membimbing anak siaga bencana.docx

17
Membimbing Anak Siaga Bencana Ditulis oleh Teguh Minggu, 16 September 2012 02:07 Cerdas saja belum cukup, si kecil perlu ketegaran hati menghadapi tantangan dan perubahan zaman. Rentetan bencana yang terjadi di Kota Padang akhir-akhir ini tak hanya menimbulkan trauma dan kegelisahan terhadap orang dewasa. Anak- anak yang kerap menghadapi bencana seperti gempa, banjir, dan longsor secara tak langsung juga terpengaruh baik secara fisik dan mental. Alih-alih menenangkan anak dengan mengiminginya dengan keadaan aman dan nyaman selalu, anak-anak perlu belajar tegar dan tabah menghadapi perubahan-perubahan yang berpengaruh besar dalam kehidupan, seperti musibah, bencana alam, sakit dan kondisi tak menguntungkan lainnya. Bagaimana caranya? Pertama, hal terpenting bagi orangtua adalah memenuhi kebutuhan kasih sayang dan menghindari menularkan kecemasan pada anak. Walau begitu, jangan lupa, justru di kala anak sedih ketika buku- buku kesayangannya hancur terendam air banjir, orangtua harus mencurahkan fondasi yang baik agar si kecil tegar. Selain itu, tak jarang juga orangtua menularkan kecemasan, kekecewaan dan kesedihan ketika menghadapi krisis. Hindari hal ini karena anak dapat menjadi lebih gelisah dan tak nyaman dari orangtua sendiri yang akhirnya malah bisa berdampak panjang hingga dewasa. Selain itu, orangtua juga perlu menyemangati anak untuk punya sahabat. Seseorang atau beberapa sahabat bisa meringankan perasaan anak saat ia menghadapi kesulitan. Selain peredam stress, sahabat juga ‘guru’ bagi anak untuk belajar tentang berbagai hal penting dalam hidup, misalnya belajar berempati dengan menjenguk teman yang sakit, memberi sumbangan kepada kepada korban bencana alam atau mengunjungi rumah yatim-piatu.

Upload: abukayyis

Post on 26-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ibunda

TRANSCRIPT

Page 1: Membimbing Anak Siaga Bencana.docx

Membimbing Anak Siaga BencanaDitulis oleh TeguhMinggu, 16 September 2012 02:07

Cerdas saja belum cukup, si kecil perlu ketegaran hati menghadapi tantangan dan perubahan zaman.

Rentetan bencana yang terjadi di Kota Padang akhir-akhir ini tak hanya menimbulkan trauma dan kegelisahan terhadap orang dewasa. Anak-anak yang kerap menghadapi bencana seperti gem-pa, banjir, dan longsor secara tak langsung juga terpengaruh baik secara fisik dan mental.

Alih-alih menenangkan anak dengan mengiminginya dengan keadaan aman dan nyaman selalu, anak-anak perlu belajar tegar dan tabah menghadapi perubahan-perubahan yang berpengaruh besar dalam kehidupan, seperti musibah, bencana alam, sakit dan kondisi tak menguntungkan lainnya. Bagaimana caranya?

Pertama, hal terpenting bagi orangtua adalah memenuhi kebutuhan kasih sayang dan menghindari menularkan kecemasan pada anak. Walau begitu, jangan lupa, justru di kala anak sedih ketika buku-buku kesayangannya hancur terendam air banjir, orangtua harus mencurahkan fondasi yang baik agar si kecil tegar. Selain itu, tak jarang juga orangtua menularkan kecemasan, kekecewaan dan kesedihan ketika menghadapi krisis. Hindari hal ini karena anak dapat menjadi lebih gelisah dan tak nyaman dari orangtua sendiri yang akhirnya malah bisa berdampak panjang hingga dewasa.

Selain itu, orangtua juga perlu menyemangati anak untuk punya sahabat. Seseorang atau beberapa sahabat bisa meringankan perasaan anak saat ia menghadapi kesulitan. Selain peredam stress, sahabat juga ‘guru’ bagi anak untuk belajar tentang berbagai hal penting dalam hidup, misalnya belajar berempati dengan menjenguk teman yang sakit, memberi sumbangan kepada kepada korban bencana alam atau mengunjungi rumah yatim-piatu.

Anak, harus selalu siap menghadapi perubahan hidup. Mengajak anak menyusun jadwal harian akan membantu anak fleksibel menghadapi perubahan rencana. Anak akan melihat ketika orangtua tetap bisa tersenyum ketika rencana akhir minggu ke pantai yang sudah dirancang matang ternyata gagal.

