menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesia
TRANSCRIPT
Awal Menelusuri Peradaban Awal Di Kepulauan Indonesia
Menelusuri Peradaban Awal Di Kepulauan IndonesiaBy : Agung Wantoro, S.Pd.
BerandaKI / KD Indikator Materi Referensi Post TestMenelusuri Peradaban Awal Di Kepulauan Indonesia
BerandaKI / KD Indikator Materi Referensi Post TestMenelusuri Peradaban Awal Di Kepulauan Indonesia
Perkembangan Bumi dan Munculnya Makhluk HidupTerbentuknya Kepulauan IndonesiaCorak Kehidupan dan Hasil Kebudayaan Masa Pra AksaraHasil Kebudayaan Pada Masa Pra Aksara Tingkat Lanjut
Kompetensi Inti
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyaMenghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
1.1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari2.3. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara3.3. Menganalisis asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid)3.4. Menganalisis berdasarkan tipologi hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat.4.2. Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan. 4.3. Menyajikan kesimpulan-kesimpulan dari informasi mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid) dalam bentuk tulisan.4.4. Menalar informasi mengenai hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat dan menyajikannya dalam bentuk tertulis.
IndikatorMemahami perkembangan bumi dan munculnya makhluk hidupMemahami terbentuknya kepulauan IndonesiaMemahami corak kehidupan dan hasil budaya pada masa praaksaraMemahami hasil-hasil budaya Nusantara pada masa pra aksara tingkat lanjut
Proses Pembentukan Bumi
Time LineTerbentuknya Bumi
MasaArkaekum
MasaPaleozoikum
Masa Mesoziolum
MasaNeozoikum
Time LineTerbentuknya Bumi
MasaArkaekumMasaPaleozoikumMasa Mesoziolum
MasaNeozoikum
Masa ArkaekumMasa ini diperkirakan terjadi 2,5 milyar tahun yang lalu.Ciri Ciri :Keadaan bumi masih labilGumpalan bola gasPembentukan kulit bumiBelum ada mahkluk hidup
Time LineTerbentuknya Bumi
Masa PaleozoikumMasa ini berlangsung sekitar 500 245 juta tahun yang lalu.Ciri Ciri :Keadaan bumi mulai stabilTempratur bumi mulai mendinginAda tanda-tanda kehidupan berupa makhluk bersel satuZaman primer
MasaArkaekumMasaPaleozoikumMasa Mesoziolum
MasaNeozoikum
Time LineTerbentuknya Bumi
Masa MesozoikumMasa ini berlangsung sekitar 245 65 juta tahun yang lalu.Ciri Ciri :Keadaan bumi semakin stabilMuncul hewan bertubuh besarZaman ReptilZaman sekunder
MasaArkaekumMasaPaleozoikumMasa Mesoziolum
MasaNeozoikum
Time LineTerbentuknya Bumi
Masa NeozoikumHewan berukuran besar mulai jauh berkurang.Zaman TersierZaman ini berlangsung 60 juta tahun yang lalu dan mulai muncul jenis primataZaman KuarterPleistosen/Diluvium manusia purba mulai munculHolosen/Aluvium manusia purba sempurna
MasaArkaekumMasaPaleozoikumMasa Mesoziokum
MasaNeozoikum
Evolusi Manusia
Perkembangan Makhluk Hidup
Charels Darwin
Manusia sekarang adalah bentuk sempurna dari sisa-sisa kehidupan purbakala yang berkembang dari jenis primata. Dengan demikian manusia berasal dari kera
Kontroversi Teori DarwinTeori Darwin tidak sesuai dengan pandangan kitab suci agama samawiDari sisi keilmuan Teori Darwin dianggap tidak menjelaskan adanya mata ranti yang hilang ( missing link )Para penentang Teori Darwin mendukung Teori Kreasionisme
Catting(Catatan Penting)Teori Darwin telah banyak menimbulkan kontroversi, terutama bertentangan dengan kitab suci Agama samawi. Oleh sebab itu Teori Darwin harus disikapi secara ilmiah, karena temuannya berdasarkan bukti empirik. Sedangkan agama berada pada tingkat eksistensial dan transendental ( soal rasa dan soal hati ). Maka jangan dicampur adukan antara pemahaman keilmuan dengan agama.
Terbentuknya Kepulauan Indonesia
LetusanGunung Api
PembentukanBenua
Tenaga Endogen
Tenaga Eksogen
Perubahan Iklim
Pembentukan Benua
Tenaga EndogenPergerakan lempeng tektonik memberikan pengaruh paling besar terhadap terbentuknya kepulauan Indonesia. Terdapat 3 lempeng yang mengelilingi kepulauan Indonesia, yaitu :Lempeng Indo-AustraliaLempeng EurasiaLempeng Pasifik
Lempeng AsiaLempeng AustraliaLempeng Pasifik
Tenaga EksogenSifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Secara umum tenaga eksogen berasal dari :Atmosfer suhu dan anginAir aliran air, hujan, gelombang laut, dan gletserOrganisme jasad renik, tumbuhan, hewan dan manusia
Perubahan IklimAkibat Perubahan Iklim terbentuk paparan Sunda dan paparan Sahul. Bukti kajian dibuktikan oleh A. R. Wallace yang menyelidiki persebaran Fauna di Kepulauan Indonesia.
Letusan Gunung ApiKeadaan alam yang belum stabil tampak dari adanya letusan gunung api.
