mendorong pertumbuhan profesorhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/warta-des... · 2020....
TRANSCRIPT
w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d
EDISI 242 . DESEMBER 2019IS
SN 0
215
-29
16
MENDORONGPERTUMBUHAN
PROFESOR
EDISI 242 . DESEMBER 2019EDISI 230 . DESEMBER 2018
IFTITAH2 XXX 3
UNIVERSITAS Syiah Kuala (Unsyiah) lagi-lagi menarik perhatian publik dengan banyaknya kegiatan pengukuhan guru besar di tahun 2019 ini. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan. Unsyiah tengah berupaya mendorong pertumbuhan guru besar atau profesor agar mencapai target yang telah ditetapkan. Alasan lain juga dikarenakan beberapa dari profesor akan memasuki masa purnabakti.
Kenaikan gra�k pertumbuhan ini memang sangat signi�kan. Namun, mereka yang dikukuhkan tentunya telah melewati proses penilaian yang sangat ketat. Tim penilai pastinya telah mengikuti Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit Kenaikan Jabatan Akademik/Pangkat Dosen yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Beratnya proses penilaian tak mematahkan keinginan para dosen dengan masa bakti dan publikasi yang tinggi untuk mengikuti proses seleksi. Saat ini, jumlah profesor di Unsyiah telah mencapai pada
angka 73 orang dari semua fakultas. Walaupun belum memadai,tetapi jumlah tersebut telah mendekati 10 persen dari jumlah dosen Unsyiah secara keseluruhan.
Optimisme Unsyiah untuk terus menambah jumlah profesor di tahun mendatang sangat tinggi. Hal ini disertai semangat Rektor untuk terus mendorong laju pertumbuhan profesor di Unsyiah. Profesor merupakan salah satu indikator penguat akan kualitas sebuah perguruan tinggi. Melalui profesor lahirlah pakar-pakar profesional berdasarkan keilmuan yang luas.
Para profesionalime di bidang akademik ini diharapkan mampu memberikan kontribusi tersendiri bagi perguruan tinggi dan masyarakat. Kepakaran yang dimiliki para professor merupakan legacy bagi masa depan anak-anak bangsa. Dan ini merupakan tanggung jawab besar bagi mereka untuk mentransformasikan ilmunya dalam wujud publikasi dan penelitian. (Redaksi)
Optimis MenambahJumlah ProfesorChairil Munawir MT, S.E. M.M.Kepala Humas Unsyiah
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
IZIN TERBIT
DITERBITKAN OLEH
PERINTIS
PEMBINA
PENASIHAT BIDANG REDAKSI
PENASIHAT BIDANG
ADMINISTRASI & PENGEMBANGAN
KETUA PENGARAH
PEMIMPIN REDAKSI
WAKIL PEMIMPIN REDAKSI
REDAKTUR PELAKSANA
SEKRETARIS REDAKSI
EDITOR
PEWARTA
FOTOGRAFER
LAYOUTER
ADMINISTRASI & KEUANGAN
LOGISTIK
SIRKULASI
WEB MASTER
STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987
Humas Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Prof. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.);
T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)
Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah
Kuala)
Prof. Dr. Ir. Marwan (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur
BC. (Wakil Rektor III); Dr. Hizir (Wakil Rektor IV)
Dr. Ir. Agussabti, M.Si (Wakil Rektor II)
Abdul Rochim, S.Sos. M.Pd
Chairil Munawir MT, S.E. M.M.
Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.
Rika Marlia, S.E. M.M.
Uswatun Nisa S.I.Kom. M.A.
Ferhat, S.E. M.M.
Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. | Cut Dini Syahrani, S.Si. |
Muksalmina, S.Sos.I.
Syahri Afrizal, S.I.Kom.
Sayed Jamaluddin
Nadia Ulfa, A.Md.
Munawar, S.H.
Ispandiar
Muhammad Iqbal, S.I.Kom.
WARTA UNSYIAHEdisi 242 Desember 2019
ISSN 0215-2916Tebal Isi 48 Halaman
DITERBITKAN OLEHHumas UniversitasSyiah Kuala
TWITTER@univ_syiahkuala
YOUTUBEUnsyiah TV
WEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.id
INSTAGRAM@univ_syiahkuala
Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email: [email protected] (600-700 kata)
REDAKSI
DAFTAR ISI
IFTITAH 3Optimis Menambah Jumlah Profesor
EDUKASI 6-7Meniti Jabatan Profesor
MAHASISWA 8-9UKM Leuser; Peduli Krueng Aceh Menuai Apresiasi
FOKUS 10-15Mendorong Pertumbuhan Profesor
Kepakaran untuk Solusi Persoalan Bangsa
PAKAR 16Guru Matematika Profesional di Era Digital
PENGABDIAN 18-19CIMSA FK Unsyiah; Bakti Sosial dari Anggota Baru
KREATIF 20-21Perempuan yang Menjual Mimpinya untuk Tuhan
PROFIL 22-23Profesor Rayap Kelas Dunia
SEHAT 28-29Khasiat VCO bagi Penderita Diabetes
PERSPEKTIF 30-31Benarkah Tempe Produk GMO?
RISET 32-34Menguak Sejarah Rekam Jejak Tsunami Aceh di Guha Ek Luntie
FAKULTAS 36-37Kerja Sama untuk Profesi Apoteker
ENGLISH 38-39Cheating Habits Among Students
MUTU 42-43Survei sebagai Sarana Peningkatan Mutu Unsyiah
RELIGIA 40-41Jadi Pemuda Istikamah di Era Digital
KABAR 46Unsyiah Kembali Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik 2019
Unsyiah Kembali Kukuhkan Empat Profesor
32
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
EDUKASI 76 EDUKASI
nilai kum 400-500-700, sampai akhirnya
menjadi profesor setelah mencapai nilai
kum 850-1050.
Proses seorang dosen untuk menjadi
profesor bukanlah hal yang instan.
Seperti yang telah ditetapkan pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PERMENPAN RB) No.17/2013
jo No.46/2013 pada pasal 26 ayat 3,
kenaikan jabatan akademik dosen
untuk menjadi profesor harus memiliki
ijazah Dokter (S3) atau yang sederajat;
paling singkat 3 (tiga) tahun setelah
memperoleh ijazah doktor (S3); karya
ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal
internasional bereputasi, dan memiliki
pengalaman kerja sebagai dosen paling
singkat 10 (sepuluh) tahun.
Jurnal yang memenuhi kriteria jurnal
internasional dengan kriteria tambahan
terindeks oleh database internasional
bereputasi seperti Web of Science,
Scopus, atau Microsoft Academic Search)
dan mempunyai faktor dampak (impact
factor) dari ISI Web of Science (Thomson
Reuters) atau Scimago Journal Rank (SJR).
Jurnal ini mempunyai urutan tertinggi
dalam penilaian karya ilmiah dengan
nilai maksimal 40. Dosen yang sedang
mengusulkan kenaikkan jabatan menjadi
profesor harus menjadi penulis pertama
di karya ilmiah yang dimasukkan dalam
penilaian.
Salah seorang profesor dalam bidang
Kimia Fisika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam di
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah),
yang akan dikukuhkan pada awal
tahun mendatang, Prof. Rahmi, M.Si,
menjelaskan pengusulan kenaikan
jabatan fungsional profesor berawal dari
pengusulan berkas ke tim Panitia Penilai
Angka Kredit (PPAK) Jabatan Fungsional
Fakultas. Setelah disetujui, akan diajukan
ke Tim PPAK Jabatan Fungsional Unsyiah
yang diketuai Prof. Dr. Mustanir, M.Sc.
Ketentuan Penilaian Angka Kredit
Kenaikan Jabatan Akademik tersebut
telah diberikan Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam
bentuk pedoman operasional.
Prof. Dr. Mustanir, M. Sc memaparkan,
pedoman tersebut oleh PPAK
Jabatan Fungsional Universitas telah
disosialisasikan ke fakultas-fakultas
di lingkungan Unsyiah dan beberapa
universitas di Aceh. Hal tersebut
dilakukan agar para dosen benar-benar
memahami proses kenaikan pangkat
dan universitas dapat memiliki banyak
profesor dari berbagai bidang ilmu.
Di Indonesia, profesor bukanlah
gelar akademik, melainkan
jabatan fungsional. Hal
tersebut tertuang dalam
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen. Pada pasal
1 butir ketiga, disebutkan bahwa guru
besar atau profesor merupakan jabatan
fungsional tertinggi bagi dosen yang
masih mengajar di lingkungan satuan
pendidikan tinggi.
Di kalangan akademik pun masih banyak
yang beranggapan bahwa profesor
adalah gelar akademik di perguruan
tinggi. Perihal gelar ini sempat menyita
publik di akhir bulan Mei lalu karena
beberapa media memberitakan bahwa
Universitas Gadjah Mada (UGM)
mencabut gelar profesor Amien Rais.
UGM secara tegas menjelaskan terdapat
kesalahpahaman terkait pemberitaan
tersebut. UGM tidak mencabut jabatan
profesor Amien Rais dan tidak pula
dicabut dikarenakan sanksi atas suatu
tindakan. Hal tersebut dikarenakan
Amien Rais sudah pensiun sebagai dosen
di UGM. Artinya sejak pensiun, beliau
bukan lagi profesor di UGM.
Adapun gelar akademik tersebut
adalah sarjana, magister, dan
doktor. Sedangkan jabatan
fungsional akademik adalah asisten
cukup berat karena mereka harus
memberikan kontribusi lebih bagi
negara. Profesor juga memiliki kewajiban
melaksanakan tridarma perguruan tinggi,
seperti mengajar, meneliti, menulis
karya ilmiah, membimbing mahasiswa−
terutama mahasiswa doktoral−serta
melakukan pengabdian kepada
masyarakat.
Jabatan fungsional akademik bagi dosen
bermula sebagai tenaga pengajar.
Setelah angka kredit kumulatif mencapai
nilai kum 100-50, dosen tersebut dapat
naik pangkat menjadi asisten ahli.
Selanjutnya naik menjadi lektor setelah
mencapai nilai kum 200-300, lalu naik
menjadi lektor kepala setelah mencapai
MENITI JABATAN
PROFESORahli, lektor, lektor kepala, dan
profesor. Dosen sebagai sivitas
akademika memiliki tanggung jawab
untuk mentransformasikan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang
dikuasainya kepada mahasiswa. Hal
tersebut untuk mewujudkan suasana
belajar dan pembelajaran, sehingga
mahasiswa aktif mengembangkan
potensinya. Selain itu, dosen juga
disarankan melakukan pengabdian
kepada masyarakat sebagai upaya
pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pembelajaran.
Setelah dikukuhkan sebagai profesor,
bukan berarti seorang pendidik berhenti
menghasilkan karya. Beban profesor
Secara umum, laju pertumbuhan
profesor di Unsyiah cukup baik. Unsyiah
pun memiliki target minimum yang
memadai bagi perguruan tinggi, yaitu
10 persen dari total jumlah dosen secara
keseluruhan. Hingga tahun 2019, Unsyiah
telah mengukuhkan profesor sebanyak 73
orang. Di mana jumlah terbanyak berasal
dari Fakultas Teknik yaitu 19 orang, lalu
Fakultas Pertanian sebanyak 12 orang.
Peran dan dukungan profesor di
perguruan tinggi menjadikan institusi
tersebut sebagai institusi unggulan.
Beberapa profesor baru Unsyiah sedang
menunggu untuk dikukuhkan dalam
waktu dekat ini. Di sisi lain, beberapa
orang lainnya sedang mengusulkan berkas
usulan kenaikan jabatan profesor mereka.
Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal,
M.Eng berharap rentetan peristiwa seperti
ini dapat terus berlangsung dalam waktu
yang relatif lama. Ini bertujuan agar
kualitas Unsyiah sebagai kampus tertua di
Aceh semakin unggul. []
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
MAHASISWA 9
Isu selamatkan lingkungan adalah
isu yang harus dikampanyekan
tanpa henti agar kesadaran
masyarakat terus terbentuk.
Sebab menjaga lingkungan merupakan
kepentingan dan tanggung jawab
bersama yang menuntut komitmen
tinggi.
