membangun ketahanan terhadap bencana alam dan teknologi

6
Membangun Ketahanan terhadap Bencana Alam dan Teknologi Gambaran latar belankang Bencana berdampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Dampak tersebut dapat dikurangi dengan mengurangi eksposur dan mengadopsi strategi baru untuk meningkatkan ketahanan. Walaupun pengalaman akibat bencana memberikan pelajaran berharga, pedoman yang lebih efektif dalam membangun ketahanan dapat didasarkan pada pengawasan risiko yang ilmiah, sistematis, dan terukur. Terlepas dari penyebabnya, strategi atas dasar ini sangat umum diterapkan untuk penanggulangan bencana dan dapat menjadi investasi penting. Penting bagi pemerintah untuk membangun strategi ketahanan nasional serta kerjasama internasional dan rencana bantuan pembangunan. BENCANA Bencana alam meliputi peristiwa-peristiwa seperti gempa bumi, tanah longsor, badai, banjir, angin topan, letusan gunung berapi, dan pandemi penyakit. Sedangkan, bencana teknologi mencakup kerusakan yang tidak disengaja maupun akibat ulah manusia atas infrastruktur penting masyarakat seperti bendungan dan tanggul, sistem energi, dan jaringan informasi. Bencana-bencana sering diperparah dengan efek beruntun (misalnya, kegagalan reaktor nuklir-gempa-tsunami Jepang Timur). Dalam pernyataan ini, kita akan menggunakan istilah "bencana" untuk semua kasus-kasus tersebut. Sementara beberapa bencana (seperti kekeringan, epidemi, atau dataran tenggelam) dapat berkembang secara bertahap, di sini kita fokus pada bencana yang terjadi dalam skala waktu pendek. Waktu terjadinya bencana sebagian besar tidak dapat diprediksi dengan tepat. Namun, studi ilmiah yang cermat, pemodelan, dan pemantauan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bahaya dan eksposur sebuah bencana, dan seringkali dapat memberikan

Upload: masykuraliy

Post on 29-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tekhnologi

TRANSCRIPT

Page 1: Membangun Ketahanan Terhadap Bencana Alam Dan Teknologi

Membangun Ketahanan terhadap Bencana Alam dan Teknologi

Gambaran latar belankang

Bencana berdampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Dampak tersebut dapat dikurangi dengan mengurangi eksposur dan mengadopsi strategi baru untuk meningkatkan ketahanan. Walaupun pengalaman akibat bencana memberikan pelajaran berharga, pedoman yang lebih efektif dalam membangun ketahanan dapat didasarkan pada pengawasan risiko yang ilmiah, sistematis, dan terukur. Terlepas dari penyebabnya, strategi atas dasar ini sangat umum diterapkan untuk penanggulangan bencana dan dapat menjadi investasi penting. Penting bagi pemerintah untuk membangun strategi ketahanan nasional serta kerjasama internasional dan rencana bantuan pembangunan.

BENCANA

Bencana alam meliputi peristiwa-peristiwa seperti gempa bumi, tanah longsor, badai, banjir, angin topan, letusan gunung berapi, dan pandemi penyakit. Sedangkan, bencana teknologi mencakup kerusakan yang tidak disengaja maupun akibat ulah manusia atas infrastruktur penting masyarakat seperti bendungan dan tanggul, sistem energi, dan jaringan informasi.

Bencana-bencana sering diperparah dengan efek beruntun (misalnya, kegagalan reaktor nuklir-gempa-tsunami Jepang Timur). Dalam pernyataan ini, kita akan menggunakan istilah "bencana" untuk semua kasus-kasus tersebut. Sementara beberapa bencana (seperti kekeringan, epidemi, atau dataran tenggelam) dapat berkembang secara bertahap, di sini kita fokus pada bencana yang terjadi dalam skala waktu pendek.

Waktu terjadinya bencana sebagian besar tidak dapat diprediksi dengan tepat. Namun, studi ilmiah yang cermat, pemodelan, dan pemantauan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bahaya dan eksposur sebuah bencana, dan seringkali dapat memberikan peringatan dini yang berharga. Bahkan untuk peristiwa seperti gempa bumi dan tsunami, peringatan yang hanya beberapa menit saja dapat menyelamatkan banyak nyawa. Penting untuk menguji kembali risiko eksposur secara berkala. Misalnya, peristiwa cuaca ekstrim (badai, gelombang panas, kebakaran hutan) dapat menjadi lebih sering dan intens sebagai akibat dari perubahan iklim dan perubahan alam lainnya, data geofisika serta data lain dapat mengungkapan adanya bahaya yang sebelumnya belum diketahui.

