memenangkan ekonomi digital di indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan...

14
z Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia Oleh Putra Wanda dan Ria Ratna Sari

Upload: others

Post on 12-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi digital. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di

z

Memenangkan Ekonomi Digital di

Indonesia

Oleh Putra Wanda dan Ria Ratna Sari

Page 2: Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi digital. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di

RINGKASAN EKSEKUTIF

● Kontribusi ekonomi internet atau ekonomi digital di Indonesia baru mencapai 5% terhadap

PDB saat ini. Besarnya jumlah pengguna aktif internet di telepon seluler, pesatnya

perusahaan rintisan atau start up, hingga meroketnya agregat belanja daring

mengindikasikan pertumbuhan yang menjanjikan.

● Sebelum tahun 2025, diprediksi bahwa nilai ekonomi digital akan melampaui US$ 130

miliar dimana teknologi finansial (fintech) akan menjadi “teknologi kunci” dalam

pengembangan ekonomi berbasis informasi dan menjadi jawaban atas masalah inklusi

keuangan.

● Pesatnya pertumbuhan perusahaan start up dalam negeri mencerminkan perkembangan

positif. Kemajuan ini beriringan dengan keseriusan pemerintah dalam mempersiapkan

infrastruktur digital di Tanah Air. Bagaimanapun, pemerintah perlu peran mengambil

langkah cepat untuk investasi berkelanjutan dalam pengembangan sumber daya manusia

(SDM) di bidang teknologi informasi dan komunikasi (ICT).

● Beberapa tantangan dalam proses mencapai kemajuan ekonomi digital yaitu keamanan

dunia maya yang dapat mengganggu kelancaran bisnis, fragmentasi industri antara satu

perusahaan dengan lainnya, dominasi produk impor dalam platform jual beli online yang

ditakutkan dapat menghambat pertumbuhan industri lokal, dan keterbatasan sumber daya

manusia di bidang teknologi dan informasi yang masih mencapai kurang dari 10%

kebutuhan.

● Rekomendasi kebijakan untuk menyikapi tantangan-tantangan tersebut yaitu membuat

kebijakan digitalisasi nasional secara masif dan berkelanjutan, kebijakan hukum yang

suportif untuk industri digital, perluasan insentif pajak bagi perusahaan rintisan dalam

negeri dan kepastian regulasi bagi investor, program berkelanjutan mendorong tumbuhnya

talenta dan teknopreneur baru, dan mengembangkan teknologi dan produk yang inovatif.

Page 3: Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi digital. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di

PENDAHULUAN

Konsep ekonomi klasik pada hakikatnya sangat dipengaruhi oleh pertimbangan geografis.

Namun, abad 21 dikejutkan dengan konsep ‘baru’ yang disebut ekonomi digital, sebuah konsep

ekonomi yang berasal dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang

menghilangkan batas dan sekat geografis. Sejalan dengan itu, Thomas Mesenbourg (2001)

telah menjelaskan konsep ‘New Economy’ beserta elemen-elemen penting di dalamnya, mulai

dari infrastruktur perangkat keras dan lunak, model layanan hingga metode bertransaksi baru.

Policy Brief ini merangkum perkembangan ekonomi digital di Indonesia, tantangannya

perkembangannya, dan infrastruktur yang perlu disiapkan untuk memenangkan gelombang

pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi

digital.

Sebagai negara dengan penduduk terbesar di Asia Tenggara dengan besarnya potensi

emerging markets, Indonesia berpeluang menjadi pusat perkembangan digital di kawasan Asia

Tenggara (Oxford Economics, 2011). Untuk mewujudkannya, pembangunan infrastruktur

komunikasi dan teknologi informasi harus menjadi prioritas. Kabar baiknya, melalui proyek

Palapa Ring, proyek pembangunan jaringan serat optik nasional, konektivitas jaringan internet

di nusantara saat ini sudah melebihi 90 persen. Namun, pekerjaan rumah yang tertinggal adalah

bagaimana memanfaatkan konektivitas tersebut secara efektif. Melirik jumlah pengguna aktif

internet yang sudah melebihi 140 juta pengguna, ini peluang sekaligus pasar yang menjanjikan

dalam usaha mengembangkan ekosistem ekonomi digital di Indonesia.