Kawasan sungai merupakan satu
kawasan yang sangat penting dijaga
dan dikontrol kebersihannya. Apalagi
sungai tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat, begitu
juga di Aceh. Selain sebagai
sumber irigasi dan transportasi,
sungai juga sumber kehidupan
bagi pemenuhan kebutuhan hidup
sehari hari. Pemikiran inilah yang
melatarbelakangi mahasiswa Unsyiah
yang tergabung dalam Unit Kegiatan
Mahasiswa Pecinta Alam Leuser
(UKM Leuser). Mereka tergerak untuk
melakukan kampanye hidup bersih
dan bebas sampah. Gerakan ini
dibungkus dalam kegiatan Aksi Peduli
Konsumsi plastik secara berlebihan
pun mengakibatkan jumlah sampah
plastik semakin meningkat. Karena
plastik berasal dari senyawa kimia
sehingga sulit terurai secara alami.
Untuk informasi, satu buah plastik
membutuhkan waktu 100 hingga
500 tahun agar dapat terurai dengan
sempurna.
“Gerakan zero waste ini harus terus
digaungkan ke seluruh elemen
masyarakat hingga ke pelosok Aceh.
Terlebih lagi sampah plastik sangatlah
berbahaya bagi keberlangsungan
lingkungan hidup anak cucu kita
kelak,” katanya.
Dyah berharap gerakan ini dapat terus
dijalankan dan dipertahankan untuk
menghadirkan lingkungan bersih, tidak
kumuh, dan jauh dari sampah.
Aksi Peduli Krueng Aceh ini mendapat
apresiasi besar dari Wali Kota Banda
Aceh, Aminullah Usman. Aminullah
Krueng Aceh yang dilakukan di pusat
Kota Banda Aceh.
Aksi Peduli Krueng Aceh yang digelar
pada Minggu, 29 Desember 2019 ini
menuai banyak apresiasi dari berbagai
kalangan. Bagaimana tidak, ini
merupakan gerakan nyata dari pemuda-
pemudi Aceh selaku agen perubahan
untuk terlibat aktif mengontrol dan
menjaga lingkungan. Gerakan sosial
ini melibatkan lebih dari 1.000 orang
relawan dari berbagai kalangan.
Ketua Umum UKM Leuser Unsyiah,
Gaung Adly Wicaksana mengatakan,
aksi peduli Krueng Aceh ini merupakan
langkah awal dan upaya bersama
selaku generasi muda Aceh untuk
mengampanyekan hidup sehat, bersih,
dan bebas plastik.
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Ketua
Tim Penggerak PKK Aceh Dyah Erti
Idawati di Kodam Iskandar Muda.
Dyah yang juga dosen Fakultas
Teknik Unsyiah sangat mengapresiasi
gerakan yang digagas oleh mahasiswa
Unsyiah ini. Menurutnya aksi ini tidak
hanya bermakna untuk menunjukkan
kepedulian mahasiswa pada Krueng
Aceh, tapi juga bagian edukasi bagi
masyarakat agar menjaga Daerah
Aliran Sungai (DAS).
Berdasarkan data Balai Wilayah
Sungai Sumatra, terdapat 11 wilayah
sungai Aceh yang mengalirkan air
ke 481 anak sungai lainnya. Krueng
Aceh merupakan salah satu di
antaranya. Sungai ini juga memiliki
sejarah panjang yang turut mewarnai
perjalanan Kerajaan Aceh silam.
“Krueng Aceh merupakan urat nadi
untuk pengembangan wilayah,” tegas
Dyah.
Ia juga mengungkapkan menjaga
lingkungan juga dapat dilakukan
dengan mengurangi sampah plastik.
Saat ini, Indonesia tercatat sebagai
negara penyumbang sampah terbesar
kedua di dunia. Sampah plastik juga
dapat mencemari tanah, air, laut,
bahkan udara karena sulit terurai.
UKM LEUSER;PEDULI KRUENG ACEHMENUAI APRESIASI
8 MAHASISWA
mengatakan Krueng Aceh mempunyai
peranan penting dalam menunjang
aktivitas warga kota. Sungai ini
telah menjadi lokasi favorit warga
kota, bahkan telah menjadi sumber
ekonomi. Selain itu, Krueng Aceh juga
sangat bersejarah bagi rakyat Aceh
karena pernah menjadi jalur masuk
dan keluar kapal-kapal dagang dari
berbagai belahan dunia. Saat itu,
Krueng Aceh menjadi salah satu sungai
dengan lintasan tersibuk.
Selama ini tambahnya, Pemkot Banda
Aceh terus berupaya mengembalikan
keasrian sungai layaknya zaman
kerajaan dulu. Penataan sudah mulai
dilakukan di sepanjang area sungai.
“Sekarang yang terpenting adalah
kampanye untuk membuat masyarakat
ikut menjaga dan tidak membuang
sampah sembarangan. Karena itulah
aksi seperti ini perlu dilakukan rutin
untuk menumbuhkan kesadaran
bersama”.
Dalam aksi tersebut, para mahasiswa
juga membagikan ratusan tumbler
sebagai upaya mengurangi
penggunaan sampah plastik sekali
pakai. Aksi peduli lingkungan ini
mendapatkan dukungan penuh dari
berbagai pihak, di antaranya Kodam
Iskandar Muda, Poltabes Banda Aceh,
BNPB, dan dinas terkait lainnya.
Sebelum kegiatan ini berlangsung,
mahasiswa UKM Leuser ini juga
telah melakukan kegiatan serupa di
beberapa lokasi. Salah satunya adalah
di Bukit Jalin, Jantho. []
Sekarang yang terpenting adalah kampanye untuk membuat masyarakat ikut menjaga dan tidak membuang sampah sembarangan.
“
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
MENDORONGPERTUMBUHANPROFESOR
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
FOKUS12 FOKUS 13
Pertumbuhan jumlah profesor di Universitas Syiah Kuala cukup menggembirakan tahun ini. Jumlahnya
terus meningkat dan sekarang telah mencapai 73 orang. Angka ini tumbuh cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah profesor terbanyak masih berada di Fakultas Teknik yaitu 19 orang. Disusul Fakultas Pertanian sebanyak 12 orang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebanyak 9 orang. Lalu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebanyak 8 orang.
Sementara Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Fakultas Kedokteran Hewan, masing-masing berjumlah 7 orang. Kemudian Fakultas Hukum memiliki 5 orang. Fakultas Kedokteran sebanyak 3 orang. Fakultas Kelautan dan Perikanan sebanyak 2 orang, serta Fakultas Kedokteran Gigi sebanyak 1 orang.
Sementara itu, beberapa profesor baru Unsyiah sedang menunggu untuk dikukuhkan dalam waktu dekat ini. Di sisi lain, beberapa orang lainnya sedang mengusulkan berkas usulan kenaikan jabatan profesor mereka.
Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng berharap, rentetan peristiwa seperti ini dapat terus berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
“Paling tidak hingga jumlah profesor Unsyiah mencapai target minimum yang memadai bagi perguruan tinggi, yaitu 10 persen dari jumlah dosen secara keseluruhan,” ungkap Rektor.
Prediksi dan harapan tersebut menurut Rektor, tidaklah terlalu naif. Mengingat kondisi Unsyiah saat ini berada dalam keadaan yang mirip
dengan kondisi negara Indonesia, yaitu bonus demografi. Di mana jumlah dosen yang memiliki jabatan fungsional lektor dan lektor kepala sangat mendominasi.
Jumlah dosen Unsyiah yang berjabatan fungsional Lektor Kepala saat ini sebanyak 438 orang. Sebagian besar dari mereka berpendidikan terakhir S3 yang
menjadi syarat utama untuk menuju ke jenjang profesor. Oleh sebab itu, Rektor optimis jika pada tahun 2022 nanti jumlah profesor Unsyiah dapat mencapai 200 orang.
“Jika separuh saja dari jumlah tersebut berhasil memperoleh gelar profesor mereka dalam dua atau tiga tahun mendatang, target kita insyaallah akan menjadi kenyataan,” ucap Rektor.
Meski pertumbuhan jumlah profesor Unsyiah mulai membaik dan usaha serta komitmen Unsyiah mempercepat pertumbuhan semakin kuat, tetapi Rektor mengakui jika jumlah profesor Unsyiah masih berkutat di angka 4 persen dari jumlah dosen secara keseluruhan. Hal ini terjadi karena adanya penambahan dosen baru di beberapa program studi yang memperbesar faktor pembagi.
Oleh karena itu untuk memenuhi target minimal, sebagai institusi pendidikan tinggi berbasis riset, paling tidak Unsyiah membutuhkan penambahan sekitar 90 profesor lagi guna mencapai persentase 10 persen jumlah profesor. Sementara ini, perguruan tinggi yang sudah berhasil memenuhi syarat minimal tersebut masih sangat terbatas, yaitu
Institut Pertanian Bogor (17 persen), Universitas Hasanuddin (15 persen), Institut Teknologi Bandung (13 persen), Universitas Gadjah Mada (12 persen), dan Universitas Indonesia (11 persen).
“Bagaimanapun kita tetap optimis bahwa jumlah profesor di Unsyiah akan terus bertambah secara signifikan di tahun-tahun mendatang, sehingga segera bisa memenuhi syarat minimal 10 persen,” ucap Rektor.
Jumlah profesor merupakan salah satu indikator kualitas sebuah perguruan tinggi. Namun begitu, Unsyiah masih terus berupaya untuk memenuhi target lainnya dengan indikator kinerja yang berbeda. Karena kualitas institusi ini tidak hanya bergantung pada jumlah profesor saja.
Untuk itu, Rektor bersyukur karena secara perlahan Unsyiah berhasil mencapai target demi target yang telah ditetapkan. Rektor mengimbau civitas akademika Unsyiah untuk saling mendukung dan bergerak sinergis.
“Sinergi seluruh anggota keluarga besar institusi ini menjadi kunci utama yang akan memudahkan seluruh upaya empirik demi mewujudkan Unsyiah yang inovatif, mandiri, dan terkemuka,” ucap Rektor.[]
Paling tidak hingga jumlah profesor Unsyiah mencapai target minimum yang memadai bagi perguruan tinggi, yaitu 10 persen dari jumlah dosen secara keseluruhan.
“
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
FOKUS14 FOKUS 15
KEPAKARAN UNTUKSOLUSI PERSOALAN BANGSA
Gelar profesor merupakan
level tertinggi dalam
karier profesional seorang
dosen di perguruan
tinggi. Meskipun
banyak sekali dosen yang berjuang
dan bermimpi untuk sampai ke gelar
tersebut, tetapi tidak banyak yang
berhasil mewujudkannya.
Saat ini, sekitar 5.300-an orang saja
di antara 290.000 lebih dosen di
Indonesia yang berhasil meraih titel
istimewa ini. Dari jumlah tersebut,
hampir separuhnya terkonsentrasi di
11 perguruan tinggi berbadan hukum
saja, seperti Institut Teknologi Bandung
(ITB), Universitas Indonesia (UI), dan
Universitas Gajah Mada (UGM).
Gelar profesor memiliki makna yang
penting dalam karier akademik
seseorang. Dengan gelar profesor,
artinya orang tersebut memiliki
keilmuan yang luas. Secara
tidak langsung ia dituntut untuk
berkontribusi lebih besar bagi
kemajuan bangsa ini.
Oleh sebab itu, setiap kali memberikan
sambutan dalam sidang terbuka senat
Unsyiah dalam rangka pengukuhan
profesor. Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir.
Samsul Rizal M.Eng selalu menjelaskan,
betapa pentingnya kepakaran profesor
yang baru dikukuhkan tersebut dalam
menyelesaikan persoalan bangsa.
Misalnya saat pengukuhan Prof.
Dr. Faisal, S.T., M. Eng yang fokus
penelitiannya tentang pengolahan
limbah padat industri kelapa sawit
untuk menghasilkan bahan-bahan
yang bermanfaat.
Menurut Rektor, kajian Prof. Faisal ini
sangat krusial untuk Indonesia yang
merupakan salah satu negara dengan
produksi kelapa sawit terbesar di dunia.
Ketersediaan limbah cangkang kelapa
sawit ini dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku boiler, sumber selulosa,
hingga menjadi bahan timbunan jalan.
Namun, kajian Prof. Faisal lebih
terfokus kepada pemanfaatan
cangkang kelapa sawit sebagai
bahan baku pembuatan asap cair.