AKIBAT BENCANA

Kerugian dan biaya yang ditimbulkan akibat bencana telah meningkat. Untuk pertama kalinya, kerugian tahunan global akibat bencana melebihi $200 milyar pada tahun 2005, 2008, dan 2011. Disisi lain, korban jiwa akibat bencana tidak dapat dipastikan - namun jauh lebih rendah di negara-negara maju, yang menunjukkan nilai ukur ketahanannya terhadap bencana.

Page 2: Membangun Ketahanan Terhadap Bencana Alam Dan Teknologi

Meningkatnya kerugian akibat bencana sebagian dikarenakan oleh pertumbuhan penduduk dan infrastruktur yang terus-menerus di lokasi yang rentan, infrastruktur yang rusak atau tua, serta penangguhan pengaturan kelembagaan dan investasi yang diperlukan dalam sistem peringatan dini dan pelindung. Kenaikan tingkat permukaan laut dan perubahan iklim di masa depan mungkin juga meningkatkan risiko dan dampak dari bencana. Dalam banyak kasus, sistem alam seperti hutan bakau pesisir yang menjadi penyangga bencana (banjir) telah terdegradasi. Masyarakat semakin bergantung pada infrastruktur-infrastruktur yang memasok energi, makanan, perawatan kesehatan, informasi, transportasi, dan keuangan. Kerusakan salahsatu infrastruktur tersebut dapat mempengaruhi banyak layanan/infrastruktur lainnya.

Dalam banyak kasus, menanggulangi bencana dapat melampaui kemampuan sebuah negara, sehingga beberapa negara mungkin akan terkena dampaknya.

KETAHANAN TERHADAP BENCANA

Ketahanan dapat didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu sistem dan komponen untuk mengantisipasi, menyerap, menyesuaikan atau pulih dari pengaruh bencana besar dalam waktu yang tepat dan efisien. Kemampuan untuk bertahan harus dikembangkan di lembaga-lembaga pada semua tingkat dan sektor masyarakat. Dalam banyak kasus, ketahanan yang kuat memiliki beberapa keuntungan: membantu memitigasi kematian langsung, cedera, dan kerugian ekonomi dari keadaan darurat yang relatif sering terjadi, sambil membangun ketahanan terhadap bencana di masa depan. Unsur-unsur dalam membangun ketahanan meliputi:

Penilaian sistematis dan pemantauan risiko bencana, penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman tentang penyebab yang mendasari sebuah bencana, sistem peringatan dini yang baik, dan kesadaran risiko masyarakat dan semua level pemerintah.

Pembentukan budaya dan insentif yang menuntun kepada penerimaan tanggung jawab oleh masyarakat, melibatkan sektor swasta dan organisasi sipil, perencanaan dan kerja sama dalam persiapan, respon, dan pemulihan.

Perencanaan jangka panjang, investasi, dan pemberlakuan mitigasi atau tindakan pencegahan, seperti penggunaan lahan atau penetapan wilayah serta aturan pendirian bangunan.

Kerjasama internasional dalam perencanaan lanjutan dan respon cepat, serta penelitian dan evaluasi terhadap faktor risiko.

KOMPONEN MEMBANGUN KETAHANAN

Kegiatan penting sedang berlangsung dalam masyarakat internasional, khususnya dalam Global Platform for Disaster Risk Reduction dan Hyogo Framework for Action ke-10, yang telah diadopsi oleh 168 negara pada tahun 2005. Pada 2010, ICSU (the International Council for Science) telah meluncurkan sebuah program 10-tahunan yaitu Integrated Research on Disaster Risk. The UN International Strategy for Disaster Reduction saat ini sedang membicarakan

Page 3: Membangun Ketahanan Terhadap Bencana Alam Dan Teknologi

sebuah kerangka kerja pasca-2015. Upaya tersebut menghasilkan berbagai hasil yang berharga dan rekomendasi yang layak mendapatkan perhatian serta implementasi berkelanjutan.

Penerapan suatu pendekatan sistem dan pengidentifikasian solusi multi-dimensi merupakan elemen kunci untuk membangun ketahanan. Kami menyarankan agar perhatian khusus harus ditujukan pada lima dimensi, dan meminta pemerintah untuk melibatkan komunitas ilmiah nasional dan internasional dalam upaya tersebut, yaitu:

1. Pengawasan Risiko Berulang dan Peningkatan Kapasitas untuk Penilaian Rutin. Sulit untuk dapat mengantisipasi bencana yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Setiap kawasan, negara-negara, dan masyarakat internasional harus mengembangkan strategi secara berkala untuk mengidentifikasi dan menilai risiko bencana yang mereka hadapi dan mengurangi eksposur. Dalam hal ini, pengawasan secara berkelanjutan sangatlah penting.