Bagaimanapun, kontribusi ekonomi digital di Indonesia baru mencapai 5% terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, prospek pertumbuhannya cukup cerah jika melihat

proyeksi nilai transaksi belanja daring (e-commerce) yang mencapai US$130 miliar pada tahun

2020. Dengan populasi besar dan total koneksi perangkat smartphone melebihi 371 juta buah,

Indonesia akan menjadi sebuah ekosistem digital dengan market terbesar di kawasan Asia

Tenggara.

Page 4: Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi digital. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di

Gambar 1. Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia (sumber: APJII & Teknopreneur, 2018)

Gambar 2. Indonesia Fintech Map (sumber: CNBC News, 2018)

Page 5: Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi digital. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di

Adapun, pembangunan ekosistem digital ini tentu tidak lepas dari beberapa aspek

pendorong, seperti pengembangan infrastruktur (baik hardware maupun software), besarnya

pengguna media sosial, penggunaan data yang masif, hingga mudahnya memperoleh gawai

yang terhubung ke internet. Meskipun demikian, infrastruktur information communication and

technology (ICT) Tanah Air masih menjadi pekerjaan rumah terkait pemerataan. Saat ini, pusat

pengguna dan pembangunan infrastruktur digital masih terpusat di Pulau Jawa. Sementara,

jumlah pengguna internet di daerah pedesaan sulit bertambah karena terbatasnya infrastruktur

(MASTEL, APJII, ATSI, 2017).

Melihat secara lebih luas perkembangan layanan infrastruktur digital, ekosistem digital

sedang naik ke level yang lebih tinggi. Hal ini terbukti dengan pesatnya pertumbuhan

perusahaan rintisan/start up bidang ICT pada tahun 2018. Data menunjukkan bahwa

perusahaan ICT dalam negeri terus mengalami pertumbuhan hingga saat ini (BEKRAF, 2019).

Sebagai contoh, layanan transportasi on-demand yang diprakarsai oleh GO-JEK dan Grab,

semakin luasnya pengguna e-commerce dengan dominasi Tokopedia, Lazada, dan Bukalapak

hingga tumbuhnya layanan teknologi pembayaran (financial technology atau fintech) Tanah

Air seperti Gopay, OVO, dan DANA.

Fintech lebih lanjut diprediksi akan mendisrupsi model bisnis perbankan konvensional

dalam 10 tahun mendatang dan menjadi teknologi ‘pendorong’ kunci dalam pengembangan

ekonomi berbasis teknologi informasi ini. Selain itu, fintech juga diproyeksi menjadi solusi

atas masalah inklusi keuangan di Tanah Air. Hingga saat ini, kurang dari setengah populasi

orang dewasa (di atas 15 tahun) di Indonesia yang telah memiliki akses kepada layanan

keuangan formal (The Global Findex Database, 2017). Kemunculan fintech dipercaya

mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap layanan keuangan perbankan konvensional.

PROMOSI EKONOMI DIGITAL LEWAT START UP DAN FINTECH

Melihat data transaksi di tahun 2019 yang begitu besar di tengah penetrasi 140 juta pengguna

internet, mengembangkan ekonomi digital adalah keputusan yang tepat. Di dalam ekonomi

digital, konsep ini sejatinya sangat dekat dengan istilah standar terbuka dan inovasi. Hal ini

akan membawa potensi perubahan yang besar dalam industri yang masih menjalankan model

Page 6: Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi digital. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di

bisnis secara manual dan konvensional (KPMG in India & NASSCOM, 2018). Untuk itu,

diperlukan kesiapan pemangku kepentingan untuk menyambut era ekonomi digital ini.

Dalam ekonomi digital, sumber daya data akan menjadi “harta” yang sangat penting

dalam kesuksesan industri digital seperti fintech dan e-commerce. Selanjutnya, analisis data

yang akurat dan cepat melalui teknologi artificial intelligence atau kecerdasan buatan akan

menentukan persaingan dan kesuksesan industri di era internet economy. Fintech Tanah Air

seperti Go-Pay, Modalku, DANA, hingga OVO, dipercaya akan menggunakan teknologi

kecerdasan buatan untuk membangun infrastruktur layanan mereka.