Corak Kehidupan dan Hasil Budaya Manusia Pada Masa Pra Aksara
Suatu hari terjadi percakapan antara 2 tokoh sejarah.....
Albert Einstein
Ki Hajar DewantaraOm Hajar, Apa yang dimaksud dengan budaya sih ???Budaya adalah semua hasil cipta, karya, dan karsa manusia. Gitu aja g tau!!!Trus kita bisa tau itu budaya dari mana om ???Dari Unsur Unsurnya lah....Kata om Clyde Klukchohn, budaya punya 7 unsur, yaitu : Mata pencaharianPeralatanTeknologiKemasyarakatanKepercayaanKesenian dan Bahasa...Ohhh begitu om..Okehh Tangkiu Pery Muat ya om.....Ho oh.....Sami Sami ...
Masa Berburu danMengumpulkan ManakanTingkat Sederhana
Masa Berburu danMengumpulkan ManakanTingkat Lanjut
MasaBercocok Taman
MasaPerundagianTime LineKehidupan dan Hasil Budaya Masa Praaksara
Paleolitikum
Mesolitikum
Neolitikum
Megalitikum
Zaman Paleolitikum(Zaman Batu Tua)
Zaman batu tua ini berlangsung selama Kala Plestosen. Berlangsung kurang lebih 600.000 tahun. Perkembangan kebudayaan pada zaman ini sangat lambat, sebab :Keadaan alam masih sangat liar dan labil (Pada zaman ini zaman glasial dan interglasial masih datang silih berganti).Manusia pendukungnya masih manusia Purba.
MeganthropusPithecantropusHomo MeganthropusPithecantropusHomo Manusia Pendukung
Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua)Sosial-EkonomiHasil BudayaNomadenBerkelompokBerburu dan Meramu (Food Gathering)Peralatan Masih KasarKapak PerimbasAlat serpih (flakes)Alat Tulang
Asal Usul Manusia Purba
Bangsa Melayu dan Jawa memiliki tingkat peradaban tinggiBanyak fosil dan ArtefakBahasa yang berkembang di NusantaraTeori Nusantara
Menjadi dasar bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari YunanMulai menetap di Nusantara sekitar 1500 SM dan 300 SMTeori YunanTurunnya suhu bumiBanyak keraguan terhadap teori iniTeori Afrika
Lapisan berdasarkan temuan fosil manusia purbaPleistosenPleistosen Atas(Lapisan Ngadong)Pleistosen Tengah(Lapisan Trinil)Pleistosen Bawah(Lapisan Jetis)Homo WajakenisHomo SoloensisPithecanthropus ErectusMeganthropus Paleojavanicus
Ciri Fisik Manusia Purba di Nusantara
Meganthropus
Pithecanthropus
Homo
Ciri Fisik Manusia Purba di Nusantara
Meganthropus Paleojavanicus disebut juga manusia raksasa dari Jawa.Penemu : G.H.R. von Koenigswald (1936 1941) di Sangiran, Jawa Tengah.Ciri Ciri Meganthropus :Memiliki tulang pipi yang tebalMemiliki otot kunyah yang kuatMemiliki tonjolan kening yang mencolokMemiliki tonjolan belakang yang tajamTidak memiliki daguMemiliki perawakan yang tegapMemakan jenis tumbuhan
Meganthropus
Pithecanthropus
Homo
Ciri Fisik Manusia Purba di Nusantara
Pithecanthropus Erectus adalah manusia kera yang berjalan tegak.Penemu : Eugine Dubois (1891) di desa Trinil, Kab. Ngawi Jatim.Ciri Ciri Pithecanthropus :Tinggi badan sekitar 165 180 cmVolume otak berkisar antara 750 1350 ccBentuk tubuh & anggota badan tegap, tetapi tidak setegap meganthropusAlat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuatBentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuatBentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisiBentuk hidung tebalBagian belakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkondeMuka menonjol ke depan, dahi miring ke belakang
Meganthropus
Pithecanthropus
Homo
Ciri Fisik Manusia Purba di Nusantara
Fosil Homo soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald pada tahun 19311933 dari lapisan Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu. Volume otaknya mencapai 1300 cc.Ciri Ciri Homo :Volume otaknya antara 1000 1200 ccTinggi badan antara 130 210 cmOtot tengkuk mengalami penyusutanMuka tidak menonjol ke depanBerdiri tegak dan berjalan lebih sempurna
Meganthropus
Pithecanthropus
Homo
Pengaruh migrasi hewan buruanAdanya perubahan iklim ekstremBencana alamAncaman dari sesama hewanGangguan manusiaTumbuhan lebih banyak hidup di daerah tropis
Hasil Kebudayaan...Alat-alat batu yang digunakan pada zaman batu tua masih sangat kasar, sebab teknik pembuatannya masih sangat sederhana. Berdasarkan nama tempat penemuannya, hasil-hasil kebudayaan zaman batu tua di Indonesia dibagi menjadi 2, yaitu : Kebudayaan PacitanKebudayaan Ngandong
Hasil Kebudayaan Zaman Paleolitikum
Kapak PerimbasAlat Serpih (Flakes)Alat Tulang
ReferensiHapsari, Ratna dan Adil. M, Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X Kelompak Wajib, Jakarta : Erlangga, 2014______,Sejarah Indonesia, Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 20131.2.
Evaluasi