Orangtua juga perlu mengajak anak aktif di luar rumah. Kegiatan halang rintang, hiking, berkemah, membangun menara kayu, melompat dan berayun adalah kegiatan yang dapat menempa anak secara fisik dan mental. Aktivitas ini baik untuk latihan problem solving sederhana dan kerja tim. Kegiatan di alam dan kehijauan menurut berbagai penelitian, adalah cara terbaik melepas stress.

Jangan lupa, yakinkan anak bahwa krisis tak terjadi selamanya. Anak-anak umumnya belum memahami konsep waktu dan pengalaman karena hidupnya masih terbatas. Maka, orangtua harus

Page 2: Membimbing Anak Siaga Bencana.docx

menjelaskan bahwa kalau ada sakit pasti ada sembuh, setelah kesulitan pasti ada kemudahan.

Cara lainnya, orangtua juga bisa mengajak anak usia 4-5 tahun menonton film anak-anak yang memperlihatkan pentingnya ketegaran dalam hidup, misalnya The Sound of Music, Petualangan Sherina, atau Denias. Untuk si batita, film serial animasi seperti Dora The Explorer atau Little Einstein menghibur sekaligus memompa semangat hidup.

Khusus untuk menghadapi bencana, orangtua bisa membantu menenangkan hati para anak dengan mengajari mereka atau memberitahu mereka apa yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan diri jika terjadi bencana.

Berikan informasi yang benar kepada para anak. Jawablah setiap pertanyaan mereka. Cara ini dapat membantu para anak dan orang dewasa untuk melakukan sesuatu dalam membantu mereka yang tertimpa bencana. Carilah hal yang sederhana dan konkret yang bisa dilakukan oleh anak-anak dalam membantu para keluarga korban di Jepang dan daerah-daerah lain yang juga terkena dampak dari bencana itu.

Ikuti pembicaraan si anak. Berhentilah berbicara mengenai situasinya ketika anak sudah merasa puas akan informasi yang ia dapatkan.Selalu mempersiapkan diri untuk berdiskusi kapan-pun.Tidak baik bagi para anak jika terus menerus melihat begitu banyak gambar pemandangan hancur atau rusak berat yang diakibatkan oleh bencana. Kita orang dewasa  seharusnya berhati-hati saat menonton berita meskipun ketika para anak-anak sedang sibuk dengan hal-hal lain. Mereka mungkin masih bisa melihat atau mendengarkan meski sedang bermain. (h/dla/berbagai sumber)

Menyiapkan buah hati jika ibu harus bekerja di luar rumah

Sms masuk ke hapeku menjelang Magrib….”Ibu, bagaimana ya cara menguatkan hati untuk meninggalkan anak di rumah. Saya nggak tega begitu tahu Ara nggak bisa tidur sesiangan ini, belum lagi dia susah minum susu.” Ara selama ini minum asi dari mama nya, jika sesekali ibu harus keluar rumah, meninggalkan botol asi yang sudah disimpan di lemari es, sehingga neneknya tinggal menghangatkan. Saya tersenyum membacanya, kenanganku kembali berputar sekitar awal 80 an, saat anak-anak masih kecil. Aturan cuti melahirkan di kantorku adalah 3 (tiga) bulan, dengan aturan 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan setelah melahirkan. Bayangkan harus meninggalkan anak setelah umur 6 minggu untuk kembali bekerja, benar-benar perjuangan yang harus dilalui, ditambah saya tak punya siapa pun untuk membantu momong anak, kecuali bibi, karena ibu saya saat itu masih bekerja sebagai Kepala Sekolah yang cukup sibuk, sedang ibu mertua wafat saat saya masih hamil muda.

Page 3: Membimbing Anak Siaga Bencana.docx

Si sulung dan putri kecilnya

Semua harus dilalui dan tak bisa mundur, saat itu saya baru saja mulai merintis karir di Perbankan, pada posisi sebagai pegawai sementara. Karena ayah ibu bekerja, tak ada sedikitpun dalam pikiranku untuk berhenti bekerja dan hanya tinggal di rumah, ditambah saya tak punya kemampuan menambah penghasilan jika hanya bekerja di rumah. Sebuah dilema, namun harus diatasi. Saya banyak bertanya pada seniorku yang menghadapi dilema seperti saya, apa yang harus dilakukan, kapan menambah susu formula (sufor) selain asi….sungguh sayang asi saya lancar, sehingga si sulung saat itu tak rewel sama sekali. Seniorku mengatakan, agar bayi diberi asi terus, jangan dicampur, hanya dua hari sebelum masuk kerja, baru diberikan latihan untuk minum susu formula. Saat itu, masuk kerja, berarti juga pemberian asi terputus saat siang hari, karena saya tak punya garis belakang yang mengantarkan asi ke kantor, di samping itu kantor masih sederhana dan tak ada lemari es di ruangan tempat saya bekerja untuk menyimpan botol asi.