Produk asap cair yang diperoleh
dapat digunakan sebagai pengawet
menggantikan formalin untuk
produk pangan, pengumpal karet,
dan biopestisida. Kepakaran Prof.
Faisal sangat dibutuhkan untuk
terus mengembangkan teknologi
pengolahan, pengawetan, dan
penyimpanan menggunakan bahan-
bahan limbah ini.
“Penggunaan asap cair produk
penelitian ini memberikan dampak bagi
peningkatan kesehatan masyarakat,
karena bahan-bahan yang terkandung
di dalam asap cair relatif lebih aman
bagi kesehatan,” ungkap Rektor.
Begitu pula dengan kepakaran Prof.
Dr. Kartini Hasballah, M.S., Apt
dalam bidang farmasi berbasis bahan
alam yang sangat potensial untuk
dikembangkan. Terlebih lagi Indonesia
merupakan negara kedua di dunia yang
memiliki kekayaan biodiversitas flora
dan fauna. Fokus penelitian salah satu
dari 12 profesor perempuan di Unsyiah
ini adalah pencarian obat kanker dan
anti bakteri alami. Rektor menilai riset
Prof Kartini ini sangat penting. Karena
jika merujuk data WHO, satu dari enam
kematian di dunia disebabkan oleh
penyakit kanker.
Sementara itu, terapi kanker yang
berkembang saat ini masih berbasis
bahan kimia mahal dan berbahaya,
seperti Cis-Platin yang ternyata
memberikan efek samping negatif yang
signifikan. Bahkan, obat-obat kanker
cenderung tidak hanya menyerang sel-
sel kanker, tetapi juga merusak sel-sel
sehat dalam tubuh.
Prof. Kartini kemudian berhasil
mengeksplorasi tumbuhan biduri atau
Calotropis gigantean. Ia menemukan
bahwa beberapa bahan kimia dari
tumbuhan ini secara in vitro berpotensi
sebagai anti kanker.
“Kita semua berharap Prof. Kartini
Hasballah dapat terus fokus di bidang
ini, mengingat potensi flora Aceh
yang luar biasa. Bahkan tumbuhan
biduri yang digunakan sebagai objek
utama penelitian beliau sangat mudah
ditemukan di seluruh Aceh,” ungkap
Rektor.
Penjelasan Rektor terhadap kepakaran
dua profesor ini, setidaknya
membuktikan bahwa kajian yang
mereka lakukan sangat spesifik dan
mampu menjawab persoalan. Oleh
karena itu, Rektor terus mendorong
dosen Unsyiah untuk mampu
meraih gelar profesor. Dengan
demikian, kepakaran mereka menjadi
jalan penerang untuk menjawab
permasalahan bangsa yang sangat
kompleks. []
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019EDISI 242 . DESEMBER 2019
PAKAR16 PAKAR 17
Era digital ditandai dengan
hadirnya komputer dan internet
yang tersedia di mana-mana.
Dampak dari teknologi ini
mampu mengubah cara orang belajar,
berkomunikasi, dan berperilaku.
Perubahan telah merasuki masyarakat
di seluruh dunia dalam berbagai aspek,
seperti pembelajaran, pengajaran,
komunikasi, politik, ekonomi, budaya, dan
karakter.
Seharusnya revolusi informasi dengan
akses online tanpa batas dapat
meningkatkan kualitas pendidikan.
Namun, jika teknologi tidak dikendalikan
dengan baik justru dapat memberikan
pengaruh negatif terhadap dunia
pendidikan. Pertanyaannya adalah,
bagaimana menjadi guru yang profesional
di era digital untuk mencapai harapan
tersebut.
Berikut wawancara khusus Warta Unsyiah
bersama guru besar dari Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Prof. Dr. Rahmah Johar, S.Pd., M.Pd., untuk melihat sejauh
mana profesionalisme guru matematika di
era digital saat ini.
Masalah apa yang paling sering dihadapi guru matematika dalam proses belajar mengajar?Kondisi yang paling sering dihadapi guru
matematika dalam proses belajar mengajar
saat ini adalah merancang pembelajaran
yang menarik bagi siswa dengan tampilan
yang modern dan mengikuti era digital
sesuai teknologi. Selain daya konsentrasi
anak-anak yang menurun akibat
mata mereka lelah karena radiasi dari
handphone atau laptop, problem lainnya
adalah siswa terbiasa dengan pelayanan
yang cepat dan instan. Akibatnya ketika
dalam belajar matematika yang menuntut
siswa untuk berpikir, seperti menemukan
strategi penyelesaian masalah, pola atau
GURU MATEMATIKA PROFESIONALDI ERA DIGITAL
Prof. Dr. Rahmah Johar, S.Pd., M.Pd.Ketua Pusat Riset dan Pengembangan PendidikanMatematika Realistik Indonesia
rumus, dan menyelesaikan masalah yang
melibatkan banyak simbol matematis,
maka siswa terkesan kurang sabar.
Mereka sering meminta, ‘Kasih carcepnya
(cara cepat) aja, Bu’ atau mereka
mengeluh ‘Kenapa harus dibuktikan’,
‘Kenapa matematika seperti ini harus
dipelajari’, dan sebagainya. Karenanya
guru perlu bekerja keras untuk membuat
siswa nyaman dan fokus belajar.
Perlukah guru menyesuaikan strategi pembelajaran di era digital?Sangat perlu, sebagaimana diketahui
siswa yang lahir di akhir era 20-an sering
disebut sebagai digital native karena
mereka terbiasa berkomunikasi dengan
menggunakan istilah-istilah teknologi.
Karenanya guru atau dosen sebagai
digital immigrant perlu berupaya keras
menyesuaikan strategi pembelajaran
dengan perilaku siswa sebagai
digital native. Guru perlu merancang
pembelajaran yang memaksimalkan
berbagai sumber belajar karena digital
native bisa memanfaatkannya dalam
waktu yang sama secara multitasking.
Sumber belajar bisa dalam bentuk cetak
atau dalam bentuk digital. Sebagai
contoh, guru menyediakan lembar
kerja dalam versi cetak yang digunakan
sebagai tempat bagi siswa untuk
menuliskan hasil penyelidikan mereka
berkaitan dengan grafik fungsi kuadrat,
sedangkan penyelidikan siswa tentang
ciri-ciri grafik fungsi kuadrat dilakukan
dengan bantuan teknologi software
GeoGebra. Lalu siswa mengomunikasikan
penyelidikan mereka dengan bantuan
Powerpoint. Presentasi juga bisa
dilakukan secara on line, misalnya
mengirimkan photo hasil kerja mereka
melalui e-learning atau setidaknya
melalui grup WhatsApp, lalu siswa dari
kelompok lain memberikan tanggapan.
Apakah teknologi mengubah cara siswa berpikir?Teknologi telah mengubah cara siswa
berpikir dan memproses informasi.
Sulit bagi siswa untuk unggul secara
akademis dengan menggunakan metode
pengajaran yang sudah usang (zaman
dulu). Guru perlu menyesuaikan cara
mengajar dengan cara siswa belajar.
Guru di era digital mempunyai banyak
ruang dan kesempatan untuk meng-
update pengetahuan, misalnya mengikuti
pelatihan offline atau online, seminar,
dan pendidikan singkat seperti Pendidikan
Profesi Guru (PPG).
Adakah pendekatan-pendekatan tertentu dalam penanaman konsep matematika?Proses penanaman konsep matematika
yang objek kajiannya abstrak perlu
dilaksanakan dengan melibatkan siswa
secara aktif, salah satunya melalui
pendekatan Realistic Mathematics
Education (RME) atau di Indonesia dikenal
dengan Pendekatan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI).
Menurut pandangan Hans Freudenthal
sebagai pencetus RME, matematika
merupakan aktivitas manusia (human
activity). Siswa diberikan kesempatan
menemukan kembali (re-invention)
matematika dengan cara memulai
pembelajaran dengan masalah yang real
(nyata).
Selanjutnya siswa menggunakan strategi
atau penalaran mereka sendiri dalam
memodelkan masalah nyata tersebut,
yang dikenal dengan matematisasi
horizontal atau proses ‘model of’. Secara
bertahap guru membimbing siswa untuk
sampai pada penalaran yang sifatnya
lebih tinggi dan lebih formal, yang dikenal
dengan matematisasi vertikal atau proses
‘model for’. Lintasan belajar menurut RME
ini dapat disajikan dalam bentuk ice berg
(gunung es).
Setelah siswa memahami konsep, mereka
perlu mengerjakan latihan-latihan,
misalnya latihan tentang bilangan,
aljabar, geometri, dan aritmatika.
Namun, kegiatan latihan tersebut tidak
hanya dikerjakan pada kertas, tapi dapat
berupa permainan, seperti ular tangga
aljabar, domino aljabar, atau melalui
game matematika on line. Mereka akan
serius mengerjakan latihan tersebut, tapi
terkesan santai.
Adakah dampak dari penerapan RME yang dikaji oleh Pusat Riset dan Pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PRP-PMRI) Unsyiah?Ada banyak dampak dari penerapan
RME yang dilakukan oleh Pusat Riset dan
Pengembangan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PRP-PMRI) Universitas
Syiah Kuala, seperti ada dua guru dari
Banda Aceh yang pernah mengikuti
pelatihan RME berhasil menjadi guru
berprestasi tingkat nasional, teacher
concern (tingkat kepedulian) guru
terhadap PMRI berada pada kategori baik,
upaya guru mengembangkan karakter
siswa meningkat, nilai rata-rata siswa SMP
peserta Kontes Literasi Matematis (KLM)
yang dilaksanakan mulai tahun 2013
mengalami peningkatan.
Kompetensi apakah yang harus dimiliki guru dalam pencapaian kompetensi siswa?Kompetensi yang harus dimiliki guru
untuk mencapai kompetensi siswa
adalah kompetensi pedagogik (memiliki
ilmu mendidik), kompetensi profesional
(menguasai materi pelajaran, teknologi,
dan teori belajar), kompetensi kepribadian
(menjadi teladan bagi siswa), dan
kompetensi sosial (berinteraksi untuk
berbagi dan belajar sepanjang hayat). []
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
PENGABDIAN 19
CIMSA (Center for Indonesian
Medical Students’ Activities)
Fakultas Kedokteran Unsyiah,
baru saja melaksanakan bakti
sosial pada tanggal 13-14 Desember
2019, yang berlangsung di Kota Banda
Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.
Kegiatan ini dipusatkan di MAN 3
Banda Aceh, MTsN 4 Banda Aceh,
Bakti sosial ini bertujuan untuk
mengembangkan skill dan
pengalaman calon anggota dalam
menyelenggarakan kegiatan,
mengaplikasikan ilmu yang didapat
diperkuliahan, serta sebagai bentuk
pengabdian mahasiswa kedokteran
untuk memberikan dampak positif
kepada masyarakat. Hal ini tercantum
sesuai visi CIMSA, yaitu “Empowering
Medical Students, Improving Nation’s
Health” dan mewujudkan poin-poin
SDGs yang didukung CIMSA tersebut.
Pada tanggal 13 Desember 2019,
berlangsung tiga rangkaian acara yang
dilaksanakan oleh tiga kelompok.
Pertama di MAN 3 Banda Aceh,
berlangsung acara Sadari (Periksa
Payudaran Sendiri) oleh Kelompok
Hocus Pocus. Kegiatan ini berupa
penyuluhan kesehatan payudara dalam
mencegah risiko penyakit tumor dan
kanker payudara bagi wanita yang
diikuti 20 siswi MAN.
Kemudian di MTsN 4 Banda Aceh,
berlangsung acara EGG (Elephant
Good Games) oleh Kelompok
Transylvania. Kegiatan berupa
pelatihan mengenai eksperimen
sederhana menggunakan ragi, botol
bekas, dan baking soda yang diikuti
oleh 40 siswa dan siswi.
Terakhir di SDN Tanjung Selamat,
berlangsung acara Texas (Teaching
English with Extraordinary System)
oleh Kelompok Corpse Bride. Kegiatan
ini mengajari bahasa Inggris sambil
CIMSA FK Unsyiah;Bakti Sosial dari Anggota Baru
SDN Tanjung Selamat, Panti Asuhan
Nirmala, dan Car Free Day Banda Aceh.
