menambah penghasilan berkat kolam tadah hujan

73

Upload: bambang-gunawan

Post on 30-Mar-2016

276 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Ide "GILA" Menampung Air Hujan untuk Meningkatkan Penghasilan Rakyat

TRANSCRIPT

Page 1: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN
Page 2: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Dengan visi mulia dan pengamatan yang jeli dalam menangkap peluang, Yayasan Oikoumene berhasil memecahkan problem yang dihadapi oleh masyarakat mis­kin sekaligus melestarikan alam dan memberdayakannya. Boleh dibilang, inilah solusi jitu dalam mengentaskan kemiskinan dan memberdayakan sumber daya alam. Salut!

— A.A. Yewangoe, Ketua Umum PGI

Buku yang inspiratif dan sangat menarik dengan banyak contoh pengalaman. Kita diingatkan untuk memakai segala kemampuan dan bekerja sama dengan Sang Pencipta dalam hal menyikapi dan mengolah lingkungan demi kesejahteraan ma­syarakat. Selamat atas terbitnya buku ini!

— Komisaris Jenderal Togar Sianipar

Buku ini adalah bukti nyata keberhasilan program yang tidak eksklusif. Kolam tadah hujan telah membuat Desa Karangduwet di Paliyan menjadi juara na­sional lomba ”Hatinya PKK” (halaman tertata indah nyaman dan peningkatan kesejahteraan keluarga). Sekarang, makin banyak saja keluarga di desa itu yang me miliki kolam tadah hujan dengan kebun sayur dan buah­buahan di halaman rumah mereka. Proficiat!

—Titus K. Kurniadi

Hal yang hebat dari buku ini bukan saja ilmu dan pengalaman yang mau ditular­kan kepada masyarakat lebih luas, melainkan juga tokoh utamanya: Pak Uripto Widjaja. Ia menggagas teknik sederhana: kolam tadah hujan dengan menggunakan lembaran plastik geomembran. Teknologi sederhana ini membantu banyak petani untuk mengatasi kekeringan. Ini langkah kecil berdampak besar. Sebetulnya, ba­nyak masalah di negeri kita bisa diatasi dengan teknik sederhana yang saya sebut Teknik Uripto”— supaya ringkas: ”Teknik Urip”. Ini teknik yang bisa dilahirkan sendiri oleh masyarakat, tak perlu investasi besar—cukup pikiran inovatif, kreatif, dan mandiri, serta keberanian untuk mencoba, seperti dicontohkan oleh Pak Uripto. Pak Uripto, you’ve set up a great role model!

— Ulil Abshar Abdalla, Aktivis Dialog Antaragama

Page 3: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun, termasuk fotocopi, tanpa izin tertulis dari penerbit.

(sesuai Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 49 ayat 1 UU No. 19 Tahun 2002)

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau men-jual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 4: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Yayasan Oikoumene

Imprint BPK Gunung MuliaJl. Kwitang 22-23 Jakarta 10420

Imprint BPK Gunung MuliaJl. Kwitang 22-23 Jakarta 10420

Page 5: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

MenaMbah Penghasilan berkat kolaM tadah hujanCopyright © 2012 oleh Yayasan Oikoumene

Diterbitkan oleh Penerbit LibriPT BPK Gunung MuliaJl. Kwitang 22–23, Jakarta 10420E-mail: [email protected] Website: www.bpkgm.comAnggota IKAPI

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undangCetakan ke-1: 2013

Editor : Staf Redaksi BPK Gunung MuliaSetter : Staf Redaksi BPK Gunung MuliaDesain Sampul : Staf Redaksi BPK Gunung Mulia

Katalog dalam terbitan (KDT)

Yayasan oikoumene

Menambah penghasilan berkat kolam tadah hujan/ oleh Yayasan Oikoumene. – Cet. 1. – Jakarta : Penerbit Libri, 2013.viii, 64 hlm. ; 21 cm.

1. Keterampilan. I. Oikoumene, Yayasan. II. Judul.639.31

ISBN 978-979-687-xxx-x

Page 6: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

v

daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................... vii

Ide ”Gila”: Menampung Air Hujan untuk Meningkatkan Peng hasilan Rakyat ................................... 1

Mewujudkan Kolam Kehidupan di Gunungkidul ............... 7

Cara Membuat Kolam Tadah Hujan ....................................... 11

Budi Daya Ikan di Kolam Tadah Hujan ................................. 17

Pola Kemandirian ...................................................................... 25

Analisis Usaha ............................................................................ 29

Impian yang Terwujud ............................................................. 33

Kesaksian Pemilik Kolam ......................................................... 37

Menghidupkan yang Mati–Konsep Tadah Hujan bagi Telaga­Telaga di Gunungkidul ................................. 49

Lampiran 1: LDPe dalam Pembuatan Kolam Penampungan Air Hujan dalam Pertanian dan Peternakan Rumah­Tangga (Homestead Farming) secara Terpadu (Integrated) ................................................. 56

Lampiran 2: Menggali Nilai Tambah dari Kekeringan ........ 59

Daftar Pustaka ............................................................................ 63

Page 7: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN
Page 8: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

vii

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa, atas tersu sun­nya buku berjudul Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah

Hujan yang diterbitkan oleh Yayasan Oikoumene dan Libri.Buku ini merupakan kompilasi dari proses awal langkah

yang penulis dan rekan­rekan lakukan serta pengalaman pen­duduk yang telah meman faatkan kolam tadah hujan di Gu­nung kidul, wilayah yang di kenal sebagai daerah kering dan tandus di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada umumnya, kemiskinan di daerah tandus terjadi karena kekeringan. Penduduk di wilayah itu hanya dapat bertani atau bercocok tanam selama musim hujan. Kelangkaan air selama musim kemarau karena mengeringnya sumber­sumber air mem buat petani tidak bisa bercocok tanam. Akibatnya, mereka hanya bisa panen paling banyak dua kali dalam setahun. Namun, dengan adanya kolam tadah hujan, petani bisa menambah satu kali panen dalam satu tahun.

Pengalaman Bapak Budi Darmawan, pemilik kebun buah di Kendal, Jawa Tengah, dan pengamatan pada penam pungan air hujan di area golf di Magelang, telah menerbitkan inspirasi untuk membuat kolam tadah hujan di wilayah Gu nungkidul yang kering.

Kami berharap buku ini dapat bermanfaat, menginspirasi ma syarakat, serta dapat menjadi contoh bagi daerah kering lainnya di Indonesia. Melalui kolam tadah hujan dan usaha

Page 9: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

viii

yang baik, kami percaya langkah yang dilakukan akan dapat meningkatkan gizi dan memberi tambahan penghasilan bagi masyarakat.

Bahkan para petani yang telah berhasil mendapatkan nilai tam bah dari membuat kolam tadah hujan di area Gunungkidul sa ngat terbuka untuk membantu saudara­saudara dari daerah lain untuk membuat kolam yang sama.

Dampak positif lain dengan adanya air hujan yang ditam­pung, petani dapat menambah kesibukan bertani pada musim kemarau, sehingga tidak perlu masuk kota mencari nafkah. Dengan demikian, problem urbanisasi dapat berkurang.

Kiranya Tuhan memberkati segala upaya dan kerja yang di lakukan anak bangsa.

Jakarta, Desember 2012

Uripto Widjaja

Page 10: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

1

Ide ”Gila” Menampung Air Hujan untuk Meningkatkan

Penghasilan Rakyat

Air…, air…, air! Ada air ada kehidupan: pertanian, pe ter­nakan, perikanan, dan banyak lagi. Air adalah asal­muasal

kemak muran maupun modal dasar kesejahteraan manusia. Pertanian perlu air. Pohon hanya bisa tumbuh jika tersedia air yang cukup. Beternak pun perlu air jika manusia tidak ingin ternak mati ke hausan. De mikian juga memelihara ikan. Tidak terbayangkan ada kolam ikan tanpa air.

Kesejahteraan umat manusia bergantung pada air. Hal per tama yang ditilik antariksawan ketika berburu planet bagi kemungkinan mem bangun koloni baru manusia di luar angkasa adalah ketersediaan air di planet tersebut.

Tuhan menyediakan air berlimpah di Bumi ini: air laut, air sungai, air hujan, dan lain­lain. Manusia hanya perlu mengatur, mengurus, dan mengelolanya dengan benar, sehingga karunia Ilahi itu men jadi berkat.

***

Saat bermain golf di Gunung Geulis, mata Uripto Widjaja, pemilik PT Galva, sebuah perusahaan elektronika terkemuka di Indonesia, tertum buk pada sebuah danau buatan di atas bukit.

Page 11: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

2 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

Aneh. Sudah beberapa kali ia bermain golf di tempat itu dan belum pernah me nemukan danau tersebut kering, bahkan pada musim kemarau sekalipun. Memperhatikan de ngan sungguh­sungguh, ia menemukan bahwa air danau itu tidak pernah kering karena dasar dan ping girannya dilapisi plastik.

Luas danau itu kira­kira 1.000 meter persegi. Bagian dasar dan pinggirannya dilapisi lembaran plastik geomembran. Curah hujan sepanjang tahun tertampung di kolam itu, tidak pernah pergi dan berkurang. Dari sana, air kemudian dialirkan untuk memenuhi kolam­kolam di seluruh padang golf.

Uripto tersentak karena teringat pada peman dangan sa ma yang juga pernah ia jumpai di padang golf Borobudur, Mage­lang. Kiat itu pas ti sudah teruji, karena diterapkan di banyak tempat. Apa kah itu hanya berguna mengairi padang golf? Tidak adakah tempat lain yang cocok menerima aplikasinya dan bahkan meng hasilkan kegunaan yang lebih banyak? Ia kemudian menerima kabar lain tentang Bapak Budi Darmawan di Kendal, Jawa Tengah, yang membuat kolam tadah hujan berlapiskan plastik seluas 7.000 meter kubik untuk mengairi kebun buahnya yang luasnya 200 hektar maupun ratusan hektar kebun penduduk di sekitarnya pada musim kemarau.

