membuat perencanaan struktur desain seismik tipe d dengan...
TRANSCRIPT
1
Membuat Perencanaan StrukturGedung Bertingkat Yang MeliputiPerencanaan Struktur Balok dan
Kolom, sesuai SNI 03-2847-2002 danSNI 03-1726-2012 Dengan
Menggunakan Program Etabs
ADHY SURYANA
ABSTRAK
Perhitungan analisis struktur GedungApartemen Bumijo terhadap beban gempamengacu pada SNI Beton 03-2847-2002 dan TataCara Perencanaan Ketahanan Gempa untukStruktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI1726-2012), dimana analisis beban gempa strukturgedung bertingkat tinggi dilakukan dengan MetodeAnalisis Dinamik Spektrum Respons. GedungApartemen Bumijo termasuk ke dalam Kriteria
Desain Seismik tipe D dengan tingkat resikokegempaan tinggi, sehingga dalam perencanaannyadigunakan metode system rangka gedung dengankonfigurasi struktur Sistem Rangka PemikulMomen Khusus (SRPMK). System SRPMK inididesain agar bangunan tidak roboh saat terjadigempa yang melebihi gempa yang telah di desain,oleh karena itu model SRPMK ini dirancang agarmemenuhi syarat kolom kuat balok lemah. Adapunpemodelan yang dibuat, dilakukan denganmenggunakan bantuan software ETABS. Selain itu,juga digunakan beberapa macam softwarependukung lain seperti Auto Cad, dan PCA COL.
Beberapa item pekerjaan yangdiperhitungkan meliputi secara keseluruhanpekerjaan struktur. Elemen struktur meliputi :Balok, Kolom, Shearwall, Pelat Lantai, HBK. Hasilanalisis menunjukkan bahwa struktur apartemenaman dan mampu dipertanggungjawabkan secaraanalitis.
ABSTRACT
Structure analysis calculation of BumijoApartment Building toward earthquake loads, referto SNI Beton 03-2847-2002 and Procedure ofEarthquake Resistance Planning for Building andNon Building Structure (SNI 1726-2012), DynamicSpectrum Response Analysis Methode used tomake calculation of Earthquake Load Analysis ofhigh rise building structure. The Bumijo ApartmentBuilding belong to Seismic Design Criteria Type Dwith high level of risk seismicity, so the analysisused building frame system methode withconfiguration of Special Moment Resisting Frame
Methode (SRMF). The SRMF system makes thebuilding didn’t fall into pieces when the earthquakehappen and the loads exceed the planned. So, thisSRMF model was planned for fullfil therequirement of strong column weak beams. Themodel was made by ETABS , and some of supportsoftware such as AutoCAD and PCA COL.
Some of works item has been countinvolving all of structure works. Those elementsuch as beam, Column, Shearwall, Floor Plate,HBK. The analysis result showed that the structureof the apartment safe and able to be accounted foranalytically.
PENDAHULUANLatar BelakangBertambahnya jumlah penduduk di kota-kota besardi Indonesia sangat erat kaitannya dengan kegiatanpembangunan, dengan bertambahnya jumlahpenduduk maka diperlukan sarana untukmelaksanakan kegiatan atau aktifitas mereka.Sarana utama yang digunakan sebagai kebutuhanseperti tepat tinggal, area perkantoran, rumah sakit,pasar , terminal dan bandara dan lain-lain.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk, makakebutuhan rumah tinggal atau hunian semakinbesar. Dengan adanya keterbatasan lahan, makapembangunan tempat tinggal vertical sepertiapartemen atau rumah susun menjadi salah satusolusi yang dapat diambil.
Untuk menjaga agar tidak adanya kekhawatiranoleh para pengguna gedung, maka strukturbangunan harus direncanakan dengan baik sesuaistandart atau peraturan-peraturan yang berlaku diIndonesia agar bangunan yang direncanakan dapat
memenuhi apa yang menjadi tujuan perencanaanstruktur.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penulisan Tugas Akhir iniadalah merencanakan gedung bertingkat di daerahzona gempa Yogyakarta berdasarkan Tata CaraPerhitungan Perencanaan Gempa Untuk StrukturBangunan Gedung dan Non-Gedung (SNI 03-1726-2012). dan peraturan-peraturan yang berlaku diIndonesia dengan tujuan mendapatkan desaingedung yang kuat, aman & efisien.
PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA
PERHITUNGAN STRUKTUR
Gambaran Umum
Gedung Apartemen Bumijo
Alamat Lokasi : Jl. Bumijo Tengah, Yogyakarta
Perusahaan : PT. SAYANA REVATABUMIJO
Jumlah Lantai : 13 Lantai + 1 Lantai Atap
Ketinggian : ± 42 m
Kriteria Desain Material
Standar desain yang digunakan dalam perencanaanstruktur apartemen ini yaitu Tata Cara PerhitunganStruktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002), Tata Cara Perencanaan KetahananGempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan NonGedung (SNI 1726-2012), dan PeraturanPembebanan Indonesia untuk Gedung 1987.
- Mutu Beton Rencana (fc’)
Kolom : fc’ 37.35 MPa
Pelat : fc’ 29.05 MPa
Balok & Dinding Geser : fc’ 33.2 MPa
ᵧbeton : 2400 kg/m³
- Mutu Tulangan (Fy)
Tulangan Ulir (Fy) : 400 MPa
Tulangan Polos (Fy): 240 MPa
Perhitungan gempa
Beban gempa yang diperhitungkan padaperencanaan ini mengacu pada peraturan SNI 1726-2012. Kategori Resiko Bangunan dan FaktorKeutamaan ( Ie ) ditentukan berdasarkan jenispemanfaatan bangunan tersebut. Gedung apartemenini termasuk Kategori Resiko II dan nilai FaktorKeutamaan (Ie) adalah 1,0. Nilai Ss dan S1 dapatditentukan dari Peta Gempa Indonesia 2010. UntukWilayah Yogyakarta didapat nilai Ss = 1.219 g danS1 = 0.447 g
Penentuan Jenis Tanah
Berdasarkan hasil tes boring tanah, diperoleh nilaiNSP-T tanah rata untuk kedalaman 31.5 meterdengan Nilai hasil Test Penetrasi Standar Rata-Rata46.28 (15 sampai 50), maka tanah di bawah
bangunan merupakan tanah sedang. Dengandemikian, dari hasil Ss dan S1 dan kategori tanahSD, dapat diperoleh Nilai Fa = 1.012 dan Fv =1.553. Nilai SMS = 1.234 g dan SM1 = 0.694 g.Nilai SDS = 0.823 g dan SD1 = 0.462 g
Respon Spektrum Desain
Sebelum membuat grafik respon spectrum desain,perlu dihitung terlebih dahulu nilai batasan periodeT0 dan Ts
To = 0.2 S D1/ SDS = 0.2 x 0.462/0.823 = 0.112 detik
Ts = S D1/ SDS = 0.462/0.823 = 0.562 detik
Setelah itu dapat dibuat grafik respon spectrum
Periode Getar Struktur
Nilai T arah x (Tx) dan nilai T arah y (Ty) didapatdari hasil output pada Etabs, sehingga didapat nilaiTy = 1.062 detik dan nilai Tx = 0.982 detik.Menurut SNI 1726 : 2012, periode fundamentalpendekatan, Ta untuk struktur dengan ketinggianlebih dari 12 tingkat dapat ditentukan denganpersamaan :
Nilai koefisien Ct dan x untuk arah X dan Yditentukan oleh system struktur yang menahan gayagempa di arah tersebut. Sistem struktur yangdigunakan adalah system dinding geser, sehingganilai Ct dan x yang digunakan adalah nilai Ct dan xuntuk system struktur lainnya yaitu sebesar Ct =0.0488 dan x = 0.75.
Hasil analisa menunjukkan bahwa untuk arah X,nilai Ta = 0.0488 x 420.75 = 0.8051 detik dan arahY, nilai Ta = 0.0488 x 420.75 = 0.8051 detik,sehingga arah X, Tmax ijin = Cu Ta = 1.40 x 0.8051 =1.1275 detik, dan arah Y, Tmax ijin = Cu Ta = 1.40 x0.8051 = 1.1275 detik. Dengan demikian arah Xdan arah Y, nilai Tc > Cu Ta, maka gunakan T =Cu Ta = 1.1272 detik.
