membuat larutan dengan molaritas tertentu

5
MEMBUAT LARUTAN DENGAN MOLARITAS TERTENTU 1. TUJUAN - Diharapkan praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan, dan menentukan konsentrasi larutan yang telah dibuat. - Untuk menentukan normalitas larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalat 2. DASAR TEORI Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004). Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004). Kartimi ( 2010 ) Menyatakan Bahwa: 1. Molaritas ( M ) Adalah Perbandingan antara banyaknya zat terlarut dalam 1 liter larutan 2. Molalitas ( m ) Adalah Perbandingan antara zat terlarut dalam 1000 gram pelarutan 3. Fraksi mol Adalah Perbandingan banyaknya zat terlarut dengan mol larutan 4. Pengenceran Adalah Penambahan sejumlah air kedalam suatu larutan Syukri ( 1999 ) Menyatakan bahwa: Hukum kekalan massa, pada tahun 1774, Lavoiser memanaskan timah dengan oksigen dalam wadah tertutup dan menimbang secara teliti dan ia berhasil membuktikan bahwa dalam wadah tertutup tidak terjadi perubahan massa ia mengmukakan pernyataan tersebut sebagai hokum kekekalan massa.Yang berbunyi:

Upload: sandy304

Post on 17-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KIMIA

TRANSCRIPT

Page 1: Membuat Larutan Dengan Molaritas Tertentu

MEMBUAT LARUTAN DENGAN MOLARITAS TERTENTU

1. TUJUAN- Diharapkan praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu,

mengencerkan larutan, dan menentukan konsentrasi larutan yang telah dibuat.- Untuk menentukan normalitas larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalat

2. DASAR TEORILarutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang

terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).

Kartimi ( 2010 ) Menyatakan Bahwa:1.         Molaritas ( M ) Adalah Perbandingan antara banyaknya zat terlarut dalam 1 liter larutan

2.         Molalitas ( m ) Adalah Perbandingan antara zat terlarut dalam 1000 gram pelarutan

3.         Fraksi mol Adalah Perbandingan banyaknya zat terlarut dengan mol larutan

4.         Pengenceran Adalah Penambahan sejumlah air kedalam suatu larutan

Syukri ( 1999 ) Menyatakan bahwa:Hukum kekalan massa, pada tahun 1774, Lavoiser memanaskan timah dengan oksigen

dalam wadah tertutup dan menimbang secara teliti dan ia berhasil membuktikan bahwa dalam wadah tertutup tidak terjadi perubahan massa ia mengmukakan pernyataan tersebut sebagai hokum kekekalan massa.Yang berbunyi:

“Pada reaksi kimia massa zat pereaksi sama dengan massa zat hasil reaksi” Banyak zat kimia yang terdapat dilaboratorium tidak dalam keadaan murni tetapi berupa larutan seperti garam, asam sufat, asam nitrat jumlah mol zat dalam larutan bergantung pada konsentrasi dan volumenya, suatu konsentrasi yang umum dipakai adalah molar ( M ).

Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa).

Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.

Titrasi asam basa disebut juga titrasi adisi alkalimetri. Kadar atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia ditetapkan

Page 2: Membuat Larutan Dengan Molaritas Tertentu

melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi.

Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Titik akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indikator.

V.                CARA KERJA

3. ALAT DAN BAHAN Alat

neraca timbang labu ukur 100 mL botol timbang beker gelas kaca arloji spatula. Gelas arloji Corong

Erlenmeyer  250 ml  Aquadest  Indicator PP Buret 50 ml Piala gelas Asam oksalat 0,63 gram NaOH encer

Bahan

         Larutan NaOH 0,1 M         larutan CH3COOH 25%, massa jenis 1,2 gr/mL         akuades

Page 3: Membuat Larutan Dengan Molaritas Tertentu

2. CARA KERJA

MENIMBANG MASSA

1.      Hitung masing-masing berat zat padat sesuai dengan rumus kimia yang berlaku

2.      Timbang dahulu kertas atau kaca arloji dengan neraca analitis

3.      Kemudian ditimbang berat zat padat yang akan dibuat

MEMBUAT LARUTANa)   Membuat larutan NaOH 0,1 M

1.    Hitung dan ukur dengan cermat volume NaOH 0,1 M yang diperlukan untuk membuat larutan NaOH 0,1 M 100 mL

2.    Masukkan larutan yang sudah Anda hitung volumenya ke dalam labu takar 100 mL dan tambahkan dulu sedikit aquades.

3.    Kocok larutan dalam labu takar lalu encerkan dengan aquades sampai batas leher labu takar 100 mL

c)    Membuat larutan CH3COOH 0,5 M

1.    Tentukan volume larutan asam cuka 25% yang dibutuhkan untuk membuat larutan asam cuka 0,5 M sebanyak 100 mL.

2.    Masukkan volume larutan cuka 25% yang sudah Anda hitung tadi ke dalam bekker glass atau gelas kimia.

3.    Tambahkan sedikit saja aquades kira-kira 20 mL.4.    Aduk larutan dalam gelas kimia tersebut dengan pengaduk kaca sampai tercampur / larut.5.    Pindahkan larutan CH3COOH yang sudah diaduk tadi ke dalam labu ukur 100 mL dan

tambahkan akuades sampai tanda batas leher yang tertera pada labu ukur tersebut.

Page 4: Membuat Larutan Dengan Molaritas Tertentu

3. HASIL PENGAMATAN1. Menimbang Senyawa

NaOH CH3COOH

2. Membuat larutan NaOH dengan molaritas 0,1 M 100 mL

Massa zat terlarut (gram) perlakuan Pengamatan

3.    Membuat larutan CH3COOH 0,5 M 100 mLvolume zat terlarut (mL) perlakuan Pengamatan