,

    tetapi juga di akhirat kelak.

    Profesionalisme usaha dalam pribadi muslim, menurut Karebet (2003) dicirikan oleh tiga

    hal:

    Pertama, ahli dalam bidang pekerjaan yang dilakukan. Setiap pekerjaan jika dilakukan oleh

    pihak yang berkompeten pasti akan memberikan hasil yang jauh lebih baik. Hal ini karena

    pengetahuan dan keterampilan yang sesuai. Di samping dapat memberikan semangat yang lebih

    dalam bekerja, pada sisi lain setiap tindakan yang dilakukan akan selalu didasarkan pada

    perhitungan yang matang antara tingkat manfaat yang akan diperoleh dengan risiko yang

    mungkin diambil.

    Perhitungan yang baik, operasionalisasi usaha yang terukur dan keputusan yang tepat adalah

    bagian dari profesionalisme usaha yang harus dijalankan setiap muslim. Dengan

    profesionalisme, pengusaha bisa menempatkan orang benar-benar sesuai dengan keahliannya.

    Kedua, memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi. Bekerja adalah sebuah keniscayaan,

    sehingga harus dilakukan secara sungguh-sungguh dengan mengerahkan segala kemampuan

    aset, pikiran dengan selalu meyakini akan menuai keberhasilan dikemudian hari.

    Ketiga, bertanggung jawab dan tepercaya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya

    (amanah). Sifat amanah saat ini seakan menjadi barang yang langka, barang yang aneh sehingga

  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    7/15

    sering ditinggalkan bahkan dengan sengaja disia-siakan. Keahlian, ketrampilan, etos kerja yang

    tinggi tidak cukup apabila tidak dibarengi dengan sifat amanah.

    Kepercayaan merupakan salah satu kunci utama dalam berusaha agar dapat memperoleh

    keberhasilan. Ketika kepercayaan sudah dapat dimunculkan, maka semua akan dapat terikat

    dalam hubungan kerja yang berdimensi jangka panjang dengan pendekatan yang saling

    menguntungkan.

    Ahli dalam pekerjaan, memiliki semangat untuk bekerja keras dan sikap amanah mutlak

    harus dimiliki setiap pribadi, dengan selalu menyadari bahwa segala aktivitas yang dilakukan

    selalu diketahui oleh Tuhan dan harus dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun kelak di

    akhirat. Bagaimana dengan Anda?

    f. Meningkatkan Profesionalisme Pns Kesehatan Melalui Diklat Berbasis

    Kompetensi

    Globalisasi merupakan isu yang akan menjadi kenyataan, karena siap atau tidak, mau

    atau tidak mau Indonesia akan memasuki era pasar bebas. Tentunya sumber daya manusia

    di Indonesia akan bersaing dengan sumber daya manusia dari Negara luar.

    Begitupun sumber daya manusia di bidang kesehatan, dituntut untuk terus

    meningkatkan kompetensi, sehingga bisa menjadi tenaga yang professional sesuai dengan

    bidangnya. Terutama tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan secara langsung ke

    masyarakat,seperti: dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan penunjang lainnya.

    Peningkatan kompetensi itu didapatkan melalui pendidikan dan pelatihan yang terus-

    menerus, berkaitan dengan keahlian yang dimilikinya.

    Tulisan ini merupakan artikel ilmiah, yang bertujuan untuk menjelaskan peranan

    pendidikan dan pelatihan dan pelatihan yang berbasis kompetensi dalam meningkatkan

    profesionalisme PNS Kesehatan. Diharapkan tulisan ini dapat digunakan sebagai masukan

    bagi penyelenggara diklat dan bagi tenaga kesehatan.

    g. Professionalisme Tenaga Kesehatan, Pelatihan Berbasis Kompetensi

    Professional tidak pernah lepas dari kata kompetensi, sesuatu yang mutlak harus

    dimiliki oleh sumber daya manusia, terutama bagi aparatur Negara, khususnya aparatur di

    bidang kesehatan. Di berbagai belahan dunia, saat ini menghadapi gelombang besar

    berupa meningkatnya isu globalisasi. Salah satu persyaratan menghadapi tantangan

    globalisasi adalah kompetensi. Tentunya sumber daya manusia di Indonesia akan bersaing

    dengan sumber daya manusia dari Negara luar, termasuk sumber daya manusia di bidang

    kesehatan, dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi, sehingga bisa menjadi tenaga

    yang professional sesuai dengan bidang keahliannya.