Geser Dasar Seismik
Geser dasar seismic (V) dalam arah yang ditetapkanharus ditentukan sesuai dengan persamaan berikutini : V = Cs x W, karena nilai Csx dan Csy =0.0586 g, maka didapat nilai Vx dan Vy :0.0586 16,552,543 kg969,223.26 kgDistribusi Vertikal Gaya Gempa
Gaya gempa lateral yang timbul di semua tingkatharus ditentukan dari persamaan berikut :
∑Beban-beban gempa yang terjadi di tiap lantaitersebut, kemudian didistribusikan ke setiap jointdan dianalisa menggunakan ETABS 9.
Kontrol Hasil Nilai Gaya Gempa Lateral TiapTingkat ( FiX dan FiY )
apabila kombinasi respons untuk geser dasar ragam(Vt) lebih kecil 85% dari geser dasar yang dihitung(V) menggunakan prosedur gaya lateral ekivalen,maka gaya harus dikalikan dengan factor skala0.85V/Vt. Jika dinyatakan dalam persamaan maka:0.85 1Nilai gaya geser dasar statik ekivalen nominaladalah:& 0.85 0.85 969,223.26 kg823,839.77Dari hasil analisi menggunakan program Etabsdidapatkan nilai gaya geser dasar dinamik sebagaiberikut :703,951.37 709,423.37Tabel 1 Perbandingan Gaya Geser Dasar StatikEkivalen dan Dinamik
Statik Ekivalen(0,85V)
Dinamik
Vx 823,839.77kg 703,951.37 kg
Vy 823,839.77kg 709,423.37 kg
Berdasarkan Tabel 1 karena gaya geser dasar statikekivalen lebih besar dari pada gaya geser dasardinamik, maka gaya perlu dikalikan faktor skala
Faktor Skala :
Arah X823,839.77703,951.37 11.170 1 Arah Y823,839.77709,423.37 11.161 1
Setelah diperoleh nilai factor skala, kemudian nilaitersebut diinput pada program Etabs denganmengalikan nilai factor skala tersebut dengan factorskala awal yaitu Ie/R x 9.81 m/s2, kemudiandilakukan analisa struktur kembali dan perhatikannilai Gaya Geser Dasar Dinamik yang baruTabel 2 Perbandingan Gaya Geser Dasar StatikEkivalen dan Dinamik setelah diberi Faktor Skala
Statik Ekivalen(0,85V)
Dinamik
Vx 823,839.77kg 1,330,791.00 kg
Vy 823,839.77kg 1,341,135.59 kg
Cek Persyaratan : 85% Vstatik < V dinamik
Vx = 823,839.77 kg < 1,330,791.00 kg… OK
Vy = 823,839.77 kg < 1,341,135.59 kg … OK
Faktor Pembesaran Torsi
Gambar 1 Faktor pembesaran torsi AxFaktor pembesaran torsi tidak disyaratkan melebihi3.0 dan apabila hasilnya lebih kecil dari 1.0 makanilai factor pembesaran torsi yang diambil adalah1.0
Tabel 3 Perhitungan Faktor Pembesaran TorsiAkibat Gempa Arah X
Tabel 4 Perhitungan Faktor Pembesaran TorsiAkibat Gempa Arah Y
Berdasarkan perhitungan factor pembesaran torsiuntuk ketiga jenis tanah diatas maka dapatdisimpulkan bahwa :
Bangunan tanpa ketidakberaturan torsikarna δ max < 1.2δrata-rata
Nilai Ax dan Ay adalah 1.0
Perhitungan nilai titik eksentrisitas rencana adalahsebagai berikut :
Menghitung Titik Eksentrisitas Rencana
Rumus untuk menghitung titik eksentrisitas adalahsebagai berikut :
ex = eox + (0.05 Bx Ax)
ey = eoy + (0.05 By Ay)
Kombinasi Pembebanan
Nilai redundansi (ρ) yang digunakan adalah 1.3sedangkan nilai SDS di wilayah Yogyakarta adalah0.823 g, maka kombinasi pembebanannya menjadi :
Simpangan Antar Lantai
Defleksi pusat massa di tingkat x (δx) harusditentukan sesuai dengan persamaan berikut :
Nilai factor pembesaran defleksi (Cd) untuh arah Xdan arah Y adalah 5.5, nilai factor keutamaangempa (Ie) adalah 1.0. Jenis struktur yang dipakaitermasuk jenis semua struktur lainnya dan strukturtermasuk kategori II sehingga simpangan antarlantai ijin (Δa) yang digunakan adalah 0.020hsx.system penahan gaya gempa yang terdiri dari hanyarangka momen pada struktur yang dirancang untukkategori desain seismic D, E, atau F, simpanganantar lantai tingkat desain (Δ) tidak boleh melebihi(Δa/ρ) untuk semua tingkat. Nilai ρ yang digunakandalam analisa bangunan ini adalah 1.3Tabel 5 Perhitungan Batas Simpangan Antar LantaiTingkat
Perhitungan Balok
Perhitungan Tulangan Utamaa. Kondisi 1, momen negatif tumpuan kanan
Mu = -284.757 kN-m
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
Sebagai asumsi awal, gunakan D19; d = 700 – 40 –
10 – 0,5 x 19 = 640.5 mm
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
reduksi momen)
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 640.5 = 544.425 mm.. . 1634.51mm2
Cek As minimum :
. . √ . 500 640.51153.29 mm2
. . . 500 640.5 1120.875 mm2
As = 1634.51 mm2 > As, min = 1120.875 mm2 …
syarat tulangan minimum terpenuhi
jumlah tulangan yang digunakan 6D19,As=
1701.17 mm2 > As,min = 1634.51 mm2
.. . . .. . 48.225 mm2
2. Cek momen nominal actual. As. fy. 20.8 1701.17 400 640.5 48.2252= 332264358.8 Nmm = 332.264 kNm > Mu
… OK
3. Cek rasio tulangan1701.17500 640.5 0.0050.85 6006000.83 0.85 33.2400 600600 400 0.0350.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
4. Cek apakah tulangan yang digunakan
penampang masih bersifat underreinforced48.225640.5 0.0752 600600 1600600 400 0.83 0.498OK, penampang masih bersifat underreinforced
b. Kondisi 2, momen positif tumpuan kanan
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) mensyaratkan
bahwa kuat lentur positif komponen struktur lentur
pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari ½
kuat lentur negatifnya pada muka tersebut.
Mu = 142.378 kN-m < ½ ϕMn = ½ 332.264
=166.132 kN-m
Karena Mu < ½ ϕMn, maka digunakan 166.132
kN-m
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
Sebagai asumsi awal, gunakan D19; d = 700 – 40 –
10 – 0,5 x 19 = 640.5 mm
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
reduksi momen)
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 640.5 = 544.425 mm. ^. . 953.60mm2
Cek As minimum :
. . √ . 500 640.51153.29 mm2
. . . 500 640.5 1120.875 mm2
As = 953.60 mm2 < As, min = 1153.29mm2 …
syarat tulangan minimum tidak terpenuhi
jumlah tulangan yang digunakan 5D19,As=
1417.64 mm2 > As,min = 1153.29 mm2
.. . . .. . 40.188 mm2
2. Cek momen nominal actual. As. fy. 20.8 1417.64 400 640.5 40.1882= 281444610.293 Nmm = 281.44 kNm > Mu
… OK
3. Cek rasio tulangan1417.64500 640.5 0.0040.85 6006000.83 0.85 33.2400 600600 4000.035
0.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
4. Cek apakah tulangan yang digunakan
penampang masih bersifat underreinforced40.188640.5 0.063 600600 1600600 400 0.83 0.498OK, penampang masih bersifat underreinforced
c. Kondisi 3, momen negatif tumpuan kiri
Mu = -254.259 kN-m
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
Sebagai asumsi awal, gunakan D19; d = 700 – 40 –
10 – 0,5 x 19 = 640.5 mm
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
reduksi momen)
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 640.5 = 544.425 mm.. . 1459.45mm2
Cek As minimum :
. . √ . 500 640.51153.29 mm2
. . . 500 640.5 1120.875 mm
As = 1459.45 mm2 > As, min =1153.29 mm2 …
syarat tulangan minimum terpenuhi
jumlah tulangan yang digunakan 6D19,As=
1701.17 mm2 > As,min = 1459.45 mm2
.. . . .. . 48.226 mm2
2. Cek momen nominal actual. As. fy. 20.8 1701.17 400 640.5 48.2252
= 332264358.8 Nmm = 332.264 kNm > Mu … OK
3. Cek rasio tulangan1701.17500 640.5 0.0050.85 6006000.83 0.85 33.2400 600600 400 0.0350.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
4. Cek apakah tulangan yang digunakan
penampang masih bersifat underreinforced48.225640.5 0.0752 600600 1600600 400 0.83 0.498OK, penampang masih bersifat underreinforced
d. Kondisi 4, momen positif tumpuan kiri
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) mensyaratkan
bahwa kuat lentur positif komponen struktur lentur
pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari ½
kuat lentur negatifnya pada muka tersebut.