Mata Uripto sulit terpejam. Terbayang jika kiat serupa dite­rap kan di perkebunan atau persawahan yang terletak di ka­was an miskin air. Ya Tuhan, para petani itu pasti akan bersorak penuh sukacita karena tak ada lagi hambatan yang diakibatkan musim kemarau. Kolam yang dibangun akan menampung cu rah hujan dalam setahun dan siap mengalirkannya untuk meng airi sawah saat hujan tak turun dan sumber air mengering pada musim ke marau. Jumlah panen, sedikitnya, bisa bertam­

Page 12: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Ide ”Gila” Menampung Air Hujan ... 3

bah sekali dalam se tahun. Itu peningkatan yang setara de ngan 50 persen dari hasil panen per tahun pada masa sebelumnya.

Uripto kemudian mengajak beberapa rekan untuk segera me lakukan percobaan: membuat kolam tadah hujan dengan sangat sederhana di sekitar rumah. Mereka membeli plastik geomembran dalam ukuran serupa untuk melapisi kolam yang masing­masing berukuran kira­kira 10 x 10 meter di kawasan pabrik Uripto di Ci manggis, Bogor. Kolam tersebut kemudi­an mereka isi dengan air sumur. Ha silnya cukup memuaskan, tidak bocor sama sekali.

Timbul ide kreatif untuk memanfaatkan keberadaan air di kolam tersebut dengan beternak udang galah dan ikan mas. Ha­sil nya mengejutkan, karena ternyata lumayan bagus. Namun, di kemudian hari, mereka menghentikan kegiatan beternak udang galah karena sulit untuk mendapatkan bibit yang baik. Mereka kemudian menggantinya dengan ikan nila.

Percobaan di Cimanggis membuat Uripto yakin bahwa tek nologi kolam tadah hujan itu akan menemukan daya ubah yang luar biasa jika ia punya nyali menerapkannya di kawasan yang memiliki ke keringan ekstrem. Dalam ingatan orang tua seperti Uripto, tidak ada kawasan lain di Indonesia yang memi­liki ”kemasyhuran” karena kekeringannya melebihi apa yang dimiliki kawasan Gunungkidul. Ke sanalah ingatannya tertuju. Ke sana pula damba dan gairah sang pengusaha berpacu.

***

Gunungkidul adalah daerah perbukitan kapur, suatu daerah yang minim air di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ketika mu ­sim hujan datang, air hujan segera terserap tanah dan hanya sedikit yang menjadi air tanah. Musim hujan di Gunungkidul

Page 13: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

4 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

ber langsung enam bulan, dengan curah hujan yang relatif sedikit.

Menurut data potensi daerah yang dikeluarkan oleh Uni ­versitas Gadjah Mada Yogyakarta (potensidaerah.ugm.ac.id), curah hu jan di Gunungkidul hanya kurang dari 1.750 mm per tahun, di bandingkan dengan Kabupaten Sleman yang men­capai 2.500–3.000 mm per tahun. Akibatnya, Gunungkidul menjadi daerah yang tandus, kering, dan gersang.

Pada musim kemarau, sumber­sumber air, seperti waduk, menge ring. Waduk di desa Kemadang, contohnya, pada saat me masuki musim kering 2012 telah mengering sejak beberapa bulan sebelumnya. Padahal, menurut Christiono Riyadi dari Ke madang, waduk di desanya tidak pernah kering sebelum pe ristiwa gempa bumi 2006 yang melanda sebagian Daerah Isti mewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Baru sejak peristiwa gempa bumi itu, waduk mengering pada musim kemarau.

Untuk memenuhi kebutuhan air dalam kehidupan sehari­hari, sebagian dari warga harus membeli air dari mobil tangki air. Untuk satu mobil tangki air berkapasitas 5.000 liter, warga harus rela mengeluarkan uang Rp100.000. Air satu tangki itu hanya cukup untuk satu minggu. Jadi, bisa dihitung, untuk ke­butuhan air selama satu bulan saja, warga harus mengeluarkan biaya sebesar Rp320.000–Rp400.000.

Di tengah kesulitan dan kelangkaan air, ide Uripto untuk meme lihara ikan di kolam adalah sesuatu yang janggal, kalau tidak mau dikatakan ”gila”. Untuk memenuhi kebutuhan air se hari­hari saja sulit, apalagi harus menyiapkan air untuk ko­lam ikan? Namun, itulah yang diungkapkannya di sebuah per­temuan di lapangan golf Borobudur di Magelang yang berjarak 60–70 km dari Gunungkidul.

Page 14: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Ide ”Gila” Menampung Air Hujan ... 5

Sebagai ketua Yayasan Oikoumene, sebuah organisasi sosial nirlaba, Uripto memiliki tangan­tangan yang mampu men­jangkau orang di berbagai wilayah Indonesia. Melalui rekannya yang bernama Bambang Herdiono, Uripto mengundang dua tokoh masyarakat dari Gunungkidul, Yusak Sumardiko dari Desa Paliyan dan Christiono Riyadi dari Desa Kamadang, untuk menikmati ja muan makan siang di lapangan golf Borobudur, Magelang. Sungguh acara makan siang yang menyenangkan, terutama karena Uripto dan rekan­rekannya berkesempatan mendengar beberapa kisah meng getarkan dari kedua kawan yang hidup di sebuah kawasan yang lumayan sulit jika dite­ropong melalui lensa ekonomi.

Seusai jamuan yang menyenangkan itu, Uripto mengajak kedua orang tamunya itu mengelingi padang golf, dengan tak lupa memperlihatkan kolam­kolam di sana yang airnya tak pernah kering sepanjang tahun. Dalam jamuan makan siang, ia kemudian melon tarkan idenya tentang sebuah kolam dengan dasar dilapisi plastik yang bisa diterapkan di Gunungkidul seba­gai kolam ikan. Bisa dimaklumi kalau Yusak, sebagai seorang warga Gunungkidul, menganggap ide mem buat kolam plastik untuk ikan di daerah yang sulit air itu se bagai ide ”gila”!

Namun Uripto tidak patah semangat. Pengusaha senior itu kemudian menye lipkan cerita tentang apa yang sudah dila ku­kannya bersama beberapa rekan lain dengan 10 kolam seru­pa di kawasan Cimanggis dan bagaimana senangnya ia meli­hat ikan mas berkecipak di sana. Uripto tak bisa melupa kan pendar­pendar di mata kedua kawan barunya itu. Ti dak perlu me nunggu lama, Uripto menyampaikan pertanyaan kunci: bagai mana jika mereka melakukan hal serupa di kawasan Gu­nung kidul?

Page 15: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

6 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

Dengan bersemangat, Uripto menyatakan bersedia menye­diakan bahan plastik yang dibutuhkan berikut lemnya. Jika usaha ini berhasil dijalankan di Gunungkidul, penghasilan masyarakat setempat akan meningkat dengan nyata. Mereka kemudian dapat menjadikan penerapan di kawasan itu se ba­gai success model untuk dicontoh banyak daerah kering lain di negeri ini. Bagi peminat yang mampu, lanjut Uripto, diharapkan mereka dapat membiayai sendiri pengadaan plastik berikut perekatnya. Para pionir ini sepakat bahwa pada pelaksanaan­nya nanti, per bedaan latar belakang agama dan golongan harus nyata­nyata dikesampingkan.

Hari­hari berikutnya mereka tenggelam dalam kesibukan masing­masing sehingga Uripto cukup terkejut ketika sepe­kan setelah pertemuan tersebut, Yusak dan Christiono mengi­rim kan kabar bahwa ada lebih dari sepuluh orang yang ingin ikut ser ta melaksanakan program itu. Namun, mereka tidak me miliki ke sanggupan finansial untuk memenuhi pengadaan bahan­bahan yang diperlukan. Tak tunggu lama, Uripto kemu­dian me ngirimkan 10 rol plastik geomembran, masing­masing berukuran 50 x 1,20 meter, dan dua kaleng lem plastik, dengan isi masing­masing seberat 5 kg.

***

Page 16: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

7

Mewujudkan Kolam Kehidupan di Gunungkidul

Bagi masyarakat Gunungkidul yang tinggal di daerah ger ­sang, air menjadi barang yang sangat berharga. Apa pun

dapat diupayakan jika memiliki air, tetapi dari mana air di­peroleh?

Kebutuhan air untuk masyarakat yang disediakan peme­rin tah daerah (PDAM) belum mencukupi. Program peme­

Page 17: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

8 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

rin tah de ngan pengeboran sungai bawah tanah juga belum menjangkau seluruh wilayah. Cara yang paling mudah dida pat masyarakat dan yang murah harganya adalah air hujan. Jadi, menampung air hujan se banyak mungkin menjadi kebiasaan dari masyarakat Gunungkidul. Penampungan air hujan yang biasa dipakai masyarakat ada lah bak permanen yang terbuat dari semen.

Setelah diajak Uripto melihat kolam buatan di sebuah pa ­dang golf di Magelang, Yusak dan Christiono memperbincang ­kan ke mungkinan membuat penampungan air hujan dari plastik. Bagi keduanya, hal itu seperti main­main saja. Mereka masih bertanya­tanya setelah mendengar bahwa penampungan itu nantinya ti dak hanya untuk keperluan sehari­hari, tetapi juga untuk me nambah pendapatan petani di musim kemarau. Namun, sekalipun agak aneh dan asing, karena tidak biasa, kedua to koh masyarakat Gunungkidul tersebut tetap menerima gagas an itu. Prinsipnya: ada baiknya ide baru di coba.

Uji CobaSebagai langkah awal, Yusak dan Christiono membuat pe nam­pungan atau kolam berukuran 5 x 5 x 1,5 meter. Lubang kolam di gali sesuai ukuran. Plastik geomembran yang dikirimkan oleh Uripto dipotong dan di sambung­sambung dengan lem khusus menjadi lembaran yang sesuai ukuran. Lalu, mereka menyambung plastik dengan panjang 8,5 m sebanyak 8 lembar. Kolam yang sudah di gali terlebih dahulu dialasi dengan sekam, mengingat tanahnya ber batu tajam. Hal itu dilakukan untuk mencegah agar plastik tidak berlubang/bocor karena terkena batu kerikil. Setelah semua siap, plastik dihamparkan dan di­

Page 18: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Mewujudkan Kolam Kehidupan di Gunungkidul 9

masukkan untuk melapisi kolam. Bagian atas pinggir kolam ditutupi dengan tanah agar plastik tidak melipat turun.