Bakti sosial ini dibagi menjadi
enam rangkaian acara yang terdiri
dari penyuluhan dan pemeriksaan
kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan
oleh calon anggota baru CIMSA yang
terbagi dalam enam kelompok. Selain
AMIRUL HAIDI AL-SIDDIQVice Local Coordinator for External A�airs CIMSA FK Unsyiah 2019/2020
18 PENGABDIAN
bermain yang diikuti 16 siswa dan siswi
kelas 6 SD. Seluruh peserta sangat
antusias dalam mengikuti kegiatan
yang diadakan.
Pada tanggal 14 Desember 2019,
terdapat tiga rangkaian acara yang
dilaksanakan oleh tiga kelompok
lainnya. Kegiatan pertama dilaksanakan
bersamaan dengan Car Free Day, yaitu
acara Guten Morgen (Glucocheck and
Tensi Morning) oleh kelompok Coraline,
berupa pemeriksaan gula darah dan
tekanan darah gratis, juga edukasi
keliling mengenai diabetes, dengan
jumlah pengunjung mencapai 53 orang.
Kemudian di Panti Asuhan Nirmala,
terlaksananya dua acara dari dua
kelompok, yaitu Breeze (Bully Free
Zone) oleh Kelompok Beetle Juice,
dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) oleh Kelompok Frankenweenie.
Acara Breeze merupakan penyuluhan
bahaya bullying bagi kesehatan jiwa
untuk meningkatakan kepedulian
anak-anak panti asuhan mengenai
perannya dalam pencegahan tindakan
bullying yang diikuti 81 anak panti
asuhan. Sedangkan, PHBS merupakan
penyuluhan mengenai perilaku hidup
bersih dan sehat, seperti langkah
mencuci tangan yang benar yang
dihadiri 25 anak panti asuhan.
Dengan terlaksananya bakti sosial ini,
diharapkan calon anggota akan menjadi
anggota yang aktif di CIMSA. Skill dan
pengalaman yang telah didapatkan
bermanfaat untuk kehidupan sebagai
mahasiswa dan pelaku organisasi, serta
saat menjadi dokter kelak. Kegiatan
ini juga diharapkan bermanfaat
bagi masyarakat, serta dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat
dalam kehidupan sehari-hari. []
bagian dari rangkaian kaderisasi, bakti
sosial ini juga merupakan bentuk
implementasi dari poin-poin SDGs
(Sustainable Development Goals) yang
didukung oleh CIMSA, yaitu poin ke-3
(Good Health and Well-being), poin
ke-4 (Quality Education), poin ke-5
(Gender Equality), dan poin ke-13
(Climate Action).
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
KREATIF20 KREATIF 21
Tak ada yang tahu ke mana
Nan membawa seluruh
hartanya. Berlimpah warisan
yang diterima dari orang
tuanya juga tak terlihat. Nan yang dulu
hidup serba ada, di mata masyarakat
kini ia terlihat seperti orang yang layak
menerima zakat dan kurban. Nan bekerja
di salah satu kantor asuransi. Gajinya
lebih dari cukup untuk dirinya sendiri
yang masih melajang. Umurnya masih
belum tiga puluh.
Sebelumnya, Nan pergi kerja dengan
mobil, tapi kini ia hanya memakai motor
tua yang dibeli bekas. Motor yang
dikendarainya lebih cocok dibawa oleh
cleaning service di kantornya. Selain itu,
dulu Nan sangat maksimal dengan make
up, tapi kini cuma lipstik tipis dan bedak
ala kadarnya.
Sore. Nan menghentikan motor di
warung murah yang dekat dengan
rumahnya. Ia hendak membeli lauk untuk
makan malam.
“Seperti biasa ya, Bu.” Katanya ramah.
“Ikan goreng dan sayur bening!” Tegas
Bu Jainab sudah yang hapal.
“Dek Nan kan kantoran, kok selalu beli
ikan, enggak pernah beli ayam?” Bu
Jainab penasaran.
“Ikan goreng dan sayur bening Ibu
beda. Enak banget.” Jawab Nan sambil
tersenyum menggoda. Bu Jainab sadar
ternyata Nan tak mau menjawab
pertanyaannya. Walaupun penjaga
warung, Bu Jainab tahu sopan santun
dalam bertanya.
Nan lalu menyodorkan uang lima ribu
untuk Bu Jainab. Begitu setiap harinya
Nan makan malam. Jika di kantor, menu
yang dipilihnya juga menu termurah.
Untuk uang makan selama sebulan, bagi
Nan tiga ratus ribu cukup. Padahal gaji
Nan berlimpah.
“Sudah saya jual,” jawab Nan ramah.
“Mau ganti dengan yang baru ya, Nan?”
“Enggak.”
“Terus televisi, kulkas, sofa, dan lain-lain
apa enggak dipakai juga?”
“Saya jarang pakai, Bu. Saya kan pergi
pagi pulang sore. Sayang kalau cuma
jadi pajangan. Sekalian biar hemat listrik.
Saya masuk dulu ya, Bu. Mau nyuci
mumpung hari libur.” Padahal Nan
hanya tak mau mendengar pertanyaan-
pertanyaan selanjutnya.
Nan memasuki rumahnya yang sudah
kosong melompong. Di rumahnya hanya
tersisa barang-barang kebutuhan saja.
Nan merasakan kelegaan yang luar biasa.
Ia tak sabar menyetor uangnya untuk
tabungan haji. Dua kali gajian lagi, Nan
akan segera bisa haji plus.
JulianiAlumni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unsyiah
Ia sangat iba dengan foto-foto duka
yang dibagikan warga net. Ia tak tahan
melihat wajah orang tua dan anak-anak
bersimbah darah. Wajah ibu-ibu yang
digenangi air mata. Bangunan-bangunan
hancur yang dibom oleh musuh Allah.
Nan makin merasa ditarik hatinya ketika
membaca caption temannya di foto
tersebut: mereka berjuang dengan
nyawa. Kita berjuang dengan keringat.
Kata-kata itu seperti one a minute word
bagi Nan. Maka, keesokan harinya Nan
membatalkan hajinya dan menyumbang
seluruh uangnya untuk saudaranya yang
lebih membutuhkan. Andai semua hati
spontan seperti Nan!
Nan menghibur dirinya bahwa ia akan
bekerja lebih giat untuk menabung lagi.
Namun, rezeki siapa yang tahu? Dua
minggu setelah itu, Nan memperoleh
kejutan tak terduga. Namanya tertera di
kertas undian haji gratis yang setiap dua
tahun diadakan di kantornya. []
Perempuan yang Menjual Mimpinya untuk Tuhan
Nan juga menolak ajakan kawannya yang
dua minggu sekali pasti mengajaknya
nongkrong di restoran elit. Tak
dipedulikan beberapa temannya yang
menganggap dirinya sudah kuno.
Dan ketika Nan mengajak temannya
ikut pengajian, temannya malah balik
menolak dengan segudang alasan.
“Waktu tua aja deh, Nan. Salam ya buat
Pak Ustaznya.” Dengan enteng kata-kata
itu terucap dari salah satu temannya.
***
Tetangga Nan yang melihat, bertanya-
tanya hendak dibawa ke mana perabotan
rumah yang diangkut dengan mobil
pikap.
“Mau dibawa ke mana itu, Nan?” Tanya
Bu Lili yang baru dari pasar.
Nan sangat menyesal dulu ia sempat
berfoya-foya dengan gajinya. Tapi
setelah Nan rajin ikut pengajian, ia
tergerak ingin ke Kakbah. Itulah alasan
kenapa hidup Nan berubah drastis. Dari
kehidupan sang putri menjadi seorang
babu. Nan memang sering spontanitas.
Melakukan apa yang ada di pikirannya
selama menurutnya itu baik.
***
Betapa bahagianya Nan siang itu setelah
mengetahui tahun berapa ia bisa
berangkat haji. Malamnya, saat Nan
sedang santai-santai di kasur, tangannya
sedang mondar-mandir di media sosial.
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
Profesor RayapKelas Dunia
PROFIL 23
Orasi ilmiah Syaukani tentang
rayap saat pengukuhannya
sebagai Profesor, berhasil
menarik perhatian
publik. Syaukani berhasil mengubah
paradigma keliru banyak orang
terhadap rayap. Serangga yang selama
ini dikenal sebagai perusak itu, ternyata
memiliki banyak manfaat.
Salah satu manfaat rayap tersebut
adalah sebagai indikator laju
kerusakaan hutan. Rayap dikenal
sangat sensitif terhadap perubahan
lingkungan. Berbeda dengan mamalia
lain seperti primata yang reaksinya
tidak sesensitif serangga sosial ini.
“Metode ini ternyata cukup efektif
dan telah digunakan di berbagai
belahan dunia untuk membandingkan
dampak kerusakan hutan di suatu
habitat,” ucapnya.
Syaukani tidak hanya berhasil
mengungkap manfaat rayap, ia juga
berhasil menemukan berbagai jenis
baru rayap. Di antaranya merupakan
rayap endemik yang hanya terdapat di
hutan tropis tertentu saja.
Termasuk jenis rayap tertentu yang
berpotensi sebagai petunjuk untuk
menemukan emas, uranium, serta
dapat dikembangkan sebagai penganti
bahan bakar fosil (biofuel). Hingga
Karena kepakarannya pula, Syaukani
pernah ditawari kewarganegaraan di
Kanada. Namun karena pertimbangan
keluarga dan lainnya, ia menolak
secara profesional. Meski demikian,
hubungan Syaukani dengan mereka
dalam penelitian rayap masih terjalin
sampai saat ini.
“Jadi bukan sok nasionalislah, karena
kalau ikut ego tentu sangat nyaman
tinggal di sana,” ucapnya sambil
tertawa.
Pernah pula dalam salah satu
kunjungan risetnya ke Florida
University, Amerika. Ahli taksonomi
rayap memberikan secara cuma-cuma
data risetnya selama 50 tahun kepada
Syaukani. Ada banyak spesies langka
dan informasi penting rayap lainnya
yang diserahkan dalam flasdisk 10
GB.
“Kenapa dia berikan kepada saya?
Karena profesor ini sedih, di Amerika
sendiri langka sekali orang yang
konsisten dengan taksonomi,”
ujarnya.
Nama Syaukani dikenal luas di
kalangan taksononomi rayap dunia.
Jika mengunjungi The Natural
History Museum di London, Syaukani
mendapatkan akses khusus untuk
mengecek berbagai koleksi spesimen
rayap (khususnya type-specimens),
yang telah berusia ratusan tahun.
Lokasinya ada di bawah tanah dan
merupakan koleksi spesimen rayap
terlengkap di dunia.
Namun di sanalah ironisnya, di antara
ribuan jenis rayap tersebut ternyata
banyak yang berasal dari Indonesia,
termasuk duplikat spesimen rayap
yang dikoleksi Syaukani juga banyak
di simpan di museum tersebut. Pihak
museum memercayai Syaukani, tetapi
mereka tidak mengizinkan specimen
itu dibawa ke Indonesia.
“Padahal itu dari hutan kita. Alasannya
karena Indonesia masih dikategorikan
sebagai negara yang kurang
menghargai biodiversitas,” ucapnya.
Untuk itulah, Syaukani ingin
kepakarannya ini tidak hanya
miliknya saja. Ia pun mulai mengajak
mahasiswanya untuk meneliti rayap.
Kini, banyak mahasiswa Unsyiah yang
mulai tertarik meneliti rayap. Bahkan
salah satu mahasiswanya, berhasil lulus
cumlaude dengan tesisnya tentang
teknologi baru dalam pengendalian
rayap.
“Saya usahakan untuk melibatkan
mahasiswa semaksimal mungkin.
Menelusuri belantara hutan,eksperimen
di laboratorium, serta publikasi
bersama merupakan suatu rutinitas
yang sangat menyenangkan,” ucapnya.
Upaya-upaya regenerasi peneliti
ini adalah wujud dari kegelisahan
Syaukani terhadap masa depan
biodiversitas Indonesia. Syaukani tidak
ingin, kekayaan hayati negeri ini tak
ubahnya sebatang kayu yang habis
dimakan rayap, lenyap hanya tinggal
nama. []
22 PROFIL
kini, ada 13 jenis rayap baru yang telah
dipublikasikannya. Hanya saja, ia tidak
bisa menambalkan namanya pada jenis
baru tersebut.
“Ada regulasi taksonomi yang harus
kita patuhi,” ungkapnya.