Mu = 127.129 kN-m < ½ ϕMn = ½ 332.264 =
166.132 kN-m
Karena Mu < ½ ϕMn, maka digunakan 166.132
kN-m
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
Sebagai asumsi awal, gunakan D19; d = 700 – 40 –
10 – 0,5 x 19 = 640.5 mm
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
reduksi momen)
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 640.5 = 544.425 mm. ^. . 953.60mm2
Cek As minimum :
. . √ . 500 640.51153.29 mm2
. . . 500 640.5 1120.875 mm
As = 953.60 mm2 < As, min = 1153.29mm2 …
syarat tulangan minimum tidak terpenuhi
jumlah tulangan yang digunakan 5D19,As=
1417.64 mm2 > As,min = 1153.29 mm2
.. . . .. . 40.188 mm2
2. Cek momen nominal actual. As. fy. 20.8 1417.64 400 640.5 40.1882= 281444610.293 Nmm = 281.44 kNm > Mu …
OK
3. Cek rasio tulangan1417.64500 640.5 0.0040.85 6006000.83 0.85 33.2400 600600 400 0.0350.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
4. Cek apakah tulangan yang digunakan
penampang masih bersifat underreinforced40.188640.5 0.063 600600 1600600 400 0.83 0.498OK, penampang masih bersifat underreinforced
e. Kondisi 5, tengah bentang, momen positif
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) juga
mensyaratkan baik kuat lentur negatif maupun kuat
lentur positif pada setiap penampang disepanjang
bentang tidak boleh kurang dari ¼ kuat lentur
terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom
tersebut
Mu = 146.647 kN-m > ¼ ϕMn terbesar = ¼ x
332.264 kNm = 83.066 kN-m
maka digunakan 146.647 kN-m
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
Sebagai asumsi awal, gunakan D19; d = 700 – 40 –
10 – 0,5 x 19 = 640.5 mm
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
reduksi momen)
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 640.5 = 544.425 mm. ^. . 841.75mm2
Cek As minimum :
. . √ . 500 640.51153.29 mm2
. . . 400 640.5 1120.875 mm2
As = 841.75 mm2 < As, min = 1153.29 mm2 …
syarat tulangan minimum tidak terpenuhi
jumlah tulangan yang digunakan 5D19,As=
1417.64 mm2 > As,min = 1153.29 mm2
.. . . .. . 40.188 mm2
2. Cek momen nominal actual. As. fy. 20.8 1417.64 400 640.5 40.1882= 281444610.293 Nmm =
281.44 kNm > Mu … OK
3. Cek rasio tulangan1417.64500 640.5 0.0040.85 6006000.83 0.85 33.2400 600600 400 0.0350.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
4. Cek apakah tulangan yang digunakan
penampang masih bersifat underreinforced40.188640.5 0.063 600600 1600600 400 0.83 0.498OK, penampang masih bersifat underreinforced
f. Kondisi 6, tengah bentang, momen negatif
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) juga
mensyaratkan baik kuat lentur negatif maupun kuat
lentur positif pada setiap penampang disepanjang
bentang tidak boleh kurang dari ¼ kuat lentur
terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom
tersebut
Mu = -71.189 kN-m < ¼ ϕMn terbesar = ¼ x
332.264 kNm = 83.066 kN-m
maka digunakan 83.006 kN-m
5. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
Sebagai asumsi awal, gunakan D19; d = 700 – 40 –
10 – 0,5 x 19 = 640.5 mm
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
reduksi momen)
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 640.5 = 544.425 mm. ^. . 481.51mm2
Cek As minimum :
. . √ . 500 640.51153.29mm2
. . . 500 640.5 1120.875 mm2
As = 476.425 mm2 < As, min = 1153.29 mm2 …
syarat tulangan minimum tidak terpenuhi
jumlah tulangan yang digunakan 5D19,As=
1417.64 mm2 > As,min = 1153.29 mm2
.. . . .. . 40.188 mm2
6. Cek momen nominal actual. As. fy. 20.8 1417.64 400 640.5 40.1882= 281444610.293 Nmm =
281.44 kNm > Mu … OK
7. Cek rasio tulangan1417.64500 640.5 0.0040.85 6006000.83 0.85 33.2400 600600 400 0.0350.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
8. Cek apakah tulangan yang digunakan
penampang masih bersifat underreinforced40.188640.5 0.063 600600 1600600 400 0.83 0.498OK, penampang masih bersifat underreinforced
4.7.3 Perhitungan Tulangan Geser
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.4(2) mengisyaratkan
bahwa : Geser rencana akibat gempa pada balok
dihitung dengan mengasumsikan sendi plastis
terbentuk di ujung-ujung balok dengan tegangan
tulangan lentur balok mencapai 1.25fy dan factor
reduksi kuat lentur ϕ =1
1. Kapasitas momen negatif ujung-ujung balok
bila struktur bergoyang ke kanan. .. . . . .. ..As. 1.25. fy 21701.17 1.25 400 640.5 60.282519.162. Kapasitas momen positif ujung-ujung balok
bila struktur bergoyang ke kanan. .. . . . .. ..As. 1.25. fy 21417.64 1.25 400 640.5 50.242436.203. Kapasitas momen negatif ujung-ujung balok
bila struktur bergoyang ke kiri. .. . . . .. ..As. 1.25. fy 21701.17 1.25 400 640.5 60.282519.164. Kapasitas momen positif ujung-ujung balok
bila struktur bergoyang ke kiri. .. . . . .. ..
As. 1.25. fy 21417.64 1.25 500 640.5 50.2242436.20Jika gaya geser akibat gempa saja (akibat Mpr) >
0.5 total geser (akibat Mpr + beban gravitasi)
maka Vc = 0
Dalam hal ini gaya geser akibat gempa saja
= 146.98 kN < 0.5 x 299.54 kN
= 146.98 kN < 149.77 kN
Karena gaya aksial yang kecil sekali maka Vc = 0
sehingga Vs = Vn/ɸ = 299.54/0.75 = 399.38
kN
Dengan memakai tulangan geser 4Ø10 (Av=314.16
mm2), diperoleh s sebesar
. . . . . ,
pakai s = 150 mm
Kontrol kuat geser nominal tidak boleh lebih besar
dari Vsmax (Pasal 13.5.6.(9))
′ .√ . . ..399.38 …
′ . √ . . ..399.38 …Syarat pemasangan begel sepanjang sendi plastis
(pasal 23.3.3.(2))
Smax = d/4 = 640.5/4 = 160.125 mm
= 8 db tul.longitudinal = 8 x 19 = 152 mm
= 24 db hoop = 24 x 10 = 240 mm
= 300 mm
Dipakai s = 150 mm, dengan hoop pertama 4Ø10
mm dipasang 50mm dari muka kolom di kedua
ujung balok dan seterusnya untuk sepanjang 2h =
1400 mm dari muka kolom dipasang 4Ø10 mm
dengan s = 150 mm.