Menurut pandangan kami, ekonomi digital yang sarat dengan inovasi ini menjadi cara

untuk menciptakan efisiensi dalam berbisnis. Inovasi ini menjadi perspektif utama dalam

menciptakan kapasitas (Cohen, 1990). Misalnya, di dalam model ekonomi konvensional, aspek

tenaga kerja menjadi hal penting. Namun, di dalam ekosistem baru dengan pemanfaatan ICT,

penggunaan robot berbasis kecerdasan buatan diyakini dapat menggantikan peran manusia

dimana proses digitalisasi dan otomasi akan menjadi sangat mudah dan cepat.

Gambar 3. Jumlah start up di Indonesia berdasarkan lokasi (sumber: databoks.katadata.co.id,

2018)

Berkembangnya ekosistem digital dalam negeri juga tercermin dari pesatnya

pertumbuhan start up digital. Saat ini, jumlah start up Indonesia sudah melebihi 1500 yang

Page 7: Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi digital. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di

menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah start up terbanyak di dunia.

Pertumbuhan start up dipastikan akan memberikan dampak signifikan dalam penerapannya.

Sebagai contoh, GO-JEK telah mengubah model bisnis transportasi di dalam negeri, khususnya

di kota-kota besar di Indonesia.

Munculnya model ekonomi baru telah menciptakan disrupsi dalam berbagai bidang

bisnis. Dari pengamatan kami, promosi ICT dalam industri seperti fintech dan e-commerce

dapat meningkatkan inklusi finansial, memperluas pasar, dan menciptakan lapangan pekerjaan

baru. Kemudian, pesatnya pemanfaatan teknologi dan data digital dapat menjadi metode baru

untuk menumbuhkan PDB dalam negeri.

Pertumbuhan PDB nasional tidak terlepas dari peningkatan jumlah transaksi e-

commerce dalam beberapa tahun terakhir. Besarnya transaksi e-commerce melahirkan suatu

kebijakan penarikan pajak yang sempat diwacanakan pemerintah. Penarikan pajak digital

terkait aturan PMK-210/PMK.010/2018 tentang Perlakuan Perpajakan atas Transaksi

Perdagangan melalui Sistem Elektronik (e-commerce) yang sempat diwacanakan oleh

pemerintah untuk berlaku pada 1 April 2019 menjadi bahan topik yang ramai dibicarakan oleh

pelaku ekonomi digital. Pemberlakuan pajak digital diproyeksi mampu meningkatkan

penerimaan pemerintah di sektor perpajakan e-commerce. Hanya saja, sebaliknya kebijakan

ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi digital. Para pelaku ekonomi beranggapan bahwa

aturan perpajakan ini merupakan jenis perpajakan baru yang dikhawatirkan menurunkan

jumlah transaksi karena membebankan jenis pajak baru. Saat ini pemerintah telah menunda

pemberlakukan pajak dan akan melakukan sosialisasi mendalam terkait hal ini.

Saat ini, lingkungan ekonomi digital Indonesia masih dalam tahap pembangunan dan

integrasi layanan. Jika ekosistem digital telah matang dan terintegrasi, wacana tentang pajak

digital dapat diujicobakan, Sebagai contoh sekitar tahun 1998, kondisi pertumbuhan e-

commerce di Amerika Serikat (AS) mirip dengan Indonesia saat ini. Awalnya Pemerintah

sesempat menerapkan pajak untuk kegiatan e-commerce. Namun, kompleksitas transaksi

barang dan jasa melalui internet membuat legislasi AS yakni the Internet Tax Freedom Act

yang membahas pajak tranksaksi online akhirnya dimoratorium selama 3 tahun (Harvard

Journal of Law & Technology, 2000). Hingga saat ini, belum semua Negara bagian

menerapkan pajak bagi transaksi e-commerce.