Saya menjalankan saran seniorku, membeli botol susu 15 buah, kawatir jika bibi kurang bersih. Botol susu setelah dibersihkan, saya rebus dalam panci yang khusus untuk merebus botol susu, nanti dikeringkan, ditutup serbet bersih, jadi bayi diberi minum susu dari botol yang telah dipanaskan dengan air mendidih. Saat itu, Jakarta belum semacet saat ini, rumah kontrakanku di daerah Rawamangun, hanya sekitar setengah jam sampai kantor. Saya dan para senior yang tinggal di daerah Rawamangun, Pondok Bambu, Klender, iuran untuk langganan jemputan. Jadi pagi hari saya memandikan si sulung jam 5 pagi, kemudian sebelum dijemput, saya masih sempat memberikan asi, sehingga si sulung sudah kenyang saat ditinggal. Dan saya beruntung mendapatkan bos yang baik hati, yang membolehkan saya pulang cepat, dengan catatan, pekerjaan harus selesai jam 8 pagi di meja beliau.

Begitulah hari-hariku, di rumah hanya ada adik suami yang masih sekolah di SLA, sehingga saya tak berharap banyak, agar aman, saya mempunyai dua orang garis belakang, bibi yang  khusus momong anak dan pembantu laki-laki yang bertugas membereskan rumah. Memasak gantian,

Page 4: Membimbing Anak Siaga Bencana.docx

saya atau adik suami, karena bibi benar-benar khusus hanya momong, dan nantinya memasak makanan bayi saat bayi telah waktunya memperoleh makanan tambahan. Saat itu juga belum musim menggunakan baby sitter dan biaya baby sitter bisa mencekik leher karena saya baru mulai bekerja dengan gaji yang sangat kecil.

Begitulah hari-hariku, sepulang kantor segera mandi, kemudian memegang si sulung sampai waktu dia tidur, jadi bibi hanya berperan momong saat saya bekerja.  Botol susu yang telah dipakai dan dicuci, saya rebus dalam air mendidih, untuk persiapan malam harinya. Jika malam hari, si sulung sudah tidur, selesai mengobrol dengan suami, saya mengeluarkan mesin ketik tua dan mulai mengerjakan tugas dari kantor….jika lelah sekali atau si sulung rewel, tulisan salah melulu, padahal jika salah dan di tipp ex lebih dari tiga kata dalam satu lembar tulisan, maka semua tulisan harus diulang lagi. Ketak..ketik..tok..tok…suara yang selalu menemaniku malam hari sepanjang anak-anak kecil. Saya bersyukur si sulung tak rewel, dan mau minum asi sampai usianya 2 (dua) tahun….. saya kemudian baru tahu, saat si sulung tak mau lagi minum asi, ternyata saya hamil anak kedua. Pagi hari, saya kembali merebus botol susu yang sudah dicuci bersih, untuk persiapan bibi membuat susu untuk anak, siang harinya.

Jika saat hamil si sulung, saya masih tinggal di rumah kontrakan, saat hamil si bungsu (anak kedua), saya telah mendapatkan jatah rumah dinas di daerah Jakarta Selatan. Saya makin pengalaman, walau masa-masa sulit kadang terjadi, saat pembantu ingin pulang mendadak padahal saya sedang sibuk di kantor sehingga tak boleh cuti. Anak kecil sering rewel jika ditinggal pemomongnya,  dan tidak mudah kenal  orang baru. Jika sudah pulang ke rumah, kedua anak saya momong sendiri, saat sudah bisa diajak mengobrol, saya mendongeng setiap malam. Dengan demikian, peran ibu tetap penting dan bisa dekat anak-anak terus, walau rata-rata jam tidurku hanya sekitar 2-3 jam sampai anak umur 5 tahun, kecuali saat hari libur akhir pekan atau tanggal merah. Namun saya masih bersyukur, suami selalu menolong, dia tak segan menggendong anak ke dokter atau membantu momong jika saya sibuk.