Pemasangan begel di luar sendi plastis (di luar 2h)
mengikuti pasal 23.3.3.4
Pada jarak 2h = 1400 mm dari muka kolom nilai
Vu= 158.773 kN.. .Jika dipakai begel 2 kaki Ø10 mm (As = 157.08
mm2), maka :
s Av. Fy. dVs 157.08 x 400 x 640.5211.70x10190.10 mmSmax menurut Pasal 13.5.4.1 dan 23.3.3.4 harus
diambil yang lebih kecil dari
Smax = d/2 = 640.5/2 = 320.25 mm
Jadi dipasang begel 2Ø10 – 200 mm ditengah
bentang
Perhitungan Balok AnakPerhitungan Tulangan Utamaa. Kondisi 1, momen negatif tumpuan kanan
Mu = -2.025 kN-m
5. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
Sebagai asumsi awal, gunakan D16; d = 450 – 40 –
10 – 0,5 x 16 = 392 mm
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
reduksi momen)
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm.. . 18.99 mm2
Cek As minimum :
. . √ . 300 392423.50mm2
. .. 300 390.5 411.6 mm2
As = 18.99 mm2 < As, min = 423.50 mm2 … syarat
tulangan minimum tidak terpenuhi
jumlah tulangan yang digunakan 3D16,As=
603.185 mm2 > As,min = 423.50 mm2
.. . . .. . 28.5mm2
6. Cek momen nominal actual. As. fy. 20.8 603.185 400 39228.52= 72.913 kNm > Mu … OK
7. Cek rasio tulangan603.185300 392 0.0050.85 6006000.83 0.85 33.2400 600600 4000.0350.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
8. Cek apakah tulangan yang digunakan penampang
masih bersifat underreinforced28.5392 0.073 600600 1600600 400 0.83 0.498OK, penampang masih bersifat underreinforced
g. Kondisi 2, momen positif tumpuan kanan
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) mensyaratkan
bahwa kuat lentur positif komponen struktur lentur
pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari ½
kuat lentur negatifnya pada muka tersebut.
Mu = 2.025 kN-m < ½ ϕMn = ½ 72.913 = 36.457
kN-m
Karena Mu < ½ ϕMn, maka digunakan 36.457 kN-
m
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
Sebagai asumsi awal, gunakan D16; d = 450 – 40 –
10 – 0,5 x 16 = 392 mm
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
reduksi momen)
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm.. . 341.92 mm2
Cek As minimum :
. . √ . 300 392423.50mm2
. . . 300 390.5 411.6 mm2
As = 341.92 mm2 < As, min = 423.50 mm2 …
syarat tulangan minimum tidak terpenuhi
jumlah tulangan yang digunakan 3D16,As=
603.185 mm2 > As,min = 423.50 mm2
.. . . .. . 28.5mm2
2. Cek momen nominal actual. As. fy. 20.8 603.185 400 39228.52= 72.913 kNm > Mu … OK
3. Cek rasio tulangan603.185300 392 0.0050.85 6006000.83 0.85 33.2400 600600 4000.0350.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
4. Cek apakah tulangan yang digunakan penampang
masih bersifat underreinforced28.5392 0.073 600600 1600600 400 0.83 0.498OK, penampang masih bersifat underreinforced
h. Kondisi 3, momen negatif tumpuan kiri
Mu = -2.025 kN-m
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
Sebagai asumsi awal, gunakan D16; d = 450 – 40 –
10 – 0,5 x 16 = 392 mm
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
reduksi momen)
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm.. . 18.99 mm2
Cek As minimum :
. . √ . 300 392423.50mm2
. . . 300 390.5 411.6 mm2
As = 18.99 mm2 > As, min = 423.50 mm2 … syarat
tulangan minimum tidak terpenuhi
jumlah tulangan yang digunakan 3D16,As=
603.185 mm2 > As,min = 423.50 mm2
.. . . .. . 28.5mm2
2. Cek momen nominal actual. As. fy. 20.8 603.185 400 39228.52= 72.913 kNm > Mu … OK
3. Cek rasio tulangan603.185300 392 0.0050.85 6006000.83 0.85 33.2400 600600 4000.0350.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
4. Cek apakah tulangan yang digunakan penampang
masih bersifat underreinforced28.5392 0.073 600600600600 400 0.83 0.498OK, penampang masih bersifat underreinforced
5. Kondisi 4, momen positif tumpuan kiri
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) mensyaratkan
bahwa kuat lentur positif komponen struktur lentur
pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari ½
kuat lentur negatifnya pada muka tersebut.
Mu = 2.025 kN-m < ½ ϕMn = ½ 72.913 = 36.457
kN-m
Karena Mu < ½ ϕMn, maka digunakan 36.457 kN-
m
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
Sebagai asumsi awal, gunakan D16; d = 450 – 40 –
10 – 0,5 x 16 = 392 mm
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
reduksi momen)
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm.. . 341.92 mm2
Cek As minimum :
. . √ . 300 392423.50mm2
. . . 300 390.5 411.6 mm2
As = 341.92 mm2 < As, min = 423.50 mm2 …
syarat tulangan minimum tidak terpenuhi
jumlah tulangan yang digunakan 3D16,As=
603.185 mm2 > As,min = 423.50 mm2
.. . . .. . 28.5mm2
2. Cek momen nominal actual. As. fy. 20.8 603.185 400 39228.52= 72.913 kNm > Mu … OK
3. Cek rasio tulangan603.185300 392 0.0050.85 6006000.83 0.85 33.2400 600600 4000.0350.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
4. Cek apakah tulangan yang digunakan penampang
masih bersifat underreinforced28.5392 0.073 600600 1600600 400 0.83 0.498OK, penampang masih bersifat underreinforced
6. Kondisi 5, tengah bentang, momen positif
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) juga
mensyaratkan baik kuat lentur negatif maupun kuat
lentur positif pada setiap penampang disepanjang
bentang tidak boleh kurang dari ¼ kuat lentur
terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom
tersebut
Mu = 3.645 kN-m > ¼ ϕMn terbesar = ¼ x 72.913
kNm = 18.228 kN-m
maka digunakan 18.228 kN-m
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
Sebagai asumsi awal, gunakan D16; d = 450 – 40 –
10 – 0,5 x 16 = 392 mm
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
reduksi momen)
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm.. . 170.96 mm2
Cek As minimum :
. . √ . 300 392423.50mm2
. .. 300 390.5 411.6 mm2
As = 170.96 mm2 < As, min = 423.50 mm2 …
syarat tulangan minimum tidak terpenuhi
jumlah tulangan yang digunakan 3D16,As=
603.185 mm2 > As,min = 423.50 mm2
.. . . .. . 28.5mm2
2. Cek momen nominal actual. As. fy. 20.8 603.185 400 39228.52= 72.913 kNm > Mu … OK
3. Cek rasio tulangan603.185300 392 0.0050.85 6006000.83 0.85 33.2400 600600 4000.0350.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
4. Cek apakah tulangan yang digunakan penampang
masih bersifat underreinforced28.5392 0.073 600600 1600600 400 0.83 0.498OK, penampang masih bersifat underreinforced
7. Kondisi 6, tengah bentang, momen negatif
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2 (2) juga
mensyaratkan baik kuat lentur negatif maupun kuat
lentur positif pada setiap penampang disepanjang