Syaukani telah mengoleksi lebih dari
200 jenis rayap dari berbagai habitat.
Penemuan inipun tidak mudah.
Syaukani harus berkeliling dunia.
Berbulan-bulan menelusuri hutan
belantara. Bertemu dengan suku-suku,
termasuk saat ia melakukan risetnya di
hutan Papua. Syaukani bertemu dengan
anggota Operasi Papua Merdeka (OPM).
Belum lagi ancaman binatang buas.
Pernah sekali, saat ia menelusuri
pedalaman hutan Kalimantan, Syaukani
mengorek sebongkah tanah dengan
parangnya. Betapa terkejutnya ia, saat
tanah diangkat terlihat ujung ekor ular
sebesar gagang sapu.
Kegigihan dan konsistensinya selama
lebih 20 tahun meneliti rayap,
membuat Syaukani diakui oleh
peneliti taksonomi rayap dunia. Rektor
Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal,
M.Eng., sampai memberikan apresiasi
khusus kepadanya.
“Kepakaran beliau tentang rayap bukan
saja dikenal di Indonesia, tetapi juga
diketahui dunia, karena beliau berada
di antara sepuluh ahli rayap terbaik
di seluruh dunia,” ucap Rektor saat
mengukuhkan Syaukani sebagai profesor
pada pertengahan Desember lalu.
Prof. Dr. Syaukani, S.Si., M.Sc | Ahli Taksonomi Unsyiah
Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng dengan Presiden Prince of Songkla University (PSU) Thailand, Prof. Dr. Niwat Keawpradub menandatangani nota kerja sama dalam bidang pengembang akademik di ruang Balai Senat Unsyiah.
MIPA Unsyiah menjalin kerja sama dengan empat perusahaan farmasi
untuk mendirikan Program Studi Profesi Apoteker (PSPA). Kesepakatan ini
ditandai dengan penandatanganan MoU oleh Dekan FMIPA Unsyiah Dr. Teuku
Mohamad Iqbalsyah, S.Si, M.Sc bersama perwakilan perusahaan tersebut di Ruang
Dekan FMIPA Unsyiah.
Sidang Senat Terbuka yang dipimpin Ketua Senat Unsyiah, Prof. Dr. Said Muhammad MA, di Gedung AAC Dayan Dawood dalam rangka pengukuhan profesor. Mereka yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. M. Faisal, ST., M.Eng (Fakultas Teknik), Prof. Dr. Ir. Rosnani Nasution, M.Si, Prof. Dr. Ir. Marlina, M.Si, dan Prof. Syaukani, S.Si., M.Sc yang ketiganya berasal dari Fakultas MIPA
Unsyiah dan Pemerintah Aceh melalui Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Aceh (Kominsa) melakukan launching Aceh Smart Province di Hotel Hermes, Banda Aceh.
Unsyiah kembali meraih Anugerah Keterbukaan Informasi Badan Publik tahun 2019 dari Komisi Informasi Aceh (KIA), dalam kategori Badan Publik yang Cukup Informatif. Penghargaan ini diserahkan oleh Ketua KIA, Drs. Yusran, M.Si kepada Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Marwan di Kantor Gubernur Aceh
TIM Humas dari Universitas Syiah Kuala melakukan sosialisasi masuk perguruan tinggi baik itu SNMPTN, SBMPTN maupun pelaksanaan UTBK, sejak tanggal 3-6 Desember 2019 untuk sekolah tingkat SMA/MA/SMK sederajat pada empat Kabupaten di Aceh.
Kepala Humas Unsyiah Chairil Munawir MT, S.E. M.M menjelaskan, pada kegiatan ini Tim Humas Unsyiah terbagi atas dua Tim. Mereka disebar untuk melakukan sosialisasi pada empat kabupaten di Aceh yaitu Pidie, Pidie Jaya, Gayo Lues dan Kutacane. Chairil mengatakan, kegiatan ini sangatlah penting khususnya bagi kepala sekolah, operator dan siswa. Sebab setiap tahunnya selalu ada perubahan dalam proses seleksi masuk perguruan tinggi.
“Meskipun ini kegiatan tahunan, namun kegiatan ini tetaplah penting. Karena ada beberapa perubahan baru dari proses seleksi masuk perguruan tinggi ini yang harus diketahui pihak sekolah dan siswa,” ujar Chairil.
Chairil mengungkapkan, proses seleksi masuk perguruan tinggi terus mengalami perubahan untuk penyempurnaan. Saat ini, seleksi masuk dilakukan serentak melalui satu pintu oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Lembaga ini diberi mandat oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) untuk menyelenggarakan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada 11-25 Februari 2019, pendaftaran Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) pada 30 Maret -11 April 2020, dan pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) pada 2-13 Juni 2020 nanti.
Adapun salah satu perubahan baru pada seleksi masuk perguruan tinggi 2020 nanti adalah, calon peserta SNMPTN, SBMPTN maupun pelaksanaan UTBK 2020 telah mulai menerapkan kebijakan Single Sign On (SSO).
“Proses ini bisa dikatakan, merupakan tahap awal dari pendaftaran SNMPTN dan SBMPTN 2020. Proses ini baru pertama kali diterapkan di seleksi masuk PTN,” ujar Chairil.
Selain itu, pemeringkatan siswa pada Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) dilakukan oleh pihak sekolah. Jumlah siswa yang masuk dalam pemeringkatan ini, akan disesuaikan dengan kuota akreditasi sekolah.
“Bagi sekolah dengan nilai akreditasi A memiliki kuota 40 persen, akreditasi B kuota 25 persen, dan akreditasi C kuota 5 persen. Sedangkan pengisian PDSS akan dimulai pada 13 Januari-6 Februari 2020,” jelas Chairil.
Selain melakukan sosialiasi pada empat kabupaten tersebut. Tim Humas Unsyiah juga melakukan sosialisasi untuk tiga kabupaten/kota di Aceh lainnya, yaitu Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang. []
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
SEHAT28 SEHAT 29
tidak terjadi penimbunan lemak
dalam jaringan tubuh. Madu sendiri
umumnya telah banyak digunakan
pada penanganan luka. Hasil penelitian
bahwa osmolaritas yang tinggi dari
agen perawatan luka diyakini dapat
mencegah infeksi dan mempercepat
penyembuhan. Madu mempunyai
osmolaritas yang tinggi dan memiliki
sifat antibakteri, yakni hydrogen
perioksida. Kandungan madu lainnya
tersusun atas 17,1 persen air, 82,4
persen karbohidrat total, dan 0,5
persen protein, asam amino, vitamin,
dan mineral. Dengan kandungan
tersebut madu memiliki kemampuan
untuk membersihkan luka, menyerap
cairan edema, memicu granulasi
jaringan, epitelialisasi, dan peningkatan
nutrisi.
Aceh merupakan salah satu daerah
penghasil madu dan kelapa sawit.
Dibuktikan dengan salah satu warga
di Buloh Seuma yang mendapat
Anugerah Wali Nanggroe 2015
untuk Anugerah Tudong Nanggroe
kategori Papah Seulingka Nanggroe.
Anugerah ini diberikan oleh Lembaga
Wali Nanggroe Aceh. Kategori Papah
Seulingka Nanggroe merupakan
kategori pelestari lingkungan hidup
berbasis kearifan lokal. Penghargaan
ini diberikan karena usaha Iman
Mukim Buloh Seuma yaitu Sambiya
(25) yang telah melestarikan
lingkungan dengan madu lebah
sebagai upaya menjaga lingkungan
untuk generasi mendatang.
Potensi pengembangan kelapa sawit
di Aceh sangat besar. Selain banyak
lahan yang masih kosong, tanaman
tersebut juga dapat digarap di lahan
kritis sehingga memberikan dampak
besar bagi peningkatan perekonomian
Aceh. Selama ini, banyak pakar
mengklaim jika tanaman kelapa
sawit merusak lingkungan dan
menganggu keseimbangan alam.
Dengan banyaknya potensi madu
dan minyak kelapa sawit di Aceh,
masyarakat dapat memanfaatkan
dan mengembangkannya untuk
pengobatan secara komplimentari
penyakit diabetes melitus.
Salah satunya pada tahun 2016 lalu,
saya dan teman-teman dari Fakultas
Keperawatan telah mengajukan
proposal program kreativitas
mahasiswa dengan judul program
‘VCO versus Madu’. Proposal
program ini untuk melihat efektifitas
penggunaan virgin coconut oil dan
madu dalam percepatan penumbuhan
granulasi pada pasien diabetes
melitus. []
mengendalikan kadar glukosa darah,
upaya mempertahankan konsistensi
jumlah kalori dan karbohidrat yang
dikosumsi pada jam-jam makan
berbeda merupakan hal penting.
Amputasi tidak perlu terjadi apabila
luka penyandang diabetes melitus
ditangani dengan baik dan mampu
dirawat dengan melakukan perawatan
luka secara holistik. Perawatan luka
yang baik dapat mencegah kejadian
amputasi sekitar 50 persen sampai 75
persen. Perawatan luka pada diabetik
dapat dilakukan secara kimiawi
maupun secara komplementari dengan
menggunakan bahan alami yang ada
di sekitar. Saat ini, banyak penelitian
membahas pengobatan DM dengan
menggunakan bahan alami, salah
satunya Virgin Coconut Oil (VCO)
atau minyak kelapa murni dengan
campuran madu.
Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak
kelapa murni merupakan minyak
kelapa yang diekstrak dari buah kelapa
segar yang sudah matang. Kemudian
diproses melalui fermentasi tanpa
menggunakan bahan kimia atau secara
enzimatik tanpa pemanasan. Proses
ini menghasilkan asam lemak jenuh
rantai sedang atau Medium Chain Fatty
Acids (MCFA) yang tinggi, vitamin E,
antioksidan, dan enzim-enzim yang
ada di buah kelapa.
VCO terbukti dapat menurunkan kadar
trigliserida dalam darah. Kandungan
Medium Chain Triglycerides (MCT)
dalam VCO lebih cepat terhidrolisa
dan lebih cepat terserap sehingga
Khasiat VCObagi Penderita Diabetes
penyebab kematian ke-6 di dunia dan
telah menyebabkan 1,3 juta orang
meninggal dan 4 persen meninggal
sebelum usia 70 tahun.
Pada tahun 2030, diperkirakan DM
menempati urutan ke-7 penyebab
kematian dunia. Indonesia diperkirakan
pada tahun 2030 akan memiliki
pasien DM sebanyak 21,3 persen
juta jiwa. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 menyatakan
berdasarkan diagnosis dokter atau
Yuni Shelma, S. KepAlumni Fakultas Keperawatan
Universitas Syiah Kuala
tenaga kesehatan, Aceh merupakan
provinsi pasien diabetes ke-6 dengan
presentase 2,6 persen.
Cara pengontrolan kadar gula darah
pada pasien diabetes yaitu dengan
diet, pendidikan, kesehatan, latihan
fisik, pemantauan melakukan kadar
glukosa darah, dan terapi insulin.
Diet dan pengendalian berat badan
merupakan dasar dari penatalaksanaan
diabetes. Bagi pasien yang
memerlukan insulin untuk membantu
Diabetes Melitus (DM) merupakan
suatu kelainan metabolik yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa
dalam darah atau dikenal dengan
istilah hiperglikemia yang disebabkan
oleh rusaknya sekresi insulin dan
resistensi insulin. International Diabetes
Federation (IDF) menyatakan prevalensi
penduduk dunia yang menderita
diabetes melitus sebanyak 8,3 persen
dari total penduduk 4572,7 juta jiwa.
Indonesia termasuk ke dalam sepuluh
negara tertinggi di dunia yang
penduduknya mengidap diabetes.
Indonesia menduduki urutan ke
tujuh dengan presentase 8,5 persen.
Data dari World Health Organization
(WHO) tahun 2010 (Kemenkes,
2013), menyebutkan DM merupakan
DDiabetes Melitus (DM) merupakan DDiabetes Melitus (DM) merupakan
suatu kelainan metabolik yang ditandai Dsuatu kelainan metabolik yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa Ddengan peningkatan kadar glukosa
dalam darah atau dikenal dengan Ddalam darah atau dikenal dengan
VCO atau minyak kelapa murni merupakan minyak kelapa yang diekstrak dari buah kelapa segar yang sudah matang.