Yang perlu diperhatikan lagi, anak dipersiapkan untuk melihat ibu bekerja. Sejak awal, si sulung memberikan lambaian tangan jika ibu mau berangkat ke kantor, jadi tidak rewel. Dia akan senang sekali saat ibu datang, bahkan sudah hafal suara jemputan. Begitu mobil jemputan datang, si sulung (yang kemudian diikuti adiknya, berlarian ke halaman sambil bernyanyi…”ibu datang…ibu datang…ibu datang”. Rasanya lelah di kantor dan capek di jalan hilang semua….rasa bangga dan bersyukur membuncah di dada, saya memeluk kedua anakku yang masih kecil itu.

Cerdas Emosi Menyikapi Ujian NasionalOPINI | 03 March 2011 | 11:16 Dibaca: 348   Komentar: 21   Nihil

Ujian akhir semester, untuk kenaikan kelas maupun kelulusan, bagi para pelajar SD

sampai SMA sudah di ambang pintu. Belakangan muncul wacana bahwa tahun ini Ujian Akhir

Sekolah akan diselenggarakan lebih dahulu sebelum Ujian Nasional (UN). Terlepas bagaimana

Page 5: Membimbing Anak Siaga Bencana.docx

nanti pelaksanaannya, yang pasti ujian akhir semester adalah menu rutin pada setiap penghujung

tahun pelajaran. Jadi persiapan matang untuk meraih prestasi terbaik adalah sebuah kewajiban.

Bocah-baocah Baduy ini ikut UN juga? (google image)

Dua lembaga yang memiliki peranan terpenting dalam menyiapkan kondisi pelajar, selain dirinya sendiri, untuk menghadapi ujian adalah keluarga dan sekolah. Sekolah terutama bertugas untuk mengasah kecerdasan rasional melalui pelajaran-pelajaran berbasis kurikulum pendidikan nasional, sementara keluarga -khususnya orangtua- diharapkan dapat menempa kecerdasan emosional pelajar agar mentalnya siap untuk menerima keberhasilan atau kegagalan secara proporsional.

Menurut Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence, kunci sukses dalam kehidupan ini adalah kecerdasan emosional yang diukur berdasarkan kemampuan mengendalikan emosi dan menahan diri. Kedua hal itu, dalam Islam, dikenal sebagai kesabaran. Ada tiga jenis kesabaran; yaitu sabar dalam menghadapi musibah, sabar dalam melakukan ibadah, dan sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan maksiat.

Dikaitkan dengan masa persiapan menjelang ujian akhir, ketiga jenis kesabaran tersebut di atas seyogyanya dipompakan secara terpadu pada diri anak bersamaan dengan pemberian asupan gizi yang berimbang sehingga diharapkan dia memiliki stamina fisik dan mental yang kokoh. Dua langkah praktis yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan persiapan anak menghadapi ujian akhir adalah

1. - Pemberian makanan bergizi

2. -Konseling internal kekeluargaan

1.Pemberian makanan bergizi

Page 6: Membimbing Anak Siaga Bencana.docx

Pemberian protein ekstra melalui asupan makanan sumber protein hewani seperti telur, daging, dan susu; maupun protein nabati yang berasal dari kacang-kacangan -terutama kedelai dan hasil olahannya- sangat dianjurkan sebagai cara mengkonversi berkurangnya waktu tidur seiring bertambahnya porsi waktu belajar mendekati pelaksanaan ujian. Sebagaimana diketahui tidur merupakan proses perbaikan sel-sel tubuh yang rusak dan kinerja pertahanan tubuh terhadap penyakit, berkurangnya waktu tidur dikuatirkan akan mengganggu proses ini yang bila berlarut-larut dapat menurunkan kualitas kesehatan.

Asupan protein ekstra tidak dapat menggantikan fungsi tidur namun diharapkan dapat meminimalkan pengaruh negatif akibat kurangnya waktu tidur dalam jangka panjang. Madu juga dianjurkan untuk dikonsumsi karena kandungan antiseptik, antibiotik, vitamin dan enzim lengkapnya merupakan faktor pertumbuhan yang dapat merangsang perbaikan sel-sel tubuh (Suseno Ridwan, 2008).