bentang tidak boleh kurang dari ¼ kuat lentur
terbesar yang disediakan pada kedua muka kolom
tersebut
Mu = 3.645 kN-m > ¼ ϕMn terbesar = ¼ x 72.913
kNm = 18.228 kN-m
maka digunakan 18.228 kN-m
1. Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur
Sebagai asumsi awal, gunakan D16; d = 450 – 40 –
10 – 0,5 x 16 = 392 mm
j = 0.85 (koefisien lengan momen); ɸ = 0.8 (faktor
reduksi momen)
Jd= 0.85 x d = 0.85 x 392 = 333.2 mm.. . 170.96 mm2
Cek As minimum :
. . √ . 300 392423.50mm2
. . . 300 390.5 411.6 mm2
As = 170.96 mm2 < As, min = 423.50 mm2 …
syarat tulangan minimum tidak terpenuhi
jumlah tulangan yang digunakan 3D16,As=
603.185 mm2 > As,min = 423.50 mm2
.. . . .. . 28.5mm2
2. Cek momen nominal actual. As. fy. 20.8 603.185 400 39228.52= 72.913 kNm > Mu … OK
3. Cek rasio tulangan603.185300 392 0.0050.85 6006000.83 0.85 33.2400 600600 4000.0350.75 ρb = 0.75 x 0.035 = 0.026
Batasan tulangan maksimum berdasarkan SNI
Beton Pasal 23.3.2 adalah 0.025
ρ < 0.75 ρb dan ρ < 0.025 …OK
4. Cek apakah tulangan yang digunakan penampang
masih bersifat underreinforced28.5392 0.073 600600 1600600 400 0.83 0.498OK, penampang masih bersifat underreinforced
4.8.4 Perhitungan Tulangan Geser
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.4(2) mengisyaratkan
bahwa : Geser rencana akibat gempa pada balok
dihitung dengan mengasumsikan sendi plastis
terbentuk di ujung-ujung balok dengan tegangan
tulangan lentur balok mencapai 1.25fy dan factor
reduksi kuat lentur ϕ =1
5. Kapasitas momen negatif ujung-ujung balok bila
struktur bergoyang ke kanan. .. . . . .. ..As. 1.25. fy 2603.1858 1.25 400 39228.502 112.856. Kapasitas momen positif ujung-ujung balok bila
struktur bergoyang ke kanan. .. . . . .. ..As. 1.25. fy 2603.1858 1.25 400 39228.502 112.85
7. Kapasitas momen negatif ujung-ujung balok bila
struktur bergoyang ke kiri. .. . . . .. ..As. 1.25. fy 2603.1858 1.25 400 39228.502 112.858. Kapasitas momen positif ujung-ujung balok bila
struktur bergoyang ke kiri. .. . . . .. ..As. 1.25. fy 2603.1858 1.25 400 39228.502 112.85Jika gaya geser akibat gempa saja (akibat Mpr) >
0.5 total geser (akibat Mpr + beban gravitasi) maka
Vc = 0
Dalam hal ini gaya geser akibat gempa saja
= 128.97 kN < 0.5 x 281.53 kN
= 128.97 kN < 140.77 kN
Karena gaya aksial yang kecil sekali maka Vc = 0
sehingga Vs = Vn/ɸ = 281.53/0.75 = 375.37 kN
Dengan memakai tulangan geser 2Ø10 (Av=157.08
mm2), diperoleh s sebesar
. . . . . , pakai
s = 50 mm
Kontrol kuat geser nominal tidak boleh lebih besar
dari Vsmax (Pasal 13.5.6.(9))
′ . √ . ..375.37 …′ . √ . ..375.37 …
Syarat pemasangan begel sepanjang sendi plastis
(pasal 23.3.3.(2))
Smax = d/4 = 392/4 = 98 mm
= 8 db tul.longitudinal = 8 x 16 = 128 mm
= 24 db hoop = 24 x 10 = 240 mm
= 300 mm
Dipakai s = 50 mm, dengan hoop pertama 2Ø10
mm dipasang 50mm dari muka kolom di kedua
ujung balok dan seterusnya untuk sepanjang 2h =
900 mm dari muka kolom dipasang 2Ø10 mm
dengan s = 50 mm.
Pemasangan begel di luar sendi plastis (di luar 2h)
mengikuti pasal 23.3.3.4
Pada jarak 2h = 900 mm dari muka kolom nilai
Vu= 5.718 kN. . .Jika dipakai begel 2 kaki Ø10 mm (As = 157.08
mm2), maka :
s Av. Fy. dVs 157.08 x 400 x 3927.620x103230.6 mmSmax menurut Pasal 13.5.4.1 dan 23.3.3.4 harus
diambil yang lebih kecil dari
Smax = d/2 = 392/2 = 196 mm
Jadi dipasang begel 2Ø10 – 200 mm ditengah
bentang
Perencanaan KolomPerhitungan Tulangan Longitudinal KolomA. Menentukan Tinggi Efektif Kolom
d’ = 60 + 10 + 0,5 x 25 = 82.5 mm
d = 800 – 82.5 = 717.5 mm
2cc N/mm37.35E 723.88824700f'4700
0,5dβ
B. Analisis Tampang Kolom
a. Kolom yang ditinjau C21 (K1-800X800)
mm008b
mm008h
mm3000u
41033g mm10413.3800800
12
1bh
12
1I x
Maka:
214
10
d
g
k Nmm10614.20,515.2
10413.3
β12.5
Ec.I
EI
723.8882
x
b. Kolom atas C21 (K2-700 x 700)
mm007b
mm007h
mm3000u
41033g mm1000083,2700700
12
1bh
12
1I x
Maka:
214
10
d
g
k Nmm10533,10,515.2
100008,2
β12.5
Ec.I
EI
723.8882
c. Balok atas kiri B27 (B1-500 x 700)
mm500b
mm700h
mm0035u 41033
g mm1043.170050012
1bh
12
1I
214
10
d
g
k Nmm10095.10,515
1043.1
β15
Ec.I
EI
723.8882
d. Balok atas kanan B28 (B1-500 x 700)
mm500b
mm700h
mm0037u 41033
g mm1043.170050012
1bh
12
1I
214
10
d
g
k Nmm10095.10,515
1043.1
β15
Ec.I
EI
723.8882
C. Faktor Kekangan Ujung Ψ Yang Terjadi
Pada Kolom
Sumbu X
lBlB
lklkΨA ElbElb
ELkELk
88.3
7300
10095.1
5300
10095.1
3000
10533,1
3000
10614.2
Ψ1414
1414
A
Sisi bawah kolom yang ditinjau:
Karena terjepit penuh pada pondasi
Dari grafik nomogram panjang efektif kolom
dengan pengaku didapat nilai k=0.66
D. Menentukan Angka Kelangsingan Kolom
Untuk komponen tekan yang tidak ditahan terhadap
goyangan samping, pengaruh batas kelangsingan
boleh diabaikan apabila berdasarkan SNI 03-2847-
2002 Pasal 12.13.2 sebagai berikut:
00mm30u
persegikolomuntuk3.03.0 xhr
2408003.0 xr
835.125
474.124.1234428.9
240
300066.0
r
k.
2
1.1234428.9
240
300066.0
r
k.
u
u
M
M
0ΨB
870.45428.9240
300066.0
r
k. u
kolom pendek
E. Perhitungan Pnb pendekatan600600 . 600600 400 . 717,5430.5a = β1.Cb = 0.85. 430,5 = 365.925 mm
Pnb= 0.85 x fc’ x a x b = 0.85x37.35x365.925x800
= 9293763.15 N = 9293.76 kN
F. Perhitungan Pnperlu :
0.10 x fc x Ag = 0.10 x 37.35 x (800x800) =
2390400 N
= 2390.4 kN < Pu = 3172.121 kN
Digunakan factor reduksi kekuatan ϕ = 0.65
sehingga diperoleh :
Pn perlu =.. 4880.199293.76 , diperkirakan runtuh tarik
0.85 48801900.85 37.35 800192.148′4880190 . . .400 717.5 82.55085.50
G. Kontrol luas tulangan :
Ast = As + As’ = 5085.50 + 5085.50 = 10171 mm2
Ast min = 1% . Ag = 0.01 x (800x800) = 6400 mm2
Direncanakan :
As = As’ = 14D25 = 6872.234 mm2
Ast = 6872.234 mm2 = 1.074% . Ag
Jadi terpasang 14D25
4.9.1 Kuat Kolom
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 23.4.2.2
diterangkan bahwa kuat kolom ØMn harus
memenuhi gc M1,2ΣM .
1. Kolom lantai atas
Gaya aksial terfaktor di kolom atas = 2978.876 kN
Dari diagram interaksi kolom diperoleh M= 1716.4
kNm
2. Kolom yang di disain
Gaya aksial terfaktor di kolom desain= 3172.121
kN
Dari diagram interaksi kolom diperoleh M = 1591.3
kNm
kNm7.33074.17163.1591ΣMc
675.468kNm445.281(2,1M1,2kNm7.3307 )445.812ΣM gc X
(Ok)
4.9.2 Pengekangan Kolom
Memenuhi pasal 23.4.4.4 ujung-ujung kolom
sepanjang lo harus dikekang dengan spasi sesuai
pasal 23.4.4.2 oleh tulangan transversal (Ash)
a. Tinggi elemen struktur di joint (d)
=800mm
b. 1/6 tinggi bersih kolom = 1/6 x 3000 = 500mm
c. 500 mm = 500 mm
Dengan demikian diambil lo = 800 mm.
