menerapkan prinsip profesional bekerja
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
1/15
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang mana telah melimpahkan
rahmat kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk menambah nilai mata pelajaran Akuntansi dan untuk
menambah wawasan siswa-siswi SMK Pelita 2 dan khususnya kepada kami, yang mana
makalah kami ini berjudul Menerapkan Prinsip Profesionalisme dalam Bekerja.
Dan tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada orang tua kami dan guru
mata pelajaran Akuntansi yang telah memberikan arahan-arahan serta masukan-masukan
dalam pembuatan makalah ini.
Dan seutas kata, Tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah kami
ini yang masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat membutuhkan kritik dan saran
yang membangun.
Penulis
Kelompok 1
-
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
2/15
Menerapkan Prinsip Profesionalisme dalam Bekerja
a. Pengertian Profesi
Bekerja merupakan kegiatan pisik dan pikir yang terintegrasi. Pekerjaan dapat
dibedakan menurut kemampuan (fisik dan intelektual), kelangsungan (sementara dan terusmenerus), lingkup (umum dan khusus), tujuan (memperoleh pendapatan dan tanpa
pendapatan).
Profesi adalah : Pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang
dilakukan secara bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan.
Nilai moral profesi (Franz Magnis Suseno,1975) :
Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi
Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan profesiIdealisme
sebagai perwujudan makna misi organisasi profesi
b. Pengertian Profesional
Profesional adalah Pekerja yang menjalankan profesi. Setiap profesional berpegang
pada nilai moral yang mengarahkan dan mendasari perbuatan luhur. Dalam melakukan
tugas profesi, para profesional harus bertindak objektif, artinya bebas dari rasa malu,
sentimen, benci, sikap malas dan enggan bertindak. Dengan demikian seorang profesional
jelas harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan
maupun pelatihan yang khusus, dan disamping itu pula ada unsur semangat pengabdian
(panggilan profesi) didalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Hal ini perlu ditekankan
benar untuk membedakannya dengan kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan
untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan materiil duniawi.
Kelompok profesional merupakan :
kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses
pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan
semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari
dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri.
Tiga watak kerja seorang Profesional:
1. Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi
tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu
mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil.
2. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang
berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang
panjang, ekslusif dan berat.
-
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
3/15
3. Kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral
harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang
dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi
c. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan
kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa
keterpanggilan serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut untuk
dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang
tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
Empat prespektif dalam mengukur profesionalisme menurut Gilley dan Enggland :
1. Pendekatan berorientasi Filosofis Pendekatan lambang profesional,pendekatan
sikap individu dan pendekatan electic
2. Pendekatan perkembangan bertahap individu (dengan minat sama) berkumpul
mengidentifikasi dan mengadopsi ilmu membentuk organisasi profesi membuat
kesepakatan persyaratan profesi menentukan kode etik merevisi persyaratan
3. Pendekatan berorientasi karakteristik etika sebagai aturan langkah,pengetahuan
yang terorganisir, keahlian dan kompetensi khusus,tingkat pendidikan
minimal,sertifikasi keahlian.
4. Pendekatan berorientasi non-tradisional mampu melihat dan merumuskan
karakteristik unik dan kebutuhan sebuah profesi
d. Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
Jansen Sinamo, Sang Bapak Etos sekaligus Penulis 8 ETOS KERJA PROFESIONAL:
navigator Anda menuju sukses, mengatakan dalam buku barunya tersebut bahwa manusia
itu pada dasarnya adalah pencari kesuksesan.
1. Kerja adalah Rahmat: Bekerja Tulus Penuh Syukur.
Bekerja adalah rahmat yang turun dari Tuhan, oleh karena itu harus kita syukuri. Bekerja
dengan tulus akan membuat kita merasakan rahmat lainnya sebagai berikut:
Kita dapat menyediakan sandang-pangan untuk keluarga kita dengan gaji yang kita
dapat.
Kita diberi kesempatan untuk bisa bergaul lebih luas serta meningkatkan kualitas diri
ke tingkat yang lebih tinggi hingga kita bisa tumbuh dan berkembang.
Kita bisa memaksimalkan talenta kita saat bekerja.
Kita bisa mendapatkan pengakuan dan identitas diri dari masyarakat dan komunitas.
Untuk itu tidak ada salahnya melakuakn pelatihan SDM tujuannya untuk
meningkatkan etos kerja.
http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540 -
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
4/15
2. Kerja adalah Amanah: Bekerja Benar Penuh Tanggung Jawab.
Amanah melahirkan sebuah sikap tanggung jawab, dengan demikian maka tanggung
jawab harus ditunaikan dengan baik dan benar bukan hanya sekedar formalitas. Rasa
tanggung jawab terhadap pekerjaan yang didelegasikan kepada kita akan menumbuhkan
kehendak kuat untuk melakasanakan tugas dengan benar sesuai job description untuk
mencapai target yang ditetapkan. Bekerja dengan hati, misalnya spritual EFT.