Pemberian sayuran dan buah-buahan pun tidak boleh dilupakan , terutama komoditas yang banyak mengandung vitamin B Kompleks, A, dan C. Vitamin B Kompleks diperlukan untuk mengoptimalkan pembentukan dan pemanfaatan energi serta meningkatkan kualitas darah sebagai penyalur oksigen ke otak hingga anak tidak mudah lelah. Kacang merah ditengarai memiliki kandungan B Kompleks yang tinggi. Selanjutnya karena anak-anak akan sangat banyak membaca selama proses menghadapi UN ini, pemberian buah berwarna jingga dan sayuran hijau tua sebagai sumber vitamin A harus dilakukan untuk menjaga kesehatan matanya. Lalu jeruk, pir, dan buah lain yang mengandung rasa asam sangat dianjurkan sebagai suplai vitamin C yang diyakini dapat mempertinggi daya tahan tubuh terhadap penyakit maupun stress.

2.Konseling Internal Kekeluargaan

Kesabaran sebagai inti kecerdasan emosional dapat dipupuk dalam diri anak melalui proses konseling internal keluarga. Di sini orangtua, khususnya ayah/ibu yang memiliki lebih banyak waktu di rumah, merupakan motivator utama. Ada tiga peran yang harus dijalankan sama baiknya oleh orangtua berkaitan dengan hal ini; yaitu sebagai sahabat, pembimbing keagamaan, dan manajer pribadi anak.

Sebagai sahabat, orangtua harus senantiasa mendukung dan membesarkan hati anak serta mampu menjadi tempat curahan hati saat dia mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan, misalnya kesulitan menerima pelajaran tertentu, secara terbuka tanpa takut dihakimi. Selain anak, orangtua pun perlu menempa kesabaran dalam menjalankan peran ini agar tercipta interaksi dialogis yang positif.

Selanjutnya sebagai pembimbing keagamaan, orangtua dapat merekomendasikan jenis ibadah yang memang berfungsi untuk melatih kesabaran, misalnya puasa sunah Senin dan Kamis. Dampingi anak saat sahur dan berbuka untuk menunjukkan dukungan. Kesunyian di waktu sahur dapat memberikan efek menentramkan jiwa hingga merangsang otaknya untuk bekerja maksimal tanpa tekanan. Sementara kegembiraan menanti saat berbuka dan sesudahnya dapat membangkitkan energi baru yang memulihkan keletihan setelah aktifitas belajar seharian. Kondisi berpuasa juga akan membuatnya lebih fokus hingga memudahkan proses penyerapan materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah.

Page 7: Membimbing Anak Siaga Bencana.docx

Libatkan pula saudara-saudaranya, yang mungkin juga sama-sama tengah bersiap menghadapi ujian akhir pada level kelas yang berbeda, untuk menjadi pendukung spiritual satu sama lain. Fasilitasi kegiatan tadarus atau mengaji Al Qur’an sekeluarga minimal satu minggu sekali dan lakukan doa bersama sesudahnya untuk memohonkan hasil terbaik bagi ikhtiar seluruh anggota keluarga. Hal ini akan mencegah stress yang berlebihan dan memunculkan optimisme.

Selanjutnya, sebagai manajer pribadi anak, orangtua harus pandai-pandai menciptakan kesempatan untuk memberikan gambaran serealistis mungkin pada anak seputar ujian yang akan dihadapinya. Secara santai mulailah memberikan masukan tentang berbagai alternatif melanjutkan pendidikan paska kelulusan nanti. Prosedur seleksi yang harus ditempuh, akreditasi mutulembaga pendidikan yang bersangkutan, dan prospek profesi para lulusannya beberapa tahun mendatang. Barangkali anak sudah mempunyai pilihan sendiri, maka diskusikanlah secara nyaman antara pilihan anak dan rekomendasi orangtua. Keputusan tentu saja berada di tangan anak karena dialah yang akan menjalaninya. Selama dia bertanggungjawab dan berkomitmen menjadi yang terbaik dalam bidang yang dipilihnya sendiri, tugas orangtua adalah mendukung sepenuhnya.

Lantas, meski kurang menyenangkan, berikan gambaran apa saja yang bisa dilakukan anak bila nanti ternyata dia tidak lulus. Program ujian persamaan dari level SD sampai SMA, yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun lembaga pendidikan swasta, adalah alternatif terbaik bagi anak untuk memperoleh ijasah guna melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi baik pada tahun ini atau pada tahun ajaran mendatang. Selama menunggu ijasah persamaan, anak dapat mengikuti bimbingan belajar pada lembaga tertentu atau belajar mandiri di rumah. Tekankan pada anak, bukanlah aib untuk memulai sedikit lebih lambat dibanding teman-teman seangkatannya dan dia bisa membayar ketertinggalan itu dengan prestasi akademik yang jauh lebih bagus kelak.