Dengan s memenuhi ketentuan berikut :
a. 1/4 cross section dimensi kolom = 800/4 = 200 mm
b. 6 kali diameter tulangan longitudinal = 6 x 25 = 150 mm
c. < 100 mm
Sehingga s diambil = 100 mm
Ash min diperoleh sesuai pasal 23.4.4.1, dengan
asumsi s= 100 mm, fyh = 400 MPa, selimut beton =
60 mm dan Øs = 13 mm
22
ch
g
yh
csh mm102.71012x60)-(800
640000
400
35.37)20602800(0010,31
A
A
f
cf'sh0,3
s
A
xx
Untuk memenuhi pasal 23.4.4.3 dipasang Ash
6D13 = 796.4 mm2
2
yh
csh mm65.554400
35.37)20602800(5010,09
f
cf'0,09sh
s
A
xx
4.9.3 Perhitungan Kebutuhan Tulangan
Transversal
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 23.4.5(1)
adalah sebagai berikut:
Kuat gaya geser rencana Ve ditentukan dari kuat
momen maksimum, Mpr dari setiap ujung
komponen struktur yang bertemu di Hubungan
Balok Kolom yang bersangkutan. Namun pasal
tersebut juga dibatasi bahwa Ve tidak perlu lebih
besar dari gaya geser rencana yang ditentukan dari
kuat Hubungan Balok-Kolom berdasarkan Mpr
balok-balok melintang dan tidak boleh diambil
kurang dari gaya geser terfaktor hasil analisis
struktur dengan menggunakan Etabs.
Dari diagram interaksi P-M pada setelah dimasukan
beban aksial terfaktor sebesar Pu setelah ditarik
garis tegak lurus didapatkan kuat momen
maksimum, Mpr sebesar 1591.3 kNm.
Karena Mpr diatas dan dibawah kolom sama, maka
:
Mu kolom = 1591.3 kNm
kN74.13832.3
1591.31591.3MMVe
n
ubut
kN37.4152.3
436.2016.195MMVu
n
prprt
Nilai Ve > Vu … Ok tapi jelas lebih besar dari hasil
Vu analisa struktur
Karena beban aksial kolom (3172.1 kN) lebih besar
dari Ag.Fc/20 = 8002 x 37.35/20 = 1195.2 kN
Maka Vc diambil sesuai Pasal 13.3.1(2)
Vc 1 Nu14Ag 6 .13172.114. 800 √37.356 800.717.5584.87
Berdasarkan Av 6D13 = 796.39 mm2 dan s
terpasang = 150 mmVs 796.39 400 717.51501523.767Maka ϕ (Vs + Vc) = 0.75x(1523.767 + 584.87) =
1581.478 kN > 415.37 kN (ok)
Berarti Ash sudah terpasang berdasarkan
persyaratan (pasal 23.4.4(1)) di lo sudah cukup
menahan geser
Dengan sisa panjang kolom harus tetap dipasang
tulangan transversal :
S = 6 db tul.memanjang = 6 x 25 = 150 mm
= 150 mm
Jadi dipasang begel 6D13-150 mm ditengah
bentang
4.9.4 Persyaratan Kapasitas (Strong
Column Weak Beam)
1. Pada kolom tengah
Σ65 Σ
Dimana :
Σ = jumlah momen nominal terendah yang
konsisten dengan gaya aksial terendah yang
bertemu pada suatu kolom
Σ = jumlah momen nominal dari balok-balok
yang bertemu di HBK
Kol 1 = 1717.9 kN m Bal 1 = 335.546 kN m
Kol 2 = 1732.5 kN m Bal 2 = 281.445 kN m
5308.31 kN m > 925.49 kN m (Ok)
2. Pada kolom pinggir
Dimana :
= jumlah momen nominal terendah yang
konsisten dengan gaya aksial terendah yang
bertemu pada suatu kolom
= jumlah momen nominal dari balok-balok
yang bertemu di HBK
Kol 1 = 1591.32 kN m Bal 1 = 335.546 kN m
Kol 2 = 1716.43 kN m
5088.85 kN m > 503.32 kN m (Ok)
Perencanaan Hubungan Balok-Kolom SistemRangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)Tinjauan hubungan balok-kolom di tengahportal
a.Kondisi 1 (Bagian kiri)
Dari hasil perhitungan sebelumnya didapatkan nilai
gaya-gaya yang bekerja pada balok dalam kondisi
plastis berdasarkan tulangan tarik yang terpasang
6D19 seperti berikut:
kN586.8504001701.172x x1.25Fy xAs x1.25TT s1s Cc1 = Ts1= 850.586 kN
b.Kondisi 2 (Bagian kanan)
Dari hasil perhitungan sebelumnya didapatkan nilai
gaya-gaya yang bekerja pada balok dalam kondisi
plastis berdasarkan tulangan tarik yang terpasang
5D19 seperti berikut:
kN822.708400 x1417.644 x1.25Fy xAs x1.252TTs
Cc2 = Ts2= 708.822 kN
Ve gaya geser di kolom dihitung dari Mpr kedua
ujung balok yang menyatu di HBK, dalam hal ini,
karena panjang kolom atas dan bawah sama, maka
masing-masing ujung kolom m emikul jumlah Mpr
balok-balok sama besarnya (Mu).
Nilai tegangan geser (Ve) yang bekerja pada kolom
adalah:
kNmM pr 18.477
2
20.43516.519
2
MM pr
u
Sehingga Ve :
Gambar 5 Gaya-gaya yang Bekerja padaHubungan Balok-Kolom di Tengah Portal
Kol 2 = 1732.5 kN m Bal 2 = 281.445 kN m
5308.31 kN m > 925.49 kN m (Ok)
2. Pada kolom pinggir
Dimana :
= jumlah momen nominal terendah yang
konsisten dengan gaya aksial terendah yang
bertemu pada suatu kolom
= jumlah momen nominal dari balok-balok
yang bertemu di HBK
Kol 1 = 1591.32 kN m Bal 1 = 335.546 kN m
Kol 2 = 1716.43 kN m
5088.85 kN m > 503.32 kN m (Ok)
Perencanaan Hubungan Balok-Kolom SistemRangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)Tinjauan hubungan balok-kolom di tengahportal
a.Kondisi 1 (Bagian kiri)
Dari hasil perhitungan sebelumnya didapatkan nilai
gaya-gaya yang bekerja pada balok dalam kondisi
plastis berdasarkan tulangan tarik yang terpasang
6D19 seperti berikut:
kN586.8504001701.172x x1.25Fy xAs x1.25TT s1s Cc1 = Ts1= 850.586 kN
b.Kondisi 2 (Bagian kanan)
Dari hasil perhitungan sebelumnya didapatkan nilai
gaya-gaya yang bekerja pada balok dalam kondisi
plastis berdasarkan tulangan tarik yang terpasang
5D19 seperti berikut:
kN822.708400 x1417.644 x1.25Fy xAs x1.252TTs
Cc2 = Ts2= 708.822 kN
Ve gaya geser di kolom dihitung dari Mpr kedua
ujung balok yang menyatu di HBK, dalam hal ini,
karena panjang kolom atas dan bawah sama, maka
masing-masing ujung kolom m emikul jumlah Mpr
balok-balok sama besarnya (Mu).