Cara itu cukup sederhana. Biayanya relatif murah diban­ding kan dengan membuat bak penampungan dari semen.

Begitu kolam selesai, atas berkat Tuhan, hujan pun langsung tu run. Dalam waktu singkat, air kolam penuh. Namun, apa yang di khawatirkan Yusak dan Christiono terjadi. Air kolam yang tadi nya penuh menjadi berkurang dan terus berkurang. Ada apa ge rangan? Mereka segera memeriksa.

Ternyata, ada bagian yang bocor. Penyebabnya mungkin ada dua. Pertama, pada dinding kolam tanah masih terda pat kerikil­kerikil pecahan batu yang tajam. Ketika tertekan air, pecahan batu menusuk plastik, menimbulkan lubang kecil di sana­sini. Lubang­lubang itu sedikit banyak berpengaruh terhadap isi kolam sehingga air berkurang.

Kedua, dasar kolam yang dilapisi sekam ternyata ber dam­pak terjadinya fermentasi pada sekam yang masih mengandung un sur­unsur tertentu (bekatul dan menir), sehingga ketika ter­tu tup plastik, bagian bawahnya lembap, lalu terjadi proses fer­mentasi. Demikian pula akibat dari proses pemasangan plastik yang masih meninggalkan udara di bawah permukaan plastik. Uda ra yang ada di bawah plastik menimbulkan ke luarnya gas dan plastik menjadi mengembang, bahkan bisa meledak. Akibat le dak an itu, plastik menjadi pecah sehingga air pun keluar.

Banyak pertanyaan muncul dari warga Gunungkidul saat Yusak dan Christiono membuat kolam pertama. Untuk apa ko­lam sebesar itu? Keduanya menjawab untuk menampung air hujan. Masyarakat masih penasaran juga, sehingga Yusak dan Christiono kemudian menceritakan kolam itu adalah kolam penam pung an air hujan yang dapat dipakai untuk kebutuhan

Page 19: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

10 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

sehari­hari, untuk menyiram tanaman, atau untuk memelihara ikan.

Mendengar penjelasan tersebut, banyak warga yang ter­tarik membuatnya. Akhirnya, dari kolam yang tadinya ha nya satu buah di Paliyan, kini sudah berkembang menjadi pu luh­an kolam. Bah kan saat ini di wilayah kediaman Yusak dan Christiono sudah ada ratusan kolam penampungan air hujan.

Page 20: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

11

Cara Membuat Kolam Tadah Hujan

Bahan dan Alat yang Diperlukan1. Plastik geomembran (da lam bentuk gu lungan/rol).2. Lem (khusus plastik).3. Minyak tanah/bensin.4. Meteran.5. Gunting.6. Kain lap.7. Kayu/besi/cetok untuk meratakan lem.8. Cangkul/perlengkapan penggalian tanah.

Memilih Lokasi Pilih lokasi untuk pembuatan kolam penampungan air

hujan, yaitu lahan yang tidak produktif untuk pertanian.

Page 21: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

12 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

Lokasi juga dipilih dengan mempertimbangkan tempat yang me mungkinkan air hujan dapat masuk dengan mudah ke dalamnya atau dialirkan ke dalamnya.

Kondisi lokasi akan menentukan ukuran kolam yang akan di buat.

Menggali Kolam Galilah kolam sesuai de ngan

ukur an yang dikehendaki. Usa ha kan dinding kolam ta nah tersebut tidak tegak lu rus te ta pi agak miring 80 derajat.

Rapikan sisinya. Pastikan din ding dan lantai kolam be­bas dari serpihan batu atau akar pohon, karena serpihan batu dan akar bisa merusak plastik.

Kemudian lapisi lantai kolam dengan sekam tipis saja, ku­rang lebih 1 cm, untuk me­ngurangi terjadinya risiko ter tusuk sisa serpihan batu. Din ding kolam dipadatkan de ngan tetap mem per hati­kan keamanan. Bersihkan batu dan akar­akar yang akan mengganggu. Akan lebih aman jika dinding terlebih dahulu dilapisi dengan karung/bagor/kantong plastik.

1

2

3

Page 22: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Cara Membuat Kolam Tadah Hujan 13

Menghitung Kebutuhan BahanSetelah lokasi ditentukan dan dibuat lubang galian atau pe na­taan modifikasi sedemikian rupa, panjang, lebar dan keda la m­an kolam dapat diketahui.

Memotong dan Menyambung Plastik Untuk mengelem plastik, buatlah sambungan selebar 10 cm agar lebih kuat. Caranya adalah potong plastik sepanjang kebutuhan: ukuran T/D x 2 + L + 2 x 30 cm (tinggi/dalam x 2 + lebar/panjang kolam + 2 x 30 cm untuk lipatan di bibir kolam sebagai pengunci). Plastik yang sudah dipotong dihamparkan di atas tanah/lantai yang rata. Sedikit demi sedikit, tuangkan lem kurang lebih se pan jang 30 cm. Ratakan dan tempelkan plastik lainnya yang masih dalam bentuk gulungan, digelundungkan dan digosok dengan kain supaya halus tidak terlipat. Demiki­an seterusnya sampai selesai, kemudian dipotong rata. Setelah se lesai, biarkan beberapa saat. Ba ru setelah itu lipat plastik de­ngan hati­hati.1. Siapkan tempat yang rata dan luas untuk pengeleman/

penyam bungan. Jika tidak ada tempat yang rata dan luas, yang penting dialasi dengan papan yang rata.

2. Potong plastik sesuai dengan kebutuhan.

1 2

Page 23: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

14 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

3. Tuangkan lem kurang lebih se panjang 30 cm. Lalu rata­kan dengan lebar sambung an an tara 10–15 cm.

4. Rekatkan plastik segera se te­lah lem diratakan, jangan me ­nunggu kering.

5. Tekan dan ratakan sambung­an dengan kain supaya hasil sambungan lebih kuat dan rapi.

6. Lakukan terus penyam bung­an hingga sambungan sele­sai. Jangan berhenti sebelum se lesai satu lembar.

7. Ulangi terus hingga sesuai de ngan ukuran yang diper­lu kan.

8. Bersihkan lem yang tercecer de ngan kain dan minyak/ben ­sin. Diamkan hasil pe nyam ­bungan minimal satu jam su­paya sam bungan benar­benar menyatu, lalu di li pat untuk meng hindari sam bungan le­pas. Baru kemudian siap di­pasang. Akan lebih baik ji ka di biar kan agak lama, se hing ga sambungan akan makin kuat.

3

4

5

6

7

Page 24: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Cara Membuat Kolam Tadah Hujan 15

Memasang PlastikMemasang plastik pada kolam sebaiknya dilakukan oleh lebih dari empat orang. Caranya, dua orang masing­masing me­megang ujung yang sebelah dan dua orang lagi melakukan hal serupa di sisi lainnya. Buka perlahan­lahan lipatan plastik dan dimasukkan ke dalam kolam. Hindarilah menginjak plastik. Jadi, usahakan jangan ada yang masuk ke dalam kolam.

Agar plastik menempel rata maka perlu ditekan perlahan­lahan dengan penekan bambu/kayu berbentuk T, sehingga plas tik akan turun menempel rata di dinding dan lantai kolam. Usahakan jangan ada permukaan yang terlipat karena lipatan akan berdampak pada munculnya rongga yang dapat diisi gas, yang akan menimbulkan gelembung udara sehingga plastik akan pecah.

Setelah plastik terpasang, tahap akhir adalah pengun cian bi bir kolam dengan sisa plastik 25–30 cm tadi. Setelah itu, tutup dengan tanah dan padatkan.1. Hamparkan plastik di atas ko­

lam yang sudah digali dengan hati­hati.

2. Rapikan dan pastikan bahwa se mua tertata dengan baik, ti­dak ada yang terlipat.

3. Kuatkan bagian bibir atas de­ngan tanah.

4. Segera isi kolam dengan air. Te liti dengan baik ada atau ti­dak nya ke bocoran. Jika terjadi kebocoran, dapat ditambal dengan mengelem kembali. Syarat menambal, plastik yang akan dilem tersebut harus dike ring kan dulu.

Page 25: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

16 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

Mengisi Air KolamBerikut ini adalah tiga cara mengisi air ke ko lam, yang dise­suaikan dengan kondisi masing­masing.1. Meng andal kan air hujan.2. Membuat saluran air, sehingga ketika hujan air dari ta nah

dapat masuk. Untuk itu, kolam dibuat lebih rendah dari per mukaan tanah di sekitarnya sehingga semua air akan masuk.

3. Membuat talang dari rumah­rumah yang dialirkan ke dalam kolam.

Page 26: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

17

Budi daya Ikan di Kolam Tadah Hujan

Mengenal Plastik GeomembranGeomembran adalah ma­te rial sintetis dari plas tik atau karet be rupa lem bar ­an­lembaran po li meric con­tinuous flexible (dari material thermoplastic dan ther moset) yang dibuat dengan re ak si kimia (polimerisasi) sehing­ga menjadi ”kedap air”. Ma terial ini termasuk golongan impermeable geosintetik, yang umum nya terbuat dari HDPe (High Density Polyethylene)—sejenis polymer dengan ketebalan rata­rata 1 mm atau lebih. Geomembran berwujud plastik warna hitam.

Geomembran sendiri memiliki keuntungan­keuntungan sebagai berikut. 1. Tahan terhadap korosi, minyak, asam, dan panas tinggi. 2. Tahan terhadap elongasi/kemuluran akibat deformasi tanah

dasar.3. Tahan terhadap retak/pecah dan anti­UV.4. Indeks leleh yang relatif tinggi.

Page 27: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

18 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

5. Dapat dikombinasikan dengan berbagai desain struktur.6. Dapat bertahan puluhan tahun.

Sekalipun demikian, geomembran juga rentan terhadap ke­rusakan fisik akibat penetrasi benda tajam, seperti batu/ke­rikil, api, dan kesalahan instalasi/perawatan akibat alat berat. Kerusakan ini dapat menimbulkan lubang atau sobek pada bagian­bagian tertentu. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian lapisan pelindung yang sesuai.