Berikan pula kesempatan bagi anak untuk melakukan kegiatan rekreatif, membaca komik atau main game kesukaannya, sebagai penyegar di tengah jadwal belajarnya yang padat sebagai penyeimbang. Olahraga ringan juga selayaknya dipertahankan untuk menjaga kebugaran tubuh.

Dengan begitu, secara lahir-batin, anak disiapkan untuk berjuang maksimal dan menerima apapun hasilnya nanti dengan penuh kesadaran. Tanpa corat-coret seragam dan konvoi yang memacetkan jalanan di saat lulus dan tanpa usaha bunuh diri yang konyol di saat tidak lulus.

Tips Menghadapi Ujian Nasional“Ujian Nasional” kata-kata ini menjadi suatu momok yang menakutkan bagi banyak pihak, baik dari pemerintah, guru, orang tua dan tentu saja bagi siswa itu sendiri yang akan menjalani tes Ujian Nasional. Maksud dan tujuan Ujian Nasional adalah untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dibidang kognitif siswa selama belajar dengan standar nasional.

Menjelang Ujian Nasional, berbagai persiapan harus dilakukan oleh para siswa kelas akhir dari berbagai tingkatan mulai tingkat SD/MI ( Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah ), SLTP/MTs ( Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Madrasah Tsanawiyah ) dan juga

Page 8: Membimbing Anak Siaga Bencana.docx

SLTA / MA ( Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan Madrasah Aliyah ). Persiapan yang harus dilakukan mulai mental, kesehatan dan kemampuan otak agar dalam pelaksanaan Ujian Nasional nanti bisa berhasil secara maksimal sesuai dengan diharapkan.

Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit memberikan Tips Menghadapi Ujian Nasional. Dengan harapan teman-teman mampu menghadapi ujian nasional dengan hasil terbaik.

Berikut sedikit Tips Menghadapi Ujian Nasional

1. Persiapan Awal yang Matang

Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.

2. Tetap Tenang dan percaya diri

Yakinkan pada diri kamu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik. Karena percaya diri merupakan poin penting dari salah satu kesiapan dalam ujian nasional. Tanpa adanya kepercayaan diri terkadang otak kita bisa blank hilang konsentrasi. Caranya bisa dengan duduk yang tenang, santai, rileks.

3. Baca, Cermati lalu Pahami baru mengerjakan soal

Tips Menghadapi Ujian Nasional yang ini sangat penting, Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.

4. Hati-hari dalam mengisi Lembar Jawaban Komputer (LJK)

Dalam mengisi Lembar Jawab Komputer (LJK) sebaiknya hati-hati, jangan sampai basah, terlipat dan selalu menjaga LJK dari minyak, jika hal ini terjadi yang ditakutkan adalah tidak mesin scanner tidak dapat mendeteksi jawaban anda. Tentunya hal ini sangat fatal.

5. Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.

Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca.

Page 9: Membimbing Anak Siaga Bencana.docx

Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.

6. Awali dan Akhiri dengan berdoa

Sebelum kita mulai mengerjakan dan sesudah mengerjakan jangan lupa berdoa kepada Tuhan agar diberikan hasil yang baik. Kita hanya bisa berusaha, Tuhan yang menentukan. Tuhan senantiasa akan melihat kesungguhan usaha kita. Tuhan pun akan melihat kesungguhan hambaNya untuk melakukan suatu usaha jika hambaNya mengiringi usahanya tersebut dengan berdoa.

Jika Anda berhasil lulus Ujian, Selamat! Jika tidak sesuai apa yang Anda harapkan, Ingat bahwa ini bukanlah akhir dari hidup Anda.  Jika ada kesempatan mengulang, tingkatkan usaha dan kemampuan Anda!

Mudah-mudahan tips menghadapi ujian nasional diatas bermanfaat. Semoga sukses…..