    Sebagai PNS kesehatan mempunyai tanggung jawab memberikan pelayanan terhadap

    publik. Tentunya untuk memberikan pelayanan yang baik, dibutuhkan aparatur yang

  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    8/15

    benar-benar kompeten. Faktor yang memberi keberhasilan dalam dunia kerja adalah, soft

    skill (40 %), networking (30%),keahlian di bidangnya (20%),Finansial (10%).

    Tentunya 4 (empat ) faktor tersebut harus dimiliki oleh aparatur kesehatan untuk

    mempersiapkan menghadapi pasar global. Untuk itu dalam meningkatkan soft skill dan

    keahlian dibidangnya, didapatkan melalui pendidikan dan pelatihan yang

    berkesinambungan. Dan Tentunya pelatihan yang diikuti adalah pelatihan yang berkaitan

    dengan kompetensi dan sesuai dengan bidang kerjanya, karena kompetensi adalah standar

    keahlian seseorang dalam bekerja. Profesional akan dimiliki apabila memiliki kompetensi.

    Saat ini yang terjadi, pelayanan di bidang kesehatan, terutama yang berada dalam

    tatanan pelayanan kesehatan di bawah instansi pemerintah, seperti; Rumah Sakit Umum

    Daerah, Puskesmas dan Rumah Sakit pemerintah lainnya, belum maksimal dalam

    pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan kurangnyaKualitas Sumber Daya Manusianya,

    sarana dan prasarana, serta alat penunjang kesehatan lainnya Sarana dan prasarana ada,

    tetapi tidak ditunjang oleh SDM yang terampil mengoperasionalkan alat-alat canggih,

    akhirnya terjadi kerusakan pada alat-alat karena ketidak tahuan. Bukan rahasia lagi dalam

    suatu instansi ada PNS selama menjadi pegawai belum pernah mengikuti pelatihan, dan

    sebaliknya ada PNS yang lebih sering disebut dengan spesialis pelatihan dengan kata lain,

    selalu dikirim pelatihan, walaupun pelatihan itu tidak sesuai dengan bidang kerjanya.

    Kondisi ini yang terjadi pada area kerja PNS Kesehatan. Tentunya hal ini tidak akan

    berdampak terhadap peningkatan kualitas kinerja individu tersebut.

    Sudah saatnya diklat yang diikuti oleh PNS kesehatan adalah diklat yang berbasis

    kompetensi, sesuai dengan bidang keahliannya. Bagaimanakah dengan kegiatan diklat

    yang ada selama ini. Sedikit sekali diklat yang berkaitan keahlian dan bidang kerja tenaga

    kesehatan yang ada di rumah sakit. Seperti diklat untuk perawat, tenaga rekam medis,

    peata radiologi, ahli gizi,fisioterapi dan lain-lainnya. Diklat diklat yang ada lebih

    mengarah kepada diklat untuk jabatan fungsional. Kesempatan untuk mengikuti diklat pun

    sangat terbatas.

    Untuk itu penulis akan membahas bagaimana meningkatkan profesionalisme kerja PNS

    kesehatan dengan dengan mengembangkan diklat-diklat berbasis kompetensi, dimulai dari

    tujuan diklat berbasis kompetensi, Peran dan fungsi PNS Kesehatan, keterkaitan diklat

    berbasis kompetensi dengan peningkatan keahlian dan keterampilan kinerja PNS

    Kesehatan, perlunya diklat berbasis kompetensi.

    h. Kompetensi dan Professional

    Kompetensi dan Profesional adalah dua kata yang saling berkaitan dan melengkapi.

    Didalam Profesional ada unsur kompetensi, karena tampilan kerja yang profesinal karena

    sesuai dengan standar kompetensi Untuk melihat keterkaitannya satu sama lain, bisa kita

    telaah satu persatu tentang pengertian kompetensi dan professional

  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    9/15

    Kompetensi mutlak harus dimiliki oleh aparatur kesehatan, karena merupakan standar

    keahlian seseorang dalam bekerja. Professional akan dimiliki apabila memiliki

    kompetensi, sesuai dengan Undang-undang nomor: 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok

    kepegawaian ditegaskan bahwa pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam suatu

    jabatan berdasarkan prinsip professional sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja dan

    jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa

    membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama atau golongan.

    Kompetensi merupakan elemen kunci dalam pengelolaan SDM di dunia kerja.