Geomembran banyak digunakan untuk menampung cair­an, menggantikan fungsi beton untuk penampungan air, dan melindungi tanah dari polusi air limbah—di mana kemudi­an air limbah tersebut dialirkan ke IPAL. Selain itu, material ini juga sudah mulai banyak digunakan di kolam­kolam pe­nampung air, seperti Fire Hidran, Kolam Balong Pertamina, Spillway, waduk, embung,TPA sampah, tambak ikan/udang, dan sebagainya.

Geomembran memiliki ukuran ketebalan yang berbeda­beda, yaitu 0,5 mm; 0,75 mm; 1 mm; 1,5 mm; 2 mm; dan 2,5 mm. Harga geomembran cukup tinggi. Pada saat ini, geomembran me rupakan barang impor yang didatangkan dari Thailand.

Memelihara Ikan Lele

Mengenal Ikan LeleLele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tu­buh memanjang dan kulit licin tak bersisik. Kepalanya keras me nulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan em­pat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk

Page 28: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Budi Daya Ikan di Kolam Tadah Hujan 19

bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernapas an tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip­sirip dadanya. Konon, patil ini tidak hanya tajam tetapi juga bera cun dan mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terke na patil tersebut.

Lele hidup di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, dan sawah yang tergenang air. Bahkan, lele bisa hi dup pada air yang tercemar, misalnya di got­got dan selokan pembuangan.

Ikan lele bersifat noktural, yaitu aktif bergerak mencari makan an pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan ber lindung di tempat­tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan.

Lele adalah ikan budi daya air tawar yang sangat populer di Indonesia. Lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah. Ikan ini juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah, dan lain­lain.

Selain untuk konsumsi, lele juga dikembangbiakkan di Indonesia untuk menjaga kualitas air yang tercemar. Sering kali, ikan ini ditaruh di tempat­tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan kotoran­kotoran. Lele yang ditaruh di tempat­tempat yang kotor harus diberok terlebih dahulu sebelum siap untuk dikonsumsi. Diberok berarti: lele dipelihara dalam air yang mengalir selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkannya.

Ikan lele yang dipelihara di sawah juga bermanfaat un­tuk mem berantas hama padi berupa serangga air, karena me­

Page 29: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

20 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

rupakan salah satu makanan alami ikan lele. Selain itu, ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan atau ikan hias.

Dari sisi budi daya, lele sendiri relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa tunggu panen yang singkat. Di Indonesia, ada enam jenis lele yang biasa di kem­bangkan, yaitu se bagai berikut. 1. Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan ka­

lang (Sumatra Barat), ikan maut (Sumatra Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).

2. Clarias teysmani, dikenal sebagai lele kembang (Jawa Barat), kalang putih (Padang).

3. Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatra Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).

4. Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatra Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).

5. Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatra Barat), ikan penang (Kalimantan Timur).

6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele dumbo (lele domba), king catfish, berasal dari Afrika.

Mempersiapkan Kolam Ikan1. Siapkan kolam yang ukurannya sesuai dengan kondisi

lahan.2. Isi kolam dengan air, dengan tinggi kurang lebih 50 cm.3. Biarkan beberapa hari.4. Tabur pupuk pada kolam dengan kotoran cacing secara

merata, ke mudian siram dengan tetes tebu yang sudah di­encerkan, dengan perbandingan 5 cc/10 liter air.

Page 30: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Budi Daya Ikan di Kolam Tadah Hujan 21

5. Biarkan selama satu minggu. Jika tumbuh plankton (hewan dan tumbuhan), artinya kolam siap untuk ditaburi benih.

6. Pilihlah benih yang sehat. Hindari risiko kematian di jalan akibat pengangkutan. Berdasarkan pengalaman, dari 1.000 ekor benih yang sehat biasanya hanya empat yang mati.

7. Selama 1–2 hari pertama, benih cukup diberikan plankton yang sudah tersedia di kolam. Pakan pelet tidak perlu ditam­bahkan.

8. Umur tiga hari dan seterusnya, benih dapat diberikan pelet. Jika memungkinkan, ketersediaan pakan alami akan lebih baik. Jumlah pakan kira­kira 3% dari berat ikan.

9. Pemberian pakan harus ajek setiap hari, dengan frekuensi tiga kali (pukul 6, 12, 18).

10. Pakan alami dari luar yang dapat diberikan adalah bekicot, belatung, dan cacing. Pakan ini dapat diusahakan sendiri.

11. Untuk mengurangi bau, perlu dilakukan penebaran kotoran cacing dan penyiraman dengan tetes tebu secara merata de­ngan dosis seperti pemupukan, setiap satu minggu sekali.

12. Setelah berumur 70–80 hari, ikan sudah siap dipanen. Ikan dipilih berdasarkan ukuran layak konsumsi. Ada pun yang beratnya belum ideal bisa dipanen pada tahap berikutnya.

Memelihara Ikan dengan Sistem Plankton1. Isi kolam dengan air sampai memenuhi 2/3 kolam.2. Taburi kolam dengan pupuk kandang (kalau ada kotoran

cacing) dengan dosis minimal 1 kg/m2.3. Siram kolam dengan larutan tetes tebu (molase) dengan

dosis: setiap 10 m2 kolam disiram dengan 10 liter air larutan tetes tebu (10 liter air dicampur dengan 30 ml tetes tebu).

Page 31: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

22 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

4. Tebarkan ke dalam kolam tersebut kutu air/plankton dan biarkan selama 15 hari supaya berkembang.

5. Kolam siap ditaburi benih ikan.

Keuntungan atau kelebihan sistem ini adalah sebagai beri kut.1. Air kolam dapat dicek, apakah sudah siap atau belum de­

ngan memperhatikan perkembangan plankton/kutu air yang ditaburi. Jika plankton/kutu air selama 15 hari sudah ber kembang memenuhi kolam berarti air kolam sudah siap ditebari benih ikan.

2. Air yang sudah siap dengan sistem plankton akan me ngu­rangi, bahkan menekan, angka kematian bibit ikan menjadi 2% saja.

3. Plankton yang berkembang otomatis menjadi sumber ma­kanan alami ikan sehingga akan menghemat pemberian pakan pada awal pemeliharaan.

4. Jika pemupukan dan penyiraman kolam dengan larutan te­tes tebu dilakukan seminggu sekali seperti pada tahap pe­nyiapan kolam, maka hal ini akan menghemat pakan pelet dan me ngurangi bau air kolam.

Memperoleh BelatungSalah satu upaya mengurangi penggunaan pelet adalah de ngan mencari alternatif pakan tambahan. Namun, pakan tambah an itu juga harus berupa makanan yang mengandung kadar pro tein tinggi sehingga baik untuk pertumbuhan ikan. Di lingkung an sekitar kita sering dijumpai sisa­sisa limbah dapur yang kalau dibuang sayang dan jika langsung diberikan kepada ikan kadar proteinnya masih ren dah. Sisa limbah dapur itu perlu diubah

Page 32: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Budi Daya Ikan di Kolam Tadah Hujan 23

menjadi pakan ikan yang memiliki kadar protein ting gi de ngan cara membuat makan itu menjadi belatung.

Berikut ini adalah cara memperoleh belatung.1. Kumpulkan sisa makanan/limbah dapur berupa ampas

kelapa.2. Campur ampas kelapa tadi dengan bekatul atau dedak halus

dengan perbandingan kira­kira 2 ampas : 1 bekatul. Buat­lah menjadi adonan tetapi tidak terlalu lembek dan tidak kering. Lebih baik jika adonan tadi dicampuri tetes tebu.

3. Alternatif: Buat campuran ampas kelapa dengan konsentrat bebek. Beri sedikit air sehingga nyemek (basah­basah ke­ring).

4. Masukkan adonan itu ke dalam ember/wadah yang rapat dan tutup dengan strimin. Letakkan di tempat yang ter lin­dung dari panas dan hujan. Biarkan kurang lebih lima hari, maka adonan tadi sudah penuh dengan belatung.

5. Belatung tadi dapat dipanen (disaring dengan saringan) dan selanjutnya dapat diberikan kepada ikan.

Berburu RayapAlternatif lain yang dapat dilakukan dalam rangka mene kan bia ya pakan dalam pemeliharaan ikan adalah dengan mem beri makanan berupa rayap. Lalu, bagaimana cara mendapatkan rayap? Berikut cara mudah untuk mendapatkan rayap.1. Siapkan bumbung (bambu yang dipotong kedua ruasnya).2. Isi bumbung bambu itu dengan rumput kering atau sabut

ke lapa.3. Siram lubang bambu itu dengan air sehingga menjadi lem­

bap.

Page 33: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

24 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

4. Selanjutnya, taruhlah bambu­bambu itu pada pangkal pohon (pohon jati) dan biarkan 5–7 hari.

5. Setelah 5–7 hari, pastikan bahwa bambu itu sudah dipenuhi dengan rayap. Keluarkan rayap dan dapat berikan kepada ikan sebagai makanan tambahan.

Page 34: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

25

Pola Kemandirian

Pertanian yang berkelanjutan merupakan salah satu con toh kemandirian. Di sana ada ketersediaan tenaga kerja diri

sendiri. Pupuk dari kandang, pakan ternak yang berasal dari tanaman yang ditanam. Pakan ikan dari ha sil pertanian dan ko toran kandang.

Setiap keluarga memiliki lahan, entah sempit atau luas. Da­ri lahan tersebut ada sebagian lahan yang tidak produktif, te­tapi ada pula yang produktif. Untuk lahan yang tidak produk­tif da pat dipakai sebagai kandang dan kolam ikan. Adapun lahan yang pro duktif dapat ditanami sayuran serta tanaman lainnya.

Kandang dapat menghasilkan pupuk untuk tanaman. Kan­dang juga dapat menghasilkan pupuk untuk memupuk ko lam ikan sebelum ditaburi benih.