3. Kerja adalah Panggilan: Bekerja Tuntas Penuh Integritas.
Dalam konteks pekerjaan, panggilan umum ini memiliki arti bahwa apa saja yang kita
kerjakan hendaknya memenuhi tuntutan profesi. Agar panggilan dapat diselesaikan hingga
tuntas maka diperlukan integritas yang kuat karena dengan memegang teguh integritas
maka kita dapat bekerja dengan sepenuh hati, segenap pikiran, segenap tenaga kita secara
total, utuh dan menyeluruh.
4. Kerja adalah Aktualisasi: Bekerja Keras Penuh Semangat.
Aktualisasi adalah kekuatan yang kita pakai untuk mengubah potensi menjadi
realisasi. Pelatihan seperti quantum touch adalah salah satu pelatihan SDM. Ada yang
menyebutnya pelatihan etos kerja. Ada tiga cara mudah untuk meningkatkan etos kerja
keras, yaitu:
Kembangkanlah visi sebagai ilham untuk bekerja keras.
Kerja keras merupakan ongkos untuk mengembangkan diri kita.
Kerja keras itu baik, menyehatkan dan menguatkan diri kita.
5. Kerja adalah Ibadah: Bekerja Serius Penuh Kecintaan.
Segala pekerjaan yang diberikan Tuhan kepada kita harus kita syukuri dan lakukan
dengan sepenuh hati. Tidak ada tipe atau jenis pekerjaan yang lebih baik dan lebih rendah
dari yang lain karena semua pekerjaan adalah sama di mata Tuhan jika kita
mengerjakannya dengan serius dan penuh kecintaan. Etos kerja bukan hanya dilihat
manusia, Tuhan Maha Mengetahui.
6. Kerja adalah Seni: Bekerja Cerdas Penuh Kreatifitas.
Bekerja keras itu perlu, namun bekerja dengan cerdas sangat dibutuhkan. Kecerdasan
disini maksudnya adalah menggunakan strategi dan taktik dengan pintar untuk
mengembangkan diri, memanfaatkan waktu bekerja agar tetap efektif dan efesien, melihat
dan memanfaatkan peluang kerja yang ada, melahirkan karya dan buah pikiran yang
inovatif dan kreatif.Pelatihan etos kerja bisa berdampak positif.
http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540 -
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
5/15
7. Kerja adalah Kehormatan: Bekerja Tekun Penuh Keunggulan.
Kehormatan diri bisa kita dapatkan dengan bekerja. Melalui pekerjaan, maka kita
dihormati dan dipercaya untuk memangku suatu posisi tertentu dan mengerjakan tugas
yang diberikan kepada kita termasuk segala kompetensi diri yang kita miliki, kemampuan
dan kesempatan dalam hidup. Spritual EFT,Spiritual Enrichment & Quantum Touch bisa
Anda coba.
8. Kerja adalah Pelayanan: Bekerja Paripurna Penuh Kerendahan Hati.
Tahukah Anda kalau ternyata hasil yang kita lakukan dalam bekerja bisa menjadi
masukan untuk orang lain dan begitu pula sebaliknya. Sehingga dari proses tersebut kita
telah memberikan kontribusi kepada orang lain agar mereka bisa hidup dan beraktivitas
dengan lebih mudah. Jadi, bekerja juga bisa kita golongkan sebagai salah satu bentuk
pelayanan kita terhadap orang lain.
Sekretaris Dinas PU Inhil M.Rasyid ST
Tembilahan Sebagai seorang pamong, maka jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
harus tunduk kepada prinsip profesionalisme dan tunduk kepada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Demikian prinsip yang dipegang dengan teguh oleh Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum
Inhil, M Rasyid ST. Karena tetap berpegang dengan prinsip profesionalisme, sehingga
dalam menjalankan tugasnya ia tetap berpijak kepada aturan yang berlaku.
Sebagai seorang pelayan publik, maka sudah seharusnya kita bekerja secara
profesionalisme dan berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku, tegas pria yang diberi
kepercayaan menjabat sebagai Sekretaris Dinas PU sejak tahun 2006 tersebut.
Selain itu, sebagai seorang pimpinan sudah selayaknya memberi contoh yang baik
kepada bawahan. Sehingga antara pimpinan dan staf terjalin hubungan yang harmonis,
bukan hanya hubungan pekerjaan saja, tapi juga sisi humanisme lainnya.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan sebagai pelayan publik, maka sebaiknya
berikanlah pelayanan yang maksimal dan profesional kepada publik. Jangan pernah
menyulitkan seseorang yang hendak berurusan, inilah termasuk prinsip yang dipegang
teguh oleh Rasyid. (spt)
e. Profesionalisme Dalam Usaha
Bekerja adalah sebuah kemuliaan dalam Islam, sebuah upaya dan usaha sungguh untuk
menjauhkan kita dari kehinaan meminta-minta. Mereka yang hanya gemar meminta-minta
tanpa sebab yang jelas, akan membuahkan kehinaan lebih buruk lagi di akhirat nanti.
http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540http://id.88db.com/id/Services/Post_Detail.page/Lesson_Instruction/Personal_Development/?PostID=200540 -
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
6/15
Bekerja adalah sebuah perintah dan kewajiban dalam Islam, selaras dengan kewajiban
memberi nafkah dan berbagi kepada orang lain. Selain itu semua, bekerja adalah amal
yang juga akan menggugurkan dosa-dosa kita.
Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang sore hari duduk kelelahan lantaran
pekerjaan yang telah dilakukannya, maka ia dapatkan sore hari tersebut dosa-dosanya
diampuni oleh Allah SWT. (HR. Thabrani)
Hari ini Sabtu 30 April 2011, kembali saya diminta untuk berbagi inspirasi dan
motivasi di Yayasan Solo Peduli Grup Solo Pos Surakarta, kali ini seluruh karyawan yang
dikoordinir oleh HRD berkumpul jadi satu di gedung SMK IT Solo Peduli di Manahan,
Solo. Tema etos kerja dan profesionalisme, saya sampaikan dengan harapan bersama bisa
tercerahkan kembali tentang bagaimana anjuran dan aturan Islam bagi kita dalam bekerja.
Memahami sejak awal bahwa sebuah pekerjaan adalah ibadah, insya Allah akan membuat
etos kerja dan profesionalisme meningkat. Namun seperti apakah profesionalisme dalam
kerja yang diinginkan dalam Islam ? Sepertinya jawaban lengkah bisa Anda dapatkan
dengan mendownload powerpoint berikut ini.
Di samping kewajiban berusaha dalam segala aspek kehidupan, Islam juga
mengajarkan perlunya upaya selalu mengedepankan profesionalisme. Karena setiap
kebijakan dan tindakan yang dilakukan, tidak hanya dipertanggung jawabkan di dunia,
tetapi juga di akhirat kelak.
Profesionalisme usaha dalam pribadi muslim, menurut Karebet (2003) dicirikan oleh tiga
hal:
Pertama, ahli dalam bidang pekerjaan yang dilakukan. Setiap pekerjaan jika dilakukan oleh
pihak yang berkompeten pasti akan memberikan hasil yang jauh lebih baik. Hal ini karena
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai. Di samping dapat memberikan semangat yang lebih
dalam bekerja, pada sisi lain setiap tindakan yang dilakukan akan selalu didasarkan pada
perhitungan yang matang antara tingkat manfaat yang akan diperoleh dengan risiko yang
mungkin diambil.
Perhitungan yang baik, operasionalisasi usaha yang terukur dan keputusan yang tepat adalah
bagian dari profesionalisme usaha yang harus dijalankan setiap muslim. Dengan
profesionalisme, pengusaha bisa menempatkan orang benar-benar sesuai dengan keahliannya.
Kedua, memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi. Bekerja adalah sebuah keniscayaan,
sehingga harus dilakukan secara sungguh-sungguh dengan mengerahkan segala kemampuan
aset, pikiran dengan selalu meyakini akan menuai keberhasilan dikemudian hari.
Ketiga, bertanggung jawab dan tepercaya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
(amanah). Sifat amanah saat ini seakan menjadi barang yang langka, barang yang aneh sehingga
-
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
7/15
sering ditinggalkan bahkan dengan sengaja disia-siakan. Keahlian, ketrampilan, etos kerja yang
tinggi tidak cukup apabila tidak dibarengi dengan sifat amanah.
Kepercayaan merupakan salah satu kunci utama dalam berusaha agar dapat memperoleh
keberhasilan. Ketika kepercayaan sudah dapat dimunculkan, maka semua akan dapat terikat
dalam hubungan kerja yang berdimensi jangka panjang dengan pendekatan yang saling
menguntungkan.
Ahli dalam pekerjaan, memiliki semangat untuk bekerja keras dan sikap amanah mutlak
harus dimiliki setiap pribadi, dengan selalu menyadari bahwa segala aktivitas yang dilakukan
selalu diketahui oleh Tuhan dan harus dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun kelak di
akhirat. Bagaimana dengan Anda?
f. Meningkatkan Profesionalisme Pns Kesehatan Melalui Diklat Berbasis
Kompetensi
Globalisasi merupakan isu yang akan menjadi kenyataan, karena siap atau tidak, mau
atau tidak mau Indonesia akan memasuki era pasar bebas. Tentunya sumber daya manusia
di Indonesia akan bersaing dengan sumber daya manusia dari Negara luar.
Begitupun sumber daya manusia di bidang kesehatan, dituntut untuk terus
meningkatkan kompetensi, sehingga bisa menjadi tenaga yang professional sesuai dengan
bidangnya. Terutama tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan secara langsung ke
masyarakat,seperti: dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan penunjang lainnya.
Peningkatan kompetensi itu didapatkan melalui pendidikan dan pelatihan yang terus-
menerus, berkaitan dengan keahlian yang dimilikinya.
Tulisan ini merupakan artikel ilmiah, yang bertujuan untuk menjelaskan peranan
pendidikan dan pelatihan dan pelatihan yang berbasis kompetensi dalam meningkatkan
profesionalisme PNS Kesehatan. Diharapkan tulisan ini dapat digunakan sebagai masukan
bagi penyelenggara diklat dan bagi tenaga kesehatan.
g. Professionalisme Tenaga Kesehatan, Pelatihan Berbasis Kompetensi
Professional tidak pernah lepas dari kata kompetensi, sesuatu yang mutlak harus
dimiliki oleh sumber daya manusia, terutama bagi aparatur Negara, khususnya aparatur di
bidang kesehatan. Di berbagai belahan dunia, saat ini menghadapi gelombang besar
berupa meningkatnya isu globalisasi. Salah satu persyaratan menghadapi tantangan
globalisasi adalah kompetensi. Tentunya sumber daya manusia di Indonesia akan bersaing
dengan sumber daya manusia dari Negara luar, termasuk sumber daya manusia di bidang
kesehatan, dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi, sehingga bisa menjadi tenaga
yang professional sesuai dengan bidang keahliannya.