“
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
PERSPEKTIF30 PERSPEKTIF 31
BENARKAH TEMPEPRODUK GMO?
dan menghasilkan residu berupa ampas yang sangat banyak sehingga menimbulkan kerugian.
Selain itu masyarakat pada umumnya lebih memilih tempe yang kedelainya berukuran besar dan empuk, sehingga pengusaha tempe cenderung menggunakan kedelai impor yang merupakan produk GMO. Namun, beredarnya berita bahwa tempe GMO merupakan makanan yang membahayakan menyebakan keresahan dalam kalangan masyarakat.
Hal penting yang harus diperhatikan, sampai saat ini belum ada sumber yang menyatakan bahwa produk GMO termasuk produk yang berbahaya bagi manusia. Hal ini juga dilansir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bahwa tempe kedelai yang berwarna putih itu termasuk kedelai GMO dan tempe tersebut berbahaya bagi kesehatan adalah hoax. Hal ini diluruskan oleh POM dan Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetika Pertanian, bahwa produk hasil GMO tidak berbahaya bagi kesehatan termasuk kedelai hasil rekayasa genetika. Bahkan, produk GMO memiliki manfaat yang besar yakni dapat mengatasi masalah ketahanan pangan di Indonesia.
Dikarenakan tempe GMO tidak berbahaya, hal lain yang harus diperhatikan oleh pengonsumsi
tempe adalah kandungan gizinya. Saya sebagai mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian yang mempelajari perihal masalah pangan dan gizi, menyatakan bahwa sejauh yang saya pelajari dan berdasarkan jurnal yang saya baca, kandungan gizi tempe yang berasal dari kedelai GMO dengan tempe yang berasal dari petani lokal memiliki perbedaan kandungan gizi yang hanya berbeda tipis.
Masyarakat juga tak perlu khawatir akan keamanan tempe dari kedelai GMO karena pihak pemerintah Indonesia memeriksa produk GMO sebelum diedarkan. Selain itu, untuk mencegah ancaman dari luar negeri, dunia juga mempunyai lembaga FAO dan Codex yang akan menjamin produk yang diedarkan aman dari bahaya. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tempe tidak berbahaya bagi kesehatan, sehingga para pecinta tempe tak perlu ragu lagi untuk mengonsumsi tempe. []
kedelai yang dimodifikasi sehingga mengandung lebih banyak protein dan zat besi. Salah satu penemuan baru saat ini yakni ilmuan Eropa telah berhasil memasukkan vitamin A dalam padi.
Banyaknya keuntungan yang sudah kita ketahui, ternyata produk GMO juga memiliki kekurangan. Produk GMO dapat menyebabkan gangguan keseimbangan ekologi, terbentuknya resistensi terhadap antibiotik, dan terbentuknya senyawa toksik, allergen atau terjadinya perubahan nilai gizi.
Tempe adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari hasil fermentasi kedelai. Akhir-akhir ini,
tempe menjadi trending topik karena disebut-sebut sebagai salah satu produk Genetically Modified Organism (GMO). Di mana gen-gennya telah diubah dengan menggunakan teknik rekayasa genetika (Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, 2015).
Produk GMO memiliki kelebihan berupa hasil panen yang tinggi, sehingga dapat mengatasi masalah ketahanan pangan nasional. Selain itu, produk GMO juga dapat memperbaiki nutrisi produk seperti
PERMATA SALSA ASSYIFAMahasiswi Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian, Fakultas Pertanian, Unsyiah/ Wakil Ketua Divisi Profesi
Himatekh 2019
Kedelai sebagai bahan baku tempe dapat berpotensi menjadi salah satu produk hasil GMO. Kedelai yang sudah mengalami proses rekayasa genetika (PRG) memiliki kelebihan yakni menjadi tahan penyakit dan hama serta menghasilkan biji yang lebih besar. Produksi kedelai di Indonesia menghasilkan kedelai dengan ukuran yang kecil dan tidak seragam. Selain itu, minimnya produksi kedelai dalam negeri menyebabkan pemerintah harus menyuplai 70 persen kebutuhan kedelai dari Amerika Serikat dan Malaysia.
Seperti yang kita ketahui bahwa produk Amerika Serikat 100 persen murni adalah merupakan produk hasil GMO. Sehingga sebagian besar tempe yang kita konsumsi selama ini merupakan tempe yang dibuat dari kedelai yang sudah mengalami proses modifikasi genetik. Hal ini akan meresahkan para konsumen dikarenakan berdasarkan sumber yang ada, produk GMO merupakan produk yang berbahaya.
Berdasarkan hasil pengamatan saya, tempe di Aceh umumnya memiliki tekstur yang empuk dan memiliki kedelai yang berukuran besar. Setelah disurvei produk tempe yang dihasilkan oleh industri tempe di Aceh berasal dari kedelai impor yang dibeli dari Medan. Pemilik usaha menyatakan jika tempe yang diolah dari kedelai hasil produksi petani lokal mengakibatkan tempe yang dihasilkan tidak mengembang
Dr Gilles Eric Seralini dari University of Caen mengatakan masalah kesehatan akibat mengonsumsi hasil tanaman transgenetic juga pernah dialami petani di Amerika Serikat. Masalah itu berupa penurunan kesuburan pada hewan ternak setelah diberi makanan jagung transgenetic.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat apakah olahan tempe yang selama ini menjadi makanan sehari-hari warga Indonesia merupakan produk hasil GMO.
Produk GMO dapat menyebabkan gangguan keseimbangan ekologi, terbentuknya resistensi terhadap antibiotik.
“
RISET 33
Tentu kita masih belum lupa dengan peristiwa tsunami yang melanda Aceh pada tanggal 26 Desember
2004 silam. Bagaimana dahsyatnya tsunami mampu memporak-porandakan Aceh dan menimbulkan banyak korban jiwa. Namun, siapa
Gua di tebing gunung yang berlokasi tidak begitu jauh dari bibir pantai, terletak di pesisir Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, tepatnya di Desa Meunasah Lhok. Gua yang berjarak sekitar 35 km ke arah Barat-Selatan dari Banda Aceh ini, ternyata menyimpan sejarah tsunami yang
pernah menerjang Aceh sejak tahun 7.400 tahun silam.
Guha Ek Luntie, begitu masyarakat setempat menamakan gua tersebut dalam bahasa Aceh. Guha dalam bahasa Indonesia berarti gua, ek bermakna kotoran, sedangkan luntie adalah kelelawar. Dinamakan Guha Ek Luntie karena adanya keberadaan lapisan guano (kotoran kelelawar) di dalam gua batu tersebut yang dihasilkan oleh kelelawar yang bersarang di dalamnya. Masyarakat setempat mendatangi Guha Ek Luntie untuk mengambil guano (kotoran kelelawar) yang jatuh di dalam gua untuk dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman.
Lokasi gua pantai ini yang terlindung dan tidak adanya aktivitas manusia menjamin bahwa lapisan-lapisan pasir di dalam gua terawetkan dengan baik dan menyajikan rekaman sejarah gempa lengkap untuk Samudera Hindia antara 7.400 dan 2.900 tahun silam. Interior gua tersebut juga melindungi endapan-endapan tsunami dari proses erosi. Dari dalam Guha Ek Luntie terungkap bahwa bencana tsunami tahun 2004 bukan yang pertama kalinya terjadi di Aceh. Sejak ribuan tahun silam telah terjadi beberapa kali tsunami besar di Aceh dan bencana tersebut berulang. Peristiwa itu disebut dengan tsunami purba
(Paleotsunami), termasuk tsunami yang terjadi di akhir tahun 2004 lalu. Hal itu terungkap setelah para pakar meneliti lapisan-lapisan tanah dan pasir atau endapan lumpur di dalamnya. Usia lapisan itupun sudah puluhan abad lamanya. Kejadian tsunami di Aceh ternyata berulang dengan periode perulangannya yang sangat beragam.
Pada saat penulis mengunjungi Guha Ek Luntie, masih terdapat beberapa peneliti yang melakukan penelitian terhadap lapisan-lapisan sedimen tanah di dalam gua. Patrick Daly, salah seorang peneliti dari Nanyang Technological University, bersedia meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan dan menjelaskan informasi seputar penelitian yang sedang mereka kerjakan terkait rekam jejak tsunami purba.
Patrick menjelaskan bahwa kejadian tsunami di Aceh berulang dalam rentang waktu yang berbeda. Dari puluhan tahun hingga ratusan tahun, bahkan ribuan tahun. Hal itu bisa terlihat dari lapisan-lapisan sedimen tanah yang berbeda. Stratigrafi tersebut terlihat jelas dengan adanya kontras warna antara berbagai lapisan pasir, lumpur, dan pasir bercampur organik pada lubang galian.
Patrick mengatakan ada sepuluh lubang yang sudah digali untuk
melihat perbandingan lapisan-lapisan sedimennya. Pada lubang galian di dalam gua, lapisan-lapisan sedimen tanah terlihat jelas dari adanya perbedaan warna antarlapisan. Lapisan-lapisan endapan tersebut dibatasi oleh lapisan guano organik yang berwarna hitam yang dihasilkan dari kelelawar yang menghuni gua pantai tersebut. Umur lapisan tersebut diketahui melalui penentuan radiocarbon. Umur radiocarbon (carbon dating) dapat memberi informasi mengenai umur kejadian tsunami atau batas umur maksimum dan minimum dari suatu tsunami.
Lapisan pasir yang paling tipis mempunyai interval-interval perulangan terkecil, sedangkan lapisan-lapisan pasir yang tebal memiliki interval perulangan yang besar. Tanah yang berada di lapisan paling bawah lubang galian diperkirakan berumur 7.400 tahun, sedangkan tanah di lapisan paling
32 RISET
sangka peristiwa tsunami tersebut dan kejadian tsunami sebelumnya di Aceh, meninggalkan jejak di dalam sebuah gua. Hal itu diketahui setelah keberadaan gua tersebut menjadi bahan penelitian pakar geofisika di Aceh beberapa tahun silam.
MalahayatiAlumni Magister Biologi, Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam Unsyiah
Menguak SejarahRekam Jejak Tsunami Acehdi Guha Ek Luntie
Guha dalam bahasa Indonesia berarti gua, ek bermakna kotoran, sedangkan luntie adalah kelelawar.
“
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
XXX34 RISET 35
atas merupakan sedimen yang dibawa gelombang tsunami tahun 2004 lalu.
Selain pasir, lumpur, dan guano organik, pada sedimen-sedimen tersebut juga ditemukan mikrofosil yang ikut terbawa oleh gelombang tsunami. Lapisan pasir tsunami 2004 banyak mengandung Foraminifera yang masih utuh. Kumpulan Foraminifera dari lapisan-lapisan pasir tersebut didominasi oleh spesies-spesies dari intertidal, subtidal sampai laut lepas. Lapisan-lapisan sedimen tersebut juga dapat menginformasikan seberapa kuat gelombang tsunami yang menerjang dilihat dari material sedimen yang terbentuk.
Mengenai wacana tentang akan dibuatnya kawasan geopark Guha Ek Luntie oleh Pemerintah Aceh, Patrik mengaku sangat setuju. Mengingat perulangan tsunami di Aceh tidak beraturan, maka kemungkinan perulangan kembali tsunami dahsyat di Aceh sangat besar. Menurutnya, sangat penting bagi masyarakat luas untuk mengetahui informasi terkait Paleotsunami Guha Ek Luntie sehingga masyarakat paham akan kesiapsiagaan bencana. Dia juga mengatakan ide mengenai geopark, tanah tidak boleh diinjak untuk mencegah terjadinya kerusakan sedimen tanah tsunami purba di dalam gua. Sebaiknya dibuat jembatan gantung di situs geopark tersebut sehingga pengunjung yang
EDISI 242 . DESEMBER 2019
datang dapat melihat langsung lapisan sedimen tanah Paleotsunami dari atas tanpa harus menginjak permukaan tanah. Sebab jika itu terjadi dapat menyebabkan tanah rapuh dan merusak situs tersebut.
Patrick juga menambahkan pentingnya peletakan infografis dan foto-foto yang menyediakan detail infomasi terkait Paleotsunami sehingga pengunjung dapat memperoleh pengetahuan dan informasi penuh mengenai Paleotsunami. Semoga pembentukan kawasan geopark Guha Ek Luntie dapat segera dilakukan sebelum kawasan tersebut rusak akibat aktivitas manusia dan ikut mengubur sejarah bukti tsunami. []
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
Rencana Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) Universitas Syiah
Kuala mendirikan Program
Studi Profesi Apoteker (PSPA) di tahun
2020 bukan sekadar mimpi belaka.
