mencegah dah mendeteksi fraud

9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.3 TUJUAN Untuk melengkapi tugas auditing 1 pada semester 5 (lima). 1

Upload: tikaindahsari

Post on 27-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hg

TRANSCRIPT

Page 1: Mencegah Dah Mendeteksi Fraud

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN

Untuk melengkapi tugas auditing 1 pada semester 5 (lima).

1

Page 2: Mencegah Dah Mendeteksi Fraud

BAB 2

PEMBAHASAN

2.3 MENCEGAH FRAUD

Untuk mencegah terjadinya fraud, mengacu pada Albrecht, Albrecht, Albrecht, dan

Zimbelman (2009:109), salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan yaitu dengan

mengurangi peluang terjadinya fraud dengan memperhatikan hal – hal berikut ini:

1. Memiliki sistem pengendalian yang baik

Berkaitan dengan pengendalian internal, Committee of Sponsoring

Organizations (COSO)   mengharuskan perusahaan untuk memiliki kerangka

pengendalian internal sebagai berikut:

a. Lingkungan pengendalian yang baik.

b. Penilaian resiko.

c. Aktivitas pengendalian yang baik.

d. Arus komunikasi dan informasi yang baik.

e. Pengawasan.

Dari kelima unsur yang disebutkan pada kerangka di atas, Albrecht, Albrecht,

Albrecht, dan Zimbelman (2009:110) terfokus pada:

1. Lingkungan pengendalian,

Merupakan lingkungan kerja yang diciptakan atau dibentuk oleh perusahaan

bagi para karyawan. Unsur – unsur lingkungan pengendalian meliputi hal – hal

berikut:

a. Peran dan contoh manajemen.

b. Komunikasi manajemen.

c. Perekrutan yang tepat.

d. Struktur organisasi yang jelas.

e. Internal audit perusahaan yang efektif.

2. Arus komunikasi dan informasi yang baik (sistem akuntansi),

Setiap fraud pasti meliputi tindakan kecurangan, menyembunyikan

kecurangan, dan konversi. Sistem akuntansi yang baik dapat menyediakan

jejak audit yang dapat membantu fraud ditemukan dan mempersulit

2

Page 3: Mencegah Dah Mendeteksi Fraud

penyembunyian. Sistem akuntansi yang baik harus memastikan bahwa

transaksi yang tercatat mencakup kriteria berikut:

a. Sah.

b. Diotorisasi dengan benar.

c. Lengkap.

d. Diklasifikasikan dengan benar.

e. Dilaporkan pada periode yang benar.

f. Dinilai dengan benar.

g. Diikhtisarkan dengan benar.

3. Aktivitas atau prosedur pengendalian,

Agar perilaku karyawan sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan, dan

membantu perusahaan dalam mencapai tujuan, diperlukan lima prosedur

pengendalian yang utama:

a. Pemisahan tugas atau pengawasan ganda.

b. Sistem otorisasi.

c. Pengecekan independen.

d. Pengamanan fisik.

e. Dokumen dan pencatatan.

2.   Menghambat terjadinya kolusi.

3.   Mengawasi karyawan dan menyediakan saluran telekomunikasi untuk pelaporan fraud

4.   Menciptakan gambaran hukuman yang akan diterima bila melakukan fraud.

5.   Melaksanakan pemeriksaan secara proaktif.

2.4 MENDETEKSI FRAUD

Fraud bisa dilakukan oleh siapa saja, meskipun pelaku fraud adalah orang yang baik

dan dapat dipercaya. Apabila pelaku fraud tidak segera ditindak, maka kerugian perusahaan

semakin besar dan memberi cerminan yang buruk bagi karyawan lain. Kemungkinan besar

suatu kecurangan terjadi ketika lingkungan pekerjaan integritasnya lemah, pengendaliannya

tidak kuat, kehilangan akuntabilitas, atau mendapat tekanan yang besar, maka tidak dapat

dipungkiri seseorang akan melakukan ketidakjujuran. Tetapi, organisasi punya pilihan,

3

Page 4: Mencegah Dah Mendeteksi Fraud

mereka dapat membentuk lingkungan pekerjaan dimana kemungkinan terjadinya fraud sangat

kecil, atau lingkungan pekerjaan yang berpeluang kemungkinan terjadinya fraud sangat besar.

Terdapat empat cara dalam memerangi kecurangan, yaitu dengan pencegahan,

pendeteksian dini, investigasi, dan tindakan hukum. Kedua poin pertama merupakan tindakan

yang lebih efektif dan murah. Selain itu dalam memerangi kecurangan terdapat lima elemen

penting, yaitu:

1. Top manajemen memberikan contoh perilaku yang tepat: manajemen harus

menekankan pada karyawan apabila ada ketidakjujuran, kejadian yang dipertanyakan,

dan perilaku tidak etis maka perbuatan tersebut tidak dapat ditoleransi.