Sebagai PNS kesehatan mempunyai tanggung jawab memberikan pelayanan terhadap
publik. Tentunya untuk memberikan pelayanan yang baik, dibutuhkan aparatur yang
-
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
8/15
benar-benar kompeten. Faktor yang memberi keberhasilan dalam dunia kerja adalah, soft
skill (40 %), networking (30%),keahlian di bidangnya (20%),Finansial (10%).
Tentunya 4 (empat ) faktor tersebut harus dimiliki oleh aparatur kesehatan untuk
mempersiapkan menghadapi pasar global. Untuk itu dalam meningkatkan soft skill dan
keahlian dibidangnya, didapatkan melalui pendidikan dan pelatihan yang
berkesinambungan. Dan Tentunya pelatihan yang diikuti adalah pelatihan yang berkaitan
dengan kompetensi dan sesuai dengan bidang kerjanya, karena kompetensi adalah standar
keahlian seseorang dalam bekerja. Profesional akan dimiliki apabila memiliki kompetensi.
Saat ini yang terjadi, pelayanan di bidang kesehatan, terutama yang berada dalam
tatanan pelayanan kesehatan di bawah instansi pemerintah, seperti; Rumah Sakit Umum
Daerah, Puskesmas dan Rumah Sakit pemerintah lainnya, belum maksimal dalam
pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan kurangnyaKualitas Sumber Daya Manusianya,
sarana dan prasarana, serta alat penunjang kesehatan lainnya Sarana dan prasarana ada,
tetapi tidak ditunjang oleh SDM yang terampil mengoperasionalkan alat-alat canggih,
akhirnya terjadi kerusakan pada alat-alat karena ketidak tahuan. Bukan rahasia lagi dalam
suatu instansi ada PNS selama menjadi pegawai belum pernah mengikuti pelatihan, dan
sebaliknya ada PNS yang lebih sering disebut dengan spesialis pelatihan dengan kata lain,
selalu dikirim pelatihan, walaupun pelatihan itu tidak sesuai dengan bidang kerjanya.
Kondisi ini yang terjadi pada area kerja PNS Kesehatan. Tentunya hal ini tidak akan
berdampak terhadap peningkatan kualitas kinerja individu tersebut.
Sudah saatnya diklat yang diikuti oleh PNS kesehatan adalah diklat yang berbasis
kompetensi, sesuai dengan bidang keahliannya. Bagaimanakah dengan kegiatan diklat
yang ada selama ini. Sedikit sekali diklat yang berkaitan keahlian dan bidang kerja tenaga
kesehatan yang ada di rumah sakit. Seperti diklat untuk perawat, tenaga rekam medis,
peata radiologi, ahli gizi,fisioterapi dan lain-lainnya. Diklat diklat yang ada lebih
mengarah kepada diklat untuk jabatan fungsional. Kesempatan untuk mengikuti diklat pun
sangat terbatas.
Untuk itu penulis akan membahas bagaimana meningkatkan profesionalisme kerja PNS
kesehatan dengan dengan mengembangkan diklat-diklat berbasis kompetensi, dimulai dari
tujuan diklat berbasis kompetensi, Peran dan fungsi PNS Kesehatan, keterkaitan diklat
berbasis kompetensi dengan peningkatan keahlian dan keterampilan kinerja PNS
Kesehatan, perlunya diklat berbasis kompetensi.
h. Kompetensi dan Professional
Kompetensi dan Profesional adalah dua kata yang saling berkaitan dan melengkapi.
Didalam Profesional ada unsur kompetensi, karena tampilan kerja yang profesinal karena
sesuai dengan standar kompetensi Untuk melihat keterkaitannya satu sama lain, bisa kita
telaah satu persatu tentang pengertian kompetensi dan professional
-
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
9/15
Kompetensi mutlak harus dimiliki oleh aparatur kesehatan, karena merupakan standar
keahlian seseorang dalam bekerja. Professional akan dimiliki apabila memiliki
kompetensi, sesuai dengan Undang-undang nomor: 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok
kepegawaian ditegaskan bahwa pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam suatu
jabatan berdasarkan prinsip professional sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja dan
jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa
membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama atau golongan.
Kompetensi merupakan elemen kunci dalam pengelolaan SDM di dunia kerja.
Kompetensi, adalah Kemampuan untuk melaksanakan (secara professional) suatu kegiatan
dalam kategori/fungsi praktek keprofesian sesuai dengan baku-bakuan yang diisyaratkan
dalam dunia kerja nyata. Dalam pengertian yang lain, kompetensi adalah bagian
kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat
diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan (Spenser & spencer, 1993, mitrani
et all, 1995). Secara general kompetensi dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara
keterampilan (soft skill), atribut pribadi atau sikap dan pengetahuan (knowledge) yang
tercermin dalam tampilan kinerja seseorang, dapat diukur, diamati dan dievaluasi.