Kami berpandangan, selain mengkaji lebih dalam perpajakan ekonomi digital (e-

commerce) yang kompleks, pemerintah sebaiknya memberikan ruang bagi ekosistem e-

Page 8: Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi digital. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di

commerce untuk semakin tumbuh dibandingkan terburu-buru menarik pajak untuk transaksi

online. Dengan tumbuhnya transaksi e-commerce, maka pemerintah dapat menarik pajak yang

lebih besar dari aspek produksi barang dan jasa dalam negeri. Selain itu, besarnya transaksi e-

commerce ini akan memacu pertumbuhan bidang usaha logistik dan transportasi dapat

meningkatkan sumber pajak bagi Pemerintah. Efek multiplier lain ialah tumbuhnya pajak

dalam bidang telekomunikasi seperti koneksi internet, telepon, kabel dan satelit. Sehingga e-

commerce tax saat ini lebih berhitung tentang menarik pajak konten di dalam e-commerce itu

sendiri, namun sejatinya pertumbuhan pajak akibat multiplier effect-nya juga memberikan

pemasukan yang cukup besar bagi pemerintah.

TANTANGAN EKONOMI DIGITAL DI INDONESIA

Perkembangan pesat ekonomi digital Tanah Air tidak terlepas dari gencarnya pemerintah

dalam membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. Elemen infrastruktur ini

akan memperkokoh kerangka kerja ekonomi berbasis internet (Wee, 2019). Meskipun

demikian, kemajuan ini juga memiliki tantangan yang perlu diwaspadai.

Tantangan utama adalah keamanan dunia maya atau cyber security. Kelemahan cyber

security merupakan ancaman klasik yang akhir-akhir ini kembali marak. Sebagai contoh,

serangan virus yang mengunci dokumen dengan tebusan Bitcoin. The Global Cybersecurity

Index 2017 menempatkan Indonesia di peringkat ke-70, sementara Singapura menempati

posisi pertama. Pesatnya industri digital di Indonesia menuntut pentingnya sistem cyber

security nasional guna mencegah kejahatan digital dan menjamin keamanan layanan perusahan

berbasis teknologi.

Tantangan lainnya adalah fragmentasi industri. Setiap industri berupaya membuat

inovasi teknologi digital yang tidak terhubung satu sama lain. Hal ini menyulitkan masyarakat

dalam melakukan transaksi digital. Contoh fragmentasi yang acap kali kita lihat di dunia digital

adalah banyaknya jasa/aplikasi e-wallet (dompet elektronik) produk fintech dengan bank yang

berbeda.

Tantangan berikutnya adalah dominasi produk impor. Tidak bisa dipungkiri,

sekarang ini, bidang yang sedang mengalami disrupsi masif adalah industri retail. Masyarakat

telah mengadopsi belanja online sebagai bagian dari gaya hidup yang juga menunjukkan

adaptasi ekonomi digital di masyarakat. Namun, pertumbuhan jumlah online shopper yang

Page 9: Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi digital. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di

pesat belum selaras dengan pertumbuhan e-commerce yang menjual barang-barang dalam

negeri. Produk yang dijual masih didominasi oleh barang-barang impor.

Terakhir, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang mumpuni yang mampu

memenuhi kebutuhan technopreneur. Menurut data dari Forum Ekonomi Internasional, jumlah

SDM di bidang informasi dan teknologi masih kurang 10% dari kebutuhan. Sedikitnya jumlah

tenaga ahli ini salah satunya disebabkan oleh ketidakselarasan antara kurikulum pendidikan

dan kebutuhan lapangan pekerjaan. Sebagai contoh sedikitnya lulusan sarjana di bidang

informasi dan teknologi (8.5%). Sedangkan di level pendidikan sekolah menengah, hanya

sebagian kecil institusi yang sudah mencantumkan mata pelajaran pengenalan informasi dan

teknologi serta pemrograman. Akibatnya, jumlah murid yang tertarik untuk melanjutkan studi

di bidang ilmu komputer dan terkait di perguruan tinggi sangat terbatas.

REKOMENDASI KEBIJAKAN

Visi ekonomi Indonesia 2020 menuju “The Digital Energy of Asia” menjadi salah satu poin

penting dalam mengembangkan ekosistem ekonomi digital di Indonesia. Nilai ekonomi digital

dalam negeri diprediksi akan melampaui US$130 miliar pada tahun 2020. Jika prediksi ini

tercapai, ekonomi digital akan berkontribusi sebesar 11% terhadap PDB. Untuk itu, Indonesia

perlu mempersiapkan kebijakan yang mendukung dan adaptif sebagai berikut:

1. Kebijakan digitalisasi nasional secara masif dan berkelanjutan

Dari aspek regulasi, reformasi kebijakan dalam bidang digital menjadi salah satu elemen

penting yang dapat mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia. Sebagai

contoh, pemerataan teknologi 4G di luar kawasan Jawa patut menjadi perhatian. Koneksi

berkecepatan tinggi menjadi kebutuhan utama dalam pembangunan ekonomi digital.