2. Merekrut karyawan baru melalui proses penerimaan yang tepat: apabila akan

merekrut karyawan harus sesuai prosedur seperti melakukan penyelidikan mengenai

latar belakang calon pekerja, mengetahui bagaimana respon calon pekerja terhadap

pertanyaan yang diajukan saat wawancara dan sebagainya.

3. Mengkomunikasikan harapan-harapan mengenai: nilai-nilai dan etika; pelatihan

kepedulian terhadap fraud yang akan membantu karyawan untuk memahami masalah

yang mungkin muncul, bagaimana cara menghadapi, mengatasi, serta melaporkannya;

dan memberikan sangsi terhadap pelaku fraud. Untuk penerapannya, perusahaan bisa

membuat kode etik secara tertulis dan dikomunikasikan kepada seluruh karyawan.

4. Membudayakan kejujuran meliputi pengembangan lingkungan yang positif. Bisa

dilakukan dengan membayar gaji atau upah karyawan secara realistis, dan adanya

keterbukaan antar sesame karyawan.

5. Menerapkan kebijakan organisasi untuk menangani saat kasus fraud terjadi.

Penerapannya adalah membuat kebijakan mengenai sangsi/hukuman yang jelas

kepada setiap pelaku fraud di perusahaan.

Pada dasarnya kecurangan dapat terlebih dahulu dideteksi keberadaanya, hal ini

menuntut pihak perusahaan ataupun pihak auditor lebih peka terhadap segala aktivitas yang

ada dalam perusahaan, dalam hal ini terdapat beberapa faktor ciri-ciri yang menunjukkan

adanya suatu kecurangan dalam suatu perusahaan. yaitu sebagai berikut :

1. Penyimpangan akuntansi

4

Page 5: Mencegah Dah Mendeteksi Fraud

Penyimpangan akuntansi yang biasa terjadi biasanya meliputi masalah asal dokumen,

kesalahan entry jurnal, dan ketidakakuratan buku besar. Contoh:Dokumen yang

terlewatkan, Stale Items, Duplikasi pembayaran, Tulisan tangan yang patut

dipertanyakan dalam dokumen, Entry jurnal tanpa dokumen pendukung, Penyesuaian

yang tidak dapat dijelaskan, Entry jurnal dibuat dekat dengan akhir periode

akuntansi, Buku besar tidak balance, dll.

2. Kelemahan dalam pengendalian internal

Salah satu tujuan utama dari pengendalian internal adalah penjagaan aset. Ketika

pengendalian internal lemah, hal ini  berarti perusahaan memberikan

peluang terjadinya fraud.

3. Penyimpangan analitis

Adalah prosedur atau hubungan yang tidak biasa atau terlalu tidak realistis untuk

dapat dipercaya. Contoh: Penyesuaian persediaan yang tidak dapat

dijelaskan,Penyimpangan spesifikasi, Kenaikan potongan, Kelebihan pembelian,

dan Terlalu banyak memo debit atau kredit.

4. Gaya hidup boros dan berlebihan

Pelaku fraud jenis disini dalam memenuhi kebutuhannya tergolong boros, sehingga

hal ini memotivasinya untuk melakukan fraud. Biasanya para pelaku akan terus

mencuri dan kemudian menggunakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan hidup

mereka yang mewah.

5. Perilaku-perilaku yang tidak seperti biasanya

Ketika orang-orang terlibat dalam kejahatan, mereka dilanda perasaan takut dan

merasa bersalah. Emosi yang keluar inilah yang akhirnya mengekspresikan perilaku-

perilaku yang tidak biasa dari diri pelakunya.

6. Petunjuk dan aduan

Orang yang dalam posisi mendeteksi fraud biasanya dekat dengan sang pelaku.

Mereka ini secara individu biasanya memberikan petunjuk atau aduan bahwa fraud

telah terjadi. Meski aduan dan petunjuk biasanya jarang logis, tapi mereka dapat

termotivasi oleh dendam, atau frustasi, atau banyak alasan yang lain.

5

Page 6: Mencegah Dah Mendeteksi Fraud

BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

6

Page 7: Mencegah Dah Mendeteksi Fraud

DAFTAR PUSTAKA

http://khairoelanwar.blogspot.co.id/2013/09/pendeteksian-dan-pencegahan-fraud.html

(Diakses pada tanggal 25 Desember 2015

7