mencegah dan memberantas korupsi

2
Mencegah dan memberantas korupsi, mencermati dinamikanya di indonesia, drs. R.dyatmiko soemodiharjo, S.H., M.Hum, prestasi pusaka publisher, cetakan pertama, 2008. Apa yang sekarang berlangsung dalam pemberantasan korupsi ternyata lebih mengedepankan strategi represif dengan melakukan pengungkapan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan pengadilan serta menghukum para pelaku korupsi. Sedangkan upaya-upaya pencegahan agar tidak timbul korupsi ternyata masih kurang memperoleh perhatian semestinya. Tindakan represif saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan upaya-upaya preventif yang dapat mencegah timbulnya korupsi. Menurut baharudin lopa, mencegah kolusi dan korupsi tidak begitu sulit, kalau kita secara sadar untuk menempatkan kepentingan umum (kepentingan rakyat banyak) di atas kepentingan pribadi atau golongan. Ini perlu ditekankan sebab betapapun sempurnanya peraturan, kalau niat untuk korup tetap ada di hati, yang memiliki peluang untuk melakukan perbuatan tidak terpuji tersebut, korupsi tetap akan terjadi. Korupsi hanya terjadi apabila ada niat yang mendorong untuk melakukan korupsi dan adanya kesempatan yang memungkinkan orang untuk melakukan korupsi. Meskipun seseorang punya niat melakukan korupsi tetapi yang bersangkutan tidak dapat korupsi oleh karena tidak ada kesempatan untuk melakukan korupsi. Sebaliknya meskipun ada kesempatan terbuka untuk korupsi namun korupsi tidak terjadi, oleh karena yang bersangkutan tidak punya niat untuk melakukan korupsi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pemberantasan korupsi akan berhasil dengan upaya mencegah timbulnya niat orang untuk korupsi dan upaya meniadakan keadaan yang memungkinkan atau dapat memberikan kesempatan orang melakukan korupsi.

Upload: budi-wijoyo

Post on 29-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mencegah Dan Memberantas Korupsi

Mencegah dan memberantas korupsi, mencermati dinamikanya di indonesia, drs. R.dyatmiko soemodiharjo, S.H., M.Hum, prestasi pusaka publisher, cetakan pertama, 2008.

Apa yang sekarang berlangsung dalam pemberantasan korupsi ternyata lebih mengedepankan strategi represif dengan melakukan pengungkapan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan pengadilan serta menghukum para pelaku korupsi. Sedangkan upaya-upaya pencegahan agar tidak timbul korupsi ternyata masih kurang memperoleh perhatian semestinya. Tindakan represif saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan upaya-upaya preventif yang dapat mencegah timbulnya korupsi.

Menurut baharudin lopa, mencegah kolusi dan korupsi tidak begitu sulit, kalau kita secara sadar untuk menempatkan kepentingan umum (kepentingan rakyat banyak) di atas kepentingan pribadi atau golongan. Ini perlu ditekankan sebab betapapun sempurnanya peraturan, kalau niat untuk korup tetap ada di hati, yang memiliki peluang untuk melakukan perbuatan tidak terpuji tersebut, korupsi tetap akan terjadi.

Korupsi hanya terjadi apabila ada niat yang mendorong untuk melakukan korupsi dan adanya kesempatan yang memungkinkan orang untuk melakukan korupsi. Meskipun seseorang punya niat melakukan korupsi tetapi yang bersangkutan tidak dapat korupsi oleh karena tidak ada kesempatan untuk melakukan korupsi. Sebaliknya meskipun ada kesempatan terbuka untuk korupsi namun korupsi tidak terjadi, oleh karena yang bersangkutan tidak punya niat untuk melakukan korupsi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pemberantasan korupsi akan berhasil dengan upaya mencegah timbulnya niat orang untuk korupsi dan upaya meniadakan keadaan yang memungkinkan atau dapat memberikan kesempatan orang melakukan korupsi.

Strategi pemberantasan korupsi dibagi menjadi 3 yaitu:

Strategi preventif dilaksanakan guna mencegah penyebab timbulnya korupsi, sehingga dapat meminimalkan penyebab korupsi dan dilakukan upaya meminimalkan peluang untuk dapat melakukan korupsi.

Strategi detektif dilaksanakan terhadap korupsi yang terlanjur terjadi guna mengetahui dengan cepat dan akurat sehingga segera dapat dilakukan tindakan yang tepat. Untuk itu perlu dilakukan pembenahan sistem pengawasan yang efektif dan efisien.

Strategi represif untuk memberikan sanksi hukum yang tegas dan tepat kepada semua pihak yang terlibat perbuatan korupsi.