Langkah perluasan investasi dalam bidang telekomunikasi menjadi cara ampuh dalam

menjawab tantangan sulitnya pemerataan infrastruktur ICT di Indonesia. Saat ini

pemerintah sedang menyelesaikan proyek Palapa Ring yang diproyeksi akan rampung pada

tahun 2019 ini. Target dari proyek ini adalah menghubungkan kawasan kabupaten dan kota

di Indonesia yang tidak terhubung dengan internet.

2. Kebijakan hukum yang suportif untuk industri digital

Page 10: Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi digital. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di

Untuk menjamin kelancaran investasi dan pengembangan ekosistem ekonomi digital di

Indonesia, kepastian hukum menjadi penting. Kebijakan hukum yang mendukung

dibutuhkan sebagai acuan kolaborasi antar-stakeholders, yakni pemerintah dan pelaku

industri. Hal ini menjadi parameter kesuksesan sebuah negara membangun ekosistem ini.

3. Perluasan insentif pajak bagi start up dan kepastian regulasi bagi investor

World Economic Forum pada tahun 2015 menyebutkan bahwa ekonomi digital adalah kunci

pertumbuhan bagi Indonesia. Pertumbuhan positif menunjukkan ekonomi berbasis

informasi berkembang dengan baik. Penarikan pajak digital yang sedang ramai dibicarakan

dan diwacanakan akan diberlakukan kepada pelaku ekonomi digital sebaiknya ditunda

sampai sistem benar-benar matang dan pengkajian lebih serius. Hal ini dikhawatirkan

menghambat pertumbuhan ekosistem. Sebaliknya, pemerintah harus dapat memberikan

insentif berupa kemudahan bisnis, kepastian regulasi dan mempercepat pembangunan

infrastruktur digital. Dengan adanya perluasan insentif dan penundaan wacana penarikan

pajak digital ini, diharapkan akan terus menumbuhkan para pelaku ekonomi digital.

Sebaliknya, pemerintah harus dapat memberikan insentif berupa kemudahan bisnis,

kepastian regulasi dan mempercepat pembangunan infrastruktur digital. Dengan adanya

perluasan insentif dan penundaan wacana penarikan pajak digital ini, diharapkan akan terus

menumbuhkan para pelaku ekonomi digital.

4. Program berkelanjutan mendorong tumbuhnya talenta dan teknopreneur baru

Penguatan sumber daya manusia harus terus didukung untuk menambah talenta

teknopreneur yang merupakan komponen penting dalam pembangunan ekonomi digital

Tanah Air. Data menunjukkan bahwa lulusan perguruan tinggi di bidang teknologi

informasi masih rendah, yaitu berkisar pada 8,5% (OECD, 2017). Program pengembangan

talenta dan wirausaha digital baru perlu digalakkan. Hal ini dapat dijalankan dengan

menggandeng mentor-mentor teknopreneur terkemuka, memperkuat pusat data, menyulap

technopark sebagai media inkubasi, hingga aktif menyelenggarakan program seperti

kompetisi pencarian bakat dan membantu pendanaan untuk mengembangkan perusahaan

rintisan dalam negeri. Selain itu, untuk mengembangkan SDM milenial yang mahir ICT,

diperlukan penyesuaian model pendidikan agar selaras dengan perkembangan ekonomi

digital. Aspek ini sangat krusial dan menjadi modal di dalam kompetisi era digital.

Hubungan antara dunia pendidikan baik vokasi dan perguruan tinggi harus diperkuat dan

disesuaikan dengan kemajuan digitalisasi industri.