    Kompetensi, adalah Kemampuan untuk melaksanakan (secara professional) suatu kegiatan

    dalam kategori/fungsi praktek keprofesian sesuai dengan baku-bakuan yang diisyaratkan

    dalam dunia kerja nyata. Dalam pengertian yang lain, kompetensi adalah bagian

    kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat

    diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan (Spenser & spencer, 1993, mitrani

    et all, 1995). Secara general kompetensi dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara

    keterampilan (soft skill), atribut pribadi atau sikap dan pengetahuan (knowledge) yang

    tercermin dalam tampilan kinerja seseorang, dapat diukur, diamati dan dievaluasi.

    Mengapa kompetensi perlu. Tentunya hal ini didasari oleh:

    UU NO 23, TH 1992, Tentang Kesehatan

    UU N0 8, TH 1999, Tentang Perlindungan Konsumen UU NO 20, TH 2003, SPN (SISDIKNAS)

    PP NO. 19 TH 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan

    Selain adanya Undang-undang yang mengatur tentang kompetensi, tuntutan lain

    tentang kompetensi adalah tuntutan persaigan yang ketat di dunia kerja, adanya pasar

    bebas, merespon perkembangan IPTEK, merespon perubahan social dan budaya di

    masyarakat.

    Kompetensi dibedakan dalam 2(dua) tipe :

    Pertama adalah berkaitan dengansoft competency adalah kemampuan untuk mengelola

    proses pekerjaan, hubungan antar manusia serta membangun interaksi dengan orang lain,

    contoh : Leadership, komunikasi, hubungan interpersonal. Kedua, kompetensi berkaitan

    dengan kemampuan fungsional atau teknis pekerjaan, contoh: pekerjaan dokter

    mendiagnosa penyakit, kegiatan keperawatan, kemampuan tenaga radiologist dalam

    mengoperasikan Rontgen, dll.

    Kompetensi dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti ; pelatihan, pengembangan karir,

    imbalan berdasarkan kompetensi, pengukuran kinerja dan evaluasi.

    Hubungan kompetensi dengan professional? Karena kompetensi mengukur standar

    kinerja seseorang dan menunjukkan tampilan kompetennya seseorang bekerja, secara

    otomatis dengan adanya kompetensi, maka akan meningkatkan profesionalisme kinerja

  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    10/15

    seseorang. Tentunya hal ini sesuai dengan pengertian dari profesional. Namun sebelum

    membahas pengertian profesional, dimulai dariprofesi itu sendiri adalah pekerjaan yang

    mensyaratkan latihan dan pendidikan tinggi kepada penyandangnya. Dalam kamus bahasa

    Indonesia, bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan dan keahlian sesuai bidangnya.

    Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut

    keahlian dan keterampilan dari pelakunya. Profesionalisme sendiri adalah tampilan

    tindakan dan kelakuan yang dihargai sebagai standar yang tinggi dari dan oleh suatu

    profesi.

    Melihat pengertian di atas setiap orang harus bekerja secara profesional dan untuk

    profesional seseorang mutlak memiliki kompetensi. Bagaimana kaitannya profesional

    dengan pendidikan dan latihan. Tentunya pendidikan dan pelatihan mutlak diperlukan

    dalam rangka meningkatkan profesionalime dalam bekerja.

    i. Pendidikan dan pelatihan

    Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan, terutama di bidang

    kesehatan, pelayanan terhadap publik sangat ditentukan oleh SDM yang bekerja

    didalamnya. Untuk dapat meningkatkan pelayanan, tentunya diperlukan suatu

    pengembangan bagi SDM nya. Pengembangan SDM merupakan sebagai upaya

    manajemen yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan

    kompetensi pekerja dan unjuk kerja organisasi melalui program pelatihan, pendidikan dan

    pengembangan.

    Pelatihan (training) meliputi aktivitas-aktivitas yang berfungsi meningkatkan unjuk

    kerja seseorang dalam pekerjaan yang sedang dijalani atau yang terkait dengan

    pekerjaannya ini.

    Pendidikan (education) mencakup kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan untuk

    meningkatkan kompetensi menyeluruh seseorang dalam arah tertentu dan berada di luar

    lingkup pekerjaan yang ditanganinya saat ini.

    Pengembangan (development) meliputi pemberian kesempatan belajar yang bertujuan

    untuk mengembangkan individu.