Read more: Tips Menghadapi Ujian Nasional

ahapan dalam Persiapan menghadapi UNBagaimana tahapan dalam persiapan menghadapi UN? Secara umum, dapat disebutkan 4 tahapan dalam persiapan menghadapi UN, yaitu:  1) Mempelajari kembali materi pelajaran yang akan diujikan. Materi pelajaran yang akan diujikan dapat dilihat dari Kisi-kisi UN 2012. Tidak semua materi pelajaran yang selama ini dipelajari dikelas akan ditanyakan di dalam UN. Pastikan bahwa semua materi pelajaran yang disebutkan dalam kisi-kisi sudah dipelajari oleh anak. 2) Tahap selanjutnya setelah anak mempelajari materi pelajaran sesuai kisi-kisi, adalah melakukan latihan atau try out, yaitu mengerjakan soal-soal yang sudah disusun sesuai dengan kisi-kisi. Contoh soal-soal yang sudah disusun sesuai dengan kisi-kisi antara lain ada di buku ini http://www.erlanggashop.com/buku/buku-soal-un-2012/465). Hati-hati ketika memilih buku-buku persiapan UN. Tidak semua buku yang berlabel UN 2012 sudah disusun sesuai kisi-kisi UN 2012. Jika perlu, ketika ke toko buku, bawa serta dokumen kisi-kisi UN 2012 untuk memastikan bahwa buku yang akan dibeli sudah sesuai kisi-kisi UN 2012. Karena Kisi-kisi UN 2012 dikeluarkan bulan Desember 2012, sudah pasti buku-buku yang terbit sebelum Desember 2012 tidak sesuai kisi-kisi tersebut. Berdasarkan latihan atau try out tersebut, maka orang tua (dan guru) dapat memetakan di mana kelemahan anak/siswa.  Bisa jadi anak sudah mahir mengerjakan soal-soal matematika tentang pecahan, tetapi belum mahir dalam soal matematika tentang bangun ruang. Inilah yang akan dilakukan pada tahapan selanjutnya. 3) berdasarkan pemetaan kemampuan siswa pada tahap 2 di atas, maka orang tua perlu memberikan penekanan khusus terhadap materi pelajaran yang di mana siswa masih lemah; baik dengan mengulang materi pelajaran atau pun dengan memberikan contoh-contoh soal yang sesuai. 4) tahapan ke-4 sebenarnya merupakan pengulangan dari tahapan ke-2, untuk memastikan bahwa pada soal-soal yang di tahap-2 siswa masih lemah, ketika melakukan try out kembali, siswa sudah mengalami kemajuan.

Page 10: Membimbing Anak Siaga Bencana.docx

Yang perlu dilakukan oleh orang tua dalam keempat tahapan persiapan ujian tersebut adalah melakukan pencatatan-pencatatan hasil latihan atau try out dengan baik supaya pemetaan kemampuan anak benar-benar dapat disimpulkan dengan tepat. Kegiatan latihan atau try out sebaiknya dilakukan secara terjadwal sehingga target yang hendak dicapai dapat diraih tepat waktu.

MEMPERSIAPKAN MENTAL ANAK DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR

Ujian akhir sudah tinggal beberapa bulan lagi.. tetapi kadang kita dipusingkan dengan kondisi anak yang terlihat santai, bahkan tak pernah terlihat memiliki semangat belajar terutama untuk anak-anak usia sekolah dasar yang sama sekali belum pernah merasakan seperti apa ujian akhir itu.Tidak jarang pula orang tua malah semakin sibuk mencari tempat-tempat bimbel tanpa mengkomunikasikan dan melihat kondisi anak yang sebenarnya.Orang tua sering kali memaksakan diri demi mendapatkan poin plus memasukan anak-anaknya ke tempat-tempat bimbingan tanpa mempertimbangkan apakah si anak mampu atau tidak, suka atau tidak, nyaman atau tidak dan sebagainya.

Sebaiknya ada beberapa hal yang perlu orang tua perhatikan diantaranya adalah :

> Hindari anak belajar dalam kondisi stressmemaksa anak untuk belajar sementara anak sedang “tidak ingin belajar” akan mengakibatkan anak dalam kondisi tertekan yang akhirnya mereka “terpaksa”belajar menuruti perintah orang tua hanya untuk menyelamatkan hidup.. dalam beberapa kasus selalu muncul kalimat “Daripada dimarahin terus, ya sudahlah belajar”

> Belajar dengan mellibatkan emosi penuhMengetahui keadaan emosi anak sangat penting untuk para orang tua, karena orang tua akan mengetahui apakah pada saat anak disuruh belajar mungkin kondisinya sedang marah, sedih atau bahkan      sedang gembira.. memahami emosi anak akan lebih mudah membimbingnya dan mengambil keputusan          kapan sebetulnya saat yang tepat untuk menyuruh anak untuk belajar.