Page 11: Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi digital. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di

5. Innovation-driven development

Pada tahun 2020, nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$130 miliar

atau sekitar Rp1.8 triliun. Untuk mencapai nilai ekonomi yang besar tersebut, Indonesia

harus menerapkan teknologi digital secara efektif. Sudah saatnya kita beralih dari

pembangunan berbasis modal ke arah pembangunan berbasis inovasi (innovation-driven

development). ekosistem bisnis ini memerlukan pengambilan keputusan yang lebih cepat

dan tepat berbasis kecerdasan buatan, melalui model yang lebih sederhana dengan kecepatan

transaksi berbasis Blockchain. Blockchain merupakan sistem pencatatan transaksi di banyak

database yang tersebar luas di banyak komputer, yang masing-masing memuat catatan yang

identikal. Sistem ini disebut juga dengan istilah distributed ledger. Dengan catatan transaksi

yang terdesentralisasi ini, maka hampir tidak mungkin untuk di-hack atau diubah secara

sepihak, tanpa mengubah jumlah mayoritas dari semua database tersebut. Konsep ini sangat

penting mengingat kesiapan infrastruktur ICT dalam negeri yang semakin matang dan

besarnya perkiraan jumlah generasi muda Indonesia pada rentang tahun 2020-2045. Modal

talenta dalam negeri adalah sumber inovasi dan bagian penting untuk membangun ekonomi

digital yang berkedaulatan dan berkelanjutan.

Page 12: Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi digital. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di

TENTANG PENULIS

PPI Brief adalah analisis bulanan PPI Dunia atas kondisi nasional dan internasional

terkini. Kritik dan saran bisa ditujukan langsung ke [email protected]

Dewan Redaktur: Ahmad Rizky M. Umar, Bening Tirta Muhammad, dan Tim

Pusat Kajian & Gerakan PPI Dunia 2018/2019

Putra Wanda adalah kandidat doktor di bidang Cybernetic, Harbin University of

Science & Technology, China; Direktur Pusat Kajian Strategis PPI Tiongkok; dan

anggota Komisi Ekonomi PPI Dunia.

Ria Ratna Sari adalah mahasiswa pascasarjana jurusan ICT Innovation, track

Human-Computer Interaction and Design, KTH Royal Institute of Technology,

Swedia dan anggota Komisi Ekonomi PPI Dunia.

Page 13: Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi digital. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di

REFERENSI

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) & Teknopreneur. (2018). Infografis

Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017. Jakarta: Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) & Teknopreneur.

Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF). (2019). Opus Outlook 2019. Jakarta: BEKRAF.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). (2018). Realisasi Penanaman Modal PMDN-

PMA Triwulan IV dan Januari - Desember Tahun 2018. BKPM Indonesia

(https://www.bkpm.go.id/)

Cohen, W., & Levinthal, D. (1990). Absorptive Capacity: A New Perspective on Learning and

Innovation. Administrative Science Quarterly, 35(1), 128-152.

Fintech News Singapore. (2018). Indonesia Fintech Landscape Report. Singapore: Fintech

News Singapore.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). (2017). The Digital Economy in Indonesia.

Jakarta: KPPU.

KPMG in India & NASSCOM. (2018). Fintech in India - Powering a Digital Economy. KPMG

in India.

Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

(APJII), dan Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI). (2017). Digital

Inclusion Indonesia Index 2017. Jakarta: Teknopreneur Indonesia.

McKinsey Global Institute (2018). The digital archipelago: How online commerce is driving

Indonesia’s economic development. McKinsey & Company

Mesenbourg, T.L. (2001). Measuring the Digital Economy. U.S. Bureau of the Census.

OECD. (2017). OECD Digital Economy Outlook 2017. Paris: OECD.

Oxford Economics. (2011). The New Digital Economy: How It Will Transform Business.

The Global Findex Database (2017). Measuring Financial Inclusion and the Fintech

Revolution. Washington, DC: World Bank Group. Oxford: Oxford Economics.

Page 14: Memenangkan Ekonomi Digital di Indonesia · pasang perkembangan serta perubahan tren perdagangan dan pembayaran di era ekonomi digital. Sebagai negara dengan penduduk terbesar di

WEE, T. C. (2018). Developing A Digital Economy Sub-Index for Cities, For Smart and

Sustainable Growth, Retrieved March 31, 2019, from https://www.itu.int/en/ITU-

T/ssc/201804/Documents/5_Tan Chee Wee Singapore.pdf

Harvard Journal of Law & Technology, Vol.13, No.3, 2000