    Kompetensi dan Profesionalime merupakan dua kata yang saling berkaitan. Menjawab

    tuntutan Globalisasi kompetensi mutlak harus dimiliki oleh individu yang berada dalam

    suatu organisasi bekerja. Kompetensi merupakan gabungan dari keterampilan, sikap dan

    pengetahuan. Tentunya kompetensi harus terus menerus ditingkatkan karena Ilmu

    pengetahuan setiap saat selalu berkembang. Dengan terus meningkatkan kompetensi,

    secara otomatis menghasilkan tampilan kerja yang profesional

    Sebagai PNS Kesehatan, merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan kepada

    masyarakat. Tentunya mereka perlu mendapatkan perhatian, karena pelayanan yang baik

    sangat ditunjang oleh tenaga yang kompeten dan handal, sehingga bisa memberikan

  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    11/15

    pelayanan yang profesional kepada masyarakat. Untuk menghasilkan tenaga yang handal

    dan kompeten harus disertai dengan pengembangan bagi PNS kesehatan, yaitu diberikan

    pendidikan dan pelatihan sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang harus dimiliki

    oleh SDM tersebut.

    Setiap PNS kesehatan mempunyai hak dan kesempatan yang sama didalam

    pengembangan dirinya. Lembaga-lembaga diklat yang berada dibawah naungan Kemkes,

    perlu mengembangkan diklat-diklat teknis yang dibutuhkan oleh tenaga-tenaga teknis

    yang berhubungan langsung dengan keahlian dan keterampilannya. Tidak hanya berfokus

    pada diklat jabatan fungsional dan yang berorientasi kepada program. Dan yang paling

    utama, individu yang dikirim pelatihan memang individu yang sesuai dengan latar

    belakang keahlian yang dilaksanakan, bukan karena unsur kedekatan dengan pimpinan,

    bahkan terkadang yang sudah menduduki jabatan struktural mengikuti pelatihan teknis

    yang pada dasarnya pelatihan tersebut lebih tapat untuk staffnya yang langsung berada

    dalam bidang tersebut. Sudah saatnya dibuat diklat berbasis kompetensi

    Setiap profesi harus bisa menyesuaikan diri dengan permintaan masyarakat dan dalam

    pelayanan harus secara jujur memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan kata lain

    setiap orang harus profesionalitas dalam melakukan pekerjaan. Dan kesadaran diri harus

    ada dalam diri setiap Aparatur Kesehatan. Sesuatu yang bukan bidangnya atau

    kompetensinya sebaiknya ditinggalkan, berikan kepada yang memang mebutuhkannya.

    Semoga tulisan ini bisa menjadi renungan untuk semua pihak.

    j. Kiat-kiat Profesional Dalam Bekerja

    Setiap orang tentu mendambakan profesionalitas dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya.

    Betapa tidak, ketika kita mampu menomersatukan profesionalitas kerja maka secara tidak

    langsung kita sedang menaikkan jumlah income yang akan kita dapatkan.

    Bekerja secara profesional tidak cukup didefinisikan hanya dengan bersikap baik ketika

    bekerja, namun lebih daripada itu. Bekerja profesional juga bisa berarti 100% fokus pada apa

    yang kita sedang kerjakan saat ini. Bahkan boleh jadi bekerja profesional adalah kemampuan

    memanage waktu sedemikian rupa hingga semua pekerjaan terselesaikan dengan baik dan tepat

    waktu atau efektif.

    Lalu bagaimana kiat-kiat bekerja secara profesional. Berikut hasil sharing saya dengan salah

    satu dosen senior (Dosen Manajemen Produksi dan Operasi Kapal) di kampus.

    1. Make list to do.

    Buatlah list / daftar seluruh pekerjaan Anda. Kalau perlu sampai ke bagian sub pekerjaan

    yang kecil. Jika Anda adalah seorang pelajar atau mahasiswa, maka aktivitas belajar bisa

    dimasukkan dalam jenis pekerjaan. Dengan membuat list pekerjaan, akan memberikan gambaran

    secara umum apa saja yang harus Anda selesaikan. Saya pribadi biasa membuat list to do di awal

    minggu, sehingga bisa dengan segera mengatur jadwal antar kegiatan.

    http://ariefmaulana.com/kiat-kiat-profesional-dalam-bekerja/http://ariefmaulana.com/langkah-kecil-untuk-sukses/http://ariefmaulana.com/kiat-kiat-profesional-dalam-bekerja/http://ariefmaulana.com/langkah-kecil-untuk-sukses/
  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    12/15

    2. Menentukan skala prioritas.

    Setelah Anda membuat listnya, maka Anda bisa membuat skala prioritas untuk masing-

    masing sub pekerjaan. Mana yang paling penting dan mana yang tidak penting tapi juga harus

    diselesaikan. Atau bisa juga dengan skala keterdesakannya. Maksudnya mana yang penting

    mendesak ataupun penting tapi tidak mendesak.