> Informasi yang diberikan kepada anak adalah gembiraBerikan pengertian tentang apa itu ujian akhir kepada anak dengan tidak melebih-lebihkan menakuti atau dengan memberikan sanksi yang berlebihan tentang ujian akhir.

Pada dasarnya kemampuan anak dalam belajar dan cara belajar yang membuat anak konsentrasi pelajaran terbagi tiga .

Kemampuan belajar  AudioYaitu dimana saat anak belajar terbiasa dengan cara dijelaskan, melalui cerita, dalam hal ini peran guru dan orang tua sangat dominan. 80 % anak -anak terbiasa belajar dengan cara seperti in dan cenderung menjadi anak yang pasif.

Page 11: Membimbing Anak Siaga Bencana.docx

Kemampuan belajar secara VisualAnak dengan kebiasaan seperti ini belajarnya cenderung melalui apa yang dilihatnya, mengingat pelajaran dengan menggunakan media warna seperti anak mudah mengingat ketika membaca salah satu pelajaran dimana sebagian hurufnya menggunakan warna merah, biru, dan yang lainnya, atau mengingat melalui bentuk gambar.

Kemapuan belajar secara kinestetikBiasanya anak seperti ini dalam menyerap pelajaran selalu membutuhkan konsentrasi yang tidak biasanya, semua anggota tubuh berperan seperti dia akan bisa memahami pelajaran sambil menggerak-gerakn kaki, mengetuk-ngetukan pensil diatas meja, atau mungkin sambil mendengarkan musik. Anak yang memiliki kebiasaan seperti ini akan lebih sulit mengerjakan soal-soal karena untuk menumpahkan  ingatan pelajaran dalam pikiran yang sudah diserapnya anak butuh media sesuai kebiassaannya.

Perkembangan Anak Sebagai orang tua seharusnya selalu memperhatikan kebiasaan anak. Ada beberapa hal mengapa anak menjadi malas untuk belajar.- Apa yang membuat anak menjadi mood untuk belajar.mencari tahu kebiasaan anak saat anak benar-benar semangat dalam belajar, hal ini memudahkan orang tua untuk meminta anak serius belajar.

- Jelaskan konsekuensi, sebab akibat ketika anak malas belajar dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna oleh si anak.

Strategi Mengahadapi UN1. Mendo’akan dan memberi semangat2. Selalu berkomunikasi dengan pihak sekolah mengenai kondisi belajar anak3. Memahami POS (Procedur Operational Standard) Standar Ujian4. Kontrol dan bantu anak-anak untuk menata waktu mereka membagi waktu 24 jam menjadi 5 prioritas> Prioritas pertama waktu untuk diri sendiri> Prioritas kedua waktu untuk teman> Prioritas ketiga waktu untuk keluarga> Prioritas keempat waktu untuk masa depan (dalam hal ini belajar)> Prioritas kelima waktu untuk yang memberi kehidupan (shalat 5 waktu, menjadi prioritas ke 5 karena waktunya sudah diketahui dan tidak berubah)

Persiapan Anak.Mempersiapkan anak tidak melulu dengan menyuruhnya belajar tetapi juga mempersiapkan dalam segala hal seperti1. Persiapan fisikDengan istirahat dan olahraga yang teratur, waktu tidur yang cukup.2. Persiapan mental.

Page 12: Membimbing Anak Siaga Bencana.docx

Mempersiapkan anak dalam segi psikologi, tidak memarahi anak dengan melakukan kekerasan fisik maupun secara oral dengan makian atau kata-kata yang menyakiti hati anak.3. Pencarian InformasiBerusaha semaksimal mungkin mendapatkan informasi tentang soal-soal ujian, baik berupa kisi-kisi mendapatkan latihan soal ujian yang diberikan guru.

Perasaan cemas dalam menghadapi ujian itu wajar, tetapi orang tua juga harus pandai mengarahkan perasaan cemas itu menjadi perasaan cemas yang positif, karena hampir semua anak yang menghadapi ujian memiliki kekhawatiran akan takut gagal ujian. Sebenarnya tidak ada kegagalan dalam ujian, yang ada adalah kegagalan dalam belajar.

Bagaimanapun setiap orang tua selalu menginginkan anaknya mendapatkan nilai ujian yang baik, jadi untuk mewujudkan semua itu tidak perlu semuanya dibebani kepada anak, tetapi kita sebagai orang tua harus berusaha pula semaksimal mungkin menjadi orang tua yang baik yang bijaksana dalam menyikapi karakter anak.