Pemanfaatan Kolam, Kandang dan TanamanPada umumnya, masyarakat mengenal perpaduan kolam de ngan kandang, yaitu memelihara ikan dalam kolam dan di atasnya didirikan kandang ayam. Itu merupakan sebuah kom binasi yang menguntungkan karena satu lokasi atau tempat yang sama dapat meng hasilkan dua hasil sekaligus. Namun ada ide yang patut dikembangkan seperti yang sudah dilakukan oleh Yusak di Gunungkidul, yaitu perpaduan

Page 35: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

26 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

antara kolam, kandang, dan tanaman. Sistemnya hampir sama dengan pertanian pada umum nya, hanya saja pengaturan dan penempatannya yang berbeda. Kalau selama ini di atas kolam dibuatkan kandang, hal yang dilakukan oleh Yusak adalah di atas kolam dibuatkan kandang dan di atas kandang ditanami sayur­sayuran dengan menggunakan polybag (pot) se bagai atap nya. Tentu saja kandang dibuat sedemikian rupa se hingga dapat dimodifikasi dan tidak perlu menggunakan atap lagi.

Berkebun di Lahan SempitUntuk memulai sebuah karya yang kreatif diperlukan ke be­ranian dan kemauan. Pengalaman ini sudah dicoba oleh Yu sak. Me nyadari tempat tinggalnya Gunungkidul hanya me miliki lahan terbatas, bahkan lahan berbatu, keadaan ini meng in­spirasinya untuk membuat sebuah karya kreatif, berkebun dengan cara vertikal.

Keuntungan dari berkebun dengan cara vertikal adalah men­ja dikan lahan yang sempit menjadi efektif dan terkesan luas, meng hemat penggunaan air, tanaman lebih bersih dan teratur dan dapat menjadi hiasan yang indah dipandang mata.

Berikut adalah cara pembuatannya.1. Siapkan pot dengan ukuran 30 cm dan batang pipa PVC

sepan jang 150 cm, serta selang air sepanjang 150 cm.2. Isi pot dengan batu kerikil atau pecahan batu bata sebanyak

1/3 bagian bawah.3. Tancapkan pipa PVC tadi ke dalam pot dan isi dengan cam­

puran tanah dan pupuk serta pasir (1:1:1). Sekeliling pipa tadi dipadatkan sehingga pipa dapat berdiri dengan tegak.

4. Sambil mengisi pipa PVC dengan campuran media di atas, masukkan selang air yang sudah dilubangi dengan ja rum

Page 36: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Pola Kemandirian 27

pada sisi­sisinya, sambil ditimbun dengan tanah. Se lang air berfungsi untuk menyiram tanaman dan memberikan pu puk sehingga dapat dirasakan merata oleh semua ta­naman.

5. Lubangi pipa PVC tadi sedemikian rupa sehingga akan di­per oleh lubang­lubang untuk tempat menaruh tanaman.

6. Tanami lubang pada sisi pipa tersebut dengan tanaman yang diinginkan (contohnya sawi).

Page 37: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN
Page 38: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

29

Analisis Usaha

Analisis Usaha1. Pendapatan Untuk kolam ukuran 2 x 5 x 0,5 m, kapasitas 1.000 ekor

meng hasilkan panenan 75–80 kg ikan. Harga jual per kilogram adalah Rp12.000. sehingga pendapat­

an setiap panen adalah Rp900.000–Rp960.000. Asumsinya, 10% untuk angka kematian atau dimakan pre­

dator, 10% tidak bisa bertumbuh normal/kerdil.

2. Waktu panen Waktu pemeliharaan dari benih ukuran 35 adalah antara

90–100 hari.

3. Biaya (untuk sekali pemeliharaan ikan lele 1.000 ekor)1. beli bibit : Rp 95.0002. pupuk kandang (20 kg) : Rp 20.0003. tetes tebu (1 botol) : Rp 8.0004. kotoran puyuh : Rp 30.0005. pelet (pf 1.000) (1 kg) : Rp 12.5006. pelet pertumbuhan i (1 sak) : Rp 214.0007. pelet pertumbuhan ii (1 sak) : Rp 210.000________________________________________biaya yang dikeluarkan : Rp 589.500

Page 39: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

30 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

4. Analisis Usahaa. Modal Awal 1. gali kolam : Rp 125.000 2. sprayer : Rp 35.000 3. plastik untuk kolam hitungan harga jadi : Rp 150.000 ________________________________________________ total modal awal : Rp 310.000

b. Biaya Produksi Biaya tetap : penyusutan modal awal dihitung 20% : Rp 62.000

Biaya variabel : 1. bibit ikan : Rp 95.000 2. pupuk kandang : Rp 20.000 3. kotoran puyuh : Rp 30.000 4. tetes tebu : Rp 8.000 5. pakan/pelet : Rp 436.500 ________________________________________________ total biaya variabel : Rp 589.500 total biaya produksi (biaya tetap + variabel) : Rp 651.500

5. Penerimaan1. dari 1.000 ekor menghasilkan : 75–80 kg2. harga jual per kilogram : Rp 12.0003. penerimaan : Rp 960.000

a. Keuntungan (penerimaan – biaya produksi) Rp960.000 – Rp651.500 = Rp308.500

Page 40: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Analisis Usaha 31

b. Break event point/titik impas BeP (unit) = biaya produksi/harga jual = Rp651.500/Rp12.000 = 54,3 kg

Kondisi disebut tidak untung dan tidak rugi jika pro­duksinya 54,3 kg. Padahal, nyatanya produksi mencapai antara 75–80 kg yang berarti ada keuntungan.

BeP (harga) = biaya produksi/ jumlah produk = Rp651.500/80 kg = Rp8.144 atau = Rp651.500/75 kg = Rp8.690

Kondisi disebut tidak untung atau tidak rugi jika harga jual Rp8.690. Padahal, harga jual antara Rp11.500–Rp12.000, yang berarti masih ada keun tungan.

Hasil TanamanSelain ikan, tanaman yang ada di sekitar kolam juga mampu me nopang kebutuhan keluarga. Setidaknya, adanya tanaman di sekitar kolam mampu mengurangi belanja keluarga 15 hari se lama satu bulan. Jika satu hari belanja sayur­mayur Rp5.000, tanaman yang ditanam menghasilkan tambahan penghasilan Rp5.000 x 15 = Rp75.000.

KesimpulanKolam penampungan air hujan yang dikembangkan di Gu­nung kidul sangat berarti dan sangat bermanfaat. Keberadaan

Page 41: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

32 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

kolam memberikan nilai tambah terhadap penghasilan para petani. Nilai tambah itu antara lain membuat tanah yang tidak produktif menjadi produktif, memberikan tambahan peng ­hasilan, mengu rangi belanja keluarga. Bahkan, jika diman­faatkan dengan benar, setiap lahan 3 x 6 m (18 m2) dapat mem­berikan hasil tam bahan, yang jika dirupiahkan berkisar antara Rp1.620.000–Rp2.200.000.

Page 42: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

33

Impian yang Terwujud

Pekan demi pekan yang berlalu kemudian justru me num­buhkan perasaan harap­harap cemas. Apa yang sedang

terjadi di sana? Cukup telitikah mereka menutup kolam dengan rapat sehingga tidak membiarkan adanya celah tersisa yang memungkinkan air melesat pergi? Selanjutnya, ikan apa yang mereka ternakkan di kolam­kolam itu? Berhasilkah? Sudah sebesar apa sekarang?

Uripto tidak mampu menjawab pertanyaan­pertanyaan ter sebut, sekaligus tidak mampu menanggung rasa penasar­an lebih lama. Tepat sebulan setelah ke­10 rol plastik berikut perekat dikirimkan Uripto, kawasan Gunungkidul memasuki ujung musim penghujan. Saatnya untuk menyaksikan karya mereka dengan mata kepala Uripto sendiri.

Di Desa Paliyan dua kolam berisi campuran air PAM dan air hujan ternyata sudah dibuat dengan rapi. Di beberapa tem pat yang berada tak jauh dari kedua kolam tersebut sudah digali dan disiapkan beberapa calon kolam lain. Yang meng getarkan hati, di salah satu kolam diperlihatkan kepada Uripto ternak ikan lele, yang saat itu sudah berukuran sebesar jari tangan. Kolam tersebut rupanya juga mengairi sebidang ta nah berisi tanaman sayuran caisim dan kangkung yang siap dipanen, di samping beberapa sayuran lain seperti cabai dan terong.

Page 43: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

34 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

Di Desa Kamadang, baru selesai digali dua kolam yang be­lum berisi air. Uripto dan rekan­rekan pionirnya kembali ke Jakarta de ngan dada mengembang oleh harapan.

***

Dua bulan berlalu. Uripto dan rekan­rekan pionir memutus ­kan kembali berkunjung dan tiba di Desa Paliyan pada saat jam makan siang. Tuan rumah mengajak mereka bersantap dengan hidangan yang dimasak penduduk setempat. Dada mereka terguncang ketika menatap apa yang tersaji di piring: lele goreng yang baru di panen dari kolam tadah hujan! Melalui perbincangan sambil makan, mereka mendapat penjelasan bahwa dari kolam yang berukuran 5 x 5 x 1 meter dapat dipa­nen ikan lele sejumlah 80 kg setelah melalui masa pemeliharaan tiga bulan dan berkemungkinan dijual dengan harga Rp11.000

Page 44: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Impian yang Terwujud 35

per kilogram. Selain itu, ikan lele tersebut, ditambah sayur­mayur hasil kebun yang dimungkinkan karena pengairan dari kolam tadah hujan, dapat menjadi penganan warga sehari­hari. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

Pada pertengahan April 2011, dengan dada bergelora, Ya­yasan Oikoumene kembali berkunjung ke Gunungkidul. Me­nurut la poran, sudah dibuat 123 kolam yang sebagian besar sudah terisi air hujan. Ratusan ikan lele berkecipak di sana. Ada satu kolam yang agak besar, berukuran 20 x 5 x 1 m, berisi ratusan ikan nila siap panen. Saat makan siang, selain lele goreng yang memang sudah dibayangkan sejak dalam perjalanan, mereka disuguhi nila goreng. Itu makan siang paling nikmat.