2. Peningkatan Sistem Kesehatan Masyarakat. Bahkan ketika suatu peristiwa tidak berhubungan dengan kesehatan masyarakat, gangguan sosial yang besar dapat dengan cepat menyebabkan bahaya termasuk bahaya epidemi. Sistem kesehatan masyarakat harus diperkuat dan didukung, baik untuk menghindari bencana maupun untuk merespon ketika terjadi bencana. Kemampuan untuk menanggapi bahaya kesehatan dari sebuah bencana, terutama untuk masyarakat yang rentan terhadap bencana, harus menjadi bagian integral dari (dan insentif tambahan untuk) membangun sistem kesehatan masyarakat yang kuat. Pertimbangan yang sama berlaku untuk sistem kesehatan bagi pertanian dan ternak, dengan dampak besar terhadap ketahanan pangan dan ekonomi. Pemerintah harus secara teratur menilai kecukupan kesiapan kesehatan publik secara regional, nasional dan internasional.

3. Aplikasi Teknologi Informasi Canggih (TI). Teknologi Informasi, termasuk geospasial, sangatlah penting digunakan baik untuk memantau, mengidentifikasi serta memperingatkan akan terjadinya sebuah bencana. Penting juga digunakan untuk menguji lokasi, sifat dan tingkat kerusakan, jumlah kematian dan korban serta mengirimkan, mengkoordinasikan dan mengalokasikan upaya bantuan. Negara harus mengukur keuntungan potensial dari sebuah sistem TI yang didedikasikan untuk tanggap darurat dibandingkan dengan sistem yang mempunyai peran ganda. Latihan sistematis (latihan tanggap darurat) yang melibatkan semua lapisan masyarakat maupun keterlibatan aktif masyarakat dalam program-program dan pendidikan, merupakan dua hal yang sangat penting untuk penggunaan sistem ini secara efektif.

4. Perencanaan, Rekayasa dan Implementasi Standar Menurunkan Kerentanan.

Kerugian akibat bencana secara signifikan dapat dikurangi dengan meningkatkan standar bangunan, jalan, sistem listrik, sistem air, dan infrastruktur lain, serta tata ruang yang baik untuk menurunkan kerentanan terhadap bencana. Selain perencanaan, perlindungan terhadap penduduk, infrastruktur modern, situs warisan budaya dan alam juga dibutuhkan, karena kerusakan yang diakibatkan oleh bencana terhadap hal tersebut bersifat permanen. Penelitian

Page 4: Membangun Ketahanan Terhadap Bencana Alam Dan Teknologi

yang berkelanjutan mengenai sebuah rancangan, rekayasa dan material yang inovatif serta penyebarluasan informasi mengenai teknik dan material yang ada dalam hal penanggulangan bencana sangatlah penting. Seharusnya, pemerintah mampu memberlakukan standar tersebut.

5. Integrasi Kemampuan Ketahanan menjadi Program Bantuan Pembangunan.

Program bantuan pembangunan dapat membantu berbagai negara meningkatkan kemampuan ketahanan mereka sendiri, baik di tingkat lokal dan nasional. Untuk itu, bantuan harus menjangkau korban yang paling membutuhkan sehingga kerentanan pada masa mendatang akan berkurang. Keterlibatan dan pendidikan masyarakat dalam mengambil pelajaran dari bencana yang telah lalu, serta kemampuan untuk mengkomunikasikan informasi sangat penting bagi penduduk dan daerah yang rentan terkena bencana. Bantuan pembangunan, bahkan dalam situasi krisis, harus melibatkan lembaga dan individu-individu dari negara yang mengalami bencana, agar dapat membangun kapasitas serta pengalaman lokal.

Akademi ilmu pengetahuan kami berkomitmen untuk bekerjasama dengan lebih dari 100 bidang keilmuan, ilmu rekayasa, kedokteran dan organisasi-organisasi mitra di seluruh dunia untuk meneruskan proses pemahaman yang lebih baik mengenai penyebab bencana, berupaya untuk membentuk masyarakat yang lebih tangguh, memberikan informasi seluas- luasnya, dan membantu melaksanakan tindakan-tindakan yang diperlukan.***(nugraha/aipi/v/2012)

Penandatangan – Presiden Akademi: