membangun karakter pembelajar pada anak

6
MEMBANGUN KARAKTER PEMBELAJAR PADA ANAK Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan yang dianugrahi akal dan pikiran. Akal dan pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam melakukan suatu tindakan serta mampu membedakan hal-hal yang baik dan buruk. Dari keunggulan yang dimiliki oleh manusiai itulah sehingga manusia mampu untuk menciptakan kebudayaan dan hidup sepanjang sejarah dalam berbagai-bagai kebudayaan yang selalu mengalami perubahan. Istilah “Manusia Pembelajar” terbentuk dari dua kata, yaitu manusia dan pembelajar. Kedua kata tersebut jika berdiri sendiri-sendiri memiliki arti yang berbeda atau jika digabungkan memiliki arti dan makna yang lain. Secara umum pengertian belajar adalah suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku, dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu motivasi, emosional, sikap, dan yang lainnya. Jadi, manusia pembelajar adalah mereka yang mampu memahami akan arti dan hakikat hidupnya. Hal ini dikarenakan pemahaman atas dirinya tersebut merupakan dasar dari segalanya, sebelum ia mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya bahkan pribadinya sendiri, maka pemahaman akan hakikat hidup manusia menjadi sebuah kebutuhan sejati, karena mereka menjadi lebih tahu serta memiliki objektifitas dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki untuk menjadi pribadi yang ideal. Sehingga

Upload: kemal-budi-m

Post on 20-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

karakter pembelajaran yang baik adalah karakter seorang pembelajar. hal ini karena karakater pembelajara adalah penentu dari keberhasilan pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Membangun Karakter Pembelajar Pada Anak

MEMBANGUN KARAKTER PEMBELAJAR PADA ANAK

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan yang dianugrahi akal dan pikiran.

Akal dan pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam melakukan suatu tindakan

serta mampu membedakan hal-hal yang baik dan buruk. Dari keunggulan yang dimiliki oleh

manusiai itulah sehingga manusia mampu untuk menciptakan kebudayaan dan hidup

sepanjang sejarah dalam berbagai-bagai kebudayaan yang selalu mengalami perubahan.

Istilah “Manusia Pembelajar” terbentuk dari dua kata, yaitu manusia dan pembelajar. Kedua

kata tersebut jika berdiri sendiri-sendiri memiliki arti yang berbeda atau jika digabungkan

memiliki arti dan makna yang lain.  Secara umum pengertian belajar adalah suatu proses

yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar

terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil belajar ditunjukan

dengan tingkah laku, dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu motivasi, emosional, sikap,

dan yang lainnya.

Jadi, manusia pembelajar adalah mereka yang mampu memahami akan arti dan

hakikat hidupnya. Hal ini dikarenakan pemahaman atas dirinya tersebut merupakan dasar dari

segalanya, sebelum ia mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya bahkan pribadinya

sendiri, maka pemahaman akan hakikat hidup manusia menjadi sebuah kebutuhan sejati,

karena mereka menjadi lebih tahu serta memiliki objektifitas dalam mengembangkan potensi

yang mereka miliki untuk menjadi pribadi yang ideal. Sehingga dampaknya mereka mampu

berfikir, memahami dan melaksanakan apa yang diinginkannya dengan fokus yang nantinya

akan memberikan manfaat secara positif bagi dirinya sendiri dan orang-orang

disekelilingnya.

Secara psikologis tipe manusia pembelajar ini umumnya mereka memiliki karakter

atau sifat dan sikap yang tidak cepat berputus asa atau pantang menyerah. Hal itu terjadi

karena keinginan untuk belajar yang tumbuh dalam hati tipe manusia ini sangat kuat dan

tidak mudah digoyahkaan. Selain itu, mereka (manusia pembelajar) selalu berusaha untuk

mencapai tujuannya walaupun ada rintangan yang menghalanginya. Contohnya saja seperti

mau belajar tanpa memandang tempat, waktu, bahkan siapa yang mengajar/sekecil apapun

hal yang bisa dipelajarinya. Yang ia tahu hanyalah ia harus terus belajar agar menjadi

manusia yang ideal. Jadi, tidak mengherankan jika tipe manusia pembelajar ini memiliki

pandangan akan kehidupan dan tujuan hidup yang ingin dicapainya. Oleh karena itu

keberadaan manusia sebagai pencipta kebudayaan seperti mengembangkan diri menjadi

Page 2: Membangun Karakter Pembelajar Pada Anak

manusia pembelajar tak terlepas dari kemampuan atau daya yang dimiliki seperti akal,

intelegensia dan intuisi, perasaan dan emosi, kemauan, fantasi, dan perilaku.

Demikian juga yang terjadi pada sosok manusia pembelajar, bukan tidak beralasan

mengapa ia (manusia pembelajar) melakukan kegiatan belajar. Alasan itulah yang

menuntunnya agar sampai pada tujuannya. Tujuan yang ingin dicapai oleh manusia

pembelajar cukup bervariasi, setiap tujuan yang ingin dicapai oleh manusia pembelajar

terselip unsur kepentingan atau bisa kita sebut manfaat yang akan diperoleh jika tujuan

tersebut tercapai dengan baik. Pada umumnya tujuan yang ingin dicapai oleh manusia

pembelajar ialah memperoleh manfaat. Manfaat yang diperoleh adalah pengembangan &

perbaikan diri, menambah ilmu, wawasan, dan informasi, tuntutan profesi (pekerjaan),

kepuasan batin (kebutuhan), rasa ingin tahu dan mencoba-coba, meningkatkan

Practice/image, mengikuti perkembangan peradaban.

Kebiasaan dan cara belajar manusia berbeda-beda. Semuanya berpulang pada cara

pandang/pola pikir bahkan kecerdasan intelektuan/potensi/bakat yang dimilikinya. Teori

kecerdasan pada manusia telah menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan kebiasaan

dan cara belajar itu. Tak heran kebiasaan belajar yang dilakukan berkaitan dengan cara

belajar yang dipilih oleh individu tersebut. Kebiasaan dan cara belajar yang dipilih haruslah

membuat manusia pembelajar merasa nyaman. Perasaan nyaman akan memberikan suasana

belajar menjadi menyenangkan sehingga akan membuahkan hasil yang positif.

Howard Gardner mengidentifikasi ada 8 delapan macam kecerdasan manusia dalam

memahami dunia nyata, kemudian di tambahkan lagi dengan pakar lain sehingga menjadi 10

kecerdasan yaitu verbal, logika, visual, gerak tubuh, musikal, interpersonal, intrapersonal,

naturalis, spiritual, dan eksistensial. Segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk

mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal dipengaruhi oleh niat. Jika niat yang ada

dalam diri seseorang tidak kuat, maka hal itu secara sadar ataupun tidak sadar akan

mempengaruhi usaha yang dilakukannya (manusia) dalam proses pencapaian tujuan yang di

inginkannya. Niat kerap kali diartikan sebagai kemauan/keinginan hati. Tak heran jika niat itu

pada umumnya cukup berpengaruh pada kondisi batin terkecil (hati nurani) seseorang.

Walaupun keberadaan niat itu dipengaruhi oleh hati nurani manusia tetapi kondisi sekitar

(lingkungan sekolah, masyarakat, keluarga, dll ) juga cukup mempengaruhi kuatnya niat yang

ada dalam diri seseorang. Artinya, niat bisa saja dalam sekejap menjadi sangat kuat,

kemudian usaha yang dilakukan dalam proses pencapaian tujuan menjadi maksimal, ataupun

sebaliknya. Hal itu tentu saja berimbang dengan kondisi manusia sebagai pelaku usaha dalam

pencapaian tujuan yang diinginkannya. Kondisi yang dimaksud seperti kesehatan fisik atau

Page 3: Membangun Karakter Pembelajar Pada Anak

keadaan batin manusia yang berbeda setiap waktu. Ada dua faktor pendorong kuatnya niat

yaitu faktor internal yang mendorong kuatnya niat seseorang khususya dalam belajar

merupakan faktor pendorong yang bersumber dari dalam (intern) diri manusia itu sendiri. Hal

tersebut dikarenakan manusia dibekali akal dan pikiran oleh tuhan untuk berpikir dan

melakukan hal-hal lainnya yang baik dan berguna baginya ataupun lingkungannya. Jauh di

dalam lubuk hati setiap manusia ada hal yang tidak bisa berbohong atau dibohongi namun

hanya manusia itu sendirilah yang mengetahuinya, yakni, hati nurani/hati kecil. Seburuk-

buruknya manusia, pasti ada sisi baik lain yang dimilikinya walaupun hanya sebuah

niat/keinginan dalam dirinya yang tak terungkap atau tak ada Satu orangpun yang tahu. Jika

niat yang terdapat pada diri manusia dalam belajar sangat kuat, maka hal lainnya (eksternal)

akan berfungsi sebagai faktor pendukung keberhasilan manusia itu dalam belajar. Oleh sebab

itu keberadaan niat dalam diri seseorang akan semakin kuat jika didukung oleh

lingkungannya. Dukungan yang kuat akan menambah kamauan bahkan semangat juang yang

tinggi dalam melakukan sesuatu seperti proses pembelajaran yang dijalaninya.

Selain faktor internal, faktor eksternal juga cukup mendorong kuatnya niat seseorang

khususya dalam belajar sudah sedikit disinggung pada pembahasan di atas. Faktor pendorong

eksternal ini merupakan dorongan yang bersumber dari luar diri manusia. Contohnya seperti

lingkungan sekolah, masyarakat, keluarga, dll. Lingkungan tersebut (eksternal) juga cukup

mempengaruhi kuatnya niat yang ada dalam diri seseorang. Artinya, niat bisa saja dalam

sekejap menjadi sangat kuat, kemudian usaha yang dilakukan dalam proses pencapaian tujuan

menjadi maksimal. Terkadang ada sebagian orang yang membutuhkan rangsangan dari luar

dahulu (dukungan ekternal) untuk memicu kuatnya niat internal atau sebaliknya. Pada

hakikatnya semua itu berpulang kembali pada individu tersebut, karena cara pandang, pola

pikir, jenis kepentingan, masalah, bahkan kehidupan setiap orang berbeda-beda.

Begitupulalah yang terjadi pada tipe manusia pembelajar. Ada sejuta alasan dibalik

kehidupan yang dinginkannya. Jadi, sangatlah penting bagi kita semua (tidak memandang

gender, umur dan keadaan apapun) untuk menjadi manusia pembelajar. Yang harus kita

sadari dan kita lihat dengan positif adalah jangan pernah menjadi manusia yang puas dengan

apa yang Anda miliki. Teruslah berusaha menggali, mengasah, hingga mengembangan

pribadi Anda (wawasan, pengalaman, mental, ilmu, sikap, dsb.) untuk menuju pribadi yang

lebih ideal. Walaupun pengorbanan akan menjadi taruhannya tetapi manusia pembelajar

meyakini bahwa akan ada konsekuensi baik yang pasti akan diterima kelak.