Nilai tegangan geser (Ve) yang bekerja pada kolom
adalah:
kNmM pr 18.477
2
20.43516.519
2
MM pr
u
Sehingga Ve :
Gambar 5 Gaya-gaya yang Bekerja padaHubungan Balok-Kolom di Tengah Portal
Kol 2 = 1732.5 kN m Bal 2 = 281.445 kN m
5308.31 kN m > 925.49 kN m (Ok)
2. Pada kolom pinggir
Dimana :
= jumlah momen nominal terendah yang
konsisten dengan gaya aksial terendah yang
bertemu pada suatu kolom
= jumlah momen nominal dari balok-balok
yang bertemu di HBK
Kol 1 = 1591.32 kN m Bal 1 = 335.546 kN m
Kol 2 = 1716.43 kN m
5088.85 kN m > 503.32 kN m (Ok)
Perencanaan Hubungan Balok-Kolom SistemRangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)Tinjauan hubungan balok-kolom di tengahportal
a.Kondisi 1 (Bagian kiri)
Dari hasil perhitungan sebelumnya didapatkan nilai
gaya-gaya yang bekerja pada balok dalam kondisi
plastis berdasarkan tulangan tarik yang terpasang
6D19 seperti berikut:
kN586.8504001701.172x x1.25Fy xAs x1.25TT s1s Cc1 = Ts1= 850.586 kN
b.Kondisi 2 (Bagian kanan)
Dari hasil perhitungan sebelumnya didapatkan nilai
gaya-gaya yang bekerja pada balok dalam kondisi
plastis berdasarkan tulangan tarik yang terpasang
5D19 seperti berikut:
kN822.708400 x1417.644 x1.25Fy xAs x1.252TTs
Cc2 = Ts2= 708.822 kN
Ve gaya geser di kolom dihitung dari Mpr kedua
ujung balok yang menyatu di HBK, dalam hal ini,
karena panjang kolom atas dan bawah sama, maka
masing-masing ujung kolom m emikul jumlah Mpr
balok-balok sama besarnya (Mu).
Nilai tegangan geser (Ve) yang bekerja pada kolom
adalah:
kNmM pr 18.477
2
20.43516.519
2
MM pr
u
Sehingga Ve :
Gambar 5 Gaya-gaya yang Bekerja padaHubungan Balok-Kolom di Tengah Portal
kN843.3402.8
477.182
l
Mu2Ve
xx
Dengan hasil perhitungan diatas, maka gaya
gesernya adalah :
Vx-x = T1 + T2 - Ve = 850.586 + 708.822 – 340.843
= 1218.565 kN
Untuk HBK yang terkekang pada keempat sisinya
berlaku kuat geser nominal
)(565.1218)(VkN955.498635.37)800800(7.175.07.175.0Vc x-x OKkNxxxxfcxAgxx
4.10.1 Tinjauan Hubungan Balok-Kolom Tepi
Kuat geser HBK tepi diperiksa hanya dikekang oleh
3 balok sehingga sesuai pasal 23.5.2.2, tulangan
transversal di ujung kolom perlu dipasang dalam
HBK.
kN586.8504001701.172x x1.25Fy xAs x1.25TT s1s
Cc1 = Ts1= 850.586 kN
Nilai tegangan geser (Ve) yang bekerja pada kolom
adalah:
kNmM pr 58.259
2
16.519
2M u
Sehingga Ve :
kN414.851̀2.8
58.5922
l
Mu2Ve
xx
Dengan hasil perhitungan diatas, maka gaya
gesernya adalah :
Vx-x = T1 - Ve = 850.586 – 340.843 = 509.743 kN
Untuk HBK yang terkekang pada keempat sisinya
berlaku kuat geser nominal
)(743.509)(VkN955.498635.37)800800(7.175.07.175.0Vc x-x OKkNxxxxfcxAgxx
4.10.2 Panjang Penyaluran pada Tulangan
Kolom
Panjang penyaluran ldh untuk tulangan tarik
dengan kait standar 90° dalam beton berat normal
tidak boleh diambil lebih kecil daripada 8db, 150
mm, dan nilai yang ditentukan oleh persamaan 126
berikut ini,
Ldh = , √ ′
untuk diameter tulangan sebesar 10 mm hingga 36
mm.
Untuk beton ringan, panjang penyaluran tulangan
tarik dengan kait standar 90° tidak boleh diambil
lebih kecil daripada 10db, 190 mm, dan 1,25 kali
nilai yang ditentukan persamaan 126. Kait standar
90° harus ditempatkan di dalam inti terkekang
kolom atau komponen batas.
Ldh = , √ ′
= , √ . = 303.01 mm ---- 300 mm
Ldh > 10db = 10 x 25 =250 mm
Ldh > 150 mm
Maka digunakan panjang penyaluran sepanjang 300
mm
Perhitungan Pelat Lantai T = 15 cmPembebanan Pelat Lantai1. Beban mati (D) = 486 kg/m2 = 4.86 kN/m2
2. Beban hidup (L) = 250 kg/m2 = 2.5 kN/m2
3. Beban perencanaan (WU) = 9.832 kN/ m2.Perhitungan Penulangan dan Jarak antarTulangan Pelat LantaiCara perhitungan tulangan pada pelat lantai adalahsebagai berikut:1. Penentuan syarat-syarat batas dan bentang
perencanaan pelat lantai adalah sebagai berikut:
ly = 2425 mm
lx = 1766 mm24251766 1.37 32. Tebal pelat lantai
Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 Pasal
15.3.6, rasio kekakuan lentur balok terhadap pelat
lantai ditentukan dengan langkah sebagai berikut:.. 4700 √29 300 4504700 √29 1766 1504.587
.. 4700 √29 500 7004700 √29 1766 15028.772 4.587 2 28.774 16.68Untuk tebal pelat lantai dengan αm > 2,
berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 Pasal
11.5.3.(3).(c) mengatur tebal pelat lantai minimum
dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada
semua sisinya tidak boleh kurang dari hmin, dimana:0.836 9 2425 0.836 9 1.3753.52Tebal pelat lantai h = 150 mm.
3. Menentukan nilai momen
a. Berdasarkan analisis nilai momen yang bekerja
pada pelat lantai diperoleh hasil sesuai pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 6 Output Momen Pelat Lantai Tipe 1 DenahLantai 1
4. Menetapkan tebal selimut betonTebal selimut beton (p) = 20 mm
5. Diameter tulangan utama yang direncanakandalam arah-x dan arah-y pada penulanganpelat lantai adalah 10 mm
6. Tinggi efektif pelat lantai (d) dalam arah-x
dan arah-y adalah:
dx = h – p – 0,5 x P
= 150 – 20 – 0,5 x 13
= 123.5 mm
dy = h – p – P – 0,5 x P
= 150 – 20 – 13 – 0,5 x 13
= 115 mm.
Perhitungan Tulangan Tumpuan Arah X
Mtx = Mu = 2.20 kNm
u
n
MM =
0,8
2.20= 2.75 kNm
2x
n
db
M=
2123.51000
2750000= 0.180
2x
n
db
M= ρ fy β (1-0,588 ρ
cf'
fy)
Besarnya nilai β untuk mutu beton berikut:
a. f’c ≤ 30 MPa, β = 0,85
b. f’c > 30 MPa, β = 0,85 – 0,008 (f’c – 30)
0.180 = ρ 400 0,85 (1-0,588 ρ
29
400)
Dengan trial and error didapat nilai ρ sebesar
0,00053
7. Pemeriksaan syarat rasio penulangan
0,0035400
1,4
f
1,4ρy
min
0,0230,0310,75)3.3.12,2002284703(ρ0,75ρ bmaks pasal
0,031400600
600
400
0.85 x290.85x
600
600
f
1xfc' x0.85ρy
b
xfy
x
Karena ρ < ρmin, maka yang digunakan adalah
ρ= 0,0035
8. Luas tulangan yang dibutuhkan
Ast = ρmin x b x dx
= 0,0035 x 1000 x 123.5
= 432.25 mm2
Direncanakan menggunakan tulangan Ø13
(As = 132.73 mm2)
9. Jarak antar tulangan
300mm~1.073432.25
100013π0,25
A
bPπ0,25s
2
s
2
Syarat jarak antar tulangan adalah:
a. s = 300 mm = 2 x h = 2 x 150 = 300 mm
b. s = 300 mm > 250 mm.