Mengapa kompetensi perlu. Tentunya hal ini didasari oleh:
UU NO 23, TH 1992, Tentang Kesehatan
UU N0 8, TH 1999, Tentang Perlindungan Konsumen UU NO 20, TH 2003, SPN (SISDIKNAS)
PP NO. 19 TH 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan
Selain adanya Undang-undang yang mengatur tentang kompetensi, tuntutan lain
tentang kompetensi adalah tuntutan persaigan yang ketat di dunia kerja, adanya pasar
bebas, merespon perkembangan IPTEK, merespon perubahan social dan budaya di
masyarakat.
Kompetensi dibedakan dalam 2(dua) tipe :
Pertama adalah berkaitan dengansoft competency adalah kemampuan untuk mengelola
proses pekerjaan, hubungan antar manusia serta membangun interaksi dengan orang lain,
contoh : Leadership, komunikasi, hubungan interpersonal. Kedua, kompetensi berkaitan
dengan kemampuan fungsional atau teknis pekerjaan, contoh: pekerjaan dokter
mendiagnosa penyakit, kegiatan keperawatan, kemampuan tenaga radiologist dalam
mengoperasikan Rontgen, dll.
Kompetensi dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti ; pelatihan, pengembangan karir,
imbalan berdasarkan kompetensi, pengukuran kinerja dan evaluasi.
Hubungan kompetensi dengan professional? Karena kompetensi mengukur standar
kinerja seseorang dan menunjukkan tampilan kompetennya seseorang bekerja, secara
otomatis dengan adanya kompetensi, maka akan meningkatkan profesionalisme kinerja
-
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
10/15
seseorang. Tentunya hal ini sesuai dengan pengertian dari profesional. Namun sebelum
membahas pengertian profesional, dimulai dariprofesi itu sendiri adalah pekerjaan yang
mensyaratkan latihan dan pendidikan tinggi kepada penyandangnya. Dalam kamus bahasa
Indonesia, bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan dan keahlian sesuai bidangnya.
Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian dan keterampilan dari pelakunya. Profesionalisme sendiri adalah tampilan
tindakan dan kelakuan yang dihargai sebagai standar yang tinggi dari dan oleh suatu
profesi.
Melihat pengertian di atas setiap orang harus bekerja secara profesional dan untuk
profesional seseorang mutlak memiliki kompetensi. Bagaimana kaitannya profesional
dengan pendidikan dan latihan. Tentunya pendidikan dan pelatihan mutlak diperlukan
dalam rangka meningkatkan profesionalime dalam bekerja.
i. Pendidikan dan pelatihan
Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan, terutama di bidang
kesehatan, pelayanan terhadap publik sangat ditentukan oleh SDM yang bekerja
didalamnya. Untuk dapat meningkatkan pelayanan, tentunya diperlukan suatu
pengembangan bagi SDM nya. Pengembangan SDM merupakan sebagai upaya
manajemen yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan
kompetensi pekerja dan unjuk kerja organisasi melalui program pelatihan, pendidikan dan
pengembangan.
Pelatihan (training) meliputi aktivitas-aktivitas yang berfungsi meningkatkan unjuk
kerja seseorang dalam pekerjaan yang sedang dijalani atau yang terkait dengan
pekerjaannya ini.
Pendidikan (education) mencakup kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan untuk
meningkatkan kompetensi menyeluruh seseorang dalam arah tertentu dan berada di luar
lingkup pekerjaan yang ditanganinya saat ini.
Pengembangan (development) meliputi pemberian kesempatan belajar yang bertujuan
untuk mengembangkan individu.
Kompetensi dan Profesionalime merupakan dua kata yang saling berkaitan. Menjawab
tuntutan Globalisasi kompetensi mutlak harus dimiliki oleh individu yang berada dalam
suatu organisasi bekerja. Kompetensi merupakan gabungan dari keterampilan, sikap dan
pengetahuan. Tentunya kompetensi harus terus menerus ditingkatkan karena Ilmu
pengetahuan setiap saat selalu berkembang. Dengan terus meningkatkan kompetensi,
secara otomatis menghasilkan tampilan kerja yang profesional
Sebagai PNS Kesehatan, merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Tentunya mereka perlu mendapatkan perhatian, karena pelayanan yang baik
sangat ditunjang oleh tenaga yang kompeten dan handal, sehingga bisa memberikan
-
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
11/15
pelayanan yang profesional kepada masyarakat. Untuk menghasilkan tenaga yang handal
dan kompeten harus disertai dengan pengembangan bagi PNS kesehatan, yaitu diberikan
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang harus dimiliki
oleh SDM tersebut.