Beternak ikan nila ternyata lebih menguntungkan diban­ding kan dengan ikan lele. Pertama, harga jual lebih mahal: ikan nila dihargai Rp14.000 per kg, sementara ikan lele hanya Rp11.000 per kg. Kedua, ikan nila bisa berkembang biak, ber­telur, dan meme lihara anak sendiri, sementara ikan lele ka dang kala berkelahi dan membunuh keturunannya.

Uripto dan rekan­rekan juga melihat ada 65 kolam baru yang sedang dipersiapkan. Jika semuanya selesai, jumlah kolam secara keseluruhan akan mencapai 180 buah.

Sejak kolam­kolam tadah hujan tersebut hadir, masyarakat di sana tak lagi menemukan kesulitan dalam memenuhi ke­butuhan lauk­pauk sehari­hari. Ikan dan sayur­mayur tersedia secara cuma­cuma. Pengeluaran untuk biaya dapur berkurang drastis hingga mencapai 70 persen. Tidak hanya itu, masing­masing ke luarga memiliki penghasilan tambahan sebanyak Rp800.000 setiap empat bulan sekali dari panen lele. Belum lagi dari panen nila maupun sayur­mayur.

Page 45: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

36 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

Uripto dan rekan­rekan pionirnya lalu membayangkan la­hir nya ribuan keluarga sejahtera di kawasan yang tadinya ter­kenal karena kesengsaraan dan ke mis kinan akibat kema rau panjang dan ketidaktersediaan air yang cukup bagi kebutu h an bercocok tanam. Kemiskinan dan ke se jahteraan ternyata ha nya dipisahkan oleh sebuah kolam tadah hujan berukuran 20 x 8 x 0,8 meter.

Page 46: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

37

Kesaksian Pemilik Kolam

Sampai akhir Desember 2011, sudah ada puluhan pemilik kolam tadah hujan di wilayah Kecamatan Panggang, Pa li­

yan, Playen, dan Patuk, di Gunungkidul, serta beberapa tempat lainnya di luar Gunungkidul. Berikut ini adalah ke saksian beberapa orang yang dapat dihimpun.

1. Yusak SumardikoSaya tinggal di pastori, yang tidak memiliki lahan karena tem patnya dikelilingi sekolah. Hanya ada sedikit halaman di depan rumah dan sedikit halaman sekolah di samping rumah. Tanah itu juga tidak produktif karena tidak memiliki lapisan tanah. Yang ada hanya batu sehingga tidak dapat ditanami. Namun saya mencoba sesuatu yang lain. Ketika tanah ber batu itu disiasati dengan cara tertentu, pasti tanah itu akan mem­berikan hasil. Jadi, saya membuat kolam dengan ukuran 5 x 1,7 m di atas lahan tadi. Adapun bibir kolam saya berikan polybag untuk menanam sayuran kangkung, sawi, cabai, dan terong. Demikian juga halaman depan saya tanami bunga­bunga dalam pot, sayuran pare, dan buah anggur.

Jadi, dengan adanya penampungan air hujan, saya memiliki halaman yang hijau dengan tanaman bunga­bunga, pohon anggur dan pare, serta sayur­sayuran dalam polybag. Di samping itu, saya juga memiliki kolam ikan lele 1.000 ekor.

Page 47: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

38 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

Pemanfaatan lahan tidak produktif menjadi kolam lele.

Terong dan anggur yang ditanam mulai berbuah.

Page 48: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Kesaksian Pemilik Kolam 39

Pare berbuah dengan subur.

Memanen terong dan sawi di kebun sendiri, asyik sekali.

Page 49: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

40 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

2. SarjonoSaya pensiunan pegawai, sekarang tinggal dengan istri karena anak dan cucu pergi merantau. Kemauan berkarya masih ada, tetapi secara fisik saya sudah ti dak berdaya. Ketika me li hat kolam di tempat Pak Yusak, saya tertarik dan ingin membuatnya. De­ngan ban tuan tetangga dan Pak Yusak, akhirnya sa ya memiliki dua kolam dengan ukuran 2,5 x 4 x 0,75 m dan 2,5 x 5 x 0,75 m. Kolam yang satu saya isi dengan ikan nila, dan yang satunya lagi ikan lele. Banyak manfaat yang saya peroleh dari kolam­kolam itu. Selain untuk aktivitas olahraga/gerak badan saat memberi makan ikan pagi dan sore, juga sebagai hiburan di kala sepi karena tidak ada anak dan cucu di rumah. Kolam ini dapat menam bah penghibur an ba gi jiwa dan gizi ba gi ke lu ar­ga, serta are na keakraban ke tika anak cucu pulang ke rumah kami dan ramai­ramai meman cing.

Page 50: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Kesaksian Pemilik Kolam 41

3. Andreas SuhartoSaya seorang pegawai negeri sipil di puskesmas, tertarik untuk membuat kolam karena hobi memelihara ikan. Melihat lahan yang tidak produktif karena berada di bawah pohon jati dan mangga yang tidak mungkin dapat ditanami, saya memutuskan membuat kolam. Ukuran kolam 3,5 x 6 x 0,75 m dan saya isi dengan 2.000 ekor ikan. Air kolam juga dimanfaatkan untuk menyirami tanaman dalam polybag di tepi kolam.

Ada banyak manfaat yang saya rasakan. Salah satunya bagi anak kedua saya yang bermasalah dengan kesehatan. Ia susah makan sehingga berat badannya di bawah standar. Sebagai pegawai puskesmas, saya malu karena anak saya tidak sehat, beratnya di bawah standar. Saya bersyukur, ketika iseng­iseng memancing di kolam sendiri, ternyata anak saya senang sekali dengan ikan lele. Sejak saat itu, begitu ia sulit makan, saya tidak

Page 51: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

42 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

bingung lagi sebab ia sangat menyukai ikan lele yang saya masak. Ia pun makan dengan lahap. Sekarang berat badan anak saya sudah normal. Sungguh saya merasakan besar manfaat nya kolam yang dibuat bagi keluarga kami. Selain memanfaat kan lahan tidur, kolam ini juga memperbaiki kese hatan keluarga.

Kolam ikan yang dikelilingi oleh tanaman dalam polybag.

4. RehobotSaya pegawai negeri sipil yang bekerja di Puskesmas Pali yan. Hobi memancing bersama anak, saya rasakan bisa memboros ­kan uang. Ketika Pak Yusak menawari saya membuat kolam, saya tertarik. Pertimbangannya, lahan depan rumah, jika dita­nami, tidak banyak menghasilkan karena ketika hujan menjadi tem pat genangan air. Jadi, saya memutuskan membuat kolam de ngan ukuran 3,5 x 6 x 0,75 m. Kolam ini saya isi dengan ikan 2.500 ekor. Lahan yang tadinya menjadi tempat genang an air di waktu hujan sekarang berubah menjadi kolam ikan. Meski pun

Page 52: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Kesaksian Pemilik Kolam 43

kadang hobi memancing di kolam dengan membayar sejumlah rupiah masih saya lakukan, setelah memiliki kolam sendiri. Hal ini berkurang ka rena ada arena mancing beramai­ramai di kolam sendiri.

Ikan di kolam ini baru saja dipanen dengan dikuras.Airnya belum bisa penuh kembali karena mungkin ada yang bocor.

5. Ngadilah/NanoSaya Nano. Pekerjaan saya tukang las, sementara istri bekerja sebagai tenaga honorer di bagian tata usaha sebuah sekolah swasta. Kami memiliki satu anak. Rumah yang kami tempati masih me numpang. Pada saat tragedi bencana alam gempa bumi, semua hancur. Kami tinggal di tempat yang sederhana. Ada kerinduan untuk bisa hidup mandiri sebagai pasangan keluarga muda.

Ketika melihat prospek pembuatan kolam penampungan air hujan, kami tertarik. Puing­puing rumah sisa gempa kami buat

Page 53: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

44 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

menjadi kolam ikan. Kami belum pernah panen karena masih tahap uji coba, walaupun tampaknya ada peluang. Orangtua kami berjualan, membuka warung makan. Setidaknya, nanti kami dapat menumpang berjualan ikan yang dipanen. Jadi, kami dapat memanfaatkan reruntuhan rumah akibat gempa menjadi kolam­kolam, yang mudah­mudahan dapat menambah penghasilan keluarga dan gizi bagi keluarga kami tercinta.

Memanfaatkan reruntuhan rumah menjadi kolam ikan.

6. PurwaningsihSaya ibu rumah tangga, baru saja ditinggal suami tercinta meng hadap Tuhan. Tidak ada pekerjaan yang dapat saya lakukan karena berbagai keterbatasan. Anak saya dua orang, ke duanya laki­laki. Yang satu merantau ke Jakarta dan yang satu lagi mencoba usaha bengkel motor. Keduanya belum me­ni kah. Untuk mengusir rasa sepi dan mencoba mencari peng ­hasilan sehingga tidak bergantung pada orang lain, saya men­coba membuat ko lam. Dengan bantuan Pak Yusak, saya dapat memiliki kolam dan memelihara 3.000 ekor ikan lele. Saya

Page 54: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Kesaksian Pemilik Kolam 45

belum tahu bagaimana nanti hasilnya, tetapi saya yakin, usa ha yang kami lakukan akan diberkati Tuhan.

Memang kami hanya punya lahan sempit di dekat rumah. Jika harus mencangkul dan menanam, saya tidak mampu. De­ngan dibuatnya kolam, lahan yang selama ini menganggur itu mudah­mudahan dapat menghasilkan nilai tambah.

Memberi makan ikan di kolam.

7. Ibu Sri DibyoSaya janda pensiunan, hidup dengan anak yang juga sudah menjanda. Kalau hidup sendiri tanpa aktivitas, sepertinya saya malah merasa tidak enak. Lahan kami dekat dengan ke­bun jati milik tetangga. Jika ditanami, lahan itu tidak akan menghasilkan, karena kalah bersaing dengan pohon jati. Ketika jalan­jalan pagi dan mampir di pekarangan Pak Yusak, saya tertarik memanfaat kan lahan di bawah kebun jati. Dengan

Page 55: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

46 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

bantuan Pak Yusak dan Pak Sunardi, akhirnya saya memiliki dua kolam yang sudah terisi 4.000 ekor ikan lele.