Maka tulangan yang digunakan adalah D13-
250 (As terpasang = 530.92 mm2)
10. Perhitungan Tulangan Bagi
Asb= 20% Ast
= 20% x 530.92 = 106.18 mm2
Dipilih tulangan D10 (As = 78.54 mm2)
Spasi Tulangan
500mm~740106.18
100010π0,25
A
bPπ0,25s
2
s
2
Dipakai Tulangan D10 – 500 (As terpasang =
157.1 mm2)
Tabel 7 Perhitungan Tulangan Pelat Lantai Tipe 1
Nilai Mu dx dy Ast As Tul As terpasangMomen (kNm) (m) (m) (mm²) (mm²) Terpasang (mm²)
Mlx 1.01 0.123 - 1.263 0.083 0.00025 0.031 0.0035 0.0235 0.0035 530.93 132.73 D13-250 530.93Mly 0.56 - 0.115 0.700 0.053 0.00016 0.031 0.0035 0.0235 0.0035 530.93 132.73 D13-250 530.93Mtx 2.20 0.123 - 2.750 0.182 0.00053 0.031 0.0035 0.0235 0.0035 530.93 132.73 D13-250 530.93Mty 1.75 - 0.115 2.188 0.165 0.00049 0.031 0.0035 0.0235 0.0035 530.93 132.73 D13-250 530.93TBx 106.186 78.54 D10-500 157.1TBy 106.186 78.54 D10-500 157.1
ρPakaiρb ρmin ρmaksMn = Mu/ØRn = Mn/(b x d²) ρ
Perhitungan Dinding GeserData-data Dinding Geser :
Pu= 141.85 kN
f’c = 29.05 MPa
h = 400 mm
Mu= 1549.296 kNm
fy = 400 Mpa
L = 7300 mm
Vu = 1990.845 kN
H = 3000 mm
P = 40 mm
Acv = 400x7300 mm = 2920000 mm2 = 2.92 m2
Menentukan Kebutuhan Baja TulanganVertikal dan Horizontal Minimum
Baja tulangan vertical dan horizontal masing-
masing harus dipasang dua lapis apabila gaya geser
bidang terfaktor yang bekerja pada dinding
melebihi Pasal 23.6.2.(21) :
kN1630.15N023.163015033.21697500 x6
1cf'Avc
6
1
Vu = 2623.04 kN > 1630.15 kN, Maka diperlukan
dua lapis tulangan
1. Perhitungan kebutuhan baja tulangan
vertical dan horizontal
Untuk dinding structural, rasio tulangan vertikal ρv
dan horizontal ρn minimum adalah 0.0025 dan
spasi maksimum masing masing tulangan adalah
450 mm. Luas penampang horizontal dan vertical
dinding geser per meter adalah :
0.35 m x 1 m = 0.35 m2
Luas minimal kebutuhan tulangan per meter
panjang arah horizontal dan vertical adalah : 0.35
m2 x 0.0025 = 0.000875 m2 = 875 mm2
Bila digunakan baja tulangan D13, maka :
As = 2 x 132.73 = 265.46 mm2
Karena digunakan dua lapis tulangan, jumlah
pasangan tulangan yang diperlukan permeter adalah
:
pasang43.3mm265.46
8752
2
mm
n
m2504
1000ms
Memenuhi syarat batas spasi maksimum
Maka digunakan tulangan 2 D13-250 mm
4.12.3 Menentukan Baja Tulangan yang
Diperlukan untuk Menahan Geser
Gunakan konfigurasi tulangan dinding yang
diperoleh sebelumnya, yaitu 2 D13-250 mm.
Berdasarkan SNI 03-2847-2002, kuat geser
nominal dinding structural dapat dihitung dengan
persamaan berikut :
).cf'.( fynacAcvVn
Dimana:
Ratio = 619.04850
3000
L
H
, 1.5, , 1.5 2, 2Karena H/L < 1.5 , maka αc = ¼ = 0.25
Pada dinding terdapat tulangan horizontal dengan
konfigurasi 2 D13-250. Rasio tulangan horizontal
terpasang adalah :
265.465250 350 0.003034 ,0.0025Kuat Geser Nominal :
.1697500 0.25 x √33.20.003034 400= 4505.23 kN
Kuat Geser Perlu :0.75 4505.23 3378.923 kN2032.717 kN OkKuat Geser Nominal Maksimum :56 56 1697500 x √33.28150.75 kN
, kuat geser nominal dibawah batas atas kuat
geser nominal maksimum
4.12.4 Desain Tulangan Komponen Batas
(Boundary Element)
Perhitungan tulangan Boundary Element pada
Lantai 1 :
Data yang dibutuhkan untuk penulangan boundary
element adalah :
Pu = 4208.901 N
BC = 4850 mm
Δu = 71.7 mm
Shear wall harus diberi Boundary Element bila :
w
u
w
h
lc
600
, dengan
007,0w
u
h
00523,013700
7.71
w
u
h
< 0,007 jadi diambil
nilai 0,007
76.1154007,0600
4850
600
w
u
w
h
l
c = 1450 mm > 1154.76 mm maka panel tersebut
harus diberi Boundary Element.
Boundary element harus dipasang secara horizontal
tidak kurang daripada :
96548501,014501,0 wlc
7252
1450
2
c
Maka boundary element atau tulangan komponen
batas harus dipasang minimal sejauh 965 mm,
diambil jarak pakai 1000 mm dari sisi masing-
masing serat tekan terluar. Direncanakan tulangan
longitudinal komponen batas 13 D13 – 250 dengan
clear cover sebesar 40 mm.
00986,01000350
73.132132
terpasang
terpasang
Sterpasang bd
A
51.235
180350401000
3501000
400
2.33)402350(1003,0
1'
3,0
sh
sh
ch
g
yh
ccsh
A
xA
A
A
f
fhsA
69.201
400
2.33)402350(10009,0
'09,0
sh
sh
yh
ccsh
A
xA
f
fhsA
Jumlah tulangan = 1000/100 = 10, maka dipasang
10 D10 – 100.Luas pakai 10 D10 – 100, Av = 785.4
mm2> 235.51 mm2…….OK.
Untuk penulangan komponen batas atau Boundary
Element pada lantai berikutnya disamakan dengan
perhitungan di atas pada lantai 1 karena tulangan
boundary dipasang menerus dari dasar sampai
lantai atap.
KESIMPULANHasil perencanaan struktur gedung bertingkat tinggiyang telah dibahas dapat disimpulkan sebagaiberikut:1. Mendapatkan struktur yang kokoh, kuat, aman,
dan ekonomis diperlukan suatu perencanaanstruktur yang baik dan benar denganmenggunakan standar teknis dan peraturanperencanaan struktur yang berlaku
2. Perencanaan dan perhitungan analisis strukturtahan gempa sesuai dengan peraturan SNI 03-1726-2012, seluruh elemen pada gedung dapatdibentuk menjadi suatu kesatuan sistemstruktur. Pelat lantai dan balok berfungsi untukmenahan beban gravitasi dan menyalurkan kekolom, sementara kolom berfungsi untuk
menahan beban lateral seperti beban gempa.Kedua sistem tersebut digabungkan dandidisain terhadap beban gempa dengan metodeanalisis dinamik spektrum respons
3. Kombinasi pembebanan struktur yangdigunakan adalah kombinasi beban untukmetoda ultimit, seperti: struktur, komponen-elemen struktur, dan elemen-elemen pondasiharus dirancang sedemikian hingga kuatrencananya sama atau melebihi pengaruhbeban-beban terfaktor sesuai dengan SNI 03-1726-2012. Metode tersebutmengkombinasikan beban-beban yang bekerjapada struktur dengan faktor beban, sehinggadiperoleh suatu nilai keamanan dalamperencanaan struktur tersebut
4. Perencanaan struktur ini didisain menggunakanSistem Rangka Gedung dengan menggunakankonfigurasi kerutuhan struktur Sistem Gandadengan Rangka Pemikul Momen Khususmenggunakan konsep disain kapasitas(capacity design), sehingga menghasilkanperilaku struktur strong column-weak beam
DAFTAR PUSTAKABadan Standardisasi Nasional. 1989. Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung,SNI 1727-1989. Bandung: BSN.
Badan Standardisasi Nasional. 2002. Tata CaraPerhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung,SNI 03-2847-2002.Bandung: BSN.
Badan Standardisasi Nasional. 2012. Tata CaraPerencanaan Ketahanan Gempa untukStruktur Bangunan Gedung dan NonGedung, SNI 03-1726-2012. Bandung:BSN.
Dewobroto, Wiryanto. 2007. Aplikasi RekayasaKontruksi dengan SAP 2000. Jakarta:Penerbit Elex Media Komputindo.
Kusuma, Gideon. 1995. Grafik dan TabelPerhitungan Beton BertulangBerdasarkan SK SNI T-15-1991-03 SeriBeton 4. Jakarta: Erlangga.