Setiap PNS kesehatan mempunyai hak dan kesempatan yang sama didalam
pengembangan dirinya. Lembaga-lembaga diklat yang berada dibawah naungan Kemkes,
perlu mengembangkan diklat-diklat teknis yang dibutuhkan oleh tenaga-tenaga teknis
yang berhubungan langsung dengan keahlian dan keterampilannya. Tidak hanya berfokus
pada diklat jabatan fungsional dan yang berorientasi kepada program. Dan yang paling
utama, individu yang dikirim pelatihan memang individu yang sesuai dengan latar
belakang keahlian yang dilaksanakan, bukan karena unsur kedekatan dengan pimpinan,
bahkan terkadang yang sudah menduduki jabatan struktural mengikuti pelatihan teknis
yang pada dasarnya pelatihan tersebut lebih tapat untuk staffnya yang langsung berada
dalam bidang tersebut. Sudah saatnya dibuat diklat berbasis kompetensi
Setiap profesi harus bisa menyesuaikan diri dengan permintaan masyarakat dan dalam
pelayanan harus secara jujur memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan kata lain
setiap orang harus profesionalitas dalam melakukan pekerjaan. Dan kesadaran diri harus
ada dalam diri setiap Aparatur Kesehatan. Sesuatu yang bukan bidangnya atau
kompetensinya sebaiknya ditinggalkan, berikan kepada yang memang mebutuhkannya.
Semoga tulisan ini bisa menjadi renungan untuk semua pihak.
j. Kiat-kiat Profesional Dalam Bekerja
Setiap orang tentu mendambakan profesionalitas dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya.
Betapa tidak, ketika kita mampu menomersatukan profesionalitas kerja maka secara tidak
langsung kita sedang menaikkan jumlah income yang akan kita dapatkan.
Bekerja secara profesional tidak cukup didefinisikan hanya dengan bersikap baik ketika
bekerja, namun lebih daripada itu. Bekerja profesional juga bisa berarti 100% fokus pada apa
yang kita sedang kerjakan saat ini. Bahkan boleh jadi bekerja profesional adalah kemampuan
memanage waktu sedemikian rupa hingga semua pekerjaan terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu atau efektif.
Lalu bagaimana kiat-kiat bekerja secara profesional. Berikut hasil sharing saya dengan salah
satu dosen senior (Dosen Manajemen Produksi dan Operasi Kapal) di kampus.
1. Make list to do.
Buatlah list / daftar seluruh pekerjaan Anda. Kalau perlu sampai ke bagian sub pekerjaan
yang kecil. Jika Anda adalah seorang pelajar atau mahasiswa, maka aktivitas belajar bisa
dimasukkan dalam jenis pekerjaan. Dengan membuat list pekerjaan, akan memberikan gambaran
secara umum apa saja yang harus Anda selesaikan. Saya pribadi biasa membuat list to do di awal
minggu, sehingga bisa dengan segera mengatur jadwal antar kegiatan.
http://ariefmaulana.com/kiat-kiat-profesional-dalam-bekerja/http://ariefmaulana.com/langkah-kecil-untuk-sukses/http://ariefmaulana.com/kiat-kiat-profesional-dalam-bekerja/http://ariefmaulana.com/langkah-kecil-untuk-sukses/ -
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
12/15
2. Menentukan skala prioritas.
Setelah Anda membuat listnya, maka Anda bisa membuat skala prioritas untuk masing-
masing sub pekerjaan. Mana yang paling penting dan mana yang tidak penting tapi juga harus
diselesaikan. Atau bisa juga dengan skala keterdesakannya. Maksudnya mana yang penting
mendesak ataupun penting tapi tidak mendesak.
3. Jadwalkan setiap sub pekerjaan ke dalam agenda Anda.
Kalau langkah kedua sudah Anda lakukan, maka penyusunan jadwal kegiatan di dalam
agenda akan sangat mudah. Anda bisa menggeser sub pekerjaan penting tidak mendesak dan
mendahulukan pekerjaan yang sifatnya penting dan mendesak (deadline mepet).
Dalam menjadwalkan sub pekerjaan Anda, jangan lupa juga sediakan waktu untuk
beristirahat yang cukup. Bekerja dengan kondisi terlalu lelah dan dipaksakan juga tidak bagus
dan tidak akan maksimal hasilnya. Lebih baik 1-2 jam kerja dalam kondisi fit daripada 4-5 jam
kerja tapi kondisi kurang fit.
4. Lakukan dengan disiplin agenda kerja Anda.
Agenda / jadwal kerja dibuat bukan untuk dilanggar. Ini bertujuan untuk memanage waktu
Anda yang terbatas serta mengoptimalkan kinerja sehingga hasilnya efektif dan efisien. Maka
dari itu, disiplin mutlak diperlukan disini. Jangan mudah tergoda pada kegiatan non produktif
sebelum target kerja Anda selesai. Ingat saja slogan, berusah-susah dulu bersenang-senang
kemudian.
5. Be 100% Focus.
Saya bukan sedang mengiklankan Mizone, tapi slogan 100% nya bisa kita ambil. Ketika
jadwal sudah dibuat dan Anda sudah mencoba untuk mendisiplinkan diri, jangan lupa untuk
fokus 100% pada apa yang sedang Anda kerjakan saat itu. Lupakan sub pekerjaan yang lain saat
Anda sedang mengerjakan satu sub pekerjaan.
Inilah sebenarnya inti dari profesionalitas kerja. Dimana di setiap sub pekerjaan yang Anda
lakukan, bisa fokus 100% dan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. Dan ngomong-
ngomong inilah kunci rahasia dari orang-orang sukses yang kalau kita lihat jumlah pekerjaannya
banyak (sibuk) tapi mereka selalu mampu menyelesaikan semuanya itu dengan baik.