    3. Jadwalkan setiap sub pekerjaan ke dalam agenda Anda.

    Kalau langkah kedua sudah Anda lakukan, maka penyusunan jadwal kegiatan di dalam

    agenda akan sangat mudah. Anda bisa menggeser sub pekerjaan penting tidak mendesak dan

    mendahulukan pekerjaan yang sifatnya penting dan mendesak (deadline mepet).

    Dalam menjadwalkan sub pekerjaan Anda, jangan lupa juga sediakan waktu untuk

    beristirahat yang cukup. Bekerja dengan kondisi terlalu lelah dan dipaksakan juga tidak bagus

    dan tidak akan maksimal hasilnya. Lebih baik 1-2 jam kerja dalam kondisi fit daripada 4-5 jam

    kerja tapi kondisi kurang fit.

    4. Lakukan dengan disiplin agenda kerja Anda.

    Agenda / jadwal kerja dibuat bukan untuk dilanggar. Ini bertujuan untuk memanage waktu

    Anda yang terbatas serta mengoptimalkan kinerja sehingga hasilnya efektif dan efisien. Maka

    dari itu, disiplin mutlak diperlukan disini. Jangan mudah tergoda pada kegiatan non produktif

    sebelum target kerja Anda selesai. Ingat saja slogan, berusah-susah dulu bersenang-senang

    kemudian.

    5. Be 100% Focus.

    Saya bukan sedang mengiklankan Mizone, tapi slogan 100% nya bisa kita ambil. Ketika

    jadwal sudah dibuat dan Anda sudah mencoba untuk mendisiplinkan diri, jangan lupa untuk

    fokus 100% pada apa yang sedang Anda kerjakan saat itu. Lupakan sub pekerjaan yang lain saat

    Anda sedang mengerjakan satu sub pekerjaan.

    Inilah sebenarnya inti dari profesionalitas kerja. Dimana di setiap sub pekerjaan yang Anda

    lakukan, bisa fokus 100% dan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. Dan ngomong-

    ngomong inilah kunci rahasia dari orang-orang sukses yang kalau kita lihat jumlah pekerjaannya

    banyak (sibuk) tapi mereka selalu mampu menyelesaikan semuanya itu dengan baik.

    6. Work hardly? Take a rest for a minute!

    Jika Anda terpaksa dihadapkan pada satu situasi kerja yang membutuhkan waktu

    yang panjang (3-8 jam nonstop), maka cobalah meluangkan waktu 10-15 menit setiap

    jamnya untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran Anda. Silahkan ambil minum air putih

    atau sekedar jalan-jalan berkeliling sejenak untuk merefresh diri Anda. Kemudian,

    lanjutkan pekerjaan Anda.

    Coba perhatikan dan amati, sesungguhnya Allah sudah sangat sempurnamengatur waktu Shalat Dhuhur tepat pada tengah hari dan memotong waktu

    kerja kita. Tujuannya satu, mengistirahatkan seluruh tubuh dan pikiran kita

    yang sudah bekerja sejak pagi. Setelah shalat, insya Allah tubuh dan pikiran

    menjadi lebih fresh dan Anda bisa bekerja dengan lebih optimal. Dengan

  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    13/15

    catatan Anda shalatnya bener dan ngga keburu-buru. Kalau bisa sih khusyuk.

    Jadi sesibuk apapun Anda, jangan pernah tinggalkan shalat. Ini saya baca di

    buku Kandungan Rahasia Gerakan Shalat.

    7. Make reward and punishment system.

    Agar Anda lebih semangat dalam bekerja dan mencapai goal Anda, buatlah

    satu sistem penghargaan dan hukuman untuk diri Anda. Misalnya, saya biasa

    membuat satu reward kecil setiap bulannya yaitu bila hasil penjualan dari

    reseller / affiliate program menembus 300ribu, maka ada jatah untuk keluar

    nonton dan makan-makan bareng adik-adik. Seneng dapet, pahala pun dapet

    karena menyenangkan saudara.