Manfaat kolam bagi saya, selain sebagai hiburan bagi orang tua dan memanfaatkan lahan tidak produktif, mudah­mudah­an ini juga menjadi tambahan penghasilan bagi kami jika nanti panen ikan.

Ibu Sri Dibyo sedang memberi makan ikan peliharaannya.

8. NgatiyoSaya seorang petani, memiliki lahan maupun ternak. Menurut cerita dan melihat dari tempat Pak Yusak, sebenarnya saya punya potensi yang besar. Ada lahan sempit dekat rumah dan kandang yang dapat dimanfaatkan daripada dibiarkan menganggur. Dari sanalah kami mencoba membuat kolam.

Anak kami dua orang, yang satu masih SD dan yang satu korban PHK dari tempat kerjanya di Jakarta. Untuk memberikan semangat kepada anak, saya memberikannya kepercayaan untuk mencoba memelihara ikan lele dengan kolam plastik.

Page 56: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Kesaksian Pemilik Kolam 47

Kotoran sapi dapat kami manfaatkan menjadi media pupuk alami kandang dan pakan tambahan bagi ikan.

Salah satu kolam memanfaatkan pekarangan di dekat kandang sapi. Kotoran sapi juga dapat menjadi pupuk kolam yang menghasilkan pakan alami.

Jadi, sekarang wawasan kami dapat terbuka. Lahan se­sempit apa pun dapat dimanfaatkan menjadi lebih berguna dan menghasilkan. Kami sudah sempat panen, tetapi hasilnya be l um optimal, baik jumlah panenan maupun harga pasar yang tidak stabil. Meskipun demikian, kami terus mencoba, tidak menyerah, memanfaatkan potensi menjadi sesuatu yang lebih berdaya. Saya yakin Tuhan menolong kami.

9. SunardiSaya dulu sopir angkutan perdesaan, tetapi kini sudah ber­henti karena hasilnya kecil sementara risikonya besar. Kini saya hanya bekerja serabutan. Kami tidak memiliki lahan, hanya tanah yang dipakai untuk rumah dan tritisan rumah samping

Page 57: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

48 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

dan belakang. Atas ajakan dari Pak Yusak, saya membuat ko­lam dengan memanfaatkan tritisan air hujan. Sekarang saya memiliki dua kolam dengan kapasitas 1.000 ekor dan 2.500 ekor. Dengan bantuan pendampingan dari Pak Yusak, saya su dah panen beberapa kali. Meskipun tidak memiliki lahan yang memadai, tetapi dengan kolam dan ikan, ada nilai tambah yang kami dapatkan, yaitu peningkatan ekonomi keluarga dan terpenuhinya kebutuhan gizi. Masyarakat dan tetangga juga sudah banyak yang tahu bahwa kami memelihara ikan sehingga banyak warung dan masyarakat yang membeli ikan dari kami.

Page 58: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

49

Menghidupkan yang Mati—Konsep Tadah Hujan bagi

Telaga-Telaga di Gunungkidul

Setelah sukses dengan proyek pengembangan dan pem ­berdayaan kolam­kolam tadah hujan di kawasan Gunung­

kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Uripto Widjaja dan Yayas­an Oikoumene mengembangkan konsep tadah hujan ini ke ting kat yang lebih luas. Tercatat, setidaknya ada tiga telaga atau waduk di wilayah Gunungkidul yang sedang digarap, yaitu Telaga Depok di Desa Kemadang, Telaga Padangan (luas , Desa Banjarejo, dan Telaga Motoindro di Desa Girisuko.

Keberadaan telaga di wilayah­wilayah tersebut sangat mem ban tu masyarakat dalam hal pengadaan air bersih. Namun, problem yang dihadapi oleh masyarakat di ketiga lokasi itu adalah fakta bahwa setelah gempa bumi menimpa Pro vinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, banyak te laga yang berubah menjadi ”telaga mati”. Ini juga menimpa ketiga telaga tersebut. Hal itu mengakibatkan masyarakat setempat kehilangan sumber air bersih utama. Masyarakat harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli air demi mempertahankan hidup. Sebagai gambaran, untuk musim kemarau pada tahun 2012 ini, masyarakat di sekitar Telaga Motoindro sudah menghabiskan 7 tangki air dengan harga

Page 59: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

50 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

rata­rata Rp130.000/tangki untuk masing­masing keluarga. Hal yang kurang lebih sama terjadi pula pada masyarakat di sekitar telaga yang lain.

Tentu saja, masyarakat setempat sudah meminta permohon­an bantuan kepada pemerintah dan pihak­pihak lain yang ter­kait. Namun, sampai bulan Oktober 2012, mereka belum menda­pat tindak lanjut yang berarti. Atas inisiatif beberapa warga dan masukan dari banyak pihak, para pemuka desa di sekitar telaga itu mengajukan proposal kepada Yayasan Oikoumene untuk membuat suatu program yang bertujuan menghidupkan kembali telaga­telaga mati itu serta memberdayakannya bagi masyarakat setempat. Konkretnya, mereka berharap, dengan kerja sama antara masyarakat setempat dan Yayasan Oikou­mene, mereka dapat membangun dan merehabilitasi telaga­telaga tersebut.

Telaga Motoindro di Desa Girisuko yang telah mengering.

Page 60: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Menghidupkan yang Mati–Konsep Tadah Hujan ... 51

Di dalam proposal mereka, mereka bahkan berpikir lebih jauh. Sebagai indikator keberhasilan, mereka berharap agar telaga­telaga tersebut bukan hanya berfungsi kembali seperti sedia kala, sehingga tersedia air bagi masyarakat di musim ke­marau, melainkan juga telaga­telaga itu dapat dimanfaatkan demi pengembangan pertanian dan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu, mereka juga memikirkan bagaimana kerada­an telaga­telaga tersebut dapat memberikan kontribusi bagi terciptanya lingkungan yang hijau. Dengan begitu, mereka pun sudah berpikir secara ekologis.

Ini merupakan hal yang menarik dan tantangan yang benar­benar menggairahkan, baik bagi masyarakat setempat dan Yayasan Oikoumene sendiri. Bagi Yayasan Oikoumene, per min taan bantuan ini adalah bukti bahwa proyek ”kolam tadah hujan” mereka di Gunungkidul tidak saja berhasil, tetapi

Telaga Padangan di Desa Banjarejo.

Page 61: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

52 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

ju ga membuka perspektif dan kemungkinan yang baru bagi pemberdayaan masyarakat demi kesejahteraan masyarakat sendiri. Bagi masyarakat, kondisi telaga yang mati justru mem­buka kemungkinan untuk berkreasi dalam upaya mencari solusi bagi tantangan hidup yang mereka hadapi.

Untuk selanjutnya, Yayasan Oikoumene hendak bekerja sama dengan semua pihak yang ingin membantu masyarakat menghidupkan lagi telaga­telaga yang mati ini. Biaya yang diperlukan tidak sedikit, kemungkinan mencapai Rp2 miliar. Kami semua mengharapkan adanya donatur yang bersedia me­nyumbang untuk mewujudkan rencana menghidupkan kem­bali waduk atau telaga­telaga itu. Dengan saling membantu, kita semua optimis untuk mewujudkannya.

***

Telaga Depok di Desa Kemadang yang telah mengering.

Page 62: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN
Page 63: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN
Page 64: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN
Page 65: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

56

Lampiran 1

LdPE dalam Pembuatan Kolam Penampung Air Hujan dalam Pertanian dan Peternakan

Rumah-Tangga (Homestead Farming) secara Terpadu (Integrated)

Air merupakan suatu kebutuhan utama dalam pengadaan dan pengembangan ’homestead farming’ (Pertanian dan Pe­

ternakan Rumah­Tangga). Di wilayah­wilayah dengan curah hujan yang relatif rendah, hal pengadaan air tersebut me­rupakan kendala yang utama.

Air hujan yang sedikit itu dapat ditampung dalam ’KOLAM­KOLAM’ yang digali dalam tanah, namun rembesan dan penyerapan air dalam tanah biasanya membuat kolam­kolam tersebut tidak efektif dalam waktu lama. Besaran kecepatan serapan air dalam tanah dengan ’tanah­liat’ sampai tanah yang ’berpasir’ berkisar antara 1,2–10,5 liter/detik/1000 m2. Jadi, sebuah kolam dalam tanah liat dengan ukuran 10 x 10 x 2 m (luas permukaan tanah 180 m2) yang terisi air akan kosong dalam waktu hanya 3 hari.

Kebutuhan air dipenuhi dengan membuat kolam­kolam penampungan air­hujan dalam tanah dan melapisinya dengan suatu lapisan (film) PLASTIK yang cukup lentur (fleksibel).

Page 66: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Lampiran 1 57

Plastik yang paling banyak dipergunakan adalah dari jenis bahan Pe atau LDPe (low density polyethilene) yang cukup tahan menghadapi cuaca dan penyinaran matahari (UV).

Keuntungan melapisi kolam dengan film plastik antara lain:1. Mencegah/mengurangi penyerapan air (hingga 95%) dalam

tanah.2. Penampungan air­hujan dari awal hingga akhir musim

hujan.3. Tersedia cukup air (hujan) selama musim kering.4. Cara yang efektif dan ekonomis untuk penampungan air

(dibandingkan dengan pembuatan kolam dengan semen/beton).

5. Mencegah kontaminasi air dengan bahan­bahan dari dalam tanah (intrusi) seperti garam (kalau dekat pantai) atau bahan limbah industri lainnya.

6. Teknik ini dapat juga dipergunakan untuk melapisi ’kolam­limbah’ dan saluran pembuangan limbah untuk mencegah kontaminasi tanah.

7. Cara melapisi kolam dalam tanah dengan film plastik ini dapat juga dipakai dalam produksi ’garam’ dari air laut supaya meningkatkan effisiensi dan mutu.

Di bawah ini disajikan suatu gambaran tentang pertanian dan budi daya dalam skala rumah­tangga secara terpadu (inte­grated).