6. Work hardly? Take a rest for a minute!
Jika Anda terpaksa dihadapkan pada satu situasi kerja yang membutuhkan waktu
yang panjang (3-8 jam nonstop), maka cobalah meluangkan waktu 10-15 menit setiap
jamnya untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran Anda. Silahkan ambil minum air putih
atau sekedar jalan-jalan berkeliling sejenak untuk merefresh diri Anda. Kemudian,
lanjutkan pekerjaan Anda.
Coba perhatikan dan amati, sesungguhnya Allah sudah sangat sempurnamengatur waktu Shalat Dhuhur tepat pada tengah hari dan memotong waktu
kerja kita. Tujuannya satu, mengistirahatkan seluruh tubuh dan pikiran kita
yang sudah bekerja sejak pagi. Setelah shalat, insya Allah tubuh dan pikiran
menjadi lebih fresh dan Anda bisa bekerja dengan lebih optimal. Dengan
-
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
13/15
catatan Anda shalatnya bener dan ngga keburu-buru. Kalau bisa sih khusyuk.
Jadi sesibuk apapun Anda, jangan pernah tinggalkan shalat. Ini saya baca di
buku Kandungan Rahasia Gerakan Shalat.
7. Make reward and punishment system.
Agar Anda lebih semangat dalam bekerja dan mencapai goal Anda, buatlah
satu sistem penghargaan dan hukuman untuk diri Anda. Misalnya, saya biasa
membuat satu reward kecil setiap bulannya yaitu bila hasil penjualan dari
reseller / affiliate program menembus 300ribu, maka ada jatah untuk keluar
nonton dan makan-makan bareng adik-adik. Seneng dapet, pahala pun dapet
karena menyenangkan saudara.
Atau bisa juga dengan sistem hukuman. Misalnya kalau saya tidak
menyelesaikan tugas kuliah atau jadwal tugas merancang kapal hari ini, maka
tidak ada jatah untuk berinternet alias online. Atau apalah yang bisa membuat
Anda senang saat berhasil dan membuat Anda tersiksa saat goal kerja tidak
berhasil Anda tembus.
Saya kira itu 7 kiat agar kita bisa profesional dalam bekerja. Ketujuh hal di
atas sudah saya coba lakukan dan masih saya lakukan hingga saat ini. Anda
bisa mencobanya atau bahkan Anda punya kiat-kiat yang lain dalam menjaga
profesionalitas kerja, silahkan disharingkan lewat comment.
k. Profesional Dalam Bekerja.
Mayapala.com - Penggalian Potensi Mahasiswa atau yang lebih dikenal
dengan sebuatan PPM di kampus STMIK AMIKOM Yogyakarta telah berlalu.
Kegiatan yang berlangsung sejak tanggal 27 sampai dengan 29 september
2011, kegiatan ini diikuti oleh 2.468 Mahasiswa Baru STMIK AMIKOM
Yogyakarta tahun angkatan 2011/2012. Pada PPM 2011 kali ini, ada sedikit
perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun inipelaksanaan kegiatan dilakukan dengan membagi peserta berdasarkan
jurusan. Pada hari selasa (27/09) kegiatan PPM untuk jurusan D3 Teknik
Informatika dan S1 Teknik Informatika dan hari rabu (28/09) kegiatan PPM
untuk jurusan D3 Manajemen Informatika dan S1 Sistem Informasi. Sedangkan
pada hari kamis (29/09) penutupan PPM 2011 yang diikuti oleh semua jurusan.
Pada tahun ini sekali lagi MAYAPALA diberikan tangungg jawab untuk
menjadi koordinator keamanan PPM 2011. Kali ini MAYAPALA menunjuk
saudara Irfan Indra Wibowo (219/MYP/AMK/XVI/09) sebagai koordiantor
Keamanan PPM 2011. Dengan mengemban tanggung jawab penuh, dia
berusaha semaksimal mungkin untuk menyukseskan kegiatan PPM 2011
dengan dukungan dari seluruh anggota aktif demi menjaga nama baik
MAYAPALA. Anggota panitia keamanan sendiri selain dari beberapa anggota
http://www.mayapala.com/news/64-ppm-2011-profesional-dalam-bekerja.htmlhttp://www.mayapala.com/news/64-ppm-2011-profesional-dalam-bekerja.html -
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
14/15
aktif MAYAPALA juga di dukunng oleh mahasiswa/i yang mendaftarkan diri
dalam kepanitiaan PPM 2011.
Sebagai koordinator Keamanan PPM 2011 diharapkan untuk dapat
bertindak tegas dan memiliki mental yang kuat dalam menghadapi 2.468
Mahasiswa Baru, oleh karena itu diperlukan sebuah sikap yang profesional
dalam menjalankan tanggung jawab yang telah diberikan. Karena sikap tegas
yang ditunjukkan oleh panitia keamanan umumnya dan koordinator secara
khusus, kemudian menimbulkan prasangka beberapa Mahasiswa Baru yang
menganggap koordinator keamanan sebagai kakak yang jahat.