Berbagai persiapan sudah mulai
dilaksanakan oleh jajaran pimpinan
fakultas itu. Salah satunya menjalin
kerja sama dengan empat perusahaan
farmasi terkemuka di Indonesia. Ke
empat perusahaan tersebut adalah PT.
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
Rencana Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) Universitas Syiah
Kuala mendirikan Program
Studi Profesi Apoteker (PSPA) di tahun
2020 bukan sekadar mimpi belaka.
Berbagai persiapan sudah mulai
dilaksanakan oleh jajaran pimpinan
fakultas itu. Salah satunya menjalin
kerja sama dengan empat perusahaan
farmasi terkemuka di Indonesia. Ke
empat perusahaan tersebut adalah PT.
FAKULTAS 37
Kimia Farma Trading dan Distributor
Aceh, PT. Kimia Farma Apotek Unit
Bisnis Banda Aceh, PT Anugrah
Argon Medica Cabang Aceh dan PT.
Indofarma Global Medika Cabang
Aceh. Kesepakatan kerja sama ini
ditandai dengan penandatanganan
MoU oleh Dekan FMIPA Unsyiah Dr.
Teuku Mohamad Iqbalsyah, S.Si, M.Sc
dengan perwakilan dari masing-masing
perusahaan pada 12 Desember 2019
lalu.
Dengan gamblang Iqbal menerangkan,
“Kerja sama ini merupakan salah
satu persiapan FMIPA Unsyiah untuk
mendirikan Program Studi Profesi
Apoteker di bawah Jurusan Farmasi,
yang ditargetkan akan berdiri tahun
2020”.
Salah satu butir kesepakatannya adalah
ke empat perusahaan ini bersedia
menerima mahasiswa FMIPA Unsyiah
untuk kegiatan PKPA. Selama kegiatan
tersebut, mereka akan memfasilitasi
mahasiswa FMIPA Unsyiah untuk
mempelajari tata kelola hingga
pendistribusian obat. Iqbal sangat
mengapresiasi kesepakatan ini karena
sejalan dengan tanggung jawab FMIPA
Unsyiah terhadap Jurusan Farmasi
yang belum tuntas, yaitu membuka
peluang kerja seluasnya bagi para
alumni. Tersedianya program studi ini
di Unsyiah tentu akan memudahkan
mahasiswa sarjana lulusan farmasi
FMIPA untuk melanjutkan pendidikan
profesinya.
Koordinator Program Studi S-1
Farmasi, Lydia Septa Desiyana,
S.Farm mengatakan, saat ini alumni
farmasi Unsyiah harus bersaing ketat
di berbagai perguruan tinggi untuk
melanjutkan Pendidikan Profesi
Apoteker. Mereka mampu bersaing
hingga lolos ke berbagai perguruan
tinggi terkemuka di Indonesia
seperti Universitas Indonesia,
Institut Teknologi Bandung,
Universitas Padjajaran, dan berbagai
perguruan tinggi lainnya, termasuk
mancanegara seperti di Prince of
Songkla University.
Meski demikian, sebagian besar
alumni Unsyiah tetap berharap dapat
melanjutkan pendidikannya di Unsyiah.
Oleh karena itu, ia berharap dengan
adanya kerja sama ini, Program Studi
Profesi Apoteker segera bisa berdiri
di Fakultas MIPA Unsyiah. Selain itu,
Lydia menilai kerja sama ini sangat
penting karena membuka kesempatan
KERJA SAMAUNTUK PROFESI APOTEKER
bagi mahasiswa untuk mendapatkan
pengalaman kerja di perusahan
farmasi.
“Di Program Profesi Apoteker ini,
mahasiswa akan lebih banyak praktik
lapangannya dari pada belajar di ruang
kuliah,” ucap Lydia.
Kepala Cabang PT. Indofarma Global
Medika Cabang Aceh Jonan, S.Pd,.
MM. mengatakan, pihaknya sangat
terbuka bagi siapapun yang ingin
mengunjungi pabrik untuk belajar dan
memahami tata kelola industri farmasi.
Namun ada beberapa hal penting
yang harus dipahami mahasiswa jika
terjun ke dunia industri obat-obatan
ini. Pertama, mereka harus siap jika
nanti di tempatkan di mana saja.
Kedua, calon apoteker tidak cukup
36 FAKULTAS
menguasai cara membuat obat saja,
tapi juga harus memahami bagaimana
regulasi obat yang ada. Ketiga, jika
calon apoteker Unsyiah ini berkarier di
internasional, mereka harus menguasai
minimal dua bahasa asing.
“Jadi apoteker itu tidak cukup hanya
tahu membuat obat saja. Ada banyak
skill lain yang harus mereka kuasai,
termasuk bahasa jika mereka ingin go
international,” ucap Jonan.
Hadir dalam kegiatan ini Manajer
Bisinis PT. Kimia Farma Trading dan
Distributor Aceh Linara Putra S.Farm.
Apt, Manajer Bisnis PT. Kimia Farma
Apotek Unit Bisnis Banda Aceh Drs.
Roy Mustaqim, Apt, Kepala Cabang PT
Anugrah Argon Medica Cabang Aceh
Rawiyanto.
EDISI 242 . DESEMBER 2019
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019EDISI 242 . DESEMBER 2019
ENGLISH 39
opinion, the lecturer has an important
role to prevent it. The lecturers for the
values of honesty in the students such
as appreciating them whenever answer
lecturers’ questions according to their
knowledge capacity, rather than the
correct answer. The point is the lecturer
is not only judging from the results but
also from the process.
In addition, the lecturer must be
able to map out a potential cheating
activity such as using a smartphone
or similar answers. The lecturers must
be observant and put an end to any
chance of possible fraud. The lecturers
can also use unique and creative ways
to prevent students from cheating
such as putting students’ heads into
a cardboard box and their faces
perforated so students are guaranteed
that they will not be able to glance left
and right or just ask a friend next to
them.
This article is not intended to be used
but as an introspection material for
me as a student and for all readers
in general. And I believe “what you
reap is what you sow”. If one gets
used to doing bad things, then the
results will be bad. If we are used to
cheating, these habits will shape our
personality. []
Cheating Habits Among Students
38 ENGLISH
Cheating is one of the
despicable behaviors
in Islam and the
perpetrators are
threatened with a very
painful punishment of hell as mentioned
in surah al-Muthaffifin which means
people who are cheating. The cheating
mentioned by Allah SWT in His words is
not only about cheating in the practice
of buying and selling carried out by the
community of Yastrib just as explained
by Imam An-Nasai and Ibnu Majah with
the authentic sanad in Asbabun Nuzul’s
book. But also in family life, community,
state and especially in the university.
Cheating is something that is
commonplace and even becomes
a tradition among the students
themselves, such as cheating on exams,
absenteeism, copy-paste in doing
assignments, etc. I once asked a student
a question “why are you cheating when
you know it’s a bad deed?” she told me
that we live in Indonesia where a high
GPA is more valued to enter the world
of work than with honesty and also the
standard for graduation is getting higher
and higher so that some students are
forced to cheat.
As a result of such a mindset, students
see that a high GPA is more important
than an understanding of their field
of study. That is one example of the
factor students cheat. Another factor
according to my observation is a little
fear of Allah and a lack of awareness
that Allah is omniscient even the
smallest of our actions. In addition,
lacking in confidence in answering test
questions, being lazy to learn, and too
ambitious to get perfect grades also
motivate them to cheat.
Cheating in science is very dangerous
and has a very large negative impact.
Scholars state that a diploma which is
obtained in a dishonest way and using
it to get a job, then the assets collected
are included in the illicit assets. And
then the family blessed with ill-gotten
wealth became the fuel of hellfire.
Not only that, students who are already
accustomed to cheating when entering
into work will also continue to cheat
like making corruption, nepotism, and
collusion. The practice of cheating in
examinations is a “disaster” for the
world of education. Education should
shape human beings into honest people
with high integrity instead of creating
producers of waste in the community.
After knowing the causes and effects
of fraud committed by students. In my
38 ENGLISH
ABOUT WRITER
Dedek Marlaini
Student of Chemistry Department Unsyiah
ACHIEVEMENT
n Runner Up Essay Competition in Sumatera, 2019
n Runner Up of Quiz (Cerdas Cermat) Competition, 2016
n Gold Medal of Tarung Derajat Provincial Level Championship, 2016
n Champion of KEMSAMA Pramuka at Regency Level, 2015
n 3th Place Speech Competition at Regency Level, 2014
n Runner Up of Short Story Writing Competition, 2012
n Champion of Kasti Bali Competition at Sub-district Level, 2009
n Bidikmisi Scholarship Awardee, 2017
EXPERIENCE
n Volunteer at Indonesian Care, 2018-now
n Volunteer at Baitul Maqdis Chapter Aceh, 2018-now
n English World Platform, 2018-now
n HIMKA (Student Association of Chemistry), 2018-2019
n Tarung Derajat Laskar Mea Putih, 2014-2017
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
MUTU40 MUTU 41
Pendidikan tinggi sekarang diarahkan untuk berorientasi pada pasar. Di banyak
negara, khususnya negara-negara berkembang, semakin khawatir dengan tren ketidaksesuaian antara pendidikan dengan pekerjaaan. Selain karena jumlah rasio lowongan pekerjaan dengan lulusan perguruan tinggi yang
(SKP) terhadap fasilitas dan layanan Unsyiah oleh mahasiswa, dan Survei Kepuasan Pengguna (SKP) terhadap fasilitas dan layanan Unsyiah oleh tenaga kependidikan.
Survei EPBM dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu di bulan Desember untuk evaluasi proses belajar mengajar di semester ganjil dan bulan Juli untuk evaluasi proses belajar mengajar di semester genap. Survei ini menilai kepuasan mahasiswa terhadap proses belajar dan mengajar yang dilaksanakan setiap dosen yang mengampu mata kuliah di setiap semesternya.
Survei SKP oleh mahasiswa dilaksanakan setiap tahun bersamaan dengan pengisian KRS mahasiswa di semester ganjil yaitu di bulan Agustus. Berbeda dengan survei EPBM, survei SKP lebih fokus kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas dan layanan yang diberikan oleh Unsyiah. Sama halnya dengan SKP oleh mahasiswa, SKP oleh dosen juga dilaksanakan setiap tahun yaitu bersamaan dengan jadwal pengisian Sistem Informasi Pengevaluasian Kinerja Dosen (SIPKD).
Masa pengisian SKP oleh tenaga kependidikan dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya di awal bulan September. Berkat bantuan dan dukungan Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi dan Teknologi (UPT TIK) dan Bagian Kepegawaian Unsyiah, keempat
survei ini dilakukan secara online dan melekat pada sistem informasi yang mewajibkan pengguna sistem informasi tertentu untuk mengisi survei. Hasil dari mekanisme survei seperti ini berhasil menjaring banyak responden sehingga beragam respon pengguna Unsyiah dapat diperoleh. Hasil survei ini dimanfaatkan oleh unit dan lembaga di lingkungan Unsyiah sebagai bahan evaluasi untuk peningkatan kualitas fasilitas dan layanan. Sekaligus sebagai bukti pelaksanaan penjaminan mutu untuk keperluan akreditasi.
Pelaksanaan survei yang dilaksanakan oleh LP3M selama ini mewajibkan pengguna sistem informasi tertentu untuk mengisi survei. Sulitnya memperoleh responden dalam kegiatan survei, LP3M memanfaatkan sistem informasi yang ada untuk menjaring responden. Hasilnya dari segi jumlah responden sangat memuaskan, dan dari sisi hasil survei cukup representatif. Mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan Unsyiah diharapkan mencurahkan waktu dan pikiran untuk mengisi survei. Karena melalui respon kritik dan saran yang membangun dari para pengguna Unsyiah, mutu dapat dimonitor dan dikembangkan. Semoga perbaikan fasilitas dan layanan yang dilakukan oleh unit-unit kerja dan lembaga yang ada di Unsyiah mampu mengantarkan Unsyiah menjadi salah satu universitas unggul di Indonesia pada tahun 2020. []
SURVEI SEBAGAI SARANA PENINGKATAN MUTU UNSYIAH
tinggi merupakan hal yang sangat penting. Pengguna perguruan tinggi terbagi menjadi dua kelompok yaitu pengguna internal dan pengguna eksternal. Pengguna internal yaitu dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan. Sedangkan pengguna eksternal adalah orang tua mahasiswa, pengusaha, pemerintah, dan masyarakat.