    Atau bisa juga dengan sistem hukuman. Misalnya kalau saya tidak

    menyelesaikan tugas kuliah atau jadwal tugas merancang kapal hari ini, maka

    tidak ada jatah untuk berinternet alias online. Atau apalah yang bisa membuat

    Anda senang saat berhasil dan membuat Anda tersiksa saat goal kerja tidak

    berhasil Anda tembus.

    Saya kira itu 7 kiat agar kita bisa profesional dalam bekerja. Ketujuh hal di

    atas sudah saya coba lakukan dan masih saya lakukan hingga saat ini. Anda

    bisa mencobanya atau bahkan Anda punya kiat-kiat yang lain dalam menjaga

    profesionalitas kerja, silahkan disharingkan lewat comment.

    k. Profesional Dalam Bekerja.

    Mayapala.com - Penggalian Potensi Mahasiswa atau yang lebih dikenal

    dengan sebuatan PPM di kampus STMIK AMIKOM Yogyakarta telah berlalu.

    Kegiatan yang berlangsung sejak tanggal 27 sampai dengan 29 september

    2011, kegiatan ini diikuti oleh 2.468 Mahasiswa Baru STMIK AMIKOM

    Yogyakarta tahun angkatan 2011/2012. Pada PPM 2011 kali ini, ada sedikit

    perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun inipelaksanaan kegiatan dilakukan dengan membagi peserta berdasarkan

    jurusan. Pada hari selasa (27/09) kegiatan PPM untuk jurusan D3 Teknik

    Informatika dan S1 Teknik Informatika dan hari rabu (28/09) kegiatan PPM

    untuk jurusan D3 Manajemen Informatika dan S1 Sistem Informasi. Sedangkan

    pada hari kamis (29/09) penutupan PPM 2011 yang diikuti oleh semua jurusan.

    Pada tahun ini sekali lagi MAYAPALA diberikan tangungg jawab untuk

    menjadi koordinator keamanan PPM 2011. Kali ini MAYAPALA menunjuk

    saudara Irfan Indra Wibowo (219/MYP/AMK/XVI/09) sebagai koordiantor

    Keamanan PPM 2011. Dengan mengemban tanggung jawab penuh, dia

    berusaha semaksimal mungkin untuk menyukseskan kegiatan PPM 2011

    dengan dukungan dari seluruh anggota aktif demi menjaga nama baik

    MAYAPALA. Anggota panitia keamanan sendiri selain dari beberapa anggota

    http://www.mayapala.com/news/64-ppm-2011-profesional-dalam-bekerja.htmlhttp://www.mayapala.com/news/64-ppm-2011-profesional-dalam-bekerja.html
  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    14/15

    aktif MAYAPALA juga di dukunng oleh mahasiswa/i yang mendaftarkan diri

    dalam kepanitiaan PPM 2011.

    Sebagai koordinator Keamanan PPM 2011 diharapkan untuk dapat

    bertindak tegas dan memiliki mental yang kuat dalam menghadapi 2.468

    Mahasiswa Baru, oleh karena itu diperlukan sebuah sikap yang profesional

    dalam menjalankan tanggung jawab yang telah diberikan. Karena sikap tegas

    yang ditunjukkan oleh panitia keamanan umumnya dan koordinator secara

    khusus, kemudian menimbulkan prasangka beberapa Mahasiswa Baru yang

    menganggap koordinator keamanan sebagai kakak yang jahat.

    Dampak dari tanggung jawab yang diemban ini, sedikit besar berpengaruh

    terhadap pencitraan MAYAPALA dihadapan Mahasiswa Baru STMIK AMIKOM

    Yogyakarta. Hal ini terlihat ketika MAYAPALA tampil di depan pangungg

    sebagai salah satu UKM yang bernaung di STMIK AMIKOM Yogyakarta, yang

    kemudian membuat suasana di area venue menjadi riuh karena ketidak

    sukaan para Mahasiswa Baru. Pun ketika saudara Irfan berada di panggung

    bersama kepanitiaan PPM 2011, banyak Mahasiswa Baru yang memberi

    sorakan kepadanya.