Dampak dari tanggung jawab yang diemban ini, sedikit besar berpengaruh
terhadap pencitraan MAYAPALA dihadapan Mahasiswa Baru STMIK AMIKOM
Yogyakarta. Hal ini terlihat ketika MAYAPALA tampil di depan pangungg
sebagai salah satu UKM yang bernaung di STMIK AMIKOM Yogyakarta, yang
kemudian membuat suasana di area venue menjadi riuh karena ketidak
sukaan para Mahasiswa Baru. Pun ketika saudara Irfan berada di panggung
bersama kepanitiaan PPM 2011, banyak Mahasiswa Baru yang memberi
sorakan kepadanya.
Akan tetapi hal tersebut tidak perlu di jadikan penghalang bagi MAYAPALA,
melainkan patutlah MAYAPALA berbesar hati dan berbangga diri, karenasaudara Irfan telah menunjukkan profesionalisme dalam menjalakan tugas dan
tanggung jawab yang telah di percayakan kepadanya ( toh tidak sedikit pula
Mahasiswa Baru yang kemudian mengidolakan saudara Irfan). Karena
bagaimana mungkin kegiatan PPM dapat berjalan dengan lancar apabila tidak
ditunjang dengan sikap profesinal dalam menjalankan pekerjaan sebagai
keamanan PPM 2011.
l. Profesionalisme Seorang Sarjana dalam Bekerja
Secara keilmuan, seorang sarjana adalah seseorang yang sudah siap terjun ke dunia
kerja. Sarjana dalam bidang apapun telah dinyatakan lulus menempuh pendidikan di
perguruan tinggi telah dipercaya dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan
profesional. Sehingga wajar apabila ada tuntutan yang tinggi kepada para sarjana. Para
sarjana yang tidak dapat menunjukkan kinerja yang baik akan kesulitan dalam menghadapi
persaingan di dunia kerja.
Terminologi profesionalisme melingkupi dua aspek yaitu memiliki standar kompetensi
tinggi dan tanggung jawab moral dalam bekerja. Kedua aspek itu tidak bisa dipisahkan
satu dengan yang lain. Seseorang yang memiliki standar kompetensi yang tinggi namun
dia tidak memiliki tanggung jawab moral dalam menjalankan pekerjaannya maka orang
tersebut tidak bisa dikatakan profesional dan begitu sebaliknya.
-
8/2/2019 Menerapkan Prinsip Profesional Bekerja
15/15
Seorang pakar ilmu manajemen mengatakan bahwa seorang profesional bekerja seperti
halnya seorang penari menari. Seluruh standar operating procedure (SOP) dijalankan
seperti halnya musik yang mengiringi lirik-lirik pekerjaan. Sehingga pekerjaan dapat
dinikmati dan menjadi terasa menyenangkan. Hal ini juga dirasakan oleh orang lain yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut sehingga suasana kerja pun menjadi kondusif dan
harmonis.
Seseorang yang sudah bekerja dengan profesional pun tidak begitu saja dapat sukses
dalam menjalankan pekerjaannya. Profesionalisme seseorang dalam bekerja akan
berhadapan dengan sistem yang melingkupinya. Seseorang yang profesional dalam
bekerja akan menghasilkan hasil yang buruk apabila diletakkan dalam sistem yang buruk.
Sistem yang baik akan mengakselerasi pencapaian visi dan misi dalam pekerjaan, dan
sebaliknya, sistem yang buruk akan menghambat kemajuan. Oleh karena itu penting bagi
mereka yang baru memasuki dunia kerja untuk memulai langkah pertama dengan
membangun sistem yang baik di tempat kerja masing-masing sebelum membuat keputusan
dan membuat langkah-langkah lebih lanjut.
Pasien adalah Bos
Satu hal yang membedakan profesi dokter dengan profesi lain dalam bekerja adalah
prinsip altruis. Prinsip ini juga berlaku di semua sistem penunjang dalam praktik
kedokteran seperti administrasi kesehatan, penyedia alat kesehatan, keperawatan,
kebidanan, dan farmasi. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara selalu menganggap
pasien sebagai bos. Baik buruknya dan memuaskan atau tidaknya kinerja seorang tenaga
kesehatan dan sistem kesehatan secara umum ditentukan oleh penilaian pasiennya.
Bagi seorang sarjana kedokteran, fokus utama profesionalisme adalah tidak melakukan
tindakan medis berdasarkan atas pertimbangan finansial. Seorang dokter seyogyanya
melakukan sebuah tindakan medis murni berdasarkan dasar ilmiah dan tanggung jawab
moral terhadap pasien. Prinsip profesionalisme ini apabila diterapkan akan membawa
dampak yang baik dalam lingkungan pekerjaan, baik untuk pasien, teman sejawat maupun
pihak lintas bidang karena sebuah sikap profesional dapat menciptakan iklim kerja yang
dinamis dan berfokus pada pencapaian visi dan misi bersama. Semoga kita semua menjadi
pribadi-pribadi yang profesional, yang memiliki standar kompetensi yang tinggi (high
standar of competence) dan tanggung jawab moral (moral responsibility) dalam
menjalankan praktik kedokteran di masyarakat. [prz]