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) telah melakukan upaya untuk peningkatan kepuasan pengguna. Melalui Lembaga Pengembangan Pendidikan Dan Penjaminan Mutu (LP3M), Unsyiah setiap tahun mengevaluasi kepuasan pengguna internal terhadap fasilitas dan pelayanan universitas. Untuk kepuasan pengguna eksternal dilakukan oleh unit dan lembaga lainnya di lingkungan Unsyiah.
Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi untuk kebutuhan akreditasi program-program studi juga dilakukan survei kepuasan pengguna baik internal dan eksternal. Dengan adanya pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) 2018 yang baru, dan perubahan Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) dan Instrumen Akreditasi Program Studi (APS) yang lebih mengarah ke outcome base, Unsyiah perlu merevisi mekanisme survei dan instrumen survei serta menyediakan berbagai survei yang menjaring respon dari para orang tua, pengusaha, pemerintah, masyarakat, mitra, dan komunitas keilmuwan agar sesuai dengan pedoman SPMI dan instrumen akreditasi.
LP3M saat ini telah melaksanakan secara rutin empat survei di lingkungan internal. Keempat survei tersebut, yaitu Survei Evaluasi Proses Belajar Mengajar (EPBM), Survei Kepuasan Pengguna (SKP) terhadap fasilitas dan layanan Unsyiah oleh dosen, Survei Kepuasan Pengguna
Rahmaddiansyah, S.Si, M.ScPusat Informasi dan Evaluasi LP3M Unsyiah/Dosen Fakultas Pertanian Unsyiah
tidak seimbang, kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh perguruan tinggi harus menjadi prioritas. Untuk mempersiapkan lulusan yang berkualitas, tentu mutu fasilitas dan layanan pendidikan di perguruan tinggi harus baik dan terus ditingkatkan.
Usaha untuk menyenangkan dan memuaskan pengguna perguruan
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
RELIGIA42 RELIGIA 43
Pemuda adalah sosok yang diharapkan untuk dapat melanjutkan perjuangan dari generasi sebelumnya.
Sejak zaman dulu hingga Indonesia merdeka, pemuda adalah sosok yang memiliki keberanian serta semangat tinggi dalam menciptakan suatu perubahan.
Perilaku yang ada di dalam diri seorang pemuda juga tidak bisa
dipisahkan dari kebiasaan sejak kecil yang berpedoman pada ajaran agama. Agama mengatur segalanya termasuk perilaku-perilaku yang baik yang harus ada dalam diri seorang pemuda.
Ingat suatu kisah perjuangan tujuh pemuda ashabul kahfi yang terjebak di dalam gua demi mempertahankan agamanya. Kisah pemuda ini tertulis dalam Surah Al-Kahfi yang
menceritakan semangat mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Pemuda ini tidak seperti pemuda pada umumnya. Inilah pemuda yang dikisahkan oleh nabi melalui satu hadis yang cukup panjang dan nabi memberi jaminan kepada mereka karena sifatnya yang luar biasa.
Singkat cerita, sekelompok pemuda ini kompak untuk membentuk
sebuah kelompok. Kelompok yang dapat mendekatkan diri mereka kepada Tuhan-Nya. Namun, perjuangan itu tidak semulus dan semudah membalikkan telapak tangan. Dalam waktu bersamaan pula, tujuh pemuda ashabul kahfi ini mendapat ancaman yang luar biasa dari seorang raja, hingga lahirlah sebuah peraturan yang menyudutkan mereka. Peraturan yang mengancam kecintaan kepada Rabb-Nya. Gua adalah tempat yang aman bagi mereka untuk menjaga keimanan kepada Allah Subhanallahu wata’ala.
Kisah seperti di atas sulit untuk ditemui di zaman sekarang. Saat ini, kita merasa aman dan damai dalam beribadah. Apalagi di Aceh, negeri yang tunduk pada ajaran agama Islam. Namun, semakin majunya dunia dan hadirnya beragam alat teknologi membuat perjuangan pemuda dalam menjaga keistikamahannya terguncang. Ini ancaman yang sifatnya tersirat dan lebih berbahaya dibandingkan yang terlihat langsung. Kecanggihan teknologi mampu mengantarkan seorang pemuda seperti diperbudak oleh teknologi itu sendiri.
Lalu apa yang harus dilakukan seorang pemuda untuk menghadapi kecanggihan teknologi yang kerap mengganggu ibadah kepada Sang Pencipta?
Saya, kamu, dan kita semua yang tumbuh dan sedang menyandang gelar pemuda tentu ujian teknologi ini lebih berat. Keputusan yang kita ambil sekarang akan berdampak besar terhadap masa yang akan datang. Jika itu adalah keputusan benar, maka berhasillah seorang pemuda dalam menentukan goals dalam hidupnya. Namun jika itu salah, maka pergaulan bebas, minum khamar, penggunaan narkoba, tentu akan membawa masa depan menjadi lebih suram.
Sahabat, iman inilah yang harus kita pertahankan di tengah maraknya perkembangan teknologi. Kita
benar-benar di uji dan tertantang. Istikamah dalam mempertahankan iman memang tidaklah mudah. Apalagi setiap insan sudah memiliki gadget yang mampu mengantarkan kita untuk bebas mengakses apapun, termasuk kajian islami maupun situs pornografi.
Menentukan goals dalam hidup adalah hal yang terpenting. Lalu tentukan breakdown untuk dunia yang ingin kita pilih di masa depan. Cara seperti ini akan membuat kita mudah dalam memilih suatu keputusan, yakni keputusan yang akan membawa kita untuk tetap istikamah di jalan Allah Swt.
Selanjutnya, kita harus benar-benar fokus pada bidang yang ditekuni. Jadikan teknologi sebagai alat penunjang di bidang yang ditekuni. Contohnya saja di Banda Aceh di kota pelajar ini, beberapa pemuda hijrah telah membuktikan. Mereka istikamah menjaga keimanan, tetapi sukses dalam bidang yang ditekuninya. Sebab segala petunjuk dan pedoman hidup ini sesungguhnya sudah ada di dalam Alquran dan hadis.
Jika di zaman dulu ada tujuh pemuda ashabul kahfi yang berjuang menjaga keimanannya terhadap Allah Swt, maka saat ini kita harus menjadi pemuda yang tidak diperbudak oleh kecanggihan teknologi demi istikamah di jalan-Nya. []
JADI PEMUDA ISTIKAMAH DI ERA DIGITAL Menentukan
goals dalam hidup adalah hal yang terpenting. Lalu tentukan breakdown untuk dunia yang ingin kita pilih di masa depan.
“
Astina RiaAlumni FKIP Unsyiah/
Pegiat FLP Aceh
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 242 . DESEMBER 2019
XXX 4545ASPIRASI
EDISI 230 . DESEMBER 2018
ASPIRASIAspirasi
EDISI 242 . DESEMBER 2019
Universitas Syiah Kuala@Unsyiah
@univ_syiahkuala
@univ.syiahkuala.id
@univ_syiahkuala
Unsyiah TV
www.humas.unsyiah.ac.id
EDISI 242 . DESEMBER 2019 EDISI 230 . DESEMBER 2018
XXX46 KABAR 47
UNIVERSITAS Syiah Kuala kembali meraih Anugerah Keterbukaan Informasi Badan Publik tahun 2019 dari Komisi Informasi Aceh (KIA), dalam kategori Badan Publik yang Cukup Informatif. Penghargaan ini diserahkan oleh Ketua KIA, Drs. Yusran, M.Si kepada Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Marwan di Kantor Gubernur Aceh, Selasa 3 Desember 2019.
Penganugerahan itu diberikan dalam rangka implementasi UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Ini merupakan kali kedua Unsyiah menerimanya setelah di tahun 2017 juga menerima penghargaan serupa.
Ketua KIA, Drs. Yusran, M.Si mengatakan, penganugerahan ini merupakan salah satu dukungan Pemerintah Aceh dalam mewujudkan reformasi pemerintah yang bersih dan berwibawa. Penilaian telah dilakukan sejak Agustus silam dengan melibatkan 159 badan publik di seluruh Aceh.
“Penilaian setiap badan publik ini melewati beberapa tahap seleksi, seperti penilaian mandiri, veri�kasi, hingga visitasi,” ujar Yusran.
Ia menambahkan penganugerahan ini bukanlah kontestasi badan publik, tetapi sebagai tolok ukur keterbukaan informasi di Aceh agar semakin berkualitas.
UNIVERSITAS Syiah Kuala (Unsyiah) kembali menambah jumlah profesor. Penambahan profesor ini dikukuhkan dalam Sidang Senat Terbuka yang dipimpin Ketua Senat Unsyiah, Prof. Dr. Said Muhammad MA, Kamis (12/12) di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah.
Mereka yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. M. Faisal, ST., M.Eng (Fakultas Teknik), Prof. Dr. Ir. Rosnani Nasution, M.Si, Prof. Dr. Ir. Marlina, M.Si, dan Prof. Syaukani, S.Si., M.Sc yang ketiganya berasal dari Fakultas MIPA.
Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng IPU mengungkapkan kebanggaannya kepada empat profesor baru Unsyiah yang telah berhasil mencapai jabatan fungsional tertinggi di bidang kepakaran yang digelutinya. Hingga saat ini, jumlah profesor di Unsyiah berjumlah 72 orang dengan jumlah terbanyak di Fakultas Teknik 19 orang, disusul Fakultas Pertanian 12 orang.
Prof. Dr. Ir. Marwan mengapresiasi kepercayaan KIA yang telah memilih Unsyiah sebagai salah satu penerima penghargaan. Keberhasilan ini menjadi penyemangat bagi Unsyiah untuk terus menyajikan informasi yang tepat dan terbuka bagi masyarakat.
Sementara itu, Kepala Humas Unsyiah, Chairil Munawir ST, SE. MM mengatakan ini kali kedua Unsyiah menerima penghargaan dari KIA. Sebelumnya di tahun 2017, Unsyiah juga pernah mendapatkan penghargaan serupa. Bahkan, beberapa waktu lalu Unsyiah juga meraih anugerah yang sama dari Komisi Informasi Pusat terkait dengan keterbukaan informasi publik.
“Penghargaan ini setidaknya menjadi bukti jika Unsyiah sangat berkomitmen dengan keterbukaan informasi publik, dan ini menjadi penyemangat bagi kita semua,” ujar Chairil.
Ia juga menambahkan jika saat ini, Unsyiah terus berusaha memberikan pelayan informasi kepada publik secara baik. Beberapa fasilitas telah hadir melengkapi pelayanan tersebut, seperti Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yang dikelola Humas Unsyiah yang dapat diakses secara terbuka melalui portal website dan aplikasi smartphone. []
UNSYIAH KEMBALI RAIH PENGHARGAANKETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK 2019
UNSYIAH KEMBALI KUKUHKAN EMPAT PROFESORWalau laju pertumbuhan profesor di Unsyiah semakin membaik, tetapi menurut Rektor penambahan ini belum memuaskan. Sebab hingga saat ini, jumlah profesor di Unsyiah masih berada di angka 4,5 persen dari jumlah dosen secara keseluruhan. Salah satu penyebabnya karena beberapa profesor memasuki masa purnabakti dan adanya penambahan dosen baru di beberapa program studi yang memperbesar faktor pembagi.
Meski demikian, segala upaya tetap dilakukan Unsyiah untuk mencapai target 200 profesor dalam dua atau tiga tahun ke depan. Terlebih lagi Unsyiah berupaya masuk dalam jajaran 10 besar PTN terkemuka di Indonesia, 200 besar Asia, dan 1.000 besar di dunia. Untuk itu, Rektor menaruh harapan besar kepada keempat profesor baru ini untuk berkontribusi optimal bagi Unsyiah. Salah satunya berpartisipasi aktif dalam membantu Unsyiah meraih nilai akreditasi unggul. []
EDISI 242 . DESEMBER 2019