    Akan tetapi hal tersebut tidak perlu di jadikan penghalang bagi MAYAPALA,

    melainkan patutlah MAYAPALA berbesar hati dan berbangga diri, karenasaudara Irfan telah menunjukkan profesionalisme dalam menjalakan tugas dan

    tanggung jawab yang telah di percayakan kepadanya ( toh tidak sedikit pula

    Mahasiswa Baru yang kemudian mengidolakan saudara Irfan). Karena

    bagaimana mungkin kegiatan PPM dapat berjalan dengan lancar apabila tidak

    ditunjang dengan sikap profesinal dalam menjalankan pekerjaan sebagai

    keamanan PPM 2011.

    l. Profesionalisme Seorang Sarjana dalam Bekerja

    Secara keilmuan, seorang sarjana adalah seseorang yang sudah siap terjun ke dunia

    kerja. Sarjana dalam bidang apapun telah dinyatakan lulus menempuh pendidikan di

    perguruan tinggi telah dipercaya dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan

    profesional. Sehingga wajar apabila ada tuntutan yang tinggi kepada para sarjana. Para

    sarjana yang tidak dapat menunjukkan kinerja yang baik akan kesulitan dalam menghadapi

    persaingan di dunia kerja.

    Terminologi profesionalisme melingkupi dua aspek yaitu memiliki standar kompetensi

    tinggi dan tanggung jawab moral dalam bekerja. Kedua aspek itu tidak bisa dipisahkan

    satu dengan yang lain. Seseorang yang memiliki standar kompetensi yang tinggi namun

    dia tidak memiliki tanggung jawab moral dalam menjalankan pekerjaannya maka orang

    tersebut tidak bisa dikatakan profesional dan begitu sebaliknya.

  • 8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja

    15/15

    Seorang pakar ilmu manajemen mengatakan bahwa seorang profesional bekerja seperti

    halnya seorang penari menari. Seluruh standar operating procedure (SOP) dijalankan

    seperti halnya musik yang mengiringi lirik-lirik pekerjaan. Sehingga pekerjaan dapat

    dinikmati dan menjadi terasa menyenangkan. Hal ini juga dirasakan oleh orang lain yang

    berhubungan dengan pekerjaan tersebut sehingga suasana kerja pun menjadi kondusif dan

    harmonis.

    Seseorang yang sudah bekerja dengan profesional pun tidak begitu saja dapat sukses

    dalam menjalankan pekerjaannya. Profesionalisme seseorang dalam bekerja akan

    berhadapan dengan sistem yang melingkupinya. Seseorang yang profesional dalam

    bekerja akan menghasilkan hasil yang buruk apabila diletakkan dalam sistem yang buruk.

    Sistem yang baik akan mengakselerasi pencapaian visi dan misi dalam pekerjaan, dan

    sebaliknya, sistem yang buruk akan menghambat kemajuan. Oleh karena itu penting bagi

    mereka yang baru memasuki dunia kerja untuk memulai langkah pertama dengan

    membangun sistem yang baik di tempat kerja masing-masing sebelum membuat keputusan

    dan membuat langkah-langkah lebih lanjut.

    Pasien adalah Bos

    Satu hal yang membedakan profesi dokter dengan profesi lain dalam bekerja adalah

    prinsip altruis. Prinsip ini juga berlaku di semua sistem penunjang dalam praktik

    kedokteran seperti administrasi kesehatan, penyedia alat kesehatan, keperawatan,

    kebidanan, dan farmasi. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara selalu menganggap

    pasien sebagai bos. Baik buruknya dan memuaskan atau tidaknya kinerja seorang tenaga

    kesehatan dan sistem kesehatan secara umum ditentukan oleh penilaian pasiennya.

    Bagi seorang sarjana kedokteran, fokus utama profesionalisme adalah tidak melakukan

    tindakan medis berdasarkan atas pertimbangan finansial. Seorang dokter seyogyanya

    melakukan sebuah tindakan medis murni berdasarkan dasar ilmiah dan tanggung jawab

    moral terhadap pasien. Prinsip profesionalisme ini apabila diterapkan akan membawa

    dampak yang baik dalam lingkungan pekerjaan, baik untuk pasien, teman sejawat maupun

    pihak lintas bidang karena sebuah sikap profesional dapat menciptakan iklim kerja yang

    dinamis dan berfokus pada pencapaian visi dan misi bersama. Semoga kita semua menjadi

    pribadi-pribadi yang profesional, yang memiliki standar kompetensi yang tinggi (high

    standar of competence) dan tanggung jawab moral (moral responsibility) dalam

    menjalankan praktik kedokteran di masyarakat. [prz]