Page 67: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

58 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

Pert

ania

n R

umah

Tan

gga

Terp

adu

(Dik

elol

a de

ngan

air

tada

h hu

jan)

Pem

beni

han

ikan

dan

ikan

dew

asa

siap

jual

S

ayur

an

B

uah

Tan

aman

oba

t

Prod

uksi

Tan

aman

Prod

uksi

Ikan

Prod

uksi

Ter

nak

Sapi

B

ebek

Aya

m

Page 68: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

59

Lampiran 2

Menggali Nilai Tambah dari Kekeringan(Suara Pembaruan, Minggu, 13 Juni 2010)

Hijau di kiri­kanan jalan, hijau yang menghampar di de­pan mata. Pemandangan seperti itu yang mendominasi

sepanjang perjalanan Yogyakarta–Paliyan di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akhir pekan lalu. Jati, turi, bambu, sengon, menaungi tanaman palawija di bawahnya.

Di beberapa wilayah, terlihat tumpukan batang kacang tanah yang baru saja dipanen. Onggokan batang kacang ta­nah itu menunggu diangkut ke rumah, untuk pakan ternak. Gunungkidul sedang memasuki panen kacang tanah. Beberapa petani yang ditemui di wilayah Kecamatan Paliyan dan Tanjungsari mengatakan hasil panen kali ini tidak sebagus pa nen sebelumnya. ”Terlalu banyak hujan. Ukuran butir ka­cangnya tidak penuh,” kata Mbah Sastro, di Kemadang.

Hujan yang masih turun hingga menjelang pertengahan Juni ini membuat pemandangan di Gunungkidul masih tampak hijau. ”Coba datang ke wilayah ini pada puncak kemarau. Pe­mandangan berubah menjadi cokelat, gersang, dan tanah ber­bongkah­bongkah di beberapa tempat,” kata Ir. Gideon Sulistio, dari Yayasan Oikoumene.

Page 69: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

60 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

Mei sebenarnya sudah memasuki musim kemarau. Namun, karena hujan masih terus turun, hingga akhir pekan lalu, Gu­nungkidul yang identik dengan kekeringan, masih me nyo­dor kan pemandangan indah, terutama bagi orang kota yang setiap hari disodori pemandangan kemacetan arus lalu lintas. Di halaman rumah Yusak Sumardiko, di sebelah Gereja Kristen Jawa Paliyan di Karangduwet, bahkan dijumpai tanaman ang­gur yang dirambatkan ke atap rumah.

”Kami punya tandon (penampungan air, Red.) air,” ka ta Yusak, sambil menunjukkan permukaan atas tandon yang di­tanam di halaman di antara bangunan gereja dan ru mah nya.

Menghadapi kelangkaan air pada musim kemarau mem­buat warga Paliyan membangun penampungan air di halaman rumah. Kapasitas tandon air bergantung pada kemampuan keuangan, dan jumlah anggota keluarga. Belakangan pe me­rintah daerah setempat berhasil membangun sumur bor untuk penyediaan air bersih warga. ”Tetapi, karena banyak yang di­layani, distribusinya digilir. Air PAM itu mengalir tiga bulan sekali selama tiga sampai tujuh hari,” Yusak menjelaskan.

Kalau masih tidak mencukupi, warga akan membeli air ber­sih. Mereka harus mengeluarkan uang Rp100.000 untuk satu tangki air. Dan, air bersih itu khusus untuk keperluan sehari­hari, terutama untuk memasak.

”Warga bertani hanya pada musim penghujan. Begitu ada air mereka menanam entah kacang tanah, entah jagung. Setelah itu, bero. Mereka tidak bisa berbuat banyak karena ketiadaan air, padahal air adalah sumber kehidupan,” kata Uripto Widjaja, dari Yayasan Oikoumene.

Page 70: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

Lampiran 2 61

BerkelanjutanKenyataan itu yang mendorong Uripto dan kawan­kawan di Yayasan Oikoumene mengulurkan tangan, berbuat sesuatu bagi warga Gunungkidul. Uripto (88), pendiri Galva Group, perusahaan teknologi informasi, audio video system, komponen elektronik, dan sound communication, tergerak untuk berbagi ilmu kewirausahaan di Gunungkidul.

Beberapa bulan belakangan ini, ia mengirimkan bergulung­gulung plastik berketebalan 0,5 dan lem ke beberapa tempat di Gunungkidul. Uripto mengajak warga untuk membuat pe­nampungan air hujan bagi keperluan pertanian. ”Supaya war­ga bisa menanam palawija satu kali musim tanam lagi,” ia menjelaskan dasar pemikirannya.

Kini, sekitar 200 kolam aneka ukuran bisa dijumpai di dua wilayah, di Paliyan dan di Tanjungsari, mulai dari yang terkecil 1,5 x 3 meter, hingga ukuran 5 x 7 meter. Galian tanah aneka ukuran calon kolam itu kemudian dilapisi plastik, menjadi kolam penampungan air hujan.

Beberapa kolam sudah berisi air, seperti bisa dijumpai di halaman rumah Yusak dan di rumah Siswosumarto di Kemadang. Di kolam berukuran 1,5 x 3 meter, Yusak mencoba ”bertanam” lele. Lele yang sebulan lagi siap dipanen itu ber­ukuran optimal. Yusak memberi makanan tambahan bekicot.

Kolam Siswosumarto yang berukuran 5 x 6 meter juga di­ta nami lele. Merasakan manfaatnya, tetangganya mengajukan permohonan untuk bisa mendapatkan bantuan plastik untuk kolam penampungan air.

”Ada 15 warga lagi di Kemadang ini yang ingin membuat kolam penampungan seperti ini. Mungkinkah mereka men­dapatkan bantuan plastik dan lem?” kata Siswo.

Page 71: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

62 Menambah Penghasilan Berkat Kolam Tadah Hujan

Uripto menyanggupi permintaan Siswosumarto. Ia me ne­gaskan siapa pun, asal dilandasi keinginan sungguh­sungguh, bisa mendapatkan bantuan itu.

Baik Yusak maupun Siswosumarto, secara terpisah, menga­takan pasar ikan lele masih terbuka luas di Gunungkidul. Budi daya lele memberikan peluang lebih besar daripada menambah satu kali musim tanam palawija. Pemikiran lain muncul untuk mencoba menanami kolam penampungan air hujan itu dengan nila yang relatif lebih mudah beradaptasi dengan keadaan.

Uripto dan rekan­rekannya memberikan kebebasan warga untuk menggali kreativitasnya. Yang terpenting, ada nilai tambah yang diperoleh warga. Ia berharap bantuan itu bisa permanen. ”Bukan seperti kegiatan amal, sekali memberikan langsung selesai, memberi pancing bukan ikan,” kata Uripto.

Bantuan itu akan berkelanjutan. Yang lebih penting, harus ada yang berdiri di depan sebagai pemimpin, seperti Yusak, contohnya. Tidak tertutup kemungkinan, Uripto dan rekan­rekan bekerja sama dengan pemimpin agama yang lain untuk bersama­sama mengerjakan kegiatan seperti itu.

”Tuhan memberikan kepada kita talenta. Tidak cuma­cuma, bukan? Kalau talenta itu kita biarkan saja, seperti kisah orang yang menanam uang yang dititipkan majikannya di Alkitab, ya akan percuma selamanya,” ujar Uripto tentang aktivitasnya. [SP/Sotyati]

Page 72: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

63

daftar Pustaka

F. Rahardi. 1993. Agribisnis Perikanan. Jakarta: Penerbit Swa daya.

H. Susanto. 1987. Budidaya Ikan di Pekarangan. Jakarta: Penerbit Swadaya.

Indomigas Team, ”Geomembran (Geomembrane)”, http://indomigas.wordpress.com/geosintetik­geosynthetic/geomembran/, diakses tanggal 19 Oktober 2012.

Isparmo Seo, ”Geomembrane”, http://geotextiledistributor.blogspot.com/2010/02/geomembrane­hdpe.html, di ak ses tanggal 19 Oktober 2012.

Marjorie Tatra dan Ana erawati, ”Pemakaian Geosynthetics dalam Rekayasa Geoteknik”, Skripsi S­1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Kristen Petra, 1998.

Muhammad Yusuf, ”Aplikasi Geomembrane”, http://soapli.blogspot.com/2012/06/aplikasi­geomembrane.html, diakses tanggal 19 Oktober 2012.

Poelongs, ”Budidaya Ikan Lele”, http://budidayanews.blogspot.com/2011/03/budidaya­ikan­lele.html, diakses tang gal 19 Oktober 2012.

Surya Gunawan. 2009. Kiat Sukses Budi Daya Lele di Lahan Sempit. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Zainal Abidin. ”Perikanan–Budidaya Ikan Lele”, http://www.scribd.com/doc/3267464/Perikanan­Budidaya­Ikan­Lele, diakses tanggal 19 Oktober 2012.

Zulkifli Jangkaru. 2007. Memelihara Ikan di Kolam Tadah Hujan. Jakarta: Penerbit Swadaya.

Page 73: MENAMBAH PENGHASILAN BERKAT KOLAM TADAH HUJAN

MEWUJUdKAN KOLAM KEHIdUPAN

Apabila saudara-saudara telah me-luangkan waktu untuk mem baca buku kecil ini dan merasakan ke gu-

naannya, kami berharap saudara-saudara bersedia meneruskannya ke pada pembaca yang lain.

Saudara-saudara juga dapat ber par-tisipasi dalam program/proyek/usa ha me-nampung air hujan untuk me ningkatkan penghasilan rakyat yang di kelola Yayasan Oikoumene ini dengan me ngirimkan donasi melalui nomor rekening:

1. BCA nomor rekening 2623008444 atas nama Yayasan Oikoumene.

2. Bank Ina nomor rekening 001.00.02.4000.1 atas nama Yayasan Oikoumene.

Atas partisipasi, ketulusan hati, dukungan doa dan ban tuan materi yang telah saudara-saudara berikan un-tuk program peningkatan penghasilan rakyat ini, kami mengucapkan terima kasih.

Yayasan Oikoumene